You are on page 1of 75

RANCANGAN DISPOSAL DAN DRAINASE DI PT KAMALINDO

SOMPURNA KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

WILDAN PRAPASSEL
F1D114025

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2021
RANCANGAN DISPOSAL DAN DRAINASE DI PT KAMALINDO
SOMPURNA KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam melakukan penelitian dalam rangka
penulisan Skripsi pada Program Studi Teknik Pertambangan

Wildan Prapassel
F1D114025

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2021
ii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti
tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak
asli, saya siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jambi, September 2021


Yang menyatakan

Wildan Prapassel
F1D114025

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul RANCANGAN DISPOSAL DAN DRAINASE DI PT


KAMALINDO SOMPURNA KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI yang
di susun oleh WILDAN PRAPASSEL, NIM : F1D114025 telah di pertahankan di
depan tim penguji pada tanggal

Susunan Tim Penguji

Ketua : Drs. Faizar Farid, S.T,.M.T


Sekretaris : Aditya Denny Prabawa, S.T., M.T
Anggota : 1. Ir. Yulia Morsa Said, M.T
2. Wahyudi Zahar, S.T., M.T
3. Luthfi Wahyudi, S.T., M.T

Disetujui :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Drs. Faizar Farid, S.T,.M.T Aditya Denny Prabawa, S.T., M.T


NIP. 195812171988021001 NIP. 198902142019031011

Diketahui :

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Jurusan Teknik kebumian


Universitas Jambi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi

Prof. Drs. Damris, M.Sc., Ph.D Dr. Lenny Marlinda, S.T., M.T.
NIP. 19660519199112001 NIP. 197907062008122

iv
RINGKASAN

Pertambangan PT Kamalindo Sompurna terletak di Kabupaten Sarolangun


Provinsi Jambi dengan metode penambangan open pit. Pemilihan lokasi di sebelah
utara pit progress mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain adalah
topografi permukaan. Area rencana disposal ini memiliki topografi lembah dan
bukit. Pada lokasi dengan permukaan lembah dapat menampung overburden
dengan kapasitas yang besar dan dengan lahan yang tidak luas. Lebar bench 5 m
dengan tinggi bench 5 m dan kemiringan slope 30°. Lebar jalan pada disposal
yaitu 12 m, dengan luasan disposal 11.1 Ha. Volume overburden yang dapat di
tampung disposal yaitu sebanyak 1.635.855 BCM dibagi 4 Triwulan dengan
kapasitas Triwulan 1 sebesar 378.558 BCM, Triwulan 2 sebesar 784.170 BCM,
Triwulan 3 sebesar 1.174.061 BCM, dan Triwulan 4 sebesar 1.635.855 BCM.
Terdapat 7 jenjang dengan elevasi tertinggi disposal 75 mdpl. Curah hujan
maksimal rata-rata 19,91 mm/hari dengan durasi 4,24 jam. Nilai intensitas
curah hujan yang terjadi di daerah penambangan adalah 2,63 mm/jam dan debit
air limpasan diperoleh hasil 0,19 m3/s. Rancangan saluran Disposal ini berada
di sebelah utara dari Disposal yang mana letak nya berada di kaki disposal dan
bertujuan untuk meminimalisir terjadinya limpasan yang menggenang sehingga
di alirkan ke kolam pengendapan. Berdasarkan perhitungan rancangan dimensi
saluran didapatkan lebar permukaan 1,7 m, kedalaman saluran 0,8 m, dan lebar
dasar saluran 1,12 m dengan kemiringan 70°.

v
SUMMARY

PT Kamalindo Sompurna's mining site is located in Sarolangun Regency, Jambi


Province and using the open pit mining method. The selection of the location to the
north of the pit progress took into several factors, including the surface topography.
This disposal plan area has a valley and hill topography. At a location with a valley
surface it can accommodate overburden with a large capacity and with a small area
of land. The width of the bench is 5 m with a bench height is 5 m and a slope is 30°.
The width of the road at the disposal is 12 m, with a disposal area of 11.1 Ha. The
overburden volume that can be accommodated by disposal is 1.635.855 BCM
divided into 4 Quarters, with a capacity of 378.558 BCM in Quarter 1, 784.170 BCM
in Quarter 2, 1.174.061 BCM in Quarter 3, and 1.635.855 BCM in Quarter 4. There
are 7 levels with the highest disposal elevation is 75 mdpl. The average maximum
rainfall is 19.91 mm/day with a duration of 4,24 hours. The value of the intensity
of rainfall that occurs in the mining area is 2,63 mm/hour and the runoff water
discharge is 0.19 m3/s. The design of the Disposal channel is to the north of the
Disposal which is located at the foot of the disposal and aims to minimize the
occurrence of stagnant runoff so that it is channeled into the settling pond. Based
on the design calculation of the channel dimensions, the surface width is 1,7 m, the
channel depth is 0,8 m, and the channel bottom width is 1,12 m with a slope of 70°.

Key words: Disposal, Overburden, Drainage

vi
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Wildan Prapassel, panggilan


Wildan. Lahir pada tanggal 08 Maret 1996 di Kelurahan
Murni, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi, Provinsi
Jambi. Penulis lahir dari pasangan suami istri Ayah
Hardison dan Ibu Sahari Bulan S.Pd dan merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara, yaitu Luxvhyona
Fharadhylla Prapassel merupakan anak kedua dan Vifvo
Brianva Magadiva Prapassel merupakan anak ketiga.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD
Negeri 154/IV Tebing Tinggi pada tahun 2008, dan melanjutkan pendidikan
menengah pertama di SMP Negri 2 Tebing Tinggi dan tamat pada tahun 2011,
kemudian melanjutkan ke sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Tebing
Tinggi dan selesai pada tahun 2014. Pada Saat ini penulis telah
menyelesaikan pendidikan Strata-1 di Program Studi Teknik Pertambangan,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi.

vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan
hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “RANCANGAN DISPOSAL DAN
DRAINASE DI PT KAMALINDO SOMPURNA KABUPATEN SAROLANGUN
PROVINSI JAMBI. Skripsi ini untuk salah satu syarat menyelesaikan studi serta
untuk memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Teknik Pertambangan.

Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada kedua orang


tua, Ayahanda Hardison dan Ibunda tercinta Sahari Bulan yang senantiasa
memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat serta perhatian moril
maupun materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan,
Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah
diberikan kepada penulis. Dengan penuh kerendahan hati pada kesempatan ini
patutlah kiranya penulis mengucapkan terimkasih kepada:

1. Prof. Drs. Damris M, M.Sc.,Ph.D Selaku Dekan Fakultas Sains dan


Teknologi Universitas Jambi.
2. Dr. Lenny Marlinda, S.T.,M.T. Selaku Ketua Jurusan Teknik Kebumian
dan Wahyudi Zahar, S.T.,M.T selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan.
3. Drs. Faizar Farid, M.Si selaku pembimbing I dan Aditya Denny Prabawa,
S.T., M.T selaku pembimbing II. Terimakasih atas segala bimbingan,
ajaran, dan ilmu-ilmu baru yang penulis dapatkan selama penyusunan
skripsi ini. Dengan segala kesibukan masing-masing dalam pekerjaan
maupun pendidikan, masih bersedia untuk membimbing dan menuntun
penulis dalam menyusun skripsi ini. Terimakasih dan mohon maaf bila
ada kesalahan yang penulis telah lakukan.
4. Ir. Yulia Morsa Said, M.T, Wahyudi Zahar, S.T., M.T dan Luthfi Wahyudi,
S.T.,M.T selaku tim penguji yang telah meluangkan waktunya dan
memberikan saran serta masukan kepada penulis mulai dari seminar
usulan penelitian hingga sidang skripsi, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
5. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Kebumian khususnya Teknik
Pertambangan yang telah memberikan semangat serta ilmunya sehingga
penulis dapat menyelesaikan semua tahapan perkuliahan hingga
penulisan skripsi ini.

viii
6. Bapak Romi Mulyadi S.T Selaku Pembimbing Lapangan yang telah
mengizinkan penulis untuk penelitian dan membimbing penulis selama
penulis melakukan penelitian.
7. Seluruh Karyawan serta jajaran yang ada di PT Kamalindo Sompurna yang
telah membantu penulis dalam pengambilan data dan penyusunan
skripsi.
8. Teruntuk kedua Orang tua Bapak Hardison dan Ibu Sahari Bulan S.Pd
dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik secara moral dan
finansial kepada penulis.
9. Terimakasih kepada Dwi Yunita Safitri S.T atas segala doa, bantuan, dan
motivasi yang telah diberikan kepada penulis.
10. Teruntuk Luxvhyona Fharadhylla Prapassel (Adik) dan Vifvo Brianva
Magadiva Prapassel (Adik) terimakasih banyak selalu memberikan
semangat dan setia mendengarkan keluh kesah penulis selama penulis
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teruntuk sahabatku Agung Dwi Nugroho, Royan Dwinda, Windi Eko
Saputro, Bima Imam Santosa, Ardi Yulanda, Wanda Delandra, Andana,
dan Wildan Prapassel yang telah memberi motivasi, membantu serta
menemani penulis hingga saat ini.
12. Terimasih kepada keluarga Tambang 14 yang selalu memberi semangat
kepada penulis.
13. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
mendoakan, membantu serta mendukung penulis secara langsung
maupun tidak langsung sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan
sebaik-baiknya.

Jambi, September 2021

Wildan Prapassel
F1D114025

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN…………………………………………………………….. iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iv

RINGKASAN………………………………………………………………………… v

SUMMARY………………………………………………………………………….. vi

RIWAYAT HIDUP………………………………………………………………….. vii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. viii

DAFTAR ISI......................................................................................... x

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………. xii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………… xiii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………… xiv

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah....................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………... 2
1.4 Batasan Masalah…………........................................................ 2
1.5 Manfaat Penelitian................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTA
2.1 Geologi Regional…………………………………………………............ 4
2.2 Geologi Lokal Perusahaan......................................................... 6
2.3 Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K 30 MEM 2018………. 7
2.4 Desain Disposal/Waste ……………….……………….………………. 10
2.5 Disposal Secara Umum ………………………………………………… 10
2.6 Jenis-Jenis Disposal ……………………….……………………………. 11
2.7 Lokasi Penimbunan………………………………………………………. 12
2.8 Pemadatan dan Kekerasan Tanah ………………………….………... 15
2.9 Pengendalian Erosi ……………………………………………………..... 15
2.10 Metode Penampang Vertikal………………………………………...... 16
2.11 Pengembangan Volume (Swell) Dan Penyusutan Volume (Shrinkage)
Pengembangan Volume (Swell)……………………………………………… 17
2.12 Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area)………………………. 18
2.13 Air Limpasan (run off) dan Infiltrasi…………………………………. 19

x
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu.................................................................... 21
3.2 Bahan dan Peralatan................................................................. 21
3.3 Metode Penelitian...................................................................... 21
3.4 Alur Kerja Penelitian................................................................. 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan Disposal................................................................ 26
4.1.1 Pemilihan Lokasi Disposal........................................................ 26
4.1.2 Rancangan Disposal............................................................... 26
4.1.3 Perancangan Ramp................................................................. 29
4.1.4 Metode Timbunan................................................................... 30
4.2 Pengembangan Volume (Swell) Dan Penyusutan (shirkage)......... 31
4.3 Umur Disposal............................................................................ 32
4.4 Sistem Penyaliran........................................................................ 32
4.4.1 Air Limpasan........................................................................... 32
4.4.2 Dimensi Paritan...................................................................... 32
V. Kesimpulan Dan Saran
5.1 Kesimpulan................................................................................ 35
5.2 Saran......................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 36
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….. 38

xi
DAFTAR TABEL

Gambar Halaman

1. Rincian Kegiatan Penelitian ................................................................. 22


2. Geometri Lereng PT Kamalindo Sompurna ........................................... 26
3. Spesifikasi Dump Truck Hino 500 FM 260 Ti ............................................ 51
4. Data Curah Hujan Kabupaten Sarolangun........................................... 54
5. Curah Hujan Rencana ......................................................................... 55
6. Durasi Jam Hujan/Bulan .................................................................... 56
7. Durasi Hari Hujan/Bulan .................................................................... 56
8. Perhitungan Volume OB Triwulan I ..................................................... 64
9. Perhitungan Volume OB Triwulan II .................................................... 64
10. Perhitungan Volume OB Triwulan III ................................................... 64
11. Perhitungan Volume OB Triwulan IV ................................................... 64

