You are on page 1of 10

MAKALAH BK LINTAS BUDAYA

“Konsep Diri Individu Dengan Budaya”

Kelompok 1 :
Azkia Maulidya Sabrina 2001015098
Rally Wandana 2001015018
Ulfa Ummaiyah 2001015113

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Konsep Diri Individu dengan Budaya”. Makalah ini kami buat
untuk memenuhi tugas matakuliah BK Lintas Budaya. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi terhadap para pembaca.
Terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing untuk menyelesaikan
makalah ini. Serta pihak yang terlibat untuk menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwa terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami berharap
kritik serta saran dari dosen dan pembaca. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan dimohon kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan makalah selanjutnya.

Jakarta, 28 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN ....................................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................4

C. Tujuan............................................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.......................................................................................................................5

BAB III......................................................................................................................................9

PENUTUP.................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama
lain. Dimana manusia memegang peranan yang unik dan dapat di pandang dari banyak
segi. Sedangkan kebudayaan lebih dekat kepada karya seni adat istiadat yang tumbuh
dari suatu kumpulan masyarakat. Secara sederhana hubungan antara manusia dan
kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek
yang di laksanakan oleh manusia.
Jika dilihat dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat
dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat yang
dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain, seperti
masyarakat yaitu orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan tidak ada
masyarakat yang tidak memilikikebudayaan dan begitu pun sebalik nya.
Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat. Contohnya seperti masyarakat dari
desa biasanya hanya meniru atau mengikuti budaya yang di lakukan masyarakat dari
kota tanpa memikirkan sisi positif dan negatifnya, mereka hanya berfikir bahwa
budaya kota itu lebih maju dan harus mereka jadikan contoh. Memang hubungan
manusia dan kebudayaan itu sangat sulit untuk dilepaskan karena fungsi kebudayaan
dan manusia itu sangat diperlukan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam
mewujudkan tingkah lakunya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep diri?
2. Apa yang dimaksud dengan budaya?
3. Apa keterkaitan budaya dengan kepribadian?
4. Apa yang dimaksud dengan konsep diri dependen?
5. Apa yang dimaksud dengan konsep diri independen?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang konsep diri
2. Untuk mengetahui tentang budaya
3. Untuk mengetahui tentang keterkaitan budaya dengan kepribadian
4. Untuk mengetahui tentang konsep diri dependen
5. Untuk mengetahui tentang konsep diri independen

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Diri


Konsep diri adalah organisasi dari persepsi-persepsi diri. Organisasi dari
bagaimana kita mengenal, menerima, dan menilai diri kita sendiri. Suatu deskripsi
mengenai siapa kita, mulai dari identitas fisik, sifat, hingga prinsip.
Menurut Argyke (dalam Nurhaini 2018, hlm. 216) menyatakan bahwa
terbentuknya konsep diri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang di antara lain adalah
sebagai berikut :

1. Reaksi dari orang lain


Caranya dengan mengamati pencerminan perilaku seseorang terhadap respon orang
lain, dapat dipengaruhi dari diri orang itu sendiri.
2. Perbandingan dengan orang lain
Konsep diri seseorang sangat tergantung pada cara orang tersebut membandingkan
dirinya dengan orang lain.
3. Peranan seseorang
Setiap orang pasti memiliki citra dirinya masing-masing, sebab dari situlah orang
tersebut memainkan peranannya.
4. Identifikasi terhadap orang lain
Pada dasarnya seseorang selalu ingin memiliki beberapa sifat dari orang yang
dikaguminya.

