Professional Documents
Culture Documents
30065-Full Text
30065-Full Text
MAULANA.Z
105960198515
MAULANA. Z
105960198515
PROPOSAL
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memproleh Gelar Sarjana Pertanian Srata Satu
(S-1)
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui
ii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
1. Dr.Amruddin S.P.,M.Si.
Ketua Sidang
2. Ardi Rumalang,S.P.,M.M
Sekretaris
4.
Anggota
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Maulana Z
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehaditar Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti diberikan kapada hamba-Nya. Shalawat dan salam
tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
Muhammadiyah Makassar.
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
terhormat:
2. Ibu Dr. Ir. Andi, M.,Pd selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P. selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas
vi
4. Kedua orang tua ayahanda Muh. Syarif dan ibunda Nur Aeni dan adikku
penulis.
saudara Wahyudi Rahmat, S.P Ahmad Risal Takbir, S.P dan saudari Resty
Yuliana, S.P dan Nur Milasari, S.P yang senantiasa memberikan motivasi
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir
Akhir kata penulis ucapakan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang terkait dalam penulisan skripsi ini, sehingga karya tulis ini bermanfaat dan
Makassar 2019
Maulana. Z
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
2.1 Kelembagaan......................................................................................... 5
viii
2.9 Kerangka Pikir ...................................................................................... 25
3.4.1 Observasi................................................................................ 29
3.4.2 Wawancara............................................................................. 29
ix
5.2.2 Analisis Faktor Eksternal ............................................................ 47
VI. PENUTUP.................................................................................................. 56
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
Hortikultura Untuk Peningkatan Nafka Rumah Tangga
Petani di Desa Erelembanga Kecamatan Tombolo Pao
Kabupataen Gowa............................................................................ 51
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
xiv
I. PENDAHULUAN
pertanian. Oleh sebab itu tanah atau sumber daya agraris lainnya dalam
suatu masyarakat tidak hanya menjadi salah satu faktor produksi tetapi juga
memiliki arti penting lainnya, baik menyangkut aspek sosial maupun politik
lahan yang sudah sempit, sebagian petani dan buruh tani terdesak
oleh kecilnya skala usaha yang dimiliki petani, Keadaan ini menjadi
indikator yang jelas dalam mengukur kemampuan petani dari hasil produksi
1
Sub-sektor usaha tanaman pangan dan Hortikultura merupakan
60,9% dari seluruh nilai tambah pertanian Selain itu, kontribusi sub-sektor
usaha ini terhadap total PDRB Kabupaten Gowa sebesar 19,64%, yang
yang ada.
Ada beragam jenis tanaman hortikultura khas dataran menengah dan tinggi
yang merupakan produksi wilayah ini seperti jenis sayuran kubis, cabe,
tomat, bawang daun, kentang, wortel, kol bunga, brokoli dan masih banyak
lagi, serta jenis buah markisa dan beraneka ragam tanaman hias yang
suatu daerah adalah bahwa komoditi itu lebih unggul secara relatif dengan
komoditi lain di daerahnya. Pengertian unggul dalam hal ini adalah dalam
2
bentuk perbandingan dan bukan dalam bentuk nilai tambah riil (Tarigan,
rumahtangga, apa prioritas hidup mereka dan apa yang dapat membantu
serta cuaca atau iklim yang tidak menentu, membuat rumahtangga petani
atau yang dapat diakses oleh rumahtangga digunakan untuk bertahan hidup
Lempao, 2014).
dua kelompok, strategi nafkah berbasis modal alami dan strategi nafkah
3
mengenai modal alami, pendapatan in cash dari modal alami yang ada di
pendapatan tambahan.
mixed ethic, pada satu sisi berorientasi pada etika sosial-kolektif dan pada
sisi lain harus berorientasi pada keuntungan material. Kedua etika tersebut
sepenuhnya dijelaskan oleh pekerjaan, tanah dan modal fisik, namun peran
4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
5
II. TINJAUN PUSTAKA
dari bahasa latin, yakni hortus yang berarti kebun dan colere yang berarti
atau tanaman hias. Hortikultura merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian
obat-obatan
kebutuhan jasmani sebagai sumber vitamin, mineral dan protein (dari buah
dan sayur), serta memenuhi kebutuhan rohani karena dapat memberikan rasa
diperhatikan pula mengenai sifat khas dari hasil hortikultura, yaitu : a).
6
rusak (perishable) dalam pengangkutan, d) melimpah/meruah pada suatu
musim dan langka pada musim yang lain, dan e) fluktuasi harganya tajam
(Notodimedjo 1997).
hortikultura tersebut.
pangan, bahan obat, bahan bumbu, bahan penyegar atau penyedap dan
dengan iklim tropis yang memiliki variasi agroklimat yang tinggi. Akan
tingginya nilai impor yang mencapai 10,29% pada tahun 2014 (Respati,
Dkk, 2015).
7
2.2 Definisi Analisis SWOT
dapat mengetahui pula ancaman (treath) yang dialami oleh organisasi yang
bersangkutan.
menyusun suatu rencana atau strategi yang mencakup tujuan yang telah
ditentukan.
target yang harus kita capai.Kemudian rencana operasional itu harus kita
8
FAKTOR FAKTOR
INTERNAL EXTERNAL
SWOT :
STRENGHT
WEAKNESS
OPPORTUNITTY
TREATH
TARGET
SASARAN/RENCANA
NANA
ANGGARAN OPRASIONAL
perusahaan kita.
yaitu:
sasaran (Mobilization).
9
3. Strategi W.O, yaitu memilih faktor mana yang dipacu dan faktor mana
yang ditunda(Investmen/Divestmen).
sasaran. Suatu rancangan strategi dapat dipilih untuk menutup kesenjangan dalam
mencapai sasaran. Sifat kesenjangan itu sendiri juga sangat situasional. Kalau
kesenjangan akibat prestasi di masa lampau yang sangat buruk penciutan lebih
mungkin dilakukan dan bila kesenjangan itu besar sebagai akibat dari peluang
lingkungan yang diharapkan, maka akan lebih tepat bila dilakukan ekspansi
dan ancaman (Strength, Weakness, Opportunity, dan Treath Matrix). Melalui alat
bantu ini suatu perusahaan dapat juga memandang kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman sebagai suatu kesatuan yang integral dalam perumusan strategi.
dan ancaman (Strength, Weakness, Opportunity, dan Treath Matrix). Melalui alat
bantu ini suatu perusahaan dapat juga memandang kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman sebagai suatu kesatuan yang integral dalam perumusan strategi.
10
2.2.1 Matriks Faktor Strategi Eksternal
terlebih dahulu Faktor Strategi Eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil,
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
11
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling
12
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memeperoleh
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
13
Tabel 2. IFAS (Internal Factors Analysis Summary)
Faktor-faktor Bobot X
Bobot Rating Komentar
Strategi Internal Rating
Kekuatan :
Kelemahan :
Total
Sumber : Fredy Rangkuti, 2009
Peluang
3. Mendukung Strategi 1. Mendukung Strategi
Turnaround Growth
Kelemahan Kekuatan
4. Mendukung 2. Mendukung
Strategi Defensif Diversivikasi
Ancaman
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi
Strategy).
hortikultura ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
14
diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
internal.
Salah satu metode atau alat analisis yang digunakan untuk menyusun
Matrix. Matrix ini dinilai mampu menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriksk ini dapat
perumusan strategi. Salah satu modal yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor
Rangkuti,2009:31).
