You are on page 1of 15

LEARNING OBJECT (LO) MATERNITAS 1

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Ajar Keperawatan Materitas I

Dosen pengampu : Ibu Tri Nur Jayanti S.Kep., Ners., M.Kep.

Di susun oleh :
Kelompok B
Moch Hisyam Fathurohman 211FK03012
Shafira Rizky A. 211FK03013
Silfina Rahmah 211FK03014
Leni Wulandari 211FK03015
Wine Salaisa 211FK03016
Siti Aisyah 211FK03017
Shinta Fitriana H. 211FK03018
Qurota Ayun 211FK03020
Muhammad Syarif H. 211FK03021
Muhamad Hanif S. 211FK03022

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVESITAS
BHAKTI KENCANA BANDUNG

MEI 2023
Learning Object (LO) :
1. Mengetahui kata-kata medis dlm kasus, definisi, etiologi dari kasus
Kata-kata dalam kasus :

 Perdarahan pervaginam : perdarahan yg terjadi di vagina

 KB IUD : Kontrasepsi Bukan Hormonal dengan bantuan


Intrauterine Device (IUD)

 endometriosis : kondisi di mana jaringan yang mirip dengan


lapisan rahim (endometrium) tumbuh di luar Rahim

 pemeriksaan ginekologis : prosedur medis yang dilakukan oleh


dokter atau profesional kesehatan ginekologi untuk
mengevaluasi kesehatan reproduksi wanita.

 tanda chadwick : Tanda ini dapat mengindikasikan adanya


perubahan vaskularisasi pada organ reproduksi wanita.

 pemeriksaan kuldosentesis : dikenal sebagai paracentesis atau


aspirasi cairan perut, adalah prosedur medis di mana cairan di
dalam rongga perut (kavum peritoneum) diambil melalui tusukan
kecil menggunakan jarum khusus
Definisi :
Kehamilan ektopik adalah implantasi ovum yang telah dibuahi diluar
kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat muncul dengan nyeri
abdomen dengan atau tanpa perdarahan pervaginam. Pada
kelompok pasien tertentu beresiko tinggi, mereka dengan patologi
atau pembedahan tuba sebelumnya, dan mereka dengan alat
kontrasepsi dalam rahim. Kemungkinan kehamilan ektopik harus
dipikirkan pada pasien yang beresiko tinggi, meskipun tanpa gejala
(Harry & Tjokorda, 2012)
Etiologi :
Menurut Sarwono (2014: 476) faktor-faktor yang menyebabkan
kehamilan ektopik diantaranya:
a. Faktor tuba
Adanya peradangan atau infeksi pada tuba menyebabkan lumen
tuba menyempit atau buntu. Kerusakan tersebut menghalangi
sel telur yang telah dibuahi untuk masuk ke rahim sehingga
akhirnya menempel pada tuba fallopi.
b. Faktor abnormalitas dari zigot
Apabila tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar,
maka zigot akan tersendat dalam perjalanan pada saat melalui
tuba, kemudian terhenti dan tumbuh di saluran tuba.
c. Faktor ovarium
Bila ovarium memproduksi ovum dan ditangkap oleh tuba yang
kontralateral, dapat membutuhkan proses khusus atau waktu
yang lebih panjang sehingga kemungkinan terjadinya kehamilan
ektopik lebih besar.
d. Faktor hormonal
Pil KB yang mengandung progesteron dapat mengakibatkan
gerakan tuba melambat. Apabila terjadi pembuahan dapat
menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik. 5. Faktor Risiko
Pilihan alat kontrasepsi yaitu penggunaan kontrasepsi jenis
spiral
2. Mengetahui manifestasi klinis kasus
Manifestasi klinis kehamilan ektopik bervariasi dari bentuk abortus
tuba atau terjadi ruptura tuba. Sering juga dijumpai rasa nyeri dan
gejala hamil muda. Pada pemeriksaan dalam terdapat pembesaran
uterus yang tidak sesuai dengan usia tua kehamilan dan belum
dapat diraba kehamilan pada tuba. Karena tuba dalam keadaan
lembek. 11 Trias gejala klinik kehamilan ektopik;
1) Pendarahan vagina: Ini adalah gejala yang paling umum terjadi
pada kehamilan ektopik. Pendarahan ini mungkin ringan atau
berat, dan dapat muncul sebagai pendarahan yang tidak biasa
antara periode menstruasi atau setelah keterlambatan
menstruasi.
2) Nyeri perut: Wanita dengan kehamilan ektopik sering mengalami
nyeri perut yang dapat bervariasi dari nyeri ringan hingga nyeri
hebat. Nyeri ini biasanya terlokalisasi di satu sisi perut, terutama
di area panggul atau di sekitar daerah saluran tuba falopi.
3) Mual dan muntah: Beberapa wanita dengan kehamilan ektopik
juga dapat mengalami mual dan muntah, mirip dengan gejala
awal kehamilan normal. Namun, mual dan muntah ini dapat
disertai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri perut
4) Perubahan hormon kehamilan: Dalam beberapa kasus, wanita
dengan kehamilan ektopik mungkin juga mengalami gejala yang
biasanya terkait dengan kehamilan normal, seperti peningkatan
ukuran payudara atau perubahan pada siklus menstruasi
3. Memahami patofisiologi kasus
Salah satu fungsi saluran telur yaitu untuk membesarkan hasil
konsepsi (zigot) sebelum turun dalam rahim, tetapi oleh beberapa
sebab terjadi gangguan dari perjalanan hasil konsepsi dan
tersangkut serta tumbuh dalam tuba. Saluran telur bukan tempat
ideal untuk tumbuh kembang hasil konsepsi. Disamping itu
penghancuran pembuluh darah oleh proses proteolitik jonjot koreon
menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Gangguan perjalanan
hasil konsepsi sebagian besar karena infeksi yang menyebabkan
perlekatan saluran telur. Pembuluh darah pecah karena tidak
mempunyai kemampuan berkontraksi maka perdarahan tidak dapat
dihentikan dan tertimbun dalam ruang abdomen. Perdarahan
tersebut menyebabkan perdarahan tuba yang dapat mengalir terus
ke rongga peritoneum dan akhirnya terjadi ruptur, nyeri pelvis yang
hebat dan akan menjalar ke bahu. Ruptur bisa terjadi pada dinding
tuba yaitu darah mengalir antara 2 lapisan dari mesosalping dan
kemudian ke ligamentum latum. Perubahan uterus dapat ditemukan
juga pada endometrium. Pada suatu tempat tertentu pada
endometrium terlihat bahwa sel-sel kelenjar membesar dan
hiperskromatik, sitoplasma menunjukkan vaskularisasi dan batas
antara sel-sel kurang jelas. Perubahan ini disebabkan oleh stimulasi
dengan hormon yang berlebihan yang ditemukan dalam
endometrium yang berubah menjadi desidua. Setelah janin mati
desidua mengalami degenerasi dan dikeluarkan sepotong demi
sepotong. Pelepasan desidua ini disertai dengan perdarahan dan
kejadian ini menerangkan gejala perdarahan pervaginam pada
kehamilan ektopik terganggu (Dewi, 2016: 47-48).
4. Menjelaskan patomekanisme dari tanda dan gejala pada kasus
1) Pendarahan: Ketika implantasi terjadi di luar rahim, jaringan yang
melapisi area tersebut dapat merusak pembuluh darah dan
menyebabkan pendarahan. Pendarahan ini dapat menyebabkan
pendarahan pervaginum atau pendarahan di dalam perut, yang
dapat menjadi salah satu gejala utama kehamilan ektopik.
2) Distensi saluran tuba falopi: Ketika embrio tumbuh di dalam
saluran tuba falopi, saluran tersebut dapat menjadi terdistensi
atau melebar. Hal ini dapat menyebabkan nyeri perut pada sisi
yang terkena.
3) Peradangan dan reaksi jaringan: Implantasi embrio di luar rahim
juga dapat menyebabkan peradangan dan reaksi jaringan di
sekitarnya. Ini dapat menghasilkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan perut.
4) Tekanan pada struktur terdekat: Pertumbuhan embrio di luar
rahim juga dapat memberikan tekanan pada organ dan struktur
di sekitarnya, seperti usus atau kandung kemih. Hal ini dapat
menyebabkan gejala seperti mual, muntah, atau gangguan
buang air kecil.
5) Ruptur: Jika kehamilan ektopik tidak didiagnosis dan diobati
secara tepat waktu, embrio yang berkembang di luar rahim
dapat menyebabkan ruptur atau pecahnya saluran tuba falopi
atau organ lain yang terkena. Hal ini dapat menyebabkan nyeri
perut hebat, perdarahan internal, dan kondisi medis yang
mengancam nyawa.

