Professional Documents
Culture Documents
Skrip Si
Skrip Si
PENDAHULUAN
meraih suatu kehidupan yang lebih sejahtera. Hal ini sejalan dengan pengertian
proses transfer nilai budaya dari satu generasi kepada generasi berikutnya,
diformat sedemikian rupa dengan harapan generasi mendatang akan lebih banyak
peserta didik untuk mencapai kedewasaan hidup. Sebab setiap orang memiliki
potensi yang dibawa sejak lahir, dan semua potensi tersebut dapat berkembang
1
Syafaruddin, (2015), Manajemen Organisasi Pendidikan, Medan: Perdana Publishing,
hal. 49.
2
Mardianto, (2016). Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing, hal.166.
1
2
Sayangnya, pendidikan Indonesia saat ini masih jauh dari apa yang
terutama pada mata pelajaran tertentu dan guru yang menurut mereka sulit atau
hadir.
menghafal serta memahami teks yang tersedia, tanpa peduli dengan aktivitas
belajar peserta didik dan bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan dengan
membosankan.
pelajaran yang dipelajari oleh semua peserta didik dari SD hingga SLTA dan
bahkan juga Perguruan Tinggi. Matematika juga biasanya disebut dengan queen
disenangi dan digemari oleh para peserta didik, namun kenyataannya banyak
orang yang memandang matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan
dari 56, 28 pada tahun 2015 menjadi 50, 24 di tahun 2016. Kepala Pusat Penilaian
berpengaruh terhadap prestasi dan hasil belajar peserta didik yang memang
selama ini belum membuahkan hasil yang memuaskan. Salah satu solusi untuk
Sehingga peserta didik dapat berperan aktif dalam menemukan dan memahami
konsep pelajaran.
aman, memberikan ruang pada peserta didik untuk berfikir aktif, kreatif, dan
3
Diakses dari http://m.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/16/06/10/o8k0jf284-
nilai-matematika-paling-turun-pada-un-2016, pada tanggal 13-01-2017 pukul 14.05
4
Rusman, (2013), Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Bandung: Alfabeta,
hal. 34.
4
yaitu kemampuan untuk menafsirkan objek, tindakan, dan lambang yang tampak,
baik yang alami maupun buatan manusia, yang terdapat dalam lingkungan, 11)
akan dunia sekitar, dan 12) dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri
Sejauh ini dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk
kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi
dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen pendidikan,
kurikulum.6
dalam proses belajar. Pada zaman yang serba modern ini terjadi segala perubahan
pembelajaran dengan berbagai macam cara baik oleh guru maupun peserta didik,
5
Ali Mudlofir dan Evi Fatimur Rusydiyah, (2016), Desain Pembelajaran Inovatif. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, hal.132-133.
6
Syafaruddin, dkk, (2016), Inovasi Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, hal. 63.
5
Flash. Program ini dapat menampilkan informasi yang berupa tulisan, gambar,
animasi, sehingga peserta didik dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran
matematika.
menjadi kongkrit, membuat suasana belajar yang tidak menarik menjadi menarik
Materi Pokok Persegi Panjang dan Persegi Kelas VII di MTs Al-Ulum
B. Identifikasi Masalah
metode ceramah.
C. Batasan Masalah
luas, maka peneliti memberikan batasan agar penelitian ini lebih terarah dan jelas.
tehadap hasil belajar matematika peserta didik dan materi yang dijadikan bahan
penelitian adalah persegi panjang dan persegipada kelas VII Mts Al-Ulum Medan
T. A 2016/2017.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
7
2016/2017.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
meningkat.
b. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru maupun calon guru bidang studi
c. Bagi Sekolah
matematika.
d. Bagi peneliti
macromedia flash.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teoritis
1. Definisi Multimedia
dapat disampaikan secara jelas sehingga mudah diserap oleh peserta didik.
suara yang canggih, atensi, emosi, serta partisipasi peserta didik yang
berbagai dan kata media yang berarti alat untuk menyampaikan pesan.
