You are on page 1of 82

GAMBARAN GENERAL CONSENT PADA PASIEN RAWAT

INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN TAHUN 2020

MAHRIATI HIKMAH
17D30354

HALAMAN COVER

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HUSADA BORNEO


PROGRAM STUDI D3 PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
BANJARBARU
202

i
GAMBARAN GENERAL CONSENT PADA PASIEN RAWAT
INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN TAHUN 2020

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan Untuk Menyusun Karya Tulis Ilmiah Sebagai Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
(A.Md.RMIK)

MAHRIATI HIKMAH
17D30354

HALAMAN JUDUL

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HUSADA BORNEO


PROGRAM STUDI D3 PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
BANJARBARU
2020

i
ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Mahriati Hikmah


NIM : 17D30354
Program Studi : D3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Judul : Gambaran General Consent Pada Pasien Rawat
inap di Rumah Sakit Islam Banjarmasin Tahun
2020

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini belum diajukan ke
perguaran tinggi manapun dan dalam bentuk apapun, sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka
di bagian Tugas Akhir ini.

Penulis,

[Mahriati Hikmah]

iii
iv
v
ABSTRAK
MAHRIATI HIKMAH, 17D30354

GAMBARAN GENERAL CONSENT PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH


SAKIT ISLAM BANJARMASIN TAHUN 2020

Karya Tulis Ilmiah: Program Studi Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan 2020

Persetujuan umum adalah persetujuan yang berisikan hak dan kewajiban pasien,
tata tertib serta peraturan selama pasien dirawat dirumah sakit keluarga pasien
rawat inap tidak mendapatkan penjelasan mengenai general consen di Rumah
Sakit Islam Banjarmasin, keluarga pasien hanya menandatangani formulir
general consent yang diberikan oleh petugas. Tujuan dari Penelitian ini adalah
untuk mengetahui general consent pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin. Metode penelitian yang digunakan adalah accentual sampling
dengan menggunakan teknik pengumpulan data berdasarkan hasil penelitian di
Rumah Sakit Islam Banjarmasin memiliki Standar Prosedur Operasial (SPO)
pendaftran pasien rawat inap yang diterbitkan pada tanggal 2 maret 2020 oleh
direktur Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Persiapan pemberian informasi general
consent sudah cukup baik tetapi ada kendala seperti keluarga lupa menulis
identitas pasien yang akan dirawat. Monitoring Evaluasi General Consent tidak
terdapat SPO (Standar Prosedur Operasional) tetapi sudah sesuai dengan
standar rekam medisnya.

Kata Kunci: Persetujuan Umum, Rekam Medis

vi
Abstract
MAHRIATI HIKMAH, 17D30354

OVERVIEW OF GENERAL CONSENT IN INPATIENTS AT BANJARMASIN


ISLAMIC HOSPITAL IN 2020

Scientific Papers: Medical Record Study Program And Health Information 2020

General approval is an agreement that contains the rights and obligations of the
patient, discipline and regulations as long as the patient is hospitalized the
inpatient's family does not get an explanation about the general consen at
Banjarmasin Islamic Hospital, the patient's family only signs the general consent
form given by the officer. The purpose of this study is to find out general consent
in inpatients at Banjarmasin Islamic Hospital. The research method used is
accentual sampling using data collection techniques based on the results of
research at Banjarmasin Islamic Hospital has standard operating procedure
(SPO) for inpatients published on March 2, 2020 by the director of Banjarmasin
Islamic Hospital. Preparation of general consent information is good enough but
there are obstacles such as families forgetting to write the identity of the patient
to be treated. General Consent Evaluation Monitoring is not an SPO (Operational
Procedure Standard) but is in accordance with its medical record standards.

Keywords: General Approval, Medical Records

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan


limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dimudahkan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Analisis Hak dan Kewajiban
Pasien Rawat Inap Berdasarkan Informasi di Tempat Pendaftaran Rawat Inap
2019“. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dan dibuat dalam rangka memenuhi salah
satu persyaratan tugas akhir untuk menyelesaikan Pendidikan pada program
Pendidikan DIII Perekam Medis dan Informasi Kesehatan di STIKES Husada
Borneo Banjarbaru.

Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak, saya ingin mengucapka terimakasih yang tiada terhingga
kepada Bapak selaku pembimbing utama yang telah banyak membantu saya
dalam menyelasaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan bapak selaku pembimbing
pendamping yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, tanpa adanya bantuan dari pembimbing I
dan pembimbing pendamping II karya tulis ilmiah ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik. Dan tidak lupa juga dalam kesempatan ini saya ucapkan terima
kasih yang sebesar besarnya kepada.

1. Ibu Hj. Norwahidah, S.Si.T.M. Kes selaku Pembina Yayasan Husada


Borneo
2. Bapak H. Suharto.SE.M.M selaku ketua Yayasan Husada Borneo.
3. Ibu Faizah Wardhina. SSi.T. M. KES. selaku Ketua Stikes Husada
Borneo.
4. Ibu Ermas EstiyanaS.Si.T., M.M selaku Ketua Program Studi DIII
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.
5. Seluruh Pegawai Stikes Husada Borneo Banjarbaru yang telah
membantu dalam pembuatan surat izin penelitian ini.
6. Seluruh dosen mata kuliah yang telah memberi ilmu kepada saya dan
teman teman yang membantu saya dalam membuat tugas akhir ini.
7. Orangtua saya yang telah membimbing,mendidikdan selalu memberi
semangat tiada hentinya kepada saya dalam membuat tugas akhir ini.

viii
8. kaka saya yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materi
dengan tulus ikhlas mencurahkan segala kasih sayang dan semangat
tiada hentinya sampai penelitian ini selesai pada waktunya.
9. Teman – teman dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu yang telah memberikan bantuan dan saran untuk kelancaran
penulisan penelitian Ini.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalan Karya Tulis


Ilmiah ini karena kemampuan penulis terbatas. Oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER.....................................................................................................i
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN.........................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN.............................................Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR................................................................................................viii
DAFTAR ISI.................................................................................................................x
DAFTAR TABEL.......................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3.Tujuan Penelitian...............................................................................................4
1.4.Manfaat Penelian..............................................................................................4
1.5 Keaslian Penelitian.........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................6
2.1 Tinjauan Teori.................................................................................................6
2.2. Landasan Teori.............................................................................................19
2.3 Kerangka Konsep.........................................................................................21
3.1 Rancangan Penelitian..................................................................................22
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian......................................................................22
3.3 Subjek Penelitian..........................................................................................22
3.4 Variabel Penelitian dan Difinisi Operasional.............................................22
3.5 Instrumen Penelitian......................................................................................22
3.6 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................22
3.7 Teknik Analisa Data.....................................................................................22
3.8 Prosedur Penelitian......................................................................................23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................26
4.1 Hasil Penelitian.............................................................................................26
4.2 Pembahasan Penelitian...............................................................................36

x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................43
5.1 Kesimpulan....................................................................................................43
5.2 Saran..............................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................45
LAMPIRAN................................................................................................................46

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3 .1 Definisi Operasional...........................................................................23

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Konsep...................................................................................21

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Surat IzinPenelitian dari Stkes Husada Borneo ke Rumah Sakit Islam
Banjarmasin...................................................................................................................47
Lampiran 2 Surat Balasan dari Rumah Sakit Islam Bajarmasin.............................48
Lampiran 3 SOP Menyiapkan Berkas Rawat Inap...................................................49
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden.............................................52
Lampiran 5 Pedoman Observasi.................................................................................53
Lampiran 6 Pedoman Wawancara..............................................................................54
Lampiran 7 Verbatim.....................................................................................................57
Lampiran 8 Lembar Konsul Pembimbing...................................................................61
Lampiran 9 Lembar Konsul Pembimbing Pendamping............................................63
Lampiran 10 Daftar Hadir Seminar.............................................................................64
Lampiran 11 Dokumentasi...........................................................................................66

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks,
padat pakar dan padat normal. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang
melalui tenaga medis profesional yang permanen menyelenggarakan
pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan,
diagnosa serta pengobatan penyakit yang diderita pasien. Pelayanan yang
diberikan oleh rumah sakit salah satunya adalah pelayanan medis dan
administrasi yang diberikan oleh rumah sakit adalah rekam medis
(Rustiyanto,2009).
Pendaftaran pasien merupakan kegiatan pengumpulan data pasien
yang dilakukan oleh petugas pendaftaran dengan lengkap dan akurat sesuai
dengan sumber data yang sah, seperti kartu tanda penduduk (KTP), kartu
keluarga (KK), atau surat izin mengemudi (SIM). Apabila data pasien yang
telah dikumpulkan oleh petugas pendaftaran pasien yang salah mekakualitas
rekam medis tersebut menjadi kurang baik karena data yang dihasilkan tidak
akurat (Budi,2011).
Banyak rumah sakit memperoleh/ menetapkan persetujuan umum (dari
pada tujuan khusus) untuk pengobatan pada saat pasien diterima sebagai
pasien rawayt inap di rumah sakit atau pasien didaftar untuk pertama kalinya
sebagai pasien rawat inap. Bila dengan cara persetujuan umum, pasien
diberi penjelasan tentang lingkup dari persetujuan umum, seperti tes dan
pengobatan mana yang termasuk dalam persetujuan umum tersebut. Pasien
juga diberi informasi tentang tes dan pengobatan mana yang memerlukan
persetujuan (informed consent) secara tersendiri. Persetujuan umum
tersebut juga mencantumkan bila ada mahasiswa dan trainess lain yang
terlibat dalam proses pelayanan. Rumah sakit menetapkan bagaimana suatu
persetujuan umum didokumentasikan didalam rekam medis pasien (Sutoto,
2012).

