Professional Documents
Culture Documents
{RSIPAN
AWA TIMTTR
It7 23
RA
i.1
Teori dan Aplikasi
Metode Elemen Hingga
il PffiAKAT"A
,l:
i
Hok Cipto fi 2012 podo Penutris
lebih mendalam dan menerapkan MEH dengan lebih baik apabila mereka
juga belajar menerapkan metode elemen hingga daiam bentuk program.
Perpustokcon Nosionol: Kotolog dqlom Terbiton (KDT)
Buku ini ditujukan untuk mahasiswa, insinyrr, penganalisis atau siapa saja
Kososih, Probuono Buyung
yang perlu memecahkan permasalahan enjineering secara numerik, khu-
Teori don Aplikosi Metode Elemen Hinggo/ susnya dengan metode elemen hingga. Teori-teori MEH dibahas mulai
. - Yogyokorto: ANDI,
Probuono Buyung Kososih; - Ed. I dari dasar sehingga pembaca yang awam dengan MEH dapat mengem-
21 XA 19 l8 17 16 15 14 13 12 bangkan pengetahuannya tentang MEH dari buku ini tanpa harus ber-
x + 278 hlm.; I6 x 23 Cm. susah-payah mencari referensi tambahan. Dengan teknik penulisan seper-
IO I 7 6 5 4 3
8 2 I ti ini penulis berharap dapat memberikan dasar-dasar teknik MEH yang
ISBN: 978 -979 - 29 - 3183 - 9 kokoh sehingga pembaca dapat memahami dari mana dan bagaimana
l. JuCul suatu teori atau formula terbentuk. Semua teori atau formula yang dibahas
L Finite Element Methods diusahakan untuk dijabarkan secara mendetail. Dengan penguasaan dasar*
DDC'2tr : 62S.0S1.51 5'35 dasar yang kokoh, pembaca akan terbantu apabila membaca buku-buku
tingkat lanjutan dalam bahasa Inggris, sehingga dapat mengembangkan
pengetahuannya dengan lebih cepat.
Pembahasan materi dimulai dari tingkat yang sederhana sampai ke tingkat DAFTAR ISI
yang lebih kompleks. Oleh karenanya buku ini tepat digunakan bagi
mahasiswa yang belum mengenal MEH sebelumnya.
alamat: PO Box U270 University of Wollongong, Wollongong NSW 2500' 1.2 Langkah-langkah Penerapan Metode Elemen Hin99a............ 2
Australia. 1.3 Perkembangan Metode Elemen Hingga 5
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca. Ucapan syrkur 1.4 Contoh-contoh Aplikasi Metode Elemen !Iingga....... 6
kepada Bapa saya panjatkan karena buku ini dapat terwujud berkat kasih-
Nya semata.
2. ANATTSTS RANGKA BATANG (TRUSS)...... 11
2.1 Pendahuluan 11
Dr. Prabuono Buyrrng Kosasih 2.5 Program MATT-AB untuk Analisis Truss 3-Dimensi............... 32
2.6 Soal-soal Latihan....... 39
4. FI.JNGSI INTERPOLASI DAN TIPE ELEMEN ............. 79 5.4 Formulasi MEH: Elemen Segitiga Linear ............ 119
4.L Pendahuluan 79 5.5 Formulasi MEH: Elemen Linear Segi Empat. ....... 125
4.2 Elemen l-Dimensi.. 80 5.6 Beban Merata (Distributed Load).......... ............... 135
4.2.1 Elemen Linear......... 80 5.7 Benda Pejal Aksissimetris ................. 139
4.2.2 Elemen Kuadratik................. 83 5.8 Efek dari Panas ......... ..... 147
4.2.3 Elemen Polinomial Umum... 84 5.9 Soal-soa] Latihan....... ..... 152
4.3 Elemen2-Dimensi.. 85
6. MODAr.....
ANALTSTS ........... 757
4.3.1 Elemen Linear Rektangular 85
6.1 Pendahuluan ................. 157
4.3.2 Elemen Linear Quadrilateral Isoparametrik.................. 89
6.2 Sistem Beberapa Massa dan Pegas .... 160
4.3.3 Elemen Linear Triangular 90
6.3 Penghitungan Nilai Eigen dan Vektor Eigen dengan
4.3.4 Elemen Kuadratik Rektangular................ 95 MATLAB .... lU
4.3.5 Elemen Kuadratik Rektangular Serendipiti................... 97 6.4 Sistem Kontinum .......... 165
4.3.6 Elemen Kuadratik Sisi Lekuk Isoparametrik 8 node..... 99 6.5 Elemen Aksial (l-Dimensi) ............... 166
4.3.7 Elemen Kuadratik Sisi Lurus 6 node........ i00 6.6 Elemen Ba1ok.......... ....... 172
4.3.8 Elemen Kuadratik Sisi Lekuk Isoparametrik 6 node..... 101 6.7 Elemen Frame......... ....... 177
4.4 Elemen 3-Dimensi 101 6.8 Soal-+oal Latihan ........... 179
4.4.1 Elemen Linear Heksahedron................. 102
7. FORMIJLASI RESIDUBERBOBOT .......... 183
4.4.2 Elerrren Linear Heksahedron Isoparametrik.................. 104
7.1 Metode Numerik untuk Memecahkan Persamaan
4.4.3 Elemen Linear Tetrahedron 105
Diferensial .. 183
4.4.4 Elemen Kuadratik Heksahedron Serendipiti 20 Node.. r07 7.2 Metode Residu l-Dimensi..
Berbobot .................. 184
4.4.5 Elemen Kuadratik Tetrahedron 10 Node t07 7.2.7 Metode Kolokasi ..................... 186
4.5 Integrasi Numerik..... 108
7.2.2 Metode Least Squares ............. 187
4.5.1 Elemen 1-Dimensi 108
7.2.3 Metode Galerkin ..................... 187
4.5.2 Elemen 2-Dimensi ................. 109
7.3 Metode Residu Berbobot 2-Dimensi.. .................. 192
4.6 Soal-soal Latihan....... t12 7.4 Bobot Residual Bagian-per-Bagian (E1ement-by-Element)
5.1 Dasar Kontinuum Mekanik Benda Pejal (Solid) 113 7.5 Penerapan Metode Galerkin untuk PDB umum .. 202
5.2 Anatisis Tegangan Bidang (Plane Suess Analysis) ................. r17 7.6 Soa]--soallatihan ........... 206
8.7.1 Perbedaan Maju ........... 264 Metode Elemen Hingga adalah metode numerik untuk mendapatkan solu-
8.7.2 Perbedaan Mundur.................. 264 si persamaan diferensial, baik persamaan diferensial biasa (Ordinary Ditre-
8.7.3 Metode Crank-Nicholson (C-N) .......... 265 rential Equation) maupun persamaan diferensial parsial (Partial Differen-
tial Equation). Karena persamaan diferensial seringkali digunakan sebagai
8.8 Soal-soal Latihan....... 270
model permasalahan enjineering maka penting bagi para insinyur untuk
DAFTAR PUSTAKA 274 dapat memahami dan mampu menerapkan MEH. Saat ini MEH merupa-
kan salah satu metode numerik paling versatile untuk memecahkan pro-
blem dalam domain kontinuum.
Gambar l.l Aproksimasi solusi keseluruhan diperoleh dari gabungan solusi-solusi elemen.
prinsip MEH adalah membagi domain permasalahan, baik itu domain (.) (b) k)
ruang (spatial domain) atau domain waktu (time domain), menjadi sub- Gambar 1.2 (a) Mesh Metode Perbedaan Hingga, (b) elemen segitiga,
domain atau elemen yang lebih kecil. Dengan menghitung solusi pada (Q elemen segiempat. o adalah titik-titik nesh (node\.
elemen-elemen dan selanjutnya menggabungkan keseluruhan solusi ele-
Dengan MEH, solusi yang diperoleh adalah fungsi interpolasi setiap
mental, solusi total dari permasalahan diperoleh. Dalam menghitung solu-
elemen. Setelah fungsi interpolasi elemen dihitung, solusi keseluruhan
si per elemen tentunya solusi elemen harus memenuhi beberapa ketentu-
dapat diperoleh. Fungsi-fungsi interpolasi setiap elemen ditentukan oleh
arr, seperti kontinuitas pada titik-titik nodal dan antarmtka (interface)
nilai pada titik-titik mesh.
elemen.
Pada prinsipnya penerapan Metode Elemen Hingga terdiri dari langkah-
Di samping Metode Elemen Hingga, metode numerik lain yang umum
langkah berikut:
digunakan adalah Metode Perbedaan Hingga (MPn.Perbedaan utama
dari kedua metode ini terletak pada solusi yang diperoleh dan iuga bentuk 1. Diskretisasi domain
(geometrfl dari domain. MPH menghasilkan solusi aproksimasi pada titik- Pada tahap ini kita tentukan jenis elemen yang akan kita gunakan.
yang lebih
titik nodalQtointwise solution). Guna memperoleh solusi Untuk problem 2-dimensi (Gambar 1.2), elemen 2-dimensi yang
akurar, jumlah titik nodal diperbanyak. MPH sulit digunakan pada umum digunakan adalah elemen triangular Qiga sist) atau quadrila-
domain dengan benruk geometri yang kompleks. Hal ini dapat dipahami teral (empat sist). Elemen-elemen ini bisa berupa elemen linear
l''lengenal l'|etode Elemen Hingga (l,lEH)
leori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga
yang umum digunakan adalah elemen tetrahedral (empat muka) dan Sistem global yang terbenruk pada tahap 4 dapat berupa sisrem persa-
heksahedral (enam muka). Terlihat pada Gambar 1.2, elemen-elemen rrraan linear atau sistem persamaan non-linear. fika sistem yang ter-
yang digunakan mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Ini adalah bentuk berupa sistem persamaan linear teknik-teknik umum untuk
salah satu keunggulan dari MEH dibanding MPH, di mana elemen- memecahkan sistem dapat kita gunakan. Beberapa teknik yang umum
elemen yang berbeda ukuran dapat digunakan. Elemen-elemen ber- digunakan untuk memecahkan sistem persamaan linear telah dibahas
ukuran kecil dapat digunakan pada daerah dengan gradiasi nilai yang oleh penulis [Kosasih, 2006].
besar. )enis-jenis elemen yang umum digunakan pada metode elemen 6. Post process hasil
hingga akan kita bahas pada Bab 4.
Setelah solusi diperoleh pada tahap 5, hasil dapat ditampilkan berupa
2. Penentuan bentuk fungsi aproksimasi grafik kontour atau plot. iika ada parameter lain yang bergantung
Pada tahap ini bentuk dari fungsi interpolasi ditentukan. Fungsi yang pada hasil maka parameter ini dihitung setelah hasil diperoleh.
umum digunakan adalah fungsi polinomial. Tingkat dari polinomial
ini ditentukan oleh jumlah node pada setiap elemen dan syarat konti- I.3 PERIG}IBAI{GAII }IETODE ELE]IE]{ HIilGGA
nuitas yang diperlukan pada batas elemen. Untuk elemen segitiga
Metode Elemen Hingga awalnya dikembangkan untuk industri pesawat
dengan tiga titik nodal, fungsi interpolasinya adalah fungsi linear atau
terbang pada tahun 1950-an oleh Boeing dan Bell Aerospace. Artikel
polinomial tingkat 1. Dengan enam titik nodal, fungsi interpolasi yang
journal peftama tentang metode ini ditulis oleh Turner, et al. Tulisan ini
digunakan adalah fungsi polinomial tingkat 2 atau fungsi kuadratik-
menjabarkan bagaimana formulasi elemen ditentukan dan elemental ma-
3. Penghitungan properti elemen triks dibentuk. Pada saat itu mereka belum menggunakan istilah Finite
Fungsi interpolasi yang telah ditentukan pada tahap 2 kemudian di- Element Method (MEI4. Istilah Metode Elemen Hingga pertama kali
substitusikan kembali pada persamaan-persamaan diferensial dan di- digunakan oleh Clough pada tahun 1960 lewat tulisannya mengenai
proses guna mendapatkan sistem persamaan linear atau sistem matriks elastisitas.
yang merupakan properti dari elemen terkait. Ada beberapa cara yang
Pada awalnya perkembangan MEH agak sedikit lambat karena kemampu-
dapat digunakan untuk mendapatkan persamaan linear tersebut, an komputer saat itu membatasi kegunaan dari MEH dan kurangnya
antara lain pendekatan direk, pendekatan variasional, pendekatan bukti-bukti matematik yang solid. Namun demikian beberapa peneliti
residu berbobot (weighted residue) dan pendekatan keseimbangan seperti Zienkiwicz, Iron, Owen dan Gallagher melihat potensi dari MEH
energi. Beberapa dari teknik ini akan kita pelajari di buku ini.
dan terus mengembangkan teknik MEH. Seiiring dengan perkembangan
4. Pembentukan sistem persamaan linear perangkat komputer maka permasalahan yang dapat dipecahkan semakin
Matriks-matriks elemen yang terbentuk kemudian digabung menjadi bervariasi dan berbagai program komputer ditulis. Hal ini diikuti dengan
matriks global. Ilkuran matriks elemen adalah jumlah node perlemen berkembangnya beberapa program komersial MEH, seperri NASTRAN
dikalikan jumlah degree of freedom (dol) setiap node. |adi untuk ele- yang dikembangkan oleh NASA pada tahun 1965, ANSYS yang dibuat
men segitiga dengan 3 node dan I dof, ukuran dari matriks elemennya oleh |ohn Swanson dan dikomersialkan pada tahun 1969, ABAQUS pada
adalah 3x3. Seandainya setiap node mempunyai 2 dof maka ukuran tahun 1978 yang dibuat khusus untuk problem non-Iinear, dan LS-DyNA
matriks elemennya adalah 6-16.
Teori dan Aplikasi l'letode Elemen }lingga Mengenal l''letode Elemen Hingga (l'ltH)
T* l4lXl
yang khusus untuk non-linear problem oleh |ohn hallquist di Livermore tr- 301!:mrl'C
National Laboratory. lJetslfi
L * 1.l"l1f i-("
Saat ini MEH sudah menjadi mata kuiiah wajib di banyak fakultas teknik'
Para mahasiswa teknik, terutama teknik sipil dan teknik mesin, diharus-
kan memelajari dan mampu menggunakan program MEH'
e
, Bata
k.. L).' lv."{:
Gambar 1.3 (a) Parameter problem cerobong, (b) l'lesh cerobong, (c) Distribusi suhu di cerobong.
Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga l'|engenal Metode Elemen Hingga (l'lEH)
a|a,h.adbt
|enis problem yang ketiga adalah problem yang bergantung dengan waktu
(time-dependenr) ata:u transient problem. Untuk menjelaskan contoh
problem ini kita gunakan kembali contoh cerobong asap. |ika sebelum gas
mengalir di dalam cerobong suhu dari dinding cerobong sama dengan
suhu udara di luar cerobong, yaitu 10"C, dan sesaat setelah gas Panas
(140'C) mulai mengalir maka suhu dinding akan naik dan akhirnya
mencapai equillirium ataLl steady-state. fika kita ingin mengetahui
t0 Teori dan Aplikasi lletode Eiemen Flingga
progresi suhu dinding muiai dari gas mengalir, anaiisis iransi€nt hai:us E
dilakukan. Dengan rnenggunakan Mechanicai APili,, distribusi suhu paca AhIAIISIS MANGKA BATANG
dinding cerobong dapat diprediksi. Gambar 1.5 menggambarkan distribusi
suhu beberapa waktu setelah gas mengalir.
{vHUss)
}.I PEI{DAHUTUAN
Oleh karenanya metode analisis truss yang kita bahas pada bab ini tidak l,rras porarrpaug A(t)
dapat diterapkan unruk menganalisis permasalahan yang melibatkan on., -€ u44-uto
,
Ftd.,!9
til tt
'L_-
(b)
Mari kita analisis elemen truss l-dimensi (Gambar 2.3a). Pada elemen
truss, gaya-gaya eksternal hanya beraksi pada ujung-ujung elemen: node r
dan 7. Sebagai akibat dari beban ini maka elemen (e) akan memanjang atau
memendek. Pada buku ini superskrip (e) menandakan elemen ke (e)
sedangkan subskrip menandakan nomor node elemen. Sebagai contoh,
pergeseran sejajar sumbu-x node 7 akan dituliskan sebagai u\l) y^rg
menandakan komponen-x dari variabel u untuk lokal node j elemen (2).
t4 Ieori dan Aplikasi l',letode Elemen Hingga Analisis Rangka Batang (lruss) t5
Guna menghitung pergeseran elemen (e), kita gunakan analisis statis. Persamaan (2.6) dapat juga diperoleh dengan mengumpamakan elemen
Untuk memenuhi syarat keseimbangan (equillibrium) atau menghindari truss sebagai elemen l-dimensi di mana pergeseran di elemen diberikan
terjadinya pergerakan badan rigid (rigid body motion) maka oleh persamaan
I F- = 0:PIc)
ll
*P(e):0 ) F!e) =_Ptet
Il
(2.1) u@ :uG) sfd + uf') sj"' ............. (2.7)
q X-Xi
tF x =0 (node): P@
I
-1@:0 ) F(')
)
- sG) (2.3) ri-
'
-
xj -xi
(2.e)
Dapat dihitung dari (2.8) dan (2.9) bahwa Si bernilai satu pada node zdan
nol pada node 7. bernilai satu pada node Tdan nol pada node
Sebaliknya, S1
di mana Jd adalah tegangan (stress), Erd adalah Young modulus dun ek) (2.11)
adalah regangan (strain) yang merupakan rasio perubahan panja.rg, d''
dan dengan mensubstitusikan persamaan-persamaan (2.10) dan (2.i1) ke
dan panjang awal,L@. dd dib"rikr.,
persamaan (2.4) diperoleh
A("):uld _ .r1") ........ (2.5)
(.e)
* uk) Dengan mensubstitusikan persamaan (2.12) ke persamaan (2.2) dan (2.3)
tt) 6/c) ul" - ui (2.6) kita peroleh dua persamaan.
(e) 11r)
rf'):t<(d(ula)*:uQ)) (2.13)
Analisis Rangka Batang (fruss) t7
t6 Ieori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga
menggunakan teori elastisitas, tetapi kita akan menggunakan MEH untuk Gambar 1.5 Problem terdiri dari beberapa elemen truss aksial l-dimensi.
menghitungnya.
Untuk elemen (1)
,{,* 0.001 ra}. F: ?00 GPa
l0kN It,lt"=p,,,[1 (2.17)
LF,l L-1 ,'l[;;]"'
danelemen (2)
l'rf'''
LF,l=L,r,[1L-1 ;l[;;]''
(2.18)
Dengan menggunakan sebuah elemen truss, model dari balok ini di-
berikan oleh gambar di atas. Sistem matriks untuk satu elemen hanyalah
sistem untuk elemen itu sendiri yang diperoleh dengan menggunakan
persamaan (2.16).
Anaiisir fhngka Batang (frus) i9
t8 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga
tq Fl" k(1) -k(1) 0 0 nll", I--lan sistem elemental matriks dari masing-masing elemen ini adalah
_k(1) k(r) + k(2) -k(2/ 0 li tr^
.^^^l 1 -l-l[ur-lt2'
--.1 1 -1.l[r,-l"',o" [Fr-]'''=+00e"[-t
0
1.,
t-
Fl1)+Ff)
_k(2) prz) * trr:r o ll ". rR,l'''=soOeo[-t
lF.
t:
Fj2)+Fj')
:
0
: ::
0
,ll: ldl , ]L;;l Lu,l ,]1",1
lu" Ff' ') + Fl" 0 00 y(n 1)
*y.(tr) p,,,, ll *. Dengan menggabungkan kedua matriks maka kita akan mendapatkan
lu,.r, Fll 0 00 tr(r) u,,, lL,"-, sistem matriks global dari problem ini.
K
i--nu)I
I{r =R," 8 -8 -l[",
1z.lor I I t o 1
'
!p,:rl"*pj"l--roo"nl-s 8+4 -4ll r, l)
di mana vektor gaya global termasuk gaya reaksi pada penyangga'
F adalah
Sebuah batang terbebani gaya sebesar 10 kN dan 5 kN' Tentukan Karena ur = 0, guna menghitung u, dan u, kita hanya perlu memecahkan
pergeseran pada lokasi.di mana gaya berada (u, dan u.) dan
reaksi pada sistem sebesar 2-r2.
node 1. -sooo
i=roo""l
r, -nl[,,l
A:0.Sill nr3^ E* 3{iS fitrn
J
Iu"l
i ' l:l
16.2s1
le'mm
l* ki{
Lrr l 131.25)
Rr = 1ooe6 (-8 x 6.25e-6) = -5 kN Dengan menggabungkan kedua matriks ini, matriks global didapat:
Dari sini terlihat bahwa pembagian elemen ditentukan pada titik-titik di [n,l lrc -1,6 o-l[",-l
mana ada gaya atau ada perubahan properti dari balok. Contoh 2.3 lebih I r, l:roo"ul-ro 't6+4 -+ ll ,, l+
memperjelas hal ini. Lr.l-] Io -4 n]1".]
I n. [ te -r(' o-ll- o'.l
I o' l:roo"'l-ro '16+4 -o ll ,,
[roooo.] [o 4
I
n_]1",]
Contoh 2.3
Guna menghitung u, dan u, kita hanya perlu memecahkan sistem sebesar
Sebuah balok terbebani gaya sebesar 10 kN. Tentukan pergeseran pada
node 2 dan 3 (u, dan ur) dan reaksi \.
2i2.
tol
I .lzo -a-ltu"l
l=L0Oeo| ll 'I
- 0"003 rrrl
A = 0.001 nrl
l0kN 110000.1 a.ll"r,l 14
Sistem ini dapat dipecahkan dengan hasil
I[,rrll=l|
6.251 _^
le " fiun
F3= 10h.N ["r.] | 31.2s.1
Gaya reaksi pada node I diberikan oleh persamaan pada lajur pertama.
pada contoh ini balok dibagi menjadi dua elemen]Node di mana elemen
Rr = 1ooe6 (-16 x 6.25et1 = -to t N
dibagi adalah titik di mana ada perubahan penampang. Sesuai data yang
diberikan, koefisien kekakuan untuk masing-masing elemen adalah
200ee x0.002
p(1) =1.600eeN/m
=
0.25 2.3 EtEltElt TRUSS 2-DIltEilSI
200ee x0.001 Elemen truss 2-dimensi (Gambar 2.5a) mempunyai 4 dodyain pergeseran
1(2) = =400e6 N / m
0.5 setiap elemen diberikan oleh 4 pergeseran nodal u,*, tliy, uix dan u,, pada
Sistem elemental matriks dari masing-masing elemen adalah koordinat sistem global X-Y.
[o,'1"'=r.oer[
1 -'l["'lt" Persamaan (2.16) hanya dapat diterapkan pada sistem koordinat lokal (x-
v).
LF,.l L-1 1 ll",l
['rlt"=+ooe6[
1 -tl['^.1(2) [','-l"'
I F, I L-1 ' ]1";]
L4" l
4;/
Teori dan Aplikasi l'letode Ilemen Hingga Analisis Rangka Batang (fnss) 23
7t
F.rP
fr.- W /' -'- "[{, T'-k)
"':]
0)
di mana matriks transformasi Tr'l adalah
gemen-elemen aksial 2-dimensi, (a) gaya dan pergeseran dalam koordinat sistem global
Gambar 2.5
X-Y, (b) dalam sistem koordinat lokal x-y.
T'":Llcosacos600l (2'24)
Supaya sistem lokal (x-y) dapat ditransformasikan ke sistem koordinat
o o' .oro "orpl
global X-Y, gaya pada koordinat sistem lokal (x-y) diekspresikan dalam [)engan menggabungkan (2.20), (2.22) dat (2.23) maka kita peroleh
koordinat sistem globai (X-Y) menggunakan transformasi berikut:
t4 Ieori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga Analisis Rangka Batang (Irus) 25
ll i truss dari rangka di bawah. Properti dari truss adalah E = 200 GPa, A =
1"," l
Fll 11(e) ufi
Kalau K!] adalah marriks kekakuan pada sistem koordinat lokal (x-y)
maka Kl'l adalah matriks kekakuan global untuk elemen truss 2-dimensi.