Oleh karena itu, multimedia berarti gabungan dari berbagai media seperti
9
10
visual, dan sebagainya dalam satu alat. Suatu alat bisa disebut sistem multimedia
teks, gambar, animasi, foto, video dan suara untuk menyajikan informasi.
berbagai kreativitas.11
kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar dan teks. Sedangkan dalam
teks, grafik, audio, video dan animasi untuk menyajikan informasi dan
13
Deni Darmawan, (2013), Teknologi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, hal. 32.
14
Azhar Arsyad, (2013), Media Pembelajaran, Cetakan ke-16,Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, hal. 162.
15
Yudhi Munadi dalam Andi Prastowo, (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik,
Jakarta: Kencana, hal. 371.
12
menyampaikan pesan. Pada zaman yang serba modern ini terjadi segala
yang sudah mulai digunakan sebagai multimedia. Sekarang ini guru perlu
2. Macromedia Flash
16
Deni Darmawan, (2012), Inovasi pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal.
231.
13
aplikasi multimedia.17
untuk membuat animasi, animasi vektor dan bitmap yang menarik untuk
keperluan pembuatan situs website yang interaktif dan dinamis, selain itu
aplikasi ini juga dapat digunakan untuk membuat animasi logo, movie,
menu interaktif, interaktif ikon isian, e-card, screen server, dan pembuatan
berikut:
17
Yahfizham, (2013), Diktat Komputer, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut
Agama Islam Negeri Sumatera Utara, hal. 100
14
adalah sebuah program perangkat lunak yang sering digunakan oleh para
interaktif.
3. Definisi Belajar
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Belajar menurut teori
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
dan aspek kejiwaan lainnya dengan kata lain belajar merupakan aktivitas
pengamatnya.21
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,
sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda
19
Budiningsih dalam Ali Mudlofir dan Evi Fatimur Rusydiyah, (2016), Desain
pembelajaran Inovatif , Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal. 1.
20
Ibid.,, hal. 8.
21
Ibid., hal. 20.
22
Slameto, (2015), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, hal. 2.
16
Mujadalah. 58: 11 :
س ِح اللَّهُ لَ ُك ْم
َ س ُحوا َي ْف ِ ِس ُحوا فِي ال َْم َجال
َ ْس فَاف َّ يل لَ ُك ْم َت َف ِ ِإ
َ ين آ ََمنُوا َذا ق
ِ َّ
َ يَا َُّأي َها الذ
ٍ شزوا يرفَ ِع اللَّهُ الَّ ِذين آَمنُوا ِم ْن ُكم والَّ ِذين ُأوتُوا ال ِْعلْم َدرج
ات ِ ِإ
ََ َ َ َْ َ َ ْ َ ُ ُ ْش ُزوا فَان
ُ ْيل ان
َ َو َذا ق
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
23
Arief S. Sadiman dkk, (2009), Media Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
hal. 2.
24
Departemen Agama RI. (2010)Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Bandung: CV Penerbit
Diponegoro), hal. 543.
17
baik, dan bagi orang-orang yang menuntut ilmu niscaya akan mendapatkan
kebaikan dalam segala aspek kehidupan dan bermanfaat bagi orang lain.
berbunyi :
Barang
ﻭﻋﻦ ﺍﺒﻲ ﻫﺮﻴﺮﺓ ﺮﺿﻰ ﺍﻠﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺍﻥ ﺮﺴﻮﻞ ﺍﻠﻠﻪ ﺼﻠﻰ ﺍﻠﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻮﺴﻠﻢ ﻘﻞ:
ﻭ ﻤﻦ ﺴﻠﻚ ﻄﺮﻴﻗﺎ ﻴﻠﺘﻤﺴﻰ ﻔﻴﻪ ﻋﻠﻤﺎ ﺴﻬﻞ ﺍﻠﻠﻪ ﻠﻪ ﻄﺮﻴﻗﺎ ﺇﻠﻰ ﺍﻠﺠﻨﺔ
)(ﺮﻮﺍﻩﻤﺴﻠﻢ
25
Muslich Shabir. (2004). Terjemah Riyadhus Shalihin II. Semarang: PT Karya Toha
Putra, h. 174.