5. Menjelaskan pengkajian riwayat kesehatan, dan riwayat obstetric


sebelumnya dan saat kasus terjadi

 Riwayat kesehatan sekarang


Pada saat klien masuk rumah sakit , klien mengeluh nyeri hebat
pada bagian nawah pendarahan pervaginam , HPHT menunjukan
aminore sejak 2 minggu lalu , kb iud , dan endometriosis
 Riwayat kesehatan obstetric

 HPHT menunjukan aminore sejak 2 minggu lalu , kb iud , dan


endometriosis Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
G3P3A1

6. Memahami & mampu menjelaskan pemeriksaan fisik sistem tubuh


dan pemeriksaan obstetri (system reproduksi) pada kasus
 Pemeriksaan fisik :
 Keadaan umum : klien tampak pucat
 Kesadaran : composmetis
 Tanda – tanda Vital
- Tekanan darah : 90/70 mmHg
- Nadi : 100x/ menit
- Respirasi : 30x/ menit
- Suhu : 37,5c
 Antropremetri : tidak terkaji
 Kepala
- Wajah : tampak pucat
- Mata : tidak terkaji
- Leher : tidak terkaji
- Dada : tidak terkaji
 Abdomen
Klien nyeri hebat pada perut bagian bawah , nyeri tekan dan
lepas dinding abdomen
 Vulva / vagina
Aminore sejak 2 minggu pendarahan pervaginam , ginekologi
menunjukkan pelunakan serviks , dan tanda chaduik
 Anus : tidak terkaji

 Pemeriksaan penunjang
- B Hcg +
- USG : adanya masa di rongga panggul dan kantung
kehamilan tak tampak di kapungteri dan pemeriksaan
kuldo sentesis
 Riwayat mentruasi
Aminore sejak 2 minggu
 Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
G3P3A1
7. Menjelaskan terapi atau penatalaksaan secara umum pada kasus
1) Pengamatan tunggu (expectant management): Jika kehamilan
ektopik terdeteksi pada tahap awal dan tidak ada gejala yang
parah, dokter mungkin akan memilih untuk melakukan
pengamatan tunggu dengan pemantauan teratur dan tes darah
HCG untuk memastikan bahwa kehamilan ektopik mengalami
resorpsi atau penyerapan secara alami oleh tubuh.
2) Terapi obat: Metotreksat adalah obat yang sering digunakan
untuk mengobati kehamilan ektopik yang tidak pecah atau
mengalami gejala ringan. Metotreksat bekerja dengan
menghambat pertumbuhan sel-sel janin. Terapi obat ini biasanya
memerlukan pemantauan ketat dan pemantauan kadar HCG
dalam darah.
3) Pembedahan: Jika kehamilan ektopik mengalami ruptur, gejala
yang parah, atau lokasi yang tidak memungkinkan untuk terapi
obat, pembedahan mungkin diperlukan. Pembedahan dapat
dilakukan secara laparoskopi (melalui sayatan kecil) atau melalui
laparotomi (sayatan perut besar). Tujuan pembedahan adalah
mengangkat jaringan yang mengandung kehamilan ektopik dan
memperbaiki kerusakan pada organ yang terlibat.
4) Terapi gabungan: Pada beberapa kasus, kombinasi terapi obat
dan pembedahan mungkin diperlukan untuk mengatasi
kehamilan ektopik. Terapi obat dapat diberikan sebelum atau
setelah pembedahan untuk memaksimalkan hasil pengobatan.
8. Membuat asuhan keperawatan pada klien dengan kasus tsb
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Identitas
a. Identitas klien
Nama :-
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : wanita
Diagnose medis :
b. Identitas pennggung jawab
-
II. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri hebat pada perut bagian bawah pendarahan
pervagina

III. Riwayat penyakit sekarang


Pada saat klien masuk rumah sakit , klien mengeluh nyeri hebat
pada bagian nawah pendarahan pervaginam , HPHT menunjukan
aminore sejak 2 minggu lalu , kb iud , dan endometriosis
IV. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengalami abortus 1 kali riwayat kb iud , dan endometriosis
V. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak terkaji
VI. Riwayat obsterti
 Riwayat mentruasi
Aminore sejak 2 minggu
 Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
G3P3A1
VII. Riwayat keluarga berencana
Klien sebelumnya memakai KB IUD
VIII. Aspek psikososial
Tidak terkaji
IX. Pola aktifitas/ kebutuhan dasar khusus
Tidak terkaji
X. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : klien tampak pucat
 Kesadaran : composmetis
 Tanda – tanda Vital
- Tekanan darah : 90/70 mmHg
- Nadi : 100x/ menit
- Respirasi : 30x/ menit
- Suhu : 37,5c
 Antropremetri : tidak terkaji
 Kepala
- Wajah : tampak pucat
- Mata : tidak terkaji
- Leher : tidak terkaji
- Dada : tidak terkaji
 Abdomen
Klien nyeri hebat pada perut bagian bawah , nyeri tekan dan
lepas dinding abdomen
 Vulva / vagina
Aminore sejak 2 minggu pendarahan pervaginam , ginekologi
menunjukkan pelunakan serviks , dan tanda chaduik
 Anus
tidak terkaji
 Pemeriksaan penunjang
- B Hcg +
- USG : adanya masa di rongga panggul dan kantung
kehamilan tak tampak di kapungteri dan pemeriksaan
kuldo sentesis
XI. Data penunjang
 B Hcg +
 USG : adanya masa di rongga panggul dan kantung kehamilan
tak tampak di kapungteri dan pemeriksaan kuldo sentesis
XII. Analisa data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Rupture / Nyeri akut
 Klien mengatakan robekan
nyeri hebat pada pendarahan
bagian perut bawah dalam vagina
DO :
 Nyeri tekan dan lepas
dinding abdomen Nyeri hebat
 Tampak pucat pada seorang
 Pola nafas berubah ibu
30x/ menit
 Pendarahan
pervagina Ketika
 Td : 90/70mmHg plasenta
menempel di
dekat serviks
Menyebabkan
pendarahan