Term cos pada persamaan (2.27) adalah arah kosinus (directional cosine) Matriks kekakuan global elemen (1): i = 1 dan j = l;
yang diberikan oleh: I cos'45 cos45cos45 -cos245 -cos45 cos45l
'\a Y ,t1)=Z,OJe
I
COSII: I\ I
dan
(2.2e)
.orP= Yrar;I Setelah di hitung 11(1) hubungan gaya dan pergeseran (2.25) unruk
clemen (-f adalah
alah
Panjang elemen L"/ diberikan oleh
IF,, lt'
)
0,5 0,5 -0,5 -0,5 | [u,* ]'''
(2.30) lE"l :)2,83e8
R'
0,5 0,5 -0,5 -o,s 1J"," I
1.,, I -0,5 -0,5 0,5 0,5 | lur, I
Lr," ] -o5 -0,5 0,5 o,s ll,,,J
t6 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis Rangka Baang (Intss) n
kuan elemen (-Z) sama dengan elemen (1), sehingga Fr" (Frx cos451Frv cos45)
.or --
u - =70,71.kpa (kompresi)
Ar -'v'
-l \-
[ 0,5 -0,5 -0,5 0,5 [ur1l(2)
-''""'
,2.83"11-o'5
o'5 o'5 l]"* -ou- .r(2) =
Fs*
-
(Fr* cos451Fr" cos45)
-^=
=14-1.,421.ftpn (kompresi)
| -0,5 0,5 0,5 -0,5 lur* |
|
{
As
L o,u -0,5 -{,5 o,s l["rrJ
a sistem di atas digabung maka kita dapatkan sistem global
L.4 ELEltEil TRUSS 3-DtltEil$
0,5 0,5 -0,5 -0,5 0 0
Truss 3-dimensi (Gambar 2.6) dikenal sebagai truss ruang (space truss).
0,5 0,5 -0,5 -{,5 0 0
Elemen truss 3-dimensi mempunyai 6 dofyang terdiri dari 6 pergeseran
-o,s -o,s li-rl -o,s o,s nodal u,", u1y, n12,\1,u,v dan u;z pada koordinat sistem global XYZ.
-0,5 -0,5 l0 1l 0,5 -0,5
0 0 -0,5 0,5 0,5 -0,5
0 0 0,5 -0,5 -0,5 0,5
Karena urx = ury = [ax = uev = 0, kita hanya perlu menghitung ur* and ur"
saja. Dan sistem Zx2yatgperlu dipecahkan adalah
[Fr*]_r.rr"r[1
olJ".l
Lrr".l:''"'= Lo rl1"*l
Dengan mensubstitusikan Fr* = 200 N dan Fr, = -600 N ke persamaan di
atas Gambu 2.5 Hemen truss 3-dimensi.
.l_,
[ 2oo
o,-, [1 o'lJ"-l Sama halnya dengan elemen 2-dimensi vektor gaya, F$), dan vektor
[-eoo.]-''""- Lo 1.ll"r"J pergeseran u$), diperoleh dari transformasi dari lokal koordinat sistem ke
global koordinat sistem.
Hasilnya adalah rzx= o,o707e-t m dan !zv= -0,2120e-t m' Dengan meng-
gunakan persamaan lajur 1-2 dan 5-6, Saya-gayareaksi pada node 1 dan 3 &, =t''"' ,!:1,, (2.31)
dihitung sebagai berikut:
Node ,/: Fr* = 200 N dan Frv = 200 N aglz =t''"'ulfl,
Node 3: Fr*: -400 N dan Fsv = 400 N dengan matriks transformasi
28 Teori dan Aplikasi l,|etode Elemen Hingga Analisis Rangka Batang (fns) 19
[cosacospcos/
""P Lvr/ v0 v0 0l
" | ... (2.33) Prosedur pembentukan matriks kekakuan elemen dan penggabungan
^ L0
T(e)_l-"""
0 0 cosacosPcosTl sistem elemen ke global sistem sama dengan proses pada truss 2-dimensi.
I I
Term cos pada persamaan (2.36) adalah arah kosinus (directional cosine)
yang diberikan oleh:
Y-Y
cosa=a-f (2.37) Struktur di atas terdiri dari 3 elemen, elemen (1) (node 1-4), elemen (2)
I:') (node 1-), dan elemen (3) (node l-fl. Dari geometri, panjang ketiga
Y-Y elemen L(1) =L@ =161 = 2.5 m. Karena ketiga elemen juga mempunyai luas
,lo l-j
cosB: (2.38)
dan properti yang sama maka koefisien kekakuan k(1) = kq = k@ = l,2eg
Zt-2, N/m. Matriks kekakuan masing-masing elemen adalah:
COST= !-; (2.3e)
' lret Elemen (f
Dan panjang elemen Lr"/ diberikan oleh cosa=ff=-o,r ) o(') =143,13"
(2.40)
cosp='j!=o,o ) /" =s3,13"
Ieori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga
Analisis Rangka Batang (frus) ll
cosry=
o;ft
=-,o,t ) a@ = 143,13"
li;ll
1,92 4,48
;;T
-0,48 0,36
!;i1 ,,,1;r ; 7:"i^'.: ":.
:f xr:ll;lil
cos6=9-9=s)y'ry=90"
' 2,s lF,,l I o o o o o o o o o o o ollr,,l
0
lt-l=r.r",lo,nr 0 0 0,36 0 0 0
-0,36 -o,48 0 o oll",,l
1.5 -0
,o"y=ff=0.6 ) y'4 =s3,tl" lFrrl l-0,64 -0,48 0 0 o 0,64 0 0,48 0 0 0ll".,l
lr., l I o 0o o 0o 0o o o o o o o oll,*l
lo,rl l-0,+e -0,35 0 0,48 0 0,36 0 0 ollr-l
Matriks kekakuan elemen (2)adalah
lo^l l-0,* o,4B 0 0 0 0 0 0 o 0,64 +,ns oll"., l
0-2
2,5
=-0,8 ) a@=143,13"
Dari sistem persamaan linear diperoleh urx = -0,1736e-n, ur" = -0,6944e'a ,
n
Fx = -1,2e8 x0.64x-0,1736e = 1333,25 N Dalam penulisan suatu program, pertama-tama kita buat flowchart dari
program. Flowchart dari program yang akan kita tulis diberikan oleh
Frr=0N Gambar 2.7. Program MEH umumnya terdiri dari tiga bagian utama. yaitu
pre-prosesor, prosessor dan post-prosessor. Pada bagian pre-prosessor,
Fzz= l,2eB x 0.48 x -0,1736e'a = -1000 N data-data geometrik dihitung atau diberikan sebagai data input, propefti
a mekanik dari truss ditentukan, syarat batas (boundary conditions)
Fsx = -1,2e8 x0.64x -0,1736e = 1333,25 N
diterapkan. Pada tahap prosessor, matriks kekakuan elemen dihitung,
Frr=0N global matriks kekakuan dibentuk dan dihitung sesuai syarat batas yang
ditentukan. Pada tahap ini solusi diperoleh. Pada tahap post-prosessor,
Fzz= -l,2e9 x 0.48 x -0,1736e-a = 1000 N hasil diberikan dan diproses lebih lanjut. |adi setelah data pergeseran
diperoleh maka stress pada setiap elemen truss dihitung. |ika diperlukan
Fax = 1,2e8 x (-0.64 x -0,1736e-a + 0.48 x -0.6944e) = -ZO6O,S N maka hasilnya dapat diberikan dalam bentuk visualisasi grafis.
A =@ =2,22Mpa (tension)
- -F4
o,.,,
0,0015
.
&$ogijEkayi airrirrr gll,h{I
2.5 PR()GRAI,I }IATI.AB UI{TUI( AIIATISIS T[U$ 3.DII,IEilSI
euuai bebin den lcondici
b atas
Data node diberikan oleh node.txt. File ini terdiri dari 9 kolom. Tiga 1.5 soAt-s0At tATtHAt{
kolom pertama memberikan koordinat global (X, Y, dan Z) node. Kolom
l. Matriks transformasi untuk space truss (truss 3-dimensi) diberikan
empat sampai enam memberikan beban eksternal node. Sedangkan kolom
oleh persamaan (2.33).
tujuh sampai sembilan menandakan apakah node mempuyai kebebasan
untuk bergeser atau tidak. Seandainya suatu node tidak bisa bergeser lcosacosBcosy000l,
T=l-""* " 1.................. (2.33)
maka kolom tujuh sampai sembilan akan berisi angka 1. I berarti tidak 0 0 cosrx cosp cos/_l
bergeser sedangkan nol berarti bisa bergeser. Untuk Coritoh 2.5, file
l0
node.txt yang dipersiapkan mempunyai isi seperti diberikan pada Tabel
2.2. Turunkan persamaan (2.33) dengan mengikuti prosedur pada $2.3.
Iabel 2.2 lsi file node.txt untuk Contoh 2.5. Hitung pergeseran nodal 2 dan 3 dan besarnya stress pada ketiga
elemen truss. Properti dari truss adalah E = 200 GPa dan A = 0,005 m2.
x_node y_node z_node fx fy fz x-fixed y_fixed z-fixed,
Kemudian bandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan
JJJJJ JJJJ menggunakan program MATLAB (f2.5.
2 0 0 0 -20000 0 0 0
001.5000111
00-1.50001"1.1
01.50000LL1
Hasil yang diberikan oleh program berupa vektor yang terdiri dari
pergeseran dari setiap node. Hasil ini mempunyai unit m.
u=
1.0e-004.
-0.1736
-0.6944
0.0000
Hitung pergeseran node 1, 2, dan 3 dan besarnya tegangan (stress)
0 pada ketiga elemen truss. Properti dari truss ini adalah E = 2.1 GPa
0 dan A = 1 mm2. Kekakuan dari kedua pegas adalah k = 5 N/mm.
0 Bandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan
0 program MATLAB (52.5.
0
0
0
0
0
40 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga Analisis Rangka Bata,ng (lruss) 4t
I"-
I
{0.,
*
4. Hitung pergeseran nodal 1, 2 dan 3 dan besarnya stress pada keenam
elemen truss. Properti dari elemen-elemen truss ini adalah E = 200 6. Struktur truss 3-dimensi di bawah terdiri dari enam member dengan
GPa dan A = 0,01 m2. Kemudian bandingkan dengan hasil yang penampang yang sama, yaitu 15 cm2 yang terbuat dari besi dengan
diperoleh dengan menggunakan program MATIAB. Young's Modulus E = 200 GPa. Hirung: pergeseran node I dan 5,
tegangan (internal stress) pada setiap member, dan gaya-gaya reaksi
node 2, 3, dan 4.
5kN 10kN
5. Sebuah plat dengan tebal5 mm dibebani dengan gaya sebesar 0,5 kN.
Jika modulus elastisitas dari plat ini adalah 100 GPa, hitung
pergeseran dan tegangan plat ini.
3.I PE]IDAHULUAII
Pada Bab 2 kita telah memelajari peneraPan metode elemen hingga untuk
analisis rangka batang (truss). Salah satu asumsi utama yang digunakan
dalam analisis truss adalah gaya yang beraksi pada truss hanyalah gaya
aksial. OIeh karenanya elemen truss juga dikenal sebagai elemen beban
aksial. Dengan asumsi ini maka elemen truss hanya mungkin memanjang
arau memendek. Dengan kata lain, elemen truss berada dalam kondisi ter-
tekan atau tertarik. Dalam praktek jarang didapati elemen yang hanya
menahan gaya aksial. Sebagian besar anggota dari suatu struktur menahan
g,abungan beban aksial, beban lentur (bending), dan/atau beban transver-
sal. Balok dan rangka adalah komponen dari suatu struktur dengan beban
t ransversal dan beban lentur.
elemen rangka dengan u, dan 0 nol, dan elemen balok adalah elemen rnenurunkan matriks kekakuan, KGl elemen truss. Matriks kekakuan
rangka dengan u" nol. |adi sebenarnya semua permasalahan dapat dianali- clemen balok diturunkan menggunakan Formulasi Minimum Energi
l'otensial (Minimum Potential Energy Formulation). Prinsip dari
sis dengan elemen rangka.
lormulasi ini adalah apabila suatu benda padat terbebani dalam batas
t'lastisitasnya maka benda akan mengalami perubahan bentuk atau defor-
rnasi, namun jika beban ditiadakan maka bentuk benda akan kembali se-
perti sebelum beban diberikan. |adi dalam hal ini ada energi yang tersim-
(a) Elemen truss pan saat beban diberikan. Energi ini dikenal sebagai energi regangan
(srrain energy). Gambar 3.2 memberikan penjelasan timbulnya energi
regangan dan besarnya energi ini.
ui:'
Gambar 3.1 Perbedaan dofdai elenen truss, balok dan rangka. en*rgi tssimpan I unit volurn*
1{. r-r r
Pada bab ini kitaakan memelajari bagaimana matriks kekakuan dan
vektor beban untuk elemen balok dan rangka diturunkan. Kita juga akan
memelajari bagaimana MEH digunakan untuk memecahkan permasalahan €
balok dan rangka. Gambar 3.2 Teriadinya energi regangan pada suatu badan padat
yang terbebani dalam batas elastis.
3.2 toRltutAst lilNtltult E]{ERGI poTEl{$At Untuk suatu elemen, dv besarnya energi regangan yang tersimpan pada
elemen adalah
Matriks kekakuan, Kld dan vektor beban, FId elemen balok diturunkan
dengan cara yang berbeda dengan cara yang digunakan pada Bab 2 untuk
-,,iii 5
i
46 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga
trrrlro Energi Potensial ilinimum: Analisis Balok dan Rangka
Lk)=Llorau (3.1)
ofl@ _n
Atr -' (3.8)
|ika energi potensial didefinisikan sebagai selisih dari energi regangan
ylng menghasilkan dua persamaan linear
dan kerja dari gaya-gaya eksternal,
- a,l =_ AE-
afr@ _ aA*, _av,t@ AE ..
y1k)
- r1k) _yy{e) (3.2)
a.\ = (3.9a)
arq L 't- r- ",-q
maka energi potensial total pada benda yang terbebani terdiri dari
beberapa elemen yang diberikan oleh .an@ =an@
= _aw@
--il, _
=- AE-- . AE (3.eb)
arj ar, a ',* L 'i
II=),\{e)-IWr'l (3.3)
sistem persamaan (3.9) dapat dituliskan dalam benruk matriks yang
sama
Untuk menghirung energi potensial rotal, energi regangan (3.1) harus tlt'ngan persamaan (2.16) yang kita telah turunkan dengan menggunakan
dihitung dahulu. Dengan menggunakan Hukum Keperian Bahan rrretode direk.
(Material Constirutive Zar.r,) Hookes, o=E€ persamaan (3.1) dapat
dituliskan
n'' =W(w! +ul-2u,u,) (3.s) Sckarang kita akan turunkan matriks kekakuan K@ drnvektor beban
F/"/
.lemen balok dengan menggunakan formulasi minimum energi potensial.
St'belum kita turunkan matriks dan vektor ini, perlu kita pahami apa
Wc', ke4a dari gaya eksternal pada suaru elemen diberikan oleh yang
tt'rjadi pada suatu balok yang dikenai beban transversal. Beban transversal
Pada suatu balok dapat berupa beban terpusat ataupun beban merata.
W(") =4 u, +! u,=[u, (3.6)
",r[l] ( bntoh pada Gambar 3.3 adalah bagaimana suatu balok terbebani.
T
u F
memendek dan mengalami tekanat (compression stress) sedangkan cara ini lagi. Perlu diketahui bahwa elemen balok berbeda dengan elemen
bagian yang berada di bawah sumbu netral akan memanjang dan berada rangka. Kalau pada elemen truss setiap node hanya terdapat satu dofmaka
dalam tegangan. Besarnya tegangan ini bergantung pada besarnya momen lrada elemen balok pada setiap node terdapat dua dof, yaitu pergeseran
lentur (bending moment),M, sesuai dengan rumus lentur berikut: pada arah y, u, dan rotasi, 0 (lihat Gambar 3.1b). fadi secara keseluruhan
Mv lrada suatu elemen balok ada empat do[,yairu u,r,ujr,0, dan 0,. Dengan
n - _-' '.)
,=- (3.10)
f ('mpat dof fangsi interpolasi variasi u, dapat diberikan dalam bentuk
Tanda negatif pada formula menandakan tekanan pada bagian balok di I ungsi polinomial lr;.fiik Qtangkat tiga).
atas sumbu netral dan tengangan pada bagian di bawah sumbu netral. uy:C1 +crx+crx2 +cnx3 (3.14)
t,, c2, c3, dan cn pada (3.14) dihitung dari empat kondisi batas pada node z
dar. j.
iltl
Node i
Gambar 3.4 Lenturan pada elemen balok
x=0 , uy=u,y )cr=u,,
Karena adanya bending maka sumbu netral pada balok akan bergeser, uy. x=o ' *1" ) cz=o;
Besarnya pergeseran ini bergantung pada besarnya momen lentur, M,
sesuai dengan persamaan berikut:
'-o'
NodeT
:2-
EI'
-
'.Y =M(x) (3.11) x=L, Uy=U,y ) uy : c1 +crl-+crl-2 +cnl-3 :u,,
dx'
x=0 dul
-., Yl ) dul
Dengan menggabungkan (3.10) dan (3.11) maka tegangan normal (normal ,
dxllx=L -e, ) ;J =C2 * 2crL+3cnl2 =0,
stress) pada elemen balok dapat dituliskan sebagai berikut: l"_,
d2u-, I)engan keempat persamaan ini c,, c2, ca, dan cn dapat dihitung dan
(3.12)
":-s1IIv.................
dxt ' l)crsamaan (3.14) dapat dituliskan
^
5io=x- 2x2+Lz...........
x3 (3.16b)
yang dapat dituliskan juga sebagai berikut
L / :2-- \2
^-tY:-3x'
\. 2x3 (3.16c)
t-71
=urDrDu """""" (3.20)
yz 1s
di mana
^x2x3
5io=-T+C..-........ (3.16d)
I r. :-__L_6 12x
-ty A,1a (3.21a)
Dalam bentuk matriks persamaan (3.15) dapat dituliskan
46x ..........
r_/ie = -t + (3.21b)
["''l L2
,, ={s,, s,u si, t,, } (3.17)
T-\ _ 6 12x
I,l; I "it-A-F (3.21c)
lu, J
26x ...
U;e =-t + (3.21d)
Agar bisa mengintegrasikan persamaan (3.13) ekspresi
d'Sdn.rrrrOro # .
d",
n*,=+Ir'o,Dudx
-
;7-dt'i"',
d (c s,o s, trrl{l1 (3.22)
=?{"f, e? u?, ei} io'oa*
(3.18)
Kerja gaya dan momen eksternal pada elemen balok diilusuasi kan oleh
Gambar 3.5. Kerja (*orh dari gaya-gaya dan momen-moT;T, adalah
={D,, D,o D,
"r,{l;}
W('):4 u,, +M,0, *4 ,i, +M,o,={u,, Oi uiy t,} ]Y' I (3.23)
D
[^l,
*,{ffiu
Selanjutnya, J
(
|
* -J )'
d',r-
I =DuDu (3.19)
I d*' .,l
Untuk keseimbangan statis maka energi potensial total harus menjadi Momen penampang kedua dari penampang balok (second moment of area
minimum, yang dapat diperoleh apabila , f beam cross-sectional area) adalah
t
611re) dt
:ao\,' r=r.,=$btr,= L,04Le 6 rna
d, ^,", -w'')-0.............. (3.24)
fr{o,r)(0,05)3=
yang menghasilkan Matriks kekakuan dan vektor beban dari elemen balok diberikan oleh
(2.32).
Contoh 3. I
I)alam bentuk matriks sistem persamaan yang diperoleh adalah
Sebuah balok terbebani Eaya transversal sebesar 10 kN. Dengan Itz 3 -tz a'l["',] [ F,
3 1 -3 o,sll o' f -] M t
I
menggunakan MEH, hitung pergeseran vertikal balok pada bagian tengah (A)
1666",1
dan ujung balok. -3 12 -, ,,, I l-10000
l-r, o,s
-3 1l[0, I I o
II
L3
|
ItlkN ]
Setelah hasil pergeseran dan rotasi pada ujung balok diperoleh, kita dapat L
menghitung reaksi pada bagian balok yang terpancang. Dengan mensub- Wi") =
Jurwdx:4
uiy +M,0, +F,u,, +M,0, Q.27)
0
stitusikan u;y = -2,0013"-'dr, 0i = -6,0038e-3 pada lajur pertama persamaan
(A), kita peroleh Fi = 10 kN. Selanjutnya jika kita substitusikan F, ke lajur I)engan menggunakan u, dari (3.15) pada (3.27) dan setelah penginte-
grasian persamaan (3.27) akan kita peroleh beban pada node i dan j.
kedua, kita peroleh Mi = 5 kNm.
Validasi yang dapat kita lakukan adalah dengan membandingkan hasil -r2 wL
l<:
MEH ini dengan hasil analisis yang diberikan oleh rumus pergeseran
unft.k suatu balok dengan beban pada ujung balok. IYli =
wl]
12
D"2
ur(x):-.i, tar-*l -wL
^r2
li
---
p
0(x)=- (elx - 3r') n, wL2
56, LYL| -
- 12
Pada x = 0.5 m, ur(0.5)=-2,0013e-3 m dan 0(0.5) = -6,0038e-3 rad, dimarra Untuk variasi beban yang merata secara linear seperti pada Gambar 3.7
hasil ini sama dengan hasil MEH. dengan cara yang sama dapat diperoleh beban terpusat yang setara.
t * * * * M' =
'72
rL2
Mi _
wL2
7it
Contoh 3.2
ffi'4( )
Gambar 3.6 Balok terbebani beban merata dan balok dengan beban terpusat yang setara"
Sebuah balok terbebani gaya merata sebesar 10 kN/m sepanjang 1m.
Dengan menggunakan MEH, hitung pergeseran vertikal dan rotasi balok
pada bagian tengah dan ujung balok.
I {) kNjnr
lr, 6 -12 6l
_l 6 4 -6 2l
'
-y{z) =2.082e' l
l-r, -6
E* l0$fiPa 1qt1)
1.2 -6
I
l-- {
Hinl
(,
tlan vektor bebannya
I Fr=? I I Fr:-5000 I
:-833'3a3[ ar, ,,r, = 833,333 [
Untuk memecahkan persoalan ini, peftama kita akan mengubah beban ' -l
o,,, -.1Mr
F.:-sooo ' -)I\4" E
-l r'3-: t
merata menjadi beban terpusat dan menggambar diagram bebas balok. L'
I Mz =
'-- ... 833'3'33
t
I
I -,
[ ,,:o
I
]
wL wL )
f$r ldalah:
*\t
n
lRr nr[-2
12
*rt
l:,lerr:,en (1)
Selanjutnya kita bagi balok menjadi dua elemen. Beban pada masrng- ''"""
2.082",1
l_72 -6 12 -o llrr, [-f-l-aea,aaaf
] -5ooo
z -6 +][e,J Iaaa,eaaJ
t
masing elemen seperti gambar di bawah ini.
Io
F,lerr:.er^ (2)
.l
Fr=Rr-S(tr=? 112 6 -72 6 [r, ] I -5000 I
16 4 -6 ,llu, I laaa,aaal
'
2.082e'l
l-tz -6 rz -u ll"" l- I ,, =, I
& =lts -?
Io z -6 4l[o,J I o J
1 6
1= 66:= {o,r){r,05)3: 1,041e ma
fi
Matriks kekakuan dari elemen balok (1) dan () diberikan oleh (3.26).
q
58 Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga formulasi Energi Potensial ilinimum: Analisis Balok dan Rangka 59
16 2 0 8 -6 2 o2 833,333
L,
-6EI 4EI 2Er llutv
Ftv
E --5EI
v L llo'l -
I
0 (3.28)
l0 0 -1.2-6 12-6 usv Fs =?
0
L Mi
l0 0 6 2 -6 4 e3 0 _L
AE
0 0
AE
0 o 11",. f
F,,
L
Dengan u,, = ur, = 0, maka lajur pertama dan lajur kelima dapat diabaikan
4,
sehingga sistem yang harus dipecahkan adalah
0
12EI
;s
5EI
a
0 -r-
12ET
sll?rl M,
I o
1833,333t
Lo 6 2 -]tr,J J
I o, I [-9,oo6e-3rad]
l"rl_l-s,00s"".,",
I ,, [-] r,oor"*.ua I
I
lerJ Izoose-3raaJ Gambu 3.8 Gaya dan momen pada elemen rangka.
Contoh 3.3
3.4 EtEilElt Mltct0 (fililq Sebuah balok terbebani gaya merata sebesar 10 kN/m sepanjang 1 m
pertama dan terbebani gaya aksial sebesar 2 kN pada ujung balok. Dengan
Elemen rangka adalah elemen di mana gaya aksial, gaya transversal dan menggunakan MEH, hitung pergeseran vertikal dan horizontal (aksial'1
momen dapat terjadi pada elemen (Gambar 3.8). Tampak bahwa elemen dan rotasi balok pada bagian tengah dan ujung balok.
ini adalah gabungan antara elemen truss dan elemen balok. Formulasi
elemen rangka dengan mudah diperoleh dengan menggabungkan formu- t0ltNrhr
Iasi elemen rangka dan elemen balok.