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kolom Stratigafi Cekungan Sumatra Selatan ..................................... 6


2. Peta Geologi Regional Perusahaan ..................................................... 7
3. Penimbunan Valley Fill/ Crest Dump ................................................. 11
4. Penimbunan Terraced Dump .............................................................. 12
5. Tipe Disposal Out Pit Dump .................................................................... 14
6. Tipe Disposal In Pit Dump .................................................................. 14
7. Perhitungan Volume Dengan Dua Penampang ................................... 17
8. Bentuk-Bentuk Penampang Saluran ................................................. 20
9. Triwulan 1 ......................................................................................... 27
10. Triwulan 2 ......................................................................................... 28
11. Triwulan 3 ......................................................................................... 28
12. Triwulan 4 ......................................................................................... 29
13. Penampang Desain Disposal.............................................................. 29
14. Jenjang 1 Dan 2................................................................................ 30
15. Jenjang 3 Dan 4................................................................................ 31
16. Jenjang 5 Dan 7................................................................................ 31
17. Rancangan Dimensi saluran ............................................................. 33
18. Peta Pola Aliran Air Disposal.............................................................. 34

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1.Peta Topografi Original Daerah Penelitian.......................................... 38


2. Peta Rancangan Disposal Triwulan I Tahun 2020 ............................. 39
3. Peta Rancangan Disposal Triwulan II Tahun 2020 ............................ 40
4. Peta Rancangan Disposal Triwulan III Tahun 2020 ........................... 41
5. Peta Rancangan Disposal Triwulan IV Tahun 2020 ........................... 42
6. Bentuk 3 Dimensi Rancangan Disposal ............................................ 43
7. Line Section Disposal....................................................................... 44
8. Penampang Rancangan Disposal Triwulan I – IV .............................. 45
9. Spesifikasi Alat ................................................................................. 47
10. Perhitungan Lebar Jalan ................................................................ 49
11. Curah Hujan .................................................................................. 50
12. Perhitungan Curah Hujan Rencana................................................ 51
13. Intensitas Curah Hujan .................................................................. 52
14. Debit Air Limpasan......................................................................... 54
15. Dimensi Paritan ............................................................................. 55
16. Perhitungan Pengembangan Volume (Swell) Dan Penyusutan Volume
(Shrinkage)……………………………………………………………………………. 58
17. Umur Disposal ............................................................................... 59
18. Perhitungan Volume OB Triwulan I – Triwulan IV........................... 60

xiv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tambang terbuka yaitu suatu kegiatan penggalian bahan galian seperti
batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya di mana para pekerja berhubungan
langsung dengan udara luar dan iklim. Tambang terbuka pada prinsipnya
menggunakan sistem cut and fill. Sistem ini dimaksud dengan membuat galian
atau lubang permukaan dengan memotong (cut) lapisan tanah dan batuan untuk
mengambil batubara kemudian tanah penutup galian tersebut ditimbun (fill) ke
suatu area disposal. Bentukan hasil galian untuk mendapatkan bahan galian
atau material berharga disebut dengan pit sedangkan daerah tempat
pembuangan material overburden disebut dengan disposal.
PT Kamalindo Sompurna merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
penambangan batubara. Perusahaan ini memiliki blok penambangan utama
yaitu blok utara dan selatan. Perusahaan ini menggunakan metode
penambangan tambang terbuka.
Kegiatan pertambangan umumnya memindahkan tanah penutup untuk
mengambil bahan galian yang berada di dalam bumi. Oleh karena itu, diperlukan
suatu area tertentu untuk membuang material tanah penutup tersebut sehingga
tidak menutupi area yang masih mengandung bahan galian yang ekonomis.
Lokasi untuk menimbun overburden (disposal) sebaiknya berada pada daerah
diluar pit maupun pada daerah bekas penambangan atau pit lama, lokasi
disposal harus berada di dekat pit, untuk memperpanjang umur disposal
sebaiknya dilakukan pada area cekungan atau lembah.
Semakin bertambahnya kemajuan penimbunan akan berpengaruh
terhadap drainase yang ada di area disposal, sehingga diperlukan rancangan
saluran terbuka yang bertujuan untuk mengatur dan mengendalikan air
limpasan yang berada pada area penimbunan. Cuaca akan sangat berpengaruh
terhadap penimbunan pada saat musim penghujan akan berpengaruh terhadap
drainase yang ada di area disposal, sehingga diperlukan rancangan saluran
terbuka yang bertujuan untuk mengatur dan mengendalikan air limpasan yang
berada pada area penimbunan.
Banyak kerugian bagi perusahaan apabila tidak merancang disposal dan
drainase dengan baik seperti kerugian biaya, keamanan daerah sekitar dan
menghambat kegiatan produksi serta korban jiwa yang akan menyebabkan
gangguan pada proses produksi batubara.
Berdasarkan jabaran diatas maka dapat diperkirakan bahwa tanpa
adanya suatu area disposal dan drainase di suatu wilayah operasi pertambangan,

1
2

maka tidak akan ada batubara yang dapat dikeluarkan dari pit dan tidak akan
ada batubara yang bisa di produksi. Oleh karena itu penulis memilih Judul:
Rancangan Disposal dan Drainase di PT Kamalindo Sompurna, Kabupaten
Sarolangun, Provinsi Jambi.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah


Identifikasi dan Perumusan masalah dalam penelitian mengenai
“Rancangan Disposal dan Drainase di PT Kamalindo Sompurna” sebagai
berikut:
1. Bagaimana Perencanaan disposal PT Kamalindo Sompurna
2. Bagaimana merancang disposal dengan kapasitas yang optimal di PT
Kamalindo Sompurna ?
3. Bagaimana rancangan dimensi saluran drainase yang dibutuhkan untuk
mengalirkan air limpasan dari tempat penimbunan overburden pada PT
Kamalindo Sompurna ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dilakukannya penelitian mengenai “Rancangan Area
Disposal dan Drainase di PT Kamalindo Sompurna” sebagai berikut:
1. Membuat rancangan disposal pada PT Kamalindo Sompurna
2. Menentukan rancangan disposal dengan kapasitas yang optimal di PT
Kamalindo Sompurna
3. Menentukan rancangan drainase yang meliputi : Bentuk, Letak, dan
Dimensi Saluran Terbuka.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah yang dibahas oleh penulis adalah sebagai berikut:


1. Penelitian dilakukan di IUP OP PT Kamalindo Sompurna
2. Parameter yang dianalisa pada rencana Disposal di PT Kamalindo
Sompurna adalah data ramp, data luasan area disposal, data topografi,
data produksi overburden, data hidrogeologi, data perencanaan
perusahaan, data curah hujan, data rekomendasi lereng timbunan.
3. Geometri lereng timbunan berdasarkan rekomendasi geoteknik PT
Kamalindo Sompurna.
4. Kajian sistem penyaliran didasarkan pada pertimbangan aspek teknis.
5. Kajian pada disposal tidak membahas mengenai air tanah.
3

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian mengenai “Rancangan Area Disposal dan
Drainase di PT Kamalindo Sompurna” sebagai berikut:

Pihak Pembaca dan Penulis


Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai perencanaan disposal
dan drainase dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama
menjalankan perkuliahan didunia kerja.

Dalam bidang keilmuan


Untuk keilmuan, laporan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
referensi awal bagi para peneliti lainnya untuk dapat melanjutkan penelitian
mengenai Rancangan disposal dan drainase.

Pihak Perusahaan
Untuk PT Kamalindo Sompurna, hasil penelitian dapat menjadi bahan
pertimbangan dan masukan dalam mendesain disposal dan drainase agar
kegiatan produksi batubara bisa berjalan dengan baik.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Geologi Regional


Cekungan Jambi terletak di Provinsi Jambi, bagian Timur dari pulau
Sumatra. Cekungan Jambi merupakan sub cekungan dari cekungan Sumatra
Selatan, pada bagian Selatan berbatasan dengan cekungan Palembang Utara, di
Barat Daya berbatasan dengan cekungan Palembang Tengah, bagian Utara
berbatasan dengan cekungan Sumatra Tengah dan pada bagian Timur
berbatasan dengan selat Kalimantan. Secara Geografis Sub-cekungan Jambi
dibatasi oleh Pegunungan Tigapuluh di sebelah utara, Pegunungan Duabelas dan
Tinggian Tamiang di bagian selatan, Paparan Sunda di sebelah timur, dan Bukit
Barisan di sebelah barat. Sub-cekungan ini berbentuk hampir segi empat
memanjang (sub-rectangular) yang berarah baratlaut-tenggara.
Sub-cekungan Jambi merupakan cekungan dengan tipe foreland basin
yang perubahan batimetrinya tidak selalu dipengaruhi oleh perubahan muka air
laut global. Perkembangan Sub-cekungan Jambi sangat dipengaruhi oleh kondisi
lokal. Sedangkan tektonik sangat besar pengaruhnya terhadap sejarah
sedimentasi Sub-cekungan Jambi. Ada tiga periode tektonik dan sedimentasi
yang mempengaruhi evolusi Sub-cekungan Jambi:
1. Periode pertama pada Eosen Awal – Oligosen Awal
Pada periode ini terjadi subduksi antara lempeng Samudra Hindia -
Australia dengan lempeng Benua Mikro Sunda yang menyebabkan terbentuknya
sesar Sumatra. Sesar ini menimbulkan rekahan sepanjang sesar Sumatra sebagai
respon terhadap gerak patahannya. Pada Oligosen Awal terjadi gerak vertikal
akibat berkurangnya kecepatan gerak lempeng. Proses ini menyebabkan
terbentuknya horst dan graben yang kemudian diikuti dengan pengendapan
Formasi Lahat (LAF) pada bagian graben.
2. Periode kedua pada Oligosen Akhir – Miosen Tengah
Pada periode ini terjadi gerak rotasi lempeng Mikro Sunda berlawanan
arah jarum jam yang menimbulkan adanya pengangkatan dan penurunan lokal
serta diikuti dengan proses erosi dan pengendapan yang cepat. Periode ini
diakhiri dengan fase transgresi yang berturut – turut diendapkan Formasi Talang
Akar, Formasi Baturaja, dan Formasi Gumai. Formasi Baturaja di Sub-cekungan
Jambi tidak berkembang dengan baik seperti di Sub-cekungan Palembang.
Namun, pada Sub-cekungan Jambi dikenal adanya K-Limestone, yang
pelamparannya luas, dan spoted.

