You are on page 1of 58

MAKALAH PENDIDIKAN

AGAMA

DOSEN PEMBIMBING :
DRS.Nizom Zaini Mpd I
DISUSUN OLEH :
RAIHAN YOAN RAMADHAN
NIM 32211017

DIII RADIOLOGI

SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN
PERTAMEDIKA

Jalan Bintaro Raya No.10,RT


04/RW 10,Tanah
Kusir ,Kecamatan Kebayoran
Lama,Kota Jakarta selatan,
Daerah khusus ,Ibu kota Jakarta
12240(021) 7207184

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan


Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat
menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul "MANUSIA
MEMBUTUHKAN AGAMA"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk


memenuhi tugas Mata Pelajaran
Pendidikan agama. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang manusia
membutuhkan agama bagi para
pembaca dan juga bagi saya.

Saya mengucapkan terima kasih


kepada bapa Nizom Zaini selaku
dosen Mata Pendidikan agama.
Saya menyadari bahwa laporan
kegiatan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karenanya,
diharapkan saran dan kritik yang
membangun agar saya menjadi
lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga laporan kegiatan ini


menambah wawasan dan
memberi manfaat bagi pembaca.

Jakarta,10 November 2021

Penulis :

Raihan Yoan Ramadhan


Daftar isi
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Manusia membutuhkan agama
di dalam kehidupannya, yaitu
sebagai pegangan hidup baik
untuk kehidupan di dunia
maupun di akherat kelak. Sudah
barang tentu agar semuanya itu
dapat dicapai maka ia harus dapat
menjaga keseimbangan antara
dua kebutuhan, yaitu kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani.
Kebutuhan rohani (agama)
mengandung dua dimensi, yaitu
hubungan vertikal (hubungan
manusia dengan pencipta) dan
hubungan horizontal (hubungan
manusia dengan sesama mahkluk
Tuhan lainnya).

Agama adalah kepercayaan


kepada Tuhan yang dinyatakan
dengan mengadakan hubungan
dengan Dia melalui serangkaian
kegiatan ibadah yang sesuai
dengan ajaran agama itu. Sudah
menjadi kodrat manusia sebagai
ciptaan Tuhan. Sejatinya,
manusia adalah makhluk yang
lemah, manusia tidak dapat hidup
tanpa adanya perlindungan dari
Tuhannya. Dengan agama yang
dimiliki, manusia akan
memperoleh perlindungan
dengan menjalin hubungan
dengan Tuhannya.
Manusia adalah makhluk yang
sangat menarik, makhluk yang
paling unik, dijadikan dalam
bentuk yang baik, ciptaan Tuhan
yang paling sempurna. Dapat
disimpulkan bahwa agama sangat
perlu bagi manusia, terutama bagi
orang yang berilmu.

2. Rumusan masalah

a. Agama : Arti dan Ruang


Lingkupnya
b. Pengertian agama
c. Pengertian manusia
d. Hubungan manusia dan
agama?
e. Mengapa manusia perlu
beragama?
3.Tujuan dan manfaat
penulisan
Tujuan disusunnya makalah
ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Pendidikan
agama serta menambah wawasan
dan pengetahuan tentang manusia
membutuhkan beragama.

Manfaat dari penulisan


makalah ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan
penulis dan pembaca tentang
Agama dalam pandangan umat
bergama dan untuk membuat kita
lebih memahami Agama tersebut.
4. Tujuan penelitian

- Mengetahui Arti dari agama

- Mengatahui Fungsi-fungsi
Agama dalam kehidupan
- Mengetahui Latar Belakang
Kebutuhan Manusia Terhadap
Agama.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Agama: Arti dan


