You are on page 1of 86
TUGAS AKHIR Penggunaan Variable Speed Drive (VSD) Untuk Pengaturan Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa dengan Mengubah Frekuensi MILIK P PUSTAKAAW | | ITN MALANG | Disusun Oleh: Randa Praduta NIM: 1352002 PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK DIPLOMA TIGA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2016 LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR Penggunaan Variable Speed Drive (VSD) Untuk Pengaturan Keeepatan Motor Induksi 3 Fasa dengan Mengubah Frekuensi Pigjukan Guna Memenuhi Persyaratan Salah Sanu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Paula Program Shuli Teknik Listrik Diploma Tiga Disusun Oleh: Randa Praduta 1352002 Diperiksa Dan Disetujui Oleh: wedi Teknik Listeik DILL Tr. Taufik Hidayat, MT Lauhil Me Hayusman, ST. MT. NIP, ¥. 10118700151 NIP-P, 1031400472 PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK DIPLOMA TIGA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan berkat rahmat dan hidayah-NYA, serta perlindungan, pertolongan dan ridho-NYA schingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Penggunaen Variable Speed Drive (VSD) Untuk Pengaturan Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa” Tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar abli madya teknik, Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan pada: 1. Bapak Dr Ir. Lalu Mulyedi, MT. selaku Rektor Institut Teknologi Nasional Malang. 2. Bapak Bambang Prio Hartono, ST, MT, sclaku Ketua Jurvsan Teknik Listrik DULL 3. Bapak Ir. Eko Nureahyo, MY. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Lisirik DIII yang tidak pernah berhenti memberikan motivasi 4. Bapak Ir. Taufik Hidayat, MT.. selaku Dosen pembimbing I Tugas Akhir 5. Bapak Lauhil Mabfudz Hayusman, ST, MT. selaku Dosen pembimbing II Tugas Akhir 6. Kepada kedua Oreng Tua yang selalu terus menerus memberikan semangat, 7, Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan tugas akhic ini, Dengan terselesaiken buku laporan ini, kami berkarap semoga buku ini dapat membawa manfaat bagi pembaca umumnya, Kami menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurma, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan Iaporan ini Malang, Agustus 2016 Penulis iti Penggunaan Variable Speed Drive (VSD) Untuk Pengaturan Kecepatan ‘Motor Induksi 3 Fasa dengan Mengubah Frekuensi Randa Praduta, 1352002, Dosea Pembimbing 1: Ir. Tauftk Hidayat, MT. Dosen Pembimbing ll: Lauhil Mahfudz Hayusman, ST, MT Program Studi Teknik Listik Diploma Tiga, Fakultas Teknologi Industri institut Teknologi Nasional Malang e-mail randapraduta@gmail com Abstraksi Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang paling banyak digunakas di bbidang industri cibandingkan motor jenis lain. Ini dikarenakan motor indulsi tiga fasa memiliki banyak keunggulan. Tetapi terdapat juga suatu kelemahan dari motor induksi tiga fasa yaitu kesulitan dalam mengatur kecepetan, Karena pengaturan kecepataa motot induksi tiga fasa pada dasarnya dapat dilakakan dengan mengabah jumlah kutub motor atau mengubah feckuensi suplai motor. Pengaturan kecepatan dengan mengubah jumlah kutub sangat sulit Karena dilakukan dengan merubah konstruksi fisik motor. jadi pongaturannya akan sangat teitaas sedanghan pengaturan kecepatan motor induksi tig fasa dengan mengubah frekuensi suplai motor akan jauh lebih mudah dan tidak terbstas tanpa harus merubah konstruksi fisik motor. pengendali motor 3 phase menyearahkan togangan AC menjadi tegangan DC dengan meniadakan frekuensi jals-jala. Tegangan DC yang cihasikan dirubah kembali menjadi teeangan AC dengan menambahkan frekuensi bau yang dibangkitkan oleh osilator. yang nanfiya freknensi ini juga berfungsi sebagai Kendalli putaran motor, Kerja inverter kendali motor ini merupakan kerja close citenitikerja rangknian tertatup, schingyst apabila salch setu phase verbuka maka tezangan output akan lose dan system akan reset, Design contoller rangkaian ini merupakan system kendali micro PLC yang fungsi dan kerjanya dapat diatur dengen. program masukan sesusi kebuiuhan yang dikehendski, Pengendalian microkontroler mencakwp emperatur Kerja, tegangen kerja, pengendslian kecepatan yang diatur dengan menggunakan control tegangan 0 = 5V yang diumpan lengsung pada driver IG3T berfungsi sebagai porangkat keras kendali motor. Schingga motor yang kapasitasnya sesuai dengan kemempuan kerja arus (C781 dapat diumpan langsun pada /GBT. Kata kunci: Motor induksi tiga fasa, Pengaturan Frekuensi, 7687, iv DAFTAR ISE LEMBAR PERSETUJUAN Teer ii ABSTRAK iii KATA PENGANTAR., sie iv DAFTAR ISL... vi DAFTAR GAMBAR aaa vii DAFTAR TABEL ix DAFTAR GRAFIK ese ix BAB| PENDAHULUAN 11 Latar Belakang., 1.2 Rumusan Masalah. 13 Batasan Masalah 1 1.4 Tyjuan. 1.5 Sistematika Penulisan 2 BAB IL LANDASAN TEORI 2.41 Motor induksi tiga fasa. 3 2.1.1 Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa 3 2.1.2 Prinsip kerja motor... 8 2.1.3 Rangkaian ekivalen motor induksi 9 22 Variable Speed Drive ve 10 2.3 Pengaturan kecepatan sebuah motor induksi womens, fi 2.3.1 Mengubah jumiah kutub, W 2.3.3 Pengaturan tahanan rotor. 2 2.2.3 Pengaturan togangan, i... “ 2 2.2.4 Pengaturan frekuensi 12 BAB Ill PENGGUNAAN ALAT 3.1 Ponggunaan Variable Speed Drive (VSB) ...~. 13 3.2 Vartable Speed Drive. wee 1S 3.2.1 Rectifier 17 3.2.2 Optocopler ig DAFTAR GAMBAR Gombar 2.1 Motor induksi tiga fas... 3 Gambar 2.2 Konstruksi utama Motor induksi tiga fasa. 4 Gambar 23 Stator 4 Gombar 2.4 Rotor sangkar 5 Gambar 2.5 Konstruksi rotor sangkar, : 6 Gambar 2.6 Rotor belitan..... 2% 7 Gambar 2.7 Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor induksi 3 fasa 7 Gambar 2.8 Analogi dan rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa 9 Gambar 2.9 Inverter blok diagram, 10 Gambar 3.1 Diagram blok sisiom 3 Gambar 3.2 Single line rangkaian (VSD) 16 Gambar 3.3 Singe Line Rangkaian VSD. soon 17 Gambar 3.4 /GBY. se = 20 Gambar 3.5 Rangkaian Keyped. 