E= 300GPa
[**l*f,o.rur
l-J
b :,J
{
Untuk memecahkan soal ini, pertama kita akan ubah beban merata Matriks sistem persamaan yang diperoleh untuk masing-masing elemen
menjadi beban terpusat dan menggambar diagram bebas balok. adalah:
sebagai berikut:
da n untuk elemen (2,
Fj. =[o =]
4ee 0 0 *4ee 0 0 u2, Fr*
Second moment of area of beam cross-sectional area adalah Dengan menggabungkan kedua sistem persamaan di atas kita dapatkan
sistem global 9-r9 berikut
r= un3 = {r, r) {0, o5)3 : 1, o41e-6 ma
fr fi 4e' 0 o -4ee 0 000 0 ut, Fr, -?
0 2,498e6 7,249e6 0 -2,498e6 1,249e6 0 0 0 u,l F,, =?
0 7,249e6 0,833e6 0 -1,249e1', 0,416en 0 0 0 0r Mr = 833,333
67
Iormulasi Energi Potensial l'linimum: Analisis Balok dan Rangka 63
Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga
0,833e6
0
0
8ee
-7,249e6
0
0,416e6
O 4ee
0 , l'"' 01 -833,333
!z^ 0 frx,t\x
_7,249e6 0 4,997e6 00 ,,r:n"'l tlr,, -5000
0,41.6e6
0
00
4ee
0
o
1.,24ge6
7,666e6
0
0,476e6
0
4ee
0
,l
O,+t6e6
0,833e6_l
| e2
u3*
0?
833,333
2000
0
Fiv"uiv
Dengan menggunakan transformasi yang sama, pergeseran node i dan j diturunkan dengan cara yang sama dengan cara kita menurunkan elemen
pada koordinat global X-Y dapat diekspresikan dalam koordinat lokal x-y. truss maupun elemen balok. Berikut adalah matriks kekakuan elemen
cosa -sina 0 rangka umum.
urx 0 0 0.1[,,,
urv sinacosa000 o AE
00 oAEo
L
0 000
11"', L
0i 00100 0ll 0, (3.31) 9Y-
t.'
o 00 bEI
;u-i-
12EI--
0 0 0 6EI
---=
L.
uix 0 0 0 cosa -sina o ll 'i. 12EIyy
I,.
^ 6EI11
t.-
000 _
12EI,,
L'
6EI
o - -^)-
I:
o
L
L L,
4EI 2F.l
_68t." 00-
TT., u$ 0
"fi L
AE
L:
0 0 000
L
L
Dengan mensubstitusikan (3.30) dan (3.31) ke (3.28), kita bisa peroleh 72E1..
0
6EI
L, L,
sistem persamaan elemen pada sumbu koordinat global. 6EI....
12El yy
r) "' 0
I:
..........
L3
(3.33)
11')11r"r T@u%:Ff], (3.32) CI
L
(,U
4F,I
,,-ll o
L
3.5 ErEltElt RAt{Gt0 u}ru}r/EtE}tEil BArot( 3-Dt}tEltsl 4E1..
L
Elemen rangka umum adalah elemen di mana gaya aksial, gaya G adalah elastisitas modulus geser dan J adalah momen inersia polar dari
transversal, momen dan torsi dapat terjadi pada elemen (Gambar 3.10).
penampang balok. Matriks u(") d.an vektor beban F(') ad.alah:
Pada elemen ini setiap node mempunyai kebebasan untuk bergeser searah
sumbu lokal x, y, dan z dan melentw (bending) terhadap sumbu y dan z.
|adi setiap node mempunyai 6 dofdan secara keseluruhan terdapat 12 dof
pada setiap elemen.
lL-
66 Ieori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga formulasi Energi Potensial ilinimum: Analisis Balok dan Rangka 67
I*,
M,r, I?.
Ltz =
Mr,. .... (3.35) -rI
F@-
4. Momen inersia kedua I, dan I,, untuk penampang melingkar adalah
F;,
:T
I'yy -'r, ndo
Fj, -- 64 =o,3o6e-6
- ma
G=frE q=78,'l'25cPa
68 Ieori dan Aplikasi l'letode Hemen Hingga formulasi Energi Potensial l,,linimum: Analisis Balok dan Rangka 59
Poisson ratio balok adalah 0,28. Matriks kekakuan elemen ini diberikan rrrngka mempunyai orientasi yang tidak sama dengan orientasi sumbu
0.785e' 0 00
global seperti digambarkan pada Gambar 3. 1 1.
00 0.785e' 0 00 00
0 0,734e6 00 0 0,367e6 0 {,734e6 00 0 0,367e6
00 0,734e6 0 0,367e6 0 00 -O,734e" 0 0,367e6 0 1.1,-
00 0 0,479e5 00 00 0 0.479e' 00
00 O,367e6 0 0,244e" 0 00 0,367e6 0 0,122e6 0
0 0,367e6 00 0 0,244e" 0 -O,367e6 00 0 0,122ed
B:,
-0.785ee 0 00 00 0.785ee 0 00 00 A
0 -0,734e6 00 0 -{,367e6 0 0,734e6 00 0 -O,367e6
"ra
00 0,734e6 0 0,367e6 0 00 0,734e6 0 0,367e6 0
00 0 0.479et 00 00 0 0,479e1 00
00 o.367e6 0 0,122e6 0 00 0,367e6 0 0,2,1,1c" 0
0 0.367e6 00 0 0,122e6 0 -0.367e6 o0 0 0,244e"
Dari batasan yang ada, ui* = uiy = ui, = 0* = 0,, = 0;,, = 0, maka lajur satu
sampai la;'ur enam dapat diabaikan dan sistem yang perlu dipecahkan
menjadi 6:5 berikut:
fika sumbu lokal elemen mempunyai orientasi yang sama dengan sumbu
global seperti pada Gambar 3.10, matriks kekakuan tidak perlu ditransfor-
masi dari sistem lokal ke sistem sumbu global. Namun umumnya elemen
ry
70 Ieori dan Aplikasi l'|etode Elemen Hingga Iormulasi Energi Potensial ]linimum: Analisis Balok dan Rangka 7t
LI. fr. n, ]
It, mu dan no adalah arah kosinus atau vektor unitas sumbu lokal yang
memberikan
1*, m* dan n* dapat dengan mudah dihitung karena arah sumbu lokal x
Dari Gambar 3.12 bisa diperoleh dengan menggunakan persamaan-
adalah arah node rke node 7.
persamaan (3.46) - (3.48).
t,
X. _X,
(3.43) (3.4e)
xL
(3.s0)
*x=I-X
L G'44)
di mana:
Z. -2. X;i:X, -X, , Xur =Xt -Xi
"*=# (3.4s)
Y,,=Y,-\,Y*:Yu-Yi
Untuk menentukan sumbu lokal y dan z diperlukan satu titik tambahan
yang terletak pada bidang x-y unruk menentukan orienrasi bidang x-y. Z1i=2,-2. Z* =Zy-Zi
Dengan diketahuinya titik ini, arah kosinus sumbu lokal y dan z dapat
dihitung.Vektorposisi V,, V, arn Vuadalah Arah kosinus sumbu z diperoleh dari perkalian vektor antara vektor
V,-Y danvektor v--v,.
V,:XrX+V,Y +ZrZ (3.46)
__ (v,-Y)flk-v,) (3.51)
V,=X,X+Y,Y +ZrZ (3.47) --ltu,-v,)*&-Y)l
Z= --;-----:-----
Vr =XtX +YuY +ZrZ (3.48) Setelah mensubstitusikan (3.49) dan (3.50) ke (3.51) dan membandingkan
dengan persamaan (2.42) maka kita peroleh
t7 Teori dan Aplikasi l'|etode Elemen Hingga 7t
lormulasi Energi Potensial l'linimum: Analisis Balok dan Rangka
,r==]-[xy-xy)
, 24,,o\- -ii -ki -ti -ii
-
,/
.. (3.s4)
l{oi
ia----+t
Seianjutnya untuk arah kosinus sumbu y dihitung dari ll
Gambar 3.13 Kurva tegangan-regangan sebuah balok dengan pemuaian.
i:ixx (3.ss)
Ilesarnya energi regangan yang terjadi pada suatu elemen balok diberikan
yang menghasilkan sama dengan persamaan (3.1), yaitu luas di bawah kurva tegangan-
Iy.^Lx
=m- n.. -n-m.. (3.s6) regangan.
(3.60)
my.nzx
=n-1. -l-n .......... (3.s7) = []t(e -e")(e -e.)dv
^,"
Dengan menggunakan ekspresi regangan Persamaan (2.10) untuk e dan
(3.s8)
mengintegrasikan persamaan (3.60), kita peroleh
)
suatu balok sering mengalami tegangan karena ada gaya eksternal yang
beraksi pada balok dan juga karena adanya pemuaian yang terhambat.
Dengan menggabungkan (3.61) dan kerja dari gaya eksternal, W1') ekspresi
Tegangan yang dikarenakan adanya perubahan suhu dikenal dengan
unruk energi potensial total diperoleh
tegangan thermal (thermal strex). |ika bahan balok mempunyai sifat
elastis isotropik, perubahan suhu sebesar AT akan menyebabkan pemuaian Il(')=#(,rl +rl -zt,ui)*rAr.(", -",)*f e3 -4,, -iu, (3'62)
Qtemanjangan) atau regangan sebesar
so = aAT Selanjutnya untuk ekuilibrium, energi potensial total ini harus di-
G.59)
minimumkan
di mana cr adalah koefisien ekspansi panas (/ 'C). |ika pada balok juga ada
gaya eksternal maka hubungan antara tegangan dan regangan dapat +:=*q
oui L
-f ",+AE
eo -E =o (3.63)
Teori dan Aplikasi lletode Elemen Hingga formulasi Energi Potensial I'linimum: Analisis Balok dan Rangka
sistem persamaan elemen balok dengan pengaruh perubahan suhu daram I)engan menggabungkan kedua sistem ini kita dapatkan
bentuk sistem matriks dapat dituliskan sebagai berikut:
[ 1 -1 o l f"rl [Fr. -t,635enl
-,[_,, o,zazeTl -r 2 -1,11", l= ) *ooo I
;]{";}"' ={l ;lx;}"' (3.6s)
Io -1 , -][",J [r,, *r,oasunJ
K@ u@ Ek)
Dengan konstrain rr !2 = 2,84e'4 m. Tegangan pada elemen
= ua = 0 maka
(f dihitung dengan menggunakan
Contoh 3.5
oo) = E(e - )(r) = 200e, = 10, 654 lylpa Garik)
[!z:xr -
eo 1, 083e-3
sebuah balok dipanaskan dari suhu awal 30'c ke 120'c kemudian )
dibebani oleh gaya aksial sebesar 10 kN. Dengan menggunakan MEH, 'fegangan pada elemen (2) dihitung dengan menggunakan
hitung tegangan pada balok. caratan: koefisien pemuaian panas dari balok
adalah 12e-6 fC. o(2) = E(e - e )Q) : 2o0es[+# - r, 083e-3 = -].59, 8 rvna Gekan)
)
E = 300 OPa
rn
f,_T-o.ur 3.1 soAr-soAr LATT}lAil
16 Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga lormulasi Energi Potensial l'linimum: Analisis Balok dan Rangka 11
c. Hitung gaya dan momen reaksi pada penyangga balok. Rancang (b)
Rancang (a)
YI
4
FUNGSI INTERPOUTSI DAN
TIPE ELEMEN
4.I PEIIDAIIUIUA]{
l)ari Bab 1, 2, dan 3 kita telah pahami bahwa prinsip MEH adalah pemba-
gian domain menjadi beberapa sub-domain/elemen (diskretisasi). Kemudi-
rrn dari solusi node (nodal solution), solusi elemen diberikan oleh persa-
rnaan interpolasi (interpolation function). Setelah solusi elemen diperoleh,
Rancang (b)
solusi keseluruhan domain didapat dari penggabungan solusi-solusi
5. Dengan menggunakan MEH untuk frame (dari bahan baja), hitung t'lemen.
pergeseran dan rotasi pada ujung di mana beban berada. Untuk
memecahkan soal ini secara efisien dan akurat memerlukan bantuan I'ada Bab 2 kita telah melihat bagaimana suatu domain (rangka batang)
program. Catatan: 1 in = 25.4 mm. tlibagi menjadi beberapa elemen truss. Pergeseran pada suatu elemen di-
berikan oleh persamaan interpolasi yang berbentuk persaman linear (per-
samaan 2.7)
tli mana S{') dan S1') dikeral sebagai fungsi bentuk (shape function). Fungsi
bentuk merupakan kunci dari Metode Elemen Hingga. Oleh karenanya
bagaimana fungsi bentuk ditentukan dan syarat-syarat apa yang harus
tlipenuhi oleh fungsi tersebut penting untuk dimengerti. Bab 4 khusus
rnemelajari sifat-sifat (characteristics), syarat-syarat (conditions) yang
harus dipenuhi dan cara menurunkan fungsi bentuk.
[ungsi bentuk yang digunakan pada suatu jenis elemen berbeda dengan
clemen yang lain dan hal ini tergantung dari beberapa faktor antara lain:
I-birn *tocl 1V6x9
d * 5.9,in
l. dimensi elemen (1-dimensi, 2-dimensi atau 3-dimensi), dan
b = "r"9"1 ir '). bentuk elemen (segitiga/triangular, segi empat/quadrilateral, empat
t =0"3t5 irr
to* 0,11 irr sisi/tetrahedral, enam sisi/hexahedral), variasi variabel pada elemen
(linear, kuadratik atau degree yang lebih tinggi).
T
2. Bentuk dari fungsi interpolasi elemen yang biasanya berupa fungsi u1 =do +a1 x1 ........ (a'2a)
polinomial dengan berbagai pangkat (ordel.
u2 =?o +atx2 (4.2b)
Berdasarkan pangkat dari polinomial, elemen dapat merupakan elemen li-
near (order oae), kuadratik (order rr.r.o), kubik (order three) dan seterus-
Solusi dari sistem persamaan ini memberikan ao dan a, yang jika kita
nya. Pada bab ini kita akan membahas bagaimana fungsi bentuk diturun- substitusikan ke persamaan (4.1) akan memberikan
kan untuk berbagai jenis elemen dengan berbagai pangkat polinomial.
,-, (*, -x) (x-x, )
rl't'--11 r t l' tr (4.3)
(xz -xr) ' (xz -xr ) '
4.2 ELEilEil l-DlllEllsl
I)ersamaan (4.3) dapat dituliskan secara ringkas sebagai berikut:
Kita telah membahas elemen 1-dimensi linear (elemen truss) pada Bab 2. di mana S, dan S, adalah fungsi bentuk (shape {unction) yang diberikan
Pada bab ini kita akan turunkan fungsi interpolasi elemen ini secara lebih oleh
detail. Elemen l-dimensi mempunyai variasi variabel terikat (dependent
variable), u yang bergantung pada satu variabel bebas (independent ^\- (x, -x)
(4.s)
variable), x. Fungsi interpolasi yang paling mudah digunakan adalah
"'- (*, -*r)
fungsi polinomial pangkat | (linear).
*"'-_ (x-x,) (4.6)
u('')=ao *ar x (4.1) (*, -*, )
82 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Iungsi lnterpolasi dan lipe Elemen 83
Dari analisis variasi fungsi bentuk S, dan S, di atas terlihat bahwa fungsi 4.2.2 Elemen lfuadratik
bentuk ini adalah suatu fungsi bobot (weighting function). Nilai fungsi
fika variasi u pada suatu elemen tidak linear maka persamaan kuadratik
bentuk, S, dapat diartikan kontribusi node ./ pada nilai u element (e) dan
lebih akurat untuk digunakan sebagai fungsi interpolasi.
demikian juga halnya dengan S, yang dapat diartikan sebagai kontribusi
vk) =ao+a1 x+a2 x2 ............... (4.e)
node 2 pada nilai u elemen (e). Karena kontribusi u, pada node 2
diharuskan nol dan demikian juga dengan kontribusi u, pada node l juga Elemen l-dimensi kuadratik mempunyai tiga node (Gambar 4.3).
harus nol maka salah satu properti dari fungsi bentuk adalah fungsi ini ttt") :ao +a.1 ,o+a= ra2
harus mempunyai properti fungsi delta.
s'(x;)=6i;:{; (4.7)
ii; =,:'i,';, :,7^
adalah satu. Untuk elemen linear dengan dua node (/ dan ] jumlah S, menggunakan fungsi kuadratik.
dan S, harus satu. Koefisien ao, a, dan a, dihitung dari pemenuhan konstrain u(x,) = u, u(x2)
nrd - uz dan u(>d = u, yang diberikan oleh sistem persamaan linear berikut:
i so =1................. (4.8)
k=1 ul=do +alxl +arxl (a.10a)
Contoh 4. I
u2 =oo +alx|+arx| (4.10b)
Untuk elemen l-dimensi dengan koordinat xr = 2 dan \=3, hitung S, dan u3 =do +a1x3 +arx! (a.10c)
S, pada x=2.75. Solusi dari sistem persamaan ini memberikan ao, a, dan a, yang jika
(x, disubstitusikan ke persamaan (4.9) kembali akan memberikan:
-*)
"'- (*r-xr) _Q-2j5)
*. _
Q-2)
=0.25
(x (x -xr)(x - xa)
u(,) =u,' (x, -xr)(x -xr) *,r"' *r. (x -xrxx -xz) 1+.t t1
-xr)(x, -xr) (x, -x,)(x, -xr) ' (x, -xr)(x, -xr)
s, = i*-',1 :Q.:!5
' (x, =,')
:0.75
-xr) (3-2) Secara ringkas persamaan (4.11) dapat dituliskan sebagai berikut:
84 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga lungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen 85
sz:
(x -x,)(* -xe) (4.t4)
sumbu natural (natural coordinate system), f sebagai ganti sumbu x
(xr-x,Xxz-xa) (Gambar 4.5). fdidefinisikan sebagai berikut
. .rX-Xo
,,' _ -xr)(x -xr)
(x
(x: -xr)(x, -xr)
(4.15) '--' L
(4.18)
Dapat terlihat di sini bahwa fungsi bentuk dari elemen kuadratik adalah
polinomial pangkat dua/polinomial kuadratik (Gambar 4.4).
Sl $: 53 i'x
;/- t^ H
E:-i
,l-r>{TWs
-4
X:Xi
I E:1
X:Xj
123 Gambar 4.5 Sumbu lokal (sunbu natunl elemen l-dimensi.
u('):ao +a1 x+a2 x2 + "' + a.-r xt-1 + a. x' (4.16) 4.3 ELEilEil 2-DtltEl{St
Cara menurunkan fungsi-fungsi bentuk elemen linear dan elemen Elemen 2-dimensi yang umum digunakan adalah elemen segitiga (tria-
kuadratik memerlukan pemecahan sistem persamaan linear seperti ngular) dan elemen segiempat (rektangular atar quadilateral). f:umlah
terlihat pada persamaan (4.2) dan (4.10). Ada cara yang lebih mudah node pada elemen menentukan fungsi interpolasi pada elemen terkait.
untuk mendapatkan fungsi bentuk elemen 1-dimensi. Kalau kita lleberapa tipe elemen 2-dimensi dengan berbagai fungsi interpolasi akan
perhatikan persamaan (4.3) dan (4.11), persamaan-persamaan tersebut kita pelajari pada bagian ini. Ringkasan berbagai tipe elemen 2-dimensi
adalah polinomial Lagrange di mana fungsi bentuknya diberikan oleh clapat dilihat pada Tabel 4.1.
Lagrange interyolan.
(x-xo)(x-*, )."(* -*o-, )(* -xr*r)."(* -*") (4.t7) 4.3.1 Elemen linear Rektangular
Sk =L? =
(xu -xo)(xu -*r).".(** -xr-r)(xr -xr.*r)'".(*u -*") Hlemen linear rektangular diberikan di Tabel 4.1 sebagai elemen linear
isoparametrik. Elemen ini mempunyai sisi sejajar dengan sumbu x dan y
felas fungsi bentuk yang diberikan oieh persamaan (4.17) mempunyai
rlan mempunyai variasi linear sepanjang x dan y sehingga sering disebut
properti fungsi delta (4.7) dan unitas (4.8).
sebagai elemen bilinear (Gambar a.6 (a)). Istilah isoparametrik digunakan
Guna memudahkan penghitungan fungsi bentuk dan integrasi pada saat trntuk elemen dengan fungsi interpolasi variabel yang dicari dan inter-
formulasi persamaan elemen, sering digunakan sumbu lokal elemen atau polasi koordinat yang sama. Karena pada elemen ini ada 4 node, apabila
--
s['=rw[;...,l[i-r)
^t.t (L )fW
1. \
e::)
1
5
2
Triangular
Rektangular Rektangular
ato\ 7 (L )rW
s5':rfu[;*.J[;*, ) 6 node
) (424) 9 node Serendipiti
8 node
a(o\ 1 (L )rW
sf':rfu[; )
-x
)l;+y ) (4.25)
+*-
3
Dalam proses integrasi numerik elemen, lebih praktis jika fungsi benruk {
\ l,-
dituliskan menggunakan koordinat sumbu nattrral {,r7. 6a\
r-lX-X.
l-o-tz
rJ4
,-- L
(4.26)
Sisi lekuk
Sisi lekuk
n=2Y -Y, (4.27) Isoparametrik
Isoparametrik
6 node
Serendipiti
(/arang digunakan)
8 node
(Jarang diganakan)
r
88 Teori dan Aplikasi ['letode Elemen Hingga lungsi lnterpolasi dan Tipe Hemen
I
4.3.2 Elemen linear Quadrilateral lsoparametrik
(.) (b)
l'llemen quadrilateral isoparametrik mempunyai empat sisi linear yang
Gambar 4.6 Representasi elemen linear rektangular pada (a) sistem sumbu kartesian;
ridak sejajar dengan sistem sumbu kartesian (Gambar 4.7). Transformasi
(b) sistem sumbu natural.
clari sistem sumbu natural ke sistem sumbu kartesian diberikan oleh
Dapat diperoleh dari (4.26) dan (4.27) bahwa nilai f dan ry adalah antara - l)ersamaan (4.33) dan (4.34) dengan fungsi-tungsi bentuk (4.29) - (4.32).
1 dan 1 (lihat juga Gambar 4.6(b)). Karena variasi dari fungsi benruk pada l.Jntuk elemen ini fungsi interpolasinya sama dengan elemen rektangular
satu sumbu diberikan oleh Lagrange Interpolan (4.19), untuk 2-dimensi di isoparametrik. Dari persamaan-persamaan ini kita bisa peroleh
mana fungsi bentuk tergantung dari sumbu { dan r7, fungsi bentuk elemen
x(")1-1,-1;=x, dan y(")1-1,-1)=yr
2-dimensi diberikan oleh
:Li, Li, x(")11,-1;=1, dan y@ 17,-11:r,
51 (4.28)
x(')11,1;:x, dan yk) 71,11=Y,
Selanjutnya dengan menggunakan persamaan (4.19) fungsi-fungsi bentuk
dalam kordinat sumbu natural diberikan oleh x(')1-1,1;:x, dan y@ l-L,11:t n
sr =11; G,, =
tr3 #*:it -6) (1- ry)
(4.2e)
xr.)-+ il -
It- 1-l
sz=G,,
' L'' 11z''t= "
f-1!, y-4=
(1, - t, ) (qt - ,l)
1(,*1) (r
4'- -/ - 4)
............... (4.30) t-T _-
---.l;r [*
I
---.r,
s: =L?,r r?, = (1+ q) (4.31)
fFB tr#=|e*{)
sn =1,n,,-i, =
&+ tr*=|o- ct(1 + ry)
(4.32)
(.)
x
(b)
S,(x,y) =0
S,(*r,yJ:0
Dengan mensubstitusikan kondisi ini pada persamaan (4.40) diperoleh tiga
Persamaan
Sr(*r,yr) =a, +b, x, +cr yr =1 (4.43)
Dari sistem persamaan (4.43) - (4.45), koefisien a,, b, dan c, dapat diper-
oleh =&
L2A e.s4)
^t -xzYz-xzYz
)L
(4.46)
= ^3
L3A
A
(4.55)
e
6, =Yz-Yt (4.47) A, adalah luas yang dibatasi oleh garis dari 2-3-p (Gambar 4.10(a)). Ielas
' 24" terlihat jika titik p ada di titik I maka L, akan bernilai 1 sedangkan jika p
Xr -Xr ada di titik 2atau Smaka L, akan bernilai noI. A, adalah luas yang dibatasi
(4.48)
' 24. oleh garis dari 1-3-p (Gambar 4.10(b)). felas iika titikpada di titik 2rnaka
Dan luas dari elemen, A" diberikan oleh L, akan bernilai 1 sedangkan ilk^ p ada di titik / atau 3 maka L, akan
bernilai nol. A, adalah luas yang dibatasi oieh garis dari 1-2-p (Gambar
11 x1 Y,l a.10(c)). felas jika titik p ada di titik 3 maka L, akan bernilai 1 sedangkan
o":i l, xz y,l (4.4e)
jika p ada di titik 1 atau 2maka L, akan bernilai nol.
