Professional Documents
Culture Documents
Lap Fistum
Lap Fistum
FISIOLOGI TUMBUHAN
AGROTEKNOLOGI-A
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN
NIM. 2106111573
Mengetahui,
II
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... I
I. PENDAHULUAN ..........................................................................................1
Transpirasi)............................................................................................6
III
V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................31
LAMPIRAN ...........................................................................................................37
Dokumentasi ..........................................................................................................37
Perhitungsan ...........................................................................................................46
IV
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil pengamatan pengangkutan difusi pada daun Rhoe discolor ...........23
Tabel 5. Hasil Pengamatan kandungan asam malat pada tanaman CAM ..............27
V
I PENDAHULUAN
Kata fisiologi berasal dari bahasa latin yaitu physis berarti alam (nature) dan
logos berarti ilmu. Fisiologi digunakan untuk berbagai bidang kajian seperti
biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, serta organisme secara keseluruhan
yang menjalankan fungsi fisik dan kimianya. Berdasarkan objek kajiannya dikenal
fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.
Mempelajari fisiologi tumbuhan akan menambah kekaguman kita akan banyak hal
ditujukan pada berbagai mekanisme atau proses biologis yang terjadi di dalam
biologi sel. Sel merupakan satuan dasar kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur
multiseluler, yang mana sel- selnya tersusun membentuk jaringan dan organ. Pada
1
Bagian luar dari sel tumbuhan dilindungi oleh dinding sel. Pada bagian dalam
dari dinding sel dijumpai bahan atau senyawa kimia yang memiliki tanda-tanda
selaput tipis yang disebut membran plasma dan nukleoplasma (selaput inti).
Sitoplasma terdiri dari matriks sitoplasmik atau sitosol yang merupakan cairan
masing organel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Aktivitas yang
tentang proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan
tumbuhan tersebut dapat hidup. Dengan mempelajari fisiologi tumbuhan, kita dapat
lebih memahami peran sinar matahari dalam menghasilkan karbohidrat dari bahan
baku anorganik berupa air dan karbondioksida. Disamping itu kita juga dapat
kekeringan, proses perkecambahan biji, dan berbagai macam gejala lain yang
2
Pada dasarnya gejala-gejala yang diekspresikan oleh tumbuhan dapat
dijelaskan berdasarkan prinsip kimia dan fisika. Prinsip-prinsip kimia dan fisika
merupakan bekal utama untuk mengkaji secara mendalam setiap fenomena fisiologi
berdasarkan prinsip- prinsip kimia dan fisika yang terlibat, dan para ahli fisiologi
pelopor yang menyediakan makanan dan perlindungan kepada hewan dan manusia.
Lama sebelum hewan dan manusia muncul di dunia ini, tumbuhan telah giat
matahari menjadi energi kimia sebagai energi kerja pada peristiwa pernapasan.
Hasil asimilasi zat karbon yang tidak atau belum digunakan hewan dan manusia
tidak musnah, akan tetapi tersimpan sebagai tabungan energi berupa batubara yang
hingga sekarang masih ada, dan masih mencukupi kebutuhan umat manusia
beratus-ratus tahun akan datang. Meskipun manusia pada dewasa ini telah
mendapatkan sumber-sumber energi lain seperti energi dari air terjun, energi dari
pemecahan atom, energi yang langsung diperoleh dari sinar matahari, namun
3
batubara dan minyak tanah yang secara langsung dapat juga dipandang sebagai
kepada ilmu pertanian, perkebunan dan kehutanan. Sebagian besar sumber daya
pangan, berasal dari tanaman budi daya. Padi, jagung, ubi, ubi kayu dan ubi-ubi lain
kelapa sawit, dan kacang-kacangan merupakan sumber lemak, dan juga protein
secara luas dalam bentuk perkebunan. Tanaman budi daya industri, antara lain teh,
kopi, tebu, tembakau, lada, gambir, dan vanila. Tanaman ini merupakan komoditas
ekspor penting yang menghasilkan devisa negara. Usaha untuk menambah hasil
1.2 Tujuan
Tujuan dari imbibisi dalam biji kacang tanah adalah untuk mengetahui proses
tujuan dari pengamatan transpirasi pada daun adalah memahami proses pelepasan
4
Tujuan dari pengangkutan cahaya adalah untuk mengetahui peranan cahaya
matahari terhadap kacang hijau serta mengetahui pertumbuhan biji kacang hijau di
tempat gelap.
