You are on page 1of 13

Mengapa

PJ Kost penting:
- tugas amar makruf nahi munkar
- kebangkitan masyarakat
- iman, mahabbah, dan kecintaan bertugas
Isyarat Qur'ani

• ٍ‫س ِب ُحٍ لَهُۥ فِي َها ِبٱ ۡلغُدُ ِو‬ ۡ ‫ٱّلل أَن ت ُ ۡرف َ ٍَع َوي ُ ۡذكَ ٍَر فٍِي َها‬
َ ُ ‫ٱس ُمهُۥ ي‬ ٍَُ ٍَ‫فِي بُيُوتٍ أَذِن‬
ٍِ ‫ص‬
‫ال‬ َ ٓ ‫َو ۡٱۡل‬
• Artinya: Di rumah-rumah yang diberi izin oleh
Allah‫ ﷻ‬buat ditinggikan dan disebut nama-
Nya. Yaitu rumah-rumah yang disucikan
nama-Nya di dalamnya, baik pagi atau petang.
(QS Nur:36)
• Rasulullah memulainya dengan Darul Arqam
• Imam Ghazali, Imam Rabbani, Al Ustaz Said
Nursi melanjutkan langkah yang sama
Karakter Rumah Cahaya

• Di sanalah tempat dimana kekosongan jiwa yang bisa


muncul karena sisi manusiawi mereka diisi.
• Ia adalah tempat suci, dimana rencana dan proyek
(kemanusiaan) diciptakan;
• tempat dimana tegangan metafisik terus-menerus
dialirkan;
• tempat matangnya sosok-sosok beriman sekuat baja,
berjiwa kokoh, dimana Ustadz menjelaskan mereka
yang matang tersebut dengan kalimat: “mereka yang
berhasil merengkuh iman yang hakiki, akan sanggup
membaca semua kebutuhan dunia.”
Mengapa ada
PJ Kost?
• ٍ‫ان ثَالَثَةٍ فِي َسفَرٍ فَلْي ُ َؤ ِم ُروا أَ َح َدهُ ْم‬
ٍَ ‫إِذَا َك‬

• “Jika ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka


mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi
pemimpinnya.” (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah).

• ٍَ ‫ت ِر َسالٍَتَه ُۥ ٍۖ َو‬
ُ ‫ٱّلل‬ ٍَ ْ‫ل فَ َما بَلَغ‬ٍْ َ‫ْك ِمن َربِ َكٍ ٍۖ َوإِن لَ ٍْم تَفْع‬ ِ ُ ‫ل بَ ِل ٍْغ َمٍا ٓ أ‬
ٍَ ‫نز َلٍ إِلَي‬ َ ‫ٓيَأَيُّ َها‬
ٍُ ‫ٱلرسُو‬
َ ‫ل يَ ْه ِدى ٱلْقَ ْو ٍَم ٱلْ ٍَك ِف ِر‬
ٍ‫ين‬ ٍَ ‫ٱّلل‬
ٍََ ‫ن‬ ٍَ ‫اس ٍۖ ِإ‬ ٍ ِ َ‫ن ٱلن‬ٍَ ‫ك ِم‬
ٍَ ‫ص ُم‬
ِ ْ‫يَع‬
• Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan
(apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu
dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
Sebuah Tugas Wajib yang Urgensinya
di atas Kewajiban lainnya
• Demi menjalankan tugas ini dalam bentuk yang tersistem dan untuk merangkul semua
masyarakat, sejak masa diutusnya Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam telah
digunakan berbagai macam wasilah:

- beragam khotbah dan ceramah diberikan;

- lingkar-lingkar studi dibentuk untuk menyelenggarakan kajian;


- Langkah yang kita pilih adalah mengumpulkan anak-anak muda dalam satu komunitas
kebajikan

• Kegiatan-kegiatan ini terus berlanjut hingga saat ini dengan beragam pola dan aksen
khas yang berasal dari kultur dan tradisi lokal. Bentuk terbaik dari tugas ini, yang paling
hidup, paling berkesan, dan paling besar pengaruhnya termanifestasi dalam majelis-
majelis zikir dan sufi.

• Mayoritas tokoh yang menunaikan tugas ini menyampaikan pesan-pesannya kepada


bangsa dan negara melalui suara hati mereka. Mereka berusaha meyakinkan kalbu
setiap orang melalui sentuhan nurani yang melampaui logika; melalui lisan latifah
rabbaniyah, sir, dan mungkin juga dengan tutur khafi dan akhfa mereka memasuki jiwa
kawan bicaranya sembari mengisinya dengan banyak hal baik seperti asma dan juga
sifat-sifat Ilahi. Dengan demikian mereka telah membuat hati kawan bicaranya
senantiasa hidup.
Sebuah Tugas Wajib
yang Urgensinya di atas Kewajiban lainnya

