You are on page 1of 6

PENGARUH KEBIJAKAN KERJA PAKSA,SISTEM SEWA TANAH DAN

TANAM PAKSA

Sekolah :MTsN 9 Blitar


Mata Pelajaran/Tema/Subtema :IPS/ Perubahan Masyarakat Indonesia Pada
Masa Penjajahan dan Tumbuhnya Semangat Kebangsaan/ Kondisi Masyarakat
Indonesia pada Masa Penjajahan
Kelas/Semester : VIII/2 (Genap)

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran berbasis masalah PBL, diharapkan peserta didik dapat:
-Mendeskripsikan pengaruh kebijakan kerja paksa, sistem sewa tanah, dan sistem tanam
paksa pada masa penjajahan dengan tepat.
-Menjelaskan Dampak kebijakan kerja paksa, sistem sewa tanah, dan sistem tanam paksa
terhadap rakyat Indonesia.
-Menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain saat Presentasi terkait materi pengaruh
kebijakan kerja paksa, sistem sewa tanah, dan sistem tanam paksa pada masa penjajahan
dengan tepat.
-Mengerjakan soal yang diberikan guru materi pengaruh kebijakan kerja paksa, sistem
sewa tanah, dan sistem tanam paksa pada masa penjajahan dengan tepat.
B. Uraian Materi
A.Pengaruh kebijakan kerja paksa
Menurut wikipedia.orgkerja paksa dapat diartkan melakukan pekerjaan
dbawah acaman sanksi atau hukuman dimana pekerja tidak memiliki kebebasan untuk
menyepakati pelaksanaan pekerjaan atau dengan kata lain pekerjaan yang tidak
dilakukan dengan suka rela.Contoh sanksi hukuman dapat mencakup ancaman
kekerasan,atau pembayaran upah ditunda.
Secara politis kebijakan kerja paksa oleh Belanda selama ini adalah ditujukan
untuk pengembangan infrastruktur roda ekonomi,khususnya pengangkutan barang-barang
atau komoditas perdagangan ke negeri induk atau yang menjajah.
Setelah penjajah mnguasai ibu pertiwi, satu demi satu kebijakan pemerintah di
negeri jajahan mulai bermuculan aturan tersbut serasa tidak fair sebab sangat
memberatkan rakyat Indonesia.Keserakahan dan tuntutan keuntungan yang besar yang
ingin didaptkan secara cepat diperlakukan kerju paksa. Kerja paksa atau sering
jugadisebut kerja rodi adalah suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang karena
paksaan dari orang lain,orang yang bekerja tersebut tigdak mendapat imbalan ataupun
fasilitas lainnya. Bagi Belanda kerja paksa sangat menguntunkan karena tanpa harus
mengeluarkan banyak biaya tetapi proyek-proyek yang dibangun cepat selesai
.

Setelah kalian melihat gambar diatas apa yang kalian rasakan?


Apa yang menyebabkan bangsa kita saat itu menurut saja dengan pemerintah penjajah?
Dampak kebijkan kerja paksa:
a.Bagi rakyat Indonesia
-Banyak lahan pertanian yang kosong/terbengkalai sebab tenaga kerja desa diangkut
untuk membuat proyek-proyek yang dibikin penjajah.
-Rakyat semakin menderita sebab pendapatan mengalami penurunan
-Berkurangnya tenaga potensial
b.Bagi Belanda
-Mendapatkan keuntungan yang besarsebab volume eksport dari negeri jajahan terus
bertambah
-Muncul nya tempat-tempat perdagangan baru di negeri induk.

B.Pengaruh sistem sewa tanah pada masa penjajahan Inggris di Indonesia


Sistem sewa tanah atau biasa disebut dengan istilah Landrent system adalah
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Inggris yang berkuasa di Indonesia
sejak 1811.Oleh Gubernur Jenderal Stamford Raffles. Sistem ini seolah olah mengadopsi
pengelolaan lahan yang dilakukan oleh kaum feodal abad 11-13.
Secara umum kebijkan ini mempunyai aturan sebagai berikut:
1.Petani mempunyai kewajiban menyewa tanah yang digarap meskipun tanah itu
miliknya.
2.Harga atau biaya sewa terhadap tanah tersebut tergantung pada kualitas dan kondisi
tanah.
3.Sistem pembayaran sewa tanah dilaksanakan secara tunai.
4.Bagi yang tidak mempunyai tanah dikenakan sistem pajak kepala.

Sistem sewa tanah yang dibuat Raffles memiliki dampak positif dan negatif.
Dampak positifnya antara lain:
1.Memperkenalkan sewa tanah dengan titik berat pada pajak dan ekonomi uang atau
moneter.
2.Menunjukkan pemerintah yang sentralistik
3.Menunjukkan gaya yang memadukan otoriter versus demokrasi.
4.Dihapuskannya kerja rodi dan upeti
5.Kopi merupakan sumber pendaptan Pemerintah yang terjamin.

