Professional Documents
Culture Documents
Makalah Pendidikan Agama 4
Makalah Pendidikan Agama 4
AGAMA
DOSEN PEMBIMBING :
DRS.Nizom Zaini Mpd I
DISUSUN OLEH :
RAIHAN YOAN RAMADHAN
NIM 32211017
DIII RADIOLOGI
Penulis :
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Manusia membutuhkan agama
di dalam kehidupannya, yaitu
sebagai pegangan hidup baik
untuk kehidupan di dunia
maupun di akherat kelak. Sudah
barang tentu agar semuanya itu
dapat dicapai maka ia harus dapat
menjaga keseimbangan antara
dua kebutuhan, yaitu kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani.
Kebutuhan rohani (agama)
mengandung dua dimensi, yaitu
hubungan vertikal (hubungan
manusia dengan pencipta) dan
hubungan horizontal (hubungan
manusia dengan sesama mahkluk
Tuhan lainnya).
2. Rumusan masalah
- Mengatahui Fungsi-fungsi
Agama dalam kehidupan
- Mengetahui Latar Belakang
Kebutuhan Manusia Terhadap
Agama.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk
yang sanagat menarik. Oleh
karena itu ia telah menjadi
sasaran studi sejak dahulu ,
kini dan kemudian hari. Para
ahli telah mengkaji manusia
menurut bidang studinay
masing – masing , tetapi
sampai sekarang para ahli
masih belum mencapai kata
sepakat tentang manusia .
Terbukti dari banyaknya
penamaan manusia ,
misalnya homo sapien
( manusia berakal ), homo
economicus ( manusia
ekonomi ) yang kadang kala
disebut economic animal
( binatang ekonomi ), dan
sebagainya, Al- Qur’an
tidak menggolongkan
manusia ke dalam kelompok
binatang selama manusia
mempergunakan akalnya
dan karunia Tuhan lainnya.
Di dalam Al-Qur’an manusia
disebut antara lain dengan:
a. Bani Adam (QS. Al Isra
(17) : 7 )
ِإ ْن َأحْ َس ْنتُ ْم َأحْ َس ْنتُ ْم َأِل ْنفُ ِس ُك ْم ۖ َوِإ ْن
َأ َسْأتُ ْم فَلَهَا ۚ فَِإ َذا َجا َء َو ْع ُد اآْل خِ َر ِة
لِيَ ُس____و ُءوا ُوجُ____وهَ ُك ْم َولِيَ____ ْد ُخلُوا
ْال َم ْس___ ِج َد َك َم___ا َد َخلُ___وهُ َأ َّو َل َم___ َّر ٍة
َولِيُتَبِّرُوا َما َعلَوْ ا تَ ْتبِيرًا
Artinya : Jika kamu
berbuat baik (berarti)
kamu berbuat baik bagi
dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat,
maka (kejahatan) itu
bagi dirimu sendiri, dan
apabila datang saat
hukuman bagi
(kejahatan) yang kedua,
(Kami datangkan orang-
orang lain) untuk
menyuramkan muka-
muka kamu dan mereka
masuk ke dalam mesjid,
sebagaimana musuh-
musuhmu memasukinya
pada kali pertama dan
untuk membinasakan
sehabis-habisnya apa
saja yang mereka
kuasai.
b. Basyar QS. Al Khafi
(18) :110)
يَّ َقُلْ ِإنَّ َما َأنَا بَ َش ٌر ِّم ْثلُ ُك ْم يُو َحى ِإل
ََأنَّ َم__ا ِإلَهُ ُك ْم ِإلَ__هٌ َواحِ ٌد فَ َمن َك__ان
ًيَرْ جُ___و لِقَ___اء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َم___لْ َع َمال
ص___الِحا ً َواَل ي ُْش___ ِر ْك بِ ِعبَ___ا َد ِة َربِّ ِه
َ
١١٠﴿ ًَأ َحدا
Artinya : Katakanlah:
“Sesungguhnya aku ini
hanya seorang manusia
seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku:
“Bahwa sesungguhnya
Tuhan kamu itu adalah
Tuhan Yang Esa”.
