You are on page 1of 8

PEMANFAATAN POLIMER ALAM DAN SINTETIK

DALAM INDUSTRI

Endang Putri Lestari


21501006

Prodi Kimia, UNIMA, Sulawesi Utara , Indonesia


Email: endangputrylestari@gmail.com

Abstrak : Penulisan paper polimer ini merupakan kajian Pustaka berkaitan dengan pemanfaatan
polimer alam dan sintetik dalam dunia industry , paper ini bertujuan untuk memberikan informasi
sumber – sumber bahan polimer alami dan sintetik, sebagai bahan dalam sebuah industri. Penggunaan
polimer pada bidang industri begitu besar seperti yang digunakan dalam industri rumah tangga,
otomotif, pesawat terbang dan lain sebagainya. Industri polimer berkembang diawali ketika Charles
Goodyear dari Amerika Serikat berhasil menemukan vulkanisasi pada tahun 1839. Setelah itu
berbagai modifikasi polimer pun mulai berkembang seperti: modifikasi selulosa dengan asam
nitratpada tahun 1870, Ditemukan; damar fenolik tahun 1907, Poli fenol etena atau Polistirena tahun
1930, Polietena atau Polietilena tahun 1933. Berkembangnya industri polimer turut menentukan
perkembangan ekonomi suatu negara. Semakin besar penggunaan polimer, menunjukkan semakin
pesat perkembangan ekonomi suatu negara. lastik (PE) Plastik adalah bahan yang elastik, tahan panas,
mudah dibentuk, lebih ringan dari kayu, dan tidak berkarat oleh adanya kelembapan. Plastik selain
harganya murah, juga dapat digunakan sebagai isolator dan mudah diwarnai. Sedangkan kelemahan
plastik adalah tidak dapat dihancurkan (degredasi). Contoh plastik adalah polietilena, polistirena,
(Styron, Lustrex, Loalin), poliester (Mylar, Celanex, Ekonol), polipropilena (Poly- Pro, Pro-fax),
polivinil asetat.

1.Pendahuluan
Perkembangan teknologi dan perubahan pola hidup manusia telah mengakibatkan
peningkatan drastis dalam limbah plastic di seluruh dunia. Pembuangan limbah plastik
membahayakan lingkungan dan mengancam kesehatan manusia,dikarenakan sulitnya
terdegradasi.Untuk mengurangi limbah plastik, bahan dasar pembuatan sangat penting karena palstik
dapat mempengaruhi Sifat plastik tersebut salah satunya dari segi degradasinya. Studi ini mencari
informasi pembuatan plastik dari bahan polimer alami. Oleh karena itu, polimer alami yang ada di
sekitar kita salah satu Polimer alami merupakan sumber daya terbarukan memainkan peran yang
semakin penting,karena berperan sebagai bahan untuk kemanusiaan yaitu penjaga bumi akibat
kegiatan eksploitasi manusia.Proses-proses ekspoitasi teknologi yang semakin membaik,salah satu
contohnya yang terkait dengan pembuatan plastik (Koushal et al. 2014). Penggunaan polimer sebagai
material, terus menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, plastik merupakan salah satu
contohnya.

Penggunaan polimer pada bidang industri begitu besar seperti yang digunakan dalam industri
rumah tangga, otomotif, pesawat terbang dan lain sebagainya.Berabad-abad yang lalu manusia sudah
menggunakan polimer dalam bentuk minyak, aspal, damar, dan permen karet. Tapi industri polimer
modern baru mulai berkembang pada masa revolusi industri. Di akhir 1830-an, Charles Goodyear
berhasil memproduksi sebentuk karet alami yang berguna melalui proses yang dikenal sebagai
“vulkanisasi”. 40 tahun kemudian, Celluloid (sebentuk plastik keras dari nitrocellulose) berhasil
dikomersialisasikan. Adalah diperkenalkannya vinyl, neoprene, polystyrene, dan nilon pada tahun
1930-an yang memulai „ledakan‟ dalam penelitian polimer yang masih berlangsung sampai sekarang.