1
2

Dalam banyak kasus, biasanya pasien datang ke dokter atau Rumah


Sakit dalam keadaan pasrah menyerahkan sepenuhnya pengobatan dirinya
kepada dokter atau rumah sakit yang merawatnya (erliyanti 2017)
Mereka (pasien) tidak perduli lagi dengan apa yang akan dilakukan
dokter terhadap dirinya berkenaan dengan penyakitnya.Namun makin
meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban nya sebagai
pasien, hubungan pasien dengan dokter atau Rumah sakit mengalami
perubahan yang cukup berarti.(Wiyono 2000)
Saat ini pasien menyadari bahwa dia harus tahu tentang kondisi
penyakitnya serta apa yang akan dilakukan dokter rumah sakit terhadap
dirinya, bahkan seringkali pasien merasa perlu berdiskusi langsung dengan
dokter yang akan merawatnya. Hubungan pasien-dokter atau pasien-rumah
sakit sudah bergeser menjadi lebih bersifat kemitraan. Tanpa kerja sama
dengan pasien, dokter tidak mungkin melakukan pemeriksaan dan
memberikan pengobatan secara optimal, dan keberhasilan seluruh
perawatan dan pengobatan seringkali tergantung kerjasama antara pasien-
dokter-tim medis.Setiap pasien memiliki hak kesehatan yang diatur dalam
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengatakan Kesehatan
merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan. Sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
yang dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dengan kata lain melanggar hak pasien
samasaja melanggar asasi manusia. Menurut UU Nomor 44 tahun 2009
tentang rumah sakit menyebutkan Setiap pasien memiliki hak dan
kewajibannya sebagai pasien.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah
sakit merupakan tempat penyelenggaraan upaya kesehatan yaitu bertujuan
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
3

MasyarakatUndang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit


Pasal29 juga sudah menjelaskan bahwa rumah sakit berkewajiban memberikan
informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien, serta
menghormati dan melindungi hak-hak pasien. Hak pasien sendiri diatur dalam
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek kedokteran Pasal 52.
Terpenuhinya hak dan kewajiban pasien akan bermanfaat bagi
meningkatnya kepuasan pasien, layanan mutu rumah sakit serta terpenuhinya
hak dan kewajiban pasien terhadap rekam medis sesuai dengan Undang-
Undang Republik Indonesia No. 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran dan
pernyataan/SKPB.IDI.
Hak dan kewajiban pasien adalah hak dan kewajiban pribadi dan rumah
sakit yang harus diterima oleh pasien dalam menerima layanan kesehatan rumah
sakit, seperti pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai
dengan standar profesi kedokteran/kedokteran gigi tanpa diskriminasi dan pasien
wajib mengikuti peraturan rumah sakit yang ada (Erliyanti 2017)
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin, pada tanggal 23 November 2019 yaitu keluarga pasien rawat inap
tidak mendapatkan kejelasan mengenai general consent. Dampak yang terjadi
dengan tidak adanya penjelasan mengenai general consent salah satunya akan
berakibat pada pelanggaran hak dan kewajiban pasien serta keluarga pasien.
Berdasarkan hal diatas, penelitian ini dilakukan untuk meninjau pemahaman
pasien tentang hak dan kewajiaban selama rawat inap untuk mengetahui
kepahaman pasien saat berada dirumah sakit dan tindakan yang akan dilakukan
oleh dokter.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka Rumusan
Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana general consent pada
pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam Banjrmasin.
4

1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui general consent pada pasien rawat inap di rumah
sakit islam banjarmasin rawat inap di Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi SPO pendaftaran pasien rawat inap berdasarkan
informasi tempat pendaftaran rawat inap di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin
b. Pelaksanaan Pemberian (general consent) ditempat pendaftaran rawat
inap di Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
c. Monitoring dan Evaluasi Genenral Consent di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin
1.4.Manfaat Penelian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai bahan tambahan ilmu pengetahuan dan pengembangan
teori dalam bidang rekam medis mengenai hak dan kewajiban pasien
rawat inap berdasarkan informasi ditempat pendaftaran rawat inap.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pihak Rumah
Sakit dan menyusun kebijakan dalam upaya peningkatan
pelayanan kesehatan Rumah Sakit.
b. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta
pengalaman yang berharga secara langsung dirumah sakit
dengan menerapkan teori yang peneliti peroleh dari institusi
Pendidikan
c. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah referensi perpustakaan STIKES Husada Borneo
Banjarbaru dan sebagai bahan bacaan untuk menambah
wawasan bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat umumnya.
d. Bagi Peneliti Lain
5

Dapat digunakan sebagai acuan dalam pendalaman materi


yang bersangkutan untuk kelanjutan penelitian yang relevan.

1.5 Keaslian Penelitian


Penelitian tentang “Gambaran general consent pada pasien rawat inap
di Rumah Sakit Islam Banjarmasin” belum pernah dilakukan oleh peneliti
lain. Tetapi penelitian dengan judul yang hampir serupa pernah dilakukan
oleh:
No Judul Persamaan Perbedaan
1 Evaluasi Pelaksanaan Menggunakan metode Peneliti sebelum
General Consent deskriptif nya mengenai
berdasarkan Standar akreditasi Versi
Akreditasi Versi 2012 Di 2012
RSUD Ulin Banjarmasin
(Depy Maryati 2016)
2 Tinjauan Tingkat Mengenai tingkat Peneliti
Pemahaman Pasien Pemahaman pasien rawat sebelumnya
Rawat Inap dan Keluarga inap mengenai
pada penjelasan General persiapan dan
Consent di RSUPN Cipto pelaksanaan
Mangunkusumo (Munawir, pemberian infornasi
2011) general consrnt
3 Tinjauan Implementasi Mengenai Hak Pasien pada Peneliti
Hak Pasien Pada pelayanan Kesehatan sebelumnya
Pelayanan Kesehatan di meneliti mengenai
RSUD Banjarbaru (Roni hak kepemilikan isi
Rizki Anugrah) rekam medis
pasien.
Table 1.1 keaslian penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 General Consent
a. Pengertian Banyak rumah sakit memperoleh/ menetapkan persetujuan
umum (dari pada tujuan khusus) untuk pengobatan pada saat pasien
diterima sebagai pasien rawayt inap di rumah sakit atau pasien didaftar
untuk pertama kalinya sebagai pasien rawat inap. Bila dengan cara
persetujuan umum, pasien diberi penjelasan tentang lingkup dari
persetujuan umum, seperti tes dan pengobatan mana yang termasuk
dalam persetujuan umum tersebut. Pasien juga diberi informasi tentang tes
dan pengobatan mana yang memerlukan persetujuan (informed consent)
secara tersendiri. Persetujuan umum tersebut juga mencantumkan bila ada
mahasiswa dan trainess lain yang terlibat dalam proses pelayanan. Rumah
sakit menetapkan bagaimana suatu persetujuan umum didokumentasikan
didalam rekam medis pasien (Sutoto, 2012).
b. Isi dari general consent antara lain:
a. Identitas pasien
1) Nama Pasien
2) Nomor rekam medis
3) Tanggal lahir
4) Alamat
5) Nomor telpon
b. Identitas wali pasien atau keluarga
1) Nama
2) Alamat
3) Nomor telpon
4) Hubungan dengan pasien
c. Persetujuan untuk perawatan dan pengobatan
Berisikan persetujuan mengenai perawatan dan pengobatan yang
dilakukan selama dirumah sakit. Apabila menghentikan pengobatan

6
7

atas permintaan sendiri maka resiko akan ditanggung oleh pasien


dan keluarga.
d. Persetujuan pelepasan informasi
Berisikan persetujuan pasien memberi wewenang kepada
rumah sakit bagaimana tata cara pelepasan informasi dan kepada
siapa saja informasi pasien tersebut boleh diberikan.
e. Hak dan tanggung jawab pasien
Berisikan mengenai hak untuk pasien dalam mengambil
keputusan pengobatan dan rumah sakit tidak bertanggung jawab atas
barang-barang berharga yang dibawa kerumah sakit.
f. Informasi rawat inap
Berisikan mengenai informasi peraturan dan ketentuan selama
pasien rawat inap pada ruang perawatan rumah sakit, seperti barang
berharga, penunggu pasien, jam membesuk pasien, dan lainnya.
g. Privasi
Berisikan persetujuan untuk kebutuhan privasi pasien rawat
inap di rumah sakit.
h. Informasi biaya
Berisikan penjelasan tata cara pembayaran pasien di rumah
sakit selama pengobatan.
i. Tanda tangan atau autentifikasi
Berisikan tanda tangan wali pasien dan saksi serta tanggal
dibuatnya general consent.
8

c. Pemberin informasi
Teknik pemberian informasi sering juga disebut dengan metode
ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada
sekelompok pendengar. Sebenarnya pemberian informasi tidak hanya
diberikan secara lisan, tetapi juga dapat diberikan secara tertulis dapat
dilakukan melalui berbagai media, misalnya papan bimbingan, majalah
sekolah, rekaman (tape recorder), selebaran, video dan film (azizah 2014)
Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal, yaitu:
Perencanaan, pelaksanaan, dan penelitian. Pada tahap perencanaan,
terdapat tiga langkah yang harus didapatkan, yaitu (Azizah, 2014).

a. Merumuskan tujuan yang hendak dicapai dengan pemberian informasi itu


b. Menentukan bahan yang akan diberikan apakah berupa fakta, konsep
atau generelasasi
c. Menentukan dan memikih contoh-contoh yang tepat sesuai dengan
bahan yang diberikan.

Dalam tahap pelaksanaan, penyajian materi disesuaikan dengan


tujuan yang hendak dicapai apabila tujuanya untuk mengerjakan fakta,
maka tugas pemberi informasi adalah membuat bahan itu berarti
sehingga mudah diingat oleh siswa atau pendengar. Bila yang diajarkan
konsep, penyaji harus mengikuti langkah-langkah bagaimana
mengajarkan konsep, yaitu mendefinisikan konsep, mengklasifikasi
definisi yang dibuat, dan menhubungkan konsep tersebut dengan konsep
lain yang bermakna dan nada kaitanya, dan memberikan contoh-contoh
baik contoh yang benar maupun yang salah (Azizah, 2014).

Teknik pemberian informasi atau ekspositori mempunyai


keuntungan-keuntungan dan mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu.
Keuntungan-keuntungan teknik pemberian informasi antara lain adalah
(Azizah, 2014).

a. Dapat melayani banyak orang


b. Tidak membutuhkan banyak waktu, sehingga efesien
c. Tidak terlalu banyak memerlukan fasilitas untuk melaksanakannya
9

d. Mudah dilaksanakan bila dibandingkan dengan teknik yang lain misalnya


diskusi, pemain peranan
e. Apabila pembicara pandai menggunkan “gambar” dengan kata-kata
bahannya akan menjdi menarik.
Sedangkan kelemahannya adalah antara lain (Azizah, 2014):
a. Sering dilaksanakan secara menology, sehingga membosankan
b. Individu yang mendengarkan kurang aktif
c. Memerlukan keterampilan berbicara, supaya penjelasan menjadi menarik.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, pada waktu


memberikan informasi pemberi informasi perlu memperhatikan hal-hal
sebagian berikut (Azizah, 2014):
a. Sebelum memilih teknik pemberian informasi, perlu dipertimbangkan
apakah cara tersebut merupakan cara yang paling tepat untuk memenuhi
kebutuhan individu-individu yang dibimbing.
b. Sebelum memberikan informasi perlu menyiapkan bahan indormasi
sebaik-baiknya. Pemberi informasi harus menguasi bahan yang
diinformasikan secara mendalam dan luas, sehingga apabila ada
pertanyaan dari pendengaran dengan melayani sebaik-baiknya
c. Usahakan untuk menyediakan bahan yang dapat dipelajari sendiri oleh
penedengar atau siswa.
d. Usahakan berbagai variasi penyampaian agar supaya pendengar menjadi
lebih aktif, misalnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat memencing saling tukar-menukar pendapat.
e. Gunakan berbagai alat bantu yang dapat memperjelas pengertian
pendengar terhadap bahan yang disampaikan, misalnya dengan
memberikan ilustrasi dengan gambar, bagan, menggunkan OHP, atau
membawa alat-alat peraga.