“Barangsiapa
mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya maka
hendaklah ia
mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia
mempersekutukan
seorangpun dalam
beribadat kepada
Tuhannya“.
c. Al-Insan ( QS. Al Insan
(76):1 )
Artinya : Bukankah
telah datang atas
manusia satu waktu dari
masa, sedang dia ketika
itu belum merupakan
sesuatu yang dapat
disebut?
d. An-nas (QS.An-Nas
(14):1)
ِ َّقُلْ َأعُو ُذ بِ َربِّ الن
اس
Artinya: Katakanlah:
"Aku berlindung kepada
Tuhan (yang
memelihara dan
menguasai) manusia.
Kedua,terdapat
persamaan antara pria
dan wanita , karena
mereka berasal dari
sumber asal yang sama
yakni dari Tuhan,
kendatipun dalam
beberapa aspek terdapat
perbedaan-perbedaan
(karena kodratnya atau
bawaan sejak lahir).
Ketiga,manusia
mempunyai drajat lebih
tinggi dibandingkan
dengan malaikat karena
pengetahuan yang di
milikinya.Yang di
maksud adalah
pengetahuannya tentang
nama-nama.Allah telah
mengajarkan nama-nama
pada manusia,dan
dengan demikian
manusia member nama
pada (benda) di
dunianya,menyebutkan
segala sesuatu dengan
tepat.
.Keempat,manusia
mempunyai fenomena
dualistis itu terdiri dari
tanah dan roh (ciptaan).
Tuhan.Karena fenomena
dualistis itu,manusia
bebas untuk
memilih.Dengan
kebebasanya,manusia
biasa kemana saja dapat
memilih apa saja,tetapi
harus mempertanggung
jawabkan pilihannya itu.
Manusia kalau
diamati perjalanan
hidupnya,tanpa
kecuali,melalui beberapa
tahap.
Tahap pertama
manusia hidup dan
berada dialam ghaib
dimana alam ghaib
berada tidak ada
manusia yang
mengetahuinya dengan
pasti.Manusia seperti
telah di kemukakan
diatas berasal dari
saripati tanah dan ruh
(ciptaan) Tuhan.
Tahap kedua
kehidupan manusia
sudah dapat di ketahui
dengan pasti yakni
dalam kandungan
manusia seorang
wanita.Lamanya pun
hidup didalam rahim di
perkirakan sekitar 9
bulan.
Tahap ketiga lahirlah
janin kea lam
dunia.Yang menarik
adalah setiap bayi
normal dan sehat akan
menangis setelah keluar
dari nkandungan
ibunya,sedangkan
keluarga yang menanti
kehadiranya
tertawa.Makna
simbolistangis itu adalah
manusia yang baru lahir
ke alam dunia
“merasakan tantangan”
yang akan dihadapinya
berupa suka duka silih
berganti dalam
kehidupan di tahap
ketiga itu nanti.Dan
setelah sampai waktunya
ruh (ciptaan) Allah yang
merupakan hakikat
manusia itu dipisahkan
malaikat izrail dari tubuh
manusia.Terjadilah
kematian yang pada
hakikatnya adalah
perpisahan ruh dengan
jasad yang bersatu pada
diri manusia selama
waktu tertentu.
Masuklah
kehidupan manusia ke
tahap keempat. Di alam
ini ruh menunggu sanpai
dunia kiamat (berakhir).
Setelah itu semua yang
pernah hidup di dunia
dibangkitkan untuk
diperiksa , dihitung
segala perbuatannya
selama kehidupan tahap
ketiga , di suatu yempat
yang disebut Padang
Mahsyar (tempat
dikumpulkan seperti
manusia berkumpul
disuatu tempat waktu
melakukan ibadah haji di
padang Arafah).Orang
yang beriman dan
bertakwa , mengikuti
pedoman yang diberikan
Alloh dan
melaksanakannya ,
dimasukkan ke dalam
janah atau surga.
Sebaliknya, jika manusia
tidak beriman dan tidak
bertakwa serta tidak
melakukan amal saleh
selama hidupnya di
dunia dimasukkan ke
dalam nar atau neraka.
Dari uraian tersebut,
dapatlah disimpulkan
bahwa manusia adalah
makhluk ciptaan Allah
yang terdiri dari jiwa dan
raga , berwujud fisik dan
ruh (ciptaan) Allah.
