You are on page 1of 9
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Indonesian Institute of Certified Public Accountants PERATURAN ASOSIASI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa Institut Akuntan Publik Indonesia _merupakan Asosiasi Profesi Akuntan Publik Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan Akuntan Publik yang berintegritas, berkualitas dan berkompetensi berstandar_internasional, mendorong pertumbuhan dan independensi profesi yang sehat dan kondusif bagi profesi Akuntan Publik, menjaga martabat profesi Akuntan Publik dan kepercayaan publik, melindungi kepentingan publik dan Akuntan Publik, serta mendorong terwujudnya good governance di Indonesia; b. Bahwa untuk melaksanakan tujuan tersebut Institut Akuntan Publik Indonesia melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya melalui program pelatihan profesional berkelanjutan untuk mendapatkan anggota asosiasi yang profesional, kompeten dan berintegritas; © Bahwa setiap anggota Institut Akuntan Publik Indonesia harus memenuhi kompetensi tertentu dan berkewajiban untuk terus menerus menjaga kompetensi dan kemahiran profesionalnya melalui program pelatihan profesional berkelanjutan; 4d. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, huruf b dan huruf c Pengurus perlu membuat Peraturan Asosiasi tentang Pelatihan Profesional Berkelanjutan. Mengingat : 1, Pasal 25 ayat 1 huruf e Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik yang menyatakan bahwa Akuntan Publik wajib menjaga kompetensi melalui pelatihan profesional berkelanjutan; 2. Pasal 44 ayat 1 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor § tahun 2011 tentang Akuntan Publik yang menyatakan bahwa Asosiasi Profesi Akuntan Publik berwenang menyelenggarakan pelatihan profesional berkelanjutan; Office 8 Building 12" floor, Unit 121 ~ 12J, Sudieman Cental Busines District (SCBD) Lot 28, Senopati Raya Ji. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190, INDONESIA ‘Telp. (021) 29333151 (Hunting), 32026864, 72795445, 70721651-52-53 Fax: (021) 29333154 -55, 72795441 - 49, Website : wwwiapl.orid Email: info@iapi.orid 3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK01/2011 tentang Penetapan Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai Asosiasi Profesi Akuntan Publik; Anggaran Dasar Institut Akuntan Publik Indonesi Anggaran Rumah Tangga Institut Akuntan Publik Indonesia; Persetujuan Pengawas terhadap Rancangan Akhir Peraturan Asosiasi tentang Pelatihan Profesional Berkelanjutan berdasarkan berita acara rapat koordinasi Pengurus dan Pengawas tanggal 29 Januari 2014; 7. Persetujuan Pengurus terhadap Peraturan Asosiasi tentang Pelatihan Profesional Berkelanjutan berdasarkan_berita acara rapat Pengurus tanggal 5 Februari 2014. ame Menetapkan : Peraturan Asosiasi tentang Pelatihan Profesional Berkelanjutan. Pasal 1 Ketentuan Umum Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. ‘iasi 8 Asosiasi adalah Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai Asosiasi Profesi Akuntan Publik Indonesia; Anggaran Dasar adalah anggaran dasar Institut Akuntan Publik Indonesia beserta perubahannya dari waktu ke waktu; Anggaran Rumah Tangga adalah anggaran rumah tangga Institut Akuntan Publik Indonesia beserta perubahannya dari waktu ke waktu; Pengurus adalah Pengurus yang dibentuk dan menjalankan kewenangan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; Pelatihan profesional berkelanjutan adalah program pelatihan profesi yang bersifat terus-menerus bagi anggota selama menyandang sebutan profesi berdasarkan sertifikat yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia atau berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku; Komite Pendidikan dan Pelatihan Profesi adalah wadah yang independen, yang memiliki fungsi merumuskan Standar Pendidikan Profesi Akuntan Publik, melakukan akreditasi perguruan tinggi, serta menyelenggarakan PPL untuk mengembangkan kompetensi