Tujuan dari pengamatan asam malat pada tanaman CAM adalah Untuk
mengetahui perlakuan apa saja yang diberi dan untuk mengukur kandungan asam
malat tanaman famili crassulaceae yang diambil pada beberapa waktu pengambilan
sampel.
5
II TINJAUAN PUSTAKA
transport aktif dan transport pasif. Transport aktif adalah transport zat yang
di membran. Sedangkan transport pasif adalah transport zat yang tidak memerlukan
energi dengan konsep adanya energi potensial mengikuti gradien konsentrasi dari
tinggi ke rendah, contohnya difusi dan osmosis. Berdasarkan banyak sedikitnya zat
terlarut dalam suatu cairan, maka cairan dibagi menjadi dua, yaitu cairan hipertonik
dan hipotonik. Larutan hipertonik adalah larutan yang memiliki zat terlarut lebih
banyak. Jika sel dimasukan dalam larutan hipertonik maka sel akan kehilangan air
larutan garam dan larutan gula. Sedangkan larutan hipotonik adalah larutan yang
memiliki zat terlarut lebih sedikit. Jika sel dimasukan dalam larutan hipotonik maka
sel akan mengalami turgiditas karena air akan memasuki sel lebih cepat daripada
keluar sel, sehingga sel akan membengkak dan dapat mengalami lisis. Sel yang
keseimbangan air di dalam selnya karena dinding sel hanya akan mengembang
sampai batas tertentu sebelum mengembalikan tekanan balik pada sel yang
6
Potensial air adalah energi inheren dari kedua sisi membran yang memiliki
besar konsentrasi zat terlarut yang berbeda sehingga menimbulkan adanya tekanan
osmotik yang akan mendorong partikel zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke
Difusi adalah perpindahan zat terlarut dari area dengan menuruni gradien
sisi membrane sudah seimbang maka partikel zat terlarut akan terus bergerak tanpa
merubah gradien konsentrasi. Difusi dibagi menjadi dua, yaitu simple transport dan
difusi terfasilitasi. Simple transport adalah perpindahan partikel zat terlarut yang
penggerak bagi partikel tersebut. Partikel yang dapat melakukan simple transport
adalah partikel yang memiliki ukuran yang relatif kecil. Sedangkan difusi
pembawa karena ukuran partikel yang relatif besar seperti glukosa. Faktor yang
membran semi permeable dari keadaan sel yang hipotonis menuju hipertonis,
7
Menurut Hasni, et al., (2016) mengatakan bahwa osmosis adalah pergerakan
dari partikel zat pelarut dalam larutan dari konsentrasi zat pelarut tinggi ke rendah
konsentrasi zat pelarut yang lebih rendah dengan melewati membrane semi
permeable.
semakin besar. Peningkatan suhu, akan menjadikan difusi yang terjadi juga semakin
besar, sehingga proses difusi juga akan berjalan lebih cepat. Akan tetapi dalam
meningkatkan suhu operasi juga perlu diperhatikan, karena suhu yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan kerusakan pada bahan yang sedang diproses (Ibrahim, et al.,
2015).
Proses osmosis dapat merubah struktur dan tekstur dari sel karena sel
degradasi lamella tengah, membrane sel yang lisis, kolaps sel, plasmolisis dan
kelarutan dan daya difusi, Kecepatan atau laju propagasi, dan kecepatan terminasi
rantai yang merupakan kontrol dari proses difusi monomer tunggal (Putra, et al.,
2013).