15
Tabel 3. Matriks SWOT
IFAS Weaknesses (W)
Strengths (S)
EFAS Tentukan 5-10 Faktor-
Tentukan 5-10 Faktor-
Faktor Kelemahan
Faktor Kekuatan Internal
Internal
Strategi WO
Opportunities (O)
Opportunities (O) Ciptakan strategi yang
Tentukan 5-10 Faktor-
Tentukan 5-10 Faktor- meminimalkan
Faktor Peluang
Faktor Peluang Eksternal kelemahan untuk
Eksternal
memanfaatkan peluang
Strategi WT
Treaths (T)
Treaths (T) Tentukan 5- Ciptakan strategi yang
Tentukan 5-10 Faktor-
10 Faktor-Faktor meminimalkan
Faktor Ancaman
Ancaman Eksternal kelemahan dan
Eksternal
menghindari ancaman
Sumber : Fredy Rangkuti 2009
Ketrangan :
3. Strategi SO
sebesar-besarnya
4. Strategi ST
5. Strategi WO
6. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
16
2.3 Pengertian Strategi Pola Nafkah
Yunani ialah stratos (berarti pasukan) dan again (berarti memimpin). Jadi
Tjokroamidjojo, 1983).
alokasi sumber daya khususnya tenaga kerja didua sektor sekaligus yaitu
ganda sebagai bagian dari strategi ekonomi. Dalam pola itu sejumlah
anggota rumah tangga usia kerja terlibat mencari nafkah diberbagai sumber,
17
Konsep mata pencaharian (livelihood) dan strategi nafkah (livelihood
pertanian (ekstensifikasi).
sirkuler (migrasi).
18
1. Sektor farm income: sektor ini mengacu pada pendapatan yang
berasal dari tanah pertanian milik sendiri, baik yang diusahakan oleh
upah tenaga kerja, sistem bagi hasil, kontrak upah tenaga kerja non
(ekstensifikasi).
19
dengan mengerahkan tenaga kerja keluarga (ayah, ibu, dan anak)
20
Kemudian ada juga jenis strategi nafkah ganda menurut Corrner
pola adaptasi yang dikembangkan dalam kalangan sangan hidup. Antara lain
menukar secara timbal balik yang sangat berharga bagi penduduk miskin.
untuk membagi masyarakat petani itu menjadi kelas yaitu petani kelas atas,
petani kelas menengah dan petani kelas bawah. Dari petani kelas atas
penulis mengambil teori dari Ellis yakni Sektor farm income, petani kelas
strategi nafkah berserak dan petani kelas bawah penulis mengambil terori
dari Corrner.
konsekuensi dan permintaan pasar kerja. Pada saat ramai musim tanam
dalam usaha tani pola musiman inilah yang menyebabkan pekerjaan diluar
sektor pertanian menjadi penting. Disaat-saat sepi dimana sedikit yang bisa
21
diharapkan dari pekerjaan didesa menjadi lumrah apabila petani
lainnya seperti tani karet, tani singkong, buruh sawah dan juga berbagai
dan mereka biasanya adalah petani kecil atau buruh tani (Yuyu Yuliati,
2003).
Selain itu luas usaha tani yang sempit, tingkat pendidikan serta
sumber dana dan informasi teknologinya pun masih rendah. Hal ini
dikembangkan secara nyata setelah dua puluh lima tahun Indonesia merdeka
yaitu akhir tahun 60an. Dualisme dalam hukum dan ekonomi merupakan
Disisi lain, petani sebagai produsen kurang mendapat perhatian dari para
22
2.6 Kerangka Pikir
Petani Hortikultura
Analisis SWOT
Internal Eksternal
23
III. METODE PENELITIAN
Pao Kabupaten Gowa dalam kurung waktu awal bulan Juli sampai dengan
mempunyai potensi yang besar dalam sektor pertanian lainnya baik dalam
Kabupaten Gowa.
Random Sampling, yaitu mengambil 30 orang sampling atau 10% dari 300
jumlah populasi.
Jenis data yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah data primer adalah
24
3.3.1 Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuliatif dan
kuantitatif.
1. Data kualitatif yaitu data yang disajikan dalam betuk kata verbal
2. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur attau dihitung
dari mana data dpat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunkan
sekunder.
25
3.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara (interview)
gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitiaan data awal
ada di lapangan.
3.4.1 Observasi
26
langsung lingkungan yang akan kita teliti, merasakan, memahami
3.4.2 Wawancara
informasi yang tepat dari narasumber yang bersangkutan segingga data yang
Gowa.
analisis, yaitu:
27
Tahap pengumpulan data adalah tahap yang pada dasarnya tidak
kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis dimana tahap ini data dibagi
perumusan strategi, yaitu Matrik TOWS atau Matrik SWOT dan Matrik
28
1. Bobot dari internal dan eksternal antara 0,0 sampai dengan 1,0
3. Nilai dari internal dan eksternal adalah hasil perkalian antara bobot dengan
rating.
perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang
pemasaran.
perusahaan.
29
5. Ancaman (Thearts) Ancaman adalah situasi penting yang tidak
30
IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
Desa Erelembang merupakan salah satu dari 8 (delapan) Desa dan 1 (satu)
barat di wilayah Kecamatan Tombolo Pao yang berbatasan dengan Maros dan
Desa Erelembang memiliki iklim yang sama dengan Desa-desa lain yang
ada di wilayah Kabupaten Gowa, Kecamata Tombolo Pao yakni iklim tropis karna
curah hujannya sangat rendah, memiliki 2 tipe yakni musim kemarau dan musim
hujan sehingga dengan tipe iklim seperti ini maka daerah tersebut dapat ditanami
2 kali tanaman padi dan 1 kali tanaman paliwija dalam setahun dengan jumlah air
September dan musim hujan terjadi mulai bulai Oktober samoai April. Keadaan
seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan yaitu
31
4.2 Kondisis Demografis
Desa Erelembang terdiri dari 7 (tujuh) Dusun yang memiliki produk 4.015
petani utamanya petani padi. Tetai yag paling digeluti masyarakat Desa
Erelembang ada juga yang memiliki 2 pekerjaan (pokok dan sampingan) yakni
ada yang bekerja dibidang pemerintahan (PNS) kemudian dia juga bekerja di
bidang pertanian.
32
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengalaman berusaha tani, jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan yang di
usahakan.
responden. Hal ini dikarenakan saat pengambilan sampel, responden yang ditelti
dengan penggolongan usia 20-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun,
33
Berdaarkan tabel 5 menunjukkan bahwa tidak ada responden berusia
berusia 32-40 tahun sebanyak 13 orang dengan persentase 43%, responden berusia
41-49 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 13%, dan responden dengan
kelompok usia diatas adalah 20-55 tahundan minoritas rsponden berdasarkan usia
adalah 60-70.
ini:
34
Berdasarkan tabel 7 hasil penelitian jumlah responden dengan tingkat
sebanyak 2 orang dengan persentase 7%, dan tingkat pendidikan terrendah yaitu
dengan mengarahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai tujuan usaha
tani, yaitu memperoleh pendapatan bagi kebutuhan hidup petani dan keluarganya.
35
kemampuan kerjanya dalam berusahatani, petani di Desa Erelembang Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa yang paling lama berusahatani selama 40 tahun
dan yang baru dalam berusahatani selama 2 tahun, disamping itu pengalaman
penelitian ini sangat beragam, mulai dari responden yang paling lama
berusaha tani yang baru 2-10 tahun sebanyak 9 orang dengan persentasi 30%.
36
5.1.4 Distribusi Jumlah Tanggungan Keluarga
maka makin dinamis dalam usahtaninya karena ia terdorong oleh tanggung jawab
57% dan terdapat 13 orang yang memiliki jumlah tanggungan keluarga 4-5 orang
keluarga mungkin merasakan beban yang berat kerena terkait dengan besarnya
biaya rumah tangga yang harus dikeluarkan oleh mereka sebagai kepala keluarga.