Ruang lingkupya
Ada bermacam teori
mengenai kata agama.
Pada mulanya akar kata
agama adalah gam yang
mendapat awalan a
sehingga menjadi a-gam-
a. Akar tersebut dapat
pula mendapat awalan i
dengan akhiran yang
sama, sehingga menjadi i-
gam-a. Dan mendapat
awalan u dengan akhiran
yang sama, sehingga
menjadi u-gam-a. Dalam
bahasa bali, ketiga bahasa
tersebut mempunyai
makna sebagai berikut;
a. Agama artinya
peraturan, tata cara,
upacara hubungan
manusia dengan raja.
b. Igama artinya peraturan,
tata cara, upacara dalam
berhubungan dengan
dewa-dewa,
c. Ugama artinya
peraturan, tata cara
dalam berhubungan
dengan sesama manusia.
d. Dalam bahasa Belanda
terdapat kata ga,gaan
dan dalam bahasa
Inggris kata go yang
artinya sama dengan
gam yaitu pergi. Namun
setelah mendapat awalan
a pengertian tersebut
berubah menjadi jalan.
Kata jalan sebagai
perubahan arti pergi juga
terdapat dalam agama Shinto
(Jepang), Budha menyebut
undang-undang
pokonya :jalan. Dalam
agama islam terdapat kata
syari’at dan tariatknya
artinya jalan. Selain arti
tersebut, menurut teori ada
beberapa arti lain yang
terkandung dalam kata
agama yaitu tradisi. Yang
dimaksud adalah tradisi atau
kebiasaan dalam agama
Hindu dan Budha.
Setelah agama islam
datang ke Indonesia,
masyarakat yang berbahasa
melayu mempergunakan kata
ag ama untuk menunjukkan
sistem ajaran yang dibawa
oleh islam. Sistem dan ruang
lingkup ajaran agama islam
berbeda dengan sistem ajaran
agama Hindu dan Budha.
Ajaran agama Islam tidak
berasal dari tradisi, tetapi
dari Alloh melalui wahyu-
Nya yang mengatur
hubungan manusia dengan
Tuhan, manusia dengan
dirinya sendiri, manusia
dengan manusia lain dalam
lingkungan masyarakat, dan
dengan lingkungan
hidupnya.
Dalam bahasa aslinya
agama islam disebut din,
tetapi mulai timbul
kerancuan pengertian karena
lambing yang biasa dipakai
dalam agama Hindu dan
Budha dipergunakan untuk
din al Islam yang memiliki
sistem ajaran dan ruang
lingkup yang sangat berbeda
dengan agama yang
mendahuluinya.
Kedatangan agama islam
ke Indonesia kemudian
disusul oleh agama Nasrani
dan timbul istilah baru yang
menunjukkan sistem dan
ruang lingkup agama
Nasrani. Istilah tersebut
adalah religion yang berasal
dari bahasa Latin relegere
mempunyai arti berpegang
pada norma-norma. Istilah
religion kemudian
diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia menjadi
religi. Kita harus
menghormati pemeluk
agama yang sistem dan ruang
lingkupnya berbeda, namun
perlu ditegaskan bahwa
persamaan istilah dalam
agama tidak dijadikan alasan
untuk mengatakan semua
agama adalah sama.
Menurut Paul Tillich,
setiap orang yang beragama
selalu berbeda dalam
keadaan involved (terlibat)
dengan agama yang
dianutnya. Menurut prof.
Rasjidi, manusia yang
beragama itu “aneh”, ia
melibatkan diri dengan
agama yang dipeluknya dan
mengikatkan dirinya kepada
Tuhan. Tetapi bersamaan
dengan itu ia merasa bebas,
karena bebas menjalankan
sesuatu menurut
keyakinannya. Ia tunduk
kepada Yang Maha Kuasa,
tetapi ia merasa dirinya
terangkat karena mendapat
kesleamatan. Keselamatanlah
yang menjadi tujuan akhir
kehidupan manusia dan
keselamatan itu akan
diperoleh melalui
pelaksanaan keyakinan
agama yang ia anut.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa agama adalah
kepercayaan kepada Tuhan
yang dinyatakan dengan
mengadakan hubungan
dengan Dia melalui upacara,
menyembah dan
permohonan, dan
membentuk sikap hidup
manusia menurut ajaran
agama tersebut.
2. Pengertian agama
Agama menurut bahasa
sansekerta, agama berarti
tidak kacau (a=tidak
gama=kacau) dengan kata
lain, agama merupakan
tuntunan hidup yang dapat
membebaskan manusia dari
kekacauan. Didunia baratter
dapat suatu istilah umum
untuk pengertian agama ini,
yaitu: religi, religie, religion,
yang berarti melakukan suatu
perbuatan dengan penuh
penderitaan atau mati-matian
, perbuatan ini berupa usaha
atau  sejenis  per ibadatan
yang dilakukan  secara 
berulang  ulang.
Agama
menurut KBBI adalah
system yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan
Yang Maha kuasa serta tata
kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia
dan manusia serta
lingkungan nya.
Istilah lain bagi agama
ini yang berasal dari bahasa
arab, yaitu  addiin yang
berarti:  hukum, perhitungan,
kerajaan, kekuasaan,
tuntutan, keputusan dan
pembalasan. Kesemuanya itu
memberikan  gambaran
bahwa “addiin” merupakan
pengabdian dan penyerahan,
mutlak dari seorang hamba
kepada Tuhan penciptanya
dengan upacara dan tingkah
laku tertentu, sebagai
manifestasi  ketaat anter
sebut (Moh.Syafaat,1965).
Dan secara umum,
Agama adalah suatu system
ajaran tentang Tuhan,
dimana penganut-penganut
nya melakukan tindakan-
tindakan ritual,  moral atau
social atas dasar aturan-
aturan-Nya. Agama juga
memiliki syarat, unsur dan
fungsi.
a. Syarat-Syarat Agama
1. Percaya dengan
adanya Tuhan
2. Mempunyai kitab
suci sebagai
pandangan hidup
umat-umatnya
3. Mempunyai tempat
suci
4. Mempunyai Nabi
atau orang suci
sebagai panutan
5. Mempunyai hari raya
keagamaan.
b. Unsur-Unsur Agama
Menurut Leight, Keller
dan Calhoun, agama
terdiri dari beberapa unsur
pokok:
1. Kepercayaan agama,
yakni suatu prinsip
yang dianggap benar
tanpa ada keraguan
lagi
2. Simbol agama, yakni
identitas agama yang
dianut umatnya.
3. Praktik keagamaan,
yakni hubungan
vertikal antara
manusia dengan
Tuhan-Nya, dan
hubungan horizontal
atau hubungan
antarumat beragama
sesuai dengan ajaran
agama.
4. Pengalaman
keagamaan, yakni
berbagai bentuk
pengalaman
keagamaan yang
dialami oleh
penganut-penganut
secara pribadi.
5.Umat beragama, yakni
penganut masing-masing agama.
c. Fungsi Agama
1. Sumber pedoman
hidup bagi individu
maupun kelompok
2. Mengatur tata cara
hubungan manusia
dengan Tuhan dan
manusia dengan
manusia.
3. Merupakan tuntutan
tentang prinsip benar
atau salah
4. Pedoman
mengungkapkan rasa
kebersamaan
5. Pedoman perasaan
keyakinan
6. Pengungkapan
estetika (keindahan)
7. Memberikan identitas
kepada manusia
sebagai umat dari
suatu agama.

3. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk
yang sanagat menarik. Oleh
karena itu ia telah menjadi
sasaran studi sejak dahulu ,
kini dan kemudian hari. Para
ahli telah mengkaji manusia
menurut bidang studinay
masing – masing , tetapi
sampai sekarang para ahli
masih belum mencapai kata
sepakat tentang manusia .
Terbukti dari banyaknya
penamaan manusia ,
misalnya homo sapien
( manusia berakal ), homo
economicus ( manusia
ekonomi ) yang kadang kala
disebut economic animal
( binatang ekonomi ), dan
sebagainya, Al- Qur’an
tidak menggolongkan
manusia ke dalam kelompok
binatang selama manusia
mempergunakan akalnya
dan karunia Tuhan lainnya.
Di dalam Al-Qur’an manusia
disebut antara lain dengan:
a. Bani Adam (QS. Al Isra
(17) : 7 )
‫ِإ ْن َأحْ َس ْنتُ ْم َأحْ َس ْنتُ ْم َأِل ْنفُ ِس ُك ْم ۖ َوِإ ْن‬
‫َأ َسْأتُ ْم فَلَهَا ۚ فَِإ َذا َجا َء َو ْع ُد اآْل خِ َر ِة‬
‫لِيَ ُس____و ُءوا ُوجُ____وهَ ُك ْم َولِيَ____ ْد ُخلُوا‬
‫ْال َم ْس___ ِج َد َك َم___ا َد َخلُ___وهُ َأ َّو َل َم___ َّر ٍة‬
‫َولِيُتَبِّرُوا َما َعلَوْ ا تَ ْتبِيرًا‬
Artinya : Jika kamu
berbuat baik (berarti)
kamu berbuat baik bagi
dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat,
maka (kejahatan) itu
bagi dirimu sendiri, dan
apabila datang saat
hukuman bagi
(kejahatan) yang kedua,
(Kami datangkan orang-
orang lain) untuk
menyuramkan muka-
muka kamu dan mereka
masuk ke dalam mesjid,
sebagaimana musuh-
musuhmu memasukinya
pada kali pertama dan
untuk membinasakan
sehabis-habisnya apa
saja yang mereka
kuasai. 
b. Basyar QS. Al Khafi
(18) :110)
‫ي‬َّ َ‫قُلْ ِإنَّ َما َأنَا بَ َش ٌر ِّم ْثلُ ُك ْم يُو َحى ِإل‬
َ‫َأنَّ َم__ا ِإلَهُ ُك ْم ِإلَ__هٌ َواحِ ٌد فَ َمن َك__ان‬
ً‫يَرْ جُ___و لِقَ___اء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َم___لْ َع َمال‬
‫ص___الِحا ً َواَل ي ُْش___ ِر ْك بِ ِعبَ___ا َد ِة َربِّ ِه‬
َ
١١٠﴿ ً‫َأ َحدا‬
Artinya : Katakanlah:
“Sesungguhnya aku ini
hanya seorang manusia
seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku:
“Bahwa sesungguhnya
Tuhan kamu itu adalah
Tuhan Yang Esa”.
“Barangsiapa
mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya maka
hendaklah ia
mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia
mempersekutukan
seorangpun dalam
beribadat kepada
Tuhannya“.
c. Al-Insan ( QS. Al Insan
(76):1 )