Anggota Asosiasi; Komite Keanggotaan dan Advokasi adalah wadah yang memiliki fungsi untuk merekrut dan menerima Anggota Asosiasi, memberikan pelayanan kepada Anggota Asosiasi, memenuhi hak-hak keanggotaan, memberikan perlindungan dan advokasi terhadap Anggota Asosiasi dan memberikan keyakinan hak keprofesian Anggota Asosiasi terpenuhi; Komite Disiplin dan Investigasi adalah komite yang memiliki fungsi metakukan reviu ketaatan Anggota Asosiasi dalam memberikan jasa berdasarkan Kode Etik dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), standar pengendalian mutu, serta standar profesi lainnya, pemenuhan kewajiban keanggotaan sebagai Anggota Asosiasi, menangani pengaduan dan melakukan investigast terhadap pelanggaran Kode Etik dan SPAP, serta mengenakan sanksi keanggotaan berdasarkan ketentuan dalam Anggaran Dasar; 9. Komite Kehormatan Profesi adalah komite yang bersifat independen dan berfungsi sebagai lembaga keberatan atas sanksi yang ditetapkan oleh Komite Investigasi dan Disiplin; 10. Kordinator Wilayah adalah organ kelengkapan kepengurusan Institut Akuntan Publik Indonesia yang dibentuk berdasarkan peraturan ini sebagai perpanjangan tangan dari Pengurus; 11, Akuntan Publik adalah seseorang yang mendapatkan izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Akuntan Publik; 12. Sertifikat sebutan profesi adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia yang diberikan kepada seseorang setelah menyelesaikan program pengembangan sertifikasi profesional dalam bidang auditing, akuntansi keuangan dan bidang lain yang relevan; 13. Anggota adalah anggota Institut Akuntan Publik Indonesia yang berkewajiban melakukan pelatihan profesional berkelanjutan sebagaimana diatur dalam ketentuan ini 14, Satuan kredit pelatihan profesional berkelanjutan yang selanjutnya disingkat "SKP" adalah jumlah unit satuan pelatihan profesional berkelanjutan yang ditentukan berdasarkan durasi kegiatan pelatihan atau tolok ukur lainnya. Pasal 2 Tujuan Pelatihan profesional berkelanjutan bertujuan untuk: (1) menjaga dan mengembangkan kompetensi profesional yang diperlukan setiap anggota dalam memberikan jasa baik kepada klien, maupun melalui hubungan kerja atau bentuk hubungan lainnya dengan berbagai pemangku kepentingan profesi; (2) anggota mampu menjalankan peran sebagai Akuntan Publik atau peran lainnya secara kompeten; (3) melindungi kepentingan publik dan meningkatkan kepercayaan publik tethadap profesi. Pasal 3 Kewajiban Anggota Setiap anggota berikut ini berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melakukan pelatihan profesional berkelanjutan, yaitu: a. Anggota yang memiliki izin Akuntan Publi b. Anggota yang memiliki sertifikat sebutan profesi yang diterbitkan oleh Asosiasi, yaitu: i. certified public accountant of Indonesia, atau fi, sertifikat sebutan sebagai akuntan profesional lainnya, 2. Jumlah SKP kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan yang harus dikumpulkan oleh setiap anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) setiap tahun dengan materi yang relevan dengan peran dan tanggung jawabnya yang meliputi area kompetensi, yaitu: a. pengetahuan profesional; b. keahlian profesional; ¢. nilai-nilai, etika, dan perilaku profesional; . _kompetens! yang diperoleh selama program pengembangan dan pelatihan profesional. 3. Dalam hal anggota tidak memenuhi kewajiban jumlah SKP minimal dalam suatu tahun, maka anggota tersebut berkewajiban untuk menutup kekurangannya pada tahun berikutnya. Pasal 4 Kegiatan Pelatihan Profesional Berkelanjutan Jenis kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan yang dapat diikuti oleh anggota adalah sebagai berikut: (1) menghadiri sebagai peserta, narasumber atau pembicara dalam kegiatan pelatihan, kursus atau seminar yang diselenggarakan oleh Asosiasi; (2) mengikuti secara online atau melalui media lain dari suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh Asosiasi; (3) mempelajari