Professional Documents
Culture Documents
Referat Pneumonia Pada Anak
Referat Pneumonia Pada Anak
Pembimbing:
Disusun oleh :
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga referat yang berjudul ‘Pneumonia pada Anak’ dapat
terselesaikan dengan tepat waktu. Referat ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program kepaniteraan klinik Stase Anak.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
BAB 2...................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 2
2.1. Paru ........................................................................................................... 2
2.1.1. Anatomi Paru4 ................................................................................... 2
2.1.2. Fisiologi Pernapasan5 ........................................................................ 3
2.2 Pneumonia pada Anak .............................................................................. 4
2.2.1. Definisi .............................................................................................. 4
2.2.2. Epidemiologi ..................................................................................... 4
2.2.3. Etiologi .............................................................................................. 5
2.2.4. Klasifikasi Pneumonia3 ..................................................................... 8
2.2.5. Patogenesis3,7,8................................................................................. 10
2.2.6. Diagnosis Pneumonia9 .................................................................... 13
2.2.7. Diagnosis Banding .......................................................................... 19
2.2.8. Tatalaksana Pneumonia6,10,11........................................................... 20
2.2.9. Komplikasi ...................................................................................... 23
2.2.10. Prognosis2 .................................................................................... 24
2.2.11. Pencegahan12,13 ............................................................................ 24
BAB III.................................................................................................................. 25
KESIMPULAN ..................................................................................................... 25
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Paru
2.1.1. Anatomi Paru4
Paru manusia terletak pada rongga dada, bentuk dari
paruparu adalah berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas
tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru
terbagi menjadi dua yaitu bagian yaitu, paru kanan dan paru kiri.
Paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru kiri mempunyai
dua lobus. Setiap paru terbagi lagi menjadi beberapa sub-bagian,
terdapat sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut
bronchopulmonary segments. Paru bagian kanan dan bagian kiri
dipisahkan oleh sebuah ruang yang disebut mediastinum.
2
2.1.2. Fisiologi Pernapasan5
Paru sebagai organ respirasi mempunyai fungsi respiratorik.
Respirasi mencakup dua proses yang terpisah tetapi berkaitan, yaitu
proses respirasi eksterna dan respirasi interna (respirasi sel).
Respirasi eksterna merujuk kepada seluruh rangkaian pertukaran
oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara lingkungan eksternal
dan sel tubuh. Respirasi internal atau respirasi sel merujuk kepada
proses-proses metabolik intrasel yang dilakukan di dalam
mitokondria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2. Sistem
respirasi atau pernapasan tidak hanya memiliki fungsi respiratorik
saja, tetapi juga menjalankan fungsi nonrespiratorik yaitu sebagai
rute mengeluarkan air dan panas, meningkatkan aliran balik vena,
mempertahankan keseimbangan asam dan basa, sebagai organ
penciuman, berbicara, serta merupakan sistem pertahanan terhadap
benda asing dan sistem pertahanan imunologi tubuh.
3
Natural Killer cell (sel NK) hadir dalam paru dan bertindak sebagai
pertahan terhadap bakteri dan virus. Komponen penting dari sistem
imun disebut BALT (Bronchus-Associated Lymphatic Tissue).