Artinya : Bukankah
telah datang atas
manusia satu waktu dari
masa, sedang dia ketika
itu belum merupakan
sesuatu yang dapat
disebut?
d. An-nas (QS.An-Nas
(14):1)
ِ َّ‫قُلْ َأعُو ُذ بِ َربِّ الن‬
‫اس‬
Artinya: Katakanlah:
"Aku berlindung kepada
Tuhan (yang
memelihara dan
menguasai) manusia. 

Bertolak dari rumusan


singkat itu , menurut ajaran
Islam , manusia ,
dibandingkan dengan
makhluk lain , mempunyai
berbagai ciri, antara lain ciri
utamanya adalah :
a. Makhluk yang paling
unik, dijadikan dalam
bentuk yang baik ,
ciptaan Tuhan yang
paling sempurna.
b. Manusia memiliki
potensi ( daya atau
kemempuan yang
mungkin
dikembangkan ) beriman
kepada Allah.
c. Manusia diciptakan
Alloh untuk mengabdi
kepada-Nya . Tugas
manusia untuk mengabdi
kepada Allah.
d. Manusia diciptakan
Tuhan untuk menjadikan
Khalifah-Nya di bumi.
e. Di samping akal ,
manusia dilengkapi
dengan perasaan dan
kemauan atau
kehendak . Dengan akal
dan kehendaknya
manusia akan tunduk
dan patuh kepada Allah,
menjadi muslim,tetapi
dengan akla dan
kehendaknya juga
manusia dapat tidak
percaya , tidak tunduk
dan tidak patuh kepada
kehendak Allah, bahkan
mengingkari-Nya .
f. Secara individual
manusia
bertanggungjawab atas
segala perbuatannya.
g. Berakhlak. Berakhlak
adalah ciri utama
manusia dibandingkan
dengan makhluk lain.
Artinya , manusia adalah
makhluk yang diberi
Allah kemempuan untuk
membedakan yang baik
dengan yang buruk.
Manusia berasal dari
tanah dan air. Yang
dimaksud adalah air
mani yang berasal dari
saripati makanan yang
timbul di atas
tanah .Selain dari air
yang berasal dari saripati
tanah , komponen
pembentukan manusia
adalah ruh (ciptaan)
Allah.
Dari uraian singkat
mengenai asal manusia
itu dapat diketahui
bahwa manusia ,
menurut agama
islam ,terdiri dari dua
unsure yaitu unsure
material dan unsure
immaterial . Unsur
material adalah tubuh
yang berasal dari tanah
dan air. Unsur
immaterial adalah ruh
yang yang berasal dari
alam ghaib.
Dari proses
kejadian dan asal
manusia m,enurut Al-
Qur’an , Ali Syari’ati
sejarawan dan ahli
sosiologi islam ,
mengenukakan
pendapatnya berupa
interpretasi tenetang
hakikat penciptaan
manusia . Menurut
beliau ada simbolisme
dalam penciptaan
manusia dari tanah dan
dari ruh (ciptaan) Alloh.
Makna simbolisnya
adalh manusia
memounyai dua
dimensi : dimensi
ketuhanan,dan dimensi
dimensi kerendahan atau
kehinaan. Ali Syari’ati
lalu memberikan
rumusan tentang filsafat
manusia sebagai
berikut ;
pertama,manusia
tiadak saja sama, tetapi
bersaudara .Perbedaan
antara persamaan dan
persaudaraan adalah
jelas . Persamaan
menunjuk pada esensi
yang identik dalam diri
seliruh umat manusia
terlepas dari
latarbelakang ras, jenis
kelamin, dan warna
kulit.