Sebagai makhluk ilahi
hidup dan kehidupannya
berjalan melalui lima
tahap, masing-masing
tahap disebut “alam”
yaitu :
(1) di alam ghaib,
(2) di alam rahim,
(3) di alam dunia ,
(4) di alam barzah
dan
(5) di alam akhirat
yakni alam tahap
terakhir hidup dan
kehidupan manusia.
4. Hubungan manusia
dengan agama
Dalam masyarakat
sederhana banyak peristiwa
yang terjadi dan berlangsung
di sekitar manusia dan di
dalam diri manusia, tetapi
tidak dipahami oleh mereka.
Yang tidak dipahami itu
dimasukkan ke dalam
kategori gaib. Karena banyak
hal atau peristiwa gaib ini
menurut pendapat mereka,
meraka merasakan hidup dan
kehidupan penuh dengan
kegaiban. Menghadapi
peristiwa gaib ini mereka
merasa lemah tidak berdaya.
Untuk mengautkan diri,
merela mencari perlindungan
pada kekuatan yang menurut
anggapan mereka menguasai
alam gaib yaitu dewa atau
Tuhan. Karena itu hubungan
mereka dengan para dewa
atau Tuhan menjadi akrab.
Keakraban hubungan dengan
dewa-dewa atau Tuhan itu
terjalin dalam berbagai segi
kehidupan : social, ekonomi,
kesenian,dan sebagainya.
Kepercayaan dan system
hubungan manusia dengan
para dewa atau Tuhan itu
membentuk agama. Manusia,
karena itu, dalam masyarakat
sederhana mempunyai
hubungan erat dengan
agama. Gambaran ini berlaku
di seluruh dunia.
Dalam masyarakat
modern yaitu masyarakat
yang telah maju,
masayarakat yang telah
memahami peristiwa-
peristiwa alam dan dirinya
melalui ilmu pengetahuan,
ketergantungan kepada
kekuatan yang dianggap
menguasai alam gaib dalam
masyarakat sederhana
menjadi berkurang bahkan di
beberapa bagian dunia
menjadi hilang.
Perkembangan pemikiran
manusia terhadap diri dan
alam sekitarnya menjadi
berubah. Timbullah berbagai
teori mengenai hubungan
manusia dengan diri dan
alam sekitarnya.
Salah satu teori yang
banyak mempengaruhi
perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya
ilmu pengetahuan social,
adalah teori August Comte
yang terdapat dalam bukunya
yang mashur : Course de la
Philosophie (1842). Ia
menyebut tiga tahap
perkembangan manusia,
yaitu :
a. Tahap Teologik, yaitu
tahap pemikiran manusia
yang percaya kepada
Tuhan, percaya kepada
ajaran agama. Dalam
pemikiran teologik ini
manusia belum tahu
tentang musabab
kejadian di alam ini,
tidak tahu mengenai hal
atau peristiwa-peristiwa
yang terjadi di
sekitarnya.
b. Tahap Metafisik, yaitu
tahap pemikiran manusia
yang percaya pada
ketakutan atau hal-hal
non fisik, yang tidak
terlihat. Untuk
keselamatan dirinya,
dalam tahap ini manusia
berusaha menjinakkan
kekuatan-kekuatan non
fisik itu dengan sajian-
sajian. Dan apabila
pengalaman serta
pengetahuan manusia
tumbuh dan berkembang
lebih lanjut, tahap
pemikirannya pun
meningkat ke tingkat
yang lebih tinggi. Pada
tingkat atau tahapan nin
sepei jaman modern
sekarang, manusia telah
mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang alam
dan dirinya sendiri.
c. Tahap Positif, yaitu
tahap pemikiran manusia
yang masih tetap
percaya pada Tuhan dan
metafisika. Di Eropa dan
Amerika cenderung
kembali pada Tuhan
atau ajaran agama di
penghujung abad XX
dan dalam abad XXI
yang akan datang.
Sekuralisme yang
berasal dari Inggris,
menyeberang ke Eropa
dan Amerika serta
menjalar ke seluruh
dunia, menopang teori
August Comte.