Dalam menyajikan informasi secara tertulis, misalnya di papan


bimbingan sekolah atau mejalah sekolah, supaya digunkan bahasa yang
jelas dan mudah sipahami siswa, dan dihindari pemakaian kata-kata atau
istilah-istilah asing yang tidak perlu. Selain uraian yang jela, perlu juga
informasi tersebut dilengkapi dengan gambaran atau ilustrasi agar dapat
menarik peratian siswa (Azizah, 2014).
10

Tahapan pelaksanaan pemberian informasi persetujuan umum


ditempat pendaftaran rawat inap berdasarkan standar akreditasi rumah
sakit KARS 2012 sebagai berikut:
a. Persiapan
Petugas pendaftaran menyiapkan formulir persetujuan umum
(general consent) dan leaflet atau banner hak dan kewajiban
pasien untuk dijelaskan kepada pasien atau keluarga pasien.
Petugas juga menyiapkan alat tulis seperti pulpen dan lainnya
untuk menandatangi formulir persetujuan umum (general
consent).
b. Pelaksanaan
pelaksanaan petugas menjelaskan seluruh hak dan
kewajiban pasien, tata tertip dirumah sakit, pelayanan yang
didapatkan pasien selama menjalani pengobatan rawat inap
dirumah sakit dan lain-laim sesuai dengan formulir persetujuan
umum (general consent) serta leaflet hak dan kewajiban pasien.
Setelah pasien atau keluarga pasien memahami persetujuan umu
(general consent) dirumah sakit maka pasien atau keluarga pasien
menandatangani formulir persetujuan umum (general consent).
c. Pendokumentasian
Formulir persetujuan umum disimpan dalam rekam medis
sebagaia bukti bahwa pasien atau keluarga pasien memahami
mengenai hak dan kewajiban pasien, tata tertib dirumah sakit,
pelayanan yang didapatkan pasien selama menjalani pengobatan
rawat inap dirumah sakit dan lain-lain sesuai dengan formulir
persetujuan umum (general consent)
Proses pelaksanaan pemberian informasi persetujuan
umum (general consent) ditempat pendaftaran rawat inap sebagai
berikut (Sutoto,2012)
a. Pasien datang ketempat pendaftaran pasien rawat inap untuk
mendapatkan pelayanan rawat inap di rumah sakit.
b. Pasie mendaftar dan memilih kamar sesuai dengan pilihan
pasien atau keluarga.
11

c. Petugas menjelaskan informasi yang terdapat pada


persetujuan umum (general consent) kepada pasien atau
keluarga pasien. Informasi yang dijelaskan meliputi:
1). Persetujuan untuk perawatan dan pengobatan berisikan
persetujuan mengenai perawatan dan pengobatan yang
dilakukan selama di rumah sakit. Apabila menghentikan
pengobatan atas permintaan sendiri maka resiko akan
ditanggung oleh pasien dan keluarga.
2). Persetujuan pelepasan informasi berisikan persetujuan
pasien memberi wewenang kepada rumah sakit bagaimana
tata cara pelepasan informasi dan kepada siapa saja
informasi pasien tersebut boleh diberikan.
3). Hak dan tanggung jawab pasien berisikan mengenai hak
untuk pasien dalam mengambil keputusan pengobatan dan
rumah sakit tidak bertanggung atas barang-barang
berharga yang dibawa ke rumah sakit.
4). Informasi rawat inap berisikan mengenai informasi
peraturan dan ketentuan selama pasien di rawat inap pada
ruang perawatan rumah sakit, seperti barang berharga,
penunggu pasien, jam membesuk pasien, dan lainya.
5). Privasi berisikan persetujuan untuk kebutuhan privasi
pasien di ruang rawat rumah sakit
6). Informasi biaya berisikan penjelasan tata cara pembayaran
pasien di rumah sakit selama pengobatan.
7). Tanda tangan atau autentifikasi berisikan tanda tangan wali
pasien dan saksi serta tangga dibuatnya general consent.

d. Setelah pasien atau keluarga pasien dijelaskan oleh


petugas pendaftaran mengenai persetujuan umum (general
consent), pasien atau keluarga pasien menandatangani formulir
persetujuan umum.
12

2.1.2 Rawat Inap

a. Penerimaan Pasien Rawat Inap

Penerimaan pasien rawat inap adalah penerimaan pasien untuk


mendapatkan pelayanan lanjutan setelah mendapatkan surat pengantar
dirawat dari pihak yang berwenang. Dalam hal ini pihak yang memberikan
surat pengantar adalah dokter dari kelinik atau pelayanan rawat darurat di
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut bukan dari fasilitas pelayanan
kesehatan yang lain. Dalam penerimaan pasien rawat inap, petugas
pendaftaran memberikan beberapa persetujuan terhadap pasien atau
keluarga pasien terhadap pelayanan pengobatan di rumah sakit (Budi,
2011).

b. Prosedur Pendaftaran Rawat Inap

Pada kegiatan penerimaan pasien peru diperhatikan tentang tata


cara melakukan penerimaan pasien. Penerimaan pasien dapat dilakukan
dengan pendaftaran langsung dan tidak langsung. Pendaftaran secara
langsung berarti bahwa pasien atau keluarga pasien dating langsung ke
fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendaftar sebgai pasien. Sedangkan
pendaftaran tidak lengsung berarti bahwa pasien melakukan pendaftaran
untuk mendapatkan pemeriksaan dan fasilitas teknologi jarak jauh,
misalnya pasien mendaftar dengan memenfaatkan fasilitas telpon,
fasilitas sms, fasilitas web, dan lain-lain (Budi,2011).

Refistrasi merupakan kegiatan pendataan data seperti nama,


alamat, dan data lainya kedalam daftar dan buku atau system informasi.
Daftar tersebut dikenal sebagai register. Register adalah alat
penyimpanan dan memfasilitasi kemudahan dan ketepatan pengambilan
data kembali. Register dapat dibuat dalam bentuk manual atau
komputerisasi, register yang berisi data-data dalam sajian table sesuai
keperluan masing-masing judul register (Budi, 2011).
13

Prosedur pendaftaran pasien rawat inap di rumah sakit antara lain


(Prasetyo, 2008):

a. Pelayanan Pasien Baru Rawat Inap


1. Menanyakan siapa yang sakit
2. Menanyakan kepada pasien sudah pernah berobat atau belum
3. Menanyakan kepada pasien atau keluarga pasien tentang
persyaratan untuk pasien jaminan atau asuransi lain jika
menggunkan jaminan atau asuransi lain.
4. Memuatkan persetujuan dirawat inap sebgaai bukti bahwa
keluarga pasien bersedia pasien tersebut dirawat inap.
5. Mencatat setiap penggunaan nomor rekam medis pada buku
catatan penggunaan nomor rekam medis rawat inap.
6. Mencatat identitas pasien pada buku register pendaftaran pasien
rawat inap
7. Mencatat setiap penggunaan formulir rekam medis pada buku
catatan penggunaan formulir rekam medis seta menempilkan
syarat kelengkapan jaminan atau asuransi lain tersebut pada
dokumen rekam medis pasien.
8. Menyerahan KIB kepada pasien dengan pesan setiap dating
berobat harap dibawa.
9. Mempersilahkan pasien menunggu di ruang tunggu yang telah
ditetapkan.
10. Mencatat identitas pada buku ekspedisi TPPRI.
11. Mendistribusikan dokumen rekam medis ke ruang rawat inap yang
sesuai dengan menggunakan buku ekspedisi TPPRI
b. Pelayanan Pasien Lama Rawat Inap Dengan Membawa KIB
1. Menanyakan siapa yang sakit
2. Menanyakan kepada pasien sudah pernah berobat atau belum
3. Menanyakan kepada pasien atau keluarga pasien tentang
persyaratan untuk pasien jaminan atau asuransi lain jika
menggunkan jaminan atau asuransi lain.
4. Memuatkan persetujuan dirawat inap sebgaai bukti bahwa
keluarga pasien bersedia pasien tersebut dirawat inap.
14

5. Meminta KIB dari pasien


6. Mencatat nomor rekam medis berdasarkan KIUP pada trecer
untuk meminjam dokumen rekam medis lama di unit filing.
7. Menerima dokumen rekam medis dari unit filing dengan
menandatangani buku ekspedisi filing.
8. Melengkapi dokumen rekam medis yang telah habis kemudian
mencatat buku penggunaan formulir rekam medis serta
menempelkan semua kelengkapan jaminan atau asuransi lain
pada dokumen pasien.
9. Menyerahkan kembali KIB kepada pasien dengan pesan setiap
dating berobat harap dibawa.
10. Mempersilahkan pasien untuk menunggu di ruang tunggu yang
ditetapkan.
11. Mengisi buku ekspedisi TPPRI
12. Mendistribusikan dokumen rekam medis bersamaan dengan
pasien keruang rawat inap dengan menggunakan buku ekspedisi
TPPRI
c. Pelayanan Pasien Lama Rawat Inap Dengan Tidak Membawa KIB
1. Menanyakan siapa yang sakit
2. Menanyakan kepada pasien sudah pernah berobat atau belum
3. Menanyakan kepada pasien atau keluarga pasien tentang
persyaratan untuk pasien jaminan atau asuransi lain jika
menggunkan jaminan atau asuransi lain.
4. Memuatkan persetujuan dirawat inap sebgaai bukti bahwa
keluarga pasien bersedia pasien tersebut dirawat inap.
5. Mencari nomor rekam medis pada KIUP berdasarkan identitas
pasien dari buku register rawat inap.
6. Mencatat nomor rekam medis berdasarkan KIUP dalam formulir
trecer untuk menjamin dokumen rekam medis di unit filing.
7. Menerima dokumen rekam medis dari unit filing dengan
menendatangani buku ekspedisi filing.
8. Melengkapai dokumen rekam medis yang telah habis dan
mencatat setiap penggunaan formulir rekam medis pada catatan
15

buku penggunaan formulir rekam medis, serta menerapkan semua


kelengkapan jaminana atau asuransi lain pada dokumen pasien.
9. Membuat KIB baru berdasarkan nomor rekam medis lama dari
KIUP.
10. Menyerahkan KIB pada pasien dengan pesan setia berobat harap
dibawa.
11. Mempersilahkan pasien tunggu di ruang tunggu yang telah
ditetapkan.
12. Mengisi buku ekspedisi TPPRI
13. Mendistribusikan dokumen rekam medis bersamaan dengan
pasien keruang rawat ianp dengan menggunakan buku ekspedisi
TPPRI.