Material plastik banyak digunakan karena memiliki Siat unggu seperd ingan, transparan,
tanan air, seta narganya yang relatif murah. Plastik yang digunakan saat ini merupakan polimer
sintetik, terbuat dan bahan kimia yang tidak dapat terdegradasi oleh mikroorganisme di lingkungan.
Ketidak mampuan mikroorganisme untuk menguraikan material in, menimbulkan masalah sampah.
Sampah yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah yang sangat serius. Polistiren
merupakan salah satu jenis polimer sintetik yang banyak digunakan sebagai bahan insulator listrik,
pembungkus makanan, styrofoam, dan mainan anak. Polistiren mengandung monomer stiren yang
murah dan mudah didapat akan tetapi polistiren sulit terdegradasi oleh mikroorganisme di alam. Olen
karena itu dilakukan modifikasi terhadap polimer sintetik agar diperoleh polimer yang dapat
terdegradasi. Istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya terdiri
dari banyak kelas material alami dan Sintetik dengan sitat dan kegunaan yang beragam. bahan polimer
alami seperti shellac dan amber telah digunakan selama beberapa abad. Begitu juga kertas yang dibuat
dari selulosa, yaitu sebuah polisakarida yang terbentuk secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan.
Biopolimer seperti protein dan asam nukleat juga memainkan peranan penting dalam proses biokimia.
Pengembangan terhadap penemuan Polimer alam ditujukan pada suatu aplikasi dalam kaitannya untuk
menggantikan peran polimer sintetis yang cenderung sulit untuk mengalami biodegradasi. Hewan laut
terutama yang termasuk Ke dalam golongan crustacea seperti kepiting dan udang, merupakan salah
satu dari berbagai jenis organisme yang bermanfaat sebagai polimer alam. lelah ditemukan bahwa
kulit dari hewan jenis ini.

Polimer sintetik adalah jenis polimer yang dibuat melalui polimerisasi monomer. Penggunaan
komersial dari polimer sintesik dilakukan pertama kali pada damar yang mengandung fenol
formaldehida. Penemuan polimer diawali pada tahun 1900-an oleh kimiawan berkebangsaan Belgia
yaitu Leo Hendrik Baekeland. Ia menemukan salah satu jenis polimer sintetik yang disebut bakelit.
Jenis polimer sintetik yang lainnya ialah polietilena, polipropilena, polivinil klorida, dan nilon.[1]
Pembuatan polimer sintetik dilakukan dengan polimerisasi secara kondensasi maupun adisi.[2] Jenis
polimer sintetik dapat ditemukan pada berbagai bahan pembuatan perabotan rumah tangga, seragam
sekolah, perangkat komputer, telepon, kabel, mainan anak-anak, pembungkus makanan, dan katup
jantung buatan.

Pemanfaatan industri umumnya didasari oleh reaksi-reaksi polimerisasi (perpanjangan rantai), reaksi
perengkahan (perpendekan rantai), reaksi pengubahan (paduan dengan senyawa lain), maupun
pembentukan senyawa pendek darisenyawa panjang minyak bumi (pembentukan gas, alkilasi,
perpendekan rantai atom karbon). Perpendekan rantai minyak bumi menghasilkan senyawa yang
ekonomis dan bermanfaat. Senyawa kimia lain dari tumbuhan atau hewan pembentuk minyak bumi
adalah alkaloid, terpena, steroid, asam amino, dan lipid. Senyawa-senyawa ini terkubur bersama
tumbuhan dan hewan. Senyawa kimia yang terkubur dan pada saat pengeboran minyak masih dapat
dikenali dari strukturnya, maka senyawa ini dianggap dapat menjadi pengungkap sejarah
pembentukan minyak bumi yang dikenal sebagai biomarker atau penanda hayati (contoh: porfirin dari
klorofil, sekobikadinana dari isoprena atau terpena, skualena, sterana, bahkan steroid, dan kolesterol).

