You are on page 1of 18

BAB I

STATUS PASIEN

1.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 46 tahun
Alamat : Jln. Binalatung RT 13
Status : Menikah
MRS : 01 – 10 - 2022
No RMK : 89-00-07

1.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri dan bengkak pada buah zakar.
A. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada buah zakar sebelah kiri keluhan
sudah dirasakan 4 hari SMRS, namun memberat 9 jam SMRS (jam 02.00
WITA). Pembengkakan awalnya kecil, kemudian makin lama semakin
membesar. Pembengkakan disertai rasa nyeri yang menjalar sampai
selangkangan. Pembengkakan tidak hilang timbul baik pada posisi tidur, berdiri,
maupun pada saat mengejan, Sebelumnya pasien sudah pernah berobat ke PKM
dan diberikan obat saat diminum keluhan nyeri berkurang, trauma (-). Keluar
nanah dan darah saat BAK disangkal. Mual dan muntah (-). Demam (-)
B. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat dengan keluhan yang sama disangkal
- Riwayat trauma daerah genitalia disangkal
- Riwayat penyakit menular seksual disangkal
- HT disangkal
- DM disangkal
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat dengan keluhan yang sama disangkal
1.3 PEMERIKSAAN FISIK
a.Keadaan Umum
- Kesadaran : Compos mentis GCS : 15
- Tekanan darah : 143/93 mmHg
- Respirasi : 20 x/menit
- Nadi : 71 x/menit
- Suhu : 36.2 oC
- BB : 55 kg

b. Status Generalis
K/L: konj.anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pembesaran KGB (-)
Tho: Pulmo: simetris, vesikuler, wheezing -/-, ronkhi -/, Cor: BJ I-II reguler, murmur (-)
Abdomen: soefl, BU (+) , nyeri tekan (-)
Extremitas: Oedema (-), akral hangat

c. Status Lokalis (Regio Gentalia)


- Skrotum sinistra tampak lebih besar dari kanan
- Skrotum kiri tampak hiperemis, teraba lunak, dan panas
- Permukaan skrotum kiri tampak rata.
- Phren sign (+)
- Kremaster (+)
- Transluminasi (-)
1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium

Darah Lengkap
Komponen Nilai Nilai Rujukan
Hb 13.1 L: 14-16, P: 12-16 g/dL
Leukosit 22800 cc  4000-10.000/ cc
Trombosit 4.1 jt/cc9 L: 4.5-5.6, P: 3.0-6.0 Jt/cc
Hematokrit 37% L: 40-45, : 35-47%

Hitung Jenis Leukosit

Segmen 72 52-62 %

Limfosit 10 25-35 %
Monosit 17 3-7 %
Urinalisa
Makro Kuning agak keruh
Protein : - Berat 1.020
Reduksi : -
Bilirubin : -
Urobilin : -
Keton : -
Blood : ++
Eritrosit : 20-30
Mikro
Lekosit : 5-10
Kristal : UA (+)
Cylinder : -
Trichomonas : -
Bakteri : -
Sperma : -
Jamur : -

b. USG Testis
Tidak dilakukan.

1.5 DIAGNOSIS BANDING


• Itis (Epididimitis)
• Non It is (Torsio Testis, hidrokokel, hernia scrotalis)

1.6 DIAGNOSIS KERJA


Orchitis sinistra

1.7 PENATALAKSANAAN
Tatalaksana Awal
- IVFD RL 14 tpm
- Inj. Ondancentron 4 mg/8 jam IV
- Paracetamol 3x1 gr IV
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr

1.8 RENCANA TERAPI


• Rawat inap
• Pemeriksaan USG

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Orchitis


Reaksi inflamasi akut dari testis akibat sekunder dari infeksi. Dapat terjadi pada
satu atau kedua testis. Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus
mumps.

