You are on page 1of 143

PUSTAKAAN

{RSIPAN
AWA TIMTTR
It7 23
RA
i.1
Teori dan Aplikasi
Metode Elemen Hingga

Dr. Prabuono Buyung Kosasih

Penerbit AITIDI Yogyakarta


i
Teori don Aplikosi Metode Elemen $'lingge
0ieh: Dr. Prohuono Buyung Koscsih
il

il PffiAKAT"A
,l:
i
Hok Cipto fi 2012 podo Penutris

Editor : Fl" Sigit Suyontoro


97t>-z9e/Rpr/p/2.,tz
Setting : Alek
Desoin Cover : Bowo Telah banyak buku tentang metode elemen hingga yang telah ditulis, iaiu
Korektor ; Thomos Pribodi mengapa buku ini dirulis? Beberapa alasannya adaiah: Pertama, mayoritas
llc!r Cip+1 Cilinclt'noi t.rndong-trn,riong truku Metode Elemen Hinsga (MEm dituliskan dalam bahasa asing atau
Dilorong memperbonyok otou memindohkon sebogion otou seluruh isi buku ini dolonr merupakan buku terjemahan. Yang kedua, kebanyakan dari buku MEH
benfuk opopun, boik secoro elektronis moupun mekonis, termosuk memfotocopy, lebih menekankan teori dan kurang memberikan contoh penerapan.
merekom otou dengon sistem penyimponon loinnyo, tonpo izin tertulis dori Penulis"
Karena kurangnya buku metode elemen hingga berbahasa Indonesia,
Penerbir: c.v ANDI OFFSET (Penerbit ANDI)
penulis berharap buku ini dapat menutup kekurangan itu.
Jl. Beo 38-40,Telp. (.O274\ 56188'l (Hunting), Fox. (02741 588282 Yosvokorto
55281 Di samping menjelaskan teori secara detail, pada beberapa bab, buku ini
Percetokon: ANDI OFFSET juga memberikan contoh teknik pemrograman MEH. Hal ini karena di
Jl. Beo 38-40 ,Ielp. {O27 41 56'l 88,l (Huntins), Fox. (Q27 A) 588282 Yosvokorto
saat belajar metode elemen hingga, mahasiswa akan dapat memahami
5528 1

lebih mendalam dan menerapkan MEH dengan lebih baik apabila mereka
juga belajar menerapkan metode elemen hingga daiam bentuk program.
Perpustokcon Nosionol: Kotolog dqlom Terbiton (KDT)
Buku ini ditujukan untuk mahasiswa, insinyrr, penganalisis atau siapa saja
Kososih, Probuono Buyung
yang perlu memecahkan permasalahan enjineering secara numerik, khu-
Teori don Aplikosi Metode Elemen Hinggo/ susnya dengan metode elemen hingga. Teori-teori MEH dibahas mulai
. - Yogyokorto: ANDI,
Probuono Buyung Kososih; - Ed. I dari dasar sehingga pembaca yang awam dengan MEH dapat mengem-
21 XA 19 l8 17 16 15 14 13 12 bangkan pengetahuannya tentang MEH dari buku ini tanpa harus ber-
x + 278 hlm.; I6 x 23 Cm. susah-payah mencari referensi tambahan. Dengan teknik penulisan seper-
IO I 7 6 5 4 3
8 2 I ti ini penulis berharap dapat memberikan dasar-dasar teknik MEH yang
ISBN: 978 -979 - 29 - 3183 - 9 kokoh sehingga pembaca dapat memahami dari mana dan bagaimana
l. JuCul suatu teori atau formula terbentuk. Semua teori atau formula yang dibahas
L Finite Element Methods diusahakan untuk dijabarkan secara mendetail. Dengan penguasaan dasar*
DDC'2tr : 62S.0S1.51 5'35 dasar yang kokoh, pembaca akan terbantu apabila membaca buku-buku
tingkat lanjutan dalam bahasa Inggris, sehingga dapat mengembangkan
pengetahuannya dengan lebih cepat.

-::'enuLisan buku ini disesuaikan dengan penulisan umumnya buktl teks


perfiIruan tinggi yang terdiri clari pembahasan teori, contoh-contoh
-1nerr-'"-:n tecri i'r:rg, t,'rrL:: . d:. sral-soal !:tihan pada akhi. seii,rp h3f.
Seluruh :nateri Cahir:L l-,uku dapst diseles;::ikan dalam eatu semestel:.
iv Teori dan Aplikasi Metode flemen Hingga

Pembahasan materi dimulai dari tingkat yang sederhana sampai ke tingkat DAFTAR ISI
yang lebih kompleks. Oleh karenanya buku ini tepat digunakan bagi
mahasiswa yang belum mengenal MEH sebelumnya.

Bagi pengajar MEH, urutan pembahasan materi sebaiknya mengikuti


urutan bab buku. |umlah jam pengajaran diperlukan untuk membahas se-
tiap bab pada setiap semester dapat disesuaikan dengan kurikulum setem- PRAKATA. lll
pat. Kemungkinan urutan pengajaran MEH berdasarkan buku ini adalah
Bab I dan 2 dapat diberikan pada 2 pertemuan pertama. Bab 3 sampai bab DAFTARISI
8 memerlukan 2-3 kali pertemuan untuk membahas setiaP bab. Pengajar (MEH)
1. MENGENAT METODE ELEMEN HINGGA 1
atau dosen yang mengadopsi buku ini sebagai buku teks dan memerlukan
jawaban soal-soal latihan pada akhir bab dapat menghubungi penulis pada 1.1 Apa dan Mengapa: Metode Elemen Hin99a............................ 1

alamat: PO Box U270 University of Wollongong, Wollongong NSW 2500' 1.2 Langkah-langkah Penerapan Metode Elemen Hin99a............ 2
Australia. 1.3 Perkembangan Metode Elemen Hingga 5

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca. Ucapan syrkur 1.4 Contoh-contoh Aplikasi Metode Elemen !Iingga....... 6
kepada Bapa saya panjatkan karena buku ini dapat terwujud berkat kasih-
Nya semata.
2. ANATTSTS RANGKA BATANG (TRUSS)...... 11

2.1 Pendahuluan 11

2.2 Elemen Truss l-Dimensi ............. 13

2.3 Elemen Truss 2-Dimensi.............. 2l


Wollongong, Australia, 2012 2.4 Elemen Truss 3-Dimensi.............. 27

Dr. Prabuono Buyrrng Kosasih 2.5 Program MATT-AB untuk Analisis Truss 3-Dimensi............... 32
2.6 Soal-soal Latihan....... 39

3. FORMT'LASI ENERGI POTENSIAT MIMMUM:


ANALI$S BALOK DAN RANGKA............. 43
3.1 Pendahuluan 43
3.2 FormulasiMinimumEnergiPotensial.... U
3.3 E1emen Ba1ok.......... 47
3.4 Elemen Rangka (Frame) 58
3.5 Elemen Rangka Umum / Elemen Balok 3-Dimensi.............. .. &
3.6 Efek dari Panas......... 72
3.7 Soal-soal Latihan....... 75
Teori dan Aplikasi l'|etode Elemen Hingga Daftar lsi vil

4. FI.JNGSI INTERPOLASI DAN TIPE ELEMEN ............. 79 5.4 Formulasi MEH: Elemen Segitiga Linear ............ 119
4.L Pendahuluan 79 5.5 Formulasi MEH: Elemen Linear Segi Empat. ....... 125

4.2 Elemen l-Dimensi.. 80 5.6 Beban Merata (Distributed Load).......... ............... 135
4.2.1 Elemen Linear......... 80 5.7 Benda Pejal Aksissimetris ................. 139
4.2.2 Elemen Kuadratik................. 83 5.8 Efek dari Panas ......... ..... 147
4.2.3 Elemen Polinomial Umum... 84 5.9 Soal-soa] Latihan....... ..... 152
4.3 Elemen2-Dimensi.. 85
6. MODAr.....
ANALTSTS ........... 757
4.3.1 Elemen Linear Rektangular 85
6.1 Pendahuluan ................. 157
4.3.2 Elemen Linear Quadrilateral Isoparametrik.................. 89
6.2 Sistem Beberapa Massa dan Pegas .... 160
4.3.3 Elemen Linear Triangular 90
6.3 Penghitungan Nilai Eigen dan Vektor Eigen dengan
4.3.4 Elemen Kuadratik Rektangular................ 95 MATLAB .... lU
4.3.5 Elemen Kuadratik Rektangular Serendipiti................... 97 6.4 Sistem Kontinum .......... 165
4.3.6 Elemen Kuadratik Sisi Lekuk Isoparametrik 8 node..... 99 6.5 Elemen Aksial (l-Dimensi) ............... 166
4.3.7 Elemen Kuadratik Sisi Lurus 6 node........ i00 6.6 Elemen Ba1ok.......... ....... 172
4.3.8 Elemen Kuadratik Sisi Lekuk Isoparametrik 6 node..... 101 6.7 Elemen Frame......... ....... 177
4.4 Elemen 3-Dimensi 101 6.8 Soal-+oal Latihan ........... 179
4.4.1 Elemen Linear Heksahedron................. 102
7. FORMIJLASI RESIDUBERBOBOT .......... 183
4.4.2 Elerrren Linear Heksahedron Isoparametrik.................. 104
7.1 Metode Numerik untuk Memecahkan Persamaan
4.4.3 Elemen Linear Tetrahedron 105
Diferensial .. 183
4.4.4 Elemen Kuadratik Heksahedron Serendipiti 20 Node.. r07 7.2 Metode Residu l-Dimensi..
Berbobot .................. 184
4.4.5 Elemen Kuadratik Tetrahedron 10 Node t07 7.2.7 Metode Kolokasi ..................... 186
4.5 Integrasi Numerik..... 108
7.2.2 Metode Least Squares ............. 187
4.5.1 Elemen 1-Dimensi 108
7.2.3 Metode Galerkin ..................... 187
4.5.2 Elemen 2-Dimensi ................. 109
7.3 Metode Residu Berbobot 2-Dimensi.. .................. 192
4.6 Soal-soal Latihan....... t12 7.4 Bobot Residual Bagian-per-Bagian (E1ement-by-Element)

5. ANALISIS BENDA PEIAT ELASTIK 2-DIMENSI 113 l-Dimensi ..................... 195

5.1 Dasar Kontinuum Mekanik Benda Pejal (Solid) 113 7.5 Penerapan Metode Galerkin untuk PDB umum .. 202
5.2 Anatisis Tegangan Bidang (Plane Suess Analysis) ................. r17 7.6 Soa]--soallatihan ........... 206

5.3 Analisis Regangan Bidang (Plane Strain Analysis).... 118


Yiii Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga

8. PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL... 21,1

8.1 Pendahuluan 2tt MENGENAL


8.2 Formulasi Metode Elemen Hingga dengan Metode METODE ELEMEN HINGGA
2L3
Galerkin..... (MEH)
8.3 Elemen Bi-linear Segi Empat. 215
8.4 E1emen Linear Segitiga 237

8.5 Elemen Isoparametrik Segi Empat. 246


8.6 Problem Aksissimetris ................. 254
8.7 Problem Transien 262 l.l APA DAl{ }lEllGAPA: ltlET0DE EtEltlEt{ HIilGGA

8.7.1 Perbedaan Maju ........... 264 Metode Elemen Hingga adalah metode numerik untuk mendapatkan solu-
8.7.2 Perbedaan Mundur.................. 264 si persamaan diferensial, baik persamaan diferensial biasa (Ordinary Ditre-

8.7.3 Metode Crank-Nicholson (C-N) .......... 265 rential Equation) maupun persamaan diferensial parsial (Partial Differen-
tial Equation). Karena persamaan diferensial seringkali digunakan sebagai
8.8 Soal-soal Latihan....... 270
model permasalahan enjineering maka penting bagi para insinyur untuk
DAFTAR PUSTAKA 274 dapat memahami dan mampu menerapkan MEH. Saat ini MEH merupa-
kan salah satu metode numerik paling versatile untuk memecahkan pro-
blem dalam domain kontinuum.

Pada awalnya MEH dikembangkan untuk memecahkan problem di bi-


dang mekanika benda padat (solid mechanic), tetapi kini MEH sudah
merambah ke hampir semua problem enjineering seperti mekanika fluida
(fluid mechanics), perpindahan panas (heat transfer), elektromagnetik
(electro magnetism), getaran (vibration), analisis modal (modal analysis),
dan banyak lagi problem enjineering lainnya.

Proses inti MEH adalah membagi problem yang kompleks menjadi


bagian-bagian kecil atau elemen-elemen dari mana solusi yang lebih
sederhana dapat dengan mudah diperoleh. Solusi dari setiap elemen jika
digabungkan akan menjadi solusi problem secara keseluruhan. Gambar 1.1
menjelaskan cara kerja MEH di mana solusi suatu problem yang kompleks
diaproksimasikan oleh solusi elemen. Untuk mendapatkan solusi elemen-
tal, MEH menggunakan fungsi interpolasi untuk mengaproksimasikan so-
lusi elemen. Untuk contoh ini suatu fungsi linear yang sederhana diper-
gunakan sebagai fungsi interpolasi. Setelah solusi setiap elemen diperoleh,
dengan menggabungkan solusi-solusi elemen maka solusi keseluruhan
Ieori dan Apiikasi i{etooe llemen llingga i'iengenal i'letode Iiemen Hingga (i'ltH)
L
probiem dapat dipercleh Dengan menggunakan lungsi poiinomiatr sePefti dari Gambar i.2 yang berupa sebuah seperempat protil annuius. lv{er;ir
fungsr kuadratik seoagal tungsr interpoiasl, solusr yang 1e'brh akurat bisa MPH digambarkan pada Gambar i.2a dan mesh MEF{ pada Garnbar i.2b
dlperoleh. dan 1.2c. ]eias terlihat bahwa dengan menggunakan MPF{, titrk-titik uresh
(nodeil tidak dengan tepat berada pada batas annulus. Hal ini akan
hrngri rr"'rluri 5*slrnFstlhn\'"1 rnengurangi akurasi hasil dari MPFI. Secara logika IVIFH dapat digunakan
pada problem dengan domain yang kompleks asalkan kita gunakan
:nlusi r:lemetrhrl {aprokrinr:rsi ) ukuran mesh yang kecil sehingga boundari domain dapat diikuti titik-titik
mesh secara lebih akurat. Hal ini tidak rnenjadi masalah jika MEH
digunakan karena ritik-dtik mesh ivlEH dapar diietakkan pada batas
domain (Gambar 1.2b dan 1.2c). Gambar 1.2 menggambarkan dua jenis
elemen MEH, yaitu elemen segitiga (triangalar element) dan elemen
segiempat (q uadrila teral elem en t).

elemetr titik nresh


inor"le)

Gambar l.l Aproksimasi solusi keseluruhan diperoleh dari gabungan solusi-solusi elemen.

I.2 IAI{GIOH.IANGIGH PEI{ERAPA}I }IEIODE EIE}IE}I HI]IGGA

prinsip MEH adalah membagi domain permasalahan, baik itu domain (.) (b) k)
ruang (spatial domain) atau domain waktu (time domain), menjadi sub- Gambar 1.2 (a) Mesh Metode Perbedaan Hingga, (b) elemen segitiga,
domain atau elemen yang lebih kecil. Dengan menghitung solusi pada (Q elemen segiempat. o adalah titik-titik nesh (node\.
elemen-elemen dan selanjutnya menggabungkan keseluruhan solusi ele-
Dengan MEH, solusi yang diperoleh adalah fungsi interpolasi setiap
mental, solusi total dari permasalahan diperoleh. Dalam menghitung solu-
elemen. Setelah fungsi interpolasi elemen dihitung, solusi keseluruhan
si per elemen tentunya solusi elemen harus memenuhi beberapa ketentu-
dapat diperoleh. Fungsi-fungsi interpolasi setiap elemen ditentukan oleh
arr, seperti kontinuitas pada titik-titik nodal dan antarmtka (interface)
nilai pada titik-titik mesh.
elemen.
Pada prinsipnya penerapan Metode Elemen Hingga terdiri dari langkah-
Di samping Metode Elemen Hingga, metode numerik lain yang umum
langkah berikut:
digunakan adalah Metode Perbedaan Hingga (MPn.Perbedaan utama
dari kedua metode ini terletak pada solusi yang diperoleh dan iuga bentuk 1. Diskretisasi domain
(geometrfl dari domain. MPH menghasilkan solusi aproksimasi pada titik- Pada tahap ini kita tentukan jenis elemen yang akan kita gunakan.
yang lebih
titik nodalQtointwise solution). Guna memperoleh solusi Untuk problem 2-dimensi (Gambar 1.2), elemen 2-dimensi yang
akurar, jumlah titik nodal diperbanyak. MPH sulit digunakan pada umum digunakan adalah elemen triangular Qiga sist) atau quadrila-
domain dengan benruk geometri yang kompleks. Hal ini dapat dipahami teral (empat sist). Elemen-elemen ini bisa berupa elemen linear
l''lengenal l'|etode Elemen Hingga (l,lEH)
leori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga

ataupun non-linear. Untuk problem 3-dimensi, elemen 3-dimensr


5. Pemecahan sistem pers:rmaan linear

yang umum digunakan adalah elemen tetrahedral (empat muka) dan Sistem global yang terbenruk pada tahap 4 dapat berupa sisrem persa-
heksahedral (enam muka). Terlihat pada Gambar 1.2, elemen-elemen rrraan linear atau sistem persamaan non-linear. fika sistem yang ter-
yang digunakan mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Ini adalah bentuk berupa sistem persamaan linear teknik-teknik umum untuk
salah satu keunggulan dari MEH dibanding MPH, di mana elemen- memecahkan sistem dapat kita gunakan. Beberapa teknik yang umum
elemen yang berbeda ukuran dapat digunakan. Elemen-elemen ber- digunakan untuk memecahkan sistem persamaan linear telah dibahas
ukuran kecil dapat digunakan pada daerah dengan gradiasi nilai yang oleh penulis [Kosasih, 2006].
besar. )enis-jenis elemen yang umum digunakan pada metode elemen 6. Post process hasil
hingga akan kita bahas pada Bab 4.
Setelah solusi diperoleh pada tahap 5, hasil dapat ditampilkan berupa
2. Penentuan bentuk fungsi aproksimasi grafik kontour atau plot. iika ada parameter lain yang bergantung
Pada tahap ini bentuk dari fungsi interpolasi ditentukan. Fungsi yang pada hasil maka parameter ini dihitung setelah hasil diperoleh.
umum digunakan adalah fungsi polinomial. Tingkat dari polinomial
ini ditentukan oleh jumlah node pada setiap elemen dan syarat konti- I.3 PERIG}IBAI{GAII }IETODE ELE]IE]{ HIilGGA
nuitas yang diperlukan pada batas elemen. Untuk elemen segitiga
Metode Elemen Hingga awalnya dikembangkan untuk industri pesawat
dengan tiga titik nodal, fungsi interpolasinya adalah fungsi linear atau
terbang pada tahun 1950-an oleh Boeing dan Bell Aerospace. Artikel
polinomial tingkat 1. Dengan enam titik nodal, fungsi interpolasi yang
journal peftama tentang metode ini ditulis oleh Turner, et al. Tulisan ini
digunakan adalah fungsi polinomial tingkat 2 atau fungsi kuadratik-
menjabarkan bagaimana formulasi elemen ditentukan dan elemental ma-
3. Penghitungan properti elemen triks dibentuk. Pada saat itu mereka belum menggunakan istilah Finite
Fungsi interpolasi yang telah ditentukan pada tahap 2 kemudian di- Element Method (MEI4. Istilah Metode Elemen Hingga pertama kali
substitusikan kembali pada persamaan-persamaan diferensial dan di- digunakan oleh Clough pada tahun 1960 lewat tulisannya mengenai
proses guna mendapatkan sistem persamaan linear atau sistem matriks elastisitas.
yang merupakan properti dari elemen terkait. Ada beberapa cara yang
Pada awalnya perkembangan MEH agak sedikit lambat karena kemampu-
dapat digunakan untuk mendapatkan persamaan linear tersebut, an komputer saat itu membatasi kegunaan dari MEH dan kurangnya
antara lain pendekatan direk, pendekatan variasional, pendekatan bukti-bukti matematik yang solid. Namun demikian beberapa peneliti
residu berbobot (weighted residue) dan pendekatan keseimbangan seperti Zienkiwicz, Iron, Owen dan Gallagher melihat potensi dari MEH
energi. Beberapa dari teknik ini akan kita pelajari di buku ini.
dan terus mengembangkan teknik MEH. Seiiring dengan perkembangan
4. Pembentukan sistem persamaan linear perangkat komputer maka permasalahan yang dapat dipecahkan semakin
Matriks-matriks elemen yang terbentuk kemudian digabung menjadi bervariasi dan berbagai program komputer ditulis. Hal ini diikuti dengan
matriks global. Ilkuran matriks elemen adalah jumlah node perlemen berkembangnya beberapa program komersial MEH, seperri NASTRAN
dikalikan jumlah degree of freedom (dol) setiap node. |adi untuk ele- yang dikembangkan oleh NASA pada tahun 1965, ANSYS yang dibuat
men segitiga dengan 3 node dan I dof, ukuran dari matriks elemennya oleh |ohn Swanson dan dikomersialkan pada tahun 1969, ABAQUS pada
adalah 3x3. Seandainya setiap node mempunyai 2 dof maka ukuran tahun 1978 yang dibuat khusus untuk problem non-Iinear, dan LS-DyNA
matriks elemennya adalah 6-16.
Teori dan Aplikasi l'letode Elemen }lingga Mengenal l''letode Elemen Hingga (l'ltH)

T* l4lXl
yang khusus untuk non-linear problem oleh |ohn hallquist di Livermore tr- 301!:mrl'C
National Laboratory. lJetslfi
L * 1.l"l1f i-("
Saat ini MEH sudah menjadi mata kuiiah wajib di banyak fakultas teknik'
Para mahasiswa teknik, terutama teknik sipil dan teknik mesin, diharus-
kan memelajari dan mampu menggunakan program MEH'
e
, Bata
k.. L).' lv."{:

I.4 C(}I'|T()H.C()NTOH APTIIGSI I.IETODE EtEl'IEt{ HINGGA

Berbagai macam pemasalahan telah dianalisis dengan menggunakan MEH'


Aplikasi Metode Elemen Hingga dapat digolongkan menurut tiga kategori
yang dikenal T. I*,C
lHuebner, D7n. Yang perrama adalah jenis permasalahan *.,1m
h - 3{! !f,tr:.''C
sebagai problem equillibrium atau problem steady-stare. Contoh-contoh
problem equillibrium pada problem mekanika benda pejal adaiah peng-
hitungan tegangan (stress) dan regangan (strain), pada problem perpin-
dahan panas konduksi (conduction heat transfer) penghitungan distribusi
suhu, pada problem mekanika fluida, tekanan, kecepatan dan suhu fluida
dapat dihitung oleh MEH.

Contoh problem konduksi panas pada Gambar 1'3a menggambarkan


distribusi suhu dinding cerobong asap. Dinding cerobong terdiri dari dua
bahan: beton dan bata. Suhu gas di dalam cerobong bagian dalam adalah
140'C dan suhu udara di bagian luar adalah 10"C. Pada problem ini varia-
bel yang ingin kita ketahui adaiah suhu pada sisi luar karena iika suhu
terlalu tinggi maka lapisan beton harus dipertebal. Dengan menggunakan
Mechanical APDL, program MEH dari ANSYS suhu pada setiap bagian
dapat dihitung. Gambar 1.3b memberikan mesh yang digunakan dan
Gambar 1.3c memberikan distribusi suhu di tembok cerobong'

Gambar 1.3 (a) Parameter problem cerobong, (b) l'lesh cerobong, (c) Distribusi suhu di cerobong.
Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga l'|engenal Metode Elemen Hingga (l'lEH)

|enis problem yang lain adalah problem eigenvalue di mana frekuensi


natural (natural frequency) dan mode dari getaran (uibration mode) dari
suatu struktur perlu dihitung. Bagi para enjineer yang merancang struktur
atau komponen di mana terdapat beban dinamik (dynamic loading),
frekuensi natural dan mode vibrasi merupakan parameter yang perlu
dipertimbangkan pada tahap perancangan.
Gambar 1.4 adalah contoh suatu komponen suspensi dari harddisk drive.
Kerja harddisk sangat sensitif dengan getaran, terutama getaran pada arah l'|ode I pada frekuensi 257.46 Hz Ilode 2 pada frekuensi 1.944 kHz

radial. Oleh karenanya perancang harddisk perlu mengetahui frekuensi


natural suspensi di mana mode vibrasi pada arah radial terjadi. Dengan
menggunakan MEH (pada contoh ini, program Mechanical APDL
digunakan) frekuensi-frekuensi nafural dari suspensi ini diperoleh beserta
dengan mode vibrasinya. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa
getaran radial terjadi pada mode kelima dengan frekuensi natural sebesar
11.85 kHz. Dengan informasi ini, pengoperasian harddisk pada frekuensi
ini harus dihindari.
I'lode 3 pada frekuensi 2.761 kHz l'lode 4 pada frekuensi 9.336 kHz

a|a,h.adbt

l.lode 5 pada frekuensi I 1.85 kHz

Gambar 1.4 I'lode-mode vibrasi suspensi harddisk'

|enis problem yang ketiga adalah problem yang bergantung dengan waktu
(time-dependenr) ata:u transient problem. Untuk menjelaskan contoh
problem ini kita gunakan kembali contoh cerobong asap. |ika sebelum gas
mengalir di dalam cerobong suhu dari dinding cerobong sama dengan
suhu udara di luar cerobong, yaitu 10"C, dan sesaat setelah gas Panas
(140'C) mulai mengalir maka suhu dinding akan naik dan akhirnya
mencapai equillirium ataLl steady-state. fika kita ingin mengetahui
t0 Teori dan Aplikasi lletode Eiemen Flingga

progresi suhu dinding muiai dari gas mengalir, anaiisis iransi€nt hai:us E
dilakukan. Dengan rnenggunakan Mechanicai APili,, distribusi suhu paca AhIAIISIS MANGKA BATANG
dinding cerobong dapat diprediksi. Gambar 1.5 menggambarkan distribusi
suhu beberapa waktu setelah gas mengalir.
{vHUss)

}.I PEI{DAHUTUAN

Truss terdiri dari elemen-elemen lurus memaniang(truss element) dengan


sambungan-sambungan yang bebas berputar, seperti sambungan baut,
rivet atau pin (Gambar 2.1). Beberapa contoh rangka truss yang sering kita
jumpai sehari-hari antara lain menara transmisi, rangka jembatan (Gam-
bar 2.2), rangka bangunan dan rangka otomotif (chasis). Karakteristik dari
20 detik 40 detik elemen truss adalah dimensi penampang yang iauh lebih kecil dibanding
dimensi aksial. Oleh karena itu elemen truss tidak dirancang untuk
menahan beban torsi (torsion), beban geser (shear load), dan beban tekuk
(bending). Elemen truss hanya digunakan untuk menahan gaya aksial. Hal
ini mungkin jika hanya ada dua gaya kolinear (gaya yang beraksi pada
sumbu eiemen) yang beraksi pada setiap elemen. Untuk keseimbangan,
kedua gaya ini beraksi dengan arah yang berlawanan. Karenanya elemen
truss dikenal sebagai elemen dua gaya (two-force element). Gaya-gaya ini
menyebabkan elemen mengalami tegangan atau tekanan yang menyebab-
kan elemen itu memanjang atau memendek.
Pada Gambar 2.3a terlihat bahwa elemen truss ada yang mempunyai sum-
bu aksial yang paralel dengan sumbu x sistem koordinat x-y dan ada yang
mempunyai sumbu aksial dengan sudut a terhadap sumbu-x (Gambar
60 detik 80 detik 2.3b). Dari analisis truss, apa yang ingin kita ketahui adalah pergeseran
(deformation) dan besarnya tegangan/tekanan (internal stress) anggota-
anggota truss pada regime elastik. Struktur truss bisa merupakan struktur
Gambar 1.5 Suhu pada dinding cerobong pada waktu yang berbeda. planar (2-dimensi) atau struktur ruang (3-dimensi).
Analisis truss menjadi sederhana jika sifat bahan truss tidak berubah pada
saat terbebani. |uga jika pergeseran yang terjadi kecil sehingga perubahan
geometris tidak memengaruhi persamaan-persamaan yang diturunkan.
t2 Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga Analisis Rangka Batang (lruss) t3

Oleh karenanya metode analisis truss yang kita bahas pada bab ini tidak l,rras porarrpaug A(t)
dapat diterapkan unruk menganalisis permasalahan yang melibatkan on., -€ u44-uto
,

yielding, buckling atau pergeseran yang besar sehingga perubahan


geometri harus diperhitungkan dengan memperbarui geometri. Untuk t llrol
@
permasalahan dengan pergeseran yang besar, analisisnya menjadi analisis
L_*
permasalahan non-linear.
(a)

Gambu 2.1 Sambungan pada truss

Ftd.,!9
til tt

'L_-
(b)

Gambar 2.3 (a) Elemen bersumbu aksial sejajar dengan sumbu x,


(a) Jembatan (b) Tower transmisi
(b) Elemen benumbu aksial dengan sudut a terhadap sumbu x.
Gambar 2.2 Contoh-contoh struktur truss

2.7 ETEI,IE}I TRU$ I.DI}IENSI

Mari kita analisis elemen truss l-dimensi (Gambar 2.3a). Pada elemen
truss, gaya-gaya eksternal hanya beraksi pada ujung-ujung elemen: node r
dan 7. Sebagai akibat dari beban ini maka elemen (e) akan memanjang atau
memendek. Pada buku ini superskrip (e) menandakan elemen ke (e)
sedangkan subskrip menandakan nomor node elemen. Sebagai contoh,
pergeseran sejajar sumbu-x node 7 akan dituliskan sebagai u\l) y^rg
menandakan komponen-x dari variabel u untuk lokal node j elemen (2).
t4 Ieori dan Aplikasi l',letode Elemen Hingga Analisis Rangka Batang (lruss) t5

Guna menghitung pergeseran elemen (e), kita gunakan analisis statis. Persamaan (2.6) dapat juga diperoleh dengan mengumpamakan elemen
Untuk memenuhi syarat keseimbangan (equillibrium) atau menghindari truss sebagai elemen l-dimensi di mana pergeseran di elemen diberikan
terjadinya pergerakan badan rigid (rigid body motion) maka oleh persamaan

I F- = 0:PIc)
ll
*P(e):0 ) F!e) =_Ptet
Il
(2.1) u@ :uG) sfd + uf') sj"' ............. (2.7)

bentuk (Shape Function) sehingga u pada node i


S, dan S, adalah fungsi
Sedangkan gaya intern ul, {), yang beraksi pada elemen digambarkan
sama dengan u, dan pada node ,r sama dengan u,. Fungsi-fungsi yang
secara sembarang pada masing-masing bagian tetapi harus berlawanan
arah (Gambar 2.4). Guna memenuhi kondisi keseimbangan node i dan I memenuhi syarat-syarat ini adalah
maka x, -x
si = xi-xi (2.8)
IF-=O (node l: P{e) *1{e) =0 ) F:') = -(e)
I
(2.2)

q X-Xi
tF x =0 (node): P@
I
-1@:0 ) F(')
)
- sG) (2.3) ri-
'
-
xj -xi
(2.e)

Dapat dihitung dari (2.8) dan (2.9) bahwa Si bernilai satu pada node zdan
nol pada node 7. bernilai satu pada node Tdan nol pada node
Sebaliknya, S1

Gambar 2.4 Gaya internal pada elemen


r. Selanjutnya srrain, a("), diberikan oleh

51" ul'r - rt''r


:rl";d sli)*ri"', dai
t,.) du(r''
Besarnya gaya internal frd dapat dihitung dari pergeseran node: u1')
I
dan
t"'':f,* /,,)
' ,,,
,
(2.10)

u(') sesuai hukum Hooke.


l yang sama dengan persamaan (2.6). Selanjutnya dengan menggunakan
O@ -g(e) r(c) (2.4) definisi ,tr"r, /'l yang diberikan oleh

di mana Jd adalah tegangan (stress), Erd adalah Young modulus dun ek) (2.11)
adalah regangan (strain) yang merupakan rasio perubahan panja.rg, d''
dan dengan mensubstitusikan persamaan-persamaan (2.10) dan (2.i1) ke
dan panjang awal,L@. dd dib"rikr.,
persamaan (2.4) diperoleh
A("):uld _ .r1") ........ (2.5)

dan regangan, s(") 4i6erikan oleh


,,", _E'l';fl'!F,;,*r1,,)....... (2.r2)

(.e)
* uk) Dengan mensubstitusikan persamaan (2.12) ke persamaan (2.2) dan (2.3)
tt) 6/c) ul" - ui (2.6) kita peroleh dua persamaan.
(e) 11r)
rf'):t<(d(ula)*:uQ)) (2.13)
Analisis Rangka Batang (fruss) t7
t6 Ieori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga

pt,r -pr,r(-u,r,, * u,f,) (2.t4)


[* ,o ]"':u"'[], /l[l;]"
di mana k/d adalah koefisien kekakuan (stiffness coefficient) yar,g
bergantung pada sifat bahan dan geometri dari truss dan diberikan oleh Menurut persamaan (2.1, k0) = 400e6 N/m dan karena node rterkonstrain
(2.15). ui = 0, maka dari lajur kedua kita dapat persamaan

A1" ............ (2.15) )


vret -.E(')
r<._.=_IJJ F, = 400e6 u, u, = mm
#=r,025
Dengan k(') dari (2.15) sistem persamaan (2.13) dan (2.14) dapat dituliskan Selanjutnya reaksi \ dapat dihitung dari persamaan yang diberikan oleh
dalam suafu sistem matriks sebagai berikut: lajur pertama.
,-'(e) r tk)
Ri : k(1)(ui - ui) = 400e6(0 - kN
,li",l
-11J"'I 0,025e-3) = 10
lol [- =k'"1-1
-,.,r[1 (2 16)
1tl
F@ K@ ok)
Seandainya model elemen hingga dari contoh di atas terdiri dari beberapa
g ya, K@ adalah matriks kekakuan (element
elemen truss seperti diberikan oleh Gambar 2.5 di bawah, relasi antara
d.i mana Fr', adaiah vekror
gaya dan pergeseran pada setiap elemen tetap diberikan oleh persamaan
stiffness matrix) d"r, u1"/ aciaiah vektor pergeseran (displacement vector).
(2.16).

A(l) E(1, A(2),E(a A(s), E(tr)


Contoh 2.1
I (1) F2*]? (2) F:{ .E (n) r*
Sebuah batang terbebani gaya ak&al sebesar 10 kN. Tentukan
pemanjangan batang ini. contoh ini dapat dengan mudah diselesaikan I L(r) I t-t2t I Lfd

menggunakan teori elastisitas, tetapi kita akan menggunakan MEH untuk Gambar 1.5 Problem terdiri dari beberapa elemen truss aksial l-dimensi.

menghitungnya.
Untuk elemen (1)
,{,* 0.001 ra}. F: ?00 GPa
l0kN It,lt"=p,,,[1 (2.17)
LF,l L-1 ,'l[;;]"'
danelemen (2)

l'rf'''
LF,l=L,r,[1L-1 ;l[;;]''
(2.18)
Dengan menggunakan sebuah elemen truss, model dari balok ini di-
berikan oleh gambar di atas. Sistem matriks untuk satu elemen hanyalah
sistem untuk elemen itu sendiri yang diperoleh dengan menggunakan
persamaan (2.16).
Anaiisir fhngka Batang (frus) i9
t8 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga

ilada contoh ini


batang dibagi menjadi dua elemen. Kekakuan pada
dan elemen (n/ rnasing-rnasing elernen diperoleh sesuai persamaan (2. 15).
tF-n r{rr) I1 'll "" I
-1-l[u^-Jt"' i2.19)
I I =[,rl ,ntu :2ood^I9r-0, = 8ooe6 N / m
LF"
'l L-l llr"
1 ,l 0.25

Guna mendapatkan sistem globai, semua sistem persamaan


(2.I7) - (2.19)
przr :2ooee 4ooe6 N/m
digabung hingga membentuk sistem global (2'20)' :q:qg'=

tq Fl" k(1) -k(1) 0 0 nll", I--lan sistem elemental matriks dari masing-masing elemen ini adalah
_k(1) k(r) + k(2) -k(2/ 0 li tr^
.^^^l 1 -l-l[ur-lt2'
--.1 1 -1.l[r,-l"',o" [Fr-]'''=+00e"[-t
0
1.,
t-
Fl1)+Ff)
_k(2) prz) * trr:r o ll ". rR,l'''=soOeo[-t
lF.
t:
Fj2)+Fj')
:
0
: ::
0
,ll: ldl , ]L;;l Lu,l ,]1",1
lu" Ff' ') + Fl" 0 00 y(n 1)
*y.(tr) p,,,, ll *. Dengan menggabungkan kedua matriks maka kita akan mendapatkan
lu,.r, Fll 0 00 tr(r) u,,, lL,"-, sistem matriks global dari problem ini.
K
i--nu)I
I{r =R," 8 -8 -l[",
1z.lor I I t o 1

'
!p,:rl"*pj"l--roo"nl-s 8+4 -4ll r, l)
di mana vektor gaya global termasuk gaya reaksi pada penyangga'
F adalah

K adalah matriks kekakuan (gtobal stiffness) global d"n u1') adalah


vektor l .l';" ] [o -4 * ]1",1
pergeseran global. $, lo, I t8 -8 oll o]
-sooo l:too"ol-s B+4 -+llil'l
t t
|
t ". I

Contoh 2.2 [10000] L0 -4 a_lL,,l

Sebuah batang terbebani gaya sebesar 10 kN dan 5 kN' Tentukan Karena ur = 0, guna menghitung u, dan u, kita hanya perlu memecahkan
pergeseran pada lokasi.di mana gaya berada (u, dan u.) dan
reaksi pada sistem sebesar 2-r2.
node 1. -sooo
i=roo""l
r, -nl[,,l
A:0.Sill nr3^ E* 3{iS fitrn
J

| 100001 l-4 a llrrl


lfi kN Sistem ini dapat dipecahkan menggunakan metode-metode untuk
rnerr$hitung sistem persamaan linear fKosasih, 2006] dengan hasil

Iu"l
i ' l:l
16.2s1
le'mm
l* ki{
Lrr l 131.25)

'irlaljutnya gaya reaksi pada node 1 dihitung menggunakar-I irersamaan


,:rdr laju.r pertama.
Teori dan Aplikasi lvletode Elemen Hingga Analisis Rangka Batang (lruss) 2t

Rr = 1ooe6 (-8 x 6.25e-6) = -5 kN Dengan menggabungkan kedua matriks ini, matriks global didapat:

Dari sini terlihat bahwa pembagian elemen ditentukan pada titik-titik di [n,l lrc -1,6 o-l[",-l
mana ada gaya atau ada perubahan properti dari balok. Contoh 2.3 lebih I r, l:roo"ul-ro 't6+4 -+ ll ,, l+
memperjelas hal ini. Lr.l-] Io -4 n]1".]
I n. [ te -r(' o-ll- o'.l
I o' l:roo"'l-ro '16+4 -o ll ,,
[roooo.] [o 4
I

n_]1",]
Contoh 2.3
Guna menghitung u, dan u, kita hanya perlu memecahkan sistem sebesar
Sebuah balok terbebani gaya sebesar 10 kN. Tentukan pergeseran pada
node 2 dan 3 (u, dan ur) dan reaksi \.
2i2.
tol
I .lzo -a-ltu"l
l=L0Oeo| ll 'I
- 0"003 rrrl
A = 0.001 nrl
l0kN 110000.1 a.ll"r,l 14
Sistem ini dapat dipecahkan dengan hasil

I[,rrll=l|
6.251 _^
le " fiun
F3= 10h.N ["r.] | 31.2s.1

Gaya reaksi pada node I diberikan oleh persamaan pada lajur pertama.
pada contoh ini balok dibagi menjadi dua elemen]Node di mana elemen
Rr = 1ooe6 (-16 x 6.25et1 = -to t N
dibagi adalah titik di mana ada perubahan penampang. Sesuai data yang
diberikan, koefisien kekakuan untuk masing-masing elemen adalah
200ee x0.002
p(1) =1.600eeN/m
=
0.25 2.3 EtEltElt TRUSS 2-DIltEilSI

200ee x0.001 Elemen truss 2-dimensi (Gambar 2.5a) mempunyai 4 dodyain pergeseran
1(2) = =400e6 N / m
0.5 setiap elemen diberikan oleh 4 pergeseran nodal u,*, tliy, uix dan u,, pada

Sistem elemental matriks dari masing-masing elemen adalah koordinat sistem global X-Y.

[o,'1"'=r.oer[
1 -'l["'lt" Persamaan (2.16) hanya dapat diterapkan pada sistem koordinat lokal (x-
v).
LF,.l L-1 1 ll",l
['rlt"=+ooe6[
1 -tl['^.1(2) [','-l"'
I F, I L-1 ' ]1";]
L4" l

4;/
Teori dan Aplikasi l'letode Ilemen Hingga Analisis Rangka Batang (fnss) 23
7t

F,* =Fr* cosa


S""fr
F1y =F'* cosp
S-$ (2.21)
F;x =l* cosa

F;v =F;* cosP

ry."s Transformasi ini dapat diekspresikan dalam benruk matriks


/-\
lF,, l'" [cosa 0 I
| _l.o,p
It" o l[r,.]"' e.zz)
ll-l I o cosal[r,-]
Lt,rl Io cosp_l
(a)
Ff.,, r'*k) Ey"
y.-#'"P Dengan menggunakan transformasi yang sama, pergeseran titik-titik
nodal diberikan oleh
- -/^\ 0
lr,* l'" [cosa
| =l .o,p , l[,,..1"' (2.22)
1","
1",*l I 0o cosallui-J
-|^\
L"i"l L cosP.l

F.rP
fr.- W /' -'- "[{, T'-k)
"':]
0)
di mana matriks transformasi Tr'l adalah
gemen-elemen aksial 2-dimensi, (a) gaya dan pergeseran dalam koordinat sistem global
Gambar 2.5
X-Y, (b) dalam sistem koordinat lokal x-y.
T'":Llcosacos600l (2'24)
Supaya sistem lokal (x-y) dapat ditransformasikan ke sistem koordinat
o o' .oro "orpl
global X-Y, gaya pada koordinat sistem lokal (x-y) diekspresikan dalam [)engan menggabungkan (2.20), (2.22) dat (2.23) maka kita peroleh
koordinat sistem globai (X-Y) menggunakan transformasi berikut:
t4 Ieori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga Analisis Rangka Batang (Irus) 25

.l"'' Contoh 2.4


[F,* [r,*-]t'''
(2.25) Iitung pergeseran nodal 2 dan besarnya tegangan pada kedua elemen
:r,'"',.rrr,.,l:;- I

ll i truss dari rangka di bawah. Properti dari truss adalah E = 200 GPa, A =

Lt,",l (),004 m2 dan panjang 2,83 m.


I

1"," l
Fll 11(e) ufi

Kalau K!] adalah marriks kekakuan pada sistem koordinat lokal (x-y)

maka Kl'l adalah matriks kekakuan global untuk elemen truss 2-dimensi.