18
bersabda:
Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah
menuntut ilmu atau belajar maka Allah akan memudahkan dirinya menuju
syurga, syurga dalam hal ini bukan saja syurga di akhirat tapi juga syurga
didik yang belajar. Bagaimana sebenarnya belajar, hal ini pernah diuraikan
belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diukur, (2) perubahan itu
relatif permanen, (3) perubahan tidak mesti langsung terjadi tetapi dapat
dengan lambat laun, (4) perubahan terjadi akibat dari pengalaman atau
peserta didik belajar dan akan memperoleh hasil belajar yang efisien
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Dari semula yang tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa dan dari yang tidak
4. Hasil Belajar
kognitif, tapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Sehingga hasil dari
29
Ahmad Susanto, (2013), Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:
Kencana, hal.5
30
Asrul, dkk, (2015), Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Citapustaka Media, hal. 55.
21
Adapun hal positif yang diperoleh peserta didik ketika hasil belajar
intrisik pada diri peserta didik. Motivasi intrisik adalah semangat juang
untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri peserta didik itu sendiri.
Peserta didik tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah, dan ia akan
yakin tidak ada sesuatu yang tidak dapat dicapai apabila ia berusaha
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama
mengembangkan kreativitasnya.
dan sadar bahwa tinggi rendah hasil belajar yang dicapainya tergantung
kognitif saja, melainkan juga aspek afektif dan psikomotorik Tujuan dari
5. Definisi Matematika
matematika itu?”, para ahli telah bergumul dengan ide dan berfikir filsafat
32
Ahmad Susanto., op.cit., hal.184-185.
23
dan tidak ambigius serta berfungsi sebagai alat untuk mendeskripsikan dan
simbolnya, tata bahasa, dan kaidah bahasa (syntax) pada dirinya, serta
ilmu sebab dengan matematika maka ilmu dapat berkembang jauh, bahkan
peserta didik dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi.
matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana
dan tepat, mengingat ada banyak fungsi dan peranan matematika terhadap
bidang studi yang lain. Kalau ada definisi tentang matematika maka itu
35
Mulyono Abdurrahman., op.cit. hal 253.
36
Sri Anitah W dkk dalam Ali Hamzah, (2014), Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal. 47-48.
25
secara beraturan atau berjenjang, mulai dari yang paling mudah hingga
6. Materi Ajar
a. Kompetensi/ Indikator
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta
Indikator :
3. Menurunkan rumus keliling dan luas bangun persegi panjang dan persegi.
b. Persegi Panjang
berhadapan sama panjang sejajar serta besar setiap sudutnya sama dan
siku-siku (90° ).
Panjang PQ = SR dan PQ // SR
Panjang PS = QR dan PS // QR
di titik T.
Panjang PR = QS
Panjang PT = QT = RT = ST
besar.
yang berbentuk persegi panjang misalnya buku, pintu, kain sarung dan
L=pxl
Keterangan: p = panjang
l = lebar
K = 2p + 2l
=2(p +l)
28
c. Persegi
Persegi adalah bangun segi empat yang memiliki empat sisi sama
Sifat-sifat Persegi :
AB = BC = CD = AD
AB // DC
AD // BC
Persegi ABCD
AC = BD
AT = BT = CT = DT
ATD = 90 o
DAT = 45o
diagonalnya
sudut siku-siku
sisinya sama. Bangun ini disebut persegi. Sangat banyak contoh bagun
datar persegi dalam kehidupan sehari-hari antar lain: bingkai foto, teralis
jendela, dan ubin. Untuk dapat menghitung luas dan keliling maka rumus
Luas Persegi
Keliling Persegi
K = 4s
B. Kerangka Berpikir
tingkah laku. Dari semula yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak
bisa menjadi bisa dan dari yang tidak terampil menjadi terampil. Dalam
mencapai tujuan pendidikan dan hasil belajar yang baik pada dirinya.