Kedua,terdapat
persamaan antara pria
dan wanita , karena
mereka berasal dari
sumber asal yang sama
yakni dari Tuhan,
kendatipun dalam
beberapa aspek terdapat
perbedaan-perbedaan
(karena kodratnya atau
bawaan sejak lahir).

Ketiga,manusia
mempunyai drajat lebih
tinggi dibandingkan
dengan malaikat karena
pengetahuan yang di
milikinya.Yang di
maksud adalah
pengetahuannya tentang
nama-nama.Allah telah
mengajarkan nama-nama
pada manusia,dan
dengan demikian
manusia member nama
pada (benda) di
dunianya,menyebutkan
segala sesuatu dengan
tepat.

.Keempat,manusia
mempunyai fenomena
dualistis itu terdiri dari
tanah dan roh (ciptaan).
Tuhan.Karena fenomena
dualistis itu,manusia
bebas untuk
memilih.Dengan
kebebasanya,manusia
biasa kemana saja dapat
memilih apa saja,tetapi
harus mempertanggung
jawabkan pilihannya itu.
Manusia kalau
diamati perjalanan
hidupnya,tanpa
kecuali,melalui beberapa
tahap.
Tahap pertama
manusia hidup dan
berada dialam ghaib
dimana alam ghaib
berada tidak ada
manusia yang
mengetahuinya dengan
pasti.Manusia seperti
telah di kemukakan
diatas berasal dari
saripati tanah dan ruh
(ciptaan) Tuhan.
Tahap kedua
kehidupan manusia
sudah dapat di ketahui
dengan pasti yakni
dalam kandungan
manusia seorang
wanita.Lamanya pun
hidup didalam rahim di
perkirakan sekitar 9
bulan.
Tahap ketiga lahirlah
janin kea lam
dunia.Yang menarik
adalah setiap bayi
normal dan sehat akan
menangis setelah keluar
dari nkandungan
ibunya,sedangkan
keluarga yang menanti
kehadiranya
tertawa.Makna
simbolistangis itu adalah
manusia yang baru lahir
ke alam dunia
“merasakan tantangan”
yang akan dihadapinya
berupa suka duka silih
berganti dalam
kehidupan di tahap
ketiga itu nanti.Dan
setelah sampai waktunya
ruh (ciptaan) Allah yang
merupakan hakikat
manusia itu dipisahkan
malaikat izrail dari tubuh
manusia.Terjadilah
kematian yang pada
hakikatnya adalah
perpisahan ruh dengan
jasad yang bersatu pada
diri manusia selama
waktu tertentu.
Masuklah
kehidupan manusia ke
tahap keempat. Di alam
ini ruh menunggu sanpai
dunia kiamat (berakhir).
Setelah itu semua yang
pernah hidup di dunia
dibangkitkan untuk
diperiksa , dihitung
segala perbuatannya
selama kehidupan tahap
ketiga , di suatu yempat
yang disebut Padang
Mahsyar (tempat
dikumpulkan seperti
manusia berkumpul
disuatu tempat waktu
melakukan ibadah haji di
padang Arafah).Orang
yang beriman dan
bertakwa , mengikuti
pedoman yang diberikan
Alloh dan
melaksanakannya ,
dimasukkan ke dalam
janah atau surga.
Sebaliknya, jika manusia
tidak beriman dan tidak
bertakwa serta tidak
melakukan amal saleh
selama hidupnya di
dunia dimasukkan ke
dalam nar atau neraka.
Dari uraian tersebut,
dapatlah disimpulkan
bahwa manusia adalah
makhluk ciptaan Allah
yang terdiri dari jiwa dan
raga , berwujud fisik dan
ruh (ciptaan) Allah.
Sebagai makhluk ilahi
hidup dan kehidupannya
berjalan melalui lima
tahap, masing-masing
tahap disebut “alam”
yaitu :
(1) di alam ghaib,
(2) di alam rahim,
(3) di alam dunia ,
(4) di alam barzah
dan
(5) di alam akhirat
yakni alam tahap
terakhir hidup dan
kehidupan manusia.