3. Periode ketiga pada Miosen Atas – Sekarang


Pada periode ini gerak lempeng Hindia-Australia meningkat dengan

4
5

arah N65oE dan percepatan gerak lempeng mulai bertambah. Gaya kompresi yang
ditimbulkan oleh arah lempeng ini menyebabkan pengangkatan cekungan
sehingga terjadi regresi yang diikuti dengan pengendapan Formasi Air Benakat,
Formasi Muara Enim, dan Formasi Kasai. Gaya kompresi ini mencapai
puncaknya pada Plio-Pleistosen yang menyebabkan sedimen-sedimen Tersier
terlipat dan terpatahkan.
Fase pengendapan yang menyebabkan terdapatnya endapan batubara
pada Sub-cekungan Jambi yaitu fase regresi. Berikut ini endapan yang dihasilkan
dari fase regresi:
1. Formasi Air Benakat
Batuan satuan ini adalah serpih gamping yang kaya akan
foraminifera di bagian bawahnya, makin ke atas dijumpai batupasir yang
mengalami glaukonitisasi. Pada puncak satuan ini kandungan pasirnya
meningkat, kadang- kadang dijumpai sisipan tipis batubara atau sisa-sisa
tumbuhan. Formasi ini diendapkan pada lingkungan neritik dan berangsur-
angsur menjadi laut dangkal dan prodelta. Diendapkan selaras diatas Formasi
Gumai pada Miosen Tengah – Miosen Akhir, dengan ketebalan kurang lebih 600
meter.
2. Formasi Muara Enim
Terletak selaras di atas Formasi Air Benakat, litologinya terdiri dari
batupasir, batulanau, batulempung, dan batubara. Lingkungan pengendapan
formasi ini adalah paparan delta – lagoon. Ketebalannya bervariasi antara 200 –
800 meter, berumur Miosen Akhir – Pliosen. Formasi Muara Enim mewakili tahap
akhir dari fase regresi tersier. Formasi ini diendapkan secara selaras di atas
Formasi Air Benakat pada lingkungan laut dangkal, dataran delta dan non marin.
Batupasir pada formasi ini dapat mengandung glaukonit dan debris volkanik.
Pada formasi ini terdapat oksida besi berupa konkresi-konkresi dan silisified
wood. Sedangkan batubara yang terdapat pada formasi ini umumnya berupa
lignit.
3. Formasi Kasai
Litologi formasi ini terdiri dari interbeded tuffa, batupasir tuffaan, batulanau
tuffaan, batulempung tuffaan, banyak dijumpai sisa tumbuhan dan lapisan tipis
lignit serta kayu yang terkersikkan. Fasies pengendapannya adalah fluvial dan
alluvial fan diendapkan pada lingkungan Fluviatil, selaras di atas Formasi Muara
Enim. Ketebalan Formasi ini antara 500 – 1000 meter dan berumur Miosen Atas
– Pliosen. Berikut ini kolom stratigrafi cekungan sumatera selatan dengan kolom
berwarna merah sebagai formasi yang berasal dari fase regresi di Sub-cekungan
Jambi.
6

Gambar 1. Kolom Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan


(Sumber: De Coster, 1974)

2.2 Geologi Lokal Perusahaan


PT Kamalindo Sompurna sebagai salah satu perusahaan dalam negeri yang
melakukan usaha dibidang pertambangan batubara seluas 617 hektar di
Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Terletak pada
Cekungan Sumatera Selatan yang memiliki fisiografi dataran-perbukitan dengan
kelerengan 8-25 % dan ketinggian berkisar antara 75-125 meter di atas
permukaan laut. Menurut Ginger dan Fielding (2005) morfologi berelief datar-
sedang (15-20%) dengan luas hampir 65% dari seluruh wilayah menempati
urutan pertama dengan bahan utamanya disusun oleh batu lempung, batu pasir,
batu pasir tufaan dengan sisipan batubara yang sebagian besar merupakan
batuan Formasi Muara Enim.

Morfologi berelief bergelombang lemah-sedang (5- 15%) umumnya tersebar


di sekitar alur-alur sungai pada areal cekungan yang disusun oleh Formasi
Muara Enim dan Formasi Kasai, yang menempati daerah bagian tengah wilayah
yang tersusun oleh batuan Formasi Kasai yang terdiri dari batuan batu pasir tufan
dan lanau. Morfologi dataran terdapat di sekitar sungai Tembesi dengan litologi
7

penyusun berupa sedimen hasil transportasi. Berikut ini gambar 2 merupakan


peta geologi regional yang disediakan oleh perusahaan:

Gambar 2. Peta Geologi Regional Perusahaan


(Sumber: Data Perusahaan, 2016)

2.3 Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K 30 MEM 2018


Pengupasan Batuan Penutup
Rencana kerja teknis penambangan untuk pengupasan batuan penutup
meliputi rencana harian dan mingguan yang dapat diperiksa sewaktu-waktu oleh
inspektur tambang. Rencana harian dan mingguan untuk pengupasan batuan
penutup paling sedikit terdiri atas:
1. Geometri dan dimensi pengupasan batuan penutup
2. Elevasi, lokasi, dan volume pengupasan batuan penutup
3. Jenis dan jumlah peralatan, serta metode pemberaian batuan penutup
4. Jalan tambang
8

Geometri dan dimensi pengupasan batuan penutup berdasarkan


rekomendasi hasil kajian geoteknik
Kemajuan pengupasan batuan penutup didokumentasikan dalam bentuk
peta dengan skala paling kurang 1:1.000
Saluran penyaliran dan/atau pengelolaan air tambang tersedia di area
pengupasan batuan penutup;

Penimbunan Batuan Penutup di Luar Bukaan Tambang (Out Pit Dump)


a. Penimbunan batuan penutup tidak boleh ditempatkan pada area yang
terdapat sumber daya dan/atau cadangan mineral atau batubara
b. Dalam hal penimbunan batuan penutup ditempatkan pada area yang
terdapat sumber daya mineral dan batubara maka menyampaikan kajian
teknis kepada Kepala Inspektur Tambang
c. Kajian teknis paling kurang mencakup alasan pemilihan lokasi
penimbunan, luasan, jumlah dan keterdapatan sumber daya, sensitivitas
harga komoditas tambang
d. Lereng tunggal pada timbunan batuan penutup memiliki geometri dan
dimensi dengan rasio vertikal terhadap horizontal sebesar 1:2 (kemiringan
50% (lima puluh persen)) atau berdasarkan kajian teknis
e. Dalam hal nilai faktor keamanan lereng timbunan dengan menggunakan
kohesi dan sudut gesek residual tidak memenuhi nilai dalam studi
kelayakan maka berdasarkan hasil kajian teknis yang paling kurang
mencakup geometri dan dimensi lereng timbunan, umur pakai timbunan,
faktor keamanan lereng, upaya penguatan timbunan, rencana
pemantauan, dan tindak lanjut serta analisis risiko
f. Tempat penimbunan batuan penutup memiliki daya dukung yang memadai
terhadap timbunan batuan penutup
g. Area penimbunan batuan penutup terlebih dahulu dilakukan pengupasan
tanah pucuk
h. Dilarang menimbun batuan penutup pada area bekas kolam, bekas alur
sungai, dan rawa kecuali dilakukan berdasarkan hasil kajian teknis;
i. Timbunan batuan penutup dengan sistem bottom up dilakukan pemadatan
menggunakan compactor secara bertahap atau menggunakan alat angkut
dengan rasio tebal layer tidak lebih dari 1/3 tinggi alat angkut atau
berdasarkan hasil kajian teknis
j. Dalam hal penimbunan batuan penutup dengan sistem curah, dilakukan
berdasarkan hasil kajian teknis kestabilan timbunan, kepadatan timbunan,
dan rekomendasi sudut lereng
9

k. Area penimbunan batuan penutup memiliki sistem penyaliran dan/atau


pengelolaan air yang mampu mengalirkan debit air larian puncak
l. Area kerja penimbunan batuan penutup memiliki luasan yang memadai
untuk operasional peralatan yang digunakan
m. Kajian teknis tersebut disampaikan kepada Kepala Inspektur Tambang

Penimbunan Batuan Penutup di Dalam Bukaan Tambang (In Pit Dump)


a. Dalam hal area penimbunan batuan penutup berada di lokasi yang telah
selesai ditambang (inpit), dasar area timbunan bebas dari lapisan batuan
yang dapat menjadi bidang gelincir serta bebas air dan/atau lumpur
b. Dalam hal area penimbunan batuan penutup berada di lokasi yang belum
selesai ditambang, jarak antara kaki timbunan batuan penutup dengan
area kerja aktif sekurang kurangnya 3 (tiga) kali tinggi total timbunan atau
berdasarkan hasil kajian teknis
c. Dalam hal lereng timbunan dengan menggunakan kohesi dan sudut gesek
residual tidak memenuhi faktor keamanan dalam studi kelayakan maka
berdasarkan hasil kajian teknis yang paling kurang mencakup geometri dan
dimensi lereng timbunan, umur pakai timbunan, faktor keamanan lereng,
upaya penguatan timbunan, rencana pemantauan, dan tindak lanjut serta
analisis risiko
d. Hasil kajian teknis disampaikan dalam laporan khusus kepada Kepala
Inspektur Tambang

Penimbunan Material Lumpur


a. Dalam hal batuan penutup berupa lumpur dilakukan penanganan untuk
mengurangi kandungan air sebelum dilakukan kegiatan penimbunan
b. Penanganan material dilakukan dengan cara mencampurkannya dengan
material kering
c. Dalam hal tidak terdapat material kering perlu disiapkan fasilitas
penampungan material lumpur
d. Fasilitas penampungan material lumpur dibuat berdasarkan kajian teknis
dan bisa mengalirkan air secara gravitasi
e. Beda tinggi fasilitas penampung material lumpur dengan landasan dumping
material lumpur tidak boleh lebih tinggi dari diameter roda alat angkut yang
digunakan untuk penimbunan material lumpur dengan landasan dumping
stabil dan aman secara geoteknik atau berdasarkan hasil kajian teknis
f. Hasil kajian teknis disampaikan dalam laporan khusus kepada Kepala
Inspektur Tambang
10

2.4 Desain Disposal/Waste


Dalam mendesain lereng tambang terbuka ada terdapat tiga komponen
utama. Yang pertama adalah sudut kemiringan secara keseluruhan (overall slope
angel) puncak (crest) hingga (toe), gabungan ramp dan bench. Hal ini
memungkinkan variasi dalam mendesain kemiringan lereng. Lereng dibuat lebih
landai pada material lemah dan lebih curam pada material yang kompak. Variasi
slope angel juga bergantung pada kondisi geologi dan layout ramp. Komponen
yang kedua adalah inter-ramp slope yaitu sudut yang dibentuk antara dua ramp.
Dan komponen ketiga adalah bench face angel yaitu sudut lereng yang dibentuk
oleh gabungan beberapa jenjang diantara dua jalan angkut. (W Mah, 2004)

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan penimbunan


adalah:
1. Jarak buang dari pit ke lokasi buangan, semakin jauh maka alat angkut yang
dibutuhkan semakin banyak.
2. Kestabilan dasar timbunan dan kestabilan lereng timbunan.
3. Pengaturan pengaliran air di lokasi buangan, potensi terjadinya erosi di lokasi
timbunan karena material timbunan pada umumnya mudah sekali tererosi
(material lepas).
4. Pertimbangan reklamasi dan lingkungan, dalam pembuagan harus diatur
sedemikian rupa sehingga material yang berpotensi menjadikan air asam
diletakkan di bagian bawah diselimuti material yang tidak berpotensi membentuk
air asam (sistem kapsul).
5. Penentuan overall slope anggel harus mendapatkan rekomendasi dari
penelitian geotek. Juga bisa menggunakan pendekatan angel of repose dari
material tersebut.
6. Tidak boleh ditempatkan di area yang terdapat cadangan mineral atau
batubara, kecuali dimanfaatkan sebelum penggalian pada area tersebut
(Indonesianto dan Sidik, 2017)

2.5 Disposal Secara Umum


Disposal sering disebut juga sebagai dump site, spoil dump, spoil disposal,
dan disposal dump. Disposal merupakan timbunan material tidak berharga, baik
itu material dengan kadar rendah atau lapisan penutup (overburden) yang
ditempatkan disuatu tempat dekat dengan lokasi penambangan. Disposal
dibentuk berdasarkan jumlah material overburden yang akan dipindahkan.
11

Dalam jumlah material ini ditentukan oleh nisbah pengupasan yang telah
ditentukan. (Arif, I dan Gatut S. Adisoma, 2005)
Lokasi dan bentuk dari disposal akan berpengaruh terhadap jumlah gilir
truk, biaya operasi dan jumlah truk dalam satu armada yang diperlukan. Pada
umumnya daerah yang diperlukan untuk disposal luasnya berkisar antara 2–3
kali dari daerah penambangan (pit). Hal ini berdasarkan pertimbangan
diantaranya; Material yang telah dibongkar (loose material) berkembang 30 – 45
% dibandingkan dengan material in situ. Sudut kemiringan untuk suatu dump
umumnya lebih landai dari pit. Material pada umumnya tidak dapat ditumpuk
setinggi kedalaman dari pit. (Sunarno, 2008)

2.6 Jenis-Jenis Disposal


Dalam perancangannya terdapat beberapa jenis disposal yang tergantung
terhadap kondisi yang dihadapi dilapangan. Jenis-jenis disposal, yaitu :
a. Valley Fill/Crest Dumps
Pada jenis disposal Valley Fill, material overburden akan ditumpahkan
dari tebing dan akan diratakan dengan menggunakan bulldozer setelah tinggi
material sama dengan tinggi tebing pembuangan. Pada jenis timbunan ini dapat
diterapkan di daerah yang mempunyai topografi curam. Dalam prakteknya
timbunan ini dapat menimbulkan terbentuknya lahan yang tidak stabil terutama
material lunak apabila terjadi curah hujan yang tinggi dan membutuhkan usaha
yang besar dalam memadatkan material. (R.W. McGinn, P.Eng, 1991).