30
senang untuk belajar. Berawal dari rasa senang inilah, dalam diri siswa
belajar peserta didik dan juga dapat mempermudah peserta didik dalam
terhadap hasil belajar peserta didik, maka akan dilakukan penelitian pada
31
materi pokok persegi panjang dan persegi di kelas VII MTs. Al-Ulum
Medan.
penelitian ini adalah semua siswa kelas X kecuali kelas X.1 dan X.9 SMA
sampel dengan bantuan perangkat lunak Minitab Inc, setelah itu dilakukan
X.6 sebagai kelas eksperimen dan X.3 sebagai kelas kontrol. Dalam
berupa kerangka-kerangka bangun ruang. Jenis data ada dua yaitu data
primer dan sekunder. Data primer diambil dari sampel melalui tes, guna
tentang jumlah siswa yang menjadi populasi dan sampel serta nilai
materi. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa nilai rata-rata pada kelas
eksperimen adalah 78,09 sedangkan kelas kontrol adalah 74,88. Hal ini
Dilihat dari segi ketuntasan belajar peserta didik secara individu maka
sebanyak 16 orang atau 50% dari jumlah peserta didik. Jadi dapat
penelitian ini dilakukan melalui lembar komentar dan saran untuk para
expert, observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dan test tertulis untuk
melalui analisis deskriptif. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa media
didik, terlihat hasil pencapaian akhir peserta didik yaitu ketegori baik
ditetapkan guru bidang studi matematika sebesar 71, maka 85% peserta
37
Noris Putra, Nilawati Z.A, Dodi Vionanda., (2012), Jurnal Pendidikan Matematika
(FMIPA. UNP), Vol.1 No. 1, Part 2: hal. 57.
33
hasil belajar peserta didik, sekalipun pada mata pelajaran yang berbeda.
peserta didik. Maka dari itu, peneliti akan meneliti lebih lanjut seberapa
D. Pengajuan Hipotesis
38
Meilani Safitri, Yusuf Hartono, Somakim., (2013), Journal Speed-Sentra Penelitian
Engineering dan Edukasi (Universitas Sriwijaya), Vol. 5 No 2,. hal. 37.
39
Sumadi Suryabrata, (2008), Metodologi Penelitian, PT: RajaGrafindo Persada: Jakarta,
hal. 21.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Jl. Amaliun Gg. Johar No. 21 Medan. Kegiatan penelitian dilakukan pada
dengan jadwal yang ditetapkan oleh kepala sekolah. Adapun materi pelajaran
yang dipilih dalam penelitian ini adalah ”Segi Empat” tepatnya ”Persegi panjang
dan persegi” yang merupakan materi pada silabus kelas VII yang sedang dipelajari
1. Populasi
sampel adalah sebahagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.41
Daerah populasi dalam penelitian ini telah ditetapkan yaitu MTs yang
berada di kota Medan. Peneliti memilih populasi dalam penelitian ini adalah
40
Indra Jaya dan Ardat, (2013), Statistik Penelitian Untuk Pendidikan. Bandung:
Citapustaka Media Perintis, hal.20
41
Ibid., hal. 32.
33
34
siswa kelas VII merupakan siswa baru yang berada dalam masa transisi dari SD/
2. Sampel
terkecilnya adalah kelas. Terpilih dua kelas yang ada di MTs Al-
pada satu kelas lagi untuk mengajarkan materi persegi panjang dan
C. Definisi Operasional
sebagai berikut:
dari hasil tes pelajaran matematika yang dinyatakan dengan nilai yang
berbentuk angka. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
1. Tes
siswa adalah melalui tes. Tes adalah suatu cara, prosedur, atau alat
44
Ibid., hal. 109
36
dilaksanakan tes awal dan tes akhir (tes hasil belajar). Tes awal
sebagai berikut:
a. Validitas tes
N ∑ xy −( ∑ x )( ∑ y )
r xy=
√ {( N ∑ x )−(∑ x ) }{( N ∑ y )−(∑ y ) }
2 2 2 2
45
Waminton Rajagukguk., op.cit., hal. 59.
46
Indra Jaya dan Ardat., op.cit. hal.147.
37
Keterangan:
x = Skor butir
y = Skor total
N = Banyak siswa
r xy >r tabel (r tabel r tabel diperoleh dari nilai kritis r product moment).
Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas Instrumen
rhitung dengan rtabel. Dengan syarat rhitung >rtabel, maka terdapat 6 soal
yang tidak valid dari 30 butir soal yaitu item soal no. 7, 9, 10, 23,
b. Reliabilitas
orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu yang berlainan
atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang yang berbeda dalam
( )( S −∑ pq
)
2
n
r 11= 1−
n−1 S
2
Keterangan:
47
Sumadi Suryabrata., op.cit. hal. 58.
39
n = Banyak soal
(∑ Y 2)
2
∑Y 2
−
N
s =
N
Keterangan:
N = Banyaknya siswa
Tabel 3. 2
Tabel 3.3
30 0,786 0,361
Dari tabel 3.3 tampak bahwa nilai rhitung yang diperoleh dari
c. Taraf kesukaran
B
P=
JS
Keterangan:
Js = Jumlah siswa
Tabel 3. 4
48
Asrul, dkk, (2015), Evaluasi Pendidikan, Citapustaka Media: Medan, hal. 149.
41
Besar P Interpretasi
P<0,30 Sukar
0,30 ≤ P< 0,70 Cukup (sedang)
P ≥0,70 Mudah
sebagai berikut:
Tabel 3. 5
23 0,40 Sedang
24 0,40 Sedang
25 0,47 Sedang
26 0,53 Sedang
27 0,67 Sedang
28 0,43 Sedang
29 0,77 Mudah
30 0,27 Sukar
menghasilkan informasi berupa jumlah soal yang tergolong mudah ada 4 soal
dengan kriteria mudah, 23 soal dengan kriteria sedang dan 3 soal dengan kriteria
sukar.
d. Daya beda
siswa diurutkan dari skor tertinggi sampai skor terendah. Setelah itu
diambil 50% skor teratas sebagai kelompok atas dan 50% skor
BA BB
D= − =P A−P B
JA JB
Dimana:
Tabel 3. 6
49
Ibid., hal. 153.
43
berikut:
Tabel 3. 7
16 0,33 Cukup
17 0,40 Baik
18 0,53 Baik
19 0,33 Cukup
20 0,33 Cukup
21 0,33 Cukup
22 0,20 Cukup
23 0,27 Cukup
24 0,27 Cukup
25 0,53 Baik
26 0,27 Cukup
27 0,27 Cukup
28 0,47 Baik
29 -0,33 Tidak Baik
30 0,40 Baik
uji daya beda soal, terdapat 2 soal dengan kriteria tidak baik, 2 soal
berikut:
1. Memberikan tes awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
2. Memberikan tes akhir untuk memperoleh data akhir hasil belajar siswa
(treatment).
3. Melakukan analisis data tes akhir yaitu uji normalitas, uji homogenitas
berikut:
sebagai berikut:
x=
∑ xi
n
√
2
n ∑ x 2 −( ∑ xi )
i
SD=
n ( n−1 )
Dengan:
SD = standar deviasi
2. Uji Normalitas
a. Pengamatan x1, x2, x3, … xndijadikan angka baku dimana z1, z2, z3,
X i− X
Z skor =
SD
c. Dihitung proporsi z1, z2, z3, ….,znyang lebih atau sama dengan zi. Jika
banyaknya ¿ , z 2 , . .. . , z n ≤z i
S ( z )=
n
|F ( z i ) −S ( z i )| |F ( z i ) −S ( z i )|
d. Dihitung dan diambil nilai yang terbesar
disebut Lhitung, lalu dibandingkan dengan harga kritis L tabel Liliefors pada
3. Uji Homogenitas
yang dijadikan sampel berasal dari populasi yang homogen atau dapat mewakili
populasi yang ada. Dengan melakukan kesamaan varians dengan taraf nyata 0,05
S
22
F=
S
12
Kriteria pengujian:
4. Uji Hipotesis
H0 : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 > µ2
Keterangan ;
48
konvensional.
konvensional.
