Professional Documents
Culture Documents
Uas Manajemen Biaya 120113487
Uas Manajemen Biaya 120113487
NIM : 120113487
Kelas : Manajemen F
Soal :
1. Harga pokok standar merupakan harga pokok produksi suatu unit/kelompok selama periode tertentu
yang ditentukan di muka, Jelaskan tentang metode biaya standar dan bila ada selisih serta bagaimana
pencatatannya .
2. Buatlah Resume materi yang terkait dengan biaya prduk bersama dan produk sampingan serta
bagaimana pencatatannya
3. business plan adalah suatu dokumen tertulis, dibuat untuk memproyeksikan keseluruhan informasi
mengenai bisnis yang dijalankan yang biasanya berisi strategi pemasaran dan penjualan bisnis secara
detail, income dan outcome dari bisnis tersebut, kondisi keuangan, dan informasi lainnya, Susunlah
sebuah bisnis plan dan uraikan kebutuhan/anggaran biaya sesuai dengan jenis usahanya
4. Tujuan review jurnal dilakukan untuk mengetahui kualitas artikel yang dipublikasikan serta
memberikan gambaran, ulasan, dan rangkuman agar bisa lebih mudah memahami dan didapatkan
pokok-pokok yang disajikan dalam jurnal ilmiah tersebut, untuk itu agar mereview salah satu artikel
dengan topik manajemen biaya
5. PT Gemilang memproduksi tiga produk utama yang terdiri dari produk A,B dan dua produk sampingan
yaitu produk X,Y. Semua produk semulanya diproduksi secara bersama, kemudian diproses lebih lanjut
untuk menghasilkan produk yang disesuaikan dengan kriteria produk yang diinginkan. Biaya yang
dikeluarkan dalam proses bersama terdiri dari : bahan baku sebesar Rp 60.500.000, tenaga kerja
langsung sebesar Rp 53.300.000, dan biaya overhead pabrik sebesar Rp 38.150.00. Dalam
mengalokasikan biaya Bersama perusahaan menggunakan metode harga jual hipotesis. Berikut data
yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan produk :
Produk Unit Produksi Unit Terjual Harga Jual Biaya Proses lanjutan
Diminta :
1. Alokasikan Joint Cost produk utama dan produk sampingan dengan menggunakan metode reversal.
2. Hitunglah alokasi Joint Cost, biaya produksi dan harga pokok produksi masing- masing produk.
Jawaban :
1. Biaya standar adalah biaya yang dipakai sebagai tolak ukur pengendalian. Pengendalian biaya
memerlukan standar sebagai dasar yang dipakai sebagai tolak ukur pengendalian.
Contoh :
PT AJP menggunakan system biaya standar. Biaya bahan baku standar perunit produk ditentukan
sebesar 100.000 kg @ Rp 500. biaya bahan baku sesungguhnya untuk memproduksi dalam bulan Januari
19×1 adalah sebanyak 90.000 kg @ Rp 550.
Contoh :
Contoh
Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar :
2. Produk bersama adalah produk yang dihasilkan secara bersamaan dengan produk lainnya
dengan mengolah satu bahan baku. Produk-produk bersama biasanya memiliki ciri fisik yang
masih serupa dan dijual dalam harga yang tidak terlalu berbeda. dan dikelompokkan menjadi 2
jenis produk
1. produk utama
Produk utama dihasilkan berdasarkan dari tujuan utama atau pokok operasi perusahaan.
Umumnya kuantitas dan nilainya relatif lebih besar.