(solid) atau agak padat (semi solid) karena benda-benda tersebut mempunyai zat
penyusun dari bahan yang berupa koloid. Ada banyak hal yang merupakan proses
penyerapan air yang terjadi pada makhluk hidup, misalnya penyerapan air dari
8
dalam tanah oleh akar tanaman. Namun, penyerapan yang dimaksudkan di sini
yaitu penyerapan air oleh biji kering. Hal ini banyak kita jumpai di kehidupan kita
tauge, biji kacang hijau terlebih dahulu direndam dengan air. Pada peristiwa
perendaman inilah terjadi proses imbibisi oleh kulit biji tanaman tersebut. Tidak
hanya itu, proses imbibisi juga memiliki kecepatan penyerapan air yang berbeda-
beda untuk setiap jenis biji tanaman. Mengingat akan banyaknya hal yang
mengetahui kecepatan imbibisi biji kering yang direndam. Hal ini dimaksudkan
guna menambah pemahaman kita tentang proses imbibisi yang terjadi pada biji
Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama daya hidup
benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih
adalah antara 6% - 8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan benih
patogen di dalam tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang meliputi
9
faktor genetis (hereditas) dan factor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau
faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut
2018).
akar dari dalam biji yang diawali oleh masuknya air ke dalam biji (imbibisi).
Penyerapan air oleh biji, membuat kulit biji perah dan membesar serta memicu
kali muncul dari biji yang sedang berkecambah yang kemudian diikuti oleh
munculnya taruk dan pucuk. Kecambah yang sedang berkembang mendapat nutrisi
dari endosperm atau kotiledon sampai daun pertama muncul dan tanaman siap
terbentuk. Contoh tumbuhan ini adalah kacang hijau, kedelai, bunga matahari dan
kacang tanah. Organ pertama yang muncul ketika biji berkecambah adalah radikula.
Radikula ini kemudian akan tumbuh menembus permukaan tanah. Tanaman dikotil
yang dirangsang dengan cahaya, ruas batang hipokotil akan tumbuh lurus ke
10
dengan epikotil tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan
tanah menembus kulit biji. Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Contoh
tumbuhan yang mengalami perkecambahan ini adalah kacang ercis, kacang kapri,
Intensitas cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak sehingga
terjadi dalam tumbuhan untuk menghasilkan makanan yang dapat membantu dalam
akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih
cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak
hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat
lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang baik lebih lebar, lebih
hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh (Haryadi, 2017)
11
Cahaya dapat mempengaruhi perkembangan tumbuhan secara in vitro dan in
vivo. Keadaan suatu kultur dipengaruhi oleh fotoperioditas, kualitas dan intensitas
jaringan, termasuk metabolit primer seperti enzim, karbohidrat, lipida dan asam
(Ariany 2013).
benih yaitu faktor dalam yang meliputi: tingkat kemasakan benih, ukuran benih,
dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air,
adalah: sifat dari benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang
tersedia pada medium di sekitarnya. Pada umumnya kebutuhan benih akan air yaitu
tidak melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya. Benih tanaman mempunyai
kemampuan berkecambah pada kisaran air tanah tersedia mulai dari kapasitas
lapangan sampai titik layu permanen. Kapasitas lapangan dari tanah yaitu jumlah
air maksimum yang tertinggal air permukaan dikuras dan setelah air yang keluar
dari tanah karena gaya berat habis. Sedangkan titik layu permanen adalah suatu
keadaan dari kandungan air tanah di mana terjadi kelayuan pada tanaman yang tidak
dapat balik. Untuk kebanyakan benih tanaman yang kondisinya kelewat basah
12
Temperatur merupakan syarat penting yang kedua bagi perkecambahan
benih tanaman adalah di antar 80-950 F (00-50C). Untuk tanaman musim dingin
Proses respirasi ini akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat
yang berupa panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan mengakibatkan
diperlukan oksigen karena molekul asam lemak mengandung lebih sedikit pada
molekul gula. Enersi yang digunakan untuk kegiatan mekanisme sel-sel dan
dari cadangan makanan di dalam benih. Walau pun demikian ada beberapa jenis
akan cahaya menjadi 4 golongan, yaitu: (1) Golongan yang memerlukan cahaya
13
perkecambahannya, misalnya Allium sp dan (4) Golongan di mana benih dapat
berkecambah sama baik di tempat gelap atau ada cahaya, misalnya Leguminosae.
maka perlu mengetahui jenis tanaman yang cocok digunakan dengan kondisi
tidak mempunyai viabilitas tinggi. Benih belum memiliki cadangan makanan yang
cukup dan juga pembentukan embrio sebelum sempurna. Cadangan makanan yang
terdapat pada endosperm yang belum masak masih belum cukup tersedia bagi
cepat. Dengan benih yang masak, maka pertumbuhan benih akan secara optimal
lemak, dan mineral. Di mana bahan-bahan ini diperlukan sebagai bahan baku dan
enersi bagi embrio pada saat perkecambahan. Diduga bahwa benih yang berukuran
besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan dengan
benih kecil, mungkin pula embrionya lebih besar. Berat benih berpengaruh terhadap
(Sutopo, 2002: 30). Benih yang mempunyai cadangan makanan yang lengkap dan
banyak memungkinkan benih dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal pada
kondisi yang optimum, karena cadangan makanan yang ada dalam benih digunakan
14
sebagai enersi dalam menjalani kehidupan tanamam sebelum organ daun dapat
Suatu benih dikatakan dorman apabila benih itu sebenarnya hidup tetapi tidak
lain impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas maupun karena resistensi kulit
yang dikenal antara lain: (a) Larutan dengan tingkat osmotik tinggi, misal larutan
Tanaman CAM adalah tanaman yang dapat berubah seperti tanaman C3 pada
saat pagi hari (suhu rendah) dan dapat berubah seperti tanaman C4 pada siang hari
dan malam hari. Tanaman CAM dijumpai pada tumbuhan sukulen, yang memiliki
daun atau batang berdaging. Tumbuhan ini beradaptasi terhadap keadaan kering
diperlukan agar dapat bertahan. Dalam kondisi kelembaban rendah, stomata terbuka
pada malam hari untuk menyerap CO. dan tertutup pada siang hari untuk
15
terjadi pada mesofil, fiksasi CO₂ terjadi pada malam hari, siklus Calvin (reaksi
gelap) terjadi pada siang hari, biasanya tumbuh di daerah gurun, stomata membuka
pada malam hari dan menutup pada siang hari, dan membentuk senyawa 4-karbon
Asam malat (malic acid) adalah asam dikarboksilat yang memberikan rasa
asam dan getir dalam berbagai buah seperti apel hijau dan anggur. Asam malat
dapat disintesis dalam tubuh melalui siklus asam sitrat (Krebs) untuk meningkatkan
metabolisme energi. Asam malat memiliki rantai senyawa dasar yang mencakup
atom karbon terikat dengan ikatan ganda atom oksigen serta senyawa hidroksida.
Asam malat merupakan senyawa organik yang memiliki rumus kimia C.H₂Os. Zat
(Dwidjoseputro, 1990).
Tanaman CAM adalah tanaman yang dapat berubah seperti tanaman C3 pada
saat pagi hari (suhu rendah) dan dapat berubah seperti tanaman C4 pada siang hari
dan malam hari. Tanaman CAM adalah tanaman yang stomatanya membuka pada
malam hari dan menutup pada siang hari, memiliki laju fotosintesis yang rendah
C4 memiliki dua tipe sel yang mengandung kloroplas, mesofil, dan bundle sheath.
tumbuhan C3. Tidak seperti tumbuhan C3, fotosintesis pada C4 tidak terhambat
oleh oksigen dan memiliki titik kompensasi CO, yang lebih rendah. Kompensasi
CO₂ adalah banyaknya konsentrasi CO₂ yang diambil untuk fotosintesis dengan
16
CO2 yang digunakan untuk respirasi. C3 berkisar antara 20 hingga 100 μl CO, per
dibandingkan dengan tumbuhan C3. Namun tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi
kapas termasuk kelompok C3. Tanaman pangan yang tumbuh di daerah tropis,
terutama gandum, akan mengalami penurunan hasil yang nyata dengan adanya
kenaikan sedikit suhu karena gandum umumnya dibudidayakan pada kondisi suhu
penyakit, jumlah generasi hama, dan tingkat inokulum patogen, atau kepekaan
17
III METODOLOGI
Pertanian Universitas Riau. Yang dilaksanakan pada hari Senin, pada tanggal 19
September 2022 pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.40 WIB.
Pertanian Universitas Riau. Yang dilaksanakan pada hari Senin, pada tanggal 26
September 2022 pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.40 WIB.
Pertanian Universitas Riau. Yang dilaksanakan pada hari Senin, pada tanggal 4-5
November 2022 pada pukul 18.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.
Pengangkutan Air Pada Tumbuhan (Difusi, Imbibisi Dan Transpirasi). Alat yang
digunakan pada praktikum ini yaitu, timbangan analitik, spatula, gelas beaker,
18
stopwatch, dan mikroskop. Bahan yang digunakan yaitu, daun adam hawa (Rhoe
discolor), daun jagung (Zea mays L.), daun durian (Durio), daun tebu (Saccharum),
ini yaitu, spatula atau pinset, tisu, penggaris, alat tulis, dan 4 botol plastik. Bahan
Kandungan Asam Malat Pada Tanaman CAM, Alat yang digunakan pada
praktikum ini yaitu, buret, alat pemanas, Erlenmeyer, gelas ukur, beaker glass,
pipet, dan silet. Bahan yang digunakan yaitu daun anggrek, daun lidah buaya, daun
sansifera (lidah mertua), daun nenas, daun cocor bebek, NaOH 0,01 N, indicator
a) Difusi
1. Dibuat larutan sukrosa dengan masing-masing konsentrasi 0,01, 0,02,
19
4. Diangkat rendaman sayatan Rhoe discolor tersebut dan diamati jumlah
25 menit.
dirata-ratakan.
b) Imbibisi
c) Transpirasi
20
4. Diolesi daun 1 dengan vaselin pada bagian atas daun, diolesi daun 2
dengan vaselin pada bagian bawah daun, diolesi daun 3 dengan vaselin
pada bagian atas dan bawahnya, dan pada daun 4 tidak diolesi/tidak
tumbuh
21
9. Dilakukan penyiraman setiap hari (tidak terlalu basah)
1. Diambil daun tanaman yang telah di petik (jam 21.00, jam 24.00, jam
dalam alkohol 10 ml
ekstraknya.
pp sebanyak 5 tetes
warna
9. Dicatat volume NaOH yang terpakai, lakukan pada semua sampel daun,
22
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
0,04 30 7 23,33%
Kontrol 19
Berdasrakan hasil percobaan imbibisi yang telah dilakukan pada biji kacang
tanah maka didapat hasil yang dapat dilihat pada tabel 2. Pada pengamatan imbibisi,
dilakukan dengan mengamati berat biji kacang tanah dengan volume air di awal dan
beras kacang di awal seberat 17,17 gram dengan volume air 100 ml. Sedangkan
23
berat biji kacang tanah setelah dilakukan perendaman kurang lebih selama 10 menit
didapat berat biji kacang tanah bertambah menjadi seberat 22,11 gram dan volume
air berkurang menjadi 90 ml setelah selang waktu 10 menit. Ini berarti ada kenaikan
berat pada biji kacang tanah dan penurunan volume air setelah perendaman selama
10 menit.
bervariasi pada kacang yang mengalami proses imbibisi. Hal itu ditandai dengan
pada kacang-kacang hidup karena pada kacang hidup sel- selnya masih aktif dalam
dinding sel kacang yang mempunyai membran sel yang bersifat permeabel.
Penyerapan air dilakukan oleh permukaan zat yang hdrofil sehingga zat tersebut
Dari pengamatan, diketahui bahwa kemampuan biji untuk menyerap air sudah
maksimal. Penyerapan air oleh biji dimana pada biji terdapat suatu membran yang
bersifat permeabel selektif sehingga air yang berada pada lingkungan masuk ke
sistem atau ke dalam biji dan ini berarti bahwa di dalam proses imbibisi juga terjadi
proses difusi dan osmosis di dalam sel. Proses imbibisi air oleh biji kacang
dipengaruhi oleh komposisi kimia biji kacang, permeabilitas biji dan jumlah air
yang tersedia, baik air dalam bentuk cairan maupun uap di sekitar benih.
berbagai perlakuan
24
Jumlah Kecambah Tinggi kecambah (cm)
Sampel
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 minimum maksimum
Tanpa
- 5 7 8 10 0,1 10
cahaya
<50%
- 3 8 7 8 0,6 2,2
cahaya
50%-75%
- - - - 4 0,1 0,6
cahaya
Cahaya
- 2 6 7 8 0,2 1
penuh
pengamatan pada perlakuan tanpa cahaya, cahaya <50%, cahaya 50%-75% dan
cahaya penuh tidak terdapat yang berkecambah. Pada hari kedua pengamatan pada
perlakuan tanpa cahaya terdapat 5 kecambah, pada perlakuan cahaya <50% terdapat
perlakuan cahay penuh terdapat 2 kecambah. Pada hari ketiga pengamatan pada
perlakuan tanpa cahaya terdapat 7 kecambah, pada perlakuan cahaya <50% terdapat
dan pada perlakuan cahaya penuh terdapat 6 kecambah. Pada hari keempat
kecambah dan pada perlakuan cahay penuh terdapat 0 kecambah. Pada hari kelima
25
cahaya <50% terdapat 8 kecambah, pada perlakuan cahaya 50%-75% terdapat 4
didapat tinggi maksimalnya ialah 1 cm dan minimalnya ialah 0,2 cm. Perlakuan
75% cahaya didapat tinggi maksimalnya ialah 0,6 cm dan minimalnya ialah 0,1 cm.
Perlakuan <50% cahaya didapat tinggi maksimalnya ialah 2,2 cm dan minimal 0,6
cm. Pada perlakuan tanpa cahaya didapat tinggi maksimalnya ialah 10 cm dan
minimalnya ialah 0,1 cm. Maka dari hasil dan pembahasan diatas pertumbuhan
kecambah yang diberi perlakuan tanpa cahaya pertumbuhannya lebih banyak dan
cepat namun secara fisik kecambahnya terlihat kurang baik seperti kerdil dan
namun secara fisik kecambahnya dalam keadaan baik dan terlihat lebih segar.
Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka
pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi
tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat
karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung
tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut
banyak atau sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada
tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya (Latunra,
2014).
26
Tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya
sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya
pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat
oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang
yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga
warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat
Berat
Waktu Tanaman Warna awal Warna akhir Volume NaOH
(gr)
Kuning
21.00 Nanas 2,12 Pink 14,5
pudar
Cocor
00.00 2,13 Hijau pudar Pink 32
bebek
Kuning
03.00 Lidah buaya 2,07 Pink 23,6
pudar
Pada pengamatan tanaman nanas yang diamati pada pukul 21.00 dengan berat
2,12 gr dengan warna awal adaah kuning pudar setelah dititrasi dengan dengan
NaOH yang diperlukan sebanyak 14,5 ml maka larutan nanas berubah menjadi
warna pink. Pada pengamatan tanaman cocor bebek yang diamati pada pukul 00.00
27
dengan berat 2,13 gr dengan warna awal adalah hijau pudar setelah dititrasi dengan
dengan NaOH yang diperlukan sebanyak 32 ml maka larutan cocor bebek berubah
menjadi warna pink. Pada pengamatan tanaman anggrek yang diamati pada pukul
03.00 dengan berat 2,07 gr dengan warna awal adalah kuning pudar setelah dititrasi
berubah menjadi warna pink. Pada pengamatan tanaman nanas yang diamati pada
pukul 06.00 dengan berat 2,10 gr dengan warna awal adalah kuning pudar setelah
dititrasi dengan dengan NaOH yang diperlukan maka larutan nanas berubah
menjadi warna pink. Ini menandakan pada tanaman cam yang telah dilakukan uji
coba terdapat asam malat namun pada saat perendaman dengan alkohol tproduksi
asam malatnya terhenti sehingga menimbulkan warna pink yang berarti percobaan
melakukan respirasi di malam hari dimana suhu lingkungan lebih rendah daripada
ketika siang hari, menyimpan CO2 tersebut dalam vakuola dalam bentuk asam
malat. Asam malat tersebut akan mengalami dekarboksilasi dan menjadi sumber
CO2 untuk fotosintesis di siang hari (Ramirez et al. 2012). Sebagian besar spesies
ketersediaan air meningkat (Vaasen et al. 2006; Ceusters et al. 2009; Silvera et al.
28
Tanaman CAM melakukan fiksasi CO2 pada malam hari dan asimilasi pada
siang hari sehingga kebutuhan air tanaman ini 5% sampai 10% dibandingkan
tanaman C3, akan tetapi, laju pertumbuhan tanaman dengan sistem fotosintesis
sebagai sumber CO2 (Heldt dan Piechulla 2011). Per hari, tanaman CAM memiliki
fotosintesis ini bermanfaat bagi lahan marginal. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan jalur fotosintesis antara kedua bagian tanaman ini. Jumlah asam
malat yang tinggi pada batang menunjukkan aktivitas pengambilan CO2 di malam
Malam hari, pati diurai dalam respirasi (glikolisis) menjadi PEP. PEP yang
terbentuk ini kemudian menangkap CO2 dari udara dan mengubah CO2 tersebut
menjadi malat dengan bantuan enzim malat dehidrogenase dan pereduksi NADH.
Malat yang terbentuk kemudian disimpan dalam bentuk asam malat di dalam
vakuola. Dan pada siang hari, malat diangut keluar dari vakuloa untuk
didckarboksilasi menjadi CO2 dan piruvat. Piruvat diubah menjadi pati yang pada
malam hari diubahn menjadi PEP. CO2 kemudian difiksasi oleh rubisco menjadi 3-
PGA. 3-PGA yang nantinya masuk ke dalam siklus calvin seperti pada C-3 da
tetapi kemampuan ini juga dikontrol oleh lingkungan. Kondisi lingkungan dapat
29
antara lain daerah kering dengan latituda (garis lintang) rendah, temperatur tinggi
dengan kondisi kering dan kadar garam tinggi akibat pemanasan global dan
Fiksasi CO2 pada beberapa tumbuhan CAM dapat berubah menjadi tumbuhan C3
setelah hujan atau temperatur lingkungan yang tinggi pada malam hari. Beberapa
tanaman CAM akan mengalami peningkatan aktivitas enzim yang berfungsi dalam
(Hastilestari, 2015).
30
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
proses imbibisi pada kacang tanah di mana berat kacang tanah antara sebelum dan
sesudah direndam air berbeda titik sebelum direndam 17,17 gram dan sesudah
direndam 22,11 gram hal ini menunjukkan penambahan berat pada kacang tanah
pada proses transpirasi pada daun durian, daun jagung dan daun tebu. 4 helai daun
dijemur di bawah sinar matahari selama sepuluh menit dan diberikan perlakuan
cahaya lebih baik dan dengan kecambah yang tumbuh lebih banyak. Karena
kacang hijau tidak memerlukan banyak cahaya matahari, di mana hormon auksin
dapat bekerja dengan optimal. Kekurangannya ialah batang pada kacang hijau
kurang kokoh dan lemah cahaya matahari diperlukan untuk menguraikan hormon
atau auksin yang di dalam tanaman supaya tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
sehat.