Namun disisi lain banyaknya jumlah tanggungan keluarga merupakan potensi pula
bagi mereka karena anggota keluarga yang di tanggung dapat membantu secara
langsung atau menjadi tenaga kerja dalam usahataninya. Apabila anggota keluarga
37
masih tergolong dalam usia produktif, berarti anggota keluarga dapat memberikan
produksi yang dihasilkan. Luas lahan garapan sangat berpengaruh terhadap petani
merupakan faktor utama dalam usahatani. Hal ini dikarenakan tanaman maupun
tinggalnya.Untuk lebih jelasnya mengenai luas lahan yang dimiliki oleh petani
memiliki luas lahan 25 Are-50 Are sebanyak 10 orang dengan persentase 33%,
jumlah petani responden yang memiliki luas lahan 100 Are-150 Are sebanyak 15
dengan persentasi 50%, dan jumkah petani responden yang memiliki luas lahan
200 Are-300 Are sebanyak 5 orang dengan persentase 17%. Hal ini menunjukkan
bahwa luas lahan yang dimiliki petani responden di Desa Erelembang Kecamatan
38
Tombolo Pao Kabupaten Gowa sudah tergolong luas lahannya berada diatas rata-
rata.
faktor internal dan eksternal yang harus dijawab. Perumusan strategi dengan
strategis yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam
39
Tabel 11. Identifikasi Faktor Internal Strategi Pengembangan Hortikultura Untuk
Peningkatan Nafka Rumah Tangga Petani di Desa Erelembanga Kec.
Tombolo Pao Kab. Gowa.
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
1. Lokasi yang Strategis 1. Ketersedian sayuran musiman
2. Kebutuhan Sayuran Harian 2. Persaingan antar pedagang
3. Ketersedian pupuk dan obat-obatan 3. Kurangnya penyuluahn dalam
pertanian pengembangan pertanian
4. Menggunakan benih yang 4. Kurangnya bantuan alat pertanian
bersertifikat 5. Kurangnya modal petani
5. Pengalaman dalam berusaha tani
Sumber Data: Data Perimer Setelah Diolah 2020.
Table 11 menunjukkan kekuatan dan kelemahan yang di miliki petani
1. Kekuatan (Strengths)
a. Lokasi yang cukup strategis merupakan salah satu upaya pedagang untuk
masyarakat.
sayuran tiap harinya baik untuk dikonsumsi ataupun untuk diberikan kepada
orang lain. Walaupun sayur-sayuran ada yang bersifat musiman tapi itu
40
bukan kendala bagi pedagang sayuran untuk berdagang dan penghalang buat
obatan atau pestisida pertanian ini sehingga para petani yang di Desa
tanaman cukup tersedia dengan baik dan para petani juga tidak kewalahan
d. Pendapatan petani yang sangat tinggi. Sudah jelas bahwa pendapatan petani
yang di dapatkan para petani juga melimpah dan terdapat sekitar 50% petani
yang memiliki luas lahan yang berada diatas rata-rata sehingga pendapatan
para petani juga meningkat dan juga dapat memunuhi nafkah rumah
tangganya.
e. Pengalaman dalam berusaha tani. Kebanyakan para petani yang ada di Desa
41
pengalaman yang berbeda-beda yang dimiliki para petani mereka juga dapat
2. Kelemahan (Weaknesses)
dan sawi putih Ketersediaan buah ada yang bersifat musiman. Ketersediaan
sayuran yang dibutuhkan itu adalah sayuran yang bersifat musiman. Banyak
jarang tersedia tiap saat. Inilah mengapa ketersediaan sayur menjadi salah
ini. Hal ini dikarenakan jarak pedagang sayuran satu dengan yang lain
cukup dekat dan rata-rata sayuran yang dijual hampir sama. Tiap pedagang
buahnya agar tetap diminati. Persaingan akan semakin parah apabila musim
sayuran tertentu sudah masuk musimnya, apalagi pedagang kaki lima yang
42
menjual sayur-sayuran saat ini hanya memiliki tempat dagangan yang
bersifat sementara.
inovasi baru dalam bidang pertanian seperti bagaimana tata cara budidaya
tanaman yang baik, proses pemeliharaan paska panen yang baik dan lain
d. Kurangnya bantuan alat pertanian sehingga para petani yang berada di Desa
sebelum bercocok tanam seperti teraktor tangan, cangkul, sabit dan lain
e. Kurangnya modal petani. Akibat dari keterbatas modal yang dimiliki para
43
terpenuhi, proses pemeliharaan kurang maksimal dan bahkan akan
lingkungan dari luar usahatani tersebut yang terdiri dari peluang dan ancaman.
dapat dan mampu mengarahkan kegiatan usahatani kearah yang lebih baik dan
44
1. Peluang (Opportunities)
sayuran lokal sangat gampang dan rata-rata dari petaninya langsung, oleh
yang terbaik bagi masyarakat tetapi dengan kualitas sayuran yang bagus.
b. Adanya permintaan dari pengepul sehingga para petani yang ada di Desa
panen tiba dikarenakan dilokasi tersebut banyak pengepul yang siap untuk
membelih hasil panen para petani dan harga dari produsen juga tidak terlalu
mahal.
lebih seminggu.
mejadi pusat wisa yang menarik banyak orang bahkan wisatawan dari luar
45
negeri. Di waktu-waktu seperti inilah dimanfaatkan oleh para orang-orang
2. Ancaman (Thereats)
a. Serangan hama dan penyakit ini juga dapat menyebabkan para petani bisa
gagal panen jika serangan maha dan penyakit tersebut pada tanaman sayur-
sayuran yang dibudidayakan berada di atas ambang batas dan tidak bisa di
b. Tidak tahan simpan. Sayur-sayuran yang diproduksi para petani yang ada di
merata yaitu bibit yang digunakan petani juga berbeda-beda ada yang
46
lokal, inilah salah satu yang menjadi tolak ukur para pengepul memberikan
tersedia dimana-mana.
Pao Kab. Gowa, maka di susunlah faktor-faktor internal yang dapat dirumuskan
masing faktor-faktor tersebut dengan skala mulai dari 0,0 ( tidak penting ) sampai
terhadap posisi strategi tersebut, semua bobot tidak boleh melebihi skor total 1,00.
47
Tabel 13.Matriks Faktor Strategi Internal Pengembangan Hortikultura Untuk
Peningkatan Nafka Rumah Tangga Petani di Desa Erelembanga
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
Faktor Strategi Skor X
Bobot Rating
Internal Rating
Kekuatan:
1. Lokasi yang Strategis 0,17 4 0,68
2. Kebutuhan Sayuran 0,08 3 0,24
Harian
3. Ketersedian pupuk dan 0,13 4 0,52
obat-obatan pertanian
4. Menggunakan benih 0,15 4 0,6
yang bersertifikat
5. Pengalaman dalam 0,02 2 0,04
berusaha tani
Jumlah Komulatif 0,55 2,08
Kelemahan:
1. Ketersedian sayuran 0,07 2 0,14
musiman
2. Persaingan antar 0,08 3 0,24
pedagang
3. Kurangnya 0,15 4 0,6
penyuluahn dalam
pengembangan
pertanian
4. Kurangnya bantuan 0,10 3 0,3
alat pertanian
5. Kurangnya modal 0,05 2 0,1
petani
Jumlah Komulatif 0,45 0,78
Total 1,00 2,86
Sumber Data: Data Primer Setelah Diolah 2020.
Pada tabel 13 menunjukan faktor internal terdapat 5 kekuatan dan 5
lebih besar dibandingkan dengan bobot kelemahan. Terlihat bahwa faktor strategi
48
internal yang menghasilkan bobot tertinggi pada faktor kekuatan adalah lokasi
yang strategis dengan bobot sebesar 0,17 dan bobot terendah pada faktor
kekuatan adalah pengalaman dalam berusaha tani sebesar 0,02, sedangkan faktor
dalam pengembangan pertanian dengan bobot sebesar 0,15 dan bobot yang
terendah pada faktor kelemahan adalah kurangnya modal petani dengan bobot
sebesar 0,05. Total jumlah skor pada pembobotan faktor internal kekuatan dan
49
organik/Hidroponik
5. Tersedianya swalayan- 0,13 1 0,13
swalayan
Jumlah Komulatif 0,35 0,38
Total 1,00 2,29
Sumber Data: Data Primer Setelah Diolah 2020.