2.2.2. Epidemiologi
Pneumonia pada anak masih menjadi penyebab utama
terjadinya kematian di dunia, terutama pada anak di bawah usia 5
tahun. Berdasarkan data WHO tahun 2019, pneumonia
menyebabkan 14% dari seluruh kematian anak di bawah 5 tshun
dengan total kematian 740.180 jiwa. Menurut Profil Kesehatan
Indonesia, pneumonia menyebabkan 15% kematian balita yaitu
sekitar 922.000 balita tahun 2015. Dari tahun 2015- 2018 kasus
pneumonia yang terkonfimasi pada anak-anak dibawah 5 tahun
meningkat sekitar 500.000 per tahun, tercatat mencapai 505.331
pasien dengan 425 pasien meninggal. Dinas Kesehatan DKI Jakarta
memperkirakan 43.309 kasus pneumonia atau radang paru pada
balita selama tahun 2019.1
Pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan Tiongkok
dilaporkan adanya kasus-kasus pneumonia berat yang belum
diketahui etiologinya. Awalnya terdapat 27 kasus kemudian
meningkat menjadi 59 kasus, dengan usia, antara 12-59 tahun. Hasil
pengkajian dipikirkan kemungkinan etiologi kasus-kasus ini terkait
4
dengan Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang disebabkan
Coronavirus dan pemah menimbulkan pandemi di dunia pada tahun
2003.1
2.2.3. Etiologi
Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan
penting pada perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama
dalam spektrum etiologi, gambaran klinis dan strategi pengboatan.
Spektrum mikroorganisme penyabab pada neonatus dan bayi kecil
berbeda dengan anak yang lebih besar. Etiologi pneumonia pada
neonatus dan bayi kecil meliputi Streptococcus group B dan bakteri
Gram negatif seperti E.colli, Pseudomonas sp, atau Klebsiella sp.
Pada bayi yang lebih besar dan anak balita, pneumonia sering
disebabkan oleh infeksi Streptococcus pneumoniae, Haemophillus
influenzae tipe B, dan Staphylococcus aureus, sedangkan pada anak
yang lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut, sering juga
ditemukan infeksi Mycoplasma pneumoniae. Di negara maju,
pneumonia pada anak terutama disebabkan oleh virus, disamping
bakteri, atau campuran bakteri virus.2
5
patogen di nasofaring, dan 7) Tingginya pajanan terhadap polusi
udara (polusi industri atau asap rokok).2
6
4 bulan – 5 Chlamydia Haemophillus
tahun pneumoniae influenzae tipe B
Mycoplasma Moraxella catharalis
pneumoniae
Streptococcus Neisseria meningitidis
pneumoniae
Virus Staphylococcus aureus
Virus Adeno Virus
Virus Influenza Virus Varisela-Zoster
Virus Parainfluenza
1, 2, 3
Virus Rino
Respiratory Syncytial
virus
5 tahun – Bakteri Bakteri
remaja Chlamydia Haemophillus
pneumoniae influenzae
Mycoplasma Legionella sp
pneumoniae
Streptococcus Staphylococcus aureus
pneumoniae
Virus
Virus Adeno
Virus Epstein-Barr
Virus Influenza
Virus Parainfluenza
Virus Rino
Respiratory Syncytial
virus
Virus Varisela-Zoster
7
Tabel 2.1 Etiologi Pneumonia pada Anak Sesuai Kelompok Usia
8
pneumonia didefinisikan sebagai infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang kurang virulen, terutama bakteri anaerob, yang
biasanya merupakan flora normal pada inang yang rentan
mengalami aspirasi.
D. Pneumonia pada Penderita Immunocompromised
2. Berdasarkan Etiologi Penyebab
A. Pneumonia Bakterial/Tipikal
Pneumonia Tipikal adalah pneumonia yang dapat terjadi
pada semua usia. Biasanya disebabkan oleh bakteri gram positif
atau negatif, dapat aerob maupun anaerob.
B. Pneumonia Atipikal
Pneumonia Atipikal adalah pneumonia yang disebabkan
oleh mikroorganisme yang tidak dapat diidentifikasi dengan
teknik diagnostik standar pneumonia umumnya (pengecatan
gram, biakan darah, pemeriksaan sputum) dan tidak
menunjukkan respon terhadap antibiotik golongan b-laktam.
Mikroorganisme patogen penyebab pneumonia atipikal pada
umumnya adalah Mycoplasma pneumoniae (M. pneumoniae),
Chlamydia pneumoniae (C. pneumoniae) dan Legionella
pneumophila (L. pneumophila).