Gambar 3 . Penimbunan Valley Fill/Crest Dumps

b. Terraced Dump
Pada metode terraced dump, timbunan dibangun dari bawah ke atas
dengan membentuk beberapa jenjang penimbunan. Jenjang-jenjang berikutnya
terletak lebih ke belakang sehingga sudut lereng keseluruhan (overall slope)
12

mendekati yang dibutuhkan untuk reklamasi. Dalam perencanaannya, semua


lapisan penimbunan paling tidak terkena pemadatan dari beberapa truck yang
membuat timbunan lebih stabil. (R.W. McGinn, P.Eng, 1991)

Gambar 4. Penimbunan Terraced Dump

2.7 Lokasi Penimbunan


Selama rancangan detail dapat dipertimbangkan beberapa lokasi yang
berbeda untuk perbandingan faktor ekonomi. Pemilihan lokasi untuk tempat
penimbunan tergantung pada beberapa faktor yakni :
a. Lokasi dan ukuran pit sebagai fungsi waktu
b. Topografi rencana disposal
c. Jenis material yang akan dipindahkan
d. Batas IUP
e. Jalur penirisan yang ada
f. Peralatan penanganan material

Berdasarkan lokasi timbunan dapat dibagi menjadi dua, yaitu


1. Out Pit Dump (Lokasi Buangan Di Luar Bukaan Tambang)
Lokasi pembuangan material dilakukan di luar pit. Material diangkut
menggunakan dump truck menuju ke tempat penimbunan yang sudah
ditetapkan, lokasi buangan di luar tambang di usahakan tidak terlalu besar
karena harus melakukian penimbunan kembali kedalam pit(backfiling) dan area
yang harus di reklamasi bisa di perkecil. dilarang menimbun batuan penutup
pada area bekas kolam, bekas alur sungai, dan rawa kecuali dilakukan
berdasarkan hasil kajian teknis,timbunan batuan penutup dengan sistem bottom
up dilakukan pemadatan menggunakan compactor secara bertahap atau
13

menggunakan alat angkut dengan rasio tebal layer tidak lebih dari 1/3 tinggi alat
angkut atau berdasarkan hasil kajian teknis. dalam hal penimbunan batuan
penutup dengan sistem curah, dilakukan berdasarkan hasil kajian teknis
kestabilan timbunan, kepadatan timbunan, dan rekomendasi sudut lereng. area
penimbunan batuan penutup memiliki sistem penyaliran dan/atau pengelolaan
air yang mampu mengalirkan debit air larian puncak. Tipe out pit dump pada
umumnya :

a. Head of valley fill (ujung lembah)


Lembah akan diisi dengan material overburden dan pada permukaan disposal
dirancang untuk mencegah terkumpulnya air dengan pembuatan gorong-
gorong.
b. Cross valley fill (pertemuan lembah)
Merupakan variasi dari Head of valley fill dimana pembuatan disposal
dilakukan dengan memanjang dari satu sisi lembah ke sisi lain
lembah. Bagian hulu dari lembah tidak sepenuhnya dipenuhi, dan lereng
diisi material overburden dengan menetapkan di kedua arah hulu dan hilir.
c. Side hill dumps (lereng bukit)
Dibangun di medan yang miring dan tidak memblokir drainage
utama. Lereng Dump biasanya cenderung ke arah umum dan jari Sidehill
yang terletak di lereng atau di medan datar di dasar lembah.
d. Ridge Crest Fills
Lereng ditimbun di kedua sisi dari garis punggungan atau puncak.
e. Heaped
Penimbunan material dilakukan pada daerah yang memiliki daerah yang
datar.

Gambar 5. Tipe Disposal Out Pit Dump


(Sumber : Indonesianto dan Sidik. 2017)
14

2. In Pit Dump (Lokasi Buangan Di Area Bekas Bukaan Tambang)


In pit dump adalah disposal yang dibuat pada di bukaan tambang yang
sudah tidak ada batubara nya lagi (mine out). Sudut lereng disposal pada
umumnya mengacu kepada rekomendasi geoteknik, atau bisa juga dari sudut
jatuha material (angle of repose), yaitu sudut yang terbentuk jikia material
ditumpuk secara alami. untuk memperkecil terjadinya erosi sudut lereng
biasanya dibuat lebih landai lagi. Dalam hal area penimbunan batuan penutup
berada di lokasi yang belum selesai ditambang, jarak antara kaki timbunan
batuan penutup dengan area kerja aktif sekurang kurangnya 3 (tiga) kali tinggi
total timbunan atau berdasarkan hasil kajian teknis

Gambar 6. Tipe Disposal In Pit Dump


(Sumber : Indonesianto Dan Sidik. 2017)

2.8 Pemadatan dan Kekerasan Tanah


Pemadatan dengan beban dinamis, proses bertambahnya berat volume
kering tanah sebagai akibat pemadatan partikel yang diikuti oleh pengurangan
volume air tetap tidak berubah. Jika tanah di lapangan membutuhkan perbaikan
guna mendukung bangunan di atasnya, maka tanah akan digunakan sebagai
bahan timbunan, maka pemadatan sering dilakukan. Tujuan dari pemadatan
antara lain adalah :
a. Memperkuat kuat geser tanah.
b. Mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas).
c. Mengurangi permeabilitas.
d. Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air.
15

Maksud tersebut dapat tercapai dengan pemilihan tanah bahan timbunan,


cara pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah lintasan yang sesuai.
Tingkat kepadatan diukur dari nilai berat volume keringnya. Tanah lempung yang
dipadatkan dengan cara yang benar akan dapat memberikan kuat geser tinggi.
Stabilitas terhadap sifat kembang susut tergantung dari jenis
kandungan mineralnya (Hardityatmo, 2006)
Pemadatan tanah adalah suatu proses dimana udara dalam pori-pori tanah
dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis. Berbeda prosesnya dengan
konsolidasi tanah yaitu memadatkan karena berkurang kadar airnya karena
berbagai sebab. Cara mekanis untuk memadatkan tanah di lapangan dipakai
dengan cara menumbuk atau menggilas, sedangkan di laboratorium dengan cara
menumbuk.

Bila kadar air suatu tanah rendah, maka tanah itu keras atau kaku dan
sukar dipadatkan. Bila kadar air ditambah, maka air itu akan berfungsi sebagai
pelumas. Sehingga tanah tersebut lebih mudah dipadatkan dan ruang kosong
antara butir menjadi lebih kecil (tanah memadat). Pada kadar air yang terlalu
tinggi, kepadatannya akan turun lagi karena pori-pori tanah menjadi penuh terisi
air yang tidak dapat dikeluarkan dengan cara memadatkan (sulit dipadatkan).
Jadi untuk memperoleh kepadatan maksimum maka diperlukan kadar air yang
tertentu selam proses pemadatan.

2.9 Pengendalian Erosi


Pengendalian erosi dapat dilakukan dengan metode vegetatif dan metode
teknik sipil, atau kombinasi dari kedua metode tersebut. Pemilihan metode yang
akan digunakan tergantung dari kondisi dilapangan dan ketersediaan prasarana
dan sarana penunjang yang ada.
1. Metode vegetatif
Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan dan sisa-
sisanya untuk mengurangi daya rusak hujan yang jatuh ke permukaan bumi,
mengurangi jumlah dan daya rusak aliran permukaan dan erosi.
Metode vegetatif mempunyai fungsi :
a. Melindungi tanah terhadap daya rusak butir-butir hujan yang jatuh.
b. Melindungi tanah terhadap daya merusak aliran di atas permukaan
tanah.
c. Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan penahanan air yang langsung
mempengaruhi besarnya aliran permukaan.

2. Metode teknik sipil


16

Metode teknik sipil adalah perlakuan mekanis yang diberikan terhadap


tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi
serta meningkatkan kemampuan penggunaan tanah.
Metode teknik sipil mempunyai fungsi :
a. Memperlambat aliran permukaan.
b. Menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang
tidak merusak.
c. Memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah dan memperbaiki erosi tanah.
d. Penyediaan air bagi tanaman. (Nursa’ban, 2006)

2.10 Metode Penampang Vertikal (Sinclair, 2005)

Metode penampang vertikal menggambarkan kondisi endapan, bijih, dan


tanah penutup (over burden) kedalam bentuk sayatan penampang-penampang
vertikal. Perhitungan luas masing-masing elemen tersebut dilakukan pada
masing-masing penampang. Perhitungan tonase dan volume dilakukan dengan
rumus-rumus yang sesuai. Metode penampang vertikal dilakukan dengan cara
sebagai berikut:

1. Membuat irisan-irisan penampang melintang yang memotong endapan


batubara yang akan dihitung.
2. Menghitung luas batubara dan over burden tiap penampang.
3. Setelah luasan dihitung, maka volume dan tonase dihitung dengan
rumusan perhitungan.

Perhitungan volume dengan menggunakan dua penampang dapat


diasumsikan bahwa volume dihitung pada areal di antara 2 penampang tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan dengan menggunakan 2
penampang adalah variasi perbedaan dimensi antar kedua penampang tersebut.
Jika tidak terlalu berbeda, maka dapat digunakan rumus mean area dan kerucut
terpancung, tetapi jika perbedaannya cukup besar maka digunakan rumus
obelisk.
17

Gambar 7. Perhitungan Volume Dengan Dua Penampang

Rumus Mean

Dimana :

S1, S2 = Luas penampang endapan (cm2 atau m2)


L = Jarak antar penampang (cm atau m)
V = Volume cadangan (cm3 atau m3)

2.11 Pengembangan Volume (Swell) Dan Penyusutan Volume (Shrinkage)


Pengembangan Volume (Swell)
Swell adalah pengembangan volume suatu material setelah digali dari
tempatnya. Di alam, material didapati dalam keadaan padat dan terkonsolidasi
dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian-bagian kosong (void) yang terisi udara
diantara butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir itu halus sekali. Apabila material
digali dari tempat aslinya, maka akan terjadi pengembangan volume swell. Untuk
menyatakan berapa besarnya pengembangan volume (Indonesianto, 2014) itu
dikenal dua istilah, yaitu:
a. Faktor pengembangan (swell factor)
b. Persen pengembangan (percent swell)

Rumus untuk menghitung swell factor (SF) dan % swell ada dua, yaitu:

Rumus SF dan % swell berdasarkan volume (pada berat yang tetap):


18

𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 − 𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒


%swell = 𝑥 100%
𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
SF = %
𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Rumus SF dan % swell berdasarkan densitas (pada volume yang tetap):

𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑖𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑘 − 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡


%swell = 𝑥 100%
𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡

𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡
SF = 𝑥 100%
𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑖𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑘

Penyusutan Volume (Shrinkage)


Shrinkage merupakan penyusutan volume suatu material setelah
mengalami pengompakan. Misal, apabila “volume in bank” adalah = 1 cu yd,
kemudian setelah dilakukan pemadatan mempunyai “compacted volume” = 0.8 cu
yd, maka % “shrinkage”-nya adalah: (Indonesianto, 2014)
(1 − 0.8) 𝑐𝑢 𝑦𝑑
%𝑠ℎ𝑟𝑖𝑛𝑘𝑎𝑔𝑒 = 𝑥 100% = 20%
1 𝑐𝑢 𝑦𝑑