• Oleh karena amar bil ma’ruf nahyi anil munkar merupakan salah
satu kaidah penting yang membantu kehidupan agama tetap
berdiri tegak, di waktu ia diabaikan maka kehidupan agama mulai
meredup dan bangsa pun mengasingkan diri dari nilai-nilai
agama.
• Pada periode-periode tertentu pintu-pintu masjid terkunci;
• sedangkan di periode-periode yang lain, meski tidak terkunci,
tetapi masjid kehilangan fungsinya; khotbah dan ceramah
dicemari berita-berita aktual; mimbar-mimbar masjid direndahkan
reputasi dan pengaruhnya.
• Seolah-olah kaidah penting ini dibungkus di suatu tempat seraya
dikatakan “kamu diam dulu di sini”
Sebuah Tugas Wajib yang Urgensinya
di atas Kewajiban lainnya

• Ketika kita melihat periode kemarau dari sisi perasaan dan


pemikiran beragama, meski kita memandang dari sisi pengamalan
amar bil ma’ruf nahyi anil munkar kita pada hari ini berada dalam
kondisi yang lebih baik, tetapi sebuah kenyataan bahwa apa yang
kita capai masih jauh sekali bila dibandingkan dengan praktiknya
pada masa-masa kebahagiaan (periode kehidupan Rasulullah) dan
masa awal Usmani.

• Oleh karena tugas ini banyak diabaikan pada abad ini, Bediuzzaman
Said Nursi dalam cahaya kesepuluh menyebut hukum
melaksanakan tugas ini adalah farz der farz atau kewajiban di atas
kewajiban.

• Oleh karena itu, di masa ini tugas amar bil makruf nahyi anil
munkar berada di pundak kita masing-masing. Dalam usaha untuk
mengembalikan kebangkitan kita, ia adalah kaidah yang tidak bisa
digantikan dengan hal lain
Ia adalah tugas suci
• Pada hari ini terdapat banyak PR yang harus dilakukan demi meraih rida Allah

• Betapa urgennya perkara ini, ia setara dengan 1000x penakhlukkan Istanbul

• Ia lebih utama daripada meraih derajat ghauts dan qutbiyyah

• Tugas PJ Kost: memperkenalkan Rasulullah, memperdengarkan keagungan


Rasulullah kepada jiwa-jiwa yang membutuhkannya
• Mari kita tinggalkan klaim-klaim kosong demi fokus untuk menunaikan tugas ini

• Mari kita mencari jalan untuk memperkenalkan agama ini dengan cara yang benar

• Mari kita berpusing-pusing memikirkan bagaimana cara memperkenalkan hakikat


tanpa tanding yang telah dianugerahkan Allah kepada kita ini ke seluruh dunia,
baik kepada anak-anak ataupun remaja, pria maupun wanita
• Untuk itu, PR terpenting bagi kaum muslimin adalah bagaimana kita
membangkitkan semangat berislam sekali lagi

• Bukankah mereka yang tidak menyukai tugas ini adalah orang-orang yang hanya
memikirkan kepentingan pribadinya belaka..?

• https://www.herkul.org/kirik-testi/mukaddes-vazife-2/
Kebangkitan
Masyarakat
• Al Ustaz Said Nursi memberi resep sebagai berikut:
"Kehidupan yang diliputi oleh kehidupan agama selain
pelita ia adalah prinsip. Kebangkitan bangsa ini hanya
bisa diraih dengan membangkitkan kehidupan
beragama."
• Artinya, kebangkitan kita hanya dapat terwujud dengan
jalan membangkitkan kehidupan beragama.

• Ia tidak dapat diraih dengan sekedar menuliskan kisah-


kisah kepahlawanan. Ia bisa diraih dengan terlibat secara
langsung di tengah masyarakat, mengecek
denyut nadinya. Persis seperti merawat kehidupan
seorang anak, ia dimulai dengan menatihnya berjalan di
atas kakinya sendiri, kemudian mengajarkannya adab-
adab kehidupan sesuai periodisasi waktunya. Langkah
tersebut kemudian ditutup menantinya tumbuh dewasa
dengan kesabaran aktif.