2.1.3 Hak dan Kewajiban Sebagai Pasien


a. Hak-hak pasien diatur dalam Undang-Undang dalam Nomor
44Tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 32 menyebutkan:
1. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku
2. di Rumah Sakit;
3. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
4. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi;
5. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional;
6. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
7. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
8. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
9. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di
luar Rumah Sakit;
10. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya;
16

11. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan;
12. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
13. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
14. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
15. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit;
16. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya;
17. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya;
18. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana; dan
19. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Secara umum memberikan penjelasan tentang hak-hak pasien
dalam pelayanan kesehatan sebagai berikut:
a. Hak pasien atas perawatan dan pengurusan.
b. Hak untuk memilih tenaga kesehatan dan rumah sakit akan
merawat pasien.
c. Hak menolak cara perawatan tertentu.
d. Hak atas informasi.
e. Hak atas rasa aman dan tidak terganggu.
f. Hak untuk mengakhiri perjanjian perawatan.

b. Kewajiban pasien adalah sesuatu yang harus dilakukan, menurut


Joko Wiyono (2000) dalam pasal 53 Undang-Undang Praktek
kedokteran, menyebutkan sebagai berikut:
17

1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah


kesehatannya.
2. Memenuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi.
3. Memenuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan,
dan memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

2.1.4 Hak dan Kewajiban Rumah Sakit


a. Hak Rumah Sakit
1. menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai
dengan klasifikasi Rumah Sakit.
2. menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi,
insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka
mengembangkan pelayanan.
4. menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian.
6. mendapatkan perlindunganhukum dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan.
7. mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit
yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan.
b. Kewajiban Rumah Sakit
1. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit
kepada masyarakat;
2. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi,
dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit;
3. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya;
4. berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya;
18

5. menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu


atau miskin;
6. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas
pelayanan pasien tidak mampu miskin, pelayanan gawat darurat tanpa
uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian
luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;
7. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;
8. menyelenggarakan rekam medis;
9. menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain
sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita
menyusui, anak-anak, lanjut usia;
10. melaksanakan sistem rujukan;
11. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi
dan etika serta peraturan perundang-undangan;
12. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien;
13. menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
14. melaksanakan etika Rumah Sakit;
15. memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan
bencana;
16. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara
regional maupun nasional;
17. membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran
atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
18. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit
(hospital by laws);
19. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas
Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas.
20. memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan
tanpa rokok.
19

2.1.5 Pengertian Monitoring dan Evaluasi


Monitoring adalah kegiatan pemantauan untuk memperoleh
informasi secara terus menerus sehingga hasil sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan Evaluasi yaitu kegiatan penilaian diakhir
kegiatan untuk meliat pencapaian dari program yang dijalankan.
Menurut ahli Kesehatan Masyarakat Amerika, evaluasi adalah suatu
suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan
usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Monitoring dan evaluasi memiliki tugas yang sama yaitu
memantau atau menilai jalannya suatu program. Monitoring lebih
digunakan pada saat program sementara berjalan, sehingga dapat
mengetahui kekurangan dan kesalahan yang dijumpai agar dapat
diperbaiki secara dini. Dengan demikian, tujuan program bisa dicapai
sesuai dengan target yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi lebih
berfokus pada akhir dari perjalanan program. Dimana, evaluasi
ditunjukkan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan dapat terjadi.
Dari hasil evaluasi tersebut, dapat digunakan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kegiatan-kegiatan dan perencanaan yang lebih baik
untuk kegiatan masa mendatang.

2.2. Landasan Teori

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah


orang melakukan penginderan terhadap suatu objek. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga pengetahuan kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk Tindakan
seseorang (Natoadmodjo, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain faktor internal dan faktor eksternal.

Menurut undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah


sakit pasal 32, setiap pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi
mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku dirumah sakit,
memperoleh layanan Kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
20

profesi dan standar procedur operasional,memilih dokter dan kelas


perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku
dirumah sakit, mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya. Selain itu pasien juga mempunyai
hak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara Tindakan
medis, tujuan Tindakan medis, alternative Tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan serta memberikan persetujuan atau
menolak Tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga Kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya.

Menurut Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktek


kedokteran pasal 53 pasien memiliki kewajiban dalam menerima
pelayanan pada praktek kedokteran yaitu memberikan informasi yang
lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya, mematuhi nasehat dan
petunjuk dokter atau dokter gigi, mematuhi ketentuan yang berlaku
disarana pelayanan kesehatan dan memberikan imbalan jasa atas
pelayana yang diterima.

2.3 Kerangka Konsep


21

INPUT PROSES OUTPUT

a. Pasien rawat a. mengidentifikasi Pemahaman general


inap pendokumentasian consent pada pasien
b. Petugas pemberian general rawat inap di RS Islam
pendaftaran consent Banjarmasin
inap b. Mengidentifikasi
c. Monitoring pendokumentasian
Evaluasi pelaksanaan
General pemberian
Consent informasi general
consent
c. Mengidentifikasi
monitoring
evaluasi general
consent

Gambar 2. 1 Kerangka Konsep


Berdasarkan Kerangka konsep diatas adalah yang terjadi sesuai dengan
keadaan dilapangan, faktor yang sering terjadi di tempat pendaftaran rawat inap
yaitu ketidakpahaman pasien tentang hak dan kewajiban nya sebagai pasien,
kualitas petugas di tempat pendaftaran rawat inap juga kurang menjelaskan
tentang hak dan kewajiban kepada pasien sehingga pasien dan keluarga kurang
pemahama
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu
keadaan didalam suatu komunitas atau masyarakat (Notoatmodjo, 2012).
Dalam penelitin ini, metode penelitian diskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana general consent pada pasien rawat inap di Rumah
sakit Islam Banjarmasin.
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2.1 LokasiPenelitian
Lokasi Penelitian yang akan dilaksakan di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin tepatnya dibagian tempat pendaftaran rawat inap.
3.2.2 Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan juli sampaitahun 2020.
3.3 Subjek Penelitian
3.3 .1 Informan Utama
Subjek Penelitian ini berjumlah 3 responden Informan Utama pada
penelitian ini adalah petugas pendaftaran rawat inap
3.3 .2 Informan triangulasi
Kepala instalasi Rekam Medis dan pasien rawat inap

3.4 Variabel Penelitian dan Difinisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian


Variable adalah sesuatu sifat yang akan diukur atau diamati yang
nilainya bervariasi antara satu objek ke objek lainnya dan terukur.
Variable dalam penelitian ini adalah
a. SPO Pendaftaran Rawat Inap
b. Pelaksanaan pemberian general consent
c. Monitoring da Evaluasi

22
23

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan definisi variable – variable yang akan


diteliti secara operasional dilapangan.

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur


1 SPO Pendaftaran . Tata cara pelaksanaan Observasi
Rawat Inap pendaftran pasien yang
akan dirawat dirumah sakit
terdiri dari pasien baru
dama dimulai saat pasien
dating hingga rekam medis
diantar ke instalasi gawat
darurat
2 Pelaksanaan Tata cara pemberian Observasi
pemberian informasi (general Wawancara
(general consent) kepada
consent) keluarga pasien

3 Monitoring dan Tindakan yang dilakukan Wawancara


Evaluasi General oleh kepala instalasi
Consent terhadap pelaksanaan
pengisian general consent
Tabel 3 .1 Definisi Operasiol
24

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk


pengumpulan data (soekidjo N. 2010) instrument yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: Gambaran General Consent Pada Pasien Rawat Inap
Di Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Pengamatan (observasi)


Peneliti melihat langsung dengan melakukan pencatatan terhadap
kegiatan yang berjalan sehubungan dengan pemahaman pasien atau
keluarga pasien ditempat pendaftran rawat inap RS Islam Banjarmasin.

3.6.2 Wawancara
Peneliti akan mengadakan wawancara dengan pasien dan
petugas pendaftran rawat inap dan kepala unit rekam medis di Rumah
Sakit Islam Banjarmasin.Wawancara dilaksanakan pada bulan juli 2020
untuk proses pengumpulan data.

3.7 Teknik Analisa Data


Teknik Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
accidental sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil
responden atau kasus yang kebetulan ada atau tersedia. Dan analisa
deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan hasil.
25

3.8 Prosedur Penelitian


3.8.1. Tahap Persiapan Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah untuk
menentukan judul penelitian, setelah itu peneliti mengumpul judu peneliti
ke secretariat program studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Stikes Husada Borneo Banjarbaru dan merencanakan instrument yang
dibutuhkan untuk pengumpulan data pada saat penelitian, Kegiatan ini
kemudian dirumuskan pada Proposal penelitian.

3.8.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian


Pada tahap pelaksanaannya ini, peneliti mulai melakukan
pengumpulan data. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu
berupa observasi, dan wawancara kepada pihak yang terkait dalam
pengumpulan informasi penelitian.

3.8.3. Tahap Akhir Penelitian


Pada tahap ini peneliti mengolah data yang telah didapat untuk
kemudian disusun menjadi sebuah proposal penelitian.

3.9 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian

3.9.1 Keterbatasan Penelitian


Keterbatasan penelitian ini adalah yaitu peneliti hanya membahas
mengenai Gambaran General Consent Pada Pasien Rawat Inap Di
Rumah Sakit Islam Banjarmasin Tahun 2020.
3.9.2 Kelemahan penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan karena adanya
keterbatasan saat penelitian pada metode pengambilan data hanya
menggunakan observasi dan wawancara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit
a. Gambaran umum rumah sakit islam banjarmasin
Rumah Sakit Islam Banjarmasin adalah Rumah Sakit yang
terletak di JL. S. Parman No. 88 RT. 24, Kota Banjarmasin, Kalimantan
Selatan. Rumah Sakit Islam Banjarmasin adalah salah satu Amal Usaha
milik Muhammadiyah Kalimantan Selatan, yang didirikan pada tahun
1972, dengan semangat da’wah dan keinginan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat khususnya Kalimantan Selatan.
Pada awal mulai berdirinya bernama Rumah Sakit Bersalin ST.
Khadijah, yang hanya melayani pasien-pasien bersalin dengan
beberapa kamar rawat inap pada waktu itu. Seiring dengan
perkembangan zaman dan semangat yang tinggi maka ditingkatkanlah
status Rumah Sakit khusus bersalin menjadi Rumah Sakit yang
melayani secara umum semua jenis layanan kesehatan yang sampai
sekarang bernama Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
Saat ini Rumah Sakit Islam Banjarmasin memiliki 13 klinik rawat
jalan yang didukung oleh dokter-dokter spesialis yang handal dan
professional di bidangnya, serta memiliki beberapa pilihan ruang
perawatan rawat inap yang dilengkapi dengan taman-taman yang asri
dan indah dari Super VIP, VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III, dan ruang
perawatan ICU/ICCU serta Ruang Renal Center (Hemodialisa) dan
layanan 24 jam Laboratorium, IGD, Radiologi, USG, Farmasi dan
layanan penunjang lainnya seperti tread mill, serta layanan pilihan
Medical Check Up.

