You are on page 1of 48

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA


MATA PELAJARAN PPKn KELAS VII
SMP NEGERI 1 TUHEMBERUA

Penelitian Tindakan Kelas


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Pendidikan Profesi Guru

Oleh
FELIANUS NAZARA, S.Pd.
No. Peserta19072815410027

Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Tahap V


Program Studi PPKn

FAKULTAS ILMU SOSIAL


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

Judul PTK : Penerapan ModelDisecovery Learning dalam


Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran PPKn Kelas VII SMP Negeri 1 Tuhemberua

Nama : FELIANUS NAZARA, S.Pd.


Nomor Peserta : 19072815410027
PPGDJ Tahap : V (Lima)
Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Menyetujui

Ketua Program Studi PPKn, Dosen Pembimbing,

ARIEF WAHYUDI, MH. ___________________


NIP 19820606 20064 1 002 NIP

MENGETAHUI
Dekan Fakultas Ilmu Sosial,

Dra. NURMALA BERUTU, M.Pd.


NIP 19620527 198703 2 002

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat-Nya
yang cukup berlimpah sehingga dapat menyelesaikan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan proposal Penelitian Tindakan Kelas dapat terselesaikan dengan
baik karena dukungan Bapak/Ibu Instructur/Dosen Universitas Negeri Medan,
Panitia PPGDJ Tahap 5 Universitas Negeri Medan dan terlebih-lebih rekan-rekan
mahasiswa PPGDJ PPKn tahap 5. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan yang telah
diberikan.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah turut mendukung penulisan proposal ini. Semoga Tuhan Maha penyayang
melimpahkan Anugerah-Nya yang berlimpah dalam kehidupan kita semua.

Medan, Oktober 2019

Penulis,

FELIANUS NAZARA, S.Pd.


No. Peserta. 19072815410027

i
DAFTAR ISI

Isi halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 3
C. Batasan Masalah....................................................................... 3
D. Rumusan Masalah .................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................... 5
A. Kerangka Teori......................................................................... 5
1. Hakikat Model Pembelajaran Discovery Learning ............ 5
a. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning.. 5
b. Ciri-ciri Model discovery learning .............................. 7
c. Langkah-Langkah Metode Pemecahan Masalah ......... 8
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemecahan
Masalah ........................................................................ 9
2. Motivasi Belajar Siswa ...................................................... 10
a. Pengertian Motivasi Belajar Siswa .............................. 10
b. Indikator Motivasi Belajar ........................................... 12
c. Fungsi Motivasi Belajar ............................................... 13
d. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar ...... 13
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Siswa ............................................................................ 15
B. Kerangka Berpikir.................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 18
A.Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 18
B. Subjek Penelitian...................................................................... 18
C. Prosedur Penelitian................................................................... 18
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ........................................ 19
E. Analisis Data ............................................................................ 20
F. Jadwal Penelitian...................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21

ii
DAFTAR GAMBAR

Tabel halaman

1. Kerangka Berpikir....................................................................................... 6
2. Prosedur Penelitian...................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tugas guru yang paling utama dalam proses belajar mengajar adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
bagi peserta didik. Oleh karena itu prinsip utama proses belajar mengajar
adalah proses keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi diri siswa (fisik
dan non fisik) dankebermaknaannya bagi diri dan kehidupannya saat ini dan di
masa yang akan datang. Untuk mewujudkan kondisi belajar yang dimaksud,
pembelajaran terlebih dahulu diprakarsai oleh guru mata pelajaran sehingga
dapat memacu motivasi belajar siswa.
Kebanyakan pengajar menginginkan kelas yang penuh dengan siswa-
siswi yang mempunyai motivasi belajar. Bahkan seringkali guru
menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan mengarahkan siswa,
memberikan harapan realistis, dan mengarahkan tingkah laku peserta didik
dengan cara menunjukkan pada siswa hal-hal yang dilakukan secara tidak
benar dan meminta mereka untuk melakukan sebaik-baiknya.
Pada kenyataannya seringkali tidak sesuai dengan yang diharapkan
karena pengajar harus menghadapi tantangan untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa, membangkitkan minat, menarik dan mempertahankan
perhatiannya,mengusahakan agar peserta didik mau mempelajari materi
pembelajaran.
Pada saat ini kebanyakan siswa kurang meminati mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan karena memerlukan hafalan
terhadap konsep-konsep dan materi pembelajaran seperti menghafalkan pasal-
pasal beserta bunyinya, tanggal dan tahun suatu kejadian.Selama pembelajaran
berlangsung peserta didik kurang memperhatikan penjelasan materi
pembelajaran dari guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Hal ini terlihat dari aktivitas yang dilakukan siswa selama
proses belajar mengajar yaitu mengganggu teman, mencoret-coret meja,
memutar-mutar buku, mengejek teman, bahkan ada sebagian yang
mengerjakan tugas mata pelajaran lain saat pembelajaran berlangsung.

1
Sedangkan siswa yang mengajukan pertanyaan dan mengemukakan gagasan
hanya beberapa orang saja. Dapat dikatakan bahwa mayoritas peserta didik
kurang termotivasi dengan pembelajaran yang dilakukan guru sehingga hanya
mengharapkan dari apa yang diberikan guru dalam pembelajaran.
Informasi lain yang diperolehdari guru mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaran yaitu aktivitas pembelajaran yang dilakukan
guru dalam menyampaikan materi dengan menggunakan metode
ceramah.Guru lebih banyakmengarahkan siswa untuk mencatat materi
pelajaran dan mendominasi kegiatan pembelajaran.Hal ini mengakibatkan
peserta didik menjadi pasif dankurang termotivasi belajar. Dari data yang
diperoleh yang diperoleh dari guru mata pelajaran PPKn, siswa yang memiliki
motivasi belajar sebanyak 5 (lima) orang atau 1,5% sedangkan yang 85%
kurang termotivasi.
Kondisi ideal yang diharapkan dalam pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaan yaitu siswa dilibatkan secara aktif dalam
pembelajaran seperti mengidentifikasi permasalahan, berpikir kreatif,
menyelesaikan masalah dan dapat menyenangkan peserta didik. Proses
pembelajaran yang demikian akan mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa.Sehingga pemahaman terhadap konsep-konsep esensial yang baik dalam
pembelajaran akan membuat peserta didik menempatkan konsep-konsep
tersebut dalam sistem memori jangka panjang (long term memory)dan dapat
menggunakannya untuk berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi (higher level
thinking) seperti pemecahan masalah dan berpikir kreatif. Pemahaman konsep-
konsep esensial yang baik tersebut akan mempermudah peserta didik dalam
mencapai hasil belajar yang baik sesuai kriteria ketuntasan minimal yang telah
ditetapkan oleh sekolah.
Mengingat motivasi sangat penting bagi siswa dalam belajar,
dipandang perlu adanya pengkolaborasian model yang sudah ada atau
menggunakan model yang bervariasi untuk menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik. Adapun model pembelajaran yang pandang cukup tepat yaitu
model discovery learning.

