You are on page 1of 15

MAKALAH KEPEMIMPINAN

GAYA KEPEMIMPINAN BASUKI THAJA PURNAMA

Dosen Pengampu : Rina Rachmadani, M.I.Kom

DISUSUN OLEH :

RADEN RORO ANNISYA BOEDI UTARI

CG211110182

FAKULTAS ILMU SOSIAL MANAJEMEN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KOMUNIKASI

INSTITUT STIAMI JAKARTA KAMPUS E TANGERANG SELATAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul GAYA KEPEMIMPINAN
BASUKI THAJA PURNAMA

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan , saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam segi penulisan , struktur penu-
lisannya , maupun ejaannya , oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
dijadikan referensi penulis

Dari penulisan makalah ini saya berharap agar menjadi bacaan para pembaca agar lebih mengerti
tentang KEPEMIMPINAN SEORANG BASUKI THAJA PURNAMA di masa beliau menjabat
sebagai gubernur DKI Jakarta .

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
I. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
II. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
III. Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
I. Biografi Basuki Thaja Purnama ........................................................................................... 3
II. Gaya Kepemimpinan Basuki Thaja Purnama ...................................................................... 4
III. Hasil kinerja Basuki Thaja Purnama ................................................................................ 6
IV. Pandangan Masyarakat Terhadap Kinerja Basuki Thaja Purnama .................................. 9
BAB III......................................................................................................................................... 10
PENUTUP .................................................................................................................................... 10
I. KESIMPULAN .................................................................................................................. 10
II. KRITIK DAN SARAN ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang untuk memen-
garuhi orang lain dalam hal bekerja, di mana tujuannya adalah untuk mencapai target (goal) or-
ganisasi yang telah ditentukan. Kepemimpinan berasal dari kata pimpin, mempunyai awalan pe
dan akhiran an yang menunjukkan sifat yang dimiliki oleh pemimpin itu. Kata pimpin mengan-
dung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun, dan juga menunjukkan atau-
pun memengaruhi.

Harold W. Boles (1980) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses atau sejumlah tindakan di
mana satu orang atau lebih (pemimpin) menggunakan pengaruh, wewenang atau kekuasaan ter-
hadap satu atau lebih orang lain (pengikut) dalam menggerakkan sistem sosial untuk mencapai
satu atau lebih tujuan sistem sosial.

Penulis lainnya, John W. Gardner (1990) mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut: Leader-
ship is the proses of persuasion or example by which an individual (or leadership team) induces a
group to pursue objectives held by the leader or shared by the leader and his followers. Definisi
ini memperkaya variabel definisi kepemimpinan dalam literatur dengan mengemukakan kata ex-
ample atau contoh. Pemimpin dapat memengaruhi pengikutnya dengan cara memberi contoh. Ia
menjadi panutan atau role model para pengikutnya

Setiap pemimpin tentu memiliki karakteristik dan model kepemimpinan yang berbeda sesuai
dengan karakter yang dimilikinya, sehingga hal tersebut juga akan berpengaruh kepada daerah
ataupun organisasi yang dipimpinnya, karena bagaimana karakteristik masyarakat suatu daerah
dapat mencerminkan karakteristik dari pemimpinnya. Seorang pemimpin selayaknya sebuah na-
hkoda dalam sebuah kapal, sehingga kemana kapal tersebut mencapai tujuannya tentu ditentukan
oleh siapa pemimpinnya. Benny Susetyo menyatakan, tak ada yang bisa mengingkari kenyataan
bahwa cermin baik buruknya wajah republik ini berasal dari perilaku pemimpinnya. Jika perilaku
mereka diperlihatkan dengan sikap egois, saling berebut tahta jabatan, mata internasional pun

1
akan melihat hanya sebatas itu moralitas para pemimpin republik ini. Basuki Tjahaja Purnama atau
dikenal dengan nama Ahok merupakan salah satu pemimpin yang memiliki

karakteristik kepemimpinan agak berbeda jika dibandingkan dengan kepemimpinan kepala daerah
lainnya. Ketika banyak orang ingin menjadi pemimpin dengan harapan mendapatkan kekuasaan
dan setelah itu digunakan untuk kepentingan bahkan mungkin kemakmuran pribadinya, Ahok
justru menggunakan otoritas kepemimpinan yang dimilikinya berjuang untuk kepentingan rakyat.
Selain itu, di saat banyak pemimpin lebih ingin dilayani karena merasa merekalah pemilik otoritas
tersebut , Ahok berusaha untuk menerapkan bahwa menjadi seorang pemimpin merupakan sebuah
amanat dari rakyatnya , kemudian ketika ia terpilih tentu saja sudah seharusnya beliau wajib ber-
juang dan melayani rakyatnya .