11tu.r-1r('') r,, (2.26)


"fl
Hasil dari persamaan (2.26) setelah ketiga matriks dikalikan adalah

I cos'a cosa cosp -cos2a -cosa cosp'il


,.t,., , ,,,, I cosa cosp cosll -cosa cos13 -cos,zp | 1Z.Zl1 Kedua elemen mempunyai properti yang sama sehingga
K"'' =k"'l l'
| -cot'a -cosacosP cos2a cosacosP I

k(r) -k(2) :tE :Z,USe8 N / m


[-cor,r.orP -cos2P cos a cosP cos2 P I L

Term cos pada persamaan (2.27) adalah arah kosinus (directional cosine) Matriks kekakuan global elemen (1): i = 1 dan j = l;
yang diberikan oleh: I cos'45 cos45cos45 -cos245 -cos45 cos45l
'\a Y ,t1)=Z,OJe
I

cos45cos45 cos245 -cos45cos45


^ -. *l
/\i 7\i (2.28) -cos245 |

COSII: I\ I

I -,i'' | -cos245 -cos45cos45 cos245 cos45cos45 |

[-cos45cos45 -cos245 cos45cos45 cos245 |

dan

(2.2e)
.orP= Yrar;I Setelah di hitung 11(1) hubungan gaya dan pergeseran (2.25) unruk
clemen (-f adalah
alah
Panjang elemen L"/ diberikan oleh
IF,, lt'
)
0,5 0,5 -0,5 -0,5 | [u,* ]'''
(2.30) lE"l :)2,83e8
R'
0,5 0,5 -0,5 -o,s 1J"," I
1.,, I -0,5 -0,5 0,5 0,5 | lur, I
Lr," ] -o5 -0,5 0,5 o,s ll,,,J
t6 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis Rangka Baang (Intss) n

=3danj=2: Dan stress pada setiap elemen adalah

kuan elemen (-Z) sama dengan elemen (1), sehingga Fr" (Frx cos451Frv cos45)
.or --
u - =70,71.kpa (kompresi)
Ar -'v'
-l \-
[ 0,5 -0,5 -0,5 0,5 [ur1l(2)

-''""'
,2.83"11-o'5
o'5 o'5 l]"* -ou- .r(2) =
Fs*
-
(Fr* cos451Fr" cos45)
-^=
=14-1.,421.ftpn (kompresi)
| -0,5 0,5 0,5 -0,5 lur* |
|
{
As
L o,u -0,5 -{,5 o,s l["rrJ
a sistem di atas digabung maka kita dapatkan sistem global
L.4 ELEltEil TRUSS 3-DtltEil$
0,5 0,5 -0,5 -0,5 0 0
Truss 3-dimensi (Gambar 2.6) dikenal sebagai truss ruang (space truss).
0,5 0,5 -0,5 -{,5 0 0
Elemen truss 3-dimensi mempunyai 6 dofyang terdiri dari 6 pergeseran
-o,s -o,s li-rl -o,s o,s nodal u,", u1y, n12,\1,u,v dan u;z pada koordinat sistem global XYZ.
-0,5 -0,5 l0 1l 0,5 -0,5
0 0 -0,5 0,5 0,5 -0,5
0 0 0,5 -0,5 -0,5 0,5
Karena urx = ury = [ax = uev = 0, kita hanya perlu menghitung ur* and ur"
saja. Dan sistem Zx2yatgperlu dipecahkan adalah

[Fr*]_r.rr"r[1
olJ".l
Lrr".l:''"'= Lo rl1"*l
Dengan mensubstitusikan Fr* = 200 N dan Fr, = -600 N ke persamaan di
atas Gambu 2.5 Hemen truss 3-dimensi.
.l_,
[ 2oo
o,-, [1 o'lJ"-l Sama halnya dengan elemen 2-dimensi vektor gaya, F$), dan vektor
[-eoo.]-''""- Lo 1.ll"r"J pergeseran u$), diperoleh dari transformasi dari lokal koordinat sistem ke
global koordinat sistem.
Hasilnya adalah rzx= o,o707e-t m dan !zv= -0,2120e-t m' Dengan meng-
gunakan persamaan lajur 1-2 dan 5-6, Saya-gayareaksi pada node 1 dan 3 &, =t''"' ,!:1,, (2.31)
dihitung sebagai berikut:
Node ,/: Fr* = 200 N dan Frv = 200 N aglz =t''"'ulfl,
Node 3: Fr*: -400 N dan Fsv = 400 N dengan matriks transformasi
28 Teori dan Aplikasi l,|etode Elemen Hingga Analisis Rangka Batang (fns) 19

[cosacospcos/
""P Lvr/ v0 v0 0l
" | ... (2.33) Prosedur pembentukan matriks kekakuan elemen dan penggabungan
^ L0
T(e)_l-"""
0 0 cosacosPcosTl sistem elemen ke global sistem sama dengan proses pada truss 2-dimensi.

Dengan cara yang sama, untuk menurunkan (2.25), hubungan antara


Contoh 2.5
rf{, dan uf \, dapat diperoleh
Struktur truss 3-dimensi di bawah terdiri dari tiga elemen dengan luas
Fftr, =K'"' o9\, Q.34) penampang yang sama, yaitu 15 cm2. Truss terbuat dari baja dengan
Young's Modulus, E = 200 GPa. Hitung: pergeseran titik penyambung
fahu K{11' adalah matriks kekakuan pada sistem koordinat lokal (xyz) node 1, tegangan (stress) pada setiap member, dan gaya-gaya reaksi pada
^yL
maka KId adalah matriks kekakuan global elemen 3-dimensi yang node 2, 3, dan 4.
diberikan oleh

y(d --1t@ K,:l*T (2.35)


"

Hasil dari persamaan (2.35) setelah ketiga matriks dikalikan adalah


[ .or' , cosa cos/ cosc cos/ - cos' a cosa cosp - to'o tot/l
| .rrr.o.p cos' p eosBcosT - cosacosB cost p cos/cos7
|

cosacos/ cospcosT cos / -cosacosr/ cos/cos7 cos'1


^"--u,l^ cos a cosacosp -cosacos/ cos'd cosacos/ cosacosT
|

I I

| -.orr.orB -cost / -cospcosl cosacosp cos'p cospcosT


I

[-.orr"or7 cospcosT - cost T cosacos/ cosfcosT co"'7 |

Term cos pada persamaan (2.36) adalah arah kosinus (directional cosine)
yang diberikan oleh:
Y-Y
cosa=a-f (2.37) Struktur di atas terdiri dari 3 elemen, elemen (1) (node 1-4), elemen (2)
I:') (node 1-), dan elemen (3) (node l-fl. Dari geometri, panjang ketiga
Y-Y elemen L(1) =L@ =161 = 2.5 m. Karena ketiga elemen juga mempunyai luas
,lo l-j
cosB: (2.38)
dan properti yang sama maka koefisien kekakuan k(1) = kq = k@ = l,2eg
Zt-2, N/m. Matriks kekakuan masing-masing elemen adalah:
COST= !-; (2.3e)
' lret Elemen (f
Dan panjang elemen Lr"/ diberikan oleh cosa=ff=-o,r ) o(') =143,13"

(2.40)
cosp='j!=o,o ) /" =s3,13"
Ieori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga
Analisis Rangka Batang (frus) ll

"rJ =o ) /') =90'


cosT=
0-0 ,ov=!!r;o=-0,6 > /" =t26,BZ'

Dengan mensubstitusikan sudut-sudut ini ke persamaan (2.36), matriks


Matriks kekakuan elemen (3) adalah
kekakuan elemen (1) diperoleh 0,64 0 0,48 0,64 0 -0,48
0,64 -0,48 0 -0,64 0,49 0 0 0000 0

-0,49 0,36 0 0,48 -0,36 0 K@ =1,2e8


0,48 0 0,36 -0,48 0 -0,36
0 00 000 -0,64 0 -0,48 0,64 0 0,48
K(1) =7,2e8
-0,64 0,48 0 0,64 -0,49 0 0 0000 0
0,48 -0,36 0 -0,49 0,36 0 -0,48 0 -0,36 0,49 0 0,36
0 00 000 Dengan menggabungkan ketiga elemental matriks ini, sistem global dapat
Elemen (2) kita bentuk sebagai berikut:

cosry=
o;ft
=-,o,t ) a@ = 143,13"

li;ll
1,92 4,48
;;T
-0,48 0,36
!;i1 ,,,1;r ; 7:"i^'.: ":.
:f xr:ll;lil
cos6=9-9=s)y'ry=90"
' 2,s lF,,l I o o o o o o o o o o o ollr,,l
0
lt-l=r.r",lo,nr 0 0 0,36 0 0 0
-0,36 -o,48 0 o oll",,l
1.5 -0
,o"y=ff=0.6 ) y'4 =s3,tl" lFrrl l-0,64 -0,48 0 0 o 0,64 0 0,48 0 0 0ll".,l
lr., l I o 0o o 0o 0o o o o o o o oll,*l
lo,rl l-0,+e -0,35 0 0,48 0 0,36 0 0 ollr-l
Matriks kekakuan elemen (2)adalah
lo^l l-0,* o,4B 0 0 0 0 0 0 o 0,64 +,ns oll"., l

0,64 0 -0,49 -0,64 io,,l lo,+s -0,36 0 0 0 0 0 0 0 -0,48 0,36 oll"*l


0 0,49
le,,) [ o o o o o o o o o o o o]|"-]
0 000 0 0 Karena uzx = uzy = tzz = usx = uay = u3z = unx = [lv = t+z = 0, kita hanya
K@ =1,2e8
-0,48 0 0,36 0,49 0 -0,36 perlu menghitung u1x , uly, dan u,, saja. Dan sistem 3x3 yang perlu
-0,64 0 0,49 0,64 0 -0,48 dipecahkan adalah
0 000 0 0
0,48 0 -0,36 -0,49 0 0,36
I F,r=o I t.oz -0.48 o j(",*')
I
Ir,,=-2ooo l=l-0.+a 0.36 o ll ",,
Elemen (3)
LFrz=olLo o o.z2)lurr) I

0-2
2,5
=-0,8 ) a@=143,13"
Dari sistem persamaan linear diperoleh urx = -0,1736e-n, ur" = -0,6944e'a ,

^ 0-0 dan u,, = 0 m. Sedangkan gaya-gaya reaksi pada nodal 2, 3, dar


=o )
4
cosF=
u /0 =go'
diperoleh dari:
32 Ieori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga Analisis Rangka Batang (frass) 33

n
Fx = -1,2e8 x0.64x-0,1736e = 1333,25 N Dalam penulisan suatu program, pertama-tama kita buat flowchart dari
program. Flowchart dari program yang akan kita tulis diberikan oleh
Frr=0N Gambar 2.7. Program MEH umumnya terdiri dari tiga bagian utama. yaitu
pre-prosesor, prosessor dan post-prosessor. Pada bagian pre-prosessor,
Fzz= l,2eB x 0.48 x -0,1736e'a = -1000 N data-data geometrik dihitung atau diberikan sebagai data input, propefti
a mekanik dari truss ditentukan, syarat batas (boundary conditions)
Fsx = -1,2e8 x0.64x -0,1736e = 1333,25 N
diterapkan. Pada tahap prosessor, matriks kekakuan elemen dihitung,
Frr=0N global matriks kekakuan dibentuk dan dihitung sesuai syarat batas yang
ditentukan. Pada tahap ini solusi diperoleh. Pada tahap post-prosessor,
Fzz= -l,2e9 x 0.48 x -0,1736e-a = 1000 N hasil diberikan dan diproses lebih lanjut. |adi setelah data pergeseran
diperoleh maka stress pada setiap elemen truss dihitung. |ika diperlukan
Fax = 1,2e8 x (-0.64 x -0,1736e-a + 0.48 x -0.6944e) = -ZO6O,S N maka hasilnya dapat diberikan dalam bentuk visualisasi grafis.

Fay = 1,2e8 x (0.48 x -0,1736e-a - 0.36 x -0.6944e4) = 2000 N


I&1rut: . ,

Fnr=0N Elt'rri.irr daf,a'


Iifoda data
Elsmerr Irrnlrp:ti
Dan stress pada masing-masing member dapat dihitung

A =@ =2,22Mpa (tension)
- -F4
o,.,,
0,0015

t)t F, J]g33,zq' ] 1oqEl


o''' = ?= =1,11Mpa (kompresi)
A 0.0015

,,r, =?=ry =r,\7Mpa (kompresi)

.
&$ogijEkayi airrirrr gll,h{I
2.5 PR()GRAI,I }IATI.AB UI{TUI( AIIATISIS T[U$ 3.DII,IEilSI
euuai bebin den lcondici
b atas

Teknik penghitungan pergeseran nodal, gaya-gaya reaksi dan tegangan


(stress) pada elemen truss seperti dibahas di atas jika diterapkan dengan
program komputer dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk meng-
analisis struktur rangka batang. Sekarang mari kita pelajari bagaimana
program berbasis MATLAB dituliskan. Gambar 2.7 flowchart program untuk menganalisis rangka trus.
Teori dan Aplikui iletode Elemen Hingga Analisis Rangka Eatang (fntss) 35

1 %--------------- 47 El_beta = acos((y_node(el_j(1:TotEl))- y_node(el_i(1:TotEl)))./El_length);


2 % This program solves SPACE TRUSS problem. 42 El_gamma = acos((z_node(el_j(1:TotEl))- z_node(el_i(1:TotEl)))./El_length);
J
o/ 43
4 % It calculates the deflection of each joint, 44 %--- Calculate element equivalent spring stiffness ---
5 % the stresses in each member, and the reaction 45 keq = el_area.*youngs./El_length;
6 7" forces. 46
7 o/
/o 47 %--- Calculate element stiffness matrices -----
8 % Inputs are prepared in text files: 48 klocal(1:TotEl,1,1) = keq .* cos(El_alfa) .* cos(El_alfa);
9 % element.txt <-- element data 49 klocal(1:TotEl,l,2) = keq .* cos(El_alfa) .* cos(El_beta);
10 % node.txt <-- node data 50 klocal(L:TotEl,1,,3) =keq .* cos(El_alfa) .* cos(El gamma);
o/ 51 klocal(l:TotEl,1.,4) = keq .* -cos(El-alfa) .* cos(El-alfa);
11 /o
12 % Written by: P.B. Kosasih 52 klocal(l:TotEl,l,s) = keq .* -cos(El_alfa) .* cos(El_beta);
13 %--------------- 53 klocal(l:TotEl,l,6) = keq .* -cos(El_alfa) .* cos(El_gamma);
14 clear all; 54
15 %----- INPUT DATA ----- 55 klocal(1 :TotEl,2,1) : keq cos(El_alfa) .* cos(El-beta);
t6 Iel,el_i,el_j,el_area,youngs] = textread('element.txt'); 56 klocal(l :TotEl,2,2) = keq cos(El_beta) .* cos(El_beta);
t7 [x_node,y_node,z_node,fx,fy,fz,x_fixed,y_fixed,z-fixed] = 1"*,."u0('node.txt'); 57 klocal(1 :TotEl,2,3) : keq cos(El-beta) .* cos(El_gamma);
18 TotEl = length(el); 58 klocal(l :TotEl,2,4) : keq -cos(El_alfa) ." cos(El_beta);
19 TotNode = length(x_node); 59 klocal(1. :TotEl,2,5) = keq -cos(El-beta) .* cos(El_beta);
20 Totdof=TotNode*3; 60 klocal(1 :TotEl,2,6) = keq -cos(El_beta) .* cos(El_gamma);
2't 61.
22 %--- Nodal connectivity for each element ------ 62 klocal(1.:TotEf3,1) = keq cos(El_alfa) .* cos(El_gamma);
23 for k = 1:TotEl 63 klocal(1:TotEl,3,2) = keq cos(El_beta) .* cos(El_gamma);
24 for i = 1:3 64 klocal(L :TotEl,3,3) = keq cos(El*gamma) .* cos(El_gamma);
25 nnodes(k,i) = (eU(k)-1 ).3+i; % (k,1,) node i ux component 65 klocal(l :TotEl,3,4) : keq -cos(El_alfa) .* cos(El_gamma);
26 % (k,2) node i uy component 66 klocal(1 :TotEl,3,5) = keq -cos(Elbeta) .* cos(El_gamma);
27 "/" (k,3) node i uz component 67 klocal(1 :TotEl,3,6) = keq -cos(El_gamma) .* cos(El_gamma);
28 nnodes(k,3+i) = (el_f (k)-1)-3+i; % (k,4) node j ux component 68
29 % (k,5) node j uy component 69 klocal(1:TotEfa,1) = keq -cos(El-alfa) .* cos(El-alfa) ;
30 % (k,6) node j uz component 70 klocal(1 :TotEl,4,2) = keq -cos(El_alfa) .* cos(El_beta);
31 end 71 klocal(1.:TotEl,a,3) = keq -cos(El_alfa) .* cos(El_gamma);
32 end 72 klocal(l :TotEl,4,4) = keq cos(El_alfa) .* cos(El_alfa);
JJ /J klocal(1 :TotEl,4,5) : keq cos(El_alfa) .* cos(El_beta);
34 %--- Calculate element length --- 74 klocal(1. :TotEl,4,6) : keq cos(El_alfa) .* cos(El_gamma);
35 El_length = sqrt((x_node(el_j(1:TotEl))-x_node(el_i(1:TotEl))).^2.+... 75
36 (y_node(el_j(1 :TotEl))-y_node(el_i(1 :TotEl))).^2.+... 76 klocal(1:TotEl,5,1) = keq -cos(El_alfa) .* cos(El_beta);
37 (z-node(eI-j ( 1 :TotEl))-z_node(el-i(1 :TotEl)))."2); 77 klocal(1 :TotEl,S,2): keq -cos(El_beta) .* cos(El_beta);
38 78 klocal(1:TotEf5,3) = keq -cos(El_beta) .* cos(El_gamma);
39 "/"--- Calculate direction cosines ----- 79 klocal(1:TotEl,5,4) = keq cos(El_alfa) .* cos(El-beta);
40 El_alfa = acos((x_node(el_i(1:TotEl))- x el i(1:TotEl)))./El 80 klocal(1:TotEl,5,5) = keq cos(El-beta) .* cos(El_beta);
Teori dan Aplikasi Hingga Analisis Rangka Batang (fruss) 3t

81 klocal(l :TotEl,5,6) = keq .* cos(El-beta) .* cos(El-gamma); 121 end


82 122

83 klocal(1:TotEl,6,1) = keq .* -cos(El-alfa) .* cos(El-gamma); 123 if y_fixed(k): 1

84 klocal(l:TotEl,6,2) = keq .* -cos(El-beta) .* cos(E1-gamma); 124 kglobal_modified ((k-1 )*3+2,:) = 0.0;


85 klocal(l :TotEl,6,3) : keq .* -cos(El-gamma) .* cos(El-gamma); 125 kglobal_modified((k-1 )*3+2,(k-1 )+3+2) = 1.0;
86 klocal(1:TotEl,6,4) = keq .* cos(El-alfa) .* cos(El-gamma); 726 f_modified((k-1 )*3+2) = 0.0;
87 klocal(1:TotEl,6,5) = keq .* cos(El-beta) ." cos(El-gamma); 127 end
88 klocal(l :TotEl,6,6) = keq .* cos(El-gamma) .* cos(El-gamma); 728
89 129 if z_fixed(k) : 1

90 %----- Assemble the global matrix --- 130 kglobal_modified((k-1).3+3,:) = 0.0;


9l kglobal(Totdof,Totdof) = 0.0; 131 kglobal_modified((k-1)"3+3,(k-1).3+3) : 1.0;

92 132 f-modified((k-1 )t3+3) = 0.0;


93 for k = 1:TotEI 133 end
94 for i = 1:6 134 end
95 for j:'1.:6 135

96 kglobal(nnodes(k,i),nnodes(k,i)) :... 136 %----- Solve for the displacement


97 kglobal(nnodes(k,i),nnodes(k,j))+ klocal(k,i,i); 137 modified\
98 end
Proses input elemen data, data node, elemen properti, beban, dan syarat
99 end
batas dilakukan dengan memanggil dua text file (element.txt dan
100 end
101
node.txt) yang dipersiapkan di notepad. File element.txt terdiri dari 5
t02 %---- Assemble the force vector ----- kolom dan jumlah lajur sebesar jumlah elemen. Kolom pertama adalah
103 f(Totdof) = 0.0; nomor elemen. Kolom kedua dan ketiga memberikan node rdanTelemen.
104 I-uas penampang dan Youngs modulus, E dari elemen diberikan pada
105 for k:1:TotNode kolom empat dan lima. Data yang dipersiapkan pada file ini harus
106 f((k-1)"3+1) = f"(k);
rnempunyai unit yang benar. Seandainya unit luas adalah m2 maka unit
707 f((k-l).3+2) = &(k);
Youngs modulus adalah Pa. fika unit luas adalah mm2 maka unit Youngs
108 f((k-1).3+3) = fz(k);
end
modulus yang digunakan adalah MPa. Untuk Contoh 2.5, fiIe element.txt
109
110 yang dipersiapkan mempunyai isi seperti diberikan oleh Tabel2.1.
111 %--- Modified global system taking into consideration Tabel 2.1 lsi file element.txt untuk Contoh 2.5.
LTz "/"--- the boundary condition
113 kglobal_modified = kglobal; el el_i el_j el_area youngs
114 f_modified = f; JJ J J J
115
for k = 1:TotNode
11 4 0.0015 200e9
116
tt7 if x_fixed(k): 1
21, 2 0.0015 200e9
118 kglobal-modified((k-1 )*3+1, :) = 0.0;
31 3 0.0015 200e9
179 kglobal-modified((k-1 )*3+1,(k-1 )*3+1 ) = 1.9;
t20 f_modified((k-1 )*3+1 ) = 0.0;
38 Teori dan Aplikasi l,letode Hemen Hinga Analisis Rangka Batang (frus) 39

Data node diberikan oleh node.txt. File ini terdiri dari 9 kolom. Tiga 1.5 soAt-s0At tATtHAt{
kolom pertama memberikan koordinat global (X, Y, dan Z) node. Kolom
l. Matriks transformasi untuk space truss (truss 3-dimensi) diberikan
empat sampai enam memberikan beban eksternal node. Sedangkan kolom
oleh persamaan (2.33).
tujuh sampai sembilan menandakan apakah node mempuyai kebebasan
untuk bergeser atau tidak. Seandainya suatu node tidak bisa bergeser lcosacosBcosy000l,
T=l-""* " 1.................. (2.33)
maka kolom tujuh sampai sembilan akan berisi angka 1. I berarti tidak 0 0 cosrx cosp cos/_l
bergeser sedangkan nol berarti bisa bergeser. Untuk Coritoh 2.5, file
l0
node.txt yang dipersiapkan mempunyai isi seperti diberikan pada Tabel
2.2. Turunkan persamaan (2.33) dengan mengikuti prosedur pada $2.3.

Iabel 2.2 lsi file node.txt untuk Contoh 2.5. Hitung pergeseran nodal 2 dan 3 dan besarnya stress pada ketiga
elemen truss. Properti dari truss adalah E = 200 GPa dan A = 0,005 m2.
x_node y_node z_node fx fy fz x-fixed y_fixed z-fixed,
Kemudian bandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan
JJJJJ JJJJ menggunakan program MATLAB (f2.5.
2 0 0 0 -20000 0 0 0
001.5000111
00-1.50001"1.1
01.50000LL1
Hasil yang diberikan oleh program berupa vektor yang terdiri dari
pergeseran dari setiap node. Hasil ini mempunyai unit m.

u=
1.0e-004.
-0.1736
-0.6944
0.0000
Hitung pergeseran node 1, 2, dan 3 dan besarnya tegangan (stress)
0 pada ketiga elemen truss. Properti dari truss ini adalah E = 2.1 GPa
0 dan A = 1 mm2. Kekakuan dari kedua pegas adalah k = 5 N/mm.
0 Bandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan
0 program MATLAB (52.5.

0
0
0
0
0
40 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga Analisis Rangka Bata,ng (lruss) 4t

I"-

I
{0.,
*
4. Hitung pergeseran nodal 1, 2 dan 3 dan besarnya stress pada keenam
elemen truss. Properti dari elemen-elemen truss ini adalah E = 200 6. Struktur truss 3-dimensi di bawah terdiri dari enam member dengan
GPa dan A = 0,01 m2. Kemudian bandingkan dengan hasil yang penampang yang sama, yaitu 15 cm2 yang terbuat dari besi dengan
diperoleh dengan menggunakan program MATIAB. Young's Modulus E = 200 GPa. Hirung: pergeseran node I dan 5,
tegangan (internal stress) pada setiap member, dan gaya-gaya reaksi
node 2, 3, dan 4.

5kN 10kN

5. Sebuah plat dengan tebal5 mm dibebani dengan gaya sebesar 0,5 kN.
Jika modulus elastisitas dari plat ini adalah 100 GPa, hitung
pergeseran dan tegangan plat ini.

7. Modifikasi program di $2.5 sehingga program ini juga bisa menghi-


tung gaya-gaya reaksi, tegangan pada setiap elemen truss, dan peman-
jangan atau pemendekan setiap elemen. Dengan menggunakan
47 Ieori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga

program hitung: pergeseran node I dan 5, tegangan pada setiap 3


member, dan gaya-gaya reaksi pada node 2,3 dan 4.
FORMUI.ASI ENERGI
POTENSIAL IIIINIMUf,i:
ANALISIS BALOK DAN RANGKA

3.I PE]IDAHULUAII

Pada Bab 2 kita telah memelajari peneraPan metode elemen hingga untuk
analisis rangka batang (truss). Salah satu asumsi utama yang digunakan
dalam analisis truss adalah gaya yang beraksi pada truss hanyalah gaya
aksial. OIeh karenanya elemen truss juga dikenal sebagai elemen beban
aksial. Dengan asumsi ini maka elemen truss hanya mungkin memanjang
arau memendek. Dengan kata lain, elemen truss berada dalam kondisi ter-
tekan atau tertarik. Dalam praktek jarang didapati elemen yang hanya
menahan gaya aksial. Sebagian besar anggota dari suatu struktur menahan
g,abungan beban aksial, beban lentur (bending), dan/atau beban transver-
sal. Balok dan rangka adalah komponen dari suatu struktur dengan beban
t ransversal dan beban lentur.

Untuk menganalisis balok atau rangka, elemen yang digunakan berbeda


dengan elemen truss. Perbedaan antara elemen truss, elemen balok dan
elemen rangka digambarkan pada Gambar 3.1. Perbedaan antara ketiga
clemen ini adalah jumlah degree of freedom (doi pada setiap node. Pada
node elemen truss hanya ada satu dof, yairu Pergeseran sejajar dengan
sumbu lokal elemen (sumbu x), u*. Sedangkan pada node elemen balok
ada dua dof. pergeseran tegak lurus sumbu x, u, dan rotasi, 0. Pada node
t'lemen rangka ada tiga dof, pergeseran ux dan ur, dan rotasi 0. ]adi elemen
truss adalah elemen dengan dua dot elemen balok adalah elemen dengan
('mpat dof, danelemen rangka adalah elemen dengan enam dof

l)crtanyaan yang timbul adalah kapan kita menggunakan elemen truss,


r.lemen balok, atau elemen rangka. Sebenarnya elemen truss adalah
lormulasi Energi Potensial Minimum: Analisis Balok dan Rangka 45
44 Ieori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga

elemen rangka dengan u, dan 0 nol, dan elemen balok adalah elemen rnenurunkan matriks kekakuan, KGl elemen truss. Matriks kekakuan
rangka dengan u" nol. |adi sebenarnya semua permasalahan dapat dianali- clemen balok diturunkan menggunakan Formulasi Minimum Energi
l'otensial (Minimum Potential Energy Formulation). Prinsip dari
sis dengan elemen rangka.
lormulasi ini adalah apabila suatu benda padat terbebani dalam batas
t'lastisitasnya maka benda akan mengalami perubahan bentuk atau defor-
rnasi, namun jika beban ditiadakan maka bentuk benda akan kembali se-
perti sebelum beban diberikan. |adi dalam hal ini ada energi yang tersim-
(a) Elemen truss pan saat beban diberikan. Energi ini dikenal sebagai energi regangan
(srrain energy). Gambar 3.2 memberikan penjelasan timbulnya energi
regangan dan besarnya energi ini.

(b) tlemen balok

ui:'

(c) tlemen rangka

Gambar 3.1 Perbedaan dofdai elenen truss, balok dan rangka. en*rgi tssimpan I unit volurn*
1{. r-r r
Pada bab ini kitaakan memelajari bagaimana matriks kekakuan dan
vektor beban untuk elemen balok dan rangka diturunkan. Kita juga akan
memelajari bagaimana MEH digunakan untuk memecahkan permasalahan €

balok dan rangka. Gambar 3.2 Teriadinya energi regangan pada suatu badan padat
yang terbebani dalam batas elastis.

3.2 toRltutAst lilNtltult E]{ERGI poTEl{$At Untuk suatu elemen, dv besarnya energi regangan yang tersimpan pada
elemen adalah
Matriks kekakuan, Kld dan vektor beban, FId elemen balok diturunkan
dengan cara yang berbeda dengan cara yang digunakan pada Bab 2 untuk

-,,iii 5

i
46 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga
trrrlro Energi Potensial ilinimum: Analisis Balok dan Rangka

Lk)=Llorau (3.1)
ofl@ _n
Atr -' (3.8)
|ika energi potensial didefinisikan sebagai selisih dari energi regangan
ylng menghasilkan dua persamaan linear
dan kerja dari gaya-gaya eksternal,

- a,l =_ AE-
afr@ _ aA*, _av,t@ AE ..
y1k)
- r1k) _yy{e) (3.2)
a.\ = (3.9a)
arq L 't- r- ",-q
maka energi potensial total pada benda yang terbebani terdiri dari
beberapa elemen yang diberikan oleh .an@ =an@
= _aw@
--il, _
=- AE-- . AE (3.eb)
arj ar, a ',* L 'i
II=),\{e)-IWr'l (3.3)
sistem persamaan (3.9) dapat dituliskan dalam benruk matriks yang
sama
Untuk menghirung energi potensial rotal, energi regangan (3.1) harus tlt'ngan persamaan (2.16) yang kita telah turunkan dengan menggunakan
dihitung dahulu. Dengan menggunakan Hukum Keperian Bahan rrretode direk.
(Material Constirutive Zar.r,) Hookes, o=E€ persamaan (3.1) dapat
dituliskan

A@ =[*tnrrau (3.+1 {lf=u'[-', ;,1{";}' (2.t6)


y{e) y{e) uk)
Dengan menggunakan persamaan (2.10) untuk regangan, e@ dan setelah
persamaan (3.4) diintegrasikan maka kita peroleh 3.3 ELEltEil BAL0|(

n'' =W(w! +ul-2u,u,) (3.s) Sckarang kita akan turunkan matriks kekakuan K@ drnvektor beban
F/"/
.lemen balok dengan menggunakan formulasi minimum energi potensial.
St'belum kita turunkan matriks dan vektor ini, perlu kita pahami apa
Wc', ke4a dari gaya eksternal pada suaru elemen diberikan oleh yang
tt'rjadi pada suatu balok yang dikenai beban transversal. Beban transversal
Pada suatu balok dapat berupa beban terpusat ataupun beban merata.
W(") =4 u, +! u,=[u, (3.6)
",r[l] ( bntoh pada Gambar 3.3 adalah bagaimana suatu balok terbebani.
T
u F

Dengan mensubstirusikan (3.5) dan (3.6) ke (3.2) maka energi potensial


total dapat diekspresikan oleh pergeseran node. x
{surnbu netral}
r':(#( fi +$-zu, u,)-Fr u, -Fir,J,' @.7)
(a) 0)
Untuk keseimbangan (equillibnum) statis maka energi potensial total Gambar 3.3 Beban transversal pada suatu balok (a) beban terpusat, dan (b) beban
merata.
perlu menjadi minimum yang berarti
formulasi Energi Potensial l'linimum: Analisis Balok dan Rangka 49
48 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga

I)engan mengintegrasikan persamaan (3.13) maka persamaan elemen


Dengan adanya beban transversal akan terjadi lenturan (bending) pada
balok bisa didapat. Penjabaran bagaimana matriks K(u/ d"r, vektor beban
balok yang menyebabkan sumbu netral bergeser (Gambar 3.4). Dengan
adanya lenturan ini maka bagian dari balok di atas sumbu netral akan diperoleh telah dijelaskan di buku Moaveni, 2008. Mari kita gunakan
F1'''

memendek dan mengalami tekanat (compression stress) sedangkan cara ini lagi. Perlu diketahui bahwa elemen balok berbeda dengan elemen
bagian yang berada di bawah sumbu netral akan memanjang dan berada rangka. Kalau pada elemen truss setiap node hanya terdapat satu dofmaka
dalam tegangan. Besarnya tegangan ini bergantung pada besarnya momen lrada elemen balok pada setiap node terdapat dua dof, yaitu pergeseran
lentur (bending moment),M, sesuai dengan rumus lentur berikut: pada arah y, u, dan rotasi, 0 (lihat Gambar 3.1b). fadi secara keseluruhan

Mv lrada suatu elemen balok ada empat do[,yairu u,r,ujr,0, dan 0,. Dengan
n - _-' '.)
,=- (3.10)
f ('mpat dof fangsi interpolasi variasi u, dapat diberikan dalam bentuk
Tanda negatif pada formula menandakan tekanan pada bagian balok di I ungsi polinomial lr;.fiik Qtangkat tiga).
atas sumbu netral dan tengangan pada bagian di bawah sumbu netral. uy:C1 +crx+crx2 +cnx3 (3.14)

t,, c2, c3, dan cn pada (3.14) dihitung dari empat kondisi batas pada node z

dar. j.
iltl
Node i
Gambar 3.4 Lenturan pada elemen balok
x=0 , uy=u,y )cr=u,,
Karena adanya bending maka sumbu netral pada balok akan bergeser, uy. x=o ' *1" ) cz=o;
Besarnya pergeseran ini bergantung pada besarnya momen lentur, M,
sesuai dengan persamaan berikut:
'-o'
NodeT
:2-
EI'
-
'.Y =M(x) (3.11) x=L, Uy=U,y ) uy : c1 +crl-+crl-2 +cnl-3 :u,,
dx'
x=0 dul
-., Yl ) dul
Dengan menggabungkan (3.10) dan (3.11) maka tegangan normal (normal ,
dxllx=L -e, ) ;J =C2 * 2crL+3cnl2 =0,
stress) pada elemen balok dapat dituliskan sebagai berikut: l"_,

d2u-, I)engan keempat persamaan ini c,, c2, ca, dan cn dapat dihitung dan
(3.12)
":-s1IIv.................
dxt ' l)crsamaan (3.14) dapat dituliskan

Selanjutnya ekspresi untuk energi regangan elemen dapat diperoleh


dengan mensubstitusikan (3.12) ke (3.1) dengan adiekspresikan oleh o/E.
tlimana:
.rr.3
,t (t) r,:r (3.13) q
"'Y _1_JX-rZX (3.16a)
T i[
l'* l] 1r
Teori dan Aplikui i'letode Elemen Hinga formulasi Energi Potensial ]linimum: Analisis Balok dan Rangka 5t

^
5io=x- 2x2+Lz...........
x3 (3.16b)
yang dapat dituliskan juga sebagai berikut
L / :2-- \2

^-tY:-3x'
\. 2x3 (3.16c)
t-71
=urDrDu """""" (3.20)
yz 1s
di mana
^x2x3
5io=-T+C..-........ (3.16d)
I r. :-__L_6 12x
-ty A,1a (3.21a)
Dalam bentuk matriks persamaan (3.15) dapat dituliskan
46x ..........
r_/ie = -t + (3.21b)
["''l L2
,, ={s,, s,u si, t,, } (3.17)
T-\ _ 6 12x
I,l; I "it-A-F (3.21c)

lu, J
26x ...
U;e =-t + (3.21d)
Agar bisa mengintegrasikan persamaan (3.13) ekspresi
d'Sdn.rrrrOro # .

Dengan mensubstitusikan (3.20) ke (3.13) kita peroleh

d",
n*,=+Ir'o,Dudx
-
;7-dt'i"',
d (c s,o s, trrl{l1 (3.22)
=?{"f, e? u?, ei} io'oa*
(3.18)
Kerja gaya dan momen eksternal pada elemen balok diilusuasi kan oleh
Gambar 3.5. Kerja (*orh dari gaya-gaya dan momen-moT;T, adalah
={D,, D,o D,
"r,{l;}
W('):4 u,, +M,0, *4 ,i, +M,o,={u,, Oi uiy t,} ]Y' I (3.23)
D
[^l,

*,{ffiu
Selanjutnya, J

(
|
* -J )'
d',r-
I =DuDu (3.19)
I d*' .,l

Gambar 3.5 Beban pada elemen balok


52 Ieori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga Iormulasi Energi Potensial Minimum: Analisis Balok dan Rangka 53

Untuk keseimbangan statis maka energi potensial total harus menjadi Momen penampang kedua dari penampang balok (second moment of area
minimum, yang dapat diperoleh apabila , f beam cross-sectional area) adalah
t

611re) dt
:ao\,' r=r.,=$btr,= L,04Le 6 rna
d, ^,", -w'')-0.............. (3.24)
fr{o,r)(0,05)3=
yang menghasilkan Matriks kekakuan dan vektor beban dari elemen balok diberikan oleh
(2.32).

#=[rrin'oa*.,-r.)'"'-0 ............. (3.2s)


72 3 -72 3l
K'" -
.l 13 ,,,:
Sistem matriks persamaan (3.25) dapat diekspresikan K(') u@ -p(e) , 6i I,tr(r(rc(-
t2 -3 12 ]

mana matriks kekakuan Kr" did"prt .) 0,5 -3 i'l


ILz 6L -72 6LI
o,,, _Erl 6L 4Ln -6L 2l] I .......... (3'26)
II M,t' :'=? I

-til-tz -6L tz -61I " :l-1 Fi = -10000 I


P(c)
t |

Lu. 2a _.6L 4t]) | ',=o ]

Contoh 3. I
I)alam bentuk matriks sistem persamaan yang diperoleh adalah

Sebuah balok terbebani Eaya transversal sebesar 10 kN. Dengan Itz 3 -tz a'l["',] [ F,
3 1 -3 o,sll o' f -] M t
I

menggunakan MEH, hitung pergeseran vertikal balok pada bagian tengah (A)
1666",1
dan ujung balok. -3 12 -, ,,, I l-10000
l-r, o,s
-3 1l[0, I I o
II
L3
|

ItlkN ]

Karena ,,, = 0j = 0, maka dua lajur pertama dapat dieliminasikan


ffi*Ta*:nr sistem yang harus dipecahkan adalah
'o l ,,1
ttz -3ll"rl _ 1-tooool
Unruk memecahkan persoalan ini kita gunakan satu elemen. """"' L-, t ]l e, I-l
1.666e'I
oI
N{,=:(f-:=)Mi=okNm Solusi yang didapat adalah

rFi=? t j"irl_f -z,oor"-,-'l


4=-l0kN I e, I
-l-o,oo+"-r rra I
54 Ieori dan Aplikasi l{etode Hemen Hingga Iormulasi Energi Potensial ]linimum: Analisis Balok dan Rangka 55

Setelah hasil pergeseran dan rotasi pada ujung balok diperoleh, kita dapat L

menghitung reaksi pada bagian balok yang terpancang. Dengan mensub- Wi") =
Jurwdx:4
uiy +M,0, +F,u,, +M,0, Q.27)
0
stitusikan u;y = -2,0013"-'dr, 0i = -6,0038e-3 pada lajur pertama persamaan
(A), kita peroleh Fi = 10 kN. Selanjutnya jika kita substitusikan F, ke lajur I)engan menggunakan u, dari (3.15) pada (3.27) dan setelah penginte-
grasian persamaan (3.27) akan kita peroleh beban pada node i dan j.
kedua, kita peroleh Mi = 5 kNm.

Validasi yang dapat kita lakukan adalah dengan membandingkan hasil -r2 wL
l<:

MEH ini dengan hasil analisis yang diberikan oleh rumus pergeseran
unft.k suatu balok dengan beban pada ujung balok. IYli =
wl]
12
D"2
ur(x):-.i, tar-*l -wL
^r2
li
---

p
0(x)=- (elx - 3r') n, wL2
56, LYL| -
- 12
Pada x = 0.5 m, ur(0.5)=-2,0013e-3 m dan 0(0.5) = -6,0038e-3 rad, dimarra Untuk variasi beban yang merata secara linear seperti pada Gambar 3.7
hasil ini sama dengan hasil MEH. dengan cara yang sama dapat diperoleh beban terpusat yang setara.

M'=d' ldi _ rrt2


Balok menahan beban terpusat diberikan pada Contoh 3.1. Apabila balok '30 x
terbebani oleh beban merata maka beban diubah menjadi beban terpusat --'}{
yang setara. Suatu balok dengan beban merata akan mengalami beban )
yang sama dengan beban terpusat seperti digambarkan pada Gambar 3.6. Gambar 3.7 Balok terbebani beban merata linear dan balok dengan beban terpusat yang setara.

t * * * * M' =
'72
rL2
Mi _
wL2
7it
Contoh 3.2

ffi'4( )
Gambar 3.6 Balok terbebani beban merata dan balok dengan beban terpusat yang setara"
Sebuah balok terbebani gaya merata sebesar 10 kN/m sepanjang 1m.
Dengan menggunakan MEH, hitung pergeseran vertikal dan rotasi balok
pada bagian tengah dan ujung balok.

Beban pada node i dan j dapat diperoleh dengan menggunakan analisis


statis dengan menghitung gaya dan momen reaksi. Atau dengan cara lain,
yaitu menyamakan besarnya kerja gaya merata dengan kerja gaya-gaya
yang terpusat.
56 Teori dan Aplikasi l'|etode Elemen Hingga Iormulasi Energi Potensial l'linimum: Analisis Balok dan Rangka 51

I {) kNjnr
lr, 6 -12 6l
_l 6 4 -6 2l
'
-y{z) =2.082e' l
l-r, -6
E* l0$fiPa 1qt1)
1.2 -6
I

i-**-l --T-o t,n


16 2 -6 4)
|

l-- {
Hinl
(,
tlan vektor bebannya

I Fr=? I I Fr:-5000 I
:-833'3a3[ ar, ,,r, = 833,333 [
Untuk memecahkan persoalan ini, peftama kita akan mengubah beban ' -l
o,,, -.1Mr
F.:-sooo ' -)I\4" E
-l r'3-: t
merata menjadi beban terpusat dan menggambar diagram bebas balok. L'
I Mz =
'-- ... 833'3'33
t

I
I -,
[ ,,:o
I

]
wL wL )

Matriks sistem persamaan yang diperoleh untuk masing-masing elemen

f$r ldalah:

*\t
n
lRr nr[-2
12
*rt
l:,lerr:,en (1)

I12 6 -12 6.1[r,"] [ 4:?


6 4 -6,l] u,
I

Selanjutnya kita bagi balok menjadi dua elemen. Beban pada masrng- ''"""
2.082",1
l_72 -6 12 -o llrr, [-f-l-aea,aaaf
] -5ooo
z -6 +][e,J Iaaa,eaaJ
t
masing elemen seperti gambar di bawah ini.
Io
F,lerr:.er^ (2)
.l
Fr=Rr-S(tr=? 112 6 -72 6 [r, ] I -5000 I

16 4 -6 ,llu, I laaa,aaal
'
2.082e'l
l-tz -6 rz -u ll"" l- I ,, =, I
& =lts -?
Io z -6 4l[o,J I o J

Sistem matriks global diperoleh dengan menggabungkan kedua sistem


Momen luas kedua dari penampang balok (second moment of area elemen di atas.
beam cross-sectional area) adalah

1 6
1= 66:= {o,r){r,05)3: 1,041e ma
fi
Matriks kekakuan dari elemen balok (1) dan () diberikan oleh (3.26).
q

58 Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga formulasi Energi Potensial ilinimum: Analisis Balok dan Rangka 59

lr, 6 -72 6 o o urv Fr =? AE


0 0 _L
AE
0 0l
16 4 -6 2 o o e1 -833,333
L
6EI I.
tzEl -r
2,082e5 l-r,
-6 24 o 1,2 6 azv -s000 0
12ET 5EI
E 0 --r- ll"*l
\
F,,

16 2 0 8 -6 2 o2 833,333
L,
-6EI 4EI 2Er llutv
Ftv

E --5EI
v L llo'l -
I

0 (3.28)
l0 0 -1.2-6 12-6 usv Fs =?
0
L Mi
l0 0 6 2 -6 4 e3 0 _L
AE
0 0
AE
0 o 11",. f
F,,
L
Dengan u,, = ur, = 0, maka lajur pertama dan lajur kelima dapat diabaikan
4,
sehingga sistem yang harus dipecahkan adalah
0
12EI
;s
5EI
a
0 -r-
12ET
sll?rl M,

6EI zEI 6EI 4EI


;0 8; :lEI E -._v
I
_t
0
L
0
Ll
. ^"., [_nu
2.082e'l
l2 2ll0rl=1-1"'#'l Kk) oG) FC)

I o
1833,333t
Lo 6 2 -]tr,J J

Solusi yang didapat adalah

I o, I [-9,oo6e-3rad]
l"rl_l-s,00s"".,",
I ,, [-] r,oor"*.ua I
I

lerJ Izoose-3raaJ Gambu 3.8 Gaya dan momen pada elemen rangka.