( n1 −1) S 2 +( n2 −1) S 2
1 2
S 2=
dengan ( n 1 +n2 )−2
Keterangan :
S2 = varians gabungan
dk =( n1 + n2 −2 )
.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Mts Al-
Ulum Medan yang terdiri dari 6 kelas. Dari populasi tersebut diambil 2 kelas
secara acak, yaitu kelas pertama (VII-6) sebanyak 36 siswa sebagai kelas
eksperimen dan kelas kedua (VII-5) sebanyak 34 siswa sebagai kelas kontrol.
memberikan pretest dan postest pada materi pokok persegi panjang dan persegi.
mana pengetahuan awal siswa pada materi persegi panjang dan persegisebelum
Kontrol
awal (pretest). Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa
di kelas Ekperimen dan kelas Kontrol dengan perlakuan yang sama atautanpa
49
50
Tabel 4.1
Pretest
No Statistik
Eksperimen Kontrol
1 N 36 34
2 Rata-rata 57,92 56,03
3 Standar Deviasi 10,09 11,13
4 Varians 101,96 123,91
5 Maksimum 85 75
6 Minimum 35 30
Pada Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa rata-rata pretest siswa di kelas
eksperimen adalah 57,92 dan rata-rata pretest di kelas kontrol adalah 56,03. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa rata-rata pretest siswa di kelas ekperimen dan kelas
eksperimen dengan kelas kontrol memiliki rata-rata yang masih tergolong rendah,
pembelajaran pada kedua kelas dengan materi dan bahan yang sama, tetapi dengan
51
postest untuk mengukur atau memperoleh data hasil belajar matematika siswa setelah
siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan pembelajaran dan
pembelajaran konvensional.
Tabel 4.2
N Postest
Statistik
o Eksperimen Kontrol
1 N 36 34
2 Rata-rata 75,97 69,56
3 Standar Deviasi 10,34 8,38
4 Varians 106,88 70,25
5 Maksimum 100 90
6 Minimum 55 45
52
Pada Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa rata-rata postest kelas eksperimen
adalah 75,97 dengan varians sebesar 106,88 dan standar deviasi sebesar 10,34.
Sedangkan rata-rata postest kelas kontrol adalah 69,56 dengan varians sebesar 70,25
dan standar deviasi sebesar 8,38.Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa hasil
perbedaan rata-rata pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada tabel
Tabel 4.3
Rata-rata Nilai Pretest dan Postest di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Pretest Postest Beda
Kontrol 56,03 69,56 13,53
Eksperime
n 57,92 75,97 18,05
Tabel 4.3 menunjukkan rata-rata pretest dan postest hasil belajar matematika
siswa di kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional hanya 13,53 dari hasil
tersebut, maka diperoleh perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebesar 4,52.
53
Pengujian ini dilakukan sebagai persyaratan yang harus dipenuhi sebelum melakukan
pengujian hipotesis.
1. Uji Normalitas
Setelah diketahui analisis statistik deskriptif skor pretest dan postest untuk
melihat perbedaan antara skor pretest dan postest pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, langkah selanjutnya adalah melakukan uji normalitas terhadap skor pretest
berditribusi normal atau tidak. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII MTs Al-
Ulum. Masing-masing sampel dari tiap kelas adalah 36 siswa untuk kelas eksperimen
dan 34 siswa untuk kelas kontrol. Kedua kelas tersebut dijadikan sampel pada
penelitian normalitas ini. Dan total keseluruhannya ada 70 orang siswa yang terpilih
tersebut diminta untuk menjawab pertanyaan dari instrumen tes hasil belajar
matematika yang telah diberikan kepada tiap siswa. Intrumen tes yang diberikan
berjumlah 20 butir soal pilihan berganda, dimana data yang dinilai mengenai
pengaruh multimedia macromedia flash terhadap hasil belajar matematika siswa kelas
VII MTs Al-Ulum, pengujian ini diberikan apakah data yang diberikan berdistribusi
Dimana syarat normal yang harus dipenuhi adalah Lhitung< Ltabel pada taraf nyata α =
0,05. Hasil perhitungan uji normalitas data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada lampiran. Secara ringkas perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut:
Tabel 4.4
Berdasarkan Tabel. 4.4 dapat dilihat bahwa sampel nilai pretest dan postest
untuk kelas eksperimen dengan n = 36 pada taraf nyata α = 0,05 berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dimana Lhitung< Ltabel. Begitu juga sampel pretest dan postest
pada kelas kontrol dengan n = 34 pada taraf nyata α = 0,05 berasal dari populasi yang
