You are on page 1of 4

HIPERMETROPIA

No. Dokumen :
SOP
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 03 Januari 2022
Halaman : 1/4
UPT dr. AGUNG NUGROHO
PUSKESMAS NIP. 198106082009031004
BADEGAN

1. Pengertian Hipermetropia merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata


dimana sinar sejajar jauh tidak cukup kuat dibiaskan sehingga titik
fokusnya terletak di belakang retina

2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam penatalaksanaan hipermetropia

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Badegan Nomor :….. Tentang Jenis
Pelayanan Dan Program Yang Diselenggarakan Di UPT Puskesmas
Badegan.

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :


HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan kebersihan tangan


Langkah- 2. Petugas menyapa pasien
Langkah

1/4
3. Petugas menganamnesa pasien.
Terdapat keluhan adanya melihat dekat dan jauh kabur.
a) Gejala penglihatan dekat, kabur lebih awal, terutama bila
lelah dan penerangan kurang.
b) Sakit kepala terutama daerah frontal dan makin kuat pada
penggunaan mata yang lama dan membaca dekat.
Penglihatan tidak enak (asthenopia akomodatif = eye strain)
terutama bila melihat pada jarak yang tetap dan diperlukan
penglihatan jelas pada jangka waktu yang lama, misalnya
menonton TV dan lain-lain.
c) Mata sensitif terhadap sinar.
d) Spasme akomodasi yang dapat menimbulkan pseudomiopia.
Mata juling dapat terjadi karena akomodasi yang berlebihan
akan diikuti konvergensi yang berlebihan pula.
4. Petugas melakukan pemeriksaan visus, dengan cara :
Meminta pasien untuk duduk sejajar dengan snellen chart yang
berjarak 5-6 meter dengan tempat duduk pasien.
a) Satu mata yang tidak diperiksa ditutup dengan tangan atau
penutup lainnya, lalu meminta pasien untuk membaca grafik
snellen
b) Meminta pasien membaca huruf yang tertera dari kiri ke
kanan, hingga baris huruf dibawahnya dimana pasien tidak
mampu lagi membaca ( Misal pasien dapat membaca hingga
huruf yang berkode 6/30, dan tidak mampu lagi membaca
baris huruf yang dibawahnya, maka visus ditulis 6/30).
c) Jika pasien tidak mampu membaca baris huruf paling atas
( kode 5/5 atau 6/6 )maka petugas mengukur visus dengan
hitungan jari mulai dari jarak 1 meter di depan pasien dan
seterusnya kemudian petugas meminta pasien menyebutkan
angka yang diperagakan petugas.( Misalkan pasien masih
jelas membaca dalam jarak 1 m, maka petugas mundur
hingga jarak 2m dan seterusnya hingga pasien tidak mampu
lagi membaca pada jarak tertentu. Maka visus dapat ditulis
1/60, 2/60, 3/60 ).

2/4
d) Jika pasien tidak mampu lagi membaca hitungan jari pada
visus 1/60, maka dapat digantikan dengan lambaian tangan
dimana petugas tetap berdiri 1 m di depan pasien. Pasien
diminta menyebutkan arah gerakan tangan. Jika pasien
dapat menyebutkannya, maka dapat ditulis visus 1/300.
e) Jika tidak mampu menyebutkan arah gerakan tangan, maka
dapat dilakukan dengan menyebutkan sumber arah cahaya
( dari atas, samping kanan-kiri, atau bawah ) dengan
menggunakan penlight yang disinarkan dekat dengan
pasien. Jika pasien dapat menyebutkan sumber arah
cahaya, maka visus 1/~ ( tak terhingga)
f) Jika tidak mampu menyebutkan arah sumber cahaya, maka
visus 0.
g) Memeriksa mata yang lain dengan cara yang sama.
5. Petugas tidak perlu melakukan pemeriksaan penunjang.
6. Petugas merujuk pasien ke layanan sekunder untuk penggunaan
koreksi kacamata lensa sferis positif terkuat yang menghasilkan
tajam penglihatan terbaik
7. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi keluarga dan pasien
bahwa jika penyakit ini harus dikoreksi dengan bantuan kaca mata.
Karena jika tidak, maka mata akan berakomodasi terus menerus
dan menyebabkan komplikasi
8. Petugas merujuk hipermetropi ke rumah sakit untuk dilakukan
koreksi kacamata .

6. Unit Terkait 1. Unit Pemeriksaan Umum


2. UGD
3. Unit Rawat Inap
4. Puskesmas Pembantu
5. Ponkesdes

3/4
Melakukan Petugas menyapa Petugas menganamnesa Petugas melakukan
7. Diagram kebersihan pasien pasien pemeriksaan visus
tangan pada pasien
Alir

Merujuk pasien untuk Petugas tidak perlu melakukan


koreksi kacamata KIE keluarga
pemeriksaan penunjang

8. Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan


Tanggal

4/4

You might also like