4. Hubungan manusia
dengan agama
Dalam masyarakat
sederhana banyak peristiwa
yang terjadi dan berlangsung
di sekitar manusia dan di
dalam diri manusia, tetapi
tidak dipahami oleh mereka.
Yang tidak dipahami itu
dimasukkan ke dalam
kategori gaib. Karena banyak
hal atau peristiwa gaib ini
menurut pendapat mereka,
meraka merasakan hidup dan
kehidupan penuh dengan
kegaiban. Menghadapi
peristiwa gaib ini mereka
merasa lemah tidak berdaya.
Untuk mengautkan diri,
merela mencari perlindungan
pada kekuatan yang menurut
anggapan mereka menguasai
alam gaib yaitu dewa atau
Tuhan. Karena itu hubungan
mereka dengan para dewa
atau Tuhan menjadi akrab.
Keakraban hubungan dengan
dewa-dewa atau Tuhan itu
terjalin dalam berbagai segi
kehidupan : social, ekonomi,
kesenian,dan sebagainya.
Kepercayaan dan system
hubungan manusia dengan
para dewa atau Tuhan itu
membentuk agama. Manusia,
karena itu, dalam masyarakat
sederhana mempunyai
hubungan erat dengan
agama. Gambaran ini berlaku
di seluruh dunia.
Dalam masyarakat
modern yaitu masyarakat
yang telah maju,
masayarakat yang telah
memahami peristiwa-
peristiwa alam dan dirinya
melalui ilmu pengetahuan,
ketergantungan kepada
kekuatan yang dianggap
menguasai alam gaib dalam
masyarakat sederhana
menjadi berkurang bahkan di
beberapa bagian dunia
menjadi hilang.
Perkembangan pemikiran
manusia terhadap diri dan
alam sekitarnya menjadi
berubah. Timbullah berbagai
teori mengenai hubungan
manusia dengan diri dan
alam sekitarnya.
Salah satu teori yang
banyak mempengaruhi
perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya
ilmu pengetahuan social,
adalah teori August Comte
yang terdapat dalam bukunya
yang mashur : Course de la
Philosophie (1842). Ia
menyebut tiga tahap
perkembangan manusia,
yaitu :
a. Tahap Teologik, yaitu
tahap pemikiran manusia
yang percaya kepada
Tuhan, percaya kepada
ajaran agama. Dalam
pemikiran teologik ini
manusia belum tahu
tentang musabab
kejadian di alam ini,
tidak tahu mengenai hal
atau peristiwa-peristiwa
yang terjadi di
sekitarnya.
b. Tahap Metafisik, yaitu
tahap pemikiran manusia
yang percaya pada
ketakutan atau hal-hal
non fisik, yang tidak
terlihat. Untuk
keselamatan dirinya,
dalam tahap ini manusia
berusaha menjinakkan
kekuatan-kekuatan non
fisik itu dengan sajian-
sajian. Dan apabila
pengalaman serta
pengetahuan manusia
tumbuh dan berkembang
lebih lanjut, tahap
pemikirannya pun
meningkat ke tingkat
yang lebih tinggi. Pada
tingkat atau tahapan nin
sepei jaman modern
sekarang, manusia telah
mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang alam
dan dirinya sendiri.
c. Tahap Positif, yaitu
tahap pemikiran manusia
yang masih tetap
percaya pada Tuhan dan
metafisika. Di Eropa dan
Amerika cenderung
kembali pada Tuhan
atau ajaran agama di
penghujung abad XX
dan dalam abad XXI
yang akan datang.
Sekuralisme yang
berasal dari Inggris,
menyeberang ke Eropa
dan Amerika serta
menjalar ke seluruh
dunia, menopang teori
August Comte.
Sejarah umat manusia di
barat menunjukkan kepada
kita bahwa dengan
mengenyampingkan agama
dan menempatkan ilmu dan
akal manusia semata-mata
sebagai satu-satunya ukuran
untuk menilai segala-galanya