B. Pengertian Budaya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya atau culture dapat diartikan
pikiran, akal budi, hasil. Sedangkan membudayakan berarti mengajarkan supaya
mempunyai budaya, mendidik supaya berbudaya, membiasakan sesuatu yang baik
sehingga berbudaya.
Dalam bahasa Sansekerta kata kebudayaan berasal dari kata budh yang berarti
akal, yang kemudian menjadi kata budhi atau bhudaya sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Pendapat lain mengatakan bahwa budaya
berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam

5
kebudayaan, sedangkan daya adalah perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani.
Sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia. Dalam
bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.
Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Menurut Koentjaraningrat (1985-1963), kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Koentjaraningrat juga menerangkan bahwa pada dasarnya banyak yang
membedakan antara budaya dan kebudayaan, di mana budaya merupakan
perkembangan majemuk budi daya, yang berarti daya dari budi. Pada kajian
Antropologi, budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan yang tidak ada
perbedaan dari definsi. Jadi kebudayaan atau disingkat budaya, menurut
Koentjaraningrat merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.

C. Keterkaitan Budaya dengan Kepribadian


Berbicara kehidupan manusia sebagai individu tidak akan pernah keluar dari
kerangka pembicaraan mengenai kepribadiaan, konsep diri dan budaya dimana
individu manusia tersebut hidup. Budaya, kepribadian, dan konsep diri saling
mempengaruhi satu sama lain sekaligus dan dengan tujuan akhir bekerja integratif
membentuk individu yang utuh. Kepribadian merupakan konsep dasar psikologi yang
berusaha menjelaskan keunikan manusia.
Kepribadian mempengaruhi dan menjadi kerangka acuan dari pola pikir,
perasaan, dan perilaku individu manusia, serta bertindak sebagai aspek fundamental
dari setiap individu tersebut. Ia merupakan aspek inti keberadaan manusia yang
karenanya tak lepas dari konsep kemanusiaan yang lebih besar, yaitu budaya sebagai
konstruk sosial. Banyak penelitian telah mencoba menguji pengaruh serta hubungan
dari budaya dengan kepribadian sebagai bagian dari upaya memahami manusia secara
paripurna.
Paradigma budaya menyatakan bahwa kepribadian bukan hanya dipengaruhi
oleh budaya, namun juga dibentuk olehnya (Markus & Kitayama, 1998). Paradigma
ini melihat budaya dan kepribadian bukan sebagai dua konsep yang terpisah,
melainkan sebagai sistem yang terkait satu sama lain yang mana masing menciptakan
dan mempertahankan yang lain (Matsumoto & Juang, 2004).
Paradigma Lintas Budaya memandang kepribadian sebagai gejala universal
yang sama bermakna dan relevannya antarbudaya yang diteliti dalam hal ini ada dua
kemungkinan terpisah namun berhubungan satu sama lain, yaitu: Adanya faktor
bawaan biologis dan evolusi adaptif yang menciptakan kecenderungan genetik untuk
ciri-ciri kepribadian, dan Kemungkinan prinsip prosesnya (Matsumoto & Juang,

2004). D. Konsep Diri Dependen

Dependen merupakan kebalikan dari independen. Kata ini lebih jarang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari daripada independen. Maupun Dependen maupun
Independen menggambarkan bagaimana individu tau kelompok bergantung terhadap
orang lain.

6
Dependen yaitu tergantung (terikat pada) tidak berdiri sendiri. Sementara itu,
Cambridge Dictionary menjelaskan dependen sebagai membutuhkan sesuatu atau
seseorang dalam hidup dan berkegiatan.
Contoh budaya dependen : Larangan menikah orang menikah orang sunda dengan
orang jawa yang dipercaya akan mendatangkan nasib buruk dan pernikahan tersebut
tidak akan langgeng.

E. Konsep Diri Independen

Istilah independen digunakan dalam suatu negara apabila negara tersebut dapat dapat
berdiri sendiri tanpa bergantung pada negara lain.
Sementara, dalam bidang politik, independen digunakan apabila seseorang tidak
berafiliasi atau tidak bergantung dengan partai manapun atau pada orang lain.
Selain berkaitan dengan negara dan politik, independen juga berhubungan dengan
personal atau individu seseorang. Independen tersebut didefinisikan sebagai sikap
yang netral atau tidak berpihak pada kubu tertentu.
Jadi, independen bisa disebut sebagai sikap mental yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal
lain yang dapat mengganggu pertimbangan profesional, sehingga memungkinkan
seseorang individu untuk memiliki integritas dan bertindak secara objektif, serta
menerapkan skeptisisme profesional.
Karakteristik sikap independen :

➢ Memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan memiliki sumber daya yang cukup.

