You are on page 1of 176

LAPORAN PRAKTIKUM

TRAFO DAN MESIN INDUKSI

DISUSUN OLEH :
Nama : Sutrisno.BP
NIM : 201911211
Kelas :B
Kelompok : B6
Jurusan : S1 Teknik Elektro
Tgl Praktikum : 20 September 2021
27 September 2021
04 Oktober 2021
Tgl Presentasi : 11 Oktober 2021
Asisten : I Putu Yoga Cahyadi Putra
Ayu Relia Faradiba Rahmawati

PROGRAM STUDI STRATA SATU TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI


TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2021
SUTRISNO.BP
201911211

MODUL I

POLARITAS DAN RASIO BELITAN


I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan, kamu harus mampu menunjukkan polaritas dan rasio
belitan dari Trafo Satu Fasa

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 Modul Power Supply 3 Fasa EM-3310-1B

1 3 ɸ AC/DC Power Supply EM-3310-1D

1 Modul Saklar 3 kutub Proteksi Pembatas Arus EM-3310-2A

1 Digital ACA Meter EM-3310-3C

1 Digital ACV Meter EM-3310-3D

1 Fuse Set EM-3310-5B

1 Trafo Satu Fasa EM-3340-1A

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Bingkai Percobaan EM-3380-2B

atau Bingkai Percobaan EM-3380-2A

1 Tempat Penyambung Hantaran EM-3390-1A

1 Set Penyambung Hantaran EM-3390-3A

1 Set Steker Penguhubung EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

III. TEORI
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi
listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Polaritas transformator merupakan
notasi yang menunjukkan arah aliran arus. Polaritas pada transformator ada dua yaitu
subtractive dan additive.
Turn Ratio Test (TTR) merupakan pengujian rasio untuk mengetahui perbandingan jumlah
kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping (Arif, 2015) atau
pengujian rasio adalah pengujian perbandingan jumlah lilitan sekunder terhadap lilitan primer
pada transformator (Subekti, 2013).

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IV. TEORI TAMBAHAN ( 2 LEMBAR)

POLARITAS DAN RASIO BELITAN


Istilah polaritas mengacu pada konduktor dalam rangkaian DC seperti konduktor positif
atau negatif. Dalam rangkaian listrik, aliran arah arus disebut polaritas listrik. Aliran arus akan dari
terminal positif ke terminal negatif, sedangkan elektron mengalir dari terminal negatif ke terminal
positif. Dalam rangkaian DC, aliran arus akan berada dalam satu arah hanya di mana satu terminal
positif dan terminal lainnya selalu negatif. Dalam rangkaian AC, kedua terminal berubah antara
positif dan negatif dan arah aliran elektron kadang berbalik. Sebuah Uji Polaritas digunakan dalam
situasi pemasangan listrik untuk memverifikasi koneksi saluran yang tepat serta konduktor netral.
Misalnya, untuk dudukan sekrup lampu, penting bahwa sambungan konduktor saluran harus ke
terminal pusat serta konduktor netral dihubungkan ke konduktor eksternal. Demikian juga, penting
untuk memverifikasi bahwa sakelar terletak di dalam konduktor saluran, bukan konduktor netral.

Apa itu Tes Polaritas?

Polaritas dapat didefinisikan sebagai arah tegangan yang diinduksi dalam dua belitan
Transformator yaitu primer dan sekunder. Jika hubungan dua transformator dapat dilakukan secara
paralel, maka polaritas harus diidentifikasi untuk koneksi transformator yang baik.

Mengapa Melakukan Tes Polaritas?

Pentingnya tes polaritas adalah untuk memastikan bahwa semua perangkat single-pole
seperti sakelar, sekring, dan pemutus sirkuit hanya dalam konduktor fase. Kita tidak dapat selalu
mempercayai tukang listrik, karena kadang-kadang mereka lupa menghubungkan hal-hal dengan
cara yang benar.

Karena perlengkapan AC terdiri dari Netral dan konduktor hidup, yang sangat signifikan
bahwa kedua konduktor ini dihubungkan dengan cara yang benar kira-kira, di semua perangkat
listrik seperti colokan atau stop kontak dinding. Untuk memastikan ini, uji polaritas dilakukan pada
setiap poin penting. Ada empat situasi berbeda yang membutuhkan tes ini.

• Semua peralatan single pole terhubung hanya dalam konduktor fase.


• Konduktor ini harus dihubungkan ke terminal tengah dudukan lampu.
• Setiap polaritas saluran soket seperti radial dan cincin harus dikonfirmasi.
• Polaritas supply utama harus benar, oleh seorang penguji tegangan standar.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Bagaimana Pengujian Polaritas Dilakukan?

Pengujian polaritas dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengujian polaritas yang
mencakup yang berikut.

Pengujian Polaritas melalui Inspeksi Visual

Dengan menggunakan pemeriksaan visual, eksekusi tepat kabel yang menghubungkan ke


warna inti dapat ditetapkan. Diperlukan bahwa polaritas diverifikasi secara visual di seluruh
prosedur pemasangan, terutama dalam kasus-kasus di mana verifikasi dengan pengujian tidak
praktis.

Polaritas Melalui Pengujian Kontinuitas

Jika pengujian di atas tidak dapat dilakukan, Anda harus menggunakan ohm meter dengan
resistansi rendah untuk pengujian ini. Sementara Anda terus-menerus memeriksa rangkaian akhir
radial dan ring, sebagian kecil dari prosedur ini adalah untuk memeriksa dan memeriksa secara
visual polaritas peralatan & outlet permanen soket.

Pengujian Langsung Polaritas

Jika kedua metode di atas tidak potensial karena kebutuhan, kami dapat menjalankan
pengujian polaritas langsung dengan tegangan GS38 standar.

• Periksa antara terminal LINE dan juga terminal NETRAL.


• Periksa antara terminal LINE dan terminal GROUND.
• Periksa di antara terminal NETRAL dengan terminal GROUND.

Perangkat uji harus menentukan tegangan penuh di antara konduktor saluran netral &
konduktor ground garis. Tidak ada tegangan yang terlihat antara Ground dan Netral.

Uji Polaritas Transformator

Ada dua macam tes polaritas transformator yaitu polaritas aditif dan juga polaritas
subtraktif.

Polaritas Aditif

Dalam jenis polaritas ini, tegangan antara kumparan primer dan juga kumparan sekunder
dari transformator akan menjadi jumlah dari dua tegangan ini. Di sini tegangan dinotasikan dengan

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Vc, sedangkan kumparan primer adalah Va (tegangan tinggi) dan kumparan sekunder adalah Vb
(tegangan rendah).

Polaritas adiktif dapat digunakan untuk transformator distribusi skala kecil. Tegangan total
untuk polaritas aditif, kita bisa mendapatkan persamaan berikut.

Polaritas Subtraktif

Dalam jenis polaritas ini, tegangan antara kumparan primer serta kumparan sekunder dari
transformator akan menjadi pengurangan dari kedua tegangan. Di sini tegangan dinotasikan
dengan Vc, sedangkan kumparan primer adalah Va (tegangan tinggi) dan kumparan sekunder
adalah Vb (tegangan rendah). Polaritas subtraktif dapat digunakan untuk transformator skala besar.
Tegangan total untuk polaritas subtraktif, kita bisa mendapatkan persamaan berikut.

Vc = Va – Vb

Sumber : https://abdulelektro.blogspot.com/2019/11/uji-polaritas-transformator-dan.html

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN

Fig. 1-1-1 Circuit diagram for polarity and turn rasio tests

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Fig. 1-1-2 Connection diagram for polarity and turn rasio tests

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

1. Pasang modul yang diperlukan pada bingkai percobaan, hubungkanlah rangkain dengan
menyesuaikan dengan rangkaian pada Gambar 1-1-1 dan sketsa rangkaian pada Gambar
1- 1-2.
2. Secara berurutan nyalakan Modul 3-P Saklar Proteksi Pembatas Arus dan Power Supply
3 Fasa.
3. Catatlah tegangan-tegangan dari tegangan pertama V1, tegangan kedua V2, tegangan
ketiga V3 yang muncul pada Digital ACV Meter pada Tabel 1-1-1.
4. Secara berurutan matikan modul power supply 3-fasa dan 3-P Saklar Proteksi Pembatas
Arus.
5. Tentukan polaritas dari kedua lilitan Transformer.
Jika nilai V2 merupakan hasil penjumlahan V1 dengan V3, maka Tranfsormer yang
diujikan memiliki polaritas Additif. Jika nilai V2 merupakan hasil pengurangan V1
dengan V3, maka Transformer yang diujikan memiliki polaritas Subtraktif.

6. Hitunglah perubahan rasio dari Transformer dengan menggunakan persamaan:


Turn Ratio = 𝑉1 =
𝑉3

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VI. TABEL DATA PENGAMATAN


Tabel 1-1-1 Hasil Pengukuran Tegangan Lilitan
V1 V2 V3

220 V 196 V 24 V

VII. PENGOLAHAN DATA

𝑽𝟏 𝟐𝟐𝟎 𝑽
Turn Ratio = 𝑽𝟐 = = 𝟗, 𝟏𝟔𝟔𝟕
𝟐𝟒 𝑽

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VIII. TUGAS AKHIR

1. Benar atau tidak pada saat pengujian Rasio Trafo, trafo harus dalam keadaan bebas tegangan?
Jelaskan!

2. Apa yang dapat anda simpulkan setelah melakukan percobaan Turn Ratio Test pada Trafo?

3. Buatlah grafik V2 terhadap V3 berdasarkan tabel pengamatan yang diperoleh. Jelaskan grafik
yang Anda peroleh.

JAWAB :

1). Benar, karena yang akan kita uji itu lilitannya sehingga jika kita ingin menguji rasio trafo nya
harus dalam keadaan bebas tegangan.

2). Dengan melalukan pengujian atau percobaan pada polaritas dari suatu trafo, kita dapat
menentukan apakah trafo tersebut dapat diparalelkan atau tidak. Selain itu untuk menentukan
juga apakah trafo tersebut bersifat addictive atau bersifat subtractive.

3).

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IX. ANALISA

Pada praktikum Trafo dan Mesin Induksi modul pertama ini memiliki judul “ Polaritas dan
Rasio belitan. Sebelum mengenal lebih dalam ap aitu polaritas dan rasio belitan, pertama tama yang
akan saya jelaskan yaitu ap aitu transformator atau biasa disingkat dengan trafo, karna praktikum
modul ini hanya berfokus pada trafo, saya Cuma akan menjelaskan ap aitu trafo. Trafo atau
transformator merupakan alat yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik ke rangkaian
lainnya, melalui suatu gandingan magnet dan berdasarkan prinsip elektromagnetik. Fungsi dari
transformator atau trafo antara lain yaitu dapat sebagai alat distribusi dan transmisi daya listrik,
selanjutnya dapat sebagai rangkaian control, dan yang terakhir dapat sebagai rangkaian pengatur
frekuensi. Transformator atau trafo terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu ada Trafo Step up,
Trafo Step-down. Berdasarkan penggunaannya terbagi menjadi trafo daya, trafo distribusi, trafo
pengukuran, trafo proteksi, dll. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum modul ini yaitu
Setelah menyelesaikan percobaan, praktikan harus mampu menunjukkan polaritas dan rasio belitan
dari trafo satu fasa.

Adapun alat alat yang digunakan pada praktikum ini ada beberapa yaitu modul power supply 3
fasa yang fungsinya sebagai sumber tegangan, 3 ɸ AC/DC Power Supply yang fungsinya sebagai
untuk mengaliri komponen arus listrik berupa arus AC maupun arus DC, Modul Saklar 3 kutub
Proteksi Pembatas Arus yang fungsinya untuk membatasi arus agar tidak terjadi kesalahan, Digital
ACA Meter yang berfungsi untuk mengukur besar arus AC pada rangkaian, Digital ACV Meter
yang berfungsi untuk mengukur besar tegangan AC yang mengalir pada rangkaian, selanjutnya ada
Fuse Set yang berfungsi untuk melindungi perangkatt/komponen dari kerusakan akibat dari arus
listrik yang berlebihan, selanjutnya ada trafo satu fasa, meja laboratorium, bingkai percobaan,
tempat penyambung hantaran, set penyambung hantaran, dan terakhir set steker penghubung. Itulah
alat alat beserta sedikit fungsinya yang digunakan pada praktikum modul ini.

Transformator atau Trafo seperti yang dijelaskan sebelumnya merupakan alat yang berfungsi
untuk memindahkan atau mengubah energi listrik ke rangkaian lainnya melalui suatu gandingan
magnet berdasarkan prinsip elektromagnetik. Adapun prinsip kerja dari transformator itu sendiri
menganut 4 hukum diantaranya yaitu hukum Oersted, Maxwell, Faraday dan Lens. Hukum Oersted
berbunyi “ jika muatan listrik mengalir melalui hantaran konduktor, maka akan timbul pengaruh
magnetic disekitar kawat tersebut”, hukum ini terjadi Ketika kumparan primer dialiri arus listrik
yang menyebabkan timbulnya arah magnet yang berubah ubah. Sedangkan untuk hukum maxwell “

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

menentukan arah fluks” hukum ini terjadi Ketika kawat yang telah menimbulkan medan magnet
akan menyebabkan timbulnya arah fluks.

Selanjutnya hukum Faraday yang bunyinya “setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan
menimbulkan gaya gerak listrik (GGL) yang diinduksikan oleh kumparan tersebut “, Ketika arah
fluks sudah memuncul menyebakan timbulnya GGL yang mengalir disekitar kumparan, dan
disitulah hukum Lenz muncul yang bunyinya “ tegangan induksi melawan GGL sumber” yang
dimana Ketika terjadi GGL disekitar kumparan primer, akibat dari induksi muncul juga GGL dari
kumparan sekunder yang dimana akan melawan GGL sumber atau GGL dari sekitar kumparan
Primer. Pada modul ini membahas mengenai Polaritas dan Turn Ratio. Polaritas merupakan arah
masuknya arus melalui transformator. Dengan mengamati polaritas kita dapat mengetahui bagian
primer atau bagian sekunder dari sebuah trafo, selain itu kita juga dapat mengetahui jenis trafo
apakah trafo step up atau trafo step down. Polaritas itu dibagi menjadi dua yaitu polaritas addictive
dan polaritas subtractive. Yang dimana polaritas Additive merupakan suatu cara untuk menentukan
polaritas pada trafo dengan cara mengukur tegangan yang terhubung antar salah satu ujung dari
masing-masing sisi trafo dan melihat apabla tegangan yang tehubung melebihi dari tegangan sumber
(saling menambahkan/saling memperkuat), sedangkan polaritas subtractive merupakan suatu cara
untuk menentukan polaritas pada transformator dengan cara mengukur tegangan yang terhubung
antara salah satu ujung dari masing masing sisi trafo dan melihat apabila tegangan yang terhubung
kurang dari tegangan sumber (saling mengurangi). Turn Ratio sendiri merupakan suatu cara untuk
membandingkan antara kumparan primer dan kumparan sekunder pada trafo, apabila hasil
perbandingan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kedua kumparan tersebut maka
dapat disimpulkan trafo nya sudah tidak layak pakai. Adapun tujuan dari dilakukannya pengujian
polaritas itu untuk melihat apakah trafo dapat diparalelkan atau tidak. Pada umumnya sebuah trafo
akan diparalelkan apabila beban yang ditanggung oleh satu trafo itu sangat besar sehingga
membutuhkan 2 atau lebih trafo untuk menanggungnya. Trafo tidak bisa semata-semata lansung
diparalelkan dengan trafo lainnya, apabila ingin memparalelkan sebuah trafo ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi yaitu 1). Nilai frekuensi dari trafo trafo harus sama; 2). Nilai tegangan dari
trafo trafo yang dihubungkan harus sama; 3). Jenis polaritas dari trafo trafo yang dihubungkan harus
sama; dan yang terakhir 4). Fasa pada trafo trafo yang dihubungkan haruslah sama. Dengan
memenuhi syarat syarat tersebut kita dapat memparalelkan 2 atau lebih trafo.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Adapun kesalahan kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum ini yaitu kerusakan pada alat yang
digunakan, seperti trafo yang digunakan turn ratio kedua belitannya berbeda jauh yang artinya trafo
tidak lagi efisien sehingga menyebabkan data yang didapatkan tidak lagi akurat.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

X. KESIMPULAN

1). Untuk dapat mengetahui polaritas pada trafo dapat dilakukan dengan cara memperhatikan
tegangan pada V2 nya, apabila V2 merupakan hasil pengurangan pada dari V1 dan V3 maka
polaritas pada trafo tersebut bersifat subtraktif, sebaliknya apabila V2 merupakan hasil
penjumlahan dari V1 dan V3 maka dapat dipastikan polaritas trafonya bersifat addiktif.

2). Sedangkan untuk rasio belitannya dapat ditunjukkan dengan membandingkan turn rasio
kumparan primer dan kumparan sekunder, apabila hasil perbandingannya menunjukkan banyak
perbedaan nilai maka dapat dipastikan trafo yang digunakan tidak lagi efisien.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

MODUL II

TRANSFORMATOR HUBUNGAN TIGA FASA


I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan, praktikan mampu menghubungkan tiga fase
transformer dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan dari gulungan.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama alat Kode Alat
1 Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B
1 Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga EM-3310-2A
Kutub
1 ACV Digital meter EM-3310-3D
2 Sekering set EM-3310-5B
1 Trafo tiga fasa EM-3340-3A
1 Meja Laboratorium EM-3380-1A
1 Bingkai Percobaan atau Bingkai Percobaan EM-3380-2B /
EM-3380-2A
1 Penahan alat Patri EM-3390-1A
1 Perangkat Alat EM-3390-3A
1 Perangkat Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

III. TEORI
Transformator adalah suatu mesin listrik statis yang dapat menyebabkan daya atau
tenaga listrik yang dapat menyalurkan daya atau tenaga listrik dengan mengubah level besaran
tegangan dan arus pada frekuensi yang tetap, dan berfungsi untuk menaikkan dan juga
menurunkan tegangan. Terdapat berbagai macam hubungan pada transformator tiga fasa sebagai
berikut :
1. Transformator 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y)
Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang. Titik
netral dijadikan menjadi satu. Perhitungan pada hubung Y-Y:

Sisi Primer :
dan
Sisi Sekunder:
dan

2. Transformator Hubung Segitiga- Segitiga (Δ - Δ)


Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara
keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Perhitungan pada hubungan D-D:

Sisi Primer :
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

dan
Sisi Sekunder :
dan
3. Transformator Hubung Bintang Segitiga ( Y - Δ)
Pada hubung ini, kumparan pada sisi primer di rangkai secara bintang (wye) dan sisi
sekundernya di rangkai segitiga. Perhitungan pada hubungan bintang segitiga.

Sisi Primer :
dan
Sisi Sekunder :
dan
4. Transformator Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y)
Pada hubung ini, sisi primer transformator dirangkai secara segitiga sedangkan pada sisi
sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat titik
netral Perhitungan pada hubungan segitiga bintang

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Sisi Primer :

Sisi Sekunder :

5. Hubungan Zig - Zag


Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat yang
harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus diusahakan
seimbang. Apabila beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya tegangan titik
bintang yang tidak diinginkan, karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai
akan berbeda-beda.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IV. TEORI TAMBAHAN

TRANSFORMATOR HUBUNGAN 3 FASA

Transformator (trafo) 3 fasa hubung bintang ke bintang (Y-Y)

Pada transformator ini ujung pada masing – masing terminal dihubungkan secara bintang.
Dan titik netralnya dijadikan satu. Kelebihan dari hubung ini adalah lebih ekonomis untukarus
nominal yang kecil, transformator tegangan tinggi. Coba perhatikan gambar :

Bila Pada transformator (trafo) 3 fasa hubung bintang – bintang ini beban pada sisi sekunder
dari tranformator tidak simbang, amka tegangan fasa dari sis beban akan berubah kecuali titik
bintang dibumikan

Tranformator hubung segitiga – segitiga

Tranformator hubung segitiga – segitiga digunakan untuk sistem yang menyalurkan arus
besar pada tegangan rendah diutamakan pada saat kesinambungan dari pelayanan harus dipelihara
meski 1 fasa mengalami gangguan

Keuntungan dari Tranformator hubung segitiga – segitiga adalah :

• Luas penampang dari konduktor bisa dikurangi karena aurs fasa 1/√3 arus jala – jala
• Tidak ada perubahan fasa diantara tegangan primer dan sekunder
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

• Tidak ada kesulitan akibat beban tidak seimbang pada sisi sekunder

Dibalik adanya kelebihan, pada rangkaian Tranformator hubung segitiga – segitiga ini juga
memiliki kekurangan diantaranya :

• Dibanding dengan gaya pengasutan lain, para rangkaian ini cendrung memiliki isolasi yang lebih
banyak
• Ketidak adaan titik bintang merupakan kerugian yang dapat membahayakan.

Tranformator 3 fasa hubung bintang segitiga

hubung bintang segitiga pada transformator (trafo) biasa digunakan untuk menurunkan
tegangan, seperti pada jaringan transmisi

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Tranformator 3 fasa hubung segitiga bintang

Sebalik dengan Tranformator 3 fasa hubung bintang segitiga, pada hubungan ini,
transormator ditujukan untuk menaikan tegangan (step up)

Tranformator 3 fasa hubung Zig Zag

Tranformator 3 fasa hubung Zig Zag digunakan untuk menghindari terjadinya tegangan titik
bintang. Kenapa demikian?

Karena Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, dan diantara syarat
yang harus dipenuhinya adalah harus diusahakan seimbang. Apabila beban tersebut tidakseimbnag,
akan menyebabkan timbulnya tegnagan titik bintang yang tidak sesuai dan tidak diinginkan.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Transformator Tiga Fasa dengan dua kumparan

Berikut gambarnya

Sumber : https://www.kelistrikanku.com/2016/06/transformator-3-fasa.html

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 5.5 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-wy

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Gambar 5.7 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-delta

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Gambar 5.8 Hubungan diagram untuk hubungan wye-delta

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Gambar 5.9 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-zigzag

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Gambar 5.10 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-zigzag

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Gambar 5.12 Hubungan diagram untuk hubungan delta-wye

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Gambar 5.13 Diagram rangkaian untuk hubungan delta-delta

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Gambar 5.14 Hubungan diagram untuk hubungan delta-del

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

1. Menginstal modul yang diperlukan dalam bingkai percobaan. Membangun sirkuit


sesuai dengan diagram sirkuit di gambar 5.5 dan diagram koneksi pada gambar 5.6.
Transformator terhubung dalam konfigurasi Wye-Wye.
2. Secara berurutan mengaktifkan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu
daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan dengan menggunakan pengukur
ACV digital di tabel 5.1.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P Current Protection switch modul.

Hubungan Wye-Delta
1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.7 dan
diagram koneksi pada gambar 5.8. Tranformator terhubung dalam-Wye Delta.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya
tiga fase.
3. Dengan daya menyala, mengukur dan mencatat nilai tegangan menggunakan digital
ACV meter di tabel 5.2.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul
switchperlindungan batas.

Hubungan Wye-zigzag
1. Merangkai rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.9 dan
diagram koneksi pada gambar 5.10. Transformator terhubung dalam hubungan
Wye-zigzag.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya
tiga fase.
3. Dengan daya menyala, mengukur dan mencatat nilai tegangan menggunakan digital
ACV meter di tabel 5.3.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch perlindungan

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

batas
Hubungan Delta-Wye
1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.11 dan
diagram koneksi pada gambar 5.12. Transformator terhubung dalam hubungan Delta-
Wye.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya
tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan dengan menggunakan pengukur
ACV digital dalam tabel 5.4.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch
perlindungan batas.

Hubungan Delta-Delta
1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.13 dan
diagram koneksi pada gambar 5.14. Transformator terhubung dalam hubungan Delta-
Delta.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya
tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan menggunakan digital ACV meter
di tabel 5.5.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch
perlindungan batas.

Hubungan Delta-zigzag
1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian dalam gambar 5.15 dan
diagram sambungan dalam gambar 5.16. Transformator terhubung dalam hubungan
Delta- zigzag .
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya
tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan menggunakan pengukur ACV
digital dalam tabel 5.6.
4. Berurutan mematikan catu daya tiga fasa dan 3-P saat ini modul switch
perlindungan batas.
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 2-1-1 Mengukur tegangan (koneksi Wye-Wye)


Kumparan Primer Kumparan Sekunder
Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U3-1U2 127 2U1-2U2 127
1V3-1V2 127 2V1-2V2 127
1W3-1W2 127 2W1-2W2 127
1U3-1V3 220 2U1-2V1 220
1V3-1W2 220 2V1-2W1 220
1W3-1U3 220 2W1-2U1 220

VII. PENGOLAHAN DATA

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VIII. TUGAS AKHIR

1. Berdasarkan data pengamatan yang kamu dapatkan, coba bandingkan antar hubungan yang ada
dan berikan perbedaannya? Jelaskan!