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas , terdapat rumusan masalah sebagai berikut :

Bagaimana masyarakat memandang sosok Basuki Thaja Punama dengan gaya kepemimpinannya
dan kerja beliau yang nyata ?

III. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas , tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui gaya
kepemimpinan Basuki Thaja Purnama dalam memimpin dan melayani masyarakat dengan model
kepemimpinan transformasional dan kelemahan dari kepemimpinannya . dan ingin mengetahui
pro dan kontra masyarakat terhadap Basuki Thaja Purnama dan sebagai memenuhi tugas mata
kuliah kepemimpinan .

2
BAB II

PEMBAHASAN

I. Biografi Basuki Thaja Purnama

Ir. Ahok M.M. (EYD: Basuki Cahaya Purnama, nama Tionghoa: 鐘萬學 / Zhōng Wànxué , lahir
29 Juni 1966), lebih dikenal dengan panggilan Hakka Ahok (阿學) atau BTP, adalah pengusaha
dan politikus keturunan Tionghoa-Indonesia yang menjabat Komisaris Utama PT. Pertamina sejak
25 November 2019. Ia merupakan kakak kandung dari Basuri Tjahaja Purnama (Bupati Belitung
Timur periode 2010–2015). Di dunia politik, ia tergabung dalam Partai Demokrasi Indonesia Per-
juangan (PDI-P) yang terdaftar sebagai anggota sejak 8 Februari 2019. Pada 1 Juni 2014, Gubernur
DKI Jakarta Joko Widodo mengambil cuti panjang untuk menjadi calon presiden dalam Pemilu
Presiden 2014, maka Basuki resmi diangkat menjadi Pelaksana Tugas Gubernur. Setelah terpilih
dalam Pemilu Presiden 2014, Joko Widodo resmi mengundurkan diri sebagai Gubernur DKI Ja-
karta pada 16 Oktober 2014. Secara otomatis, ia menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta

Nama Basuki mulai dikenal luas oleh masyarakat setelah dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI
Jakarta yang dilantik pada 19 November 2014 di Istana Negara berdasarkan hasil rapat paripurna
istimewa di Gedung DPRD DKI Jakarta yang dilaksanakan pada 14 November 2014[10] setelah
sebelumnya diangkat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur sejak 16 Oktober 2014 hingga 19 No-
vember 2014 menggantikan Joko Widodo yang menjadi Presiden Indonesia. Dengan demikian, ia
menjadi warga negara Indonesia dari etnis Tionghoa dan pemeluk agama Kristen Protestan per-
tama yang menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta pernah dijabat oleh
pemeluk agama Katolik, yaitu Henk Ngantung (Gubernur DKI Jakarta periode 1964–1965).

Pada 10 September 2014, Basuki memutuskan keluar dari Partai Gerindra disebabkan karena
perbedaan pendapat pada RUU Pilkada. Partai Gerindra mendukung RUU Pilkada, sedangkan
Basuki dan beberapa kepala daerah lain memilih untuk menolak RUU Pilkada karena terkesan
"membunuh" sistem demokrasi di Indonesia. Hal ini membuat dirinya hilang dukungan dari Partai
Gerindra. Selanjutnya, ia secara otomatis menjadi politikus Independen. Bahkan untuk kembali
maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 sempat berencana mencalonkan diri sebagai calon

3
independen, akan tetapi pada akhirnya ia memutuskan maju dengan koalisi partai politik. Ia men-
calonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dengan didampingi oleh Djarot Saiful Hidayat
dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Tak hanya PDI-P, pasangan calon tersebut
diusung pula oleh Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai
Nasional Demokrat (NasDem), serta didukung oleh Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
(PKPI) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Pada putaran kedua, ia bertambah dukungan setelah
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bergabung dalam
koalisi . Usai melewati pertarungan yang ketat, sayangnya Basuki–Djarot dikalahkan oleh pasan-
gan calon Anies Baswedan–Sandiaga Uno dengan selisih persentase 15.92% suara.