26
27

b. Visi, Misi, Dan Motto Rumah Sakit Islam Banjarmasin


1. Visi Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Mewujudkan Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebagai rumah
sakit yang profesional, bermutu dan menjadi pilihan dan
kebanggaan masyarakat.
2. Misi Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Rumah Sakit Islam Banjarmasin didirikan untuk pelayanan
kesehatan masyarakat, membantu pasien untuk memperoleh
kesehatan jasmani dan rohani juga sebagai media dakwah
islamiah.
3. Motto Rumah Sakit Islam Banjarmasin
C: Cepat dalam pelayanan
I: Islami dalam pengabdian
N: Nyaman bagi pelanggan
T: Tepat dalam tindakan
A: Aman dan bermutu
4. Tujuan Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa
membedakan suku, agama, ras, aliran serta membentuk mental
spiritual yang islami.

c. Fasilitas Rumah Sakit Islam Banjarmasin


Fasilitas yang ada di Rumah Sakit Islam Banjarmasin yaitu:
1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
3. Rawat Intensif
4. Rawat Darurat
5. Poliklinik Anak
6. Klorokospi
7. Poliklinik Penyakit Dalam
8. Poliklinik Fisikologi
28

Adapun fasilitas Penunjang yang ada di Rumah Sakit Islam


Banjarmasin yaitu:
1. Radiologi
2. Poliklinik Gigi
3. Laboratorium
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Farmasi
6. Poliklinik Gizi
7. USG
8. CT Scan
9. MRI
10. Hemodialisis
11. Endoscopy
12. Medical Check Up
13. Elektromedika
14. Poliklinik Gizi

d. Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin


29

4.1.2 Gambaran khusus hasil penelitian


a. Idetifikasi SPO pendaftaran pasien rawat inap berdasarkan informasi
tempat pendaftaran rawat inap di Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin dengan melakukan observasi, instalasi rekam medis
memiliki standar prosedur operasional (SPO) pendaftaran pasien
rawat inap. Standar prosedur pendaftaran pasien rawat inap berada
ditempat pendaftaran pasien rawat inap Rumah Sakit islam
banjarmasin. Standar prosedur operasional pendaftaran rawat inap
diterbitkan pada tanggal 20 Maret 2020 oleh direktir RS islam
banjarmasin.
Isi Standar Prosedur Operasional (SPO) pendaftaran pasien
rawat inap di RS Islam Banjarmasin merupakan proses pendaftaran
rawat inap yang bertujuan untuk mengetahui identitas pasien rawat
inap dan mengetahui jumlah pasien rawat inap. Kebijakan dalam
SPO pendaftaran pasien rawat inap di RS Islam Banjarmasin yaitu
setiap pasien yang dirawat inap harus didaftarkan di tempat
penerimaan pasien opname (TPPO). Untuk prosedurnya yaitu
pertama menyapa keluarga pasien dengan “selamat pagi, siang, sore
dan malam, apa ada yang bisa dibantu?” dan mempersilahkan
keluarga pasien atau pasien duduk. Kemudian tanyakan apakah ada
surat pengantar rawat inap atau tidak dan tawarkan mau minta kelas
berapa dengan menunjukkan daftar harga kamar dan fasilitasnya apa
saja dan tanyakan apakah ada asuransi atau dari perusahaan mana.
Setelah kesepakatan kamar dipilih pasien atau keluarga, petugas
mehubungi ruangan untuk meminta kamar sesuai dengan kelas
permintaan pasien. apabila ruangan yang diminta penuh maka
petugas tempat penerimaan pasien opname (TPPO) memberikan
penawaran ruangan atau kelas lain kepada pasien atau keluarga.
Jika pasien setuju maka pasien menandatangi blangko persetujuan
rawat inap. Petugas tempat penerimaan pasien opname (TPPO)
membuatkan berkas rawat inap sesuai kelas dan ruangan yang dituju
serta menenmpelkan distatus gelang menurut jenis kelamin pasien.
Kemudian petugas tempat penerimaan pasien opname (TPPO)
30

menyerahkan berkas rawat inap kepada keluarga pasien. Setelah itu


petugas loper mengantarkan pasien yang dituju.
Pada saat pendaftaran pasien rawat inap dilakukan
penerimaan pasien opname (TPPO), terdapat pemberian informasi
pasien rawat inap mencakup pengetahuan yang diperlukan selama
proses perawatan. Pemberian informasi pasien rawat inap yaitu
penyuluhan atau pemberian informasi mencakup pengetahuan yang
diperlukan selama proses perawatan. Tujuannya yaitu membuat
keputusan yang tepat dalam pelayanan kesehatan. Pemberian
informasi dilakukan saat kontak pertama pada pasien dan keluarga
berdasar keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Banjarmasin tentang
kebijakan pelayanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
Pemberian informasi diberikan saat kontak pertama pada
proses penerimaan pasien yaitu petugas administrasi ataupun
perawat memberikan informasi mengenai usulan perawatan.
Kemudian petugas kesehatan memberikan informasi mengenai
perkiraan biaya yang harus dibebankan pasien dan keluarga. Setelah
itu petugas memberikan informasi alterntif pengganti biaya yang
bersumber dari pemerintah atau swasta (BPJS, Jamkesda,
Jamkesprov, Pihak III). Petugas memberikan informasi unit
pelayanan dan fasilitas yang tersedia dan informasi tentang hasil
yang diharapkan serta alternatif. Petugas juga memberikan apa saja
hak dan kewajiban pasien dirumah sakit tersebut.

b. Pelaksanaan pemberian General Consent di Tempat Pendaftaran


rawat inap.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Rumah Sakit
Islam Banjarmasin yaitu bahwa kebijakan atau SPO yang mengatur
tentang pelaksanaan general consent di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara kepada
informan 1 yaitu.

“untuk spo pelaksanaan …eee general consent di rumah sakit


islam Banjarmasin itu memang sudah tertuang dalam…ee peraturan
31

setiap rumah sakit karena general consent menyangkut tentang …ee


kesediaan keluarga pasien atau pasien bisa dirawat inap di… rumah
sakit islam Banjarmasin tapi untuk SPO nya masih dalam proses
penyempurnaan dan pembuatannya” informan 1(petugas pendaftaran
rawat inap)

Hasil dari wawancara informan 1 menunjukkan bahwa


kebijakan atau SPO yang mengatur tantang pelaksanaan general
consent di Rumah Sakit Islam Banjarmasin masih dalam proses
penyempurnaan dan pembuatan. Berikut adalah hasil wawancara
oleh informan 2.

“untuk SPO pelaksanaan pemberian informasi general


consent belum terdapat kebijakannya tetapi sudah dalam proses
pembuatan” informan 2 (kepala instalasi rekam medis)

Hasil dari wawancara informan 2 menunjukkan bahwa belum


terdapat kebijakan atau SPO (standar Prosedur Operasional) yang
mengatur tentang pelaksanaan pemberian general consent.

Dari hasil wawancara informan 1 dan informan 2 diatas dapat


diambil kesimpulam bahwa dalam pelaksanaan pemberian general
consent belum terdapat kebijakan atau SPO (Standar Prosedur
Operasional).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Rumah Sakit


Islam Banjarmasin yaitu kendala atau masalah untuk pelaksanaan
general consent di Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil wawancara kepada informan 1 yaitu.
“kalau kendala kebiasaan …ee dari lapangan itu keluarga
pasien itu sering ...ee lupa menuliskan identitas keluarga yang
dirawat inap disini, biasanya kendalanya itu karena itu akan
bergantung pada setiap pasien yang datang atau keluarga pasien
datang bila mereka mengisi general consent itu tidak lengkap itu
32

akan jadi kendala kami dikemudian hari. Contohnya kelengkapan


KTP nah kelengkapan KTP kan dicarinya digeneral consent apabila
kadada nomor KTP tertera disitu maka akan jadi kendala kami
karena alamat yang kurang jelas digeneral consent “ informan 1.
(petugas pendaftaran rawat inap)

Hasil dari wawancara informan 1 menunjukkan bahwa


terdapat kendala atau masalah untuk pelaksanaan general consent di
Rumah Sakit Islam Banjarmasin bahwa kendalanya adalah pasien
lupa menulis identitas pasien yang dirawat. Berikut adalah hasil
wawancara oleh informan 2.

“kendalanya adalah keluarga pasien lupa menuliskan


identitas pasien yang dirawat tersebut, dan lupa menandatangani
surat persetujuan Tindakan” informan 2 (kepala instalasi rekam
medis)

Dari hasil wawancara informan 1 dan informan 2 diatas dapat


diambil kesimpulam bahwa terdapat masalah atau kendala yaitu pada
saat pelaksanaan pemberian pelaksanaan pemberian general
consent di Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Rumah Sakit


Islam Banjarmasin yaitu bagaimana pelaksanaan general consent di
Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
wawancara kepada informan 1 yaitu

“sudah baik dan lancar akan tetapi iya kendalanya seperti itu
kebanyakan keluarga pasien atau pasien itu banyak tidak mengisi
form-form yang harusnya diisi oleh keluarganya pasien dan
kebiasaan apabila berkas itu sudah naik keatas keruangan itu
biasanya kami bingung nama pasien pasien siapa,keluarga yang
bertanggung jawab siapa, disana ada tulisannya saya memberikan
atau tidak memberikan wewenang kepada pihak rumah sakit berupa
33

data dan informasi yang tertuang digeneral consent apabila kita


menulis nama kita disitu atau keluarga kita disitu otomatis … ee
setiap data-data itu …ee diberikannya sesuai apa yang tertulis disitu
kada palsu maksudnya tuh nah jadi kami boleh membukanya sesuai
dengan general consent” informan 1.(petugas pendaftaran rawat
inap)

Hasil wawancara informan 1 diatas bahwa pelaksanaan


pemberian informasi tersebut sudah baik dan lancar tetapi ada kendala
nya seperti keluarga lupa menulis identitas pasien yang dirawat inap.
berikut adalah hasil wawancara dengan informan 2.

“kendala keluarga tidak mengisi form-form yang telah diberikan


oleh petugas pendaftaran rawat inap untuk mengisi tetapi tidak diisi
oleh pasien atau keluarga tersebut” informan 2 (kepala instalasi rekam
medis)

Dari hasil wawancara informan 1 dan informan 2 diatas dapat


diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan general consent disini tersebut
sudah baik dan lancar tetapi ada kendala nya seperti keluarga lupa
menulis identitas pasien yang dirawat inap karena itu akan bergantung
pada pasien yang datang dan keluarga pasien datang dikemudian hari,
dan kendala bagi petugas dikemudian hari apabila berkas sudah naik
keatas (ruangan) petugas bingung nama pasien siapa, keluarga yang
bertanggung jawab siapa, karena di general consent terdapat tulisan “
saya memberikan atau tidak memberikan wewenang kepada pihak
rumah sakit berupa data dan informasi yang tertuang di general consent
“ setiap data-data yang diberikannya sesuai apa yang tertulis di general
consent

c. Monitoring dan Evaluasi Genenral Consent di Rumah Sakit Islam


Banjarmasin
Berdasarkan hasil wawancara kepada informan 1 di Rumah Sakit
Islam Banjarmasin bahwa SPO (Standar Prosedur Operasional) Monitoring
34

dan Evaluasi General Consent di Rumah Sakit Islam Banjarmasin antara


lain:

“Untuk..ee. monitoring evaluasi general consent itu belum sempat


kami buatkan untuk SPO nya..ee.. tapi untuk kedepannya nanti insyaallah
akan buat karena itu termasuk dalam salah satu ..eee.. berkas yang harus
memiliki Standar Prosedur Operasionalnya” informan 1.(petugas
pendaftaran rawat inap)

Hasil wawancara informan 1 diatas bahwa belum terdapat SPO


tentang Monitoring Evaluasi General Consent. berikut adalah hasil
wawancara dengan informan 2.

