You are on page 1of 30

Kelompok 4

1. Ni wayan Devita sari


2. Ni kadek dwi ayundari
3. Ersa aurora rahmadina
4. Tia agustina
5. Faisal
6. Ahmad gilbert yoza pantowo
7. Azzahra aulia pramudita
GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (GCG) DI
BUMN
PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN
BUMN
Program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) merupakan
wujud tanggung jawab sosial BUMN terhadap publik, dalam
hal ini masyarakat sekitar tempat BUMN tersebut
berdomisili. Program kemitraan yang dilakukan oleh BUMN
dengan para usaha kecil koperasi (UKK) sebagai mitra
binaan perlu terus kita dukung bersama, tentu saja berbagai
kelemahan yang masih ada perlu diperbaiki, serta kendala
yang muncul perlu dicarikan alternative pemecahan
masalahnya.
Reguliasi PKBL

Kementrian BUMN telah menerbitkan peraturan mentri BUMN


No.per-05/MBU/2007 tanggal 27 april 2007 tentang program
kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan program bina
lingkungan yang populer dengan PKBL, menggatikan keputusan
mentri BUMN No. kep-236/MBU/2003 tanggal 17 juni 2003
tentang program kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan
pelaksanaan bina lingkungan.
Kendala PKBL
Dalam praktiknya ternyata dalam PKBL di BUMN masih menghadapi
berbagai kendala, sebagai berikut:
1. Penerimaan dana program kemitraan sebagian tridak tepat sasaran.
2. Tingkat kemacetan kredit yang diberikan kepada usaha kecil
koperasi (UKK) masih cukup tinggi.
3. Penggunaan dana sebagian tidak digunakan untuk
menggembangkan usaha.
.
4. Masih ada anggapan dari pihak penerima dana bahwa dana begulir
tersebut merupakan hibah.
KONTRAK MANAJEMEN/STATSMENT OF
CORPORATE INTENT
Statement of corporate intent yang berisikan janji-janji atau pertanyaan
direksi untuk memenuhi segala target target yang ditetapkan oleh pemegang
saham. Statement of corporate intent merupakan suatu alat (tool) yang
cukup meningkatkan transparansi di BUMN dan dapat dijadikan sebagai
pedoman bagi manajemen BUMN, kementrian BUMN, maupun public
dalam angka mendorong terwujudnya praktik GCG.
Tujuan Statement of Corporate Intent

Tujuan penyusunan SCI dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menciptakan indicator
kinerja BUMN yang transparan, dalam rangka memastikan pencapaian kinerja BUMN yang
optimal, dan mendukung pemanfaatan sumber daya (resources) secara efisien dan efektif.
Kesepakatan yang tertuang dalam SCI, antara lain berisi bahwa direksi BUMN beserta seluruh
jajaran akan berusaha akan berusaha dengan sungguh-sungguh memajukan perusahaan sesuai
dengan rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang yang sudah ditetapkan, dan
mengutamakan pencapaian nilai-nilai perusahaan (corporate value)
Isi Statement of Corporate Intent
1. Tujuan perusahaan atau kelompok perusahaan.
2. Sifat dan lingkup kegiatan usaha yang dilakukan
3. Rasio konsolidasi dana pemegang saham terhadap total asset.
4. Kebijakan akuntasi
5. Target kinerja ukuran-ukuran lain yang menjadi dasar pengukuran kinerja
kelompok persusahaan.
6. Perkiraan jumlah atau proporsi dari akumulasi keuntungan.
7. Jenis informasi yang disampaikan pemegang saham selama satu tahun
bbuku perusahaan berjalan.
8. Prosedur yang harus diikuti sebelim anggota kelompok perusahaan
membeli atau mengambil alih saham perusahaan atau orgaisasi lain.
9. Kebijakan perusahaan dan prosedur pembelian yang harus diikuti oleh
anggota kelompok perusahaan.
10. Kegiatan di mana BUMN meminta kompensasi dari pemerintah.
11. Perkiraan nilai komersial investasi pemerintah pada kelompok
perusahaan.
12. Masalah-masalah lain yang menjadi kesepakatan dari pemegang saham
dan direksi.
Penerapan SCI

Penerapan SCI pada tahap pertama, penandatanganan (signing ceremony) SCI telah
dilakukan oleh mentri BUMN pada tanggal 1 april 2003 terhadap 35 BUMN dan
satu (1) anak perusahaan sebuah BUMN. Dengan penandatanganan SCI tersebut,
dapat juga dikatakan sebagai penandatanganan kotrak kerja bersama antara
pemerintah dan manajemen BUMN.
UJI KEPATUTAN DAN
KELAYAKAN DIREKSI BUMN

Uji kepatutan dan kelayakan merupakan salah satu proses yang


harus dilakukan kementrian BUMN dalam rangka rekrutment
calon direksi BUMN.
Rekrutmen Direksi menurut
UU BUMN