(anthropocentrisme yaitu
paham yang mejadikan
manusia menjadi pusat),
telah menyebabkan berbagai
krisis dan malapetaka. Dan
karena pengalaman itu, kini
perhatian manusia di bagian
dunia itu dan di selururh
dunia kembali kepada
agama. Ini disebabkan
karena beberapa hal, di
antaranya adalah :
a. Para ilmuwan yang
selama ini meninggalkan
agama, kembali
berpaling pada agama
sebagai pegangan hidup
yang sesungguhnya.
b. Karena harapan manusia
kepada otak manusia
untuk memecahkan
segala masalah yang
dihadapinya pada abad-
abad lalu, ternyata tidak
terwujud.
Memang, sains dan
teknologi telah memudahkan
dan menyenangkan
kehidupan manusia, namun
bersamaan dengan itu
teknologi itu sendiri telah
mengancam kehidupan
manusia yang membuatnya.
Dengan panduan agama,
terutama agama yang berasal
dari Allah SWT, teknologi
dapat dikembangkan dan
diarahkan untuk tujuan-
tujuan yang bermanfaat bagi
kehidupan, membawa
keselamatan dan
kebahagiaan umat manusia.
Agama sangat perlu bagi
manusia terutama bagi orang
yang berilmu, apa pun
disiplim ilmunya. Sebabnya,
karena dengan agama
ilmunya akan lebih
bermakna.Bagi kita umat
Islam, agama yang dimaksud
adalah agama yang kita
peluk yaitu agama Islam.
5.Mengapa Manusia Perlu
agama
Lazimnya, kita beragama
cuma ikut orang tua saja. Jika
kita lahir di timur dari
keluarga islam, maka kita
islam. Jika kita lahir di barat
dari keluarga christian, maka
kita christian. Jika kita lahir
di Himalaya dari keluarga
budha, maka kita jadi
bhisksu. Bila kita cermati,
kecenderungan beragama ini
merupakan fakta yang ada
pada tiap diri manusia. Sadar
atau tidak, manusia punya
kecenderungan untuk
menghubungkan dirinya
dengan kekuatan yang
Mahasempurna dan
Mahasegalanya—sebagai
bentuk ketidakberdayaannya.
Agama membentuk
jiwanya ber-budipekerti
dengan adab yang sempurna
baik dengan tuhan-nya
maupun lingkungan
masyarakat. Agama sudah
sangat sempurna dikarenakan
dapat menuntun umat-nya
bersikap dengan baik dan
benar serta dibenarkan.
keburukan cara ber-sikap dan
penyampaian si pemeluk
agama dikarenakan
ketidakpahaman tujuan
daripada agama-nya.
memburukan serta
membandingkan agama satu
dengan yang lain adalah
cerminan kebodohan si
pemeluk agama.
Ada beberapa tujuan agama
yaitu :
a. Menegakan kepercayaan
manusia hanya kepada
Allah, Tuhan Yang
Maha Esa (tauhid).
b. Mengatur kehidupan
manusia di dunia, agar
kehidupan teratur
dengan  baik, sehingga
dapat mencapai
kesejahterahan hidup,
lahir dan batin, dunia
dan akhirat.
c.  Menjunjung tinggi dan
melaksanakan
peribadatan hanya
kepada Allah.
d.  Menyempurnakan
akhlak manusia.
Apakah alam ini memiliki
Tuhan? Siapa ya? Apa ciri-
ciri dan sifat-Nya?
Bagaimana hubungannya
dengan manusia? Apakah
badan manusia yang material
memiliki sesuatu yang lain
yang non-material? Apakah
ada kehidupan lagi setelah
dunia? Dan kalau memang
demikian, bagaimana
hubunganya dengan
kehidupan yang sekarang?
Pertanyaan-pertanyaan ini,
dan setumpuk pertanyaan
lainnya membuat rasa ingin
tahu manusia (fudhûli) mulai
terusik, dan hal ini
berkecamuk dalam dirinya,
yang tak akan pernah reda
sampai ia menemukan
jawaban yang memuaskan.

You might also like