Polietilena atau PE (Poly –Eth, Tygothene, Pentothene) adalah polimer dari etilena (CH2 = CH2) dan
merupakan plastik putih mirip lilin, dapat dibuat dari resin sintetik dan digolongkan dalam
termoplastik (plastik tahan panas). Polietilena mempunyai sifat daya tekan baik, tahan bahan kimia,
kekuatan mekanik rendah, tahan kelembapan, kelenturan tinggi, hantaran elektrik rendah. Berdasar
kerapatannya PE dibagi dua yaitu PE dengan kerapatan rendah (digunakan sebagai pembungkus, alat
rumah tangga dan isolator) dan yang berkerapatan tinggi (dimanfaatkan sebagai drum, pipa air, atau
botol). Plastik vinil dimanfaatkan secara luas sebagai barang yang murah dan tahan lama yang
fleksibel (lantai, isolasi, kopor, tirai kamar mandi, pakaian mirip kulit, atau selang air). Jenis vinil
yang tegar digunakan untuk mainan dan pipa air. Penyalutan dengan vinil dilakukan agar tidak
lembek atau lembab, dan kertas dokumen maupun kertas dinding tidak terkena noda.

2. Plastik

Penemuan dan pembuatan plastik, pertama kali dilaporkan oleh Dr.Montgomerie pada tahun
1843, yaitu oleh penduduk Malaya dengan cara memanaskan getah karet kemudian dibentuk dengan
tangan dan dijadikan sebagai gagang pisau. Pada tahun 1845 J.Peluoze berhasil mensintesa selulosa
nitrat. Cetakan bahan plastik yang pertama, dipatenkan oleh J.L.Baldwin pada tangal 11 Februari
1862 yang disebut dengan molds for making daguerreotype cases. Cetakan ini kemudian digunakan
secara luas untuk membentuk bahan-bahan plastik yang terdiri dari campuran getah karet dengan
berbagai bahan pengisi, humektan dan pemplastik.
Bahan pembuat plastik pada mulanya adalah minyak dan gas sebagai sumber alami, tetapi di
dalam perkembangannya bahan-bahan ini digantikan dengan bahan sintesis sehingga dapat diperoleh
sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi dan ekstruksi. Komponen
utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer yang merupakan bagian atau rantai
paling pendek. Misalnya plastik polivinil klorida mempunyai monomer vinil klorida.

Di samping bahan dasar berupa monomer plastik, maka terdapat bahan-bahan tambahan non
plastik atau bahan aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat plastik. Bahan-bahan aditif
dalam pembuatan plastik ini merupakan bahan dengan berat molekul rendah, yaitu berupa pemlastis,
antioksidan, antiblok, antistatis, pelumas, penyerap sinar ultraviolet, bahan pengisi dan penguat.
(Fellows 2009)Polimer banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya
adalah polimer dalam bentuk plastik. Plastik merupakan material polimer yang banyak digunakan
sebagai bahan kemasan atau kantong pembungkus.

3. Material Polimer Alami

a. Sumber Nabati

1. Kayu

Kayu adalah representasi paling melimpah dari sumber nabati dan merupakan paradigma
material komposit.(Tabarsa, Khanjanzadeh, and Pirayesh 2018).Ini membuktikan, di satu sisi,
komposisi kualitatif umum dalam hal utamanya(selulosa,lignin, hemiselulosa dan polifenol) dan, di
sisi lain, merupakan komponen yang dapat bersifat polimer,seperti poli-isoprena (karet alam) dan
suberin, atau molekul kecil, seperti terpen, steroid, dll.(Miki et al. 2014) Penggunaan kayu sebagai
polimer alami dalam pembatan plastik,telah banyak diteliti. Kayu digunakan sebagai pengisi dari
bahan plstikyang diproduksi (Turku and Timo 2018).Komponen dasar kayu sebagai pengisi (lignin),
elemen penguat (selulosa) dan compatibilizer antarmuka (hemiselulosa).

2. Tanaman tahunan

Istilah tanaman tahunan digunakan di sini untuk menentukan tanaman dengan panen tahunan
yang khas, namun termasuk juga spesies dengan siklus yang lebih pendek atau lebih lama. PatiPati
adalah polisakarida edible yang sangat melimpah yang hadir dalam berbagai macam umbi dan biji
serealia. Di sebagian besar dari manifestasinya, terdiri dari dua makromolekul yang memiliki unit
struktural yang sama, 1,4-D-glucopiranosa,dalam arsitektur linier,hadır dalam perbedaan proporsi
menurut spesies yang memproduksinya. Pemanfaatan pati atau turunannya untuk produksi dari
plastik,termasuk pati plastikized, campuran dan komposit, baru-baru ini ditambahkan.
Minyak Nabati