Table 14 menunjukan bahwa faktor eksternal terdapat 5 peluang dan 5
ancaman yang ada pada pengembangan hortikultura untuk peningkatan nafka
rumah tangga petani di Desa Erelembanga Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa.
dalam strategi pengembangan usaha tani hortikultura, faktor peluang dan
ancaman ini di susun berdasarkan bobot dampak sangat penting hingga penting.
50
Tabel 15. Diagram Matriks Swot Dalam Pengembangan Hortikultura Untuk
Peningkatan Nafka Rumah Tangga Petani di Desa Erelembanga Kec.
Tombolo Pao Kab. Gowa.
IFAS Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Lokasi yang Strategis 1. Ketersedian sayuran
2. Kebutuhan Sayuran musiman
Harian 2. Persaingan antar
3. Ketersedian pupuk dan pedagang
obat-obatan pertanian 3. Kurangnya
4. Menggunakan benih penyuluahn dalam
yang bersertifikat pengembangan
5. Pengalaman dalam pertanian
berusaha tani 4. Kurangnya bantuan
alat pertanian
5. Kurangnya modal
EFAS petani
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Harga sayuran cukup
1. Lokasi budidaya 1. Ketersedian sayuran
murah
hortikultura berada di yang bersifat harian
2. Adanya permintaan
tengah-tengah sentra sehingga harga
dari pengepul
produksi sehingga menjadi murah
3. Teknologi yang
menyebabkan harga 2. Tidak adanya
canggih
menjadi murah persaingan antar
4. Dekat dengan
2. Komsumsi sayura- pedagang sehingga
destinasi wisata
sayuran harian permintaan para
5. Proses budidaya
sehingga pengepul meningkat
yang gampang
meningkatkan 3. Adanya peyuluhan
permintaan pengepul dalam bidang
3. Tersedian kebutuhan pertanian dan didukan
petani dalam proses dengan teknologi
pemeliharaan yang memadai
dikarenakan teknologi 4. Tersediannya alsintan
yang sudah canggih dibidang pertanian
4. Menggunakan benih dan lokasi usaha
yang berkualitas dan taninya dekat dengan
lokasinya dekat tempat wisata
dengan wisata 5. Ketersedian modal
sehingga sayurannya yang memadai
banyak diminati sehingga proses
5. Dalam berusaha tani budidaya berjalan
hanya menggunkan dengan baik
pengalamn mereka
sehingga proses
budidaya tidak rumit
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
51
1. Serangan hama dan 1. Tempat budidaya yang 1. Ketersedian sayuran
penyakit baik sehingga aman setiap hari
2. Tidak tahan simpan dari serangan hama dikarenakan tanaman
3. Harga pasca panen penyakit. tersebut terhinddar
tidak merata 2. Produksi sayuran dari serangan hama
4. Sayuran setiap hari dan kuliatas penyakit
organik/Hidroponik sayurannya juga sangat 2. Tidak adanya
5. Tersedianya baik. persaingan sesama
swalayan-swalayan 3. Tersedianya input pedagang dan sayuran
dalam proses budidaya yang dihasilkan
sehingga harga paska memiliki kualitas
meningkat. yang baik
4. Kualitas benih yang 3. Adanya pengarahan
digunakan berkualitas dari penyuluh
sehingga sebanding setempat sehingga
dengan sayuran harga paska panen
hidroponik. merata
5. Para petani memiliki 4. Tersedianya bantuan
penaglaman yang baik alsinta untuk
dalam berusaha tani berusahatani sehingga
sehingga sayuran yang sayuran yang
dihasilkan dapat dihasilakn bersaing
bersaing dengan dengan sayuran
swalayan-swalayan. organik
5. Ketersedian modal
dalam berusaha tani
sehingga sayura-
sayuran yang di
produksi bisa masuk
di swalayan-
swalayan.
Sumber Data: Data Primer Setelah Diolah 2020.
52
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
inovesi baru dari perkembangan pertanian dan juga harus dibantu dengan
berkualitas.
hortikultura untuk peningkatan nafkah rumah tangga petani agar produksi sayur-
sayuran hortikultura semakin meningkat dan diminati para konsumen, selain itu
juga petani dan pengepul harus menjaga jalinan kerja sama tidak terjadi
6.2. Saran
Tombolo Pao Kabupaten Gowa adapun saran yang dapat diberikan adalah haru
adanya keterlibatan semua pihak baik pemerintah, lembaga keuangan, dan pelaku
usaha yang bersangkutan di dalamnya yang harus di ikuti oleh dukungan kuat oleh
53
DAFTAR PUSTAKA
54
Ulrich Planch, Sosiologi Pertanian, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993).h.27
Yayuk Yulianti dan Mangku Poernomo, Sosiologi Pedesaan, (Yogyakarta :
Pertanian Bogor.
Zulkarnain. (2009). Dasar-dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara.
55
L
A
M
P
I
R
A
N
56
Lampira 1. Tabel Hasil Tabulasi
57
19 Asdar 23 1 SMA 2 50 ketang
20 Bakri Muda 46 4 SD 35 100 kentang
21 Ardi 32 3 SD 15 150 Kentang, Daun Baawang
22 Arifin 37 5 SD 22 150 Kentang
23 Sanji Saing 58 3 SD 40 50 Kentang
24 Muhammad Ali M 30 4 SD 10 25 Kentang
25 Dg Rani 38 4 SMP 18 50 Kentang
26 Dg Pato 40 5 SD 22 100 Kentang, Kol
27 Dg Unjung 30 2 SMP 12 50 kentang, Daun Bawang
28 Dg Sija 37 4 SD 20 100 Kentang
29 Dg Kulle 32 2 smp 12 50 Kentang
30 Dg Sarro 36 3 SD 24 100 Kentang, Kol
58
Lampiran 2. Karekteristik Responden Berdasarkan Usia Petani di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
59
Lampiran 6. Karekteristik Responden Berdasarkan Jumlah Luas Lahan di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
No Luas Lahan (Are) Jumlah Orang
1 25-50 10
2 100-150 15
3 200-300 5
Total 30
60
I. PENDAHULUAN
waktunya dihabiskan untuk bekerja di sektor pertanian. Oleh karena itu, lahan dan
sumber daya pertanian lainnya di masyarakat tidak hanya menjadi faktor produksi,
tetapi juga memiliki implikasi penting lainnya, termasuk aspek sosial dan politik.
Di sisi lain, ternyata populasi lahan yang sudah kecil semakin meningkat
pesat, sebagian petani dan buruh tani terpaksa terasing secara ekonomi dan sosial,
demikian, usaha kecil yang dimiliki sebagian besar petani menunjukkan bahwa
pola hidup petani Indonesia tergolong subsistem (bertahan hidup dalam kondisi
Winarti, Petani dan Konflik Pertanian, (Akatiga, 1998) Ulrich Planch, Sosiologi
petani kecil. Situasi ini menjadi indikator yang jelas ketika mengukur kapasitas
terbesar subsektor pertanian yaitu sebesar 60,9% dari total nilai tambah pertanian.
Selain itu, kontribusi subsektor usaha Kabupaten Gowa terhadap total PDRB
1
Kecamatan Tombolo Pao adalah sentra pertanian untuk tanaman sayuran
hortikultura khas dataran tinggi tengah yang merupakan hasil dari daerah tersebut
antara lain kubis, paprika, tomat, daun bawang, kentang, wortel, kembang kol,
brokoli, markisa, dan berbagai jenis tanaman hias. Oleh karena itu, kemungkinan
meningkat.
berbagai stimulan tentu layak diberikan pemerintah secara sinergis dari berbagai
komperatif bagi suatu komoditi bagi suatu daerah adalah bahwa komoditi itu lebih
prioritas hidup mereka dan apa yang dapat membantu mereka sehingga dapat
bertahan hidup. Kerentanan terhadap fluktuasi harga serta cuaca atau iklim yang
tidak menentu, membuat rumah tangga petani mengelola struktur nafkah sehingga
2
Studi tentang strategi nafkah ini dilakukan untuk lebih memahami pilihan
strategi yang dilakukan yang diambil oleh rumah tangga sebagai hubungan antara
akses sumberdaya, dan aktivitas yang dipengaruhi oleh sistem ekologi dan sistem
(Novi Maryam Lempao, 2014) bahwa sumber daya yang dimiliki atau yang dapat
diakses oleh rumah tangga digunakan untuk bertahan hidup dalam kondisi
strategi mata pencaharian berbasis kekuatan alam dan strategi mata pencaharian
kekuatan non-alami. Rumah tangga membuat pilihan sendiri tentang modal alam.