11 x3 yrl
Selanjutnya dengan mensubstitusikan (4.46) - (4.49) ke (4.40),
^ 1r,
Sr:Z+ L(y, -yr)(*-*,)*(*, -*,Xy-y,)l (4.s2)
Dapat dilihat dari Gambar 4.9 bahwa S,, S, dan S, merupakan permukaan
yang memenuhi properti fungsi delta.
sebagai berikut:
Gambar {.9 fungsi bentuk elemen triangular isoparametrik
94 Teori dan Aplikasi l{etode Elemen Hingga lungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen
Arah dari koordinat luas ini digambarkan oleh Gambar 4.11. Tampak dari
gambar ini bahwa L, = 0 pada node 2 dan 3 yang juga berarti semua titik
pada sisi 2-3l4a mempunyai L, = 0. L, = I ada pada node 1. Demikian
juga L, = 0 pada semua titik pada sisi 1-3dan Ls = 0 pada sisi 1-2.
r
*:a* / ,, V' --$-
{i-*o
?
lr
I
\It-
Gambar {.1 I Arah koordinat area
(c)
4.1.4 Elemen lfuadratik lekangular
Gambar {.10 Definisi koordinat area
[, = A,/A; (b) l-, = A,/A (c) [, = A,/A Elemen kuadratik mempunyai tingkat kebebasan (degree of freedom)
yang lebih besar dikarenakan jumlah node yang lebih banyak (Tabel4.1).
Dari observasi Gambar 4.10 dapat dibuktikan bahwa jumlah dari ketiga
Pada elemen rektangular ada 9 node. Distribusi node pada elemen
koordinat ini adalah
diilustrasikan oleh Gambar 4.72. Pada setiap sisi ada tiga node dan ada
AAA satu node (node fl yang berupa node internal.
*+:3+1P=Lr+Lr+L3
AAA =1 (4.s6)
Dengan menggunakan fungsi-fungsi bentuk, fungsi interpolasi elemen
Dapat dibuktikan juga bahwa koordinat penampang L,, L, dan L, adalah kuadratik adalah
fungsi-fungsi bentuk S,, S, dan Sr.
u(')=Srur +Srur+Srur+Snun +Suuu +Suuu +Srur+Sru, +Sru, (4.60)
Lr =Sr (4.57)
Lz=Sz (4.s8)
Ls =S: (4.se)
T
96 Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga fungsi lnterpolasi dan lipe Elemen 91
(4.67)
(4.68)
(4.6e)
T
98 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga lungsi lnterpolasi dan lipe Hemen 99
----d-- ,
_-_-t-"-_
ll-<"lf-- --l:-: _ " *?r,)"-'
___-r:i*l_:-"*1_
l}.--:---?--_*,_-
--d--,
-4
-r-- .-.-"-x'
_---c'a ;+
s \\r--- , -U_t_----t'i s,-(t-qt-n', **___,=r*.-___
/t
.r<--
'i'\./ --*'8
trl ,,
---\
fo) ,, / ?<\ -?-
\ -'.. ---;4,
-' i:--)f--
' '. - "i ,
-*)'r-:--'.* \-,=,,i-!--u
-/
-r-
E u.'-*' G**:, .r''--}-4---
s
.,
fi{--_ ./'
-'-I{-- ,-_-;:at 'd::-"*-'!-- '-\\ l:r,
-
--a- -"- -t'o' t -'- ),wi
' ::- a-'
(,) 5, (d)
\
Gambar {.!3 Distribusi fungsi-fungsi bentuk untuk node-node tengah sisi. Gamba {.1{ LangkahJangkah untuk menurunkan fungsi bentuk 5..
r"" J+
x(')(6a)=Sr( s,ayx, +Sr{t,n)x, +Srtf.a)x ,+Snl€,dx4+ Sr{f,a)x,
sr=3r-}tr-1*r=f99@ (4.76) surt,n)xu+srr€,n)xr+srt4a)x6
(4'79)
.;-?,
I t. iri4,l
t00 Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga Iungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen t0r
:r -r'tJ -
\-
I ^ r'-
3
\t.-"'
-1 l
-i]
t
l--'J '-L
g-- \ ,\\1
E
-/t.' \ \'^' '-
(') (b) 1- 1
Gambu 4.15 Elemen kuadratik dengan sisi+isi melengkung isoparametrik serendipiti pada
lt
l,i
i.
r
(a) sistem sumbu kartesian (physkal coordinate systetr\; (b\ si$em sumbu natural. 1*,'
\;
4.3.1 Elemen lfuadratik Sisi lurus 6 t{ode Gambu 4.15 Elemen kuadratik segitiga dengan koordinat area.
Sekarang mari kita bahas elemen sisi lekuk segitiga kuadratik (Gambar
4.3.8 Elemen lfuadratik Sisi lekuk lsoparametrik 6 ]lode
4.16). Fungsi interpolasi elemen ini adalrh:
Sekarang mari kita bahas elemen segitiga dengan sisi lekuk (Gambar 4.17).
u(')=Srur+Srur+Sru.+Snu*+Suuu+Suu6 ................... (4.81)
Untuk elemen ini fungsi elemen transformasi dari koordinat sistem (L,,LJ
Dengan menggunakan koordinat area L,, L, and L. yang telah didefini- ke (x,y) pada sumbu fisikal diberikan oleh fungsi interpolasi yang sama
sikan oleh persamaan (4.53)-(4.55) dan syarat fungsi-fungsi bentuk di unruk u@) (y,6) .
mana harus bernilai 1 pada node yang terkait dan 0 pada node-node
lainnya, dari observasi Gambar 4.16 dapat kita lihat bahwa fungsi-fungsi x@ 7Lr,Lr1:S, x, +S, x, +S, x, + S, x4 +Ss xu +Su x6 ......... (4.88)
9z=LzQL2-l) (4.83)
4.4 EtEltEl{3-DI}|E]{SI
Ss=Ls (2\-1) (4.84)
Elemen 3-dimensi yang umum digunakan adalah elemen empat sisi
Sa=4L1L2.............. (4.85) (tetrahedron) dan elemen enam sisi (hexahedron). Sama dengan elemen
2-dimensi, jumlah node pada elemen menentukan fungsi aproksimasi
Ss =4Lz L. (4.86)
pada elemen terkait. Beberapa tipe elemen 3-dimensi dengan berbagai
55= 4LrL3 .......'....... (4.87)
r02 Teori dan Aplikasi t'letode Elemen Hingga [ungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen r03
fungsi interpolasi akan kita pelajari pada bagian ini. Ringkasan dari tipe- Iabel {.2 Tipetipe elemen 3-dimensi yang populer digunakan.
tipe elemen ini dapat dilihat pada Tabel4.2. Fungsi Elemen Ennm Sisi Elemen Empat Sisi
Interpr
Linear
(a) (b)
Kuadratik e 15
.-i 1
'_L a'
Gambu {.17 Elemen kuadratik sisi lekuk isoparametrik 6 node
(a) sistem sumbu kartesian (fisikal); (b) sistem sumbu natural.
pada
- !9.'r
)e rt' 1., ?6
. {.1; i
dle
__lttut I l8 i
{r t...
|
"'f ,, .al
4.4.1 Elemen linear Hehahedron * | ',.'u"t ' ",* io
f;: '-"--r11" """-''|-"
Gambar 4.18 menggambarkan elemen 3-dimensi linear heksahedron. 193
Elemen dengan semua sisi sejajar dengan koordinat sistem x, y dan z Heksahedron Serendipiti Tetrahedron
20 node 10 node
dikenal sebagai elemen heksahedral atau elemen enam sisi. Solusi untuk
elemen ini diberikan oleh persamaan interpolasi berikut
,(')(€,q,O= S1u1 +S2u2 +Sru, +Snu, + Sru, + Suuu +Srur+ Sru, (4.90)
8 (-1.1,1)
Heksahedron Isoparametrik
20 node
Tetrahedron
Isoparametrik
(jarang digunakan)
10 node
2 (1,-1,-1)
Gambu 4.18 Elemen linear 3-dimensi (hexahedror) dalan sistem koordinat natural.
t04 Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga Iungsi lnterpolasi dan Tipe Elemen r05
r4iiy-o
ri
I
i>t
(4.e2)
-13(l'1'-1)
I
.
'-,--- I _-----
(4.e3)
2 (1,-1,-1)
(4.e4)
(a) 0)
Gambu 4.19 Elemen linear heksahedron isoparametrik pada (a) sistem sumbu kartesian (fisikal);
(4.es)
(b) sistem sumbu natural.
(4.e6)
Untuk elemen ini fungsi dari elemen transformasi dari koordinat sistem
(€,q,0 ke (x,y,z) pada sumbu fisikal diberikan oleh persamaan yang sama
dengan fungsi aproksimasi unruk u(').
(4.e7)
x@ ({,4,O=Srx, +Srx, +Srx, +Snxn +Srxu +Suxu +Srxr+Srx, (4.99)
(4.e8) +Ssya (4.100)
y(')G,rl,O:S,y, +Sry, +Sayg +Ssys+Ssys +Soyo +Szyt
Elemen linear heksahedron isoparametrik berbeda dengan elemen linear 4.4.3 Elemen Linear letrahedron
heksahedron pada permukaan elemen di mana pada elemen ini
permukaan dari elemen tidak sejajar dengan sumbu Kartesian. Ilustrasi Fungsi linear elemen linear tetrahedron diberikan oleh
elemen ini dengan menggunakan sumbu nacural (natural coordinate u(") =Sr u, +S, u, +S, u, +Sn u4 .......----.. (4.102)
system) diberikan pada Gambar 4.19.
Sama seperti elemen linear triangular, fungsi-fungsi bentuk S,, S, S, dan
L^=
volumep -7-2-4 :% (4.r0s) 4.4.4 Elemen lfuadratik Heksahedron Sercndipiti 20 llode
volumel- 2-3-4 V
Elemen kuadratik heksahedron mempunyai 20 node dan posisi-posisi
volumep - 1-- 2- 3
LE= :V, (4.106) i = 1,2, . . . ,
node dilukiskan pada Gambar 4.21. Fungsi-fungsi bentuk S,
volumel- 2- 3- 4 V
2O diberikan oleh persamaan-persamaan berikut:
Untuk nodal-nodal sudut:
1
S, =: (1 +{{, )(1 + 44, )(1+(q )({€t + rlrh + (Q -2\ i = 1, 2,..., 8 ...... (4.trz)
Dari observasi Gambar 4.20 dapat dipahami bahwa jumlah dari ketiga
koordinat ini adalah
Dapat dibuktikan juga bahwa koordinat penampang L1, L2, L, dan Ln,
adalah fungsi-fungsi bentuk 51, 52, 53 dan Sn yaitu:
*F
(4.108) ,./r la
(4.10e)
Gambar {.21 flemen kuadratik heksahedron serendipiti pada sumbu natural.
(4.110)
(4.117)
di mana { adalah nilai f pada titik Gauss, W, adalah fungsi pemberar
St=4LrLt
(weighing function) dan N adalah jumlah titik Gauss. Tabel 4.3 membe-
Su =4L,L. (4.118) rikan lokasi dari titik-titik Gauss beserta nilai-nilai fungsi bobotnya.
(4.11e) Tabel 4.3 Titik Gaus dan faktor bobot untuk integral l-dimensi.
S, =4LrL,
(4.120)
]umlah titik Lokasi dari titik-titik Gauss (fl Faktor bobot (Wi)
Su =4L.tL,
1 0 2
Sr=4LzLu (4.t2t)
2 -0.57735. +0..57735 1. 1
lajari bagaimana integrasi secara numerik diterapkan pada elemen 1-, 2- Aproksimasi dari integral ini umumnya diperoleh dengan melakukan
dan 3-dimensi. Metode numerik yang kita gunakan adalah metode integrasi pada ( dan kemudian pada ry. Secara umum bentuk integrasi
Gaussian quadrature [Kosasih, 2006]. Integrasi ini dilakukan pada numerik ini diberikan oleh
koordinat-koordinat lokal, yaitu f untuk elemen l-dimensi, f,ry untuk
11
elemen 2-dimensi, dat (,r1,qtnruk elemen 3-dimensi. I: [ lf(€,rid(dry=tNNtWW4., .......... (4.126)
-r -r i-l i-l
4.5.1 EIemen I-Dimensi
r=
-1
lft(0d6 (4.123)
fr Tabel 4.{ Titik Gauss dan faktor bobot untuk integral segitiga 2-dimensi.
i
-0.57t35 0.5??.i5 I
I 0,333333 0,333333 1
(a) Satu titik Gaus (b) Dua titik Gauss
3 0,5 0 0,33333
0 0,5 0,33333
0,5 0,5 0,33333
'--,1-*"\.
jri 4 0,33333 0,33333 0,56250
l.
i,;
ti
!l
i 0,73333 0,13333 0,s2083
-l .0.5??.35
0,13333 0,73333 0,s0283
0
0,13333 0,13333 0,52083
(c) Tiga titik Gaus
5
ITNALISIS BENDA PEJAL ELASTIK
2.DIMENST
ffl lr,--...
ot*\Il- * xr.Yr
^
,j/€\'
sr.Yt /
'fegangan pada setiap bagian dari benda ini dapat dianalisis dengan
--*lr. r menggunakan elemen tegangan (stress element) seperti digambarkan oleh
xt,Y:
Gambar 5.2.
Agar elemen berada dalam kondisi ekuilibrium maka o*, = oy* , o*, = 4, (s.7)
dan or, = or. Dengan menggunakan notasi vektor, elemental tegangan 'rr=-u?-"+.?
dapat dituliskan oYz
(s.8)
"yz-
c
-:
G
d = [o* on o,, o* ouor] ............. .. (5.1)
- -oxz
o*r- (5.e)
Dengan analisis yang sama, elemental regangan dapat dituliskan dengan G
menggunakan notasi vektor.
oxy
(s.10)
J = ["* tyy e,, €y, eu er]......... (5.2) "xy-
c
--
G
Apabila tegangan hanya menyebabkan pergeseran yang kecil dan saat di mana G adalah modulus geser isotropik (isotropic shear modulus) yang
beban ditiadakan benda kembali ke bentuk asal seperti sebelum terbebani, diberikan oleh
benda dikatakan masih berada dalam sifat elastik. Pada regime elastik, E (s'11)
I -=-
hubungan antara tegangan, q, dan regangan, e, mengikuti hukum Hooke. 2(1,+v)
oxx
c11 cr2 c13 cr4 c15 c16 €xx Persamaan-persamaan (5.5) - (5.11) memberikan matriks konstitutif [C],
o
vv c22 c23 cz4 c25 cz6 t w
ozz ca3 ca4 cas c36 €zz (s.3)
oyz c44 c45 c46 €yz
Dengan cara yang sama regangan geser yang lain dapat diturunkan sebagai
Dengan MEH, solusi yang dihitung adalah pergeseran node. |adi setiap
berikut:
node terdiri 3 dof, ux, uy dan u,. Dengan menggunakat dofdof iri
hubungan antara regangan, q dar, derivatif pergese+n dihitung sebagai du- auv
berikut 'v,:ff*; (s.17)
- Ax , *.
^ _ r. u*(x+Ax,y,x) -tt*(x,y,z)
",, =L*
-0u^ (s.13) .......... (s.18)
6vv
^ niSo- IllIl
Ax Ax "*, 6z
ur(x,y + Ly,z) - ur(x,y,z)
: A"l
Hubungan antara regangan dan derivatif pergeseran (5.13) - (5.18) dapat
drrrr lllTl
t t - Av--+O Avry (s.14)
dituliskan menggunakan notasi matriks berikut:
Au
^zz_ r: 'or(x,y,z+Lz)-ur(x,y,z) _fu,
o7z lllll (5.1s)
__-L
dx
-
n}50 Lz 0z
au
Regangan geser (shear strain) didefinisikan sebagai perubahan sudut suatu v
dx
elemen sebagai akibat dari beban. Gambar 5.3 memberikan ilustrasi
au
sudut-sudut ini. Z
dx (5.1e)
au- fu,,
4L
c\ dz
au7., au X
ox
.f.
oz
du., ar
], x
(rx
1Ti
Lry
il8 Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi il9
pang, maka tegangan pada arah tegak lurus dari penampang dapat diabai- 5.4 t0RllULASl ilEH: E[E]lEil SEGITIGA tl]IEAR
kan atau dianggap nol. Seandainya penampang berada pada bidang ry
maka ini berarti o,.= oy,= o*,= 0. Dengan asumsi oy"= oo= 0, persama- Ada dua teknik yang umum digunakan untuk menurunkan formulasi
MEH problem elastik: /) minimum potensial energi (Bab 2 dan Bab 3),
an Hooke untuk problem tegangan bidang Qilane stress) diberikan oleh
dar, ) Metode Galerkin. Pada bab ini kita akan menggunakan pendekatan
rlo rI tlt
lr v o ll.s
l
I
minimum potensial energi.
]o**f=rl,
I YYI 1_v2l
1ol]r..f
ll YYI
(s.20) Pertama-tama regangan diekspresikan dengan pergeseran node. Untuk
elemen segitiga linear, pergeseran pada elemen diberikan oleh persamaan
lol'"lno1-'ll,l
[",vJ L" " 2 .][""vJ +
(4.36)
tcl=
L J
E l,
1-v2l
r :I F21)
Selanjutnya dengan menggunakan (5.24) dan (5.25) regangan dihitung
(^
[oo +) ld,
f ll ax
5.3 At{Atl$ RtGAllGAll BIDAIIG (PUilE lrWil lWUltlt l"** | | a"
). t-l v
lYYl I dy
Untuk benda pejal yang mempunyai ketebalan yang besar dibandingkan t-tt
T ^,
dengan ukuran penampang dan beban hanya berada pada bidang [",vj 1tu,,
penampang, maka regangan pada arah tegak lurus dari penampang dapat
l-
I oy -
cN.
(s.26)
dianggap nol. fika bidang penampang adalah bidang ry maka tzz= tyz= €v u-XI
= 0. Hukum Hookeuntak problem regangan bidang diberikan oleh [as- as^
| ^r 0 dx
as^
^z 0 __r 0
rx 'y1
ldx
I as. as^ as^ ux2
=l 0 ^r 0 _L 0 ^J uy2
{a} ldydydy
as, ds, ds, as, ds, ds, u^
lq ax q ax ay ax
I
t"-,l XJ
u^
y3
]adi untuk analisis regangan bidang, matriks konstitutifnya adalah
Dengan menggunakan S,, S, dan S, yang telah diberikan oleh (4.37) -
[r-, v oI
t.f=n-#n,Dl , 1-v o l' " (s'23)
(4.39) pada (5.26), kita peroleh
L0 , '+)
r20 Teori dan Aplikasi Metode Hemen Hingga
Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi t2l
u*1 W(') : u*t F*t + uyt Fyt + u*2F*2+ty2 Fy2 +u*3 F*3 + uyaFya (5.31)
:tU]T IF]
f,..1 .lp, o ltz o h ol 'yt
ax2
l'r,l=rxl o o 6z o (s.27)
fi'r
d3 uy2
I
i;z F2 d3 hl u^ 4F.,
l.r] Lq XJ
I r-
u^ lqo
yr t" ,,eT",
-)
Secara singkat persamaan (5.27) dapat dituliskan dengan menggunakan
notasi matriks
| ,/
[a] = [B] tu].............. (s.28)
?"-i€l
Matriks [B] dikenal sebagai matriks regangan (strain matrix). Di sini jelas
bahwa dengan menggunakan elemen linear segitiga, hanya ada satu nilai
regangan pada elemen. Oleh karenanya elemen ini dikenal dengan
elemen regangan konstan (constant strain elemenr). Untuk menghitung
Gambar 5.4 Gaya dan pergeseran pada node elemen segitiga.
energi potensial diperlukan energi regangan yang tersimpan pada benda Inergi potensial total elemen diberikan oleh
(lihat persamaan 3.1). Dengan menggunakan (3.1), energi regangan yang
tersimpan pada benda adalah fl(r) =n(e) -ry(e)
(s.32)
] [ u'
A(.):f rau
: IB]r tcl tBl tul dv -[u]r [F]
|or
:1I trq 1el )r 1e1dv (5.2e)
Dengan meminimumkan fI(') akan diperoleh sistem persamaan linear
berikut:
:] [r.t'tclr 1clav
(s.33)
:]i"t't'tcl [e]dv [#]="tu1r1qp1p1-tFl:o
atau
Perhatikan bahwa (tCtt.t)'= 1elr1clrdan tclr:tcl. Selanjutnya
dengan mensubstitusikan (5.28) ke (5.29) diperoleh:
tKl tul = tFl (s.34)
o -20 000 ,l
@laxic deforma tion), dan L-ro _20 02020 0l
3. perkiraan perubahan ketebalan plat pada saat terbebani. Setelah [B] dan [C] diperoleh, [K] dapat dihitung
Aluminium
E=75Gpa [x1(tl -uor lB]rtcltBl
v = 0.33 1,379L 0,6870 -1,0331 -0,3461. 4,3461 4,3409
tebal = 3 mm 0,687 1,3791 -0,3409 4,346'1 4,346\ -1,0331
-L,0331 -0,3409 1,0331 00 0,3409
=1,e6
-0,3461. -0,346L 0 0,3461, 0,3461. 0
200 N
-0,3461 -0,346L 0 0,346L 0,346l 0
matrik konstitutif dengan menggunakan (5.2 1). -0,3461, -0,3461, 0 0,3461. 0,3461. 0 u^
XJ
F^
x.1
'= [r,oaar
,"o
o
o
ll".l= Jruo]
Dengan area, A = 200 mm2 dan isi, V = 600 mm3 selanjutnya elemen- L 0,346r.11"rrl-lzoof
elemen matriks [B] dihirung menggunakan koordinat node 1(0,0), 420,0)
dan.{0,20),
174 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga
Analisis Benda Pejal tlastik 2-Dimensi t25
I[r".,1
". !:1e_+^ 1-, ---- I mm
t7.4s1et =12,37}lIPa
["vz J 15,7787)
v"
Jika tegangan yield (yield stress) aluminium berkisar antara 15 - 20
Ternyata pergeseran node 2 lebih kecil dari 10 !rm. Dengan MPa, karena nilai tegangan von Misses ini lebih kecil dari tegangan
menggunakan jawaban ini, gaya reaksi pada node I dan 3 dapat yield aluminium menurut teori, plat tidak akan berubah bentuk secara
diperoleh dengan mensubstitusikan nilai u,, dan u ke sistem permanen. Namun dalam praktek kemungkinan plat berubah bentuk
,z cukup besar karena adanya defek pada bahan.
persamaan di atas. Gaya-gaya reaksi ini adalah:
3. Perkiraan perubahan ketebalan plat
\r l -3s01 Besarnya penipisan dari plat dapat diaproksimasikan dengan menggu-
Fyt nakan persamaan (5.7).
l-run
-{12001lN
I
Fr3
tl
Fyg Is0] 'rr=-u?-'+.?
: -0,33 t 1,65 * o :-29.26e-6
Verifikasikan hasil ini menggunakan analisis sratik. c zz
ffi --o
- u, 51
"? 7,,000* ZS, OOO
Untuk elemen segi empat linear, pergeseran pada elemen diberikan oleh
persamaan (4.21). Dan pergeseran x dan y diberikan oleh
ldu
(^ 0 0 *'! (s.40)
r r l =x IA]= oy oy
llldx
|
l'.* l_l I a" 0l Q_q a€ q!
l-
)'vv f- I a"
v qrydxax
l-ll"n dan
[""vJ ltu* ^, ds. o ds^ ds^
loy dx ds.
ux1
,j ato a;o d; o
ldydydyry u^ dtl oq
qsr osz q {g- as, 9sc ?s+
x.1
lg
lry dx ry ax ry axry ax
u^
yr Elemen-elemen [D] dapat diperoleh dari penurunan fungsi-fungsi bobot
u X4 (4.2e) - (4.32).
oy4 (s.37) 1_4) 0 (1-ri) 0 (1+4) 0 -(1+4) 0 I
[_(
ror=11-(t-{i
0 -(1+{) 0 (1+{) 0 (1-6) o l(s'a2)
Benttuk rlmum
mum (Cla fi i bol
dari fungsi ct
bobot S, S, s,i, dan
da S* diberikan pada koordinat ,r41 0 -(r-ri) 0 (1-rl) 0 (1+4) o -1r*r1
'.6,ri. IUntttuk ffurE
natural G,ri. i-fungsi bob<
Lngsi- bobot ini derivatif parsial-nya Io -(1-{) 0 -(1+{) 0 (1+{) o (t-{)
|
dipe:rolelh deng;
dengan
an meLenggurnak n aruran rantE
rakan :antai.