“monitoring dan evaluasi di rumah sakit islam Banjarmasin itu


belum ada spo nya seharusnya ada karena itu salah satu berkas yang
harus mengikuti spo”. informan 2 (kepala instalasi rekam medis)

Dari hasil wawancara informan 1 dan informan 2 diatas dapat


diambil kesimpulam bahwa tidak terdapat SPO (Standar Prosedur
Operasional) tentang monitoring evaluasi general consent di Rumah Sakit
Islam Banjarmasin

Berdasarkan hasil wawancara kepada informan 1 di Rumah Sakit


Islam Banjarmasin bahwa Tindakan yang selanjutnya sudah sesuai atau
belum dengan SPO monitoring evaluasi general consent di Rumah Sakit
Islam Banjarmasin.

“Tindakan selanjutnya untuk keluarga pasien itu akan mengisi


data-data yang berhubungan dengan pasien dan keluarga terus
menandatangani beberapa hal dan ..ee.. apakah keluarga pasien
bersedia ..ee..pemberian informasi terhadap pasien yang dirawat disini.”
Informan 1 (petugas pendaftran rawat inap)
35

Hasil wawancara informan 1 diatas bahwa Tindakan selanjutnya


mengisi data-data yang berhubungan dengan pasien dan keluarga.
berikut adalah hasil wawancara dengan informan 2.

“ tindakan selanjutnya pasien atau keluarga menandatangani


form-form yang telah disediakan oleh petugas “ informan 2 (kepala instalasi
rekam medis)

Berdasarkan hasil wawancara kepada informan 1 di Rumah Sakit


Islam Banjarmasin dapat disimpulkan bahwa Tindakan selanjutnya pasien
atau keluarga mengisi form-form dan tandatanganyang yang telah
disediakan oleh petugas Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

Berdasarkan hasil wawancara kepada informan 1 di Rumah Sakit


Islam Banjarmasin bahwa Tindakan tersebut sudah sesuai atau belum
dengan SPO (Standar Prosedur Operasional)

“Tindakan yang dilakukan karena belum dibuat..ee.. sesuai


dengan standar rekam medis general consent memang harus dibuatkan
dengan data pasien yang dirawat..ee.. general consent berupa salah satu
form-form yang terdapat direkam medis yang mana digeneral consent
terdapat data-data pasien yang mana harus diisi dengan lengkap dan
benar itu menyangkut dengan..ee.. data pasien yang dirawat disini apabila
data pasien tidak lengkap maka akan menjadi kendala kedepannya apabila
pasien tersebut..ee.. mengalami kendala diluar rumah sakit seperti berkas
klaim atau ktp belum ada maka otomatis data di general consent disitu
yang akana kami hubungi untuk bisa mengambil informasi yang tertinggal”
informan 1.(petugas pendaftaran rawat inap)

Hasil wawancara informan 1 diatas bahwa Tindakan tersebut


kerena belum dibuat SPO nya tapi Tindakan tersebut sudah sesuai dengan
standar prosedur rekam medis. berikut adalah hasil wawancara dengan
informan 2.
36

“kalo menurut SPO monitoring evaluasi belum ada tapi menurut


standar rekam medis sudah sesuai “.informan 2 (kepala instalasi rekam
medis)

Berdasarkan hasil wawancara dari informan utama dan informan


triangulasi di Rumah Sakit Islam Banjarmasin bahwa tidak terdapat SPO
monitoring evaluasi general consent akan tetapi Tindakan tersebut sudah
sesuai dengan standar rekam medis.

4.2 Pembahasan Penelitian


a. Identifikasi SPO pendaftaran pasien rawat inap berdasarkan informasi
tempat pendaftaran rawat inap di Rumah Sakit Islam Banjarmasin

Berdasarkan hasil observasi di Rumah Sakit Islam Banjarmasin


yang dilakukan pada bulan Juli 2020 terdapat Standar Prosedur
Operasional (SPO) tentang pendaftaran pasien rawat inap di Rumah
Sakit Islam Banjarmasin namun pada Standar Prosedur Operasional
(SPO) pendaftaran rawat inap di Rumah Sakit Islam Banjarmasin belum
terdapat tata cara menjelaskan atau menerangkan persetujuan umum
(General consent) kepada keluarga pasien atau pasien. Standar prosedur
operasional menenai general consent terpisah dari standar prosedur
operasional pendaftaran pasien rawat inap. Hal ini meneyebabkan
petugas belum mengetahui kapan general consent tersebut dijelaskan
kepada pasien rawat inap, apakah setelah proses pendaftaran atau
sebelum proses pendaftaran. Pemberian informasi persetujuan umum
(General consent) ditempat pendaftaran pasien rawat inap di Rumah
Sakit Islam Banjarmasin belum sesuai dengan standar prosedur
operasional karena pada pelaksanaan nya pasien atau keluarganya
hanya menandatangani saja formulir persetujuan umum (General
consent) yang diberikan oleh petugas pendaftaran, tanpa dijelaskan.

Di Rumah Sakit Islam Banjarmasin pada prosedur pendaftaran


pasien rawat inap menanyakan apakah ada surat pengantar rawat inap
atau tidak. Lalu tawarkan mau kelas berapa dengan menunjukkan daftar
37

harga rawat inap dan jelaskan harga kamar dan fasilitasnya. Tanyakan
apakah ada asuransi atau dari perusahaan mana kemudian menghubungi
ruangan untuk meminta ruangan sesuai dengan kelas permintaan pasien.
Apabila ruangan yang diminta penuh maka petugas tempat penerimaan
pasien opname (TPPO) memberikan penawaran ruangan atau kelas lain
kepada pasien. Apabila pasien setuju maka pasien menandatangani
blangko persetujuan rawat inap. Petugas tempat penerimaan pasien
opname (TPPO) membuatkan berkas rawat inap sesuai kelas dan
ruangan yang dituju serta menempelkan distatus gelang menurut jenis
kelamin pasien. Petugas tempat penerimaan pasien opname (TPPO)
menyerahkan berkas rawat inap kepada keluarga pasien dan petugas
pendaftaran rawat inap mengantarkan pasien keruangan yang dituju.

Hal ini belum sesuai dengan hasil penelitian Prasetyo (2008) yang
menyatakan bahwa standar prosedur operasional pendaftaran pasien
rawat inap di RSUD Surakarta hanya menerangkaan tata cara
penerimaan pasien dan pemesanan kamar, belum ada prosedur
mengenai cara pendaftaran rawat inap untuk pasien baru dan pasien
lama. Unit terkait yang melaksanakan SPO pendaftaran pasien rawat
inap yaitu instalasi rekam medis dan unit yang terkait yaitu instalasi
rawat inap serta instalasi gawat darurat.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryati


(2016) yang menyatakan bahwa standar prosedur operasional
pendaftaran pasien rawat inap di RSUD Ulin Banjarmasin hanya
menerangkan tata cara penerimaan pasien dan pemesanan kamar,
belum ada prosedur mengenai cara pendaftaran rawat inap untuk
pasien baru dan pasien lama.

Hal ini sesuai dengan penelitian Budi (2011) yang menyatakan


bahwa kegiatan penerimaan pasien perlu diperhatikan tentang cara
melakukan penerimaan pasien, penerimaan pasien dapat dilakukan
dengan pendaftaran langsung dan tidak langsung. Pendaftaran secara
langsung ke fasilitas pelayanan Kesehatan untuk mendaftar sebagai
pasien. Sedangkan pendaftaran secara tidak langsung bearti bahwa
pasien melakukan pendaftaran untuk mendapatkan pemeriksaan dari
38

fasilitas teknologi jarak jauh, misalnya pasien mendaftar dengan


memanfaatkan fasilitas telepon, fasilitas sms, fasilitas web dan lain-lain.
38

b. Pelaksanaan pemberian General Consent di Tempat Pendaftaran rawat


inap
Berdasarkan hasil Observasi dan wawancara yang dilakukan di
Rumah Sakit Islam Banjarmasin pelaksanaan pemberian informasi
general consent di Rumah Sakit Islam Banjarmasin menemukan bahwa
sebagian besar responden menilai di Rumah Sakit Islam Banjarmasin
memiliki pelaksanaan pemberian informasi kurang baik. Hal ini
dikarenakan hanya beberapa petugas menjelaskan seluruh hak dan
kewajiban pasien, tata tertib rumah sakit, pelayanan yang didapatkan
pasien selama menjalani pengobatan rawat inap di rumah sakit dan lain
lain sesuai dengan formulir persetujuan umum (general consent).
Sebagian besar petugas hanya menunjukkan letak tanda tangan pada
formulir persetujuan umum (general consent) dan langsung
menandatangani formulir persetujuan umum (general consent).

Sebaiknya formulir persetujuan umum (general consent)


dijelaskan seluruh petugas kepada semua pasien yang akan dirawat inap
dengan tujuan agar pasien dan keluarga mengetahui hak dan kewajiban
pasien selama rawat inap di Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Hal ini
dapat mengurangi kesalahpahaman yang terjadi terhadap tata tertip dan
Tindakan medis yang dilakukan kepada pasien selama pasien dirawat
inap di rumah sakit. Tata tertib dan Tindakan medis yang sering terjadi
kesalah pahaman antara pasien dengan petugas rekam medis.

Pelaksanaan pemberian informasi persetujuan umum (general


consent) dapat dipengaruhi dari Pendidikan seseorang, bahwa
Pendidikan DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan memiliki
kompetensi dalam melakukan dan melaksanakan kegiatan pendaftaran
pasien rawat inap dan pelaksanaan pemberian informasi persetujuan
umum(general consent) dengan benar sesuai dengan keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 377/MenkesSK/III/2007 tentang Standar Profesi
Perekam medis dan informasi Kesehatan adalah Manajemen Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan yaitu salah satunya pendaftaran pasien.

Penting bagi petugas pendaftaran rawat inap dan admisi memiliki


Pendidikan DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sehingga
39

mengetahui prosedur pendaftaran pasien rawat inap dan pelaksanaan


pemberian informasi persetujuan umum (general consent).

Hal ini belum sesuai dengan penelitian Yulia (2018) yang


menyatakan bahwan tahapan pelaksanaan pemberian informasi
persetujuan umum ditempat pendaftaran rawat inap yaitu petugas
menjelaskan seluruh hak dan kewajiban pasien selama menjalani
pengobatan rawat inap di rumah sakit dan lain-lain sesuai dengan formulir
persetujuan umum (general consent) Serta leaflet hak dan kewajiban
pasien. Setelah pasien atau keluarga pasien memahami persetujuan
umum (general consent) dirumah sakit maka pasien atau keluarga pasien
menandatangani formulir persetujuan umum (general consent).

Hal ini sesuai dengan penelitian menurut Munawir (2011) yang


menyatakan bahwa belum semua petugas mengikuti SPO atau aturan
dan kebijakan yang ada. Petugas penerimaan pasien dalam memberikan
penjelasan dan informasi belum maksimal. Keluarga dan pasien masih
kurang peduli pada isi general consent sehingga belum semuanya
membaca general consent Dengan demikian belum sepenuhnya
menerima informasi dan mengerti isi general consent.

