You are on page 1of 1

Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia

1. Bidang Politik
Dalam bidang politik Jepang mengubah istilah-istilah dalam tatanan atau struktur
pemerintahan. Selain itu, Jepang berusaha menjalin kerja sama dengan tokoh-tokoh nasionalis Indonesia
untuk menarik simpati dan dukungan rakyat Indonesia. Jepang juga menghapus semua organisasi
pergerakan nasional yang telah berdiri pada masa pemerintahan kolonial Belanda dan menggantinya
dengan organisasi-organisasi baru.
Kebijakan politik Jepang juga terlihat pada pembentukan Dewan Pertimbangan Pusat (Chuo Sangi In)
dan Dewan Pertimbangan Daerah (Chuo Sangi Kai). Orang-orang Indonesia yang ditunjuk berpartisipasi
dalam dewan tersebut hanya berkedudukan sebagai penasihat. Selain itu, penambahan personel pegawai
pribumi dalam kedua dewan tersebut sejak 1943 hanya berlaku di Jawa yang berkedudukan sebagai pusat
kegiatan politik.
2. Bidang Sosial Budaya dan Ekonomi
Masa pendudukan Jepang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan bangsa Indonesia, terutama
dalam bidang sosial, budaya, dan ekonomi. Salah satu dampak sosial pada masa pendudukan Jepang
muncul dari pelaksanaan romusa. Jepang mengadakan mobilisasi massa sebagai tenaga romusa karena
adanya kebutuhan tenaga romusa di luar Pulau Jawa dan di luar wilayah Indonesia.
Pengerahan tenaga kerja (romusa) oleh Jepang menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan bangsa
Indonesia. Kemakmuran makin jauh dari harapan bangsa Indonesia. Selain itu, timbul berbagai penyakit
yang mengakibatkan tingginya angka kematian. Produktivitas petani di kawasan perdesaan juga mengalami
perubahan akibat sistem pengerahan tenaga kerja tersebut. Petani tidak lagi bekerja untuk mencukupi
kebutuhannya, tetapi untuk memenuhi kepentingan Jepang.
Dalam bidang kebudayaan, pada masa itu Jepang dikenal sangat anti terhadap budaya Barat. Oleh
karena itu, Jepang berusaha mengembangkan budayanya dengan cara menginternalisasi kebudayaan
Jepang dalam budaya Indonesia.
Sikap anti terhadap budaya Barat juga ditunjukkan Jepang dengan menghapus pengaruh Belanda.
Pemerintah Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dalam pergaulan sehari-hari. Aturan Jepang
ini berdampak positif bagi perkembangan bahasa Indonesia. Pada masa pendudukannya di Indonesia,
Jepang juga berusaha menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi di seluruh pelosok Indonesia.
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar sampai ke desa-desa.
3. Bidang Pendidikan
Pada masa pendudukan Jepang pendidikan di Indonesia mengalami penurunan signifikan. Meskipun
Jepang membuka sekolah-sekolah bagi seluruh lapisan masyarakat, angka pendidikan menurun karena
tingginya kebutuhan tenaga kerja. Selain itu, tujuan Jepang menyelenggarakan pendidikan di Indonesia
bukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melainkan menanamkan jiwa militerisme dan kesetiaan
terhadap Jepang dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya (Perang Pasifik).
4. Bidang Birokrasi dan Militer
Pelatihan militer yang diajarkan Jepang kepada bangsa Indonesia memberikan banyak manfaat.
Pada masa pendudukan Jepang hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia diterjunkan dalam latihan
kemiliteran. Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai para pemuda Indonesia demi
kepentingan Jepang. Akan tetapi, pelatihan tersebut dijadikan modal oleh para pemuda untuk berperang
meraih kemerdekaan.
Melalui berbagai kebijakan militer, rakyat Indonesia mendapat kesempatan belajar, mulai dari
dasar-dasar militer, baris-berbaris, latihan menggunakan senjata, organisasi militer, dan latihan perang.
Bahkan, pembentukan Peta pada masa pendudukan Jepang sangat bermanfaat bagi perkembangan militer
Indonesia. Bekas pasukan Peta itulah yang menjadi kekuatan inti Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang
kemudian menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan sekarang dikenal dengan Tentara Nasional
Indonesia (TNI).

You might also like