2. Mengapa pada transformator hubungan delta-delta tegangannya sama? Jelaskan!

3. Jelaskan perbedaan setiap hubungan tiga fasa pada transformator!

4. Jelaskan karakteristik dari setiap hubungan tiga fasa tersebut!

5. Apa pengaruh dari setiap hubungan tiga fasa tersebut pada Transformator ? jelaskan
keuntungan dan kerugiannya

Jawab :

1). Karna disetiap hubungan memiliki nilai tegangan 120 dan 220, hal tersebut tentu
menyebabkan perbedaan pada nilai kumparan dikarenakan hubungan antara fasa baik itu
line-line dan line- netral

2). Karena pada hubunga delta delta itu tidak ada yang Namanya Netral artinya tidak ada
tegangan yang terbuang ke Netral sehingga menyebabkan tegangannya sama.

3). Perbedaan dari hubungan tiga fasa ini yaitu untuk hubungan wye-wye itu lebih cocok
digunakan pada arus kecil dengan tegangan yang besar, untuk hubungan delta delta itu lebih
cocok digunakan pada arus yang besar dengan tegangan yang rendah, sedangkan untuk
hubugan wye delta itu lebih bagus digunakan untuk tegangan yang diturunkan, dan yang
terakhir untuk hubungan delta-wye lebih cocok digunakan pada tegangan yang digunakan.

4). Pada hubunga wye-wye, masing masing ujung terminal dihubungkan secara bintang dengan
titik netral dijadikan satu. Untuk hubungan delta delta, ujung fasanya dihubungkan dengan
ujung netral kumparan lain yang akan membentuk segitiga. Kemudian untuk hubungan sye-
delta, pada kumparan primernya kita rangkai seperti bintang, sedangkan untuk kumparan
sekundernya kita rangkai secara segitiga. Dan yang terakhir untuk hubungan delta-wye, sisi
primernya kita rangkai secara segitiga, dan sisi sekundernya kita rangkai secara bintang.

5). Pada hubungan wye-wye itu lebih cocok digunakan pad arus kecil dan tegangan yang
besar,kerugiaanya terletak pada harmonisa tegangannya yang besar. Kemudian untuk hubugan
delta-delta, ini lebih cocok digunakan pada arus yang besar dengan tegangan yang kecil,

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

kerugiannya terletak pada ketidakadaannya sisi netral di kedua sisi transformator. selanjutnya
oada hubungan wye-delta ini lebih bagus digunakan pada tegangan yang akan diturunkan dan
kerugiannya terletak pada Insulation yang dibutuhkan oleh belitan sekunder harus memiliki
ketahanan yang sedikit diatas tegangan line nya dari sisi sekunder tersebut. Sedangkan pada
hubungan delta-wye ini lebih cocok dan bagus digunakan pada tegangan yang akan dinaikkan,
tetapi kerugiannya itu karena tidak bisa diparalelkan dengan konfigurasi wye-delta dan delta-
delta.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IX. ANALISA

Pada praktikum Trafo dan Mesin Induksi modul pertama ini memiliki judul “ Transformator
Hubungan 3 Fasa “. Sebelum mengenal lebih dalam apa itu Transformator hubungan 3 Fasa,
pertama tama yang akan saya jelaskan yaitu apa itu transformator atau biasa disingkat dengan trafo,
karna praktikum modul ini hanya berfokus pada trafo, saya Cuma akan menjelaskan apa itu trafo.
Trafo atau transformator merupakan alat yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik ke
rangkaian lainnya, melalui suatu gandingan magnet dan berdasarkan prinsip elektromagnetik.
Fungsi dari transformator atau trafo antara lain yaitu dapat sebagai alat distribusi dan transmisi daya
listrik, selanjutnya dapat sebagai rangkaian control, dan yang terakhir dapat sebagai rangkaian
pengatur frekuensi. Transformator atau trafo terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu ada Trafo
Step up, Trafo Step-down. Berdasarkan penggunaannya terbagi menjadi trafo daya, trafo distribusi,
trafo pengukuran, trafo proteksi, dll. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum modul ini
yaitu Setelah menyelesaikan percobaan, praktikan mampu menghubungkan tiga fase transformer
dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan dari gulungan.Adapun alat alat yang digunakan
pada praktikum ini ada beberapa yaitu modul power supply 3 fasa yang fungsinya sebagai sumber
tegangan, 3 ɸ AC/DC Power Supply yang fungsinya sebagai untuk mengaliri komponen arus listrik
berupa arus AC maupun arus DC, Modul Saklar 3 kutub Proteksi Pembatas Arus yang fungsinya
untuk membatasi arus agar tidak terjadi kesalahan, Digital ACA Meter yang berfungsi untuk
mengukur besar arus AC pada rangkaian, Digital ACV Meter yang berfungsi untuk mengukur besar
tegangan AC yang mengalir pada rangkaian, selanjutnya ada Fuse Set yang berfungsi untuk
melindungi perangkatt/komponen dari kerusakan akibat dari arus listrik yang berlebihan, selanjutnya
ada trafo satu fasa, meja laboratorium, bingkai percobaan, tempat penyambung hantaran, set
penyambung hantaran, dan terakhir set steker penghubung. Itulah alat alat beserta sedikit fungsinya
yang digunakan pada praktikum modul ini.Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum modul
ini yaitu Setelah menyelesaikan percobaan, praktikan mampu menghubungkan tiga fase transformer
dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan dari gulungan.

Adapun alat alat yang digunakan pada praktikum ini ada beberapa yaitu modul catu daya tiga
fasa yang berfungsi sebagai sumber tegangan untuk trafo 3 fasa, selanjutnya modul saklar pelindung
batas arus tiga fasa yang berfungsi untuk membatasi arus pada trafo 3 fasa, ACV digital meter yang
digunakan untuk mengukur nilai tegangan yang mengalir pada komponen, Sekering set yang
berfungsi untuk melindungi alat alat listrik dari kerusakan akibat dari arus yang berlebihan, Trafo 3
fasa sebagai bahan uji coba praktikum, meja laboratorium, bingkai percobaan, penahan alat

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

patri,perangkat alat, dan yang terakhir yaitu perangkat pengaman penghubung busi. Adapun alat alat
yang digunakan pada praktikum ini ada beberapa yaitu modul catu daya tiga fasa yang berfungsi
sebagai sumber tegangan untuk trafo 3 fasa, selanjutnya

Transformator atau Trafo seperti yang dijelaskan sebelumnya merupakan alat yang berfungsi
untuk memindahkan atau mengubah energi listrik ke rangkaian lainnya melalui suatu gandingan
magnet berdasarkan prinsip elektromagnetik. pada modul ini kita akan berfokus pada transformator
hubungan 3 fasa. Transformator hubungan 3 fasa terdapat 3 kumparan primer dan 3 kumparan
sekunder yang dapat dimasuki dengan 3 tegangan listrik dan mengeluarkan 3 tegangan listrik.
Transformator 3 fasa banyak mengurangi daya produksi selain itu, transformator tiga fasa banyak
mengurangi berat dan lebar dari kerangka transformator. Maka dari itu harga dapat dikurangi bila
dibanding dengan menggabungkan trafo 1 fasa menjadi 3 fasa. Berdasarkan hubungannya
transformator tiga fasa dibagi menjadi dua yaitu hubungan Y/wye/Star/Bintang dan hubungan
Δ/delta/Segitiga. Sedangkan berdasarkan konfigurasinya Transformator 3 fasa dibagi menjadi 4
konfigurasi yaitu konfigurasi Y/wye – Y/Wye yang sisi primernya hubung Y dan sisi sekundernya
hubung Y, yang kedua yaitu konfigurasi Y/wye – Delta yang dimana sisi perimernya dihubungkan
Y dan sisi sekundernya dihubungkan dengan Delta. Ketiga yaitu konfigurasi delta – Y/wye yang
dimana sisi primernya dihubungkan dengan Delta dan sisi sekundernya dihubungkan dengan Y/wye,
terakhir yang keempat yaitu konfigurasi hubung Delta – delta yang dimana sisi primer dihubungkan
dengan delta dan sisi sekundernya dihubungkan dengan delta. Perlu diingat bahwa rangkaian Y/wye
itu memiliki bagian Netral atau N sedangkan rangkaian delta itu tidak.

Adapun kesalahan kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum ini yaitu kerusakan pada alat yang
digunakan, seperti trafo yang digunakan turn ratio kedua belitannya berbeda jauh yang artinya trafo
tidak lagi efisien sehingga menyebabkan data yang didapatkan tidak lagi akurat.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

X. KESIMPULAN

1. Transformator tiga fasa adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan yang rendah atau sebaliknya
(mentransformasikan tegangan) dengan frekuensi yang tidak berubah.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

MODUL III
HUBUNGAN DAN KONTROL ARAH MOTOR
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan, Anda harus mampu menjelaskan hubungan motor
induksi tiga fasa rotor sangkar tupai dan kontrol arah putaran motor.

II. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat


Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai EM-3330-3C
1
Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B
1
Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga Kutub EM-3310-2A
1
Modul Saklar Balik EM-3310-3C
1
Fuse EM-3310-5B
1
Meja Laboratorium EM-3380-1A
1
Bingkai Percobaan EM-3380-2B
1
atau Bingkai Percobaan EM-3380-2A

Penahan Alat Patri EM-3390-1A


1
Perangkat Alat Patri EM-3390-3A
1
1 Perangkat Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

III. TEORI
Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi
gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan
stator dan medan rotor. Motor induksi merupakan motor yang paling banyak kita jumpai
dalam industri. Motor induksi tiga fasa merupakan motor elektrik yang paling banyak
digunakan dalam dunia industri. Salah satu kelemahan motor induksi yaitu memiliki
beberapa karakteristik parameter yang tidak linier, terutama resistansi rotor yang memiliki
nilai yang bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda, sehingga tidak dapat
mempertahankan kecepatannya secara konstan bila terjadi perubahan beban. Oleh karena itu
untuk mendapatkan kecepatan yang konstan dan peformansi sistem yang lebih baik
terhadap perubahan beban dibutuhkan suatu pengontrol. Motor induksi 3 fasa adalah alat
penggerak yang paling banyak digunakan dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor
induksi mempunyai konstruksi yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta
perawatannya yang mudah, sehingga motor induksi mulai menggeser penggunaan motor
DC pada industri. Motor induksi memiliki beberapa parameter yang bersifat nonlinier,
terutama resistansi rotor, yang memiliki nilai bervariasi untuk kondisi operasi yang
berbeda. Hal ini yang menyebabkan pengaturan pada motor induksi lebih rumit
dibandingkan dengan motor DC.

Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa


• Stator adalah bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak pada bagian luar.
Dibuat dari besi bundar berlaminasi dan mempunyai alur – alur sebagai tempat
meletakkan kumparan.
• Rotor sangkar adalah bagian dari mesin yang berputar bebas dan letaknya bagian
dalam. Terbuat dari besi laminasi yang mempunyai slot dengan batang
alumunium / tembaga yang dihubungkan singkat pada ujungnya
• Rotor kumparan ( wound rotor ), Kumparan dihubungkan bintang dibagian dalam
dan ujung yang lain dihubungkan dengan slip ring ke tahanan luar. Kumparan
dapat dikembangkan menjadi pengaturan kecepatan putaran motor. Pada kerja
normal slip ring hubung singkat secara otomatis, sehingga rotor bekerja seperti
rotor sangkar.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Cara Membalik Arah Putar Motor Induksi 3 fasa

Cara Membalik Arah Putaran Motor Induksi 3 Fasa dapat dilakukan dengan membalik salah satu
Fasanya, Misal fasa R ditukar dengan S dan T tetap. Maka dalam kondisi normal dihubung RST
motor berputar kekanan. saat dihubung SRT motor berputar kekiri.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IV. TEORI TAMBAHAN

HUBUNGAN DAN KONTROL ARAH MOTOR

Motor induksi 3 Fasa

1. Kontruksi motor induksi

Motor induksi terdiri dari dua bagian utama :

– Bagian yang tetap , disebut Stator

– Bagian yang bergerak , disebut Rotor

Rotor motor induksi ada dua jenis :

-Motor rotor sangkar rangkaian rotor nya dihubung singkat.

-Motor cincin luncur ( Slip ring motor ), mempunyai rotor lilit

Gambar motor rotor sangkar :

Gambar motor rotor lilit


Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Stator terdiri dari tiga bagian utama yaitu :

1. Rangka , adalah rangka tuang atau baja tuang

2. Inti stator yang berupa lembaran baja khusus yang dilaminasi untuk mengurangi kerugian inti dari
arus pusar ( Eddy current ) dan dipres langsung pada rangka , inti stator dibuat alur-alur pada
bagian dalam yang melingkar untuk penempatkan belitan / kumparan stator

3. Belitan stator terdiri tiga belitan yang identik dengan belitan fasa dan ditempatkan pada 120 derajat
listrik disekeliling stator. Masing-masing belitan terdiri dari sejumlah kumparan yang dihubungkan
seri dan menghasilkan jumlah kutub perfasa yang dibutuhkan, Gambar di bawah, memperlihatkan
pelat nama motor induksi memampilkan informasi penting yang diperlukan untuk pemilihan dan
aplikasi.

2. Hubungan motor induksi tiga-phasa

Jika motor induksi tiga-phasa dihubungkan ke sumber tegangan, data pada pelat nama
motor harus disesuaikan dengan sumber tegangan dan frekuensinya. Hubungan diimplementasikan
melalui enam terminal (versi standar) pada kotak terminal motor dan perbedaannya antara dua
jenis rangkaian, hubungan bintang dan hubungan segitiga. Contoh untuk sumber tegangan tiga
phasa 400 Volt, 50 Hz (lihat gambar di bawah).

Gambar terminal motor induksi

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Gambar Motor induksi hubungan bintang :

Gambar motor induksi hubungan segitiga

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan;

• Bila pada plat motor tertulis 220/380 V, artinya kumparan tiap fasa dirancang untuk
tegangan 220V, Jika tegangan jala-jalanya 380V, motor harus dalam hubungan bintang.
• Bila motor dihubungkan pada tegangan yang tetap dalam hubungan bintang, kumparan
motor menerima tegangan 1/V3 tegangan jala-jala hingga arus fasa juga turun 1/V3 bila
dihubungkan segitiga. Bila sambungan motor dibuat segitiga maka tiap kumparan motor
mendapat tegangan jala-jala.

Sumber : https://dunialistrikblog.wordpress.com/2018/08/08/motor-induksi-3-fasa/
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar. 3.1 Diagram Rangkaian Kontrol Arah Putar

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Gambar. 3.2 Diagram Hubungan Kontrol Arah Putar

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

1. Pasang modul yang diperlukan pada bingkai percobaan. Tempatkan Motor


Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai pada Meja Laboratorium. Rangkai rangkaian
sesuai dengan diagram rangkaian pada Gambar 12-1-1 dan diagram hubungan
pada Gambar 12-1-2. Mintalah asisten untuk memeriksa rangkaian lengkap
Anda.
2. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi STOP.
3. Secara berurutan nyalakan Saklar Pelindung Batas Arus 3 Kutub dan Modul
Catu Daya 3 Fasa.
4. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi FOR. Motor
seharusnya mulai bekerja. Amati dan catat arah putar pada motor. Arah putar
motor =
5. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi STOP. Motor seharusnya
berhenti.
6. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi REV. Motor
seharusnya mulai bekerja. Amati dan catat arah putar pada motor. Arah putar
motor =
7. Pada Modul Saklar Balik, kembalikan saklar balik pada posisi STOP.
8. Secara berurutan matikan Catu Daya 3 Fasa dan Modul Pelindung Batas Arus 3 Kutub.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 2-1-1

Posisi FORWARD Posisi REVERSE

VII. PENGOLAHAN DATA

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VIII. TUGAS AKHIR

1). Apa perbedaan antara Forward Bias dan Reverse bias?

2). Jelaskan cara mengubah arah putaran motor induksi 3 fasa!

3). Jelaskan apa pengaruhnya bila motor induksi berputar secara reverse?

4). Sebutkan dan jelaskan contoh penggunaan motor induksi dengan arah putaran reverse!

5). Bagaimana pengaruhnya apabila motor induksi yang awalnya berputar forward tiba tiba
putarannya diatur reverse?

JAWAB :

1). Kalau forward bias susunanya itu R-U, S-V, T-W dan arah putarannya searah dengan jarum
jam sedangkan untuk Reverse bias dua fasahnya diubah serta arah putarannya itu berlawanan
dengan jarum jam.

2). Caranya yaitu dengan mengubah salah dua fasahnya contohnya yang awalnya R-U, S-V, T-W
bisa diubah menjadi R-V, S-U, T-W (tetap).

3). Pengaruhnya terletak pada arah putarannya, jika diatur Reverse Bias maka arah putarannya
berlawanan dengan arah jarum jam.

4). Contohnya penggunaan motor induksi tiga fasa yang dapat diputar kanan-kiri (forward reverse)
yaitu seperti pintu otomatis, lift/elevator, konveyor, crane,dll.

5). Bisa saja arah putarannya tiba-tiba dirubah, tapi hal tersebut memiliki resiko yang dimana dapat
merusak kinerja dari motor induksi tersebut.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IX. ANALISA

Pada praktikum Trafo dan Mesin Induksi modul pertama ini memiliki judul “ Hubungan dan
control arah putar “. Sebelum mengenal lebih dalam, saya akan sedikit menjelaskan apa itu mesin
induksi. Mesin induksi atau biasa disebut dengan mesin Asinkron berasal dari kata asynchronous
yang berarti mesin tidak pernah berjalan dengan kecepatan RMF stator.(((Rotating Magneting Fields)
stator. Motor induksi ini biasa dibagi menjadi dua jenis yaitu motor induksi 1 fasa dan motor induksi
3 fasa, disini kita akan berfokus pada mesin induksi 3 fasa. Motor Induksi 3 Fasa biasa digunakan
dalam industri untuk konversi daya yaitu konversi daya listrik ke mekanik (gerak) dalam jumlah yang
sangat besar. Sedangkan untuk konversi daya kecil motor induksi satu fasa lah yang biasa digunakan
seperti pada peralatan rumah, kantor, bisnis, pabrik, dll. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada
praktikum modul ini yaitu Setelah menyelesaikan percobaan, Anda harus mampu menjelaskan
hubungan motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai dan kontrol arah putaran motor.

Adapun alat alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar
Tupai yang berfungsi sebagai alat uji coba pada praktikum ini, Modul Catu Daya Tiga Fasa yang
berfungsi sebagai sumber tegangan pada rangkaian, Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga Kutub
yang berfungsi sebagai pembatas arus pada rangkaian, Modul Saklar Balik yang fungsinya sebagai
saklar pada rangkaian, Fuse yaitu alat yang digunakan untuk melindungi peralatan peralatan listrik
dari kerusakan akibat dari arus yang berlebihan, meja laboratorium, bingkai percobaan, penahan alat
patri, perangkat alat patri, dan yang terakhir ada perangkat pengaman penghubung besi. Itulah
gambaran alat alat yang digunakan pada praktikum modul kali ini.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, mesin induksi merupakan mesin yang tidak pernah berjalan
dengan kecepatan RMF ( Rotating magneting fields) Stator. Mesin yang digunakan pada praktikum
ini adalah mesin induksi 3 fasa yang dimana biasanya digunakan pada kegiatan industry industry yang
memerlukan energi mekanik yang besar. Mengapa tidak menggunakan mesin induksi 1 fasa karena
mesin induksi satu fasa hanya digunakan pada kegiatan yang tidak memerlukan energi mekanik
dalam jumlah besar contohnya seperti pada peralatan rumah tangga contohnya blender atau mesin
cuci, energi mekanik yang digunakan tidak terlalu besar, malah tergolong kecil. Ada beberapa
perbedaan yang menonjol antara mesin induksi 3 fasa dengan mesin induksi 1 fasa seperti berikut.
Dari segi penyediaan pasokan, motor induksi 1 fasa memerlukan pasokan fase tunggal untuk
operasinya sedangkan mesin 3 fasa memerlukan pesokan 3 fase untuk operasinya. Dari segi mulai
torsi, mesin induksi 1 fasa memulai torsi dengan kecepatan rendah, sedangkan mesin induksi 3 fasa
memulai torsi dengan kecepatan yang tinggi.
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Perbedaan selanjutnya dari segi pemeliharaan, mesin induksi satu fasa pemeliharaannya tergolong
mudah dirawat dan diperbaiki sedangkan untuk mesin induksi 3 fasa pemeliharaannya sulit untuk
dirawat dan diperbaiki. Selanjutnya dari segi fitur yang disediakan, motor induksi 1 fasa fiturnya
terlihat sederhana dalam kontruksi,andal dan ekonomis sedangkan untuk mesin induksi 3 fasa fiturnya
lebih kompleks dalam kontruksi dan mahal. Perbedaan berikutnya ada pada segi efisiensi, motor
induksi 1 fasa memiliki tingkat efisiensi yang kurang dibanding dengan motor induksi 3 fasa yang
memiliki tingkat efisiensi yang tinggi. Dari segi kekuatan, mesin induksi 1 fasa factor dayanya rendah
sedangkan mesin induksi 3 fasa factor dayanya tinggi. Contoh alatnya mesin induksi 1 fasa seperti
kipas angin, blender, mesin cuci sedangkan untuk mesin induksi 3 fasa Sebagian besar penggunannya
ada di Industri. Adapun bagian bagian dari mesin induksi 3 fasa yaitu yang pertama ada stator yaitu
bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak diluar, dibuat dari besi bundar berlaminasi dan
mempunyai alur alur tempat meletakkan kumparan. Bagian selanjutnya ada Rotor Sangkar yaitu
bagian dari mesin yang berputar bebas dan terletak dibagian dalam, terbuat dari besi laminasi yang
mempunyai slot dengan batang aluminium/tembaga yang dihubungkan singkat pada ujungnya.
Bagian yang terakhir yaitu Rotor Kumparan (wound Rotor), yaitu kumparan yang dihubungkan
bintang dibagian dalam dan dihubungkan slip ring ke tahanan luar. Kumparan dapat dikembangkan
menjadi pengaturan kecepatan putaran motor. Pada kerja normal slip ring hubung singkat secara
otomatis, sehingga rotor bekerja seperti rotor sangkar. Prinsip kerja dari mesin induksi 3 fasa
Sebagian besar sama dengan perinsip kerja Transformator atau trafo yang dijelaskan pada modul
sebelumnya, perbedaanya terletak pada trafo tidak berputar sedangkan mesin induksi 3 fasa berputar
akibat adanya hukum gaya Lorenz yang bunyinya “ jika sebuah penghantar yang dialiri arus listrik
dan penghantar tersebut berada dalam medan magnetic maka akan menimbulkan gaya yang dapat
membuat rotor tersebut berputar” . selanjutnya arah putar nya dapat diubah dengan mengubah salah
dua fasa nya contoh yang awalnya R-U, S-V, W-T dapat diubah R-V, S-U, W-T (tetap harus sama).

Adapun kesalahan kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum modul ini yaitu kesalahan
praktikan dalam merangkai rangkainnya, rangkaian yang dirangkai tidak sesuai dengan diagram
sehingga menyebabkan ada kesalahan hingga mesin induksi tidak dapar berjalan dan data pengamatan
juga menjadi tidak akurat. Kesalahan lain mungkin juga seperti alat yang digunakan sudah tergolong
lama sehingga mengurangi keakuratan dalam pengambilan data pengamtatan.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

X. KESIMPULAN

1). Motor Induksi 3 fasa itu memiliki 3 kontruksi yaitu stator yang diam dan tidak bergerak, rotor
sangkar tupai yaitu bagian dari mesin yang berputar dan letaknya ada dibagian dalam, dan rotor
kumparan. Sedangkan untuk mengubah arah putaran dari suatu motor induksi dapat dilakukan
dengan cara mengubah dua salah fasanya contoh nya dari R-U, S-V, T-W bisa diubah menjadi R-
V, S-U, T-W (tetap). Tetapi kita tidak boleh mengubah arah putaran rotor secara tiba tiba karena
hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada motor induksi tersebut.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

MODUL IV

PENGASUTAN WYE-DELTA
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, anda harus mampu untuk menjalankan motor
induksi tiga fasa rotor sangkar tupai dengan pengasutan wye atau delta.

II. PERALATAN PERCOBAAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat


1 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai EM-3330-3C
1 Motor Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B
1 Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga Kutub EM-3310-2A
1 Modul Saklar Pengasutan Wye-Delta EM-3310-2D
1 Pengukur Daya Digital EM-3310-3H
Atau Pengukur ACA Digital EM-3310-3C
Pengukur ACV Digital EM-3310-3D
Pengukur Factor Daya Digital EM-3310-3F
1 Sekring Set EM-3310-5B
1 Meja Laboratorium EM-3380-1A
1 Bingkai Eksperimen EM-3380-2B
Atau Bingkai Eksperimen EM-3380-2A
1 Penahan Alat Patri EM-3390-1A
1 Alat Patri Set EM-3390-3A
1 Set Kabel Penghubung EM-3330-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

III. TEORI
Metoda starting Y -  banyak digunakan untuk menjalankan motor induksi rotor
sangkar yang mempunyai daya di atas 5 kW (atau sekitar 7 HP). Untuk menjalankan
motor dapat dipilih starter yang umum dipakai antara lain: saklar rotari Y - , saklar
khusus Y-  atau dapat juga menggunakan beberapa kontaktor magnit beserta
kelengkapannya yang dirancang khusus untul rangkaian starter Y - .
Perlu diingat jika pada name plat motor tertulis 220/380 V, sedangkan tegangan jala- jala
yang tersedia sumber 3 fasa 380 V, maka motor tersebut hanya boleh dihubungkan
bintang (Y) artinya motor berjalan normal pada hubungan bintang pada tegangan 380 V.
Motor tersebut dapat dilakukan starting Y - . Apabila dihubungkan pada tegangan jala 3
fasa 220 V.