Contoh 3.3

3.4 EtEilElt Mltct0 (fililq Sebuah balok terbebani gaya merata sebesar 10 kN/m sepanjang 1 m
pertama dan terbebani gaya aksial sebesar 2 kN pada ujung balok. Dengan
Elemen rangka adalah elemen di mana gaya aksial, gaya transversal dan menggunakan MEH, hitung pergeseran vertikal dan horizontal (aksial'1
momen dapat terjadi pada elemen (Gambar 3.8). Tampak bahwa elemen dan rotasi balok pada bagian tengah dan ujung balok.
ini adalah gabungan antara elemen truss dan elemen balok. Formulasi
elemen rangka dengan mudah diperoleh dengan menggabungkan formu- t0ltNrhr
Iasi elemen rangka dan elemen balok.
E= 300GPa
[**l*f,o.rur
l-J
b :,J
{

60 Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga 6l


Iormulasi Energi Potensial Minimum: Analisis Balok dan Rangka

Untuk memecahkan soal ini, pertama kita akan ubah beban merata Matriks sistem persamaan yang diperoleh untuk masing-masing elemen
menjadi beban terpusat dan menggambar diagram bebas balok. adalah:

untuk elemen (1),

4ee 0 0 -4ee 0 0 ul, Fr*


'1,249e6 0 7,249e6 utv Fru
\A
#
0 2498e6 -2,498e6
f,z l*r, 0 1,249e6 0,833e6 0 -7,249e6 0,4'1.6e6 01 M1

72 72 4ee 0 0 4ee 0 0 u2* Fr*


u?., F,,
Karena di sini ada gaya aksial maka balok ini kita bagi menjadi dua 0 -2,498e6 -1,249e6 0 2,498e6 -7,249e6
o2 M2
elemen rangka di mana beban pada masing-masing elemen digambarkan t 7,249e6 0,476e6 0 -1.,249e6 0,833e6

sebagai berikut:
da n untuk elemen (2,
Fj. =[o =]
4ee 0 0 *4ee 0 0 u2, Fr*

Mr =-S[},..3[I3]fu 0 2,4984e6 1,249e6 0 2,498eb L,249e6 u r., F,,

0 7,249e6 0,833e6 0 -1,249e6 0,476eb o2 M2


Mr =ffi3'333tlm
& =Rr. =2{ffiN 0 0 4ee 0 0 u" F,.
l_;"
t0 ugv Feu
-2,498eb -7,249e6 0 2,498e6 -7,249e6
***ffiN *R3 *?
lo 7,249e6 0,4'1.6e6 0 -7,249e6 0,833e6 03 M3

Second moment of area of beam cross-sectional area adalah Dengan menggabungkan kedua sistem persamaan di atas kita dapatkan
sistem global 9-r9 berikut
r= un3 = {r, r) {0, o5)3 : 1, o41e-6 ma
fr fi 4e' 0 o -4ee 0 000 0 ut, Fr, -?
0 2,498e6 7,249e6 0 -2,498e6 1,249e6 0 0 0 u,l F,, =?
0 7,249e6 0,833e6 0 -1,249e1', 0,416en 0 0 0 0r Mr = 833,333

-4ee o 08ceo o-4e'00 uz, Fr, =o

0 -2,498eb -7,249eh04,997e'002,498c"1,249et' D^ F?, = 5000

0 7,249eh 0,476e6001,666e60-7,249e60,416e" o. M, = 833,333

o-4ee0o4eeoo u^ I., = 2000


00
lt-
00 0 0 ,2,498e6 -1,249e6 o 2,498e6 1,249e6
0. Mt =o
00 0 0 7,249e6 0,416e6 0 1,249e6 0,833e6
Dengan batasan yang ada, ur. = ury = ug, = 0, maka untuk lajur satu, dua
dan delapan dapat diabaikan dan sistem yang perlu dipecahkan menjadi
6:6 berikut
E

67
Iormulasi Energi Potensial l'linimum: Analisis Balok dan Rangka 63
Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga

0,833e6

0
0
8ee
-7,249e6
0
0,416e6
O 4ee
0 , l'"' 01 -833,333
!z^ 0 frx,t\x
_7,249e6 0 4,997e6 00 ,,r:n"'l tlr,, -5000
0,41.6e6

0
00
4ee
0
o
1.,24ge6
7,666e6
0
0,476e6
0
4ee

0
,l
O,+t6e6

0,833e6_l
| e2
u3*
0?
833,333
2000
0
Fiv"uiv

Solusi yang didapat adalah 'L,-,*,.


01 -9,006e-3 m
u2* 5e'm
(')
tl a.. -5,003e-3 m
o2 1,001e-3 rad rh't
${r
u3* -(ha
1e-6 m t+.
0"J
2005e-3 m
tl'i9\
Y
Pada umumnya struktur rangka mempunyai elemen-elemen dengan
t*$\
orientasi yang tidak sejajar dengan sumbu global seperri halnya dengan
apa yang telah kita bahas untuk elemen truss di $2.3. Untuk hal ini gaya rli* \l\'3'
t+'
dan pergeseran dapat diekspresikan dalam koordinat sumbu global X-y
maupun koordinat sumbu lokal x-y. Transformasi dari sumbu lokal x-y ke 0)
sumbu global X-Y diberikan oleh Gambu 3.9 Elemen rangka planar: (a) gaya dan pergeseran pada sumbu koordinat global X-Y, dan

(b) pada sumbu koordinat lokal x-y.


F,* =F,*cosa-4rsina (3.29a)
Transformasi ini dapat dituliskan dalam bentuk matriks
F1y:F,*sina+F,rcosa (3.29b)
cosa -sina 00
I4, 0 0
sina cosa 00
lx =F;*cosa-F,rsina lR,
(3.29c) 0 0

lvr, 001 0 00 r1;


$v =F;*sina+$rcosa (3.29d) lr,* 000 coscI *sinc 0
ll 4,
It" 000 sina cosn 0 ll r"
l.*, 000 0 01 l[*,
rl? Tt'", Fyl
Y

64 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga


Iormulasi Energi Potensial l,linimum: Analisis Balok dan Rangka 65

Dengan menggunakan transformasi yang sama, pergeseran node i dan j diturunkan dengan cara yang sama dengan cara kita menurunkan elemen
pada koordinat global X-Y dapat diekspresikan dalam koordinat lokal x-y. truss maupun elemen balok. Berikut adalah matriks kekakuan elemen
cosa -sina 0 rangka umum.
urx 0 0 0.1[,,,
urv sinacosa000 o AE
00 oAEo
L
0 000
11"', L
0i 00100 0ll 0, (3.31) 9Y-
t.'
o 00 bEI
;u-i-
12EI--
0 0 0 6EI
---=
L.
uix 0 0 0 cosa -sina o ll 'i. 12EIyy

I,.
^ 6EI11

t.-
000 _
12EI,,
L'
6EI
o - -^)-
I:
o

ujv 0 0 0 sina cosa o Gl 00


GT
OU
ll"i, L
0 0 0
L
0, 00000 1lIor 4L1,,
00 0
t Llyu
{}J0
2EI,,.

L
L L,
4EI 2F.l
_68t." 00-
TT., u$ 0

"fi L
AE
L:

0 0 000
L

L
Dengan mensubstitusikan (3.30) dan (3.31) ke (3.28), kita bisa peroleh 72E1..
0
6EI
L, L,
sistem persamaan elemen pada sumbu koordinat global. 6EI....
12El yy
r) "' 0
I:
..........
L3
(3.33)
11')11r"r T@u%:Ff], (3.32) CI
L
(,U
4F,I
,,-ll o
L
3.5 ErEltElt RAt{Gt0 u}ru}r/EtE}tEil BArot( 3-Dt}tEltsl 4E1..
L

Elemen rangka umum adalah elemen di mana gaya aksial, gaya G adalah elastisitas modulus geser dan J adalah momen inersia polar dari
transversal, momen dan torsi dapat terjadi pada elemen (Gambar 3.10).
penampang balok. Matriks u(") d.an vektor beban F(') ad.alah:
Pada elemen ini setiap node mempunyai kebebasan untuk bergeser searah
sumbu lokal x, y, dan z dan melentw (bending) terhadap sumbu y dan z.
|adi setiap node mempunyai 6 dofdan secara keseluruhan terdapat 12 dof
pada setiap elemen.

lL-

Gambar 3.10 17 dof elenen rangka umum

Matriks kekakuan dari elemen rangka umum adalah matriks 12x12


(persamaan 3.33). Pada elemen rangka umum rotasi pada sumbu lokal x
terjadi dikarenakan oleh torsi. Matriks kekakuan elemen torsi dapat
il

66 Ieori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga formulasi Energi Potensial ilinimum: Analisis Balok dan Rangka 67

ui, Contoh 3.4


uty
Sebuah balok terbebani gaya sebesar 10 kN/m dan puntiran sebesar 1kN.m
ti, pada ujung bim. Dengan menggunakan MEH, hitung pergeseran vertikal,
oi* horizontal (aksial) dan rotasi balok pada bagian tengah dan ujung-ujung
0,r, balok dalam sistem koordinat global.
or," ..... (3.34)
10kN
ttk) -
ui,
uiv
lktilm
tj,
0,,, T"osm
0jry
o j,,
Untuk memecahkan soal ini, pertama-tama kita ubah beban merata
dan menjadi beban terpusat.
4* E'.
4y
'ty =o
-'
F,,

I*,
M,r, I?.
Ltz =
Mr,. .... (3.35) -rI
F@-
4. Momen inersia kedua I, dan I,, untuk penampang melingkar adalah
F;,
:T
I'yy -'r, ndo
Fj, -- 64 =o,3o6e-6
- ma

I,, dan momen inersia polar (sumbu x) adalah


Mjry
Mi,, J=Ip = ma
#=0,613e-6
Data balok lainnya A = 1,963e-3 -', L = 0,5 m dan elastisitas modulus geser
diberikan oleh

G=frE q=78,'l'25cPa
68 Ieori dan Aplikasi l'letode Hemen Hingga formulasi Energi Potensial l,,linimum: Analisis Balok dan Rangka 59

Poisson ratio balok adalah 0,28. Matriks kekakuan elemen ini diberikan rrrngka mempunyai orientasi yang tidak sama dengan orientasi sumbu
0.785e' 0 00
global seperti digambarkan pada Gambar 3. 1 1.
00 0.785e' 0 00 00
0 0,734e6 00 0 0,367e6 0 {,734e6 00 0 0,367e6
00 0,734e6 0 0,367e6 0 00 -O,734e" 0 0,367e6 0 1.1,-

00 0 0,479e5 00 00 0 0.479e' 00
00 O,367e6 0 0,244e" 0 00 0,367e6 0 0,122e6 0
0 0,367e6 00 0 0,244e" 0 -O,367e6 00 0 0,122ed
B:,
-0.785ee 0 00 00 0.785ee 0 00 00 A
0 -0,734e6 00 0 -{,367e6 0 0,734e6 00 0 -O,367e6
"ra
00 0,734e6 0 0,367e6 0 00 0,734e6 0 0,367e6 0
00 0 0.479et 00 00 0 0,479e1 00
00 o.367e6 0 0,122e6 0 00 0,367e6 0 0,2,1,1c" 0
0 0.367e6 00 0 0,122e6 0 -0.367e6 o0 0 0,244e"

Dari batasan yang ada, ui* = uiy = ui, = 0* = 0,, = 0;,, = 0, maka lajur satu
sampai la;'ur enam dapat diabaikan dan sistem yang perlu dipecahkan
menjadi 6:5 berikut:

0.785ee 0 000 0 u,_.


t\ 0
0 0,734e6 000 _-0,367e6 u.
tv -10000 Gambar 3.ll 0rientasi sumbu lokal terhadap sumbu global.
00 0,734e6 0 0,367eh 0 uj, 0
Untuk mentransformasikan pergeseran, rotasi, dan beban dari sumbu
00 0 0,479es 0 0 o.
- lx\
1000
lokal, persamaan yang digunakan adaiah
00 0,367e6 o 0,244e6 0 e-
lvv
0

0 -0,367e6 000 0,244e6 oi,, 0 u\f,, = T'"' o'I)r, (3.36)

Solus r yang didapat adalah dan

uj*, 0m Ffl, = T'"' Ffl, (3.37)


Iiyy -54,8e-3m
aj,, 0m Di mana matriks transformasi Tr"/ diberikan oleh
oi** 20,881e-3rad o o ol
tr-.
0iry 0 rad
a,.,-l' o
r,' l ol,
lo o r, 0l
(3.38)
oi,, -82,372rad
L0 0 0 Trl

fika sumbu lokal elemen mempunyai orientasi yang sama dengan sumbu
global seperti pada Gambar 3.10, matriks kekakuan tidak perlu ditransfor-
masi dari sistem lokal ke sistem sumbu global. Namun umumnya elemen
ry

70 Ieori dan Aplikasi l'|etode Elemen Hingga Iormulasi Energi Potensial ]linimum: Analisis Balok dan Rangka 7t

Elemen matriks T" adalah !:


[l* ffi* n"-l
rr=lt, ffiy ", | . (3.3e)

LI. fr. n, ]
It, mu dan no adalah arah kosinus atau vektor unitas sumbu lokal yang
memberikan

i: l*X + m,Y + n,Z ......... (3.40)

y=lr*+mri +n"2 (3.41)

2 :l,X+ -,V + n,2.......... (3.42)


Gambar 3.12 Arah vektor posisi untuk menentukan arah kosinus sumbu y dan z.

1*, m* dan n* dapat dengan mudah dihitung karena arah sumbu lokal x
Dari Gambar 3.12 bisa diperoleh dengan menggunakan persamaan-
adalah arah node rke node 7.
persamaan (3.46) - (3.48).
t,
X. _X,
(3.43) (3.4e)
xL
(3.s0)
*x=I-X
L G'44)
di mana:
Z. -2. X;i:X, -X, , Xur =Xt -Xi
"*=# (3.4s)

Y,,=Y,-\,Y*:Yu-Yi
Untuk menentukan sumbu lokal y dan z diperlukan satu titik tambahan
yang terletak pada bidang x-y unruk menentukan orienrasi bidang x-y. Z1i=2,-2. Z* =Zy-Zi
Dengan diketahuinya titik ini, arah kosinus sumbu lokal y dan z dapat
dihitung.Vektorposisi V,, V, arn Vuadalah Arah kosinus sumbu z diperoleh dari perkalian vektor antara vektor
V,-Y danvektor v--v,.
V,:XrX+V,Y +ZrZ (3.46)
__ (v,-Y)flk-v,) (3.51)
V,=X,X+Y,Y +ZrZ (3.47) --ltu,-v,)*&-Y)l
Z= --;-----:-----

Vr =XtX +YuY +ZrZ (3.48) Setelah mensubstitusikan (3.49) dan (3.50) ke (3.51) dan membandingkan
dengan persamaan (2.42) maka kita peroleh
t7 Teori dan Aplikasi l'|etode Elemen Hingga 7t
lormulasi Energi Potensial l'linimum: Analisis Balok dan Rangka

tl*E{* -r"} enerlii tersimpan I rrnit voltrme


(3.s3) 1* st* * e.l

,r==]-[xy-xy)
, 24,,o\- -ii -ki -ti -ii
-
,/
.. (3.s4)

l{oi
ia----+t
Seianjutnya untuk arah kosinus sumbu y dihitung dari ll
Gambar 3.13 Kurva tegangan-regangan sebuah balok dengan pemuaian.
i:ixx (3.ss)
Ilesarnya energi regangan yang terjadi pada suatu elemen balok diberikan
yang menghasilkan sama dengan persamaan (3.1), yaitu luas di bawah kurva tegangan-
Iy.^Lx
=m- n.. -n-m.. (3.s6) regangan.

(3.60)
my.nzx
=n-1. -l-n .......... (3.s7) = []t(e -e")(e -e.)dv
^,"
Dengan menggunakan ekspresi regangan Persamaan (2.10) untuk e dan
(3.s8)
mengintegrasikan persamaan (3.60), kita peroleh

3.6 +ui--zu,u,)*?I,1r, _ri)*13}


ETEI( DARI PAilN rr - z'l-r'
n,",=E*!{(ui L\*'
(3.61)

)
suatu balok sering mengalami tegangan karena ada gaya eksternal yang
beraksi pada balok dan juga karena adanya pemuaian yang terhambat.
Dengan menggabungkan (3.61) dan kerja dari gaya eksternal, W1') ekspresi
Tegangan yang dikarenakan adanya perubahan suhu dikenal dengan
unruk energi potensial total diperoleh
tegangan thermal (thermal strex). |ika bahan balok mempunyai sifat
elastis isotropik, perubahan suhu sebesar AT akan menyebabkan pemuaian Il(')=#(,rl +rl -zt,ui)*rAr.(", -",)*f e3 -4,, -iu, (3'62)
Qtemanjangan) atau regangan sebesar
so = aAT Selanjutnya untuk ekuilibrium, energi potensial total ini harus di-
G.59)
minimumkan
di mana cr adalah koefisien ekspansi panas (/ 'C). |ika pada balok juga ada
gaya eksternal maka hubungan antara tegangan dan regangan dapat +:=*q
oui L
-f ",+AE
eo -E =o (3.63)

digambarkan seperti Gambar 3.13.


all,') _ _ AE r. * AE ,, _AEe^ _F, =o (3.64)
a,l - "'
L L 'l
rT
!

Teori dan Aplikasi lletode Elemen Hingga formulasi Energi Potensial I'linimum: Analisis Balok dan Rangka

sistem persamaan elemen balok dengan pengaruh perubahan suhu daram I)engan menggabungkan kedua sistem ini kita dapatkan
bentuk sistem matriks dapat dituliskan sebagai berikut:
[ 1 -1 o l f"rl [Fr. -t,635enl
-,[_,, o,zazeTl -r 2 -1,11", l= ) *ooo I
;]{";}"' ={l ;lx;}"' (3.6s)
Io -1 , -][",J [r,, *r,oasunJ
K@ u@ Ek)
Dengan konstrain rr !2 = 2,84e'4 m. Tegangan pada elemen
= ua = 0 maka
(f dihitung dengan menggunakan
Contoh 3.5
oo) = E(e - )(r) = 200e, = 10, 654 lylpa Garik)
[!z:xr -
eo 1, 083e-3
sebuah balok dipanaskan dari suhu awal 30'c ke 120'c kemudian )
dibebani oleh gaya aksial sebesar 10 kN. Dengan menggunakan MEH, 'fegangan pada elemen (2) dihitung dengan menggunakan
hitung tegangan pada balok. caratan: koefisien pemuaian panas dari balok
adalah 12e-6 fC. o(2) = E(e - e )Q) : 2o0es[+# - r, 083e-3 = -].59, 8 rvna Gekan)
)
E = 300 OPa

rn
f,_T-o.ur 3.1 soAr-soAr LATT}lAil

l. Sebuah balok dengan panjang 3 m terbebani oleh sebuah beban


merata. Dengan membagi balok menjadi 4 elemen dengan node 1, 2,3
dan 4,
Untuk memecahkan soal ini, balok dibagi menjadi dua elemen.
a. Hitung pergeseran, u, dan rotasi, 0 pada node-node ini.
&=x#=1nnN 4x =rT{{a:pl_'3li, *r
}Fa b. Gambar kurva pergeseran sepanjang balok.
untuk menghitung sisrem matriks (3.65) kedua elemen di atas, diperlukan c. Hitung gaya dan momen reaksi pada penyangga balok.
ko :k@ = 6,283e7 N/m dan q = 1,08e-3 m. Untuk elemen (1)
10kN/nr
t -rll",l"'=l F,, -1,63sea |(1'
'
6.2$e?l
L-1 r I|.", J [rooo + 1,,63sea
E= ?00GPa
)
[-*l_[o.t'"
Dan elemen (2) t-J
lo.:
u{
-lt -111",lt" _ lrooo* r,6s5"n|,
6,283e'I
L-1 ,li"rl -1 rr. +1,635ea
I
1

16 Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga lormulasi Energi Potensial l'linimum: Analisis Balok dan Rangka 11

2. Sebuah balok dengan panjang 3 m terbebani oieh sebuah beban


merata 10 kN/m, beban aksial sebesar 2 kN dan momen sebesar 0.5 kN
m. Dengan membagi balok menjadi 4 elemen dengan node 1, 2, 3 dan
4.

a. Hitung pergeseran, u* dan u, rotasi, dan 0 pada node-node ini.

b. Gambar kurva pergeseran ux dan u, sepanjang balok.

c. Hitung gaya dan momen reaksi pada penyangga balok. Rancang (b)

10kN/ni 4. Dengan menggunakan MEH untuk frame, hitung pergeseran dan


rotasi di struktur pada node 1, 2, 3, 4 dan 5 (a). Bandingkan dengan
E* 3006Pa struktur yang sama dengan tambahan balok seperti pada rancang (b).
[*l-Torm
H
'0.1nl *_lrr
__T____1_
II
Itr

3. Struktur balok dapat digunakan untuk menganalisis pergeseran


r\
d
tlr
l r-r
-l l_r*
L--l
struktur iampu penerangan jalan. Dengan menggunakan MEH, hitung +50
I
pergeseran lampu dengan rancang (a) tanpa support, rancang (b)
dengan suppoft, dan (c) pada hari yang panas suhu dari struktur balok lll
bisa bertambah sekitar AT = 50'C. |ika cr = 10e-6 fC, hirung pergeseran I-bint stsel WSxl5
d = 8.11 iu
lampu untuk rancang (b).
b*4.015 iu
fu*0.J15 iu
PipaE - 180GPa t*= 0.345 in
OD 30nm
ID 14 mrn
Rancang (a)

Rancang (a)
YI

78 Ieori dan Aplikasi l'|etode Elemen Hingga

4
FUNGSI INTERPOUTSI DAN
TIPE ELEMEN

4.I PEIIDAIIUIUA]{
l)ari Bab 1, 2, dan 3 kita telah pahami bahwa prinsip MEH adalah pemba-
gian domain menjadi beberapa sub-domain/elemen (diskretisasi). Kemudi-
rrn dari solusi node (nodal solution), solusi elemen diberikan oleh persa-
rnaan interpolasi (interpolation function). Setelah solusi elemen diperoleh,
Rancang (b)
solusi keseluruhan domain didapat dari penggabungan solusi-solusi
5. Dengan menggunakan MEH untuk frame (dari bahan baja), hitung t'lemen.
pergeseran dan rotasi pada ujung di mana beban berada. Untuk
memecahkan soal ini secara efisien dan akurat memerlukan bantuan I'ada Bab 2 kita telah melihat bagaimana suatu domain (rangka batang)
program. Catatan: 1 in = 25.4 mm. tlibagi menjadi beberapa elemen truss. Pergeseran pada suatu elemen di-
berikan oleh persamaan interpolasi yang berbentuk persaman linear (per-
samaan 2.7)

,r(") = sldul"' + sf ) u(,') (2.7)

tli mana S{') dan S1') dikeral sebagai fungsi bentuk (shape function). Fungsi
bentuk merupakan kunci dari Metode Elemen Hingga. Oleh karenanya
bagaimana fungsi bentuk ditentukan dan syarat-syarat apa yang harus
tlipenuhi oleh fungsi tersebut penting untuk dimengerti. Bab 4 khusus
rnemelajari sifat-sifat (characteristics), syarat-syarat (conditions) yang
harus dipenuhi dan cara menurunkan fungsi bentuk.

[ungsi bentuk yang digunakan pada suatu jenis elemen berbeda dengan
clemen yang lain dan hal ini tergantung dari beberapa faktor antara lain:
I-birn *tocl 1V6x9
d * 5.9,in
l. dimensi elemen (1-dimensi, 2-dimensi atau 3-dimensi), dan
b = "r"9"1 ir '). bentuk elemen (segitiga/triangular, segi empat/quadrilateral, empat
t =0"3t5 irr
to* 0,11 irr sisi/tetrahedral, enam sisi/hexahedral), variasi variabel pada elemen
(linear, kuadratik atau degree yang lebih tinggi).
T

lungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen 8l


80 leori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga

Koefisien a, dan a, pada persamaan (4.1) dapat dihitung dari pemenuhan


Pada Bab 2 kita telah
menggunakan elemen 1-dimensi linear untuk
menghitung pergeseran elemen truss. Tipe-tipe elemen yang umum rrilai u pada node 1, u(x,) = ur dan nodeZ u(xJ = ur. Dengan mensub-
digunakan pada metode elemen hingga dapat dikategorikan berdasarkan: stitusikan nilai-nilai node ini ke persamaan (4.1) kita peroleh sistem
1. Dimensi dari elemen : l-,2- atau 3-dimensi. lx,rsamaan linear yang terdiri dari dua persamaan.

2. Bentuk dari fungsi interpolasi elemen yang biasanya berupa fungsi u1 =do +a1 x1 ........ (a'2a)
polinomial dengan berbagai pangkat (ordel.
u2 =?o +atx2 (4.2b)
Berdasarkan pangkat dari polinomial, elemen dapat merupakan elemen li-
near (order oae), kuadratik (order rr.r.o), kubik (order three) dan seterus-
Solusi dari sistem persamaan ini memberikan ao dan a, yang jika kita
nya. Pada bab ini kita akan membahas bagaimana fungsi bentuk diturun- substitusikan ke persamaan (4.1) akan memberikan
kan untuk berbagai jenis elemen dengan berbagai pangkat polinomial.
,-, (*, -x) (x-x, )
rl't'--11 r t l' tr (4.3)
(xz -xr) ' (xz -xr ) '
4.2 ELEilEil l-DlllEllsl
I)ersamaan (4.3) dapat dituliskan secara ringkas sebagai berikut:

4.7.1 Elemen Linear u('):Sr u1 +52 u2 ............... (4.4)

Kita telah membahas elemen 1-dimensi linear (elemen truss) pada Bab 2. di mana S, dan S, adalah fungsi bentuk (shape {unction) yang diberikan
Pada bab ini kita akan turunkan fungsi interpolasi elemen ini secara lebih oleh
detail. Elemen l-dimensi mempunyai variasi variabel terikat (dependent
variable), u yang bergantung pada satu variabel bebas (independent ^\- (x, -x)
(4.s)
variable), x. Fungsi interpolasi yang paling mudah digunakan adalah
"'- (*, -*r)
fungsi polinomial pangkat | (linear).
*"'-_ (x-x,) (4.6)
u('')=ao *ar x (4.1) (*, -*, )

Dengan fungsi ini variasi u pada suatu elemen 1-dimensi diberikan


oleh Dapat terlihat di sini bahwa elemen linear mempunyai fungsi bentuk
persamaan linear atau polinomial tingkat satu (4.1) dan digambarkan pada yang linear (Gambar 4.2).
Gambar 4.1. (xz -x) (x *xr)
s1
*xr) ^
D,)=+
arl*l =u,, +at * (x: (x: * xr)
-x*
rl
'k
1 2

Gambar 4.1 Fungsi interpolasi elemen l-dimensi.


Gambar 4.2 Nilai fungsi bentuk S, dan S, elemen linear l-dimensi.
T

82 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Iungsi lnterpolasi dan lipe Elemen 83

Dari analisis variasi fungsi bentuk S, dan S, di atas terlihat bahwa fungsi 4.2.2 Elemen lfuadratik
bentuk ini adalah suatu fungsi bobot (weighting function). Nilai fungsi
fika variasi u pada suatu elemen tidak linear maka persamaan kuadratik
bentuk, S, dapat diartikan kontribusi node ./ pada nilai u element (e) dan
lebih akurat untuk digunakan sebagai fungsi interpolasi.
demikian juga halnya dengan S, yang dapat diartikan sebagai kontribusi
vk) =ao+a1 x+a2 x2 ............... (4.e)
node 2 pada nilai u elemen (e). Karena kontribusi u, pada node 2
diharuskan nol dan demikian juga dengan kontribusi u, pada node l juga Elemen l-dimensi kuadratik mempunyai tiga node (Gambar 4.3).
harus nol maka salah satu properti dari fungsi bentuk adalah fungsi ini ttt") :ao +a.1 ,o+a= ra2
harus mempunyai properti fungsi delta.

s'(x;)=6i;:{; (4.7)
ii; =,:'i,';, :,7^

di mana nu adalah jumlah node pada domain. Properti lainnya adalah


propefii unitas di mana jumlah semua fungsi bentuk pada suatu elemen Gambar {.3 Aproksimasi nilai u pada elemen l-dimensi dengan

adalah satu. Untuk elemen linear dengan dua node (/ dan ] jumlah S, menggunakan fungsi kuadratik.

dan S, harus satu. Koefisien ao, a, dan a, dihitung dari pemenuhan konstrain u(x,) = u, u(x2)
nrd - uz dan u(>d = u, yang diberikan oleh sistem persamaan linear berikut:
i so =1................. (4.8)
k=1 ul=do +alxl +arxl (a.10a)

Contoh 4. I
u2 =oo +alx|+arx| (4.10b)

Untuk elemen l-dimensi dengan koordinat xr = 2 dan \=3, hitung S, dan u3 =do +a1x3 +arx! (a.10c)

S, pada x=2.75. Solusi dari sistem persamaan ini memberikan ao, a, dan a, yang jika
(x, disubstitusikan ke persamaan (4.9) kembali akan memberikan:
-*)
"'- (*r-xr) _Q-2j5)
*. _
Q-2)
=0.25
(x (x -xr)(x - xa)
u(,) =u,' (x, -xr)(x -xr) *,r"' *r. (x -xrxx -xz) 1+.t t1
-xr)(x, -xr) (x, -x,)(x, -xr) ' (x, -xr)(x, -xr)
s, = i*-',1 :Q.:!5
' (x, =,')
:0.75
-xr) (3-2) Secara ringkas persamaan (4.11) dapat dituliskan sebagai berikut:

dan u(') =Sr u1 +S2 u, +S, u3 ............... .. (4.12)


2
rli mana S,, S, dan S, adalah fungsi bentuk (shape function).
ISr.:Sr+52=l
k=1
(* -xr)(x -xr)
"
"t -_ ,r-rr;1x, -xr; (4.13)
Y
I

84 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga lungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen 85

sz:
(x -x,)(* -xe) (4.t4)
sumbu natural (natural coordinate system), f sebagai ganti sumbu x
(xr-x,Xxz-xa) (Gambar 4.5). fdidefinisikan sebagai berikut

. .rX-Xo
,,' _ -xr)(x -xr)
(x
(x: -xr)(x, -xr)
(4.15) '--' L
(4.18)

Dapat terlihat di sini bahwa fungsi bentuk dari elemen kuadratik adalah
polinomial pangkat dua/polinomial kuadratik (Gambar 4.4).

Sl $: 53 i'x
;/- t^ H
E:-i
,l-r>{TWs
-4
X:Xi
I E:1
X:Xj
123 Gambar 4.5 Sumbu lokal (sunbu natunl elemen l-dimensi.

I)engan menggunakan koordinat sumbu lokal, persamaan (4.17) dapat


Gambu {.1 Nilai fungsi bentuk S, , S, dan 5, elemen kuadratik l-dimensi.
rlituliskan

:tT (€-1,)(e-12)" (1-rk r)(e-{k r}'"'(e-{")


4.2.3 Elemen Polinomid Umum s,
Jk -"k --(tf,iX4,f,{r) {ef,1k{ffi (4.1e)

Secara umum polinomial mempunyai bentuk

u('):ao +a1 x+a2 x2 + "' + a.-r xt-1 + a. x' (4.16) 4.3 ELEilEil 2-DtltEl{St

Cara menurunkan fungsi-fungsi bentuk elemen linear dan elemen Elemen 2-dimensi yang umum digunakan adalah elemen segitiga (tria-
kuadratik memerlukan pemecahan sistem persamaan linear seperti ngular) dan elemen segiempat (rektangular atar quadilateral). f:umlah
terlihat pada persamaan (4.2) dan (4.10). Ada cara yang lebih mudah node pada elemen menentukan fungsi interpolasi pada elemen terkait.
untuk mendapatkan fungsi bentuk elemen 1-dimensi. Kalau kita lleberapa tipe elemen 2-dimensi dengan berbagai fungsi interpolasi akan
perhatikan persamaan (4.3) dan (4.11), persamaan-persamaan tersebut kita pelajari pada bagian ini. Ringkasan berbagai tipe elemen 2-dimensi
adalah polinomial Lagrange di mana fungsi bentuknya diberikan oleh clapat dilihat pada Tabel 4.1.
Lagrange interyolan.

(x-xo)(x-*, )."(* -*o-, )(* -xr*r)."(* -*") (4.t7) 4.3.1 Elemen linear Rektangular
Sk =L? =
(xu -xo)(xu -*r).".(** -xr-r)(xr -xr.*r)'".(*u -*") Hlemen linear rektangular diberikan di Tabel 4.1 sebagai elemen linear
isoparametrik. Elemen ini mempunyai sisi sejajar dengan sumbu x dan y
felas fungsi bentuk yang diberikan oieh persamaan (4.17) mempunyai
rlan mempunyai variasi linear sepanjang x dan y sehingga sering disebut
properti fungsi delta (4.7) dan unitas (4.8).
sebagai elemen bilinear (Gambar a.6 (a)). Istilah isoparametrik digunakan
Guna memudahkan penghitungan fungsi bentuk dan integrasi pada saat trntuk elemen dengan fungsi interpolasi variabel yang dicari dan inter-
formulasi persamaan elemen, sering digunakan sumbu lokal elemen atau polasi koordinat yang sama. Karena pada elemen ini ada 4 node, apabila
--

lungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen 87


Teori dan Aplikasi Metode Hemen Hingga

Iabd 4.1 Tipe+ipe elemen 2-dimensi yang umum digunakan.


ada satu dof pada masing-masing node maka setiap elemen mempunyai 4
dof Persamaan interpolasi yang digunakan adalah I,un8sr Elemen Segiempat Elemen Segitiga
lrrt,crpolasi
nk) =a7+a2 x+a3 y+a4xy ............... (4.20)
I .lllear
Keempat koefisien pada persamaan (4.20) dapat ditentukan dari pemenuh-
an konstrain-konstrain u(x,,y1) = u,, u(x,yr) = uz, u(x.,yJ = u, dan u(xn,y+)
= u4. Dengan menggunakan prosedur yang sama sepefti pada $4.2.2, kita
Rektangular
bisa mendapatkan keempat koefisien di atas. Selanjutnya jika koefisien- Isoparametrik Triangular
koefisien ini disubtitusikan kembali ke (a.20) maka kita dapatkan Quadrilateral
4 node 3 node
u(')=Srur +Srtr+Srur+Snun @.21)
Isoparametrik
4 node
di mana fungsi-fungsi bentuknya adalah
adratik
n/o\ 1(L )fW
s'i":[fu[;-x)l;-y \ 4 3
) (4.22)
8 7

s['=rw[;...,l[i-r)
^t.t (L )fW
1. \
e::)
1
5
2

Triangular
Rektangular Rektangular
ato\ 7 (L )rW
s5':rfu[;*.J[;*, ) 6 node
) (424) 9 node Serendipiti
8 node
a(o\ 1 (L )rW
sf':rfu[; )
-x
)l;+y ) (4.25)

+*-
3
Dalam proses integrasi numerik elemen, lebih praktis jika fungsi benruk {
\ l,-
dituliskan menggunakan koordinat sumbu nattrral {,r7. 6a\
r-lX-X.
l-o-tz
rJ4
,-- L
(4.26)
Sisi lekuk
Sisi lekuk
n=2Y -Y, (4.27) Isoparametrik
Isoparametrik
6 node
Serendipiti
(/arang digunakan)
8 node
(Jarang diganakan)
r
88 Teori dan Aplikasi ['letode Elemen Hingga lungsi lnterpolasi dan Tipe Hemen

t Iutuk elemen rektangular isoparametrik (Gambar 4.6(b)), transformasi


,lrrri koordinat sistim ((,rt)k koordinat kartesian sama dengan persamaan
r r rrtuk interpolasi variabel (4.21).

x('):Sr xr +S2x2 + S, x, +Sn xn (4.33)

y('') =S, Yr +Sz Yz + Ss Ya +S+ Y+ """"""" (4'34)

I
4.3.2 Elemen linear Quadrilateral lsoparametrik
(.) (b)
l'llemen quadrilateral isoparametrik mempunyai empat sisi linear yang
Gambar 4.6 Representasi elemen linear rektangular pada (a) sistem sumbu kartesian;
ridak sejajar dengan sistem sumbu kartesian (Gambar 4.7). Transformasi
(b) sistem sumbu natural.
clari sistem sumbu natural ke sistem sumbu kartesian diberikan oleh
Dapat diperoleh dari (4.26) dan (4.27) bahwa nilai f dan ry adalah antara - l)ersamaan (4.33) dan (4.34) dengan fungsi-tungsi bentuk (4.29) - (4.32).
1 dan 1 (lihat juga Gambar 4.6(b)). Karena variasi dari fungsi benruk pada l.Jntuk elemen ini fungsi interpolasinya sama dengan elemen rektangular
satu sumbu diberikan oleh Lagrange Interpolan (4.19), untuk 2-dimensi di isoparametrik. Dari persamaan-persamaan ini kita bisa peroleh
mana fungsi bentuk tergantung dari sumbu { dan r7, fungsi bentuk elemen
x(")1-1,-1;=x, dan y(")1-1,-1)=yr
2-dimensi diberikan oleh
:Li, Li, x(")11,-1;=1, dan y@ 17,-11:r,
51 (4.28)
x(')11,1;:x, dan yk) 71,11=Y,
Selanjutnya dengan menggunakan persamaan (4.19) fungsi-fungsi bentuk
dalam kordinat sumbu natural diberikan oleh x(')1-1,1;:x, dan y@ l-L,11:t n

sr =11; G,, =
tr3 #*:it -6) (1- ry)
(4.2e)
xr.)-+ il -
It- 1-l

sz=G,,
' L'' 11z''t= "
f-1!, y-4=
(1, - t, ) (qt - ,l)
1(,*1) (r
4'- -/ - 4)
............... (4.30) t-T _-

---.l;r [*
I
---.r,
s: =L?,r r?, = (1+ q) (4.31)
fFB tr#=|e*{)
sn =1,n,,-i, =
&+ tr*=|o- ct(1 + ry)
(4.32)
(.)
x
(b)

Gambar {.7 Elemen quadrilateral isoparametrik pada


(a) sistem sumbu kartesian (physical coordinate rysnnl; $) sistem sumbu natural.
90 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga Iungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen 9t

4.3.3 Elemen linear Triangular

Elemen segitiga linear mempunyai 3 sisi (Gambar 4.8). Solusi elemen-


elemen ini diberikan oleh persamaan Iinear berikut:

u@) =ar+a2 x+a3 y .......'........ (4.35)

Koefisien-koefisien al, a2 dan a, dihitung dari pemenuhan syarat-syarat


u(x,,y1) = u, u(&, yz) = uz dan u(x",y) = ug. Apabila al, a2 dan a, disub- I
stitusikan kembali ke (4.35), persamaan (4.35) dapat dituliskan dengan
menggunakan fu ngsi-fungsi bentuk sebagai berikut

u@):Sr u, +S, u2 +S3 u3 .............. .. (4.36)


x
Fungsi-fungsi bentuknya berupa
Gambu 4.8 Representui elemen triangular isoparametrik
1
Sr=*(or+p, x+6ry) (4.37) Cara menghitung fungsi bentuk di atas agak merepotkan karena kita perlu
memecahkan sistem persamaan linear. Cara yang lebih sederhana adalah
dengan mengasumsikan bentuk dari fungsi bentuk sebagai berikut:

Sr =or +b, x+c, y ................ (4.40)

Sz=dz+brx+cry ............... (4.41)

Se =?s +b, x+c, y ................


di mana: (4.42)
dr:XzYz-XsYz A2:X3Yt-xtYZ ds:X1.Yz-xzYt
Menurut properti fungsi delta (4.7), fungsi bencuk S, bernilai I pada node
h:yz-ye Fz:Ys-Yr Fe:Yr-Yz 1 dan nol pada node lainnya.
61:x3 -x2 6, =x, -x, 6s =Xz -Xr S,(x,,y,) = 1

S,(x,y) =0

S,(*r,yJ:0
Dengan mensubstitusikan kondisi ini pada persamaan (4.40) diperoleh tiga
Persamaan
Sr(*r,yr) =a, +b, x, +cr yr =1 (4.43)

Sr(*r,yr)=a1*brx, +\Yz-0 ..........'.. (4'44)


I
leori dan Aplikasi l.letode Elemen Hingga fungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen 93

Sr(xr,yr) =a1*b1x3 +clyg = 0 ........ (4.45)


=&
L1A (4.53)

Dari sistem persamaan (4.43) - (4.45), koefisien a,, b, dan c, dapat diper-
oleh =&
L2A e.s4)

^t -xzYz-xzYz
)L
(4.46)
= ^3
L3A
A
(4.55)
e

6, =Yz-Yt (4.47) A, adalah luas yang dibatasi oleh garis dari 2-3-p (Gambar 4.10(a)). Ielas
' 24" terlihat jika titik p ada di titik I maka L, akan bernilai 1 sedangkan jika p
Xr -Xr ada di titik 2atau Smaka L, akan bernilai noI. A, adalah luas yang dibatasi
(4.48)
' 24. oleh garis dari 1-3-p (Gambar 4.10(b)). felas iika titikpada di titik 2rnaka
Dan luas dari elemen, A" diberikan oleh L, akan bernilai 1 sedangkan ilk^ p ada di titik / atau 3 maka L, akan
bernilai nol. A, adalah luas yang dibatasi oieh garis dari 1-2-p (Gambar
11 x1 Y,l a.10(c)). felas jika titik p ada di titik 3 maka L, akan bernilai 1 sedangkan
o":i l, xz y,l (4.4e)
jika p ada di titik 1 atau 2maka L, akan bernilai nol.
11 x3 yrl
Selanjutnya dengan mensubstitusikan (4.46) - (4.49) ke (4.40),

S,:+[(y, -yrX*-rz)+(x. -*r)(y-yr)]


Lt re
(4.s0)

Dengan cara yang sama, S, dan S, dapat diperoleh


x
1 r,
^ :rtL(y,
S, -y, )(*-*r)*(*, -*r)(y-yr)] (4.si) 1a) S,(x,,1,) = l; S,(x,,I,) = 0; S,(x,,y,) = o 0) s,(xr,yr) = o; s,(x,,I,) = l; s,(x,,y,) = o

^ 1r,
Sr:Z+ L(y, -yr)(*-*,)*(*, -*,Xy-y,)l (4.s2)

Dapat dilihat dari Gambar 4.9 bahwa S,, S, dan S, merupakan permukaan
yang memenuhi properti fungsi delta.

Cara lain untuk menentukan fungsi bentuk elemen triangular adalah


dengan menggunakan koordinat Itas (area coordinate) yang didefinisikan 1c) S,(x,,r,) = 0; S,(x,,I,) = o; S,(x,,y,) = I

sebagai berikut:
Gambar {.9 fungsi bentuk elemen triangular isoparametrik
94 Teori dan Aplikasi l{etode Elemen Hingga lungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen

Arah dari koordinat luas ini digambarkan oleh Gambar 4.11. Tampak dari
gambar ini bahwa L, = 0 pada node 2 dan 3 yang juga berarti semua titik
pada sisi 2-3l4a mempunyai L, = 0. L, = I ada pada node 1. Demikian
juga L, = 0 pada semua titik pada sisi 1-3dan Ls = 0 pada sisi 1-2.

r
*:a* / ,, V' --$-

{i-*o

?
lr
I

\It-
Gambar {.1 I Arah koordinat area

(c)
4.1.4 Elemen lfuadratik lekangular
Gambar {.10 Definisi koordinat area
[, = A,/A; (b) l-, = A,/A (c) [, = A,/A Elemen kuadratik mempunyai tingkat kebebasan (degree of freedom)
yang lebih besar dikarenakan jumlah node yang lebih banyak (Tabel4.1).
Dari observasi Gambar 4.10 dapat dibuktikan bahwa jumlah dari ketiga
Pada elemen rektangular ada 9 node. Distribusi node pada elemen
koordinat ini adalah
diilustrasikan oleh Gambar 4.72. Pada setiap sisi ada tiga node dan ada
AAA satu node (node fl yang berupa node internal.
*+:3+1P=Lr+Lr+L3
AAA =1 (4.s6)
Dengan menggunakan fungsi-fungsi bentuk, fungsi interpolasi elemen
Dapat dibuktikan juga bahwa koordinat penampang L,, L, dan L, adalah kuadratik adalah
fungsi-fungsi bentuk S,, S, dan Sr.
u(')=Srur +Srur+Srur+Snun +Suuu +Suuu +Srur+Sru, +Sru, (4.60)

Lr =Sr (4.57)

Lz=Sz (4.s8)

Ls =S: (4.se)
T

96 Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga fungsi lnterpolasi dan lipe Elemen 91

4.3.5 Elemen lfuadratik Rektangular Serendipiti

lrl- 7 -1"1 Elemen kuadratik rektangular 9 node mempunyai internal node.


