Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Mooc PPPK 2023 Eny
Jurnal Mooc PPPK 2023 Eny
Pd
NIP : 198409062022212004
UNIT KERJA : SMPN 3 TANGGUL
INSTANSI : DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBER
AGENDA 1 : MODUL 2
ANALISIS ISU KONTEMPORER
Perubahan lingkungan strategi
s
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017) ada empat level lingkungan strategis yang
dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni:
individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society),
dan Dunia (Global).
1. Modal intelektual
2. Modal emosional
3. Modal sosial
4. Modal ketabahan
5. Modal moral
6. Modal kesehatan
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik,
mental, maupun social dalam menghadapi siyuasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan
sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasimoleh
kecintaan terhadap NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Seorang ASN sepanjang menjalankan tugas jabatannya dimungkinkan akan bersinggungan dengan banyak
permasalahan atau stressor yang akan memberi perasaan tidak enak atau tertekan baik fisik ataupun mental yang
mengancam, mengganggu, membebani, atau membahayakan keselamatan, kepentingan, keinginan, atau
kesejahteraan hidupnya.
Komponen penting dalam kesiapsiagaan jasmani, yaitu kesegaran jasmani dasar yang harus dimiliki untuk dapat
melakukan suatu pekerjaan tertentu baik ringan atau berat secara fisik dengan baik dengan menghindari efek
cedera dan atau mengalami kelelahan yang berlebihan.
Kesiapsiagaan jasmani perlu selalu dijaga dan dipelihara, karena manfaat yang didapatkan dengan kemampuan
fisik atau jasmaniah yang baik maka kemampuan psikis yang baik juga akan secara otomatis dapat diperoleh.
Berdasarkan istilah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki kesiapsiagaan jasmani yang baik
sebagai upaya menjaga kebugaran PNS, maka disaat yang sama Anda akan memperoleh kebugaran mental atau
kesiap siagaan mental, atau dapat dikatakan sehat Jasmani dan Rohani.
AGENDA 2 : MODUL 1
1. BERORIENTASI PELAYANAN
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dalam batasan pengertian tersebut, jelas bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah satu dari
penyelenggara pelayanan 12 publik, yang kemudian dikuatkan kembali dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (UU ASN), yang menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan
publik.
Penyelenggaraan pelayanan publik di mana masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar
biaya untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan, harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai
persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi.
Efektif dan Efisien Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan- tujuan yang hendak
dicapainya (untuk melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuan- tujuan strategis negara dalam jangka
panjang) dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah.
Aksesibel Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara
yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang
ditemukan, dan lain-lain) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa BERORIENTASI PELAYANAN adalah Keinginan
memberikan pelayanan prima demi kepuasan Masyarakat.
Berorientasi Pelayanan sebagai nilai dan menjadi dasar pembentukan budaya pelayanan tentu tidak akan dengan
mudah dapat dilaksanakan tanpa dilandasi oleh perubahan pola pikir ASN, didukung dengan semangat
penyederhanaan birokrasi yang bermakna penyederhanaan sistem, penyederhanaan proses bisnis dan juga
transformasi menuju pelayanan berbasis digital.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu
1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,
2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan
3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.
Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:
a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; 30
b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk
memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
Dalam pelayanan public kunci utamanya adalah:
1. Responsivitas
2. Kualitas
3. Kepuasan
Tujuan utama dari Nilai Dasar ASN adalah …
a. Menjadi dasar pembentukan peraturan internal tentang kewajiban masuk kerja
b. Menjadi pedoman perilaku bagi para ASN dan menciptakan budaya kerja yang mendukung tercapainya
kinerja terbaik
c. Menjadi pertimbangan pimpinan unit kerja dalam menentukan rekanan dalam proyek strategis d. Menjadi
instrumen pengukuran kinerja ASN oleh masyarakat
d. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
AGENDA 2 : Modul 2
1. AKUNTABEL
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan
tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza
dan Zonke, 2017).
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
• Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
• Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
• Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Pentingnya Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi
sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Agenda 2 : Modul 3
KOMPETEN
Seorang ASN untuk mencapai kompetensi harus terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
ASN yang kompeten mampu memberikan kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, learning agility dan ahli
dibidangnya.
Agenda 2 : Modul 4
HARMONIS
Harmonis adalah saling peduli dan menghargai perbedaan.
Pentingnya Suasana Harmonis
Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi
yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas
layanan kepada pelanggan.
Dasar-dasar penegakan nilai Etika ASN :
Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan.
Etika ASN sebagai Individu, dalam Organisasi, dan Masyarakat
Perubahan Mindset •
a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
b. Kedua, merubah dari ‟wewenang‟ menjadi ‟peranan‟;
c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus dipertanggung jawabkan bukan
hanya di dunia tapi juga di akhirat.
Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan:
Toleransi , Empati, Keterbukaan terhadap perbedaan
Upaya Mewujudkan Suasana Harmonis
Peran ASN Harmonis
Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam artian tidak
memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil, berarti PNS dalam melaksanakna
tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan.
PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, dengan tidak membuat
kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut.
PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong baik kepada
pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan
PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.
Agenda 2 : Modul 5
LOYAL
Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu core values yang harus dimiliki dan
diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN dikarenakan oleh faktor penyebab internal dan eksternal.