22 Gambar 3.6 Rangkaian Display B Gambar 3.7 Flowchat Pengguanan Variable Speed Drive (VSD).ccccnee 25 Gambar 4.1 blok diagram percotaan pengukuran tegangan output 33 Gambar 4,2 Grafik perbandingan antara arus dan frekuensi Gambar 4.3 Tampak luar Peralatan Gambar 4.4 tampak dalam Peralatan. 35 viii DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Tegangan terhadap frekuensi.. Grafik 4.2 Frekuensi tethadap Arus.. Grafik 4. 3 Hasil Pengukuran dan Perhitungan kecepatan motor. 27 29 at BABI PENDAITULUAN 1.1. Latar Belakang Motor induksi merupakan jenis motor yang paling banyak digunakan di industri dibandingkan dengan motor listrik lainnya, Karena jenis motor ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya konstruksinya yang sederhana dan kokoh hergunya relatif| murah dan tidak memerlukan pemoliharaan yang rumit, Disamping keunggulan diatas Kelemahan motor induksi adalah sulitnya mengatur kecepatan karena arakteristiknya motor juga akan berubah, Mesin-mesin di industri tersebut masih ada yang mempergunakan cara-cara ‘manual, terutama dalam hal untuk pengaturan kecepatan. Sehingga tidak terlalu efektif, Karena mesin-mesin tersebut dibutuhkan untuk jenis pekerjaan yang menuntut suatu ketelitian, kerutinitasan, kekuatan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dalam waktu yang lama. Karena itu maka dilakukan usaha bagaimana cara mengatur putaran motor induksi tersebut. Salah satunya adalah dengan cara mengubah frekuensi catu daya yeng masuk ke motor untuk mengatur kecepatan motor, Jadi tujuan dari penggunaan Variable Speed Drive (VSD) di sini adalah untuk menghasilkan peralatan yang dapat digunakan untuk mengatur kecepatan putar metor induksi 3 Fasa. 1,2, Rumusan Masalah Rumusan masalah pada tugas ekhir ini adalah bagaimana perggunaan Variable Speed Drive (VSD) untuk motor induksi 3 fasa dengan pengaturan frekuensi, 1.3. Batasan Masalah ‘Agar permasalahan yang dibahas tidak meluas maka perl adanya pembatasan- pembatasan permasalahan, yang mana meliputi 2, Motor yang digunakan adalah motor induksi 3 fasa V ~ 220 V/ 380 V, P= 0,25 HP. 1= 1,1 A,N= 1310RPM b. Frekuensi yang digurakan untuk pengaturan kecepatan motor dari $ Hz ~ 50 Hz c. Komponen dan rangkaian elektronika yang digunakan sebagai kontrol adalah Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT), d. Tidak membahas masalah proicksi motor induksi 3 fasa. 1.4, Tujuan a, Melakukan penggunaan Variable Speed Drive (VSD) untuk mengatur kecepatan motor induksi 3 fasa dengan mengubah frekuensi b. Memahami hubungan aniara frekuensi, tegangan, arus dan kecepatan motor induksi 3 fasa, 1.5, Sitematika Penulisan Untuk mempermudah dan memahami pembahasan penulisan tugas akhir ini, maka sitematika penulisan disusun sebagai berikul BABI +: Pendahuluan Berisi later belakany, rumusan masalah, batesan masalah, tujuan dan ‘manfaat, dan sistematika penyusunan laporan tugas akhir, BABM ——; Landasan Teori Membahas tentang dasar teori yang berkaitan dengan penggunaan alat. BABII: Penggunaan Alat ‘Bab inj berisi tentang perancangan alat, komponen perangkat dan cara kerja rangkaian, BABIV : Pengujian Alat Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil peagujian alat BAB Y : Kesimputan ‘Merupakan bab yang berisi kesimpulan dan saran, BABI LANDASAN TEORI 2.1 Motor Induksi3 Fasa’ ‘Motor induksi tiga fasa banyak digunakan olen dunia industri karena memiliki heberaps keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh dalam pengendalian motor- motor induksi tiga fasa yaitu, struktur motor induksi tiga fasa lebih tingan (20%-40%) Gibandingkan motor arus searah (DC) untuk daya yang sama, harga satuan relatif lebih murah, dan perawatan motor induksi lebih hemat Gambar 2.1 Motor induksi tiga fasa Sumber : hutp:!/blogs itb.ac.id/ 2.1.1 Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor induksi juga memiliki konstruksi yang santa baik motor DC maupun AC. Konstruksi dimaksud (erdiri dari 2 bagian utama yaitu stator dan rotor, Secara lengkap dan detail dari kedua konstruksi dapat dilihat pada gambar | berikut Gambar 2.2. Konstruksi utama Motor induksi tige fasa ‘Sumber : https://eireuitbooks wordpress.com, a Stator Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor sinkron dan generator sinkron, Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi dari bahan besi silikon dengan ketebalan (4 sid 5) mm dengan dibuat alur sebagai tempat meletakan belitan/kumparan, seoara d ditunjukan pada gambar 2 berikut Gambar 2.3 Stator Sumber : hitp://kuliahelektro,blogspot.co.id/ Dalam alur-alur stator dilctakkan belitan stator yang posisinya saling berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan fase derajat listrik yaitu 120° antar fase (motor 3 fase), Jumlah gulungan pada stator dibuat sesuai dengen jumlah kutub dan jumiah pularan yang diinginkan atau ditentukan. Khusus untuk Stator pada motor-motor listrik dengan ukuran Kecil dibentuk dalam potongen utuh. Sedangkan untuk motor-motor dengan ukuran besar adzlah tersusun dari sejumlah besar segmen-segmen laminasi b, Rotor Ini adalah bagian yang berpular dari motor. Seperti dengan stator atas, rotor terdiri dari satu set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur magnetiie silinder dan sirkuit listrik, Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu ; > Rotor Sangkai Tupai (guirre! Cage Rotor) Rotor yaay terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk Bataag tembage yang dihubungkan singkat psda setiap ujungnye kemudian disatukan (di cor) menjadi satu kesatuan sebagaimana gambar 2.4 Gambar 2.4. Rotor sangkar Sumber ; hitp:/kuliahelektro. blogspot.co.id/ Jenis rotor sangkar tupai, yang terdiri dari satu