-*.--.1 4..
f Sebenarnya internal node ini tidak diperlukan. Oleh karenanya elemen
rl q
j./
3

kuadratik rektangular 9 node ini jarang digunakan. Elemen rektangular


a-;'-'-,
1aL
9 I r; minus internal node (node g yang dikenal dengan elemen kuadratik
.}-,-
5
rektangular serendipiti lebih populer digunakan. Fungsi interpolasi
elemen ini adalah
-l -l 1.- l
ur"):Sr ur +Srur+S, ur+S, u* +S, u, +Su uu+Srur+Su uu (4.70)
(') (b)
Penurunan fungsi bentuk elemen serendipiti tidak mengikuti persamaan
Gambu {.12 Elemen kuadratik rektangular pada (a) sistem sumbu kartesian (physical coordinate (4.28). Karena tanpa internal node, fungsi interpolasinya tidak memenuhi
systetr): (bl si(em sumbu nttural (natural coordin*e systen). polinomial dengan keseluruhan monomial yang diberikan pada segitiga
Fungsi-fungsi bentuk elemen ini juga diperoleh dengan cara yang sama pascal (Pascal Triangle). Untuk elemen serendipiditi, fungsi bentuknya
untuk elemen linear, yaitu dengan menggunakan persamaan (4.28). diturunkan berdasarkan observasi.
Untuk node 5 6, 7 dar, I (node tengah srsr), fungsi bentuknya dapat
(4.61) diturunkan dengan mengamati Gambar 4.13. Karena fungsi-fungsi ini
mempunyai nilai 0 pada nodal lainnya, maka dari observasi dapat kita
(4.62)
turunkan ekspresi dari fungi-fungsi bentuknya sebagai berikut:
(1- €'z) (1-4)
(4.63)
"s-
s" _
z
e.7D

(1- q'z) (1+€)


(4.72)
Se=
(4.64)

(4.65) ",2_(1 -Ez)G+ri (4.73)

(1- 1) (1-,t') (4.74)


(4.66) Ss=

(4.67)

(4.68)

(4.6e)
T

98 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga lungsi lnterpolasi dan lipe Hemen 99

----d-- ,
_-_-t-"-_
ll-<"lf-- --l:-: _ " *?r,)"-'
___-r:i*l_:-"*1_
l}.--:---?--_*,_-
--d--,
-4
-r-- .-.-"-x'
_---c'a ;+
s \\r--- , -U_t_----t'i s,-(t-qt-n', **___,=r*.-___
/t
.r<--
'i'\./ --*'8
trl ,,
---\
fo) ,, / ?<\ -?-
\ -'.. ---;4,
-' i:--)f--
' '. - "i ,
-*)'r-:--'.* \-,=,,i-!--u
-/
-r-
E u.'-*' G**:, .r''--}-4---
s
.,
fi{--_ ./'
-'-I{-- ,-_-;:at 'd::-"*-'!-- '-\\ l:r,
-
--a- -"- -t'o' t -'- ),wi
' ::- a-'
(,) 5, (d)
\
Gambar {.!3 Distribusi fungsi-fungsi bentuk untuk node-node tengah sisi. Gamba {.1{ LangkahJangkah untuk menurunkan fungsi bentuk 5..

Untuk mendapatkan fungsi-fungsi benruk node sudut digunakan beberapa


langkah lZienkiewics & Taylor, p17fl yang dijelaskan oleh Gambar 4.14 4.3.6 Elemen lfuadratik Sisi lpkuk lsoparametrik Serendipiti I ilode
untuk Sr. Untuk fungsi-fungsi bentuk node sudut lainnya diperoleh
Dengan sisi lekuk, transformasi dari koordinat sistem ({,r) ke (x,y)
dengan cara yang sama.
dengan sisi-sisi melengkung diberikan oleh persamaan yang sama dengan
(1 - 1)(1-rD(1 + I + rl) fungsi aproksimasi untuk a@(6,r1).
s, =s, -]s, -15, =- (4.7s)

r"" J+
x(')(6a)=Sr( s,ayx, +Sr{t,n)x, +Srtf.a)x ,+Snl€,dx4+ Sr{f,a)x,
sr=3r-}tr-1*r=f99@ (4.76) surt,n)xu+srr€,n)xr+srt4a)x6
(4'79)

+q-1) il=Sr1t, ilyl+52c, ilyz+SsG,4)y3 +S4G,ily ilyu +


sr=Sr-]su -!g, =$+€)(l+DG (4.77) y@) G, u +Su{€,
(4.80)
Srtt,nlye +SrG,ilyt + Sr(4a)ys
s+ =sa -lt, -lrtr --(L- 0$l+Dn$+€ -q) (4.78)

.;-?,
I t. iri4,l
t00 Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga Iungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen t0r

:r -r'tJ -
\-
I ^ r'-
3
\t.-"'
-1 l
-i]
t
l--'J '-L
g-- \ ,\\1
E
-/t.' \ \'^' '-

I - -.--- ', -'"-" I -".\


1i -irJ--_ iii L: ..
i- \\
-1 l.-1 W'-'
1-
1,, i'-\--.i'
\r --i.
--a
''

(') (b) 1- 1

Gambu 4.15 Elemen kuadratik dengan sisi+isi melengkung isoparametrik serendipiti pada
lt
l,i

i.
r

(a) sistem sumbu kartesian (physkal coordinate systetr\; (b\ si$em sumbu natural. 1*,'
\;
4.3.1 Elemen lfuadratik Sisi lurus 6 t{ode Gambu 4.15 Elemen kuadratik segitiga dengan koordinat area.

Sekarang mari kita bahas elemen sisi lekuk segitiga kuadratik (Gambar
4.3.8 Elemen lfuadratik Sisi lekuk lsoparametrik 6 ]lode
4.16). Fungsi interpolasi elemen ini adalrh:
Sekarang mari kita bahas elemen segitiga dengan sisi lekuk (Gambar 4.17).
u(')=Srur+Srur+Sru.+Snu*+Suuu+Suu6 ................... (4.81)
Untuk elemen ini fungsi elemen transformasi dari koordinat sistem (L,,LJ
Dengan menggunakan koordinat area L,, L, and L. yang telah didefini- ke (x,y) pada sumbu fisikal diberikan oleh fungsi interpolasi yang sama
sikan oleh persamaan (4.53)-(4.55) dan syarat fungsi-fungsi bentuk di unruk u@) (y,6) .
mana harus bernilai 1 pada node yang terkait dan 0 pada node-node
lainnya, dari observasi Gambar 4.16 dapat kita lihat bahwa fungsi-fungsi x@ 7Lr,Lr1:S, x, +S, x, +S, x, + S, x4 +Ss xu +Su x6 ......... (4.88)

bentuk ini adalah


y@ 7Lr,Lr1=S, y, +S, yz+Szys + S+ y+ +Ss ys +So y o ....... (4.8e)
Sr QLl-l)
=Lr (4.82)

9z=LzQL2-l) (4.83)
4.4 EtEltEl{3-DI}|E]{SI
Ss=Ls (2\-1) (4.84)
Elemen 3-dimensi yang umum digunakan adalah elemen empat sisi
Sa=4L1L2.............. (4.85) (tetrahedron) dan elemen enam sisi (hexahedron). Sama dengan elemen
2-dimensi, jumlah node pada elemen menentukan fungsi aproksimasi
Ss =4Lz L. (4.86)
pada elemen terkait. Beberapa tipe elemen 3-dimensi dengan berbagai
55= 4LrL3 .......'....... (4.87)
r02 Teori dan Aplikasi t'letode Elemen Hingga [ungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen r03

fungsi interpolasi akan kita pelajari pada bagian ini. Ringkasan dari tipe- Iabel {.2 Tipetipe elemen 3-dimensi yang populer digunakan.
tipe elemen ini dapat dilihat pada Tabel4.2. Fungsi Elemen Ennm Sisi Elemen Empat Sisi
Interpr
Linear

Heksahedron Heksahedron Tetrahedron


8 node Isoparametrik 4 node
8 node

(a) (b)
Kuadratik e 15
.-i 1
'_L a'
Gambu {.17 Elemen kuadratik sisi lekuk isoparametrik 6 node
(a) sistem sumbu kartesian (fisikal); (b) sistem sumbu natural.
pada
- !9.'r
)e rt' 1., ?6
. {.1; i
dle
__lttut I l8 i

{r t...
|

"'f ,, .al
4.4.1 Elemen linear Hehahedron * | ',.'u"t ' ",* io
f;: '-"--r11" """-''|-"
Gambar 4.18 menggambarkan elemen 3-dimensi linear heksahedron. 193
Elemen dengan semua sisi sejajar dengan koordinat sistem x, y dan z Heksahedron Serendipiti Tetrahedron
20 node 10 node
dikenal sebagai elemen heksahedral atau elemen enam sisi. Solusi untuk
elemen ini diberikan oleh persamaan interpolasi berikut

,(')(€,q,O= S1u1 +S2u2 +Sru, +Snu, + Sru, + Suuu +Srur+ Sru, (4.90)

8 (-1.1,1)

Heksahedron Isoparametrik
20 node
Tetrahedron
Isoparametrik
(jarang digunakan)
10 node
2 (1,-1,-1)

Gambu 4.18 Elemen linear 3-dimensi (hexahedror) dalan sistem koordinat natural.
t04 Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga Iungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen r05

Fungsi-fungsi bentuk elemen dapat diturunkan dengan cara yang sama


pada elemen linear rektangular. Fungsi-fungsi ini adalah '---- 7 il.t.l)
i
(4.e1)
i1 \--'' -r' I

r4iiy-o
ri
I

i>t

(4.e2)
-13(l'1'-1)
I

.
'-,--- I _-----
(4.e3)
2 (1,-1,-1)

(4.e4)
(a) 0)
Gambu 4.19 Elemen linear heksahedron isoparametrik pada (a) sistem sumbu kartesian (fisikal);
(4.es)
(b) sistem sumbu natural.

(4.e6)
Untuk elemen ini fungsi dari elemen transformasi dari koordinat sistem
(€,q,0 ke (x,y,z) pada sumbu fisikal diberikan oleh persamaan yang sama
dengan fungsi aproksimasi unruk u(').
(4.e7)
x@ ({,4,O=Srx, +Srx, +Srx, +Snxn +Srxu +Suxu +Srxr+Srx, (4.99)
(4.e8) +Ssya (4.100)
y(')G,rl,O:S,y, +Sry, +Sayg +Ssys+Ssys +Soyo +Szyt

zG) (1,ry, ;) = Srz, +S rz, + S rzu + S nz n+ Srz, + S uz u + Srz, + Srz, (4. I 0 1 )


4.4.2 Elemen linear Hehahedron lsoparametrik

Elemen linear heksahedron isoparametrik berbeda dengan elemen linear 4.4.3 Elemen Linear letrahedron
heksahedron pada permukaan elemen di mana pada elemen ini
permukaan dari elemen tidak sejajar dengan sumbu Kartesian. Ilustrasi Fungsi linear elemen linear tetrahedron diberikan oleh
elemen ini dengan menggunakan sumbu nacural (natural coordinate u(") =Sr u, +S, u, +S, u, +Sn u4 .......----.. (4.102)
system) diberikan pada Gambar 4.19.
Sama seperti elemen linear triangular, fungsi-fungsi bentuk S,, S, S, dan

Snoleh koordinat volume (Gambar 4.20) seperti

, _volumep-2-3-4 _Vl (4.103)


'1-vc,lume1-2-L4-V
, volumep-1-3-4 _Y, (4.104)
"z- "'
ro1.uor"1 -2-3-4-V
t06 Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga lungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen t07

L^=
volumep -7-2-4 :% (4.r0s) 4.4.4 Elemen lfuadratik Heksahedron Sercndipiti 20 llode
volumel- 2-3-4 V
Elemen kuadratik heksahedron mempunyai 20 node dan posisi-posisi
volumep - 1-- 2- 3
LE= :V, (4.106) i = 1,2, . . . ,
node dilukiskan pada Gambar 4.21. Fungsi-fungsi bentuk S,
volumel- 2- 3- 4 V
2O diberikan oleh persamaan-persamaan berikut:
Untuk nodal-nodal sudut:
1
S, =: (1 +{{, )(1 + 44, )(1+(q )({€t + rlrh + (Q -2\ i = 1, 2,..., 8 ...... (4.trz)

Node-node tengah sisi:

: (\) i=L0,L2,L8,20 ..................... (4.113)


| {r -e' I t
s, 1. + r1q,) (1. +

r, =i tr-r'l(1+44,)(1+CC,) i=9,11,17,L9 @.1'14)

t, =1 t, - e' lt t + {{,) (1 + r7r1,) i=13,14,15,16...................... (4.115)

Gambar 4.20 Koordinat volume pada eteri'en tiner tetrahedron.

Dari observasi Gambar 4.20 dapat dipahami bahwa jumlah dari ketiga
koordinat ini adalah

3.+.$+3 =L, +Lr+Lr+ L4 =


V V V V=L,+L,+Lrl-L4=1""""""""' 1 (4'107)

Dapat dibuktikan juga bahwa koordinat penampang L1, L2, L, dan Ln,
adalah fungsi-fungsi bentuk 51, 52, 53 dan Sn yaitu:
*F
(4.108) ,./r la

(4.10e)
Gambar {.21 flemen kuadratik heksahedron serendipiti pada sumbu natural.
(4.110)

(4.111) 4.4.5 Elemen Ifuadratik Tetrahedron l0 llode

Elemen kuadratik heksahedron mempunyai 20 node. Fungsi-fungsi


bentuk 5,, i = 1,2, . . ., 20 diberikan oleh persamaan-persamaan berikut:
t08 Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga fungsi lnterpolasi dan Tipe Hemen r09

Untuk nodai-nodal sudut: 1N


I= !f(Od(xIW,1
-l
@.r24)
Si =(2Li - 1)Li i=1,2,3,4 (4.116)

(4.117)
di mana { adalah nilai f pada titik Gauss, W, adalah fungsi pemberar
St=4LrLt
(weighing function) dan N adalah jumlah titik Gauss. Tabel 4.3 membe-
Su =4L,L. (4.118) rikan lokasi dari titik-titik Gauss beserta nilai-nilai fungsi bobotnya.

(4.11e) Tabel 4.3 Titik Gaus dan faktor bobot untuk integral l-dimensi.
S, =4LrL,
(4.120)
]umlah titik Lokasi dari titik-titik Gauss (fl Faktor bobot (Wi)
Su =4L.tL,
1 0 2
Sr=4LzLu (4.t2t)
2 -0.57735. +0..57735 1. 1

s,o =4LrLn .. @.122) 3 -0,77460.0 . +0.77460 5t9.8t9.s/9

di mana L,, L, dan L, adalah koordinat volume yang didefinisikan pada


4.5.2
s4.4.3. rr
Elemen 2-Dimensi

Untuk elemen 2-dimensi, integral dilakukan pada ( antara -1 dan 1, dan


4.5 II{TEGRASI NU}IERII( pada 17 antara -1 dan 1 . Bentuk integral 2-dimensi adalah
1l
Dalam MEH, kita sering mengintegrasikan elemen. Integrasi ini lebih I= [
mudah apabila dihitung secara numerik. Pada bagian ini kita akan meme- -1
lfG,rild€drt
-1
(4.125)

lajari bagaimana integrasi secara numerik diterapkan pada elemen 1-, 2- Aproksimasi dari integral ini umumnya diperoleh dengan melakukan
dan 3-dimensi. Metode numerik yang kita gunakan adalah metode integrasi pada ( dan kemudian pada ry. Secara umum bentuk integrasi
Gaussian quadrature [Kosasih, 2006]. Integrasi ini dilakukan pada numerik ini diberikan oleh
koordinat-koordinat lokal, yaitu f untuk elemen l-dimensi, f,ry untuk
11
elemen 2-dimensi, dat (,r1,qtnruk elemen 3-dimensi. I: [ lf(€,rid(dry=tNNtWW4., .......... (4.126)
-r -r i-l i-l
4.5.1 EIemen I-Dimensi

Pada problem l-dimensi, umumnya integral dilakukan dari ( antara -1


dan 1. Bentuk integral 1-dimensi adalah
1

r=
-1
lft(0d6 (4.123)

Aproksimasi dari integral ini dapat diperolah dengan menggunakan nilai


f($ pada beberapa titik Gauss (Gauss point) yang digambarkan pada
Gambar 4.23. Secara umum integrasi numerik ini diberikan oleh:
lt0 Ieori dan Aplikasi }letode Elemen Hingga [ungsi lnterpolasi dan lipe Elemen ilt

fr Tabel 4.{ Titik Gauss dan faktor bobot untuk integral segitiga 2-dimensi.
i

Lokasi dari titik-titik Gauss


t. (L1, L2) Faktor bobot
.l
fumlah titik
I
i (W,/luas)
tf.
L1 L2
i

-0.57t35 0.5??.i5 I
I 0,333333 0,333333 1
(a) Satu titik Gaus (b) Dua titik Gauss
3 0,5 0 0,33333
0 0,5 0,33333
0,5 0,5 0,33333
'--,1-*"\.
jri 4 0,33333 0,33333 0,56250
l.
i,;
ti
!l
i 0,73333 0,13333 0,s2083
-l .0.5??.35
0,13333 0,73333 0,s0283
0
0,13333 0,13333 0,52083
(c) Tiga titik Gaus

Gambar 4.23 Gauss Quadrature l-dimensi.

Integrasi 2-dimensi untuk elemen quadrilateral umumnya dilakukan


dengan menggunakan 1 atau 4 titik Gauss. Dengan menggunakan 1 titik t

Gauss, integral ini diberikan oleh


r:(2)(2)(0,0) n i-r:li
I n i?-!:i ai:73i
0.51:35.0

Dengan menggunakan 4 titik Gauss, integral ini diberikan oleh


I= (1
X 1 ) ( -0, 577 25, - 0, 577 35) + (1) (1) t(0, 57 7 2s, - 0, 577 35) +
-l
(1)(1)f (0,57725,0,57735)+(1)(1)f (-0,57725,0,57735)

Gambar 4.24 memberikan lokasi 4 titik Gauss pada elemen quadrilateral. a


4.J:l_z_1,.0.5?:3-1
t
0.5r]]:--0._itl35
Integral pada elemen segitiga dilakukan dengan cara yang sama. Tabel4.4
memberikan lokasi dan faktor bobot ( I7) untuk elemen segitiga. Untuk 3
titik, Iokasi titik-titik ini diberikan pada Gambar 4.25.

Gambar {.2{ Gaus quadrature 2-dimensi dengan 4 titik Gauss.


il2 Ieori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga

5
ITNALISIS BENDA PEJAL ELASTIK
2.DIMENST

s.r DAsAR KoilTtt{l,}t l,tEIG]{tK BEilDA pll L (!0u0)


Gambar 4.25 Gaus quadrature 2-dimensi segitiga dengan 3 titik Gauss.
Pada bab ini kita akan memelajari penerapan Metode Elemen Hingga
untuk menganalisis tegangan dan regangan benda pejal yang terbebani.
4.5 S0At-S0At LATlHAil t" Jika benda padat terbebani maka setiap bagian dari benda itu akan meng-
alami tegangan dan regangan Qtergeseran). Gambar 5.1 menggambarkan
1. Turunkan fungsi bentuk 51, 52, S, dan Sn dari elemen bilinear
situasi suatu benda pejal yang terbebani.
segiempat yang diberikan oleh persamaan (4.22) - (4.25).

2. Buktikan untuk elemen-elemen linear segitiga bahwa /=Sr , 6=5z dan


r/=Sr.
a-
J. Fungsi-fungsi bentuk elemen quadrilateral isoparametrik diberikan t..ot,
sebagai fungsi koordinat sumbu natural (6-ri. Untuk sistem koordinat v#4,r,
nafural seperti di bawah, cari fungsi-fungsi bentuk elemennya.

ffl lr,--...
ot*\Il- * xr.Yr
^

Gambu 5.1 Benda pejal yang terbebani.

,j/€\'
sr.Yt /
'fegangan pada setiap bagian dari benda ini dapat dianalisis dengan
--*lr. r menggunakan elemen tegangan (stress element) seperti digambarkan oleh
xt,Y:
Gambar 5.2.

4. Dengan menggunakan metode Gaussian Quadrature dengan (a) satu


titik Gauss dan (b) empat titik Gauss, hitung integral
,: i1 it g!i!a4a,,
2+rl-
il4 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis Benda Pelal Elastik 2-Dimensi il5

atau dalam bentuk matriks

tol = tcl td .............. (s.4)

Pada persamaan (5.4) [C] adalah matriks konstitutif bahan (material


constitutive ./au). Elemen dari matriks konstitutif ini ditentukan dari
eksperimen. Untuk benda isotropik, Young's modulus, E dan Poisson's
ratio, v tidak bergantung pada arah. Untuk materi ini hubungan antara
tegangan dan regangan diberikan oleh Hukum Hooke.

. -o** -,,oYY -,,o*


oxx-E (s.s)
E E

Gambu 5.2 Elemen tegangan


,n:-u?.+-"+ (s.6)

Agar elemen berada dalam kondisi ekuilibrium maka o*, = oy* , o*, = 4, (s.7)
dan or, = or. Dengan menggunakan notasi vektor, elemental tegangan 'rr=-u?-"+.?
dapat dituliskan oYz
(s.8)
"yz-
c
-:
G
d = [o* on o,, o* ouor] ............. .. (5.1)
- -oxz
o*r- (5.e)
Dengan analisis yang sama, elemental regangan dapat dituliskan dengan G
menggunakan notasi vektor.
oxy
(s.10)
J = ["* tyy e,, €y, eu er]......... (5.2) "xy-
c
--
G

Apabila tegangan hanya menyebabkan pergeseran yang kecil dan saat di mana G adalah modulus geser isotropik (isotropic shear modulus) yang
beban ditiadakan benda kembali ke bentuk asal seperti sebelum terbebani, diberikan oleh
benda dikatakan masih berada dalam sifat elastik. Pada regime elastik, E (s'11)
I -=-
hubungan antara tegangan, q, dan regangan, e, mengikuti hukum Hooke. 2(1,+v)
oxx
c11 cr2 c13 cr4 c15 c16 €xx Persamaan-persamaan (5.5) - (5.11) memberikan matriks konstitutif [C],
o
vv c22 c23 cz4 c25 cz6 t w
ozz ca3 ca4 cas c36 €zz (s.3)
oyz c44 c45 c46 €yz

oxz sym. c55 cs6 €


xz
oxy c66 €xy
il6 Ieori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi il7

l-vvv000 Regangan geser, rxy diberikan oleh


yL-vv000 axy =0"1+42
vvL-v000 (s.12) u *(x, y + Ly, z) - u*(x, y, z) uu(x + Lx,y,z) - ur(x,y,z)
(5'16)
tcl= (7+v)(1-2v)
0 0 0 0.5-v 0 0
= lim
Ay+0 Ay
+lim-
Ax-0 Ax
0 0 0 0 0.5-v 0 aux a"L
0000 0 0.5-v
(\J Ax

Dengan cara yang sama regangan geser yang lain dapat diturunkan sebagai
Dengan MEH, solusi yang dihitung adalah pergeseran node. |adi setiap
berikut:
node terdiri 3 dof, ux, uy dan u,. Dengan menggunakat dofdof iri
hubungan antara regangan, q dar, derivatif pergese+n dihitung sebagai du- auv
berikut 'v,:ff*; (s.17)

- Ax , *.
^ _ r. u*(x+Ax,y,x) -tt*(x,y,z)
",, =L*
-0u^ (s.13) .......... (s.18)
6vv
^ niSo- IllIl
Ax Ax "*, 6z
ur(x,y + Ly,z) - ur(x,y,z)
: A"l
Hubungan antara regangan dan derivatif pergeseran (5.13) - (5.18) dapat
drrrr lllTl
t t - Av--+O Avry (s.14)
dituliskan menggunakan notasi matriks berikut:

Au
^zz_ r: 'or(x,y,z+Lz)-ur(x,y,z) _fu,
o7z lllll (5.1s)
__-L
dx
-
n}50 Lz 0z
au
Regangan geser (shear strain) didefinisikan sebagai perubahan sudut suatu v
dx
elemen sebagai akibat dari beban. Gambar 5.3 memberikan ilustrasi
au
sudut-sudut ini. Z
dx (5.1e)
au- fu,,
4L
c\ dz
au7., au X
ox
.f.
oz
du., ar
], x
(rx
1Ti
Lry

5.2 AilAUsTs TEGAilGAil BrDAlrG (puilf SrfrEt! tMffiA


IIuiuk benda pejal yang mempunyai ketebalan yang kecil (tipis) dlban-
riing ukuran penampang, dan beban hanya berada pada bidang penam-
-1'F-

il8 Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi il9

pang, maka tegangan pada arah tegak lurus dari penampang dapat diabai- 5.4 t0RllULASl ilEH: E[E]lEil SEGITIGA tl]IEAR
kan atau dianggap nol. Seandainya penampang berada pada bidang ry
maka ini berarti o,.= oy,= o*,= 0. Dengan asumsi oy"= oo= 0, persama- Ada dua teknik yang umum digunakan untuk menurunkan formulasi
MEH problem elastik: /) minimum potensial energi (Bab 2 dan Bab 3),
an Hooke untuk problem tegangan bidang Qilane stress) diberikan oleh
dar, ) Metode Galerkin. Pada bab ini kita akan menggunakan pendekatan
rlo rI tlt
lr v o ll.s
l
I
minimum potensial energi.

]o**f=rl,
I YYI 1_v2l
1ol]r..f
ll YYI
(s.20) Pertama-tama regangan diekspresikan dengan pergeseran node. Untuk
elemen segitiga linear, pergeseran pada elemen diberikan oleh persamaan
lol'"lno1-'ll,l
[",vJ L" " 2 .][""vJ +
(4.36)

u*r +52 ur2 +53 u,,3 (s.24)


|adi untuk analisis tegangan bidang, matriks konstitutifnya adalah "f;):S,
[,v tk) =S1rr1*Szuyz*Saryg (5'25)

tcl=
L J
E l,
1-v2l
r :I F21)
Selanjutnya dengan menggunakan (5.24) dan (5.25) regangan dihitung
(^
[oo +) ld,
f ll ax
5.3 At{Atl$ RtGAllGAll BIDAIIG (PUilE lrWil lWUltlt l"** | | a"
). t-l v
lYYl I dy
Untuk benda pejal yang mempunyai ketebalan yang besar dibandingkan t-tt
T ^,
dengan ukuran penampang dan beban hanya berada pada bidang [",vj 1tu,,
penampang, maka regangan pada arah tegak lurus dari penampang dapat
l-
I oy -
cN.
(s.26)
dianggap nol. fika bidang penampang adalah bidang ry maka tzz= tyz= €v u-XI
= 0. Hukum Hookeuntak problem regangan bidang diberikan oleh [as- as^
| ^r 0 dx
as^
^z 0 __r 0
rx 'y1
ldx
I as. as^ as^ ux2
=l 0 ^r 0 _L 0 ^J uy2
{a} ldydydy
as, ds, ds, as, ds, ds, u^
lq ax q ax ay ax
I
t"-,l XJ
u^
y3
]adi untuk analisis regangan bidang, matriks konstitutifnya adalah
Dengan menggunakan S,, S, dan S, yang telah diberikan oleh (4.37) -
[r-, v oI
t.f=n-#n,Dl , 1-v o l' " (s'23)
(4.39) pada (5.26), kita peroleh

L0 , '+)
r20 Teori dan Aplikasi Metode Hemen Hingga
Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi t2l

u*1 W(') : u*t F*t + uyt Fyt + u*2F*2+ty2 Fy2 +u*3 F*3 + uyaFya (5.31)
:tU]T IF]
f,..1 .lp, o ltz o h ol 'yt
ax2
l'r,l=rxl o o 6z o (s.27)

fi'r
d3 uy2
I

i;z F2 d3 hl u^ 4F.,
l.r] Lq XJ
I r-

u^ lqo
yr t" ,,eT",
-)
Secara singkat persamaan (5.27) dapat dituliskan dengan menggunakan
notasi matriks
| ,/
[a] = [B] tu].............. (s.28)
?"-i€l
Matriks [B] dikenal sebagai matriks regangan (strain matrix). Di sini jelas
bahwa dengan menggunakan elemen linear segitiga, hanya ada satu nilai
regangan pada elemen. Oleh karenanya elemen ini dikenal dengan
elemen regangan konstan (constant strain elemenr). Untuk menghitung
Gambar 5.4 Gaya dan pergeseran pada node elemen segitiga.
energi potensial diperlukan energi regangan yang tersimpan pada benda Inergi potensial total elemen diberikan oleh
(lihat persamaan 3.1). Dengan menggunakan (3.1), energi regangan yang
tersimpan pada benda adalah fl(r) =n(e) -ry(e)
(s.32)

] [ u'
A(.):f rau
: IB]r tcl tBl tul dv -[u]r [F]
|or
:1I trq 1el )r 1e1dv (5.2e)
Dengan meminimumkan fI(') akan diperoleh sistem persamaan linear
berikut:
:] [r.t'tclr 1clav
(s.33)
:]i"t't'tcl [e]dv [#]="tu1r1qp1p1-tFl:o
atau
Perhatikan bahwa (tCtt.t)'= 1elr1clrdan tclr:tcl. Selanjutnya
dengan mensubstitusikan (5.28) ke (5.29) diperoleh:
tKl tul = tFl (s.34)

di mana [K] adalah matriks kekakuan.


A(') = l, rut plr tcl tBl [u] dv (s.30)
]
Kerja pada badan ini dihitung dengan mengalikan gaya pada node dengan
pergeseran node (lihat Gambar 5.4).
r22 Teori dan Aplikasi l.|etode Elemen Hingga Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi 123

Contoh 5. I h:Yz-Yz:0-20:-2o 6r=Xa -xz:0-20:-20


Suatu plat yang tersangga dan terbebani pada salah satu ujung mengalami Fz=Yz-Yr:20-0:2O iz:X.t--x3:0-0-0
pergeseran. fika pergeseran maksimum dari plat tidak boleh melebihi 10
Fz=Yt -Yz:0-0:0 6s=Xz-xr=)S-Q=)Q
pm, hitung/tentukan:
1. Pergeseran maksimum plat dan apakah pergeseran ini melanggar batas Matriks [B] menurut (5.27),
maksimum yang ditentukan, l-20 0 20 0 0 0l
2. apakah ada kemungkinan plat untuk berubah bentuk secara permanen
,_
;-n-1(1) =o,oozsl
I

o -20 000 ,l
@laxic deforma tion), dan L-ro _20 02020 0l
3. perkiraan perubahan ketebalan plat pada saat terbebani. Setelah [B] dan [C] diperoleh, [K] dapat dihitung
Aluminium
E=75Gpa [x1(tl -uor lB]rtcltBl
v = 0.33 1,379L 0,6870 -1,0331 -0,3461. 4,3461 4,3409
tebal = 3 mm 0,687 1,3791 -0,3409 4,346'1 4,346\ -1,0331
-L,0331 -0,3409 1,0331 00 0,3409
=1,e6
-0,3461. -0,346L 0 0,3461, 0,3461. 0
200 N
-0,3461 -0,346L 0 0,346L 0,346l 0

-0,3409 -1,0331 0,3409 00 1,0331


150 N
Dan sistem persamaan yang diperoleh adalah
ux1 Fx1
Karena ketebalan plat lebih kecil dari seperlima dimensi penampang, 1,,3791 0,6870 -1,0331 4,3461 *0,3461, 4,3409 Fvt
problem ini dapat disederhanakan sebagai problem tegangan bidang. Pada 0,687 1.,3791 4,3409 -0,3461. 4,3461 -1,0331 'y1
contoh ini kita hanya menggunakan satu elemen. -1,0331 -0,3409 1,0331 0 0 0,3409 ux2 F*z
1e6 uy2
Untuk menghitung matrik kekakuan [K], pertama-tama kita hitung -0,3461. -0,3461 0 0,3461 0,3461. 0 Fvz

matrik konstitutif dengan menggunakan (5.2 1). -0,3461, -0,3461, 0 0,3461. 0,3461. 0 u^
XJ
F^
x.1

-0,3409 -1,0331 0,3409 0 0 1,0331 u^


y5
F^
yr
0,33
[ , 0,33 0
Karena u,, = urr - u*z = ur2 = 0 dan F, = 150 N dan Fr, = 200 N,laj ur safi.l,
,.rt,,=*[r;, 1
lo,aa 1. 0
dua, lima dan enam dapat dieliminasikan dari sistem.
0
lo o
1-0,33

'= [r,oaar
,"o
o
o
ll".l= Jruo]
Dengan area, A = 200 mm2 dan isi, V = 600 mm3 selanjutnya elemen- L 0,346r.11"rrl-lzoof
elemen matriks [B] dihirung menggunakan koordinat node 1(0,0), 420,0)
dan.{0,20),
174 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga
Analisis Benda Pejal tlastik 2-Dimensi t25

[. Pergeseran maksimum plat


o'=ffi
vxx yy xxyy
:@
Solusi sistem persamaan ini memberikan pergeseran ritik beban (node xy
4.

I[r".,1
". !:1e_+^ 1-, ---- I mm
t7.4s1et =12,37}lIPa
["vz J 15,7787)
v"
Jika tegangan yield (yield stress) aluminium berkisar antara 15 - 20
Ternyata pergeseran node 2 lebih kecil dari 10 !rm. Dengan MPa, karena nilai tegangan von Misses ini lebih kecil dari tegangan
menggunakan jawaban ini, gaya reaksi pada node I dan 3 dapat yield aluminium menurut teori, plat tidak akan berubah bentuk secara
diperoleh dengan mensubstitusikan nilai u,, dan u ke sistem permanen. Namun dalam praktek kemungkinan plat berubah bentuk
,z cukup besar karena adanya defek pada bahan.
persamaan di atas. Gaya-gaya reaksi ini adalah:
3. Perkiraan perubahan ketebalan plat
\r l -3s01 Besarnya penipisan dari plat dapat diaproksimasikan dengan menggu-
Fyt nakan persamaan (5.7).
l-run
-{12001lN
I

Fr3
tl
Fyg Is0] 'rr=-u?-'+.?
: -0,33 t 1,65 * o :-29.26e-6
Verifikasikan hasil ini menggunakan analisis sratik. c zz
ffi --o
- u, 51
"? 7,,000* ZS, OOO

2. Kemungkinan benda berubah bentuk secara permanen


fadi perubahan ketebalan plat adalah
Untuk mengetahui apakah beban yang ada akan membuat plat
berubah bentuk secara permanen, kita perlu mengetahui tegangan Lz=29,26e-6x 3 = 87,87e-6mm
pada elemen. Dengan mensubstirusikan (5.21) dan (5.28) ke (5.20) kita
bisa peroleh

5.5 r0RllULASI I'IEH: ElEilEil tlt{EAR SEGI E}IPAT

Untuk elemen segi empat linear, pergeseran pada elemen diberikan oleh
persamaan (4.21). Dan pergeseran x dan y diberikan oleh

r*1 *S2 u*2 +S3 u*3 +S4 u*4 (5.3s)


"f;):Sr
Dari tegangan ini bisa diperoleh tegangan von Mises (von Mises
,f;' =tr ryr *Sz uyz +S3 uy: *Snuyn (5.36)
stress), o, berdasarkan tegangan elemen yang telah dihitung di atas.
t).5 Analisis Benda Pejal tlastik 2-Dimensi t7t
Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga

Dengan menggunakan (5.35) dan (5.36), regangan dapat dihitung sebagai


berikut:
%Y
dx o dx
o

ldu
(^ 0 0 *'! (s.40)
r r l =x IA]= oy oy
llldx
|
l'.* l_l I a" 0l Q_q a€ q!
l-
)'vv f- I a"
v qrydxax
l-ll"n dan
[""vJ ltu* ^, ds. o ds^ ds^
loy dx ds.

ux1
,j ato a;o d; o

as. 0 as^o as- as.


.., o oq.* (s.41)
^r
orl ^L
aq o\ o
[as.
l-., o ox
.t o as^ d^so 'y1
dx o
9.^t, u^ ID]= ds! offi? 0 % o a-sl
l^ rx
o x1 o
"de"dE-dEa€
o 1s, o a^s,
o al, o dsn
uy2
a-s,
o drl o T,
o Tz dq o
=l d^sn

ldydydyry u^ dtl oq
qsr osz q {g- as, 9sc ?s+
x.1

lg
lry dx ry ax ry axry ax
u^
yr Elemen-elemen [D] dapat diperoleh dari penurunan fungsi-fungsi bobot
u X4 (4.2e) - (4.32).
oy4 (s.37) 1_4) 0 (1-ri) 0 (1+4) 0 -(1+4) 0 I
[_(
ror=11-(t-{i
0 -(1+{) 0 (1+{) 0 (1-6) o l(s'a2)
Benttuk rlmum
mum (Cla fi i bol
dari fungsi ct
bobot S, S, s,i, dan
da S* diberikan pada koordinat ,r41 0 -(r-ri) 0 (1-rl) 0 (1+4) o -1r*r1
'.6,ri. IUntttuk ffurE
natural G,ri. i-fungsi bob<
Lngsi- bobot ini derivatif parsial-nya Io -(1-{) 0 -(1+{) 0 (1+{) o (t-{)
|

dipe:rolelh deng;
dengan
an meLenggurnak n aruran rantE
rakan :antai.
Untuk mendapatkan elemen-elemen dari matriks [A] diperlukan matriks
tas. I [as,
[4'a-^ T %q
,O€,i E4l a€q
q1Ill[as,
[as. ] transformasi yang dikenal sebagai matriks /acobianlll.
lr
I (X. lla€
t^
laEa CJX aqd
Aq Ax
l:
ilIr:
Ax &t
Ax
I
laEl
la€
I
II

q
r

t:t t_t (s.38)


Ias
=l
as, a, qll-la0€ las.rlI
llas. [asi.l [asia*_as,ay_.] [ax ful[ffi,1
tl
lil I las,
lld€
ld€a
*-*! 9! tt

dY(0q ryyllLq
oql
_!L
q) qq I
l-a I
7t Ll ax a€' ay aE l_lat, ae l] ar t (5.43)
loq
laq )
las, llds,d*,ffi,ay1 ?11ffi,l+
Larl L o" oq' 4 aq) lo,t dq)lE )
I

Dengan menggunakan (5.38) unruk derivatif parsial pada (5.37) vektor


regangan dapat dituliskan.
tI
tal= tAl tDl tul (s.3e)
di mana
t28 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga
Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi 179

Dengan membandingkan (5.38) dengan (5.43) kita bisa dapatkan


Kerja pada elemen

lasi] [a1 ar7]fasI [ds,l Fr+


lr"Ll* aa ,larl
axll a,'l (5.44)
W(t) = u*r F*r + url Frr * urz Fr2 -l ur2 Frz *ur:
:tU]TtF]
F*s + uys Fy: +u"rF", + ura (5.49)

las, l=lae l]as, i:tn-'1ri i


Laylldy dv)laql latl
+ dan energi potensial total

Matriks []l dapat dihitung flc) - n(e) _1y(e)


(s s0)
as? ds. aso'l[xr ,,1 :1, jlrrfptrtAlrtcttAltDltull]ld€da-tulrEl
at ai
aE ll*, ,,
,rl1...
(s.4s)
,r:[i,, ;;l asz ds' *- ll", Dengan meminimumkan energi potensial total kita peroleh sistem
[+ -
drl dtl
-
ort )1"a,
-ll
Y+l
persamaan linear berikut:

dan d€drt-[F]=0 . ...... (5.s1)


T ^,
[#]:tiipftatr1c11a1p1tullll
lde otll
rrr r I a- ax I tlizz -i",,
rr I -l
(s.46)
atau

ue a,i l-llll_r, j,, (s.s2)


wry) di mana [K] adalah matriks kekakuan di mana dalam hal ini merupakan
Selanjutnya matriks [A] dapat dihitung dari integral yang umumnya dihitung secara numerik menggunakan empat
titik Gauss (Gambar 4.24).
t^_ -
lql o-tt
o ol
l

l* dx . | .ljr, -ir, o 0l
tAl-lI o o ff r #l=il o o -izt lrr.l
t I r,rl i
I

I
(5.47) Contoh 5.2

Pada contoh ini kita ulangi Contoh 5.1 tetapi dengan plat segi empat.
I ,e aq dt, a,i I
l-tzt tn lzz -)p) ;

dy dx dx
t^^t
ldy Aluminiurn
E*75Gpa
I

t' = 8.33
Setelah [A] diperoleh, kita dapat menghitung energi regangan elemen tebal = 3 mrrr
berikut:
T-
:+f lel'[c][e]a,, -t
^@ 1 (s.48) *l
oL
=
i, !^(AltDltul)rtcttAtlDll ut dA I

=1, ] j r"f
J__
p1r1e1r1c1 1Al tDl tul I ld€ drl 150 N
I
150 N
r30 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi t3t

Karena ketebalan plat lebih kecil dari seperlima dimensi penampang, [0 0l


problem ini dapat disederhanakan sebagai problem tegangan bidang. Pada
contoh ini kita hanya menggunakan satu elemen.
...,
,rr,-
_ [j,, i,rl_ 1 [-(1-4) (t-ry) (1+,?) 1r+4rllao o
(1-1) ll 30 20l
I

Li, irr)- 4l_O_el -(1+6) (1+€)


Untuk menghitung matriks kekakuan [K], pertama-tama kita Situng
matriks konstitutifnya menggunakan (5.2 1 ).
Io 20]

[0 0]
0,394 -0,10611 30 o
0,33,I [-0,394 0,106

1 o l:osa,ze3l [,o,:a
1." 0,33 0 =
30 ,o
I

zs.ooo [-o,sl+ -0,106 0,106 0,3e4 ll


p.rt,r
L 'r - 1,-03321[n ' 0

o .t_0,33] to
I

Lo
1
20)

L0
o -0,33
_tl
t1s 0l
2
-[o 10]
Guna menghitung integral (5.51), kita gunakan integrasi numerik dengan
menggunakan 4 titik Gauss (Gambar 4.24). Untuk setiap titik ini kita Determinan llll = 150
hitung matriks [D] dan [A].
. I j,, -j,, 0l t10 0 0
#l ,oo,'l
01
o
.t
'l-l[: I,,
:
Titik Gauss 1: { = -0,57735, = -0,57735
1r, l:
ry

ft ,lr o (l q) o (lrr]] o -(lr4) o I


ror,=#l -i,,
.t
I (l-{)
lDl_ll 0 '(l'{) 0 (ltl) 0 (l r) 0 lzz -Jr, I
Io
1s 10 o]
", nl 0 -(1 -q) 0 (l-4) 0 (lr4) 0 -(l*4)l |

[ 0 -(l-4) 0 -(l+t) 0 (l+{) 0 (l-€) | [K] = tlD 1a111cl1a1 p1 ll,


I o*o.szz1 o 0
(7+0,s77) o
,(1-0,577) 0
(1-o,sz7) o
(1,-0,s77) 0
4,591 2,611 -o,699 -1.272 {,943
2,089 {,968 -7,230
_11-(1+0,s77)
41 0(l+0.s77)0(-t+0,577)0(-1-0,577\
2,611 6,767 -0,943 0,701 -0,699 -1,813 {,968 -5,655
l0-(7+0.577)0-(1-0,577)0(t-0,577) -2,089 -0,943 2,759 4,699 0, s59 0,2s3 -1,230 1,390
o.:o+ o o.]q4 o o.to6 o -o.to6 o I -0,968 0,701 -0,699 7,299 0,259 -o,188 1,408 -1,813
I 0.1s4 = le'
i 0 0.3e4 0 0.106 0 0.106 0 0.1e4 0 -1,230 0,699 0,559 0,259 0,330 0,188 0,341 0,253
| o 0 0.3e4 0 0.106 0 0.106 |

-0,699 -1,813 0,253 -0,188 0,188 0,486 0.259 l,sls


-o.lq4 o -0.106 o o.to6 o 0.J94 ]
|

L -1,272 -0,968 -1,230 1,408 0,341 0,259 2,161 -O,699


-0,943 -s,65s 1,390 -1,810 0,253 1,s15 -{,699 s,9s3

Dengan cara yang sama, matriks [K]r, [K], dan [K]n dihitung. Matriks [K](a
adalah jumlah semua [K] pada titik Gauss.
Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi r33
B2 Teori dan Aplikasi I'letode Hemen Hingga

) 9\2
7,259
.l ?59

4,351
-1,049 0,010 -1,476 -1,259 -0,427 0,010
0,010 1,330 1,259 -2,"176 -0,010 1,506
Fr,1

Fyt
*l
[l-1661t-60)
7,049 0,010 2,952 7,259 -0,427 -0,010 *1,476 1.,259 -l 45 lt lN
-0,009 1,330 -7,259 4,351 0,010 -3,506 7,259 ),176 F*4 | | [4sJ
lKl(') - 1"'
-1,476 7,259 -0,427 0,010 2,952 7,259 '.t,O4g rfrrO Fy+ lrnl
7,259 -2,176 0,010 -3,506 1.,259 4,351, 0,010 1,330
-0,427 0,010 -1,476 1,259 -1,049 0,010 2,952 *7,259 Sebagai latihan, verifikasi hasil ini menggunakan analisis statik.
0,010 -3,s06 7,259 -2,176 -0,010 1,330 -1,2s9 4,357
2. Kemungkinan benda berubah bentuk secara pennanen
l. Pergeseran maksimum plat
Berbeda dengan elemen segitiga di mana nilai regangan pada seluruh
Karena u"r = uyr = u,4 = ura = 0 dan F*, = 150 N dan Fra = 200 N, Iajur bagian elemen sama, pada elemen segiempat nilai regangan pada suatu
satu, dua, tujuh dan delapan dapat dieliminasikan dari sistem. berbeda-beda. Untuk menjawab pertanyaan apakah plat akan berubah
bentuk secara permanen, kita perlu menentukan lokasi kritis,
| -t,259 -0,427
2.e52 -0.010'llu,2l t1s0l kemudian tegangan pada lokasi tersebut dihitung.
_t -t.259
le'I
4,351 0,010 -3,s0611",,1 I o I
Ada dua lokasi kritis, yaitu pada node / dan node 4. Pada contoh ini
0,010 2,952 1,2se l]"",1=l o i kita akan lihat node ./ saja.
l-0,427
| -0,010 -3,s06 1,259 +,ssr J1",,] lzooJ
Node 1: 4= -1 . z= -1
Solusi dari sistem persamaan ini memberikan pergeseran titik-ritik
[_(1_4)
o (1-4) 0 (1+4) 0 -(1+4) 0
beban (node 2 dan 3). 0 -(1+{) 0 (1+O 0 (1-O 0
i"r=il-(1-6) -(1-tl) 0 (1-n) 0 (1+4) 0 -(1+4
Io -(1-O 0
20000
-(1+6) 0 (1+{) 0 (1-{)
|I;;1 ,",J1;i mm l2 0 0

lr,u I l-1,3 1l-2 o 00002 0

["u] l''u -41 o -2 02000 0

Lo -2 00000 2
Pergeseran maksimum terjadi pada node 2. Dengan menggunakan
hasil ini, gaya-gaya reaksi pada node I dan 3 dapat dihitung dengan
mensubstitusikan nilai u*2 ,1112 , u"a dan ura ke sistem persamaan
tKltul=tFl. Gaya-gaya reaksi yang diperoleh adalah
r34 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi r35

Tegangan yon Mises, q'berdasarkan stress yang telah dihitung di atas


t,,,:)= (1-r) (1+ry) -(1.4)t[3:0 3l adalah
ur =
il_lrl_i\ -(1+6) (r+1) fr-El ]l go
[i,, 20
o'=W
'lo
l

zol+f Y*, yy \\yy xy

t0 or :
tl-2 2 0 0il30 nl
_l
= 58,15MPa
-+l-z o o ,llro ,nl
-t

'[o Karena nilai tegangan von Misses ini lebih besar dari tegangan yield
20:] aluminium dengan beban yang ada, menurut teori, plat akan berubah
t1s 0l bentuk secara permanen.
-ltt o 1o.l
3. Perkiraan perubahan ketebalan plat
Determinan l|l = 150 Besarnya penipisan dari plat dapat diaproksimasikan dengan menggu-
nakan persamaan (5.7).
f.
lr"" -j,, 0 0l lro 0 0 0l
rot=fr| ; 0 -i,,,1:#l ooolsl ,__ - -uor*
LLEEE -uow *o,
l-)r' j,, ir, lrrl [o 1s 10 o]
u xl ",,
: -o,zz
ffi - o fi #ffi* : _2, 4t8e-4
u y1
0
^,h'
0 |adi perubahan ketebalan plat adalah
u*2
7,8
u_,
Lz:2,4L8e4x 3 - 7,255e-4mrr-
3,4
[u] = = 1e-3 mm
u^ x.1
-1,3

u^ 3,6
yr
0
5.6 BEBAI{ }rERArA (DttrfrtnurfiD nAD)
u \4
0 Beban merata perlu diubah menjadi beban yang terpusat pada node. Guna
u
y4 menjelaskan proses penurunannya, kita gunakan contoh beban merata
pada sisi 2-3 (Gambar 5.4). Di sini kita ekspresikan beban ini menjadi
Tegangan pada node I adalah
sejajar sumbu x, p* dan sumbu y, pr. Kerja yang dilakukan oleh gaya ini
rt pada elemen diberikan oleh
lo,, I
o, [cl tA] tDl
=
141,321
[uJ = 1 3,6a MPa
I |

[lo*vJI
I I

tzo,ts)
B6 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga
Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi r37

1y(e) - tii.iidA Contoh 5.3


= lo(u*p, +uypy)dA
Suatu plat yang tersangga dan terbebani oleh beban merata pada salah satu
[ol
= lo (u. + sisi. Hitung:
"r,1;; loo
1. Pergeseran maksimum plat, dan
s1 0
0 s1
2. Apakah ada kemungkinan plat untuk berubah bentuk secara
permanen (deformasi plastik).
s2 0
= lo[urr uy1 uxz uyz u*: uy:1 Io.loo Alumiqiunr
0 s2
IP, J E*75fiF*
r,* 0,}}
s3 0 { P't

0 s3 t?*P"
(s.s3) T
= L [u]r [s]r {p}aa .l
E{
*1 (U
Luas penampang, A, di sini adalah luas sisi 2-3. Derivatif dari [Wl "- p"r+
..,
.*"-,. ..,tsI
p*.
terhadap pergeseran [U] diberikan oleh i iI
I

t#]=ti,.rsr'{p}ar (s.s4)
Beban ini kita pecah menjadi beban sejajar sumbu-x dan sumbu-y.
Setelah integrasi diterapkan maka kita peroleh

0
0

Pt (s.s5)
t#l:Fr='[? Py
P*
Py

Dari Contoh 5.1 telah kita peroleh


,f, p.. Nrnr

--.
.i.
rl .