2
Alasan mengangkat metode ini yakni karena menurut penulis model
ini terlihat menyenangkan, bisa mengajak siswa untuk mampu memecahkan
berbagai masalah pribadi maupun kelompok sehingga siswa menjadi lebih
mandiri dalam rangka menghadapi masalah, juga dapat merangsang
perkembangan kemajuan berpikir siswa”.Berdasarkan hal tersebut di atas,
penulisberkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan
Model Discovery Learningdalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas VII SMP Negeri 1 Tuhemberua”.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Proses pembelajaran cenderung terpusat kepada guru disebabkan oleh
karena guru masih menggunakan metode konvensional.
2. Peserta didik tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Penerapanmodel discovery learningbelum diterapkan seabagai variasi
metode pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar.
4. Guru lebih banyak mengarahkan siswa untuk mencatat materi pelajaran
dan mendominasi kegiatan pembelajaran.

C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel penelitian ini ada dua yaitu motivasi belajar siswa dan model
discovery learning.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2019/2010 pada
materi perumusan UUD Negara Republik Indonesia.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana
meningkatkan motivasi belajar siswa melalui penerapan model discovery
learning pada mata pelajaran PPKn kelas VII SMP Negeri 1 Tuhemberua?”.

3
E. Tujuan Penelitian
Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PPKn melalui model
discovery learning kelas VII SMP Negeri 1 Tuhemberua.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.
2. Manfaat praktis
Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi siswa, guru dan kepala
sekolah. Untuk lebih jelasnya, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Tuhemberua dengan menerapkan metode
pemecahan masalah.
b. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan positif untuk
memperbaiki praktik-praktik pembelajaran dan meningkatkan kualitas
lulusan.
c. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru menjadi
lebih baik dan memunculkan inovasi dalam proses pembelajaran
sehingga pembelajaran lebih bermakna.
d. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa menjadi
lebih baik dan proses pembelajaran juga berjalan dengan lancar.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori
1. Hakikat Model Pembelajaran Discovery Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas. Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran
untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam
kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik
pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar. Dalam suatu model pembelajaran ditentukan bukan hanya
apa yang harus dilakukan guru, akan tetapi menyangkut tahapan-
tahapan, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang
yang disyaratkan.
Menurut Arends dalam Suprijono(2013:46), model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang digunakan termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Menurut Joice&Weil dalam Isjoni(2013:50), model pembelajaran
adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian
rupa dan digunakan untukmenyusun kurikulum, mengatur materi
pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.
Sedangkan Istarani (2011:1), model pembelajaran adalah seluruh
rangkaian penyajian materi ajaryang meliputi segala aspek sebelum,
sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak
langsung dalam proses belajar.
Menurut Budiningsih (2005:43),pengertian model
pembelajaran discovery learning atau penemuan diartikan pula sebagai

5
cara belajar memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses
intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery
terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses
mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran,
prediksi, penentuan daninferi. Proses tersebut oleh Robert B. Sund
dalam Malik (2001:219), disebut cognitive process sedangkan
discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatig
conceps and principles in the mind.
Hosnan (2014:282), menjelaskan bahwa discovery learning
adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh
akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan,
siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan
sendiri masalah yang dihadapi.
Kurniasih, dkk (2014:64), menyatakan model discovery
learning adalah proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran tidak
disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,tetapi diharapkan
siswa mengorganisasikan sendiri. Discovery adalah menemukan
konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui
pengamatan atau percobaan.
Sebagai strategi belajar, model pembelajarandiscovery
learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan
problem solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga
istilah ini, pada discovery learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui.
Perbedaannya dengan discovery learningdengan inkuiri
learning ialah bahwa pada discovery masalah yang dihadapi siswa atau
peserta didik adalah semacam masalah yang direkayasa oleh guru,
sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga
siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk
mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses

6
penelitian. Sedangkan perbedaannya dengan discovery learning
dengan problem solving. Pada model problem solving lebih memberi
tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah.
Prinsip belajar yang nampak jelas dalam discovery
learningadalah materi atau bahan pelajaran yang akan
disampaikantidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa
sebagai peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin
diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian
mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui
dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Dengan mengaplikasikan metode discovery learning secara
berulang-ulang dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri
individu yang bersangkutan. Penggunaan metode/model discovery
learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif
dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke
student oriented. dalam konsep belajar, sesungguhnya metode
discovery learningmerupakan pembentukan kategori-kategori atau
konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi.

b. Ciri-ciri dan Karakteristik Model Pembelajaran Discovery


Learning
Tiga ciri utama belajar dengan model pembelajaran discovery
learning atau penemuan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan
masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi
pengetahuan; (2) berpusat pada peserta didik; (3) kegiatan untuk
menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Karakteristik dari model pembelajaran discovery learning atau
penemuan, yaitu:
a) Peran guru sebagai pembimbing;
b) Peserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan;
c) Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik
melakukan kegiatan menghimpun, mengkategorikan, menganalisis,
membandingkan,serta membuat kesimpulan.

7
c. Langkah-langkah Model Discovery Learning
Langkah persiapan model discovery learning, yaitu:
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa peserta didik
(kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya).
c. Memilih materi pelajaran
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajaripeserta didiksecara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajarisiswapeserta didik
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks,
dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai
ke simbolik.
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajarsiswapeserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, langkah-langkah discovery learning
secara singkat adalah sebagai berikut:
Tahap Deskripsi
Tahap 1 Guru Menentukan tujuan pembelajaran,
Persiapan identifikasi karakteristik peserta didik
(kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya)
Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan
Tahap 2 menga-jukan pertanyaan, anjuran membaca
Stimulasi/pemberian buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
rangsangan mengarah pada persiapan pemecahan
masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi
untuk menyediakan kondisi interaksi belajar
yang dapat mengembangkan dan membantu
peserta didik dalam mengeksplorasi bahan
Tahap 3 Guru Mengidentifikasi sumber belajardan
Identifikasi masalah memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah)
Tahap 4 Guru Membantu peserta didik mengumpulan
Mengumpulkan data dan mengeksplorasi data.