Sehingga dirumuskan:

𝐵𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 − 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑎𝑐𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒


% 𝑠ℎ𝑟𝑖𝑛𝑘𝑎𝑔𝑒 = 𝑥100%
𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

2.12 Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area)

Daerah tangkapan hujan adalah luas permukaan yang apabila terjadi


hujan, maka air hujan tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih rendah
menuju ke titik pengaliran. Air yang jatuh kepermukaan sebagian meresap
kedalam tanah, sebagian ditahan oleh tumbuhan dan sebagian lagi akan mengisi
liku-liku permukaan bumi, kemudian mengalir ketempat yang lebih rendah.
Semua air yang mengalir dipermukaan belum tentu menjadi sumber air dari
suatu sistem penyaliran.
Kondisi ini tergantung dari daerah tangkapan hujan dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain kondisi topografi, rapat tidaknya vegetasi dan lain-
lain. Daerah tangkapan hujan ini dibatasi oleh pegunungan dan bukit-bukit yang
diperkirakan akan mengumpulkan air hujan sementara. Setelah daerah
tangkapan hujan ditentukan, maka diukur luasnya pada peta kontur, yaitu
dengan menarik hubungan dari titik-titik yang tertinggi disekeliling tambang
19

membentuk poligon tertutup, dengan melihat kemungkinan arah mengalirnya


air.
Kajian Air Asam Tambang paling kurang terdiri atas studi geokimia
batuan sebagai material berpotensi asam/Potentially Acid Forming (PAF) dan
material yang tidak berpotensi asam/Non Acid Forming (NAF)

2.13 Air Limpasan (run off) dan Infiltrasi


Air limpasan (run off) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di
atas permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut. Dalam neraca air
digambarkan hubungan antara curah hujan, evapotranspirasi, air limpasan,
infiltrasi, dan perubahan permukaan air tanah. Besarnya air limpasan tergantung
dari banyak faktor, sehingga tidak semua air yang berasal dari curah hujan akan
menjadi sumber bagi sistem drainage. Dari banyak faktor, yang paling
berpengaruh yaitu : Kondisi penggunaan lahan, Kemiringan lahan dan Perbedaan
ketinggian daerah

Q = 0,278 × C × I × A
Keterangan : Q = Debit Rencana/Puncak
C = Koefesien Limpasan
I = Intensitas Hujan ( mm/jam )
A = Luas daerah tangkapan hujan

Infiltrasi adalah proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui


pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di
permukaan tanah sebagianakan meresap ke dalam tanah, sebagian juga akan
mengisi cekungan permukaan. Selanjutnya pemilihan bentuk penampang
saluran terbuka didasarkan pada jenis tanah atau batuan dimna saluran
tersebut akan dibuat,debit air yang akan di alirkan dan jenis konstruyksi yang
akan dibuat pada dinding maupun dasar saluran (misal : beton, kayu, pasangan
batu bata merah). Alat berat yang akan di gunakan perlu diperimbangkan untuk
membuat saluran terbuka tersebut.
20

Gambar 8. Bentuk-Bentuk Penampang Saluran Terbuka


(Sumber : Bargawa W. S. 2018)
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Tempat Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT Kamalindo


Sompurna, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. dengan waktu penelitian
tugas akhir selama 1 bulan yaitu dimulai pada tanggal 3 Agustus 2020 hingga 3
September 2020 dengan alokasi waktu dan kegiatan seperti pada Tabel 1.

3.2 Bahan dan Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa meteran


untuk mengukur lebar jalan angkut, alat tulis, kalkulator untuk menghitung
hasil pengukuran berdasarkan persamaan yang digunakan, kamera dan laptop
untuk dokumentasi serta mengolah data. Selain itu penulis menggunakan safety
helm¸ safety shoes dan safety vest sebagai alat pelindung diri pada saat di
lapangan. Bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya data topografi,
data curah hujan, data produksi disposal, peta geologi daerah penelitian.

3.3 Metode Penelitian Observasi Lapangan

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung dilapangan


mengenai kondisi lahan pada area disposal serta material overburden yang
terdapat di PT Kamalindo Sompurna.

Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk memperoleh dan mengumpulkan


informasi umum mengenai kajian teori cara mendesain disposal dan drainase,
menghitung volume overburden serta bagaimana cara penggunaan perangkat
lunak yang akan digunakan.

Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dilakukan sebelum dan saat penelitian. Data


yang dibutuhkan berupa data yang berkaitan dengan penelitian tugas akhir
Perencanaan Disposal PT Kamalindo Sompurna.

Data Primer. Merupakan data yang penulis dapat langsung dari observasi
dilapangan yang dibantu oleh pembimbing lapangan beserta karyawan yang
terkait. Data primer yang dikumpulkan seperti: data ramp, data luasan area
disposal dan cross section.

21
22

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Bulan
No Kegiatan Keterangan
1 2 3 4 5 6
1 Konsultasi Diskusi mengenai judul penelitian dan dalam segala hal mengenai
pengambilan dan pengolahan data hingga pembahasan penelitian
Penyusunan Proposal Penyusunan proposal penelitian dibimbing oleh pembimbing utama
2
Penelitian dan pendamping di kampus dengan menyusun Bab I hingga Bab III
Seminar Proposal Presentasi proposal penelitian serta evaluasi oleh pembimbing serta
3
Penelitian penguji sebelum proses pengambilan data di lapangan.
Revisi Proposal Perbaikan proposal penelitian berdasarkan saran, masukan serta
4
Penelitian rekomendasi yang didapat dari seminar proposal penelitian
Pengambilan data di lapangan berupa data primer maupun data
5 Pengambilan Data
sekunder di PT Kamalindo Sompurna.
Tahapan analisis data pada penelitian ini adalah melakukan
boundary areal yang mau di rancang sebagai tempat
6 Pegolahan Data Disposal,kemudian merancang Disposal menggunakan perangkat
lunak,kemudian di hitung umur dan kapasitas disposal dan
merancang Drainase.
7 Penyusunan Skripsi Mengevaluasi Bab I, II dan III serta menyusun Bab IV hingga lampiran
yang dibimbing oleh pembimbing utama dan pendamping.
Seminar Hasil Evaluasi data dan draft tugas akhir yang telah disusun kepada
8
Penelitian pembimbing dan penguji tugas akhir
Revisi Hasil Perbaikan draft tugas akhir berdasrakan masukan, saran serta
9
Penelitian rekomendasi yang didapat dari seminar hasil
10 Sidang Presentasi hasil final dari tugas akhir yang telah diperbaiki didepan
pembimbing dan penguji tugas akhir
23

Luasan disposal. Pengambilan data luasan area disposal dilakukan dengan


menggunakan alat bantu simulasi dan komputasi tambang dengan cara
boundery topografi rancangan disposal PT Kamalindo Sompurna.

Cross Section. Cross section dibuat dengan bantuan alat simulasi dan komputasi
tambang dengan cara membuat sayatan yang melintasi disain disposal yang telah
dibuat dan topografi area disposal, dari sayatan tersebut maka dapat dilihat
kenampakan desain dan topografi dari samping dengan dua dimensi.

Air Limpasan. Perhitungan debit air limpasan dapat ditentukan setelah


diketahui luas daerah tangkapan hujan, debit curah hujan, maka dapat di
tentukan dimensi saluran.

Data Sekunder. Merupakan data pendukung dari data primer ataupun


data yang telah tersedia yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menguatkan
data primer yang didapatkan. Data sekunder yang dikumpulkan seperti: data
geologi, data geoteknik, data topografi, data hidrogeologi, data volume
overburden, Data rencana kerja produksi dan data rekomendasi lereng timbunan.

Data Topografi. Data topografi dilakukan untuk mengetahui keadaan disekitar


dari peta yang tercantum serta dapat melihat kondisi morfologinya. Pada industry
pertambangan, data topografi digunakan untuk mengetahui kemajuan kegiatan
penambangan. Untuk perencanaan area disposal, data topografi digunakan
untuk mengetahui kondisi morfologi area disposal, sehingga dapat ditentukan
jenis timbunan yang akan digunakan.

Data Hidrogeologi. Data Hidrogeologi didapatkan untuk mengetahui tinggi muka


air tanah dan juga mengetahui arah dari aliran-aliran sungai yang berada didekat
disposal yang akan dibuat. Data hidrogeologi ini digunakan untuk menentukan
area disposal yang baik, karena untuk menentukan area disposal tidak boleh
menutupi sungai dan juga memiliki jarak aman antara area disposal dengan
sungai.

Data Volume Overburden. Data volume overburden didapatkan dari data


perusahaan mengenai volume overburden yang akan dikeluarkan dari pit progress
PT Kamalindo Sompurna, sehingga dari data volume overburden tersebut dapat
mengetahui luasan area disposal yang akan dibuat dan juga dapat mengetahui
umur dari disposal yang digunakan.

Data Rekomendasi Lereng Timbunan. Data rekomendasi lereng timbunan


berupa data rekomendasi jenjang timbunan yang digunakan yaitu berupa data
geometri lereng maupun geometri jalan yang digunakan. dari data rekomendasi
24

tersebut maka dapat dibuat rancangan disposal yang kemudian dapat di evaluasi
kembali untuk menentukan nilai kestabilan lerengnya.

Data Rencana Kerja Produksi, Data rencana kerja produksi berupa data
produksi coal getting dan overburden removal perbulannya, untuk perencanaan
area disposal ini yang digunakan yaitu produksi overburden removal
perbulannya, dengan mengetahui produksi overburden maka dapat ditentukan
umur pemakaian disposal dan luasan area disposal yang akan di rencanakan.

Pengolahan Dan Analisis Data


Setelah data dikumpulkan, selanjutnya adalah data diolah sehingga
informasi yang tersaji lebih mudah diinterpretasikan dan dianalisis lebih lanjut
dengan menggunakan perangkat lunak simulasi tambang yakni sebagai berikut
Perencanaan Disposal. Merupakan perancangan suatu area timbunan dengan
data geometri lereng berupa: tinggi lereng, lebar bench dan slope bench. Dari data
tersebut makan dapat diolah menggunakan perangkat lunak simulasi dan
komputasi tambang dimana hasil yang didapat yaitu berupa peta perencanaan
disposal dan volume overburden yang ditampung disposal setelah dirancang.
Dimensi saluran. Pelaksanaan Pembuatan Saluran terbuka yang dirancang
berdasarkan pertimbangan debit air limpasan yang berada di area penimbunan
agar air yang dialirkan melalui saluran terbuka yang telah di tentukan dapat
berfungsi menampung dan mengalirkan air limpasan agar tidak menggenangi
area penimbunan (disposal).

Perhitungan Pengembangan Volume (Swell) dan penyusutan volume


(shrinkage). Merupakan pengembangan volume suatu material setelah digali dari
tempatnya. Untuk menentukan pengembangan volume maka data yang
digunakan yaitu berupa data volume overburden dan data produksi overburden
dalam bank cubic meter, setelah mengetahui volume overburden (BCM) maka dapat
ditentukan volume loose cubic meter dengan persentase pengembangannya.

Kesimpulan Dan Saran


Kesimpulan merupakan pernyataan untuk menjawab perumusan
masalah yang telah dibuat pada bab 1. Sedangkan saran yang akan disajikan
merupakan saran yang ditujukan untu perusahaan untuk perusahaan agar
bahasan yang dilakukan selama penelitian di PT Kamalindo Sompurna.
25

3.4 Alur Kerja Penelitian


Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan untuk menunjang
kelancaran dari penelitian pada bagan dibawah ini:

Rancangan Disposal Dan Drainase di PT Kamalindo Sompurna

Observasi lapangan
1. Kegiatan penambangan
2. Kondisi topografi area
disposal
3. Material overburden

Permasalahan
1. Tidak adanya disposal dapat menghambat kegiatan penambagan
karena tidak adanya area untuk membuang material overburden.
2. Rancangan disposal yang tidak sesuai dengan kondisi topografi.