modul-modul tertentu yang disediakan oleh Asosiasi; (4)_partisipasi atau terlibat aktif dalam kegiatan tertentu dari komite-komite atau dewan di Asosiasi atau penyusun standar akuntansi keuangan; (5) menyusun atau menyiapkan bahan-bahan pelatihan profesional berkelanjutan, atau bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan profesi; (6) kegiatan lainnya yang relevan dengan pelatihan dan pengembangan profesional. Pasal 5 Pemenuhan Kewajiban Pelatihan Profesional Berkelanjutan 1, Setiap anggota sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 berkewajiban memenuhi jumlah SKP-nya melalui berbagai kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan. 2. Dalam hal anggota merupakan pemegang izin Akuntan Publik, minimal 30 SKP setiap tahun harus dipenuhi melalui kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Asosiasi. 3. Dalam hal anggota adalah anggota selain Akuntan Publik, pemenuhan jumlah ‘SkP-nya dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan baik yang diselenggarakan oleh Asosiasi atau pihak lain, ON Pasal 6 Penyelenggara Kegiatan Pelatihan Profesional Berkelanjutan Asosiasi menyelenggarakan kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan. Pengurus berwenang menetapkan suatu kegiatan yang diselenggarakan pihak lain untuk dinyatakan sebagai kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan yang diakui sehingga dapat digunakan anggota untuk memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 2 Asosiasi menerbitkan sertifikat pelatihan yang memuat jumlah SKP yang diperoleh atas nama peserta sesuai kehadiran fisik atau keterlibatan sebagaimana mestinya dalam kegiatan-kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Asosiasi, Pasal 7 Kriteria Kegiatan Pelatihan Profesional Berkelanjutan Pengurus menetapkan kriteria, capaian pembelajaran dan persyaratan penyelenggaraan kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan berdasarkan rekomendasi dari Komite Pendidikan dan Pelatihan Profesi. Untuk dapat dikategorikan sebagai kegiatan pelatihan _ profesional berkelanjutan yang difkuti atau dilakukan oleh anggota, suatu kegiatan harus memenuhi persyaratan, yaitu: a. _relevan dengan pengembangan kompetensi profesional profesi Akuntan Publik atau kebutuhan peran dan tanggung jawab anggota; b. memenuhi kriteria dan persyaratan penyelenggaraan kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan; dan ¢ _kegiatan dapat diverifikasi. Pasal 8 Penentuan Jumlah SKP Setiap kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan dinyatakan dalam jumlah SKP yang dihitung berdasarkan durasi waktu atau tolok ukur lainnya. Komite Pendidikan dan Pelatihan Profesi berwenang merumuskan basis perhitungan SKP dari suatu kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan berdasarkan durasi waktu atau tolok ukur lainnya tersebut untuk kemudian ditetapkan dan disahkan oleh Pengurus. Untuk kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Asosiasi, penentuan jumlah SKP ditetapkan oleh Komite Pendidikan dan Pelatihan Profesi. Untuk kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan yang diselenggarakan oleh pihak selain Asosiasi, anggota menentukan sendiri jumlah perolehan SKP-nya berdasarkan kriteria dan tolok ukur sebagaimana dimaksud pada ayat 2. Anggota dapat mengajukan penentuan jumlah SKP dari suatu kegiatan yang iselenggarakan pihak lain yang dilakukan anggota kepada Pengurus cq Komite Pendidikan dan Pelatihan Profesi. 