You are on page 1of 11

Artikel Opini/Pendidikan

BAHAYA NARKOBA BAGI GENERASI MUDA


MELALUI IMPLEMENTASI SILA PERTAMA
PANCASILA

PENULIS: MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANGGOTA:

1. Kennedy Kohar (220200094)


2. Fazia Zahra (220902034)
3. Chesy Suwandi (220200075)
4. Heini Tonggi Sry Rezeki Simanjuntak (220802062)
5. Gadin Runa Sharon Purba (220200141)
6. Nerli Cinthya Delvi Silaen (220907063)
7. Yemima Felicia Br Siagian (220200109)

A. PENGERTIAN NARKOBA
Menurut Jackobus (2005), Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tumbuhan maupun
bukan, baik sintetik maupun semi sintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, analgesia, kedanduan berat, potensi adiktif. Narkoba memiliki
ketergantungan (adiksi) yang sangat kuat, selain itu juga memiliki toleransi (penyesuaian) dan
kebiasaan (habit) yang sangat tinggi. Ketiga ciri tersebut membuat pengguna narkoba tidak dapat
dipisahkan dari pengaruhnya.

Narkoba berarti narkotika dan obat berbahaya dan merupakan obat penghilang rasa sakit yang
biasa disalahgunakan oleh manusia. Narkoba ini sudah ada sejak tahun 2000 SM yang dikenal dengan
ekstrak opium poppy dan kemudian dikenal dengan sebutan opium (candu = papaver somniferum).

B. JENIS-JENIS NARKOBA

Narkoba adalah obat atau zat yang bekerja pada susunan saraf


pusat (otak) dan menimbulkan rasa sakit yang berhubungan dengan hilangnya kesadaran
(nyeri) dan dapat mengakibatkan adiksi atau ketergantungan. Obat berdasarkan jenisnya adalah
sebagai berikut:

1. Morfin adalah sejenis obat yang mengandung opium mentah yang diolah dan memiliki dosis


lebih tinggi dari opium. Alasan untuk dosis yang lebih tinggi adalah pengelolaan
dengan bahan kimia. Morfin dapat
menjadi prekursor heroin, penggunaannya dapat digunakan dengan campuran makanan sehari-
hari, pecandu jenis ini disebut morfinis.
2. Candu, candu mentah berwarna coklat tua dan bertekstur seperti karet, rasa candu mentah
berwarna coklat adalah pahit. Untuk menjual opium dapat dilakukan setelah dimasak atau
diolah, kegunaannya untuk merokok, maka orang disebut perokok opium. Pada tahap
kecanduan (istilah untuk merokok opium kronis) seseorang itu terlihat memiliki tubuh kurus
kering, mata cekung, tubuh dan rambut acak-acakan atau tidak terurus.
3. Heroin, Pembawa atau pengedar heroin sering dihentikan oleh petugas seperti
bea cukai, polisi, dan petugas intelijen dari Badan Narkotika Nasional. Mereka sering
membawa heroin, biasanya dalam bentuk bubuk seperti tepung yang lebih kuat dari morfin.
Morfin dan heroin adalah bubuk yang berasal dari opium dan berbahaya.
4. 4. Kokain, Kokain adalah sejenis obat yang berasal dari tanaman
kokain (koka) Pada awal penggunaan kokain, tubuh menjadi
segar, bertenaga, daya tahan tubuh meningkat, daya tahan tubuh kuat, keadaan tubuh ini
tidak bertahan lama, jadi Anda perlu memberinya dosis yang
lebih tinggi untuk memastikan dia kecanduan dan efeknya tidak hilang.
5. Ganja, disebut mariyuana, sama seperti opium, kokain (coca), ganja (marihuana) adalah tumbu
han. Di Indonesia tanaman ini menyebar, efek negatifnya lebih kuat, yaitu dapat
meningkatkan gairah, kesenangan dan meimilki fungsi sebagai obat. Ganja termasuk dalam
kelompok obat terlarang dan berbahaya.
6.  Ekstasi digolongkan sebagai narkoba karena penggunaan yang berlebihan dapat menimbulkan
efek samping yang tidak diinginkan. Pil ekstasi pada umumnya berbentu seperti tablet atau
kapsul. Efek samping dari penggunaan pil seeprti ini dapat berupa kelainan fisik dan
mental seperti: Kegembiraan yang berlebihan, mata
merah, gelengan kepala yang tidak dapat dijelaskan, kurangnya kesadaran akan lingkungan
sekitar, mual, muntah, serta tremor.
7. Sabu Kristal, Methamphetamine tergolong narkotika karena berbahaya
bagi tubuh dan pikiran. Bentuk bubuk digunakan dengan
alat seperti yang digunakan saat merokok karena pada dasarnya penggunaan sabu dengan cara
dihisap.
8. Pil koplo, Pil koplo adalah sejenis obat berbahaya yang termasuk dalam
kelompok obat psikotropika, artinya dapat merangsang dan mengganggu kejiwaan, sehingga
obat ini berbahaya. Koplo (obat penenang) tablet adalah sejenis obat penenang untuk orang
banyak pikiran, susah tidur, gelisah, stress dan hal lainnya yang butuh ditenangkan.
C. PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Kecanduan/penyalahgunaan narkoba adalah suatu kondisi yang dapat didefinisikan sebagai


