You are on page 1of 42

Tatalaksana Covid-19

Fathiyah Isbaniah
Erlina Burhan
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
April 2021
Definisi Kasus

Suspek Probable

Konfirmasi Kontak Erat

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Kasus Suspek
Kriteria A
Memenuhi > 1 kriteria klinis DAN > 1 kriteria epidemiologis

Kriteria Klinis
• Demam akut (≥ 380C)/riwayat demam DAN batuk;
ATAU
• > 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut: demam/riwayat demam, batuk, kelelahan (fatigue),
sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/ pilek/ hidung tersumbat, sesak nafas,
anoreksia/mual/muntah, diare, penurunan kesadaran

Kriteria Epidemiologis; dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala


• Riwayat tinggal atau bekerja di tempat berisiko tinggi penularan
ATAU
• Riwayat tinggal atau bepergian di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal
ATAU
• Bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, baik melakukan pelayanan medis, dan non-medis,
serta petugas yang melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan kasus dan kontak

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Kasus Suspek

Kriteria B Kriteria C

• Seseorang dengan ISPA • Seseorang yang


Berat • Asimtomatik
• Tidak memenuhi
kriteria epidemiologis
• Rapid antigen SARS-
CoV-2 (+)
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Kasus Probable
Salah satu dari:

Kriteria A Kriteria B Kriteria C Kriteria D

• Seseorang yang • Kasus suspek • Seseorang dengan • Orang dewasa yang


memenuhi kriteria • Gambaran gejala akut anosmia meninggal dengan
klinis radiologis sugestif (hilangnya distress pernapasan
• Memiliki riwayat ke arah COVID-19 kemampuan indra • Riwayat kontak erat
kontak erat dengan penciuman) atau dengan kasus
kasus probable; ageusia (hilangnya probable atau
atau terkonfirmasi; kemampuan indra terkonfirmasi, atau
atau berkaitan perasa) dengan berkaitan dengan
dengan cluster tidak ada penyebab cluster COVID-19
COVID-19 lain yang dapat
diidentifikasi

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Kasus Konfirmasi
Salah satu dari:

Seseorang tanpa gejala


Seseorang dengan Seseorang dengan hasil
(asimtomatik) + hasil
hasil RT-PCR rapid antigen SARS-
rapid antigen SARS-
positif CoV-2 positif
CoV-2 positif

Memenuhi kriteria Memiliki riwayat kontak


definisi kasus probable erat dengan kasus
ATAU kasus suspek probable ATAU
(kriteria A atau B) terkonfirmasi

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Kontak Erat

Riwayat kontak dengan kasus probable / konfirmasi COVID-19

• Kontak tatap muka/berdekatan dalam radius 1 meter + jangka waktu > 15


menit
• Sentuhan fisik langsung (bersalaman, berpegangan tangan, dll)
• Orang yang memberikan perawatan langsung, tanpa menggunakan APD
sesuai standar
• Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian
risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Definisi Kasus: Derajat Keparahan

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Klasifikasi Derajat Keparahan: Derajat Ringan &
Sedang
RINGAN SEDANG
• Tanpa bukti pneumonia virus / hipoksia • Remaja / dewasa
• Demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek, • Tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak,
myalgia takipnea)
• Gejala tidak spesifik: nyeri tenggorokan, kongesti • Tanpa pneumonia berat (SpO2 > 93% room
hidung, sakit kepala, diare, mual, muntah, air)
anosmia, ageusia à sebelum onset gejala • Anak-anak
pernapasan • Klinis pneumonia tidak berat (batuk / sulit
• Gejala atipikal pada pasien usia tua / napas + napas cepat dan/atau retraksi dinding
immunocompromised dada)
• Tanpa pneumonia berat

Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia 2–11 bulan, ≥50x/menit ;
usia 1–5 tahun, ≥40x/menit ; usia >5 tahun, ≥30x/menit.