C. Pneumonia Virus
Pneumonia virus adalah pneumonia yang disebabkan oleh
infeksi virus. Biasanya disebabkan oleh Virus parainfluenza,
Virus influenza, Adenovirus, Respiratory Syncytial Virus
(RSV) dan Cytomegalovirus.
D. Pneumonia Jamur
Pneumonia jamur adalah pneumonia yang sering,
merupakan infeksi sekunder, terutama pada penderita dengan
daya tahan tubuh lemah (Immunocompromised).
3. Berdasarkan Predileksi Lesi
A. Pneumonia Lobaris
9
Pneumonia lobaris melibatkan seluruh atau satu bagian besar
dari satu atau lebih lobus paru. Sering pada pneumonia
bakterial, jarang terjadi pada bayi dan orang tua. Kemungkinan
sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada
aspirasi benda asing atau proses keganasan
B. Bronkopneumonia
Bronkopneumonia terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang
tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak
konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya. Ditandai
dengan bercak-bercak infiltrate pada lapang paru. Dapat
disebabkan oleh bakteria maupun virus. Sering pada bayi dan
orang tua. Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus.
C. Pneumonia Interstisial
Proses implamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar
(interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular.
4. Berdasarkan World Health Organization6
A. Pneumonia
Pneumonia yang ditandai dengan adanya pernapasan yang
cepat dan/atau retraksi dada, yang membutuhkan homecare
theraphy dengan amoksisilin oral
B. Severe Pneumonia
Severe pneumonia adalah pneumonia dengan tanda bahaya
umum (tidak mau minum, muntah persisten, kejang, lesu atau
tidak sadarkan diri, stridor pada anak yang tenang, dan
malnutrisi berat), yang membutuhkan terapi rujukan dan injeksi.
2.2.5. Patogenesis3,7,8
Proses patogenesis pneumonia terkait dengan tiga faktor
yaitu keaadan (imunitas) pasien, mikroorganisme yang menyerang
pasien dan lingkungan yang berinteraksi satu sama lain. Dalam
keadaan sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan
10
mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme
pertahanan paru. Adanyanya bakteri di paru merupakan akibat
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan
lingkungan, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan
berakibat timbulnya sakit.
11
Gambar 2.2 Patogenesis Pneumonia
12
2.2.6. Diagnosis Pneumonia9
1. Anamnesis
Sebagian besar gambaran klinis pneumonia pada anak
berkisar antara ringan hingga sedang, sehingga dapat berobat
jalan saja. Hanya sebagian kecil yang berat, mengancam
kehidupan, dan mungkin terdapat komplikasi sehingga
memerlukan perawatan dirumah sakit. Beberapa faktor yang
mempengaruhi gambaran klinis pneumonia pada anak adalah
imaturitas anatomik dan imunologik, mikroorganisme penyebab
yang luas, gejala klinis yang kadang-kadang tidak khas terutama
pada bayi, dan faktor patogenesis. Disamping itu, kelompok usia
pada anak merupakan faktor penting yang menyebabkan
karakteristik penyakit berbeda-beda, sehingga perlu
dipertimbangkan dalam tatalaksana pneumonia.
Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung
pada berat ringannya infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai
berikut:
- Gejala infeksi umum, yaitu: demam, sakit kepala,
gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan
gastrointestinal seperti: mual, muntah atau diare; kadang
– kadang ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner.
- Gejala gangguan respiratori, yaitu: batuk, sesak napas,
retraksi dada, takipnea, napas cuping hidung, air hunger,
merintih, dan sianosis.