2.2 Etiologi
Orchitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang paling
sering menyebabkan Orchitis adalah virus gondongan (mumps). Virus lainnya
meliputi Coxsackie virus, varicella, dan echovirus. Bakteri yang biasanya
menyebabkan Orchitis antara lain Neisseria gonorhoeae, Chlamydia trachomatis,
coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus sp., dan
Streptococcus sp. Pasien immunocompromised (memiliki respon imun yang
diperlemah dengan imunosupresif) dilaporkan terkena Orchitis dengan agen
penyebab Mycobacterium avium complex, Crytococcus neoformas, Toxoplasma
gondii, Haemophilus parainfluenzae, dan Candida albicans.

2.3 Faktor resiko


Menurut Ulfiyah, 2012 faktor resiko pada orchitis ada dua yaitu:

1. Faktor resiko untuk orchitis yang tidak berhubungan dengan penyakit


menular seksual adalah :
a. Imunisasi gondongan yang tidak adekuat

b. Usia lanjut (lebih dari 45 tahun)

c. Infeksi saluran berkemih berulang

d. Kelainan saluran kemih

2. Faktor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular


seksual adalah:
a. Berganti-ganti pasangan
b. Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan
c. Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya

2.4 Manifestasi klinis


Tanda dan gejala Orchitis dapat berupa demam, semen mengandung darah,
keluar nanah dari penis, pembengkakan skrotum, testis yang terkena terasa berat,
membengkak, dan teraba lunak, serta nyeri ketika berkemih, buang air
besar(mengedan), melakukan hubungan seksual. Selanglangan klien juga dapat
membengkak pada sisi testis yang terkena (Mycyk,2004). Sedangkan menurut
Lemone (2004 : 1533) manifestasi Orchitis termasuk demam tinggi, peningkatan
WBCs, kemerahan skrotum secara unilateral atau bilateral, pembengkakan, dan
nyeri.

2.5 Diagnosis
a. Anamnesis
Anamnesis
Sebagian besar pasien dengan orchitis datang dengan keluhan nyeri dan bengkak
pada testis. Keluhan biasanya disertai dengan demam. Keluhan tambahan berupa
nyeri dan panas saat berkemih. Kadang disertai pembesaran getah bening.
• Pembengkakan dan kemerahan pada satu atau kedua testis
• Nyeri ringan sampai nyeri yang hebat
• Terdapat darah pada semen atau keluarnya sekret dari testis
• Nyeri pada saat coitus dan ejakulasi
• Nyeri saat berkemih
• Demam dan menggigil
• Kelelahan / mialgia
• Rasa tidak nyaman pada perut dan mual
• Sakit kepala
• Kadang terdapat riwayat sakit gondong sebelumnya.
b. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi ditemukan tanda-tanda radang pada testis yaitu: testis
berwarna kemerahan, suhu raba terasa hangat, bengkak dan nyeri saat dipalpasi.
• Pembesaran testis dan skrotum
• Erythematous kulit skrotum dan lebih hangat
• Pembengkakan KGB inguinal
• Pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo- orchitis.
Pemeriksaan pada genitalia dimulai dengan melakukan inspeksi pada
skrotum. Kedua sisi diperiksa untuk melihat adanya perbedaan ukuran yang
nyata, derajat bengkak, eritema, perbedaan ketebalan kulit dan posisi testis.
Terdapatnya bengkak yang unilateral tanpa diikuti perubahan warna kulit
menandakan adanya hernia atau hidrokel. Bila kulit skrotum terlihat mengkilat,
gambaranblue dot sign dari testis ataupun appendiks epididimis yang infark akan
terlihat. Palpasi dimulai dari daerah inguinal untuk menyingkirkan hernia
inguinalis inkarserata. Kemudian dilanjutkan dengan mempalpasi di daerah
funikulus. Adanya funikulus spermatikus yang menebal dan teraba lembut
mendukung torsio tests, sedangkan bila teraba lembut saja mengindikasikan
epididimitis. Anak laki-laki diperiksa sambil berdiri sehingga dapat dilihat posisi
testis. Adanya peninggian dari salah satu testis menandakan adanya torsio testis.
Pemeriksaan refleks kremaster, pada orchitis refleks kremaster positif , (+)
Pemeriksaan refleks kremaster dilakukan dengan menggoreskan paha bagian
dalam dan ditemukan testis bergerak naik; hasil positif menandakan aliran darah
testis yang baik; jika ada puntiran maka akan negatif, Transluminasi (-),
Pemeriksaan transiluminasi, yaitu dengan memancarkan sinar ke skrotum yang
membesar (misalnya dengan senter), Pemeriksaan transiluminasi untuk
membedakan hidrokel dengan hernia. Jika ada cairan jernih sekitar testis, hasil
tes dikatakan positif dan menandakan hidrokel. Refleks kremaster negatif pada
torsio testis dan tetap positif pada torsio appendiks epididimis.
c. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan urin kultur
 Urethral smear (tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoe)
 Pemeriksaan darah :
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis.Proteinuria ringan
dan mikrohematuria telah di gambarkan, namunurinalisis biasanya normal.
Selama episode akut dari viral orchitis,organism infektif dapat ditemukan
pada urin 
 Dopller ultrasound, untuk mengetahui kondisi testis, menentukan diagnosa
dan mendeteksi adanya abses pada skrotum.
- Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat aliran darah pada arteri
testikularis.
- Merupakan Gold Standar untuk pemeriksaan torsio testis dengan
sensitivitas 82-90% dan spesifitas 100%.
- Pemeriksaan ini menyediakan informasi mengenai jaringan di sekitar
testis yang echotexture
- Ultrasonografi dapat menemukan abnormalitas yang terjadi pada
skrotum seperti hematom, torsio appendiks dan hidrokel.
- Pada torsio testis, akan timbul keadaan echotexture selama 24-48 jam
dan adanya perubahan yang semakin heterogen menandakan proses
nekrosis sudah mulai terjadi.
 Testicular scan