Penghasilan berupa uang tunai dari modal alam desa tidak dapat memenuhi
kebutuhan semua rumah tangga, sehingga modal sosial harus digunakan untuk
ethic, pada satu sisi berorientasi pada etika sosial-kolektif dan pada sisi lain harus
pada tingkat individu atau kelompok tidak hanya sepenuhnya dijelaskan oleh
pekerjaan, tanah dan modal fisik, namun peran “modal sosial” sangat
3
mempengaruhi untuk mencapai kesejahteraan, dalam konteks mikro, Modal sosial
mengacu pada hubungan dan norma-norma yang mengatur interaksi antara rumah
Kabupaten Gowa.
1. Menambah pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu dan teori yang
Kabupaten Gowa.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1Kelembagaan
kondisi ideal (sebagai subjek dari perubahan dramatis) yang direproduksi secara
istimulus dan petunjuk terhadap perilaku individu. Dalam hal ini, keinginan
pengambilan keputusan, sehingga pada posisi ini tidak ada tempat untuk memulai
suatu teori.
berinteraksi sutu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang diingikan (Ruttan,
manusia maka kelembagaan sebagai media atau wadah dalam membentuk pola-
pola yang telah mempunyai kekuatan yang tetap dan aktifitas guna memenuhi
kebutuhan harus dijalankan melalui kebutuhan yang harus dijalankan melalui pola
5
terhadap pola perilaku dan pemenuhan kebutuhan manusia maka kelembagaan
2.2 Komoditas
berupa hasil bumi, benda niaga, barang dagang utama, dan kerajinan setempat
yang dapat di manfaatkan sebagai barang atau komoditas yang bisa di ekspor
seperti gandum, karet, kopi, dan lian-lainnya. Komoditas dalam arti luas
hanya dikenal pada daerah pertanian, misalnya komoditas padi, kacang, jagung,
tidak hanya menitip beratkan pada pertanian saja, tetapi sudah mencapu
perkebunan, dan hewan. Jadi komoditas itu sangat luas kaitannya dengan barang
komoditi dikatan unggul jika memiliki daya saing maupun untuk menangkal
2009). Menurut Ningsi (2010) ada beberapa cara yang dilakukan untuk
6
1. Value added, yaitu nilai tambah cukup besar dari total utputnya yaitu di atas
2. Input domestic, kandungan iput domestik besar di atas rata-rata dari total input
3. Speliasasi ekspor, merupakan peran suatu industri dalam ekspor netro (baik
hortikultura (horticulture) yang berasal dari bahasa latin, yaitu berasal dari kata
buah, sayur dan tanaman hias. Sedangkan dalam GBHN 1993-1998 merupakan
tanaman obat kecuali buah-buahan, sayur mayur dan tanaman hias yang termasuk
7
Dilihat dari fungsinya, tanaman hortikultura tidak hanya memenuhi
kebutuhan fisiknya sebagai sumber vitamin, mineral dan protein (dari buah dan
sayur), tetapi juga memiliki rasa ketentraman, hidup dan estetika (dari tanaman
Selain itu perlu diperhatikan pula mengenai sifat khas dari hasil
4. Melimpah/meruah pada suatu musim dan langka pada musim yang lain
permasalahan hortikultura.
8
Hortikultura merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
bahan obat, bahan bumbu, bahan penyegar atau penyedap dan sebagai pelindung
karena sebagai negara agraris dan merupakan negara dengan iklim tropis yang
di Indonesia masih rendah terbukti dengan tingginya nilai impor yang mencapai
terbuka bagi organisasi dan dapat mengetahui pula ancaman (treath) yang dialami
9
Analisis untuk menentukan trength, weaknesses, opportunity, dan treath
sering disebut dengan analisis SWOT, yang menggambarkan empat hal tersebut
ancaman yang dialami, kemudian menyusun rencana atau strategi yang mencakup
tujuan tertentu.
rencana operasional menjadi unit jumlah moneter yang akan menjadi anggaran
operasional.
FAKTOR FAKTOR
INTERNAL EXTERNAL
SWOT :
STRENGHT
WEAKNESS
OPPORTUNITY
TREATH
TARGET
SASARAN/RENCANA
ANGGARAN OPERASIONAL
10
Konsep dasar pendekatan SWOT merupakan konsep yang sederhana, yaitu
yaitu:
(Mobilization).
3. Strategi W.O, yaitu memilih faktor mana yang dipacu dan faktor mana yang
ditunda (Investmen/Divestmen).
target. Draf strategi dapat dipilih untuk menutup kesenjangan dalam mencapai
tujuan. Sifat dari celah itu sendiri juga sangat situasional. Jika kesenjangan
disebabkan oleh kinerja masa lalu yang sangat buruk, penyusutan lebih mungkin
terjadi dan jika kesenjangan tersebut besar sebagai akibat dari peluang lingkungan
yang diharapkan, maka perluasan akan lebih sesuai (Kurniawan & Hamdani,
2008).
11
Berkenaan dengan pilihan strategi sebagaimana yang dikemukakan di atas,
Matrix). Melalui alat ini, perusahaan juga dapat melihat kekuatan, kelemahan,
terlebih dahulu Faktor Strategi Eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil,
12
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
13
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan
dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memeperoleh
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
14
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
Peluang
3. Mendukung Strategi 1. Mendukung Strategi
Turnaround Growth
Kelemahan Kekuatan
4. Mendukung 2. Mendukung
Strategi Defensif Diversivikasi
Ancaman
15
1. Kuadran I: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Pengembangan
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi
Strategy).
hortikultura ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
internal.
Salah satu metode atau alat analisis yang digunakan untuk menyusun
Matrix. Matrix ini dinilai mampu menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat
16
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap
perumusan strategi. Salah satu modal yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor
2009:31).
3. Strategi SO
sebesar-besarnya.
4. Strategi ST
17
5. Strategi WO
6. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu, stratos yang berarti pasukan
langkah (kebijakan) dengan perhitungan yang jelas untuk mencapai suatu tujuan
aktivitas anggota rumah tangga dalam perekonomian produksi. Di sisi lain, upaya
bunga rampai sosiologi keluarga yaitu disektor produksi, rumah tangga pedesaan
ekonomi mereka. Dalam pola ini, anggota rumah tangga dari berbagai usia kerja
18
terlibat mencari nafkah dari berbagai sumber, baik di sektor pertanian maupun di
sebagai realita asuransi jiwa untuk memanfaatkan segala kemampuan dan tuntutan
1. Rekayasa mata pencaharian pertanian, hal ini sebagai upaya menjadikan sektor
eksternal berupa tenaga kerja atau teknologi atau perluasan lahan garapan.
meningkatkan pendapatan
telusuri dari berbagai referensi. Salah satunya Ellis mengemukakan tiga klasifikasi
1. Sektor farm income: sektor ini mengacu pada pendapatan yang berasal dari
tanah pertanian milik sendiri, baik yang diusahakan oleh pemilik tanah maupun
diakses melalui sewa menyewa atau bagi hasil. Strategi on farm merujuk pada
19
2. Sektor off-farm income: sektor ini mengacu pada pendapatan di luar pertanian,
yang dapat berarti penghasilan yang diperoleh berasal dari upah tenaga kerja,
sistem bagi hasil, kontrak upah tenaga kerja non upah, dan lain-lain, namun
3. Sektor non-farm income: sektor ini mengacu pada pendapatan yang bukan
berasal dari pertanian, seperti pendapatan atau gaji pensiun, pendapatan dari
Ada juga merujuk pada Scoones dalam Turasih, terdapat tiga klasifikasi
strategi nafkah (livelihood strategy) yang mungkin dilakukan oleh rumah tangga
petani, yaitu:
sektor pertanian secara efektif dan efisien baik melalui penambahan input
keluarga (ayah, ibu, dan anak) untuk ikut bekerja selain pertanian dan
memperoleh pendapatan.