\'i\ t,
\l',
,- - ' .-_-_ \"v.,
1
---s
l

Gambar 5.5 Gaya dan pergeseran pada node-node elemen segitiga.


_.r

Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi r39


B8 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga

1. Pergeseran maksimum plat


[r1'r -600 [B]rtcl tBI titik beban (node
'1,379 0,687 Solusi sistem persamaan ini memberikan pergeseran
-1,033 -0,346 -0,346 -0,341j
0,687 1,379 -0,341. -0,346 -0,346 -1,03+l 4.
-1,033 -0,347 1,033 0 0 0347 I",l=r" oJlsl-*
= 1e6
-0,346 -0,346 o 0,346 0,346 0 l."rr)
|

I
143J

-0,346 -0,346 o 0,346 0,346 0 |


2. Kemungkinan benrbah bentuk secara Permanen
-0,341 -1,033 0,341 0 0 1,033 I
Tegangan pada elemen dihitung
Dari persamaan (5.55), beban tambahan pada node dari beban merata ini r)
adalah L[FlrfamDanan lr*, I [1s,6s.1

]
o,,
f
= tcl tBt tul=l rzos I vPa
0 0 0 I I 149,60)
0 0 0 ['-, J L

3s,36 1500
[F]tu*uu^u. :"t P, ^28,284 Dari tegangan ini, tegangan von Misses, o,'dapat dihitung berdasarkan
Py 2 3s,36 1500 tegangan yang telah didapat di atas.
P, 3s,36 1500
o'- f,oz *; o o +3o2
py 35,36 1500 vxx yy xxyy xy
Sistem persamaan yang diperoleh adalah =

u F=R =87,46MPa
xl \1 x1
1,3791, 0,6870 -1,0331 4,3461, 4,3461 4,3409
0,687 1,3791 -0,3409 -0,3467 4,3461 -1,0331
u
y7
F=R
y1 y1 Karena tegangan yield aluminium berkisar antara 15 - 20 MPa, dan
1,0331 0 0,3409 1t FxZ =1500 nilaitegangan von Mises yang lebih besar dari tegangan yield
-1,0331 -0,3409 0 x2
1e6
0 0,346L 0,3461, 0 U.,, F.,, =1500 aluminium, menurut teori plat akan berubah bentuk secara permanen.
-0,3461, -0,3461
-0,3461, -0,3461 0 0,3461 0,346] 0 u-x., F*, =R*, +1500
-0,3409 -1,0331 0,3409 0 0 1.,0331.
u^
yr
F ^=R ^+1500
y3 yJ
5.7 BEilDA PEJAL AIGI$lllETRlS

Karena u,r = uy1 - u*a = ur3 = 0 dan F, = 1500 N dan Frz = 1500 N, lajur Untuk benda pejal yang mempunyai fitur geometris dan beban yang sime-
tris terhadap sumbu rotasi (Gambar 5.6), problem dapat disederhanakan
satu, dua, lima dan enam dapat dieliminasikan dari sistem.
menggunakan elemen 2-dimensi aksissimetris. Elemen tegangan pejal
-
leo
[1.033 o .ll",l _ 1rsoo1 aksissimetris diilustrasikan pada Gambar 5.7. Elemen ini hanya mempu-
I
- nyai empat stress, 4, , oeo, o,,, darr q, tidak nol dan tegangan 4r= or,:
L0 o,s+6.]lurz | lrsooj
o=o=0.
ZH HZ
r

Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi t4l


r40 Teori dan Aplikasi Metode Hemen Hingga

llukum Hooke untuk elemen ini adalah


f o,.rrrlru sinrnrp{ri
Io [1-, v 0-lr-
I rrl l
v
ll tr

E lv, 1-v o llr


I

v
$ lo,,l v 1-v
ll zz
0 11- (s.s6)
],,,f:1r*91r-z9l 1
ll"ee
lol
\ rz) lo o
L
o ')
ll
^-vll6
tl rz

Matriks konstitutif [C] elemen ini adalah


t't lt-v v v 0l
i---" I ---
I
lv l-v v ol
.
t;--i--i
t-*-- tcl=tr.Ofuzrll " v 1-v ol
(s.s7)

-l----"
l, o o l-,]
Dengan cara yang sama dengan persamaan (5.13 - 5'16), hubungan antara
Gambar 5.6 Solid revolusi dengan lelan simetris terhadap sumbu z.
regangan dan pergeseran diberikan oleh

,"r, :_ fu,
A,
(5.59)

t--:=- .. (s.s9)
d7.

(s.60)
'oo:T
(s 61)
',,:*-*
Untuk elemen segitiga linear, pergeseran elemen diberikan oleh
persamaan (4.36)

u(.)=S,u,+S.u
rrrl'r2"rJ
+S.u^............. (5.62)

u,r+Sru,r+Sru,3 ........... (5'63)


Gambar 5.7 Tegangan pada elemen aksisimetris
"9):s,
Dengan menggunakan (5.58) - (5.63), vektor regangan dapat diperoleh
-Y-

t47 Teori dan Aplikasi l'|etode Elemen Hingga


Analisis Benda Pejal tlastik 2-Dimensi t43

Au
Iinergi regangan elemen aksissirnetris
Ar
It
lrr Av
t,
),, 0z
. _z_
tr ^u'
=+[ tu]r El'tcl tBltuldv
(s.67)
i'oo u
L
=T I^tulr [B]r tcl tBltul r dA
I'lrz r
aurr As i pada persamaan (5.67) adalah r dari centroid, yang untuk elemen
7.
(s.64)
oz
^T; or segitiga linear adalah
AS
^1
or
0 '+o+o
dr dr
u r.l r+r+r
,=ff (s.68)

01
-02
AS
o%o%
oz oz
u
lrz
2.1

Pada lajur ketiga dari matriks [B] terdapat term S,/r. Untuk memudahkan

EoLoEo
rrr
v12
u
integrasi matriks ini, fungsi bentuk dan r dari centroid digunakan. Pada
centroid, elemen segitiga linear, S, = Sz - Sa = 1/3 dan r diberikan oleh

91 q q, 9.?, q
r3
a:,- u^ (s.68).
0z 0r 0z 0r 0z 0r
7.1

Dengan menggabungkan (5.67) dengan kerla W("), energi potensial, fI(") ,


Fungsi bentuk S,, S, dan S, telah diberikan oleh (4.37) - (4.39) sehingga
diperoleh. Selanjutnya, dengan meminimumk"n fI(') dapat diperoleh
u.1 sistem persamaan Iinear berikut:
at I P, o 0 p3 0

;,'_l ,l 0 4
B2
u z7
0 52 0 33
l12 (s.6s) [#]=r"t"tBlrtcttBltut- tFl:o (s 6e)

2!!, lls,
:,,1=,^l
'1u' 0 T
0
r
0
l12 di mana
rz) L4 Pl 62 p2 53 p,
u
r3
[K]:2nrAtBlrtcllBllul ................. (s.70)
u z.i

di mana [B] diberikan Contoh 5.4

40 B2o p3 0 Contoh ini


diadopsi dari referensi (Chandrupatla, 2001). Sebuah silinder
0E 06, 0 5"
(5.66)
dengan diameter dalam 200 mm dan diameter luar 240 mm berisi cairan
dengan tekanan sebesar 3 Mpa. Dengan menggunakan dua elemen
pr=+ J

2AS r0 2AS
20 ?41 0 segitiga, hitung:
r r r
l.
qB1 62 P2 53 B3
perubahan diameter dalam, dan

2. tegangan pada dinding silinder.


Analisis Benda Pejal Hastik 2-Dimensi t45
t44 Ieori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga

'fekanan pada sisi diameter dalam diterapkan dalam bentuk


beban
terpusat pada node I dan 4sebesar
Stee1
E - 210 Gpa + F,r = F,e = 2n 11" p = 9,425"' N
v'- 0.33
Elemen./
I-uas elemen ini adalah A = 50 mm2. Selanjutnya elemen-elemen matriks
tBl (5.66) dapat diperoleh dengan menggunakan koordinar node 1(100,0),
node 2(110,0) dan node 3(110,10).
AZ Fr= -10 4=0
L*
1'
0r= fi 62= -10
r 10mm.r
r
--1 Ft= o d3=10

Dengan menggunakan (5.68)


_ rr +r, +rl 320
j!-r'rg-n"*.
220 mm
l 33
Matriks [B] menurut (5.66),
Dengan MEH, pertama-tama kita tentukan bagaimana model permasalah-
an dibentuk. Untuk soal pergeseran sisi luar silinder tidak diperbolehkan
t-ro o 10 0 0 0-l

dan sisi dalam hanya boleh bergeser radial. Langkah selanjutnya adalah 110
I

0 0 -10 0 101
[n;t'r - loolqo n 1oo I

menghitung matriks konstitutifnya dengan menggunakan (5'57)'


I 320 " 3zo
0
#01
o
I -10 -10 10 10 o]
[C]t1) 191{z) Setelah [B] dan [C], [K] dapat dihitung

Uri [r1 U.2 1"2 U.3 lr:'


0
0,8789 u
0l
0,3
,l0l -0,9013 0,3746 -0,0112 -0,3746 rl
0
0,3
[1-0,3 0,2578 0,2578 -0,2579 -0,2578 0 o11
I 0,3 1-0,3 0,3
1,1850 -0,6565 -0,2449 0,3997 l12
= 3,846es 0,3 0,3 1-0,3 [r](')-t"'
1 1,160 0,2457 -0,9022 !12
00 i I

Io , -0,, I
simetri 0,2587 0,0121 u^
0,9022 u^rJ
-="'r

Analisis Benda Pejal tlastik 2-Dimensi 147


t46 Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga

Elemen 2 ,"rl t'tzts a'z6oe)[u.J :


r", [e'425\
Luas elemen ini adalah A = 50 mm2. Selanjutnya elemen-elemen rrytriks l-0,2609 1,100s I [".nJ 19,425)

[B] diperoleh dengan menggunakan koordinat node I (100,0), node 3 Dari sistem ini hasil yang diperoleh adalah
(110,10) dan node 4(100,10).

0r=0 4=-10 1"" I= r"-r lo'10e2 l**


[',n J [0,1,115J
0r= la 5r= 0

0r= -10
'3=10 5.8 ETEI( DARI PA}IAS
Dengan menggunakan (5.68),
rr*rr*r+ Perubahan suhu akan menyebabkan pemuaian atau penyusutan benda
=-
'- 3 - 310
3 pejal. Hal ini menyebabkan adanya tambahan regangan yang umumnya
dianggap sebagai regangan mula-mula (initial strain), eo. Dengan adanya
Matriks [B] menurut (5.66),
tambahan regangan, hubungan antara tegangan dan regangan diberikan
l-0 0 10 0 -10 0-l oleh
lo -10 0 0 0 10 1

rul,,=#l 1gg
#o 10 10
I

I 310
o o #3 ol e.. =9-o -uor,
AEEE -uoo +.,Nf
(s.71)
I

L-10 0 -10]
dapat dihitung
r.-. =-v0o
YYEEE *on -uoo+aAT
Setelah [B] dan tcl, tKl (5.72)
U.1 Url U.3 u-z5 u.
0,2506 -0,0121. 0,013 -0,2447 -0,2609 0,2618
u.1 =-vdo -uon +oo +aNl
r-&EEE
(s.73)
0,874 -0,3867 0 0,3625 -0,874 Ir-L
Dengan tambahan regan gan ini, hubungan antara tegangan dan regangan
0,8997 0 -0,8731. 0,3867 u^rJ
[Xltz) -1"e menjadi
0,2497 0,2497 -0,2497 u^
simetri 1,1005 -0,6122 l14
2.7
rtt
lo I lt "
1,1237 u14
]o-'.f= t l, 1
(5.74)
I I 1-v2l
vv

Dengan menggabungkan [K](a dan [K](4, sistem global diperoleh. Karena lo


I XYJ
I lo +l[{1] {ill
L
o
1,1 =!,2 - u.2 = u,3 =u,3 =!,4= 0, lajur dua, tiga, empat, lima, enam dan
delapan dapat dieliminasi dari sistem. Sistem yang perlu kita pecahkan
adalah:
F

t48 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga


Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi t49

di mana
iika dibandingkan dengan (5.34), pengaruh perubahan suhu menyebabkan
[aATl tambahan term di vektor sisi kanan.
+1s
rr"r:]"o,| zs;

lol Contoh 5.5

unfuk problem tegangan bidang, dan untuk problem regangan bidang Kita pecahkan Contoh 5.1 kembali tetapi sekarang dengan perubahan
suhu sebesar 100'C.
[(1+v)aATl
r,"r: a o, $'76) Aluminium

[o)
](1+v) | E-75Cpa
v - 0.33
tebal = 3 mm
Formulasi energi regangan menjadi . cr = 2-le'. i.c

L@ =;[o [r - eolrlC] [e - eo]dA d

$'77)
=i t^ (ra'[C] [e]-2talr[C][so]+[eo]r tclt6ol)dA
: 150 N
I kt't' rct [e] dA - t Jo [s]rlcllso I da * ] k tro l' [C] [eo ] dA
Integral pertama pada (5.77) sama dengan (5.30), sedangkan Karena ketebalan plat lebih dari seperlima dimensi penampang, problem
ini dapat disederhanakan sebagai problem tegangan bidang. Regangan
-tt t€lrtcllcoldA:-ttllllrtBl'tcl [eo] dA (s.78)
karena perubahan suhu untuk tegangan bidang diberikan oleh (5.75).
dan energi potensial total elemen
[,rATl I too t

Ir I ],,,arf z:"-0.]rool
[,]l.l
11(r)_n(c) _147(e)

-|hrrl' tBl' tcl tBlluldA-ttlul' [B]'[C] [c"]dA+ ""' (5'79)


Matriks tcl, tBl dan kekakuan [K] telah dihitung pada Contoh 5.1.
|[ I.. t' [c] [e" ]dA - [u]' IFI
0,33 0l
Dengan meminimumkan energi potensial total dapat diperoleh srstem
persamaan linear berikut: Ic1',r
'1,
0l I

1-0,33
0
2)
|

= rtulrtcltBltul -vtBlrlclteol-[F] = s (s.80)


[#]
[-20 0 20 00 0l
[B-](') =o,oo2sl o -20 o 00
atau
,ol
L-ro _20 o 20 20 0l
-_.'..1r

r50 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi t5l

[x1'r -ooo plrtc]tBl [",.r.l lo,oorszl **


7,3791. 0,6870 -1,0331 -0,3467 -0,346L ap,3409
0,687 L,379L -0,3409 -0,3461 -0,3461 -1,0331
1"rl= {o,ooosa}
-1,0331 -0,3409 1,0331 0 0 0,3409 Dari hasil ini, gaya-gaya reaksi pada node I
dan 3dapat diperoleh dengan
=1e6
-0,346L -0,3467 0 0,3467 0,3461. 0 mensubstitusikan nilai u*, dan \2 ke sistem Persamaan di atas.
-0,3461 -0,3467 0 0,3467 0,346L 0
-0,3409 -1,0331 0,3409 0 0 1,0331
Untuk elemen aksissimetris,
Sisi kanan ada tambahan term,

-63202
Ia^rl
lrzATl (s.82)
-63202
63202 '*'=1"i'l
vlBlrlclls"l:
0
Formulasi energi regangannya
0
63202 nro =161e -e"lrlcl [€-€"]dv
(s.83)

Sistim persamaan yang diperoleh adalah


=f I (r.t' rcr rsl 2[s]r [c][€" + I€" Ir tcl t€" l) dA
- ] r

u
xl
F^1 =R,, -63202 =f hu'ut'tcltnltr[ raa-f ; p1rp1'1c11e"1.ao*] L lo"lr [c] [€"]rdA

I nzu -1,37e-t
0,6870 l,o33t -0,346t -0,3461 -o,a+ol'l u F
yt =Rrr -63202
0,b87 0,3409 -0,3461 0,3461
| t,o::t 0,3409 1.0331
,1,0331 I
y1
Dengan meminimumkan total energi potensial ini, untuk elemen segitiga
- o 0 o,rno, u*2 Frz=150+63202
Iinear diperoleh sistem persamaan linear berikut:
nl
I

,"n |
-0.3461 0,3461 0 0,3461 0,3461 u^ Fy2 =200
|
| -0,3461 0,3461 0 0.3461 0,346t ol yz
u x:l F*
=, tap1r1c1plpl -anrAlBlrlcl[€. ] -[F] = 0 """' (s.84)
[-0,:+oo -r,o::r o,34oe o o r,oear I
u Fv. =R +632O2 [#] "
y3 y3

di mana
Karena u", = ttrl - u*z = ur2 = 0 dan F, = 150 N dan Frz = 200 N, lajur satu,
dua, lima dan enam dapat dieliminasikan dari sistem. IKI= 2nrAlnlrtclpl (s.8s)

1"0 [r,oarr o ll"-,[_1tso+oszozl Dan vektor sebelah kanan menjadi


L 0 0,3461] luyr] [ 2oo I
tRHsI=trl+4rriAlBlrlclla"l ............ (5.86)

Pergeseran maksimum plat

Solusi dari sistem persamaan ini memberikan pergeseran dari titik loading
(node l.
t52 Teori dan Aplikasi lletode Elemen Hingga t53
Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi

5.9 SoAt-S0At tATlHAl{


(s.33)
1. Turunkan matriks konstitutif [C] persamaan (5.12) dari perfrmaan- [#]=ututrtcttBltut-[F]=0
persamaan (5.5) - (5.11). 5. Buktikan integral area pada persamaan (5.48)
[t-v v v 000 11

| , 1-v v 000 [( laa:l I( )lJldEdl


-1-"1

| , v 1-v 000 6.
lct=rr*#-x1
lo o o 0.5-v 0 0
Turunkan persamaan (5.55) di bawah.

lo o o 0 0.5-v 0
0

Lo o o 0 0 0.5-v
0

P* (s.ss)
2. Turunkan matriks konstitutif (5.21) untuk kondisi tegangan bidang t#l=tFr=t? Py
Qilane stress). P*
t
El
11 v 0l Pv

lcl:--:5lv
l-v-
1 0l 7. Turunkan regangan mula-mula untuk kondisi regangan bidang.

lo o ,-,2)
I

[(1+v)aArl
L
[r"]=](1+v)aATi
lt
O.76)
Turunkan matriks konstitutif (5.23) untuk kondisi regangan bidang
[0)
Qtlane strain).
Suatu plat yang tersangga dan terbebani pada salah satu ujung
[r-, v ol mengalami pergeseran. Hitung:

tcl:o=oo,.,rl , 1-v
El o I

I a. pergeseran maksimum plat,


L0 o 'r"l b. apakah ada kemungkinan plat untuk berubah
pennanen (deformasi plastik).
bentuk secara

4_ Energi potensial total elemen diberikan oleh


Catatan soal ini hampir sama dengan Contoh 5.1 tetapi di sini berat
fl(r)=n(e) -yy(c) dari plat tidak diabaikan.
(s.32)
=
] [ u'tB]'tcl tBlluldv-[u]r [F]
Dengan meminimumkan energi potensial total, turunkan sistem
persamaan linear yang diberikan oleh persamaan (5.33).
r54 Teori dan Aplikasi lletode Elemen Hingga Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi 155

Steel hitung perubahan diameter dalam pipa jika pipa terbebani oleh
p:7800 kg/m3 rekanan sebesar 3 atm (latm = 101,3kPa).
E = 210 Gpa +
1- r, = 0.33
tebal = 3 mm
Steel
E = 210 Gpa
EI
EI v = 0.33

'l
ol
t"o==tl|#- Panjang= 1o m

]- 1* eod€l
l\IEH

9. Sebuah disk dengan tebal 10 mm terbebani secara radial sebesar 2 kN.


Dengan menggunakan MEH dengan 6 elemen segi empat linear,
->
hitung:
12. Pecahkan problem pada Contoh 5.4 dengan menggunakan satu
a. pergeseran maksimum plat, dan
elemen segi empat linear.
b. apakah ada kemungkinan plat untuk berubah benruk secara per-
manen.

Steel
E = 210 Cpa
v = 0.33
tebai = 10 mm

IIEH

10. Seandainya disk pada soal 9 dipanaskan dahulu sampai suhu 150oC,
ulangi perhitungan di atas dan bandingkan kedua hasil yang
diperoleh.
11. Sebuah pipa dengan diameter dalam 100 mm, diameterluar 110 mm
dan panjang 10 m. Dengan menggunakan asumsi regangan bidang,
-

t56 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga

6
t ANALISIS MODAL

6.I PENDAHUIUAI{

Pada bab ini kita akan memelajari bagaimana frekuensi natural (natural
frequencies) benda pejal dihitung. Penghitungan frekuensi natural pen-
ting karena dalam perancangan enjineering sering suatu benda terbebani
oleh beban harmonik atau beban dengan pola sinusoidal' Hal ini sering
ditemui pada situasi di mana beban ditimbulkan dari gerak motor' Apabila
salah satu frekuensi natural dari benda dekat dengan salah satu frekuensi
harmonik beban maka akan terjadi ampiifikasi beban yang dapat beraki-
bat katastropik pada mesin. Fenomena ini dikenal sebagai resonansi.
untuk kelancaran operasi dan keutuhan mesin maka resonansi harus
dihindari.
Penghitungan frekuensi natural dikenal dengan analisis modal (modal
analysis). Analisis modal adalah analisis dinamik di mana efek dari massa
(mass) dan percepatat (accelerarrbn) menentukan respons sistem. Guna
menjelaskan hal ini mari kita analisis suatu sistem yang terdiri dari massa,
m, dar pegas dengan konstanta pegas, k (Gambar 6'1)' Persaman gerakan
(equation of motion) dari sistem ini dapat diturunkan sesuai hukum
Newton kedua sebagai berikut:
Y-

Analisis l'lodal t59


t58 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga

yang memberikan frekuensi natural


+ f-:an/2n (6.6)

Arti dari frekuensi natural adalah apabila massa ditarik ke bawah atau
ditekan ke atas, setelah gaya yang menekan atau yang menarik ditiadakan
maka massa akan bergerak naik turun dengan frekuensi sebesar frekuensi
natural. Dari analisis ini dapat dipahami bahwa frekuensi natural dari
sistem ini adalah fungsi dari besarnya massa, m, dan konstanta pegas, *.

t, Sekarang,
20081:
jika F" * 0, maka solusi dari persamaan (6.2) adalah fMoaveni,

.). (6.7)
y(t) = Y. sin(a4
++sin
q]
art
1_[
F(t): Fe sinart
\o" )
Term terakhir dari persamaan (6.7) adalah solusi partikular yang dapat
Gambar 6.1 Sistem musa - pegas sederhana
dituliskan sebagai berikut:
ZFr=*i (6.1)
Yo = Yoo sinat ......... (6.8)

Dari persamaan (6.1) didapat persamaan pergerakan (equation of motion)


di mana amplitudo respons partikular ini adalah:
berikut:

mj,+ky=F111 (6.2) v _ F"/k


too . .)
(6.9)

it
-

di mana F(t) adalah beban sinusoidal yang diberikan oleh


1-l l
['",/
FG) = F" sin ar (6.3) Dari persamaan (6.9) terlihat bahwa amplitudo solusi ini mendekati nilai
tak terhingga jrka a = an IJral ini ditunjukkan pada Gambar 6.2.
]ika F. = 0 maka solusi dari persamaan (6.2) adalah respons natural.
Unruk sistem satu massa dan satu Pegas, frekuensi nafural dari sistem
y(t):\sin(aL t)................ (6.4)
dapat dengan mudah dihitung. Bagaimana dengan sistem yang terdiri dari
di mana ctr, adalah frekuensi sirkuler dari osilasi. Dengan mensubsti- beberapa massa dan pegas?

tusikan (6.4) ke (6.2) kita peroleh ro,.

,^= (rad/s) (6.s)


^E
YM
E

r60 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis I'lodal t6t

+
40

20

o
.L 0

-20

-40 .

-60'. : : i

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5


a/an

Gambar 6.2 Amplitudo sistem massa - pegas.

at equilibrium
6.2 SISTEI,I BEBERAPA }IASSA DAI{ PEGAS

Guna menjelaskan cara menghitung frekuensi natural sistem yang terdiri


Gambu 6.3 Sistem dua massa - dua pegas.

dari beberapa massa dan pegas, kita analisis sistem yang terdiri dari dua Setelah (6.14) dan (6.15) disubstitusikan kembali ke (6.10) dan (6.11), kita
massa dan dua pegas seperti Gambar 6.3. Persamaan gerakan massa l dan peroleh:
massa 2diperoleh sesuai hukum Newton kedua sebagai berikut:
*t?Yorsin(a.,t)m, +(k, +kr)\, sin(a;t)-k, Yo, sin(a.rt):0 (6.16)
m,y,+k yr-kz(yz-yr):0 (6.10)
-u2Yozsin(a-rt)m, -k, \, sin(rut)+k, \, sin(a,rt)=0 .......... (6.17)
mryr+kr(y, -yr):0 (6.11)
Kedua persamaan ini dapat juga dituliskan dalam bentuk matriks
Solusi dari sistem persamaan (6.10) dan (6.11) adalah:
,", 'l [k, + k, -k, ll Y",
-lf

-- [-, ]:[9-l
_,,,
o (6. 18)
I o '",][\r.,l*L -u, tr .][v.r):Lr]
(6.12) ,
Yr(t):Y.r sin(art)
yz$):Yozsin(a;t) (6.13)
Dengan menggunakan eigenvahte, )" = af, persamaan (6.18) dapat
Derivatif dari y, dan y, adalah dituliskan:
.ll[".,)=o
Yt=- r,ozYorsin(a;t) (6.14) *0, -url_r[*1 0
. ........ (6.1e)

(6.15)
[[ur
lL -k2 kzl Lo m2lll,Y.,.,l
iz=- lszYozsin(a;t)
tKl $ tMl tY]
--

r62 Ieori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga Analisis l,lodal r63

I r*
.ll=o
Untuk solusi non-trivial [YJ *0, determinan lK-2Ml:0. Halini dapat -1ool_2[0,, o
diperoleh untuk nilai-nilai 2 tertentu yang dikenal sebagai nilai eigen. ll-1oo 1ooI Lo o,1ll
Pada persamaan (6.19) terlihat adanya 2 matriks, yaitu matriks massa [M]
dan matriks kekakuan [K]. Matriks massa adalah matriks tambahan karena l2oo-o,11 -100 l=o
adanya faktor inersia massa untuk problem dinamik. | -100 100-0,121

(20o -0,12)(100 -0,12) -(-100) (-100): o


Contoh 6.!
(2000 - 2x1000 - 2) - (-1000) (-tooo) : o
Hitung kedua nilai eigen (eigenvalues), frekuensi narural dan vekror-
vektor eigen suatu sistem dua massa - dua pegas di bawah di mana m, = Persamaan di atas adalah persamaan kuadrat

mz = 0.1 kg dan k = 100 N/m. ).2 -300u.+100oooo=o

Akar dari persamaan ini adalah nilai-nilai eigen


\,2=2618 dan 382
Dan dari ).= (d kita peroleh,
ror.r= 5l,l7dan 19,54 (rad/s)

Dan frekuensi-frekuensi natural dari sistem ini adalah fi,z = 8,14 dan 3,11

Hz

[[zoo -1ool_2[0.1 o l.l[\,)=o


Ll-loo lool Lo o.1ll(Y.rJ
Dengan mensubstitusikan 2, = 2618

-61,8\r - 100 Y,, = 0


-100 Y"l - 161'8 Y"' = 0

Vektor solusi sistem persamaan ini adalah


1l
- |
Nilai-nilai eigen diperoleh dengan menghitung determinan lK-zMl:0.
--
l'",1
llur*u, -ur]-r[*, lt,l "'l-o,ozJ
o
lL -u, k, .l
"l o *r.ll
ll=o"
Vektor ini adalah vektor eigen pada nilai eigen )"1= 2618. Vektor eigen
dari nilai eigen ), = 382 diperoleh dengan cara yang sama dari sistem
persamaan berikut:
t

t64 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga Analisis ]'|odal t65

161,8 Y"1- 100 Y"2 = 0 d=


-100 Y.l + 61,8 Yoz = 0 1.0e+003.

Vektor solusi sistem persamaan ini adalah:


0.3820 0

0
[ ,
J\'1= '"'\r,6zl
lt,l- 'l 2.6180

Kedua nilai eigen adalah elemen-elemen diagonal matriks [d] sedangkan


kolom dari matriks [v] adalah vektor eigen. Coba bandingkan dengan
Arti dari hasil ini adalah sistem mengalami osilasi yang terdiri dari ga- hasil yang diperoleh pada Contoh 6.1.
bungan antara kedua frekuensi natural. Vektor eigen memberikan
pergeseran relatif antara m, dan mr. 6.4 SISTEil [oililt{U}l
Pada $6.2 telah kita pelajari cara menghitung frekuensi natural sistem
diskrit dengan menggunakan hukum Newton kedua. Untuk sistem
6.3 PEilGHITU}IGA}I ilIl.AI EIGE]I DAl{ YEIfiOR EIGEI{ DE]IGAII I,IATIAB kontinum, hukum Newton tidak dapat kita pergunakan dengan mudah
kecuali jika badan kontinum tersebut dapat dijadikan beberapa bagian
Pada $6.2, penghitungan nilai eigen dapat dengan mudah dilakukan diskrit. Untuk sistem kontinum, persamaan Lagrange (Lagrange's
karena determinan dari sistem adalah persamaan kuadrat. |ika sistem equations) [Moaveni 2008] (6.20) digunakan untuk menurunkan matriks
lebih besar dan 2x2 maka akan sulit untuk menghitung nilai-nilai massa, [M], dan matriks kekakuan, [K].
eigennya. Dengan MATLAB, nilai eigen dapat dihitung menggunakan
comman erg. Command elgdigunakan dengan sintaks
,,
+fg)-g*S=e
dt[aul tu au
(620)
[rr,d] = eig(inv(M).K)
di mana
Untuk Contoh 6.1 di atas

na:[o,, ol
u = pergeseran
-1ool
o o,1l *=[roo 100 T = enerBi kinetik
L L-100 .l
t = waktu
>> M = [0.] 0;0 0.1];
u = derivatifpergeseran u
>> K = [200 -100; -100 100]
A = energi potensial
,, [r,d] = eig(inv(M).K)
v= Q= gaya atau momen non-konservatif

-0.5257 -0.8507
-0.8507 0.5257
_."',r
t

t66 Ieori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis l'lodal r67

6.5 ELElrEil ArGrAL (l-DtltEt{$) di mana T= pA. Term pertama dari (6.20) dapat dihitung

Elemen ini digunakan untuk menghitung frekuensi natural dan bentuk (6.27)
mode (mode shape) dari suatu badan yang terbebani oleh gaya aksial.
Elemen aksial adalah elemen linear dengan dua node. Setiap node
#=t' , (s,
''
+s,u,)dx

mempunyai l-do[, yaitu pergeseran pada arah x. Persamaan yang (6'28)


memberikan variasi dari pergeseran pada elemen adalah ff=L'lrti(s'r'+s,u,)dx
I I
u@ =ul! sl +u\d s? .............. (6.21) d(dt\ [1.^,

Fungsi bentuk S, dan S, diberikan oleh


a( x) rq^t,ti,dx +lsf
L.-^. . -1

Si=1-x/L.............. (6.22) ftlfr]=rlit, {ax ] (6 30)

E= /L (6.23)
Integral-integral pada (6.29) dan (6.30) dapat dihitung
I-L
y jsf a*:yl1r-*I L)2 dx=yLI3 .............'... (6.31)

r"' t*' 00
LL
y IS,Si dx:y J(t-xlr)(x lL)dx:yLl6 ............."" (6.32)
00
J
L^
tLr y jsiar:yj1*lr;'dx=yL13.................
L
(6'33)
00
,l
L---------+ X I
Setelah (6.31) (6.33), kita substitusikan ke (6.29) dan (6.30), kita peroleh
-
term pertama (6.20).
Gambu 6.{ Representui elemen aksial

a m
I )_ r. *1t.i,
vt- (6.34)
Ekspresi energi kinetik dari elemen ini adalah:
dt[autr 3'6 |

t:lY,izdx
d2
.............. (6.24)
a( N.)
f,[ft]=+tl+f
vl.. vL..i, (63s)
Untuk menghitung T diperlukan
u(x)=5 ur +S,ui ................ (6.25) Karena pergeseran, u, dan u,, tidak memengaruhi T, maka term kedua
(6.20)
Dengan mensubstitusikan (6.25) ke (6.24), kita peroleh
il =0 (6.36)
\tL, ,2
T:ii(Si u, +S,u,)-dx (6.26) aui
Analisis I'lodal t69
t68 Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga

9
Nj
=o 6.sz)
Solusi harmonik (6.45) adalah

ur(t)=uo, sin(a;t) (6'46)

Selanjutnya, term terakhir (6.20) memerlukan enegi potensial, A, yang u;(t)=uolsin(ot) 6'47)
untuk elemen aksial diberikan sebagai berikut:
c^2 Lc -2 Dengan mensubstitusikan (6.46) dar, (6.47) ke (6.45) kita peroleh
A=fu+dv=A
'z J*a* (6.38)
AE/L -AE/tl[".' \_,,,,1/Lt 3 zt-l6][u.i]_[ol
11 /-
I ' (6.4s)
di mana strain, a adalah L-AE/L AElL.l["",.,l lyt-t6 yLl3][u.'] Loi
tKl 2 tMl
':#=*(s, u,+s,", )=*[t, -x / L)u,+f ", ) =]# (6.3e)
Perhatikan bahwa [K] adalah matriks kekakuan elemen l-dimensi. Seperti
Dengan mensubstitusikan (6.39) ke (6.38) kita peroleh untuk sistem diskrit, nilai eigen dihitung dari lx - zvtl = o .

. AE, ,
zt=ff("i+uf 1
-2u'u,) (6.40)
Contoh 6.2

Derivatif-derivatif dari A adalah Hitung dua frekuensi nafural dari model balok yang terbebani secara
aksial. Hitung kedua vektor eigennya dan gambarkan bentuk mode (mode
aA AE,
ff:?(",-"i ) 6'41) s h ape) masing-masing frekuensi.

AA AE,
fr=T(", -'i ) 6'42)
NA-
E: 70 Gpa
p = 2700 kd*'
Dengan mensubstitusikan (6.34-6.37) dan (6.41-6.42) ke (6.20) dan
20 cml y: 5.4 kg/m
Q= 0
kita peroleh
yL .. AE AE Guna mendapatkan dua frekuensi natural, model balok dibagi menjadi
vL..
,,*?ri+ L ,, L ,i-U.............. dua elemen. Dengan model ini ada d.ua dofyang perlu dihitung, u, dan ur.
(6.43)
3
vL.. vL.. AE AE
?r,* 3 r,- L r,* L r,-u..............
(6.44) 2 elementsr'3nodes

Dalam bentuk matriks, sistem persamaan (6.43) dan (6.44) menjadi

lyLl3 yLl6f(n,)
I ll l+l
[AE/L -AEtll(",)
ll l:l
tol1..........., (6.45)
lyttG yLl3.1[iii,J L-AE/L AE/L ][ui, Lo]
Untuk elemen-elemen di atas, L = 10 cm. Selanjutnya kita hitung matriks
massa [M] dan matriks kekakuan [K]untuk masing-masing elemen.
-Y-

170 Itori dan Aplikasi I'tetode Elemen Hingga Analisis l'lodal t7t

Elemen 1 Dengan menggunakan MATLAB kita peroleh dua frekuensi natural balok

'-''t=r0,0{z,ose} ) ) f",={",'\u*
""':+[], 1]:'*''[-i ll .r- - a;.
l.o,l6ej "/^=to.{1,433}.uals
--
[0,410J [6,53J

M":f 6![2 1l_


[0,18
o,oe1 Selanjutnya bentuk mode pada frekuensi natural dihitung sebagai berikut:
L1 2l LOoq 0,181
Mode pertama dari nilai eigen 2, = 2,054x1010
Elemen 2

['' [-?,X l,'t)-',oun "'' (:'3l l?3)][::)


=
Karena elemen 2 mempunyai dimensi dan propeni yang sama dengan [3)
elemen l maka

K(1)-K(2) :7,+lOrl 1 -1-l l-+,s9+ -3,2491(ur) fo)


l+,2+o -2.,2e2 )l..r]: [oJ
L-1 1l
Vektor eigennya adalah:
0,09-l
M,,=Mr,= [O18
L0,oq o,1gl [",]_.. | 1 1
Setelah elemental matriks
trrJ=" l-r,+rJ
[M] dan [K] kita peroleh, kita bentuk sistem
global model. Mode kedua dari nilai eigen 1., = 0,169x1010
'l(",)
| 1,4 -1,4 0 [0,18 O,Og 0 l(r,) r0) = (3)
rcel-t,+ 2,8 -1,411 url-rrlo,oo 0,36 0,0911 I =l o [,, [-'ii l,:l)-0,ru8,,0" [3;:; ll3)][::)
o o ", I

I -1,4 r,+.][u,] L o,oe 0,18][";J [o.l


Karena ur = 0 maka sistem dapat disederhanakan menjadi
| 2,1e4 -1,,ssz)(q):f0)
l-t,ssz 1,0e7 .l[ur,] t ol
Torl
2,8 -1,4)(uzl_r[o,ru o,os)(uz] Vektor eigennya adalah
=fo)
l-1,4 1,a _lIur.,J L0,Og 0,18][ur.J [0]
Nilai-nilai eigen ).r., dihitung dengan solusi non-trivial. {::}: ",{,,,,,}
lK-rMl=0 Hasil ini berarti pada frekuensi natural, \= 22,38 kHz balok akan bergetar

dengan rode 2 dan 3 bergerak berlawanan arah dengan perbandingan

1*'11;i^ :i) ^lJ,Zi lf]F, %:u2=-1,41. Sedangkan pada f, = 6.53 kHz node 2 dan 3 bergerak
dengan perbandingan u3:u2=1,41.
searah
t72 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis Modal t73

0j
Gambar 6.5 Hemen balok

Ekspresi energi kinetik dari elemen ini adalah

T=1iln2dx.............. (6.51)
d2
Dengan mensubstitusikan (6.50) ke (6.51) kita peroleh

\=22.38kH2 fz = 6.53 kHz


r:{i(s,, u,, +s,r or + s,, u,, +S;e e,)'a* (6'52)

Term pertama dari (6.20) dapat dihitung

5.5 EI.E}IEil BATOI(


#=*'fsry(s,ruiv*sie0'+s,rt,,
*sito, )a" (6's3)

Elemen balok terdiri dai 2 node dengan 2-dofQtergeseran pada y dan


rotast) pada setiap node. Variasi dofdiberlkan oleh persamaan (3.15). (s,, ,,, + s'.0, *si, ii, + s;s 6;
)0" """ """"" (6's4)

...............
#=t'lrt,
u7 :Srrrry *S,uO, +S,ru,, +S;oOj (6.49)
*s,te,)a* (6'ss)
dan ff=l'YSir(s'ru'r+s''0'+s,rii,
v(") = uli) : Sry fry + S,u 0, + Si, i;, + 5,6 6; (6.s0)
(s,r r,, + S,n 0, *si, ti, + s,. 6; )o" ........'...'....' (6's6)

Fungsi-fungsi bentuk Sr, , S,u, S1, dan S,o telah diberikan pada per-
fr:I'rr,.
a( x'l_..[.,", i. . L.- .. L - -.
samaan (3.16). U,, dx + JS,,S,, 0, dx + JS,,Siy uiy dx + JS,,S,o dr ] 0, 6.52)
d*t I # l=rl lt;
\ "-.rY ./
"l

r[Js,, s,,u,, d' * Jsi 6' d* * Js,us,, u,, a' * ]s,,s,, 6, a* to'ss)
[#]= ]
"t
+

n4 Teori dan Aplikasi l'letode Hemen Hingga


Analisis l'lodal r75

(6.se) 112 6L 6L.l


"tlfr J=r[Js,rs',
ii,, d* * Js,,s,, 6, d* *]s,,s,,,i,, d* * Js,,s,, 6, a*
] T*t,",=El
6L 4r]
I
-12
-6L ,ul
L r Lrl-12 (6.68)

r,,u,, o* *]srs,, (6.60) -6L 12 -6Ll


=, a* * Js,us,, ti,, dx *is6 a.
*[fr ) I]r,,
ti, o,
] L6L 2L2 *6L 4L.-)

Integral-integral pada (6.57 - 6.60) dapat dihitung


Contoh 6.3

y'1s1,d*=yi(t - r,,' I r] +2x3/ r' )' a*=r 3yLI ss (6.61) Hitung dua frekuensi narural dari model balok di bawah. Hitung kedua
vektor eigennya dan gambarkan mode masing-masing frekuensi.