Untuk mendapatkan elemen-elemen dari matriks [A] diperlukan matriks
tas. I [as,
[4'a-^ T %q
,O€,i E4l a€q
q1Ill[as,
[as. ] transformasi yang dikenal sebagai matriks /acobianlll.
lr
I (X. lla€
t^
laEa CJX aqd
Aq Ax
l:
ilIr:
Ax &t
Ax
I
laEl
la€
I
II
q
r
dY(0q ryyllLq
oql
_!L
q) qq I
l-a I
7t Ll ax a€' ay aE l_lat, ae l] ar t (5.43)
loq
laq )
las, llds,d*,ffi,ay1 ?11ffi,l+
Larl L o" oq' 4 aq) lo,t dq)lE )
I
l* dx . | .ljr, -ir, o 0l
tAl-lI o o ff r #l=il o o -izt lrr.l
t I r,rl i
I
I
(5.47) Contoh 5.2
Pada contoh ini kita ulangi Contoh 5.1 tetapi dengan plat segi empat.
I ,e aq dt, a,i I
l-tzt tn lzz -)p) ;
dy dx dx
t^^t
ldy Aluminiurn
E*75Gpa
I
t' = 8.33
Setelah [A] diperoleh, kita dapat menghitung energi regangan elemen tebal = 3 mrrr
berikut:
T-
:+f lel'[c][e]a,, -t
^@ 1 (s.48) *l
oL
=
i, !^(AltDltul)rtcttAtlDll ut dA I
=1, ] j r"f
J__
p1r1e1r1c1 1Al tDl tul I ld€ drl 150 N
I
150 N
r30 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi t3t
[0 0]
0,394 -0,10611 30 o
0,33,I [-0,394 0,106
1 o l:osa,ze3l [,o,:a
1." 0,33 0 =
30 ,o
I
o .t_0,33] to
I
Lo
1
20)
L0
o -0,33
_tl
t1s 0l
2
-[o 10]
Guna menghitung integral (5.51), kita gunakan integrasi numerik dengan
menggunakan 4 titik Gauss (Gambar 4.24). Untuk setiap titik ini kita Determinan llll = 150
hitung matriks [D] dan [A].
. I j,, -j,, 0l t10 0 0
#l ,oo,'l
01
o
.t
'l-l[: I,,
:
Titik Gauss 1: { = -0,57735, = -0,57735
1r, l:
ry
Dengan cara yang sama, matriks [K]r, [K], dan [K]n dihitung. Matriks [K](a
adalah jumlah semua [K] pada titik Gauss.
Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi r33
B2 Teori dan Aplikasi I'letode Hemen Hingga
) 9\2
7,259
.l ?59
4,351
-1,049 0,010 -1,476 -1,259 -0,427 0,010
0,010 1,330 1,259 -2,"176 -0,010 1,506
Fr,1
Fyt
*l
[l-1661t-60)
7,049 0,010 2,952 7,259 -0,427 -0,010 *1,476 1.,259 -l 45 lt lN
-0,009 1,330 -7,259 4,351 0,010 -3,506 7,259 ),176 F*4 | | [4sJ
lKl(') - 1"'
-1,476 7,259 -0,427 0,010 2,952 7,259 '.t,O4g rfrrO Fy+ lrnl
7,259 -2,176 0,010 -3,506 1.,259 4,351, 0,010 1,330
-0,427 0,010 -1,476 1,259 -1,049 0,010 2,952 *7,259 Sebagai latihan, verifikasi hasil ini menggunakan analisis statik.
0,010 -3,s06 7,259 -2,176 -0,010 1,330 -1,2s9 4,357
2. Kemungkinan benda berubah bentuk secara pennanen
l. Pergeseran maksimum plat
Berbeda dengan elemen segitiga di mana nilai regangan pada seluruh
Karena u"r = uyr = u,4 = ura = 0 dan F*, = 150 N dan Fra = 200 N, Iajur bagian elemen sama, pada elemen segiempat nilai regangan pada suatu
satu, dua, tujuh dan delapan dapat dieliminasikan dari sistem. berbeda-beda. Untuk menjawab pertanyaan apakah plat akan berubah
bentuk secara permanen, kita perlu menentukan lokasi kritis,
| -t,259 -0,427
2.e52 -0.010'llu,2l t1s0l kemudian tegangan pada lokasi tersebut dihitung.
_t -t.259
le'I
4,351 0,010 -3,s0611",,1 I o I
Ada dua lokasi kritis, yaitu pada node / dan node 4. Pada contoh ini
0,010 2,952 1,2se l]"",1=l o i kita akan lihat node ./ saja.
l-0,427
| -0,010 -3,s06 1,259 +,ssr J1",,] lzooJ
Node 1: 4= -1 . z= -1
Solusi dari sistem persamaan ini memberikan pergeseran titik-ritik
[_(1_4)
o (1-4) 0 (1+4) 0 -(1+4) 0
beban (node 2 dan 3). 0 -(1+{) 0 (1+O 0 (1-O 0
i"r=il-(1-6) -(1-tl) 0 (1-n) 0 (1+4) 0 -(1+4
Io -(1-O 0
20000
-(1+6) 0 (1+{) 0 (1-{)
|I;;1 ,",J1;i mm l2 0 0
Lo -2 00000 2
Pergeseran maksimum terjadi pada node 2. Dengan menggunakan
hasil ini, gaya-gaya reaksi pada node I dan 3 dapat dihitung dengan
mensubstitusikan nilai u*2 ,1112 , u"a dan ura ke sistem persamaan
tKltul=tFl. Gaya-gaya reaksi yang diperoleh adalah
r34 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi r35
t0 or :
tl-2 2 0 0il30 nl
_l
= 58,15MPa
-+l-z o o ,llro ,nl
-t
'[o Karena nilai tegangan von Misses ini lebih besar dari tegangan yield
20:] aluminium dengan beban yang ada, menurut teori, plat akan berubah
t1s 0l bentuk secara permanen.
-ltt o 1o.l
3. Perkiraan perubahan ketebalan plat
Determinan l|l = 150 Besarnya penipisan dari plat dapat diaproksimasikan dengan menggu-
nakan persamaan (5.7).
f.
lr"" -j,, 0 0l lro 0 0 0l
rot=fr| ; 0 -i,,,1:#l ooolsl ,__ - -uor*
LLEEE -uow *o,
l-)r' j,, ir, lrrl [o 1s 10 o]
u xl ",,
: -o,zz
ffi - o fi #ffi* : _2, 4t8e-4
u y1
0
^,h'
0 |adi perubahan ketebalan plat adalah
u*2
7,8
u_,
Lz:2,4L8e4x 3 - 7,255e-4mrr-
3,4
[u] = = 1e-3 mm
u^ x.1
-1,3
u^ 3,6
yr
0
5.6 BEBAI{ }rERArA (DttrfrtnurfiD nAD)
u \4
0 Beban merata perlu diubah menjadi beban yang terpusat pada node. Guna
u
y4 menjelaskan proses penurunannya, kita gunakan contoh beban merata
pada sisi 2-3 (Gambar 5.4). Di sini kita ekspresikan beban ini menjadi
Tegangan pada node I adalah
sejajar sumbu x, p* dan sumbu y, pr. Kerja yang dilakukan oleh gaya ini
rt pada elemen diberikan oleh
lo,, I
o, [cl tA] tDl
=
141,321
[uJ = 1 3,6a MPa
I |
[lo*vJI
I I
tzo,ts)
B6 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga
Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi r37
0 s3 t?*P"
(s.s3) T
= L [u]r [s]r {p}aa .l
E{
*1 (U
Luas penampang, A, di sini adalah luas sisi 2-3. Derivatif dari [Wl "- p"r+
..,
.*"-,. ..,tsI
p*.
terhadap pergeseran [U] diberikan oleh i iI
I
t#]=ti,.rsr'{p}ar (s.s4)
Beban ini kita pecah menjadi beban sejajar sumbu-x dan sumbu-y.
Setelah integrasi diterapkan maka kita peroleh
0
0
Pt (s.s5)
t#l:Fr='[? Py
P*
Py
--.
.i.
rl .
\'i\ t,
\l',
,- - ' .-_-_ \"v.,
1
---s
l
I
143J
]
o,,
f
= tcl tBt tul=l rzos I vPa
0 0 0 I I 149,60)
0 0 0 ['-, J L
3s,36 1500
[F]tu*uu^u. :"t P, ^28,284 Dari tegangan ini, tegangan von Misses, o,'dapat dihitung berdasarkan
Py 2 3s,36 1500 tegangan yang telah didapat di atas.
P, 3s,36 1500
o'- f,oz *; o o +3o2
py 35,36 1500 vxx yy xxyy xy
Sistem persamaan yang diperoleh adalah =
u F=R =87,46MPa
xl \1 x1
1,3791, 0,6870 -1,0331 4,3461, 4,3461 4,3409
0,687 1,3791 -0,3409 -0,3467 4,3461 -1,0331
u
y7
F=R
y1 y1 Karena tegangan yield aluminium berkisar antara 15 - 20 MPa, dan
1,0331 0 0,3409 1t FxZ =1500 nilaitegangan von Mises yang lebih besar dari tegangan yield
-1,0331 -0,3409 0 x2
1e6
0 0,346L 0,3461, 0 U.,, F.,, =1500 aluminium, menurut teori plat akan berubah bentuk secara permanen.
-0,3461, -0,3461
-0,3461, -0,3461 0 0,3461 0,346] 0 u-x., F*, =R*, +1500
-0,3409 -1,0331 0,3409 0 0 1.,0331.
u^
yr
F ^=R ^+1500
y3 yJ
5.7 BEilDA PEJAL AIGI$lllETRlS
Karena u,r = uy1 - u*a = ur3 = 0 dan F, = 1500 N dan Frz = 1500 N, lajur Untuk benda pejal yang mempunyai fitur geometris dan beban yang sime-
tris terhadap sumbu rotasi (Gambar 5.6), problem dapat disederhanakan
satu, dua, lima dan enam dapat dieliminasikan dari sistem.
menggunakan elemen 2-dimensi aksissimetris. Elemen tegangan pejal
-
leo
[1.033 o .ll",l _ 1rsoo1 aksissimetris diilustrasikan pada Gambar 5.7. Elemen ini hanya mempu-
I
- nyai empat stress, 4, , oeo, o,,, darr q, tidak nol dan tegangan 4r= or,:
L0 o,s+6.]lurz | lrsooj
o=o=0.
ZH HZ
r
v
$ lo,,l v 1-v
ll zz
0 11- (s.s6)
],,,f:1r*91r-z9l 1
ll"ee
lol
\ rz) lo o
L
o ')
ll
^-vll6
tl rz
-l----"
l, o o l-,]
Dengan cara yang sama dengan persamaan (5.13 - 5'16), hubungan antara
Gambar 5.6 Solid revolusi dengan lelan simetris terhadap sumbu z.
regangan dan pergeseran diberikan oleh
,"r, :_ fu,
A,
(5.59)
t--:=- .. (s.s9)
d7.
(s.60)
'oo:T
(s 61)
',,:*-*
Untuk elemen segitiga linear, pergeseran elemen diberikan oleh
persamaan (4.36)
u(.)=S,u,+S.u
rrrl'r2"rJ
+S.u^............. (5.62)
Au
Iinergi regangan elemen aksissirnetris
Ar
It
lrr Av
t,
),, 0z
. _z_
tr ^u'
=+[ tu]r El'tcl tBltuldv
(s.67)
i'oo u
L
=T I^tulr [B]r tcl tBltul r dA
I'lrz r
aurr As i pada persamaan (5.67) adalah r dari centroid, yang untuk elemen
7.
(s.64)
oz
^T; or segitiga linear adalah
AS
^1
or
0 '+o+o
dr dr
u r.l r+r+r
,=ff (s.68)
01
-02
AS
o%o%
oz oz
u
lrz
2.1
Pada lajur ketiga dari matriks [B] terdapat term S,/r. Untuk memudahkan
EoLoEo
rrr
v12
u
integrasi matriks ini, fungsi bentuk dan r dari centroid digunakan. Pada
centroid, elemen segitiga linear, S, = Sz - Sa = 1/3 dan r diberikan oleh
91 q q, 9.?, q
r3
a:,- u^ (s.68).
0z 0r 0z 0r 0z 0r
7.1
;,'_l ,l 0 4
B2
u z7
0 52 0 33
l12 (s.6s) [#]=r"t"tBlrtcttBltut- tFl:o (s 6e)
2!!, lls,
:,,1=,^l
'1u' 0 T
0
r
0
l12 di mana
rz) L4 Pl 62 p2 53 p,
u
r3
[K]:2nrAtBlrtcllBllul ................. (s.70)
u z.i
2AS r0 2AS
20 ?41 0 segitiga, hitung:
r r r
l.
qB1 62 P2 53 B3
perubahan diameter dalam, dan
dan sisi dalam hanya boleh bergeser radial. Langkah selanjutnya adalah 110
I
0 0 -10 0 101
[n;t'r - loolqo n 1oo I
Io , -0,, I
simetri 0,2587 0,0121 u^
0,9022 u^rJ
-="'r
[B] diperoleh dengan menggunakan koordinat node I (100,0), node 3 Dari sistem ini hasil yang diperoleh adalah
(110,10) dan node 4(100,10).
0r= -10
'3=10 5.8 ETEI( DARI PA}IAS
Dengan menggunakan (5.68),
rr*rr*r+ Perubahan suhu akan menyebabkan pemuaian atau penyusutan benda
=-
'- 3 - 310
3 pejal. Hal ini menyebabkan adanya tambahan regangan yang umumnya
dianggap sebagai regangan mula-mula (initial strain), eo. Dengan adanya
Matriks [B] menurut (5.66),
tambahan regangan, hubungan antara tegangan dan regangan diberikan
l-0 0 10 0 -10 0-l oleh
lo -10 0 0 0 10 1
rul,,=#l 1gg
#o 10 10
I
I 310
o o #3 ol e.. =9-o -uor,
AEEE -uoo +.,Nf
(s.71)
I
L-10 0 -10]
dapat dihitung
r.-. =-v0o
YYEEE *on -uoo+aAT
Setelah [B] dan tcl, tKl (5.72)
U.1 Url U.3 u-z5 u.
0,2506 -0,0121. 0,013 -0,2447 -0,2609 0,2618
u.1 =-vdo -uon +oo +aNl
r-&EEE
(s.73)
0,874 -0,3867 0 0,3625 -0,874 Ir-L
Dengan tambahan regan gan ini, hubungan antara tegangan dan regangan
0,8997 0 -0,8731. 0,3867 u^rJ
[Xltz) -1"e menjadi
0,2497 0,2497 -0,2497 u^
simetri 1,1005 -0,6122 l14
2.7
rtt
lo I lt "
1,1237 u14
]o-'.f= t l, 1
(5.74)
I I 1-v2l
vv
di mana
iika dibandingkan dengan (5.34), pengaruh perubahan suhu menyebabkan
[aATl tambahan term di vektor sisi kanan.
+1s
rr"r:]"o,| zs;
unfuk problem tegangan bidang, dan untuk problem regangan bidang Kita pecahkan Contoh 5.1 kembali tetapi sekarang dengan perubahan
suhu sebesar 100'C.
[(1+v)aATl
r,"r: a o, $'76) Aluminium
[o)
](1+v) | E-75Cpa
v - 0.33
tebal = 3 mm
Formulasi energi regangan menjadi . cr = 2-le'. i.c
$'77)
=i t^ (ra'[C] [e]-2talr[C][so]+[eo]r tclt6ol)dA
: 150 N
I kt't' rct [e] dA - t Jo [s]rlcllso I da * ] k tro l' [C] [eo ] dA
Integral pertama pada (5.77) sama dengan (5.30), sedangkan Karena ketebalan plat lebih dari seperlima dimensi penampang, problem
ini dapat disederhanakan sebagai problem tegangan bidang. Regangan
-tt t€lrtcllcoldA:-ttllllrtBl'tcl [eo] dA (s.78)
karena perubahan suhu untuk tegangan bidang diberikan oleh (5.75).
dan energi potensial total elemen
[,rATl I too t
Ir I ],,,arf z:"-0.]rool
[,]l.l
11(r)_n(c) _147(e)
1-0,33
0
2)
|
r50 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi t5l
-63202
Ia^rl
lrzATl (s.82)
-63202
63202 '*'=1"i'l
vlBlrlclls"l:
0
Formulasi energi regangannya
0
63202 nro =161e -e"lrlcl [€-€"]dv
(s.83)
u
xl
F^1 =R,, -63202 =f hu'ut'tcltnltr[ raa-f ; p1rp1'1c11e"1.ao*] L lo"lr [c] [€"]rdA
I nzu -1,37e-t
0,6870 l,o33t -0,346t -0,3461 -o,a+ol'l u F
yt =Rrr -63202
0,b87 0,3409 -0,3461 0,3461
| t,o::t 0,3409 1.0331
,1,0331 I
y1
Dengan meminimumkan total energi potensial ini, untuk elemen segitiga
- o 0 o,rno, u*2 Frz=150+63202
Iinear diperoleh sistem persamaan linear berikut:
nl
I
,"n |
-0.3461 0,3461 0 0,3461 0,3461 u^ Fy2 =200
|
| -0,3461 0,3461 0 0.3461 0,346t ol yz
u x:l F*
=, tap1r1c1plpl -anrAlBlrlcl[€. ] -[F] = 0 """' (s.84)
[-0,:+oo -r,o::r o,34oe o o r,oear I
u Fv. =R +632O2 [#] "
y3 y3
di mana
Karena u", = ttrl - u*z = ur2 = 0 dan F, = 150 N dan Frz = 200 N, lajur satu,
dua, lima dan enam dapat dieliminasikan dari sistem. IKI= 2nrAlnlrtclpl (s.8s)
Solusi dari sistem persamaan ini memberikan pergeseran dari titik loading
(node l.
t52 Teori dan Aplikasi lletode Elemen Hingga t53
Analisis Benda Pejal Elastik 2-Dimensi
| , v 1-v 000 6.
lct=rr*#-x1
lo o o 0.5-v 0 0
Turunkan persamaan (5.55) di bawah.
lo o o 0 0.5-v 0
0
Lo o o 0 0 0.5-v
0
P* (s.ss)
2. Turunkan matriks konstitutif (5.21) untuk kondisi tegangan bidang t#l=tFr=t? Py
Qilane stress). P*
t
El
11 v 0l Pv
lcl:--:5lv
l-v-
1 0l 7. Turunkan regangan mula-mula untuk kondisi regangan bidang.
lo o ,-,2)
I
[(1+v)aArl
L
[r"]=](1+v)aATi
lt
O.76)
Turunkan matriks konstitutif (5.23) untuk kondisi regangan bidang
[0)
Qtlane strain).
Suatu plat yang tersangga dan terbebani pada salah satu ujung
[r-, v ol mengalami pergeseran. Hitung:
tcl:o=oo,.,rl , 1-v
El o I
Steel hitung perubahan diameter dalam pipa jika pipa terbebani oleh
p:7800 kg/m3 rekanan sebesar 3 atm (latm = 101,3kPa).
E = 210 Gpa +
1- r, = 0.33
tebal = 3 mm
Steel
E = 210 Gpa
EI
EI v = 0.33
'l
ol
t"o==tl|#- Panjang= 1o m
]- 1* eod€l
l\IEH
Steel
E = 210 Cpa
v = 0.33
tebai = 10 mm
IIEH
10. Seandainya disk pada soal 9 dipanaskan dahulu sampai suhu 150oC,
ulangi perhitungan di atas dan bandingkan kedua hasil yang
diperoleh.
11. Sebuah pipa dengan diameter dalam 100 mm, diameterluar 110 mm
dan panjang 10 m. Dengan menggunakan asumsi regangan bidang,
-
6
t ANALISIS MODAL
6.I PENDAHUIUAI{
Pada bab ini kita akan memelajari bagaimana frekuensi natural (natural
frequencies) benda pejal dihitung. Penghitungan frekuensi natural pen-
ting karena dalam perancangan enjineering sering suatu benda terbebani
oleh beban harmonik atau beban dengan pola sinusoidal' Hal ini sering
ditemui pada situasi di mana beban ditimbulkan dari gerak motor' Apabila
salah satu frekuensi natural dari benda dekat dengan salah satu frekuensi
harmonik beban maka akan terjadi ampiifikasi beban yang dapat beraki-
bat katastropik pada mesin. Fenomena ini dikenal sebagai resonansi.
untuk kelancaran operasi dan keutuhan mesin maka resonansi harus
dihindari.
Penghitungan frekuensi natural dikenal dengan analisis modal (modal
analysis). Analisis modal adalah analisis dinamik di mana efek dari massa
(mass) dan percepatat (accelerarrbn) menentukan respons sistem. Guna
menjelaskan hal ini mari kita analisis suatu sistem yang terdiri dari massa,
m, dar pegas dengan konstanta pegas, k (Gambar 6'1)' Persaman gerakan
(equation of motion) dari sistem ini dapat diturunkan sesuai hukum
Newton kedua sebagai berikut:
Y-
Arti dari frekuensi natural adalah apabila massa ditarik ke bawah atau
ditekan ke atas, setelah gaya yang menekan atau yang menarik ditiadakan
maka massa akan bergerak naik turun dengan frekuensi sebesar frekuensi
natural. Dari analisis ini dapat dipahami bahwa frekuensi natural dari
sistem ini adalah fungsi dari besarnya massa, m, dan konstanta pegas, *.
t, Sekarang,
20081:
jika F" * 0, maka solusi dari persamaan (6.2) adalah fMoaveni,
.). (6.7)
y(t) = Y. sin(a4
++sin
q]
art
1_[
F(t): Fe sinart
\o" )
Term terakhir dari persamaan (6.7) adalah solusi partikular yang dapat
Gambar 6.1 Sistem musa - pegas sederhana
dituliskan sebagai berikut:
ZFr=*i (6.1)
Yo = Yoo sinat ......... (6.8)
it
-
r60 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis I'lodal t6t
+
40
20
o
.L 0
-20
-40 .
-60'. : : i
at equilibrium
6.2 SISTEI,I BEBERAPA }IASSA DAI{ PEGAS
dari beberapa massa dan pegas, kita analisis sistem yang terdiri dari dua Setelah (6.14) dan (6.15) disubstitusikan kembali ke (6.10) dan (6.11), kita
massa dan dua pegas seperti Gambar 6.3. Persamaan gerakan massa l dan peroleh:
massa 2diperoleh sesuai hukum Newton kedua sebagai berikut:
*t?Yorsin(a.,t)m, +(k, +kr)\, sin(a;t)-k, Yo, sin(a.rt):0 (6.16)
m,y,+k yr-kz(yz-yr):0 (6.10)
-u2Yozsin(a-rt)m, -k, \, sin(rut)+k, \, sin(a,rt)=0 .......... (6.17)
mryr+kr(y, -yr):0 (6.11)
Kedua persamaan ini dapat juga dituliskan dalam bentuk matriks
Solusi dari sistem persamaan (6.10) dan (6.11) adalah:
,", 'l [k, + k, -k, ll Y",
-lf
-- [-, ]:[9-l
_,,,
o (6. 18)
I o '",][\r.,l*L -u, tr .][v.r):Lr]
(6.12) ,
Yr(t):Y.r sin(art)
yz$):Yozsin(a;t) (6.13)
Dengan menggunakan eigenvahte, )" = af, persamaan (6.18) dapat
Derivatif dari y, dan y, adalah dituliskan:
.ll[".,)=o
Yt=- r,ozYorsin(a;t) (6.14) *0, -url_r[*1 0
. ........ (6.1e)
(6.15)
[[ur
lL -k2 kzl Lo m2lll,Y.,.,l
iz=- lszYozsin(a;t)
tKl $ tMl tY]
--
r62 Ieori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga Analisis l,lodal r63
I r*
.ll=o
Untuk solusi non-trivial [YJ *0, determinan lK-2Ml:0. Halini dapat -1ool_2[0,, o
diperoleh untuk nilai-nilai 2 tertentu yang dikenal sebagai nilai eigen. ll-1oo 1ooI Lo o,1ll
Pada persamaan (6.19) terlihat adanya 2 matriks, yaitu matriks massa [M]
dan matriks kekakuan [K]. Matriks massa adalah matriks tambahan karena l2oo-o,11 -100 l=o
adanya faktor inersia massa untuk problem dinamik. | -100 100-0,121
Dan frekuensi-frekuensi natural dari sistem ini adalah fi,z = 8,14 dan 3,11
Hz
t64 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga Analisis ]'|odal t65
0
[ ,
J\'1= '"'\r,6zl
lt,l- 'l 2.6180
na:[o,, ol
u = pergeseran
-1ool
o o,1l *=[roo 100 T = enerBi kinetik
L L-100 .l
t = waktu
>> M = [0.] 0;0 0.1];
u = derivatifpergeseran u
>> K = [200 -100; -100 100]
A = energi potensial
,, [r,d] = eig(inv(M).K)
v= Q= gaya atau momen non-konservatif
-0.5257 -0.8507
-0.8507 0.5257
_."',r
t
t66 Ieori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis l'lodal r67
6.5 ELElrEil ArGrAL (l-DtltEt{$) di mana T= pA. Term pertama dari (6.20) dapat dihitung
Elemen ini digunakan untuk menghitung frekuensi natural dan bentuk (6.27)
mode (mode shape) dari suatu badan yang terbebani oleh gaya aksial.