8
Tahap Deskripsi
Tahap 5 Guru membimbing peserta didik dalam
Pengolahan data kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para peserta didik baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya
Tahap 6 Guru membimbing peserta didik melakukan
Pembuktian pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
yang ditetapkan dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil
Tahap 7 Guru membimbing peserta didik merumuskan
Menarik kesimpulan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.

d. Kelebihan dan Kelemahan Model Discovery Learning


Suherman, dkk (2001:179) menyebutkan terdapat beberapa
kelebihan atau keunggulan metode discovery learning, yaitu:
1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan
menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
2. Siswa memahami benar bahan pelajarannya, sebab
mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang
diperoleh dengan cara ini lebih lama untuk diingat.
3. Menemukan sendiri bisa menimbulkan rasa puas. Kepuasan
batin ini mendorongnya untuk melakukan penemuan lagi
sehingga minat belajarnya meningkat.
4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode
penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya
keberbagai konteks.
5. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar
sendiri.

Sedangkan menurut Kurniasih, dkk (2014:64-65), metode


discovery learning juga memiliki beberapa kelemahan atau
kekurangan, antara lain sebagai berikut:
1. Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan
pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan
mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep- konsep, yang
tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi.
2. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang
banyak, karna membutuhkan waktu yang lama untuk
membantu mereka menemukan teori untuk pemecahan
masalah lainnya.

9
3. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat
buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah
terbiasa dengan cara- cara belajar yang lama.
4. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan
pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
5. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya PPKn kurang
fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh
para siswa.
6. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir
yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih
terlebih dahulu oleh guru.

2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar diperlukan dalam kegiatan pembelajaran untuk
menimbulkan minat belajar pada siswa. Guru haruslah memberikan
motivasi kepada siswa untuk membangun rasa percaya diri, semangat
belajar, dan menumbuhkan rasa bersosialisasi yang baik di lingkungan
sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Menurut Sumiati dan Asra (2009:59) motivasi belajar adalah
“sesuatu yang mendorong siswa untuk berperilaku yang langsung
menyebabkan munculnya perilaku dalam belajar”. Winkel dalam Ria
(2012:9) mengatakan “motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta
memberi arah pada kegiatan belajar”.
Motivasi adalah “perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan” (Hamalik, 2001:158). Dalam hal ini ada tiga unsur
yang saling berkaitan, yaitu:
1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.
2) Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan.
3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Menurut Hamalik (2008:105), ada dua pendekatan yang
digunakan untuk memahami motivasi, yaitu:

10
1) Motivasi dipandang sebagai suatu proses. Hal ini dapat
membantu guru untuk menjelaskan tingkah laku yang
diamati atau meramalkan tingkah laku orang lain.
2) Menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-
petunjuk tingkah laku seseorang. Petunjuk-petunjuk
tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaannya untuk
meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya .

Selanjutnya Hamalik (2008:112), mengatakan “pada pokoknya


motivasi memiliki dua sifat, yakni motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik”.
1) Motivasi instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi
belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa
sendiri atau timbul dari dalam diri peserta didik. Menurut Hamalik
(2001:205), ada beberapa cara untuk mendorong motivasi instrinsik
siswa, yaitu:
a. Siswa harus dilibatkan dalam pengembangan konsep
belajar dan material yang akan digunakan.
b. Pusat belajar harus dikembangkan sesuai dengan minat
dan kebutuhan siswa yang akan menggunakan pusat
tersebut.
c. Pusat belajar harus dirancang untuk memberdayakan
beraneka ragam material.
d. Pusat belajar harus bertata warna, berdaya tarik,
terorganisasi dan terpelihara baik, serta tersedia
peralatan/perlengkapan yang handal.

2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-
faktor dari luar situasi belajar. Menurut Sardiman dalm Djamarah
dan Zain (2010:73), “motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar”.
Kenneth H. Hover dalam Hamalik(2001:163), mengemukakan
prinsip-prinsip motivasi antara lain sebagai berikut:
1) Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat
menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat
menghargai apa yang telah dilakukan. Jadi, pujian lebih
efektif dalam upaya mendorong motivasi belajar siswa.

11
2) Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah
efektif untuk memelihara minat murid. Cara mengajar yang
bervariasi akan menimbulkan situasi belajar yang
menantang, dan menyenangkan. Bisa diibaratkan dengan
bermain dengan alat permainan yang berlainan. Penggunaan
metode mengajar yang bervariasi dapat menggairahkan
belajar siswa, terutama siswa tidak merasa bosan.
3) Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas
murid. Dengan strategi pembelajaran tertentu, motivasi
siswa dapat ditujukan kepada kegiatan-kegiatan kreatif.
Misalnya, dalam kegiatan pembelajaran siswa diberi
berbagai tantangan, maka akan tumbuh kegiatan kreatifnya.

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa


motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul pada diri siswa baik
secara instrinsik maupun ekstrinsik yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan tertentu yang mengarah pada
kegiatan belajar.

b. Indikator Motivasi Belajar


Motivasi yang bekerja dalam diri individu mempunyai kekuatan
yang berbeda-beda. Ada motif yang begitu kuat sehingga menguasai
motif-motif lainnya. Motif yang paling kuat adalah motif yang menjadi
sebab utama tingah laku individu pada saat tertentu. Motif yang lemah
hampir tidak mempunyai pengaruh pada tingkah laku individu. Motif yang
kuat pada suatu saat akan menjadi sangat lemah karena ada motif lain yang
lebih kuat pada saat itu.
Menurut Uno (2008:23), ciri-ciri atauindikator motivasi antara lain
“(1)adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongandan
kebutuhan dalam belajar;(3) adanya harapan dan cita-citamasa depan;(4)
adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanyakegiatan yang menarik
dalam kegiatan;(6)belajaradanyalingkungan belajar yang kondusif”.
Sedangkan menurut Sardiman (2001:81) indikator motivasi belajar
adalah sebagai berikut :
a) Tekun menghadapi tugas.
b) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
orangdewasa.

12
d) Lebih senang bekerja mandiri.
e) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin.
f) Dapat mempertahankan pendapatnya.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri diatas berarti seseorang itu


memiliki motivasi yang tinggi. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat
penting dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan berhasil baik kalau
siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah
dan hambatan secara mandiri, siswa yang belajar dengan baik tidak akan
terjebak pada sesuatu yang rutinitas.

c. Fungsi Motivasi Belajar


Menurut Sardiman (2006:85), ada 3 fungsi motivasi belajar yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak
dicapai
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan
dengan menyisihkan tujuan-tujuan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.