2.6 Differensial Diagnosis


1. Epididimitis merupakan suatu proses inflamasi yang terjadi pada epididimis.
Epididimis merupakan suatu struktur berbentuk kurva (koil) yang menempel di
belakang testis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma yang matur.
Berdasarkan timbulnya nyeri, epididimitis dibedakan menjadi epididimitis akut
dan kronik. Epididimitis akut memiliki waktu timbulnya nyeri dan bengkak
hanya dalam beberapa hari sedangkan pada epididimitis kronik, timbulnya nyeri
dan peradangan pada epididimis telah berlangsung sedikitnya selama enam
minggu disertai dengan timbulnya indurasi pada skrotum.
Gejala yang timbul tidak hanya berasal dari infeksi lokal namun juga berasal
dari sumber infeksi yang asli. Gejala yang sering berasal dari sumber infeksi asli
seperti duh uretra dan nyeri atau itching pada uretra (akibat uretritis), nyeri
panggul dan frekuensi miksi yang meningkat, dan rasa terbakar saat miksi
(akibat infeksi pada vesika urinaria yang disebut Cystitis), demam, nyeri pada
daerah perineum, frekuensi miksi yang meningkat, urgensi, dan rasa perih dan
terbakar saat miksi (akibat infeksi pada prostat yang disebut prostatitis), demam
dan nyeri pada regio flank (akibat infeksi pada ginjal yang disebut pielonefritis).
Gejala lokal pada epididimitis berupa nyeri pada skrotum. Nyeri mulai timbul
dari bagian belakang salah satu testis namun dengan cepat akan menyebar ke
seluruh testis, skrotum dan kadangkala ke daerah inguinal disertai peningkatan
suhu badan yang tinggi. Biasanya hanya mengenai salah satu skrotum saja dan
tidak disertai dengan mual dan muntah.
Tanda klinis pada epididimitis yang didapat saat melakukan pemeriksaan
fisik adalah :
a. Pada pemeriksaan ditemukan testis pada posisi yang normal, ukuran kedua
testis sama besar, dan tidak terdapat peninggian pada salah satu testis dan
epididimis membengkak di permukaan dorsal testis yang sangat nyeri.
Setelah beberapa hari, epididimis dan testis tidak dapat diraba terpisah
karena bengkak yang juga meliputi testis. Kulit skrotum teraba panas, merah
dan bengkak karena adanya udem dan infiltrat. Funikulus spermatikus juga
turut meradang menjadi bengkak dan nyeri.
b. Hasil pemeriksaan refleks kremaster normal
c. Phren sign bernilai positif dimana nyeri dapat berkurang bila skrotum
diangkat ke atas karena pengangkatan ini akan mengurangi regangan pada
testis. Namun pemeriksaan ini kurang spesifik.
d. Pembesaran kelanjar getah bening di regio inguinalis
2. Torsio testis adalah terpuntirnya funikulus spermatikus yang berakibat
terjadinya gangguan aliran darah pada testis.
Etiologi terjadinya torsio testis adalah :
- Anomali kongenital
- Undesensus Testis
- Aktivitas seksual dan aktivitas yang berlebihan
- Trauma tumpul yang mengenai skrotum
- Perubahan suhu yang mendadak
- Ketakutan, batuk
- Celana yang terlalu ketat
Timbul nyeri testis yang hebat dan tiba-tiba yang sering disertai nyeri perut
dalam, mual dan muntah, serta demam. Nyeri perut selalu ada, sebab
berdasarkan perdarahan dan persarafannya, testis tetap merupakan organ perut.
Pada 50% pasien, memiliki riwayat nyeri skrotum yang berulang yang
menghilang spontan. Pada permulaan testis teraba agak bengkak dengan nyeri
tekan dan terletak agak tinggi di skrotum, testis letaknya lebih tinggi dan lebih
horizontal dari testis kontra lateral., pada torsi yang baru terjadi, dapat diraba
adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus. Kulit skrotum menjadi
udem, berwarna merah sehingga menyulitkan palpasi serta hilangnya refleks
kremaster, dan Phren sign positif. Torsio testis yang terjadi pada masa prenatal