20
Dalam rangka bertahan hidup dan meningkatkan status ekonomi, setiap
nafkah tersebut membentuk strategi nafkah (livelihood strategy) yang khas. Dari
berikut:
non-pertanian sekaligus dalam jangka waktu yang lama atau hampir permanen
(livelihood diversifcation).
3. Strategi Nafkah Berbasis Bantuan, yaitu nafkah yang bersumber pada bantuan
pekerjaan yang beraneka ragam meskipun pekerjaan yang tersedia di desa dapat
tersebut belum bisa mencukupi maka masyarakat akan berpaling ke dalam sistem
21
penunjang dilingkungannya yaitu, sistem kerabat, tetangga dan aturan tukar
menukar secara timbal balik yang sangat berharga bagi penduduk miskin.
Dari berbagai strategi nafkah yang ada, penulis menarik kesimpulan untuk
membagi masyarakat petani itu menjadi kelas yaitu petani kelas atas, petani kelas
menengah dan petani kelas bawah. Dari petani kelas atas penulis mengambil teori
dari Ellis yakni Sektor farm income, petani kelas menengah penulis mengambil
teori dari Scoones dalam Turasih yakni strategi nafkah berserak dan petani kelas
konsekuensi dan permintaan pasar kerja. Pada saat ramai musim tanam
bagaimanapun saat ini alam tetap menjadikan faktor dominan dalam usaha tani
pola musiman inilah yang menyebabkan pekerjaan diluar sektor pertanian menjadi
penting. Disaat-saat sepi dimana sedikit yang bisa diharapkan dari pekerjaan
formal, atau mengisi pekerjaan jasa dipedesaan sendiri seperti warung, ojek,
nelayan, ataupun memilih pekerjaan tani lainnya seperti tani karet, tani singkong,
buruh sawah dan juga berbagai kegiatan lain diluar sistem pertanian. Meski
demikian secara umum pendapatan yang mereka peroleh kurang layak bagi
22
peningkatan pendapatan dan mereka biasanya adalah petani kecil atau buruh tani
Selain itu luas usaha tani yang sempit, tingkat pendidikan serta sumber
dana dan informasi teknologinya pun masih rendah. Hal ini menyebabkan kondisi
dikembangkan secara nyata setelah dua puluh lima tahun Indonesia merdeka yaitu
akhir tahun 60an. Dualisme dalam hukum dan ekonomi merupakan salah satu
penghambat rendahnya tingkat kemajuan para petani subsistem. Disisi lain, petani
Misalnya saja dalam hal usaha, pemerintah mengurangi anggaran untuk subsidi
pertama.
petani kepada pedagang, peralatan usaha tani yang masih sederhana dan faktor-
komitmen permintaan untuk mengengbangkan kios agro politan dan pasar lelang
23
hortikultura, serta keterjaminan air dan mendapatkan ancaman berupa harga
kentang dari luar Tawang mangu yang kompetitif, pilihan konsumen pindah
QSPM adalah memperkuat kerja kelompok tani agar para petani mau melakukan
agribisnis kentang.
Empat, Kabupataen Karu. Hasil penelitian menujukkan bahwa usaha tani kentang
tani kentang di daerah penelitian lebih tinggi dari Upah Minimum Provinsi
stabil. Dimana para petani tidak memperoleh pendapatan sama sekali apabila
mengalami masalah pemasaran yaitu harga jual yang rendah dan produksi yang
Dalam hal ini petani lebih memilih tidak menjual hasil usaha tani kentang
tersebut karena apabila dipaksakan untuk menjual hasil produksinya maka akan
24
menyatakan bahwa pendapatan bersih usha tani kentang di daerah penelitian lebih
besar dari Upah Minimum Provinsi (UMP) dapat di terimah. Produksi, luas lahan,
parsial yang berpengaruh nyata adalah produksi, luas lahan, pupuk, tenaga kerja,
Petani Hortikultura
Analisis SWOT
Internal Eksternal
25
III. METODE PENELITIAN
Pao Kabupaten Gowa dalam kurung waktu awal bulan Juli sampai dengan
mempunyai potensi yang besar dalam sektor pertanian lainnya baik dalam sektor
Random Sampling, yaitu mengambil 30 orang sampling atau 10% dari 300 jumlah
populasi.
Jenis data yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah data primer adalah
hortikultura). Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi
26
3.3.1 Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuliatif dan
kuantitatif.
1. Data kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan
dalam bentuk angka yang termaksud data kuliatatif dalam penelitian ini yaitu
geogrfis objek.
2. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur attau dihitung secara
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari
mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunkan dua sumber
data yaitu :
1. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau
2. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang
27
3.4 Teknik Pengumpulan Data
yang ada pada objek penelitiaan data awal tentang penelitian, untuk
3. Dokumentasi adalah salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data
dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan dan gambar yang
3.4.1 Observasi
lingkungan yang akan kita teliti, merasakan, memahami pengetahuan dari sebuah
28
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
3.4.2 Wawancara
Selain teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah, kami
tepat dari narasumber yang bersangkutan segingga data yang kita peroleh benar
adalah proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu:
Tahap pengumpulan data adalah tahap yang pada dasarnya tidak hanya
pengklasifikasian dan pra analisis dimana tahap ini data dibagi menjadi dua
29
Tahap analisis adalah setelah mengumpulkan semua informasi yang
perumusan strategi, yaitu Matrik TOWS atau Matrik SWOT dan Matrik Internal
Eksternal kemudian dari hasil yang ada maka ditentukan pengambilan keputusan
1. Bobot dari internal dan eksternal antara 0,0 sampai dengan 1,0
3. Nilai dari internal dan eksternal adalah hasil perkalian antara bobot dengan
rating.
30
3.6 Definisi Oprasional
perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang
tanaman hortikultura.
31
7. Nafkah rumah tangga yaitu hasil pertanian yang menjadi menjadi sumber
rumah tangga adalah dengan cara menggunakan benih yang memiliki label
32
IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
Desa Erelembang merupakan salah satu dari 8 (delapan) Desa dan 1 (satu)
barat di wilayah Kecamatan Tombolo Pao yang berbatasan dengan Maros dan
Desa Erelembang memiliki iklim yang sama dengan Desa-desa lain yang
ada di wilayah Kabupaten Gowa, Kecamata Tombolo Pao yakni iklim tropis karna
curah hujannya sangat rendah, memiliki 2 tipe yakni musim kemarau dan musim
hujan sehingga dengan tipe iklim seperti ini maka daerah tersebut dapat ditanami
2 kali tanaman padi dan 1 kali tanaman paliwija dalam setahun dengan jumlah air
September dan musim hujan terjadi mulai bulai Oktober samoai April. Keadaan
seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan yaitu
33
4.2 Kondisis Demografis
Desa Erelembang terdiri dari 7 (tujuh) Dusun yang memiliki produk 4.015
Erelembang ada juga yang memiliki 2 pekerjaan (pokok dan sampingan) yakni
ada yang bekerja dibidang pemerintahan (PNS) kemudian dia juga bekerja di
bidang pertanian.
34
4.3 Kondisis Pertanian
pencaharian sebagai petani dengan bercocok tanam seperti padi, jagun, sayur-
sayuran, ubi kayu, kacang-kacangan, kopi, serta pisang yang biasanya ditanama
dikebun, sedangkan untuk lahan kebung selain tanaman diatas juga ditanami
tanaman jangka panjang meskipun tidak seberapa yaitu manga dan nangka. Hasil
Sebagian peta yang punya lahan berdekatan dengan sumber air mereka
35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
berusaha tani, jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan yang di usahakan.