4. Pasal 9 Pelaporan Setiap anggota harus menyampaikan laporan pemenuhan jumlah SKP yang diperoleh dalam suatu tahun kalender kepada Pengurus cq Komite Keanggotaan dan Advokasi. Laporan pemenuhan SKP sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 disertai dengan pernyataan pemenuhan kewajiban pelatihan profesional berkelanjutan dan disampaikan paling lambat tanggal 31 Januari pada tahun berikutnya. Dalam hal anggota melakukan kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan berupa kegiatan yang diselenggarakan pihak selain Asosiasi, maka laporan tersebut harus disertai dengan bukti-bukti pelaksanaan kegiatan dan perhitungan SKP-nya, Komite Keanggotaan dan Advokasi menyusun mekanisme dan tata cara pelaporan untuk ditetapkan oleh Pengurus. Pasal 10 Pembinaan Komite Keanggotaan dan Advokasi melakukan verifikasi, monitoring dan evaluasi pemenuhan SKP anggota. Dalam melakukan verifikasi Komite Keanggotaan dan Advokasi berwenang untuk melakukan pemeriksaan dokumen pendukung laporan pemenuhan SKP dari anggota atau memberikan rekomendasi kepada Komite Disiplin dan Investigasi untuk melakukan pengujian kepatuhan pemenuhan SKP tersebut. Sebagai bagian pembinaan, Komite Keanggotaan dan Advokasi dapat menerbitkan surat rekomendasi, surat peringatan, atau surat-surat lain kepada anggota dalam rangka untuk mendorong pemenuhan kewajiban pelatihan profesional berkelanjutan. Komite Keanggotaan dan Advokasi berwenang untuk menerbitkan surat peringatan bagi anggota yang tidak memenuhi jumlah SKP dalam suatu tahun atau tidak menyampaikan laporan pemenuhan SKP sesuai ketentuan. Pasal 11 Kekurangan Jumlah SKP Anggota yang tidak berhasil memenuhi jumlah SKP minimal tahunan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini wajib memenuhi kekurangan SKP pada tahun berikutnya, Anggota yang tidak berhasil memenuhi jumlah SKP minimal tahunan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini selama dua tahun berturut-turut dikenakan sanksi penetapan sebagal anggota dalam perhatian khusus. Anggota yang ditetapkan sebagai anggota dalam perhatian khusus wajib memenuhi jumtah SKP minimal pada tahun berjalan dan satu tahun sebelumnya yang terhutang. ‘Anggota yang ditetapkan sebagai anggota dalam perhatian khusus dikenakan sanksi peringatan tertulis dan tidak mendapatkan pelayanan keanggotaan. 5. Anggota dalam perhatian khusus yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dinyatakan kembali sebagai anggota aktif. 6. Anggota dalam perhatian khusus yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 sampai dengan akhir tahun dikenakan sanksi pembatalan sementara sertifikat. 7. Anggota yang dikenakan sanksi pembatalan sementara sertifikat dapat dilakukan pemulihan setelah memenuhi kewajiban SKP pada tahun berjalan dan minimal jumlah SKP untuk satu tahun sebelumnya, 8. Anggota yang dikenakan sanksi pembatalan sementara sertifikat dikenakan penurunan status keanggotaan menjadi anggota associate. 9, Anggota yang dikenakan sanksi pembatalan sementara sertifikat dan tidak memenuhi kewajiban pelatihan profesional berkelanjutan sekurang-kurangnya satu tahun sejak sanksi pembatalan sementara sertifikat efektif, dikenakan sanksi pencabutan sertifikat dan sertifikat dinyatakan tidak berlaku. Pasal 12 . Komite Disiplin dan Investigasi menetapkan anggota yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 11 sebagai anggota dalam perhatian khusus. Keputusan Komite Disiplin dan Investigasi disampaikan kepada anggota yang bersangkutan. 2. Anggota yang dinyatakan sebagai anggota dalam perhatian khusus dapat mengajukan keberatan ke Komite Kehormatan Profesi paling lambat satu bulan sejak tanggal penetapan. 3. Komite Kehormatan Profesi berwenang untuk memutuskan pengajuan keberatan. Keputusan Komite Kehormatan Profesi bersifat final dan mengikat. Pasal 13 Komite Disiplin dan Investigasi memulihkan status dalam perhatian khusus suatu anggota menjadi anggota aktif sebagaimana dimaksud pada pasal 11 paling lambat 1 bulan sejak diterimanya permohonan pengaktifan kembali. Pasal 14 1. _Komite Disiplin dan Investigasi menetapkan anggota yang direkomendasikan untuk dikenakan sanksi pembatalan sementara sertifikat sebagaimana dimaksud dalam pasal 11. 2. Komite Disiplin dan Investigasi menyampaikan surat rekomendasi pembatalan sementara sertifikat kepada Dewan Sertifikasi dan tembusan kepada anggota yang bersangkutan. 