Nyeri akut
2. DS : - Infeksi pada Resiko
DO : area gentalia infeksi
 Pelunakan serviks
 Tanda – tanda Menyebabkan
chadwick pelunakan
 Pendarahan serviks
pervaginam
Perubahan
warna pada
serviks
Chadwick
Lepasan
dinding
abdomen
Resiko infeksi

XIII. Diagnose keperawatan


1. Nyeri akut b.d adanya Ruptur , pendarahan dalam vagina di
tandai dengan ibu mengatakan nyeri dan pola nafas berubah
atau takipneu
2. Resiko infeksi b,d pelunakan serviks chadwuck dan lepas
dinding abdomen
XIV. Nursing care planning
No Diagnosa Intervensi
Keperawatan Tujuan Rencana tindakan Rasional
1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan observasi : Observasi :
adanya Ruptur keperawatan 2x24 jam - Identifikasi lokasi, - Untuk mengetahui
, pendarahan diharapkam Tingkat Nyeri karakteristik, durasi, lokasi,
dalam vagina menurun dengan frekuensi, kualitas, karakteristik,
di tandai Kriteria Hasil : intensitas nyeri durasi, frekuensi,
dengan ibu 1. Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri kualitas, intensitas
mengatakan 2. Meringis menurun - Idenfitikasi respon nyeri
nyeri dan pola 3. Ketegangan otot nyeri non verbal - Untuk mengetahui
nafas berubah menurun - Identifikasi faktor skala nyeri
atau takipneu 4. Tekanan darah membaik yang memperberat - Untuk mengetahui
5. Pola napas membaik dan memperingan respon nyeri non
6. Frekuensi nadi membaik nyeri verbal
SLKI : - Identifikasi - Untuk mengetahui
Tingkat Nyeri (L.08066) pengetahuan dan faktor apa yang
keyakinan tentang memperberat dan
nyeri memperingan nyeri
- Identifikasi pengaruh - Untuk mengetahui
budaya terhadap keyakinan tentang
respon nyeri nyeri
- Identifikasi pengaruh - Agar mengetahui
nyeri pada kualitas pengaruh nyeri
hidup pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan - Agar melihat
terapi komplementer keberhasilan terapi
yang sudah diberikan komplementer
- Monitor efek samping - Untuk mengetahui
penggunaan analgetik efek samping
penggunaan
analgetik
Terapeutik : Terapeutik :
- Berikan Teknik - Agar klien
nonfarmakologis mengetahui cara
untuk mengurangi untuk megurangi
nyeri (mis: TENS, nyeri
hypnosis, akupresur, - Untuk memberikan
terapi music, rasa nyaman pada
biofeedback, terapi klien
pijat, aromaterapi, - Agar tidur klien
Teknik imajinasi nyenyak dan
terbimbing, kompres nyaman
hangat/dingin, terapi - Untuk mengetahui
bermain) jenis nyeri dalam
- Kontrol lingkungan pemilihan strategi
yang memperberat meredakan nyeri
rasa nyeri (mis: suhu Edukasi
ruangan, - Agar klien
pencahayaan, mengetahui
kebisingan) penyebab, periode,
- Fasilitasi istirahat dan dan pemicu nyeri
tidur - Agar klien bisa
- Pertimbangkan jenis mandiri dalam
dan sumber nyeri meredakan nyeri
dalam pemilihan - Agar klien bisa
strategi meredakan mandiri memonitor
nyeri nyeri
- Agar klien
Edukasi : menggunakan
- Jelaskan penyebab, analagesik dengan
periode, dan pemicu tepat
nyeri Kolaborasi
- Jelaskan strategi - Agar klien dapat
meredakan nyeri mengurangi nyeri
- Anjurkan memonitor dengan obat
nyeri secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgesik secara
tepat
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
SIKI :
Manajemen Nyeri
(I.08238)
2 Resiko infeksi Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
b,d pelunakan intervensi keperawatan - Monitor tanda dan - Agar mengontrol
serviks selama 3 x 24 jam, maka gejala infeksi lokal tanda dan gejala
chadwuck dan tingkat infeksi menurun, dan sistemik infeksi lokal dan
lepas dinding dengan kriteria hasil: sistemik
abdomen 1. Nyeri menurun Teraupetik : Terapeutik :
2. Tanda chadwick - Berikan perawatan - Untuk merawat
menurun kulit pada area kulit pervaginam
3. Perdarahan pervaginam pervaginam - Agar menghindari
menurun - Cuci tangan sebelum infeksi
Tingkat Infeksi (L.14137) dan sesudah kontak Edukasi
dengan pasien dan - Agar klien
lingkungan pasien mengetahui tanda
- Pertahankan teknik dan gejala infeksi
aseptic pada pasien - Agar klien bercuci
berisiko tinggi tangan dengan
baik untuk
Edukasi : meghindari infeksi
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
Pencegahan Infeksi
(I.14539)