13
1-4 20-30 >40
tahun
≥5 15-25 >30
tahun
14
Tanda dan Pneumonia Atipikal Pneumonia
Gejala Tipikal
Onset Gradual Akut
Suhu Kurang tinggi Tinggi mengigil
Batuk Non-produktif Produktif
Sputum Mukoid Purulen
Nyeri kepala, myalgia,
sakit tenggorokan,
Gejala lain Jarang
suara parau, nyeri
telinga
Gejala di luar
Sering Lebih jarang
paru
Coccus gram
Pewarnaan Flora normal atau
positif (+) atau
Gram spesifik
negatif (-)
Konsolidasi
Radiologis “Patchy” atau normal
lobar
Leukosit normal
Laboratorium Lebih tinggi
kadang rendah
Gangguan
Sering Jarang
fungsi hati
17
yang dapat meluas hingga daerah perifer paru disertai
dengan peningkatan corakan peribronkial.
19
- Hiperinflasi dinding dada
- Ekspirasi memanjang
- Berespon baik terhadap bronkodilator
Bayi Anak
Saturasi oksigen < 92%, sianosis Saturasi oksigen < 92%,
sianosis
Frekuensi napas > 60 kali/menit Frekuensi napas > 50
kali/menit
Distres pernapasan, apnea Distres pernapasan
intermiten, atau grunting
Tidak mau minum/menetek Tidak mau makan dan
minum
Tanda Dehidrasi Tanda dehidrasi
Keluarga tidak bisa merawat di Keluarga tidak bisa
rumah merawat di rumah
20
oksigen, koreksi terhadap gangguan keseimbangan asam basa,
elektrolit, dan gula darah. Untuk nyeri dan demam dapat diberikan
analgetik/antipiretik. Penyakit penyerta harus ditanggulangi dengan
adekuat.
21
- Jika ada tanda pneumonia berat, rawat anak di rumah sakit
dan tangani sesuai pedoman
2. Pneumonia Rawat Inap
Anak dengan pneumonia berat harus diobati dengan
ampisilin parenteral (atau penisilin) dan gentamisin sebagai
pengobatan lini pertama.
- Ampisilin: 50 mg/kg, atau benzil penisilin: 50.000 unit per
kg IM/IV setiap enam jam selama setidaknya lima hari,
- Gentamisin: 7,5 mg/kg IM/IV sekali sehari selama
minimal lima hari.
- Apabila anak tidak merespon dengan baik, ceftriakson 80-
100 mg/KgBB IM/IV dapat digunakan sebagai
pengobatan lini kedua.
3. Tatalaksana Umum
- Pasien dengan saturasi oksigen < 92% pada saat bernapas
dengan udara kamar, harus diberikan terapi oksigen
dengan kanul nasal, head box, atau sungkup untuk
mempertahankan saturasi oksigen >92%
- Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang,
diberikan cairan intravena dan dilakukan balans cairan
ketat
- Fisioterapi dada tidak bermanfaat dan tidak
direkomendasikan untuk anak dengan pneumonia
- Anitipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga
kenyaman pasien (Paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali)
- Nebulisasi dengan ß2 agonis dan/atau NaCl dapat
diberikan untuk memperbaiki mucocilliary clearance
- Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus
diobservasi setidaknya setiap 4 jam sekali, termasuk
pemerikaan saturasi oksigen
-
22
4. Nutrisi
- Pada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian
makanan per oral, harus dihindari. Makanan dapat
diberikan lewat nasogastric tube (NGT) atau intravena.
Tetapi harus diingat bahwa pemasangan NGT dapat
menekan pernapasan, khusunya pada bayi/anak dengan
ukuran lubang hidung kecil. Jika memang dibutuhkan
sebaiknya menggunakan yang terkecil.
- Perlu dilakukan pemantauan balans cairan agar anak tidak
mengalami overhidrasi karena pada pneumonia berat
terjadi peningkatan sekresi hormon antidiuretik
5. Kriteria Pulang
- Gejala dan tanda pneumonia menghilang
- Asupan per oral adekuat
- Pemberian antibiotik dapat diteruskan di rumah (per oral)
- Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan
rencana kontrol
- Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan
di rumah
2.2.9. Komplikasi
Komplikasi dari pneumonia adalah:
23
- Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup
endokardial.
- Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
2.2.10. Prognosis2
Sembuh total, mortalitas kurang dari 1 %, mortalitas bisa
lebih tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi
energi-protein dan datang terlambat untuk pengobatan.