memiliki tanda berupa massa di skrotum yang berbentuk bulat dan keras dan
pemeriksaan transiluminasi bernilai negatif
Terapi torsio testis: (1) detorsi manual, yaitu dengan mengembalikan posisi
testis ke asalnya dengan memutar testis kea rah berlawanan dengan arah torsio,
dengan local anastesi (lidokain 1%) pada funikulus spermatikus di annulus 10-
20 ccbila gagal dilakukan operasi. (2) operasi, tujuannya adalah untuk
mengembalikan testis kea rah yang benar. Bila testis viabeldilakukan
orkidopeksi pada tunica dartos, dilanjutkan orkidopeksi sisi kontralateral pada 3
tempat. Bila testis nekrosisdilakukan orkidektomi disusul orkidopeksi sisi
kontralateral.
3. Hernia inguinalis inkarserata adalah suatu hernia ireponibilis yang sudah
mengalami gangguan vaskularisasi, disertai tanda-tanda ileus obstruktif akibat
terjepitnya usus di dalam anulus inguinalis. Hernia ireponibilis keadaan dimana
sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis
inguinalis dan tidak dapat kembali ke cavum abdominalis kecuali dengan
bantuan operasi.. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berbentuk tabung, yang
merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut ke dalam skrotum sesaat
sebelum bayi dilahirkan. Terjadinya hernia inguinalis inkarserata disebabkan
oleh terjepitnya usus pada kanalis inguinalis sehingga menyebabkan timbulnya
gangguan vaskularisasi dan tanda-tanda ileus obstruktif
Gambaran klinik hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan
gambaran obstruksi usus seperti perut kembung, muntah, obstipasi, dengan
gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. Bila sudah terjadi
strangulasi karena gangguan vaskularisasi terjadi gangguan toksik akibat
gangrene, gambaran klinik menjadi komplek dan sangat serius. Penderita
mengeluh nyeri lebih hebat di tempat hernia, nyeri akan menetap karena
rangsangan peritoneum, dan pasien menjadi lebih gelisah disertai demam dan
menggigil.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tanda-tanda dehidrasi dan
peningkatan suhu tubuh. Pada inspeksi yang ditemukan adalah benjolan
kemerahan yang tidak dapat dimasukkan lagi, pada palpasi didapatkan nyeri
tekan di daerah skrotum dan distensi abdomen, pada perkusi abdomen
didapatkan perut kembung dan hipertimpani, sedangkan pada auskultasi
didapatkan hiperperistaltik usus dan metallic sound. Dapat dijumpai tanda
peritonitis atau abses lokal bila telah terjadi komplikasi.
4. Hidrokel
Hidrokel adalah penumpukkan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis
dan visceralis tunica vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berbeda di
dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi
dan reabsorbsi oleh system limfatik disekitarnya. Hidrokel bisa disebabkan oleh
(1) belum sempurnanya penutupan processus vaginalis atau (2) belum
sempurnanya system limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi
cairan hidrokel. Keluhan utama pada hidrokel adanya benjolan yang tidak nyeri.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan
konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya
transiluminasi.
2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting
adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir
mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus.
Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual,
dapat diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia)
dengan ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin. Antibiotik golongan
Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan gonorrhea karena sudah resisten.