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Klasifikasi Derajat Keparahan: Derajat Berat
Remaja/ Dewasa Anak-Anak
• Tanda klinis pneumonia DAN salah satu • Tanda klinis pneumonia DAN salah satu
• dari dari
• RR > 30 x/menit • Sianosis sentral / SpO2 < 93%
• Distres pernapasan berat • Distres pernapasan berat
• SpO2 <93% room air • Tanda bahaya umum (tidak mampu
menyusui / minum, letargi, penurunan
kesadaran, kejang)
• Napas cepat / tarikan dinding dada /
takipnea

Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia 2–11 bulan, ≥50x/menit ;
usia 1–5 tahun, ≥40x/menit ; usia >5 tahun, ≥30x/menit.

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Klasifikasi Kerajat keparahan: Derajat Kritis

KRITIS
Pasien dengan ARDS, sepsis, dan
syok sepsis

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta:Perhimpunan
PerhimpunanDokter
DokterAnestesiologi
Paru Indonesia
dan(PDPI),
TerapiPerhimpunan Dokter
Intensif Indonesia Spesialis Kardiovaskular
(PERDATIN), Ikatan DokterIndonesia (PERKI),
Anak Indonesia Perhimpunan
(IDAI). Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Jakarta; 2020.
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Tatalaksana Pasien :
Terkonfirmasi Covid-19
Pemeriksaan RT-PCR
• Untuk diagnosis: hari ke-1 dan 2
• Hari ke-1 (+)à tidak perlu swab hari ke-2
• Hari ke-1 (-) à swab ulang hari ke-2
• Untuk pasien rawat inap, PCR swab hanya dilakukan 3 kali
• PCR untuk follow-up hanya dilakukan pada pasien dengan gejala
berat & kritis (10 hari setelah pengambilan swab yang positif)

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Pemeriksaan RT-PCR

• Jika saat klinis membaik, bebas demam 3 hari namun didapatkan hasil PCR
follow up positif à kemungkinan positif persisten à lihat hasil Cycle Threshold
(CT) value

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Rapid antigen sars-cov-2
Rekomendasi World health organization (WHO)
1. Memiliki sensitivitas > 80% dan spesifisitas > 97% jika dibandingkan dengan RT-
PCR
2. Hanya digunakan dalam kondisi RT-PCR tidak tersedia atau membutuhkan
hasil diagnosis yang cepat berdasarkan pertimbangan klinis
3. Hanya dilakukan oleh petugas terlatih dalam 5-7 hari pertama onset gejala

WHO. Antigen-detection in the diagnosis of SARS-CoV-2 infection using rapid immunoassays. 2020
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19:
Tanpa Gejala

Isolasi dan Pemantauan Non-farmakologis


• Isolasi mandiri di rumah 10 hari sejak • Pasien
pengambilan spesimen diagnosis • Protokol kesehatan 3M
• Dipantau oleh petugas FKTP • Kamar tidur sendiri
• Kontrol di FKTP setelah 10 hari • Etika batuk
karantina • Berjemur matahari
• Cuci alat makan/minum segera
• Lingkungan
• Ventilasi-cahaya-udara
• Keluarga
• 3M
• Kontak erat à periksa ke FKTP/RS

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19: Tanpa
Gejala
• Vitamin C
• Vitamin C non-acidic 3-4x500mg (14 hari)
• Tablet hisap vitamin C 2x500mg (30 hari)
• Multivitamin dengan kandungan viamin C 1-2 tabler perhari (30 hari)
• Vitamin D
• Suplemen: 400 – 1000 IU/hari
• Obat: 1000-5000IU/hari
• Komorbid (+) à lanjutkan pengobatan
• Rutin meminum ACE-inhibitor dan ARB à konsultasi ke SpPD / SpJP
• Obar dengan sifat antioksidan
• Obat suportif lainnya
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19: Gejala Ringan