VLN = √3 x VW ILN = IW VLN = VW ILN = √3 x IW


Perbandingan tegangan hubungan bintang (Y) dan segitiga ( )

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IV. TEORI TAMBAHAN

PENGASUTAN WYE – DELTA

a. Pengertian Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa Sistem Bintang Segitiga

Sesuai dengan namanya yaitu bintang segitiga atau sering disebut star delta,
pengasutan ini bekerja dengan rangkaian belitan bintang (Y), dan beberapa saat rangkaian bintang
terlepas kemudian digantikan dengan rangkaian segitiga (∆). Melalui metode bintang segitiga ini
arus awal yang sampai 6 kali dapat dihindarkan dengan cara hanya memakai 1/ atau 0,58 dari
tegangan penuh. Arus yang mengalirpun dapat ditekan menjadi 1/3 dari arus pengasutan langsung.
Karena tegangan berbanding lurus dengan arus (V = I x R) maka semakin besar tegangan yang
masuk ke motor maka semakin besar arus yang mengalir begitupun juga sebaliknya.

Motor yang digunakan dalam pengasutan ini adalah jenis motor induksi 3 fasa. Pada
dasarnya, motor listrik tiga fasa memiliki 3 (tiga) kumparan stator yang terpisah satu dengan
lainnya. Masing-masing kumparan stator terdiri atas satu ujung masuk dan satu ujung keluar. Oleh
karena itu, secara keseluruhan pada sebuah motor listrik tiga fasa terdapat 6 (enam) ujung sisi
kumparan stator. Berikut merupakan hubungan belitan motor bintang (Y) dan segitiga (∆).

Gambar 1. Wiring hubungan bintang (Y) dan segitiga (∆)

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

b. Prinsip Kerja Rangkaian Daya dan Kendali Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa Sistem
Bintang Segitiga Manual

Dalam gambar pemasangan sirkit kontrol dan daya motor induksi tiga fasa sistem bintang
segitiga manual terdapat dua rangkaian yaitu rangkaian daya dan rangkaian kendali atau kontrol.
Berikut merupakan rangkaian daya pengasutan bintang segitiga.

Gambar 2. Rangkaian Daya Pengasutan Bintang Segitiga

Dalam pemasangan komponen MCB 3 fasa dihubungkan dengan tegangan jala-jala R, S, T.


Terminal keluaran dari MCB 3 fasa masuk ke dalam terminal kontak utama 1, 3, 5 pada
kontaktor K1 yang disambung paralel dengan terminal kontak utama 1, 3, 5 pada kontaktor K3.
Terminal kontak utama 1, 3, 5 pada kontaktor K2 dikopel atau disambung semua.

Terminal kontak utama 2, 4, 6 pada kontaktor K1 dihubungkan dengan kontak utama 1, 3,


5 pada TOR. Kontak utama 2, 4, 6 TOR disambung dengan terminal U, V, W motor listrik tiga
fasa. Terminal Y, Z, X motor dihubung dengan kontak utama 2, 4 6 pada kontaktor K3 dan
diparalel dengan kontak utama 2, 4, 6 pada kontaktor K2. Rangka motor tiga fasa dihubungkan
dengan grounding.

Prinsip kerja dari rangkaian daya tersebut adalah MCB 3 fasa berfungsi untuk
menyambung dan memutuskan tegangan jala-jala menuju ke tiga buah kontaktor. Kontaktor K1
berfungsi untuk menghubungkan tegangan jala-jala ke menuju ke motor listrik. Kontaktor K2
berfungsi untuk menghubungkan motor sambungan bintang (Y) sedangkan kontaktor K3
berfungsi untuk menghubungkan motor sambungan segitiga (∆).
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Berikut merupakan rangkaian kendali pengasutan bintang segitiga.

Gambar 3. Rangkaian Kendali Pengasutan Bintang Segitiga

Dalam pemasangan rangkaian kendali MCB 1 fasa dihubungkan dengan kontak bantu 95
pada TOR. Kontak 96 TOR dihubungkan dengan push button off (NC). Terminal keluaran dari
push button off masuk ke push button on star (NO) dan push button delta (NO). Push button star
(NO) diparalel dengan kontak bantu 13 14 pada kontaktor K1 yang berfungsi sebagai pengunci.
Push button delta (NO) diparalel dengan kontak bantu 13 14 pada kontaktor K3 yang berfungsi
sebagai pengunci.

Terminal keluaran push button star (NO) dihubungkan dengan coil A1 pada kontaktor K1
dan A2 disambung dengan terminal netral. Kontak bantu 14 pada kontaktor K1 dihubung dengan
push button delta (NC) dan diseri dengan kontak bantu 21 22 kontaktor K3 yang dihubung seri
juga dengan coil A1 A2 pada kontaktor K2.

Terminal keluaran push button delta (NO) dihubungkan dengan kontak bantu 43 44 pada
kontaktor K3 kemudian dihubung seri ke coil A1 A2 pada kontaktor K3.

Prinsip kerja dari rangkaian kendali tersebut adalah jika tombol Start Star ditekan, maka
kontaktor K1 bekerja menghubungkan motor listrik dengan tegangan jala-jala dan mengunci.
Kontaktor K2 menghubungkan lilitan motor listrik dalam hubungan bintang. Motor listrik
beroperasi dalam hubungan bintang.

Jika tombol Start Delta ditekan maka kontraktor K2 terputus dan kontraktor K3 hubungan
D bekerja. Motor listrik beroperasi dalam hubungan segitiga.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Jika tombol Stop ditekan, maka kontaktor K1, K2 dan K3 terputus dan motor listrik
berhenti bekerja karena terputus dari tegangan.

Jika terjadi terjadi kelebihan beban atau arus pada motor listrik maka TOR akan
bekerja dan akan memutuskan tegangan yang masuk ke rangkaian kendali dan mematikan
semua kontaktor sehingga motor terputus dari tegangan jala-jala.

c. Prinsip Kerja Rangkaian Daya dan Kendali Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa Sistem
Bintang Segitiga Otomatis

Berikut merupakan rangkaian pengawatan pengendali motor bintang segitiga secara


otomatis.

Gambar 4. Rangkaian Kendali Motor Bintang Segitiga Otomatis.

Prinsip kerja rangkaian pengendali motor bintang segitiga secara otomatis adalah saat
tombol Start S1 ditekan maka arus akan mengalir ke kontaktor K1, timer T dan kontaktor K2.
Dalam kondisi ini motor akan hidup dengan sambungan bintang. Dalam waktu yang ditentukan
atau disetting sebelumnya timer akan bekerja dan memutuskan arus ke kontaktor K2 sedangkan
kontak NO pada timer akan menutup sehingga arus akan masuk ke kontaktor K3 sehingga
menghidupkan motor dalam hubungan segitiga.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

d. Rangkuman

1. Pengasutan bintang segitiga digunakan agar mengurangi lonjakan arus starting motor yang dapat
mencapai 5-6 kali arus nominal.

2. Prinsip kerja rangkaian pengasutan bintang segitiga adalah saat start “STAR” ditekan maka
rangkaian bekerja pada sambungan bintang, kemudian beberapa saat sambungan segitiga
aktif.

Sumber https://babagilemu.blogspot.com/2017/07/pengasutan-motor-induksi-3-fasa-sistem.html

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

POWER SUPPLY TIGA FASA.

1. Pasangkan modul yang dibutuhkan pada bingkai eksperimen. Letakkan motor


induksi tiga fasa rotor sangkar tupai di atas meja laboratorium. Susun rangkaian
sesuai dengan diagram rangkaian pada gambar 12-2-1 dan diargram hubung pada
gambar 12-2-2. Biarkan instruktur untuk memeriksa rangkaian yang telah kamu
rangkai dengan benar.
2. Pasangkan saklar ON pada modul saklar pengasutan Y/ pada posisi pertama (Y).
Tekan tombol ON pada modul catu daya tiga fasa untuk pengasutan motor secara
Y.
3. Catat nilai arus (I) motor, tegangan (E) motor, dan factor daya cos- yang terlihat
pada pengukur daya digital di tabel 12-2-1. Matikan catu daya tiga fasa.
4. Pasangkan saklar ON pada modul saklar pengasutan Y/ pada posisi
kedua ( ). Tekan tombol ON pada modul catu daya tiga fasa untuk pengasutan
motor secara
∆.
5. Catat nilai arus (I) motor, tegangan (E) motor, dan factor daya cos- yang terlihat
pada pengukur daya digital di tabel 12-2-1.
6. Matikan catu daya tiga fasa.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 2-2-1 Hasil Pengukuran dari I, E, dan cos-𝜃

I (A) E (V) cos-𝜃

Starting 1,005 A 220 V 0, 295

Wye Runing 0,243 a 220 V 0,293

Starting 1,991 a 220 V 0,203

Delta Runing 0,777 a 220 V 0,204

VII. PENGOLAHAN DATA

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VIII. TUGAS AKHIR

1. Bagaimana pengaruh metode pengasutan wye-delta terhadap motor induksi 3 fasa rotor sangkar
tupai yang telah anda praktikumkan?

2. Apa yang terjadi bila motor induksi 3 fasa dengan daya diatas 5 HP tidak menggunakan metode
pengasutan wye-delta?

3. Bagaimana proses pengasutan wye-delta dari start hingga ke proses running?

4). Buat grafik arus terhadap tegangan untuk hubungan wye dan delta ( starting dan running) dan
jelaskan grafik tersebut secara detail berdasarkan data pengamatan yang anda dapatkan!

5). Bagaimana pengaruh factor daya pada starting dan running wye-delta?

6). Jelaskan hubungan antara arus,tegangan, dan factor daya pada starting dan running wye delta!

JAWAB :

1). Dengan melakukan pengasutan wye-delta kita dapat mencegah lonjakan arus yang terjadi pada
saat melakukan starting, seperti yang diperlihatkan pada data pengamatan wye cenderung bagus
digunakan pada saat melakukan starting sedangkan delta bagus digunakan saat melakukan
running.

2). Motor induksi tidak akan bergerak. Untuk menggerakkan nya kita membutuhkan pengasutan
wye -delta, dimana konfigurasi wye karena statistiknya kecil cocok digunakan saat starting dan
sebaliknya karena delta statiknya tinggi cocok digunakan saat running.

3). Pada saat starting, motor induksi akan menggunakan rangkaian wye-delta agar arus lonjakan
yang ditimbulkan tidak terlalu besar sehingga bisa menghindari terjadinya kerusakan pada motor
akibat arus yang berlebihan. Kemudian Ketika saat running, motor akan menggunakan rangkaian
delta agar arus yang diberikan maksimal karna pada saat running juga dibutuhkan arus yang
tinggi.

4).

5). Karena nilai factor daya yang didapatkan yaitu 0,2 maka dapat disimpulkan factor daya tidak
terlalu berpengaruh saat melakukan starting dan running pada wye – delta.

6). Arus di konfigurasi wye saat melakukan starting dan running cenderung lebih kecil dibanding
arus konfigurasi delta saat melakukan starting dan running, sedangkan untuk tegangannya saat
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

melakukan starting dan running di kedua konfigurasi cenderung sama, begitupun juga dengan
factor daya nya.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IX. ANALISA

Pada praktikum Trafo dan Mesin Induksi modul pertama ini memiliki judul “ pengasutan Wye –
delta “. Sebelum mengenal lebih dalam, saya akan sedikit menjelaskan apa itu mesin induksi. Mesin
induksi atau biasa disebut dengan mesin Asinkron berasal dari kata asynchronous yang berarti mesin
tidak pernah berjalan dengan kecepatan RMF stator.((Rotating Magneting Fields) stator. Motor
induksi ini biasa dibagi menjadi dua jenis yaitu motor induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa, disini
kita akan berfokus pada mesin induksi 3 fasa. Motor Induksi 3 Fasa biasa digunakan dalam industri
untuk konversi daya yaitu konversi daya listrik ke mekanik (gerak) dalam jumlah yang sangat besar.
Sedangkan untuk konversi daya kecil motor induksi satu fasa lah yang biasa digunakan seperti pada
peralatan rumah, kantor, bisnis, pabrik, dll. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum modul
ini yaitu Setelah menyelesaikan percobaan ini, anda harus mampu untuk menjalankan motor induksi
tiga fasa rotor sangkar tupai dengan pengasutan wye atau delta.

Adapun alat alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu motor induksi 3 fasa rotor sangkar tupai
yang digunakan sebagai mesin induksi pada praktikum ini, selanjutnya motor catu daya tiga fasa yang
berfungsi sebagai sumber tegangan pada rangkaian, modul saklar pelindung batas arus tiga kutub
yang berfungsi sebagai saklar dan membatasi arus, modul saklar pengasutan wye-delta yang
fungsinya untuk mereduksi arus lonjakan yang terjadi, pengukur ACA digital yang berfungsi untuk
mengukur nilai arus yang mengalir pada rangkaian, pengukur ACV yang fungsinya untuk mengukur
besar nilai tegangan yang mengalir pada rangkaian, pengukur factor daya digital yang berfungsi untuk
mengukur besar nilai factor daya yang ada pada rangkaian, sekring set yang digunakan untuk
melindungi peralatan peralatan listrik dari kerusakan akibat dari arus yang berlebihan, meja
laboratorium, bingkai eksperimen, penahan alat patri, alat patri set, dan yang terakhir kabel
penghubung yang digunakan untuk menghubungkan antar komponen. Itulah gambaran alat alat yang
digunakan pada praktikum ini.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, mesin induksi merupakan mesin yang tidak pernah berjalan
dengan kecepatan RMF ( Rotating magneting fields) Stator. Jenis rotor yang digunakan pada
praktikum ini yaitu rotor Sangkar Tupai. Saat ini rotor yang paling umum digunakan di perindustrian
merupakan rotor sangkar tupai hal ini dikarenakan rotor ini memiliki beberapa keuntungan seperti
kontruksinya yang sederhana, murah, dan mudah dalam pemeliharaannya. Pada praktikum ini kita
akan membahas mengenai pengasutan wye-delta pada mesin induksi 3 fasa. Sebelum itu pengasutan
dilakukan dengan tujuan untuk mereduksi arus lonjakan yang terjadi akibat dilakukan nya starting

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

karena pada umumnya saat motor induksi 3 fasa melakukan starting arusnya dapat melonjak tinggi
melebihi arus normalnya.

Jadi pengasutan berfungsi untuk mereduksi arus lonjakan yang terjadi akibat dari starting. Biasanya
kondisi wye digunakan saat starting dan kondisi delta digunakan pada saat running. Mengapa
demikian? Karena pada umumnya mesin induksi pada saat melakukan starting itu arus yang keluar
cenderung besar sehingga untuk mencegah hal ini maka konfigurasi Wye yang digunakan, mengapa
wye karena konfigurasi wye saat melakukan starting tegangannya cenderung tinggi sehingga otomatis
saat digunakan starting arus nya menjadi lebih kecil.

Adapun pada data pengamatan dapat diliat pada konfigurasi wye saat melakukan starting arus yang
didapatkan cenderung lebih kecil dibandingkan saat penggunaan konfigurasi delta hal ini dikarenakan
di konfigurasi wye tegangan yang dihasilkan saat starting itu lebih besar sehingga arus yang
didapatkan lebih kecil dibanding dengan konfigurasi delta. Pada saat running juga nilai arus yang
didapatkan konfigurasi wye lebih kecil dibanding dengan konfigurasi delta hal ini juga dipengaruhi
seperti penjelasan diatas. Sedangkan untuk tegangan saat melakukan starting dan running di kedua
konfigurasi itu nilainya sama begitupun juga untuk cos-𝜃 nya nilai yang didapatkan kedua konfigurasi
pada saat melakukan starting dan running itu cenderung sama.

Adapun kesalahan kesalahan yang dapar terjadi pada praktikum kali ini yaitu kesalahan yang
disebabkan oleh alat yang digunakan, bisa jadi alat yang digunakan sudah cenderung lama atau rusak
akibat secara terus menerus digunakan sehingga alat menjadi kurang efisien dan data yang didapatkan
cenderung tidak akurat. Kesalahan lain yang mungkin dapat terjadi yaitu kesalahan yang disebabkan
oleh praktikan itu sendiri, contohnya bisa seperti kesalahan praktikan dalam menghubungkan
komponen komponen yang akan digunakan pada praktikum ini, akibat dari kesalahan ini dapat
menyebabkan mesin induksi tidak dapat berfungsi atau walaupun berfungsi data yang didapatkan
tidak akurat alias salah.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

X. KESIMPULAN

1). Dengan melakukan pengasutan wye delta kita dapat mencegah terjadinya lonjakan arus saat
melakukan starting. Konfigurasi wye cenderung lebih bagus digunakan saat melakukan starting
sedangkan untuk konfigurasi delta lebih bagus digunakan saat melakukan running.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

MODUL V

PENGUJIAN SIRKUIT TERBUKA


I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan latihan ini, anda seharusnya mampu untuk menunjukkan tes rangkaian
terbuka dan menentukan rugi besi pada transformator satu fasa.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B
1 Catu Daya 3ϕ AC/DC EM-3310-1D Modul
Saklar Perlindungan Batas Arus Tiga EM-3310-2A
1
Kutub
1 Meter ACA Digital EM-3310-3C
1 Meter ACV Digital EM-3310-3D
1 Set Sekering EM-3310-5B
1 Transformator Satu Fasa EM-3340-1A
1 Meja Laboratorium EM-3380-1A
1 Bingkai Eksperimental EM-3380-2B
Atau Bingkai Eksperimental
1 Penghubung Pemegang Kunci EM-3380-2A
1 Penghubung Set Kunci
1 Set Colokan Penghubung Keamanan EM-3390-1A

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

III. TEORI
Bila sisi primer diberi tegangan sebesar nilai nominalnya (V1) dan sisi sekunder terbuka,
maka dapat ditentukan daya pada beban nol (Po).

Gambar Skema Rangkaian Beban Nol

Po merupakan jumlah rugi-rugi besi (Pb) dan rugi-rugi tembaga (Pt)


transformator.
𝑷𝟎 = 𝑷𝒃 + 𝑷𝒕 = 𝑷𝒃 + 𝑰𝟎𝟐𝑹𝟏
Io2R1 bernilai antara 0.25-2% rugi tembaga pada beban nominal. Dengan demikian, rugi tembaga
pada beban nol dapat diabaikan terhadap rugi besi. Fasa I o tertinggal terhadap tegangan primer V1
dan dapat diuraikan terhadap komponen I oa yang dapat menyebabkan rugi besi dan Ior yang
menyebabkan fluks utama.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IV. TEORI TAMBAHAN

RUGI-RUGI PADA TRANSFORMATOR : PENGERTIAN

Karena tidak terdapat bagian-bagian yang bergerak atau berputar dari suatu transformator
maka transformator tidak memiliki rugi-rugi gesekan. Akibatnya sebagian besar transformator
memiliki efisiensi 90%. Meskipun demikian, terdapat juga rugi-rugi yang muncul pada transformator
yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok rugi-rugi utama yaitu rugi-rugi
tembaga dan rugi-rugi besi. Rugi-rugi tembaga terjadi karena resistansi dalam belitan. Rugi-rugi ini
akan berbanding lurus dengan besarnya beban sehingga meningkatkan arus beban akan meningkatkan
rugi-rugi tembaga.

Rugi-rugi besi terdiri atas rugi histerisis dan rugi arus eddy. Besarnya rugi-rugi histerisis
bergantung pada jenis besi yang digunakan untuk inti transformator. Dengan demikian, dalam
praktiknya pemilihan bahan inti harus dipertimbangkan dengan baik untuk menghindari rugi-rugi
histerisis yang terlalu besar. Seperti telah disebutkan sebelumnya, transformator hanya bekerja untuk
suplai tegangan bolak-balik. Jadi, arus yang digunakan untuk membangkitkan fluks inti akan berubah
terus menerus dari nilai positif ke nilai negatif. Setiap saat terjadinya pembalikan arus akan terjadi
pula pembalikan fluks magnetik. Akibat dari terjadinya fluks yang dibangkitkan dan kemudian runtuh
secara berulang-ulang di dalam inti transformator inilah yang akan menimbulkan rugi-rugi histerisis.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Arus eddy ialah arus yang bersirkulasi di dalam inti transformator yang diakibatkan oleh
terjadinya perubahan fluks magnetik. Arus eddy ini dapat dikurangi dengan jalan membuat inti dari
lembaran besi yang terlaminasi dimana masing-masing laminasi inti diisolasi satu sama lainnya.
Rugi-rugi besi merupakan rugi-rugi yang sifatnya konstan dan tidak bergantung pada besarnya beban.
Dalam kondisi tanpa beban ataupun berbeban penuh, transformator akan memiliki rugi-rugi besi yang
sama.

Sumber : https://fsagung.blogspot.com/2019/04/pengertian-rugi-rugi-pada-transformator.html

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan


mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik.
Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul
catu daya tiga fasa.
1. Letakan catu daya 3ϕ AC/DC diatas meja laboratorium. Instal modul yang diperlukan
dalam bingkai eksperimental.
2. Buat sirkuit sesuai dengan diagram pada Gambar 2.5 dan diagram koneksi pada Gambar
2.6 pada catu daya 3ϕ AC/DC, atur kenop kontrol tegangan ke posisi 0.
3. Secara berurutan aktifkan modul atu daya tiga-fasa dan saklar
perlindungan batas arus3-F.
4. Nyalakan catu daya 3ϕ AC/DC. Perlahan putar kenop kontrol tegangan searah jarumjam
sehingga tegangan primer V1 sama dengan 24 VAC
5. Catat nilai tegangan belitan V1 (diperoleh dari meter ACV digital) dan belitan arus I1
(diperoleh dari meter ACA digital) pada Tabel 1-2-1
6. Secara berurutan matikan saklar perlindungan batas arus 3-F, modul catu daya tiga-
fasadan catu daya 3ϕ AC/DC.
7. Hitung rugi besi dengan menggunakan persamaan :
𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐵𝑒𝑠𝑖 = 0,4 × 𝑉1× 𝐼1

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Gambar 2.5 Diagram Sirkuit untuk tes Sirkuit Terbuka

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

2.6 Diagram Koneksi untuk tes Sirkuit Terbuka


PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan
mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang
spesifik. Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF
pada modul catu daya tiga fasa.
1. Letakan catu daya 3ϕ AC/DC diatas meja laboratorium. Instal modul yang
diperlukan dalam bingkai eksperimental.
2. Buat sirkuit sesuai dengan diagram pada Gambar 2.5 dan diagram koneksi pada
Gambar2.6 pada catu daya 3ϕ AC/DC, atur kenop kontrol tegangan ke posisi 0.
3. Secara berurutan aktifkan modul atu daya tiga-fasa dan saklar perlindungan batas arus3-
F
4. Nyalakan catu daya 3ϕ AC/DC. Perlahan putar kenop kontrol tegangan searah jarumjam
sehingga tegangan primer V1 sama dengan 24 VAC
5. Catat nilai tegangan belitan V1 (diperoleh dari meter ACV digital) dan belitan arus
I1(diperoleh dari meter ACA digital) pada Tabel 1-2-1.
6. Secara berurutan matikan saklar perlindungan batas arus 3-F, modul catu daya tiga-
fasadan catu daya 3ϕ AC/DC.
7. Hitung rugi besi dengan menggunakan persamaan :
𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐵𝑒𝑠𝑖 = 0,4 × 𝑉1× 𝐼1

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 2.1 Nilai Tegangan dan Arus yang terukur (daya 60Hz)

V1 I1

24 V 0,62 A

𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐵𝑒𝑠𝑖 = 0,4 × 𝑉1 × 𝐼1

VII. PENGOLAHAN DATA

𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐵𝑒𝑠𝑖 = 0,4 × 𝑉1 × 𝐼1


𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐵𝑒𝑠𝑖 = 0,4 × 24 𝑉 × 0,62 A
= 5,952 VA

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VIII. TUGAS AKHIR

1. Mengapa timbul panas pada inti besi?


2. Jelaskan jenis pendinginan pada transformator!
3. Jelaskan cara apa saja yang digunakan untuk mengurangi rugi inti besi!
4. Jelaskan kegunaan pengujian rangkaian terbuka serta keuntungan dan kerugian dari pengujian
ini!
5. Jelaskan bagaimana karakteristik dari pengujian ini dan bagaimana pengujian ini dapat dikatakan
pengujian rangkaian terbuka

JAWAB :