2.2.11. Pencegahan12,13
Pneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak
dengan penderita atau mengobati secara dini penyakit-penyakit yang
dapat menyebabkan terjadinya pneumonia.Selain itu hal-hal yang
dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kaita
terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti cara hidup sehat,
makan makanan bergizi dan teratur, menjaga kebersihan,
beristirahat yang cukup, rajin berolahraga, dan lainnya.
- Vaksinasi pneumokokus
Dapat diberikan pada umur 2,4,6, 12-15 bulan. Pada umur 17-
12 bulan diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada usia > 1
tahun di berikan 1 kali, namun keduanya perlu dosis ulangan 1
kali pada usia 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis
terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup
1 kali.
24
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pneumonia pada anak adalah proses inflamasi dan infeksi yang
terjadi pada jaringan parenkim paru-paru yang dapat disebabkan oleh
bakteri, virus, protozoa, dan jamur.
Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting
pada perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spektrum
etiologi, gambaran klinis dan strategi pengboatan. Spektrum
mikroorganisme penyabab pada neonatus dan bayi kecil berbeda dengan
anak yang lebih besar. Etiologi pneumonia pada neonatus dan bayi kecil
meliputi Streptococcus group B dan bakteri Gram negatif seperti E.colli,
Pseudomonas sp, atau Klebsiella sp. Pada bayi yang lebih besar dan anak
balita, pneumonia sering disebabkan oleh infeksi Streptococcus
pneumoniae, Haemophillus influenzae tipe B, dan Staphylococcus aureus,
sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut,
sering juga ditemukan infeksi Mycoplasma pneumoniae.
Klasifikasi pneumonia berdasarkan pada klinis (CAP, HAP, dan
VAP), etiologi (bakteri, virus, jamur), predileksi lesi (lobaris, interstitial,
dan bronkopneumonia), dan klasifikasi WHO (pneumonia dan severe
pneumonia).
Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada
berat ringannya infeksi. Sehingga penatalaksanaan pneumonia tergantung
dari gambaran klinis pasien.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. World Pneumonia Day. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2020.
2. Raharjoe NN, Supriatno B, setyanto DB. Respirologi anak. Ikatan Dokter anak
indonesia. Jakarta 2015.
3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia Komunitas. Jakarta; 2003
4. Drake, R., Vogl, W. And Mitchell, A. 2018. Gray’s basic anatomy. 3rd ed.
Philadelphia: Elsevier.
5. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 8. Jakarta: EGC; 2016
6. World Healt Organization. Revised WHO classification and treatment of
childhood pneumonia at health facilities. Switzerland: World Health
Organization; 2014.
7. Mandell LA, Wunderink RG, Anzueto A, et al. Infectious Diseases Society of
America/American Thoracic Society consensus guidelines on the management
of community-acquired pneumonia in adults. Clin Infect Dis 2007; 44: Suppl.
2, S27–S72. Tersedia di : www.thoracic.org/sections/publications/statements/
pages/mtpi/idsaats-cap.html
8. Dahlan Z. 2009. Pneumonia, dalam Sudoyo AW, dkk (editor). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Universitas Indonesia.
9. Irena, Wojsy. 2014. Journal of Science Intech: Pediatric in Children. Diunduh
dari: http://dx.doi.org/10.5772/54052
10. Pudjiadi A H, et al. PEDOMAN PELAYANAN MEDIS IKATAN DOKTER
ANAK INDONESIA. IDAI. 2011.
11. Pasterkamp Hans. Kendig’s Disorder of the Respiratory Tract in Children :”The
History and Physical Examination” , Sixth Edition. WB. Saunders Company
Philadelphia, London, Toronto, Montreal, Sydney, Tokyo. 1998.
12. Modul pencegahan dan perlindungan pneumonia pada anak, 2020
13. Hasan R, dkk. Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta. 2002.
26