Dengan adanya dorongan untuk berbuat ke arah tujuan yang akan dicapai
motivasi belajar siswa akan tercapai serta akan meningkatkan prestasi
belajar bagi siswa.

d. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar


Menurut Djamarah (2002:125), ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain:
1) Memberi angka
Angka dimaksud adalah simbol atau nilai dari hasil akivitas
belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup
memberikan rangsangan kepada siswa untuk meningkatkan
hasil belajar dan motivasi belajar.
2) Hadiah
Hadiah dapat membuat siswa termotivasi untuk memperoleh
nilai yang baik. Hadiah tersebut dapat digunakan orang tua atau
guru untuk memacu belajar siswa.

13
3) Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan. Persaingan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Dengan saingan atau kompetisi dapat
digunakan sebagai alat untuk mendorong siswa belajar.
4) Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja
keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah
satu bentuk motivasi yang cukup penting. Siswa akan belajar
dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
5) Memberi ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Siswa akan
menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan. Siswa
biasanya mempersiapkan diri untuk belajar ketika ada ulangan.
Memberikan ulangan pada siswa dapat mendorong siswa untuk
lebih giat dalam belajar.
6) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil belajarnya, akan mendorong siswa
untuk giat belajar. Dengan mengetahui hasil belajar yang
meningkat, siswa termotivasi untuk belajar dengan harapan
hasilnya akan terus meningkat.
7) Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement positif sekaligus motivasi
yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji
keberhasilan siswa dalam mengerjakan pekerjaan sekolah
Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana
menyenangkan, mempertinggi gairah belajar.
8) Hukuman
Hukuman merupakan reinforcement negatif, tetapi jika
dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi
yang baik dan efektif.
9) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berati ada unsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar. Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang ada
dalam diri siswa. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan agar
hasrat untuk belajar itu menjelma menjadi perilaku belajar.
10) Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang
berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya
dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya.Proses
belajar akan berjalan lancar jika disertai dengan minat. Minat
dapat dibangkitkan dengan membandingkan adanya kebutuhan,
menghubungkan dengan persoalan penggalaman yang lampau,
memberi kesempatan untuk emndapatkan hasil yang baik,
menggunakan berbagai macam metode menggajar.
11) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima oleh siswa
merupakan alat motivasi yang cukup penting. Dengan

14
memahami tujuan yang hendak dicapai, akan timbul gairah
untuk belajar.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Menurut Darsono, dkk. (2000:65) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita atau aspirasi adalah target yang ingin dicapai oleh
siswa yang menimbulkan semangat untuk belajar untuk meraih
cita-cita.
b. Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan.Kemampuan
ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri
siswa, misalnya penghematan, perhatian, ingatan, daya pikir,
fantasi. Kemampuan belajar pada siswa sangat perlu untuk
tercapainya tujuan belajar.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa untuk melakukan pembelajaran sangat
dibutuhkan baik fisik maupun mental harus dalam keadaan
yang baik. Kondisi siswa yang baik akan mempengaruhi
keinginan individu untuk belajar.
d. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari
luar diri siswa. Kondisi lingkungan yang sehat, kerukuan hidup,
ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya dengan
lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka
semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang
keberadaannya dalam proses belajar mengajar tidak stabil,
kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang
sama sekali. Misalnya keadaan emosi siswa, gairah belajar,
situasi dalam keluarga dan lain-lain.
f. Upaya guru dalam pembelajaran siswa
Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru
mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari
penguasaan materi,cara menyampaikannya, menarik perhatian
siswa, mengevaluasi hasil belajar siswa, dan lain-lain. Bila
upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada
kepentingan siswa, maka diharapkan dapat menimbulkan
motivasi belajar siswa.

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar


mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi
belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan

15
semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan
semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan kegiatan
belajar.

B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan
guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Pembelajaran yang bernilai kerjasama mampu memberikan warna
tersendiri bagi peserta didik. Pembelajaran kooperatif menempatkan interaksi
sosial pada peserta didik satu dengan yang lainnya. Dalam proses
pembelajaran guru harus berperan sebagai motivator dan fasilitator agar
tercapai pembelajaran yang aktif dan efektif.
Pada kenyataanya kondisi awal pembelajaran belum meningkatkan
motivasi belajar siswa. Guru masih menggunakan metode konvensional dan
belum menerapkan model discovery learning dalam proses belajar mengajar
Pendidikan Kewarganegaraan sehinga motivasi belajar siswa menjadi rendah.
Oleh karena itu, peneliti memperbaiki pembelajaran dengan menerapkan
model discovery learning sehingga ada motivasi belajar siswa meningkat.
Dengan adanya peningkatan motivasi belajar akan mempengaruhi peningkatan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Adapun alur berpikir dalam melakukan penelitian ini digambarkan
pada gambarberikut:

16
Motivasi belajar siswa
KondisiAwal Metode konvensional
rendah

Perencanaan Pelaksanaan
Model Discovery
Tindakan Learning Siklus I
Refleksi Pengamatan

Perencanaan Pelaksanaan
Siklus II
Refleksi Pengamatan

Motivasi Belajar Siswa


Kondisi Akhir Meningkat

Gambar 1. Kerangka Berpikir

17
BAB III
METODE PENELITIAN

A. SettingPenelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tuhemberua Jl.
Silimabanua No. 111 Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara. Waktu
penelitian yaitu bulan Oktober 2019. Materi yang diajarkan pada penelitian ini
yaitu Peraturan Perundang-Undangan.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Tuhemberuatahun
pelajaran 2019/2020 yang jumlah 30 orang dengan laki-laki sebanyak 14
orang dan perempuan sebanyak 16 orang.

C. Prosedur Penelitian
Adapun tahapan pelaksanaan tindakan kelas (PTK) sebagai berikut:
a. Perencanan (Planning)
1) Setiap pertemuan
a) Menyiapkan silabus, RPPdan bahan ajar.
b) Menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi,
angket, panduan wawancara dan tes hasil belajar berdasarkan kisi-
kisi tes setiap akhir siklus.
c) Menentukan peranan guru dalam pembelajaran sebagai pengamat,
pendamping sedangkan peneliti yakni sebagai pengajar.
d) Menyiapkan lembaran observasi.
2) Setiap akhir siklus dilakukan tes hasil belajar untuk mengetahui daya
serap atau peningkatan keberhasil siswa.
a. Tindakan (action)
Berpedoman dari perencanaan di atas, maka pelaksanaan tindakan (action)
sesuai dengan perencanaan (planning).
b. Pengamatan dan Pengumpulan Data
Selama proses kegiatan pembelajaran (siklus I), guru mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pengamat memperhatikan