1. Timbulnya panas pada inti besi itu disebabkan karna adanya kerugian kerugian pada inti besi
tersebut. Kerugian itu diantaranya yaitu
a. Eddy current : dikarenakan adanya perputaran arus yang menginduksi logam, karena inti
tersbut termasuk bahan konduktor, maka arus eddy yang menginduksi inti besi ini akan
semakin besar dan mengakibatkan panas.
b. Selanjutnya histerisis losses : dikarenakan adanya gesekan molekul yang melawan aliran
gaya magnet yang ada didalam inti besi, karena domain pada inti besi tidak dapat
Kembali seperti semula maka hal ini membutuhkan energi yang besar untuk
mengembalikan domain tersebut. Energi yang besar inilah yang menyebabkan panas
pada inti besi.
2. Terdapat dua jenis pendinginan yaitu tipe basah dan tipe kering. Tipe kering terbagi menjadi
dua jenis yaitu AA yaitu pendinginan secara alami dan AFA yaitu pendinginan dengan dengan
bantuan kipas. Sedangkan untuk tipe basah, pendinginannya dibagi menjadi 4 jenis yaitu
ONAN ( Oil Natural Air Natural) sirkulasi Oil dan udaranya terjadi secara alami, ONAF ( Oil
Natural Air Force) Oil bersirkurlasi dengan alami tetapi juga dibantu dengan bantuan kipas,
selanjutnya OFAF ( Oil Forced Air Forced) Oil dipompa agar bersirkulasi dengan cepat
kemudian juga dibantu dengan kipas ), dan yang terakhir ada OFWF (Oil Force Water Forced)
Oil didalam bersirkulasi dengan bantuan pompa, sedangkan Water sebagai pendingin luar
bersirkulasi dengan paksa.
3. Rugi pada inti besi dibagi menjadi dua yaitu rugi histerisis dan rugi eddy. Untuk mengatasi rugi
histerisis dapat dilakukan dengan cara melakukan pendinginan pada trafo sedangkan untuk rugi
eddy dapat diatasi dengan cara membuat inti besi trafo terlaminasi atau berlapis lapis supaya

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

dapat memecah induksi arus eddy yang terbentuk dalam inti besi supaya tidak terbagi dan tidak
menimbulkan panas yang berlebih
4. Pengujian Rangkaian Terbuka bertujuan untuk mengetahui rugi rugi yang terjadi pada inti besi.
Keuntungan dilakukan pengujian ini yaitu kita dapat mengantisipasi kerugian yang akan
didapatkan jika menggunakan inti besi yang kurang baik. Kerugiannya yaitu
5. Adapun karakteristik pada pengujian ini yaitu kita menggunakan trafo jenis step up, yang
dimana pada bagian sekundernya nilai tegangannya tak terhingga tetapi arus nya mendekati nol
sebaliknya pada kumparan primernya tegangannya mendekati nol dan arusnya mencapai tak
terhingga. Pengujian rangkain terbuka dapat dikatakan demikian jika memenuhi syarat yang
diantaranya pertama rangkaian nya tertutup, kedua adanya GGL ( Gaya Gerak Listrik) , dan
terakhir atau ketiga yaitu dihubungkan dengan penghantar.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IX. ANALISA

Pada praktikum Trafo dan Mesin Induksi modul ini memiliki judul “ Pengujian Sirkuit Terbuka
“. Sebelum mengenal lebih dalam apa itu Pengujian Open Circuit, pertama tama yang akan saya
jelaskan yaitu apa itu transformator atau biasa disingkat dengan trafo, karna praktikum modul ini
hanya berfokus pada trafo, saya Cuma akan menjelaskan apa itu trafo. Trafo atau transformator
merupakan alat yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik ke rangkaian lainnya, melalui
suatu gandingan magnet dan berdasarkan prinsip elektromagnetik. Fungsi dari transformator atau
trafo antara lain yaitu dapat sebagai alat distribusi dan transmisi daya listrik, selanjutnya dapat
sebagai rangkaian control, dan yang terakhir dapat sebagai rangkaian pengatur frekuensi.
Transformator atau trafo terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu ada Trafo Step up, Trafo Step-
down. Berdasarkan penggunaannya terbagi menjadi trafo daya, trafo distribusi, trafo pengukuran,
trafo proteksi, dll. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum modul ini yaitu Setelah
menyelesaikan latihan ini, anda seharusnya mampu untuk menunjukkan tes rangkaian terbuka dan
menentukan rugi besi pada transformator satu fasa..

Adapun alat alat yang digunakan pada praktikum ini ada beberapa yaitu modul power supply 3
fasa yang fungsinya sebagai sumber tegangan, 3 ɸ AC/DC Power Supply yang fungsinya sebagai
untuk mengaliri komponen arus listrik berupa arus AC maupun arus DC, Modul Saklar 3 kutub
Proteksi Pembatas Arus yang fungsinya untuk membatasi arus agar tidak terjadi kesalahan, Digital
ACA Meter yang berfungsi untuk mengukur besar arus AC pada rangkaian, Digital ACV Meter yang
berfungsi untuk mengukur besar tegangan AC yang mengalir pada rangkaian, selanjutnya ada Set
Sekering yang berfungsi untuk melindungi perangkatt/komponen dari kerusakan akibat dari arus
listrik yang berlebihan, selanjutnya ada trafo satu fasa, meja laboratorium, bingkai percobaan, tempat
penyambung hantaran, set penyambung hantaran, dan terakhir set steker penghubung. Itulah alat alat
beserta sedikit fungsinya yang digunakan pada praktikum modul ini.Adapun tujuan yang ingin
dicapai pada praktikum modul ini yaitu Setelah menyelesaikan percobaan, praktikan mampu
menghubungkan tiga fase transformer dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan dari
gulungan.

Transformator atau Trafo seperti yang dijelaskan sebelumnya merupakan alat yang berfungsi
untuk memindahkan atau mengubah energi listrik ke rangkaian lainnya melalui suatu gandingan
magnet berdasarkan prinsip elektromagnetik. Adapun pada praktikum ini kita berfokus pada
pengujian open circuit pada transfomrator. Pada umumnya kita tahu bahwa pada trafo ini didalmnya
terdapat kumparan primer, inti besi, dan kumparan sekunder. Nah dilakukan pengujian open circuit
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

pada trafo dengan tujuan untuk mengamati atau menghitung rugi rugi besi yang dihasilkan oleh trafo
tersebut.

Sesuatu pengujian dapat dikatakan pengujian open circuit apabila memenuhi beberapa syarat
diantaranya yaitu pertama rangkaian nya tertutup, kedua adanya GGL ( Gaya Gerak Listrik) , dan
terakhir atau ketiga yaitu dihubungkan dengan penghantar. Pada pengujian open circuit jenis trafo
yang kita gunakan adalah trafo step up artinya belitan pada kumparan sekundernya lebih banyak
dibanding dengan belitan pada kumparan primernya. Trafo Step Up merupakan trafo yang biasa
digunakan untuk menaikkan tegangan listrik makanya dinamakan trafo step up. Pada pengujian open
circuit kan untuk mencari rugi rugi pada inti besi, sedangkan pada inti besi itu terdapat dua jenis rugi
rugi yaitu rugi hysteresis sama rugi rugi Eddy. Rugi Histerisis merupakan rugi yang disebabkan oleh
jenis besi yang digunakan sebagai inti besi trafo, sedangkan untuk rugi rugi eddy merupakan suatu
rugi rugi yang disebabkan oleh arus yang bersikulasi dalam dalam inti trafo yang diakibatkan oleh
terjadinya perubahan fluks. setiap cara untuk mengatasi kedua rugi rugi ini berbeda satu sama lainnya.
Untuk mengatasi rugi rugi eddy yaitu dengan membuat inti besi trafo terlaminasi atau berlapis lapis
supaya dapat memecah induksi arus eddy yang terbentuk dalam inti besi supaya tidak terbagi dan
tidak menimbulkan panas yang berlebih. Sedangkan untuk rugi rugi histerisis dapat diatasi dengan
cara melakukan pendinginan atau cooling pada trafo. Sistem pendingan pada trafo dibagi menjadi 2
jenis yaitu Tipe Kering dan tipe basah. Tipe kering lagi terbagi menjadi AA ( pendingian NAtural)
menggunakan udara dan AFA ( pendinginan udara terpompa) biasanya menggunakan kipas.
Sedangkan untuk pendinginan tipe basah terbagi menjadi beberpaa jenis yaitu yang pertama ONAN
(Oil Natural Air Natural) pada tipe ini Oil dan Air nya bersirkulasi secara alami, kemudian kedua ada
tipe ONAF (Oil Natural Air Forced) pada tipe ini Cuma Oil/minyak nya yang bersirkulasi secara
alami, sedangkan Air/udaranya dibantu dengan kipas. Tipe yang ketiga yaitu OFAF ( Oil Forced Air
Forced) untuk tipe ini oil akan didinginkan melalui pompa agar bersirkulasi dengan cepat selain itu
dibantu juga dengan kipas. Dan untuk tipe keempat atau tipe terakhir yaitu OFWF (Oil Forced Water
Forced) pada tipe ini Oil bersirkulasi secara paksa dan Water sebagai pendingin luar juga bersirkulasi
dengan paksa.

Pada rangkaian dapat kita amati bahwa saat trafo kita open circuit maka tegangan yang ada pada
kumparan primer itu mencapai tak terhingga namun arus nya mendekati nol secara otomatis maka
pada kumparan primernya tegangan nya nilainya hampir mendekati nol tetapi arusnya mendekati tak
terhingga atau tak terhingga

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Adapun kesalahan kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum ini yaitu kerusakan pada alat yang
digunakan, seperti trafo yang digunakan turn ratio kedua belitannya berbeda jauh yang artinya trafo
tidak lagi efisien sehingga menyebabkan data yang didapatkan tidak lagi akurat.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

X. KESIMPULAN

1). Untuk menghitung kerugian pada inti besi dapat digunakan rumus 0,4 × V1 × I1. Seperti pada
praktikum ini rugi inti besi yang didapatkan bernilai sebesar 5,952 VA.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

MODUL VI
PENGUJIAN HUBUNG SINGKAT
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan praktikum ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan pengujian hubung
singkat ini dan menentukan rugi-rugi tembaga pada transformator satu fasa.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama alat Kode Alat
1 Modul power suplai tiga fasa EM-3310-1B

1 Modul 3ɸ AC/DC Power Suplai EM-3310-1D

1 Saklar tiga kutub pengaman pembatas arus EM-3310-2A

2 AC Ampere meter digital EM-3310-3C

1 AC Voltmeter digital EM-3310-3D

1 Perlengkapan sekring EM-3310-5B

1 Trafo satu fasa EM-3340-1A

1 Meja laboratorium EM-3380-1A

1 Kerangka percobaan atau EM-3380-2B

Kerangka percobaan EM-3380-2A

1 Penghubung penahan EM-3390-1A

1 Perlengkapan penghubung EM-3390-3A

1 Perlengkapan jumper pengaman EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

III. TEORI
Percobaan hubung singkat ini dapat dipakai untuk mencari rugi-rugi tembaga. Arus hubung
singkat pada tegangan nominal akan sangat besar, hingga dapat merusak lilitan primer skunder
karena panas yang timbul (karena rugi-rugi tembaga pada lilitan). Pada percobaan ini arus yang
mengalir pada ampermeter diatur sedemikian hingga tidak menimbulkan panas yang berlebihan.
Pada umumnya tegangan Vi sekitar 5 – 10 % dari tegangan nominal.

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 3.2 Rangkaian Ekivalen

Dalam keadaan hubung singkat, impedansi beban diperkecil hingga nol akibatnya I2 jauh lebih
besar dibandingkan dengan Io. oleh karena V2 kecil dan akibatnya V1 juga kecil yang berartifluks
magnetik dan kerapatan fluks (B) juga kecil, dan dapat diabaikan. Impedansi yang ada Zekl =
Rekl + jXekl yang membatasi arus.
Dimana ; Rekl = R1 + a2R2 dan Xekl = X1 + a2X2.
Dari hasil pengukuran tersebut dapat dihitung, dimana Pcu = rugi tembaga.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IV. TEORI TAMBAHAN

Rugi Dan Efisiensi Transformator

Rugi Tembaga ( Pcu )

Rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada kawat tembaga dapat ditulis sbb :

Pcu = I2 R

Karena arus beban berubah ubah, rugi tembaga juga tidak konstan bergantung pada beban

Rugi Besi ( Pi )

Rugi besi terdiri dari :

(1) Rugi histerisis, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak balik pada inti besi, yang dinyatakan
sebagai :

Ph = Kh fBmaks watt

Kh = konstanta

Bmaks = fluks maksimum (weber)

Rugi ‘eddy current’ yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi. Dirumuskan sebagai:

Pa = Ka ƒBmaks watt

Jadi rugi besi (rugi inti) adalah :

Pi = Ph + Pa

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Efisiensi

Efisiensi dinyatakan sebagai :

Perubahan Efisiensi terhadap beban

Perubahan efisiensi terhadap beban dinyatakan sebagai :

Artinya : Untuk beban tertentu, efisiensi maksimum terjadi ketika rugi tembaga = rugi inti.

Perubahan Efisiensi terhadap faktor kerja (cos j) Beban.

Perubahan Efisiensi terhadap faktor kerja (cos j) beban dapat dinyatakan sebagai:

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Maka :

Gambar 2 Perubahan efisiensi terhadap cos φ beban

Sumber : http://riza-electrical.blogspot.com/2013/03/rugi-dan-efisiensi-transformator.html

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 3.2 Circuit diagram for short-circuit test

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Gambar 3.3 Connection diagram for short-circuit test

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan mengubah


rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika terjadi
bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga fasa.

1. Letakkan modul 3ɸ AC/DC power suplai pada meja laboratorium pasang modul
yang dibutuhkan pada kerangka percobaan.
2. Susun rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian pada Fig. 1-2-1 dan rangkailah
sesuai dengan diagram pada Fig. 1-2-2. Pada modul 3ɸ AC/DC power suplai, atur
knob pengaturtegangan pada posisi 0.
3. Secara berurutan nyalakan pengaman pembatas arus 3 kutub dan modul power suplai tiga
fasa
4. Hidupkan modul 3ΦAC/DC power suplai. Secara perlahan putar knob pengatur tegangan
searah dengan jarum jam sampai arus sekunder I2 mencapai 5A
5. Atur tegangan pada V1 sebesar 2volt, 4volt, 6volt, dan 8volt secara berurutan dengan
syarat arus sekunder I2 tidak melebihi 5A
6. Catat nilai tegangan primer V1, arus primer I1, dan arus sekunder I2 pada tabel 1- 2-1
7. Secara berurutan matikan modul 3ΦAC/DC power suplai, pwer suplai tiga fasa dan
pengaman pembatas arus 3 fasa

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 1-2-1 Mengukur besarnya nilai tegangan dan arus

V1 (Volt) I1 (Ampere) I2 (Ampere) PLOSS (Watt)


12 V 0,54 A 5,02 A 6,68 VA

VII. PENGOLAHAN DATA


PLOSS = V1 x I1 = 12 V x 0,54 A = 6,48 VA

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VIII. TUGAS AKHIR

1. a. Gambarkan rangkaian ekivalen dari pengujian hubung-singkat ini!


b. Hitunglah besarnya nilai rugi-rugi tembaga dengan menggunakan rumus: Rugi-rugi tembaga
PLOSS= V1 x I1 =…
2. Apa tujuan kita mencari nilai rugi-rugi tembaga pada trafo?
3. Trafo jenis apa yang kita pakai pada pengujian hubung-singkat ini dan mengapa menggunakan
trafo jenis tersebut? Jelaskan!
4. Apa saja yang mempengaruhi besarnya nilai rugi-rugi tembaga? bagaimanakah cara untuk
mengurangi besarnya rugi-rugi tembaga? Jelaskan dengan menggunakan rumus tahanan!
5. Jelaskan apa itu bahan ferromagnetik, paramagnetik dan diamagnetic!

Jawab :

1. a.

b. PLOSS = V1 x I1 = 12 V x 0,54 A = 6,48 VA


2. Bertujuan agar kita dapat mengetahui jenis tembaga yang tepat untuk digunakan pada trafo
sehingga dapat mengurangi rugi rugi yang didapatan.
3. Pada pengujian ini kita menggunakan Trafo jenis Step down, hal ini dikarenakan pada jenis
trafo ini tegangan yang dihasilkan kumparan primernya lebih besar dibandingkan dengan
tegangan yang dihasilkan kumparan sekundernya.
4. Dengan menggunakan rumus tahanan maka dapat disimpulkan bahwa nilai rugi rugi tembaga
itu sebanding dengan nilai I2.R yang dimana I melambangkan arus yang mengalir pada
kumparan, dan R melambangkan nilai tahanan tembaga tersebut. Semakin besar arusnya maka
semakin besar pula rugi rugi yang ditimbulkan tembaga tersebut, sehingga disimpulkan semakin
besar beban yang ada pada motor, maka semakin besar pula arus yang dibutuhkan motor
tersebut, dengan semakin besar arus yang digunakan maka semakin besar pula rugi rugi
tembaga yang ditimbulkan.
5. Jawab :
a) Bahan Ferromagnetik merupakan bahan/zat/ benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet.
Contohnya seperti kobalt,besi, nikel, baja,dll.
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

b) Bahan Paramagnetik adalah bahan/zt/benda yang dapat ditarik oleh magnet tetapi
tarikannya lemah. Contohnya seperti aluminium dan platina.
c) Sedangkan bahan Diamagnetik merupakan baham/zat/benda yang tidak dapat ditarik oleh
magnet. Contohnya seperti bismuth,seng,emas, timah hitam, garam dapur,dll.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IX. ANALISA

Pada praktikum Trafo dan Mesin Induksi modul ini memiliki judul “ Pengujian hubung
singkat“. Sebelum mengenal lebih dalam apa itu Pengujian short Circuit, pertama tama yang akan
saya jelaskan yaitu apa itu transformator atau biasa disingkat dengan trafo, karna praktikum modul ini
hanya berfokus pada trafo, saya Cuma akan menjelaskan apa itu trafo. Trafo atau transformator
merupakan alat yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik ke rangkaian lainnya, melalui
suatu gandingan magnet dan berdasarkan prinsip elektromagnetik. Fungsi dari transformator atau
trafo antara lain yaitu dapat sebagai alat distribusi dan transmisi daya listrik, selanjutnya dapat
sebagai rangkaian control, dan yang terakhir dapat sebagai rangkaian pengatur frekuensi.
Transformator atau trafo terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu ada Trafo Step up, Trafo Step-
down. Berdasarkan penggunaannya terbagi menjadi trafo daya, trafo distribusi, trafo pengukuran,
trafo proteksi, dll. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum modul ini yaitu Setelah
menyelesaikan praktikum ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan pengujian hubung singkat ini dan
menentukan rugi-rugi tembaga pada transformator satu fasa

Adapun alat alat yang digunakan pada praktikum ini ada beberapa yaitu modul power supply 3
fasa yang fungsinya sebagai sumber tegangan, 3 ɸ AC/DC Power Supply yang fungsinya sebagai
untuk mengaliri komponen arus listrik berupa arus AC maupun arus DC, Modul Saklar 3 kutub
Proteksi Pembatas Arus yang fungsinya untuk membatasi arus agar tidak terjadi kesalahan, Digital
ACA Meter yang berfungsi untuk mengukur besar arus AC pada rangkaian, Digital ACV Meter yang
berfungsi untuk mengukur besar tegangan AC yang mengalir pada rangkaian, selanjutnya ada Set
Sekering yang berfungsi untuk melindungi perangkatt/komponen dari kerusakan akibat dari arus
listrik yang berlebihan, selanjutnya ada trafo satu fasa, meja laboratorium, bingkai percobaan, tempat
penyambung hantaran, set penyambung hantaran, dan terakhir set steker penghubung. Itulah alat alat
beserta sedikit fungsinya yang digunakan pada praktikum modul ini.Adapun tujuan yang ingin
dicapai pada praktikum modul ini yaitu Setelah menyelesaikan percobaan, praktikan mampu
menghubungkan tiga fase transformer dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan dari
gulungan.

Transformator atau Trafo seperti yang dijelaskan sebelumnya merupakan alat yang berfungsi
untuk memindahkan atau mengubah energi listrik ke rangkaian lainnya melalui suatu gandingan
magnet berdasarkan prinsip elektromagnetik. Adapun pada praktikum ini kita berfokus pada
pengujian short circuit. Pengujian short circuit itu dilakukan dengan tujuan untuk menghitung rugi

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

rugi tembaga yang dihasilkan pada kumparan primer dan kumparan sekunder pada trafo. Rugi rugi ini
disebabkan karena adanya arus yang mengalir pada kumparan primer dan kumparan sekundernya.

Untuk menghitung rugi rugi pada tembaga dapat dilakukan dengan menggunakan rumus P = I2 × R,
𝑳
sedangkan untuk R tembaga dapat dicari dengan menggunakan rumus R= 𝝆 𝑨 . untuk mengatasi rugi

rugi pada tembaga ini yang dapat kita lakukan yaitu memilih mutu kawat yang bagus serta memiliki
hambatan yang kecil.

Saya akan sedikit menjelaskan mengenai rangkaian ekivalen dari pengujian hubung singkat ini.
Pertama tama berbeda dengan rangkaian open circuit yang dimana kumparan sekundernya kita open
circuit atau kita lepas, pada rangkaian hubung singkat ini kumparan primer dan kumparan
sekundernya kita hubung singkat dengan meletakkan amperemeter diantara kumparan primer dan
kumparan sekundernya sehingga otomatis arus yang melewati kumparan primer akan masuk ke
kumparan sekundernya. Sehingga pada kumparan sekundernya nilai tegangannya mendekati nol
namun arus nya mencapai tak terhingga sedangkan pada kumparan primernya nilai tegangannya
mencapai tak terhingga namun nilai arusnya mendekati nol. Sehingga berdasarkan hal itu dapat
disimpulkan bahwa pada praktikum ini jenis trafo yang kita gunakan yaitu jenis trafo step down karna
lilitan kumparan primernya lebih banyak dibanding dengan lilitan pada kumparan sekundernya yang
menyebabkan tegangan yang dihasilkan kumparan primernya lebih besar dibanding dengan kumparan
sekundernya. Jenis Trafo Step Down merupakan jenis trafo yang digunakan untuk menurunkan
tegangan listrik

Adapun kesalahan kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum ini yaitu kerusakan pada alat yang
digunakan, seperti trafo yang digunakan turn ratio kedua belitannya berbeda jauh yang artinya trafo
tidak lagi efisien sehingga menyebabkan data yang didapatkan tidak lagi akurat.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

X. KESIMPULAN

1. Pengujian hubung singkat dilakukan dengan tujuan untuk mengukur rugi rugi yang dihasilkan oleh
tembaga yang dalam hal ini terdapat pada kumparan primer dan kumparan sekunder. Pengujian ini
biasanya dilakukan pada trafo jenis step down karena pada trafo ini kumparan primer tegangan nya
tinggi arusnya lemah sedangkan kumparan sekunder tegangannya kecil arusnya tak terhingga.
Dengan melakukan pengujian ini kita dapat mengantisipasi jenis tembaga mana yang bagus
digunakan supaya dapat mengurangi besarnya rugi rugi tembaga yang didapat

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

MODUL VII
UJI KARAKTERISTIK TORSI-KECEPATAN DENGAN
GULUNGAN SPLIT-FASE AWAL

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini. Anda harus dapat mendemonstrasikan karakteristik
torsi-kecepatan pada starting motor induksi fase pisah satu-fase dengan gulungan fase pisah.

II. PERALATAN PERCOBAAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat


1 Motor induksi Satu Fase EM-3330-1C

1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A


1 Brake Controller EM-3310-1N
1 Three-Phase Power Supply Module EM-3310-1B
1 Three-Pole Current Unit Protection Switch EM-3310-2A
Module
1 Digital Power Analysis Meter EM-3310-3H
Or Digital ACA Meter EM-3310-3C
Digital Three-Phase Watt Meter EM-3310-3E
Digital Power Factor Meter EM-3310-3F
1 Coupling EM-3390-2A

1 Coupling Guard EM-3390-2B


1 Shaft End Guard EM-3390-2C
1 Laboratory Table EM-3380-1A
1 Experimental Frame EM-3380-2B
Or Experimental Frame EM-3380-2A
1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A

1 Connecting Leads Set EM-3390-3A


1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

III. TEORI

Motor split fasa (split phase winding)


Motor jenis ini merupakan motor satu fasa yang menggunakan kumparan bantu untuk
menghasilkan gaya putar. Jenis motor ini disebut juga motor fase belah, mempunyai
kumparan utama dan kumparan bantu. Kumparan bantu digunakan untuk menghasilkan
medan yang berbeda fasa dengan medan yang dihasilkan pada kumparan utama. Kumparan
bantu ini dapat berupa belitan induktor dengan resistor dan induktor dengan kapasitor. Motor
fasa terpisah adalah jenis motor induksi satu fasa yang dijalankan dengan bantuan sebuah
belitan bantu pada belitan utama di stator dimana belitan terpisah sebesar 90 ˚ listrik pada
stator motor dan dieksitasi dengan dua ggl bolak-balik yangberbeda fasa sebesar 90 ˚ listrik.

Gambar 1 Rangkaian ekivalen motor induksi split-phase

Belitan bantu dirancang memliki perbandingan tahanan terhadap reaktansi yang lebih
tinggi daripada belitan utama,sehingga arus pada belitan bantu akan mendahului (leading)
dari arus pada belitan utama. Setelah mencapai kecepatan sinkron sebesar sekitar 70 sampai
80 persen kecepatan sinkron,sakelar sentrifugal akan memisahkan belitan bantu dari
rangkaian. Perbedaan fasa kedua arus dapat ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Perbedaan fasa arus belitan bantu dan utama stator pada motor split-phase

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IV. TEORI TAMBAHAN

MOTOR SPLIT PHASE ( MOTOR FASE / FASA BELAH)


Motor Spit Phase (Motor Fase Belah) merupakan motor listrik yang mempunyai kumparan utama dan
kumparan bantu yang ditambah dengan saklar sentrifugal (Sentrifugal Switch). Kumparan motor
menggunakan gulungan tipe kurungan (squirrel cage winding) yang terdiri dari gulungan kawat email
yang ditempatkan pada alur rotor. Kemudian ujung dari masing-masing kawat email tersebut
dihubungkan dengan komutator.

Bagian-bagian motor split phase (motor fasa belah)

1. Rotor
Rotor merupakan bagian motor listrik yang berputar/bergerak. Bagian ini yang akan terhubung
dengan penggerak bagian luar.

2. Stator
Stator merupakan bagian motor listrik yang tidak berputar/tetap. Bagian ini menjadi satu bagian
dengan body motorlistrik.

3. Saklar sentrifugal
Saklar sentrifugal tersebut merupakan suatu sakalar yang terdiri dari dua bagian utama antara lain
bagian tetap dan bagian bergerak.

Gulungan utama mempunyai nilai resistansi yang lebih kecil tetapi dengan reaktansi yang lebih besar.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Kebalikannya, gulungan bantu mempunyai nilai resistansi yang lebih besar tetapi dengan reaktansi
yang lebih kecil. Kedua gulungan dengan perbedaan karakteristik tersebut dijadikan satu sehingga
terjadi pergeseran sudut fasa arus yang mengalir ke gulungan utama. Dengan adanya perbedaan fasa
arus pada gulungan utama dan gulungan bantu maka akan terjadi medan magnet pada bagian stator.
Medan magnet yang dihasilkan ini akan menginduksi bagian rotor dan menyebabkan rotor
bergerak/berputar.

Agar mendapatkan hasil putaran yang maksimal, maka beda fasa antara gulungan utama dan
gulungan bantu harus didesain dengan baik. Untuk motor listrik fasa belah dengan empat kutub,
penempatan antara gulungan utama dengan gulungan bantu berbeda 90o dan untuk motor fasa belah
dengan delapan kutub, penempatan antara gulungan utama dengan gulungan bantu berbeda 45o dan
untuk motor fasa belah dengan duabelas kutub, penempatan antara gulungan utama dengan gulungan
bantu berbeda 30o.

Pada saat motor dalam keadaan berhenti/diam, saklar sentrifugal dalam keadaan tertutup (NC :
Normally Close). Saklar sentrifugal digunakan untuk memutus arus yang mengalir ke gulungan bantu
dan akan terbuka pada saat motor sudah mencapai sekitar 75% dari kecepatan maksimal. Sehingga
pada saat motor listrik fasa belah sudah mencapai kecepatan maksimal, maka yang bekerja hanya
gulungan utama saja, sedangkan gulungan bantu tidak bekerja.
Motor listrik fasa belah biasanya digunakan untuk daya listrik yang kecil. Ciri motor listrik fasa belah
yang paling utama yaitu tidak menggunakan kapasitor.

Sumber : https://www.tptumetro.com/2020/07/motor-split-phase-motor-fase-fasa-belah.html

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Fig. 11-1-1 Circuit diagram for torque-speed characterictic test

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Fig. 11-1-2 Connection diagram for torque- speed characterictic test

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

PROSEDUR
PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di
Laboratorium ini! Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang
bertegangan kecuali telah ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan,
segera tekan tombol EMERGENCY OFF yang berwarna merah pada MODUL
POWER SUPPLY TIGA FASA.
1. Siapkan motor induksi satu-fasa, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol pengereman
pada meja laboratorium. Hubungkan secara mekanis motor induksi satu fasa denganunit
rem bubukmagnetik menggunakan sebuah kopel. Kunci basis mesin dengan aman
menggunakan sekrup Delta. Pasang pelindung kopling dan pelindung ujung poros.
Sambungkan pengontrol rem ke unit rem bubuk magnetik secara elektrik menggunakan
kabel
SELESAIKAN LATIHAN LABORATORIUM SECEPAT MUNGKIN UNTUK
MENGHINDARI KENAIKAN SUHU DALAM KONDISI BERBEBAN
2. Pasang modul yang diperlukan dalam percobaan. Buatlah rangkaian sesuai dengan
diagram rangkaian pada gambar 11-1-1 dan diagram koneksi pada diagram 11-1-2.
Mintalah Asisten memeriksa rangkaian yang telah Anda selesaikan. Catatan: Sakelar
termal motor induksi fase tunggal dan unit rem bubuk magnetik harus dihubungkan secara
bersamaan.
Buatlah diri Anda akrab dengan operasi controller rem bubuk dengan merujuk kepada
operasi manual EM-3320. Sebelum menggunakan pengontrol rem dan unit rem bubuk
magnetik, Andaharus terlebih dahulu mengkalibrasi tampilan torsi pengontrol rem hingga
0 kg-m dengan menyesuaikan tombol ADJ nol yang terletak di panel belakang unit rem
bubuk magnetik dalamkondisi menyala.
3. Secara berurutan Hidupkan pengontrol rem, unit rem bubuk magnetik, Sakelar proteksi
batas arus 3 kutub dan modul catu daya tiga fasa. Motor harus mulai berjalan segera. Pada
saat ini saklar sentrifugal harus diaktifkan. Jika tidak, segera matikan daya dan periksa
kembali rangkaian.

Atur pengontrol rem untuk beroperasi dalam mode/loop tertutup/modus torsi konstan dan
mengatur torsi output ke 0 kg-m. Jika controller tidak beroperasi secara normal, reboot
denganmenekan tombol reset. Jika rotor dikunci dengan torsi rem yang berat, lepaskan
pengereman dengan menekan tombol ESC atau kembali.Catat nilai dari daya motor P,
motor arus I, faktor daya cos θ, dan kecepatan motor N yang akan ditampilkan oleh digital
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Power Analysis meter pada tabe


4. Atur pengontrol rem untuk melepaskan pengereman. Dengan kata lain, lepaskan
pengereman dengan menekan tombol ESC atau BACK pada pengontrol rem.
5. Ulangi langkah 4 hingga 6 untuk pengaturan torsi lain yang tercantum dalam tabel 11-1-
1Catatan: arus motor tidak boleh melebihi 130% dari nilai rata-rata 2,37 A x 1,3 = 3,08A
6. Secara berurutan Matikan catu daya tiga fase, modul Sakelar proteksi arus 3 kutub,
unitrem bubuk magnetik dan pengontrol rem.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 1-1-1 Nilai Pengukuran P, I, N, dan Cos 𝜃

T (kg-m) 0 0.05 0.1 0.15 0.2

P (W) 427,071 440,02 471,427 535,313 616,77

I (A) 1,94 1,998 2,14 2,43 2,8

N (rpm) 1492 1472 1448 1427 1404

Cos 𝜃 0,271 0,46 0,627 0,713 0,77

VII. PENGOLAHAN DATA

1. 𝑃 = 𝑉 × 𝐼 + cos 𝜑
𝑃 = 220 × 1,94 + 0,271 = 427,071

2. 𝑃 = 𝑉 × 𝐼 + cos 𝜑
𝑃 = 220 × 1,998 + 0,46 = 440,02

3. 𝑃 = 𝑉 × 𝐼 + cos 𝜑
𝑃 = 220 × 2,14 + 0,627 = 471,427

4. 𝑃 = 𝑉 × 𝐼 + cos 𝜑
𝑃 = 220 × 2,43 + 0,713 = 535,313

5. 𝑃 = 𝑉 × 𝐼 + cos 𝜑
𝑃 = 220 × 2,8 + 0,77 = 616,77

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VIII. TUGAS AKHIR

1. Dengan menggunakan data pada table 1-1-1 gambarkan kurva T vs N dan jelaskan hubungan
antara Torsi dengan kecepatan pada motor tersebut.!

2. Hitunglah Nilai slip dari berbagai nilai torsi pada table pengamatan 1-1-1!

3. Jelaskan karakteristik torsi-kecepatan dengan gulungan split fase awal!

4). Jelaskan dengan detail hubugan daya,arus, kecepatan,torsi, dan factor daya. Dan jelaskan apa
pengaruh dari daya,arus, kecepatan, torsi, dan factor daya tersebut terhadap motor induksi!

5). Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan!

JAWAB :

1. Hubungan torsi dengan kecepatan itu berbanding terbalik. Artinya semakin besar torsi beban
suatu motor maka semakin lambat pula kecepatan motor tersebut.

𝑵𝒔−𝑵
2. Rumus : Slip = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
𝑁𝑠−𝑁
1) Slip = × 100%
𝑁
1500−1492
Slip = × 100% = 0,05%
1492
1500−1472
2) Slip = 1472
× 100% = 1,86%
1500−1446
3) Slip = × 100% = 3,6%
1446
1500−1448
4) Slip = × 100% = 5,06%
1448
1500−1404
5) Slip = × 100% = 6,4%
1404

3. Karakteristik torsi-kecepatan yaitu semakin besar torsi beban yang diberikan maka semakin
lambat pula kecepatan yang dihasilkan rotor tersebut (berbanding terbalik). Bisa juga
sebaliknya, semakin besar torsi bebannya maka semakin besar pula kecepatan rotornya
(berbanding lurus). Tetapi pada praktikum ini hubungannya yaitu berbanding terbalik.
4. Berdasarkan data pengamatan dapat dilihat bahwa hubugan antara torsi dan daya,tegangan,
arus, serta cos phi nya itu berbanding lurus, sedangkan untuk hubungan torsi dengan kecepatan
itu berbanding terbalik. Pada motor induksi semakin besar torsi yang diberikan maka semakin
besar pula daya yang dibutuhkan motor tersebut agar dapat berputar sehingga membuat cos phi
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

nya semakin baik tetapi kecepatan rotornya semakin melambat sehubung dengan peningkatan
torsinya.
5. Dari perocbaan dapat saya simpulkan bahwa karakteristik dari torsi-kecepatan itu sangat
berhubungan dengan persamaan dari torsi beban itu sendiri yang dimana semakin besar torsinya
maka semakin besar pula daya yang dibutuhkan tetapi semakin lambat kecepatan yang
dihasilkan motor tersebut.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IX. ANALISA

Pada praktikum Trafo dan Mesin Induksi modul pertama ini memiliki judul “ Uji Karakteristik
Kecepatan Torsi-Kecepatan dengan gulungan split fasa “. Sebelum kita mengenal lebih dalam
mengenai karakteristik kecepatan torsi, saya akan sedikit menjelaskan apa itu motor induksi 1 fasa.
Motor induksi 1 fasa merupakan suatu motor induksi yang bekerja berdasarkan induksi
elektromagnetik. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini yaitu Setelah menyelesaikan
percobaan ini, anda diharapkan dapat menjelaskan karakteristik kecepatan-torsi dari rotor belitan
motor 1 fasa.

Adapun alat alat yang digunakan pada praktikum ini sesuai dengan video yang telah digunakan,
yaitu yang pertama ada trafo 3 fasa yaitu alat yang akan kita amati karakteristik belitannya, tripes
karduin protecting yang berfungsi untuk memberikan perlindungan pada system dan tripes karduin
power suplai yang fungsinya sebagai sumber tegangan pada percobaan, alat selanjutnya yaitu digital
rpm meter yaitu alat yang berfungsi untuk mengukur nilai kecepatan torsi, selanjutnya ada digital
power analisis meter yaitu alat yang akan digunakan untuk mengukur nilai daya, tegangan, arus, cos
phi, dll. Adapun alat selanjutnya yang kita gunakan yaitu motor induksi 1 fasa. Kemudian ada
magneting powder break unit dan break controller yang berfungsi untuk mengatur torsi dari motor
induksi 1 fasa yang akan kita gunakan. Itulah gambaran beberapa alat yang akan kita gunakan pada
praktikum ini.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, mesin induksi merupakan mesin yang tidak pernah berjalan
dengan kecepatan RMF ( Rotating magneting fields) Stator. Adapun jenis motor yang kita gunakan
pada praktikum ini yaitu motor induksi 1 fasa yang dimana kontruksinya cenderung sederhana. Pada
motor ini terdapat bagian stator, stator merupakan bagian pada motor yang tetap diam dan terletak di
bagian luar, selanjutnya ada rotor merupakan bagian pada motor yang akan berputar. Bagian
selanjutnya yaitu bagian drive shaft yaitu bagian yang berfungsi sebagai poros penggerak, dan bagian
yang terakhir yaitu terminal box yang dimana bagian ini berfungsi untuk menghubungkan sumber
tegangan dengan motor. Pada motor induksi 1 fasa dengan motor induksi 3 fasa biasanya memiliki
perbedaan pada bagian statornya, yang dimana pada bagian stator motor induksi 1 fasa itu memiliki 2
belitan yang biasanya kita sebut dengan belitan utama dan belitan bantu. Selanjutnya pada bagian
rotor, rotor pada motor induksi biasanya dibagi menjadi dua bentuk yaitu rotor tipe sangkar dan rotor
tipe belitan. Kedua tipe rotor ini memiliki keunggulan masing masing yang dimana rotor tipe sangkar
itu memiliki kontruksi yang sangat kuat dan tahan digunakan pada kondisi medan yang ektrim

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

sedangkan untuk rotor tipe belitan itu karakteristik keluarannya dapat diubah ubah dengan
menggunakan resistor variable yang dihubungkan secara seri dengan belitan rotornya.

Selain itu pada rotor tipe ini, torsi awalnya tinggi dengan arus yang rendah.

Saya akan sedikit menjelaskan prinsip kerja dari motor induksi 1 fasa. Pertama tama motor kita
berikan sumber AC 220V, kemudian arus tersebut akan mengalir masuk ke dalam belitan utama dan
terinduksi disana, selain arus yang masuk ke belitan utama ada juga arus yang akan mengalir
melewati saklar Sentrifugal yang dimana sacral ini berfungsi untuk memutus arus yang akan masuk
ke belitan bantu. Arus kemudian masuk ke belitan bantu dan terinduksi kemudian menghasilkan
medan magnet. Yang membedakan motor induksi 3 fasa dengan 1 fasa disini yaitu motor induksi 3
fasa, rotornya sudah dapat berputan karena pada motor ini sudah memiliki 2 belitan didalamnya
berbeda dengan 1 fasa yang tidak dapat berputar dengan sendirinyaa karna hanya memiliki 1 belitan,
sehingga dibutuhkan belitan bantu untuk menghasilkan RMF (rotating magneting field) yang arahnya
berlawanan dengan arah belitan utama sehingga dapat menggerakkan rotor yang ada didalamnya,
itulah fungsi untuk adanya belitan bantu pada motor induksi 1 fasa. Belitan bantu hanya digunakan
pada saat motor pertama kali digunakan (start), Ketika rotor sudah berputar maka belitan bantu
tersebut tidak akan digunakan lagi.

Pada table data pengamatan dapat kita perhatikan, Ketika setiap beban torsi kita tambahkan maka
arus yang kita dapat juga akan semakin meningkat, tetapi untuk kecepatan torsinya (rpm) yang kita
dapatkan semakin menurun, sehingga dapat kita simpulkan bahwa semakin tinggi beban torsi yang
kita berikan pada rotornya maka akan semakin besar arus yang akan kita dapatkan tetapi kecepatan
torsi atau putar dari rotor itu sendiri akan menurun. Sedangkan untuk cos phi yang kita dapatkan tetap
tidak bagus ( dibawah 1 ).

Adapun kesalahan kesalahan yang dapar terjadi pada praktikum kali ini yaitu kesalahan yang
disebabkan oleh alat yang digunakan, bisa jadi alat yang digunakan sudah cenderung lama atau rusak
akibat secara terus menerus digunakan sehingga alat menjadi kurang efisien dan data yang didapatkan
cenderung tidak akurat. Kesalahan lain yang mungkin dapat terjadi yaitu kesalahan yang disebabkan
oleh praktikan itu sendiri, contohnya bisa seperti kesalahan praktikan dalam menghubungkan
komponen komponen yang akan digunakan pada praktikum ini, akibat dari kesalahan ini dapat
menyebabkan mesin induksi tidak dapat berfungsi atau walaupun berfungsi data yang didapatkan
tidak akurat alias salah.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

X. KESIMPULAN

1). Karakteristik kecepatan torsi pada percobaan ini sangat ditentukan oleh besarnya beban torsi yang
diberikan, semakin besar beban torsi yang diberikan maka semakin lambat pula kecepatan torsi
yang ada pada rotor tersebut..

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

MODUL VIII
PERCOBAAN KARAKTERISTIK TORSI-KECEPATAN
DENGAN RUNNING DAN STARTING KAPASITOR
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan latihan, Anda harus bisa menunjukkan hubungan karakteristik
Torsi-Kecepatan Motor Induksi satu fasa split phase dengan running dan starting kapasitor

II. PERALATAN PERCOBAAN

Jumlah Alat Kode Alat


1 Single-phase Induction Motor EM-3330-1C

1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A

1 Brake Controller EM-3310-1N

1 Three-phase Power Supply Module EM-3310-1B

1 Three-pole Current Limiter Protection Switch Module EM-3310-2A

1 Digital Power Analysis Meter EM-3310-3H

Or Digital ACA Meter EM-3310-3C

Digital Three-Phase Watt Meter EM-3310-3E

Digital Power Factor Meter EM-3310-3F

1 Coupling EM-3390-2A

1 Coupling Guard EM-3390-2B

1 Shaft End Guard EM-3390-2C

1 Laboratory Table EM-3380-1A

1 Experimental Frame EM-3380-2B


1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A

1 Connecting Leads Set EM-3390-3A


1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

III. TEORI
Rangkaian Ekivalen Motor Induksi
Sebuah motor induksi untuk operasinya bergantung pada induksi tegangan dan arus
pada rangkaian rotornya dari rangkaian stator (tindakan transformator). Karena induksi
tegangan dan arus pada rangkaian rotor motor induksi pada dasarnya adalah operasi
transformator, rangkaian ekivalen motor induksi akan menjadi sangat mirip dengan
rangkaian ekivalen transformator.
Motor induksi disebut mesin eksitasi tunggal karena daya disuplai hanya ke rangkaian
stator. Karena motor induksi tidak memiliki rangkaian medan independen, modelnya tidak
akan mengandung sumber tegangan internal seperti tegangan yang dibangkitkan internal EA
dalam mesin sinkron.
Kita dapat memperoleh rangkaian ekivalen motor induksi dari pengetahuan tentang
transformator dan dari apa yang telah kita ketahui tentang variasi frekuensi rotor dengan
kecepatan pada motor induksi. Model motor induksi akan menjadi :

Gambar 1. Rangkaian motor induksi dengan rotor dan stator dihubungkan oleh rasio putaran dari transformator ideal

Motor Induksi Kapasitor


Motor induksi dengan tipe kapasitor digunakan untuk mengatasi kelemahan pada motor
tipe fasa tidak seimbang, karena besar kopel mulanya untuk beberapa aplikasi kurang
memuaskan. Motor kapasitor ini pada prinsipnya sama dengan fasa tidak seimbang
ditambah sebuah kapasitor yang dihubungkan secara seri dengan kumparan bantunya.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Gambar 2. Rangkaian ekivalen dan diagram fasor motor kapasitor, serta karakteristiknya

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IV. TEORI TAMBAHAN

Kapasitor Starting, Fungsi dan Cara Pasangnya


Kapasitor starting merupakan salah satu komponen yang biasanya ada pada motor listrik satu fasa.
Misalnya mesin pompa air, mesin cuci, kipas angin dan beragam perangkat elektronika yang
menggunakan motor atau dinamo sebagai komponen utamanya.
Pada jenis motor listrik satu fasa, kapasitor starting memiliki peran yang sangat penting bagi kinerja
motor listrik. Tanpa kehadiran kapasitor ini motor listrik mustahil dapat bekerja dengan normal. Di
artikel ini kita akan membahas tentang fungsi dan cara pasang kapasitor jenis ini di dalam perangkat
motor listrik.
Fungsi kapasitor pada motor listrik
Motor listrik ac atau biasa juga dikenal sebagai motor induksi ac asinkron menggunakan medan
magnet untuk menghasilkan torsi yang dapat memutar poros rotor. Terdapat dua jenis motor listrik ac
yang dikenal saat ini, yaitu motor listrik ac 3 fasa dan satu fasa.
Motor ac 3 fasa mempunyai keuntungan tersendiri dari sisi kehandalan dan efisiensi daya listrik
sehingga banyak digunakan di berbagai mesin produksi pabrik. Medan mganet yang tercipat pada
motor 3 fasa memiliki sudut offset pada tiap fasa sebesar 120 derajat.

Dengan sudut sebesar ini pada masing masing fasanya, memungkinkan motor ac 3 fasa dapat
menghasilkan torsi yang lebih baik dan efektif. Sehingga tidak membutuhkan tambahan kapasitor
untuk memberikan daya tambahan.
Berbeda dengan motor listrik ac jenis satu fasa, dimana membutuhkan daya yang lebih besar untuk
menghasilkan torsi yang dapat memutar rotor motor. Karena itu dibutuhkan sebuah kapasitor untuk
memberikan supplai daya tambahan pada kumparan motor.

Jadi, fungsi kapasitor pada perangkat motor listrik ac satu fasa adalah untuk memberikan tambahan
daya listrik yang dibutuhkan oleh kumparan agar menghasilkan medan magnet yang lebih kuat.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Motor induksi ac 1 fasa


Motor induksi ac satu fasa umumnya menggunakan dua kumparan pada konstruksinya. Dimana satu
kumparan berperan sebagai kumparan utama dan satu kumparan lagi sebagai kumparan bantu.
Dengan adanya kumparan bantu ini memungkinkan motor dapat dihidupkan dengan mudah.

Pada saat motor sudah bisa berputar, pada dasarnya dengan hanya satu kumparan utama saja sudah
memadai untuk mempertahankan putaran rotor. Motor dapat berputar secara terus menerus dengan
normal.

Namun dalam kondisi diam, satu kumparan utama motor listrik ac satu fasa tidak akan mampu
memutar rotor dari keadaan diam. Karena itu diperlukan kumparan bantu yang berfungsi untuk
memberikan tambahan torsi sehingga dapat memutar rotor untuk pertama kali.
Cara kerja kapasitor starting
Kapasitor starting difungsikan pada saat motor pertama kali dijalankan. Konstruksi motor seperti ini
biasanya menggunakan dua buah kapasitor untuk memberikan daya tambahan pada kumparan.

Saat motor listrik pertama kali dinyalakan, arus akan mengalir ke kumparan utama. Akibatnya
kumparan utama akan menghasilkan gaya induksi magnet di sekitar kumparan. Namun daya magnet
ini tidak cukup besar untuk memutar rotor.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Karena itu dibutuhkan kumparan bantu yang ikut memberikan daya magnet tambahan untuk memutar
rotor. Arus listrik akan mengalir ke kumparan bantu melalui kapasitor starting yang dirangkai paralel
dengan kapasitor running sehingga menghasilkan daya yang lebih besar.

Saat rotor telah berputar sekitar 75% dari putaran rotor maksimum, saklar sentrifugal akan
memutuskan hubungan kapasitor starting dengan rangkaian. Meskipun kapasitor start ini telah
terputus, namun putaran rotor dapat dipertahankan oleh kedua kumparan dengan stabil.

Nilai kapasitor starting biasanya lebih besar dari kapasitor running biasanya siktar 75 hingga 300uF
dengan peringkat tegangan sekitar 450Volt. Sementara kapasitor running umumnya memiliki nilai
kapasitansi sekitar 1 sampai 100uF.

Selain itu kapasitor running umumnya terbuat dari bahan polimer yang memiliki kerugian daya
rendah, alih alih menggunakan kapasitor jenis elektrolit.
Cara pasang kapasitor
Jenis kapasitor starting untuk sirkuit motor listrik ac satu fasa merupakan tipe non polar dan terbuat
dari susunan bahan utama berupa cairan elektrolit. Karena itu kita bisa bebas memasang terminal
kabel kapasitor tanpa takut tertukar.

Kedua terminal kapasitor start masing masing dihubungkan ke sumber tegangan dan terminal salah
satu saklar atau switch sentrifugal. Sistem wiring dan warna kabel kapasitor tiap mesin motor listrik
tidak sama, sehingga kita tidak bisa berpatokan pada warna kabel ketika memasang kapasitor ini.

Kita harus memahami prinsip kerja kapasitor starting sehingga bisa membaca alur wiring atau
perkabelan dari motor listrik tersebut.

Demikian penjelasan tentang fungsi kapasitor starting pada sirkuit motor induksi ac satu fasa.
Sumber : https://www.ruangteknisi.com/kapasitor-starting/

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

PROSEDUR
PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam
percobaan di Laboratorium ini!
Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan
kecuali telah ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera
tekan tombol EMERGENCY OFF yang berwarna merah pada MODUL
POWER SUPPLY TIGA FASA.
1. Tempatkan Single-phase Induction Motor, Magnetic Powder Brake Unit, and
Brake Controller pada Laboratory Table. Kopel secara mekanik Single- phase
Induction Motor dengan Magnetic Powder Brake Unit dengan Coupling. Kunci
basis mesin dengan aman menggunakan sekrup delta. Pasang Coupling Guard
dan Shaft End Guard . Sambungkan Brake Controller secara elektrik ke
Magnetic
Powder Brake Unit menggunakan kabel yang disediakan. Selesaikan
Percobaan laboratorium ini secepat mungkin menghindari kenaikan suhu
dalam kondisi berbeban.
2. Pasang Modul yang diperlukan pada Experimental Frame. Buat Hubungan
sirkuit Sesuai Circuit diagram pada Fig. 11-2-1 dan Connection Diagram pada
Fig. 11-2-2. Mintalah Instruktur untuk mengecek sirkuit tersebut. Catatan :
Saklar Termal Single phase Induction Motor dan Magnetic Powder Brake harus
dihubung bersama.
Sebelum mengunakan Brake Controller and Magnetic Powder Brake Unit,
Anda harus terlebih dahulu mengkalibrasi tampilan torsi Brake Controller ke 0
Kg-m dengan menyesuaikan kenop adj nol yang terletak di panel belakang dari
Magnetic Powder Brake Unit dengan power On.
3. Nyalakan secara berurutan Brake Controller, Magnetic Powder Brake Unit, 3 -P
Current Limit Protection Switch dan Three-phase Power Supply Modules.
Motor induksi seharusnya akan segera berjalan. Pada saat ini seharusnya saklar
sentrifugal akan aktif. Jika tidak segera matikan power

dan cek ulang sirkuit.


4. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed
Loop\Constant Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0 kg-m. Jika controller
tidak berkerja secaa normal, reboot lah dengan menekan tombol RESET. Jika
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

rotornya terkunci oleh torsi pengereman yang berat, lepas braking dengan
menekan tombol ESC atau BACK.
5. Mengunakan Digital Power Analysis, Ukur dan catat nilai Daya (P), Arus
motor (I), kecepatan Motor (N), dan faktor daya (Cos phi) pada Table 11- 2-1.
6. Manipulasi Brake Controller untuk melepas pengereman. Yakni melepas
pengeraman dengan menekan tombol ESC atau BACK pada Brake
Controller.
7. Ulangi langkah percobaan 4 sampai 6 untuk berbagai nilai torsi pada Tabel 11-2-1.
Catatan : Arus motor tidak boleh melebihi 130% dari nilai rating nya. 2.37 A x 1.3
= 3.08 A.
8. Nyalakan secara berurutan Three-phase Power Supply, 3-P Current
Limit Protection Switch Modules, Magnetic Powder Brake Unit and
Brake Controller.
9. Dengan mengunakan Tabel 11-2-1, plot kurva T vs N pada Grafik Fig. 11-2-3.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 1-2-1 Nilai Pengukuran P, I, N, dan Cos 𝜃

T (kg-m) 0 0.05 0.01 0.15 0.2 0.25 0,3

P (W) 141 201 247 330 414 489 561

I (A) 0,647 0,957 1132 1,54 1,89 2,25 2,73

Cos 𝜃 0,997 0,996 0,996 0,996 0,997 0,999 0,999

N (rpm) 1493 1481 1471 1451 1432 1406 1376

VII. PENGOLAHAN DATA

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VIII. TUGAS AKHIR

1. Dengan menggunakan data pada table 11-2-1 hitunglah besarnya daya yang dihasilkan oleh
motor!

2. Bandingkan nilai daya yang terukur pada wattmeter dengan nilai daya hasil perhitungan table.

2𝜋
Catatan : P = 60 𝑁𝑇

Dimana, N = Kecepatan Motor (rpm)

T = Torsi (N.m)

3. Jika diketahui Motor induksi 3 fasa frekuensi 50Hz dan jumlah kutubnya adalah 4, berapa
kecepatan sinkron motor tersebut?

4). Hitunglah nilai SLIp dengan berbagai nilao torsi pada table pengamatan 11-2-1!

5). Dengan menggunakan data pada table 11-2-1 gambarkan kurva T vs N dan jelaskan hubungan
antara torsi dan kecepatan pada motor induksi tersebut!

JAWAB :

2𝜋 𝑁 𝑟𝑏 2𝜋 1493 0
1) 𝑃 = = =0𝑊
60 60

2𝜋 𝑁 𝑟𝑏 2𝜋 1481 0,05
𝑃= = = 7,754 𝑊
60 60
2𝜋 𝑁 𝑟𝑏 2𝜋 1471 0,1
𝑃= = = 15,404 𝑊
60 60

2𝜋 𝑁 𝑟𝑏 2𝜋 1451 0,15
𝑃= = = 22,792 𝑊
60 60

2𝜋 𝑁 𝑟𝑏 2𝜋 1432 0,2
𝑃= = = 22,991 𝑊
60 60

2𝜋 𝑁 𝑟𝑏 2𝜋 1406 0,25
𝑃= = = 36,808 𝑊
60 60

2𝜋 𝑁 𝑟𝑏 2𝜋 1376 0,3
𝑃= = = 4,319 𝑊
60 60
𝑃ℎ𝑖𝑡−𝑃𝑝𝑒𝑟𝑐
2) 𝐾𝑅 = × 100%
𝑃ℎ𝑖𝑡

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

0 − 141
𝐾𝑅 = × 100% = ∞
0
7,754 − 201
𝐾𝑅 = × 100% = 24,92%
7,754
15,404 − 247
𝐾𝑅 = × 100% = 15,03%
15,404
22,792 − 330
𝐾𝑅 = × 100% = 13,47%
22,792
29,991 − 441
𝐾𝑅 = × 100% = 12,80%
29,991
36,808 − 489
𝐾𝑅 = × 100% = −12,28%
36,808
4,319 − 581
𝐾𝑅 = × 100% = −133,52%
4,319

120𝑓 120 50 𝐻𝑧
3) 𝑁𝑠 = = = 1500
𝑝 4
𝑁𝑠 −𝑁
4) %𝑆 = × 100%
𝑁𝑠
1500 − 1481
%𝑆 = × 100% = 0,012%
1500
1500 − 1471
%𝑆 = × 100% = 0,019%
1500
1500 − 1451
%𝑆 = × 100% = 0,032%
1500
1500 − 1432
%𝑆 = × 100% = 0,045%
1500
1500 − 1406
%𝑆 = × 100% = 0,062%
1500
1500 − 1476
%𝑆 = × 100% = 0,083%
1500

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

5) Kurva hubungan antara torsi dan kecepatan

Hubungan Antara Torsi dan Kecepatan


0.35

0,3

0.25
T (Kg;m)

0,2

0.15

0,1

0,25

0.0 1380 1400 1420 1440 1460 1480 1500


N (rpm)

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IX. ANALISIS

Pada praktikum Trafo dan Mesin Induksi modul pertama ini memiliki judul “ Uji Karakteristik
Kecepatan Torsi-Kecepatan dengan kapasitor starting dan running “. Sebelum kita mengenal lebih
dalam mengenai karakteristik kecepatan torsi, saya akan sedikit menjelaskan apa itu motor induksi 1
fasa. Motor induksi 1 fasa merupakan suatu motor induksi yang bekerja berdasarkan induksi
elektromagnetik. adapun Setelah menyelesaikan latihan, Anda harus bisa menunjukkan hubungan
karakteristik Torsi-Kecepatan Motor Induksi satu fasa split phase dengan running dan starting
kapasitor

Adapun alat alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, yang pertama system trafo delta-
wye yang berfungsi untuk menurunkan trafo dari tegangan 380 volt ke 220 volt, kemudian ada three
phase current limit protection dan three phase power suplai yang berfungsi untuk memberikan
perlindungan atau proteksi pada system. Alat selanjutnya yaitu RPM meter yang berfungsi untuk
mengukur nilai kecepatan torsi pada rotor, digital power analisis meter yang berfungsi untuk
mengukur nilai nilai parameter yang pada percobaan. Kemudian ada single phase induction motor
sebagai alat uji coba yang akan kita amati pada percobaan ini. Kemudian ada alat magnetic powder
brake unit yang berfungsi untuk mengukur besar beban nya dan brake controlling yang fungsinya
untuk mengatur besar inputan bebannya.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, mesin induksi merupakan mesin yang tidak pernah berjalan
dengan kecepatan RMF ( Rotating magneting fields) Stator. Jenis motor yang digunakan pada
praktikum ini ialah jenis motor induksi menggunakan kapasitor. Pada dasarnya kapasitor pada motor
ini digunakan untuk membantu rotor pada saat melakukan starting maupun running. Pada motor jenis
ini perbedaan fasanya diciptakan oleh kapasitor tersebut, keuntungannya yaitu kekuatan untuk
memutar motor lebih besar karena bantuan fasa yang diberikan kapasitor tersebut. Jenis motor ini
dirancang untuk mengurangi arus starting yang tinggi tetapi efisiensi motornya tetap tinggi. Pada
motor kapasitor dapat dilihat bahwa semakin besar beda fasa yang dihasilkan maka semakin besar
torsi awalnya. Pada praktikum ini kapasitor berfungsi untuk mereduksi arus pada saat melakukang
starting karna pada motor induksi saat melakukan starting cenderung menghasilkan arus listrik yang
sangat besar sehingga untuk mencegah terjadinya kerusakan pada motor maka perlu diberikan
kapasitor untuk mereduksinya, selanjutnya untuk memperbaiki putaran dan dan bising saat melalukan
running, saat melakukan running motor induksi cenderung menghasilkan suara bising dikarenakan
gesekan pada rotor tersebut sehingga untuk mencegah hal itu diperlukan konduktor untuk
memperhalus putaran pada rotor sehingga tidak menghasilkan suara yang bising. Fungsi terakhir
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

adanya konduktor pada motor induksi ini yaitu untuk memperbaiki cos phi nya sehingga tidak
dibawah angka 0 lagi.

Pada table data pengamatan dapat kita perhatikan, Ketika setiap beban torsi kita tambahkan maka
arus yang kita dapat juga akan semakin meningkat, tetapi untuk kecepatan torsinya (rpm) yang kita
dapatkan semakin menurun, sehingga dapat kita simpulkan bahwa semakin tinggi beban torsi yang
kita berikan pada rotornya maka akan semakin besar arus yang akan kita dapatkan tetapi kecepatan
torsi atau putar dari rotor itu sendiri akan menurun. Sedangkan untuk cos phi yang kita dapatkan tetap
tidak bagus ( dibawah 1 ), selain itu juga semakin besar beban torsi yang kita berikan maka semakin
besar pula daya yang didapatkan.

Untuk prinsip kerja nya pada motor ini kita menggunakakn 2 kapasitor, yang pertama berfungsi
untuk membantu rotor saat melakukan starting kemudian kaasitor yang kedua berfungsi untuk
membantu rotor Ketika sudah running. Pertama tama rangkaian kita berikan sumber arus AC,
kemudian arus ini mengalir masuk ke dalam konduktor, kemudian pada konduktor akan terjadi proses
charging, saat sudah penuh konduktor akan melepaskan energi sehingga akan menghasilkan beda
fasa, energi ini yang kemudian akan mengalir masuk ke belitan bantu sehingga rotor kemudian dapat
berputar, setelah putaran rotor mencapai 70-80%, maka konduktor running nya kemudian akan
berfungsi menggantikan konduktor starting,fungsi konduktor running disini untuk memperhalus
putaran pada rotor motor induksi. Itulah sedikit penjelasan mengenai prinsip kerja pada motor induksi
dengan kapasitor. Kesimpulanya yaitu penggunaan kapasitor pada motor induksi ini memiliki tujuan
untuk mereduksi arus lonjakan yang dihasilkan motor saat melakukan starting, kemudian setelah
dalam keadaan running konduktor berfungsi untuk memperhalus putaran rotor sehingga tidak
menimbulaknn suara bising yang dapat mengganggu.

Adapun kesalahan kesalahan yang dapar terjadi pada praktikum kali ini yaitu kesalahan yang
disebabkan oleh alat yang digunakan, bisa jadi alat yang digunakan sudah cenderung lama atau rusak
akibat secara terus menerus digunakan sehingga alat menjadi kurang efisien dan data yang didapatkan
cenderung tidak akurat. Kesalahan lain yang mungkin dapat terjadi yaitu kesalahan yang disebabkan
oleh praktikan itu sendiri, contohnya bisa seperti kesalahan praktikan dalam menghubungkan
komponen komponen yang akan digunakan pada praktikum ini, akibat dari kesalahan ini dapat
menyebabkan mesin induksi tidak dapat berfungsi atau walaupun berfungsi data yang didapatkan
tidak akurat alias salah.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

X. KESIMPULAN

1). Dengan menggunakan Running dan Starting kapasitor pada motor induksi split fase maka kita dapat
mengurangi atau mereduksi arus lonjakan yang ada pada motor saat melakukan starting, selain itu
kta juga dapat memperhalus putaran torsi pada rotor serta meredam suara bising yang dihasilkan
saat motor sedang dalam keadaan running.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

MODUL IX
PF CORRECTION

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan latihan, anda harus bisa menunjukkan power factor correction sebuah motor
induksi squirrel cage 3 fasa.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat


1 Three-phase Squirrel Cage Motor EM-3330-1C
1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A
1 Brake Controlle EM-3310-1N
1 Three-phase Power Supply Module EM-3310-1B
1 Three-pole Current Limiter Protection Switch Module EM-3310-2A
1 Y/∆ Starting Switch Module EM-3310-2D
1 Digital Power Analysis Meter Or EM-3310-3H
Digital ACA Meter EM-3310-3C
Digital Three-Phase Watt Meter EM-3310-3E
Digital Power Factor Meter EM-3310-3F
1 Fuse Set EM-3310-5B
1 Reactive Compensator EM-3310-4F
1 Coupling EM-3390-2A
1 Coupling Guard EM-3390-2B
1 Shaft End Guard EM-3390-2C
1 Laboratory Table EM-3380-1A
1 Experimental Frame EM-3380-2B
Or Experimental Frame EM-3380-2A
1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A
1 Connecting Leads Set EM-3390-3A
1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

III. TEORI

3.1 Faktor Daya


Faktor daya ( Cos φ) dapat didefinisikan sebagi rasio/perbandingan antara daya aktif
(waat) dan daya reaktif (VA) yang digunakan dalam circuit Ac atau beda sudut fasa
antara V dan I yang biasanya dinyatakan dalam Cos φ.

𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝑃)


Factor daya = 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 (𝑆)

𝑉 𝐼 cos 𝑝ℎ𝑖
= 𝑉𝐼

= cos phi

Faktor daya bisa diaktifkan sebagai besaran yang menunjukkan seberapa


efisien jaringan yang dimiliki dalam menyalurkan daya yang bisa kita manfaatkan
. Faktor daya yang bagus apabila bernilai mendekati 1, sebaliknya semakin rendah
faktor daya ( mendekati 0) maka semakin sedikit daya yang bisa kita manfaatkan dari
sejumlah daya yang sama
Faktor daya menunjukkan besar pemanfaatan dari peraltan listrik di jaringan
terhadapa investasi yang dibayar. Sebagimana semua peraalatan listrik memiliki
kapasitas maksimum penyaluran arus, apabila faktor daya rendah maka walaupun arus
yang mengalir di jaringan sudah maksimum namun kenyataannya hanya porsi kecil
saja yang bermanfaat.
3.1 Faktor Daya Terdauhlu ( Leading)
Faktor daya leading atau lagging akan tergantung kepada macam bebannya.
Dimana tegangan diambil sebagai referensi untuk menentukan keadaan leading atau
lagging. Faktor daya dikatakan leading jika arus mendahului tegangan. Faktor daya
menyerap daya aktif (KW) dan memberikan daya reaktif (KVAR).

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

3.1 Faktor Daya Terbelakang (Lagging)


Keadaan lagging adalah keadaan dimana arus tertinggal terhadap teganagan. Faktor
daya terbelakang (Lagging) terjadi bila beban memerlukan atau menyerap reaktif dari
jaringan. Motor induksi juga mempunyai faktor daya terbelakang karena memerlukan arus
reaktif dari jaringan atau sumber. Gambar

3.1 Penyebeb Rendahnya Faktor Daya


Faktor daya yang rendah dihasilkan oleh peralatan seperti motor induksi,
terutama pada beban rendah. Unit-unit balas lampu yang memerlukan arus
magnetisasi reaktif. Alat-alat las busur listrik juga mempunyai faktor daya yang
rendah. Medan magnet dari peralatan seperti ini memerlukan arus yang melakukan
kerja yang bermanfaat dan tidak mengakibatkan panas atau daya mekanis, tetapi yang
diperlukan hanyalah untuk membangkitkan medan.
Faktor daya sangat mempengaruihi besar kecilnya komponen arus reaktif,
sehingga daya tersebut tentu akan mempengaruhi jatuh tegangan. Dengan faktor daya
rendah maka akan sulit untuk mendapatkan kestabilan tegangan sisi beban, dengan
kata lain menyebabkan jatuh tegnagn pada sisi penerima sedangkan. Faktor daya,
diantara penggunaan beban induktif berupa:
1. Pemakaian motor induksi
Faktor daya pada motor induksi bervariasi, tergantung pada pembebanannya
untuk motor induksi denga beban ringan menunjukkan faktor daya yang rendah
2. Tranformator
Faktro daya pada transformator sangat bervariasi sebagai fungsi dari beban.
Transformator tanpa beban akan sangat induktif dan menunjukkan faktor daya
yang rendah
3. Generator induksi
Sama halnya dengan motor induksi, generator juga memiliki faktor daya yang
rendah apabila outputan yang dihasulkan juag kecil.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IV. TEORI TAMBAHAN

PENGERTIAN FAKTOR DAYA


Faktor daya atau PF {power factor} atau cos phi {Cos Ø} merupakan istilah penting bagi penyedia
layanan listrik {PLN} dan konsumen listrik terutama konsumen level industri. PLN kepada konsumen
industri menekankan untuk turut serta memperbaiki faktor daya, sedangkan konsumen industri
berusaha mendapatkan faktor daya yang baik supaya tidak sia-sia membayar mahal pada PLN.

Faktor daya atau dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya reaktif {Watt} dan daya
nyata {VA} yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda sudut fasa antara V dan I yang biasanya
dinyatakan dalam Cos Ø.

Keterangan :
P = Daya Aktif {Watt}.
S = Daya Nyata {VA}

Daya reaktif ini merupakan daya tidak berguna sehingga tidak dapat dirubah menjadi tenaga akan
tetapi diperlukan untuk proses transmisi energi listrik pada beban. Jadi yang menyebabkan
pemborosan energi listrik adalah banyaknya peralatan yang bersifat induktif. Berarti dalam
penggunaan energi listrik pelanggan tidak hanya dibebani oleh daya aktif (kW) saja tetapi juga daya
reaktif (kVAR).
Penjumlahan kedua daya itu akan menghasilkan daya nyata yang merupakan daya yang disuplay
oleh PLN. Jika nilai daya ini diperbesar yang biasanya dilakukan oleh pelanggan industri maka rugi-
rugi daya menjadi besar sedangkan daya aktif (kW) dan tegangan yang sampai ke konsumen
berkurang. Dengan demikian produksi pada industri itu akan menurun hal ini tentunya tidak boleh
terjadi untuk itu suplay daya dari PLN harus ditambah berarti penambahan biaya. Karena daya itu P =
V.I, maka dengan bertambah besarnya daya berarti terjadi penurunan harga V naiknya harga I.
Faktor daya mempunyai nilai antara 0 – 1 dan dapat juga dinyatakan dalam persen {%}. Faktor
daya yang sangat ideal jika nilainya mendekati 1. Faktor daya yang rendah merugikan dan
mengakibatkan arus tinggi sehingga tagihan listrik membengkak.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Dalam kelistrikan dikenal 3 jenis faktor daya yaitu :


• Faktor Daya Sefasa {Unity}.
• Faktor Daya Terbelakang Lagging}.
• Faktor Daya Mendahului {Leading}.

A. Faktor Daya Sefasa { Unity }.

Faktor Daya Unity adalah keadaan saat nilai Cos Ø = 1 dan tegangan se fasa dengan arus. Faktor
Daya Unity akan terjadi jika jenis beban adalah resistif murni.

Gambar. Arus Sefasa Dengan Tegangan.

Pada gambar diatas terlihat nilai Cos Ø = 1, yang menyebabkan jumlah daya nyata yang
dikonsumsi beban sama dengan daya semu.

Gambar. Gelombang Faktor Daya Sefasa.

B. Faktor Daya Terbelakang { Lagging }.

Faktor daya terbelakang { lagging } adalah keadaan factor daya saat memiliki kondisi-
kondisi seperti berikut :

• Beban atau peralatan memerlukan daya reaktif dari system atau beban bersifat induktif.
• Arus { 1 } terbelakang dari tegangan { V }, V mendahului I dengan sudut Ø.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Gambar. Arus Tertinggal Tegangan Sebesar Sudut Ø.

Dari gambar diatas terlihat arus tertinggal dari tegangan maka daya reaktif mendahului daya nyata,
artinya beban membutuhkan atau menerima daya reaktif dari sistem.

Gambar. Gelombang Faktor Daya Terbelakang

C. Faktor Daya Mendahului { Leading }.

Faktor daya mendahului { leading } adalah keadaan factor daya saat memiliki kondisi-kondisi
seperti berikut :

Beban atau peralatan memerlukan daya reaktif dari system atau beban bersifat kapasitif.

Arus {I} mendahului tegangan {V}, V terbelakang dari I dengan sudut Ø.

Gambar. Arus Mendahului Tegangan Sebesar Sudut Ø.


Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Dari gambar terlihat bahwa arus mendahului tegangan maka daya reaktif tertinggal dari daya
nyata, artinya sistem menerima daya reaktif dari beban.

Gambar. Gelombang Faktor Daya Mendahului.

Sumber : http://elektronika-kelistrikan.blogspot.com/2018/07/pengertian-faktor-daya.html

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

PERHATIAN: Terdapat Tegangan tinggi dalam Percobaan laboratorium ini!


Jangan membuat atau memodifikasi koneksi apa pun. Jika ada bahaya, segera tekan
tombol EMERGENCY OFF merah pada Three-phase Power Supply Module.
1.Tempatkan Single-phase Induction Motor, Magnetic Powder Brake Unit, and Brake
Controller pada Laboratory Table. Kopel secara mekanik Single-phase Induction Motor
dengan Magnetic Powder Brake Unit dengan Coupling. Kunci basis mesin dengan aman
menggunakan sekrup delta. Pasang Coupling Guard dan Shaft End Guard
. Sambungkan Brake Controller secara elektrik ke Magnetic Powder Brake Unit
menggunakan kabel yang disediakan.
Selesaikan Percobaan laboratorium ini secepat mungkin menghindari kenaikan suhu
dalam kondisi berbeban.
2.Pasang Modul yang diperlukan pada Experimental Frame. Buat Hubungan sirkuit Sesuai
Circuit diagram pada Fig. 12-3-1 dan Connection Diagram pada Fig. 12-3-2. Mintalah
Instruktur untuk mengecek sirkuit tersebut. Catatan : Saklar Termal Three phase
Induction Motor dan Magnetic Powder Brake harus dihubung bersama. Sebelum
mengunakan Brake Controller and Magnetic Powder Brake Unit, Anda harus terlebih
dahulu mengkalibrasi tampilan torsi Brake Controller ke 0 Kg-m dengan menyesuaikan
kenop adj nol yang terletak di panel belakang dari Magnetic Powder Brake Unit dengan
power On.
3.ON kan Y/ starting switch module pada posisi 0. ON kan Brake Controller, Magnetic
Powder Brake Unit, 3-P Current Limit Protection Switch dan Three-phase Power Supply
Modules. Motor seharusnya start running dalam kondisi No correction.
4.Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed Loop\Constant
Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0 kg-m. Jika controller tidak berkerja secaa
normal, reboot lah dengan menekan tombol RESET. Jika rotornya terkunci oleh torsi
pengereman yang berat, lepas braking dengan menekan tombol ESC atau BACK.
5.Catat nilai arus motor I, Power motor P, dan factor daya cos- yang terlihat pada Digital
Power Analysis di tabel 12-3-1.
6.ON kan Y/ starting switch module, atur starting switch pada posisi 1 (Y). Ulangi langkah
percobaan 5

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

7. ON kan Y/ starting switch module, atur starting switch pada posisi 2 ( ). Ulangi langkah
percobaan 5
8. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam
mode\Closed Loop\Constant Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0.3 kg-m
9. Ulangi langkah percobaan 5 sampai 7 dan catat nilai yang terukur pada tabel 12 -3-2
10. Manipulasi Brake Controller untuk melepas pengereman. Yakni melepas pengeraman
dengan menekan tombol ESC atau BACK pada Brake Controller.
11. Matikan secara berurutan Three-phase Power Supply Modules, 3-P Current Limit
Protection Switch, Magnetic Powder Brake Unit, dan Brake Controller,
12. Ubah circuit diagram Fig. 12-3-1 ke Fig. 12-3-3. Minta aslab untuk mengecek circuit.
13. ON kan Y/ starting switch module pada posisi 0. ON kan Brake Controller, Magnetic
Powder Brake Unit, 3-P Current Limit Protection Switch dan Three-phase Power Supply
Modules. Motor seharusnya start running dalam kondisi No correction.
14. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed Loop\Constant
Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0 kg-m. Jika controller tidak berkerja secaa
normal, reboot lah dengan menekan tombol RESET. Jika rotornya terkunci oleh torsi
pengereman yang berat, lepas braking dengan menekan tombol ESC atau BACK.
15. Catat nilai arus motor I, Power motor P, dan factor daya cos- yang terlihat pada Digital
Power Analysis di tabel 12-3-1.
16. ON kan Y/ starting switch module, atur starting switch pada posisi 1 (Y). Ulangi
langkah percobaan 5
17. ON kan Y/ starting switch module, atur starting switch pada posisi 2 ( ). Ulangi
langkah percobaan 5
18. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam
mode\Closed Loop\Constant Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0.3 kg-m
19. Ulangi langkah percobaan 5 sampai 7 dan catat nilai yang terukur pada tabel 12 -3-2
20. Manipulasi Brake Controller untuk melepas pengereman. Yakni melepas pengeraman
dengan menekan tombol ESC atau BACK pada Brake Controller.
21. Matikan secara berurutan Three-phase Power Supply Modules, 3-P Current Limit
Protection Switch, Magnetic Powder Brake Unit, dan Brake Controller.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 12-3-1 Nilai Pengukuran I, P dan cos Ѳ


Torque Correction 0.1 kg-m
Correction No correction 2 µF (delta) 2 µF (wye) 3 µF (delta) 3 µF (wye)
I (A) 0,88 0,73 0,857 0,64 0,79
cos Ѳ 0,62 0,785 0,666 0,872 0,69
P (W) 202 209 210 208 210

Tabel 12-3-2 Nilai Pengukuran I, P, dan cos Ѳ


Torque Correction 0.3 kg-m
Correction No correction 2 µF (delta) 2 µF (wye) 3 µF (delta) 3 µF (wye)
I (A) 1,75 1,6 1,68 1,64 1,68
cos Ѳ 0,898 0,948 0,91 0,971 0,927
P (W) 600 610 605 600 599

VII. PENGOLAHAN DATA

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VIII. TUGAS AKHIR

1). Jelaskan cara memperbaiki factor daya?