Hal ini dikarenakan saat pengambilan sampel, responden yang ditelti yakti petani
penggolongan usia 20-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun, 61-70
36
Berdaarkan tabel 5 menunjukkan bahwa tidak ada responden berusia
berusia 41-49 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 13,33%, dan responden
dengan jumlah terkecil adalah responden berusia 50-58 sebanyak 4 orang dengan
3,33% dan responden berusia 68-76 sebanyak 1 orang dengan persentase 3,33%.
kelompok usia diatas adalah 20-55 tahundan minoritas rsponden berdasarkan usia
adalah 60-70.
ini:
37
Berdasarkan tabel 7 hasil penelitian jumlah responden dengan tingkat
dengan mengarahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai tujuan usaha
tani, yaitu memperoleh pendapatan bagi kebutuhan hidup petani dan keluarganya.
lebih banyak mempergunakan pengalaman, baik yang berasal dari dirinya maupun
38
kerjanya dalam berusahatani, petani di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa yang paling lama berusahatani selama 40 tahun dan yang
penelitian ini sangat beragam, mulai dari responden yang paling lama
berusaha tani yang baru 2-10 tahun sebanyak 9 orang dengan persentasi 30,00%.
39
5.1.4 Distribusi Jumlah Tanggungan Keluarga
maka makin dinamis dalam usahtaninya karena ia terdorong oleh tanggung jawab
57,00% dan terdapat 13 orang yang memiliki jumlah tanggungan keluarga 4-5
tanggungan keluarga mungkin merasakan beban yang berat kerena terkait dengan
besarnya biaya rumah tangga yang harus dikeluarkan oleh mereka sebagai kepala
potensi pula bagi mereka karena anggota keluarga yang di tanggung dapat
40
Apabila anggota keluarga masih tergolong dalam usia produktif, berarti anggota
Luas lahan yang dimiliki oleh petani sangat berpengaruh pada produksi
yang dihasilkan. Luas lahan garapan sangat berpengaruh terhadap petani dalam
faktor utama dalam usahatani. Hal ini dikarenakan tanaman maupun hewan
lebih jelasnya mengenai luas lahan yang dimiliki oleh petani informan di Desa
Erelembang Kecamatan Tombolo Paos Kabupaten Gowa dapat di lihat pada Tabel
10.
memiliki luas lahan 25 Are-50 Are sebanyak 10 orang dengan persentase 33,00%,
jumlah petani responden yang memiliki luas lahan 100 Are-150 Are sebanyak 15
dengan persentasi 50,00%, dan jumkah petani responden yang memiliki luas lahan
200 Are-300 Are sebanyak 5 orang dengan persentase 17,00%. Hal ini
41
Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa sudah tergolong luas
faktor internal dan eksternal yang harus dijawab. Perumusan strategi dengan
strategis yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam
42
Tabel 11. Identifikasi Faktor Internal Strategi Pengembangan Hortikultura Untuk
Peningkatan Nafkah Rumah Tangga Petani di Desa Erelembanga Kec.
Tombolo Pao Kab. Gowa.
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
1. Lokasi yang Strategis 1. Ketersedian sayuran musiman
2. Kebutuhan Sayuran Harian 2. Persaingan antar pedagang
3. Ketersedian pupuk dan obat-obatan 3. Kurangnya penyuluahn dalam
pertanian pengembangan pertanian
4. Menggunakan benih yang 4. Kurangnya bantuan alat pertanian
bersertifikat 5. Kurangnya modal petani
5. Pengalaman dalam berusaha tani
Sumber Data: Data Perimer Setelah Diolah 2020.
Tabel. 11 menunjukkan kekuatan dan kelemahan yang di miliki petani
1. Kekuatan (Strengths)
a. Lokasi yang cukup strategis merupakan salah satu upaya pedagang untuk
masyarakat.
sayuran tiap harinya baik untuk dikonsumsi ataupun untuk diberikan kepada
orang lain. Walaupun sayur-sayuran ada yang bersifat musiman tapi itu
43
bukan kendala bagi pedagang sayuran untuk berdagang dan penghalang buat
obatan atau pestisida pertanian ini sehingga para petani yang di Desa
tanaman cukup tersedia dengan baik dan para petani juga tidak kewalahan
d. Pendapatan petani yang sangat tinggi. Sudah jelas bahwa pendapatan petani
yang di dapatkan para petani juga melimpah dan terdapat sekitar 50% petani
yang memiliki luas lahan yang berada diatas rata-rata sehingga pendapatan
para petani juga meningkat dan juga dapat memunuhi nafkah rumah
tangganya.
e. Pengalaman dalam berusaha tani. Kebanyakan para petani yang ada di Desa
44
pengalaman yang berbeda-beda yang dimiliki para petani mereka juga dapat
2. Kelemahan (Weaknesses)
dan sawi putih Ketersediaan buah ada yang bersifat musiman. Ketersediaan
sayuran yang dibutuhkan itu adalah sayuran yang bersifat musiman. Banyak
jarang tersedia tiap saat. Inilah mengapa ketersediaan sayur menjadi salah
ini. Hal ini dikarenakan jarak pedagang sayuran satu dengan yang lain
cukup dekat dan rata-rata sayuran yang dijual hampir sama. Tiap pedagang
buahnya agar tetap diminati. Persaingan akan semakin parah apabila musim
sayuran tertentu sudah masuk musimnya, apalagi pedagang kaki lima yang
45
menjual sayur-sayuran saat ini hanya memiliki tempat dagangan yang
bersifat sementara.
inovasi baru dalam bidang pertanian seperti bagaimana tata cara budidaya
tanaman yang baik, proses pemeliharaan paska panen yang baik dan lain
d. Kurangnya bantuan alat pertanian sehingga para petani yang berada di Desa
sebelum bercocok tanam seperti teraktor tangan, cangkul, sabit dan lain
e. Kurangnya modal petani. Akibat dari keterbatas modal yang dimiliki para
46
terpenuhi, proses pemeliharaan kurang maksimal dan bahkan akan
lingkungan dari luar usahatani tersebut yang terdiri dari peluang dan ancaman.
dapat dan mampu mengarahkan kegiatan usahatani kearah yang lebih baik dan
47
1. Peluang (Opportunities)
sayuran lokal sangat gampang dan rata-rata dari petaninya langsung, oleh
yang terbaik bagi masyarakat tetapi dengan kualitas sayuran yang bagus.
b. Adanya permintaan dari pengepul sehingga para petani yang ada di Desa
panen tiba dikarenakan dilokasi tersebut banyak pengepul yang siap untuk
membelih hasil panen para petani dan harga dari produsen juga tidak terlalu
mahal.
lebih seminggu.
mejadi pusat wisa yang menarik banyak orang bahkan wisatawan dari luar
48
negeri. Di waktu-waktu seperti inilah dimanfaatkan oleh para orang-orang
2. Ancaman (Thereats)
a. Serangan hama dan penyakit ini juga dapat menyebabkan para petani bisa
gagal panen jika serangan maha dan penyakit tersebut pada tanaman sayur-
sayuran yang dibudidayakan berada di atas ambang batas dan tidak bisa di
b. Tidak tahan simpan. Sayur-sayuran yang diproduksi para petani yang ada di
merata yaitu bibit yang digunakan petani juga berbeda-beda ada yang
49
lokal, inilah salah satu yang menjadi tolak ukur para pengepul memberikan
tersedia dimana-mana.
Tombolo Pao Kab. Gowa, maka di susunlah faktor-faktor internal yang dapat
masing faktor-faktor tersebut dengan skala mulai dari 0,0 ( tidak penting ) sampai
terhadap posisi strategi tersebut, semua bobot tidak boleh melebihi skor total 1,00.