Trigliserida nabati merupakan salah satu sumber terbarukan pertama yang dieksploitasi oleh manusia
terutama pada aplikasi plastik biodegradable,karena varietas tak jenuh mereka dipolimerisasi sebagai
serat tipis dengan adanya oksigen di atmosfer. Minyak ini diekstraksi dari biji atau buah dari berbagai
tanaman tahunan,kebanyakan untuk konsumsi manusia. Dalam struktur umum mereka, terdiri dari
gliserol yang diesterifikasi oleh tiga rantai panjang.Sifat dari gliserol ini dapat memebrikan
keelaktisan pada plaastik.

Hemiselulosa

Tanaman tahunan menghasilkan banyak pilihan hemiselulosa, dengan struktur yang sangat berbeda
dibandingkan dengan tanaman ditemukan dihutan, walaupun tentu saja fitur kimia dasar selalu
merupakan polisakarida. Kehadiran unit monomer bermuatan adalah salah satu karakteristik yang
paling dieksploitasi, karena sensitivitas rheologi selanjutnya untuk parameter fisik sifat dan aplikasi
anaman dan hemiselulosa rumput laut(Lee and Mooney 2012). Dalam hemiselulosa C5 dan xylans
xigans yang lebih spesifik, adalah bahan baku yang sangat baik untuk produksi.

Mono dan disakarida

Minat menggunakan keluarga senyawa ini, diproduksi berbeda tanaman tahunan, sebagai prekursor
untuk bahan baru, telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, kebanyakan tiga berbeda
arah, yaitu (i) konversi fruktosa menjadi hidroksimetil furfural, (ii) sintesis polikondensasi bahan yang
menggunakan gula sebagai komonomer dan (iii) pembuatan surfaktan berdasarkan sumber daya
terbarukan.

Alga

Biomassa laut juga merupakan sumber prekursor bahan yang sangat menarik, baik dari segi sayuran
maupun hewan sumber daya Polisakarida yang berasal dari alga tertentu, seperti alginat,rumpur laut
telah dieksploitasi untuk waktu yang lama seperti polielektrolit bahan sebagai pembuatan
plastik(Long 2004)b. Smber Daya HewanSeperti halnya sumber daya nabati, semua teknologi
tradisional eksploitasi bahan berasal dari binatang. kulit, gelatin, lemak hewan ,serta resin berbasis
hewan seperti kulit kerang.

b.Sumber Daya Hewan

1. Kitin dan Kitosan

Kitin dan kitosan tidak diragukan lagi adalah polisakarida hewan yang paling melimpah di bumi. Ini
merupakan elemen dasar dari exo-kerang serangga dan krustasea, tapi juga ditemukan di kulit luar
jamur. Kitin adalah linear biasa polimer yang struktunnya berbeda dari selulosa dengan adanya bagian
N-methylamide bukan gugus hidroksil pada C2. Mengingat kerentanan fungsi hidrolisis ini, kitin
sering beruang kecil fraksi unit monomer dalanm bentuk gugus amino primer yang dihasilkan dari
modifikasi kimia tersebut.

Kitosan sedikit mudah larut bahkan dalam pelarut sangat polar, karena energi kohesifnya tinggi yang
terkait dengan kuat ikatan hidrogen intermolekuler (NH-CO), yang juga penyebabnya kurang
mencairnya, karena suhu diperubahan fase ini akan terjadi lebih tinggi dari pada onset degradasi
kimianya, sama seperti dengan selulosa untuk bahan pembuatan plastik (Safitri and Riza 2016).

2. Protein

Karena struktur makromolekul mereka yang sangat polar dan reaktit, protein telah menarik banyak
perhatian beberapa dekade terakhir, sebagai sumber bahan polimer baru .Bahan protein alami yang
sangat menarik seperti laba-laba, karena sifat mekanisnya yang luar biasa (S and Girisuta n.d.).