Hal ini sesuai dengan penelitian Nursalam (2006) yang


menyatakan bahwa standar prosedur operasional (SPO) pemberian
informasi persetujuan umum, pada pelaksanaan nya belum sesuai
dengan prosedur yaitu : a)petugas belum menjelaskan secara lengkap
dengan bahasa yang mudah dimengerti atau dengan cara lain agar dapat
mempermudah pemahaman, b)petugas belum memberi kesempatan
pasien/keleuarga untuk bertanya atau mendapat penjelasan ulang dari
petugas, c) petugas mendapat informasi misalnya hal-hal yang
menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Menurut YB Mantra, pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam
motivasi termasuk untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi.
40

c. Monitoring dan Evaluasi General Consent di Rumah Sakit Islam


Banjarmasin
Berdasarkan hasil wawancara di Rumah Sakit Islam Banjarmasin
kepada kepala instalasi rekam medis bahwa di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin belum terdapat Standar Prosedur Operasional monitoring
evaluasi general consent.
Hal ini belum sesuai dengan Penelitian Aprilia (2018) yang
menyatakan Monitoring kegiatan pemantauam untuk memperoleh
informasi secara terus-menerus sehingga hasil sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan Evaluasi yaitu kegiatan penilaian di akhir kegiatan
untuk melihat pencapaian dari program yang dijalankan. Menurut Ahli
Kesehatan Masyarakat Amerika, evaluasi adalah suatu proses untuk
menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan usaha pencapaian suatu
tujuan yang telah ditetapkan.
Monitoring dan evaluasi memiliki tugas yang sama yaitu
memantau atau menilai jalannya suatu program. Monitoring lebih
digunakan pada saat program sementara berjalan, sehingga dapat
mengetahui kekurangan dan kesalahan yang dijumpai agar dapat
diperbaiki secara dini. Dengan demikian, tujuan program bisa dicapai
sesuai dengan target yang ditetapkan.
Hal ini belum sesuai dengan penelitian Menurut William N. Dunn
(1981), fungsi Monitoring, yaitu: a Ketaatan (compliance)Monitoring
ditujukan untuk menilai apakah adminidstrator, staf, dan semua yang
berhubungan dalam sebuah kebijakan atau program mengikuti atau
menaati standar dan prosedur yang diberlakukan.b. Pemeriksaan
(auditing)
Monitoring diberlakukan untuk mengetahui sumber dan pelayanan yang
difokuskan kepada target apakah telah mencapainya atau tidak.c.
Laporan (accounting)Monitoring dilakukan untuk memperoleh evaluasi
atas kebijakan atau program yang diterapkan, sudah dirasakan atau
dinikmati oleh target.d. Penjelasan (explanation)
Monitoring menghasilkan informasi yang menjelaskan bagaimana
kebijakan tersebut berhasil atau gagal dan mengenai perencanaan serta
pelaksanaan tidak berjalan.
41

Hal ini sesuai dengan teori Aprilia foat (2018) yaituMetode


Monitoring dan Evaluasi
A. Metode monitoring
a. Metode dokumentasi, yaitu metode pemantauan yang dilakukan
terhadap berbagai laporan kegiatan baik itu mingguan, bulanan,
semester, atau tahunan.
b. Metode survei, untuk menjaring data dari stakeholders, terutama
kelompok sasaran.
c. Metode observasi lapangan, yaitu metode yang dipakai untuk
memantau di lapangan agar mengetahui data empiris yang bertujuan
untuk meyakinkan dalam penilaian proses kebijakan, dapat dipakai untuk
melengkapi metode survei.
d.Metode campuran, yakni campuran antara beberapa metode, seperti
metode wawancara dan metode dokumentasi, atau gabungan dari
keempat metode diatas.
e. Metode FGD, yaitu metode pemantauan dengan melakukan pertemuan
dan diskusi dengan berbagai stakeholders. Dengan cara inidataa dan
informasi yang diperoleh lebih lengkap dan akurat.
B. Metode Evaluasi
a. Single program after-only, yaitu pengukuran kondisi setelah melakukan
program tanpa adanya kelompok kontrol dsn informasi diambil dari
kelompok sasaran.
b. Single program before-after yaitu pengukuran kondisi sebelum dan
sesudah program dijalankan, tidak ada kelompok kontrol dan informasi
diperoleh dari perubahan sasaran.
c. Comparative after-only, yakni pengukuran/penilaian kondisi yang
dilakukan sesudah program dijalankan, adanya kelompok kontrol dan
informasi diperoleh dari kelompok kontrol dan sasaran.
d. Comparative before-after, yakni penilaian kondisi sesudah dan sebelum
program diterapkan, ada kelompok kontrol serta informasi diperoleh dari
bekerjanya program terhadap kelompok kontrol dan sasaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Rumah Sakit Islam Banjarmasin memiliki standar prosedur
operasional (SPO) pendaftaran rawat inap. Standar prosedur
operasional pendaftaran rawat inap diterbitkan oleh direktur Rumah
Sakit Islam Banjarmasin.
b. Pelaksanaan pemberian informasi (general consent) di Rumah Sakit
Islam Banjarmasin bahwa Sebagian besar responden menilai
pelaksanaan pemberian informasi kurang baik
c. Monitoring Evaluasi General Consent di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin bahwa di Rumah Sakit tersebut tidak terdapat SPO
(Standar Prosedur Operasional) tentang Monitoring Evaluasi
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin Adapun saran dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Rumah Sakit
1) Perlu meningkatkan dan menempatkan petugas pendaftaran
pasien dengan latar belakang DIII Rekam medis dan informasi
Kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
377/Menkes/SK/III/2007.
2) Perlu dilakukannya pelatihan memberikan informasi persetujuan
umum bagi petugas untuk meningkatkan pelayanan di Rumah
Sakit Islam Banjarmasin.
3) Pelaksanaan pemberian informasi general consent dijelaskan
kepada semua pasien oleh seluruh petugas pendaftaran rawat
inap agar pasien dan keluarga memahami seluruh hak hak yang
diperoleh selama dirawat inap dirumah sakit.

43
44

b. Institusi Pendidikan
Sebaiknya referensi mengenai prosedur pendaftaran pasien rawat
inap khususnya pelaksanaan persetujuan umum (general consent)
ditambah dari berbagai buku lain.

c. Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan bisa melanjutkan penelitian


dengan desain yang berbeda untuk mengetahui pelaksanaan
pemberian informasi persetujuan khusus (informed consent).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2004) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009


Tentang Rumah sakit. Jakarta.

Anugrah (2016) Tentang Tinjauan Implementasi Hak Pasien Pada Pelayanan


Kesehatan di RSUD Banjarbaru

Azizah (2014) Tentang Pemberian Informasi

Budi, SC (2011) Manajement Unit Rekam Medis

Joko Wiyono (2000), Tentang Hak Dan Kewajiban Pasien.

Maryati (2016) Evaluasi Pelaksanaan General Consent berdasarkan Standar


Akreditasi Versi 2012 Di RS Islam Banjarmasin

Munawir (2011) Tinjauan Tingkat Pemahaman Pasien Rawat Inap dan Keluarga
pada penjelasan General Consent di RSUPN Cipto Mangunkusumo

Nursalam (2006) Persetujuan Umum (General Consent) di Rumah Sakit Islam


PKU Muhammadiyah Palangkaraya

PERMENKES RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis Pasal


13 Tentang Kegunaan Rekam Medis.

Rini Prasetyo (2008) Tentang Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Inap di


Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta

Yulia noor, Dini Nurazizah (2018) Tinjauan Penjelasan General Consent Di


Pendaftaran Rawat Inap RS Medika Permata Hijau

Undang-Undang dalam Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 32


Hak-hak Pasien

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.Jakarta.

undang Praktek Kedokteran pasal 53 Tentang Kewajiban Pasien

Undang-undang nomor 29 Tahun 2004 pasal 50 Tentang Praktek Kedokteran

Wiradharma, (2013) Tentang Hubungan Antara Dokter-Pasien

45
LAMPIRAN

46
Lampiran 1Surat IzinPenelitian dari Stkes Husada Borneo ke Rumah Sakit Islam
Banjarmasin

47
Lampiran 2 Surat Balasan dari Rumah Sakit Islam Bajarmasin

48
Lampiran 3 SOP Menyiapkan Berkas Rawat Inap

PENJELASAN DAN PERSETUJUAN UMUM DALAM


PELAYANAN KESEHATAN
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

RS ISLAM
1 1/2
BANJARMASIN
........................ ........................... ...........................
Tanggal Terbit Ditetapkan
Deriktur Rumah Sakit Islam
PROSEDUR Banjarmasin
TETAP

20 Maret 2020 Drg. Hj. Eva Ariyani


Pengertian Kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan untuk
memastikan bahwa Pendidikan dan informasi terkait
proses pemeriksaan, perawatan dan pengobatan yang
diberikan sudah diterima dan dimengerti oleh pasien
dan keluarga, serta mendapat persetujuan dari pasien
atau keluarga terdekat.
Tujuan 1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan persetujuan
umum terhadap pelayanan kesehatan yang
akan diberikan pada pasien.
2. Meningkatkan partisipasi pasien dan keluarga
dalam rencana tataleksana.
3. Agara pasien dan keluarganya mendapatkan
informasi yang tepat dan akurat.
4. Memperoleh izin dari pasien dan keluarganya
dalam memproses perawatan dan pengobatan.
Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Islam
Banjarmasin Nomor 188.4…/B/KEP.DIR/RSIB/VI/2016
tentang Penjelasan dan persetujuan umum dalam
pelayanan kesehatan.

49
Prosedur 1. Petugas yang memberikan penjelasan
memperkenalkan diri kepada pasien atau
keluarganya dan menyampaikan penjelasan
tentang informasi yang dibutuhkan. Informasi
yang disampaikan oleh petugas adalah
pelayanan pelayanan kesehatan yang akan
diberikan kepada pasien di unit pelayanan
sesuai penyakit dan kondisi pasien saat
berkunjung yang m-eliputi.
a. Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh
perawat dan dokter.
b. Pemasangan alat kesehatan (Kecuali
yang membutuhkan persetujuan
khusus).
c. Asuhan keperawatan.
d. Pemeriksaan laboratorium.
e. Pemeriksaan X Ray.
f. Pembiayaan / Jaminan Kesehatan.
2. Penjelasan harus diberikan secara lengkap
dengan Bahasa yang mudah dimengerti atau
dengan cara lain agar dapat mempermudah
pemahaman.
3. Pasien / Keluarga diberi kesempatan untuk
bertanya atau mendapat penjelasan ulang dari
Petugas.
- Pasien/ Keluarga mengisi dan
menandatangani formulir persetujuan
Umum.
- Petugas pemberi informasi
membubuhkan tanda tangan.
4. Persetujuan Umum dapat diberikan oleh
pasien / keluarga terdekat setelah mendapat
informasi dan memahami tentang pelayanan
kesehatan yang akan diberikan dengan segala

50
konsekuensinya serta menyetujui nya.
5. Persetujuan terhadap pelayanan kesehatan
kesehatan harus sudah diisi dengan
ditandatangani sebelum pasien masuk unit
pelayanan.
6. Formulir persetujuan Umum yang sudah
ditandatangani dimasukkan kedalam berkas
Rekam Medis pasien.
7. Petugas mencatat didokumentasikan dalam
berkas Rekam Medis dengan mencantumkan
tanggal, waktu, nama dam tandatangan pemberi
dan penerima penjelasan.
Unit Terikat - Instalasi Rawat Jalan
- Unit Gawat Darurat
- Instalasi Laboraturium
- Instalasi Radiologi
- ICU
- NICU
- Instalasi Gizi
- Instalasi Rawat Inap
- Staf Medis Fungsional

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

51
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
No HP :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang prosedur penelitian,
saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian
“Analisis Pemahaman Pasien TentangHak dan Kewajiban Selama Rawat
Inap Rumah Sakit Islam Banjarmasin 2019 “. Demikian pernyataan ini
saya buat untuk dipergunakan sepenuhnya

Peneliti Responden

Mahriati Hikmah (………………………..)