7 Js,rs,, a* = 7i(, - r,.' I I] + zx3 t A)(r - z*, I L + xs t t)a*:ty? t zro (6.62)

E:200 Gpa
7|s,rs,,a*= r'!(,-r*' Ir] +zxslr,)(s., Ir] -zxs 1t)ax=syrlzo (6.63)
p:7840 kd*,
(6.64)
A:240 mm2 y= 1.8816 klm
7 Js,rs,, a*= z - r.' I t? + 2x3 I r' I L + x3 t *)a*= -rzyt] I ao I:2000 mma
i(, )(-,.'
:2000x10-12 m4
L ^dx=7J[-x L7
:2 1L+*, lr])'d*=r1, .......... (6.65)
7JSf,
) , /105 Elemen balok mempunyai2 node dengan2 dofpada masing-masing node
sehingga elemen ini mempunyai 4 dof : ,,, , 0, , u,, dan 0,. Karena
LLr
7
js,rs,edx=zi(-*'/r**' t:.,)(z*' tt] -zx3 tr3)ax=-1tr? tzto (6.66) hanya 2 frekuensi narural saja yang perlu dihitung maka model balok
cukup dengan 1 elemen. Selanjutnya kita bentuk matriks [M] dan matriks
Dengan mensubstitusikan (6.61) - (6.66) ke (6.57) - (6.60) kita peroleh
[K] model ini.
tMl
156 '1.3,2 54 -7,91
[ 156 z2L s4 -13L-l '1.3,2 l,M 7,g -1,0g
zzr 4L2 13L -rr, | [u]r'r =o,oo27
54 7,9 156 -13,21
I

L r =l!_l
[M.t(")
42Ol 54 13L 1,56 -22L1
6.62)
-7,g -1,0g -1g,2 1,44 )
[-rar- 4r] -22L 4L, ) r, s,6 -12 ,,u1
Sedangkan matriks kekakuan elemen balok telah diberikan pada Bab 3 l
sebagai berikut: L r =raszl
;-r1(') '':
311 -?'^u
l-12 -3,6 1,2
'::l -3,61
lg,o 0,72 -9,6 l,M)
setelah elemental matriks [M] dan [K] kita peroleh, kita bentuk sistem
global model ini.
t76 Ieori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga Analisis I'lodal tlt I

Mode pertama dari nilai eigen )"r= 1.987 xI06

r, 3,6 -12 t3,2 54 I r p -3.6\ ( ts6 -13.2\l (u*.) ro\


l ',. il;*'l
e, |
156
1,44 7,8 ;;:11., I f :t L"u'[-r,u ,,*)-u'n' [-rr,, ,* ))[t,
- l s,o 1.44 -3,6 o,zz ll l_ ""'""'' .J=[r,]
'ut'l -,, -3,6 12 -s,o ll " , l- ^n.orrrlru,,
l ,n 7,8 156 -re,z 11",, l=lo I

s,o o,7z t ,,, -1,08 -13,2 r,++1[o lol 0,63e


I -3,6 t,++ l[ e,
) J "
1or[-a,ttz
| 0,63e -{,o5ol 1 e,
1(",r'] _10'1
=
[o)
Untuk baiok dengan konstrain tetap di atas l'rtr=odan 0, = 0, sistem ini
.J

Vektor eigennya adalah


dapat disederhanakan menjadi
12 -z'o)(uiv'l-r.oorrr[ -13,2.1[u,r) f 0) J",r1-r,
u I 1 I
,,52l
'""-l-3,6 1?u u,
1,44_l[ oi .,l l-13,2 r,++.1[ e, .]=[o) i i= ', \tz,to+l
Gambar dari bentuk modal 2,., adalah
2,., didapat dengan menghitung determinan

_-l tz -3,6f
l.ltsszl -'- l-0.0027
v'vvL' )l
t 1s6 -13,2-l1_f ol
"l-tz,z
l'"'l-t,u t,++) 1,44 .]l l0 J

10.0211
) o\,: 1143,2)t s ) 122,8) _.
h z:lob i,,= rrol*
1;',;;t 1,ri, i*d t
Seianjutnya bentuk mode pada frekuensi naturalnya dihitung sebagai
berikut:
5.7 EtE}IEil TRA}IE
Mode pertama dari nilai eigen 2, = 0.021x106
Elemen frame digunakan untuk model balok yang terbebani secara aksial
l. --( tz -3,6) --. .( 156 -ta,z'1.1(u,r'l:f0l dan lateral. Node elemen frame mempunyai 3 dof pergeseran aksial,
L"u'f -;,u 1,44f55'roo[-,r,, r++ J][ u, ,J=[o,J pergeseran lateral, dan rotasi.

,- :::;)[:l) =
[:
[_:,1'; ]

Vektor eigennya adalah

u,,{,,',,1
{l;;}= Gambu 5.5 Elemen frame
t78 Ieori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis l'lodal t79

Matriks massa [M] elemen ini adalah (Moaveni,200$


140007000
0 156 22L 0 54 -13L
o 22L 4r] 0 13L 4r] (6.6e)
tw)::l=h 70001.4000
0 54 13L 0 156 -22L
0 -13L 4r] O -22L 4r]
Sedangkan matriks kekakuannya adalah

AE
0 0 _L
AE
00
L
._
12El 6EI I2EI 5EI Gambu 6.7 Hemen frame miring
0
L' E 0
1s 1: Matriks transformasinya adalah
5EI 4EI
0 _F6EI 2EI
[Kl(')
0
-U L L (6.70)
lcosy siny 0 0 0 0
L Jxy =
l-sin7 cosy 0 0 0
I

_L
AE AE
0 0
0

r-r_l oolooo
0 0
L
(6.73)
12EI -F
0 --r- -F
12ET 6EI
0 -r- 6EI
'''-l o
0 I
o o cosy siny
0 0 -siny cosy 0
o

6EI zET 6EI


-FL 4EI I 0 0 0 0't
FL l0
Untuk elemen yang mempunyai sudut 7 (Gambar 6.7), matriks [M] dan
[K] harus diuansformasi dari lokal sistem ke koordinat sistem kartesian.
6.8 S0Ar-S0Ar tATiltAil

[M]"'=trl'tMllltrl ......... (6.71) 1. Hitung dua frekuensi natural pertama dari model-model balok (a) dan
(b) y"rrg terbebani aksial. Skets bentuk mode pada frekuensi-frekuensi
naturalnya.
gx1(') lrirtKlfltrl 612)
Analisis Modal t8t
t80 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga

E = 150 Gpa
p = 780[ kglrnr

Ar:1000rnm:
rnml

4. Hitung lima frekuensi natural struktur rangka di bawah. Skets benruk


L. : i00 mrn L1 = 1DOO nrm
mode pada frekuensi-frekuensi natural yang didapat.
(a)

u
IT:
E = 200 Gpa
ftnntY= 7346 q'*'
;a t L_____,
_l_ I-bim steel \\iSxI5
A =500mmr A = 500nm,
./:,/: V
/i: \!l

\,\i: dl .l 1,,.
I
d=8.11 u:
b = 1.015 in

-]'JL
/'t'
...,1-.
\/
tio I
...-.\.,
r' rio
ri = 0.3 15 ln
'- I l'*t"
I ',- '
r., = 0.:15 in

2. Hitung empat frekuensi natural suatu balok dengan supPort seder-


hana. Skets bentuk mode pada frekuensi-frekuensi natural yang
didapat.
5cm
p = 7oo kfmr. g = l0 GPa
f""t

ilT0",,
\LI
12

3. Hitung empat frekuensi natural suatu baiok (universal beam 305 x


*Mechanics
165, of Materials'Gere,2002) dengan suPPort sederhana.
Skets bentuk mode pada frekuensi-frekuensi natural yang didapat.
t82 Teori dan Aplikasi l.letode Elemen Hingga

7
FORMULASI
BESIDU BERBOBOT

7. I I,IET()DE IIU}IERII( UilTUI( l,IEl,IECAHIGII PENA}IAAII DIIERE]I$At

Persamaan diferensial (differential equations) umumnya digunakan seba-


gai model dari persoalan-persoalan enjineering, seperti analisis tegangan-
regangan (stress-strain analysis) benda pejal, konduksi panas (heat con-
duction), analisis aliran fluida (fluid flow analysis), analisis elektromag-
netik (electromagnetic analysis), analisis vibrasi dan harmonik (vibration
and harmonic analyses). Persamaan diferensial yang merupakan model
dari real problem berbentuk persamaan diferensial biasa, PDB (Ordinary
Differential Equation) atau persamaan diferensial parsial, PDP (Partial
Differential Equation). Beberapa contoh bentuk persamaan diferensial
(Differential Equations) ini diberikan pada Gambar 7.1. Solusi analitik
dari persamaan diferensial ini umumnya tidak mudah untuk diperoleh
dan kita sering terpaksa harus bergantung pada solusi aproksimasi yang
diperoleh secara numerik menggunakan program komputer. Metode
komputasi yang umum digunakan untuk mencari solusi numerik
persamaan diferensial adalah metode perbedaan hingga (finite difference
method, MPII), metode elemen hingga (finite element method, MEII)
atau metode volume hingga (finite volume method) yang sering
digunakan untuk problem mekanika fluida (fluid mechanic). Bagaimana
metode perbedaan hingga digunakan untuk memecahkan persamaan
diferensial dan juga limitasi dari metode ini telah dibahas pada buku Teorr
dan Aplikasi Komputasi NumerrA [Kosasih, 2006].

Dengan MPH, term derivatif didiskretisasikan menurut deret Taylor


(Taylor series) dengan menggunakan nilai nodal. Sedangkan dengan MEH
suatu fungsi aproksimasi atau fungsi perkiraan yang mendekati solusi
sebenarnya (analytical solu tion) yangkita tentukan.
t84 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga [ormulasi Residu Berbobot t85

Pada bab ini kita akan membahas dasar MEH untuk mencari fungsi aprok-
simasi solusi perkiraan dari persamaan diferensial. Syarat utama dari
Rr*t:d'i- x=-2a-x Q.3)
dx'
fungsi aproksimasi yang digunakan adalah memenuhi syarat batas
(boundary conditions). Kemudian fungsi ini kita substitusikan ke
Persamaan?ersallaan Diferensial
persamaan diferensial yang hendak dipecahkan. Karena ini hanya fungsi
aproksimasi maka akan ada galat atau error yang terjadi, dikenal sebagai
residu (residuals). Nilai galat ini harus diminimumkan secara keseluruhan
Persaman Diferensial Biasa Persamaan Diferensial Parsid
dalam domain Q. Teknik untuk menentukan fungsi aproksimasi yang Persamaan Elliptik
q(ay) y:f(x)
#.ntr;r) fl
umum digunakan pada MEH adalah: +
1. Metode Residu Berbobot (Weighted Residual Methodl k-g*k..$=q(x,y)
x dxz Y dx'
2. Metode Variational
Persamaan Parabolik
3. Metode Rayleigh-Ritz
dT kl;z+r(rt)
pc;;: . d2T
Pada bab ini kita hanya akan membahas metode residu berbobot.

7.2 I,IETODE RESIDU BERBOB()T I.DI]'IEI{$


dd*r#:
--dd d2d
Guna menjelaskan metode residu berbobot, kita akan mencari solusi # a j;f+s(x,t)
aproksimasi dari PDB sederhana berikut:
Persamaan Hiperbolik
d2T
0<x<1 (7.1)
d2d c d26
d*'=*
dengan syarat batas T(0) = T(1) = 0. Solusi analitik dari PDB sederhana ini
a,':"-#
Gambar 7.1 Beberapa contoh penamaan diferensial
adalah T(*) = (x3 - x)/6 yang dapat dengan mudah diperoleh dengan
mengintegrasikan persamaan (7.1) dua kali. Dengan metode residu Residu (7.3) ini tidak sela1u nol. OIeh karenanya kita perlu menentukan
berbobot, kita tentukan suatu fungsi aproksimasi yang berbentuk konstan a y arLg memberikan aproksimasi yang terbaik secara keseluruhan.
Nilai ini dapat dihitung dengan metode residu berbobot. Dengan metode
t(*): ax(l,-x) (7.2)
ini nilai integral dari residu dikalikan dengan fungsi bobot (weighing
functions) pada seluruh domain dijadikan nol.
T dengan topimenandakan bahwa nilai T-nya hanyalah nilai
aproksimasi. Persamaan (7.2) harus memenuhi syarat batas dari problem,
t
1

=j c4x)R(x) dx :0 ............ (7.4)


yaitu T(0): T(1)= 0 . Dengan mensubstitusikan (7.2) ke persamaan (7.1), 0

perbedaan dari sisi kiri dan kanan (residu) adalah:


Y

t86 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga [ormulasi Residu Berbobot t87

ar adalah fungsi bobot. Persamaan (7.4) adalah bobot residual. Ada tiga 1.L.l iletode least Squares
metode yang umum digunakan untuk menentukan fungsi bobot, antara
lain: Metode Least Squares mensyaratkan agar nilai kuadrat dari residu harus
1. Metode kolokasi (Collocation Method)
minimum pada suatu nilai a.

tl \
2. Metode Least Squares dl IR'z dx
\o /_0................
I

(7.9)
3. Metode Galerkin da

Persamaan (7.9) dapat disederhanakan meniadi


7.2.1 I'letode lblokasi

Dengan metode kolokasi, fungsi Dirac's delta digunakan sebagai fungsi


i#oo,o,-,
""""""" (7'10)

bobot, a;. Bentuk dari fungsi Dirac's delta adalah


)ika kita bandingkan persamaan (7.10) dengan Q.a), dengan metode Least
, [.o jika x = x,
o1*-*i):{o (7.s) Squares fungsi bobot, aradalah $. Urrtot contoh i..i, o= -2. Dengan
x+xi da
mensubstitusikan nilai ini ke persamaan (7.4), persamaan bobot residual
Fungsi Dirac's delta mempunyai properti
menjadi
-ri : J b(x-x,)dx :1 11
.."""""'
J 6(x-x,)dx (7-6)
r: ja.,1x;n1x)dx:'[-2(-2.a- x)dx -0 (7 'tt)
{r, 00
x, adalah suatu titik yang berada dalam domain. Dengan menggunakan Dari persamaan (7.11) kita dapatkan a = -0,25. Hasil ini juga memberikan
fungsi Dirac's delta sebagai fungsi bobot, bobot residual persamaan Q.a) bentuk fungsi aproksimasi i1r.;:-O,ZS*1f -r.;
menjadi
11 1.2.1 l'letode Galerkin
1 : lu(x)R(x)dx : J6(x - x, )R(x)dx :0 (7.7)
00 Dengan merode Galerkin, fungsi bobot dihitung dari sebuah fungsi
Karena fungsi Dirac's delta bernilai nol, kecuali pada x = x, maka percobaan (trial function). Fungsi bobot yang umum digunakan adalah

persamaan (7.7) dapat dituliskan sebagai


r,t:di :x(7- x) ............ (7 '12)
1 xf xi (7.g)
da
/ : Jb(x-x1)R(x)dx = j b(x-x')R(x)dx =R(x') J D(x-x') dx=R(xi)=0
0ri"i Dengan mensubstitusikan (7.12) ke (7.7) kita dapatkan
11
x, adalah titik contoh (sampling point) yang berada dalam domain. Sebagai r=jalx;n1x)dx=jx(1-x)(1a-x)dx:0 """""' (7'13)
contoh, jika x, = 0,5 maka menurut (7.8) dan (7.3), R(0,5) = -2a'0,5 = 0, o0
yang menghasilkan a = -0,25. Hasil ini memberikan fungsi aproksimasi
t1*;: -o,zs* (1-*).
--Y

r88 Teori dan Aplikasi lletode Elemen Hingga t89


tormulasi Residu Berbobot

Dari persamaan (7.13) kita dapatkan a = -0,2s. Hasil ini juga memberikan Contoh 7.1
bentuk fungsi aproksimasi f1*; = -g,25* (1-x) . perbandingan antara solusi
Tentukan konstanta a, dan a, pada Persamaan (7 '74) yang merupakan
aproksimasi dengan solusi analitik diberikan pada Gambar 7.2.
solusi aproksimasi untuk persamaan PDB di bawah'
ttE
Solusi analitik ts2rI =x 0 < x< 1 ................. (7.r)
:F Solusi aproksimasi dx'
DenganSyaratbatasT(0)=T(1)=0.Residudenganfungsipercobaanini
i ,1 adalah

+2ar-6 arx-x
dx' -*: -
i o= 1'T 2a,
-0.03 I

Metode kolokasi
-0.04 l Karena ada 2 konstanta yang harus ditentukan maka kita gunakan dua
sampling point, xr = 0,25 dan x, = 0,75' Dengan mensubtitusikan titik-
-0.05 I

titik ini ke persamaan residu di atas maka didapatkan dua persamaan


I

I R(0,25) = -2 4+ 0,5 ar- 0,25 = 0


oouI L

R(0,75) = -2 4 - 2,5 ar- 0'75 = 0


j-r
I

lrlLl
I

-0.07 |- -rl Dari kedua Persamaan ini kita dapatkan at = -0'167 dan a, = -0'767 yanr
0 0.1 0.2 0.3 o.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

memberikan fungsi aproksimasi


Gambar 7.2 Perbandingan antara solusi analitik dari Persamaan diferensial (7.1) dan
solusi aproksimasi dengan fungsi percobaan linear (7.2).
t1*;=-o,ro67x(1.-x2)

untuk meningkatkan akurasi hasil, kita dapat menggunakan suatu fungsi Metode Least Squares
aproksimasi dengan pangkat yang lebih besar, misalnya Dengan metode ini dua fungsi bobot ar, dan at perlu dihitung'

t(x):qx(r -x)+qx2(l-x) (2.t4) 9R :- z arr:lR


- ' = da, dan
' daz =2-6*
Pada persamaan (7.14) ada 2 konstanta, al dan a, yang harus ditentukan.
contoh 7.1 menjelaskan penerapan metode bobot residual untuk menen- Selanjutnya bobot residual dihitung sebagai berikut
11
rukan konstanta-konstanta ini.
I, : ja1 (x) R(x) dx : J(-2 )l-2a1 2a, - 6 arx' x)dx :0
00
11
I, : ja.r, (x) R(x) dx : J(2 - 6x)l-2a, + 2a, - 6 arx -x ] dx = 0
00
t90 formulasi Residu Berbobot
l9t
Teori dan Aplikasi Metode flemen Hinga

: 't
Dari kedua persamaan di atas didapat 2 persamaan linier untuk meng- =.
E I t :

hitung kedua konstanta, at = -0,167 dan a, = -0,L67 yang memberikan Solusi analitik {--

Solusi aProksimasi -
fungsi aproksimasi i1*1:-g,167*(1 ot.
- *r) .

Metode Galerkin
-fL
l-
t-
-0.02 l_ -r
Dengan metode ini dua fungsi bobot q dan a4perlu dihitung i- F
t-- I

di
ttr=G=x(l-x) dan a4=fr:*'1r-*; -o.os -
r-
r_' +

FI J.-
*.
t.
1-i -l
Selanjutnya bobot residualnya dihitung sebagai berikut -0.04 - ,6: I

11
1, : ja4(x)R(x)dx : Jx(1-x)(-2 at+2az-6arx-x)dx:0
00 .f
-0.05 p
I1
1, : Ja1 (x) R(x) dx : Jx2 1f - x; 1-Z a, + 2a, - 6 arx - x) dx =O
00 i i
-0.06
Dari kedua persamaan di atas didapat 2 persamaan linier untuk meng- l'
hitung kedua konstanta, at = -0,167 dan a, = -0,167 yang memberikan [- I ai r r I I r i -i
-0.07
o 0.1 o.2 0.3 o.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

aproksimasi t 1*1 : -9,167*(1 -x) - e 16 7 x2 17-x1 x


Gambar 7.3 Perbandingan antara solusi analitik dari penamaan (7'l)
Perbandingan ketiga metode ini diberikan pada Gambar 7.3 di mana dapat
dan solusi aproksimasi dengan fungsi percobaan kuadratik (7'14)
disimpulkan bahwa dengan fungsi percobaan yang mempunyai term yang
lebih banyak maka hasil yang didapat juga menjadi lebih akurat. fuga pada pembahasan di atas kita menggunakan dua fungsi percobaan, yaitu
terlihat bahwa metode yang dipergunakan hanya berpengaruh sangat i(x):ax(1-x) dan t1r;:rr*11-x)+arx2(1-x) ' syarat utama bentuk
kecil pada hasil.
fungsi percobaan yang dapat digunakan adalah harus memenuhi syarat
batas dari problem. Secara umum bentuk dari fungsi percobaan dapat
dituliskan

i1*;=y1*1* I r-S-(*)
m=1
(7'1s)

di mana Y adalah suatu fungsi yang memenuhi nilai batas sedangkan S*


adaiah suatu fungsi yang bernilai 0 pada batas' Untuk t(x):ax(1-x)'
Y(x) = 0 dan S(x)=x(l-x). Sedangkan untuk t1*;:rrr.11-x)+arxz(1'-x)'
Y(x) = 0, S,(x)=x(l-x) dan Sr(x)=x211-";.
_T

Iormulasi Residu Berbobot t93


t92 Teori dan Aplikasi iletode Elemen Hingga

Ringkasan penerapan ketiga metode untuk mendapatkan fungsi bobot Menurut (7.15), Y(*,y) = *'1t-y;*y dan S(x,y) = arl'(1-yX1-x). Dengan
(weighing function) dibeikan pada Tabel7.1. mensubstitusikan (7.19) ke (7.16), residu dari aproksimasi ini diperoleh
Iabel 7.1 Ringkasan bentuk-bentuk fungsi bobot.
sebagai berikut

Metode Penjelasan R(x)=11*1*-q


^lA ^r.l
ox' oy'
(7.20)
Kolokasi ar, = 6("-x,) i = 7,2, . . .,n
x adalah titik-titik sampling di dalam domain.
Least Squares
,,=+
- dai
i=r,2,...,n
R adalah residual dan a, adalah konstanta-konstanta
yang harus ditentukan.

Galerkin rq
.cl
k-=-o
m
t adalah fungsi percobaan dan a, adalah konstanta-
konstanta yang harus ditentukan.

7.3 }IETODE RESIDU BERBOBOT 2.DI}IE]{SI

Untuk menjelaskan penerapan metode bobot residual 2-dimensi, mari kita Gambu 7.{ lllustrasi domain persamaan diferential parsial 2-dimensi.

bahas PDP Poisson berikut: Menurut metode residu berbobot, residual didefinisikan sebagai perkalian
azT azT q """""".'" antara residual dengan fungsi bobot (weighing functions).
;-;-1-;-;= (7.t6)
dx' dy' ( ^tA
^cA \

Dengan syarat batas (Gambar 7.4):


r= !rl{',.=-o lao
o (dx- oY- )
Q-2t)

T=T pada f, (7.t7) Konstanta a ditentukan dengan cara yang sama dengan cara yang kita
gunakan pada problem 1-dimensi. Contoh 7.2 menjelaskan penerapan
u#=-q pada rn (7.18) metode Galerkin untuk memecahkan suatu PDP.

Sebagai fungsi percobaan solusi dari PDP 2-dimensi ini, kita pergunakan

t=*'(L-y)+y+ axy(1,-y)(1-*) ......... (7.rs)


t94 Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga formulasi Residu Berbobot 195

Contoh 7.2

Tentukan solusi dari PDP berikut


'I

o'L
^1- o'l
^r-
0<x<1dan0<y<1
ox- oy-
a)

-+--U
;') 0.tt

0.6
Dengan syarat batas:
T(0,y)=ydan T(l,y)= 1 0(y< 1
0.4

0.2
T(x,0)=x2dan T(x,l)=1 0<x<1
0
Gunakan fungsi aproksimasi berbentuk I

t: r' (1 - y)+y+axy(1 - y)(1 -x) 0.6


0.6
0.4
v
Dengan metode Galerkin, fungsi bobot dapat dihitung dengan formula
0.2 0.2 x
00
pada Tabel 7.1. 1
Gambu 7.5 Solusi aproksimasi menurut T: xz (1 - y)+y+ 3,40xy (1'- y)(1 - x) .

dT
,:i=*Y(l-x)(1-Y) (A.1)

fuga diperlukan derivati,


u^'i, ar, a't berikut 1.4 B0B0T REsIDUAI BAGIAil PER BAGIAil (Etttltilr-Br-EffiilEff)
(x' dy'
l-Dll,lEt{51
:2i
v-- ! =2(1 - y) + a(-Zy + 2y' ) ........... (A.2) |ika domain dari problem kita bagi menjadi beberapa sub-domain
i)x' (elemen) maka solusi aproksimasi yang dicari adalah solusi bagian per
^t2 bagian (element by element). cara ini dikenal dengan sohsi piece-wise.
9i! =sgzx+2x2) (A.3)
Sebagai ilustrasi, kembali kita gunakan Contoh 7.1 tetapi sekarang
oy' solusinya dicari dengan membagi domain meniadi 4 elemen seperti
(A.3) ke persamaar (7.2I), kita dapatkan digambarkan pada Gambar 7.6.
Dengan mensubstitusikan (A.1) -
bobot residual dari soal ini.

I: ihyt r - x) ( r - y) ( a(- 2x + 2xz ) + 2(1 - y) + a(-2y + zyz 1) dxdy = 0


x:0 x: l
Hasil yang diperoleh adalah a = 3,40, yang berarti solusi aproksimasinya Gambu 7.6 Pembagian domain menladi 4 elemen
adalah t: r,,1f -y; +y+3,4Oxy(1-y)(1-x). PIot dari solusi ini
digambarkan pada Gambar 7.5.
--:-{-
,

197
t96 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga formulasi Residu Berbobot

Dengan cara ini solusi aproksimasi pada setiap bagian dihitung. Bentuk Elemen (1))fo =r,#i*rrfi=r,{a(e25-x)}+rr{ax} 0.2s)
fungsi percobaan yang paling sederhana adalah fungsi linier. Fungsi-
fungsi ini harus memenuhi syarat batas elemen. Untuk elemen ke-(r)
Elemen (2)) i(a =1, b111, -x)}+r, {a(x -02s)} Q .26)
maka fungsi aproksimasi f(i) harus memenuhi kondisi batas berikut {}=r, 1+(05

t(')1x,;=T, aan t(')11i+r):Ti*r (Gambar 7.7). Elemen (3))ir.:r =1, ra-x ..1*{}:rr1n(0,75-x)}+T, \+(x-o,sy U'27)

ffit'@ Elemen (a)) frar =1n


trs - x ..1,
{}=r. 1a(1 -x)}+Tu {a(x -O75)} Q'28)

T, Ti*r Persamaan-persamaan (7.25)- (7.28) mempunyai konstanta T,, T2, "' , Ts


Gambu 7.7 Notasi node dan nomor elemen untuk elemen l-dimensi.
yang merupakan nilai T pada titik-titik nodal. Nilai konstanta ini dapat
Bentuk fungsi linier yang memenuhi syarat ini adalah kita tentukan menggunakan syarat bobot residual = 0.

it,) =T, sl,) +T,*, s{?, (2.22)


I 1
I=iarR(x)d*=[rlS+-,la*=o
,[4-rlox=o .......... 0'2e)
o o[d*' )
di mana
s1'):1 Untuk memudahkan integrasi ,"t " diubah menjadi bentuk lain
Pada X:Xi $
-0 x*xi dengan pangkat derivatif yang lebih rendah. Bentuk bobot residual (7.29)
dan dikenal dengan strong Form. Dengan mengolah (7.29) sebagai berikut:
,J,
Sf?, =1 pada x=x,*, r:\.(4-*L*=i,40*-
' d*1a*' d* o*' -- d
'tr* d*: rrdlqll - * a,
*0 x*xi+l f ' [d"; d

S(x) dikenal sebagai fungsi bentuk (shape function). Bentuk dari fungsi Dengan menggunakan integrasi by part,
bentuk yang memenuhi syarat ini adalah

q.(i)_ Xi*t -X _ Xi+l -X ,:-j##0".[,#],-i,,*


"i -*,*,1---T (7.23)

dan

sl?,=**-='i
c(,) _ X-Xi _X-Xi
" Q'24)
Bentuk bobot residual persamaan (7.30) dikenal dengan Weak Form.
Karena fungsi-fungsi bentuk ini berbentuk linear maka fungsi ini dikenal Selanjutnya bobot residual ini dihitung bagian per bagian (elemen per
dengan fungsi bentuk linear (linear shape function). Untuk problem yang elemen) secara piece-wise.
kita bahas, keempat fungsi percobaan untuk masing-masing elemen
adalah:
t98 Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga formulasi Residu Berbobot t99

t=i.'i'f-+
i-r
"l
9-,*lo.*[,,gl'
(oxclx ) I drl,
(7.3r) 4', ='j [-(-4 )(-4r,+4rr)-4(0,2s-x)r]0.-lr{" #1.,
Penerapan bobot residual piece-wise untuk memecahkan Contoh 7.1 ini :- 4Tt+4T r-0,042-#r,
dijelaskan pada Contoh 7.3.
o,z5r l-ai
Contoh 7.3 - ="'lo f,-1+ 11-+r, +4r .t
ry, r\-4xz )lax-la{li
l" idx
Tentukan solusi persamaan PDB di bawah dengan membagi domain
:4Tr-4lz- 0,021.

menjadi empat elemen. 2


Elemen
d2T
0<x<1................. d0/2\
z_/t ds!2)
d* - dx --=
(7.1)
#=* d) =H=st2):4(0,5-x)
Pertama-tama derivatif-derivatif dt(') drri setiap ac$2t _as(jt _n
dx
elemen harus dihitung. ,yr=X=s!2)= 4g-0,25)
d"-dx-=
Elemen ,, # = #r, *#r, :4rt+4rz ,f' =:.L[- -+r, + ar, ) - a (0, 5 - x)x]dx : - 4r z + 4r, - 0,042
( -a X

Eremen ,,
#:4#r, *#r, =-.Arz+Art ,g, ::.i[-(4 :
X-4r, + 4r, ) - 4 (x -0, 25) x] dx 4r z - 4r e -0,052
Eremen r,
# =#r, *#r, :-4rz+4r+ Elemen 3
da;13)_as!3)_
Eremen rt
#:#r* *#r, :*4r++4rs
,? =X=s!3) = 4(0,7s-x) d* - dx --=
A

Selanjutnya bobot residual elemen per elemen dihitung. araf,, _asf) _n


,\, =H=st3) = 4(x-0,5)
dr-dr-=
Elemen,l
dx :- 4r t + 4t n - 0,o73
0,75
_
_
aa{It _aslo ,f ' : -+r, + 4r n)- 4(0,75-x)x]
d'=H=s11) = 4(0,2s-x) ;[ [-1 -+
d* - d" --*A ; 1

,;'t d(41) ds(1) :,'!: [-(+ X-+r, +4rn)-4(x-0'5)x]dx :4rz-4rt-0'083


' =[,)')
Z-ZA
=s!1)= 4x
ot? dx-d*-* "i'
-T
200 Ieori dan Aplikasi l,|etode Elemen Hingga formulasi Residu Berbobot

Elemen 4 Dengan T, = T, = 0, kita dapatkan sistem Persamaan linear sebagai berikut:

,f, =#=Sla)=a(l-x) ar,ft _asft _ A

dx dx
-1.4 0 o o1[#tor 0,042
-----t
dr4o' 0-8 4 o oll r2 0,063
4, =H=s!4): 4g-0,7s) -ds!o'-,
d*-d*-* 0 4 -8 4 oll i. 0,125
004 _8 0,19
n 'll
r*
000 0,028
'r[g,,,
--4Tn+4Tu-0,106
Sistem persamaan linear dapat dipecahkan dengan teknik pemecahan
ini
I+, : ! [-(4 X-4r4 +4rr)-4(x-0,75)xldx+lrlr,-{l
I

- o*1,_,
sistem linear (Kosasih, 2006) dengan hasil,
0,75- |
9rrol
ox -0,199
:4r+-4rs- Ooru*jltrl i, -0,039
setelah bobot residual dari setiap elemen dihitung, residual-residual i, -0,063
ditotal. L4 -0,055
0,249
Ir: \t)=o ) 4T, + 4T r:o,oa*ff to)
grrrr
ox
arr- Solusi pada setiap elemennya adalah
S1o)=0,042+4Tt
lr:I? +lf) =g ) 4Tr*8Tr+4T, =0,063 tto : -o039{ax} 0(xS0,25

-8Tr +4T, :0,O63-4Tt it'r :-0,039{a(e5-x)}-0,063{4(x-0,25)\ 0,2s < x < 0,5

lt=If) +I53) =0 ) 4'12-8Tr+4T, :0,125 ( x <0,75


ttsr :-0,063{4(0,75-x)}-oossla(x-os)} 0,5
l+=lf,)+I\a) =g ) 4Tj-8Tn+4Tu :0,19
4T3 -8T4 :0,19 - 4Tu ttr) :-0,05s{a(r-x)} 0,75<x<1

Perbandingan antara solusi aproksimasi piece-wise dengan solusi analitik


Ii u : 1ft:o ) 4T 4- 4T s= 0,028-*(1) ditunjukkan pada Gambar 7.8.

+r**Str) =0,028+4Ts
202 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga formulasi Residu Berbobot

0
aqt?, _asl?, e.t7)
solusi analitik dx dx
-0.01 solusi piece-wise

Dan bobot residualnYa adalah


_0.02
(7'38)
-*rf.r,-dqi" dql',',
r,, + s1"lI1x,.'1
-0.03
-iI
',rl,,=''i'l dx dx '' dx dx -s{"rlar -sl"1I(*,) )

(7'3e)

lif #r' -##r*,


_0.04 + sll,
,g ='i -sl],,.)a* -sP, #t,lr S1x'.'1
0.05

atau secara maffiks, bobot residual ini dapat dituliskan


-0.06
(''n0)
''1#lf
o^ sir[r,
dsj. la.-,1,1]j;l]".^
dx Jlr, ,l
-0.07
1,,r,,=
1,, ,l i
lag',1,
i lsi?,1t;i,i]fl,,,.l:i;il#,-,,,,
Gambar 7.8 Perbandingan sotusi analitin lan solusi piece-wise weighted residual
Untuk PDB berbentuk

7.5 PEI{EMPA}I }IETODE GALERI(III UNTUI( PDB U}IU}I


c, g+CrT+C, -o ............. (7'41)
'dx'
Dari pengamatan analisis di atas secara umum formulasi elemen per
elemen untuk PDB berbent,rt 4'T=r, dapat dituliskan sebagai berikut: Dengan metode Galerkin, residual yang diperoleh adalah
dxz
Pertama-tama tentukan fungsi percobaannya.
;,t,
lr,,ll"' - "'i *,
= -c,''r' l 1r +.' + Jlr,,,J
ax J )[ ]a**c,' i'
'z lSir l(r'",i't, )[;:, )a*
. v'a2)

tt;) :T, sl,)+T,*, sll ....... .. (7.32) l*+J,


.,"j' * -{3;}#-,,.
Selanjutnya kita tentukan derivatifnya, {il} {fl }#o,.,,
(7.42)
dtrir:"_dSl,,._ dsl?, Dengan mensubstirusikan Sl')dan Sl]1(7.23 dan 7.24) persamaan
*Ir*r;| (7.33)
dx d, dapat dituliskan sebagai berikut:
kemudian fungsi bobot dan derivatif fungsi bobot.
[-. 4r1 I
;ritil (7.43)
.--(t) L
(7.34) =-71-, -,tl
r,, t'"'__c,t, r l'li,,l 6 Lr 2llr,.,l
l{f: }.ry{i}.].,fr..1
-v
ll I.?[?
W. -c(r)
' dTr -r
1,,.,1
di(')
t *t*=*,,
I

-..1,v
%+t-O, - -",,,
-ri+l """"""' (7.3s)

6l;) _4gto (7.36)


d"*d><
-T
Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hinggr formulasi Residu Berbobot

Dengan bentuk matriks residual (7.43) dapat dituliskan


Iika dibandingkan dengan (7'41) q = k = 400Wm'K' C' = 0 dan C' =

[-. orl I
q :100kw / -' . [K](a dan [F](' dari elemen adalah
. -i] *',"' *
[,]:, ]'"'
= -[*]'"'
{*:, }.
{.}'"' *
]^ H-'.
*l'=.'.'
i (7 44)
r*r,,,:?[], ;'] Y[? l]:#[], l]=,"[-1,
l"' ] dan
Matriks [K] dikenal sebagai matriks konduksi sedangkan vektor [F] adalah
{,i," =ry{l} ='ooooo.o'o' {l}
:,, *,*'
vektor beban. {l}
(7.45) [.utl o I-J o I-J t llil
I
I
"'u"1.-.,

1t'*l
[-l
atl l-lnotr, -ro)J- Iner'J lnel lqJ
ful(") - Crd l1l
'1.', - , 1r[
(7.46)
I l*=*o] I

Contoh 7.4 f-.gI1


'
I

Sebuah plat pemanas dengan ketebalan 20 mm terbuat dari tembaga selanjutnya kita substitusikan [K](4, [F](a dan ] 1il.=-" f
r'" t''n')
dengan k = 400Wm.K. Panas ditimbulkan di dalam plat sebesar l ..9Il
' u"l.=.,
I

4 =l00kw / m' . Dasar dari plat adalah sisi terinsulasi dan sisi atas tereks- [ ,J

pose ke udara dengan h = 20 Wm2.K dan T, = 20'C. Dengan mengguna- dengan hasil
kan analisis l-dimensi, hitung suhu pada dasar plat T" dan pada sisi atas
plat To. =-,,'[: ;]{t}.,,'{1} [: ;]{t}.{,:r}=[:]
[l]"'
- Dalam bentuk matriks, sistem persamaan yang harus dipecahkan
adalah
h = ?0 Wlm2.K ? q:lc,fikff lma
Tr = 20'C
',[-" ;]{t}.[: ;]{t}=,"{l}.{,i-}
DenganA=1m2,
k = {00 Wlrn.K
Persamaan diferensial untuk problem ini adalah {,r,[_,, ;].[: ,ll]{t} ',{i}.{;.}
r1'T *q =o
ox-
206 Teori dan Aplikasi Metode Hemen Hingga
formulasi Residu Berbobot 207

Dari sistem persamaan ini diperoleh 3. Tentukan suafu solusi dari PDP berikut
lil u'+u
r2r r2r
r_0
1r,l=l rzo J '
[rzo,osl "^
0<x<1dan0<y<1
;) ^)
ox- oy-
Dengan syarat batas:

1.5 SOAI._SOAT I.ATIHAII r(o.y) =ydan Str,rl=0


ox
0(y( 1

1. Dengan menggunakan metode Kolokasi, Least-squares dan Galerkin,


dapatkan solusi aproksimasi berbentuk
T(x,0) =0dan {1*,r1
& = r 0 <xs 1

t1*;:u*'+bx+c Gunakan fungsi aproksimasi berbenruk

dengan menentukan konstanta-konstanta a, b dar, c untuk PDB-PDB f: y(1 - x) +xy+a xy(1 - 0.5x)(1 - 0.5y)
berikut:
4. lDiadopsi dari Burnett, 198/ Gunakan metode Galerkin unruk
a. *rd'T= -2T=t r<x<2 syarat batas: T(1) = T(2) = 0 mencari solusi aproksimasi berbentuk
dx'
b. *r 1'T-z*tT +2T:o 1<x<4 syarat batas: T(1) = 0 and T(4) = 12 W(x): 2 a"<p"(x)
^-f

dx' dx n-1

c. 4J*4I-21=g
'dx 0<x<1 syarat batas: T(0) = 0 and T(1) = 12 di mana
dx2
. 2nx
2. Dengan menggunakan bobot residual bagian-per bagian, hitung solusi e,(x):sinf +,{,.1=}[r-.*?) Q3(x)=srn-
aproksimasi dari PDB-PDB pada soal 1. Untuk soal ini bagi domain
menjadi 4 elemen. dengan menentukan konstanta-konstanta an:

\\r \2t r
\f (4r
9[rdl):.
dx[^ dx / b o<x<L
Secara sistematik:
Syarat batas: W(0) = W(L) = 0 dan L = 10m, g = 9.8m/s2 dan T = 98N.
a. Bentuk weak form 5. lDiadopsi dari Bumett 1982 Gunakan metode Galerkin untuk
b. Bentuk sistem persamaan linear mencari solusi aproksimasi PDB berikut:

c. Pecahkan persamaan linear tersebut 0<x<4


*[.'iY):#t-3oxa+204x3-35rx2+110x)
I
d. Plot hasil sepanjang domain.
208 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Iormulasi Residu Berbobot 209

yang berbentuk:
Trhd: 35 oC
a. kuadratik: U1*;= ao+atx+a2x2, dan
h = 45 W/mz.K

b. kubik: +arx3
itl
tJ 1*1=ooarrr+a,rx2

Solusi juga harus memenuhi kondisi batas: U(0) = 1 dan U(4) = 0'
I locm | 2ocm I rzcm
Bandingkan solusi aproksimasi ini dengan solusi sesungguhnya.
I

8. Kaca belakang mobil dipanasi dengan elemen pemanas dengan panas


u (*) =
+ (-3xa + 34x3 -1'l7xz +11,0x+24)
yang ditimbulkan sebesar 4 = 7 kW / m3 Kaca .
mempunyai ini
6. Sebuah fin dengan penampang persegi berukuran (5 mm lebar x 1 mm konduktivitas k = 0.8 Wm..C dan tebal6 mm. Koefisien aliran panas
tebal x 150 mm paniang) digunakan untuk memindahkan panas dari udara di dalam mobil h, = 20 Wm2.K dan suhu 20'C. Sedangkan pada
permukaan dengan suhu 150'C ke udara dengan suhu T, = 20'C' bagian luar udara berada pada suhu -5oC dengan h, = 50 Wm2.K.
Karena panjang dari fin safu order lebih besar dari lebar dan tebal Dengan menggunakan elemen l-dimensi, hitung suhu pada sisi dalam
maka problem fin ini dapat dianalisis sebagai problem perpindahan dan sisi luar kaca mobil tersebut.
panas 1-dimensi. Persamaan permindahan panas fin l-dimensi adalah
heatgenerated
/rAg
clx-
- /rpT+hpT, =o 4 = 7kWm3

di mana A = Iuas penampang dan p : perimeter = 2 x (lebar + tebal).


|ika konduktivitas (k) aluminium adalah 168 wm.K dan konveksi
koefisien dari udara sekeliling fin (h) adalah 35 Wm2.K' :
a. Hitung suhu sepanjang fin dengan menggunakan 5 elemen.
h: 20 W/mz.K h: 50 Wm2.K
b. Perkirakan total panas yang terbuang jika ada 50 fin. Tt:20 "C Tr: -J og
7. Dinding sebuah oven industri terdiri dari tiga lapisan bahan tahan api.
Lapisan pertama mempunyai tebal 10 cm dengan konduktivitas, t =
0.12 Wm.K. Tebal lapisan kedua adalah 20 cm dengan k = 0'071
Wm.K. Lapisan ketiga mempunyai tebal 12 cm dengan k = 0'72
Wm2K. Suhu dinding dalam adalah 250"C sedangkan suhu udara luar
I o** I

adalah 35'C dengan h = 45 Wm2.K' Hirung suhu sepanjang dinding


kompisite ini.
-T

lr0 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga

I
PERSAMAAN
DIFERENSIAL PARSIAL

8.I PEI{DAI|UI.UAII

Pada Bab 7 ($ 7.3) kita telah


memelajari bagairnana solusi persamaan
diferensial parsial (PDP) diperoleh dengan menggunakan formulasi
residual berbobot. Pada bab ini kita akan memelajari teknik MEH ber-
dasarkan residual berbobot untuk memecahkan PDP pada suatu domain
dengan membagi domain menjadi beberapa sub-domain (elemen). PDP
yang akan kita bahas adalah PDP elliptik. PDP elliptik sering digunakan
untuk menganalisis berbagai permasalahan eniineering. PDP ini mempu-
nyai bentuk umum

z) .. ...'.'.....
{c)x'{*, r, * {Oy' {*,
11 y, r) *
ff 8, v, z) = Q(x, y,
(8.1)

Persamaan ini juga dikenal sebagai persamaan Poisson's. Apabila Q(*,y,r)


= 0, maka (8.1) dikenal sebagai persamaan Laplace.

azT . a2T(x,y,z)+9-l(x,y,z)=0
^2m
-....-... (B.2)
rdx'\x,y,z)+ oy-
u oz-

Dengan syarat batas (boundary conditions), solusi dari PDP elliptik adalah
T di dalam domain permasalahan. Untuk problem 2-dimensi, pengaruh
domain dari permasalahan ini dapat dilukiskan oleh Gambar 8.1.
-T

212 Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hinga Persamaan Diferensial Panial 2r3

dT
An

a) azT
---=(*.y) +----7(x, y) = f(x,y)
0(w Gambar 8.2 Diskretisasi domain dengan elemen empat sisi dan elemen segitiga.

