Agus Salim adalah pahlawan nasional beragama Islam yang lahir di
Sumatera Barat, Rabu, 8 Oktober 1884. Ayahnya Seotan Muhammad Salim dan ibunya Siti Zainab. Istrinya bernama Zaenatu Nahar dan mempunyai 8 orang anak. Agus Salim menempuh pendidikan di ELS, lalu lanjut di HBS di Batavia. Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragini. Hobi menulis yang dia miliki membuatnya menjadi Jurnalis (1915) di Harian Neratja sebagai pendaktor, lalu menjadi ketua. Hingga akhirnya dia menjadi pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta. Mendirikan surat kabar Fadjar Asia, lalu sebagai pendaktor Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor AIPO. Pada tahun 1915, salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI) yang dimana dia menjadi pemimpin kedua. Dalam organisasi SI ia berperan penting dalam upaya pembersihan SI dati ideology komunis. Pada 1921 dia membentuk Jong Islamieten Bonol. Diantara tahun 1946-1950 membantu dalam pengolakan politik Indonesia, sehingga di juluki “orang tua besar”. Agus menjadi menteri luar negri Indonesia ke-3 dari 3 Juli 1947- 20 Desember 1949, wakil mentri luar negri Indonesia 12 Maret 1946- 3 Juli 1947. Pada tahun 1952 menjadi ketua di Dewan Kehormatan PWI. Pada tahun 1950 sampai akhir hayatnya dia dipercayakan sebagai penasehat mentri luar negri. Agus Salim meninggal pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan di makamkan di TMP Kalibata.