set tembaga atau potongan aluminium yang dipasang ke dalam slot, yang terhubung ke sebuah akhir-cincin pada setiap akhir rotor Konsiruksi gulumgan rotor ini menyerupai ‘kandang tupai’, Potongan aluminium rotor biasanya dicor mati ke dalam slot rotor, yang membuat konstruksinya sangat kasar. Meskipun potongan rotor aluminium berada dalam kowlak langsung dengan laminasi baja, hampir semua arus rotor melalui jeruji aluminium dan tidak di laminasi. Sejumlah motor induksi yang beredar dipasaran maupun yang banyak digunakan sekitar 90% adalah motor induksi dengan “Rotor Sangkar”. Alasan umum yang diperoleh adalah Karena Konstruksi yang sederhana dan juga lebih murah hargenya Konstroksi rotor sebagaimana gambar 2.5 berikut ini, menunjukkan konstruksi batang-batang kondukior dari bahan (embaga atau alumunium yang dihubungkan singkat Gambar 2.5 Konstruksi rotor sangkar Sumber : http://kuliahelektro, blogspot.co.id! Scjumlah batang-baang kondukior tersebut dimasukkan ke dalam laminasi- laminas yang terhuat dari bahan besi silikon seria menjadi satu dengan poros rotor Sebagaimane konstruksi tersebut di atas terutama batang-batang konduktor yang terhubung siagkst, maka tidak dimungkinken untuk menambeh “Pahanan Luar” (yang dipasang secara seri) dengan rotor guna keperluan "Pengasutan”, Sclain itu pula posisi dari batang-batang konduktoritembaga posisinya dibuat tidak parale! (tidak segaris) dengan poros rotor. Posisi batang Konduktor agak dimiringkan sebagaimana terlihat pada gambar 2,5 di atas. Alasan diletekan posisi miring dari konduktor terhadap poros adalah : © Memperhalus suara pada saat motor berputar (memperkecil dengungan magnetis‘suara bising) + Menghilanghan kecenderungan "Zock atau mengunei” yang disebabkan karena interaksi langsung antara medan magnit stator dan rotor, Pada motor-motor dengan kapasitas kceil, batang-batang konduktor di cor menjadi set bagien dengan clumunivm alloy. Selain itu pula contoh lainnya adalah ada juga yang rotornva hanya berupa besi masip tanpa satupun konduktor, Jenis seperti ini biasanya disebut sebagai "Motor Arus Eddy” >» —— Rotor Belitan (Wound Rotor) Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi dengan alur-alur sebagai tempat ‘melesakkan belitan (kumparan) dengan ujung-ujung belitan yang juga terhubung singkat seperti gambar 2.6 Gambar 2.6 Rotor belitan ‘Sumber ; htto;//kuliahelektro. blogspot co. id/ Motor dengan jenis rotor belitan biasanya diperlukan pada saat pengasutan atau pengaturan kecepatan dimana dikehendaki torsi asut yang tinggi Gambar 2.7 Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor induksi 3 fasa Sumber : http: ‘kuliahelektro, blogspo.co.id Belitan-belitan yang terpasany pada rotor telah diisolasi sebagaimana belitan yang terdapat pada stator, Belitan yang ada pada rotor diletakkan juga pada alur-alur rotor dan pada setiap ujungnya dihubungkan secara langsung pada cincin (slipring) ‘yang posisinya dibagian depan dari rotor serta menjadi satu dengan poros (gambar 2,7). Belitan rotor ini di desain sama dengan kutub yang dimliki belitan statornya dan selalu dalam bentuk belitan 3 fasa sekalipun statornya hanya 2 fasa, Pengaturan belitan’gulungan/kumparan dilakukan untuk masing-masing fase adalah sama. Sedangken pada ujung-ujung dari masing kumparan/fasa yang keluar dihubungkan ke 3 bush cinein (slipring) berdasarkan jumlah fasenya, Konstruksi slipring terhubung secara langsung dengan masing-masing sikat. Dengan demikian, maka pada jenis ini dapat dihubungkan sceara langsung ke "Tahauan luar” guna keperluan pengasutan, 2.1.2 Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumperan stator kepada kumparan rotornya, Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotomya sehingga timbul emf (gel) atau tegangan induksi dan karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri aus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan atah pergerakan medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat Kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutub tertentu. Jumlah kutub ini menentuken kecepatan berputarnya medan stator yang terjedi yang diinduksikan ke rolornya. Makin besar jumiah kutub akan mengakibatkan makin kecilnya kecopatan putar medan stator dan scbaliknys. Kecepatan berputarnya medan patar ini disebut kecepatan sinkron, maka prinsip kerja motor induksi itu. sebagai berikut: a) Apabila sumber tegangan 3 fesa dipasang pada kumpacan stator, timbullah medan putar dengan kecepatan soy rm % @.13 b) Medan putar stator tersebut akan memotong baang Konduktor pada motor, ¢) Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, gel (E) akan menghasilkan arus (1) 4) Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk mememikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan pular stator. €} Perbedaan kecepatan antara ny dan nedisebut slip (s) dinyatakan dengan 22 100. (2.2) s= 1) Bila n, =m, tegangan tidak akan terinduksi dan erus tidak mengalir pada kumparan janglar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel Kopel motor akan ditimbulkan epabila 1, lebih kecil n,. g) Perputaran ditihat dari cara kerjanya, motor induksi disebutjuga sebagai motor tak serempak atau asinkron 2.1.3 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi3 Fasa Dari analogi gambar 2.8, pengoperasian motor induksi pasti menghasilken power loss, Power oss tersebnt dapat berasal dari daya mekanik motor, rugi-rugi tembaga rotor, dan ragi-rugi temibaga stator. (Gede, 2013) a i; : Rosai ‘om Stier Sopase Gambar 2,8 Analogi dan rengkaian ckivalen motor induksi tiga fasa Sumber ; https://id.scribd.com (Gede, 2013) 10 2,2 Variable Speed Drive (VSD) Aplikasi vartable speed banyzk diperlukan dalam industri. Jika sebelumnya. banyak dipergutakan system mekenik, kemudian beralih ke motor slip’ pengereman make saat ini