gangguan mental di mana pecandu (individu yang terkena) tidak dapat berfungsi
secara normal, terlibat dalam aktivitas di lingkungan, dan seperti menunjukkan sebuah perilaku yang
maladaptif. Kondisi ini termasuk gangguan dalam fungsi
sosial, pekerjaan, atau akademik, ketidakmampuan untuk mengendalikan diri
dan berhenti menggunakan zat, dan menyebabkan gejala putus zat saat penggunaan zat
dihentikan. Kecanduan mengacu pada individu yang menggunakan Narkoba secara teratur atau setiap
hari untuk penggunaan pribadi selama setidaknya satu bulan di luar
indikasi medis, tanpa rekomendasi dan resep medis. Penggunaan bersifat patologis dan mengarah pada 
penurunan kinerja sosial, profesional dan akademik. Kecanduan Narkoba sekarang dipahami sebagai k
ecanduan obat yang disertai dengan toleransi atau penerimaan dan gejala putus obat. WHO
(1969) mendefinisikan obat sebagai berikut: Obat adalah setiap
zat (substansi atau zat) yang bila dimasukkan ke dalam organisme hidup, menyebabkan perubahan
pada satu atau lebih fungsi tubuh.

Penyalahgunaan zat adalah pola patologis penggunaan dan harus dibawa ke serta menjadi  perhatian


serius bagi para pihak yang berwenang. Meskipun banyak
informasi tentang efek negatif penggunaan narkoba oleh pecandu narkoba, rata-rata
banyak data menunjukkan bahwa isu atau objek dan
subjek mempengaruhi banyak orang, baik orang muda maupun orang tua, karena efeknya signifikan.

Faktor faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba dapat dikelompokan menjadi 2 macam
pada hal ini faktor internal dan faktor eksternal:

a. Faktor Internal Pelaku

Penyebab kejiwaan atau factor internal yang menyebabkan seseorang terjerumus dalam narkoba
antara lain sebagai berikut:

1. Perasaan Egois

Merupakan sifat yang dimiliki oleh setiap orang. Sifat ini menjadi malapetaka bagi setiap orang
yang tidak bisa mengontrol emosi dan perilaku egoisnya, jika sifat ini telah menguasai seseorang maka
narkoba bisa menjadi salah satu pelampiasannya.

2. Kehendak Ingin Bebas


Sifat ini adalah juga merupakan sifat dasar yang dimiliki manusia. Dalam masyarakat kehendak
ingin bebas ini diatur dalam berbagai norma-norma yang dibuat oleh pemerintah, perasaan ini biasa
muncul saat seseorang merasa diacuhkan dan merasa di kekang oleh orang lain. Hal ini merupakan
factor yang cukup mengkhawatirkan karena jika seseorang mengalami hal seperti ini maka dia akan
mudah jatuh dalam belenggu bahaya narkoba.

3. Rasa Keingintahuan

Factor ini merupakan hal yang sangat sering terjadi di masyarakat, karena pada dasarnya manusia
memiliki sifat keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu yang menjadi perbincangan di masyarakat
dalam hal ini narkoba.

b. Faktor Eksternal Pelaku

jika ada factor internal maka ada factor eksternal adalah sebagai berikut:

1. Keadaan Ekonomi

Factor ini menjadi penyebab yang cukup mendasar dalam masyarakat, karena keadaan ekonomi
yang tidak mumpuni maka orang yang bersangkutan melampiaskannya kepada narkoba.

2. Pergaulan Lingkungan

Lingkungan menjadi tempat bersosialisasi dengan masyarakat luas, namun dalam hal ini
banyak juga pelaku-pelaku di lingkungan sekitar yang menjadi aura negative bagi sebagian orang,
karena akan banyak ajakan-ajakan yang menjerumus kepada narkoba.

3. Kemudahan

Dalam hal ini yang dimaksud dengan kemudahan adalah akses yang didapat seseorang untuk
mendapatkan narkoba, karena banyaknya tempat akses yang bisa digunakan narkoba dapat didapat
melalui banyak pihak.

4. Kurangnya Pengawasan

Dalam hal pengawasan pemerintah menjadi pusat perhatian masyarakat terkait narkoba, dalam
kehidupan bermasyarakat banyak tempat-tempat illegal yang menjadi persembunyian bagi para penjual
narkoba serta bagi para pembelinya, pasar gelap juga menjadi salah satu aspek yang harus pemerintah
selesaikan secepatnya.

5. Ketidaksenangan dengan Keadaan Sosial


Bagi seseorang yang merasa jengkel ataupun tidak senang dengan keadaan sosial, maka hal yang
sering menjadi tempat pelampiasan yaitu narkoba, karena pada dasarnyan walau bersifat sementara
efek jangka Panjang dari narkoba tersebut akan membawa pelaku ke tindakan-tindakan yang lebih
merugikan dirinya maupun orang lain suatu waktu.

D. BAHAYA NARKOBA

Dikutip dari BNN.go.id, ada banyak sekali bahaya dari pemakaian narkoba ini. Ada banyak bahaya
narkoba bagi hidup dan kesehatan, di antaranya adalah:

1) Dehidrasi

Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang. Akibatnya badan
kekurangan cairan. Jika efek ini terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku
lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari dampak dehidrasi ini dapat
menyebabkan kerusakan pada otak. Efek narkoba ini sangatlah berbahaya bagi tubuh dan dapat
menyebabkan kematian.

2) Halusinasi

Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti ganja. Tidak
hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan muntah, mual, rasa takut yang berlebih,
serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa mengakibatkan dampak yang
lebih buruk seperti gangguan mental, depresi, serta kecemasan terus-menerus. Halusinasi yang dialami
pelaku dapat berdampak buruk jika terjadi di dalam masyarakat, karena efek dari halusinasi itu sendiri
bisa bermacam-macam bentuknya.
3) Menurunnya Tingkat Kesadaran
Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya justru membuat
tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus si pemakai tidur terus dan
tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat koordinasi tubuh terganggu, sering
bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak narkoba yang cukup berisiko tinggi adalah hilangnya
ingatan sehingga sulit mengenali lingkungan sekitar. Dampak dari narkoba ini adalah yang paling
sering terjadi karena jika pada dosis berlebih pelaku akan mengalami lupa ingatan atau amnesia
terhadap lingkungan sekitar yang bisa berjangka waktu pendek ataupun panjang.

4) Kematian

Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan obat-obatan tersebut dalam
dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan kokain bisa
menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan kematian. Akibat terburuk
ini dapat terjadi jika overdosis berlebihan terhadap narkoba bagi pelaku.
5) Gangguan Kualitas Hidup

Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh, penggunaan obat-obatan tersebut
juga bisa mempengaruhi kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja, mengalami
masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti melanggar hukum.
Pemakaian zat-zat narkotika hanya diperbolehkan untuk kepentingan medis sesuai dengan pengawasan
dokter dan juga untuk keperluan penelitian. Pada kehidupan narkoba tidak memberkan efek positif lain
melainkan memberikan efek negative yang dapat merugikan diri sendiri ataupun orang lain, dalam hal
ini kualitas hidup pribadi menjadi terganggu akibat penyalahgunaan narkoba, oleh sebab itu jangan
masuk dalam jeratan narkoba

E. PANDANGAN AGAMA MENGENAI NARKOBA


● Pandangan tentang narkoba dalam Agama Islam

Dikutip dari buku “Narkoba Dalam Pandangan Agama” milik BNN, ada beberapa Ayat Al-Quran
untuk mengatasi narkoba. Ayat-ayat yang disebutkan antara lain.

Asy-Syu’araa ayat 80

‫ت فَه َُو يَ ۡشفِ ۡي ِن‬


ُ ‫ض‬
ۡ ‫َواِ َذا َم ِر‬

yang artinya :

“Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan”

Ayat tersebut memiliki maksud yaitu apabila seseorang sudah telanjur menjadi pencandu narkotika
senantiasa lah berserah dan berdoa kepada Allah SWT. karena pada dasarnya Allah SWT. yang
menyembuhkan hambanya.

Agama Islam sendiri sangat melarang hambanya untuk mengonsumsi narkoba karena itu perbuatan
yang illegal dan berbahaya. Hal ini dituliskan di Dalam Ayat Al-Quran yang menjelaskan larangan
penggunaan narkoba. Berikut ajaran-ajaran dari agama Islam mengenai larangan penggunaan narkoba.

Contohnya pada Surah Al-A’raf ayat 157 yang berbunyi:

َ ‫ت َويُ َح ِّر ُم َعلَ ْي ِه ُم ْالخَ بَاِئ‬


‫ث‬ ِ ‫َويُ ِحلُّ لَهُ ُم الطَّيِّبَا‬

Artinya: “Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk”.

Dengan demikian, dalam Ayat ini dinyatakan bahwa segala hal yang buruk termasuk narkoba
diharamkan oleh Allah SWT. buruk di sini dalam artian tidak baik untuk kesehatan (merusak fisik dan
psikis). Selain kesehatan, narkoba juga merugikan menurut aspek sosial. Di dalam aspek sosial
narkoba secara langsung telah melanggar norma-norma sosial yang ada di dalam masyarakat. Narkoba
juga berdampak pada aspek ekonomi, dimana pelaku rela menghamburkan banyak uang demi
mendapatkan beberapa butir obat terlarang itu saja.

Al-Maidah ayat 90, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

َ‫صابُ َوااْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِّم ْن َع َم ِل ال َّشي ْٰط ِن فَاجْ تَنِبُوْ هُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬
َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َمي ِْس ُر َوااْل َ ْن‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk)
berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan.
Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.

Dalam ayat ini disebutkan minuman keras (mengandung alkohol) termasuk ke dalam zat adiktif non
narkotika/psikotropika. Minuman keras mengandung alcohol yang dapat memabukkan dan membuat
fisik seseorang menjadi terganggu contohnya, gangguan saraf dan gangguan pencernaan. Sehingga
jelas Allah SWT. melarang perbuatan tersebut. Dalam Ayat tersebut dijelaskan pula bahwa tindakan
tersebut termasuk dalam perbuatan setan.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Agama Islam sangat melarang penyalahgunaan narkoba
berdasarkan ayat-ayat Al-Quran.

● Pandangan tentang narkoba dalam Agama Kristen dan Agama Katolik

A. Agama Kristen

Seperti halnya agama Islam, agama Kristen juga meberi himbauan kepada penganutnya untuk
menjauhi Narkoba. Dalam Korintus 7:1, dijelaskan “sucikan dirimu dari semua hal yang mencemarkan
jasmani dan rohani, supaya kedudukanmu sempurna di dalam takut Allah”.

Menurut pandangan agama Kristen, tubuh harus dipelihara, dijaga dan disucikan, serta jangan
melakukan perbuatan dosa. Oleh karena Narkoba dapat merusak tubuh, baik jiwa, raga maupun akal,
maka penggunaan Narkoba merupakan hal yang tidak diperbolehkan dan dilarang keras didalam
Agama Kristen.

B. Agama Katolik

Menurut pandangan Agama Katholik, pada dasarnya setiap bentuk penyalahgunaan Narkoba
bertentangan dengan moral Kristiani dan pada akhirnya akan menyebabkan kehancuran beragama,
bermasyarakat dan bernegara. Menurut Paus Yohanes Paulus II dalam Centesimus Annus,
konsumerisme digambarkan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hanya berdasarkan selera yang
tidak menghiraukan kenyataan pribadinya sebagai makhluk yang berakal. Penyalahgunaan Narkoba
merupakan suatu hal yang berakar dari konsumerisme, oleh karena itu Narkoba tidak dianjurkan bagi
penganut agama Katolik dan juga dilarang penggunaannya secara illegal, narkoba merupakan
perbuatan setan yang berdampak pada fisik dan mental seseorang.

● Pandangan tentang narkoba dalam Agama Hindu dan Buddha

A. Agama Hindu

Agama Hindu memang memandang semua barang yang ada di dunia ini, walau sekecil apapun, pasti
akan membantu kehidupan. Menurut pandangan agama Hindu, apabila pikiran seseorang kacau, maka
bisa saja barang yang awalnya bermanfaat menjadi sesuatu hal yang merugikan, misalnya saja
Narkoba. Secara medis, Narkoba berguna dalam bidang kesehatan. Akan tetapi, karena pikiran umat
yang kacau, maka Narkoba disalahgunakan sehingga dapat merusak tubuhnya. Oleh karena itu,
pengkonsumsian Narkoba dilarang oleh agama Hindu. Agama Hindu juga mengajarkan bahwa
penggunaan narkoba sangat dilarang dan juga tidak boleh dilakukan sekalipun dalam kehidupan.

B. Agama Buddha

Agama Budha mengajarkan tentang lima disiplin moral dalam kehidupan, yaitu : (1) Panti pala
vermani sikapadan samadiyani = aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan makhluk, (2)
adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami = aku bertekad melatih diri menghindari barang yang
bukan miliknya, (3) kamesu miccara veramani sikkhapadam samadiyami = aku bertekad melatih diri
menghindari asusila, (4) musavada veramani sikkhapadam samadiyami = aku bertekad melatih diri
menghindari ucapan yang tidak benar (dusta) dan lainnya, (5) surameraya majjapamadatthana
veramani sikkhapadam samadiyami = aku bertekad melatih diri menghindari minuman keras dan obat-
obat terlarang yang menyebabkan mabuk dan melemahkan. Dari kelima disiplin moral tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa agama Budha melarang penggunaan Narkoba, karena menyebabkan mabuk
dan melemahkan. Dalam semua ajaran Buddha narkoba dilarang dan tidak dibenarkan.

F. PERAN KELUARGA, MASYARAKAT/TOKOH AGAMA, SERTA


SEKOLAH DALAM MENANGGULANGI PENYALAHGUNAAN
NARKOBA

● Peran Orangtua untuk Menghindarkan Penyalahgunaan Narkoba

Keluarga merupakan tempat berinteraksi antara anak dan orangtua. Masa remaja merupakan masa
dimana anak baru akan belajar mengenai lingkunagn hidup masyarakat luas. Peran orangtua untuk
mencegah anggota keluarga terkena bahaya Narkoba antara lain :
1) Mengajak seluruh anggota keluarga untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2) Memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus terhadap anak setiap harinya
3) Menjadi pendengar yang baik bagi anak
4) Kenali teman bergaul anak di sekolah maupun di lingkungan masyarakat
5) Salurkan hobi anak secara positif
6) Perhatikan kegiatan selalu setiap waktu
7) Menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak

● Peran Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama

Tokoh masyarakat ataupun tokoh agama mempunyai peranan yang penting dalam pencegahan
Narkoba pada generasi muda. Peran tersebut antara lain:

1) Mengajak umat untuk meningkatkan iman dan takwa dan beribadah setiap harinya
2) Mengajak masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar
yang mencurigakan
3) Memberikan sosialisasi terhadap bahaya narkoba kepada masyarakat luas
4) Mengembangkan nilai moral, agama ataupun budaya kepada generasi muda, sebagai factor
mencegah penyalahgunaan narkoba
5) Mengadakan pertemuan antar warga secara rutin
6) Memberikan ceramah kepada masyarakat bagaimana agama melarang penggunaan narkoba
dalam hidup

 Peran Sekolah

Tidak bisa dipungkiri, bahwasanya saat ini pengedar Narkoba menjadikan sekolah-sekolah sebagai
target operasi mereka. Oleh karena itu pihak sekolah berperan penting untuk mencegah peredaran
Narkoba di kalangan siswa. Sekolah juga harus menjadi tempat aman bagi para siswa agar tidak terjadi
hal-hal yang diluar eksetasi. Beberapa peran sekolah antara lain :

1) Memperhatikan perilaku murid yang menyimpang dan diluar batas


2) Melakukan razia di kalangan murid
3) Mengawasi orang-orang yang masuk ke dalam lingkungan sekolah
4) Melaporkan ke polisi jika ada siswa yang terindikasi melakukan penyalahgunaan narkoba di
lingkungan sekolah
5) Mengadakan sebuah sesi dimana para murid dapat menceritakan keluh kesahnya dengan guru
6) Menyalurkan hobi dan minat murid secara baik dan penuh dukungan
G. PENGOBATAN YANG BISA DILAKUKAN BAGI PARA PELAKU
PEYALAHGUNAAN NARKOBA KHUSUSNYA REMAJA

1. Pengobatan medis

Pengobatan medis terhadap pelaku penyalagunaan narkoba adalah langkah yang dapat digunakan
secara langsung, untuk pengobatan perlu dicari tahu terlebih dahulu jenis obat apa yang dikonsumsi
pelaku sehinga dapat diberika obat yang dibutuhkan.

2. Konseling

Konseling merupakan cara yang dapat dilakukan konselor untuk mecari tahu pemicu dari pelaku
mengapa dia melakukan hal tersebut, konseling juga dapat dilakukan secara berkelompok maupun
individu. Tujuan konseling adalah mengembalikan sikap pelaku seperti dahulu dan memberikan arahan
serta nasihat agar kedepannya tidak mengulang hal yang sama.

3. Metode Rehabilitasi

Rehabilitasi merupakan cara yang paling sering digunakan, metode ini menekankan kepada
penyembuhan pelaku secara berkala, dengan mengalihkan perhatian pelaku kepada hal-hal yang lebih
menguntungkan dan bersifat positif. Rehabilitasi juga merupakan cara yang ampuh karena metode ini
secara langsung memberikan efek positif kepada pelaku.

4. Pelayanan Medik

a. Detoksifikasi

Detoksifikasi adalah suatu proses dimana seorang individu yang ketergantungan fisik terhadap zat
psikoaktif (khususnya Opioida), dilakukan pelepasan zat psikoaktif (Opioida) tersebut secara tiba-tiba
(abrupt) atau secara sedikit demi sedikit (gradual). Cara ini merupakan yang paling jarang digunakan
karena pasti ada efek samping dari detoksifikasi ini terhadap pelaku.

b. Terapi Maintenance

Terapi maintenance (rumatan) adalah terapi ini dilakukan pasca detoksifikasi sehingga pelaku tidak
merasa sakit ataupun mengalami komplikasi medis.

c. Terapi Psikososial

terapi ini menekankan kepada terapi sosial dimana pelaku mendapatkan hal layaknya rehabilitasi
namun melalui keadaan sosial, agama, dan lain-lain. Terapi ini bertujuan untuk menyembuhkan fisik
dan mental pelaku secara perlahan melalui terapi, dan tetap harus berkonsultasi dengan dokter maupun
perawat yang menyediakan layanan tersebut, terapi ini hamper sama halnya denganrehabilitasi namun
pelaksanaannya berbeda.

d. Rujukan

pelaku penyalahgunaan narkoba dapat dirujuk ke rumah sakit umu ataupun rumah sakit jiwa terdekat
bagian psikiatri agar dapat dilakukan tindakan selanjutnya kepada pelaku.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uinsu.ac.id/1616/8/BAB%20III.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309686/pengabdian/narkoba-ditinjau-dari-sisi-berbagai-agama-di-
indonesia.pdf

http://idr.uin-antasari.ac.id/3058/2/BAB%20IV.pdf

http://digilib.uin-suka.ac.id/17373/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/al_daulah/article/download/1467/1415/

You might also like