8.2 T()R}IUI,ASI I,IETODE ELE}IEil HIilGGA DE]{GA]I I,IET()DE GAI.ERIffiI

Guna menjelaskan metode ini kita akan pecahkan PDP eliptik 2-dimensi
berikut:

K a2T. azT
\](x,y,z)+\](x,y,z):Q(x,y,z) (8.3)
ox- oy-
Gambar 8.1 llustrasi domain persamaan diferensial parsial 2-dimensi.

Dengan menggunakan metode Galerkin, pertama-tama kita turunkan


Secara numerik persamaan ini dapat dipecahkan dengan berbagai metode
residual PDP di atas.
yang berbeda. Metode yang umum digunakan adalah Metode Perbedaan
Hingga (MPH) dan Metode Elemen Hingga (MEH). Teknik-teknik yang
digunakan dengan metode perbedaan hingga telah diberikan di buku
,=h,(#.s-oJo"
(8.+1
penulis fKosasih, 2006]. Dibandingkan dengan MEH, MPH umumnya
hanya digunakan pada domain yang mudah unruk dibagi dalam grid yang =h,#oo+ h,#do- fia,edo
uniform atau setidaknya dapat ditransformasikan ke sistem koordinat di
mana grid uniform dapat digunakan. Dengan MEH, hal ini dapat diatasi Bentuk residual (8.4) dikenal dengan strong form. Dalam bentuk ini,
menggunakan elemen empat sisi (quadrilaterall isoparametrik atau integral pertama berupa persamaan derivatif tingkat 2 yang harus
elemen segitiga (triangular) karena elemen-elemen ini lebih fleksibel disederhanakan menjadi derivatif tingkat 1. Term pertama dari (8.4)1
sehingga mudah untuk mengikuti bentuk-bentuk domain yang rumit
dapat diubah menjadi integral derivatif tingkat I dengan cara berikut:
(Gambar 8.2).

't do=ll dxdy


*=

lt4 Ieori dan Aplikasi l'|etode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial 215

ro,ffa.,=r[i,$o"Jo,
'=-al**.##)^"-f,roQdo+ s'ffar (88)

:(i"[#)1" Term terakhir pada persamaan (8.8) adalah integral garis yang hanya
dilakukan sepanjang batas domain.

8.3 ELE}IEII BI-II]IEAI SEGI E}IPAT


=i{ :i*#...[,#]:.]., Dengan menggunakan elemen bi-linear segi empat (Gambar 4.6), soiusi
aproksimasi i diberikan oleh persamaan (8.9).

: ;i :i |rff a'ar.;i['#]:, ft,r:gG) T, *Sf)! *Sf)t *Sf)T* . ....... . (8.9)

Di mana fungsi bentuk, S, diberikan oleh persamaan (4.22)-(4.25) atau,


{ y 0a
:-h**,".T[,ff].",,- :i[,#l dv
(4.29)-(4.32). Guna menghitung residual diperlukan
- d;' dy'
)o L _1xo

4,
Ax 40y
dan co. Berdasarkan definisi metode Ga1erkin, fungsi bobot rr;

Dari hasil terakhir terlihat bahwa


adalah
:24
ro,ffac,= - h**ao+[a;ffn*dr ....... (8.s)
--r-LATt
r,t i = 1,2,3 dan 4 (8.10)

Di sini terlihat bahwa terdapat dua integral dengan derivatif tingkat 1.


Salah satu dari integralnya adalah integral garis (line integral). Dengan Dari sini jelas bahwa fungsi bobot sama dengan fungsi bentuk,
cara yang sama term kedua dari persamaan (8.4) dapat kita diperoieh
a\') =31'l i = t,2,3 dan 4........ .. (8.11)

U,ffac,= - h##ao+[a,ffiiydr '...... (8'6)


Selanjutnya derivatif-derivatif fungsi bobot diperoleh sebagai berikut:

Prosedur yang baru saja kita lakukan dikenal sebagai Teorema Green
acd't __(w lz-y) ac,tr't __(w I z+y) (8.12a)
(Greenb Theorem). Dengan mensubstitusikan (8.5) dan (8.6) ke (8.a)' Ax LW ryLw
persamaan residual kita peroleh: aaj;t _(w tz-y) aatft __(t lz+x) (8.12b)
Ax LW LW

{*#.##J*. i'[ff..*60,)o'-i,'o*
,=- (8 7)
ac,tt) _(w lz+y) aa\')
-(L
I 2+x) (8.12c)
Bentuk residual yang diberikan oleh persamaan (8.7) dikenal sebagai weak
Ax LW ryLW
formyangbisa juga dituliskan sebagai berikut
2t6 Teori dan Aplikasi lletode Elemen Hingga
Persamaan Diferensial Parsial 2t7

aatft __(w lz+y) aoft_(rlz-x) (8.12d)


Ax LW qrLW [sf'l
ls)
lou"
(8
tl:fl
dan
Lsr']

$:r,#*r,r#*r,**rrry (8.13a)
Setelah integralnya dihitung, persamaan (8.15) dapat disederhanakan
menjadi
4"'=, 04"
*t"a{'-*7^a?t'-*7^ry
q.lry^zq-Jq_+ry
(8.13b)
fr.l(") t l2 -2 -1 1l l2 1 -1 -21lliT.l t1l
l,;l ,l*1, 2 1, ,l '1, 2 -2 -, lllr,l o'*l,l (8'16)

L;:l 'l'Li i :,:).*11 : ? tllltl "lll


Dengan derivatif-derivatif ini, residual elemen diperoleh sebagai berikut:

t\q=-b(*+.Wfllo"-h,,{aqao (814a)
Setelah semua residual elemen dihitung dan digabung menjadi total
residual atau global residual, kita akan dapatkan sistem persamaan linear
,(e, ,(mu' u{.q14.'|*-[,4,qoo
t)'=-h[
berbentuk
& ax - ay ay )*.
(8.14b)
lKl{r}=El (8.17)

tft=-h(*+.#Wlo"-t*)Qdo (814b) Matriks [K] dikenat dengan matriks konduksi (conductance matrix) dan
[fl adalah vektor beban (load vector). Integral Srffar ini harus

tf,i=-b(*+.W{lao-s,frqao (8r4c)
ditambahkan pada residual elemen untuk elemen yang berada pada batas
domain. Guna menjelaskan hal ini, seandainya suatu elemen dengan sisi
2-3 berada batas domain (Gambar 8.3), dengan syarat batas berupa
Dengan menggunakan derivatif persamaan (8.12) dan (8.13), pada (8.14) derivatif {=o,maka integral ini diberikan oleh
dan untuk sementara kita tinggalkan term terakhir pada persamaan (8.8), an*
kita dapatkan persamaan residual
[st,l [sl',] [ol

[],
.1(')
+l I
ast"r

J",l
[*i"'.l
layl
lell T,l Lsf,l Lsf,l
',1:fl1*.,
=:{,|:fl1" o,=ryli
Lol
I (818)

t' asl", 6!;' asf, asf,) I ar lf asf, ffi,;' asf) asf,) rl' ldc)
lll =-ff
-ill
6sgr a^ a, a, a,
lf
l[ dy dy dy dY)
J-lmy, ll
il
1,, l lEl - -l

4ll
a* I
lasf'I
LE-l
2r8 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Panial 2t9

dan sisi 1-4,

"+[i]
[s1" 1

la"r: -Lifl]
Isp lat . 82
-1, -ls5',
dt dI
-:-= , =0,
dn dx Lsf'l

dTdTVY
=-
GH
=o'"*l
a*
ar-r
I-L
(iH€J
I

i ;t
Gambar 8.3 Elemen bi-linear segiempat dengan sisi 2-3 pada batas domain dT dT

Untuk sisi-sisi yang lain (Gambar 8.4), integral ini didapat dengan cara
yang sama. {E,1 sisi 3 -.1 ic1 sisi 1 -{
Gambu 8.f Elemen bilinear segi empat dengan sisi l-Z J'4dan l'4pada batas domain.
Untuksisil-2,
[sl,,.l [sl",l
r,lffl
l#,.
='!,l;[l
l"
o"=+lll [1.]
(81e)
Contoh 8. I

Pecahkan persamaan Laplace di bawah,

Lsf'l Lsf'l Lol d-9*d-9=0


^1

^ ) oy'
cx' ^',
a)
0<x< 1 dan0<Ys 1

sisi 3 - 4,
Dengan syarat batas berikut:
[s1" <y < 1
0(0,y) = y dan Q(l,y) = 1 untuk 0
1

r^l:[] ="' dr, 0(x,1) = 1 untuk 0 < x <


l#..= 0(r,0) 1

Lsf',1 Gunakan pembagian elemen seperti Gambar 8.5. Dengan menggunakan


persamaan (8.16), residu elemen dihitung.
Persamaan Diferensial Panial 22r
Teori dan Aplikui I'letode Elemen Hingga

Elemen 3
Elemen 1

-1 -2 l4 -1 -z -1][Qrl [o",]
4 -'t. [i:1"' r l-r 4 -1 ,flo- l.pAl"l,-l
[ill"'-,f--, a -lllo, I 2l ol
l', |
--61-' -1. 4 .[1'] *1"J,. o)-z -1.
l-, -z -1 njlo,l Lol
Lr.I l.-1 -2 -1 llLfil Lrl
Elemen 3 domain. OIeh karenanya ada
j:uga mempunyai sisi pada batas
fur=l S 6:+=1 &:=l
tambahan term pada residualnya. Dengan cara yang sama, tambahan term
pada residual yang lain juga ditambahkan untuk elemen dengan sisi yang
(l 3) (14) (ls) (16) berada pada batas domain.
*re=0 $:r=1

(e) (10) (1 1) (12) 4) (4 -1 -2


Su=0

06=0 15
(s) (6) (7) (6)
Si:=1

S:.1=1
, l-, 4-1
=-.1_?
-1 4
-2 -1 l]|fi]
.ft'l .hl
(u G) (3) (4)

$r=0 &:0"0625 fu=0,:5 S4=0.5615 $:=1


5) t4 -1 -2
Gambu 8.5 Elemen-elemen segi empat bilinear untuk Contoh 8.1.

Elemen ,/ mempunyai dua sisi pada batas domain (sisi 1-2 dan sisi 1-4).
Dari dua sisi ini term (8.19) dan (8.21) ditambahkan pada persamaan
l"r
Lr,,
, l-, 4
e)-z -1
[-, -2
-1,
4
-1 1[fi]
.[Il
residualnya.
6
Elemen 2
l4 -1, -2
ltrf")
ttt l4 -1
,1, 4-1 llt[: I
11, I tl-1
I

ll, I
I =--t
ol-z -1
4

lll[Iil .[1 [ilt,, e)-z -1


[-, -2
4
;JLH]
L,,l [-r -z l
-1,

Elemen 2 mempunyai sisi 2-3 pada batas domain dan term (8.19)
ditambahkan pada persamaan residualnya.
711 leori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga 713
Persamaan Diferensial Parsial

Elemen 7 Eiemen 72
[ 1, l(" l4 -1 -2 -1. -2 -11[O,n'l t o I
1,, r l-1 4-1 rll[:] [1,0.]"" l4
r l-1 4-1 -r[l 0,, l-o,rrl,",u
ll,.l --
I

o1-z -1,
I

,llL[:] '
4
I

*2 ;llfi,l l;; I
6l-2 -1 4
L,', l [-1 -L
L"r ] i-' -2 -1 L"r'l
Elemen 8
Elemen 13
l4 ,1 -2
.1"'
["1,,, ll+ -1 -2 -Il llQ,u.l [r",n.l I o
,l-, 4 ["u'1""
| I

--_)
o)-z
-1"
r!::l 1,,,1 :-,Jl-, 4 -1,
-1.
;lll-l..l:l=li,
4 6ll-2
1,,,1 -1.
L"-l [-, -2 -1 ll[tr] V) lL-' -2
4
-1,
Elemen 9

l4 -1 -2
.] ELemen 14

[",l"'
,l-, 4
-11 [Q,, [,,,,-l ll+ -L -2 -tll[Q,,] [ o
-1, -rIq,, l-o,zsl o l'rr1"ot
lI,rl :-rJl-, 4-1 -r l ll 0,, I o.*l o
ll; -- I

,llL[:] '
I
o1_z -1, 4
1,,, 6ll -2 -1 4
lL-' -2 -1 ;lilt;;1.-l:',:',
I

-2 [":,] ,,l
I

1". ] l-1 -1
L

Elemen 1O
Elemen 15
llrrl"o' | 4 -1. -2 -1 -2
lr,,
I
I I
t l-, 4 -1. -ll[[:l [1,'
| ,,, ,[[:, 4-1 -lll [[:] . ,,[ :
It,' I 6l-2 -1
---t
4
o)l -z -1. 4
Lr,,] l-r -2 -1 ;llr; I
l,,n
1,,, 1 IL-, -2 -L ;llllil"-l:"".,
Elemen 11
Elemen.16
[/rr-lt"' -1 1
|4 -11[Q'r.]
lr'. 1 ,l-, 4-L [l,r-]t'u) ll q -1 -2
I
, ll -t 4-1
lr,n I
,,, I
ol-z -1 4 :ilt: lr,,
lr,, I
-- o1l-z -1. 4 .[*']
I lllllll
I

I [-r -2 -1 n lIq,,] 1,,- [L-, -2 -1 =[;J


Selanjutnya residu-residu elemen dijumlahkan untuk mendapatkan total
residu.
Persamaan Diferensial Panial 225
n4 Teori dan Aplikasi l'letode Hemen Hingga

/4) =
rr=t\i) +r\l^).;l:?.rli\
Node 1 ) r, =11,r =-[+,*!e,*If,*Zf, *ffo,,+94o,, =o Node ,u z * 2 *iQ"
z + 2
* +iQro +iQ" -;+,, +iQ,' Qm =0
iQ, iQ, iQ" u

Node 2) r,=tN) *tf'=IQ,-l*,* !0,.1+"*lo, *lor+0,25a,,:0 Node 15 ) /* /{!l * r\!, * * + a.,, --0
} +,
=2A,*
} +,. } +,. - } o* lo,*
=

Node 3 ) t,=r?*15"=*Q,-f o..]0, *lo,*lo,*lLn*o,rrap:o Node /6 ) i,u 9rOr,*


= {!t + i{,r3) =
!+ r,
*'70r., - l+ r, *
lO ^
*
l+. + 0,25 a,r, =0

Node 4 ) ro:rft*/[0,:*e, -l*, ***,.?*, *l+"*le,o*o,rro,n=o


/Z) 1,,=\1) +I\f) +I\l *I\1:) =
Node
2 2.Q,r*f2.Q,r+f2.Q,u -;+r, '1.6. 2. 2. 2. 2
+ +f,Qzr +
Node 5) r,:r{':}O- - 2f , ,2e, * }e,o *Yo,,+9Eo*u=o iQ,,+f uQ,, u0rr+;+*=o

Node /8 -,'
Node 6) ro :rl,) *r[,, :*e, *20,-2f".2f,*]e,, *lO-+o,zsa*o=o i' ;,',Yi::..{i,, ^..'i r= f *,, * | +, . l+ * * le,, * le,n =o

*Ift Irr=4T) +r\f +r\f;\ +r1;5) =


NodeZ), 'r'
I. =lLl\ + 12) alst = Node 19)
, 2 1(, 2 2 2 * + * *'r+ * *
le," - * r * *', + ^ * le,u * | o. | + *
2 * o
,Q,+ .Qr+;Qr+;Q.
t)r)bhbot)oo - , Q, +;Qr +;Q,, + . Q,, +;Qr::0 Z
r
" |
=

1" =1[2)
o +/[rr al5ol + 4?\ - Node 20) r,o=rl:l) +rNf=f 0,,*|0,,*f 0,,-|o, *lo^*!Q**o,xooo=o
NodeS), ,.o 2 2 16 2 2 2 z
io,*io,+ie++;q,-;q,+ie" + ie,,+ ie,, +iQ,n=o Node 21 ) t,, : t,,',= *lO, - lO,, * ler, *W orr, *W o,,, =0
* *,.
Ir=lf\ +If\ 17rzt +lft =
Node 9)' " Node 22 ) --Z q,, + *'rQ,, * - lO, * lQ u * o, zs o ru =o
"
lo,*le^*3r,.2r,-f o, *l+* *1e., *1e,,* e,,:o
f
I zz = rt? + rff)
lQr, lO r,

) r,, : Node 23 ) t r, = tt? + rff) =? qr, +'uqr, * ?uQ r, * - * * o, zs o


ru =o
Node 10 r{6) * r\t, =2a o, * lo, -
*
lo, lo.+ } o*
+ 0,25 a,,o =0 l+ " f+ " lQ rn
^* }
Node 11 ) r,, =rli, *rl?, =*e..fO, -f 0,, *1e,,*|0,, *l+,+0,25a,,, =0 Node 2r' ) 4n = rll + rll =lO r, *'u+,, *'uQ r, * lQ r, - lO,, * lO * + 0, 25 a
r2a
=0

Node
l,- =f{i) *1(o) * 1(e) a 1(10) -
12) '12-'122'',, '2'12 ''!;
Node 25 ) tu=rff) =l+,,* |0, *le,r-2f"*Yo-u*ffo,u=o
_Qt+;Qr+;Qs+;Q,, * M, ,+.2Qrr + 2
. Qr^+
2
.
2
Qrr+;Qrs=U
bbbbbbbbb =Q Dengan syarat batasini (Iihat Gambar 8.5), maka $ pada node yang ada di
batas domain ini tidak kita pakai. Setelah mensubstitusikan nilai-nilai
t"^=tll\ +I!7^\ +Illo\ +1111)=
Node 13) ,' '"r- " u-'" ,-'' 1.(, 2 z *iQ,,
2 +iQrs=0
2
kondisi batas ini, sistem persamaan yang kita dapatkan adalah
iQ,+iQ,
+iQ"+iQ,,-f Q,. +f,Q,^*iQ"
--

716 Teori dan Aplikasi l'letode Hemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial

16 -20-2-20 000 Q, 2,725 Untuk permasalahan pengaliran panas (heat conduction), sering syarat
_) 16 -2 -2 --2 -2 000 Qt 1..75 batas yang digunakan adalah syarat batas konveksi. Unruk syarat batas
0 -2 1.6 0 -2 -2 000 Qs 7,625 konveksi pada sisi 2-3 (Gambar 8.7), penghitungan integral
;rffaf
a
-2016-20 -2-20 Q,, J
diberikan oleh persamaan (8.22).
a
-2 -2 -2 1"6 -2 -2 -2 -2 Q,, 0
0 -2 -2 0 -2 1.6 0 -2-2 Q,n 6
,dT ,dT =_ft(r_4)
0 0 0 )-2 0 76-20 Q,, 8,5
dn&
0 0 0 -2-2-2 -2 1.6 -2 Qrt 6
0 0 0 0 -2-2 0 -216 Q, 10
Gambu 8.I Elemen bilinear segiempat dengan sisi 2-J adalah sisi konveksi.

Solusi dari sistem


f O? ) [o,3se
ini adalah
sl",l [sl',] [s!',.l

l** =+fil :il l,,,.ti;l


I o- | lo,sre L-,
(8.22)
o, I 3[] :[r 1,.,,
I
I o,, I
lo,ze+
lo,ssz sf,l Lrf,l Lsf,l
lo,. l=lo,ro, Menurut persamaan (4.21), 1(e) =5G) T, +Sf)T, +Sf)T, + Sf;) Tn , dengan
I
q,n
I lo,s+z
ini persamaan (8.22) dapat dituliskan
lo,, I lo,aoo
I 018 | lo,8s8 [sl"'.l [sl"'l (8.23)
lq,,.J lo,rzs r,l:[] l#,, =I i:l3it lr,r, sf, sy sy
rray*|_r,[ifl],..,
Seandainya kita ingin menghirung nilai derivatif a, persamaan-persamaan I rr'l rf'l
I
residu yang telah kita peroleh dapat kita gunakan. Berdasarkan solusi
Setelah integrasi kita peroleh
yang diperoleh, distribusi solusi $ dalam domain adalah seperti diberikan
pada Gambar 8.6.
] [rl" [o o o ol[rl")l [ol
. lsf)lar. hwlo -z _1 o llr{,) I n r_ wlr (8.24)
l*or=u?lo -1 -z ollrj", l.t z lrl
I

orlr!,,
[o 0 o ol[4.']
1-,

0.8-,

0.6..
Lsf'l Lol
0.4-

0.2.

0:-
1

0.5 0.6
o4
-- . 0.2
0O

Gambar 8.6 Solusi Contoh 8.1


Ieori dan Aplikasi I'letode Hemen Hingga
Persamaan Diferensial Panial t79

Dengan c:ra yang sama unnrk sisi /-2(Gambar 9.8),


-dT _dT
[s1,,-l f-z -1 o o.l[r{,rl [1"l dn dx
-h(T-T*)

l#* *l; ;3
(8.2s)
-r,l:[] :llffl l++l;l
Lsf,l o o o]Lrl',1
[o Lol
Gambar 8.10 Elemen bilinear segi empat dengan sisi l-4 adalah sisi konveksi.

Untuk sisi 3-4(Gambar 8.9) Contoh 8.2

[sl.,l [o o o o'l[r{,'l [o'l Persamaan Poisson's sering digunakan untuk menganalisis konduksi panas

l#*=*:l: : !,:llft:r l++l?l


(826, pada fin. Untuk fin tidak ada panas yang ditimbulkan dalam domain atau
,.1:[] Q= 0. Tujuan dari analisis fin adalah menentukan distribusi suhu pada fin
Lsf,l lo o -1 -zl[4,'] L,l
dan juga besarnya heat flux (laju dari aliran panas per unit penampang)
dari fin. Dalam contoh ini suatu fin segiempat dengan tebal yang jauh
Untuk sisi /-4(Gambar 8.10) lebih besar dari panjang dan tebal dimodelkan sebagai fin 2-dimensi

l-2 o o -r][r{,'.1 [1-l


(Gambar 9.11). Fin ini dibagi menjadi empat elemen dan terdiri dari 9
[sl,,l node.
.lsf)lm. hwl0 0 0 ollrl"rl r,r*wlol (8.27)
h:40 Wlm:."C , T*:25 "C
''L:ll'"'=o'1.0, : : :]Li:l].'-Ll] k6*:60.5 Wm."C
U
O o
lt ll

rll=-r9I=-h(r-r-
dn dy
)

Gambar 8.ll Iin 2-dimensi


Gambar 8.8 Elemen bilinear segi empat dengan sisi l-2 adrlah sisi konveksi.

Guna menghitung nilai-nilai suhu pada node, residual elemen persamaan


t9I=r.9f =-h{r-r-) (8.16), persamaan (8.18) (8.21) dan persamaan (8.23) (8.26)
drr ,dy digabungkan tergantung pada sisi konstan flux dan konveksi elemen.
rr+-l--m
YY Elemen -l

re
tt
Gambu 8.9 Elemen bilinear segi empat dengan sisi J-4 adalah sisi konveksi.
Sisi 1-2 elemen ini adalah sisi konveksi dan sisi 1-4 adalah sisi konstan
flux. Untuk elemen ini tambahan term (8.21) dan (8.24) ditambahkan
pada persamaan residual elemen ini.
Teori dan Aplikasi l{etode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial 23r
230

lz -2 -1 1lI lz 1 -1 -zll[r,l Elemen 3


, lo,orul-, 21, -rl-o,oslr z -z rlllr, fiol''' t z -z -1 1'l l2 1 -1 -zll[r-
Ii]1"'
=-'1*l 12 -zl' o,ozsl -t -2 z t I ll r,
l

1,, I
t
rlo,ozsl-z z t -tl o,oslr 2 -z -, lllr'
,) .] r
1,,
I =-a] onsl-r 7 2 -zl*onzsl-r -z z rlflr-
I

l-z-t
I

lr.] -1, -2 z.lJ[r,] 1,, I


[r,,-l-z -1 o ol[r, tl l 1,,] t L1 -1 -2 z) l-z -1 t z))lr, 0l
o,or[ -1 -z o o ll r, I no tzsl to,osy l r [o,n'l to o o ollr,l
, o
*o,ozsl l* no
*-L
o o o ollr, l-oor z lol
o o o o.llrnl
I

*o,orull-l
, o
ooo,oulo o o ollr, l
o o -2 rllr,
40(2s)(0,05) 0l
2 1l
L;,] Lol
I l-oor lo o -1 l-oo^s
E1emen 2 lo,, I Lo -2)lr, ) 1l

Sisi 1-2dan 2-3 eler'irerr ini adalah sisi konveksi dan term (8.25) dan (8.24) 4
perlu ditambahkan. Iru l(
4) Ilz -2 -L 1I Iz i -1 -rll[t,l
Itrf"' I 12 -Z -1 1'l l2 1 -1 , lo,orul-, 27
lr. =_6trrrl
I -tl o.oslt 2 -2 -tlllr"l
I ,. I ,lo,orul-, 2 1 -tll+lo.oslt 2 -2 l,, l
1,2
i :).*l-:-i ? ;lll;:l
Ir"l 6lo,osl-1 -21 0,0251-1 -2 2 l 1,l -1, -2
L,,l I
2
;llllil
1,

L, -1,
a ,) l-, -1 't 00

no ,,oul -i -2
-'.*--rL:
f-) -1 0
0
o
o
l[r,l
llr, l- +o rzslto,osll r
[1"1
no o.oru[3 -2 -1
.ro=-i3 -L -2
00 o.llr,]
,llil.*-*[il
l-ooru
I

0 0 ollr. Iol
Lol
0 0 ollr, l 00
Lol
no o,*[3 00 :lt;:l 40 (2s) ,0,*,[31
-ros-r[3 01 rllr, l*oor z ;r1
to 0 0
:lt;:l 40 (2s),0,0*,lll
no _:--l
L,-----
o.orulo
o
-2.
-1
0 ,llr,l
6o,s
:lltl-*-L;l [.r]
-1.
lo -1 -2
lo 0 0 Selanjutnya residu-residu elemen dijumlahkan untuk memberikan total
3 dan 4 diperoleh dengan cara yang residu (Iihat Contoh 8.1).
Elemen-elemen residual elemen
sama. Untuk problem fin ini, karena simetri dari geometri fin hanya setengah
dari fin yang perlu kita analisis. |ika ini kita terapkan hanya dua elemen
yang perlu digunakan. Selanjutnya guna memudahkan penghitungan,
program MATLAB dituliskan. Program 8.1 adalah Program MATLAB
untuk memecahkan problem fin dengan input: paniang dan tebal fin,
konduksi koefisien, heat transfer koefisien, suhu sekitar dan suhu base
Persamaan Diferensial Parsial 233
212 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga

dari fin. Input untuk Contoh 8.2 dengan menggunakan


fin dan 4 divisi sepanjang setengah fin adalah:
Enter the length of the fin (m): 0.1
Enter the half thickness of the fin (m): 0.025
10 divisi sepanjang

.-liil \\
-i- rl
l
irl
[f
Enter the thermal conductivity of the fin (W/m.C): 60.5 \
Enter the heat transfer coefficient (Wm^2.C): 4O
Enter the fin base temperature (C): 100
L

l-..
Enter the surrounding temperature of the fin (C): 25 1 I

'-1.
Enter number of diuision in length-direction 10
Enter number of division in half-thickness-direction 4
L1 f_r
Gambar 8.12 memberikan plot dari contour suhu pada fin. Sedangkan 0.04 0.05 0.06 0. 07 0.08 0.09 0.1
x(m)
Gambar 8.13 memberikan suhu tengah sepanjang fin.
0.05 Gambu 8.13 Plot suhu tengah fin

0.045

Prognm 8.1 Program Symmetry fin untuk memecahkan Contoh 8.2


0.04
96--*----_-*
0.035 !l rn-fi1e: Symrrel--ryfill .n
,: '1'h:s r:ode cal-.:Lilates iemperal Lll:e f ie.l.ci ir 2D f il
:li i:sing roct-ariguiar: bllinicr: '.l1<lmelni-s
0.03
!a vJritten by: Bll'y'unq Kr:sasih
€ o.ozs
c.Iear all; cl-f;
: ----- LNi']j':' l,;\'I.'A-----
o.02 L : input ('Enteil: th{} l.ertgt-h of i-ho f in (m) : ') ;
W : input ( 'EnLel i:he hatl t-trickl:ess of the f il (ri) : ' ) ;
0.015 conduct : input('[nt-e]: t-he l-her:rii-ial. ccndllut-i.vi.t-y of t'he fi:r (bi./r'i.C) : r)
h : input ('Etter the heai- transfer ccefficierrt- \witt^2 'C) : '),'
0.01 Tbase : input ('iiilniel: the f i.n base teirper::ature (C) : ') ;
Tsurr : input ('Ent-er f,he srilrroul-lcling temperat-i:re oi- tile f :n (C) : ' ) ;
ndiv_x : input ( I illI.iter: nu:r,be;: cf t1i.vi.si.on i.n ,1.englh-cii.;:ecti on ' ) ;
0.005 );
ndiv_y: input(tEnt-ei: nur,b+:: cf d-ivision;i.n ha-Lf-l-hicknelss-'Jirecirj.on '
0 ne1:ndiv_x*ndiv_y; :i niiml-"er: af e i.enen i:s
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.'r
nnode: (ndiv_x+1) * (ndiv_y+1); ? nriml,:er of nc.-ies
x(m) nnef = 4; ri niimbe:: of nccies pe:: eJ-ernerit

Gambar 8.12 Kontour suhu pada fin dL = L,/ndrv x; elemeni: ien<]ti:


dw = W/ndiv y; eiement, wi<ii-lt
734 Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Panial 235

25 rii*-- --1.1.-rlA.l-, (,'Ci'll!irlCll'.1.V.1.'1.':!: IiiiP. [:;ACl] E1,]:;irl]rll',]":.." '.-... end


26 for i = 1:ndiv_y end
21 for i : 1:ndiv_x
28 elem: (l-1)*ndiv_x + i; i,------tl.|..,ir.11,1:illl'l'S; (flni.v.-),-.1..) *rili.''r..xl 1 'll(-) .rel. (ei..eme:t-s irt't ,lhq: top .::ow) -----
29 nnodes(efem,1) = elem + (j-1); I constant3 : (h*dI,)/(6*conduct) ;
30 nnodes (elem,2) = nnodes (efem,1) + 1; j constant4 : (h*Tsurr*dl) / (2*conduct) ;
3r nnodes(el-em,3) : nnodes(efem,2) + ndiv x+ t; hconv2 : constant3 * [0 0 0 0;...
32 nnodes (e]em,4) : nnodes (elem,3) - l; 0 0 0 0;...
33 end 0 0 2 L; ...
34 end o 0 L 2l;
35 fconv2 : constant4 * [0;0;1;1] ;
36 r - * - - -ELEl,lEl'lT tiT : EFi'lES :i I"IATF.i;<* * * * * for eI : (ndiv_y-1) *ndlv_x+1:ne1
klocal = (L/6) "((dw/d]-)-12 -2 -1 1;...
38 _a a 1 _1 , ii : nnodes (eI, i) ;
39 _1 1 a _1 - for 1 : 1'4
40 L -L -2 2l+. .. jj = nnodes(e],j);
4L (dlldw) * 12 7 -L -2; ... kglobal (ii, jj ) : kglobal (ii, jj ) + hconv2 (i, j ) ;
42 end
43 fglobal (ii,1) : fglobal (ii,1) + fconv2 (i);
44 end
45 end
46
41 fglobal : zeros (nnode, 1) ; :: iilitializatri,)t of s'/tiil-om flllS v{}Ji- )r : - - * * *AF-PLY !,.1r,11'1!AF.Y C01iDI T LOl{- - - - -
48 kglobal : zeros (nnode) ; ,1,iritiaiizaL-ii::: c,f qloi:,.r1 stlf fitr:ss 11.\1.rLZ kglobalmodified = kglobal; ? liar-re ltre.r.lc;ir:ai r;iobai iiilt.re;s r:,atjrix
49 i; )a.-er heei, -i.c--ss ca-1 cr:lieti.ort
50 i-****A:i3ntIi:',LING riF TriE Gr.._]BAL STlr'Ei{SSS I,1ATR.rX !-FiOF{ EILEI:Eh'T l'liA'iRrCE:i**** fglobalmodified = fglobal;
51 for ef = l:nef for 1 : l:ndiv_y+l
52 for i : 1:4 ii: (i-1)*(ndiv_x+1) + 1;
ii : nnodes (eI, i) ,' kgJ-obalmodified(ii, :) : 0;
54 fnv t :1.A kglobalmodif ied ( ii, ii) = 1;
55 jj = nnodes(el,j); fglobalmodified(ii, 1) : Tbase,'
56 kglobal(ii, jj) = kgfobal(ij.,jj) + klocal(i,j) ; end
51
58 .r.-.*-*----I.ti-)[,V:1] ..i.,Hli l!Ijii,,.].'ir.1.)i Ii,)ilA,1,i.O\l-----
59 end T : kglobalmodified\fglobalmodified
60
THI iVE T I i]I'iS _ ___ i; --- --HE1lTl-,O;S aAl,CllLl\T.l O::!-- --*
61 ';; --- - -l:.Dlii'lc THE ClCl'lTRL-qi.lTIClJ L]CNVIJCT BOi]1']DAI,Y COIJ:]] -
6t fheat(1:ndiv_y,1):0,
63 E]VEiiY nd:i.v x INCP.iltlFlNT' {e.l..emei:ts rn tl-re kq ( 1 : ndiv_y, 1 : ndiv_y) : 0 ;
64 constantl : (h*dW)/(6*conduct),- ii = 0;
65 constant2 : (h*Tsurr*dw) / (2*conduct) ; f or i : l- : ndi-v_x+1 : (ndiv_y-l) * (ndiv_x+1) +1
66 hconvl: constantl" * [0 0 0 0;... ii : ii + 1,.
6't 0 2 1 0; ... for I : 1:nnode
68 0 I 2 0;... fhear(ii,1) : fhear(ii,1) + kglobal(i,j) * T(j);
69 0 0 0 0l; end
10 f convl : constant2 * [ 0,' 1,' 1; 0'i ;
1L for el : ndiv x:ndiv x:nef if ii > 2
12 ior r : I:4 kq(ii, (ii-1) :ii) : 1;
-t
3 i.i : nnodes (e1, i) ; else
'74 rur I - r.a kc(ii,t:ii) : l-;
15 jj = nnodes(el-,j); end
16 kg1oba]tii,3i1 : kglobal(ii,jj) + hconvl(i, j) ; end
'11 end
'18 fqlobaf(ii,1) : fqlobal(ii,1) + fconvl(i); flux = kq\fheat;
236 Ieori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga
Persamaan Diferensial Parsial 7y
1.33 qffux = (conduct*2/dW) *qfl-ux,'
134
IJf, TotalHeatloss : 0;
8.4 EtE}IEil TINEAR SEGITIGA

136 for j- : l:ndiv-y Dengan menggunakan elemen segitiga linear (Gambar 4.8), solusi
131 TotalHeatloss : TotalHeatloss + qfl-ux(i)*dW;
138
139
end
TotafHeatloss : 2* Total-Heatloss;
aproksimasi t diberikan oleh persamaan
140
7 41. ir*- -* PLCTTING T'iiE CENTI{ELINE TEMPEFhT'iI3.ES - * * - * ft,l =5t,1T, *Sf)1; *Sf)T, .. . . (8.2S)
t42 for i = 1:ndiv_y+l
143 for i = 1:ndiv_x+1 di mana fungsi bentuknya adalah
744 x(j,i) : (i-1)*dL;
145 y (j, i) : (j-1) *dw; 1
146 end Sr=*(or+ P1x+4V). (8.29)
!41 end
148 figure (1);
t49 plot (x (1, I :ndiv_x+1), T (1 :ndiv 1

150 xlabeI ('x(m) '); sr=*(or+ Prx+6ry) (8.30)


151 ylabel ( "1'(C) ') ;
L52 grid;
153
154 :; *---- )RAWI NG'i.'[{ii'1]Il}i?[]itA-'I.'Ll.t\ir] CION1]CUR l I{ if lin
Sr:*("r+ Brx+6ry)
1
(8.31)

155
r -*- --g)t r:'oirr IirLf 'l'+mFer.,ture-*--*
156
t5't for i : 1:ndiv_y+1 Guna menghitung residual I diperlukan
Aco )at dl , ?t a",,,.
158 fori:1:ndivx+l 0xryax oy
159 ii = (ndiv_y+1-j)*(ndiv_
r60 xx(j,i) = (i-1)*dL; ar\a aal') B,
yy(j,i) = (j-t)*dw; F, (8.32a)
161 =
162
r63 end
rr(j,i) : r(ii); Ax
=
2A ry24
764 end
r65 orf) aaL') 6, (8.32b)
766
761
:i;-.----'.llop Ha.1. f f s:mperatrr:e- ----
for i = ndiv_y+2:2*ndiv_Y+1
0x =9,
2A ry24=
168 for i : 1:ndiv_x+1
769 ii- = (j-ndiv_y-1) * (ndiv_x+l) + or\" P, aa\') 6u
(8.32c)
= =
170
I7t
xx (j, i) : (i-1) *dL;
yy (j, i) : w + (j-ndiv_y-l) *dW; Ax 2A Ay 2A
L]2 rr (j, j-) = r (ii) ;
L73 end Dengan menggunakan derivatif (8.32), elemental residunya dapat
71 4 end diperoleh sebagai berikut:
715
71 6 figure (2);
1.1 1 Ics, h] :contourf (xx, yy,TT, "l
|;
718
L] 9
180
Persamaan Diferensial Parsial 239
Teori dan Aplikasi t'letode Elemen Hingga

[lusl"'l lo-l
'L;]1,,''z=*ti
I
,[:; 1*,=,[:[]1".,,,'-z=,[11",
-]l5[*
li,l a.r * *'r.l#[r'+ +rflil'" Lsy,l Lry,] ' Lol
I

lL LEI I
Pada persamaan di atas, integral garis (line integral) dihitung

lsl''l '[E"r-6p=--Is!
' L.,-r.............
- i,l sf ' lqao i' (n+m +1)! '-z
lt';']
Term 1 dan 2 dari integral ini dihitung

It'p,l
- 4N-L-
F,,,,.[3lj,u 02 -,][i]." (8.34)

llfl],-
atau

pl F,F, F,F,1 I a? 5,6, 4r,l


I
-*lun, pz o,a'l-filaa, di 4r, | (8 3s)

lF,F, F,h P:i ) L4', 6,6, 6i ) :


Gambar 8.1{ Elemen linear se3
segitiga dengan
d rsisi l-2 pada
Term ke 3 (8.33) dihitung dengan menggunakan formula integrasi segitiga
bahan termr untuk
trj)n'v*E ao=6ffi 2A"""""""
Dengan cara yang sama tamba s sisi 2-3 dan 1-3
(8'36)
diperoleh. Untuk sisi 2-3,
-3,

yang menghasilkan [sl"'l^- t sl"'l,-,,)* to 0l

!sf, lfrar={ sf,-t.rll, :dL2-3'r=ll ll,o,L^.=oL'


I

E L-J 2
tl (8.40)

-
It1"
[l sf'
Lsy'.1 tsy'll nl Ln ,]
I
lc
sfr Untuk sisi -1-3,
-l
,,
sl"-l 1l
Integral6rffaf dari persamaan (8.8) harus ditambahkan pada residual Ir
,[:i"lls,,=,1 sf,i,lol, rdLr-r,r=lloll,o,, l-J -aLt 0 I ........ (8.41)

,l
^
pada elemen yang berada pada batas domain. Guna menjelaskan, mari kita
analisis elemen dengan sisi 1-2 (Gambar 8.14) berada batas domain
Ls5.,',1 t sf'l
i'l Ltl ]"
dengan kondisi batas deriva tff {:a. Integral tambahannya adalah
on
240 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga
Persamaan Diferensial Parsial 741

Untuk permasalahan konduksi panas jika sisi ./-2merupakan sisi konveksi


(Gambar 8.15), maka integral residu yang ditambahkan adalah
h:40 Wm:-"C, ?*: 25 "C

lsl'rl lz 1 ol[r,l lk":60.5 W1m.oC

6k t z ,llr, l.L*!l
l-1-l
h'L'.'l
[,];!", l#at,,- -
Lsy,l o o]Lr,]
[o
zK l
Lol
l (8 42) U
o
o
tr}
lt lt
3
F F
kg=
drr
-h(r-T*)
L: 100 mm

Gambu 8.16 [in 2-dimensi dengan elemen segitiga.


Gambu 0.15 flemen linear segitiga dengan sisi /-2adalah sisi konveksi.

Untuk sisi 2-3integral tambahannya adalah Elemen.l


Untuk residual elemen, term-term tambahan (8.42*8.44) ditambahkan

,,[:i,]l#dlz-s= 6k
Lsy,l
+[:[o :, ?lfl."kr[?l,,n,
,.llr;l ,k L,l
pada persamaan (8.34) jika ada sisi yang berada pada batas domain.
Elemen (1) mempunyai sisi 1-2, pada batas konveksi dan sisi -/-Skonstan
flux.