2.8 Komplikasi
 Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat
atrofi testis.
 Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.
 Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.
 Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah untuk
mengurangi tekanan dari tunika.
 Abscess scrotalis
 Infark testis
 Rekurensi
 Epididymitis kronis
 Impotensi tidak umum setelah epididymitis akut, walaupun kejadian sebenarnya
yang didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas sperma
biasanya hanya sementara

2.9 Prognosis
Dengan diagnosis dan terapi yang tepat pada orchitis yang disebabkan oleh infeksi
bakteri, fungsi testis dapat kembali normal. Apabila fungsi testis tidak dapat
kembali normal setelah terapi yang adekuat, sebaiknya dipikirkan adanya kasus
keganasan testis atau yang lainnya.
BAB IV
KESIMPULAN

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi. Sebagian
besar kasus berhubungan dengan infeksi virus dan bakteri yang dapat menyebabkan
orchitis. Etiologi orchitis virus adalah orchitis gondong (mumps) yang paling umum.
Gejala klinis dapat berupa nyeri, pembengkakan pada testis dan demam. Pada
pemeriksaan fisik tampak pembesaran testis dan skrotum, lebih hangat, kadang
pembesaran KGB inguinal. Penatalaksanaan meliputi terapi supportif dan antibiotika
yang sesuai jika penyebabnya bakteri. Komplikasi yang terjadi dapat bervariasi sampai
dengan terjadinya infertilitas. Prognosis sebagian besar baik, jika penyebabnya bakteri
dengan pemberian antibiotik dapat sembuh tanpa komplikasi, tetapi pada kasus orchitis
Mumps hasil dapat bervariasi sampai timbulnya infertilitas
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik pasien atas nama Tn. M/ 46 tahun