Isolasi dan Pemantauan Non-farmakologis


• Isolasi mandiri di rumah selama • Sama dengan pasien tanpa gejala
maksimal 10 hari sejak muncul gejala + 3
hari bebas gejala demam dan gangguan
pernapasan
• Dipantau oleh petugas FKTP
• Kontrol di FKTP setelah masa isolasi
selesai

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19: Gejala
Ringan (Farmakologi)
• Vitamin C
• Vitamin C non-acidic 3-4x500mg (14 • Azitromisin 1x 500mg selama 5 hari
hari) • Antivirus
• Tablet hisap vitamin C 2x500mg (30 • Oseltamivir (Tamiflu) 2x75mg 5-7 hari
hari) ATAU
• Multivitamin dengan kandungan • Favipiravir (Avigan) 2x600mg 5 hari
viamin C 1-2 tabler perhari (30 hari)
• Dianjurkan vit komposisi C-B-E-Zink • Terapi simptomatik
• Vitamin D • Pengobatan komorbid/komplikasi
• Suplemen: 400 – 1000 IU/hari • Obat suportif
• Obat: 1000-5000IU/hari

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19: Gejala Sedang

Isolasi dan Pemantauan Non-farmakologis


• Rujuk ke RS dengan perawatan COVID-19/ RS • Istirahat total, berikan kalori dan hidrasi yang
darurat COVID-19 adekuat, cek keseimbangan elektrolit, terapi
• Isolasi di RS perawatan COVID-19/RS darurat oksigen
COVID-19 • Pemeriksaan darah perifer lengkap dengan
hitung jenis. Pantau CRP, fungsi ginjal, fungsi
hati dan foto toraks

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19: Tanpa
Gejala

Azitromisin Favipiravir (Avigan) • Vitamin C 3x200-400mg


1x500mg IV/oral Hari 1: Loading dose 2x1600mg dalam 100cc NaCl 0.9%
(5-7 hari) Hari 2-5: 2x600mg habis dalam 1 jam IV
• Antikoagulan LMWH/UFH
ATAU ATAU sesuai pertimbangan DPJP
• Pengobatan simptomatis
Levofloksasin Remdesivir • Pengobatan
(curiga infeksi bakteri) 200mg IV drip (hari I) komorbid/komplikasi
1x750mg IV/oral (5-7 hari) 1x100mg IV drip (hari ke 2-5 ATAU ke 2-10)

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Klasifikasi
Pemeriksaan Antiviral Anti-inflamasi Vitamin & Suplemen Pengobatan Lain
(WHO)
Ringan DPL, Swab PCR Oseltamivir1 Vitamin C Terapi O2: arus rendah
ATAU Vitamin D3
Vitamin E
Favipiravir2
Sedang DPL, PCR, AGD, GDS, Favipiravir2 Kortikosteroid, Vitamin C Plasma konvalesens,
SGOT/SGPT, Ureum, ATAU antiinterleukin-6 Vitamin D3 sel punca
Kreatinin, D-Dimer, Remdesivir
(jika sangat dipertimbangkan) Vitamin E
Ferritin, Troponin, IL-6, Terapi O2:
k/p NT proBNP, XRay Noninvasif: arus
Thorax (k/p CT scan) sedang-tinggi (HFNC)

Berat DPL, PCR, seri AGD, Favipiravir2 Kortikosteroid, Vitamin C Plasma konvalesens,
GDS, SGOT/SGPT, ATAU antiinterleukin-6 Vitamin D3 sel punca
Ureum, Kreatinin, D- Remdesivir Vitamin E
Dimer, Ferritin, IVIG
Troponin, IL-6, k/p NT HFNC/
proBNP, k/p CK-CKMB, Ventilator
CT scan
Kritis Favipiravir Kortikosteroid, Vitamin C Sel punca
ATAU antiinterleukin-6 Vitamin D3
Remdesivir Vitamin E IVIG
Ventilator/
ECMO
1Oseltamivir diberikan terutama bila diduga ada infeksi influenza
2Favipiravir (Avigan) tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau yang merencanakan kehamilan
Kriteria Selesai Isolasi, Sembuh,
dan Pemulangan
Klasifikasi Gejala Tanpa Gejala Gejala Ringan Gejala Sedang Gejala Berat

