Professional Documents
Culture Documents
Materi Pembelajara-Defriyadi-Mpaa-Pai B
Materi Pembelajara-Defriyadi-Mpaa-Pai B
Pembahasan ta’awun
A. Pengertian ta’awun
Ta’awun adalah suatu pekerjaan maupun perbuatan tolong menolong antar sesama mamusia
yang didasari pada hati nurani dan semata-mata mencari ridha allah swt.denganmenjalankan
ta’awun harapannya semua umat muslim dapat bertambah kuat dan saling membantu satu
sama lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW berikut:
ضُا
ً ض ُهُ بَ ْع ُِ َالْ ُم ْؤِم ُُن لِلْ ُم ْؤِم ُِن َكالْبُُْن ي
ُ ان يَ ُشدُ بَ ْع
Artinya: “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan satu bangunan yang
sebagiannya menguatkan bagian lainnya.” – HR. Al-Bukhari Muslim.
Sikap ta’awun dapat diterapkan dalam berbagai momen di kehidupan. Berikut ini ada
beberapa contoh sikap ta’awun yang dapat amalkan dalam kehidupan sehari-hari:
• Menutupi aib saudara atau kawan sendiri.
• Memberi bantuan kepada seseorang yang membutuhkan.
• Menjenguk dan mendoakan orang yang sedang sakit atau tertimpa musibah.
• Membantu menyediakan makanan kepada orang yang berpuasa.
• Gotong-royong memberikan lingkungan tempat tinggal.
• Senantiasa menjaga kebersihan tempat umum.
2. Pembahasan hasad
Pengertian hasad
Hasad adalah bahasa arab yang berasal dari kata hasada- yahsidu- ihsid, yang artinya adalah
iri dan dengki. Imam Nawawi menjelaskan lebih lanjut mengenai hasad, yakni memiliki
angan-angan agar kenikmatan milik orang lain hilang dari dirinya.
Bahaya Hasad
Jenis-jenis hasad
Ada 2 jenis hasad yaitu,hasad hakaki dan hasad majazi.adapun pengertiannya sebagai berikut.
Hasad Hakiki
Hasad inilah yang kita ketahui dengan merasakan emosi negatif saat melihat orang lain
mendapat hal baik serta menginginkan kebaikan tersebut hilang dari diri orang itu.
Perbuatan hasad jenis inilah yang akan mendatangkan beragam kerugian lahir dan batin serta
ancaman dosa.
Hasad majazi/ghibtoh
Ghibtoh adalah perasaan iri yang muncul saat melihat orang lain mendapatkan kenikmatan
dan hal-hal baik tanpa ingin orang tersebut kehilangan nikmat yang dimilikinya. Ghibtoh juga
terjadi saat muncul perasaan ingin turut memiliki kenikmatan yang dimiliki orang lain.
Hasad majazi atau ghibtoh inilah yang masih dapat diperbolehkan. Akan tetapi, tidak serta
merta semua hal bisa menjadi objek ghibtoh tanpa batasan.
Penyebab Hasad
Meski hasad bisa muncul tiba-tiba serta tanpa alasan yang jelas, ada beberapa hal yang juga
dapat memicu munculnya sifat hasad ini.Berikut 3 faktor penyebab hasad:
Permusuhan
Faktor pertama ialah permusuhan. Sudah menjadi hal yang wajar jika ingin melihat kondisi
pihak yang dimusuhi lebih buruk dan ada di bawah pihak lainnya. Oleh karena itu, hasad
pasti akan muncul saat seseorang bermusuhan dengan pihak lain.
Pada umumnya, orang jarang menyadari saat dirinya sedang memiliki sifat hasad. Akan
tetapi, ada beberapa ciri orang yang sedang merasakan hasad, seperti yang tergambar dalam
sikap di bawah ini:
1. Kesal saat melihat orang mendapatkan rezeki lebih atau prestasi tertentu
2. Memberitahukan kesalahan pihak tertentu di ruang publik
3. Tidak terima jika pihak lain menerima pujian karena kinerjanya lebih baik
4. Sering mencari-cari kesalahan orang lain
5. Menuduh kenikmatan yang didapat orang lain didapat dengan cara yang tidak benar
Usai sudah sekelumit bahasan tentang pengertian hasad, bahaya, jenis, penyebab, dan ciri-ciri
orang yang merasakan hasad.
3. Dendam
Dendam merupakan salah satu perilaku yang tercela. Dendam artinya adalah keinginan keras
di dalam hati untuk membalas orang lain. Apabila orang lain berbuat suatu kesalahan kepada
seseorang, maka di dalam hati memiliki keinginan untuk membalasnya pada waktu yang lain.
Keinginan tersebut tertanam di dalam hati, dan berusaha mencari kesempatan untuk
melampiaskan dendamnya tersebut. Islam tidak menginginkan umatnya menjadi pendendam,
walaupun kepada orang kafir sekalipun. Akan tetapi, Allah menghendaki hamba-hamba-Nya
untuk menjadi hamba yang pemaaf. Rasa benci dan amarah yang ada di dalam hati,
hendaklah ditahan untuk tidak dilampiaskan pada waktu yang lain. Orang yang mampu
menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain termasuk orang yang bertakwa yang
akan disediakan surga oleh Allah swt.
Sifat dendam sangat membahayakan. Di antara bahaya sifat dendam sebagai berikut.