Sejarah umat manusia di
barat menunjukkan kepada
kita bahwa dengan
mengenyampingkan agama
dan menempatkan ilmu dan
akal manusia semata-mata
sebagai satu-satunya ukuran
untuk menilai segala-galanya
(anthropocentrisme yaitu
paham yang mejadikan
manusia menjadi pusat),
telah menyebabkan berbagai
krisis dan malapetaka. Dan
karena pengalaman itu, kini
perhatian manusia di bagian
dunia itu dan di selururh
dunia kembali kepada
agama. Ini disebabkan
karena beberapa hal, di
antaranya adalah :
a. Para ilmuwan yang
selama ini meninggalkan
agama, kembali
berpaling pada agama
sebagai pegangan hidup
yang sesungguhnya.
b. Karena harapan manusia
kepada otak manusia
untuk memecahkan
segala masalah yang
dihadapinya pada abad-
abad lalu, ternyata tidak
terwujud.
Memang, sains dan
teknologi telah memudahkan
dan menyenangkan
kehidupan manusia, namun
bersamaan dengan itu
teknologi itu sendiri telah
mengancam kehidupan
manusia yang membuatnya.
Dengan panduan agama,
terutama agama yang berasal
dari Allah SWT, teknologi
dapat dikembangkan dan
diarahkan untuk tujuan-
tujuan yang bermanfaat bagi
kehidupan, membawa
keselamatan dan
kebahagiaan umat manusia.
Agama sangat perlu bagi
manusia terutama bagi orang
yang berilmu, apa pun
disiplim ilmunya. Sebabnya,
karena dengan agama
ilmunya akan lebih
bermakna.Bagi kita umat
Islam, agama yang dimaksud
adalah agama yang kita
peluk yaitu agama Islam.
5.Mengapa Manusia Perlu
agama
Lazimnya, kita beragama
cuma ikut orang tua saja. Jika
kita lahir di timur dari
keluarga islam, maka kita
islam. Jika kita lahir di barat
dari keluarga christian, maka
kita christian. Jika kita lahir
di Himalaya dari keluarga
budha, maka kita jadi
bhisksu. Bila kita cermati,
kecenderungan beragama ini
merupakan fakta yang ada
pada tiap diri manusia. Sadar
atau tidak, manusia punya
kecenderungan untuk
menghubungkan dirinya
dengan kekuatan yang
Mahasempurna dan
Mahasegalanya—sebagai
bentuk ketidakberdayaannya.
Agama membentuk
jiwanya ber-budipekerti
dengan adab yang sempurna
baik dengan tuhan-nya
maupun lingkungan
masyarakat. Agama sudah
sangat sempurna dikarenakan
dapat menuntun umat-nya
bersikap dengan baik dan
benar serta dibenarkan.
keburukan cara ber-sikap dan
penyampaian si pemeluk
agama dikarenakan
ketidakpahaman tujuan
daripada agama-nya.
memburukan serta
membandingkan agama satu
dengan yang lain adalah
cerminan kebodohan si
pemeluk agama.
Ada beberapa tujuan agama
yaitu :
a. Menegakan kepercayaan
manusia hanya kepada
Allah, Tuhan Yang
Maha Esa (tauhid).
b. Mengatur kehidupan
manusia di dunia, agar
kehidupan teratur
dengan baik, sehingga
dapat mencapai
kesejahterahan hidup,
lahir dan batin, dunia
dan akhirat.
c. Menjunjung tinggi dan
melaksanakan
peribadatan hanya
kepada Allah.
d. Menyempurnakan
akhlak manusia.
Apakah alam ini memiliki
Tuhan? Siapa ya? Apa ciri-
ciri dan sifat-Nya?
Bagaimana hubungannya
dengan manusia? Apakah
badan manusia yang material
memiliki sesuatu yang lain
yang non-material? Apakah
ada kehidupan lagi setelah
dunia? Dan kalau memang
demikian, bagaimana
hubunganya dengan
kehidupan yang sekarang?
Pertanyaan-pertanyaan ini,
dan setumpuk pertanyaan
lainnya membuat rasa ingin
tahu manusia (fudhûli) mulai
terusik, dan hal ini
berkecamuk dalam dirinya,
yang tak akan pernah reda
sampai ia menemukan
jawaban yang memuaskan.