50
Tabel 13.Matriks Faktor Strategi Internal Pengembangan Hortikultura Untuk
Peningkatan Nafkah Rumah Tangga Petani di Desa Erelembanga
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
Faktor Strategi Skor X
Bobot Rating
Internal Rating
Kekuatan:
1. Lokasi yang Strategis 0,17 4 0,68
2. Kebutuhan Sayuran 0,08 3 0,24
Harian
3. Ketersedian pupuk dan 0,13 4 0,52
obat-obatan pertanian
4. Menggunakan benih 0,15 4 0,6
yang bersertifikat
5. Pengalaman dalam 0,02 2 0,04
berusaha tani
Jumlah Komulatif 0,55 2,08
Kelemahan:
1. Ketersedian sayuran 0,07 2 0,14
musiman
2. Persaingan antar 0,08 3 0,24
pedagang
3. Kurangnya 0,15 4 0,6
penyuluahn dalam
pengembangan
pertanian
4. Kurangnya bantuan 0,10 3 0,3
alat pertanian
5. Kurangnya modal 0,05 2 0,1
petani
Jumlah Komulatif 0,45 0,78
Total 1,00 2,86
Sumber Data: Data Primer Setelah Diolah 2020.
Pada tabel 13 menunjukan faktor internal terdapat 5 kekuatan dan 5
lebih besar dibandingkan dengan bobot kelemahan. Terlihat bahwa faktor strategi
51
internal yang menghasilkan bobot tertinggi pada faktor kekuatan adalah lokasi
yang strategis dengan bobot sebesar 0,17 dan bobot terendah pada faktor
kekuatan adalah pengalaman dalam berusaha tani sebesar 0,02, sedangkan faktor
dalam pengembangan pertanian dengan bobot sebesar 0,15 dan bobot yang
terendah pada faktor kelemahan adalah kurangnya modal petani dengan bobot
sebesar 0,05. Total jumlah skor pada pembobotan faktor internal kekuatan dan
52
Tabel 14.Matriks Faktor Strategi Eksternal Pengembangan Hortikultura Untuk
Peningkatan Nafkah Rumah Tangga Petani di Desa Erelembanga
Kecamatan Tombolo Pao Kabupataen Gowa.
Faktor Strategi Skor X
Bobot Rating
Eksternal Rating
Peluang:
1. Harga sayuran cukup 0,10 4 0,04
murah
2. Adanya permintaan 0,10 4 0,04
dari pengepul
3. Teknologi yang 0,12 4 0,48
canggih
4. Dekat dengan destinasi 0,20 3 0,60
wisata
5. Proses budidaya yang 0,13 3 0,39
gampang
Jumlah Komulatif 0,65 1,91
Ancaman:
1. Serangan hama dan 0,03 2 0,06
penyakit
2. Tidak tahan simpan 0,02 2 0,04
3. Harga pasca panen 0,07 2 0,14
tidak merata
4. Sayuran 0,10 1 0,01
organik/Hidroponik
5. Tersedianya swalayan- 0,13 1 0,13
swalayan
Jumlah Komulatif 0,35 0,38
Total 1,00 2,29
Sumber Data: Data Primer Setelah Diolah 2020.
Table 14 menunjukan bahwa faktor eksternal terdapat 5 peluang dan 5
ancaman yang ada pada pengembangan hortikultura untuk peningkatan nafka
rumah tangga petani di Desa Erelembanga Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa.
dalam strategi pengembangan usaha tani hortikultura, faktor peluang
dan ancaman ini di susun berdasarkan bobot dampak sangat penting hingga
penting. Peluang dan ancaman yang di berikan terdapat strategi pengembangan
hortikultura. Data menunjukan bahwa bobot peluang lebih besar dibandingkan
dengan bobot ancaman. Terlihat bahwa matriks strategi eksternal yang
menghasilkan skor tertinggi pada faktor peluang.
53
Tabel 15. Diagram Matriks Swot Dalam Pengembangan Hortikultura Untuk
Peningkatan Nafkah Rumah Tangga Petani di Desa Erelembanga Kec.
Tombolo Pao Kab. Gowa.
IFAS Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Lokasi yang Strategis 1. Ketersedian sayuran
2. Kebutuhan Sayuran musiman
Harian 2. Persaingan antar
3. Ketersedian pupuk dan pedagang
obat-obatan pertanian 3. Kurangnya
4. Menggunakan benih penyuluhan dalam
yang bersertifikat pengembangan
5. Pengalaman dalam pertanian
berusaha tani 4. Kurangnya bantuan
alat pertanian
5. Kurangnya modal
EFAS petani
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Harga sayuran cukup
1. Lokasi budidaya 1. Ketersedian sayuran
murah
hortikultura berada di yang bersifat harian
2. Adanya permintaan
tengah-tengah sentra sehingga harga
dari pengepul
produksi sehingga menjadi murah
3. Teknologi yang
menyebabkan harga 2. Tidak adanya
canggih
menjadi murah persaingan antar
4. Dekat dengan
2. Komsumsi sayura- pedagang sehingga
destinasi wisata
sayuran harian permintaan para
5. Proses budidaya
sehingga pengepul meningkat
yang gampang
meningkatkan 3. Adanya peyuluhan
permintaan pengepul dalam bidang
3. Tersedian kebutuhan pertanian dan didukan
petani dalam proses dengan teknologi
pemeliharaan yang memadai
dikarenakan teknologi 4. Tersedianya alsintan
yang sudah canggih dibidang pertanian
4. Menggunakan benih dan lokasi usaha
yang berkualitas dan taninya dekat dengan
lokasinya dekat tempat wisata
dengan wisata 5. Ketersedian modal
sehingga sayurannya yang memadai
banyak diminati sehingga proses
5. Dalam berusaha tani budidaya berjalan
hanya menggunkan dengan baik
pengalamn mereka
sehingga proses
budidaya tidak rumit
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
54
1. Serangan hama dan 1. Tempat budidaya yang 1. Ketersedian sayuran
penyakit baik sehingga aman setiap hari
2. Tidak tahan simpan dari serangan hama dikarenakan tanaman
3. Harga pasca panen penyakit. tersebut terhinddar
tidak merata 2. Produksi sayuran dari serangan hama
4. Sayuran setiap hari dan kuliatas penyakit
organik/Hidroponik sayurannya juga sangat 2. Tidak adanya
5. Tersedianya baik. persaingan sesama
swalayan-swalayan 3. Tersedianya input pedagang dan sayuran
dalam proses budidaya yang dihasilkan
sehingga harga paska memiliki kualitas
meningkat. yang baik
4. Kualitas benih yang 3. Adanya pengarahan
digunakan berkualitas dari penyuluh
sehingga sebanding setempat sehingga
dengan sayuran harga paska panen
hidroponik. merata
5. Para petani memiliki 4. Tersedianya bantuan
penaglaman yang baik alsinta untuk
dalam berusaha tani berusahatani sehingga
sehingga sayuran yang sayuran yang
dihasilkan dapat dihasilakn bersaing
bersaing dengan dengan sayuran
swalayan-swalayan. organik
5. Ketersedian modal
dalam berusaha tani
sehingga sayura-
sayuran yang di
produksi bisa masuk
di swalayan-
swalayan.
Sumber Data: Data Primer Setelah Diolah 2020.
55
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa yaitu dimana para petani menanam benih yang
berserifikat seperti benih kentang, benih tomar dan benih kol, sehingga produksi
juga memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu para petani dalam
6.2. Saran
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa adapun saran yang dapat diberikan
keuangan, dan pelaku usaha yang bersangkutan di dalamnya yang harus di ikuti
oleh dukungan kuat oleh petani dengan meningkatkan hasil produksi sayur-
sayuran hortikultura.
56
DAFTAR PUSTAKA
57
Ulrich Planch, Sosiologi Pertanian, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993).h.27
Yayuk Yulianti dan Mangku Poernomo, Sosiologi Pedesaan, (Yogyakarta :
Pertanian Bogor.
Zulkarnain. (2009). Dasar-dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara.
58
L
A
M
P
I
R
A
N
59
Lampira 1. Tabel Hasil Tabulasi
60
20 Bakri Muda 46 4 SD 35 100 kentang
61
Gambar 4. Peta Desa Erelembang
62
Gambar 5. Penjemuran dan Pengemasan
63
Gambar 6. Penyimpanan
64
Gambar 7. Tanaman Tomat
65
66
67