banyak menggunakan semikonduktor, Tidak seperti softstarter yang mengolah level tegangan, inverter ini menggunakan input 1 fasa dengan frekuensi tegangan masuk untuk mengatur speed motor. Seperti diketahui, pada kondisi ideal (tanpa slip) m= ae S (3.1) Keterangan : Ns Speed Motor f ——: Frekuensi p Kutub motor Jadi dengan memainkan perubahan frekuensi tegangan yang masuk pada motor, speed akan berubah, Karena itu inverter Variable Speed Drive disebut juga De Link lsverter Bok Oagram Gambar 2.9 Inverter blok diagram Prinsip kerja inverter yang sedehana adalah : . Tegangan yang masuk dari jala jala SO Hz dialirkan ke hourd Rectifier! penyearah DC, dan ditampung ke bank capacitor, Jadi dari AC di jadikan DC, BAB IIL PENGGUNAAN ALAT 3.1 Penggunaan Variable Speed Drive (VSD) Penggunaan Variable Speed Drive (VSD) merupakan pengaturan kecepstan motor induksi 3 fasa, pade umumnya banyak digunakan di Industri untuk keperhian penggerak berbayai proses yang ada di industri diantaranya adalah : Pompa, Kompresor, Fun, Blower, Konveyor, dan penggerak proses produksi lainnya. Parameter yang dibutuhkan dari motor induksi adalah pengaturan kecepatan dan torsi ‘motor, Untuk itu dibutuhkan pengaturan yang fleksibel dengan cara mengubah frekuensi inputannya, agar motor dapat berputar pada kecepatan yang diinginkan. Sistem ketja Motor AC 3 Fasa. alat seperti ditunjukkan pada blok diagram gambar 3.1 Input PLN 1 Foss Jaler ele Gambar 3.1 Diagram biok sistem 3.2 Fariable Speed Drive (VSD) Pada mode ini, pengaturan kecepatan motor dilakukan dengan menggunakan fasilitas intemal yang tersedia pada inverter. Berikut ini adalah langkah mengatur setting inverter untuk memutar motor 3 phasa menggunakan referensi internal dengan arah putaran motor searah jarum jam. 13 a) y ©) d 14 Siapkan Variable Speed Drive (¥SD) dan motor 3 phase lalu sambungan kedua peralatan tersebut Sambungkan kabel power ke sumber tegangan AC 220 V. Selanjutnya pada display seven segment akan menampilkan nSt (3-wire-control) atau rdy (2- wire-control), Tekan tombol MODE selama lebih dari 3 detik hingga tampilan led berjalan_ pada display berhenti Mengeset parameter motor ‘Tekan tombol MUPL’ kemudian putar tombol MODE ke kiri slau ke Kanan sampai display seven segment menampilkan menu motor control dr( Perhatikan nameplate pada motor. Untuk memilih menu dilakukan dengan memutar tombol dan setelah muncul tampilan yang dikehendaki lalu tekan tombol tersebut maka pilihan menu akan tersimpan dan untuk keluar dari menu tekan tembol ESC. selanjuinys setting parameter motor pada menu drC sesuai dengan nameplate pada motor Yabel 3.1 Sctingan Parameter Motor Factory setting aot | ofr | Srmdard met fea] sare Standard motor frequency (H2) Das | Rated motorvok } ive rating ‘Noninal motor voltage on moter nameplate (V) © | Rated motor real 30.0 ‘Nominal motor frequency on moter nameplate (Hz) J sé | Rated motor freq ‘eave rating [Nominal motor current on motor nameplate (A) Tap | [Rated mororspeed] ive wating Nominal motor speed on motor nameplate (pm) Tos | (Meor I Cosmus Pal] Wiveating Nominal motor cos . on motor nameplate Ton | fAuto Tuna] ab ‘Auto-Tunning for Un5.Fr Sates tPnPe wdcOs Men | Code Description Untuk mengeset parameter di atas secara otomatis dapat dilakukan dengan memilih menu drC tUn YES 2) Mengeset parameter dasar : ‘Tabel 3.2 Parameter Dasar Menu | Code Description Factory setting Theceleration} ‘Acceleration time (5) [Deceieration} Deceleration time (s) [Low speed] ‘Motor frequency at minimum seference (H2) {High speed] Motor frequency at maximum seference Hz) {Mot them cunai ‘Nominal current indicated on the rotors rating plate (A) [Reverse assign} Reverse assignment (preset speeds} ras Preset speeds Eipreset speeds]: Preset speeds (Summing ret 3) aie Analog inpat £) Mengeset pilihan kontrol : Karena pada bagian ini kits kan mengontrol kecepatan motor 3 phase menggunakan referensi internal, maka pilihleh setting LOCAL configuration seprti pada table di baweh Tabel 3.3 Referensi Kontrol Kecepatan Motor fc REMOTE [LOCAL Menu | Code | Description | configuration | configuration TeL-| er) | (Retichamey [Ari A te, [Ais Referenceconteol_| a 13 De Peer | GF wire comme] [et Tae Command control_| 34> 4" 16 8) Apabila tampilan pada display belum muneul rdy , misalnya muncul iF berkedip, maka tekan tombol MODE selama lebih dari 3 detik hingga tampilan led pada dispiay berjalan, kemudian tekan tombol SOP RESET maka tnF akan hilaag dan muncul rdy pada display yang artinya invester siap dipergunakan, h) Untuk menjalankan motor, tekan tombol RUN. i) Untuk mengatur kecepatan motor, puter tombol 40DE Pada display severt segment dapat ditampilkan setting kecepatan motor. j) Untuk monghentiken / menstop motor, tekan tombol S70P RIS Single line rangkaian Variable Speed Drive (VSD) ditunjukkan pada gambar 3.2. Gambar 3.2 Single line rangkaian (VSD) Variable Speed Drive (VSD) \erditi dari Rectyfier, Optoisolator, Converter (ADC), Rasio (perbandingan), Volt per hertz (VHz), PWM, PID, IGBT: 7 3.21 Rectifier Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC) menjadi sinyal sumber arus searh (DC). Gelombang AC yang berbentuk gelombang sinus hanya dapat cilihat dengan alat ukur CRO, Rangkaian rectifier banyak menggunakan transformator siep down yang digunakan untuk menurunkan tegangan sesuai dengan perbandingan transformasi transformator yang digunakan, Penyearah dibedakan menjadi 2 jenis, penyeorah setengeh gelombang dan penyearah gelombang, Ponuh, sedengkan untuk penycarah pelombang penuh dibedaken menjadi penyearah gelombang penuh dengan center ‘ap (C1), dan penycarah gelombang penuh dengan menggunakan dioda bridge “HE Gamber 3.3 Singe Line Rangkaian VS/) Rectifier merupakan peralstan elektronika ysng digunakan untuk mengubah tegangan listrik AC menjadi