➢ Suka melakukan segala sesuatunya sendiri karena menganggap dirinya mampu


melakukannya tanpa bantuan orang lain.

➢ Memiliki pendirian teguh dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.

➢ Suka berteman dengan orang-orang yang sepemikiran dengan mereka.

➢ Pintar berbicara dan memengaruhi orang lain.

➢ Memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah atau tantangan hidup dan sabar
menghadapinya.

➢ Memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain.

➢ Berani menyampaikan pendapatnya kepada orang banyak

Faktor yang Mempengaruhi Sikap Independen


Adapun faktor-faktor yang memengaruhi seseorang menjadi independen,
sebagai berikut:
1. Faktor Usia
Faktor usia menjadi satu di antara faktor yang memengaruhi kemandirian
seseorang karena makin bertambahnya usia, seseorang akan makin mandiri dan
tidak memerlukan bantuan orang lain.
2. Faktor Gender

7
Hampir setiap pria memiliki keinginan yang lebih besar untuk hidup mandiri
dibandingkan wanita. Tingginya tingkat independen pria tak luput dari tugas
mereka sebagai tulang punggung keluarga.
Meski begitu, sekarang sudah banyak wanita yang mandiri dan tidak
bergantung pada orang lain.
3. Faktor Konsep Diri
Selanjutnya, faktor yang memengaruhi sikap independen adalah konsep diri.
Perilaku serta tindakan seseorang sangat dipengaruhi oleh perasaan dan
pikirannya.
Individu yang memandang dirinya dengan positif akan memiliki hidup yang
mandiri dan tidak mau bergantung pada orang lain.
4. Faktor Pendidikan
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin besar pula
keinginannya untuk berkembang dan mandiri.
Dengan pengetahuan yang dimiliki biasanya seseorang akan selalu mencoba
hal-hal baru dan berusaha mewujudkan impiannya tanpa bantuan orang lain.
5. Faktor Keluarga
Selanjutnya, faktor yang mempengaruhi sikap independen adalah keluarga.
Kepribadian dan kemandirian dari seseang anak terbentuk melalui lingkungan
keluarga karena itu faktor keluarga memengaruhi seseorang untuk memiliki
sifat mandiri.
6. Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial memengaruhi pembentukan kemandirian seseorang, seperti
interaksi sosial dan cara menghadapi masalah hidup, yang pada akhirnya
membentuk karakter seseorang menjadi mandiri atau independen.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Budaya, kepribadian, dan konsep diri saling mempengaruhi satu sama lain
sekaligus dan dengan tujuan akhir bekerja integratif membentuk individu yang
utuh. independen bisa disebut sebagai sikap mental yang tidak dipengaruhi oleh
hal-hal lain yang dapat mengganggu pertimbangan profesional, sehingga
memungkinkan seseorang individu untuk memiliki integritas dan bertindak secara
objektif, serta menerapkan skeptisisme profesional.

B. Saran
Setelah mempelajari mengenai Konsep Diri Individu dengan Budaya,
diharapkan kita yang merupakan calon-calon konselor dapat memiliki wawasan
yang luas. Sehingga kita dapat memahami Konsep Diri Individu dengan Budaya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/best-seller/konsep-diri/

Widiarti, Pratiwi Wahyu. (2017). Konsep diri (self concept) dan komunikasi interpersonal
dalam pendampingan pada siswa smp se kota yogyakarta. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 47
(1).

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), 130-131.

Supartono Widyosiswoyo, Ilmu Budaya Dasar (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 30-31.

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Rineka Cipta: Jakarta, 2009), 144.


10

You might also like