II. Gaya Kepemimpinan Basuki Thaja Purnama

Basuki Tjahaja Purnama adalah salah satu kepala daerah di Indonesia yang dinilai berhasil mem-
impin daerahnya. Hal ini dibuktikan dengan prestasi provinsi DKI Jakarta yang berhasil menyabet
berbagai penghargaan di bawah kepemimpinannya, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri. Beberapa dari penghargaan tersebut di antaranya National Procurement Awards dari Bap-
penas dan LKPP, atas keberhasilan Pemprov DKI Jakarta, dalam melakukan transformasi penga-
daan secara elektronik, serta melakukan penghematan anggaran dengan melakukan pengadaan ba-
rang atau jasa secara elektronik. Ahok dinilai sukses dalam menata Ibukota dengan segala kom-
pleksitasnya, walau terkadang dalam kebijakan yang diterbitkannya, terdapat pro dan kontra
masyarakat mengiringi. Kepemimpinan Basuki yang selama ini dinilai sukses dalam menertibkan
dan membangun Ibukota menarik untuk diulas kembali.

Ahok pun meneladani ajaran Kong Hu Cu yang menyatakan bahwa orang miskin jangan lawan
orang kaya dan orang kaya jangan lawan pejabat. Ajaran ini menjadi peneguhan bagi Basuki untuk
menjadi pejabat publik. Menurutnya, dengan menjadi seorang pejabat publik, ia dapat member-
eskan birokrasi yang buruk dan menolong banyak orang.

Bila merujuk pada motivasi Basuki menjadi pejabat publik, akan selaras dengan yang dikatakan
Robert K. Greenleaf pada tahun 1970 mengenai servant leadership atau kepemimpinan pelayan.
Kepemimpinan pelayan adalah gaya kepemimpinan yang berangkat dari motivasi untuk melayani

4
sesama. Karakteristik pemimpin pelayan menurut Greenleaf dalam Russel dan Stone (2002) adalah
mendengarkan, berempati, memulihkan, memiliki kesadaran, mempersuasi, mengkonseptualisasi,
memiliki kemampuan memprediksi, kepengurusan, memberdayakan orang lain, dan membangun
komunitas. Tipe kepemimpinan pelayan dinilai cocok bagi organisasi yang berorientasi kepada
pelayanan masyarakat.

Basuki juga menyatakan bahwa ia hanya menjalankan amanah konstitusi untuk menegakkan
hukum. Dialog ini berujung pada konsensus antara kedua belah pihak dan pada akhirnya, para
pedagang bersedia ditempatkan di sebuah blok.
Sebagai seorang pemimpin daerah, Basuki berupaya untuk terbuka menerima masukan dan
mendengarkan keluhan warganya. Hal ini ia lakukan dengan mengadakan sesi layanan aduan se-
tiap pagi di Balai Kota. Hal ini dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan warga apabila menyampaikan
keluh kesahnya hanya melalui SMS. Hal ini menunjukkan bahwa Basuki adalah seorang pemimpin
yang mendengarkan, penuh empati, dan memiliki kesadaran akan kebutuhan warga untuk bertemu
langsung dengan pemimpinnya. Hal-hal tersebut merupakan aspek-aspek dari kepemimpinan pe-
layanan.

Namun, dalam kepemimpinan Basuki, terdapat pula aspek-aspek kepemimpinan otokratik. Bisa
dikatakan bahwa Basuki menjalankan tugasnya sebagai pemimpin yang melayani dengan gaya
otokratik. Otokratik adalah gaya kepemimpinan di mana pemimpin memusatkan pengambilan
keputusan pada dirinya dan menganggap bawahan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Menurut Greenleaf, pemimpin dengan gaya kepemimpinan pelayan tidak memaksakan ke-
hendaknya dalam membangun konsensus kelompok, melainkan melalui persuasi secara lembut,
perlahan, tetapi kontinu. Dalam kepemimpinan Basuki, aspek ini kurang ditemukan. Basuki selalu
menegaskan bahwa dirinya hanya bekerja dengan menegakkan hukum. Namun, di lapangan, ban-
yak terjadi pertentangan dari warga akibat cara menyampaikan kebijakan dari pemerintah kepada
masyarakat yang kurang baik, yaitu dengan cara yang terkesan arogan.

Aspek-aspek kepemimpinan karismatik juga tampak dalam kepemimpinan Basuki. Kepemimpi-


nan karismatik bergantung pada dua aspek, yaitu kualitas tertentu dari diri seorang

5
pemimpin dan persepsi publik terhadap kualitas tersebut. Kemunculan pemimpin karismatik
bukan karena semata-mata sifat luar biasa dari pemimpin tersebut, melainkan merupakan
perpaduan antara kepribadian seorang pemimpin dengan tuntutan keadaan sosial yang dihadapi.
Kharisma seorang pemimpin diukur melalui bagaimana ia dapat memecahkan masalah sosial
dengan sifat-sifat tertentu yang unik dalam dirinya.

Kemunculan Basuki sebagai figur pemimpin yang tegas, anti korupsi, dan sungguh-sungguh me-
layani, menjadi angin segar bagi masyarakat yang telah lelah menyaksikan korupsi yang marak di
negeri ini. Meskipun dengan gaya bahasa yang tegas, blak-blakan, tetapi ia menegaskan bahwa
semuanya dilakukan demi konstitusi..

III. Hasil kinerja Basuki Thaja Purnama

1. Monumen Nasional bebas dari Pedagang Kaki Lima

Geramnya Ahok akan tindak tanduk pedagang kaki lima (PKL) di Taman Monumen Nasional,
membuat pihaknya melakukan sterilisasi. Kebijakan itu tak mulus diterima pedagang. Mereka
menentang dan melawan atas keputusan itu.Namun begitu, Ahok jalan terus. Dia tak gentar
menerima perlawanan dari PKL. Hasilnya, kini mereka yang berdagang di Monas telah dibina
Ahok melalui lenggang Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun menutup semua akses pintu
masuk Monas bagi pedagang kaki lima liar di areal pusat jajanan Lenggang Jakarta.Ahok khawatir
PKL akan kembali menjamur, jika kawasan Monas dipergunakan untuk pagelaran acara apa-
pun.Geramnya Ahok akan tindak tanduk pedagang kaki lima (PKL) di Taman Monumen Nasional,
membuat pihaknya melakukan sterilisasi. Kebijakan itu tak mulus diterima pedagang. Mereka
menentang dan melawan atas keputusan itu.Namun begitu, Ahok jalan terus. Dia tak gentar
menerima perlawanan dari PKL. Hasilnya, kini mereka yang berdagang di Monas telah dibina
Ahok melalui lenggang Jakarta.Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun menutup semua akses pintu
masuk Monas bagi pedagang kaki lima liar di areal pusat jajanan Lenggang Jakarta.Ahok khawatir
PKL akan kembali menjamur, jika kawasan Monas dipergunakan untuk pagelaran acara apapun

6
2. Gusur Lokalisasi Kali Jodo

Sebelum dibongkar, petugas mensterilkan kawasan tersebut dengan memberi garis polisi. Peny-
isiran dilakukan sekaligus untuk memastikan tidak ada lagi warga di dalam bangunan yang dihan-
curkan.Dentuman dan gemuruh dinding-dinding bangunan yang menandakan runtuhnya Kalijodo
juga menjadi tontonan warga. Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jalan Bandengan Utara dan jalan
yang berada di seberang Kalijodo dipadati warga yang hendak menonton dan jadi saksi sejarah
dari akhir riwayat Kalijodo. Sejumlah truk pengangkut dari Dinas Tata Air dan Dinas Pekerjaan
Umum DKI Jakarta bersiap di sisi utara Kalijodo untuk mengangkut puing reruntuhan bangunan.
Setelah 30 menit dihancurkan, kafe-kafe yang berada di bagian depan atau di bagian Jalan Ke-
panduan II mulai rata dengan tanah. Kalijodo yang kelam pun kini tinggal sejarah. Kini, Kalijodo
sudah disulap menjadi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Ahok sendiri yang mer-
esmikan RPTRA Kalijodo pada 22 Februari 2017.

3. Membuat RPTRA ( Ruang Publik Terpadu Ramah Anak )

Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) pertama dibangun Ahok di Kecamatan Tambora, Jakarta
Barat, pada Oktober 2015.

4. Membentuk Pasukan Oranye

Melalui peraturan gubernur tentang perekrutan para pekerja penanganan prasarana dan sarana
umum (PPSU), Ahok pun membuat sejumlah pasukan yang ditugaskan untuk menangani persoa-
lan darurat dan kecil. Misalnya, membersihkan sampah yang menyumbat saluran air, memunguti
sampah yang dibuang sembarangan, menambal lubang kecil di trotoar dengan semen, dan masalah
kerusakan pada sarana dan prasarana umum di Jakarta. Dengan seragam oranye, PPSU itupun lalu
ditempatkan berdasarkan zonasi tertentu di setiap kelurahan. Satu zona, misalnya, satu ruas jalan
atau taman, bisa diisi 2-3 pekerja yang dibagi dalam 2 giliran kerja dari pagi hingga malam. Satu
kelurahan akan mendapatkan 40-70 pekerja, tergantung luas wilayah dan jumlah penduduk.