didiagnosis dengan Orchitis Sinistra. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis,
dimana pasien datang dengan keluhan nyeri pada buah zakar sebelah kri keluhan sudah
dirasakan 4 hari SMRS, namun memberat 9 jam SMRS (jam 02.00 WITA). Awalnya
pasien merasakan gejala setelah pasien selesai berenang untuk mencari rumput laut.
Pembengkakan awalnya kecil, kemudian makin lama semakin membesar.
Pembengkakan disertai rasa nyeri yang menjalar sampai selangkangan. Pembengkakan
tidak hilang timbul baik pada posisi tidur, berdiri, maupun pada saat mengejan,
Sebelumnya pasien sudah pernah berobat ke PKM dan diberikan obat saat diminum
keluhan nyeri berkurang, trauma (-). Keluar nanah dan darah saat BAK disangkal.
Mual dan muntah (-). Demam (-). Menurut teori, tanda dan gejala orchitis berkisar
dari ketidaknyamanan ringan pada testikular dan edema hingga nyeri testicular yang
parah dan terbentuknya edema dalam waktu sekitar 4 hingga 6 hari setelah
awitan penyakit dengan demam tinggi, mual, dan muntah. Gejala yang dirasakan
meliputi nyeri pada testis hingga ke pangkal paha, pembengkakan dan kemerahan
pada testis, menggigil, dan demam yang dapat bilateral atau unilateral, mual,
muntah, nyeri saat buang air kecil dan nyeri saat hubungan seksual, darah pada
semen. Keadaan ini dapat berakibat steril atau impotensi. Terapi terhadap inflamasi
ini dengan istirahat di tempat tidur, Berikut gejala dari orchitis, yaitu:
- Orchitis ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan.
- Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang hebat.
- Kelelahan / mialgia
- Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan
- Demam dan menggigil
- Mual
- Sakit kepalaPembesaran testis dan skrotum
- Erythematous kulit skrotum dan lebih hangat.
- Pembengkakan KGB inguinal
- Pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo-orchitis
Berdasarkan anamnesis, pada kasus ini sudah tepat didiagnosis dengan Orchitis.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda yang mendukung diagnosis yaitu
bengkak, teraba hangat, dan terdapat nyeri tekan dan tidak adanya cairan putih yang
keluar dari OUE. Menurut teori, Pada inspeksi ditemukan tanda-tanda radang
pada testis yaitu: testis berwarna kemerahan, suhu raba terasa hangat, bengkak
dan nyeri saat dipalpasi. Phren sign (+) dimana Pasien merasa lebih nyaman bila
scrotum ditinggikan, Pemeriksaan tanda Phren dilakukan dengan mengangkat
testis, jika nyeri tidak hilang menandakan keadaan torsio. Pemeriksaan tanda
Phren penting untuk membedakan nyeri disebabkan oleh torsio atau orkitis.
Kremaster (+) Pemeriksaan refleks kremaster dilakukan dengan menggoreskan
paha bagian dalam dan ditemukan testis bergerak naik; hasil positif menandakan
aliran darah testis yang baik; jika ada puntiran maka akan negatif,
Transluminasi (-), Pemeriksaan transiluminasi, yaitu dengan memancarkan
sinar ke skrotum yang membesar (misalnya dengan senter). Jika ada cairan
jernih sekitar testis, hasil tes dikatakan positif dan menandakan hidrokel.
Berdasarkan anamnesis, pada kasus ini sudah tepat didiagnosis dengan
Orchitis.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien ini didiagnosis