Studi literatur

Pengambilan Data

Data Primer : Data Sekunder :


Data topografi
Data luasan area disposal Data produksi overburden
Data cross section Data perencanaaan perusahaan
Air limpasan Data rencana kerja produksi
Data curah hujan

Pengolahan data
Rancangan Disposal
Data volume disposal
Umur disposal
Rancangan drainase
Dimensi saluran

Rancangan Desain disposal dan drainase

Penyusunan laporan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan Disposal

4.1.1 Pemilihan Lokasi Disposal


Peta topografi wilayah PT Kamalindo Sompurna pada (Lampiran 1),
menunjukkan terdapat pit dengan luasan lokasi yang akan direncanakan sebagai
area disposal yaitu di sebelah utara dari pit progress. Pemilihan lokasi di sebelah
utara pit progress mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain adalah
topografi permukaan. Area rencana disposal ini memiliki topografi lembah dan
bukit. Pada lokasi dengan permukaan lembah dapat menampung overburden
dengan kapasitas yang besar dan dengan lahan yang tidak luas.

Selain dilihat dari topografi permukaan, pemilihan lokasi ini juga dilihat
berdasarkan jarak angkut dari pit ke lokasi disposal dan jarak aman dari sungai
dikarenakan apabila disposal di bangun di dekat sungai akan terjadi longsor,
kemudian disposal juga harus di daerah yang kering agar memudahkan dalam
proses pembuatan disposal. Dimana yang kita ketahui salah satu syarat untuk
merencanakan area disposal yaitu jarak lokasi pit ke disposal harus memiliki
jarak tempuh yang pendek. Oleh karena itu area tersebut merupakan salah satu
tempat yang baik untuk penampungan overburden di PT Kamalindo Sompurna
yang memiliki keterbatasan lahan untuk pembuangan overburden tersebut.

4.1.2 Rancangan Disposal


Rekomendasi single slope untuk highwall dan sidewall pada material clay,
soil dan sand umumnya dibuat 300. Kajian geotek yang dilakukan pada
rancangan disposal menggunakan beberapa metode dan asumsi-asumsi yang
memperkuat kajian yang dilakukan, sehingga menghasilkan geometri dengan FK
=1,3 seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Geometri Lereng PT Kamalindo Sompurna
Tinggi Lebar Slope (o)
Jenjang (m) Jenjang (m)

High wall 5 5 300


Side wall 5 5 300
(Sumber : PT Kamalindo Sompurna)
Penelitian ini menggunakan geometri jenjang yang direkomendasi oleh
perusahaan. Geometri jenjang pada high wall dan side wall dibuat sama yaitu
tinggi jenjang 5 m, lebar jenjang 5 m, single slope 300.

26
27

Dari data-data tersebut maka disposal dapat dirancang menggunakan


perangkat lunak simulasi dan komputasi tambang dengan menggabungkan
boundary area disposal dan topografi untuk melihat elevasi terendah pada area
boundary disposal.
Boundary disposal yang akan dirancang ini memiliki luasan 111.219,640
m2 atau seluas 11.1 Ha dengan elevasi boundarynya 45 mdpl. Dari data-data
diatas maka disposal ini setelah dirancang menghasilkan elevasi tertinggi atau
elevasi puncaknya yaitu pada elevasi 75 mdpl dengan luasan puncak disposal
yaitu 34.562,3516 m2 atau 3,46 Ha dengan jenjang sebanyak 6 jenjang dan
menghasilkan volume overburden yang dapat di tampung disposal yaitu sebanyak
1.635.855 BCM dapat di lihat pada (Lampiran 18). Desain disposal yang telah
dibuat disatukan dengan topografi surface PT Kamalindo Sompurna setelah
didesain memiliki elevasi tertinggi pada 75 mdpl dan elevasi terendah pada 45
mdpl dapat dilihat pada (Lampiran 5).

Rancangan Disposal Triwulan 1


Rancangan disposal Triwulan 1 (Lampiran 2) dengan luasan 6.1 Ha
dengan elevasi awal 45 mdpl sampai elevasi puncak 60 mdpl dengan daya
tampung 378.558 BCM dapat di lihat pada (Lampiran 18).

Gambar 9. Rancangan Disposal Triwulan 1


(Sumber. Pengolahan Data Pribadi)

Rancangan Disposal Triwulan 2


Rancangan disposal Triwulan 2 (Lampiran 3) dengan luasan 8,48 Ha
dengan elevasi awal 45 mdpl sampai elevasi puncak 65 mdpl dengan daya
tampung 784.170 BCM dapat di lihat pada (Lampiran 18), dengan arah
penimbunan maju ke arah barat.
28

Gambar 10. Rancangan Disposal Triwulan 2


(Sumber. Pengolahan Data Pribadi)

Rancangan Disposal Triwulan 3


Rancangan disposal Triwulan 3 (Lampiran 4) dengan luasan 11,1 Ha
dengan elvasi awal 45 mdpl sampai elevasi puncak 65 mdpl dan sama dengan
triwulan 2, disini hanya menambah luasan ke arah utara disposal sehingga daya
tampungnya meningkat menjadi 1.174.061 BCM dapat di lihat pada (Lampiran
18)

Gambar 11. Rancangan Disposal Triwulan 3


(Sumber. Pengolahan Data Pribadi)

Rancangan Disposal Triwulan 4


Rancangan disposal Triwulan 4 (Lampiran 5) dengan luasan 11,1 Ha
dengan elevasi awal 45 mdpl sampai elevasi tertinggi 75 mdpl, dan ketinggian
disposal bertambah dari 4 jenjang pada Triwulan 3 menjadi 6 jenjang pada
29

Triwulan 4. Sehingga didapat jumlah disposal yang dapat di tampung sebanyak


1.635.855 BCM dapat di lihat pada (Lampiran 18).

Gambar 12. Rancangan Disposal Triwulan 4


(Sumber. Pengolahan Data Pribadi)

Gambar 13. Penampang Desain Disposal


(Sumber: Pengolahan Data Pribadi)
4.1.3 Perancangan Ramp

Ramp direncanakan berada disebelah timur timbunan yang merupakan


sisi lereng disposal. pemilihan jalan pada sisi timur ini dilakukan menimbang
beberapa faktor yang pertama yaitu jarak angkut dari pit yang relatif dekat dan
topografi yang landai sehingga aman untuk digunakan. Jumlah jalur yang
digunakan sebanyak dua jalur dengan jalur datang dan jalur keluar pada lokasi
disposal, pembuatan jalur ini dilakukan untuk mengurangi adanya alat angkut
yang menunggu pada saat berselisihan sehingga bisa mengganggu cycle time.

Lebar jalan tambang dihitung dengan pertimbangan unit terbesar yang


beroperasi di tambang, unit terbesar yang beroperasi di PT Kamalindo Sompurna
adalah dump truck Hino 500 FM 260 Ti. Berdasarkan spesifikasi dump truck Hino
30

500 FM 260 dengan lebar total alat angkut sebeasar 2,45 m (Lampiran 9) dan
jalur yang diinginkan adalah jalan 2 jalur. Kemudian dihitung lebar tiap jalan
untuk jalan lurus dan jalan tikungan, sehingga didapatkan untuk lebar jalan
lurus sebesar 12 m dan untuk jalan tikungan sebesar 17 m. (Lampiran 10)

4.1.4 Metode Timbunan

Lokasi Disposal PT Kamalindo Sompurna menggunakan metode out pit


dump dikarenakan untuk menggunakan metode in pit dump belum bisa, karena
masih terdapat nilai ekonomis di pit nya, maksudnya ialah menimbun disposal
diluar area pit. Material diangkut menggunakan dump truck menuju ke tempat
penimbunan yang sudah ditetapkan dan tidak terdapat sumber daya dan
cadangan Batubara. Pada perencanaan disposal yang telah dibuat dapat
ditentukan jenis timbunan yang digunakan yaitu dengan melihat keadaan
morfologi yang ada pada area disposal PT Kamalindo Sompurna, adapun metode
timbunan yang digunakan yaitu gabungan antara jenis Valley Fill dan Terraced
Dump. Area yang memiliki topografi lembah sehingga dapat ditentukan jenis
timbunan yang dilakukan yaitu jenis valley fill.

Pada kegiatan penimbunan material yang memiliki diameter besar,


material diletakkan di tengah disposal karena material yang besar tidak di
perkenankan untuk ditumpahkan di pinggir jenjang. Diakibatkan karena susah
untuk dikontrol dalam pembuatan jenjang. Tinggi maksimum pada rancangan
disposal adalah 30 m dengan elevasi terendah 45 mdpl dan elevasi tertinggi
disposal 75 mdpl. Dumping point pertama di ketinggian 45 mdpl hingga mencapai
jenjang pertama dengan elevasi 50 mdpl. Penimbunan pada jenjang ke 2 pada
elevasi 45 mdpl (Gambar 15) dan seterusnya jenjang naik 5 meter sekali hingga
sampai jenjang ke 6. Pada jenjang ke 3 dan ke 4 di mulai pada elevasi 60 mdpl
sampai 65 mdpl (Gambar 16). Hingga di lanjutkan dengan jenjang 5 sampai
jenjang ke 6 dengan elevasi 75 mdpl (Gambar 17).

Gambar 14. Jenjang 1 Dan 2


(Sumber: Pengolahan Data Pribadi)
31

Gambar 15. Jenjang 3 Dan 4


(Sumber: Pengolahan Data Pribadi)

Gambar 16. Jenjang 5 Dan 6


(Sumber: Pengolahan Data Pribadi)

Metode timbunan valley fill atau crest dump dilakukan pada awal mula
timbunan, dikarenakan terdapat lembah dan dengan menumpahkan material di
atas lereng atau crest dump yang kemudian akan dibantu bulldozer untuk
mendorong dan mengisi area yang memiliki topografi lembah tersebut. Setelah
didorong pada area yang diinginkan dan memiliki volume yang cukup maka akan
di lanjutkan dengan motode penimbunan terraced dump. Kegiatan penimbunan
terraced dump dilakukan dengan menimbun dari bawah keatas, dengan cara
dumping overburden pada satu sisi kemudian akan diratakan menggunakan
bulldozer dan dilanjutkan dengan tahap pemadatan. Jenis terraced dump ini
memiliki keunggulan yaitu untuk tahap pemadatan dalam perencanaannya
semua lapisan timbunan dapat terbantu dengan dump truck dan bulldozer yang
bekerja lalu lintas di atasnya.

4.2 Pengembangan Volume (Swell) dan Penyusutan Volume (Shrinkage)

Tanah pada umumnya memiliki sifat-sifat sebagai berikut; antara lain


Tanah asli / bank (BCM) yaitu Tanah dalam kondisi aslinya belum terusik atau
belum terkena campur tangan manusia maupun yang lainnya) dan ukurannya
dinyatakan dalam bank measure (BM) atau Bank cubic meter.

Tanah lepas / loose (LCM) yaitu Tanah setelah digusur / digali / diangkut
dan sebagainya (telah terkena campur tangan manusia baik dengan alat manual
maupun alat mekanis, Ukurannya dinyatakan dalam loose measure (LCM) atau
loose cubic meter dan Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli
karena mengembang.

Dari perhitungan yang telah dilakukan maka diketahui bahwa volume


awal overburden sebesar 1.500.000 BCM kemudian mengembang menjadi
1.875.000 LCM, Jika dihitung nilai swell-nya, maka pengembangan volume
32

overburden mencapai 25% dari tanah aslinya dengan nilai Swell Factor (SF)
sebesar 0,8 (Lampiran 16).

Pada disposal overburden yang ditampung dilakukan pemadatan untuk


menghindari terjadinya longsor, maka dapat diketahui volume yang ditampung
pada disposal tersebut yaitu sebesar 1.350.000 CCM, dari perhitungan tersebut
dapat diperhitungkan nilai penyusutan volume overburden dari volume
overburden asli ke volume overburden yang telah dilakukan pemadatan yaitu
sebesar 10% (Lampiran 16)

4.3 Umur Disposal.

Dari perhitungan volume overburden setelah dilakukan perancangan


disposal maupun pit maka didapatkan volume overburden pada disposal yaitu
1.500.000 BCM dan target produksi overburden 100.000 BCM perbulannya maka
dengan volume overburden yang didapat maka umur disposal yaitu 1.5 bulan
atau 1.3 tahun perhitungan dapat di lihat pada (Lampiran 17).