Alam pasal UU tersebut antara lain disebutkan bahwa untuk memperoleh


calon-calon anggota direksi yang terbaik,di perlukan seleksi melalui uji
kelayakan dan kepatutan yang dilakukan secara transparan, professional,
mandiri, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Rekrutmen Direksi menurut kementrian BUMN

1. Persyaratan Formal Anggota Direksi


2. Persyaratan Materil Anggota Direksi
3. Persyaratan Lainnya
Mekanisme Seleksi

1. Bakal calon masuk dalam daftar pertama yang diusulkan oleh masing-masing
komisarin BUMN.
2. Calon yang lulis masuk dalam tahapp long list kedua yang diuji oleh konsultan
dan departemen terkait melalui rapat tim evaluasi.
3. Nama-nama calon diperingkat sesuai hasil penilaian konsultan.
4. Nama-nama calon dimasukan ke tim evaluasi di kementrian BUMN.
5. Hasil uji kepatutan dan kelayakan diserahkan ke tim penilaian akhir (TPA).
6. Setelah di proses di TPA, baru dapat ditetapkan siapa yang berhak menjadi
direksi BUMN yang dituangkan melalui surat keputusan.
PENGELOLAAN ASET TETAP BUMN

Sesuai peraturan mentri BUMN No. PER-02/MBU/2010 tanggal 23 juli 2010


tentang tatacara penghapus bukuan dan pemindahtanganan asset tetap BUMN,
yang dimaksud dengan asset tetap adalah asset berwujud yang digunakan dalam
operasi BUMN tidak dimaksudkan untuk dijual dalam dalam kegiatan normal
perusahaan dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun.
Prisip GCG dalam Pengelolaan Aset BUMN

Aset tetap BUMN harus dikelola secara professional dengan


prinsip kehati-hatian (prudential) serta memperhatikan prinsip
GCG, yaitu transparansi akuntabilitas, pertanggjawaban, dan
kewajaran.
Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap BUMN

Manajemen BUMN juga perlu memperhatikan adanya keputusan


mentri keuangan maupun mentri BUMN yang mengatur tentang
tentang pengelolaan asset tetap. Manajemen BUMN pun
diharapkan memperhatikan ketentuan yang mengatur masalah
pelepasan asset atau penjualan asset.
PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BUMN

Peran teknologi informasi (TI) menjadi sangat penting


untyuk meningkatkan kapabilitas BUMN dalam
berkontribusi bagi penciptaan nilai tambah dan layanan yang
unggul sehingga efektivitas operasional BUMN menjadi
lebih optimal, efektif, dan efisien.
Kebijakan Teknologi Informasi BUMN
1. Setiap perusahaan BUMN di wajibkan memiliki kebijakan tata kelola TI dan master
plan TI untuk penyelarasan pengembangan dan implementasi TI terhadap kebutuhan
bisnis masing-masing perusahaan
2. Kepatuhan pada hak atas kekayaan intelektual (HAKI) akan lisensi software
(aplikasi) harus dapat oleh masing-masing BUMN.
3. Target tingkat kedewasaan (maturity level). Dari tata kelola TI di BUMN dalam
jangka waktu lima (5) tahun kedepan adalah minimal maturity level 3 sesuai dengan
maturity level yang ditetapkan.
4. Penyediaan sumber daya TI harus dapat memaksimalkan progrom sinergi BUMN.
Kerangka Kerja Tata Kelola TI BUMN

Tata kelola TI pada BUMN merupakan termasuk penerapan


pada sumber daya TI yang meliputi aplikasi, perangkat keras,
data atau informasi, sistem aplikasi SDM, dan infrastruktur
TI.
Panduan Penyusunan Pengolahan TI BUMN

Kementrian BUMN juga telah membentuk tim yang telah menyelesaikan


panduan menyusun master plan TI perusahaan BUMN tahun 2009.
master plan TI merupakan rencana arsitektur TI perusahaan yang dibuat
untuk menyelaraskan perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan
terhadap kegiatan TI, yang mecakup aspek teknologi meliputi aspek
sistem aplikasi dan insfrastruktur TI, proses bisnis SDM tren teknologi,
tata kelola dan aspek lainnya.
PENGUKURAN TERHADAP PENERAPAN
GCG DI BUMN
BUMN wajib melakukan pengukuran terhadap penerapan GCG dalam
bentuk, sebagai berikut :

