Professional Documents
Culture Documents
Manajemen Keuangan Internasional - DISKUSI - SESI-9 - Wahid Riyanto
Manajemen Keuangan Internasional - DISKUSI - SESI-9 - Wahid Riyanto
NIM : 530078573
1. Apakah sebuah perusahaan multinasional memiliki risiko yang lebih kecil daripada
perusahaan domestik di industri yang sama?
2. Jika Anda manajer sebuah perusahaan domestik yang secara operasional dan finansial
cukup kuat, apakah Anda akan mempertimbangkan untuk tetap bertahan beroperasi di
dalam negeri atau memilih ekspansi keluar negeri ? Jika Anda memilih ekspansi keluar
negeri, tentukan negara yang dituju dan metode investasi yang dipilih.
Jawab
Mohon ijin ibu Dr. Titik Inayati, S.E, menanggapi diskusi pada Sesi-9 Mata Kuliah
Manajemen Keuangan Internasional.
1. Risiko Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional atau transnasional adalah perusahaan yang beroperasi di lebih
dari satu negara dan memiliki basis produksi dan jasa di luar negara asalnya (Putra, 2019).
Perusahaan multinasional mengikuti strategi yang berbeda untuk pengembangan bisnis.
Strategi yang biasa digunakan oleh perusahaan multinasional termasuk anak perusahaan
yang dimiliki sepenuhnya, usaha patungan, perjanjian lisensi, subkontrak dan outsourcing.
Masing-masing strategi ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
a. Menjadi anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya. Keuntungan dari strategi ini
adalah memungkinkan perusahaan untuk mendiversifikasi produk mereka dan
mengurangi risiko di masa depan (López-Duarte dan Vidal-Suárez, 2013).
Namun, kekurangan dari strategi ini adalah bahwa biaya dan risiko ditanggung
hanya oleh satu orang: pemilik (White, Joplin, Hemphill, & Marsh, 2014).
b. Usaha patungan memiliki keunggulan dalam hal keuntungan yang diperoleh dari
berbagi sumber daya (pengetahuan, teknologi, keuangan, dll) antar perusahaan,
memungkinkan perusahaan menilai sumber daya mana yang lebih unggul,
sehingga memudahkan perusahaan memasuki pasar yang lebih besar. . Chan,
Kenzinger, Martin, 2007). Namun, kelemahan dari strategi usaha patungan
adalah bahwa perbedaan budaya dan manajemen antara dua atau lebih
perusahaan dapat menciptakan ketidakseimbangan sumber daya perusahaan
tersebut (DePamphilis, 2019).
c. Perjanjian lisensi, yaitu menjual persentase lisensi kepada perusahaan lokal.
Karena perusahaan multinasional menyediakan produk dan layanan kepada
pelanggan ini, pemegang lisensi yang ditawarkan cukup dapat dipercaya dan
memiliki pengetahuan luas tentang produk dan layanan tersebut, sehingga risiko
strategi ini relatif rendah (Cabaleiro-Cervino dan Burcharth, 2020). Sisi negatif
dari strategi ini adalah pengembangan produk membutuhkan waktu dan
perusahaan pemegang lisensi kehilangan kendali atas proses produk yang
dijualnya.
d. Subkontrak dan outsourcing. Karena perusahaan adalah ahli di bidang yang
sudah dikerjakannya, strategi ini kurang berisiko, lebih fleksibel, dan lebih cepat
beradaptasi dengan kondisi dan tantangan di masa depan (Bhaskaran dan
Jenkins, 2009). Namun, kelemahan dari strategi ini adalah lebih mahal daripada
strategi lainnya dan perusahaan tidak dapat mengembangkan keterampilan dari
sumber daya manusianya sendiri (Bhaskaran dan Jenkins, 2009). Sebagian
besar perusahaan multinasional di industri perangkat medis mengadopsi strategi
usaha patungan untuk bekerja dengan perusahaan lokal untuk lebih memahami
pasar lokal dan lebih mudah mengelola hubungan pelanggan. Dengan
menggunakan strategi ini, bisnis lokal mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang masalah negara mereka, memungkinkan mereka memasarkan produk
mereka dengan lebih mudah dan lebih cepat (Stiles, Kobernyuk, & Ellson, 2014).
Perusahaan yang ingin berekspansi ke pasar luar negeri dapat memilih dari
beberapa alternatif. Menurut Kuncoro (2005) di dalam Parrangan, Kumadji, dan
Yulianto (2017), ada tujuh cara untuk memasuki pasar luar negeri: ekspor,
lisensi, waralaba, investasi langsung, usaha patungan, pendirian cabang dan
investasi portofolio. Metode ini dapat diperkenalkan tergantung pada kemampuan
perusahaan.
Dalam menentukan negara yang dituju untuk target ekspansi perusahaan, tentunya
disesuaikan dengan bidang Usaha, produk dan analisis strategi perusahaan.
Sedangkan metode ekspansi yang digunakanpun disesuaikan dengan kapasitas dan
kemampuan perusahaan.
Contohnya sebagaimana penelitian yang dilakukan Parrangan, Kumadji, dan
Yulianto (2015) yang menganalisis Strategi Perusahaan PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk Dalam melakukan Ekspansi negara Vietnam melalui metode Akuisisi
Thang Long Cement Company. Dalam hal ini, berarti perusahaan memilih Vietnam
sebagai negara tujuan ekspansi dengan pertimbangan kondisi sosial ekonomi dan
demografi yang mirip dengan Indonesia sebagai negara sesame ASEAN. Melalui
metode akuisisi perusahaan lokal, diharapkan dapat lebih mudah memasuki pasar
lokal.
Daftar Pustaka: