You are on page 1of 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Definisi Bobot Jenis
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Penting
untuk membedakan antara kerapatan dan bobot jenis. Kerapatan adalah massa per
satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume. Misalnya, satu mililiter raksa
berbobot 13,6 g, dengan demikian kerapatannya adalah13,6 g/mL. Jika kerapatan
dinyatakan sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot jenis merupakan
bilangan abstrak. Bobot jenis menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat
terhadap sebagian besar perhitungan dalam farmasi dan dinyatakan memiliki
bobot jenis 1,00. Sebagai perbandingan, bobot jenis gliserin adalah 1,25 , artinya
bobot gliserin 1,25 kali bobot volume air yang setara, dan bobot jenis alkohol
adalah 0,81 , artinya bobot jenis alkohol 0,81 kali bobot volume air yang setara
(Ansel, 2006).
Menurut Lachman (1994), pengujian bobot jenis dilakukan untuk
menentukan 3 macam bobot jenis, yaitu:
1. Bobot janis sejati (benar), yakni perbandingan antara massa dan volume
zat padat tanpa pori dan tanpa ruang rongga.  Penentuan bobot jenis sejati
bahan berbentuk butir dan serbuk menuntut bahan tersebut berada dalam
bentuk sehalus mungkin, dilakukan dengan menggunakan metode
piknometer cairan atau metode manometer.
2. Bobot jenis nyata, yaitu volume yang membesar akibat adanya pori-pori
yang menyebabkan besarnya volume.
3. Bobot jenis efektif, yaitu massa parikel dibagi volume partikel termasuk
pori yang tebuka dan tertutup. Seperti titik lebur, titik didih atau indeks
bias (bilangan bias). Kerapatan relatif merupakan besaran spesifik zat.
Besaran ini dapat digunakan untuk pemeriksan  konsentrasi dan
kemurniaan senyawa aktif, senyawa bantu dan sediaan farmasi.

3
2.1.2 Definisi Rapat Jenis
Rapat jenis adalah perbandingan yang dinyatakan dalam desimal, dari
berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat
mempunyai temperatur yang sama atau temperatur yang telah diketahui. Air
digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hidrogen atau udara untuk gas.
Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat
dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena
mudah didapat dan mudah dimurnikan (Ansel, 1989).
Kerapatan atau densitas adalah massa per satuan. Satuan umumnya adalah
kilogram per meter kubik, atau ungkapan  yang  umum, gram per sentimeter
kubik, atau gram per milliliter. Kerapatan berubah dengan perubahan temperatur 
(dalam banyak kasus, kerapatan menurun dengan kenaikan temperatur,  karena
hampir semua substansi mengembang ketika dipanaskan). Konsekuensinya 
temperatur harus dicatat dengan nilai kerapatannya, tekanan gas harus spesifik.
Kerapatan  adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur dan 
tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan
sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitive, dengan
demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat. Hubungan
antara massa dan volume tidak hanya menunjukan ukuran dan bobot molekul
suatu komponen, tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat karakteristik
pemadatan (Packing Characteristic). Dalam sistem matriks kerapatan diukur
dengan gram/ml (untuk cairan) atau gram/cm2 (Stoker, 1993).
Berbeda dengan kerapatan, bobot jenis merupakan bilangan murni atau
tanpa dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus
yang cocok. Bobot jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan
sebagai perbandinga yang massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume
air pada suhu 4oC atau temperatur lain yang telah ditentukan (Martin, 1993).
2.1.3 Penentuan Kerapatan dan Bobot Jenis
Kerapatan adalah perbandingan yang dinyatakan dalam desimal, dari berat
suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat
mempunyai temperature yang sama atau temperature yang telah diketahui dan

4
dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram  per sentimeter kubik ( g /cm3 = g /ml )
dan dalam satuan SI kilogram per  meter kubik ( kg /m3 )
ρ= m atau ρ = (b2-b1)
v v
dimana ;
ρ = Berat jenis zat (gr/ml)
m = Bobot Piknometer kosong – piknometer berisi zat (gr)
b2 = Bobot Piknometer berisi zat (gr)
b1 = Bobot Piknometer kosong (gr)
v = Volume Piknometer (ml)
Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hydrogen atau udara
untuk gas.Dalam farmasi, perhitungan berat jenis terutama menyangkut cairan, zat
padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar
karena mudah didapat dan mudah dimurnikan.
Berbeda dengan kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni atau tanpa
dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang
cocok.
d = ( ρ zat)
( ρ air)
dimana :
d = rapat jenis
ρ zat = berat jenis suatu zat (g/ml)
ρ air = berat jenis air (g/ml)
Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai
perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air pada suhu
4oC atau temperatur lain yang telah ditentukan.
2.1.4 Metode Penentuan Bobot Jenis
Menurut Voight (1994) dalam penentuan bobot jenis ada beberapa metode
yang digunakan untuk penentuan bobot jenis pada cairan, yakni :

5
a. Metode Piknometer(Roth, Herman J, 1994).
Prinsip metode ini didasarkann atas ketentuan massa cairan danpenentuan
ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk
menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer akan
bertambah hingga mencapai keoptimuman tertentu dengan bertambahnya
volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.
Prinsip Metode Piknometer ini didasarkan atas penentuan massa cairan
dan penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan
dengan menimbang air.Menurut peraturan apotek, harus digunakan piknometer
yang sudah ditera, dengan isi ruang dalam ml dan suhu tetentu (20°C).
Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu
dengan bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi
ruang 30 ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet.
b. Metode Neraca Hidrostatik
Metode ini berdasarkan okum Achimedes yaitu suatu benda yang
dicelupkan ke dalam cairan akan hilang massa sebesar barat volume cairan
yang terdesak.
c. Metode Mohr-westphal
Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada blok timbangan yang
ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disetimbangkan dengan bobot lawan.
Keuntungan penentuan kerapatan dengan neraca mohr-westphal adalah
penggunaan waktu yang singkat dan mudah dilakukan.
d. Metode Areometer
Penentuan kerapatan dengan aerometer berskala (timbangan benam,
sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas tercelup
yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan pelelehan.
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bobot Jenis
Menurut Sinko (2011) ada beberapa faktor yang mempengaruhi bobot
jenis suatu zat, yakni :

6
a. Temperatur,
Dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat
menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya
pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga
sulit untuk menghitung bobot jenisnya.
b. Massa zat
Jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot  jenisnya
juga menjadi lebih besar.
c. Volume zat
Jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung
pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot
molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot
jenisnya.
d. Kekentalan/viskositas
Dalam bidang farmasi bobot jenis dan rapat jenis suatu zat atau cairan
digunakan sebagai salah satu metode analisis yang berperan dalam menentukan
senyawa cair, digunakan pula untuk uji identitas dan kemurnian dari senyawa
obat terutama dalam bentuk cairan, serta dapat pula diketahui tingkat
kelarutan/daya larut suatu zat.
2.2 Uraian Bahan
1. Alkohol (Dirjen POM, 1979 ; Rowe, 2006 ; Pubchem, 2004)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol, Etil Alkohol, Metil Karbinol
Berat Molekul : 46.0 gr/mol
Rumus Molekul : C2H5OH
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, dan


mudahbergerak, bau khas dan rasa panas
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform

7
dan dalam eter P.
Khasiat : Antiseptik (menghambat mikroorganisme)
Kegunaan : Mensterilkan alat.
2. Air Suling (Dirjen POM, 1979 ; Rowe, 2006 ; Pubchem, 2004)
Nama Resmi : AQUA DESTILATA
Nama Lain : Aquadest, Air Suling, dihidrogen oksida
Berat Molekul : HO/18,02
Rumus Molekul : H2O
Rumus struktur :
H-O-H
Pemerian : Cairan jernih, jernih, tidak berbau, berbau, tidak
berasa dan tidak berwarna.
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. Minyak Zaitun (Dirjen POM, 1995)
Nama Resmi : OLEUM OLIVAE
Nama Lain : Minyak zaitun, oliv oil, repied olive oil
Rumus Molekul : CH3(CH2)12COOH
Berat Molekul : 228 g/mol
Rumus Struktur :

You might also like