You are on page 1of 14

KESEHATAN KARYAWAN

Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Karyawan


✓ Meningkatkan keamanan lingkungan RS
✓ Mempertahankan kesehatan petugas kesehatan
✓ Mengurangi biaya perawatan
✓ Mencegah timbulnya wabah
✓ Mencegah tuntutan hukum
Contoh :
Imunisasi Hepatitis B pada karyawan dapur, laboratorium
Needle-stick injury cuci dengan alkohol 70%, lanjutkan cuci dengan sabun handwash
lalu ke IGD dan mengikuti SPO profilaksis pasca pajanan melapor ke Tim PPI dan
K3RS dan personalia. Dokter IGD wajib membuat pengantar ke personalia.
Jika terjadi insiden
1. Tentukan status sumber pajanan (pasien) untuk
a. HBsAg,
b. HCV Ab,
c. HIVAb
2. Tentukan status petugas terpapar pajanan untuk
a. HBsAg,
b. HCV Ab,
c. HIVAb
Jika pajanan HIV???
Jenis pajanan potensial :
darah
cairan semen / cairan vagina
cairan serebrospinal
cairan sinovial / pleura / periakardial / peritonial / amnion
Obat ARV harus diberikan dalam waktu < 4 jam
Pengawasan Pasca Pajanan HIV
Profilaksis harus diberikan selama 28 hari
Dibutuhkan dukungan psikososial
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui proses infeksi dan memonitor efek
toksik obat ARV
Tes HIV diulang setelah 6 minggu, 3 bulan dan 6 bulan
Saat ini HIV sudah dapat disembuhkan dengan teknologi pengobatan

Khusus petugas Laboratorum


Tujuan :
meminimalkan kecelakaan kerja atau tertular agen infeksius
menjaga lingkungan kerja dan sekitarnya dari pencemaran bahan infeksius
Penekanan pada :
Prosedur kerja yang aman dan optimal
Pengelolaan alat bekas pakai yang benar
Sarana dan fasilitas dengan desain tepat
Pengawasan oleh atasan / pimpinan
Petugas:
Dilatih mengenai tingkat keamanan biologik (biosafety level) yang sesuai
Sudah divaksinasi Hepatitis B dan vaksin influenza (bila menangani bahan dari
pasien flu burung)
Jika timbul gejala seperti infeksi yang ditangani (demam, sesak napas) → wajib
lapor dan dipantau dengan ketat
Memiliki serum dasar yang disimpan bila sewaktu-waktu diperlukan
Rumah Sakit Advent Palangka Raya segera akan menuju Biosafety level 2 (BSL 2)
dalam 2 tahun.
Penyakit Akibat Kerja, Filosofi kerja, Faktor Fisika, Biologi Kerja, Psikologi kerja,
Peranan Medis dalam lingkungan kerja.
SASARAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
1. Masy pekerja ( karyawan perusahaan, PNS, Petani, Nelayan, Pekerja Sektor non
formal) = Tercapainya Derajat Kesehatan Setinggi-tingginya baik fisik, mental
dan sosial
2. Masy sekitar perush = terlindung dari bahaya pengotoran dari bahan2 yg berasal
dr persh.
3. Hsl produksi persh = tidak membahayakan kesehatan masy. konsumennya
4. Efisiensi kerja dan daya produktivitas karyawan meningkat

TUJUAN BERSAMA: Terciptanya Masy Tenaga Kerja yg sehat dan produktif, serta
meningkatkan Kinerja Produksi Perusahaan
Wajib Memahami dan Melaksanakan: Alur Diagram Produksi, Upaya Keserasian
Komponen Kesehatan Kerja, Manajemen Resiko, Hirarki Pengendalian Resiko Bahaya
di Tempat/Lingkungan Kerja

Fungsi perlindungan
Memahami dan melaksanakan peraturan perundangan yang berkaitan dengan
keselamatan kerja
Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara :
a. Mengenal bahaya dan resiko terjadinya Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat
Kerja → bahaya keselamatan dan bahaya kesehatan
b. Menilai bahaya dan resiko di tempat kerja
c. Penata laksanaan dan pengendalian bahaya di tempat kerja
d. Monitoring lingkungan kerja.
TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA
(Permen No. Per-03/Men/1982 ttg Pelayanan Kesehatan Kerja,Pasal 2)
1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja, Pemeriksaan Berkala dan
Pemeriksaan Khusus
2. Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyesuaian Pekerjaan Terhadap
Tenaga Kerja.
3. Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Lingkungan Kerja.
4. Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Perlengkapan Saniter.
5. Pembinaan Dan Pengawasan Perlengkapan Untuk Kesehatan Tenaga Kerja.
6. Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Yang Mempunyai
Kelainan Tertentu Dalam Kesehatannya.
Lima tingkat pencegahan
Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari sumber bahaya
(hazard) tertentu yang terjadi.
Analisis risiko: RISIKO = Consequence x Likelihood
Consequence = Severity Hazard = Effect = Tingkat Keparahan
Likelyhood of Occurance = Probabilitas