DC, Kecrifer dapat dibedakan menjadi dua macam yaita ; Rectifier setengah gelombang dan rectifier gelombang penuh, sedangkan tectitier gelombang penuh masih dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu Rectifier gelombang penuh dengan menggunakan CT, dan Rectifier gelombang penuh dengan menggunakan jembatan dioda. Reetifier dapat digunakan untuk keperluan catu daya pada rangkgian clektronika seperti ; HT (handy tally), televisi, Pesawat radio CB (Citysen Band), dan Jain-lain. 18 3.2.2 Optocopter Optoisolator merupakan komponen semikonduktor yang tersusun atas LE) infra merah dan sebuah photo triac yang digunakan sebagai pengendali triac, Oproisolaror biasanya digunakan sebagai anlar muka (incerfacce) antara rangkaian pengendali dengan rangkaien daya (triac) dan juga sebagai pengaman rangkaian kendali, karena antara LK2) infra meral dan photo triac tidak tethubung secara elektrik, schingga bila terjadi kerusakan pada rangkaian daya (iriac) maka rangkaian pengendali tidak ikut rusak Optoisolator biasanya terdiri dari dua macam yaitu optoiolator yang terinlegrasi dengan rangkaian zero crossing detector dan opioisolator yang tidak memiliki rangkaian ero cossing detector. Optoisolator yang terintegrasi dengan zero crossmg detector biasanya menggunakan triac scbegai solid state relay (SSR), sedangkan peda optoisolator yang tidak terimegrasi dengan zero crossing detector” biasanya menggunaken /riac untuk mengendalikan tegangan 32.3 Converter ADC Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode — kode digital, ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai Perantara aniara sensor yang kebanyakan analog dengen sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer). 4DC' (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Keoepatan sampling suatu ADC menyatakan scberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS). 3.24 Rasto Volt per Hertz (Viz) Rasto (perbandingan) Volt per hertz (V/H=) adalah perbandingan antara besarnya tegangan suplay lethadap nilai frekuensi pada motor induksi yang akan diatur 19 Kecepatannya, Pada motor induksi dengan tegangan 400 VAC, irekuensi 50 Hz, rasio WH: motor tersebut adalah sebesar 400/50 — 8, Thi berarti, dengan frekuensi yang dijringi dengan yariasi nilai tegangan ke motor, maka nilai torsi motor tersebut tetap Konstan selagi rasio V/Hz pada suplay power ke motor tersebut tidak berubah. 3.2.5 PWM ( Pulse Width Modulation ) PWM merupakan sebuah mekanisma untuk membangkitkan sinyal keluaran yang periodenya berulang antara figh dan low dimana kita dapat mengontrol durasisinyal high dan fow scsuai dengan yang kita inginkan, Duy evele merupakan prosentase periode sinyal high dan periode sinyal, prosentase duty cyele akan bebanding lurus dengan tegangan rata-rata yang dihosilkan, Berikut ilustrasi sinyal PWM, misalhan kondisi high 5 V dan kondisi /ow 0 V-Pengaturan lebar pulsa modulasi atau PWA¢ merupakan salah satu teknik yang baik digunakan dalam sistem kendali (control system) saat ini. Pengaturan lebar modulasi dipergunakan di berbagai bidang yang sangat luas, salah satu diantaranya adalah: speed contro! kendali kecepatan), power control fkendati system tenaga), measurement und communication (peneukuran atau instrumentasi dan telekommmikasi) 3.2.6 PID (Proportionat-Integral-Derivative controller) Intrumentasi dan control industri tentu tidak Iepas dari sistem instrumentasi sebagai pengontrol yang digunakan dalam keperluzn pabrik. Sistem kontrol pada pabrik tidak lagi menual seperti dahuly, tetapi saat sekarang ini telah dibantu dengan perangkat kontroler sehingga dalam proses produksinya suatu pabrik bisa lebih efisien dan efektif. Kontroler juga berlungsi untuk memastikan bahwa sctiap proses produksi terjedi dengan baik. P/D (Proportional Imegral-Derivative conrolier) merupakan kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik edanya ‘umpan balik pada sistem tesebul. Pengontrol ?/D adalah pengontrol konvensional yang banyak dipakai dalam dunia industri. Pengontrol /’/) akan memberikan aksi kepada Control Valve berdasarkan besar error yang diperoleh. Contro! valve akan menjedi alctuator yang mengatur aliran fluida dalam proses industri yang terjadi Level air yang diinginkan disebut dengan Sei Point, Error adalah perbedaan dari Set Point dengan level air aktual, 3.2.7 Insulated Gate Bipolar Transistor (IGRT) ‘GBP merupakan gabungan antara MOSFET dengan Transisior-bipolar seperti terlitat pada gambar, dan kaki-kakinya dinamakan G (gare). C° (collector) dan E femitor) Bedanya dengan transistor, IGBT memiliki impedansi input yang sangat tinggi sehingga tidak membebani rangkaian pengendalinya (atau scring discbut rangkaian driver), Kemudian disisi output, (G87 memiliki tahanan (Ro) yang sangat besar peda saat tidak menghantar, schingga arus bocor sangat kecil, Sebaliknya pada saat menghantar, tahanan pensaklaran (Ron) sangat kecil, mengakibatkan tegangan jaiuh (voltage drop) lebih kecil datipada transistor pada umumnya, Disamping itu, /G87' memiliki kecepatan pensaklaran/frekuensi kerja yang lebih tinggi dibanding transistor lainnya, Oleh sebab itulah mengape GAT sering digunakan dalam driver (alat penggerak motor) yang membutuhkan arus yang besar dan beroperasi di tegangan tinggi, karena memiliki effsicnsi yang lebih baik dibanding jenis transistor lainnya, Selain memiliki kelebihan seperti di ates, /GBT juga memiliki kekurangan, Diantaranya, harganya Jebih mahal dibanding transistor biasa, sehingga jarang dipakai dalam alat elektronika rumah tangga, Berbeda dengan driver penggerak motor listrik yang ‘membutuhkan arus besar hingga ratusan bahkan ribuan ampere, Gambar 3.4 /GBT Sclain itu JGBT juga rentan rusak pada saat standby (tidak menghantar) apabila tegangan pengendali (tegangan antara gate dengan source/emitor) hilang (Ov), maka IGBY bisa jebolishort. Oleh sebad itu meskipun sedang tidak bekerja/menghantar a inpuc‘gate IGBT harus diberi tegangan standby sckitar 2 - 15 V tergantung spesifikasi IGBP, Sedangkan untuk jumlah keki, pada dasarnya (GAT memiliki jumlah kaki sama dengan transistor yakni 3 kaki. Terdiri dari gate, di transistor disebut basis, lala drain atau sering disebut collector pada transistor, dan terakhir source atau sering discbut emivor, Seperti gambar di atas, vang pertama /GBT sedang yang kedua transistor yang biasa kita temui, 3.3 Mikrokoniroler AMikrokontroler yang digunaken pada 1ugas akhir ini adalah modul D7-AVR LOW COS? MICRO SYSTEM dengan IC AIMEGAIO. Mikrokontroler ini tidak memiliki fitur DAC, sehingga oxput dari mikrokonirofer yang akan masuk ke VSD harus dikonversi dulu oleh DAC agar sinyal kontrol dari mikrosontroler dapat dibaca oleh SD. Sinyal 8 bit yang dikirimkan oleh mikrokoniroler akan dikonversi menjadi tegangan DC yang berkisar antara 0 sampai 5 volt oleh modul D4C. Program yang digunakan dalam mikrokoniroler berfungsi untuk memilih range kecepatan pular motor yang diinginkan atau untuk mengatur fickuensi dari sinyel tegangan output VSD, Sebagai rangkaian bantuan digunakan rangkaian /.CD sebagai display dan rangkaian keypad untuk memberikan inputan range kecepatan dan jarak putar yang diinginkan. Selain itu juga lerdapat encoder sebagai feedback dari moto: untuk mengetahui jarak pular yang telah dijalankan. Sehingga jika telah tercapai jarak putar yang diinginkan mikrokoutroler akan mengirimkan sinyal untuk menghentikan puteran motor pada VSD. 3.4 Keypad Rangkaizn deypad berfunysi untuk memberikan inputan pada mikrokontroler sehingga dapat memberikan sinyal kontrol yang sesuai pada output. Keypad yang digunakan adalch jenis rangkaian keypad 3x4 dengan model rangkaian seperti pada gambar 3.5 22 Cx = talam ke-x Rx = Baris ke-x Gamtbar 3.5 Rangkaian Kepped Input yg diberikan oleh rangkaian keypad adalah pemilihan range kecepatan yang diiaginkan dan jarak putar yang harus dijalankan oleh motor AC 3 phasa Nilai variable yang diinputkan pada Aeypad akan ditampilkan pada rangkaian display. Frekuensi dikonirol dengan berbagai macam cara yaitu : melalui keypad (local), dengan extemal porensiometer, Input 0 ~ 10 VDC , 4 ~ 20 mA atau dengan preset memari, Semus itu bisa dilakukan dengun mengisi parameter program yang sesuai Beberapa parameter yang umum dipergunakan’ minimal adalah scbagai berikut (istilah/nama parameter bisa berbeda untuk tiap merk) : Display : Untuk mengatur parameter yang ditampilkan pada keypad display, Control : Untuk menentukan jenis contro? local’ remote. Speed Control ; Untuk menentukan jenis control frekuensi reference Voltage : Vegangan Suply inverter, Base Freq. : Frekuensi tegangan supply. Lower Frog. : Frokcuonsi operasi terendab. Upper Freq, : Frekuenst operasi tertinggt Siop mode : Stop bisa dengan braking, penurunan frekuensi dan di lepas seperti ae) starter DOL © Acceleration : Setting waktu Percepatan, + Deceleration : Setting waktu Perlambatan, + Overload : Setting pembatasan arus, + Lock : Penguneian setting program: Jika beban motor memiliki inertia yang tinggi maka perlu diperhatikan beberapa hal dalam acceleration dan deceleration, Untuk acceleration/percepatan akan memerlukan torsi yang lebih, terutama pada saat start dari kondisi diam Pada saat deceleration/perlambatan, energi inertia beban harus didisipasi/dibuang. Untuk perlambatan dalam waktn singkat tau pengereman, maka cnergi akan dikembalikan ke sumbernya, Motor dengan beban yang borat pada saat dilakukan pengereman akan berubah sifat menjadi “generaior”. Jadi energi yang kembali ini akan masuk ke dalam DC Bus Inverter dan teraxumulasi di sana karena terhalang oleh rectifier, Sebagai pengamanan, inverter akan drip jika level (egangan OC Buy melehihi batas yang ditoleransi Untuk mengatasi aapnya inverter dalam kondisi ini diperlukan resistor brake. Resistor brake akan membuang tegangan yang lebih dala bentuk panas. Besar kecilnya resistor brake ini sangat tergantung dengan beban dan siklus kerja inverter. 3.5 Display Display yang digunakan adalah rangkaian LCL yang mempunyai 16 pin konektor, yeng didefinisikan sebagai berikut Gambar 3.6 Rangkaian Display 3.6 Encoder Encoder yang digunaken berfungsi sebagai sensor jumlah putaran motor yang telah ditempuh. Ketika motor melakukan putaran, make encoder akan mengirimkan sinyal pulse pada mikrokontroler untuk diproses lebih lanjut Data pulse dari encoder akan menentukan jumlah putaran motor yang telah tercapai, sekaligus juga menentukan panjang bahan yang telah tergulung pada motor. Ketika data pulse dari encuder sudah mencapei rilai yang sama dengan nilai data input pada »ikrkontroler, moka mikrokoniroler akan berhenti mengirimkan sinyal pade VSD untuk memutar moter, 3.7 Progeam Mikrokontroler Program nukrosontroler yang digunakan bertujuan untuk memberikan input panjang bahan yang harus digulung dan range kecepatan yang ingin digunakan. Dalam tugasakhir ini menggunakan software codevision untuk memprogram IC mikvokontroler AVMEGA 16 yang digunakan. Data ange kecepatan motor dan jarak putaran yang diinginkan diinputkan pada keypad utnuk momberikan nilai variabel pada mikrokonroter, Ketika data telah diinputkan, maka mikrokortroler akan mengirimkan sinyal kepada ¥S) untuk memutar motor dengan kecepatan yang diinputkan peda keypad, Motor akan terus berputar hingga jarak putar yang telah diimputkan peda keypad tereapai. Zncoder akan memberikan sinyal pada mikrokontroler untuk mengetahui jarak putar motor AC 3 phasa yang telah tereapei. Ketika sinyal dari encoder telah sesuai dengan jarak putar yang diinputkan pada keypad, meka mikrokontroter akan bethenti mengirimkan sinyal pada VSD. BABIV PENGUJIAN ALAT 4.1 Pengukuran Tegangan Output