2. Uji Homogenitas
homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data mencakup pretest dan postest pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas sampel menggunakan uji
kesamaan varians dimana syarat data dikatakan homogen jika Fhitung< Ftabel pada taraf
55
nyata α = 0,05. Hasil perhitungan uji homogenitas data pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran . Secara ringkas perhitungan dapat dilihat
Tabel. 4.5
Ftabel
N dk=(35,3 Keteranga
Data Kelas Fhitung
o 3) & n
(35,33)
Eksperim
1
Pretest en 1,24 1,778 Homogen
2 Kontrol
Eksperim
3 Postes 1,52
en 1,778 Homogen
t
4 Kontrol
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai pretest dan postest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada taraf nyata α = 0,05 dan dk = (35,33) diperoleh
Fhitung < Ftabel. Dimana nilai Fhitung untuk pretest sebesar 1,24 dan Fhitung untuk postest
sebesar 1,52 maka kedua nilai Fhitung tesebut lebih kecil dari Ftabel yaitu 1,778.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari kedua kelas sampel
memiliki varians yang homogen. Berdasarkan tabel 4.4 dan 4.8, kedua sampel
merupakan data yang berdistibusi normal dan homogen, maka data tersebut telah
3. Uji Hipotesis
HO : μ1 = μ2
56
Ha : μ1 ≠ μ2
pada rumusan masalah. Berdasarkan analisis data yang diperoleh sebelumnya bahwa
uji ʻʻtˮ. Adapun hasil pengujian hipotesis pada nilai tes akhir dapat dilihat pada
lampiran 19. Secara ringkas perhitungan hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6
Kelas
No Nilai Eksperime Kontr Keteranga
. Statistik n ol Thitung Ttabel n
1 Rata-rata 75,97 69,56
2 Varians 106,885 70,254
Ha
Standar 2,848 1,996
10,339 8,382 Diterima
3 Deviasi
4 N 36 34
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa harga Thitung dari tes akhir pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 2,848. Sedangkan T tabel pada taraf nyata α
= 0,05 dan dk = 36 + 34-2 =68 diperoleh nilai t 0,05(68)=1,996 berarti thitung> ttabel atau
2,848 > 1,996 maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika kelas eksperimen
57
macromedia flash berpengaruh terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas
terhadap hasil belajar peserta didik di MTs Al-Ulum Medan ini ditinjau dari penilaian
terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi persegi panjang dan persegi
menghasilkan skor rata-rata dalam hitung hasil belajar di kelas VII-5 dan VII-6
reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda soal tes hasil belajar yang berjumlah 30
butir soal pilihan berganda. Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh 24 soal
dinyatakan valid. Kemudian dari 24 soal yang valid diambil 20 soal sebagai
konvensional sebagai kelas kontrol. Setelah diberikan perlakuan kepada kedua kelas
dengan menerapkan metode dan media pembelajaran yang berbeda, selanjutnya siswa
diberikan tes hasil belajar untuk mengetahui bagaimana hasil belajar kedua kelas
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan terhadap hasil belajar matematika siswa pada
58
kelas eksperimen yang menggunakan multimedia macromedia flash dan kelas kontrol
hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol pada materi persegi panjang dan persegi. Dalam penelitian diperoleh nilai
rata-rata kelas eksperimen untuk pretest (tes awal) sebesar 57,92 dengan standar
deviasi 10,09 sedangkan untuk postest (tes akhir) sebesar 75,97 dengan standar
deviasi 10,34 lebih tinggi dari nilai rata-rata sebelumnya. Pada kelas kontrol nilai
rata-rata yang diperoleh untuk pretest (tes awal) sebesar 56,0 dengan standar deviasi
11,13 sedangkan untuk rata-rata nilai postest (tes akhir) sebesar 69,56 dengan standar
ttabel yaitu 2,848 > 1,996 sekaligus menyatakan Ha diterima dan Ho ditolak.
memiliki pengaruh yang baik terhadap hasil belajar. Diperkuat oleh beberapa teori
diantaranya,
interaktif, sehingga media ini dapat menjadi salah satu alternatif yang baik
sebagai alat bantu dalam sebuah pembelajaran.50
Ardinsyah, Flash memiliki keuntungan, yaitu “ Memiliki sisi interaktif. Flash bisa
meningkatkan proses dan hasil belajar. 52 Dengan melihat beberapa teori diatas maka
meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satunya adalah program macromedia flash.
konvensional.