7
5. Relokasi Kampung Pulo

Basuki melakukan penggusuran dan penertiban warga di Kampung Pulo, dalam rangka
melaksanakan normalisasi Kali Ciliwung. Penggusuran warga ini mendapat penolakan dari seba-
gian besar warga Kampung Pulo. Awalnya, mereka setuju dan bersedia meninggalkan Kampung
Pulo karena pada masa kepemimpinan Jokowi sebagai Gubernur, para warga dijanjikan ganti rugi
berupa uang. Dalam menggusur warga, kepemimpinan Basuki menjalankan cara yang sedikit me-
maksa, yaitu menurunkan aparat TNI dan Kepolisian ke lapangan. Dalam skripsi Putri Nurafifah,
digambarkan juga bagaimana warga merasa tidak dilibatkan dalam pembuatan keputusan
mengenai kehidupan mereka. Padahal, mereka telah lama bermukim di tempat itu dan membangun
hubungan sosial sesama warga. Namun, dalam kasus ini, dapat kita lihat bahwa gaya kepemimpi-
nan otokratik Basuki dilakukan untuk menegakkan aturan yang ada dan mengubah kawasan Kam-
pung Pulo menjadi kawasan yang lebih tertib. Jadi, kepemimpinan otokratik ini demi perubahan
Jakarta ke arah yang lebih baik

6. Sepeda Motor dilarang melintas di Jl. MH. Thamrin

Provinsi DKI Jakarta akan memberlakukan pembatasan kendaraan roda dua yang melintas di jalan-
jalan protokol Ibu Kota. Aturan ini diberlakukan pada Desember 2014. Dalam rapat dengan Kepala
Dinas Perhubungan DKI Jakarta M Akbar dan Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Bakharuddin
Muhammad Syah, Ahok mendapatkan data angka kematian pengendara motor per tahun mencapai
45 ribu orang. Paling tidak ada 2-3 orang meninggal setiap harinya. Dan, lebih banyak dialami
anak di bawah umur , Basuki Thaja Purnama mengatakan, jalan pertama yang akan diterapkan
pembatasan sepeda motor yakni di sepanjang Harmoni sampai Bundaran HI. Artinya, sepeda mo-
tor tidak boleh melewati Jalan Medan Merdeka Barat hingga Jalan MH Thamrin. Sebagai gantinya,
Ahok akan menambah jumlah bus tingkat untuk mengangkut para pengendara sepeda motor.

7. Simpang Susun Semanggi

Meski tidak langsung diresmikan oleh Ahok , namun dirinya merupakan penggagas utama
berdirinya Simpang Susun Semanggi. Jalan layang Simpang Susun Semanggi diresmikan Presiden
Joko Widodo pada Kamis 17 Agustus 2017 lalu.

8
Simpang Susun Semanggi sendiri dibangun menggunakan dana dari kewajiban pengembangan
atas Koefisien Lantai Bangunan(KLB). Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp 579 miliar. Sim-
pang Susun Semanggi ini bisa dibilang merupakan karya monumental dari Pemerintah Provinsi
(Pemprov) DKI Jakarta untuk warganya. Jalan Layang Non-Tol (JLNT) dengan panjang jalan
1.622 meter itu terbilang mempunyai desain yang unik dan megah. Dikatakan unik karena proyek
ini menjadi yang pertama di Indonesia yang memakai bentang terpanjang di atas jalan tol dalam
kota Jakarta secara full precast melengkung ( hiperbolik )

8. Penertiban di Kawasan Grosir Tanah Abang

Ketika menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, pada tahun 2013, Pemprov DKI Jakarta
melakukan penertiban PKL di kawasan grosir Tanah Abang. Upaya penertiban itu dilakukan ka-
rena banyak PKL yang mendirikan lapak di trotoar dan membuat kawasan tersebut tampak beran-
takan. Upaya penertiban ini mendapat penolakan dari para pedagang dan diwarnai unjuk rasa.