18
kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dengan model discovery
learning dan mengisi lembar pengamatan (terlampir).
c. Refleksi
1) Setiap akhir pertemuan melakukan evaluasi pelaksanaan
pembelajaran untuk mengetahui permasalahan baru dengan
berpedoman pada lembar pengamatan. Permasalahan baru ini akan
menjadi perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
2) Setiap akhir siklus dideskripsikan data hasil pelaksanaan
pembelajaran apakah telah mencapai target 75% atau masih belum.
Apabila target belum tercapai maka dilanjutkan dengan siklus
berikutnya.
Hal yang diuraikan di atas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Perencanan Pelaksanaan
Permasalahan
Tindakan 1 Tindakan 1
Siklus 1

Pengamatan/
Refleksi 1 pengumpulan data 1

Permasalahan Perencanan Pelaksanaan Tindakan


baru hasil refleksi Tindakan 2 2

Siklus 2
Pengamatan/
Refleksi 2 pengumpulan data 2

Apabila masalah
belum Siklus berikutnya
terselesaikan

Gambar 2. Prosedur Penelitian

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu:
teknik tes dan teknik non tes. Sumber data penelitian akan diperoleh secara
langsung dari respon siswa. Sedangkan alat pengumpulan data, yaitu:

19
a. Lembar Observasi
Instrumen observasi digunakan untuk mengetahui motivasi siswa melalui
aktivitas belajar dan kegiatan mengajar guru.
b. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai kelengkapan dokumentasi
penulissekaligus bukti fisik pelaksanaan penelitian di lapangan.

E. Analisis Data
Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah
yang dibuat mulai dari tahap persiapan, proses pembelajaran, hingga kegiatan
akhir. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil lembar
observasisehingga diperoleh temuan penelitian lembar observasi diolah
dengan rating scale dengan menggunakan rumus berikut (Arikunto,
2002:263).
Skor perolehan
N x 100%
Skor maksimum
Selanjutnya diklasifikasikan dengan kriteria (Purwanto, 2004:103):
86 – 100 : Baik sekali
76 – 85 : Baik
60 – 75 : Cukup
55 – 59 : Kurang
0– 54 : Kurang sekali

F. Jadwal Penelitian

Bulan
N
Kegiatan Juli Agustus Sept. Okt. Nov.
o
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 Pengajuan judul proposal
2 Penyusunan proposal
Konsultasi kepada dosen
3
pembimbing
4 Seminar proposal
5 Pelaksanaan penelitian

20
DAFTAR PUSTAKA

AM., Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
____________.2006. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: CV.
Rajawali.Djamarah (2002
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
B. Uno, Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Budiningsih, 2005.Media Pendidikan: Pengertian Model Discovery Learning
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP
Semarang.
Djamarah dan Zain, 2010.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RinekaCipta.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Isjoni. 2013. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
Istarani. 2011. Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan
Model Pembelajaran). Medan: Media Persada.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Lancarwati, Vivi Ria. 2012. Peningkatan Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII
dengan Menggunakan Metode Snowball Throwing di SMP Negeri 4 Satu
Atap Bawang Banjarnegara, UNY, Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.
Malik. 2001. Media Pendidikan: Pengertian Model Discovery Learning
Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar, Bandung; Sinar Grafika.
______________. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika.
Purwanto, Ngalim. 2004. Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Suherman, Erman dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Jica.
Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wicana Prima.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi
PAIKEM.Yogyakarta: Pusaka Pelajar.

21
Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Tuhemberua


Mata Pelajaran :Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas /Semester : VII/Ganjil
Materi Pokok : Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Alokasi Waktu : 3 JP x 40 menit (1 x Pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan dalam jangkauana pergaulan dan
keberadaanya
KI 3 Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan proseduralprosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik
sederhanaberdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, mengggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


(IPK)

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


1 1.3 Menghargai nilai kesejarahan 1.3.1 Bersyukur atas Anugerah Tuhan Bangsa
perumusan dan pengesahan Indonesia memiliki UUD Negara
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Negara Republik Indonesia 1.3.2 Bangga Memiliki Nilai Luhur UUD
Tahun 1945 sebagai bentuk Negara Republik Indonesia Tahun 1945
sikap beriman
2 2.3Mengembangkan sikap 2.3.1 Menghargai peran pendiri Negara dalam
bertanggungjawab yang perumusan UUD Negara Republik
mendukung nilai kesejarahan Indonesia Tahun 1945
perumusan dan pengesahan 2.3.2 Menghargai hasil pengesahan UUD
UUD Negara Republik Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Indonesia
3 3.3 Menganalisis kesejarahan 3.3.1 Mendeskripsikan perumusan UUD
perumusan dan pengesahan Negara Republik Indonesia Tahun 1945
UUD Negara Republik dalam sidang kedua BPUPKI
Indonesia Tahun 1945

22
4 4.3 Menjelaskan proses 4.3.1 Menyusun laporan hasil telaah
kesejarahan perumusan dan perumusan dan pengesahan UUD
pengesahan UUD Negara Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Republik Indonesia Tahun
1945

C. Tujuan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
 Sikap spiritual
1. Peserta didik dapat menunjukkan rasa syukur memiliki UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945 dengan baik dan benar
2. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku bangga sebagai warga
negara Indonesia karena memiliki nilai luhur yaitu UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dengan baik dan benar
 Sikap sosial
1. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku menghargai dan
menghormati peran pendiri negara dalam perumusan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dengan sepenuh hati
2. Peserta didik dapat menunjukkan sikap menghargai dan memberi
dukungan penuh pada hasil pengesahan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dengan sepenuh hati
 Pengetahuan
Setelah mengikutiserangkaian kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan Scientific Learning dan model Discovery
Learning,pesertadidik dapat:
 Mendeskripsikan perumusan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dalam sidang BPUPKI dengan baik
 Keterampilan
 Melalui membaca buku dari berbagai sumber, peserta didik dapat
menyajikan laporan perumusan dan pengesahan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dengan baik dengan tepat.

D. Materi Pembelajaran (materi pembelajaran terlampir)


1. Pertemuan Pertama
a. Materi Pembelajaran Reguler
 Fakta
Perumusan UUD 1945 oleh BPUPKI dilaksanakan dalam
sidang ke-dua tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945.
BPUPKI membentuk 3 (tiga) Panitia Kecil untuk membahas
dan mempersiapkan perumusan Undang-Undang Dasar.
 Konsep
Perumusan dan pengesahan UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945

23
 Prinsip
Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Naskah UUD diterima pada sidang BPUPKI terdiri dari pasal-
pasal berjumlah 42 pasal, 5 pasal aturan peralihan serta 1
aturan tambahan.