1. Penilaian (assessment) yaitu, program untuk menindentifikasi


pelaksanaan GCG di BUMN melalui pengukuran pelaksanaan dan
penerapan CGC di BUMN yang dilaksanakan secara berkala setiap 2
(dua) tahun.
2. Evaluasi (review) yaitu, program untuk mendeskripsikan tindak lanjut
pelaksanaan dan penerapan GCG di BUMN yang dilakukan pada tahun
berikutnya setelah penilaian sebagaimana dimaksud pada huruf a, yang
meliputi evaluasi terhadap hasil penilaian dan tindak lanjut atas
rekomendasi perbaikan
Ketentuan Kementrian BUMN
Keputusan sekertaris Kementrian BUMN No. SK-16 / S.MBU / 2012 tanggal 6
juni 2012 tentang indicator/parameter penilaian evaluasi atas penerapan tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada BUMN, antara
lain menyatakan bahwa indicator/parameter pengukuran penerapan GCG,
sebagai kriteria pengukuran GCG meliputi beberapa aspek, indicator, parameter,
dan factor yang diuji kesesuaiannya (FUK)
Pengukuran oleh Internal/Self
Assesment GCG
Berdasarkan peraturan mentri BUMN No. PER-01 / MBU / 2011 taggal 1 angustus 2011
tentang penerapan tata kelolaa perusahaan yang baik (GCG) pada BUMN, pada Bab XII
pengukiran terhadap penerapan GCG, pasal 44 ayat 1 s.d. 9
Dasar Kegiatan
PENILAIAN BUMN BERSIH
1. Surat kementrian BUMN No.
S-174 /S.MBU / 2013 tanggal
10 September 2013
2. Surat edaran mentri BUMN
No. SE-05 / MBU / 2013
Tujuan penilaian BUMN bersih tanggal 30 September 2013
1. Menilai komitmen direksi dan 3. Surat kementrian BUMN No.
dewan komisaris / dewan pengawas S-528 /S.MBU / 2013 tanggal
dalam meningkatkan penerapan 28 0ktober 2013
GCG. 4. Surat kementrian BUMN No.
2. Menilai komitmen direksi dan S-684 /S.MBU / 2013 tanggal
dewan komisari / dewan pengawas 12 November 2013
untuk tidak melakukan 5. Surat kementrian BUMN No.
penyimpangan / kecurangan. S-556 /S.MBU / 2013 tanggal
13 November 2013
Sasaran, Ruang lingkup Penilaian, dan Jadwal survei
Pada periode tahun 2014 yang lalu, kementrian BUMN telah,
mejelaskan mengenai tahapan peserta jadwal survei yang telah
dilaksankannya.
Responden, Metode Penyampaian Kuesioner,
Pengolahan Data Dokumen Aplikasi

Responden
1. Internal : direksi, komisaris, manajemen, dll.
2. Eksternal : pelanggan, pemasok, dll..
Metode penyampaian kuesioner
1. Alternatif 1 : mengumpulkan responden internal dan eksternal.
2. Alternatif 2 : mengumpulkan responden internal dan menyampaikan melalui surat.
elektronik-surel atau mendatangi langsung responden eksternal.
Pengolahan data dokumentasi aplikasi
1. Nilai dari unsur dokumentasi aplikasi.
2. Penilaian unsur dokumentasi dapat di dukung dengan wawancara.
3. Penilaian kualitas dokumentasi kriteria di hitung dengan rata-rata nilai .
4. Nilai akhir dokumentsi dihitung dengan rata-rata nilai pemenuhsn untuk seluruh parameter.
Implementasi BUMN Bersih

Berdasarkan Surat edaran mentri BUMN No. SE-05 /


MBU / 2013 tentang roadmap menuju BUMN bersih,
kementrian BUMN mengharapkan agar dalam
menjalankan aktivitas bisnis BUMN memiliki komitmen
yang kuat terhadap integritas, kejujuran, dan anti korupsi.
PENGADAAN BARANG DAN JASA DI BUMN

Regulasi Pengadaan Barang dan Jasa BUMN


Berdasarkan pasal 2 peraturan mentri BUMN No. 15/MBU/2012 tanggal 25 September
2012 perubahan atas peraturan mentri BUMN No. 05/MBU/2008 tentang pedoman
umum pelaksanaan pengadaan barang dan jasa BUMN, antara lain :
1. Efisien
2. Efektif
3. Kompetitif
4. Transparan
5. Adil dan wajar
6. Akuntabel
Implementasi Pengadaan Barang dan
Jasa BUMN
1. BUMN dalam menjalankan bisnisnya harus mematuhi setiap ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. BUMN harus menghindari tindakan penyimpangan dan / kecurangan dalam
setiap transaksi bisnis.
3. BUMN dapat menyusun pedoman / prosedur pengadaan barang dan jasa
dengan mengacu ketentuan yang telah diatur pada peraturan mentri BUMN
tersebut.
4. BUMN di wajibkan menyusun ketentuan internal berupa Standar Operating
Procedure (SOP) mengenal tatacara penundaan transaksi bisnis yang
berindikasi penyimpangan dan / kecurangan dengan berpedoman pada
peraturan mentri BUMN tersebut.
5. Masalah pengadaan barang dan jasa memang sangat rawan dari
penyimpangan dan /kecurangan.
6. Manajemen BUMN harus hati-hati-hati terkait pengadaan barang dan jasa ini.
THANK YOU

You might also like