Isolasi Mandiri Isolasi Mandiri Rujuk ke RS Darurat Rujuk ke RS Rujukan


Tindak Lanjut
di Rumah di Rumah

10 sejak timbul 10 sejak timbul 1x PCR negatif + 3


Durasi Isolasi 10 hari tanpa gejala gejala + 3 hari bebas gejala + 3 hari bebas hari bebas gejala
gejala gejala

Pemantauan Lanjut isolasi


Lanjutan mandiri 7 hari

Berdasararkan rekomendasi WHO:


• Dalam hal keterbatasan kapasitas pemeriksaan Selesai
PCR atau waktu tunggu terlalu lama.
• Bila memungkinkan, tetap lebih baik evaluasi
pemeriksaan PCR

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
Kriteria Selesai Isolasi
Derajat Awal Dilakukan RT-PCR? Kriteria Selesai Isolasi
Keparahan
Asimptomatik Tidak perlu Isolasi mandiri 10 hari sejak pengambilan
specimen diagnosis konfirmasi
Ringan – Sedang Tidak perlu 10 hari setelah onset gejala DAN > 3 hari bebas
(pada kasus sedang + gejala demam & gangguan pernapasan
komorbid atau yang
berpotensi peruburukan,
evaluasi RT-PCR dapat
dilakukan)
Berat/Kritis + Ya Follow up RT-PCR 1x negatif DAN > 3 hari bebas
dirawat di RS gejala demam & gangguan pernapasan
Bila tidak bisa dilakukan Isolasi di RS 10 hari setelah onset gajala + > 3 hari
bebas gejala demam/gangguan pernapasan à alih
rawat non isolasi / pulang

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Kriteria SEMBUH

Tanpa Gejala
Kriteria Selesai Isolasi
Gejala Ringan

Gejala Sedang Surat Selesai


Pemantauan dari
Fasyankes / DPJP
Gejala Berat / Kritis

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Kriteria PEMULANGAN

Kriteria Selesai Isolasi + Kriteria Klinis


• Hasil kajian klinis menyeluruh (radiologi, pemeriksaan darah >>
perbaikan) oleh DPJP menyatakan pasien diperbolehkan untuk pulang.
• Tidak ada tindakan/perawatan yang dibutuhkan oleh pasien, baik terkait
sakit COVID-19 ataupun masalah kesehatan lain yang dialami pasien

Pasien berat/kritis yang dipulangkan: lanjut isoman > 7 hari


[untuk pemulihan / monitoring muncul kembali gejala] + protokol kesehatan

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
KLASIFIKASI DERAJAT KEPARAHAN

RINGAN SEDANG BERAT

• Tanpa bukti pneumonia virus • Remaja / dewasa • Tanda klinis pneumonia DAN
/ hipoksemia • Tanda klinis pneumonia salah satu dari
• Demam, batuk, fatigue, (demam, batuk, sesak,
anoreksia, napas pendek, takipnea) • RR > 30 x/menit
myalgia • Tanpa pneumonia berat (SpO2 • Distres pernapasan berat
• Gejala tidak spesifik: nyeri > 93% room air) • SpO2 <93% room air
tenggorokan, kongesti • Anak-anak
hidung, sakit kepala, diare, • Klinis pneumonia tidak berat
mual, muntah, anosmia, (batuk / sulit napas + napas KRITIS
ageusia à sebelum onset cepat dan/atau retraksi dinding
gejala pernapasan dada)
• Gejala atipikal pada pasien • Tanpa pneumonia berat Pasien dengan ARDS,
sepsis, dan syok sepsis
usia tua /
immunocompromised

45
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhim punan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhim punan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhim punan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhim punan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Klasifikasi Gejala Tanpa Gejala Gejala Ringan Gejala Sedang Gejala Berat