2). Jelaskan perbedaan antara kapasitor bank dengan synchronous condenser dalam pengaruhnya
terhadap perbaikan daya
Jawab :
1). Untuk memperbaiki factor daya dapat dilakukan dengan cara memaang kapasitor pengoreksi
pada system. Kapasitor bertindak sebagai pembangkit daya reaktif, dan oleh karenanya akan
mengurangi jumlah daya reaktif juga daya semu yang dihasilkan oleh bagian utitas.
2). Perbedaannya terletak pada kapan penggunaannya. Penggunaan bank kapasitor berada Ketika
motor hendak melakukan starting gunanya untuk meredam arus lonjakan starting nya,
sedangkan synchronous condenser digunakan Ketika motor sudah running gunanya agar arus
nya sinkron atau tetap.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IX. ANALISIS

Assalamualaikum Warahatullahi Wabarakatuh, pada praktikum Trafo dan mesin Induksi kali
memiliki judu yaitu PF Correction. Sebelum kita mengenal lebih jauh apa itu PF Correction, saya
akan sedikit menjelaskan apa definisi dari PF atau biasanya kita sebut dengan Power Factor. PF atau
Power Factor merupakan nilai perbandingan antara daya aktif dengan daya semu. Power factor atau
factor daya menggambarkan cosinus selisih sudut phasa antara phasa tegangan dan phasa arus.
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini yaitu Setelah menyelesaikan latihan, anda harus
bisa menunjukkan power factor correction sebuah motor induksi squirrel cage 3 fasa.

Adapun alat alat beserta fungsinya yang akan digunakan pada praktikum kali ini yaitu system trafo
bar dan break controller yang dimana berfungsi untuk mengatur kecepatan torsinya, selanjutnya ada
magnetic powder brake unit. Kemudian kita menggunakan motor induksi rotor sangkar tupai yang
dimana fungsinya sebagai bahan uji coba pada rangkaian ini. Selanjutnya ada three phase current
limit protection yang dimana berfungsi untuk memberikan proteksi terhadap system, kemudian ada
three phase power supply yang berfungsi sebagai sumber tegangan pada rangkaian, pada power
supply ini kemudian dihubungkan dengan fuse set yang dimana alat ini berfungsi untuk memberikan
perlindungan terhadap alat alat dari arus yang berlebihan. Alat selanjutnya yaitu digital power
analysis meter yang dimana pada alat ini kita dapat melihat besar nilai arus,tegangan, maupun daya
yang ada pada rangkaian. Selain itu pada praktikum ini kita juga menggunakan beberapa alat
pengukur seperti digital ACA meter yang berfungsi untuk mengukur besar nilai arus AC pada
rangkaian, ada digital Watt meter untuk mengukur besar daya yang ada pada rangkaian. Adapun juga
penggunaan alat seperti Reactive compensator, Coupling, Coupling guard, shaft end guard, alat alat
ini merupakan komponen pendukung untuk membantu mencapai tujuan pada praktikum ini. Alat alat
lain seperti table laboratory, experimental frame, connecting leads holders, dll merupakan alat
pelengkap guna memperlancar dijalankannya percobaan pada praktikum ini.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa PF atau power factor atau factor daya merupakan hasil
perbandingan dari daya aktif dan daya semu. Pada factor daya terbagi menjadi 3 jenis yaitu daya aktif,
daya reaktif dan daya semu, ketiga hal ini saling berkaitan satu sama lain. Dimana daya aktif
merupakan daya rata rata yang sesuai dengan energi sebenarnya ditransmisikan atau dikonsumsi
beban, daya ini merupakan daya yang diserap oleh komponen resistif, Ketika komponen R dialiri arus
listrik. Daya Reaktif adalah jumlah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan magnet, day
aini merupakan daya yang diserap oleh komponen Reaktansi Ketika komponen ini dialiri arus listrik.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Sedangkan daya semu adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan dan arus dalam
suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil pemjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif.
Ketiga hubungan jenis daya ini dapat di analogikan seperti segelas beer. Pada segelas beer terdapat
bagian busa yang dimana busa ini pasti tidak minum, busa ini dapat dianalogikan sebagai daya
reaktif, yang dimana daya reaktif merupakan daya yang terbuang secara Cuma Cuma. Sedangkan
untuk bagian beer yang diminum itu sendiri dapat dianalogikan sebagai daya aktif yang dimana kita
dapat konsumsi atau daya yang digunakan. Sedangkan untuk keseluruhan bagian beer ( busa + air
beer) dapat kita analogikan sebagai daya semu yang merupakan hasil pertambahan dari daya reaktif
(busa) dengan daya aktif (air beer). Setelah terbagi menjadi beberapa jenis daya, power factor juga
memiliki tiga jenis sifat sifat nya yaitu sifat unity,sifat leading, dan sifat lagging. Sifat Unity
merupakan suatu sifat factor daya yang dimana kondisi fasa arus dan fasa tegangannya itu sefasa atau
sama. Sifat unity biasanya terjadi pada komponen yang bersifat resistif. Selanjutnya sifat Leading
merupakan suatu sifat dimana kondisi fasa arus mendahului fasa tegangan, kondisi ini biasanya terjadi
pada komponen yang bersifat kapasitif. Dan yang terakhir sifat lagging, merupakan suatu sifat dimana
kondisi fasa arus itu didahului fasa tegangan, kondisi ini biasa terjadi pada beban yang bersifat
induktif. Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk memperbaiki factor daya atau biasa kita sebut
dengan PF correction. Pada umumnya dilakukan perbaikan pada factor daya apabila factor daya
berada pada titik rendah atau factor daya rendah, mengapa dilakukan perbaikan? Karena factor daya
yang rendah itu dapat menyebabkan kerugian kerugian yang tidak diinginkan contohnyalah seperti
kerugian tembaga, mengapa terjadi rugi rugi tembaga. Hal ini dikarenakan arus yang mengalir pada
kumparan kumparan tersebut terbilang besar sehingga menimbulkan rugi rugi tembaga. Jadi tujuan
dari dilakukannnya PF Correction itu untuk melakukan perbaikan pada system agar tidak
menimbulkan kerugian yang disebabkan oleh factor daya yang rendah.

Pada table data pengamatan kita dapat melihat jika torsi beban nya kita berikan 0,1 kg-m maka
pada daya yang didapatkan juga terlihat konstan karena torsi bebannya tidak kita ganti ganti, hal ini
dikarenakan pada rumus torsi beban, dapat dilihat bahwa besar torsi beban yang diberikan itu
berbanding lurus dengan besar daya nya tetapi berbanding terbalik dengan torsinya, artinya semakin
besar torsi beban yang diberikan maka semakin besar pula daya yang dibutuhkan mesin induksi tetapi
kecepatan rotornya semakin rendah. Selain itu cos phi yang didapat juga semakin bagus karena
semakin mendekati angka 1. Pada table data pengamatan kedua dilihat bahwa besar beban torsinya
bertambah menjadi 0,3 kg-m, hal ini juga mengakibatkan besar daya yang didapatkan semakin besar,
dan cos phi nya juga semakin dekat dengan angka 1 atau dalam arti lain semakin bagus atau baik.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Adapun kesalahan kesalahan yang mungkin dapat terjadi praktikum kali ini yaitu kesalahan yang
disebabkan oleh praktikan itu sendiri contohnya seperti kesalahan dala menghubungkan komponen
yang akan digunakan pada praktikum ini, kesalahan ini juga dapat menyebabkan data yang
didapatkan menjadi keliru. Selain itu kesalahan lain yang mungkin dapat terjadi pada praktikum kali
ni yaitu kesalahan yang disebabkan oleh penggunaan alat yang sudah terlalu tua, alat yang sudah
rusak atau sudah terlalu tua tentu memiliki tingkat efisiensi yang rendah sehingga menyebabkan data
yang didapat juga bisa keliru.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

X. KESIMPULAN

1. Power Faktor atau bisa kita sebut dengan fakor daya merupakan hasil perbandingan dari daya aktif
dan daya semu. Dimana daya aktif merupakan daya rata rata yang sesuai dengan energi sebenarnya
ditransmisikan atau dikonsumsi beban, daya ini merupakan daya yang diserap oleh komponen
resistif, Ketika komponen R dialiri arus listrik. Daya Reaktif adalah jumlah daya yang dibutuhkan
untuk pembentukan medan magnet, day aini merupakan daya yang diserap oleh komponen
Reaktansi Ketika komponen ini dialiri arus listrik. Sedangkan daya semu adalah daya yang
dihasilkan oleh perkalian antara tegangan dan arus dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan
hasil pemjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

MODUL X
MOTOR INDUKSI 3 FASA ROTOR BELITAN

KARAKTERISTIK TORSI STAR


I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, Anda dapat mendemonstrasikan karakteristik
start pada motor rotor belitan 3 fasa.

II. PERALATAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 Motor Rotor Belitan 3 fasa EM-3330-3B
1 Unit Pengereman Bubuk Magnetik EM-3320-1A
1 Pengaturan Pnegereman EM-3320-1N
1 Modul Catu Daya Tiga-Fasa EM-3310-1B
1 Modul Saklar Pengaman Batas Arus 3 Kutub EM-3310-2A
1 Saklar empat- Kutub EM-3310-2B
1 Mesin Stater Winding EM-3310-4E
1 Pengukur Analisis Daya Digital EM-3310-3H
1 Pengukur Arus Digital EM-3310-3C
1 Pengukur Faktor Daya EM-3310-3F
1 Kopel EM-3390-2A
1 Pengaman Kopel EM-3390-2B
1 Pengaman Ujung Poros EM-3390-2C
1 Meja Laboraturium EM-3380-1A
1 Bingkai Percobaan EM-3380-2B
1 Bingkai percobaan EM-3380-2A
1 Penahan Alat Patri EM-3390-1A
1 Perangkat Alat Patri EM-3390-3B
1 Perangkat Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

III. TEORI
3.2 Konsep Dasar Motor induksi
Pengembangan Torsi Induksi pada Motor Induksi Ketika arus mengalir di stator,
ia akan menghasilkan medan magnet di stator sehingga B (magnet stator Bidang) akan
berputar dengan kecepatan:
N sync = (120 Fe) / (P)
Di mana Fe adalah frekuensi sistem dalam hertz dan P adalah jumlah kutub dalam
mesin ini berputar Medan magnet B melewati bar rotor dan menginduksi tegangan di
dalamnya.
Tegangan induksi didalam Rotor dirumuskan oleh:
e ind = (v x B) l
Oleh karena itu akan ada aliran arus rotor yang akan tertinggal karena fakta bahwa rotor
memiliki elemen induktif. Selain itu, arus rotor ini akan menghasilkan medan magnet di
rotor, Br. Karena itu interaksi antara kedua medan magnet akan menghasilkan torsi
Torsi yang diinduksi akan menghasilkan akseleakselerasi ke rotor, maka rotor akan
berputar. Namun ada batas atas terbatas pada kecepatan motor.

3.3 Karakteristik Kecepatan Torsi Pada Motor Induksi


Karakteristik kecepatan torsi pada motor induksi selama start-up, motor biasanya menarik
arus yang tinggi. Arus tinggi ini adalah hasil dari stator dan rotor fluks, kerugian pada stator dan
rotor belitan dan kerugian di bantalan karena gesekan. Arus awal yang tinggi ini mengatasi
semua ini kemponen dan mengahsilkan momentum untuk memutar rotor. Saat start-up, motor
memberikan 1,5 kali nilai torsi motor. Saat kecepatan meningkat, arus ditarik oleh motor
berkurang sedikit. Pada kecepatan dasar, motor menarik arus pengenal dan menghasilkan Saat
kecepatan meningkat, Arus yang ditarik oleh motor berkurang sedikit (lihat Arus turun secara
signifikan, ketika kecepatan motor Pendekatan ~ 80% dari kecepatan pengenal. Pada kecepatan
dasar, Motor menarik arus pengenal dan menghasilkan Dinilai torsi. Pada kecepatan dasar, jika
beban pada poros motor adalah Meningkat melebihi torsi terukurnya, kecepatan dimulai
Penurunan dan penurunan meningkat. Kapan motornya Berjalan sekitar 80% dari sinkron
Kecepatan, beban bisa meningkat hingga 2,5 kali torsi terukur. Torsi ini disebut breakdown
torque. Jika beban aktif Motor ditingkatkan lebih lanjut; itu tidak akan bisa Ambil beban lebih
lanjut dan motor akan berhenti. Selain itu, ketika beban ditingkatkan melebihi Nilai beban, arus

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

beban meningkat mengikuti Jalur karakteristik saat ini. Karena arus yang lebih tinggi ini Aliran
di belitan, kerugian yang melekat pada belitan Tingkatkan juga. Ini mengarah ke suhu yang lebih
tinggi di Gulungan motor. Gulungan motor dapat bertahan Suhu berbeda, berdasarkan kelas
Isolasi digunakan pada sistem belitan dan pendingin Digunakan di motor. Beberapa produsen
motor menyediakan Data tentang kapasitas kelebihan dan beban atas siklus tugas. Jika motor
kelebihan beban lebih lama dari Disarankan, maka motor dapat terbakar. Seperti yang terlihat
pada karakteristik kecepatan-torsi, torsi adalah Sangat nonlinear karena kecepatan bervariasi.
Dalam banyak aplikasi, Kecepatan harus bervariasi, yang membuat Torsi bervariasi. Kami akan
membahas loop terbuka sederhana Metode kontrol kecepatan disebut, Variable Voltage
Frekuensi Variabel (VF atau V / f).

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IV. TEORI TAMBAHAN

Pengertian Motor Listrik 3 Fasa dan Prinsip Kerjanya

Pengertian Motor Listrik 3 Fasa

Motor listrik 3 fasa adalah motor yang bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa pada sumber
untuk menimbulkan gaya putar pada bagian rotornya. Perbedaan fasa pada motor 3 phase didapat
langsung dari sumber. Hal tersebut yang menjadi pembeda antara motor 1 fasa dengan motor 3 fasa.

Secara umum, motor 3 fasa memiliki dua bagian pokok, yakni stator dan rotor. Bagian tersebut
dipisahkan oleh celah udara yang sempit atau yang biasa disebut dengan air gap. Jarak antara stator
dan rotor yang terpisah oleh air gap sekitar 0,4 milimeter sampai 4 milimeter.

Terdapat dua tipe motor 3 fasa jika dilihat dari lilitan pada rotornya, yakni rotor belitan (wound
rotor) dan rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor). Motor 3 fasa rotor belitan (wound rotor) adalah
tipe motor induksi yang lilitan rotor dan statornya terbuat dari bahan yang sama.

motor 3 fasa

Sedangkan motor 3 fasa rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor) adalah tipe motor induksi yang
konstruksi rotornya tersusun dari beberapa batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang
ada pada rotor motor, kemudian pada setiap bagiannya disatukan oleh cincin. Akibat dari penyatuan
tersebut, terjadi hubungan singkat antara batangan logam dengan batangan logam yang lainnya.

Prinsip Kerja Motor Listrik 3 Fasa

Prinsip kerja dari motor listrik 3 fasa ini sebenarnya sangat sederhana. Bila sumber tegangan 3 fase
dialirkan pada kumparan stator, maka akan timbul medan putar dengan kecepatan tertentu. Besarnya
kecepatan tersebut dapat diukur menggunakan sebuah rumus Ns = 120 f/P. Dimana Ns adalah
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

kecepatan putar, f adalah frekwensi sumber, dan P adalah kutub motor.

Perlu diketahui bahwa medan putar stator akan memotong batang konduktor yang ada pada rotor,
sehingga pada batang konduktor dari rotor akan muncul GGL induksi. GGL akan menghasilkan arus
(I) serta gaya (F) pada rotor. Agar GGL induksi timbul, diperlukan perbedaan antara kecepatan medan
putar yang ada pada stator (ns) dengan kecepatan berputar yang ada pada rotor (nr).

prinsip kerja motor 3 fasa

Perbedaan kecepatan antara stator dan rotor disebut slip (s) yang dapat dinyatakan dengan rumus
s= (ns – nr) / ns. Apabila nr = ns, maka GGL induksi tidak akan timbul, dan arus tidak akan mengalir
pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Berdasarkan cara kerja
tersebut, motor 3 fasa juga dapat disebut sebagai motor tak serempak atau motor asinkron.

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari motor listrik 3 fasa:

Kelebihan

Konstruksi motor terbilang sangat kuat dan sederhana

Harga motor relatif murah dengan ketahanan tinggi

Effesiensi relatif tinggi pada saat keadaan normal

Biaya pemeliharaan relatif rendah

Kekurangan

Kecepatan sulit dikontrol

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Arus start besar, yakni 5 sampai 7 kali dari arus nominal

Power faktor yang rendah pada beban ringan

Sumber : https://www.edukasikini.com/2019/05/pengertian-motor-listrik-3-fasa-dan.html

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN

Circuit diagram for starting Characteristic Test

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Connection Diagram for starting Characteristic test

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

PROSEDUR
PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan
diLaboraturium ini!
Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan
kecuali telah ditetukan. Jika terjadi sesuautu yang membahayakan, segera
tekan tombol EMERGENNCY OFF yang berwarna merah pada MODUL
POWER SUPPLY TIGA FASA
1. Siapkan motor rotor belitan tiga fasa, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol rem pada
meja laboratorium. Hubungkan secara mekanis motor rotor belitan 3 fasa ke unit rem
magnet bubuk menggunakan kopling. kunci basis mesin dengan amanmenggunakan
sekrup Delta. Pasang pelindung kopling dan pelindung ujung poros. Sambungkan
pengontrol rem ke unit rem bubuk magnetik secara elektrik menggunakan kabel.
Lengkapi latihan laboratorium ini secepat mungkin untuk menghindari kenaikan
suhu di bawah kondisi beban.
2. Pasang modul yang diperlukan dalam bingkai percobaan. Buatlah rangkaian sesuai
dengan diagram rangkaian di gambar 13-4-1 dan diagram koneksi pada gambar 13- 4-2.
Mintalah asisten memeriksa rangkaian yang telah Anda selesaikan. Catatan: Sakelar
termal motor induksi rotor belitan tiga fasa dan unit rem bubuk magnetik harus
disambungkan.
3. Buat diri Anda akrab dengan pengoperasian pengontrol rem dengan mengacu pada
manual operasi EM-3320.
4. Sebelum menggunakan pengontrol rem dan unit rem bubuk magnetik, Anda harus
terlebih dahulu mengkalibrasi tampilan torsi pengontrol rem hingga 0 kg-m
menyesuaikan tombol ADJ nol yang terletak di panel belakang unit rem bubuk magnetik
yang bertegangan.
5. Atur pengontrol rem untuk mengatur Voltase rem menjadi 10 V. Tempatkan kenop pada
starter mesin belitan dalam 1 posisi (resistansi maksimum).
6. Secara berurutan Hidupkan pengontrol rem, unit rem bubuk magnetik, Sakelar proteksi
batas arus 3 kutub. Tiga fase Power Supply, dan modul saklar empat-kutub untuk men-
start motor rotor belitan 3 fase. Motor harus di diam. Catat arus motor yang ditampilkan
oleh alat pengukur analisis daya digital pada tabel 13-4-1. Catatan: arus motor besar
sehingga selesaikan latihan ini secepat mungkin
7. Secara berurutan Matikan Sakelar empat kutub. Catu daya tiga fase dan modul Sakelar
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

batas arus 3 kutub, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol rem.
8. Ulangi 5 langkah diatas untuk posisi kenop lain yang tercantum dalam tabel 13-4- 1.
9. Atur pengontrol rem untuk beroperasi dalam mode/loop tertutup/modus torsi konstan dan
mengatur torsi output ke 0,3 kg-m. Jika pengatur tidak beroperasi secara normal, reboot
dengan menekan tombol reset. Jika rotor dikunci dengan torsi rem yang berat, lepaskan
pengereman dengan menekan tombol ESC atau kembali.
10. Tempatkan kenop pada starter mesin belitan di 1 posisi (resistansi minimum).
11. Secara berurutan Hidupkan pengontrol rem, unit rem bubuk magnetik, Sakelar proteksi
batas arys 3 kutub, catu daya tiga fase, dan modul sakelar empat kutub untuk men-start
motorrotor belitan 3 fase.. Motor harus berjalan pada kecepatan rendah. catat arus motor
dan nilai N kecepatan motor yang ditampilkan oleh alat pengukur analisis daya digital di
tabel 13-4-2. Catatan: Lengkapi latihan laboratorium ini secepat mungkin untuk
menghindari kenaikan suhu di bawah kondisi berbeban.
12. Secara berurutan Matikan Sakelar empat kutub, catu daya tiga fase dan modul Sakelar
proteksi batas arus 3 kutub, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol rem.
13. Ulangi langkah ke 8 hingga 10 untuk posisi kenop lain yang tercantum dalam tabel 13-4-
2.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 3-2-1 Measures motor curent i

Knob Position 1 2 3 4 5

4,037 4,371 4,503 4,614 4,813


I (A)

Tabel 3-2-2 Measures motor curent i and motor speed N

Knob Position 1 2 3 4 5

1,98 2,08 2,06 2 2


I (A)

1063 1144 1188 1210 1250


N (rpm)

VII. PENGOLAHAN DATA

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VIII. TUGAS AKHIR

1. Buat grafik arus terhadap kecepatan pada table 3-2-2. Dan jelaskan grafik tersebut!
2. Bagaimana karakteristik torsi saat start?
3. Jelaskan dengan detail hubunga torsi, arus, dan kecepatan. Jelaskan dengan rumus
matematisnya!
4. Apakah motor induksi dapat dijalaankan tanpa beban? Jelaskan!
5. Bagaimana bila motor induksi tidak menggunakan torsi saat start? Jelaskan!

JAWAB :

1. Arus itu berbanding lurus dengan kecepatan. Semakin besar arus yang masuk ke motor maka
semakin cepat pula kecepatan suatu motor induksi
2. Saat melakukan start torsi cenderung menghasilkan lonjakan arus yang sangat besar sehingga
diperlukan penggunaan torsi beban. Semakin besar torsi beban yang diberikan maka semakin
kecil pula arus yang dihasilkan saat melakukan starting/\.
3. Pada pengujian ini kita menggunakan Trafo jenis Step down, hal ini dikarenakan pada jenis
trafo ini tegangan yang dihasilkan kumparan primernya lebih besar dibandingkan dengan
tegangan yang dihasilkan kumparan sekundernya.
4. Motor induksi dapat dijalankan tanpe torsi beban tetapi dengan resiko motor tersebut dapat
rusak akibat lonjakan arus yang dihasilkan. Pada umumnya penggunaan torsi beban itu
dimaksudkan untuk meredam lonjakan arus yang dihasilkan motor saat starting sehingga dapat
mencegah kerusakan.
5. Seperti yang dijelaskan di nomer 4, motor tersebut akan rusak akibat dari arus yang berlebihan.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IX. ANALISA

Assalamulaikum Warahmatullahi Wabaraktuh, pada praktikum kali ini modul ke 10 memiliki


judul yaitu “ Rotor Belit KArakteristik Torsi Star”. Sebelum itu saya akan sedikit menjelaskan
mengenai mesin induksi. Mesin induksi merupakan mesin yang berputar dimana kecepatan rotornya
tidak sama dengan kecepatan RMF statornya. Pada mesin induksi dibagi menjadi dua bagian yaitu
stator dan rotor, rotor sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu rotor sangkar tupai dan rotor belitan.
Khusus pada modul ini akan membahas mengenai rotor belit, terutama pada karakteristik rotor star.
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kali ini Setelah menyelesaikan percobaan ini,
Anda dapat mendemonstrasikan karakteristik start pada motor rotor belitan 3 fasa.