Banjarmasin, 2020

Lampiran 5 Pedoman Observasi

52
PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
STIKES HUSADA BORNEO
BANJARBARU

PEDOMAN OBSERVASI

Judul : Gambaran General Consent Pada Pasien Rawat Inap Di


Rumah Sakit Islam Banjarmasin 2020

Nama Peneliti : Mahriati Hikmah

Tempat penelitan : RS Islam Banjarmasin

Saya Mahriati Hikmah mahasiswa STIKES Husada Borneo Banjarbaru


mengadakan penelitian di RS Islam Banjarmasin dengan ini memohon kesediaan
Bapak/Ibu Kepada Instalasi Rekam Medis RS Islam Banjarmasin, dimohon
kesediannya untuk wawancara untuk pengumpulan data peneliti
Beri tanda (√) jika menurut anda benar

NO Pertanyaan Ya Tidak
Standar Prosedur Operasional Pendaftaran
Rawat Inap
1 Terdapat SPO pendaftaran rawat inap di Rumah √
Sakit Islam Banjarmasin
2 Prosedur pendaftaran rawat inap: √
a. Menanyakan siapa yang sakit
b. Menanyakan kepada pasien sudah √
berobat atau belum
c. Menyakan kepada pasien atau keluarga √
pasiententang persyaratan untuk pasien
jaminan atau asuransi lainnya.
d. Membuatkan persetujuan dirawat inap √
sebagai bukti bahwa keluarga pasien
tersebut dirawat inap
e. Mencatat setiap penggunaan nomor rekam √

53
medis pada buku catatan penggunaan
nomor rekam medis rawat inap
f. Mencatat identitas pasien pada buku √
register pendaftaran rawat inap
g. Mencatat setiap penggunaan formulir √
rekam medis pada buku catatan
penggunaan formulir rekam medis serta
menempelkan syarat kelengkapan jaminan
atau asuransi lain tersebut pada dokumenn
rekam medis pasien
h. Menyerahkan KIB kepada pasien dengan √
berobat harap dibawa
i. Mempersilahkan pasien menunggu diruang √
tunggu yang telah ditetapkan
j. Mencatat identitas pada buku ekspedisi √
TPPRI
k. Mendristribusikan dokumen rekam medis √
ke ruang rawat inap yang sesuai dengan
menggunakan buku ekspedisi TPPRI.
Pelaksanaan Pemberian Informasi General
Consent
1 Dalam pelaksanaannya, general consent √
dijelaskan kepada pasien atau keluarga pasien
2 General Consent ditanda tangani oleh petugas √
3 General Consent ditandatangani oleh saksi jika √
ada

Lampiran 6 Pedoman Wawancara

PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES HUSADA BORNEO
BANJARBARU

54
PEDOMAN WAWANCARA

Judul : Gambaran General Consent Pada Pasien Rawat Inap Di


Rumah Sakit Islam Banjarmasin 2020

Nama Peneliti : Mahriati Hikmah

Tempat penelitan : RS Islam Banjarmasin

Informan : Utama

Responden : Rekam Medis

Jabatan : Kepala Rekam Medis

Saya Mahriati Hikmah mahasiswa STIKES Husada Borneo Banjarbaru


mengadakan penelitian di RS Islam Banjarmasin dengan ini memohon kesediaan
Bapak/Ibu Kepada Instalasi Rekam Medis RS Islam Banjarmasin, dimohon
kesediannya untuk wawancara untuk pengumpulan data peneliti.

Wawancara Kepada Kepala Rekam Medis Tentang Pelaksanaan General


consent

1. Apakah ada kebijakan atau Spo yang mengatur tentang pelaksanaan


general consent di rumah sakit islam Banjarmasin?
2. Apakah terdapat kendala atau masalah untuk pelaksanaan general
consent?
3. Bagaimana pelaksanaan general consent di rumah sakit islam
Banjarmasin?

PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES HUSADA BORNEO
BANJARBARU

PEDOMAN WAWANCARA

55
Judul : Gambaran General Consent Pada Pasien Rawat Inap Di
Rumah Sakit Islam Banjarmasin 2020

Nama Peneliti : Mahriati Hikmah

Tempat penelitan : RS Islam Banjarmasin

Saya Mahriati Hikmah mahasiswa STIKES Husada Borneo Banjarbaru


mengadakan penelitian di RS Islam Banjarmasin dengan ini memohon kesediaan
Bapak/Ibu Kepada Instalasi Rekam Medis RS Islam Banjarmasin, dimohon
kesediannya untuk wawancara untuk pengumpulan data peneliti.

Wawancara Kepada Kepala Rekam Medis Tentang SPO Monitoring Evaluasi

1. Apakah terdapat SPO (Standar Prosedur Operasional) Monitoring


Evaluasi?
2. Setelah pelaksanaan pemberian General Consent apa Tindakan yang
dilakukan selanjutnya?
3. Apakah Tindakan tersebut sudah sesuai dengan SPO (Standar Prosedur
Operasional) monitoring?

Lampiran 7 Verbatim

VERBATIM
Responden : Petugas Pendaftaran Rawat Inap

56
Pendidikan Terakhir: SMA
Hari/Tanggal : Kamis 6-Juli-2020
No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1 Apakah ada untuk spo pelaksanaan … Untuk SPO
kebijakan atau SPO eee general consent di (Standar
yang mengatur rumah sakit islam Prosedur
tentang Banjarmasin itu memang Operasional) di
sudah tertuang dalam
pelaksanaan Rumah Sakit
peraturan setiap rumah
general consent di sakit karena general
Islam
rumah sakit islam consent menyangkut Banjarmasin
banjarmasin tentang kesediaan belum terdapat
keluarga pasien atau SPO masih
pasien bisa dirawat inap di dalam proses
rumah sakit islam penyempurnaan
Banjarmasin tapi untuk dan pembuatan
SPO nya masih dalam
proses penyempurnaan
dan pembuatannya

2 Apakah terdapat kalau kendala kebiasaan dari Ada kendala yang


kendala atau lapangan itu keluarga pasien sering terjadi
masalah untuk itu sering, lupa menuliskan yaitu keluarga
general consent identitas keluarga yang pasien lupa
dirawat inap disini, biasanya menuliskan
kendalanya itu karena itu identitas keluarga
akan bergantung pada setiap yang dirawat inap
pasien yang datang atau karena itu akan
keluarga pasien datang bila bergantung pada
mereka mengisi general kelengkapan
consent itu tidak lengkap itu identitas
akan jadi kendala kami
dikemudian hari. Contohnya
kelengkapan KTP nah
kelengkapan KTP kan
dicarinya digeneral consent
apabila kadada nomor KTP
tertera disitu maka akan jadi
kendala kami karena alamat
yang kurang jelas digeneral
consent

3 Bagaimana sudah baik dan lancar Untuk


pelaksanaan akan tetapi iya kendalanya pelaksanaan
general consent seperti itu kebanyakan general consent
dirumah sakit islam keluarga pasien atau sudah baik dan
pasien itu banyak tidak

57
Banjarmasin mengisi form-form yang lancer tapi
harusnya diisi oleh kendalanya
keluarganya pasien dan seperti keluarga
kebiasaan apabila berkas pasien atau
itu sudah naik keatas
pasien itu banyak
keruangan itu biasanya
kami bingung nama
tidak mengisi
pasien pasien form-form yang
siapa,keluarga yang diharuskan diisi
bertanggung jawab siapa, oleh keluarganya
disana ada tulisannya pasien.
saya memberikan atau
tidak memberikan
wewenang kepada pihak
rumah sakit berupa data
dan informasi yang
tertuang digeneral consent
apabila kita menulis nama
kita disitu atau keluarga
kita disitu otomatis setiap
data-data itu diberikannya
sesuai apa yang tertulis
disitu kada palsu
maksudnya tuh nah jadi
kami boleh membukanya
sesuai dengan general
consent

VERBATIM
Responden : Kepala Instalasi Rekam Medis
Pendidikan Terakhir : SMA
Hari/Tanggal :

58
No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1 Apakah terdapat SPO Untuk monitoring evaluasi Untuk SPO
(Standar Prosedur general consent itu belum (Standar
Operasional) sempat kami buatkan Prosedur
Monitoring Evaluasi? untuk SPO nya tapi untuk
Operasional)
kedepannya nanti
Monitoring
insyaallah akan buat
Evaluasi di
karena itu termasuk dalam
Rumah Sakit
salah satu berkas yang
harus memiliki Standar
Islam

Prosedur Operasionalnya Banjarmasin


belum terdapat
SPO
2 Setelah pelaksanaan Tindakan selanjutnya untuk Tindakan yang
pemberian General keluarga pasien itu akan dilakukan
Consent apa mengisi data-data yang selanjutnya
Tindakan yang berhubungan dengan
keluarga
dilakukan pasien dan keluarga terus
mengusu data-
selanjutnya? menandatangani beberapa
data yang
hal dan apakah keluarga
berhubungan
pasien bersedia pemberian
informasi terhadap pasien
dengan pasien

yang dirawat disini

3 Apakah Tindakan Tindakan yang dilakukan Tidak terdapat


tersebut sudah sesuai karena belum dibuat SPO monitoring
dengan SPO (Standar sesuai dengan standar evaluasi jadi
Prosedur rekam medis general
Tindakan
Operasional) consent memang harus
tersebut sudah
monitoring evaluasi ? dibuatkan dengan data
sesuai dengan
pasien yang dirawat
standar rekam
general consent berupa
salah satu form-form yang
medis general

terdapat direkam medis consent

59
yang mana digeneral
consent terdapat data-data
pasien yang mana harus
diisi dengan lengkap dan
benar itu menyangkut
dengan data pasien yang
dirawat disini apabila data
pasien tidak lengkap maka
akan menjadi kendala
kedepannya apabila pasien
tersebut mengalami
kendala diluar rumah sakit
seperti berkas klaim atau
ktp belum ada maka
otomatis data di general
consent disitu yang akana
kami hubungi untuk bisa
mengambil informasi yang
tertinggal.

Lampiran 8 Lembar Konsul Pembimbing

60
61
Lampiran 9 Lembar Konsul Pembimbing Pendamping

62
La
mpi
ran
10

Daftar Hadir Seminar

63
64
Lampiran 11 Dokumentasi

65
66
67

You might also like