Professional Documents
Culture Documents
CERPEN
CERPEN
Kelas : XI MIPA 2
NO. Absen : 07
Aku memiliki sahabat mereka adalah riza, muna, dan dewi. Pada suatu hari kami didalam kelas setelah
bel jam pergantian pelajaran berbunyi kami ngobrol sementara, dewi dan muna selalu ngomongin
cowok sampai-sampai riza jengkel dengan mereka taulah sifat riza ia tak suka mikirin pacaran apa lagi
cowok, diantara kami berempat yang masih lajang aku dan riza, dan muna, dewi sudah punya pacar dan
sudah beberapa kali ia putus jadian dengan cowok yang berbeda.
“mun tau gak cowok gue itu ganteng banget” kata dewi
“kalau gue biar pun kurang ganteng tapi kaya lho”sahut muna
“emang kenapa sih riz?, coment aja, bilang aja elo sirik”kata muna
Setelah kejadian itu hubungan kami semakin buyar, biasanya kami menyantap makan siang bersama kini
hanya kita aku dan riza, sedangkan muna dan dewi makan siang dengan cowok mereka
“biarkan saja mereka, ir makasih ya elo masih mau denganku!”katanya sambil matanya berkaca
hingga pada suatu hari muna diduakan oleh cowoknya, dan dia minta tolong kami
“riz!,”kata muna
“mun asal elo tau kenapa riza tidak menjawab permintaan elo, elo pikir ya!, elo telah menyakiti
gue dan riza, gue masih bisa memaafkan elo tapi riza?, gue saranin elo harus minta maaf dengan riza,
pikirkan itu!”kataku
aku pun meninggalkannya, dan air mata muna yang semakin deras keluar.
aku berusaha untuk membujuk riza agar ia mau untuk maafin muna,
“riz maafin ya?, gue yakin muna minta maaf hanya untuk kembalinya persahabatan kita yang
dulu”kataku
“bener begitu mun?”tanya riza muna pun mengangguk mantap dengan mata berkaca, mereka
berpelukan aku pun ikut terharu dengan kejadian itu.
setelah kejadian itu kami semakin dekat, pada suatu hari teman sekelas kami yaitu ifa ia mengirim pesan
singkat yang berisi tentang dewi sahabat kami, membutuhkan do’a dari kami semua untuk
kesembuhannya dari penyakitnya yaitu kelainan saraf otak, kami pun kaget, keesokan harinya kelas kami
ramai dengan suara tangisan,
“riz maafin gue!, gue salah telah mengingkari janji kita untuk menjadi sahabat selamanya”kata dewi
kami pun berpegang tangan dan saling bersumpah untuk menjadi sahabat selamanya
“Kami berjanji untuk menjadi sahabat untuk selama-lamanya”kata kami bersamaan, tiba-tiba tawa kami
meledak bersamaan.