Disamping dampak positif dampak negatif nya sebagai berikut:


1.Menumbuh kembangkan kebencian rakyat pemilik tanah.
2.Terjadi kerugian yang cukup besar bagi pribumi.
3.Menupahnya kebencian terhadap para Sultan, Bupati dan bangsawan akibat
pengambilan pajak secara langsung pada distrik-distrik dan desa-desa serta kepala-kepala
rakyat.
4.Petani tidak boleh menjual ,membeli maupun menggadaikan tanah.

B.Pengaruh sistem tanam pasa pada masa penjajahan Belanda di Indonesia


Contoh komoditas tanaman yang harus ditanam rakyat indonesia
Salah satu kebijakan Hindia Belanda yang merugikan rakyat indonesia adalah
diberlakukannya sistem tanam paksa yang dikenal dengan cultuurstelsel. Sebagai negara
yang subur, Belanda ingin memanfaatkannya dengan menanam tanaman ekspor seperti
tebu, nila, dan kopi yang menguntungkan bagi mereka. Baca juga: Jejak Mr Jansen atau
Tuan Block, Pejabat Hindia Belanda yang Jadi Juragan Jeruk di Sumedang Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Johannes van den Bosch adalah sosok di balik kebijakan sistem
tanam paksa atau cultuurstelsel. Baca juga: Sejarah Indische Partij: Pendiri, Latar
Belakang, Tujuan, dan Alasan Pembubaran Sistem tanam paksa adalah gabungan dari
aturan kewajiban menanam tanaman ekspor yang kemudian harus diserahkan ke VOC
(contingenteringen) dengan sistem sewa tanah atau pajak tanah (landelijk stelsel) yang
pernah dicetuskan oleh Thomas Stamford Raffles. Baca juga: Sejarah VOC di Indonesia:
Kedatangan, Masa Kejayaan, hingga Keruntuhannya Cakupan Wilayah Sistem Tanam
Paksa Johannes van den Bosch tidak serta merta menerapkan sistem tanam paksa ini ke
seluruh wilayah Hindia Belanda. Dalam buku Sistem Politik Kolonial dan Administrasi
Pemerintahan Hindia Belanda (2001) oleh Daliman, wilayah yang terkena kebijakan
sistem tanam paksa di Pulau Jawa mayoritas ada di Karesidenan Cirebon, Pekalongan,
Tegal, Semarang, Jepara, Surabaya, dan Pasuruan. Sementara menurut buku Berjuang
Menjadi Wirausaha: Sejarah Kehidupan Kapitalis Bumi Putra Indonesia (2008) oleh
Wasino, pelaksanaan tanam paksa di luar Pulau Jawa meliputi wilayah Sumatera Barat,
Minahasa, Minangkabau, Palembang, Ambon, dan Banda. Tujuan dan Aturan Sistem
Tanam Paksa Selepas VOC dibubarkan dan diambil alih oleh Belanda di bawah Gubernur
Jenderal, nyatanya tidak membuat kondisi rakyat jauh lebih baik. Johannes van den
Bosch menerapkan sistem tanam paksa demi mendapatkan pemasukan sebesar-besarnya
untuk mengatasi krisis keuangan Hindia Belanda dan membayar kerugian akibat perang.
Sementara melansir dari buku Catatan Pinggir (2006) oleh Mohammad Goenawan,
berikut adalah aturan cultuurstelsel atau sistem tanam paksa:
1.Tuntutan kepada setiap rakyat Pribumi agar menyediakan tanah pertanian untuk
cultuurstelsel tidak melebihi 20% atau seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami
jenis tanaman perdagangan.
2.Pembebasan tanah yang disediakan untuk cultuurstelsel dari pajak, karena hasil
tanamannya dianggap sebagai pembayaran pajak.
3.Rakyat yang tidak memiliki tanah pertanian dapat menggantinya dengan bekerja di
perkebunan milik pemerintah Belanda atau di pabrik milik pemerintah Belanda selama 66
hari atau seperlima tahun.
4.Waktu untuk mengerjakan tanaman pada tanah pertanian untuk Culturstelsel tidak
boleh melebihi waktu tanam padi atau kurang lebih 3 (tiga) bulan.
5.Kelebihan hasil produksi pertanian dari ketentuan akan dikembalikan kepada rakyat.
6.Kerusakan atau kerugian sebagai akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan
petani seperti bencana alam dan terserang hama, akan ditanggung pemerintah Belanda.
Pada kenyataannya pelaksanaan aturan ini mengalami banyak penyimpangan yang
merugikan rakyat. dan membuat sengsara. Dampak Sistem Tanam Paksa Akibat sistem
tamam paksa, kualitas dan hasil tanaman pangan juga berkurang dan menimbulkan
masalah baru yaitu kelaparan. Hal ini karena petani tidak sempat mengurusi sawah dan
ladang karena harus mengurus tanaman perkebunan. Kondisi kurangnya pangan juga
menimbulkan wabah penyakit mulai merajalela. Di Cirebon dan Grobogan jumlah
kematian meningkat sehingga jumlah penduduk menurun tajam. Sistem tanam paksa juga
memunculkan sistem premi atau cultuur procenten yakni pemberian untung kepada
penguasa pribumi dan bupati atau kepala daerah yang produksinya melebihi target. Hal
ini menyebabkan adanya pemerasan tenaga rakyat demi bisa mendapatkan premi sebesar-
besarnya.
Dampak Positif Tanam Paksa Bagi Indonesia
1. Rakyat mengenal sistem uang dalam kegiatan perdagangan, karena sebelumnya
menggunakan sistem tradisional, seperti barter.
2. Jaringan jalan raya menjadi sangat luas, karena pemerintah Hindia Belanda
membangun jalan demi kepentingan tanam paksa.
3. Rakyat mulai mengenal teknologi-teknologi yang digunakan dalam pengolahan
pertanian.
4. Selain teknologi, rakyat juga mengenal jenis-jenis tanaman baru yang laku di pasar
perdagangan internasional, seperti : tebu, kopi dan lada.
Dampak negatif Tanam Paksa Bagi Indonesia
1. Kemiskinan serta penderitaan fisik dan mental yang berkepanjangan.
2. Beban pajak yang besar.
3. Pertanian khususnya padi,banyak mengalam kegagalan panen.
4. Kelaparan dan kematian terjadi di banyak tempat sehingga jumlah penduduk
Indonesia mengalami penurunan.
5. Meluasnya kekuasaan bupati dan kepala desa yang digunakan pemerintah Belanda
sebagai alat organisir masyarakat. Menimbulkan banyak penyelewengan salah satunya
daricultuur procenten.
6. Timbulnya berbagai penyakit akibat kelapran yang berkelanjutan
7. Terjadinya penyelewengan aturan-aturan tanam paksa yang pada akhirnya sangat
menyengsarakan penduduk
8. Berkembangnya reaksi keras di Belanda terhadap pelaksanaan sistem tersebut hingga
keluarnya UU Agraria Tahun 1870.
9. Rakyat mulai mengetahui penggunaan uang dalam ekonomi pasar yang sebelumnya
menggunakan menggunakan sistem tradisional
10. Penderitaan fisik dan mental karena kelebihan beban kerja
11. Penurunan jumlah penduduk Indonesia karena kematian dan kelaparan