• https://fgulen.com/tr/eserleri/kirik-testi-1/milletimizin-
ihyasi
Derajat Keimanan Seorang
Manusia Terukur dari Cinta dan
Sayangnya kepada Sesama
• Terdapat kasih sayang hakiki dan kasih sayang nisbi. Kasih sayang
hakiki terdapat pada orang-orang yang berbagi visi misi hidup yang
sama. Sebagaimana disampaikan oleh Rumi: "Mereka yang bisa
saling memahami bukanlah mereka yang berbicara dengan bahasa
yang sama, melainkan mereka yang berbagi visi misi yang sama!"
• Terdapat level-level dalam membangun hubungan dan kasih sayang
• Kepada mereka yang berada pada level pemahaman
tertentu mendapat sekian persen kadar kasih sayang, kepada
mereka yang berada di saf pertama visi misi ini mendapat sekian
persen kadar kasih sayang, demikian seterusnya untuk mereka yang
berada di saf kedua, saf ketiga, dst....
• Masing-masing mereka akan mendapat kasih sayang. Namun, untuk
sebagian orang akan mendapat kasih sayang hakiki, sedangkan
untuk sebagian yang lain akan mendapat kasih sayang nisbi. Yang
tak boleh terlewat, masing-masing mereka harus dijaga komunikasi
dan dinaikkan tingkat hubungannya dengan kita
Derajat Keimanan Seorang
Manusia Terukur dari Cinta dan
Sayangnya kepada Sesama
• Kadar iman seorang manusia selaras dengan kadar cinta dan kasih
sayangnya kepada sesama. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa
sebenarnya iman paralel dengan kasih sayang. Insan yang memelihara
kebencian dan permusuhan lebih-lebih mereka yang tidak menyukai
orang yang beriman maka sekadar itu pula level keimanannya. Untuk itu,
kita memandang orang-orang beriman dengan kriteria ‫ْن‬ َ ٍُ‫ُحسْن‬
ٍْ ‫الظ ِنٍ ِم‬
ٍِ ‫ن ُحس‬
ٍِ‫“ الْ ِعبَا َدة‬Husnuzan, berprasangka baik adalah bagian dari ibadah yang baik.!”
(Musnad Ahmad; 9969)

• Untuk itu, barangkali kita bakal beberapa kali keliru memahami situasi

• Bagaimanapun, iman dan mahabah bagaikan saudara kembar. Mereka


terkadang saling membutuhkan. Terkadang mereka muncul sebagai
sebab akibat. Beriman karena kasih sayang. Kasih sayang karena
beriman.
Kecintaan dalam Mengemban
Tugas, Khususnya Tugas PJ Kost
• Husrev Hoja, salah satu murid Al-Ustaz Said Nursi, tidak pernah memberi
jeda dalam memberi pelajaran. Beliau mengajar kitab "Tavzih"
karya Imam At-Taftazani . Beliau telah memberi ijazah sebanyak 30 kali,
artinya beliau telah mengkhatamkan pengajaran kitab "Tavzih" sebanyak
30 kali. Kitab tersebut adalah karya yang sangat monumental di bidang
ushul. Lalu pada suatu hari beliau jatuh sakit. Pada saat itu, beliau tetap
mengajar meski sambil berbaring di ranjang peristirahatan. Namun,
tangannya tak mampu lagi memegang kitab sehingga kitabnya pun jatuh
dari genggamannya. Akhirnya Husrev Hoja menangis tersedu-sedu dan
berkata: "Ya Rabb, aku kini tak mampu lagi memegang buku!"Meskipun
demikian, beliau tetap berusaha menuntaskan pengajarannya.
• Yasar Tunagur Hoja, Kepala Kemenag Kota Izmir sebelum Hoja Efendi
datang ke Izmir, berkisah: Seperti biasa kami berangkat mengaji di
rumah Husrev Hoja. Kami mengetuk pintu rumahnya. Ketika masuk ke
dalam kami melihat ada air yang sedang dipanaskan di depan pintu. Lalu
ada peti dan papan kayu. Kami lanjut masuk ke dalam. Di dalam seperti
biasa Husrev Hoja mengajar kami membaca kitab. Kami tidak berkata
apa-apa. Setelah selesai dan sebelum berpamitan, kami bertanya:
"Barang-barang ini buat apa, Hocam?" Beliau menjawab: "Bukan apa-
apa. Ini kebetulan putriku yang sedang kuliah kemarin wafat. Air hangat,
peti, dan papannya saya datangkan untuk mempersiapkan jenazahnya!"
Evaluasi kita

• Bunda kita, Sayidah Aisyah sekitar sejam berdiri, mengulang-ulang, dan


menjadikan ayat ini sebagai wirid rutinnya:
• ٍَ‫ّللاٍِ َما لَ ٍْم َي ُكونُوا َي ْحت َ ِسبُون‬
َ ٍَ‫َو َب َدا لَ ُه ٍْم َس ِيئَاتٍُ َما َك َسبُوا َو َحاقٍَ ِب ِه ٍْم َما َكانُوا ِب ٍِه ٍَي ْست َ ْه ِزئُونٍَ * َو َب َدا لَ ُه ْمٍ ِمن‬
• “…Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka
perkirakan. Dan jelaslah bagi mereka kejahatan apa yang telah mereka kerjakan
dan mereka diliputi oleh apa yang dahulu mereka selalu memperolok-olokkannya.
• Padahal Ibunda Sayidah Aisyah telah berada dalam kediaman Rasulullah yang
dipenuhi oleh limpahan wahyu sejak berumur 14-15 tahun. Beliau bahkan tak
melihat dosa dalam mimpinya. Lalu apa yang ditangisi oleh ibunda kita itu? Jika
beliau menangis, maka yang layak kita lakukan tidak hanya menangis, barangkali
berhentinya detak jantung karena saking semangatnya”
• https://www.herkul.org/bamteli/bamteli-iman-muhabbet-ve-vazife-aski/

You might also like