Elemen aksial adalah elemen linear dengan dua node. Setiap node
#=t' , (s,
''
+s,u,)dx
E= /L (6.23)
Integral-integral pada (6.29) dan (6.30) dapat dihitung
I-L
y jsf a*:yl1r-*I L)2 dx=yLI3 .............'... (6.31)
r"' t*' 00
LL
y IS,Si dx:y J(t-xlr)(x lL)dx:yLl6 ............."" (6.32)
00
J
L^
tLr y jsiar:yj1*lr;'dx=yL13.................
L
(6'33)
00
,l
L---------+ X I
Setelah (6.31) (6.33), kita substitusikan ke (6.29) dan (6.30), kita peroleh
-
term pertama (6.20).
Gambu 6.{ Representui elemen aksial
a m
I )_ r. *1t.i,
vt- (6.34)
Ekspresi energi kinetik dari elemen ini adalah:
dt[autr 3'6 |
t:lY,izdx
d2
.............. (6.24)
a( N.)
f,[ft]=+tl+f
vl.. vL..i, (63s)
Untuk menghitung T diperlukan
u(x)=5 ur +S,ui ................ (6.25) Karena pergeseran, u, dan u,, tidak memengaruhi T, maka term kedua
(6.20)
Dengan mensubstitusikan (6.25) ke (6.24), kita peroleh
il =0 (6.36)
\tL, ,2
T:ii(Si u, +S,u,)-dx (6.26) aui
Analisis I'lodal t69
t68 Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga
9
Nj
=o 6.sz)
Solusi harmonik (6.45) adalah
Selanjutnya, term terakhir (6.20) memerlukan enegi potensial, A, yang u;(t)=uolsin(ot) 6'47)
untuk elemen aksial diberikan sebagai berikut:
c^2 Lc -2 Dengan mensubstitusikan (6.46) dar, (6.47) ke (6.45) kita peroleh
A=fu+dv=A
'z J*a* (6.38)
AE/L -AE/tl[".' \_,,,,1/Lt 3 zt-l6][u.i]_[ol
11 /-
I ' (6.4s)
di mana strain, a adalah L-AE/L AElL.l["",.,l lyt-t6 yLl3][u.'] Loi
tKl 2 tMl
':#=*(s, u,+s,", )=*[t, -x / L)u,+f ", ) =]# (6.3e)
Perhatikan bahwa [K] adalah matriks kekakuan elemen l-dimensi. Seperti
Dengan mensubstitusikan (6.39) ke (6.38) kita peroleh untuk sistem diskrit, nilai eigen dihitung dari lx - zvtl = o .
. AE, ,
zt=ff("i+uf 1
-2u'u,) (6.40)
Contoh 6.2
Derivatif-derivatif dari A adalah Hitung dua frekuensi nafural dari model balok yang terbebani secara
aksial. Hitung kedua vektor eigennya dan gambarkan bentuk mode (mode
aA AE,
ff:?(",-"i ) 6'41) s h ape) masing-masing frekuensi.
AA AE,
fr=T(", -'i ) 6'42)
NA-
E: 70 Gpa
p = 2700 kd*'
Dengan mensubstitusikan (6.34-6.37) dan (6.41-6.42) ke (6.20) dan
20 cml y: 5.4 kg/m
Q= 0
kita peroleh
yL .. AE AE Guna mendapatkan dua frekuensi natural, model balok dibagi menjadi
vL..
,,*?ri+ L ,, L ,i-U.............. dua elemen. Dengan model ini ada d.ua dofyang perlu dihitung, u, dan ur.
(6.43)
3
vL.. vL.. AE AE
?r,* 3 r,- L r,* L r,-u..............
(6.44) 2 elementsr'3nodes
lyLl3 yLl6f(n,)
I ll l+l
[AE/L -AEtll(",)
ll l:l
tol1..........., (6.45)
lyttG yLl3.1[iii,J L-AE/L AE/L ][ui, Lo]
Untuk elemen-elemen di atas, L = 10 cm. Selanjutnya kita hitung matriks
massa [M] dan matriks kekakuan [K]untuk masing-masing elemen.
-Y-
170 Itori dan Aplikasi I'tetode Elemen Hingga Analisis l'lodal t7t
Elemen 1 Dengan menggunakan MATLAB kita peroleh dua frekuensi natural balok
'-''t=r0,0{z,ose} ) ) f",={",'\u*
""':+[], 1]:'*''[-i ll .r- - a;.
l.o,l6ej "/^=to.{1,433}.uals
--
[0,410J [6,53J
1*'11;i^ :i) ^lJ,Zi lf]F, %:u2=-1,41. Sedangkan pada f, = 6.53 kHz node 2 dan 3 bergerak
dengan perbandingan u3:u2=1,41.
searah
t72 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis Modal t73
0j
Gambar 6.5 Hemen balok
T=1iln2dx.............. (6.51)
d2
Dengan mensubstitusikan (6.50) ke (6.51) kita peroleh
...............
#=t'lrt,
u7 :Srrrry *S,uO, +S,ru,, +S;oOj (6.49)
*s,te,)a* (6'ss)
dan ff=l'YSir(s'ru'r+s''0'+s,rii,
v(") = uli) : Sry fry + S,u 0, + Si, i;, + 5,6 6; (6.s0)
(s,r r,, + S,n 0, *si, ti, + s,. 6; )o" ........'...'....' (6's6)
Fungsi-fungsi bentuk Sr, , S,u, S1, dan S,o telah diberikan pada per-
fr:I'rr,.
a( x'l_..[.,", i. . L.- .. L - -.
samaan (3.16). U,, dx + JS,,S,, 0, dx + JS,,Siy uiy dx + JS,,S,o dr ] 0, 6.52)
d*t I # l=rl lt;
\ "-.rY ./
"l
r[Js,, s,,u,, d' * Jsi 6' d* * Js,us,, u,, a' * ]s,,s,, 6, a* to'ss)
[#]= ]
"t
+
y'1s1,d*=yi(t - r,,' I r] +2x3/ r' )' a*=r 3yLI ss (6.61) Hitung dua frekuensi narural dari model balok di bawah. Hitung kedua
vektor eigennya dan gambarkan mode masing-masing frekuensi.
E:200 Gpa
7|s,rs,,a*= r'!(,-r*' Ir] +zxslr,)(s., Ir] -zxs 1t)ax=syrlzo (6.63)
p:7840 kd*,
(6.64)
A:240 mm2 y= 1.8816 klm
7 Js,rs,, a*= z - r.' I t? + 2x3 I r' I L + x3 t *)a*= -rzyt] I ao I:2000 mma
i(, )(-,.'
:2000x10-12 m4
L ^dx=7J[-x L7
:2 1L+*, lr])'d*=r1, .......... (6.65)
7JSf,
) , /105 Elemen balok mempunyai2 node dengan2 dofpada masing-masing node
sehingga elemen ini mempunyai 4 dof : ,,, , 0, , u,, dan 0,. Karena
LLr
7
js,rs,edx=zi(-*'/r**' t:.,)(z*' tt] -zx3 tr3)ax=-1tr? tzto (6.66) hanya 2 frekuensi narural saja yang perlu dihitung maka model balok
cukup dengan 1 elemen. Selanjutnya kita bentuk matriks [M] dan matriks
Dengan mensubstitusikan (6.61) - (6.66) ke (6.57) - (6.60) kita peroleh
[K] model ini.
tMl
156 '1.3,2 54 -7,91
[ 156 z2L s4 -13L-l '1.3,2 l,M 7,g -1,0g
zzr 4L2 13L -rr, | [u]r'r =o,oo27
54 7,9 156 -13,21
I
L r =l!_l
[M.t(")
42Ol 54 13L 1,56 -22L1
6.62)
-7,g -1,0g -1g,2 1,44 )
[-rar- 4r] -22L 4L, ) r, s,6 -12 ,,u1
Sedangkan matriks kekakuan elemen balok telah diberikan pada Bab 3 l
sebagai berikut: L r =raszl
;-r1(') '':
311 -?'^u
l-12 -3,6 1,2
'::l -3,61
lg,o 0,72 -9,6 l,M)
setelah elemental matriks [M] dan [K] kita peroleh, kita bentuk sistem
global model ini.
t76 Ieori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga Analisis I'lodal tlt I
_-l tz -3,6f
l.ltsszl -'- l-0.0027
v'vvL' )l
t 1s6 -13,2-l1_f ol
"l-tz,z
l'"'l-t,u t,++) 1,44 .]l l0 J
10.0211
) o\,: 1143,2)t s ) 122,8) _.
h z:lob i,,= rrol*
1;',;;t 1,ri, i*d t
Seianjutnya bentuk mode pada frekuensi naturalnya dihitung sebagai
berikut:
5.7 EtE}IEil TRA}IE
Mode pertama dari nilai eigen 2, = 0.021x106
Elemen frame digunakan untuk model balok yang terbebani secara aksial
l. --( tz -3,6) --. .( 156 -ta,z'1.1(u,r'l:f0l dan lateral. Node elemen frame mempunyai 3 dof pergeseran aksial,
L"u'f -;,u 1,44f55'roo[-,r,, r++ J][ u, ,J=[o,J pergeseran lateral, dan rotasi.
,- :::;)[:l) =
[:
[_:,1'; ]
u,,{,,',,1
{l;;}= Gambu 5.5 Elemen frame
t78 Ieori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Analisis l'lodal t79
AE
0 0 _L
AE
00
L
._
12El 6EI I2EI 5EI Gambu 6.7 Hemen frame miring
0
L' E 0
1s 1: Matriks transformasinya adalah
5EI 4EI
0 _F6EI 2EI
[Kl(')
0
-U L L (6.70)
lcosy siny 0 0 0 0
L Jxy =
l-sin7 cosy 0 0 0
I
_L
AE AE
0 0
0
r-r_l oolooo
0 0
L
(6.73)
12EI -F
0 --r- -F
12ET 6EI
0 -r- 6EI
'''-l o
0 I
o o cosy siny
0 0 -siny cosy 0
o
[M]"'=trl'tMllltrl ......... (6.71) 1. Hitung dua frekuensi natural pertama dari model-model balok (a) dan
(b) y"rrg terbebani aksial. Skets bentuk mode pada frekuensi-frekuensi
naturalnya.
gx1(') lrirtKlfltrl 612)
Analisis Modal t8t
t80 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga
E = 150 Gpa
p = 780[ kglrnr
Ar:1000rnm:
rnml
u
IT:
E = 200 Gpa
ftnntY= 7346 q'*'
;a t L_____,
_l_ I-bim steel \\iSxI5
A =500mmr A = 500nm,
./:,/: V
/i: \!l
\,\i: dl .l 1,,.
I
d=8.11 u:
b = 1.015 in
-]'JL
/'t'
...,1-.
\/
tio I
...-.\.,
r' rio
ri = 0.3 15 ln
'- I l'*t"
I ',- '
r., = 0.:15 in
ilT0",,
\LI
12
7
FORMULASI
BESIDU BERBOBOT
Pada bab ini kita akan membahas dasar MEH untuk mencari fungsi aprok-
simasi solusi perkiraan dari persamaan diferensial. Syarat utama dari
Rr*t:d'i- x=-2a-x Q.3)
dx'
fungsi aproksimasi yang digunakan adalah memenuhi syarat batas
(boundary conditions). Kemudian fungsi ini kita substitusikan ke
Persamaan?ersallaan Diferensial
persamaan diferensial yang hendak dipecahkan. Karena ini hanya fungsi
aproksimasi maka akan ada galat atau error yang terjadi, dikenal sebagai
residu (residuals). Nilai galat ini harus diminimumkan secara keseluruhan
Persaman Diferensial Biasa Persamaan Diferensial Parsid
dalam domain Q. Teknik untuk menentukan fungsi aproksimasi yang Persamaan Elliptik
q(ay) y:f(x)
#.ntr;r) fl
umum digunakan pada MEH adalah: +
1. Metode Residu Berbobot (Weighted Residual Methodl k-g*k..$=q(x,y)
x dxz Y dx'
2. Metode Variational
Persamaan Parabolik
3. Metode Rayleigh-Ritz
dT kl;z+r(rt)
pc;;: . d2T
Pada bab ini kita hanya akan membahas metode residu berbobot.
t86 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga [ormulasi Residu Berbobot t87
ar adalah fungsi bobot. Persamaan (7.4) adalah bobot residual. Ada tiga 1.L.l iletode least Squares
metode yang umum digunakan untuk menentukan fungsi bobot, antara
lain: Metode Least Squares mensyaratkan agar nilai kuadrat dari residu harus
1. Metode kolokasi (Collocation Method)
minimum pada suatu nilai a.
tl \
2. Metode Least Squares dl IR'z dx
\o /_0................
I
(7.9)
3. Metode Galerkin da
Dari persamaan (7.13) kita dapatkan a = -0,2s. Hasil ini juga memberikan Contoh 7.1
bentuk fungsi aproksimasi f1*; = -g,25* (1-x) . perbandingan antara solusi
Tentukan konstanta a, dan a, pada Persamaan (7 '74) yang merupakan
aproksimasi dengan solusi analitik diberikan pada Gambar 7.2.
solusi aproksimasi untuk persamaan PDB di bawah'
ttE
Solusi analitik ts2rI =x 0 < x< 1 ................. (7.r)
:F Solusi aproksimasi dx'
DenganSyaratbatasT(0)=T(1)=0.Residudenganfungsipercobaanini
i ,1 adalah
+2ar-6 arx-x
dx' -*: -
i o= 1'T 2a,
-0.03 I
Metode kolokasi
-0.04 l Karena ada 2 konstanta yang harus ditentukan maka kita gunakan dua
sampling point, xr = 0,25 dan x, = 0,75' Dengan mensubtitusikan titik-
-0.05 I
lrlLl
I
-0.07 |- -rl Dari kedua Persamaan ini kita dapatkan at = -0'167 dan a, = -0'767 yanr
0 0.1 0.2 0.3 o.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
untuk meningkatkan akurasi hasil, kita dapat menggunakan suatu fungsi Metode Least Squares
aproksimasi dengan pangkat yang lebih besar, misalnya Dengan metode ini dua fungsi bobot ar, dan at perlu dihitung'
: 't
Dari kedua persamaan di atas didapat 2 persamaan linier untuk meng- =.
E I t :
hitung kedua konstanta, at = -0,167 dan a, = -0,L67 yang memberikan Solusi analitik {--
Solusi aProksimasi -
fungsi aproksimasi i1*1:-g,167*(1 ot.
- *r) .
Metode Galerkin
-fL
l-
t-
-0.02 l_ -r
Dengan metode ini dua fungsi bobot q dan a4perlu dihitung i- F
t-- I
di
ttr=G=x(l-x) dan a4=fr:*'1r-*; -o.os -
r-
r_' +
FI J.-
*.
t.
1-i -l
Selanjutnya bobot residualnya dihitung sebagai berikut -0.04 - ,6: I
11
1, : ja4(x)R(x)dx : Jx(1-x)(-2 at+2az-6arx-x)dx:0
00 .f
-0.05 p
I1
1, : Ja1 (x) R(x) dx : Jx2 1f - x; 1-Z a, + 2a, - 6 arx - x) dx =O
00 i i
-0.06
Dari kedua persamaan di atas didapat 2 persamaan linier untuk meng- l'
hitung kedua konstanta, at = -0,167 dan a, = -0,167 yang memberikan [- I ai r r I I r i -i
-0.07
o 0.1 o.2 0.3 o.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
i1*;=y1*1* I r-S-(*)
m=1
(7'1s)
Ringkasan penerapan ketiga metode untuk mendapatkan fungsi bobot Menurut (7.15), Y(*,y) = *'1t-y;*y dan S(x,y) = arl'(1-yX1-x). Dengan
(weighing function) dibeikan pada Tabel7.1. mensubstitusikan (7.19) ke (7.16), residu dari aproksimasi ini diperoleh
Iabel 7.1 Ringkasan bentuk-bentuk fungsi bobot.
sebagai berikut
Galerkin rq
.cl
k-=-o
m
t adalah fungsi percobaan dan a, adalah konstanta-
konstanta yang harus ditentukan.
Untuk menjelaskan penerapan metode bobot residual 2-dimensi, mari kita Gambu 7.{ lllustrasi domain persamaan diferential parsial 2-dimensi.
bahas PDP Poisson berikut: Menurut metode residu berbobot, residual didefinisikan sebagai perkalian
azT azT q """""".'" antara residual dengan fungsi bobot (weighing functions).
;-;-1-;-;= (7.t6)
dx' dy' ( ^tA
^cA \
T=T pada f, (7.t7) Konstanta a ditentukan dengan cara yang sama dengan cara yang kita
gunakan pada problem 1-dimensi. Contoh 7.2 menjelaskan penerapan
u#=-q pada rn (7.18) metode Galerkin untuk memecahkan suatu PDP.
Sebagai fungsi percobaan solusi dari PDP 2-dimensi ini, kita pergunakan
Contoh 7.2
o'L
^1- o'l
^r-
0<x<1dan0<y<1
ox- oy-
a)
-+--U
;') 0.tt
0.6
Dengan syarat batas:
T(0,y)=ydan T(l,y)= 1 0(y< 1
0.4
0.2
T(x,0)=x2dan T(x,l)=1 0<x<1
0
Gunakan fungsi aproksimasi berbentuk I
dT
,:i=*Y(l-x)(1-Y) (A.1)
197
t96 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga formulasi Residu Berbobot
Dengan cara ini solusi aproksimasi pada setiap bagian dihitung. Bentuk Elemen (1))fo =r,#i*rrfi=r,{a(e25-x)}+rr{ax} 0.2s)
fungsi percobaan yang paling sederhana adalah fungsi linier. Fungsi-
fungsi ini harus memenuhi syarat batas elemen. Untuk elemen ke-(r)
Elemen (2)) i(a =1, b111, -x)}+r, {a(x -02s)} Q .26)
maka fungsi aproksimasi f(i) harus memenuhi kondisi batas berikut {}=r, 1+(05
t(')1x,;=T, aan t(')11i+r):Ti*r (Gambar 7.7). Elemen (3))ir.:r =1, ra-x ..1*{}:rr1n(0,75-x)}+T, \+(x-o,sy U'27)
S(x) dikenal sebagai fungsi bentuk (shape function). Bentuk dari fungsi Dengan menggunakan integrasi by part,
bentuk yang memenuhi syarat ini adalah
dan
sl?,=**-='i
c(,) _ X-Xi _X-Xi
" Q'24)
Bentuk bobot residual persamaan (7.30) dikenal dengan Weak Form.
Karena fungsi-fungsi bentuk ini berbentuk linear maka fungsi ini dikenal Selanjutnya bobot residual ini dihitung bagian per bagian (elemen per
dengan fungsi bentuk linear (linear shape function). Untuk problem yang elemen) secara piece-wise.
kita bahas, keempat fungsi percobaan untuk masing-masing elemen
adalah:
t98 Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga formulasi Residu Berbobot t99
t=i.'i'f-+
i-r
"l
9-,*lo.*[,,gl'
(oxclx ) I drl,
(7.3r) 4', ='j [-(-4 )(-4r,+4rr)-4(0,2s-x)r]0.-lr{" #1.,
Penerapan bobot residual piece-wise untuk memecahkan Contoh 7.1 ini :- 4Tt+4T r-0,042-#r,
dijelaskan pada Contoh 7.3.
o,z5r l-ai
Contoh 7.3 - ="'lo f,-1+ 11-+r, +4r .t
ry, r\-4xz )lax-la{li
l" idx
Tentukan solusi persamaan PDB di bawah dengan membagi domain
:4Tr-4lz- 0,021.
Eremen ,,
#:4#r, *#r, =-.Arz+Art ,g, ::.i[-(4 :
X-4r, + 4r, ) - 4 (x -0, 25) x] dx 4r z - 4r e -0,052
Eremen r,
# =#r, *#r, :-4rz+4r+ Elemen 3
da;13)_as!3)_
Eremen rt
#:#r* *#r, :*4r++4rs
,? =X=s!3) = 4(0,7s-x) d* - dx --=
A
dx dx
-1.4 0 o o1[#tor 0,042
-----t
dr4o' 0-8 4 o oll r2 0,063
4, =H=s!4): 4g-0,7s) -ds!o'-,
d*-d*-* 0 4 -8 4 oll i. 0,125
004 _8 0,19
n 'll
r*
000 0,028
'r[g,,,
--4Tn+4Tu-0,106
Sistem persamaan linear dapat dipecahkan dengan teknik pemecahan
ini
I+, : ! [-(4 X-4r4 +4rr)-4(x-0,75)xldx+lrlr,-{l
I
- o*1,_,
sistem linear (Kosasih, 2006) dengan hasil,
0,75- |
9rrol
ox -0,199
:4r+-4rs- Ooru*jltrl i, -0,039
setelah bobot residual dari setiap elemen dihitung, residual-residual i, -0,063
ditotal. L4 -0,055
0,249
Ir: \t)=o ) 4T, + 4T r:o,oa*ff to)
grrrr
ox
arr- Solusi pada setiap elemennya adalah
S1o)=0,042+4Tt
lr:I? +lf) =g ) 4Tr*8Tr+4T, =0,063 tto : -o039{ax} 0(xS0,25
+r**Str) =0,028+4Ts
202 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga formulasi Residu Berbobot
0
aqt?, _asl?, e.t7)
solusi analitik dx dx
-0.01 solusi piece-wise
(7'3e)
-..1,v
%+t-O, - -",,,
-ri+l """"""' (7.3s)
[-. orl I
q :100kw / -' . [K](a dan [F](' dari elemen adalah
. -i] *',"' *
[,]:, ]'"'
= -[*]'"'
{*:, }.
{.}'"' *
]^ H-'.