2. produk sampingan
sekunder yang berasal dari suatu proses produksi tetapi produk tersebut nilai atau kuantitasnya
lebih rendah dibandingkan dengan produk lain.
karakteristik produk bersama dan sampingan
- Produk bersama memiliki beberapa karakteristik berikut ini:
a. Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan produksi.
b. Dengan mengolah produk bersama, produsen tidak dapat menghindarkan diri untuk
menghasilkan semua jenis produk bersama, jika ingin memproduksi salah satu diantara prduk
bersama tersebut.
c. Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif sama
antara satu dengan yang lainnya.
d. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksi. Apabila
terjadi peningkatan kualitas untuk satu unit jenis produk yang dihasilkan, maka kualitas yang lain
akan bertambah secara proporsional.
e. Dalam produk bersama dikenal istilah Split-Off Point adalah saat dimana produk-produk
tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara individual.
f. Setelah Split-Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara langsung) dan
dapat juga dijual setelah pisah (setelah proses lebih lanjut) untuk mendapatkan produk yang
lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproses produk lebih lanjut disebut
biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah (severable cost)
Produk sampingan memiliki beberapa karakteristik berikut ini:
a. Produksi sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa memerlukan
pengolahan lebih lanjut.
b. Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah terpisah dari
produk utama.
c. Harga jual produk sampingan relatif lebih rendah apabila dibandingkan dengan produk utama
yang dihasilkan pada saat yang sama.
Pencatatan
• Metode Produk Bersama
1. Metode Nilai Jual Relatif
2. Metode Satuan Fisik
3. Metode Rata-Rata Biaya per Satuan
4. Metode Rata-Rata Tertimbang
• Metode Produk Sampingan
1. Metode-Metode Tanpa Harga Pokok
2. Metode Nilai Pasar atau Reversal Cost Method
3. Metode Harga Pokok
3. Nasi lemak merupakan salah satu kuliner nasi yang sangat popular di Indonesia, tampilan nasi
lemak memang tidak jauh berbeda dari nasi uduk. Hanya saja letak perbedaannya yakni nasi
lemak menggunakan tambahan daun pandan, batang serai, serta kayu manis yang menjadikan
aromanya lebih berbeda.
Peluang untuk bisnis nasi lemak terbilang sangat bagus dan sangat cerah.Bisnis nasi lemak
menjadi suatu pilihan bisnis kuliner nasi khas melayu yang menjanjikan hingga banyak orang
yang tertarik menekuni bisnis tersebut.Peluang usaha kuliner nasi khas melayu yakni nasi lemak
- Bahan baku bisnis nasi lemak
Dalam menjalankan bisnis nasi lemak memerlukan bahan baku untuk pembuatannya. Untuk
membuat nasi lemak yang nikmat membutuhkan bahan baku yakni beras, kelapa, daun pandan,
garam, cabe giling, bawang putih, ikan bilis, bawang merah, asam jawa, penyedap, gula, minyak
goreng, daging ayam, kacang tanah, mentimun, cabai dan lainnya. Untuk mencari bahan bakun
asi lemak bisa dijumpai di toko, pasar atau supermarket terdekat.
- Peralatan bisnis nasi lemak
Dalam bisnis nasi lemak membutuhkan beberapa peralatan penting kompor dan tabung gas,
meja, kursi, gerobak jualan, mesin giling bumbu, panci, wajan, pisau, spatula, mesin pemarut
kelapa, sendok sayur, piring, sendok, garbu, serbet, nampan, baskom, timba, spanduk, mesin
rice cooker, dan peralatan lainnya.
- Lokasi strategis dalam berjualan nasi lemak
Dalam berjualan nasi lemak, Anda bisa menentukan pilihan lokasi yang tepat, strategis dan
ramai. Bisnis nasi lemak dapat membuka gerai atau warung di tengah kota, dekat sekolah, pasar,
dekat rumah sakit, pusat perbelanjaan, pinggiran jalan raya, taman kota, sekitar kampus dan
lainnya.
- Harga jual nasi lemak
Patokan harga untuk nasi lemak dapat Anda buat dalam hitungan per porsi dimana harga mulai
Rp 18.000 hingga Rp 25.000.