Para pedagang melakukan unjuk rasa di depan Balai Kota Jakarta. Basuki pun memberi kesem-
patan kepada para pengunjuk rasa untuk berdialog dengannya di dalam ruang kerjanya. dan
mendengarkan keluh kesah mereka yang menentang penggusuran tersebut. Basuki dengan tegas
menyatakan bahwa tindakan para pedagang yang menyewa lapak. Namun, biaya sewanya tidak
masuk kas daerah adalah tindakan ilegal

IV. Pandangan Masyarakat Terhadap Kinerja Basuki Thaja Purnama

Menurut masyarakat Basuki Thaja Purnama merupakan sosok yang tegas dan juga disiplin , waktu
sangat berharga bagi beliau . Meskipun beliau merupakan minoritas , namun karena kebenaran
yang ia rasa , sehingga beliau memiliki banyak musuh yang hendak menjatuhkan .Basuki Thaja
Purnama selalu mau mendengarkan keluhan rakyatnya , tidak seperti pejabat negara yang hanya
memberikan sebuah janji namun tidak membuahkan hasil nyata , dalam hal ini masyarakat menilai
bahwa beliau sangat peduli terhadap masyarakat , beliau sangat mengutamakan rakyat daripada
kepentingan rakyat .

9
BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN

Menjadi sosok pemimpin adalah figure yang menjadi pedoman sekelompok orang yang dipim-
pin. Tidak semua orang memiliki karakteristik kepemimpinan. Seorang figure pemimpin harus
memiliki jiwa kepemimpinan yang sulit di munculkan pada sosok pemimpin masa kini. Sifat
kemimpinan seseorang harus mempunyai pedoman diri yang kuat serta teguh pendirian yang
membela kebenaran demi sekelompok orang yang dipimpinya. Teguh pendirian merupakan
salah satu karakteristik seorang pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan. Salah satu
model Kepemimpinan Transformasional (transformational leadership) merupakan model
kepemimpinan yang cenderung memberi motivasi kepada bawahan untuk bekerja lebih baik
lagi dan menitikberatkan perilaku membantu transformasi antara individu dengan organisasi.
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) adalah salah satu orang yang memiliki model kepemimpinan
transformasional yang efektif dengan mengelola hubungan antara pemimpin dengan pengi-
kutnya yang menekankan perhatian serta menjalankan komunikasi dengan baik yang men-
imbulkan rasa hormat dan kepercayaan antara pemimpin dengan pengikutnya yang memper-
hatikan resiko untuk sebuah perubahan yang nyata. Basuki Tjahaja Purnama sosok seorang
pemimpin yang mengedepankan kemakmuran bawahanya. Ia selalu menaati peraturan yang
ada dan tidak memikirkan siapapun apabila itu menguntungkan dirinya.

10
II. KRITIK DAN SARAN

Terkait dengan hal tersebut , saya menyarankan beberapa hal untuk diperhatikan seperti berikut
ini :

 Masyarakat harus lebih mematuhi kebijakan dari pemerintah


 Pemerintah harus lebih tegas kepada masyarakat yang tidak mematuhi aturan yang diberi-
kan , dan pemerintah harus memfasilitasi masyarakat dengan baik
 Dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah ini , karena
penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan

11
DAFTAR PUSTAKA

Situmorang, Miryam Hasudungan.(2021, Desember 19). “Kilas Balik Kepemimpinan Ahok di


Jakarta: Melayani dengan Nada Tinggi”, Diakses pada 11 Maret 2022 pukul 17:49 dari
https://yoursay.suara.com/kolom/2021/12/19/201500/kilas-balik-kepemimpinan-ahok-di-jakarta-
melayani-dengan-nada-tinggi

HW, Ghazali Akbarnaja.(2021, Juni 22). “ Gaya Kepemimpinan Ahok (BTP): Gubernur DKI
hingga Komut Pertamina ”, Diakses pada 11 Maret 2022 pukul 17 :56 dari
https://kumparan.com/ghazali1227/gaya-kepemimpinan-ahok-btp-gubernur-dki-hingga-komut-
pertamina-1vzVFGv8PIe
Devira Prastiwi.(2018, Desember 11 ). “ 7 Hasil Kinerja Ahok yang Sempat Bikin Heboh 7 Hasil
Kinerja Ahok yang Sempat Bikin Heboh ” . Diakses pada 12 Maret 2022 pukul 08:57 dari
https://www.liputan6.com/news/read/3805099/7-hasil-kinerja-ahok-yang-sempat-bikin-heboh
Florencia Belinda , ( 2016, November 25 ) “ Pandangan Terhadap Ahok ” . Diakses pada 20 Maret
2022 pukul 09:01 dari
https://www.kompasiana.com/florencia_belinda/583858fe5193730c09e29655/pandangan-ter-
hadap-ahok

12

You might also like