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita
organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
LOYAL adalah berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara memiliki komitmen, kontribusi,
nasionalisme dan pengabdian.
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya,
antara lain:
Taat pada Peraturan.
Bekerja dengan Integritas
Tanggung Jawab pada Organisasi
Kemauan untuk Bekerja Sama.
Rasa Memiliki yang Tinggi
Hubungan Antar Pribadi
Kesukaan Terhadap Pekerjaan
Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
Menjadi teladan bagi Pegawai lain
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN
harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
Menjaga rahasia jabatan dan negara Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk
mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi,
kontribusi, nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”.
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap organisasi,
hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
o Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
o Meningkatkan Kesejahteraan
o Memenuhi Kebutuhan Rohani
o Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
o Melakukan Evaluasi secara Berkala
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri
sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan
sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan
bangsa dan Negara di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui
pemantapan Wawasan Kebangsaan. Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat
dibangun dengan cara terus meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.
Agenda 2 : Modul 6
ADAPTIF
ADAPTIF adalah terus berinovasi dan antusias serta proaktif dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan.
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya memiliki
kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri
individu maupun organisasi.
Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi,
tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya.
Budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN
sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan – baik individu maupun
organisasi – dalam situasi apa pun.
Grindle menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana pengembangan kapasitas pemerintah adaptif
dengan indicator-indikator sebagai berikut:
(a) Pengembangan sumber daya manusia adaptif;
(b) Penguatan organisasi adaptif dan
(c) Pembaharuan institusional adaptif.
Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat organisasi kuat dan imajinatif:
kecerdasan organisasi, sumber daya, desain, adaptasi, dan budaya (atau sisu, kata Finlandia yang menunjukkan
keuletan.
Panduan perilaku ASN agar busa adaptif:
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2. Terus berinovasi mengembangkan kreatifitas
3. Bertindak positif
Agenda 2 : Modul 7
KOLABORATIF
Berkaitan dengan definisi KOLABORATIF adalah membangun kerjasama yang sinergis untuk hasil yang lebih
baik.
Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik Sebuah pendekatan
pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling
menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya.
Tahapan Dalam Melakukan Assessment Terhadap Tata Kelola Kolaborasi
Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
Merencanakan aksi kolaborasi; dan
Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi
Proses yang harus dilalui dalam menjalankan kolaborasi adalah :
1) Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
2) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership dalam proses; serta
keterbukaan terkait keuntungan bersama;
4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait permasalahan, serta
mengidentifikasi nilai bersama; dan
5) Menetapkan outcome antara.
AGENDA 3 :
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAN NKRI
1. SMART ASN
2. MANAGEMENT ASN
MODUL 1
SMART ASN
SMART ASN adalah aparatur yang memiliki profil nasionalisme, integritas, wawasan global, hospitality,
networking, teknologi informasi, bahasa asing dan enterpreunership yang berperan sebagai digital leader yang
mendukung transformasi birokrasi di Indonesia.
Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan, yaitu:
a) Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
b) Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektorsektor strategis, baik di pemerintahan, layanan
publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor
penyiaran.
c) Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
d) Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
e) Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital
dilakukan secepat-cepatnya.
LITERAI DIGITAL merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital,
seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.
Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu:
a. kecakapan digital,
b. budaya digital,
c. etika digital
d. dan keamanan digital.
Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan kecakapan dalam bermedia
digital.
Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan
sehari-hari.
Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan
sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-
hari. Sementara itu, kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami,
dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-
hari.
Agenda 3 : Modul 2
MANAJEMEN ASN
Manajemen adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang Profesional, Memiliki Nilai
Dasar, Etika Profesi, Bebas dari Intervensi Politik, Bersih dari praktik KKN.
Kedudukan ASN berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 adalah PNS dan PPPK
PNS dan PPPK merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki
nomor induk pegawai secara nasional warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan sesuai
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan perundang- undangan
Fungsi dan Tugas ASN
Pelaksana Kebijakan Publik,Pelayan Publik, Perekat dan Pemersatu Bangsa
“Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan” “Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas” “Mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia”
Kewajiban ASN meliputi :
setia dan taat pada Pancasila, UUD‟45, NKRI
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
Melaksanakan Tugas Kedinasan dengan Penuh Pengabdian, Kejujuran, Kesadaran, dan Tanggung Jawab
Menunjukkan Integritas dan Keteladanan Dalam Sikap, Perilaku, Ucapan Dan Tindakan Kepada Setiap
Orang, Baik di Dalam Maupun di Luar Kedinasan
Menyimpan Rahasia Jabatan Dan Hanya Dapat Mengemukakan Rahasia Jabatan Sesuai Dengan
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
Bersedia Ditempatkan Di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Kode Etik dan Kode
Prilaku ASN
melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi
melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat
atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
Memberika informas secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi
terkait kepentingan kedinasanMemberika informas secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
SISTEM MERIT
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan
memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat
dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan
kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepada masyarakat maupun jaminan
obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan
berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit
yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi
pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang
tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi
untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan.
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
perlindungan.
Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan
tidak kehilangan status sebagai PNS. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN
Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi
dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan
Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar Instansi
Pemerintah. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari
keberatan dan banding administrative.