*l'=.'.'
i (7 44)
r*r,,,:?[], ;'] Y[? l]:#[], l]=,"[-1,
l"' ] dan
Matriks [K] dikenal sebagai matriks konduksi sedangkan vektor [F] adalah
{,i," =ry{l} ='ooooo.o'o' {l}
:,, *,*'
vektor beban. {l}
(7.45) [.utl o I-J o I-J t llil
I
I
"'u"1.-.,
1t'*l
[-l
atl l-lnotr, -ro)J- Iner'J lnel lqJ
ful(") - Crd l1l
'1.', - , 1r[
(7.46)
I l*=*o] I
Sebuah plat pemanas dengan ketebalan 20 mm terbuat dari tembaga selanjutnya kita substitusikan [K](4, [F](a dan ] 1il.=-" f
r'" t''n')
dengan k = 400Wm.K. Panas ditimbulkan di dalam plat sebesar l ..9Il
' u"l.=.,
I
4 =l00kw / m' . Dasar dari plat adalah sisi terinsulasi dan sisi atas tereks- [ ,J
pose ke udara dengan h = 20 Wm2.K dan T, = 20'C. Dengan mengguna- dengan hasil
kan analisis l-dimensi, hitung suhu pada dasar plat T" dan pada sisi atas
plat To. =-,,'[: ;]{t}.,,'{1} [: ;]{t}.{,:r}=[:]
[l]"'
- Dalam bentuk matriks, sistem persamaan yang harus dipecahkan
adalah
h = ?0 Wlm2.K ? q:lc,fikff lma
Tr = 20'C
',[-" ;]{t}.[: ;]{t}=,"{l}.{,i-}
DenganA=1m2,
k = {00 Wlrn.K
Persamaan diferensial untuk problem ini adalah {,r,[_,, ;].[: ,ll]{t} ',{i}.{;.}
r1'T *q =o
ox-
206 Teori dan Aplikasi Metode Hemen Hingga
formulasi Residu Berbobot 207
Dari sistem persamaan ini diperoleh 3. Tentukan suafu solusi dari PDP berikut
lil u'+u
r2r r2r
r_0
1r,l=l rzo J '
[rzo,osl "^
0<x<1dan0<y<1
;) ^)
ox- oy-
Dengan syarat batas:
dengan menentukan konstanta-konstanta a, b dar, c untuk PDB-PDB f: y(1 - x) +xy+a xy(1 - 0.5x)(1 - 0.5y)
berikut:
4. lDiadopsi dari Burnett, 198/ Gunakan metode Galerkin unruk
a. *rd'T= -2T=t r<x<2 syarat batas: T(1) = T(2) = 0 mencari solusi aproksimasi berbentuk
dx'
b. *r 1'T-z*tT +2T:o 1<x<4 syarat batas: T(1) = 0 and T(4) = 12 W(x): 2 a"<p"(x)
^-f
dx' dx n-1
c. 4J*4I-21=g
'dx 0<x<1 syarat batas: T(0) = 0 and T(1) = 12 di mana
dx2
. 2nx
2. Dengan menggunakan bobot residual bagian-per bagian, hitung solusi e,(x):sinf +,{,.1=}[r-.*?) Q3(x)=srn-
aproksimasi dari PDB-PDB pada soal 1. Untuk soal ini bagi domain
menjadi 4 elemen. dengan menentukan konstanta-konstanta an:
\\r \2t r
\f (4r
9[rdl):.
dx[^ dx / b o<x<L
Secara sistematik:
Syarat batas: W(0) = W(L) = 0 dan L = 10m, g = 9.8m/s2 dan T = 98N.
a. Bentuk weak form 5. lDiadopsi dari Bumett 1982 Gunakan metode Galerkin untuk
b. Bentuk sistem persamaan linear mencari solusi aproksimasi PDB berikut:
yang berbentuk:
Trhd: 35 oC
a. kuadratik: U1*;= ao+atx+a2x2, dan
h = 45 W/mz.K
b. kubik: +arx3
itl
tJ 1*1=ooarrr+a,rx2
Solusi juga harus memenuhi kondisi batas: U(0) = 1 dan U(4) = 0'
I locm | 2ocm I rzcm
Bandingkan solusi aproksimasi ini dengan solusi sesungguhnya.
I
I
PERSAMAAN
DIFERENSIAL PARSIAL
8.I PEI{DAI|UI.UAII
z) .. ...'.'.....
{c)x'{*, r, * {Oy' {*,
11 y, r) *
ff 8, v, z) = Q(x, y,
(8.1)
azT . a2T(x,y,z)+9-l(x,y,z)=0
^2m
-....-... (B.2)
rdx'\x,y,z)+ oy-
u oz-
Dengan syarat batas (boundary conditions), solusi dari PDP elliptik adalah
T di dalam domain permasalahan. Untuk problem 2-dimensi, pengaruh
domain dari permasalahan ini dapat dilukiskan oleh Gambar 8.1.
-T
212 Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hinga Persamaan Diferensial Panial 2r3
dT
An
a) azT
---=(*.y) +----7(x, y) = f(x,y)
0(w Gambar 8.2 Diskretisasi domain dengan elemen empat sisi dan elemen segitiga.
Guna menjelaskan metode ini kita akan pecahkan PDP eliptik 2-dimensi
berikut:
K a2T. azT
\](x,y,z)+\](x,y,z):Q(x,y,z) (8.3)
ox- oy-
Gambar 8.1 llustrasi domain persamaan diferensial parsial 2-dimensi.
lt4 Ieori dan Aplikasi l'|etode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial 215
ro,ffa.,=r[i,$o"Jo,
'=-al**.##)^"-f,roQdo+ s'ffar (88)
:(i"[#)1" Term terakhir pada persamaan (8.8) adalah integral garis yang hanya
dilakukan sepanjang batas domain.
4,
Ax 40y
dan co. Berdasarkan definisi metode Ga1erkin, fungsi bobot rr;
Prosedur yang baru saja kita lakukan dikenal sebagai Teorema Green
acd't __(w lz-y) ac,tr't __(w I z+y) (8.12a)
(Greenb Theorem). Dengan mensubstitusikan (8.5) dan (8.6) ke (8.a)' Ax LW ryLw
persamaan residual kita peroleh: aaj;t _(w tz-y) aatft __(t lz+x) (8.12b)
Ax LW LW
{*#.##J*. i'[ff..*60,)o'-i,'o*
,=- (8 7)
ac,tt) _(w lz+y) aa\')
-(L
I 2+x) (8.12c)
Bentuk residual yang diberikan oleh persamaan (8.7) dikenal sebagai weak
Ax LW ryLW
formyangbisa juga dituliskan sebagai berikut
2t6 Teori dan Aplikasi lletode Elemen Hingga
Persamaan Diferensial Parsial 2t7
$:r,#*r,r#*r,**rrry (8.13a)
Setelah integralnya dihitung, persamaan (8.15) dapat disederhanakan
menjadi
4"'=, 04"
*t"a{'-*7^a?t'-*7^ry
q.lry^zq-Jq_+ry
(8.13b)
fr.l(") t l2 -2 -1 1l l2 1 -1 -21lliT.l t1l
l,;l ,l*1, 2 1, ,l '1, 2 -2 -, lllr,l o'*l,l (8'16)
t\q=-b(*+.Wfllo"-h,,{aqao (814a)
Setelah semua residual elemen dihitung dan digabung menjadi total
residual atau global residual, kita akan dapatkan sistem persamaan linear
,(e, ,(mu' u{.q14.'|*-[,4,qoo
t)'=-h[
berbentuk
& ax - ay ay )*.
(8.14b)
lKl{r}=El (8.17)
tft=-h(*+.#Wlo"-t*)Qdo (814b) Matriks [K] dikenat dengan matriks konduksi (conductance matrix) dan
[fl adalah vektor beban (load vector). Integral Srffar ini harus
tf,i=-b(*+.W{lao-s,frqao (8r4c)
ditambahkan pada residual elemen untuk elemen yang berada pada batas
domain. Guna menjelaskan hal ini, seandainya suatu elemen dengan sisi
2-3 berada batas domain (Gambar 8.3), dengan syarat batas berupa
Dengan menggunakan derivatif persamaan (8.12) dan (8.13), pada (8.14) derivatif {=o,maka integral ini diberikan oleh
dan untuk sementara kita tinggalkan term terakhir pada persamaan (8.8), an*
kita dapatkan persamaan residual
[st,l [sl',] [ol
[],
.1(')
+l I
ast"r
J",l
[*i"'.l
layl
lell T,l Lsf,l Lsf,l
',1:fl1*.,
=:{,|:fl1" o,=ryli
Lol
I (818)
t' asl", 6!;' asf, asf,) I ar lf asf, ffi,;' asf) asf,) rl' ldc)
lll =-ff
-ill
6sgr a^ a, a, a,
lf
l[ dy dy dy dY)
J-lmy, ll
il
1,, l lEl - -l
4ll
a* I
lasf'I
LE-l
2r8 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Panial 2t9
"+[i]
[s1" 1
la"r: -Lifl]
Isp lat . 82
-1, -ls5',
dt dI
-:-= , =0,
dn dx Lsf'l
dTdTVY
=-
GH
=o'"*l
a*
ar-r
I-L
(iH€J
I
i ;t
Gambar 8.3 Elemen bi-linear segiempat dengan sisi 2-3 pada batas domain dT dT
Untuk sisi-sisi yang lain (Gambar 8.4), integral ini didapat dengan cara
yang sama. {E,1 sisi 3 -.1 ic1 sisi 1 -{
Gambu 8.f Elemen bilinear segi empat dengan sisi l-Z J'4dan l'4pada batas domain.
Untuksisil-2,
[sl,,.l [sl",l
r,lffl
l#,.
='!,l;[l
l"
o"=+lll [1.]
(81e)
Contoh 8. I
^ ) oy'
cx' ^',
a)
0<x< 1 dan0<Ys 1
sisi 3 - 4,
Dengan syarat batas berikut:
[s1" <y < 1
0(0,y) = y dan Q(l,y) = 1 untuk 0
1
Elemen 3
Elemen 1
-1 -2 l4 -1 -z -1][Qrl [o",]
4 -'t. [i:1"' r l-r 4 -1 ,flo- l.pAl"l,-l
[ill"'-,f--, a -lllo, I 2l ol
l', |
--61-' -1. 4 .[1'] *1"J,. o)-z -1.
l-, -z -1 njlo,l Lol
Lr.I l.-1 -2 -1 llLfil Lrl
Elemen 3 domain. OIeh karenanya ada
j:uga mempunyai sisi pada batas
fur=l S 6:+=1 &:=l
tambahan term pada residualnya. Dengan cara yang sama, tambahan term
pada residual yang lain juga ditambahkan untuk elemen dengan sisi yang
(l 3) (14) (ls) (16) berada pada batas domain.
*re=0 $:r=1
06=0 15
(s) (6) (7) (6)
Si:=1
S:.1=1
, l-, 4-1
=-.1_?
-1 4
-2 -1 l]|fi]
.ft'l .hl
(u G) (3) (4)
Elemen ,/ mempunyai dua sisi pada batas domain (sisi 1-2 dan sisi 1-4).
Dari dua sisi ini term (8.19) dan (8.21) ditambahkan pada persamaan
l"r
Lr,,
, l-, 4
e)-z -1
[-, -2
-1,
4
-1 1[fi]
.[Il
residualnya.
6
Elemen 2
l4 -1, -2
ltrf")
ttt l4 -1
,1, 4-1 llt[: I
11, I tl-1
I
ll, I
I =--t
ol-z -1
4
Elemen 2 mempunyai sisi 2-3 pada batas domain dan term (8.19)
ditambahkan pada persamaan residualnya.
711 leori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga 713
Persamaan Diferensial Parsial
Elemen 7 Eiemen 72
[ 1, l(" l4 -1 -2 -1. -2 -11[O,n'l t o I
1,, r l-1 4-1 rll[:] [1,0.]"" l4
r l-1 4-1 -r[l 0,, l-o,rrl,",u
ll,.l --
I
o1-z -1,
I
,llL[:] '
4
I
*2 ;llfi,l l;; I
6l-2 -1 4
L,', l [-1 -L
L"r ] i-' -2 -1 L"r'l
Elemen 8
Elemen 13
l4 ,1 -2
.1"'
["1,,, ll+ -1 -2 -Il llQ,u.l [r",n.l I o
,l-, 4 ["u'1""
| I
--_)
o)-z
-1"
r!::l 1,,,1 :-,Jl-, 4 -1,
-1.
;lll-l..l:l=li,
4 6ll-2
1,,,1 -1.
L"-l [-, -2 -1 ll[tr] V) lL-' -2
4
-1,
Elemen 9
l4 -1 -2
.] ELemen 14
[",l"'
,l-, 4
-11 [Q,, [,,,,-l ll+ -L -2 -tll[Q,,] [ o
-1, -rIq,, l-o,zsl o l'rr1"ot
lI,rl :-rJl-, 4-1 -r l ll 0,, I o.*l o
ll; -- I
,llL[:] '
I
o1_z -1, 4
1,,, 6ll -2 -1 4
lL-' -2 -1 ;lilt;;1.-l:',:',
I
-2 [":,] ,,l
I
1". ] l-1 -1
L
Elemen 1O
Elemen 15
llrrl"o' | 4 -1. -2 -1 -2
lr,,
I
I I
t l-, 4 -1. -ll[[:l [1,'
| ,,, ,[[:, 4-1 -lll [[:] . ,,[ :
It,' I 6l-2 -1
---t
4
o)l -z -1. 4
Lr,,] l-r -2 -1 ;llr; I
l,,n
1,,, 1 IL-, -2 -L ;llllil"-l:"".,
Elemen 11
Elemen.16
[/rr-lt"' -1 1
|4 -11[Q'r.]
lr'. 1 ,l-, 4-L [l,r-]t'u) ll q -1 -2
I
, ll -t 4-1
lr,n I
,,, I
ol-z -1 4 :ilt: lr,,
lr,, I
-- o1l-z -1. 4 .[*']
I lllllll
I
/4) =
rr=t\i) +r\l^).;l:?.rli\
Node 1 ) r, =11,r =-[+,*!e,*If,*Zf, *ffo,,+94o,, =o Node ,u z * 2 *iQ"
z + 2
* +iQro +iQ" -;+,, +iQ,' Qm =0
iQ, iQ, iQ" u
Node 2) r,=tN) *tf'=IQ,-l*,* !0,.1+"*lo, *lor+0,25a,,:0 Node 15 ) /* /{!l * r\!, * * + a.,, --0
} +,
=2A,*
} +,. } +,. - } o* lo,*
=
Node /8 -,'
Node 6) ro :rl,) *r[,, :*e, *20,-2f".2f,*]e,, *lO-+o,zsa*o=o i' ;,',Yi::..{i,, ^..'i r= f *,, * | +, . l+ * * le,, * le,n =o
1" =1[2)
o +/[rr al5ol + 4?\ - Node 20) r,o=rl:l) +rNf=f 0,,*|0,,*f 0,,-|o, *lo^*!Q**o,xooo=o
NodeS), ,.o 2 2 16 2 2 2 z
io,*io,+ie++;q,-;q,+ie" + ie,,+ ie,, +iQ,n=o Node 21 ) t,, : t,,',= *lO, - lO,, * ler, *W orr, *W o,,, =0
* *,.
Ir=lf\ +If\ 17rzt +lft =
Node 9)' " Node 22 ) --Z q,, + *'rQ,, * - lO, * lQ u * o, zs o ru =o
"
lo,*le^*3r,.2r,-f o, *l+* *1e., *1e,,* e,,:o
f
I zz = rt? + rff)
lQr, lO r,
Node
l,- =f{i) *1(o) * 1(e) a 1(10) -
12) '12-'122'',, '2'12 ''!;
Node 25 ) tu=rff) =l+,,* |0, *le,r-2f"*Yo-u*ffo,u=o
_Qt+;Qr+;Qs+;Q,, * M, ,+.2Qrr + 2
. Qr^+
2
.
2
Qrr+;Qrs=U
bbbbbbbbb =Q Dengan syarat batasini (Iihat Gambar 8.5), maka $ pada node yang ada di
batas domain ini tidak kita pakai. Setelah mensubstitusikan nilai-nilai
t"^=tll\ +I!7^\ +Illo\ +1111)=
Node 13) ,' '"r- " u-'" ,-'' 1.(, 2 z *iQ,,
2 +iQrs=0
2
kondisi batas ini, sistem persamaan yang kita dapatkan adalah
iQ,+iQ,
+iQ"+iQ,,-f Q,. +f,Q,^*iQ"
--
716 Teori dan Aplikasi l'letode Hemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial
16 -20-2-20 000 Q, 2,725 Untuk permasalahan pengaliran panas (heat conduction), sering syarat
_) 16 -2 -2 --2 -2 000 Qt 1..75 batas yang digunakan adalah syarat batas konveksi. Unruk syarat batas
0 -2 1.6 0 -2 -2 000 Qs 7,625 konveksi pada sisi 2-3 (Gambar 8.7), penghitungan integral
;rffaf
a
-2016-20 -2-20 Q,, J
diberikan oleh persamaan (8.22).
a
-2 -2 -2 1"6 -2 -2 -2 -2 Q,, 0
0 -2 -2 0 -2 1.6 0 -2-2 Q,n 6
,dT ,dT =_ft(r_4)
0 0 0 )-2 0 76-20 Q,, 8,5
dn&
0 0 0 -2-2-2 -2 1.6 -2 Qrt 6
0 0 0 0 -2-2 0 -216 Q, 10
Gambu 8.I Elemen bilinear segiempat dengan sisi 2-J adalah sisi konveksi.
orlr!,,
[o 0 o ol[4.']
1-,
0.8-,
0.6..
Lsf'l Lol
0.4-
0.2.
0:-
1
0.5 0.6
o4
-- . 0.2
0O
l#* *l; ;3
(8.2s)
-r,l:[] :llffl l++l;l
Lsf,l o o o]Lrl',1
[o Lol
Gambar 8.10 Elemen bilinear segi empat dengan sisi l-4 adalah sisi konveksi.
[sl.,l [o o o o'l[r{,'l [o'l Persamaan Poisson's sering digunakan untuk menganalisis konduksi panas
rll=-r9I=-h(r-r-
dn dy
)
re
tt
Gambu 8.9 Elemen bilinear segi empat dengan sisi J-4 adalah sisi konveksi.
Sisi 1-2 elemen ini adalah sisi konveksi dan sisi 1-4 adalah sisi konstan
flux. Untuk elemen ini tambahan term (8.21) dan (8.24) ditambahkan
pada persamaan residual elemen ini.
Teori dan Aplikasi l{etode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial 23r
230
1,, I
t
rlo,ozsl-z z t -tl o,oslr 2 -z -, lllr'
,) .] r
1,,
I =-a] onsl-r 7 2 -zl*onzsl-r -z z rlflr-
I
l-z-t
I
*o,orull-l
, o
ooo,oulo o o ollr, l
o o -2 rllr,
40(2s)(0,05) 0l
2 1l
L;,] Lol
I l-oor lo o -1 l-oo^s
E1emen 2 lo,, I Lo -2)lr, ) 1l
Sisi 1-2dan 2-3 eler'irerr ini adalah sisi konveksi dan term (8.25) dan (8.24) 4
perlu ditambahkan. Iru l(
4) Ilz -2 -L 1I Iz i -1 -rll[t,l
Itrf"' I 12 -Z -1 1'l l2 1 -1 , lo,orul-, 27
lr. =_6trrrl
I -tl o.oslt 2 -2 -tlllr"l
I ,. I ,lo,orul-, 2 1 -tll+lo.oslt 2 -2 l,, l
1,2
i :).*l-:-i ? ;lll;:l
Ir"l 6lo,osl-1 -21 0,0251-1 -2 2 l 1,l -1, -2
L,,l I
2
;llllil
1,
L, -1,
a ,) l-, -1 't 00
no ,,oul -i -2
-'.*--rL:
f-) -1 0
0
o
o
l[r,l
llr, l- +o rzslto,osll r
[1"1
no o.oru[3 -2 -1
.ro=-i3 -L -2
00 o.llr,]
,llil.*-*[il
l-ooru
I
0 0 ollr. Iol
Lol
0 0 ollr, l 00
Lol
no o,*[3 00 :lt;:l 40 (2s) ,0,*,[31
-ros-r[3 01 rllr, l*oor z ;r1
to 0 0
:lt;:l 40 (2s),0,0*,lll
no _:--l
L,-----
o.orulo
o
-2.
-1
0 ,llr,l
6o,s
:lltl-*-L;l [.r]
-1.
lo -1 -2
lo 0 0 Selanjutnya residu-residu elemen dijumlahkan untuk memberikan total
3 dan 4 diperoleh dengan cara yang residu (Iihat Contoh 8.1).
Elemen-elemen residual elemen
sama. Untuk problem fin ini, karena simetri dari geometri fin hanya setengah
dari fin yang perlu kita analisis. |ika ini kita terapkan hanya dua elemen
yang perlu digunakan. Selanjutnya guna memudahkan penghitungan,
program MATLAB dituliskan. Program 8.1 adalah Program MATLAB
untuk memecahkan problem fin dengan input: paniang dan tebal fin,
konduksi koefisien, heat transfer koefisien, suhu sekitar dan suhu base
Persamaan Diferensial Parsial 233
212 Teori dan Aplikasi l,letode Elemen Hingga
.-liil \\
-i- rl
l
irl
[f
Enter the thermal conductivity of the fin (W/m.C): 60.5 \
Enter the heat transfer coefficient (Wm^2.C): 4O
Enter the fin base temperature (C): 100
L
l-..
Enter the surrounding temperature of the fin (C): 25 1 I
'-1.
Enter number of diuision in length-direction 10
Enter number of division in half-thickness-direction 4
L1 f_r
Gambar 8.12 memberikan plot dari contour suhu pada fin. Sedangkan 0.04 0.05 0.06 0. 07 0.08 0.09 0.1
x(m)
Gambar 8.13 memberikan suhu tengah sepanjang fin.
0.05 Gambu 8.13 Plot suhu tengah fin
0.045
136 for j- : l:ndiv-y Dengan menggunakan elemen segitiga linear (Gambar 4.8), solusi
131 TotalHeatloss : TotalHeatloss + qfl-ux(i)*dW;
138
139
end
TotafHeatloss : 2* Total-Heatloss;
aproksimasi t diberikan oleh persamaan
140
7 41. ir*- -* PLCTTING T'iiE CENTI{ELINE TEMPEFhT'iI3.ES - * * - * ft,l =5t,1T, *Sf)1; *Sf)T, .. . . (8.2S)
t42 for i = 1:ndiv_y+l
143 for i = 1:ndiv_x+1 di mana fungsi bentuknya adalah
744 x(j,i) : (i-1)*dL;
145 y (j, i) : (j-1) *dw; 1
146 end Sr=*(or+ P1x+4V). (8.29)
!41 end
148 figure (1);
t49 plot (x (1, I :ndiv_x+1), T (1 :ndiv 1
155
r -*- --g)t r:'oirr IirLf 'l'+mFer.,ture-*--*
156
t5't for i : 1:ndiv_y+1 Guna menghitung residual I diperlukan
Aco )at dl , ?t a",,,.
158 fori:1:ndivx+l 0xryax oy
159 ii = (ndiv_y+1-j)*(ndiv_
r60 xx(j,i) = (i-1)*dL; ar\a aal') B,
yy(j,i) = (j-t)*dw; F, (8.32a)
161 =
162
r63 end
rr(j,i) : r(ii); Ax
=
2A ry24
764 end
r65 orf) aaL') 6, (8.32b)
766
761
:i;-.----'.llop Ha.1. f f s:mperatrr:e- ----
for i = ndiv_y+2:2*ndiv_Y+1
0x =9,
2A ry24=
168 for i : 1:ndiv_x+1
769 ii- = (j-ndiv_y-1) * (ndiv_x+l) + or\" P, aa\') 6u
(8.32c)
= =
170
I7t
xx (j, i) : (i-1) *dL;
yy (j, i) : w + (j-ndiv_y-l) *dW; Ax 2A Ay 2A
L]2 rr (j, j-) = r (ii) ;
L73 end Dengan menggunakan derivatif (8.32), elemental residunya dapat
71 4 end diperoleh sebagai berikut:
715
71 6 figure (2);
1.1 1 Ics, h] :contourf (xx, yy,TT, "l
|;
718
L] 9
180
Persamaan Diferensial Parsial 239
Teori dan Aplikasi t'letode Elemen Hingga
[lusl"'l lo-l
'L;]1,,''z=*ti
I
,[:; 1*,=,[:[]1".,,,'-z=,[11",
-]l5[*
li,l a.r * *'r.l#[r'+ +rflil'" Lsy,l Lry,] ' Lol
I
lL LEI I
Pada persamaan di atas, integral garis (line integral) dihitung
lsl''l '[E"r-6p=--Is!
' L.,-r.............
- i,l sf ' lqao i' (n+m +1)! '-z
lt';']
Term 1 dan 2 dari integral ini dihitung
It'p,l
- 4N-L-
F,,,,.[3lj,u 02 -,][i]." (8.34)
llfl],-
atau
E L-J 2
tl (8.40)
-
It1"
[l sf'
Lsy'.1 tsy'll nl Ln ,]
I
lc
sfr Untuk sisi -1-3,
-l
,,
sl"-l 1l
Integral6rffaf dari persamaan (8.8) harus ditambahkan pada residual Ir
,[:i"lls,,=,1 sf,i,lol, rdLr-r,r=lloll,o,, l-J -aLt 0 I ........ (8.41)
,l
^
pada elemen yang berada pada batas domain. Guna menjelaskan, mari kita
analisis elemen dengan sisi 1-2 (Gambar 8.14) berada batas domain
Ls5.,',1 t sf'l
i'l Ltl ]"
dengan kondisi batas deriva tff {:a. Integral tambahannya adalah
on
240 Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga
Persamaan Diferensial Parsial 741
6k t z ,llr, l.L*!l
l-1-l
h'L'.'l
[,];!", l#at,,- -
Lsy,l o o]Lr,]
[o
zK l
Lol
l (8 42) U
o
o
tr}
lt lt
3
F F
kg=
drr
-h(r-T*)
L: 100 mm
,,[:i,]l#dlz-s= 6k
Lsy,l
+[:[o :, ?lfl."kr[?l,,n,
,.llr;l ,k L,l
pada persamaan (8.34) jika ada sisi yang berada pada batas domain.