4. material sintetik

a.Polisulfon

Polisulfon merupakan polimer sintetis yang umum digunakan sebagai material membran.
Pengembangan polisulfon pertama kali dilakukan pada tahun 1960an sebagai alternatif pengganti
membran selulosa.[4] Keunggulan polisulfon yaitu tahan terhadap derajat keasaman yang ekstrim,
mudah larut dalam kloroform dan dimetilformamida, dan mudah diterapkan dalam proses
konvensional. Kekurangan dari polisulfon adalah memiliki kelarutan yang tinggi, hanya dapat larut
dalam pelarut organik dan bersifat hidrofobik.[5]

b.Polivinili fluorida

Polivinili fluorida memiliki ketahanan yang kuat terhadap reaksi kimia. Penggunaan polivinil fluorida
dapat terjadi pada sebagian besar senyawa anorganik dan asam organik dalam berbagai rentang
derajat keasaman. Polivinil fluorida dapat stabil terhadap senyawa hidrokarbon aromatik, alkohol,
tetrahidrofuran dan pelarut yang mengandung halogen. Selain itu, polivinil fluorida tahan terhadap
lingkungan yang digunakan dalam sterilisasi air termasuk oksidasi oleh ozon. Polivinili fluorida
berbentuk semi kristal dengan trigliserida yang sangat rendah sehingga dapat digunakan pada suhu
berkisar antara -50 oC hingga 140 oC. Polivinili fluorida stabil di sebagian besar pelarut organik,
tetapi larut dalam dimetilformamida, dimetil asetamida, N-metil pirolidona dan dimetil sulfoksida.
Kekurangan dari polivinil fluorida adalah sangat hidrofobik.[6]
1.Kegunaan polimer alam dan sintetik

a.Pembuatan permen karet

Permen karet dapat dibuat dengan bahan baku berupa terpena resin dari polimer sintetik dan polimer
alam. Pembuatan permen karet menggunakan terpena resin dengan resin alami dengan nomor CAS
9003-74-1 dan resin sintetis.[7]

b.Pembuatan plastik busa

Plastik busa adalah salah satu jenis plastik yang terbuat dari polistirena yang termasuk bahan polimer
sintetis. Penemuan polistirena terjadi sekitar tahun 1930 pada sumber daya alam berupa petroleum.
Polistirena dibuat melalui polimerisasi adisi dengan tekanan menggunakan proses peniupan. Stirena
berbentuk cairan yang tidak berwarna dan menyerupai minyak dengan bau seperti benzena.
Keunggulan plastik busa adalah sangat ringan, bentuknya kaku, tembus cahaya dan murah.
Kelemahannya adalah cepat rapuh.

c. Karet alami

Karet alami terbuat dari polidimetilsiloksana yang termasuk dalam bahan polimer sintetis.
Penggunaan karet alami dibagi berdasarkan suhu pemakaiannya, yaitu karet alami vulkanisasi suhu
tinggi dan karet alami vulkanisasi suhu kamar. Suhu pemakaian karet alami pada vulkanisasi suhu
tinggi adalah 55 oC sampai 200 oC dan digunakan sebagai isolator kabel dan bahan isolator tegangan
tinggi. Sedangkan karet alami vulkanisasi suhu kamar digunakan pada suhu 25 oC sampai 200 oC
sebagai bahan untuk melapisi isolator keramik.

5.Kesimpulan
llmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa ini membuat banyak kemajuan substansial dari
polimer alami yang merupakan sumber daya terbarukan sebagai pembuatan plastik. Dengan kata lain,
meski bahan ini tidak pernah berhenti eksis, dan sangat sederhana,investasi ditujukan untuk
pengembangan polimer alami.Sebagai konsekuensinya, meski minyak bumi masih ada, namun
persaingan dari bahan pembuatan pastik dari polimer alami banyak tumbuh. Demikian polimer alami
bisa menjadi alternative pelebaran dalam bahan sintesis pembuatan plastik.Namun tak luput pula
bahwa polimer sintetik sangat banyak digunakan sebagai bahan bahan industry karena keunggulan
nya yang tahan akan mikroorganisme ,mudah diolah untuk berbagai produk pada suhu rendah dengan
biaya murah bersifat isolatot terhadap panas dan listrik dan tahan korosi dan tahan kerusakan terhadap
lingkungan yang ekstrim,

6. Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/document/357944736/Paper-of-Polimer
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs/article/download/27660/13682/
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Polimer_sintetik

You might also like