asam malat pada tanaman cam dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
larutan pada tanaman cam yang diujicobakan berubah menjadi warna pink setelah
dititrasi. Ini menandakan pada tanaman cam yang telah dilakukan uji coba terdapat
asam malat namun pada saat perendaman dengan alkohol tproduksi asam malatnya
31
terhenti sehingga menimbulkan warna pink yang berarti percobaan yang telah
dilakukan berhasil
5.2 Saran
untuk menghadapi praktikum. Kemudian pelajari baik – baik buku penuntun yang
ketika asisten sedang memberikan asistensi karena jikalau tidak focus maka bisa
diperjelas dan diperbarui lagi. Hal ini perlu direspon agar ke depan tidak lagi
mengalami kesalahan data. Semoga saran saya ini berguna dan saya mohon maaf
32
DAFTAR PUSTAKA
Alternative Method for the Biologycal Treatment of Wastewater from the Al-
Campbell, Neil A. dan R. Jane B. 2008. Biologi: Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchel, L. G. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Jakarta:
33
Hasni, A., R. Patrick, dan D. Nancy. 2016. The Teaching and Learning of Diffusion
12(6): 1507-1531.
Hopkins, William, G., Noman, P. A., & Hüner. 2008. Introduction to Plant
Ibrahim, A., Yuanita, dan S. Feronika. 2015. Pengaruh Suhu dan Lama Waktu
Ekstraksi terhadap Sifat Kimia dan Fisik pada Pembuatan Minuman Sari Jahe
34
Ma'ruf. A., Safitri. S. A., & Sinaga, A. 2016. Pengaruh pemanasan global terhadap
196.
Putra, A., Yelmida, dan Bahruddin. 2013. Pengaruh Waktu dan Suhu Reaksi
Grafting pada Proses Pembuatan Maleated Natural Rubber. Jurnal Sains dan
Murbei (Morus alba L.) Kajian Proporsi Buah: Sukrosa dan Lama
enzyme to alleviate oxidative stress in Aloe vera (L.) Burm, plants subjected
London
35
Sinaga. Agustina, & Jekson, N. 2011. Sukses SNMPTN. Jakarta: Mizan Publika.
Jakarta.
Pengembanga.
Taiz, L. dan Z. Eduardo. 2010. Plant Physiology 5rd Edition. Sunderland: Sinauer
Associate.
Winter K. Garcia M, Holtum JA. 2008. on the nature of facultative and constitutive
Sinaga. Agustina, & Jekson, N. 2011. Sukses SNMPTN. Jakarta: Mizan Publika.
36
LAMPIRAN
1. Dokumentasi
37
Gambar 7. Ditiriskan Kacang Gambar 8. ditimbang kacang
tanah tanah
b. Transpirasi
38
Gambar 13. diolesi bagian Gambar 14. hasil perlakuan
bawah daun jagung daun jagung
39
1.2 Pengaruh Cahaya Terhadap Perkecambahan Biji
40
Gambar 25. Diperlakuan Gambar 26. Diperlakuan
<50% cahaya 3 berkecambah tanpa cahaya 5 berkecambah
41
Gambar 31. Dilakuakan Gambar 32. Diperlakuan 75%
42
Gambar 37. Diperlakuan 75% Gambar 38. Diperlakuan
cahaya 4 berkecambah tanpa cahaya 10 berkecambah
43
1.3 Pengukuran Kandungan Asam Malat pada Tanaman CAM
44
Gambar 49. Disatukan ekstrak Gambar 50. Diambil 10 ml
pertama dan kedua lalu ekstrak yang telah
didinginkan didinginkan dan ditambahkan
5 tetes indikator pp
45
2. Perhitungan
a. Difusi
Jawab:
= ((30-23)/30) X 100%
= (7/30) X 100%
= 23,33 %
1) Nanas
= 9,17
2) Cocor bebek
= 18,6
46
3) Lidah buaya
= 15,28
4) Anggrek
= 8,3
47