Strategi promosi bisnis nasi lemak
Pemasaran bisnis nasi lemak bisa dilakukan dengan membuat nasi lemak yang enak dan
berbeda. Selain itu dapat memanfaatkan promosi kuliner nasi khas melayu melalui media sosial
baik we chat,bbm, faceboook, path, whats upp, instagram juga situs jual beli online dan lainnya.
Juga dapat pula menjalankan strategi pemasaran nasi lemak lewat menyebarkan berbagai
brosur.
- Keuntungan dalam menjalankan bisnis nasi lemak
Keuntungan bila Anda memilih terjun dalam peluang usaha nasi lemakini yakni merupakan
kuliner nasi khas melayu yang digandrungi banyak orang.
- Kekurangan bisnis nasi lemak
Segi kekurangan bisnis nasi lemak ialah nasi lemak memiliki tingkat persaingan yang tinggi dan
ketat.Sehingga dalam berjualan nasi lemak dapat diminimalisir dengan membuat nasi lemak
berbeda dan unik dalam memenangkan persaingan.
Total Biaya Tetap Rp. 1.484.712
Total Biaya Variabel Rp. 19.057.500
Total Biaya Operasional
Biaya tetap + biaya variabel = Rp. 20.542.212
Pendapatan per Bulan
43 porsi x Rp. 18.000 = Rp. 774.000
Rp. 774.000 x 30 hr = Rp. 23.220.000
Keuntungan per Bulan
Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
Rp. 23.220.000 – 20.542.212 = Rp. 2.677.788
Penyelesaian
produk Unit Harga Nilain BPL HJH AJC Biaya HP/U
produk jual jual produksi
A 40.000 Rp Rp Rp39.000.000 Rp Rp Rp Rp
4400 176.000 136.000 78.000 117.500 2937,5
B 25.000 Rp Rp Rp26.500.000 Rp Rp Rp Rp
4000 100.000 73.500 42.000 68.500 2.740
Total 65.000 Rp Rp Rp Rp
66.000.000 210.000 120.000 186.000
3.Penyelesaian
Biaya produksi dan harga pokok per unit produk sampingan(dalam ribuan)
produk Unit produk AJC BPL Biaya produksi HP/U
X 15.000 Rp 13.950 Rp 10.440 Rp 24.390 Rp 1.626
Y 20.000 Rp 18.000 Rp 15.000 Rp 33.000 Rp 1.650
Total 35.000 Rp 31.950 Rp 25.440 Rp 57.390
Catatan :
AJC =diammbil dr data penyelesaian 1
HP/U=biaya produksi/unit
X=24.390.000/15.000=Rp 1.626
Y=33.000.000/20.000=Rp 1.650
4.Nilai persediaan akhir masing-masing produk
Produk Unit HP/U Nilai persediaan akhir
A 5000 Rp 2.937,5 Rp 14.687.500
B 3000 Rp 2.740 Rp 8.220.000
X 1000 Rp 1.626 Rp 1.626.000
Y 500 Rp 1.650 Rp 825.000
Total 9.500 Rp 25.358.500
Catatan persediaan akhir=Unit produk-Unit terjual
5.Laporan laba/rugi dengan asumsi bahwa penjualan produk sampingan dianggep sebagai
penambah pendapatan lain-lain:
Penjualan :
A =35.000x Rp 4.400 =Rp 154.000.000
B =22.500x Rp 4.000 =Rp 90.000.000+
Rp 244.000.000
Harga Pokok Penjualan:
A=35.000x2.937,5= Rp 102.812.500
B=22.500x 2.740= Rp 61.650.000+
Rp 164.462.500-
Laba kotor Rp 79.537.500
Biaya operasi:
Biaya penjualan produk utama Rp 21.000.000
Biaya administrasi produk Rp 14.000.000+
Rp 35.000.000-
Laba operasi Rp 44.537.500
Pendapatan lain-lain:
Pendpatan bersih prduk sampingan Rp 22.851.000-
Laba bersih Rp 21.686.500