 Prosedur
Semangat dan komitmen pendiri Negara pada perumusan dan
pengesahan UUD 1945 antara lain mengutamakan
kepentingan bangsa dan Negara, persatuan dan kesatuan, rela
berkorban, cinta tanah air, dan musyawarah mufakat

b. Materi Remedial
Remedial dilaksanakan untuk siswa yang belum menguasai materi dan
belum mampu memahami perumusan UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Kegiatan remedial dilakukan dengan mengulang
materi pembelajaran apabila peserta didik yang belum tuntas atau
dibawah KKM 73. Kegiatan remedial dapat dilakukan dengan:
(1) Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik
yang belum tuntas.
(2) Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas.
(3) Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan. Perlu diperhatikan
bahwa materi yang diulang atau dites kembali adalah materi pokok
atau keterampilan yang berdasarkan analisis belum dikuasai oleh
peserta didik. Kegiatan remedial bagi kompetensi sikap dilakukan
dalam bentuk pembinaan secara holistis, yang melibatkan guru
bimbingan konseling dan orang tua.

c. Materi Pengayaan
Pembelajaran pengayaan diberikan kepada peserta didik yang nilainya
sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 73, maka
peserta didik diberikan penugasan tambahan yang sesuai dengan
materi seperti membuat rangkuman Perumusan UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945, peran tokoh perumus UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

E. Metode Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
3. Metode : Tanya jawab, diskusi, presentasi, penugasan

24
F. Media Pembelajaran
Media
1. LKPD
2. Bahan Ajar tentang Perumusan dan pengesahan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
3. Powerpoint konsep Perumusan dan pengesahan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
4. Video ilustrasi Perumusan dan pengesahan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Alat
1. LCD projector,
2. Laptop,
3. Papan tulis
4. Spidol
5. Penghapus papan tulis
6. Speaker

G. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hal. 63-81.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Mata
Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hal 113-140.
3. Bahan ajar.
4. Internet.
5. Sumber lain yang relevan

H. Langkah-langkahPembelajaran

Pertemuan Pertama Waktu


Kegiatan Pendahuluan 15Me
Orientasi nit
 Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa
untuk memulai pembelajaran (PPK: Integritas, Nasionalisme,
Disiplin, Santun, Religius)
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
dengan mengabsen.
 Peserta didik menyanyikan lagu “Indonesia Raya” sebagai bentuk
penghargaan bagi pendiri Negara (the founding fathers)dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.

25
Apersepsi
 Guru mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu : bab 2 tentang Perilaku
Sesuai Norma yang berlaku
 Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya dengan bertanya.
 Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akandiajarkan.
 Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan tentang: perumusan UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 90Me


SintakModel nit
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi peserta  Mengamati
didik kepada Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan
masalah untuk memusatkan perhatian pada topik:
Perumusan UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945.
 Melihat
Menayangkan gambar/foto
tentangPerumusan UUDNegara Republik
Indonesia tahun 1945:
“Apa yang kalian pikirkan tentang
foto/gambar tersebut?”

26
 Mengamati
 lembar kerja
 pemberian contoh-contoh materi untuk
dapat dikembangkan peserta didik, dari
media interaktif.
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung),materi
dari buku paket atau buku-buku penunjang
lain, dari internet/materi yang berhubungan
denganperumusan UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945
 Mendengar
pemberian materi oleh guru tentang
perumusan UUDNegara Republik Indonesia
tahun 1945
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran
mengenai: perumusan UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945untuk melatih
kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

Mengorganisasikan Menanya
peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar, contohnya:
 Mengajukan pertanyaan tentang:
perumusan UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945,yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual

27
sampai kepertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat. Misalnya:
 Kapan undang-undang dasar dirumuskan oleh
BPUPKI?
 Apa materi sidang kedua BPUPKI II?
 Bagaimana perumusan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam sidang
BPUPKI?(Hot)
Membimbing Mengumpulkan informasi
penyelidikan Peserta didik mengumpulkan informasi yang
individu dan relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
kelompok diidentifikasi melalui kegiatan:
 Mengamati obyek/kejadian,
mengamati dan memahami artikeldengan
sungguh-sungguh
 Membaca sumber lain selain buku teks,
tentang pendapat-pendapat anggota BPUPKI
mengenai rumusan UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945 yang dapat diperoleh di
internet
 Mengumpulkan informasi
 menulis pada buku catatan informasi yang
diperoleh tentangperumusan UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945
 Aktivitas
Peserta didik melakukan aktivitas 3.1 seperti
tabel dibawah

28
 Saling tukar informasi tentang :
perumusan UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945dengan ditanggapi aktif oleh
peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang
dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar
kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai
cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang
hayat.
Mengembangkan  Mengasosiasikan
dan menyajikan Peserta didik menganalisa masukan,
hasil karya tanggapan dan koreksi dari guru terkait
pembelajaran tentangperumusan UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945
 Mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan
sebelumnya maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal
mengenai perumusan UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan untuk
mengembang-kan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikanperumusan UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945

29
Menganalisa dan Mengkomunikasikan
mengevaluasi proses Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
pemecahan masalah  Menyampaikan hasil diskusi berupa
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
secara klasikal tentang :perumusan UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945
 Mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan dan ditanggapi oleh
kelompok yang mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan
peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
 Menyimpulkan tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa: Laporan hasil
pengamatan secara tertulis tentang perumusan
UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau lembar
kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami,
atau guru melemparkan beberapa pertanyaan
kepada siswa.
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat
pada buku pegangan peserta didik atau pada
lembar kerja yang telah disediakan secara
individu untuk mengecek penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran

Kegiatan Penutup 15
Peserta didik : Menit
 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah.
 Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik

30
I. Penilaian, Remedial dan Pengayaan
1.Teknik Penilaian:
 Sikap (Spiritualdan Sosial)
 Observasi (jurnal)
 Penilaian diri
 Penilaian antarteman
 Pengetahuan
 Ter tertulis
 Keterampilan
 Kinerja
2. InstrumenPenilaian:
Terlampir
3.Remedial:
Kegiatan remedial dilaksanakan dalambentuk:
 Remidial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri
atas dua bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan remedial
karena belum mencapai Kompetensi Dasar
 Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal).
 Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriterian Ketuntasan Minimal)
4.Pengayaan:
Kegiatan pengayaan dilaksanakandalambentuk:
 Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai
materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah
tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
 Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan
dengan peserta didik.
 Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang
membutuhkan pengembangan lebih luas

Tuhemberua, Oktober 2019

Peserta PPG,

Felianus Nazara, S.Pd.