Adapun alat alat beserta fungsinya yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu motor rotor
belitan 3 fasa yang dimana alat ini berfungsi sebagai bahan percobaan pada praktikum ini.
Selanjutnya ada break controller yang berfungsi untuk mengatur beban torsinya, dan magnetic
powder break unit. Selain itu digunakan juga alat three phase power supply yang berfungsi sebagai
sumber tegangan pada rangkaian, three phase current limit protection yang berfungsi untuk
memberikan perlindungan pada system akibat dari arus yang berlebihan. Selanjutnya ada four port
switch yang kita gunakan untuk menyalakan dan mematikan motornya, selanjutnya ada digital
power analysis yang pada praktikum ini berfungsi untuk mengukur arus pada rangkaian, selanjunya
digunakan winding machine starter yang berfungsi untuk mengatur nilai nilai tahanan yang ada pada
rotor belitannya, kemudian ada three phase rotor winding motor atau motor induksi rotor jenis
belitan yang berfungsi sebagai bahan uji coba pada rangkaian ini. Selain itu pada praktikum ini juga
digunakan alat alat seperti lobaratory table, bingkai percobaan, kopel, pengaman ujung poros, dll
yang dimana semuanya sebagai alat pelengkap dan pembantu dalam kelacaran percobaan yang akan
dilakukan.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya mesin induksi merupakan mesin yang dimana kecepatan
rotornya tidak sama dengan kecepatan RMF ( Rotating Magnetic FieldS) statornya. Rotor saat
melakukan starting cenderung menghasilkan arus yang sangat besar. Pada saat rotor melakukan
starting inilah ada beberapa karakteristik yang akan kita lihat, karakteristik torsi inilah yang akan
menjadi tujuan pada praktikum ini. Seperti yang kita ketahui kontruksi motor induksi itu terbagi
menjadi dua bagian yaitu rotor dan stator. Stator merupakan bagian yang tidak bergerak dan
letaknya ada diluar, sedangkan rotor merupakan bagian yang bergerak/berputar dan letaknya tentu
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

berada didalam. Rotor pada motor listrik sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu rotor sangkar tupai
dengan rotor belitan. Setiap kontruksi bagian rotor pada kedua jenis rotor ini berbeda beda sehingga
karakteristiknya juga berbeda.

Pada rotor belitan terdapat slip ring. Slip ring adalah bagian pada rotor yang dapat berfungsi untuk
mengaliri arus ke rotor nya selain itu pada prakitikum ini, slip rings juga dapat berfungsi sebagai
beban tambahan yang ada pada rotor. Karena kecendrungan arus yang dihasilkan motor sangat besar
saat melakukan starting inilah yang menyebabkan digunakan nya slip ring sebagai beban tambahan
agar arus yang dihasilkan motor saat melakukan starting lenih rendah. Jadi penggunaan slip ring
pada rotor belitan itu berfungsi untuk memberikan beban tambahan pada rotor agar arus yang
mengalir tidak melonjak tinggi. Apa yang terjadi Ketika motor tidak menggunakan slip ring?
Apakah motor masih dapat berfungsi? Jawabannya adalah ya, motor masih dapat berfungsi dengan
resiko adanya kerusakan motor listrik akibat dari arus yang berlebihan. Karena pada dasarnya
penggunaan slip ring untuk memberikan perlindungan pada motor agar tidak rusak saat melakukan
starting. Jadi saat tidak menggunakan slip ring arus yang mengalir pada motor akan sangat besar
sehingga dapat menyebabkan motor menjadi rusak.

Pada table data pengamatan pertama pengambilan data saat starting dapat kita perhatikan bahwa
Ketika Knob nya semakin besar ( Knob merupakan hambatan/beban yang dihasilkan oleh slip ring)
maka arus yang mengalir pada rotor akan semakin kecil, sebaliknya Ketika besar hambatan yang
diberikan semakin kecil maka arus yang mengalir pada rotor akan semakin besar. Selanjutnya pada
pengambilan data saat running yang ada pada table data pengamatan kedua dapat kita saksikan
bahwa arus yang didapat lebih kecil dan lebih konstan dibanding saat melakukan starting. Selain itu
pada table ini juga ditampilkan nilai N nya atau kecepatan torsinya. Dilihat bahwa semakin kecil
hambatan yang diberikan maka semakin cepat kecepatan torsinya berputar. Sehingga pada table data
pengamatan ini dapat simpulkan bahwa besar beban yang diberikan itu berbanding terbalik dengan
arus dan kecepatannya torsinya, artinya semakin kecil hambatan yang diberikan maka arus yang
mengalir akan semakin besar, dengan besarnya arus yang mengalir menyebabkan kecepatan torsi
motornya juga semakin tinggi ( arus berbanding lurus dengan kecepatan torsi rotornya). Dari kedua
table pengamatan tersebut bisa dilihat memiliki perbedaan pada arus yang dihasilkan, jadi arus yang
dihasilkan saat melalukan starting itu lebih besar dibanding saat melakukan running (arus yang
dihasilkan lebih kecil dan konstan) hal ini karena memang motor listrik itu saat melakukan starting
akan menghasilkan lonjakan arus yang sangat besar sehingga walaupun menggunakan slip ring

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

untuk sedikit meredamnya akan tetap menghasilkan arus yang lebih besar dibanding saat motor
dalam kondisi running.

Adapun kesalahan kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum ini yaitu kesalahan yang
disebabkan oleh alat. Seperti alat yang digunakan sudah terlalu tua sehingga tingkat efisiensinya
sudah rendah yang menyebabkan daya yang didapat tidak akurat.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

X. KESIMPULAN

1. Adapun karakteristik dari sebuah torsi start itu adalah selalu menghasilkan arus yang sangat besar
saat melakukan starting. Untuk meredam arus yang berlebihan ini pada rotor kita menggunakan
slip ring. Slip ring ini berfungsi untuk memberikan beban tambahan yang gunanya untuk
meredam arus supaya saat rotor melakukan starting arus yang dihasilkan tidak terlalu besar.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

MODUL XI

KARAKTERISTIK KECEPATAN-TORSI
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, anda diharapkan dapat menjelaskan
karakteristik kecepatan-torsi dari rotor belitan motor tiga fasa.

II. PERALATAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 Motor induksi 3 fasa rotor belitan EM-3330-3B

1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A

1 Pengontrol Pengereman EM-3320-1N

1 Sumber 3 fasa EM-3310-1B

1 Switching pembatas arus 3 kutub EM-3310-2A

1 Power Analysis Digital EM-3310-3H

Atau ACA Meter Digital EM-3310-3C

Faktor Daya Meter Digital EM-3310-3F

1 Fuse EM-3310-5B

1 Kopel EM-3390-2A

1 Pelindung Kopel EM-3390-2B

1 Pelindung Ujung Poros EM-3390-2C

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Frame Eksperimen EM-3380-2B

Atau Frame Eksperimen EM-3380-2A

1 Penghubung Leads Holder EM-3390-1A

1 Penghubung Leads Set EM-3390-3A


1 Rangkaian Pengaman EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

III. TEORI
Motor induksi tiga fasa merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas
digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Suatu
kondisi tertentu catu daya tiga fasa mengalami gangguan salah satu fasanya, atau hanya
tersedia catu daya satu fasa. Motor induksi tiga fasa dapat dioperasikan pada kondisi satu
fasa sehingga berfungsi sebagai motor induksi satu fasa. Pengoperasian motor induksi tiga
fasa pada kondisi satu fasa dapat dilakukan dengan cara membagi kumparan motor induksi
tiga fasa menjadi kumparan bantu dan kumparan utama dengan kapasitor yang dipasang
pada terminal motor induksi.
Torsi motor induksi tiga fasa pada kondisi operasi satu fasa dengan penambahan
kapasitor berbeda dengan ketika motor induksi beroperasi normal tiga fasa. Perbedaan ini
diakibatkan oleh ketidakseimbangan tegangan pada masing masing kumparan stator ketika
motor dioperasikan pada sistem tenaga satu fasa.

Ketidakseimbangan ini akan mengakibatkan munculnya komponen urutan negatif yang


akan berlawanan dengan komponen urutan positif, sehingga akan memperkecil nilai torsi
output motor induksi.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IV. TEORI TAMBAHAN

Karakteristik Kecepatan Torsi Pada Motor Induksi

Konsep Dasar Motor Induksi

Pengembangan Torsi Induksi pada Motor Induksi

Ketika arus mengalir di stator, ia akan menghasilkan medan magnet di stator sehingga B (magnet
stator Bidang) akan berputar dengan kecepatan:

N sync = (120 Fe) / (P)

Di mana Fe adalah frekuensi sistem dalam hertz dan P adalah jumlah kutub dalam mesin. Ini berputar

Medan magnet B melewati bar rotor dan menginduksi tegangan di dalamnya.

Tegangan induksi didalam Rotor dirumuskan oleh:

e ind = (v x B) l

Oleh karena itu akan ada aliran arus rotor yang akan tertinggal karena fakta bahwa rotor memiliki

Elemen induktif. Selain itu, arus rotor ini akan menghasilkan medan magnet di rotor, Br. Karena itu
Interaksi antara kedua medan magnet akan menghasilkan torsi:

Torsi yang diinduksi akan menghasilkan akselerasi ke rotor, maka rotor akan berputar.

Namun, ada batas atas terbatas pada kecepatan motor.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Karakteristik Kecepatan Torsi Pada Motor Induksi

Sumbu X menunjukkan kecepatan dan Menyelinap. Sumbu Y menunjukkan torsi dan arus. Itu
Karakteristik digambar dengan tegangan pengenal dan Frekuensi dipasok ke stator. Karakteristik
Kecepatan Torsi Pada Motor Induksi Selama start-up, motor biasanya menarik hingga tujuh kali nilai
arus. Arus tinggi ini adalah hasil dari Stator dan rotor fluks, kerugian pada stator dan rotor Gulungan
dan kerugian di bantalan karena gesekan. Arus awal yang tinggi ini mengatasi semua ini Komponen
dan menghasilkan momentum untuk memutar rotor. Saat start-up, motor memberikan 1,5 kali nilai
Torsi motor. Torsi awal ini juga Torsi rotor terkunci (RT).

Saat kecepatan meningkat, Arus yang ditarik oleh motor berkurang sedikit (lihat Arus turun secara
signifikan, ketika kecepatan motor Pendekatan ~ 80% dari kecepatan pengenal. Pada kecepatan dasar,
Motor menarik arus pengenal dan menghasilkan Dinilai torsi. Pada kecepatan dasar, jika beban pada
poros motor adalah Meningkat melebihi torsi terukurnya, kecepatan dimulai Penurunan dan
penurunan meningkat. Kapan motornya Berjalan sekitar 80% dari sinkron Kecepatan, beban bisa
meningkat hingga 2,5 kali torsi terukur. Torsi ini disebut breakdown torque. Jika beban aktif Motor
ditingkatkan lebih lanjut; itu tidak akan bisa Ambil beban lebih lanjut dan motor akan berhenti. Selain
itu, ketika beban ditingkatkan melebihi Nilai beban, arus beban meningkat mengikuti Jalur
karakteristik saat ini. Karena arus yang lebih tinggi ini Aliran di belitan, kerugian yang melekat pada
belitan Tingkatkan juga. Ini mengarah ke suhu yang lebih tinggi di Gulungan motor. Gulungan motor
dapat bertahan Suhu berbeda, berdasarkan kelas Isolasi digunakan pada sistem belitan dan pendingin
Digunakan di motor. Beberapa produsen motor menyediakan Data tentang kapasitas kelebihan dan
beban atas siklus tugas. Jika motor kelebihan beban lebih lama dari Disarankan, maka motor dapat
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

terbakar. Seperti yang terlihat pada karakteristik kecepatan-torsi, torsi adalah Sangat nonlinear karena
kecepatan bervariasi. Dalam banyak aplikasi, Kecepatan harus bervariasi, yang membuat Torsi
bervariasi. Kami akan membahas loop terbuka sederhana Metode kontrol kecepatan disebut, Variable
Voltage Frekuensi Variabel (VF atau V / f) dalam catatan aplikasi ini.

Sumber : https://www.edukasikini.com/2020/03/karakteristik-kecepatan-torsi-pada.html

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN

Fig. 3-3-1 Circuit diagram for torque-speed characteristic test

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

Fig. 3-3-2 Connection diagram for torque-speed characteristics test

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

PROSEDUR PERCOBAAN
PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam
percobaan di Laboratorium ini!
Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali
telah ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol
EMERGENCY OFF yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY
TIGA FASA.

1. Tempatkan motor 3 fasa rotor belitan, Magnetic Powder Brake Unit, dan
Pengontrol Pengereman di meja laboratorium. Hubungkan motor 3 fasa rotor
belitan ke Magnetic Powder Brake Unit dengan menggunakan kopel. Kunci
dasar mesin bersamaan dengan aman dengan menggunakan baut delta. Pasang
pelindung kopel dan pelindung ujung poros. Hubungkan pengontrol
pengeraman ke Magnetic Powder BrakeUnit menggunakan kabel yang
disediakan. Selesaikan percobaan pada laboratorium ini secepat mungkin untuk
menghindari kenaikan dalam kondisi temperatur beban rendah.
2. Pasang modul yang diperlukan pada frame eksperimen. Rangkai rangkaian
sesuai dengan diagram rangkaian gambar 13-3-1 dan rangkaian diagram pada
gambar 13-3-2. Mintalah instruktur untuk memeriksa rangkaian yang telah
anda rangkai. Catatan: switch thermal dari motor induksi 3 fasa rotor belitan
dan magnetic powder brake unit harus dihubungkan bersama
3. Buatlah diri anda terbiasa dengan pengoprasian pengontrol pengereman dengan
merujuk pada pengoprasian manual EM-3320
4. Sebelum menggunakan pengontrol pengereman dan magnetic powder brake
unit, pertama anda harus mengkalibrasi torsi pada tampilan dari pengontrol
pengereman menjadi 0 kg-m dengan menyesuaikan pengaturan tombol nol
yang terletak dibelakang magnetic powder brake unit dengan pada kondisi on.
5. Secara berurutan hidupkan pengontrol pengereman, magnetic powder brake
unit, 3-P saklar pembatas arus dan catu daya tiga fasa. Motor seharusnya sudah
mulai menyala pada hubungan delta.
6. Buatlah pengaturan pengontrol pengereman untuk dioperasikan ke
Mode\Closed Loop\Constant Torque mode dan atur torsi output ke 0 kg-m.
Jika pengontrol tidak bisa dioperasikan secara normal, hidupkan ulang dengan
Laboratorium Mesin Listrik
IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

menekan tombol RESET. Jika rotor terkunci oleh pengereman torsi yang besar,
lepaskan pengereman dengan menekan ESC atau tombol BACK.
7. Catat nilai daya P motor, arus I motor,kecepatan motor dan faktor daya cos θ
hasinya di tampilkan oleh Digital Power Analysis Meter pada tabel 13-3-1.
Catatan: arus motor tidak boleh melebihi 130 % dari arus yang ditetapkan.
8. Buatlah pengaturan pengontrol pengereman untuk melepaskan pengereman.
Lepaskan pengereman dengan menekan tombol ESC atau BACK pada
pengontrol pengereman.
9. Ulangi langkah 4 sampai 6 untuk pengaturan torsi lainnya pada tabel 13-3-1.
10. Secara berurutan matikan catu daya 3 fasa dan 3-P switch pembatas
arus,magnetic powder brake unit, pengontrol pengereman.
11. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva T vs P dalam grafik pada gambar 13-3- 3.
12. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva I vs P dalam grafik pada gambar 13-3- 4.
13. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva θ vs P dalam grafik pada gambar 13-3- 5.
14. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva N vs P dalam grafik pada gambar 13- 3-
6.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 3-3-1 Hasil pengukuran dari P,I,N, dan cos θ

T (kg-m) 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3


P(W) 98 177 255 340 421 528 659
I(A) 1,16 1,18 1,24 1,36 1,5 1,72 2,03
Cos θ 0,22 0,38 0,55 0,65 0,74 0,803 0,842
N(rpm) 1487 1455 1427 1400 1366 1319 1266

VII. PENGOLAHAN DATA

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

VIII. TUGAS AKHIR

1. Dari data pengamatan yang telah didapat buatlah grafik T vs P pada fig 12-6-3.2. dan jelaskan!

2. Dari data pengamatan yang telah didapat buatlah grafik I vs P pada fig 12-6-4.2. dan jelaskan!

3. Dari data pengamatan yang telah didapat buatlah grafik cos phi vs P pada fig 12-6-5 dan
jelaskan!

4. Dari data pengamatan yang telah didapat buatlah grafik N vs P pada fig 12-6 dan jelaskan!

5. Jelaskan karakteristik torsi dan kecepatan motor induksi

Jawab :

1. Hubungan torsi beban dengan day aitu berbanding lurus artinya semakin besar torsi bebannya
maka semakin besar pula daya yang dibutuhkan motor induksi agar dapat berputar.

2. Hubungan arus dengan day aitu berbanding lurus artinya semakin besar daya yang dibutuhkan
oleh mesin induksi maka semakin besar pula arus yang akan mengalir pada mesin tersebut

3. Hubungan cos phi dengan day aitu berbanding lurus, artinya semakin besar dayanya maka
semakin baik pula cos phi yang dihasilkan

4. Hubungan kecepatan dengan day aitu berbanding lurus artinya semakin besar daya yang
diterima suatu motor induksi maka semakin cepat pula kecepatan motor induksi tersebut

5. Kecepata motor induksi sangat dipengaruhi oleh besar torsi yang diberikan pada motor.
Semakin besar torsi beban yang diberikan pada suatu motor maka semakin kecil pula kecepatan
yang dihasilkan motor induksi (berbanding terbalik).

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

IX. ANALISA
Assalamualaikum Warahmatullhi Wabarakatuh, pada modul yang terakhir kali ini memilliki
judul “ Karakteristik Kecepatan-Torsi”. Sebelum mengenal lebih dalam apa itu karakteristik
kecepatan-torsi, saya akan sedikit menjelaskan apa itu kecepatan dan torsi. Menurut definisi
kecepatan adalah kemampuan suatu benda untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya
dalam selang satuan waktu. Sedangkan torsi adalah besaran yang menyatakan ukuram dari gaya
yang bekerja pada suatu benda sehingga gaya tersebut dapat membuat suatu benda berotasi. Adapun
tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kali ini yaitu Setelah menyelesaikan percobaan ini, anda
diharapkan dapat menjelaskan karakteristik kecepatan-torsi dari rotor belitan motor tiga fasa.

Kemudian Adapun alat alat beserta fungsinya yang akan digunakan pada praktikum ini ada
beberapa diantaranya yaitu yang pertama ada motor induksi 3 fasa rotor belitan yang dimana pada
praktikum ini alat tersebut berfungsi sebagai bahan uji coba praktikum artinya kecepatan-torsinya
yang ingin diamati bend aini, kemudian alat kedua yaitu magnetic powder brake unit dan brake
controller yang dimana kedua alat ini berfungsi untuk mengatur besar torsi beban pada motor
induksi, kemudian ada sumber tiga fasa yang berfungsi sebagai sumber tegangan arus pada
rangkaian. Ada trafo 3 fasa delta-wye yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt ke
180 volt, alat berikutnya ada three phase current limi protection yang dimana berfungsi untuk
memberikan proteksi terhadap komponen akibat dari arus yang berlebihan, selain itu digunakan juga
fuse set yang fungsinya sama yaitu untuk memberikan perlindungan pada alat dari kerusakan akibat
dari adanya arus yang berlebihan. Selanjutnya pada praktikum ini kita juga menggunakan alat
pengukur digital amperemeter dan digital power analysis meter yang dimana kedua alat ini
berfungsi untuk mengukur besar nilai arus, tegangan, maupun daya yang ada pada rangkaian. Ada
juga penggunaan digital RPM meter yang dimana alat ini berfungsi untuk mengukur besar kecepatan
pada torsi motor tig fasa, Adapun penggunaan alat alat seperti table laboratory, bingkai percobaan,
dll merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pelengkap demi kelancaran praktikum.

Seperti saya sudah jelaskan sebelumnya, pada praktikum ini kita akan mengamati kecepatan dan
torsi dari motor induksi 3 fasa. Kecepatan merupakan kemampuan suatu benda untuk berpindah dari
satu tempat ke tempat lainnya dalam selang waktu tertentu. Sedangkan untuk torsi merupakan suatu
besaran yang digunakan untuk mengukur gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda
tersebut dapat berputar. Pada praktikum ini kita menggunakan motor induksi tiga fasa, motor 3 fasa
merupakan motor arus bolak balik yang paling sering digunakan di kegiatan industry. Motor induksi
3 fasa menggunakan sumber listrik 3 fasa atau daya yang sangat besar untuk dapat menggerakan

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

motornya, itulah sebabnya motor ini cocok digunakan dikegiatan industry yang notabene nya
menggunakan daya yang sangat besar.

Prinsip kerja dari motor induksi 3 fasa yaitu Ketika motor dialiri arus listrik, arus listrik tersebut
akan menimbulkan GGL disekitar kumparan, GGL ini kemudian akan menginduksi kumparan pada
rotornya sehingga di rotornya juga timbul GGL yang geraknya berlawanan dengan GGL sumber,
akibat dari arah GGL yang saling berlawanan ini atau saling Tolak menolak ini akan menyebabkan
rotornya berputar. Rotor pada motor induksi terbagi menjadi dua jenis yaitu rotor sangkar tupai dan
rotor belitan. Rotor sangkar kenapa disebut sangkar hal ini dikarenakan batang konduktornya
dibentuk menyerupai bentuk sangkar tupai, sedangkan untuk rotor belitan itu lilitannya dililit
disekitar rotornya. Pada motor induksi 3 fasa ada beberapa karakteristik yang dapat kita perhatikan
seperti apa itu Arus Start (Is), merupakan arus yang diperlukan motor untuk melakukan starting,
kemudian ada Arus Nominal (In) yaitu arus yang dibutuhkan motor untuk running, umumnya arus
optimal yang dibutuhkan yaitu 2 ampere, jika melebihi maka motor dapat kelebihan arus dan rusak.
Dan masih banyak karakteristik lainnya.

Pada data pengamatan dapat kita lihat bahwa ada beberapa macam besar torsi beban yang kita
gunakan dari 0 kg – 0,3 kg. setiap penambahan dari torsi beban ini juga menyebabkan perubahan
pada data data seperti daya nya atau P(W), arusnya, besar cos phi nya, maupun kecepatan torsinya.
Perubahan perubahan tersebut ada yang berbanding lurus dengan perubahan torsi beban Adapun
yang berbanding terbalik dengan torsi beban. Contohnya semakin tinggi torsi beban yang digunakan
maka semakin besar pula daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan motornya, karna daya yang
digunakan semakin tinggi hal ini otomatis menyebabkan arus yang masuk juga semakin besar,
dengan arus yang semakin besar juga menyebabkan cos phi nya yang semakin baik atau semakin
mendekati nilai satu. Akan tetapi bisa dilihat bahwa semakin besar torsi beban yang digunakan juga
menyebabkan semakin lambatnya kecepatan pada rotornya hal ini yang saya maksud dengan
berbanding terbalik dengan torsi bebannya. Artinya dapat dismpulkan bahwa pada data pengamatan
ini sangat sesuai dengan rumus dari torsi beban itu sendiri yang dimana rumusnya itu Torsi beban =
𝒑
𝒏
, yang dimana berdasarkan rumus ini dapat kita lihat bahwa besar torsi beban itu berbanding lurus

dengan besar daya yang digunakan tetapi berbanding terbalik dengan kecepatan torsi nya.

Adapun kesalahan kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum ini yaitu kesalahan yang
disebabkan oleh alat. Seperti alat yang digunakan sudah terlalu tua sehingga tingkat efisiensinya
sudah rendah yang menyebabkan daya yang didapat tidak akurat.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN
SUTRISNO.BP
201911211

X. KESIMPULAN

1. Besar torsi beban yang diberikan itu sangat mempengaruhi besar kecepatan yang dihasilkan torsi
suatu motor induksi. Yang dimana semakin besar torsi bebannya maka semakin besar pula daya
yang dibutuhkan tetapi semakin kecil kecepatan torsi yang dihasilkan. Hal ini tentu sesuai dengan
rumus torsi beban itu sendiri yang dimana kecepatan torsinya berbanding terbalik dengan besar torsi
bebannya.

Laboratorium Mesin Listrik


IT PLN

You might also like