You are on page 1of 3

IDENTIFIKASI PADA PASIEN

DENGAN KONDISI KHUSUS


No. Dokumen :
SOP 01.SOP/ /429.114.35/2022
No. Revisi :0
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
Hadi Kusairi.
Puskesmas Sempu SKep.Ns.MMKes
NIP. 19640705 198802 1 004
Suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara
1. Pengertian
pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau
memudahkan dalam pemberian pelayanan kepada pasien.
2. Tujuan 1. Untuk memberikan identitas pada pasien
2. Untuk membedakan pasien
3. Untuk menghindari kesalahan medis

3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas Sempu Nomor : :


/III/429.114.35/2022 Tentang Sasaran Keselamatan Pasien

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011


tentang Keselamatan Pasien.

2. Prosedur/ A. Persiapan
Langkah-langkah
1. Gelang identifikasi pasien (biru/merah muda)
2. Berkas rekam medis
B. Pelaksanaan
1. Pasien bayi baru lahir atau neonatus
a. Lahir tunggal
Untuk bayi baru lahir yang masih belum diberi nama,
identitas digelang identifikasi berisikan nama ibu, tanggal
lahir bayi, dan nomor rekam medis bayi.
b. Lahir kembar
Untuk bayi baru lahir yang masih belum diberi nama,
identitas digelang identifikasi berisikan nama ibu, tanggal
lahir bayi, dan nomor rekam medis bayi ditambah nomor
urut kelahiran bayi.
2. Pasien yang identitasnya tidak diketahui
a. Sebelum pasien dapat diidentifikasi dengan benar,
pasien akan diberi gelang sesuai jenis kelamin berisi
Mr.X dan Mrs.X dan nomor rekam medis.
b. Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang
identifikasi baru dengan identitas yang benar.
3. Pasien tidak punya ektremitas atas/luka bakar
a. Identifikasi dilakukan dengan memasangkan gelang

1
identifikasi dan dimasukkan pada tali kur dan dikalungkan
pada leher pasien.
4. Pasien rawat jalan
a. Tidak perlu menggunakan gelang pengenal
b. Sebelum melakukan suatu prosedur atau therapi, tenaga
medis harus menanyakan identitas pasien berupa nama
dan tanggal lahir. Data ini harus dikonfirmasi dengan
yang tercantum pada rekam medis
c. Jika pasien adalah rujukan dari Dokter
Umum/Puskesmas/Pelayanan Kesehatan lainnya, surat
rujukan harus berisi identitas pasien berupa nama
lengkap, tanggal lahir, dan alamat. Jika data ini tidak ada,
prosedur/therapi tidak dapat dilaksanakan.
d. Jika pasien rawat jalan tidak dapat mengidentifikasi
dirinya sendiri, verifikasi data dengan menanyakan
keluarga atau pengantar pasien.
5. Pasien dengan gangguan jiwa
a. Kapanpun dimungkinkan, pasien gangguan jiwa harus
menggunakan gelang identifikasi
b. Apabila identifikasi pasien sulit dilakukan karena pasien
tidak mau menggunakan gelang identifikasi atau tidak
kooperatif, maka konfirmasi dan verifikasi pasien
dilakukanolehpetugaskepada keluarga/penunggu pasien,
dan dokumentasi proses verifikasi di dalam rekam medis.
c. Apabila pasien tidak memiliki penunggu atau pengantar,
maka proses konfirmasi dan verifikasi cukup dilakukan
oleh dua orang petugas ruangan dan proses ini dicatat
dalam rekam medis dan ditempel foto pasien dalam
rekam medisnya.
6. Pasien yang meninggal
a. Pasien yang meninggal di ruang rawat inap Rumah Sakit
harus dilakukan konfirmasi terhadap identitasnya dengan
gelang identifikasi dan rekam medis ( sebagai bagian dari
proses verifikasi kematian).
b. Satu salinan surat kematian harus ditempelkan dikain
kafan. Jika menggunakan kantung jenazah, salin kedua
harus ditempelkan pada kantung jenazah, salin ketiga

2
disimpan pada rekam medis pasien.

10 Bagan Alir

11 Unit Terkait 1. Rekam Medis


2. UGD
3. Rawat Inap
4. Rawat Jalan

12 Dokumen Terkait Rekam medis pasien


Buku Register pendaftaran

13 Rekam Historis
Perubahan
NO Yang diubah Isi Perubahan Tgl mulai
. diberlakukan

KEPALA PUSKESMAS SEMPU

HADI KUSAIRI.S.Kep.Ns.M.MKes
Pembina/IV A
NIP. 19640705 198802 1 004

You might also like