No. Peserta 19072815410027

31
Bahan Ajar PKN Kelas VII

BAHAN AJAR

KOMPETENSI DASAR
1.3 Menghargai nilai kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
bentuk sikap beriman
2.3 Menghargai nilai kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
bentuk sikap beriman
3.3 Menganalisis kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

iNDIKATOR PENCAPAIAM KOMPETENSI

1.3.1 Bersyukur atas anugerah Tuhan bangsa Indonesia memiliki UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
1.3.2 Bangga memiliki nilai luhur UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
2.3.1 Menghargai peran pendiri Negara dalam perumusan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
2.3.2 Menghargai hasil pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945
3.3.1 Mendeskripsikan perumusan UUD Negara Republik Indonesia dalam
Sidang Kedua BPUPKI.

32
TUJUANPEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat menunjukkan rasa
syukur memiliki UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945 dengan baik dan benar
2. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku
bangga sebagai warga negara Indonesia karena
memiliki nilai luhur yaitu UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dengan baik dan benar
3. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku
menghargai dan menghormati peran pendiri negara
dalam perumusan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dengan sepenuh hati
4. Peserta didik dapat menunjukkan sikap
menghargai dan memberi dukungan penuh
pada hasil pengesahan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dengan sepenuh hati
5. Setelah mengikutiserangkaian kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan Scientific
Learning dan model Discovery Learning,peserta
didik dapat mendeskripsikan perumusan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan
baik
6. Melalui membaca buku dari berbagai
sumber, peserta didik dapat perumusan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan
baik dengan tepat.

33
BAB PERUMUSAN DAN PENGESAHAN
UUD NEGARA REPUBLIK
3
INDONESIA TAHUN 1945

PETA KONSEP

Perumusan danPengesahan UUD


Negara RepublikIndonesia
Tahun 1945

Perumusan danPengesahan Arti Penting UUDNegara


UUD Negara Republik RepublikIndonesia
IndonesiaTahun 1945 Tahun
1945
Negara Indonesia
Peran Tokoh PerumusUUD
Negara RepublikIndonesia
Tahun 1945

Mari mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas


berkatnya sehingga kalian bisa bisa menyelesaikan materi pada Bab 3 tentang
Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Semoga kalian mendapatkan nilai yang memuaskan pada ulangan harian Bab 4
sehingga kalian dapat menyelesaikan materi berikutnya dengan hasil yang
optimal.

Sumber : Kemendikbud, tahun 2017. hal 63

34
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang dijadikan sebagai
konstitusi negara atau hukum dasar negara. Tata penyelenggaran negara dan
bernegara harus didasarkan pada Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. Kalian
sebagai warga negara sudah semestinya memahami konstitusi negara.
Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya konstitusi mestilah dimulai sejak dini.
Di bab ini, kalian akan mempelajari lebih jauh tentang kesadaran berkonstitusi.

Sumber: http://www.dapursoal.com

Istilah konstitusi dalam banyak bahasa berbeda-beda, seperti dalam bahasa


Inggris “constitution”, dalam bahasa Belanda ”constitutie”, dalam bahasa Jerman
”konstitution”, dan dalam bahasa Latin ”constitutio” yang berarti Undang-Undang
Dasar atau hukum dasar. Konstitusi terbagi menjadi dua, yaitu konstitusi tertulis
dan konstitusi tidak tertulis. Konstitusi tertulis adalah aturan-aturan pokok dasar
negara, bangunan negara dan tata negara yang mengatur perikehidupan satu
bangsa di dalam persekutuan hukum negara. Konstitusi tidak tertulis disebut juga
konvensi, yaitu kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul dalam sebuah negara
(Budi Juliardi, 2015:66-67). Contoh konvensi dalam ketatanegaraaan Indonesia
antara lain pengambilan keputusan di MPR berdasarkan musyawarah untuk
mufakat, pidato Presiden setiap tanggal 16 Agustus 1945 di depan sidang
paripurna DPR, dan sebelum MPR bersidang, Presiden telah menyiapkan
rancangan bahan-bahan untuk sidang umum MPR yang akan datang itu.
Menurut seorang sarjana hukum, E.C.S Wade Undang-Undang Dasar
adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan
tersebut. Di dalam negara yang menganut paham demokrasi, Undang-Undang
Dasar mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan

35
agar penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan
demikian, diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindung. Gagasan ini
disebut dengan Konstituasionalisme (Miriam Budiardjo, 2002:96).
Negara Indonesia menganut paham konstitusionalisme sebagaimana
ditegaskan dalam pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berbunyi “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar”. Konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan
dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Oleh karena itu, menurut Jimly
Asshiddiqie (2008:5) konstitusi bukan undang-undang biasa. Konstitusi tidak
ditetapkan oleh lembaga legislatif biasa, tetapi oleh badan khusus dan lebih tinggi
kedudukannya. Dalam hierarki hukum, konstitusi merupakan hukum yang paling
tinggi dan fundamental sifatnya sehingga peraturan-peraturan di bawahnya tidak
boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.
Konstitusi atau hukum dasar yang tertulis di sebut juga Undang-Undang
Dasar, sedangkan konstitusi atau hukum dasar yang tidak tertulis disebut juga
konvensi, yakni aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek-
praktek penyelengaraan negara meskipun tidak tertulis. Dengan demikian,
konstitusi lebih luas dibandingkan dengan Undang-Undang Dasar (UUD), atau
UUD merupakan salah satu bagian dari konstitusi.
Menurut James Bryce, suatu konstitusi menetapkan:
1. Pengaturan mengenai pendirian lembaga-lembaga yang permanan
2. Fungsi dari lembaga-lembaga tersebut
3. Hak-hak tertentu yang ditetapkan.
Sedangkan menurut JF. Strong, konstitusi mengatur:
1. kekuasaan pemerintah
2. hak-hak dari yang diperintah
3. hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah.
Fungsi UUD/konstitusi, dapat ditinjau dari sudut penyelenggaraan
pemerintahan atau berdasarkan tujuannya.
1. Ditinjau dari sudut pemerintahan fungsi UUD/konstitusi sebagai landasan
structural penyelenggaraan pemerintahan menurut suatu sistem ketatanegaraan

36
yang pasti yang pokok-pokoknya dalam suatu aturan-aturan konstitusi atau
UUD-nya.
2. Ditinjau dari sudut tujuannya, fungsi UUD/kontitusi adalah untuk menjamin
hak-hak anggota warga negara atau masyarakat dari tindakan sewenang-
wenang penguasa.
Menurut Jimly Asshiddiqie, fungsi konstitusi dapat dirinci sebagai berikut:
1. Penentu dan pembatas kekuasaan negara.
2. Pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.
3. Pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga negara.
4. Pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara.
5. Penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli
(rakyat) kepada organ negara.
6. Simbolik sebagai pemersatu.
7. Simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.
8. Simbolik sebagai pusat upacara.
9. Sarana pengendalian masyarakat.
10. Sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat.
Menurut A.A.H. Struycken, UUD sebagai suatu konstitusi yang tertulis
merupakan dokumen formal yang memuat:
1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lampau
2. Tingkatan-tingkatan perkembangan tertinggi ketatanegaraan bangsa
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik waktu
sekarang maupun yang akan datang.
4. Suatu keinginan dengan mana perkembangan ketatanegaraan bangsa
hendak dipimpin.
Menurut Sri Sumantri (1979:45) UUD atau konstitusi pada umumnya
memuat:
1. adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga Negara
2. ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental;
3. adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat
fundamental.