4.4 Sistem Penyaliran


4.4.1 Air Limpasan
Air merupakan salah satu kendala dalam kegiatan penambangan. Sumber
utama air permukaan pada tambang terbuka adalah air hujan. Lokasi tambang
yang tergenang air akan menghambat alat-alat untuk beroperasi.
Dari pengolahan data di peroleh curah hujan maksimal rata-rata 19,91
mm/hari dengan durasi 4,24 jam nilai intensitas curah hujan yang terjadi di
daerah penambangan adalah 6,98 mm/jam (Lampiran 12 dan 13) dengan luas
catchmant area sebesar 3,46 Ha. Debit air limpasan pada daerah rancangan
disposal yang di hitung menggunakan rumus rasional di peroleh hasil 6,04 m3/s
(Lampiran 14).
Rancangan saluran Disposal ini berada di sebelah utara dari Disposal
yang mana letak nya berada di kaki disposal yang bertujuan untuk meminimalisir
terjadinya limpasan yang menggenang sehingga di alirkan ke kolam
pengendapan.

4.4.2 Dimensi Paritan


Berdasarkan perhitungan rancangan saluran adalah dengan dimensi
lebar permukaan 5,33 m, kedalaman saluran 1,06 m, lebar dasar saluran 1,66 m
dan dengan kemiringan 30º (Lampiran 15) dengan bentuk saluran trapesium
(Gambar 18).
33

Gambar 17 : Rancangan Dimensi Saluran


(Sumber. Pengolahan Data Pribadi)
Gambar 18 : Peta Pola Aliran Air Disposal
(Sumber. Pengolahan Data Pribadi)
34
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1 Perencanaan area disposal memiliki luasan area 11.112,640 m2 atau
seluas 11,1 Ha, dan dilakukan penimbunan dari elevasi dasar 45 mdpl
hingga ke elevasi 75 mdpl. Geometri lereng lebar bench 5 m, tinggi bench
5 m dan slope 30˚, dengan lebar jalan lurus sebesar 12 m dan jalan
tikungan sebesar 17 m.
2 Target produksi overburden dari perusahaan PT Kamalindo Sompurna
adalah sebesar 1.500.000 BCM, dan target bulanan sebesar 100.000
BCM. Maka didapat umur disposal selama 1,3 tahun. Sehingga hasil
rancangan disposal dapat menampung overburden dari pit dengan
kapasitas 1.635.855 BCM.
3 Luasan tangkapan hujan dan air limpasan sebesar 6,04 m3/s, maka
dapat di buat rancangan drainase berbentuk trapesium dengan
kedalaman 1,06 m, lebar atas 5,33 m dan lebar bawah 1,66 m yang
berada di utara kaki disposal.
5.2 Saran

1. Disarankan pada PT. Kamalindo Sompurna untuk melakukan


penimbunan overburden dengan memperhatikan material-material yang
akan ditimbun, penimbunan sebaikmya dilakukan dengan menimbun
material yang keras pada lift pertama kemudian disusun dengan jenjang
yang agak lunak pada lift kedua.
2. Rancangan saluran terbuka perlu dilakukan perawatan secara rutin
agar limpasan air hujan tidak menggangu operasional peralatan di area
disposal.
3. Disarankan pada PT Kamalindo sompurna untuk dapat menanam
tanaman cover crop untuk mencegah terjadinya erosi pada disposal.

35
DAFTAR PUSTAKA
Arif, I dan Gatut S. Adisoma. 2005. Perencanaan Tambang. Teknik Pertambangan
ITB. Bandung
Bargawa, W. S. 2018. Perencanaan Tambang Edisi Kedelapan. Penerbit Kilau
Book: Hal 53 – 52, 110-111.
D.C Wyllie, C.W. Mah. 2004. “Rock Slope Engineering Civil and Mining 4-Ed, Spoon
Press”. London and Newyork
De Coster, G. L. 1974. "The Geology of the Central and South Sumatra
Basins."Indonesian Petroleum Association, 3rd Annual Convention
Proceeding, p. 77110. Jakarta.
Dewanti, A., Sri Widodo, Arif Nurwaskito. 2015. Analisis Produksi Material Sipil
Dan Overburden Pada Disposal Area PT. Vale Indonesia, Tbk. Dalam Jurnal
Geomine. Vol 2: 72-77
Endriantho, M., Muhammad Ramli. 2013. Perencanaan Sistem Penyaliran
Tambang Terbuka Batubara. Dalam Geosains. Vol 9 (No. 1): 29-39
Fernando, Maryanto, Chusarini Chamid. 2015. Perancangan PIT II Penambangan
Batubara Sistem Tambang Terbuka Pada Blok 3 PT Tri Bakti Sarimas Desa
Ibul, Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi
Riau. Dalam Prosiding Penelitian SPeSIA: 30-38.
Hardiatmo, HC. 2006. Mekanika Tanah 1, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Hermawan, E. R. 2014. Perencanaan Drainase Tambang Terbuka Pit South
Pinang PT. Kaltim Prima Coal Sangatta Kalimantan Timur Periode Tambang
2014-2017
Indonesianto, Y. 2014. Pemindahan Tanah Mekanis. Program Studi Teknik
Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta. Yogyakarta
Indonesianto, Y. dan Sidiq, H. 2017. Perencanaan Tambang Terbuka. Jurusan
Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta. Hal
V-14 – V-16.
Indrawan, E.A., M. Taufik Toha, Bochori. 2017. Desain Teknis Pit Penambangan
Batubara Dengan Target Produksi 630.000 Ton Per Tahun Di Pit 5 PT.
Golden Great Borneo Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Dalam Jurnal
Pertambangan. Vol 1 (No.4): 38-47
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. 2018.
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik. Nomor
1827 K/30/MEM/2018.
Kusuma, R. C. 2014. Evaluasi Desain Tahap 1 Disposal SWD 11 Pit 116 Tambang
Batubara Distrik Baya Desa Separi Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Diponorogo
Londong, C dan Nurhakim 2012. Perencanaan Disposal Pada Tambang Terbuka
Batubara PT Servo Mining Contractor. Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
Mulyanti, W.R., Yuliadi, Maryanto. 2017. Analisa Teknis Dan Ekonomis Strategi
Short Distance Disposal West Block (Anoa South) Studi Kasus Oleh Section
Short Term Planning, Departemen Mines And Exploration Di PT Vale
Indonesia, Tbk. Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur Propinsi
Sulawesi Selatan. Dalam Prosiding Teknik Pertambangan. Vol 1 (No. 1): 1-
8.

36
Nursa’ban, M. 2006. Pengendalian Erosi Tanah Sebagai Upaya Melestarikan
Kemampuan Fungsi Lingkungan. Dalam Jurnal Geomedia, Vol. 4 (No. 2):
93-116.
R.W. McGinn, P.Eng. 1991. Investigation and Design Of Mine Dumps. Piteau
Associates Engineering Ltd. Canada.
Sembiring, N., Iswan, Muhammad Jafri. 2016. Studi Perbandingan Uji Pemadatan
Standar dan Uji Pemadatan Modified Terhadap Nilai Koefisien Permeabilitas
Tanah Lempung Berpasir. Dalam Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain. Vol 4
(No. 3): 371-380.
Sinclair, Alastair J & Blackwell, Garston H. 2005. Applied Mineral Inventory
Estimation. Cambridge University Press.
Sunarno, P. 2008. “Standard Job Procedure Perencanaan dan Pelaksanaan
Disposal. Mining Departement”. PT. Inco Tbk. Sorowako.
Suwandhi, A. 2004. Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang. Diklat
Perencanaan Tambang Terbuka. UNISBA. Bandung.
Suyono. A, Fathurrahman dan Wahyuningsih, T. 2018. Rancangan Disposal dan
Drainase pada Quarter Tiga dan Empat Tahun 2017 di Area Disposal PT.
Jasapower Indonesia Job Site Adaro Indonesia Kabupaten Tabalong,
Provinsi Kalimantan Selatan. Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan
UPN “Veteran” Yogyakarta

37
Lampiran 1. Peta Topografi Original Daerah Penelitian

38
Lampiran 2. Peta Rancangan Disposal Triwulan I Tahun 2020

39
Lampiran 3. Peta Rancangan Disposal Triwulan II Tahun 2020

40
Lampiran 4. Peta Rancangan Disposal Triwulan III Tahun 2020

41
Lampiran 5. Peta Rancangan Disposal Triwulan IV Tahun 2020

42
Lampiran 6. Bentuk 3 Dimensi Rancangan Disposal

Triwulan I Triwulan III

Triwulan II Triwulan IV

43
Lampiran 7. Line Section Disposal

44
Lampiran 8. Penampang Rancangan Disposal Triwulan I – IV

45
46
Lampiran 9. Spesifikasi Alat
Spesifikasi Alat Angkut Dump Truck Hino 500 Fm260Ti

Gambar 1. Dump Truck Hino 500 FM 260 Ti


(Sumber : WWW.Hino.CO.Id, 2021)

Tabel 3. Spesifikasi Dump Truck Hino 500 FM 260 Ti


Dimensi Mm
Jarak Sumbu Roda 4,130 + 1,300
Total Panjang 8,480
Total Lebar 2,450
Total Tinggi 2,700
Lebar Jejak Depan 1,930
Lebar Jejak Belakang 1,270
Jarak Antara As Roda Depan dengan Bagian Depan 1,255
Jarak Antara As Roda Belakang dengan Bagian Belakang 1,795
Diameter Roda Ban 1,100
Lebar Ban 260
Sudut Penyimpangan Maksimum 650
Mesin Ps
Tenaga Maksimum 260
Berat Chassis Kg
Depan 2,891
Belakang 4,090
Berat Kosong 6,981
Peforma Km/jam
Kecepatan Maksimum 86
Daya Tanjak (tan θ) 47,1
Kemudi M
Tipe Integral Power Steering

47
Minimal Radius Putar 8,8
Transmisi Lb
Tipe ZF 9S 1110TD
C 12,728
Ke 1 8,829
Ke 2 6,281
Ke 3 4,644
Ke 4 3,478
Ke 5 2,538
Ke 6 1,806
Ke 7 1,335
Ke 8 1,000
Mundur 12,040
(Sumber : WWW.Hino.CO.Id, 2021)

48
Lampiran 10. Perhitungan Lebar Jalan
Lebar Jalan Lurus

1
𝐿 𝑚𝑖𝑛 = 𝑛 𝑥 𝑊𝑡 + (𝑛 + 1) (2 𝑥 𝑊𝑡)

1
= 2 x 2,45 + (2+1)( 2 x 2,45)

= 8.575 m

Dalam perancangan jalan angkut harus ditambahkan dengan tanggul


pengaman sebesar masing-masing 1,5 meter. Maka diperoleh geometri jalan
keseluruhan adalah sebesar 11,575 meter dibulatkan menjadi 12 meter.

Lebar Jalan Tikungan

𝑈 + 𝐹𝑎 + 𝐹𝑏
𝑍 =
2
1,27+1+1,7
= 2

= 1,985 m

𝑊 𝑚𝑖𝑛 = 2 (𝑈 + 𝐹𝑎 + 𝐹𝑏 + 𝑍 ) + 𝐶

= 2 (1,27+1+1,7+1,985) + 1,985

= 13,895 m

Rancangan jalan ditikungan juga perlu penambahan tanggul sebesar 1,5


meter sehingga lebar jalan ditikungan sebesar 16,895 meter dibulatkan menjadi
17 meter.