C. Latihan dan Kunci Jawaban/Rubrik


No Soal uraian singkat Jawaban SKOR
1. Jelaskan latar belakang pemerintah untuk mengatasi krisis 4
kolonial Belanda menerapakan keuangan pihak
kebijakan Tanam Paksa! Belanda, Johannes
Van den Bosch
mengajukan gagasan
cultuurstelsel kepada
Raja Wilem I dan
mendapat persetujuan.
Dengan demikian,
cultuurstelsel
dilakukan dengan
tujuan utama
mengatasi krisis
keuangan dan mengisi
kekosongan kas
negara pihak Belanda.
Total skor 4

2 Menurut kalian sebab – sebab apa saja Sebab – sebab


gagalnya kebijkan
yang menyebabkan kebijakan sewa
sewa tanah :
tanah mengalami kegagalan? a. Pememrintah 2
kesulitan
menentukan
beban pajak ke
setiap
petani,karena
untuk
menentukan bebn
pajak harus
melalui survey
yang cermat
2
b. Raffles gagal
membatasi
peranan kepala
desa
danBupati,yang
mengakibatkan
peran mereka
lebih kuat
daripada asisten
residen yang
berasal dari
orang-orang
Eropa.
c. Kurangnya 2
pegawai dan
pengawasan
pemerintah
d. Raffles sulit
2
lepas daari kultur
penjajah
e. Budaya dan
2
kebiasaan petani
yangsulit
diubah,misalnya
dalam menerima
jenis tanaman
baru
Total skor 12

3 sebutkan dampak negatif dari tanam a. Timbulnya 2


paksa yang diterapakan pemerintahan kelaparan
b. Pemanfaatan
kolonial terhadap rakyat Indonesia! 2
lahan produktif
penduduk
semakin
berkurang
Total skor 6
4 Total skor 20

Pedoman penskoran:

Nilai akhir = x 100

Predikat dan kriteria penilaian pengetahuan KKM 75:


Interval Nilai Predikat Keterangan
> 90 – 100 A Sangat Baik
> 80 – 90 B Baik
≥ 70 – 80 C Cukup
< 70 D Kurang

D. Daftar Pustaka
1.kebudayaan.kemdikbud.go.id repositori.kemdikbud.go.id kompas.com kompas.com
2.Kemendikbud. 2017.Ilmu Pengetahuan Sosial KelasVIII.Jakarta : Kemendikbud,
hal 208-214
3.Sarwanta.2019. Modul Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas.VIII Semester genap Klaten
: Sarwanta, hal 90-101
Internet :
https://www.cahayapendidikan.com/2019/09/26/pengaruh-sistem-sewa-tanah-ips-kelas-8-
k13/
https://regional.kompas.com/read/2022/01/30/160659178/sistem-tanam-paksa-wilayah-
tujuan-aturan-dan-dampak-cultuurstelsel
https://medan.tribunnews.com/2021/10/21/materi-belajar-sejarah-pengaruh-kebijakan-
kerja-paksa-pada-masa-penjajahan

You might also like