9. Memahami peran perawat pada asuhan keperawatan


1) Pengkajian dan pemantauan: Perawat bertanggung jawab untuk
melakukan pengkajian komprehensif terhadap pasien dengan
kehamilan ektopik. Ini meliputi pengumpulan data tentang
riwayat kesehatan, gejala, dan tanda-tanda vital pasien. Perawat
juga bertugas memantau perubahan kondisi pasien, termasuk
pendarahan, nyeri, dan tanda-tanda vital yang tidak stabil.
2) Nyeri: Kehamilan ektopik sering kali disertai dengan nyeri yang
terlokalisasi di salah satu sisi panggul. Diagnosa nyeri membantu
perawat untuk memahami, mengkaji, dan merawat nyeri pasien
dengan menggunakan metode yang sesuai, seperti pemberian
analgesik atau teknik nonfarmakologi seperti relaksasi atau
kompres hangat.
3) Gangguan Koping: Kehamilan ektopik dapat menyebabkan stres
dan kecemasan pada pasien. Diagnosa gangguan koping
membantu perawat untuk mendukung pasien dalam
menghadapi situasi ini. Bantuan dapat berupa pendampingan
emosional, pendidikan tentang kehamilan ektopik, dan
memberikan informasi tentang opsi pengobatan yang tersedia.
4) Gangguan Citra Tubuh: Kehamilan ektopik sering kali
mengakibatkan kerusakan pada tuba falopi atau organ
reproduksi lainnya. Hal ini dapat berdampak negatif pada citra
tubuh pasien. Diagnosa gangguan citra tubuh membantu
perawat untuk mendukung pasien dalam menerima perubahan
fisik dan emosional yang terkait dengan kehamilan ektopik.
5) Gangguan Pola Pemeliharaan Kesehatan: Setelah pengobatan
kehamilan ektopik, pasien mungkin perlu melakukan perawatan
kesehatan lanjutan atau pemantauan rutin. Diagnosa ini
memungkinkan perawat untuk membantu pasien dalam
merencanakan dan melaksanakan perawatan pascapengobatan
yang sesuai, serta memberikan edukasi tentang tanda-tanda
komplikasi yang perlu diwaspadai.
6) Diagnosis keperawatan harus ditentukan oleh perawat yang
berkompeten berdasarkan pengamatan dan evaluasi langsung
terhadap pasien. Penting untuk bekerja sama dengan tim medis
lainnya dalam merawat pasien dengan kehamilan ektopik guna
mencapai hasil terbaik bagi pasien.

10. Memahami prinsip legal etik keperawatan yang relevans dengan


kasus
 Otonomi/Autonomy (Keyakinan bahwa individu mampu berfikir
logis & mengambil keputusan sendiri)
 Berbuat baik/Beneficience (Melakukan sesuatu yang baik)
 Keadilan/Justice
 Tidak merugikan/NonMaleficien(Tidak menimbulkan bahaya atau
cedera fisik dan psikologis klien
 Kejujuran/Veracity
 Menepati Janji/Fideality
 Kecahasiaan/Confidentiality
 Akuntabilitas/Accountability (Tindakan seorang profesional yang
dapat dinilai dalam situasi.

You might also like