banding dengan: Epididimitis, torsio testis, hidrokokel, hernia inguinalis.
Adanya gejala pada infeksi pada traktus urinarius lebih mengarahkan diagnosa
kepada epididimitis ataupun orkhitis. Gejala ini juga diikuti oleh gejala sistemik
seperti demam, nyeri perut, mual atau muntah serta adanya riwayat pernah
menderita infeksi pada traktus urinarius, pemasangan alat pada saluran kemih,
trauma maupun tindakan pembedahan. Kebanyakan proses inflamasi yang terjadi
pada anak-anak tidak hanya berhubungan dengan infeksi yang disebabkan oleh
bakteri tapi juga disebabkan oleh virus, trauma, atau adanya refluks urin
Menurut teori, Torsio testis adalah terpuntirnya funikulus spermatikus, sehingga
terjadi hambatan aliran darah ke testis, sehingga apabila 5-6 jam (golden period)
tidak mendapatkan terapi akan terjadi atrofi testis.
Onset dan durasi nyeri. Torsio testis biasanya dimulai dengan nyeri yang
mendadak seolah-olah ada tombol yang terlempar dimana hal ini disebabkan oleh
puntiran pada funikulus spermatikus yang terjadi tiba-tiba sehingga membuat
testis terangkat mendadak, nyeri semakin memberat dan pasien merasa sangat
tidak nyaman. Bila terdapat nyeri yang tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan
(menengah) dan terjadi dalam beberapa hari cenderung mengarahkan kepada
epididimitis.
Torsi testis umumnya menampakkan gejala nyeri buah zakar yang mendadak
(terlokalisir pada satu testicle) yang mungkin disertai tanda-tanda dan
gejalagejala kepekaan testicular dan/atau scrotal, pembengkakan dan kemerahan
testicular dan/atau scrotal, kenaikan dari buah pelir yang terpengaruh didalam
scrotum, kehilangan cremasteric reflex pada sisi yang terpengaruh. Gambaran
klinis torsio testis, biasanya pasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum, yang
sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. Nyeri dapat menjalar
ke daerah inguinal. Pada pemeriksaan fisik tampak testis membengkak, letaknya
lebih tinggi dan lebih horizontal daripada testis kontralateral. Dapat diraba
adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus. Keadaan ini biasanya tidak
disertai dengan demam. Pemeriksaan sedimen urine tidak menunjukkan adanya
leukosit dalam urine dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan tanda inflamasi.
Epididimitis adalah reaksi inflamasi yang terjadi pada epididimis. Reaksi
inflamasi ini dapat terjadi secara akut atau kronis. Diduga reaksi inflamasi ini
berasal dari bakteri yang berada di dalam buli-buli, prostat atau uretra yang
secara ascending menjalar ke epididimis. Dapat pula terjadi refluks urine melalui
duktus ejakulatorius atau penyebaran bakteri secara hematogen atau langsung ke
epididimis. Mikroba penyebab infeksi pada pria dewasa muda (<35 tahun) yang
tersering adalah chlamidia trachomatis atau neisseria gonorhoika, sedangkan
pada anak-anak dan orang tua yang tersering adalah E.coli atau ureoplasma
ureolitikum. Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri mendadak pada
daerah skrotum diikuti dengan bengkak pada kauda hingga caput epididimis.
Tidak jarang disertai demam, malese, dan nyeri dirasakan hingga ke pinggang.
Pada pemeriksaan menunjukkan pembengkakan pada hemiskrotum dan kadang
kala pada palpasi sulit memisahkan antara epididimis dengan testis. Reaksi
inflamasi dan pembengkakan dapat menjalar ke funikulus spermatikus pada
daerah inguinal. Gejala klinis epididimitis akut sulit dibedakan dengan torsio
testis. Pada epididimitis akut jika dilakukan elevasi (pengangkatan) testis, nyeri
akan berkurang; hal ini berbeda dengan torsio testis.
Hidrokel adalah penumpukkan cairan yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan visceralis tunica vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang
berbeda di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan
antara produksi dan reabsorbsi oleh system limfatik disekitarnya. Hidrokel bisa
disebabkan oleh (1) belum sempurnanya penutupan processus vaginalis atau (2)
belum sempurnanya system limfatik di daerah skrotum dalam melakukan
reabsorbsi cairan hidrokel. Keluhan utama pada hidrokel adanya benjolan yang
tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong
skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan
menunjukkan adanya transiluminasi.
Adanya riwayat hidrokel saat lahir serta undescensus testisdapat menjadi
predisposisi terjadinya hernia inguinalis ataupun torsio testis.
Hernia inguinalis inkarserata sebagai salah satu diagnosa banding dari nyeri
akut pada skrotum banyak dikeluhkan oleh laki-laki. Hernia inguinalis yang
sering mengalami inkarserta adalah hernia inguinalis lateralis dan 75% lebih
sering terjadi pada laki-laki.9 Berdasarkan penyebab terjadinya akut skrotum,
maka perlu diketahui lebih lanjut mengenai hal-hal yang berbeda dari setiap
penyebab sehingga lebih mudah dalam menegakkan diagnosis. Menentukan
diagnosis akut skrotum bukanlah suatu hal yang mudah karena akut skrotum
dapat ditimbulkan oleh berbagai macam sebab dan area pemeriksaan yang lunak
membuat pemeriksaan klinis menjadi lebih sulit.
Penanganan penderita yang didiagnosis dengan orchitis adalah peanganan secara
konservatif untuk eliminasi sumber infeksi. Menurut teori, Pengobatan suportif:
Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting adalah membedakan
orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat
yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus.
DAFTAR PUSTAKA

1. Reksoprodjo, Soelarto.Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI.Jakarta:Binarupa


Aksara.
2. Corinne Deurdulian, et al. US Acute Scrotal Trauma: Optimal Technique,
Imaging, Findings and Management, Radiographics 2007;27:357-69
3. John N. Krieger. Epididimitis. Dalam: Smith’s General Urology 6th ed.
2003.h189-95
4. Corinne Deurdulian, et al. US Acute Scrotal Trauma: Optimal Technique,
Imaging, Findings and Management, Radiographics 2007;27:357-69

You might also like