49
Lampiran 11. Curah Hujan
Tabel 4. Data Curah Hujan Kabupaten Sarolangun

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jumlah Rata-Rata Min Max

2013 460 250 x 93 91 59 x 54 188 390 305 355 2245 224,5 54 460
2014 269 168 64 238 221 106 116 208 24 156 307 460 2337 194,75 24 460
2015 106 44 197 187 214 90 38 62 98 52 485 657 2230 185,833 38 657
2016 221 175 426 292 311 47 136 261 159 168 585 201 2982 248,5 47 585

2017 267 373 245 276 384 121 103 221 174 349 440 274 3227 268,917 103 440
Jumlah 1323 1010 932 1086 1221 423 393 806 643 1115 2122 1947
rata-rata 264,6 202 233 217,2 244,2 84,6 98,25 161,2 128,6 223 424,4 389,4
min 106 44 64 93 91 47 38 54 24 52 305 201

max 460 373 426 292 384 121 136 261 188 390 585 657

(Sumber : Stasiun Klimatologi Jambi, 2018)

50
Lampiran 12. Perhitungan Curah Hujan Rencana
Tabel 5. Curah Hujan Rencana

Periode Reduced Reduce Reduce Curah Faktor Simpangan Curah


Ulang Variate Mean Standar Hujan Frekuensi Baku Hujan
Hujan (YT) (YN) Deviation Harian K S Rencana
(T) (SN) Maksimum (XT)
X (Mm/Bulan)
(Mm/Bulan)
2 0,368 0,552 1,175 520,4 -0,157 95,65 505,312
5 1,504 0,552 1,175 520,4 0,807 95,65 597,615
10 2,251 0,552 1,175 520,4 1,446 95,65 658,733
25 3,193 0,552 1,175 520,4 2,253 95,65 735,948
50 3,908 0,552 1,175 520,4 2,852 95,65 793,230
100 4,602 0,552 1,175 520.4 3,446 95,65 850,098
(Sumber : Pengolahan data stasiun klimatologi Jambi)

Perhitungan curah hujan rencana periode ulang 5 tahun :

𝑆
Xt = X + (Yt-Yn)
𝑆𝑛

95,65
= 520,4 + (1,5004 − 0,5561)
1.175

= 597,27 mm/bulan

= 19,91 mm/hari

= 0.83 mm/jam

51
Lampiran 13. Intensitas Curah Hujan

Tabel 6. Durasi Jam Hujan/Bulan


Rata-
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jumlah Min Max
Rata
2013 92 50 x 18,6 18,2 11,8 x 10,8 37,6 65 61 71 436 43,6 10,8 92
2014 53,8 33,6 12,8 47,6 44,2 21,2 23,2 41,6 4,8 31,2 61,4 76,67 452,07 37,67 4,80 76,67
2015 21,20 8,80 39,40 37,40 42,80 18,00 7,6 12,4 19,6 10,4 97 109,5 424,1 35,34 7,6 109,5
2016 44,20 35,00 85,20 58,40 62,20 9,40 27,20 43,50 31,80 33,60 117,00 40,20 587,7 48,975 9,4 117
2017 53,40 74,60 49,00 55,20 76,80 24,20 20,60 36,83 34,80 58,17 88,00 54,80 626,4 52,2 20,6 88
Jumlah 264,60 202,00 186,40 217,20 244,20 84,60 78,60 145,13 128,60 198,37 424,40 352,17
Rata-Rata 52,92 40,40 46,60 43,44 48,84 16,92 19,65 29,03 25,72 39,67 84,88 70,43
Min 21,20 8,80 12,80 18,60 18,20 9,40 7,60 10,80 4,80 10,40 61,00 40,20
Max 92,00 74,60 85,20 58,40 76,80 24,20 27,20 43,50 37,60 65,00 117,00 109,50

Tabel 7. Durasi Hari Hujan/Bulan


Rata-
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jumlah Min Max
Rata
2013 23 13 9 6 4 3 6 3 8 16 12 14 116,16 9,68 2,70 23,00
2014 13 8 3 12 11 5 8 14 1 8 15 15 114,58 9,55 1,20 15,35
2015 5 2 8 9 11 5 3 3 5 2 24 22 98,69 8,22 2,08 24,25
2016 11 5 21 19 12 2 9 9 6 7 19 10 131,61 10,97 2,35 21,30
2017 13 8 14 17 15 6 7 11 11 14 21 14 151,00 12,58 6,00 21,00
Jumlah 65,80 36,10 55,38 63,92 52,83 21,10 32,27 39,67 30,62 47,13 91,80 75,43
Rata-Rata 13,16 7,22 11,60 12,78 10,57 4,22 6,45 7,93 6,12 9,43 18,36 15,09
Min 5,30 2,20 3,20 6,20 3,64 2,35 2,53 2,70 1,20 2,08 12,20 10,00
Max 23,00 12,50 21,30 19,47 15,00 6,00 9,00 13,87 11,00 16,25 24,25 21,90

52
Berdasarkan tabel di atas yang menunjukkan jam hujan harian dan hari
hujan selama satu bulan sehingga dari data diatas dapat ditentukan intensitas
curah hujan sebagai berikut:
Diketahui : R24 : 19,91 mm/hari
Jam hujan rata-rata : 43,21 jam
Hari hujan rata-rata : 10 hari
jam hujan rata−rata
tc =
hari hujan rata−rata
43,21
=
10
= 4,24 jam/hari
Intensitas curah hujan yang terjadi pada daerah penambangan adalah sebagai
berikut :
2/3
𝑅24
I = 24 (24
𝑡
)

Keterangan

I : Intensitas curah hujan (mm/jam)

R24 : Curah hujan harian rencana (mm/hari)

2/3
𝑅24
I = 24 (24
𝑡
)
2/3
19,91
= 24 (24
1
)

= 0,83 (24)2/3

= 6,98 mm/jam.

53
Lampiran 14. Debit Air Limpasan

Q = 0,278 x C x I x A

Keterangan

Q : Debit air limpasan (m3/s)

C : Koefisien limpasan

I : Intensitas curah hujan (mm/jam)

A : Luas (Ha)

Q = 0,278 x C x I x A

= 0,278 x 0,9 x 6,98 x 3,46

= 6,04 m3/s

54
Lampiran 15. Dimensi Paritan

Dimensi Paritan yang Ideal

Kemiringan dasar saluran

∆Z = Z1-Z2

S = (∆Z / L) x 100%

Keterangan

∆Z : Beda tinggi (m)

Z1 : Ketinggian dasar saluran pada bagian hulu (m)

Z2 : Ketinggian dasar saluran pada bagian hilir (m)

S : Kemiringan dasar saluran (%)

L : Total panjang saluran (m)

∆Z = Z1-Z2

= 49,11 – 45,21

= 3,9 m

S = (∆Z / L) x 100%

= (3,9 / 701,133) x 100%

= 0,56%

Dimensi paritan yang ideal dengan menggunakan rumus Manning

Q = 1/n R2/3 S1/2 A

Dengan ketentuan:

b/d = 2 ((1 + m)1/2 – m

m = cotg 𝛼

R =½d

a = d / sin 𝛼

A = b d + m d2

B =b+2md

x = 0,15 d

55
Dengan menngunakan rumus diatas maka dimensi paritan yang ideal
dapat dihitung sebagai berikut:

m = cotg 𝛼

= cotg 30°

= 1,73

b/d = 2 ((1+m²)½ – m = 2 ((1 + 1,73)1/2 – 1,73 = 1,57

b = 1,57 d

A = b d + m d²

= 1,57 d² + 1,73 d²

= 3,3 d²

Sehingga :

Q = (1/n) (0.5d)2/3 x S1/2 x 3,3 d2

Q = (1/n) (0.5)2/3d2/3 x S1/2 x 3,3 d2

3,3 d8/3 = Q / (1/n) (0.5)2/3 x S1/2

d8/3 = Q / 2,079 x (1/n) x S1/2

𝑄
d = [ 1
1 ]3/8
2,079 ( )(𝑆2 )
𝑛

6,04
= [ 1
1 ]3/8
1,111 ( )(0,00562)
0,03

6,04
= [ ]3/8
1,111 (33,33)(0,075)

6,04 3/8
= [ ]
5,19

= 1,1643/8

= 1,06 m

b = 1,57 x d

= 1,66 m

a = d / sin 𝛼

= 1,06 / 0,5

= 2,12 m

56
A = 3,3 d2

= 3,3 (1,06)2

= 3,3 (1,12)

= 3,69 m

B =b+2md

= 1,66 + (2 x 1,73 x 1,06)

= 1,66 + 3,67

= 5,33 m

x = 0,15 d

= 0,15 (1,06)

= 0,16 m

Gambar 2 : Rancangan Dimensi Saluran


(Sumber. Pengolahan Data Pribadi)

57
Lampiran 16. Perhitungan Pengembangan Volume (Swell) Dan Penyusutan
Volume (Shrinkage)

Volume Disposal = 1.500.000 BCM

Volume gembur = BCM x factor konveksi (tanah asli ke loose)

= 1.500.000 x 1.25

= 1.875.000 LCM

Volume compact = LCM x factor konveksi (tanah loose ke compact)

= 1.875.000 LCM,x 0.63 = 1.350.000 CCM

Perhitungan Swell Factor (SF)

𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
SF = %
𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

1,500.000
SF = %
1.875.000

SF = 0,8 %

Perhitungan % Swell

𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 − 𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒


%swell = 𝑥 100%
𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

1.875.000 − 1.500.000
%swell = x 100%
1.500.000

375.000
%swell = x 100%
1.500.000

%swell = 0,25 x 100%

%swell = 25%

Perhitungan % Shrinkage

𝐵𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 − 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑎𝑐𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒


% 𝑠ℎ𝑟𝑖𝑛𝑘𝑎𝑔𝑒 = 𝑥100%
𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

1.500.000 − 1.350.000
% 𝑠ℎ𝑟𝑖𝑛𝑘𝑎𝑔𝑒 = 𝑥100%
1.500.000

% 𝑠ℎ𝑟𝑖𝑛𝑘𝑎𝑔𝑒 = 0,1 𝑥 100%

% 𝑠ℎ𝑟𝑖𝑛𝑘𝑎𝑔𝑒 = 10%

58
Lampiran 17. Umur Disposal

Volume 𝑜𝑣𝑒𝑟𝑏𝑢𝑟𝑑𝑒𝑛
𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 =
Target Produksi Perbulan

1.500.000 Bcm
𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = = 15 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 Atau 1,3 Tahun.
100.000 Bcm

59
Lampiran 18. Perhitungan Volume OB Triwulan I – Triwulan IV

Tabel 8. Perhitungan Volume OB Triwulan I


Perhitungan Section Luas Penampang (m2) Jarak (m) Volume OB
A - A' 747.27
1 100 40355.5
B - B' 59.84
B - B' 59.84
2 100 82108
C - C' 1582.32
C - C' 1582.32
3 100 127179.5
D - D' 961.27
D - D' 961.27
4 100 128915
E - E' 1617.03
Total Keseluruhan Overburden 378558

Tabel 9. Perhitungan Volume OB Triwulan II


Perhitungan Section Luas Penampang (m2) Jarak (m) Volume OB
A - A' 2791.39
1 100 236581.5
B - B' 1940.24
B - B' 1940.24
2 100 203508.5
C - C' 2129.93
C - C' 2129.93
3 100 184862.5
D - D' 1567.32
D - D' 1567.32
4 100 159217.5
E - E' 1617.03
Total Keseluruhan Overburden 784170

Tabel 10. Perhitungan Volume OB Triwulan III


Perhitungan Section Luas Penampang (m2) Jarak (m) Volume OB
A - A' 4541.31
1 100 413535.5
B - B' 3729.4
B - B' 3729.4
2 100 342036.5
C - C' 3111.33
C - C' 3111.33
3 100 246602
D - D' 1820.71
D - D' 1820.71
4 100 171887
E - E' 1617.03
Total Keseluruhan Overburden 1174061

Tabel 11. Perhitungan Volume OB Triwulan IV


Perhitungan Section Luas Penampang (m2) Jarak (m) Volume OB
A - A' 6238.13
1 100 570767
B - B' 5177.21
2 B - B' 5177.21 100 485341.5

60
C - C' 4529.62
C - C' 4529.62
3 100 362688
D - D' 2724.14
D - D' 2724.14
4 100 217058.5
E - E' 1617.03
Total Keseluruhan Overburden 1635855

61

You might also like