37
Menurut Miriam Budiardjo (1977:101), setiap UUD/Konstitusi memuat
ketentuan tentang:
1. organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif,
eksekutif dan judikatif, dan sebagainya
2. hak-hak asasi manusia
3. prosedur mengubah UUD
4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.

A. Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun


1945
1. Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Sumber : Kemendikbud, tahun 2017. hal 64


Ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, belum memiliki
Undang-Undang Dasar. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945 ditetapkan oleh PPKI pada hari Sabtu 18 Agustus 1945,
satu hari setelah Proklamasi. Nah, cobalah kalian rumuskan beberapa
pertanyaan yang berkenaan dengan perumusan Undang-Undang Dasar di
Indonesia. Pertanyaan kalian dapat di arah kan pada persoalan-persoalan,
seperti : lembaga perumus, waktu perumusan, keanggotaan lembaga
perumus, tahapan perumusan, dan hasil rumusan.
Merujuk buku Konstitusi dan Konstitusionalisme karangan Jimly
Asshiddiqie, disebutkan bahwa naskah UUD 1945 pertama kali
dipersiapkan oleh BPUPKI. Hal itu dilakukan pada masa sidang kedua

38
tanggal 10 Juli sampai dengan 17 Juli 1945, saat itu dibahas hal-hal teknis
tentang bentuk negara dan pemerintahan baru yang akan dibentuk. Dalam
masa persidangan kedua tersebut, dibentuk Panitia Hukum Dasar dengan
anggota 19 orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Kemudian, Panitia ini
membentuk Panitia Kecil lagi yang diketuai oleh Soepomo dengan
anggota terdiri atas Wongsonegoro, R. Soekardjo, A.A. Maramis, Panji
Singgih, H. Agus Salim dan Sukiman.
Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, pada tanggal 13
Juli 1945 berhasil membahas beberapa hal dan menyepakati antara lain
ketentuan tentang Lambang Negara, Negara Kesatuan, sebutan Majelis
Permusyawaratan Rakyat, dan membentuk Panitia Penghalus Bahasa yang
terdiri atas Djajadiningrat, Salim, dan Soepomo. Rancangan Undang-
Undang Dasar diserahkan kepada Panitia Penghalus Bahasa. Pada tanggal
14 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang dengan agenda ”Pembicaraan
tentang pernyataan kemerdekaan”. Panitia Perancangan Undang-undang
Dasar melaporkan hasilnya. Pasal-pasal dari rancangan UUD berjumlah 42
pasal. Dari 42 pasal tersebut, ada 5 pasal masuk tentang aturan peralihan
dengan keadaan perang, serta 1 pasal mengenai aturan tambahan. Pada
sidang tanggal 15 Juli 1945 dilanjutkan dengan acara ”Pembahasan
Rancangan Undang-Undang Dasar”. Saat itu Ketua Perancang Undang-
Undang Dasar, yaitu Soekarno memberikan penjelasan tentang naskah
yang dihasilkan dan mendapatkan tanggapan dari Moh. Hatta, lebih lanjut
Soepomo, sebagai Panitia Kecil Perancang Undang- Undang Dasar, diberi
kesempatan untuk memberikan penjelasan terhadap naskah Undang-
Undang Dasar.
Penjelasan Soepomo, antara lain menjelaskan betapa pentingnya
memahami proses penyusunan Undang-Undang Dasar (Sekretariat Negara
Indonesia, 1995 :264).
”Paduka Tuan Ketua! Undang-Undang Dasar negara manapun
tidak dapat dimengerti sungguh-sungguh maksudnya Undang-
Undang Dasar dari suatu negara, kita harus mempelajari juga
bagaimana terjadinya teks itu, harus diketahui keterangan-
keterangannya dan juga harus diketahui dalam suasana apa teks
itu dibikin. Dengan demikian kita dapat mengerti apa maksudnya.

39
Undang-undang yang kita pelajari, aliran pikiran apa yang
menjadi dasar Undang-undang itu. Oleh karena itu, segala pem
bicaraan dalam sidang ini yang mengenai rancangan-rancangan
Undang-Undang Dasar ini sangat penting oleh karena segala
pembicaraan di sini menjadi material, menjadi bahan yang
historis, bahan interpretasi untuk menerangkan apa maksudnya
Undang-Undang Dasar ini.”

Naskah Undang-Undang Dasar akhirnya diterima dengan suara bulat pada


Sidang BPUPKI tanggal 16 Juli 1945. Selain itu juga, diterima usul-usul
dari panitia keuangan dan Panitia Pembelaan Tanah Air. Dengan
demikian, selesailah tugas panitia BPUPKI.

40
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Mata Pelajaran


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
3. http://megaibrahim.blogspot.com/2017/11/normal-0-false-false-false-en-gb-x-
none.html
4. http://pknsmpicmbs.blogspot.com/2016/11/perumusan-dan-pengesahan-uud-
negara.html
5. https://www.referensibelajar.com/2018/08/sejarah-perumusan-dan-
pengesahan-uud.html
6. https://rumahbelajarpkn.blogspot.com/2017/07/bab-iii-perumusan-dan-
pengesahan-uud.html
7. https://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/perumusan-dan-pengesahan-uud-
1945.html
8. http://www.dapursoal.com/2018/04/contoh-soal-ulangan-ppkn-kelas-
vii_2.html

41
LEMBAR OBSERVASI SISWA

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Tuhemberua Materi : Memaknai Peraturan Perundang-Undangan


Kelas/Semester : VII/ 2 Pertemuan : .........

Item Pengamatan
Nama
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Siswa
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

42
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah

Item pengamatan

1. Tidak keluar masuk


2. Tekun menghadapi tugas
3. Tidak putus asa
4. Menunjukkan minat
5. Bekerja sama dalam kelompok
6. Tidak bosan
7. Menerima pendapat yang lain
8. Mampu merumuskan masalah dengan baik
9. Berperan aktif dalam diskusi
10. Mampu merumuskan alternatif/cara penyelesaian masalah
11. Berpikir kritis dengan baik
12. Tidak mengganggu teman
13. Menghargai pendapat

43

You might also like