Untuk sisi 1-3,

[s{'r.l lz o 1l[T,l I-1"1

[,ltl", l#at,,--n*t'-ralo o ,llt,


Lsf,]""
l.SkIlrl
[r o z][r,J L1l
(844)

Contoh 8.3 A =-0.05 B2= 0.0s fr= 0


Pada contoh ini kita pecahkan kembali problem fin Contoh 8.2 dengan 4=-0.1 4=0 4=0.1
menggunakan dua elemen segitiga (Gambar 8.16).
[I,-l(D [1 o,ooa -o,oo3 o) ( o,o"t o -0,01)
=-#[[';* o':o' ol
L;:] 3,J.[-,:,,: 0,01 J

. lo*,j
.+l (,
^ rz,lllr, l+o,sz6
ol.frl
1 o)l[r,l 1l
1l
lo*r) t.0 0 0./]Lr3l ol
Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial 243
741

Elemen 2 Enter number of diuision in length-direction 10


Enter number of diuision in half-thickness-direction 4

Prcgram 8.2 Program Symmetry tin Segitiga untuk memecahkan Contoh 8.3

'i, :ii*f :i le: S),,ir*rieLl,y,E::,ri2 .nr


i; This calcl:i:li-es t.imp;:.rat_u::e fiefd
r.;c,,:1+ rir 2D fit.t
1i irsi.:rc1 Ltnea:: Lr:ia;:r;llar elemer,ts
i nl..l-!1-en il.y': 5L1'y1.1It.l i<DSa:iIrr
[rnl"' [[ o,ooa -o,oo3 o)
I
o,o1 0 -0,01] ':
clear
-----*----
ail; clf;
=-#ll-,;" ':" 0l+ l0 0 0l
o o,o1
ti.]r.l; D^\i.^,--- - *
L : input (r.[:.;ntrr:: t-h3 ].c]ngth of i.ht_- ii n (m] : ') ;

l;;l o) [-0,0, ,J
W = input ( 'Erl-er i-h{r iia.}f. -rh:i L:k:re::;s: Df t-}1e f i:r (ni) : ' ) ;
conduct : input ( 'hirr:tt:: i_he tarel:mol ccnciucti vi.::.ir Di tiie Ii n (W,/rn, a:) : , ) ;
(2 1 0\ 2 0 1) rnl [1-l [1-l
h : input ( IErl-.jir iire ireat :-ransf er r:oef f ici onl, (trl,/m"2.rt) : ,\ ;

= ll1' 2 I -t l0
r, Tbase : input ('hlrrt€r ihe f j.n b;:se temp:elaLure (C) : '),.
- 0l+ I

,) T, l+0,8261 r l+0,+rslo Tsurr = input (rHrt-{tr .he sl'Lrroun,:ii.ng t-qpperatut:e of i-ho f i.r-r {C} : ') ;
3ffi1
[000.]
"l'3631
(1
0
o r,l Lol L,l
I
ndiv,x : input ( rnr'1tei: number r:i ,iivisrcn i.n lenqi:h-i:ler,:tior ,
)
ndiv_y : input ('iint,er: rlmbel of d:i.vi.sit--,n :j..r: hal i-lh j.cl,,ress-.r1i rect iln ')
..

nel:ndivx*ndivy*2; '3 nr-imlter oi: erLener;t:r


Selanjutnya residu-residu elemen dijumlahkan untuk mendapatkan total nnode : (ndiv x+11 ; (ndiv y+1;; ? n"t-ilnlt,r:tI ,:)i iji-)(ia:j
residu (lihat Contoh 8.1). nnef = 3; 1n:;mber oi nciss irer: eir:menL
dL : L/ndiv_x,'
Untuk problem fin ini, karena simetri dari geometri fin hanya setengah dW = W/ndiv y;
I el-eiiLenr :e::cl,l':
jl e Len're..rr: wi.di-h
dari fin yang perlu kita analisis. |ika ini kita terapkan, hanya dua elemen A : 0.5*dL*dW;
yang perlu digunakan. Program 8.2 adalah program untuk memecahkan
- - - - - l';ODAI, a:.)l'JliE.lT iVI TY llOR
:ii
EAaH ElEt'.,IIi\T- - - - -
problem fin dengan elemen linear segitiga dengan input: panjang dan ji*----lilire,-rrirl ::r, e1--melts
for I : 1:ndiv_1u
tebal fin, konduksi koefisien, heat transfer koefisien, suhu sekitar dan fori:l:ndivx
suhu base dari fin. Input sesuai Contoh 9.2 dengan menggunakan 10 divisi elem : (j-1) * (2*ndiv_x) + (i-1) *2 + 7;
nnodes (e1em, l) : elem - (j-f) * (ndiv_x-1) (i-t); :,, i',,)cle i
sepaniang fin dan 4 divisi sepanjang setengah fin adalah:
) : nnodes (elem, 1) + 1,'
nnodes (ef em, 2 l); nr-.ds: j
Enter the length of the fin (m):0.1 nnodes(elem,3) : nnodes(elem,1) + ndiv x L; ? rorle 7
end
end
Enter the half thickness of the frn (m): 0.025
?:-----*'.t.'lie ei/ei-'r nitr ei ei]tdtni-S
Enter the thermal conductivity of the fin (Wm.C): 60.5 for j : l:ndiv_y
fori:l:ndivx
Enter the heat transfer coefficient (Wm^2.C): 4O efem : (j-1)*(2*ndiv_x) + (i-1) *2 + 2;
nnodes(elem,3) : efem - (j-1)*(ndiv_x-l) (i-1); ?, riode K
Enter the fin base temperarure (C): 100 nnodes(efem,1) : nnodes(efem,3) + ndiv x + L; ? n<-.,:le
nnodes (etem, 2 ) : nnodes (e]em, 1) - 1,. lr itcjd€ i
Enter the surrounding temPerature of the fin (C):25 end
end
? ----- El LHI'tliN'.:.' 5l' L f'F NE:i S lvtA'.:.'ti.t.X ---- -
Persamaan Diferensial Parsial 245
t44 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga

,01 ii : nnodes (e1, i)


beta_i = -dW; beta_j = dW; beta_k : 0;
,'
41 .a2 fn- i : 1.?
48 delta_i = -dL; delta-j : 0; defta-k= dL; i ()3 jj : nnodes(ef,11-
49 kbeta : [beta_i*beta_i beta-i*beta-j beta-i*beta-k; ' -. t)4 kglobaf (ii,jj) : kgfobaf (ii, jj) + hconv2(i,j),.
50 beta_i*beta_j beta_j*beta-i beta-j*beta-k; . . . 05 end
51 beta_i*beta-k beta-j *beta-k beta-k*beta-kl ; I06 fglobal (ii,1) : fglobal (ii,1) + fconv2 (i) ,'
kdelta : Ide1ta_i*detta_i delta-i*delta-j delta-i*delta-k;... I ()7 end
53 delta-i*delta-i delta-1 *delta-i delta-j *delta-k; ' . . : ()8 end
54 de lta-i * delta.-k delta-i *de 1ta-k delta-k*def ta-k l, I09
kl-ocal = $.25/Al*(kbeta + kdel-ta); Ll0 z**--*APFLY LIOUI'IDARY CQNi-rITiol'j*----
56 l1 kglobalmodified : kglobal; 'r Sa.i,e i,he origi::a} giobal s1_iffr-re:;s rnatrix fcr
51 !.-.-*-JIIITIALIZATTO}i CF TI]E GLOIJAL STlITI'NESS MATRJX AND LOAD VECTOR_..- L2 ? iaLer ileat loss calculal-ir:l
58 fglobal : zeros (nnode,1),' ini.ii.a1.i.za.ii.on cf s-vstem l1l{S vectol: l3 fglobalmodified : fglobal-,.
59 kglobal - zeros(nnode) ; iiril-ializaLili, of qlob31 st: lf fne::;: rn:rt-rix t L4 for i : 1:ndiv_y+1
60 :15 ii : (i-1)*(ndiv_x+1) + L;
61 9,I_-'-*ASSEI4BLT:\G OF THE GLOF'AL 5?IFFNESS MATRTX FRCTI ELE}4EI'IT }'{ATRiCES-' L16 kglobalmodified(ij-, :) : 0;
62 for eI = l:ne1 t1 kglobalmodified(ii, ii) : 1;
63 for i = 1:3 rl8 fglobalmodified(ii, 1) : Tbase,'
64 ii = nnodes (eI, i) ; rlq end
65 !v! j 120
66 jj : nnodes(eI,j); t.al i---* -S,.jLV'n T1'llr I'1A1"RIX E*ULTlCN-----
6'7 kslobal(ii, jj) : kglobaf (ii,ij) + klocal(i,j) ; )22 T : kgrlobalmodif ied\fglobafmodif ied
68 end 123
69 t)4 - - - - -!l FlAit'.1..,()S S ilA i,CIiL,Alil I ONI* - - * -
r?;

't0 end 25 fheat(1:ndiv_y,1): 0;


7I t,a6 kq(1:ndiv_y, 1:ndiv_y) : 0;
12 ?'.-___ADl,,ING ?HE CO}iTRI}3I,ITION OI' THE CO'NVECT,iVf, RCJUNT]ARY CO.'{D]TiCNS*--- ).1 ii : 0,.
73 :a-----ELEF1ENTS ndiv_x To i)el at nvERY n<liv z INCF.EMENT (elemtrnts-: or1 the 1',)_8
for i : 1:ndiv_x+1: (ndiv y-1)*(ndiv x+1)+1
'74 t:.p) -.-.--- r 2,9 ii : ii + 1,.
15 constantl : (h*dW)/ (6*conduct) ; rl0 for i = 1:nnode
76 constant2 : (h*Tsurr*dW)/ (2*conduct) ; i31 fheat(ii,1) = fheat(ii,1) + kglobal,(i,j) * T(j);
7'l hconvl : constantl * [2 0 L; ,.. end
18 0 0 0;. r'13
'19 t 0 21 ; . )4 ifii>2
80 fconvl : constant2 *[1;0;1]; l5 kq(ii, (ii-1) :ii) : 1;
81 for el : 2*ndiv x:2*ndiv_x:nef l6 efse
82 for i = 1:3 t7 kq(i1,1:ii):1;
83 ii = nnodes (e1, i) ; l8 end
84 !v! J l9 end
8s jj : nnodes(e1,j); .40
86 kglobal (ii, ji ) = kglobal (ii, ij ) + hconvl (i, j ) ; 4l gffux = kq\fheat;
8'7 end 42 9f1ux : (conduct*2/d[r7) *qf fux;
88 fgfobal (ii,1) = fglobal (ii,1) + fconvl (i) i 43
89 44 TotalHeatloss : 0;
90 end 45 for i = l:ndiv_y
9l 46 TotafHeatloss : TotalHeatloss + qflux(i)*dW;
92 t- -*- -tlllirM.h:lN'I5 ( ni v_y-.i.
j.
)* nd.i-v, ']lo ne.i. (el.ement.s on tiie to;l 4l end
93 constant3 = (h*d],) / (6*conduct) ; ,18 TotalHeatloss : TotalHeatloss * 2;
94 constant4 : (h*Tsurr*dl) / (2*conduct) ; .19
95 hconv2 : constant3 * 12 1' 0; ... .,0 r-----ri,ur. r iL!u r.11i, uFiN'1.'itFll.,.l N11 'f.lr.lNll.PUIrATliRLl:i-----
96 1 2 0; ... .,1 for j : 1-:ndiv_y+1-
97 0 0 0l; fori:1:ndivx+l
98 fconv2 : constant4 * [1;1;0] ; "2
.,3
x(j,i) : (i-r1*6"'
99 for e.l- = (ndj-v_y-1) *2*ndiv_x+2:2:nel ,'4
, i) = (i-1) *dw;
100 for i : 1:3
Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial

155
156 end
end
Sn=i$-
1
4)(1+ 4) ................ (8.4sd)
157 figure (1);
158 plot (x (1, 1 :ndiv_x+1),T (1 :ndiv_x+1) ),'
159 xlabel('z(n) '); Dengan fungsi-fungsi bentuk ini elemental residu dari elemen segi empat
160 yIabel ( "I (C) ') ; isoparametrik adalah
16r gr j-d;
T62 asl.,
153 :r. * -, - - rrl..i{- J NG'iHi TllplPE RAT|.1F,X CONTOIIR asl"'
q
164 Ax
*-Bi:rttiti)m Ternpcrral,ur.l---** asf' asf)
r65 --*
,ri Ha1 f'
r66 for I : 1:ndiv_y+1- ax dsl"' asf, ---
asy, as,f,) E asl"' asf, ds,;, asf,)
t61 for i. : l:ndiv x+1 asf' ^
dx ^
dx dx dx) qsf ^^---l dy
dy
[i,],,
dY dY)
168 1i : lndiv _y+f-j ) * (ndiv_ ax
-li
ry
L69 xx (j, i) : (i-t 1 *6",- asl"' asf)
170 vv (j, i) : (j-1) *dv.l, Ax q
L1L rr (j, i) : r (ii) ;
112 end
L73 [s1"'.1
t] 4 1-1l .(") I
*' - - -'ll.jp l1:i.J. :1'f enLl;e r:al1- i.r'e - - - - *
L75
-
loutaear (s 46)
".

for j : ndiv_y+2:2*ndiv,Y+1
71 6
L1'l fori:l:ndivx+1 l"ll;i'
178 ii - ( j-ndiv_Y-1) - (nd'i v x+ 1) + Lsf'l
119 xx(j,i) : (i-1)*dL,
180 yy (1, i) : w + (j-ndiv_y-1) *dW; Integral-integral residu ini dapat dituliskan dengan notasi matriks sebagai
lB1 rr(j,i) = r(ii);
L82 end berikut
183 end
LB4
185 figure (2); [r]'"'=- i ifut'tDl tBl [r][ a6aa- i itr: a ll dcaa... (8.47)
186 Ics, h1 =s6.1.urf (xx, YY, TT, 1 \ ; -1 -1
187
rBB di mana
189

[asl', as,;, asf, asf'l


_;-
8.5 EIEI,IEN IS()PANAHETRII SEGIE}IPAT tBl=l ax ax Ax a. |
I ^
(8.48)
L-r
Untuk elemen isoparametrik segi empat, fungsi bentuk diekspresikan lasl"' as1' asf' asf'
lav E q 4,)
I
l^^-

sebagai fungsi dari koordinat natural sistem $,r7 Qihat Sa3.l.


1
................ t1 0l1..................
lDl=l (8'4e)
s, =i(1-€)(1- (B.a5a)
Lr
L0 1l
4)

1
s, =i(1+ 1X1- 4) ................ (8.4sb)
Isl"'.l

|
= (8 so)
sr:|1t+1)(1+ri)
1
(8.a5c) rNt
l:[f
lsf'l
Persamaan Diferensial Panial 249
Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga

[B] diperoleh dari


AS1') 6\') ----a+--
at,, asl') an (8.51)
& AE Ax' Aq Ax

asf)
-----L:
e;trt aE, asf)an
z __1+-- (8.52) dT
0x AE, Ax' Aq Ax
-dn
-ct

asg:6sg *ffif) q
aL (8.s3)
Ax AEAx'anax
as? _ffif) at. E (8.54)
Ax AL Ax*as<fi
Aq Ax
Gambar 8.16 ttrrrn tL, isoparametrik dengan sisi 2-l padrbatas domain.
Dalam bentuk matriks (8.51) - (8.54) dapat dituliskan
Dengan cara yang sama, sisi-sisi yang lain dapat dihitung. Untuk sisi 1-2,
lat anl[asl') as. asf) asf'l
tsl=l d a. ll aE
L r lAE,
t^
E E aE, I [s1,,.] [sl",.l [-rt

t^ O ll ,sl"' ast;) as!''' asf


rylL an an a,t
at ]
i (8's5)

L'f,l I
Loy

Il l-1 [F] I'r, Lol

Selanjutnya integral (8.47) lebih mudah untuk dihitung secara numerik. Untuk sisi 3-4
Teknik integrasi numerik yang umum digunakan adalah metode Gauss-
Quadrature (lihat $a.5.2).
[s1.,] [s1.,] [ol

l#0.=ll:lr "*oe=ryyl?l
(BsB)
,.1:[]
Lrr'l L'r'l
Integral harus ditambahkan pada residual elemen yang berada
Srffaf I

pada batas-batas domain. Guna menjelaskan, seandainya elemen yang L,l


dilingkari sisi 2-3 berada batas domain, dan jika nilai derivatif {=o, Untuk sisi 1-4,
on
maka

[sl,,l [r1,,1 t?-l ,.[:iil*.,=i[:[il" *o,==-[?l (sse,

l#,':l:i:l l"r-:g-l ,1
(8.s6)
Lsf'l Lrr'l L,l
Lsr'l L'r'l
',1:[] Lol
Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial 25t

Untuk problem konduksi panas dan jika sisi 1-2merupakan sisi konveksi

rsl",t l-z -r ,
illll n_r_,,,[11
,,1:il1#,'=+l; ;
i'r*:16*r**
Iilr, l.--zrlol (8.60)

Lrf,] [o o o o]Lr-l Lo_l

Untuk sisi 2-3,

lsl.rl to o o oltr,l tol


1ilrililililililil11@
,,1:[]
l#.' +Fl z:o o o]Lr-l
_;:lltl.t+"lil (8.6r) Gambar 8.17 Problem heat konduksi dengan isoparametrik elemen.

Hitung temperatur pada node 2 dan 3. Dengan menggunakan 1 elemen,


Lsf,] [o Lol solusi aproksimasinya adalah

Untuk sisi 3-4, i'' (q, D =t, sl') (8, D + T, sf )


19, qy + t, sf ) (q, o + r, sf ) (E, n)
[sl.'l [o o o ol[r,.l [o.l Elemen residunya diberikan oleh

'.1iil l#,'+Pll :
::illil.'*'lll [r]'"=- -1,-1,
11
I I[B]'[D]
-
[B] [r]fl aEaq-
11
I I[H] afl
-L-1.
aeart

Lsf,_] [o o -r -z]Lr*l L1_ Karena Q= 0 maka term terakhir noI. Integral-integral yang lain dihitung
secara numerik menngunakan metode Gauss Quadrature dengan 4 titik
Untuk sisi 1-4,
Gauss (lihat $4.5.2). Dengan metode ini [B]T tDl tBl l]l pada setiap titik
[sl.,l l-z o o -1.l[I'l [1"l Gauss perlu dihitung.

,lsf, lur,- h*11410 0 0 ollr, I t"'-r;l,ol0l Titik Gauss 1: \ = -9,577, n = -0,577


l-l;i, l^ot=ff1 o o o ollr, l.--zt lol (1.+0,577) (1-0,577) -(1.-0,577)\
o -z]Lr.l Ltl r*trr:1J-(1 +0,577)
Lrf,] [-r o L- + [-1t + 0,s77) -(1.-0,577) (1,-0,s77) (L+0,s77) )
't,527 0,423 -0,423\
_!-1,,sr7
Contoh 8.4
l-t,szz -0,423 0,423 1,,s77 )
Pada contoh ini kita akan memecahkan suatu problem konduksi dengan
14.47"1
berbagai syarat batas yang terdiri dengan sisi insulasi, konstan temPeratur
dan konveksi. Pada problem ini kita gunakan satu elemen isoparametrik
IIL =LF.l1[xrl=lo,rn
I ll'l=r'gzt

untuk menghitung suhu pada node 2 dan 3-


l"l)r'
" =l_o,tzz
I 0.251 -0.126
0,'.567 l
252 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Panial

0,112 0,013 -n,oz;) Sisi2-S,konveksi


[B],=[r]i [0,=[i;r: -0,107 0,046 0,231 ) lsl",l [sl",l [o o o o][r,l [o.l

I o,zsa 0,'1.04 -0,069 -0,293f l,l:f l#'=+l:lrl,' *,'r',=b';'l: ? -f :lltl.o#-lll


0,192 -0,027 -o,zsal sf' I ttiJ Lo o o,o-,0""] lol
o o or[r, r
I

tBlltDl tul, ll,l=l X:::, -0,028 0,019 o,oro I


-z -1 ,llt, l, rcxzox+,+zzltl
J;:]lll 'Lll
0,079 o,+aa =rg1142lo
6x5o[:
l-0,293 -0,268 _j

Titik Gauss 2. \ = 0,577, n = -0,577


o,oeo -o,ozs -0,lL4 -o,oo7-l
SisiS-4adiabatika=0
I
!;i]|,
-:H [sl.,l [sl,,l [o.l
iBrtrDrrBr, rr,r=l _Z:i?i ;:f# *)az=%=!"l o

Lsf,l Lsf,l '


t-l ffl | =n
l#'= il :fl
I

[-o,ooz -0,111 0,088 o,ozo -]


I

Titik
Li]
Gauss 3:. \ = 0,577 , 1= 0,577

[
0,023 0,055
-0,085 o,ooz-l Sisi 4 - 1, 0,,+ = ? (tidak diketahui)
0'055 0'257 4'L07
tn-l'tol
_)iL,-., l-gl ll"l=l _0,0g5 _0,205 -0'205 _O,OrUl
I

L- r-_,, ,,.,1=l 0,315


10,007 4,1fi7 -0,026 0,725 )

Titik Gauss 4: | = -0,577, \ = 0,377


'.Lilll*",[!II]"*":*Li]
o,z+t 0,039 -0,381
o,'toz Setelah tambahan term ditambahkan, residu dari elemen ini adalah
I
_ _r_ I 0.102 0.055 0,048 -0,205 00
lI-l=l o,oaa o,,onr
LBI; LD_lLnJ- 0,092 -0,178
l-o,ast -0,205 -0,178 0,764
rrr', =[irrr [o] [n], ly,1+ *ll -2 -1
-1 -2 lllli].,,12::*li]
00 ,ll L'; I L.l
-+-[:l,
L,"l

Karena semua sisi elemen berada pada batas domain maka beberapa term atau
perlu ditambahkan ke integral residu. l-zo,ezo -14,284 1L,476
Sisi I -2,
lsl
adiabatik a= 0

'l [si"'l [,]


| -rn.rrn -60,741. 1.8,1M
I

|
77,476 1.8,1.M -53,858
34,521
?ii)l)1,*,)*[i]
| 33,67e 1,,878

,,1 :[] l#.': il ffr l"Yo,=,4-l ; l=,


I
rt, I I
rf,I Lnl
Persamaan Diferensial Parsial
254 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga

Dengan mensubstitusikan T, = Te = 10
oC,
sistem menjadi 19[n.S.].9[u,S)=e(.,,)
rdr\ or.) az\-oz)
. (8.6s)

| -oo,z+r t8,1,44
llt,f _ _l -o+o,sezl Residu dari persamaan ini adalah
lrctu -s3,858_lLr3l [-sso,zsa.]

yang memberikan Tz= 15,472


oC
and Tr = 15,995 'C.
r =k r,[+ *(, #).#[#) - ?)*
(8.66)

[,99f rS)av*
=k "ror\or) t;,or4Jav-
" dz. [,r9av
"" K
8.6 PROBTE}I AI(SI$I}IETRIS
Volume integral di atas dihitung dengan menggunakan rumus integral isi
Problem aksisimetris adalah problem 3-dimensi. Namun demikian pro=-
berikut.
blem ini dapat dianalisis sebagai problem 2-dimensi apabila geometri dan
beban diterapkan secara simetris pada suatu sumbu. Suatu problem fu
f(r, z) dV: b L Lt(r, z)aQdr dz
(8.67)
aksisimetris sumbu z (sumbu simetris) diberikan pada Gambar 8.18.
=277 L lrf(r,z)drdz
r. d{s of q mmeu;*
Residu elemen aksissimetris diperoleh sebagai berikut:

,l- *./--
/./
r = 2,.kh,,*('#)." +2nk 6,,ff aa-2n f,,r?or (8.68)

t kt
.1 fr' Dengan mengikuti prosedur yang sama pada $8.2, weak form dari residu
elemen aksissimetris adalah

I =- 2n k I r
[ **. # Klon -r^ g,, f ao + znkg,tr ffar (8.6e)

Gambu 8.18 Elemen aksissimetris.

Persamaan diferensiai untuk problem konduksi aksissimetris adalah

1a ( . ar) 1 L(u"4)*4[n !!]=e("r,g) ............ (8.64)


i a [*" a. * ao arl"' u.
]*7 1*' )* t
Karena T tidak terganfung dengan 0 unruk problem aksisimetris maka
persamaan ini dapat disederhanakan menjadi i
l
Teori dan Aplikasi }letode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial 751

Dengan menggunakan fungsi bentuk dalam bentuk matriks residu elemen

lttrl lHl
diperoleh sebagai berikut:

,,,,
=---r'.llg[+ .; #' Yl'l&lt:.' as,i., a6,;,) lr"
_- t 'tdQ
tr, I
I dT dT

L"r ll+l
li:l Y' az &.) ^ lr. dn dr 'r
I

Lr.]
t#l
[tPl (8.70)
:a
-2,.rlsf' l.9ot
"1 rlet I k Gambar 8.19 Elemen linear aksissimetris dengan sisi 2-3 pada batas domain konveksi.
t'l
Lsf '.1 Sisi l-2
.l
Integrasi ini menghasilkan [s[" [sl".l
fl,l'"' I l4 4 -2 2l (4rc-L) 2rc -2,, -(4rc L)ll[T,] (8.71)
-2 nk \.,(r,- rl :|,] nk a"dr
l,,
l,,l
l ^tlw,.
o l-
+ z -zl,t 2',
l-a
2 4 ,l wl 2,c
I l-z -z-+ +) l{4r.-L1 2,c 2r,
(4rcrL) -(4rctL) 2'c lll', l-
(4rc+l-) (4rcrL) 2r,
lll., l
l** =2
-"i,r,-rl:[l I

lr, I I lz (+r.-t-) l[r,


t r.l
.l l
Ltr'] Ltr'] (8.73)
l'. al
*,* ql n.| l

-oln.*l
I r.l =
^u".1*
r. adalah jarak
lr-al
tegak lurus dari sumbu simetris ke titik pada centroid il[T]]
penampang elemen. Sisi 3-4
Kembali pada persamaan (8.69) integral znk$ rorffdp harus ditambahkan it)
sf
pada residual elemen yang berada pada batas domain. Guna menjelaskan 2nkt n(r".,li[11* f =znkuf,, (r" + s!
)y)
.(e) c[ ,d'
hal ini, seandainya sebuah elemen dengan sisi 2-3 berada batas domain, \,
sg
dan jika nilai derivattr {=o , maka untuk sisi 2-3, sf
)r) (8.74)
0)
[s["'l I' :lt 0)

'"-t*f:ii]*.'
^i
='."u"*!',,fi[i]"'-'-' _,,[:l.]1 ._=nkr._*[?l (8.72) =
^n"- r l*l _L'2 1,6

,-lL t] lo6
2 t,
It
I
Ll]
Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Panial

Sisi /-4, Guna memecahkan persoalan ini, pertama-tama kita bagi domain terdiri
dari 5 elemen (Gambar 8.21). Selanjutnya kita hitung residu masing-
[sl.' l [s!.' 1 [, 1 masing elemen dengan menggunakan (8.71).
-, ..Lili :, -', -' ".* (8.7s)
,
" *.' " i;l:[i 10 11

] ]".,.:" ll] (5)

7
Contoh 8.5

8.20) menerima heat flux sebesar q" =


Suatu difuser thermal (Gambar {3) ({}

400,000 Wm2 dari komponen solid state. Pada sisi yang lain difuser
pendingin diberikan dengan temperatur konstan T = 0 "C. Sisi-sisi lainnya (1) t2)
merupakan sisi insulasi. Konduktivitas panas dari difuser ini adalah k =
oC. 2
200 Wm Persamaan diferensial problem ini adalah 1

1ar ar) azT


Y-1=o
Gambar 8.21 Pembagian domain menjadi 5 elemen aksisimetris

i;['*,J. Elemen -I

Hitung distribusi suhu pada difuser ini. Dengan k = 0,2 Wmm.oC, r. = 1,5 mm, W = 3 mm, L = 3 mm, dan q" =

kc-,= g,4Wm2, dari persamaan (8.71) dan (8.73) kita peroleh


j r*o'c
:

l-0,s43 0,374 0,628 0 llTl I


i4
b [l,lt" t t3l [-l,sll
L, :
/.4'4*1-%.
i
,,,".
r
I,, I I o,sr+ --t,s77 0,628 0,628 llr, L
^--l. -1,| I ,,r l[
i
l,l
**'#.-' ..,,:1
t
lr. I I o,ozs 0,628 -.t,s77 0,314 Il f,l-t'zszlt,ulol-l ;
**-1
r
t
tt,/
|
*-/"
t- "" /
..-I in**latcd i
L,-l I o 0,628 0,3t4 4,e4s)lr4) [ li
Lo.] L o ll
I , J F"--"
Elemen 2
Untuk elemen 2, r, = 4,5 mm dan dari persamaan (8.71) dan (8.73) kita
1
peroleh
'l(2)
[ /^ 0,943 1,995
l-3,456
i r --"f-*i-* -;
l,;l =-l| 0,943 4,084 1,257
1.,257 4,084
,",f'Lil.[f]]
ifil[Il
?
riitli r,sas
liiil
[;:] 10,628 1,885 0,943
q'4{,S'000lY/mt
Gambu 8.20 Problem heat konduksi aksisimetris
Persamaan Diferensial Panial 26t
Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga

Elemen 3 lr=If) =g

Untuk elemen 3, r. = 1,5 mm dan dari persamaan (8.71) kita peroleh lE=It) +I[3) =0
-l[T*l
ltnlt" 14,943 0,3't4 0,628 o Is =If) +If) *I[3) a1[+) =g
,, I I o,er+ -1.,s7't 0,628 o,ozs llr, le=If) +1f,) =g
I
I t, I
--l o,ezt 0,628 -1,,s2't 0,314 llT8 I

I I o
|

lr, 0,628 o,s'tl -o,e+a.][rr.] \=1$t) +If) =g

Elemen y' Is =I[3) +I[a) ','1[s) =g

Untuk elemen 4,r"= 4,5 mm dan dari persamaan (8.71) kita peroleh In=lf,) =g

[/u](') l-3,4s6 0,943 1,885 0,628-l[T5'l Karena T,o dan T,, = OoC telah diberikan oleh syarat batas maka 1,0 dan 1,,

I
,. I o,o+z 4,084 1,,2s7 r,ass
--lI r,ass 1.,2s7 -4,084 0,943 llru I tidak diperlukan. Dalam bentuk matriks, sistem ini dapat dituliskan:
I
I l, llT, I
-0,943 0,314 0 0 0,.628 0 0 0 0 lrr, -3,769
Lrrl lo,ozs 1,885 0,s43 -s,+sol[rr.] 0,31.4 -5,027 0,943 0,528
0 0,943-4,084 0
1.,257 1,885
1,885 1.,257
0
0
0
0
o llr
o ll',
*22,620

-18,850
Elemen 5 0 0,628 0 -1,885 0,628 0 0 0,628 o llr. 0
0,628 1,257 1,885 0,628 -10,053 1,885 0,628 1,257 ,,ttt r, 0
Untuk elemen 4, t" = 4,5 mm dan dari Persama.rn (8.71) dan (8.74) kita 0 1,885 1,257 0 1,885 -8,768 0 1,885
ll
1,2s7 1116 0
peroleh 0000 0,628 0 -1,833 0,252 llr: o 0
0 0 0 0,628 1,257 1,885 0,252 -6,8s9 o.rn, llr,
[1, l't' [-0,890 -o,os2
o,6l't o,262flT?1 0000 1,885 7,257 0 0,943 -+,oa+][r, 0
0

I
r, I __l-o,osz -1.,Bgg 1,,204 0,681 ll ,, * | Hasil dari pemecahan sistem di atas adalah
I 1,, I I o,oar 1.,204 -1,833 -0,052llT11
Lr,.] lo,zez 0,68r. -o,osz -o,aool[r,o
|

]
f l) (32,22\
lr, I I 3z,zzl
o'628,,'1
It:lt3ll
n'tl,
lr, I I sz,zll
lr, I I zs,ssl
l.l -r,u I
I Lr] ,,u lr, l=l 26,231"c
I

L lJ

Dengan menjumlahkan residu-residu ini


l* I lzo,nl
1, =I{1) =g

lz=lt) +lf) =g tll tiilll


Ieori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial 261

8.7 +t sf)+t sf)


PR0BtEll TMilSlEt{

Pada problem transien, di samping x, y, dan z, variabel waktu, t, adalah


ff=l s!,r atsr,r

salah satu variabel penentu (independent variable). Persamaan diferensial [r] (8.81)
dari problem heat konduksi transien adalah =(s1", sf) sf) rt,)lt
=f,1x,y,2,.+#
I

{$,y,r) *ff{*,y,r)*ff{*,v,21 (8'76)


Lr-l
ox' oy-
Da lam bentuk matriks, residunya ada lah
di mana Cp adalah kapasitas panas (specific heat capacity). Untuk problem
2-dimensi, variasi z dapat diabaikan dan persamaan (8.76) disederhanakan Iteri alI
dsl")

I tt't'l
I
I

menjadi
t,,t'"' ll* *l' q,; dsT' as'i' 6s'il asi", as'i, as("')
f a d. ax l, ry dy c\ d/
I I

,, | asf r

--ullasl
,..Jl lf

#
-_ li
$77)
|
l,.l ^ l'l ll
I

,llll."
{$,v)*ff$,i=ftoxl.f r,,r l]&l
;C(..) dY
]l
(x' oy- dvl
,rf'l
Dengan menggunakan metode Galerkin, residu dari persamaan diferensial It a. I I

I E, l I

ini dapat dituliskan lst''l lsr"'l


,lr.
frl
-r,lllilo'" ,i,ll[,lo' ''r' ':' sx')l 'ldQ

-r:rlo*[Ax2'Ax2
azT
,n( +a2T _9_
PCp drlo,, . (8.78)
I'r I I'r'
k k At) I
Lr, I

Set elah integral-integral dihitung


atau
[r,l'"' I (z -z -1 -:
-t,+#*
r'1
r=y.,ffao*g.Sao -L,*do $'7s) lr. I rlwl-z z 't -rl L f: -?lltll --[i]
o.*[il
-
lr. I olr-l-r 1 2 -zl w l-r -2 z rlllrl
| '|
-
) I lr

Strong form (8.79) perlu diubah menjadi weak form L,,l I [, -r -2 z) [-, -1 " , ,,JlLr;] '""
l+ 2 1 2lff,)
,=-(#*.##)t'-firoQdo-6'pSao *4'ffar ptwlz + z rllrl
(8 80)
-"l, , n ,lli"l
9! , l, 1 2 -][r,]
di mana Q= q/k and p = p CP / k. Di sini ada term derivatif waktu,
yang perlu dihitung untuk elemen linear segi empat (bilinear atau
isoparametrik),
Ieori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial 265

Untuk elemen segitiga linear, residu elemennya adalah Dengan perbedaan mundur, dihitung
{i}*ot
[i,.l"' I p? grg, F,Frl[r,t I ai 6,b, b,63][l]
| =-#lu,p, pi p,g, llr, l-#lu,u,
*^Lu,u,
ai a,o, llr, l- . (+lt*^t_ tT)'.ot-{T}'
- At
1,,
Lr,] "^[p,p, p,gu e3 ][rr] b,b, ua (8's4)
]L',]
.
i'i
t1t l2 1 1t[r,l |ika persamaan ini disubstitusikan kembali ke (8.88), kita peroleh
aQl,l-FLWlr z ,ll*l
' L,l [, , ,]Lr;] ([u] + at [r]Xr]'.o' =at {F}**o' + [vr] {r}t
72 (8.e0)

Setelah elemen residu dihitung, global sistem yang diperoleh mempunyai 8.7.3 lletode Cnnk-llichohon (C-ll)
bentuk
Dengan metode Crank-Nicholson, sistem dituliskan

tMl{t}'+[rc]{r}t:{F}' .......... (8.ss)


(8.e1)
[*] {f }'.o"'z + [K] {T}t-^t/2 - {F}t+^t/2
Sistem persamaan ini mempunyai term derivatif
{t}t fr"S
dapat
{t}*^t , {t}*ot"
Dengan metode c-rvini, dan {F}t*^'/' dihitrr.rg
diekspresikan oleh {T } dengan menggunakan diskretisasi perbedaan
hingga (finite difference method). Ada tiga bentuk metode perbedaan Itl,*o,/, _ {T}'*o' -{T}' (8'92)
hingga yang dapat digunakan. t-J At
8.7.1 Perbedaan l'laju {r}'*o"'=}({r}'*{r}'.o') (s.e3)

(s.e4)
Dengan perbedaan -ri", {t}t dihitung {F}'*o" =
}({r}'*{F}'.o')
(+lt tT)'.o'-{T}' (8.86) fika persamaan-persamaan (8.92) - (8.94) ini disubstitusikan kembali ke
l'l- at (8.e1).

fika persamaan ini disubstitusikan kembali ke (8.85), kita peroleh (z[nr]+lt[K]){r]*o' =^t({r}' * {F}'*o' )* 1z;na1-lt[K]Xr]t (s.es)

(8'87)
[M]{r}'-o':^t({F}'-[x]{r}t)+[M]{r}' Di antara ketiga metode untuk menghitung {i} , -utoau C-N adalah yang
umum digunakan karena metode ini adalah metode implisit yang stabil.
8.7.2 Perbedaanllundur

Dengan perbedaan mundur, sistem dituliskan

[*r] {t}'.o' + [K] {r}'-^' :{F}'*o'


266 Ieori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial 267

Contoh 8.6 Elemen 4

-; I ll[;:l
.[; i )1)l;:|*[;:|*[ll
Pecahkan persamaan Laplace di bawah. I ro l'''
lr. l
.J-i
aI-: -:
4-q
a*2' q2
*tg =aP-
At
o<x<l andoSy( 1 1,,.
L1' l
I
:,;ll;:l "Lt ; ; ;ll;:l-"[ j"]-"1","1
Dengan syarat batas berikut: Elemen 5
0(0,y,0 =y dan 0(1,y,t) = 1 untuk 0 <yS 1 dant >0 l+ -1 -2 -rl[e.] [+ 2 t 2lf6.) [".."]
I i: l'''
$(x,0,t)=x2dan $(x,l,t)= 1 0<x< 1 dant>0
*[i
Dengan kondisi awal Ll;l '1: 11illfrl 1:i]tr].=L"i l
$(x,y,o) = o
Elemen 6

;:
Tentukan S pada t = 10 s. Kita teiah pecahkan problem yang sama untuk

i -ll[;:l .[i i: il[;:


steady state pada Contoh 8.1 dengan menggunakan pembagian elemen
yang sama seperti Gambar 8.5. Dengan menggunakan persamaan (8.83), [i;]"' ,J
ul-, + -rflo,, aalr 2 4
residu-residu elemen dihitung. 1
1,,,
Ll,rl
-1
[-1 -2 -1 Jfe,rJ lz 1 2
+
l zll 0,,
a_][0,,
Elemen.l
E1emen 7
Ir, ]"' l+ -1 -2
,l-,
- u)-, 4 -1,
jllfrl .[l ,l:, ; -i ]l[;;l , [; i ', il[;: I
[i:l''' _
l;;l -1
4tii
4

L'. ] [-1 -2 -1 iltlI =[:| ] lr,* I u)-, -1 4 -1| q,- l-:ol r z + z o,-
--
ll
Lr,,l [-r -z -1 n]L*,,.] lz t z j[0,,.J
I

n
Elemen 2
8
["]"' lq -1 -2 -tl[q,l l+ 2 t z.l(0,) "rr1
Elemen
.1"'
,l-, 4 -1. ,ll*. I ,1, 4 2 rll ,p, l o,zs avs I r,

;hl "[l i:;][;;].-


$l
I

li:l t''l-z -1 4 ol 1,,,1


,{1
1,, l

t3
[-, -2 -1 ol l','
Lr'n.l
l
1il}[#] 4ii;][#l
Elemen 9
[/. ls -1. -2 -rl[q,.] l+ z 1 z.l1,q,) ["rl
,1, 4 -1. -r[l*, I ,1, 4 z,ll o. l,o,rulo,nl II,,l"'
= l:,
i -:
-llfnl .[i ; ?][;;l_,,,[1"]
'^
Ir
Lr,
a l-z
[-,
-1
)
4
--). ;ttl "Ll i: ll[;:].-L :l 1,,,1
1

L',.
,,,1
-l
6l-2 -1 4 Ie,rl solt 2 4 zll,p,,l' z I o
-'t
l-r -2 -1 nJL*,.1 lz 1. z n.l[0,.J 1,,,,
I

I

G

o
o6
! !o *EE
=drd
T tr.I
"E
"o
d
rol cd di
Nlc.t t!'!
6 rc
-dlr ooooi't-i9 tr
+ tr^iti !
60b$
iNdN
r4 .d .d .d r.qE
lJCO.E
ooo.fio9.Io
olaoAao++
Ei g
.v
96
c{He{<i E E EE(! i1llgllqq.€. a^
\+

HN<1 C.l

c..l til N i
e
gAEE
-eoo U
^t
c
Il'-vlv

o'l 9oiiooo
Hv
!-

Qrtr(! o24
'I-v:
<1 Nro.l tr3=
=r!HlZ H :ioi'foooo F-
J'6A !: !i
E,q g€ bb
+5l
-13 r-!-6:1:l=:
x .4.
^9 s-
e,e >.9.+ +.+ 9,9
k:3
I

aoh* rq
P(!.= ooooE€.E€
999+ U= tr f
HdNd
GA.JV oooN
'.u e+ 9p ooo9S9S3€ .r-
\J*
i'IT* C6O-ct
9Edx
dcidd+id +
.A 0Jv
N

1T*i
Hai9s
O#-\lcd
ooots!oE€o
dd c.id x<
El
6;-v E .!E.EE.EB tr:
i*tlc\|6+
l\'l I OO E E

'd sE
i!GH

ai-j
g
h
dd d.i dd H+
-_*
6 66 I c.E H.
o€€a€€666
dctdci.iddcici
HA
GV
v*
I I I rol l(66d
L
6

.s -l;-
tt
dl
-. D bod
EdHqJ
'doj.i;f;
tr s9-33-€s-
dd dd dd fv
Eo+
o t+ go ;'ti hE
o6tso5tsooo
d..i
E\
dd
\Oc
il
o,iE,; (! 0l+
=
6 \a >'=
H.iP
d 3€€E39ooo d-
H=

6 (u
C6!iFi
\ \'\'\' i.!'n!
.<iE-
6:- ddciddd
trtre-
6
E
G
dr
0,,
,
E-
S EX
o !!
H
BB-ggoooo
6id dd Sg s-
Hd
oJE
do T4 #gEh o-v

d
u
s +o
o
60
! Io oo {
x* { 83 xx
66 rol
|.l
E |J)l Nlo Lol N lo.t
u
o .l I c.r ^'l c'l I e.t OI
o OI + ^.1
vt +
E + +
o xO O ') 66$-
do@N
-d .d.d.d .d
o$6@
.d -d .G $606 N6ON .+ .9 .9 .9
= .d ,a .d .4 6l
Nlo
-d .4 .G .4

G c.l d c\ <i a'l NHN<!


:4
NiN<1
NdN<r +
6lie{<1
i C.l <r (\
iN<rN rc.l<iN rN<rc.l Ha.l<iN
-d ,d .d .d
6 N<1 NH
E N<iNH N\flNn c.l <tl c.l t c.ldiNi
NiNdI (\
o <i C.l i
o <i N rr a.l <1 NriN <lNiN *N<iN
<1 NHN
*13 *13 *13 *13
*13 N$Ni
I
I
I I
I <INiN 66$6
N60d dN
do6N
dddd
o$o@
d d d
<606
;HNi
*lH dddd
Nd dddd
dddd I

i"IT* T"lT* Tii<, T1T* T'IT<.


1T*T TT*T "fT*T T1i.+ 'IT*T 'IT*T
i*'i'I T*iT i<,iT T1*i i*i1 T<.TT
<,T17 <,T17 i<.TT -FC{El ttt d.T'IT
lll
L--Y-
i l\o
!-.---=-YJ
n l\o
-iNi
L-.==-vJ
d l\o
nili !.--v-
Hl\o
\--.---vJ
i l\o
+
I I i rle I
I

ll tl il I il il

\S AJC ei^ll\ e \r)


o$o6
hJ-
,-l$ho6
\I\
tr "-:--:--:- tr
q
Y- od H
i--a6$6
NN
(utsr\*i\ o 'j'",.*S*i ;Fdd
o *\H\
dr I
E 4 E E
tr 6,'
HH
o o

€ o
rd tI]
d tll 14
leori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga
270
Persamaan Diferensial Parsial lil
Dengan menggunakan At = 0.1s , hasil steady-state-nya adalah . Dengan
4 = i0kW / m3 menggunakan empat elemen, tentukan
Q, 0,359 distribusi suhu pada benda.
Qt 0,513
Q, 0,734 Tr=lSoe,h*5$W/rn:.I(
Q,,
Q,,
0,592
0,703
T* I
;{ll
,9
Qrn 0,842 rl ,, a
ilt g(u C)
Q,, 0,900 (}: ;
rf, I :, il
lv,
Qra 0,858 tr
cl
Q,, 0,925 t €
t 3
Hasil ini sama dengan hasil Contoh 8.1. x
8.8 soAt-soAt LATIHAII

1. Dua plat (tebal = 4cm) dari bahan yang berbeda disambung menjadi 3. Suatu titik P dengan koordinat (7,4) berada pada suatu elemen segitiga
satu. Dari salah satu sisi diberikan pemanasan sebesar gl =100W/cm2 dengan koordinat-koordinat node diberikan pada tabel. Suhu pada

sedangkan sisi yang panas mengalir secara konveksi. Dengan meng-


titik-titik node tersebut iuga diberikan pada tabel. |ika elemen
gunakan MEH, tentukan distribusi suhu pada kedua plat tersebut.
tersebut adalah elemen segitiga linear, rentukan suhu pada titik p.
Problem ini dapat diumpamakan sebagai problem 2-dimensi karena Point x-coordinate y-coordinate T.C
dimensi panjang dan lebar plat lebih besar dari tebaLnya. 1 1 I 25
lnsulat6d 3u*ace
2 10 4 53
3 6 7 42
fl
I
P 7 4 ?
ct,
;n
u
6
j
x

lnsulaM Burface

2. Pada problem transfer panas pada suatu domain persegi empat di


bawah terdapat panas yang ditimbulkan di dalam benda dengan laju
Persamaan Diferensial Parsial
77t Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga 113

4. Suatu benda dari aluminium alloy (k = 170 Wm.K) terkspose pada


6. Turunkan residu-residu elemen aksissimetris segitiga berikut.
oC and h-=25Wm'K' Hitung suhu pada
udara dengan kondisi Tr = 15 z {axis of symmetry)
titik P (6,5).

Tr=75'C (lmrdinates in m

h=25Wlm2K

4=5xlo3 W I m'

7. Fin circular dapat dianalisis sebagai problem 2-dimensi dengan


menggunakan elemen aksissimetris. Dengan menggunak an MEH
a. Hitung suhu-suhu T, - T, dan
4 and 5' Catatan: Sisi
5. lMoaveni, 200$ Hit|IrIg suhu pada node 1, 2, 3, b. fluxpanas daisisi 1-7.
1-2, 1-3 dan 2-4 adalah sisi konveksi dengan kondisi Tr = 30 oc and
h-=25Wm2K. Sisi 3-5 dan 4-5 adalah sisi terisolasi. Pada elemen 1-2'3 h:4il slln?.ac " T.: 25 "C
terdapat generasi panas sebesar 4 : 5x103 w / m3 .

k**en.: Wirr *C
t;l
{3
I lt
F- b
k-$AW lm;K

8. Domain segi empat di bawah pada awalnya berada pada suhu 20.c.
Pada t >= 0, dari sisi atas diberi panas dengan flux sebesar q, =
2000Wm2. Bahan dari benda mempunyai berat jenis p=2800 kg/-,
4=5xlo3w I mr dan spesifik panas Cp = a50lkg K. Hitung global mass matrix [M1rel,
Tr =30'c global conductance matrix [K1rel4r, global vekror beban [FJG).
h=25W lm'1K I
774 Ieori dan Aplikasi t'letode Elemen Hingga

DAFTAR PUSTAKA
Q'= ? kWms
;-t
il
t\)
a
$ Burnett, DS., Finite Element Analysis From Concept to Applications,
5 Addison-Wesley Publishing Company, 1987
il .

$r
() Chandrupatla, TR., Belegundu, AD., Introduction to Finite Element in
€ Engineering, 3.d Ed., Prentice Hall, 2002.

x Huebner, KH., The Finite Element Method,lohnWiley & Sons, 1975.


Kosasih, PB., Teori dan Aplikasi Kompuasi Numerik, Andi publisher,
2006.

Moaveni, 5., Finite Element Analysis Theory and Application with


ANSYS, 3'd Ed., Pearson Inrernational Edition, 2008.

You might also like