Elemen (1) mempunyai sisi 1-2, pada batas konveksi dan sisi -/-Skonstan
flux.
. lo*,j
.+l (,
^ rz,lllr, l+o,sz6
ol.frl
1 o)l[r,l 1l
1l
lo*r) t.0 0 0./]Lr3l ol
Teori dan Aplikasi I'letode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial 243
741
Prcgram 8.2 Program Symmetry tin Segitiga untuk memecahkan Contoh 8.3
l;;l o) [-0,0, ,J
W = input ( 'Erl-er i-h{r iia.}f. -rh:i L:k:re::;s: Df t-}1e f i:r (ni) : ' ) ;
conduct : input ( 'hirr:tt:: i_he tarel:mol ccnciucti vi.::.ir Di tiie Ii n (W,/rn, a:) : , ) ;
(2 1 0\ 2 0 1) rnl [1-l [1-l
h : input ( IErl-.jir iire ireat :-ransf er r:oef f ici onl, (trl,/m"2.rt) : ,\ ;
= ll1' 2 I -t l0
r, Tbase : input ('hlrrt€r ihe f j.n b;:se temp:elaLure (C) : '),.
- 0l+ I
,) T, l+0,8261 r l+0,+rslo Tsurr = input (rHrt-{tr .he sl'Lrroun,:ii.ng t-qpperatut:e of i-ho f i.r-r {C} : ') ;
3ffi1
[000.]
"l'3631
(1
0
o r,l Lol L,l
I
ndiv,x : input ( rnr'1tei: number r:i ,iivisrcn i.n lenqi:h-i:ler,:tior ,
)
ndiv_y : input ('iint,er: rlmbel of d:i.vi.sit--,n :j..r: hal i-lh j.cl,,ress-.r1i rect iln ')
..
155
156 end
end
Sn=i$-
1
4)(1+ 4) ................ (8.4sd)
157 figure (1);
158 plot (x (1, 1 :ndiv_x+1),T (1 :ndiv_x+1) ),'
159 xlabel('z(n) '); Dengan fungsi-fungsi bentuk ini elemental residu dari elemen segi empat
160 yIabel ( "I (C) ') ; isoparametrik adalah
16r gr j-d;
T62 asl.,
153 :r. * -, - - rrl..i{- J NG'iHi TllplPE RAT|.1F,X CONTOIIR asl"'
q
164 Ax
*-Bi:rttiti)m Ternpcrral,ur.l---** asf' asf)
r65 --*
,ri Ha1 f'
r66 for I : 1:ndiv_y+1- ax dsl"' asf, ---
asy, as,f,) E asl"' asf, ds,;, asf,)
t61 for i. : l:ndiv x+1 asf' ^
dx ^
dx dx dx) qsf ^^---l dy
dy
[i,],,
dY dY)
168 1i : lndiv _y+f-j ) * (ndiv_ ax
-li
ry
L69 xx (j, i) : (i-t 1 *6",- asl"' asf)
170 vv (j, i) : (j-1) *dv.l, Ax q
L1L rr (j, i) : r (ii) ;
112 end
L73 [s1"'.1
t] 4 1-1l .(") I
*' - - -'ll.jp l1:i.J. :1'f enLl;e r:al1- i.r'e - - - - *
L75
-
loutaear (s 46)
".
for j : ndiv_y+2:2*ndiv,Y+1
71 6
L1'l fori:l:ndivx+1 l"ll;i'
178 ii - ( j-ndiv_Y-1) - (nd'i v x+ 1) + Lsf'l
119 xx(j,i) : (i-1)*dL,
180 yy (1, i) : w + (j-ndiv_y-1) *dW; Integral-integral residu ini dapat dituliskan dengan notasi matriks sebagai
lB1 rr(j,i) = r(ii);
L82 end berikut
183 end
LB4
185 figure (2); [r]'"'=- i ifut'tDl tBl [r][ a6aa- i itr: a ll dcaa... (8.47)
186 Ics, h1 =s6.1.urf (xx, YY, TT, 1 \ ; -1 -1
187
rBB di mana
189
1
s, =i(1+ 1X1- 4) ................ (8.4sb)
Isl"'.l
|
= (8 so)
sr:|1t+1)(1+ri)
1
(8.a5c) rNt
l:[f
lsf'l
Persamaan Diferensial Panial 249
Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga
asf)
-----L:
e;trt aE, asf)an
z __1+-- (8.52) dT
0x AE, Ax' Aq Ax
-dn
-ct
asg:6sg *ffif) q
aL (8.s3)
Ax AEAx'anax
as? _ffif) at. E (8.54)
Ax AL Ax*as<fi
Aq Ax
Gambar 8.16 ttrrrn tL, isoparametrik dengan sisi 2-l padrbatas domain.
Dalam bentuk matriks (8.51) - (8.54) dapat dituliskan
Dengan cara yang sama, sisi-sisi yang lain dapat dihitung. Untuk sisi 1-2,
lat anl[asl') as. asf) asf'l
tsl=l d a. ll aE
L r lAE,
t^
E E aE, I [s1,,.] [sl",.l [-rt
L'f,l I
Loy
Selanjutnya integral (8.47) lebih mudah untuk dihitung secara numerik. Untuk sisi 3-4
Teknik integrasi numerik yang umum digunakan adalah metode Gauss-
Quadrature (lihat $a.5.2).
[s1.,] [s1.,] [ol
l#0.=ll:lr "*oe=ryyl?l
(BsB)
,.1:[]
Lrr'l L'r'l
Integral harus ditambahkan pada residual elemen yang berada
Srffaf I
l#,':l:i:l l"r-:g-l ,1
(8.s6)
Lsf'l Lrr'l L,l
Lsr'l L'r'l
',1:[] Lol
Teori dan Aplikasi l'letode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial 25t
Untuk problem konduksi panas dan jika sisi 1-2merupakan sisi konveksi
rsl",t l-z -r ,
illll n_r_,,,[11
,,1:il1#,'=+l; ;
i'r*:16*r**
Iilr, l.--zrlol (8.60)
'.1iil l#,'+Pll :
::illil.'*'lll [r]'"=- -1,-1,
11
I I[B]'[D]
-
[B] [r]fl aEaq-
11
I I[H] afl
-L-1.
aeart
Lsf,_] [o o -r -z]Lr*l L1_ Karena Q= 0 maka term terakhir noI. Integral-integral yang lain dihitung
secara numerik menngunakan metode Gauss Quadrature dengan 4 titik
Untuk sisi 1-4,
Gauss (lihat $4.5.2). Dengan metode ini [B]T tDl tBl l]l pada setiap titik
[sl.,l l-z o o -1.l[I'l [1"l Gauss perlu dihitung.
Titik
Li]
Gauss 3:. \ = 0,577 , 1= 0,577
[
0,023 0,055
-0,085 o,ooz-l Sisi 4 - 1, 0,,+ = ? (tidak diketahui)
0'055 0'257 4'L07
tn-l'tol
_)iL,-., l-gl ll"l=l _0,0g5 _0,205 -0'205 _O,OrUl
I
Karena semua sisi elemen berada pada batas domain maka beberapa term atau
perlu ditambahkan ke integral residu. l-zo,ezo -14,284 1L,476
Sisi I -2,
lsl
adiabatik a= 0
|
77,476 1.8,1.M -53,858
34,521
?ii)l)1,*,)*[i]
| 33,67e 1,,878
Dengan mensubstitusikan T, = Te = 10
oC,
sistem menjadi 19[n.S.].9[u,S)=e(.,,)
rdr\ or.) az\-oz)
. (8.6s)
| -oo,z+r t8,1,44
llt,f _ _l -o+o,sezl Residu dari persamaan ini adalah
lrctu -s3,858_lLr3l [-sso,zsa.]
[,99f rS)av*
=k "ror\or) t;,or4Jav-
" dz. [,r9av
"" K
8.6 PROBTE}I AI(SI$I}IETRIS
Volume integral di atas dihitung dengan menggunakan rumus integral isi
Problem aksisimetris adalah problem 3-dimensi. Namun demikian pro=-
berikut.
blem ini dapat dianalisis sebagai problem 2-dimensi apabila geometri dan
beban diterapkan secara simetris pada suatu sumbu. Suatu problem fu
f(r, z) dV: b L Lt(r, z)aQdr dz
(8.67)
aksisimetris sumbu z (sumbu simetris) diberikan pada Gambar 8.18.
=277 L lrf(r,z)drdz
r. d{s of q mmeu;*
Residu elemen aksissimetris diperoleh sebagai berikut:
,l- *./--
/./
r = 2,.kh,,*('#)." +2nk 6,,ff aa-2n f,,r?or (8.68)
t kt
.1 fr' Dengan mengikuti prosedur yang sama pada $8.2, weak form dari residu
elemen aksissimetris adalah
I =- 2n k I r
[ **. # Klon -r^ g,, f ao + znkg,tr ffar (8.6e)
lttrl lHl
diperoleh sebagai berikut:
,,,,
=---r'.llg[+ .; #' Yl'l<:.' as,i., a6,;,) lr"
_- t 'tdQ
tr, I
I dT dT
L"r ll+l
li:l Y' az &.) ^ lr. dn dr 'r
I
Lr.]
t#l
[tPl (8.70)
:a
-2,.rlsf' l.9ot
"1 rlet I k Gambar 8.19 Elemen linear aksissimetris dengan sisi 2-3 pada batas domain konveksi.
t'l
Lsf '.1 Sisi l-2
.l
Integrasi ini menghasilkan [s[" [sl".l
fl,l'"' I l4 4 -2 2l (4rc-L) 2rc -2,, -(4rc L)ll[T,] (8.71)
-2 nk \.,(r,- rl :|,] nk a"dr
l,,
l,,l
l ^tlw,.
o l-
+ z -zl,t 2',
l-a
2 4 ,l wl 2,c
I l-z -z-+ +) l{4r.-L1 2,c 2r,
(4rcrL) -(4rctL) 2'c lll', l-
(4rc+l-) (4rcrL) 2r,
lll., l
l** =2
-"i,r,-rl:[l I
-oln.*l
I r.l =
^u".1*
r. adalah jarak
lr-al
tegak lurus dari sumbu simetris ke titik pada centroid il[T]]
penampang elemen. Sisi 3-4
Kembali pada persamaan (8.69) integral znk$ rorffdp harus ditambahkan it)
sf
pada residual elemen yang berada pada batas domain. Guna menjelaskan 2nkt n(r".,li[11* f =znkuf,, (r" + s!
)y)
.(e) c[ ,d'
hal ini, seandainya sebuah elemen dengan sisi 2-3 berada batas domain, \,
sg
dan jika nilai derivattr {=o , maka untuk sisi 2-3, sf
)r) (8.74)
0)
[s["'l I' :lt 0)
'"-t*f:ii]*.'
^i
='."u"*!',,fi[i]"'-'-' _,,[:l.]1 ._=nkr._*[?l (8.72) =
^n"- r l*l _L'2 1,6
,-lL t] lo6
2 t,
It
I
Ll]
Teori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Panial
Sisi /-4, Guna memecahkan persoalan ini, pertama-tama kita bagi domain terdiri
dari 5 elemen (Gambar 8.21). Selanjutnya kita hitung residu masing-
[sl.' l [s!.' 1 [, 1 masing elemen dengan menggunakan (8.71).
-, ..Lili :, -', -' ".* (8.7s)
,
" *.' " i;l:[i 10 11
7
Contoh 8.5
400,000 Wm2 dari komponen solid state. Pada sisi yang lain difuser
pendingin diberikan dengan temperatur konstan T = 0 "C. Sisi-sisi lainnya (1) t2)
merupakan sisi insulasi. Konduktivitas panas dari difuser ini adalah k =
oC. 2
200 Wm Persamaan diferensial problem ini adalah 1
i;['*,J. Elemen -I
Hitung distribusi suhu pada difuser ini. Dengan k = 0,2 Wmm.oC, r. = 1,5 mm, W = 3 mm, L = 3 mm, dan q" =
Elemen 3 lr=If) =g
Untuk elemen 3, r. = 1,5 mm dan dari persamaan (8.71) kita peroleh lE=It) +I[3) =0
-l[T*l
ltnlt" 14,943 0,3't4 0,628 o Is =If) +If) *I[3) a1[+) =g
,, I I o,er+ -1.,s7't 0,628 o,ozs llr, le=If) +1f,) =g
I
I t, I
--l o,ezt 0,628 -1,,s2't 0,314 llT8 I
I I o
|
Untuk elemen 4,r"= 4,5 mm dan dari persamaan (8.71) kita peroleh In=lf,) =g
[/u](') l-3,4s6 0,943 1,885 0,628-l[T5'l Karena T,o dan T,, = OoC telah diberikan oleh syarat batas maka 1,0 dan 1,,
I
,. I o,o+z 4,084 1,,2s7 r,ass
--lI r,ass 1.,2s7 -4,084 0,943 llru I tidak diperlukan. Dalam bentuk matriks, sistem ini dapat dituliskan:
I
I l, llT, I
-0,943 0,314 0 0 0,.628 0 0 0 0 lrr, -3,769
Lrrl lo,ozs 1,885 0,s43 -s,+sol[rr.] 0,31.4 -5,027 0,943 0,528
0 0,943-4,084 0
1.,257 1,885
1,885 1.,257
0
0
0
0
o llr
o ll',
*22,620
-18,850
Elemen 5 0 0,628 0 -1,885 0,628 0 0 0,628 o llr. 0
0,628 1,257 1,885 0,628 -10,053 1,885 0,628 1,257 ,,ttt r, 0
Untuk elemen 4, t" = 4,5 mm dan dari Persama.rn (8.71) dan (8.74) kita 0 1,885 1,257 0 1,885 -8,768 0 1,885
ll
1,2s7 1116 0
peroleh 0000 0,628 0 -1,833 0,252 llr: o 0
0 0 0 0,628 1,257 1,885 0,252 -6,8s9 o.rn, llr,
[1, l't' [-0,890 -o,os2
o,6l't o,262flT?1 0000 1,885 7,257 0 0,943 -+,oa+][r, 0
0
I
r, I __l-o,osz -1.,Bgg 1,,204 0,681 ll ,, * | Hasil dari pemecahan sistem di atas adalah
I 1,, I I o,oar 1.,204 -1,833 -0,052llT11
Lr,.] lo,zez 0,68r. -o,osz -o,aool[r,o
|
]
f l) (32,22\
lr, I I 3z,zzl
o'628,,'1
It:lt3ll
n'tl,
lr, I I sz,zll
lr, I I zs,ssl
l.l -r,u I
I Lr] ,,u lr, l=l 26,231"c
I
L lJ
salah satu variabel penentu (independent variable). Persamaan diferensial [r] (8.81)
dari problem heat konduksi transien adalah =(s1", sf) sf) rt,)lt
=f,1x,y,2,.+#
I
I tt't'l
I
I
menjadi
t,,t'"' ll* *l' q,; dsT' as'i' 6s'il asi", as'i, as("')
f a d. ax l, ry dy c\ d/
I I
,, | asf r
--ullasl
,..Jl lf
#
-_ li
$77)
|
l,.l ^ l'l ll
I
,llll."
{$,v)*ff$,i=ftoxl.f r,,r l]&l
;C(..) dY
]l
(x' oy- dvl
,rf'l
Dengan menggunakan metode Galerkin, residu dari persamaan diferensial It a. I I
I E, l I
-r:rlo*[Ax2'Ax2
azT
,n( +a2T _9_
PCp drlo,, . (8.78)
I'r I I'r'
k k At) I
Lr, I
Strong form (8.79) perlu diubah menjadi weak form L,,l I [, -r -2 z) [-, -1 " , ,,JlLr;] '""
l+ 2 1 2lff,)
,=-(#*.##)t'-firoQdo-6'pSao *4'ffar ptwlz + z rllrl
(8 80)
-"l, , n ,lli"l
9! , l, 1 2 -][r,]
di mana Q= q/k and p = p CP / k. Di sini ada term derivatif waktu,
yang perlu dihitung untuk elemen linear segi empat (bilinear atau
isoparametrik),
Ieori dan Aplikasi Metode Elemen Hingga Persamaan Diferensial Parsial 265
Untuk elemen segitiga linear, residu elemennya adalah Dengan perbedaan mundur, dihitung
{i}*ot
[i,.l"' I p? grg, F,Frl[r,t I ai 6,b, b,63][l]
| =-#lu,p, pi p,g, llr, l-#lu,u,
*^Lu,u,
ai a,o, llr, l- . (+lt*^t_ tT)'.ot-{T}'
- At
1,,
Lr,] "^[p,p, p,gu e3 ][rr] b,b, ua (8's4)
]L',]
.
i'i
t1t l2 1 1t[r,l |ika persamaan ini disubstitusikan kembali ke (8.88), kita peroleh
aQl,l-FLWlr z ,ll*l
' L,l [, , ,]Lr;] ([u] + at [r]Xr]'.o' =at {F}**o' + [vr] {r}t
72 (8.e0)
Setelah elemen residu dihitung, global sistem yang diperoleh mempunyai 8.7.3 lletode Cnnk-llichohon (C-ll)
bentuk
Dengan metode Crank-Nicholson, sistem dituliskan
(s.e4)
Dengan perbedaan -ri", {t}t dihitung {F}'*o" =
}({r}'*{F}'.o')
(+lt tT)'.o'-{T}' (8.86) fika persamaan-persamaan (8.92) - (8.94) ini disubstitusikan kembali ke
l'l- at (8.e1).
fika persamaan ini disubstitusikan kembali ke (8.85), kita peroleh (z[nr]+lt[K]){r]*o' =^t({r}' * {F}'*o' )* 1z;na1-lt[K]Xr]t (s.es)
(8'87)
[M]{r}'-o':^t({F}'-[x]{r}t)+[M]{r}' Di antara ketiga metode untuk menghitung {i} , -utoau C-N adalah yang
umum digunakan karena metode ini adalah metode implisit yang stabil.
8.7.2 Perbedaanllundur
-; I ll[;:l
.[; i )1)l;:|*[;:|*[ll
Pecahkan persamaan Laplace di bawah. I ro l'''
lr. l
.J-i
aI-: -:
4-q
a*2' q2
*tg =aP-
At
o<x<l andoSy( 1 1,,.
L1' l
I
:,;ll;:l "Lt ; ; ;ll;:l-"[ j"]-"1","1
Dengan syarat batas berikut: Elemen 5
0(0,y,0 =y dan 0(1,y,t) = 1 untuk 0 <yS 1 dant >0 l+ -1 -2 -rl[e.] [+ 2 t 2lf6.) [".."]
I i: l'''
$(x,0,t)=x2dan $(x,l,t)= 1 0<x< 1 dant>0
*[i
Dengan kondisi awal Ll;l '1: 11illfrl 1:i]tr].=L"i l
$(x,y,o) = o
Elemen 6
;:
Tentukan S pada t = 10 s. Kita teiah pecahkan problem yang sama untuk
L'. ] [-1 -2 -1 iltlI =[:| ] lr,* I u)-, -1 4 -1| q,- l-:ol r z + z o,-
--
ll
Lr,,l [-r -z -1 n]L*,,.] lz t z j[0,,.J
I
n
Elemen 2
8
["]"' lq -1 -2 -tl[q,l l+ 2 t z.l(0,) "rr1
Elemen
.1"'
,l-, 4 -1. ,ll*. I ,1, 4 2 rll ,p, l o,zs avs I r,
t3
[-, -2 -1 ol l','
Lr'n.l
l
1il}[#] 4ii;][#l
Elemen 9
[/. ls -1. -2 -rl[q,.] l+ z 1 z.l1,q,) ["rl
,1, 4 -1. -r[l*, I ,1, 4 z,ll o. l,o,rulo,nl II,,l"'
= l:,
i -:
-llfnl .[i ; ?][;;l_,,,[1"]
'^
Ir
Lr,
a l-z
[-,
-1
)
4
--). ;ttl "Ll i: ll[;:].-L :l 1,,,1
1
L',.
,,,1
-l
6l-2 -1 4 Ie,rl solt 2 4 zll,p,,l' z I o
-'t
l-r -2 -1 nJL*,.1 lz 1. z n.l[0,.J 1,,,,
I
I
€
G
o
o6
! !o *EE
=drd
T tr.I
"E
"o
d
rol cd di
Nlc.t t!'!
6 rc
-dlr ooooi't-i9 tr
+ tr^iti !
60b$
iNdN
r4 .d .d .d r.qE
lJCO.E
ooo.fio9.Io
olaoAao++
Ei g
.v
96
c{He{<i E E EE(! i1llgllqq.€. a^
\+
HN<1 C.l
c..l til N i
e
gAEE
-eoo U
^t
c
Il'-vlv
o'l 9oiiooo
Hv
!-
Qrtr(! o24
'I-v:
<1 Nro.l tr3=
=r!HlZ H :ioi'foooo F-
J'6A !: !i
E,q g€ bb
+5l
-13 r-!-6:1:l=:
x .4.
^9 s-
e,e >.9.+ +.+ 9,9
k:3
I
aoh* rq
P(!.= ooooE€.E€
999+ U= tr f
HdNd
GA.JV oooN
'.u e+ 9p ooo9S9S3€ .r-
\J*
i'IT* C6O-ct
9Edx
dcidd+id +
.A 0Jv
N
1T*i
Hai9s
O#-\lcd
ooots!oE€o
dd c.id x<
El
6;-v E .!E.EE.EB tr:
i*tlc\|6+
l\'l I OO E E
€
'd sE
i!GH
ai-j
g
h
dd d.i dd H+
-_*
6 66 I c.E H.
o€€a€€666
dctdci.iddcici
HA
GV
v*
I I I rol l(66d
L
6
.s -l;-
tt
dl
-. D bod
EdHqJ
'doj.i;f;
tr s9-33-€s-
dd dd dd fv
Eo+
o t+ go ;'ti hE
o6tso5tsooo
d..i
E\
dd
\Oc
il
o,iE,; (! 0l+
=
6 \a >'=
H.iP
d 3€€E39ooo d-
H=
6 (u
C6!iFi
\ \'\'\' i.!'n!
.<iE-
6:- ddciddd
trtre-
6
E
G
dr
0,,
,
E-
S EX
o !!
H
BB-ggoooo
6id dd Sg s-
Hd
oJE
do T4 #gEh o-v
d
u
s +o
o
60
! Io oo {
x* { 83 xx
66 rol
|.l
E |J)l Nlo Lol N lo.t
u
o .l I c.r ^'l c'l I e.t OI
o OI + ^.1
vt +
E + +
o xO O ') 66$-
do@N
-d .d.d.d .d
o$6@
.d -d .G $606 N6ON .+ .9 .9 .9
= .d ,a .d .4 6l
Nlo
-d .4 .G .4
ll tl il I il il
1. Dua plat (tebal = 4cm) dari bahan yang berbeda disambung menjadi 3. Suatu titik P dengan koordinat (7,4) berada pada suatu elemen segitiga
satu. Dari salah satu sisi diberikan pemanasan sebesar gl =100W/cm2 dengan koordinat-koordinat node diberikan pada tabel. Suhu pada
lnsulaM Burface
Tr=75'C (lmrdinates in m
h=25Wlm2K
4=5xlo3 W I m'
k**en.: Wirr *C
t;l
{3
I lt
F- b
k-$AW lm;K
8. Domain segi empat di bawah pada awalnya berada pada suhu 20.c.
Pada t >= 0, dari sisi atas diberi panas dengan flux sebesar q, =
2000Wm2. Bahan dari benda mempunyai berat jenis p=2800 kg/-,
4=5xlo3w I mr dan spesifik panas Cp = a50lkg K. Hitung global mass matrix [M1rel,
Tr =30'c global conductance matrix [K1rel4r, global vekror beban [FJG).
h=25W lm'1K I
774 Ieori dan Aplikasi t'letode Elemen Hingga
DAFTAR PUSTAKA
Q'= ? kWms
;-t
il
t\)
a
$ Burnett, DS., Finite Element Analysis From Concept to Applications,
5 Addison-Wesley Publishing Company, 1987
il .
$r
() Chandrupatla, TR., Belegundu, AD., Introduction to Finite Element in
€ Engineering, 3.d Ed., Prentice Hall, 2002.