3. Dewan Sertifikasi menetapkan sanksi pembatalan sementara_sertifikat berdasarkan rekomendasi yang disampaikan oleh Komite Disiplin dan Investigasi, dan sanksi pencabutan sertifikat sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat 9. 4 Dewan Sertifikasi menyampaikan surat keputusan pembatalan sementara sertifikat atau pencabutan sertifikat kepada anggota yang bersangkutan. 5. Anggota yang dikenakan sanksi pembatalan sementara sertifikat dapat mengajukan keberatan atas pembatalan sementara sertifikat kepada Komite Kehormatan Profesi paling lambat satu bulan sejak tanggal penetapan pembatalan sementara sertifikat. 6. Komite Kehormatan Profesi berwenang memutuskan pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat 5, paling lambat satu bulan sejak diterima surat keberatan. Pasal 15 Anggota yang sedang dalam proses untuk ditetapkan sebagai anggota dalam perhatian khusus atau sanksi pembatalan sementara sertifikat dapat memenuhi kewajiban pelatihan profesional berkelanjutan sampai dengan sebelum dilakukan penetapan schingga proses penetapan sebagai anggota dalam perhatian khusus atau pembatalan sementara sertifikat dapat dihentikan. Pasal 16 Pengujian Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban 1. Komite Disiplin dan Investigasi berwenang untuk melakukan verifikasi dan pemeriksaan dokumen, melakukan konfirmasi, mengakses dokumen-dokumen pendukung yang disimpan anggota, atau prosedur lain dalam rangka untuk ‘menguji kepatuhan anggota dalam melakukan pemenuhan kewajiban pelatihan profesional berkelanjutan, 2, Anggota berkewajiban untuk memfasilitasi, memberikan akses, dan membantu pelaksanaan kewenangan Komite Disiplin dan Investigasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. 3. Pelaksanaan kewenangan Komite Di dan Investigasi_dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan reviu mutu atau dilakukan secara tersendiri. 4. Komite Disiplin dan Investigasi dapat mengenakan sanksi keanggotaan sebagaimana diatur dalam ketentuan Asosiasi, apabila ditemukan pelanggaran ketentuan atau etika dalam pemenuhan kewajiban pelatihan profesional berkelanjutan, 5. Termasuk sankst keanggotaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 adalah penetapan sebagai anggota dalam perhatian khusus atau rekomendasi pembatalan sementara sertifikat. 6. Mekanisme pengenaan sanksi, keberatan, jenis sanksi, dan tindaklanjutnya dilakukan berdasarkan ketentuan Asosiasi. Pasal 17 1. Komite Keanggotaan dan Advokasi mengadministrasikan status keanggotaan ‘suatu anggota sebagai anggota dalam perhatian khusus, anggota yang dibatalkan ‘sementara sertifikatnya, atau dikenakan sanksi keanggotaan. AT 2. Komite Keanggotaan dan Advokasi dapat menyampaikan status dalam perhatian khusus, pembatalan sementara sertifikat, atau pengenaan sanksi keanggotaan setelah keputusan bersifat final dan mengikat beserta alasannya kepada pihak Jain berdasarkan permintaan tertulis pihak lain atau dipandang perlu oleh Komite Keanggotaan dan Advokasi. 3. Komite Keanggotaan dan Advokasi berwenang mengumumkan status dalam perhatian Khusus, pembatalan sementara sertifikat, penurunan status keanggotaan beserta alasannya, atau pengenaan sanksi keanggotaan setelah keputusan bersifat final dan mengikat dalam publikasian yang diselenggarakan oleh Asosiasi. Pasal 18 Ketentuan Transisi Pengenaan tindakan disiplin berupa sanksi pembatalan sementara sertifikat sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 efektif berlaku satu tahun sejak ditetapkan peraturan ini. Pasal 19 Penutup 1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur selanjutnya oleh Pengurus. 2. Dengan berlakunya peraturan ini maka semua ketentuan yang bertentangan dengan ketentuan ini dinyatakan tidak berlaku. 3. Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 6 Februari 2014 PENGURUS INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA i INTAN PUBLIK INDONESIA Indonesian Insti of Card Pfc Accountants Kea

You might also like