Penatalaksanaan Risiko :
Extreme : Diperlukan tindakan segera
High : Perlu perhatian manajemen direksi
Moderate : Tindak lanjut oleh kepala unit pelayanan
Low : Manajemen melalui prosedur rutin (SOP)
Potensi Bahaya Hazard Adalah suatu kondisi yang dapat minimbulkan / menyebabkan
gangguan/ kegagalan kecelakaan/kerusakan
Hazard dapat berupa : bahan-bahan , peralatan, cara kerja, proses kerja sifat pekerjaan
dan lingkungan kerja
Potensi bahaya:
1. FAKTOR FISIKA:
1. IKLIM KERJA PANAS

2. KEBISINGAN
3. VIBRASI
4. PENERANGAN
5. RADIASI
2. FAKTOR KIMIA
1. Semua senyawa Kimia dan turunannya
2. Pelarut-pelarut Organik (Organic Solvent)
BTX (Benzene, Toluene , Xylene), MEK
3. Debu
4. Uap Logam
5. Fume : Cr, Cd, Pb, Ar dll
6. Asap
7. Gas organik dan Non Organik
8. Kabut
3. FAKTOR BIOLOGI
1. Mikroorganisme dan toksin (Virus, Bakteri, Fungi dan produkny

2. Arthropoda (crustacea, arachmid, insect)


3. Alergen dan toksin tumbuhan tingkat tinggi
4. Protein allergen dari tumbuhan tingkat rendah (lichen, livenwort, fern) dan
hewan invertebrate (protozoa, ascaris dll)
4. FAKTOR ERGONOMI
1. Gerakan Repetitif
2. Desain tempat kerja tidak sesuai
3. Lifting, pushing
4. Awkward position :
5. Twisting, bending, over reaching dll
5. FAKTOR PSIKOSOSIAL
1. Psikologi Kerja
2. Stress
Manajemen Risiko
1. Identifikasi Hazard : Walk through survey, Alur Proses Produksi, MSDS, JSA (Job
Safety Analisis), HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment and Determining
Control)
2. Evaluasi/Analisis Hazard
Mengukur hazard dan membandingkannya dengan standar di Permenaker No. 5
Tahun 2018
3. Pengendalian Hazard (Hierarkhi)
4. Monitoring Hazard
5. Rekomendasi
Hirarki Pengendalian Hazard
1. Engineering Control
Isolasi, Eliminasi, Substitusi, Ventilasi, Rekayasa Teknik
2. Administration Control
MCU, Rotasi kerja, pembatasan jam kerja
3. APD
Hirarki Pengendalian Risiko
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
✓ Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
✓ Proses menyapu diganti dengan vakum
✓ Bahan solvent TX) diganti dengan MEK (Metil Etil Keton)
✓ Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
✓ Pemasangan alat pelindung mesin
✓ Pemasangan general dan local ventilation
✓ Pemasangan alat sensor otomatis
☻ Pengendalian Administratif
✓ Medical Check Up
✓ Pembatasan jam kerja
✓ Pergantian shift kerja
✓ Rotasi Kerja
✓ Pembentukan sistem kerja
✓ Pelatihan karyawan
☻ Alat Pelindung Diri
✓ Helmet
✓ Safety Shoes
✓ Ear plug/muff
✓ Safety goggles
Pencegahan Kecelakaan Kerja
1. Peraturan (regulasi, kebijakan K3)
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Penelitan Teknik (rekayasa engineering)
5. Penelitian Medis
6. Penelitian Psikologis
7. Penelitian Statistik
8. Pendidikan
9. Pelatihan
10. Persuasi
11. Asuransi
12. Penerangan 1 s/d 10
PSIKOLOGI KERJA
Stress akibat kerja adalah tanggap (cope) seseorang terhadap tantangan setelah
mendapat tuntutan dan tekanan yang melebihi tidak sesuai pengetahuan dan
kemampuan. Requirements vs Capabilities
Suatu ketidak seimbangan yang dihayati antara tuntutan pekerjaan dengan
kemampuan, bila kegagalan yang terjadi berdampak penting. Merupakan dampak
negatif dalam bekerja dan dapat dialami oleh setiap pekerja, apapun jabatan dan
kedudukannya.

Reaksi stress
• Respon Fisik:
• Sistem otot rangka è Nyeri otot, tension type headache, Migrain
• Sistem pernapasan è Memperberat asma
• Sistem kardiovaskular è Hipertensi, serangan jantung, stroke
• Sistem pencernaan è perubahan nafsu makan, konstipasi, refluks asam
lambung
• Sistem reproduksi è gangguan sperma, siklus menstruasi
• Respon Mental:
• Kecemasan
• Depresi
• Insomnia
• Sulit konsentrasi
• Respon Perilaku
• Menarik diri, nekat, merokok, alkohol, napza, bunuh diri dsb

You might also like