You are on page 1of 5

Materi pembelajaran

Smp/mts kelas VIII Semester genap


“Ta’awun,hasad,dan dendam”

Pembahasan ta’awun

A. Pengertian ta’awun

Ta’awun adalah suatu pekerjaan maupun perbuatan tolong menolong antar sesama mamusia
yang didasari pada hati nurani dan semata-mata mencari ridha allah swt.denganmenjalankan
ta’awun harapannya semua umat muslim dapat bertambah kuat dan saling membantu satu
sama lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW berikut:

‫ضُا‬
ً ‫ض ُهُ بَ ْع‬ ُِ َ‫الْ ُم ْؤِم ُُن لِلْ ُم ْؤِم ُِن َكالْبُُْن ي‬
ُ ‫ان يَ ُشدُ بَ ْع‬
Artinya: “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan satu bangunan yang
sebagiannya menguatkan bagian lainnya.” – HR. Al-Bukhari Muslim.

B. Manfaat dari ta’awun

Ada beberapa manfaat ta’awun sebagai berikut:

• Meringankan pekerjaan dan amalan yang sulit dikerjakan sendiri.


• Timbul perasaan saling membutuhkan sehingga bisa saling menguatkan satu sama
lain.
• Bukti kecintaan kepada sesama umat muslim.
• Wujud dari keimanan kepada Allah SWT, sehingga ia akan melimpahkan
keberkahan-Nya.
• Kebersamaan dan ta’awun dapat menghilangkan perasaan iri dan dengki.
• Landasan kemajuan dan keberhasilan dalam perilaku sehari-hari.

Sikap ta’awun dapat diterapkan dalam berbagai momen di kehidupan. Berikut ini ada
beberapa contoh sikap ta’awun yang dapat amalkan dalam kehidupan sehari-hari:
• Menutupi aib saudara atau kawan sendiri.
• Memberi bantuan kepada seseorang yang membutuhkan.
• Menjenguk dan mendoakan orang yang sedang sakit atau tertimpa musibah.
• Membantu menyediakan makanan kepada orang yang berpuasa.
• Gotong-royong memberikan lingkungan tempat tinggal.
• Senantiasa menjaga kebersihan tempat umum.

2. Pembahasan hasad

Pengertian hasad
Hasad adalah bahasa arab yang berasal dari kata hasada- yahsidu- ihsid, yang artinya adalah
iri dan dengki. Imam Nawawi menjelaskan lebih lanjut mengenai hasad, yakni memiliki
angan-angan agar kenikmatan milik orang lain hilang dari dirinya.

Bahaya Hasad

Hasad memiliki banyak bahaya:


1. Tidak menyukai apa yang Allah takdirkan. Merasa tidak suka dengan nikmat yang
telah Allah berikan kepada orang lain pada hakikatnya adalah tidak suka dengan apa
yang telah Allah takdirkan dan menentang takdir Allah.
2. Hasad itu akan melahap kebaikan seseorang sebagaimana api melahap kayu bakar
yang kering karena biasanya orang yang hasad itu akan melanggar hak-hak orang
yang tidak dia sukai dengan menyebutkan kejelekan-kejelekannya, berupaya agar
orang lain membencinya, merendahkan martabatnya dll. Ini semua adalah dosa besar
yang bisa melahap habis berbagai kebaikan yang ada.
3. Kesengsaraan yang ada di dalam hati orang yang hasad. Setiap kali dia saksikan
tambahan nikmat yang didapatkan oleh orang lain maka dadanya terasa sesak dan
bersusah hati. Akan selalu dia awasi orang yang tidak dia sukai dan setiap kali Allah
memberi limpahan nikmat kepada orang lain maka dia berduka dan susah hati.
4. Memiliki sifat hasad adalah menyerupai karakter orang-orang Yahudi. Karena siapa
saja yang memiliki ciri khas orang kafir maka dia menjadi bagian dari mereka dalam
ciri khas tersebut. Nabi bersabda, “Barang siapa menyerupai sekelompok orang maka
dia bagian dari mereka.” (HR Ahmad dan Abu Daud, shahih)
5. Seberapa pun besar kadar hasad seseorang, tidak mungkin baginya untuk
menghilangkan nikmat yang telah Allah karuniakan. Jika telah disadari bahwa itu
adalah suatu yang mustahil mengapa masih ada hasad di dalam hati.
6. Hasad bertolak belakang dengan iman yang sempurna. Nabi bersabda, “Kalian tidak
akan beriman hingga menginginkan untuk saudaranya hal-hal yang dia inginkan untuk
dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim). Tuntutan hadits di atas adalah merasa
tidak suka dengan hilangnya nikmat Allah yang ada pada saudara sesama muslim.
Jika engkau tidak merasa susah dengan hilangnya nikmat Allah dari seseorang maka
engkau belum menginginkan untuk saudaramu sebagaimana yang kau inginkan untuk
dirimu sendiri dan ini bertolak belakang dengan iman yang sempurna.
7. Hasad adalah penyebab meninggalkan berdoa meminta karunia Allah. Orang yang
hasad selalu memikirkan nikmat yang ada pada orang lain sehingga tidak pernah
berdoa meminta karunia Allah padahal Allah ta’ala berfirman yang artinya
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-
laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun)
ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian
dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. an
Nisa': 32)
8. Hasad penyebab sikap meremehkan nikmat yang ada. Maksudnya orang yang hasad
berpandangan bahwa dirinya tidak diberi nikmat. Orang yang dia dengki-lah yang
mendapatkan nikmat yang lebih besar dari pada nikmat yang Allah berikan
kepadanya. Pada saat demikian orang tersebut akan meremehkan nikmat yang ada
pada dirinya sehingga dia tidak mau menyukuri nikmat tersebut.
9. Hasad adalah akhlak tercela. Orang yang hasad mengawasi nikmat yang Allah berikan
kepada orang-orang di sekelilingnya dan berusaha menjauhkan orang lain dari orang
yang tidak sukai tersebut dengan cara merendahkan martabatnya, meremehkan
kebaikan yang telah dia lakukan dll.
10. Ketika hasad timbul umumnya orang yang di dengki itu akan dizalimi sehingga orang
yang di dengki itu punya hak di akhirat nanti untuk mengambil kebaikan orang yang
dengki kepadanya. Jika kebaikannya sudah habis maka dosa orang yang di dengki
akan dikurangi lalu diberikan kepada orang yang dengki. Setelah itu orang yang
dengki tersebut akan dicampakkan ke dalam neraka.

Jenis-jenis hasad

Ada 2 jenis hasad yaitu,hasad hakaki dan hasad majazi.adapun pengertiannya sebagai berikut.

Hasad Hakiki
Hasad inilah yang kita ketahui dengan merasakan emosi negatif saat melihat orang lain
mendapat hal baik serta menginginkan kebaikan tersebut hilang dari diri orang itu.
Perbuatan hasad jenis inilah yang akan mendatangkan beragam kerugian lahir dan batin serta
ancaman dosa.

Hasad majazi/ghibtoh

Ghibtoh adalah perasaan iri yang muncul saat melihat orang lain mendapatkan kenikmatan
dan hal-hal baik tanpa ingin orang tersebut kehilangan nikmat yang dimilikinya. Ghibtoh juga
terjadi saat muncul perasaan ingin turut memiliki kenikmatan yang dimiliki orang lain.
Hasad majazi atau ghibtoh inilah yang masih dapat diperbolehkan. Akan tetapi, tidak serta
merta semua hal bisa menjadi objek ghibtoh tanpa batasan.

Penyebab Hasad
Meski hasad bisa muncul tiba-tiba serta tanpa alasan yang jelas, ada beberapa hal yang juga
dapat memicu munculnya sifat hasad ini.Berikut 3 faktor penyebab hasad:

Permusuhan
Faktor pertama ialah permusuhan. Sudah menjadi hal yang wajar jika ingin melihat kondisi
pihak yang dimusuhi lebih buruk dan ada di bawah pihak lainnya. Oleh karena itu, hasad
pasti akan muncul saat seseorang bermusuhan dengan pihak lain.