Isolasi Mandiri Isolasi Mandiri Rujuk ke RS Darurat Rujuk ke RS


Tindak Lanjut
di Rumah di Rumah Rujukan

10 sejak timbul 10 sejak timbul 1x PCR negatif + 3


Durasi Isolasi 10 hari tanpa gejala gejala + 3 hari gejala + 3 hari hari bebas gejala
bebas gejala bebas gejala

Pemantauan Lanjut isolasi


Lanjutan mandiri 7 hari

Berdasarkan rekomendasi WHO:


• Bila KAPASITAS LABORATORIUM Selesai
memungkinkan, tetap lebih baik evaluasi
pemeriksaan PCR

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhim punan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhim punan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhim punan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhim punan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Perjalanan Penyakit COVID-19

Manuel A, et al. Eur Respir J 2020


48
Definisi Gagal Napas

Terjadi jika pertukaran O2 dan CO2 tidak adekuat saat


proses metabolisme

Hipoksemia
dengan atau tanpa
Hiperkarbia
Tipe Gagal Napas

Tipe I – Acute hypoxemic respiratory failure (AHRF)

Kegagalan oksigenasi à “airspace flooding”


alveolar pus (pneumonia),
alveolar hemorrhage,
alveolar edema

Tipe II – Ventilatory failure

Kegagalan ventilasi alveolar à hiperkapnia


PaCO2 à produksi CO2 dan ventilasi alveolar

Yearbook of Intensive Care and Emergency Medicine 2008


Manifestasi Gagal Napas

• Perubahan status mental


• Peningkatan work of breathing
• Takipnea
• Otot bantu napas, retraksi, napas paradoks
• Pelepasan katekolamin
• Takikardi, diaphoresis, hipertensi
• Nilai gas darah arteri abnormal
Pulse Oksimetri dan Analisis Gas darah

Gagal napas tipe hipoksemik


§ PaO2 <60 mmHg
§ SaO2 atau SpO2 <91%
§ PaO2/ FiO2<300

Gagal napas tipe hiperkapnik


§ PaCO2 >50 cmH2O dengan pH<7.35
§ Peningkatan 10 mmHg PaCO2 dari nilai dasar
Kendala/insufisiensi
napas Gawat napas Gagal napas

Penilaian Klinis

55
Manifestasi Klinis Gawat Napas
Respiratory Distress Observation Scale
Skor total:
0-2 tanpa gawat napas
3-4 gawat napas ringan
4-6 gawat napas sedang
> 7 gawat napas berat ∽ gagal napas

• Gawat napas sedang-berat


• Tanpa gawat napas atau gawat
napas ringan dengan SpO2 <94

Rujuk
Campbell ML, et al. J Palliat Med. 2010;13(3):285-90.
Initial assessment
No Are any of following present: Yes
Unconsciousness, cardiac arrest, central airway obstruction, hemodynamic instability

Respiratory distress moderate-severe:


• RR >30/minute • Nasal Cannula 6 L/minute
• SpO2 < 94% Yes • Venturi mask FiO2 50%, 2-15 L/minute
• PaO2/FiO2 <300 • Non-rebreather mask 15 L/minute

Reassessment at least every 30 minute


in first one hour and then hourly for the next few hours
Is the patient deteriorated, no improvement,
Increasing work of breathing?

No No Yes NIV

Conventional supplemental oxygen HFNC FiO2 100%


therapy
Titrating oxygen up/down with target of
SpO2 >93% Reassessment at least every 30 minute
in two hours Intubation

Elhidsi M, et al. Sahel Med J 2021 (head of print)


Diagnosis Isolasi Selesai
COVID-19 Mandiri pemantauan

Rawat sesuai • Pemantauan tanda gawat


tingkat napas (teknis disesuaikan
keparahan masing-masing)
• Rujuk bila memenuhi
kriteria
• Terapi oksigen diberikan
bersamaan dengan
transport pasien 59

You might also like