50
Ega Rima Wati, (2016), Ragam Media Pembelajaran, Yogyakarta: CV.Solusi
Distribusi,hal. 8.
51
Nurdin Ardinsyah, (2013), Tutorial Macromedia Flash Profesional 8 Untuk Pemula, Buku
Elektronik, hal. 7.
52
Azhar Arsyad, (2013), Media Pembelajaran, Cetakan ke-16,Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, hal. 29.
60
D. Keterbatasan Penelitian
untuk melakukan penelitian sesuai dengan prosedur ilmiah. Tetapi beberapa kendala
terjadi yang merupakan keterbatasan penelitian ini. Penelitian ini telah dilaksanakan
penulis sesuai dengan prosedur penelitian ilmiah. Hal tersebut agar hasil penelitian
atau kesimpulan yang diperoleh sesuai dengan perlakuan yang telah diberikan, akan
1. Penelitian ini hanya dilakukan ± 1 bulan, sehingga waktu sangat terbatas, padahal
2. Pada penelitian yang telah dilakukan, hanya membatasi pada materi segi empat
khususnya persegi panjang dan persegi dan tidak membahas materi yang lain.
3. Dalam belajar matematika, bukan hanya media pembelajaran saja namun banyak
4. Pada saat melakukan postest untuk melihat hasil dari perlakuan yang diberikan,
ada kecurangan yang terjadi diluar pengawasan peneliti seperti adanya siswa yang
5. Sampel dari penelitian ini hanya berasal dari MTs Al-Ulum Medan, sehingga hasil
penelitian belum tentu sesuai dengan sekolah lain atau daerah lain yang memiliki
A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka
1. Hasil belajar matematika siswa pada materi pokok persegi panjang dan
MTs Al-Ulum Medan T.P 2016/2017 yaitu nilai tes awal diperoleh = 57,92
=10,34.
2. Hasil belajar matematika siswa pada materi pokok persegi panjang dan
Al-Ulum Medan T.P 2016/2017 yaitu nilai tes awal diperoleh = 56,03 dengan
varians = 123,91 dan standar deviasi = 11,13, sedangkan untuk rata-rata nilai
postest (tes akhir) sebesar 69,56 dengan standar deviasi sebesar 8,38 lebih
flash di kelas VII MTs Al-Ulum Medan T.P 2016/2017. Hal ini dibuktikan
dengan uji “t”pada kedua kelas dengan data nilai tes akhir yang menunjukkan
bahwa thitung> ttabel yaitu 2,848 > 1,996 dengan taraf signifikan α = 0,05.
61
62
B. Implikasi
dalam
berbentuk dokumen yang hidup, dapat dilihat di layar monitor atau ketika
pembelajaran dengan berbagai macam cara baik oleh guru maupun peserta
berupa tulisan, gambar, animasi, sehingga peserta didik dapat lebih tertarik
hasil belajar awal (pre-tes) dan tes hasil belajar akhir (pos-tes) yang
mencakup seluruh indikator dari kompetensi dasar yang ingin dicapai. Dan
materi pelajaran.
selesai guru bersama siswa memeriksa jawaban soal yang telah dikerjakan.
lembar soal kepada setiap siswa. Setelah semua siswa mendapatkan soal,
dan persegi.
C. Saran
Perhatikan dengan baik pada saat guru sedang mengajar. Tentukan cara
belajar yang baik dan efisien, dan hendaknya siswa dapat berperan
66
aktif dalam kegiatan belajar mengajar agar proses belajar dapat berjalan