Menganggap Diri Terlalu Tinggi


Poin pada faktor kedua ini tentu beda makna dengan percaya diri. Yang diperbolehkan adalah
percaya diri. Sementara menganggap diri selalu yang paling unggul dalam apapun akan
mempersulit keadaan jika menemukan pihak yang ternyata ada di tingkat yang lebih tinggi.
Selalu ingat bahwa di atas langit masih ada langit.

Terlalu Mencintai Kekuasaan


Faktor ketiga ini dapat membuat orang dengan mudah merasakan hasad. Bahkan, dalam
beberapa kasus tidak hanya berhenti di hasad.Terlalu mencintai kekuasaan dapat menjadi
kunci dari pintu kesengsaraan dan kerugian, dan hasad merupakan permulaannya.

Ciri-ciri Orang Hasad

Pada umumnya, orang jarang menyadari saat dirinya sedang memiliki sifat hasad. Akan
tetapi, ada beberapa ciri orang yang sedang merasakan hasad, seperti yang tergambar dalam
sikap di bawah ini:

1. Kesal saat melihat orang mendapatkan rezeki lebih atau prestasi tertentu
2. Memberitahukan kesalahan pihak tertentu di ruang publik
3. Tidak terima jika pihak lain menerima pujian karena kinerjanya lebih baik
4. Sering mencari-cari kesalahan orang lain
5. Menuduh kenikmatan yang didapat orang lain didapat dengan cara yang tidak benar

Usai sudah sekelumit bahasan tentang pengertian hasad, bahaya, jenis, penyebab, dan ciri-ciri
orang yang merasakan hasad.

3. Dendam
Dendam merupakan salah satu perilaku yang tercela. Dendam artinya adalah keinginan keras
di dalam hati untuk membalas orang lain. Apabila orang lain berbuat suatu kesalahan kepada
seseorang, maka di dalam hati memiliki keinginan untuk membalasnya pada waktu yang lain.
Keinginan tersebut tertanam di dalam hati, dan berusaha mencari kesempatan untuk
melampiaskan dendamnya tersebut. Islam tidak menginginkan umatnya menjadi pendendam,
walaupun kepada orang kafir sekalipun. Akan tetapi, Allah menghendaki hamba-hamba-Nya
untuk menjadi hamba yang pemaaf. Rasa benci dan amarah yang ada di dalam hati,
hendaklah ditahan untuk tidak dilampiaskan pada waktu yang lain. Orang yang mampu
menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain termasuk orang yang bertakwa yang
akan disediakan surga oleh Allah swt.

Orang yang memiliki rasa dendam,memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Terdapat rasa benci di dalam hati terhadap orang yang didendami
2. Merasa tidak senang jika orang yang didendami mendapat suatu kebahagiaan atau
kenikmatan
3. Merasa senang jika orang yang didendami mendapat kesengsaraan, musibah atau
cobaan
4. Ingin berbuat jahat atau membalas kejahatan terhadap orang yang didendami
5. Memengaruhi orang lain, untuk mencelakakan atau menjauhi orang yang didendami

Sifat dendam sangat membahayakan. Di antara bahaya sifat dendam sebagai berikut.

1. Menghilangkan ketenangan jiwa


2. Berusaha menghindar bila bertemu dengan orang yang didendami.
3. Selalu marah ketika orang lain menceritakan kebaikan orang yang kita dendami.
4. Membatasi pergaulan
5. Menimbulkan rasa iri hati, benci, dan marah kepada orang lain,
6. Suka mengumpat, membohongi dan membuka aib orang lain
7. Merusak tali persaudaraan,
8. Menimbulkan perselisihan dan permusuhan,
9. Menimbulkan penyesalan di kemudian hari
10. Mendapat murka Allah swt.

You might also like