Variable Speed Drive Untuk mengetahui data yang ada pada peralatan Variable Speed Drive (VSD) diperlukan suatu pengujian dan pengukuran pada peralatan tersebut, pengujian dilakukan ager mendapatkan hasil berupa perubahan disetiap frckuensi dari range 5 Hz ~ 50 Ha, Pengukuran tegangan Output dapat dilakukan dengan menggunakan AVO Meter yg diukur dikedua fasa pada peralaten Variable Speed Drive (VSI) yang terhubung dengan motor induksi 3 fasa dan hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini, ‘Tabel 4.1 Pengukuran Tegangan Output Variable Speed Drive (VSD) No Frekuensi Tegangan Output i (Hr) vsD 1 s 25,1 2 10 50,0 3 15 os 4 20 85,2 sos | am 6 30 122.4 | 7 35 141,1 a 40 159,6 ee ee ee ee 10 | 50 1961 3.8 Flowehart Menpatur Frekuensi Pengujian Peralatan Gambar 3.7 Flowchat Pengguanan Variable Speed Drive (VSD) Dari hasil pengukuran tersebut dapat dilihet bahwa, Vuriable Speed Drive (VSD inj sistem kerjanya baik, Karena jika frekuensi tinggi maka tegangannya semekin tinggi juga, seperti yang terlihat pada Grafik 4.1 Tegangan Output VSD 50. ——_____— SSS 4 50 678 85.2 foR8 1224 Isa 189.8 «177.9 190.4 —e~ Tegangan Terhadap Frekuens| (Hz) Grafik 4,1 Tegangan terhadap frekuensi 4.2 Pengukuran Frekuensi Terhadap Arus Pengujian pengaruh pengatwraa kecepatan motor induksi dengan mengubah frekuonsi dapat dilihat pada tabel 4.2. Sesuai dengan (cori pengaturan kecepatan motor induksi 3 fasa dengan cara merubah fekuensinya maka kelemahannya adalah apabila frekuensi yang diberikan ke Variable Speed Drive (VSD) kecil maka arus yang dikeluarkan akan semakin besar. Dan apabila lrekuensi yang diberiken besar mencapai 50 Hz maka arus yang dikeluarkan inverter akan semakin kecil, Untuk membuktikan toori tersebut maka kita dapat melihat pada tabel 4.2 8 ‘Tabel 4.2 Pengujian Ferkuensi ‘Terhadap Arus No. Input Pranen 1 5 z 10 3 18 - | 4 20 js | - 25 re] mover = 7 I 35 8 40 9 Cas 062 062 10 50 0,64 O64 | 4 Pada tabel tersebut dapat dianalisa bahwa semakin kecil frekuensi maka semakin keoil arus yang dikeluarkan oleh Variable Speed Drive (VSL). Dan sebaliknya semakin besar frckuensi maka semakin besar pula arus yang dikeluarkan oleh Variable Speed Drive (VSD). Dari data tersebut maka apabila arus yang dikeluarkan oleh inverter terlalu besar maka dapat merusak motor induksi. Hasil pengukuran tersebut bisa dilihat dalam bentuk Grafik 4,2 29 50 as 40 z 8 gs fea € 20 8 10 s | aw Grafik 4,2 Frekuensi tethadap Arus Merujuk pada Grafik 4.2 pada grafik perbandingan antara besarnya arus berbanding lurus dengan besaraya frekuersi, Apabila arus besar maka frekuensi besar dan apabila arus kecil maka frekuensi kecil. Kenyataan seperti itu akan menyebabkan kerusaken pada motor induksi. Pengaturan kecepatan motor induksi dilakukan dengan cara mengubab-ubeh frckuensi kerapatan fluk tidak akan setimbang. Maka ager menjaga kerapatan fluk , pengubshan frekuensi harus dilakuken bersamaan dengan pengubahan tegangan, Pengaturan frekuensi untuk mengendalikan kecepatan moior induksi biasanya dibarengi juga dengan pengatran tegangan masukan V1 yang sebanding dengan frekuensi tersebut karena untuk mendapetkan fluk konstan, 4.3 Perhitungan Pada Putaran Kecepatan Motor Hasil perhitungan pada putaran kecepatan motor dari rumus berikut : _120.f P Ns 30 Conioh perhitungan pada frekuensi S Hz Adalah 5 150 Rpm ‘Dengan cara yang sama, hasil perhitungan frekuensi dari 5 Hz —50 Hz dapat dilihat pada tabel 4.3 ‘Tabel 4.3 Tasil Pengukuran, Perhitungan dan Error kecepatan motor itk Freknenst — |_—Kecepatan (rpm) error % (Az) Pengukuran | Perhitungan 1 | 5 | we | so or | 2 10 - ] 299 300 3 | 15 448 450 [4[ 2 ~'| 599 oo | 5 25 748 750 6 30 898 900 7 35 1048 1050 8 40 1198 1200 9 45 13451380 fio! so 1498 1500 Dari table 4.3 diatas dapat cilihat pada grafik 4.3 adanya perbedaan antara hasil pengukuran dengan hasil perhitungan teori tidak terlalu beser karena adnya rugi-rugi yang disebabkan pemilihan komponen yang kurang bagus, dan terjadi penurunan tegangan, Karena komponen dari rangkaian penyearah kurang begus, missal capasitor yang digunakan kurang besar maka tingkat penurunan lebih besar. 3 Grafik 4.3 Hasil Pengukuran dan Perhitangan kecepatan motor 5 0 6% 2 2% a 2% 4 4 50 SemHasil Pengukuran meHasil Perhicungan Grafik 4.3 Hasil Pengukuran dan Pethitungan kecepatan Motor pada grafik 4.3 dialas menunjukan perbedaan antara hasil pengukuran dengan hasil pethitungan teori tidak terlalu besar. dari kedua data tersebut dapat dihitung error antara perhitungan dan juga pengukuran, menggunaken rumus Perhitungan Error sebagai berikut eork pernioingan ~ nasliPenguberan Teort perhitungan e100 Error = Contoh perhitungan pada frekuensi 5 Hz Adalah 150-148 150 Error x 100% = 01 % Dengan cara yang sama, hasil perhirungan frekuensi dari 5 fz 50 Hz dapat dilihat pada tabel 4.3, BABY PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian alat maka dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Peralatan Variable Speed Drive (VSD) untuk pengaturan kecepetan motor induksi 3 fasa kecepatan 148 rpm pada frekuensi 5 Hz sampai sckitar 1498 RPM pada frekuensi $9 Hz Jika Tegangan peda Variable Speed Drive (VSL) tinggi maka kecepatanya semakin tinggi Apabila frekuensi yang diberikan ke Variable Speed Drive (VSD). kecil maka aris yang dikeluarkan akan semakin beser 3 5.2 Saran Adapun Sera-saran Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini yang disampaikan berdasarkan hasil pengamaten dan analisa sclama melakukan perhitngan dan pengukuran penggunaan variable speed drive (VSD) adalah sebagai berikut \. Sebelum menerapkan sistem terlebih dahulu harus dipastikan tegangan jala-jala adalah 220V. 2. Perlu ditambabkan dengan pengembangan filter harmonisa pada sisi outputnya, Daftar Pustaka ‘Zuhal “Dasar Tenaga Listik” ITB BANDUNG 2000. Kristianto H “ Inverter Treprogram Berbasis Atmega 853Ssebagai_sumber listrik untuk penerangan” Proyek akhir PENS I'S 2010, Andrianto heri“Pemrograman Mikrokontroller AVRATMEGA16” Informatixa, 2008, Dimas Pungky,”Rancang Bangun Inverter Satu Fase pada Daya Rumah Tangga‘switching PWM)" Proyek Ahir PENS-ITS 2010htips/teknikelektronika.com’ Intp:iteknikelektronika com/ LAMPIRAN PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UNUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL MALANG INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK PT.EN! PERSERO) MALANG. Hampus! : JL Bercungan Sigus-gue No.2 Teo. 031) $61434 (Aung), Fa. (0941) $8015 Malang 85148 BAN NINGAHALANG Kampuslh : J Rata Karoo Kn 2Tep (03¢1 <1 7698 Fax, (0241 417894 Mang BERITA ACARA UJIAN TUGAS AKHIR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Nama : Randa Praduta NIM 1352002 Jurusan/Prodi ‘Teknik Listrik DIT ‘Masa Bimbingan Semester Genap 2015-2016 Judul PENGGUNAAN VARIABLE SPEED DRIVE (VSD) UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA DENGAN MERUBAH FREKUENSI. ‘Dipertahankan dihadapan Majelis Penguji Tugas Akhir Jenjang diploma tiga pada Hari Senin Tangeal : 8 Agustus 2016 Nilai 82(A) Panitia Ujian Tugas Akhir : Ketua Majelis Penguj Sckretays Majelis Penguji Bambang Prio Hartono,ST. MT NIP. Y,1028400082 NIP.Y.1028700172 Anggota Penguji : Penguji Pertama Penguji Kedua as I. J Saleh NIP.Y 1018800190 ‘NIP. Y.1028700172 PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL MALANG INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK FRO) arous| J. Berdungen Squra-q'2 No.2 Te. 1081) 581481 Hun) Fax, (094) 860015 Mare 65°45 EAN NAGS WALANG Kampus J, Raya Kang, ry 2 Top (D4 47786 Fax, (031) 417034 Nelang ~ FORMULIR BIMBINGAN TUGAS AKHIR NAMA, RANDA PRADUTA NIM 1352002 MASA BIMBINGAN : SEMESTER GENAP 20/5/2016 JUDUL PENGGUNAAN VARIABLE SPEED DRIVE (VSD) UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR |NDUKSI 3 FASA DENGAN MERUBAH FREKUENSI F Parat NO Tanggal Uraian Pembimbing x [1 29 sul 06 Buat Blok clagcam rangteaan alat 2 30 juWaG] Berean penyalasan priinp mang masong fangkaian 4} Soytsteg | Tamicariean Penjelasan tentang Setting | lan jublean babe oy tpennsen alat) Tamieah lean Tavel Yonnan f-tha lego arus,clan lea". als | aR S lanyotlean bab uv Cleestm polar ) Revie Keesimn pulan , Sesvablan dinyn P| ~ Tyan dan Tmig ay Matalag | dee mangiun’ TA x Malang, O€S@pr AOMG Dosen Pembimbing 1, wufik, at, MT. Y ; 10118700151 PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL MALANG INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK Prat PERSE) ALANA Yairpis! 4 Bendunca> Sieur ours No 2 Te. 10811! 551485 Hurting Fax (03) SSIOTENalang 8514S BAN NIAGAMA AN Yarrowsil_— J Raya Katanga Km 2 Telp 0361) 417606 Fa, (41) "7534 Malang FORMULIR BIMBINGAN TUGAS AKHIR «ft, | Pmeram Trowesiiren Gert f Vanider’ dange gar ont Ne. OE cpm k Ace Bab Teh i ete Rate dpe NAMA RANDA PRADUTA NLM 1352002 MASA BIMBINGAN - SEMESTER GENAP 2015/2016 JUDUL PENGGUNAAN VARIABLE SPEED DRIVE (VSD) UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA DENGAN MERUBAH FREKUENSI _ , Paraf NO Tanggal Uraian Pembimbing ~ Selaso t ao 1 1 26/4 2ab [ator fring, Pomusam Mascliae dea m= | |f [weal [OK — Y aA Aer bob t so / _| \ Qort + uy t FPS | Uendsom Teor. Mole ecubn, 2 fe Mingau. . 1 «| SAC Acer Rab 1 [be T 10, Malang, 2 Sept Aalé Dosen Pembimbing Il, ST,MI NIP.P.1031400472 TOSHIBA Essense SS Tt Te Rating abel Pawn sippy (TES—— PY ( tezewaamcareane Me eae Name] ——_ [warning abel “aes imenar eo | RE) (> a ‘oes TOSHIBA eosonse 1.2 Contents of the product olmaton che meme He ‘is edo acai he ar ela ug Yon th om tig oh ee hae utc Sa (8 22.3). ring tye roma bn ck here tiara din ent a2 TosHiBa 1.3__Names and functions 13.4__ Outside view viene Paco ane rer eee reres lament Mowers ene ie [stated TOSHIBA cosonse a “Top Waring abel Noted} / Coole a ate Wei = Name plate (ation Right sie] a7) Rares Wn naling eer a i th tit rae tei arnt ae aove °C OO he TOSHIBA 13: ee) coe i TOSHIBA \ {Seng wna Sera tr EMC pote seven i vr Gpeseras Ses sass 2] unc teria ‘is sowt TOSHIBA “i, TSP sss coer 3] Se Fg es cai oie ee] —— j ee] [Seis ns MM ne at wo ws @ sic: = 29, NS sconlteeueaie—/ Sexes “iar oH. se a Se ce Frc hope ear EY mae Dia ns Eo atin ht moto a og = \ / sem net te | ron = sie) Ae TOSHIBA essssnse 2) Grounding capactor disconnecting ew and tap AX Warming 6S (enemy ey toch 0c QV tl hes hein na wie (poeed tough capt Iya went denne th rr om graiing inte cs ret ge rr yovtan aes ulig Me at tas Reap nn, lve tt eacomengthe copa “rome gourd inn as tac nein ath ENE ran ee Neti ct foam pach S0N-404N ec yu art ep ram rnd he Patan arte Fnquarey F300 dersorincs 8 nearest 30n res a et ees eso |. se ag en ab re ai toys ee eaon eg su at |, Seu Perea ae meron nena enter ton eee are Se ( Awaring |; @ Tac ra be ala oa bee alc baw Sn wa | sum winsabedSn choses sce Ra mg ay are iy tent arava nacarae sect, ana rt pe i TOSHIBA cesasssa yas wninstna om tnera err, mean bavam en olde at Serre tty attcan ange soho ov teers hraaty sarge eh Spee ‘anne (ys aati, ol af tw vero leona af tr Wa ereay > sSuundacinstainten Seba etalon eho gran en owe pac Bocas erm a cog fukn ne ap totam svt, makespan ep baton anon fea ow erste ‘rote 2) ro a nary cen san hrc Hgh ity Nepali earth ae ‘ge ari at tate Sagres at 1 Calorific values of the inverter and the required ventilation ‘a St ed over othe meter b lt etl eannon Hens AC Ww Du en De [AG mocrie spt fsinonprnie ele enti nen i eo beones het nee ‘earache ary ean gre and Bena nt ichrpe sites qo her openings seb canetaerdnglo ra expat oo fb. A) aera ie ap ee dct pu a OC a nate eon Hes ‘aru rot cute nett alsin ate 2) Geetc sh ont Cau cpren aa i F woah earoceeey lm Panel designing taking into consideration the effects of noise ser mets feo ro i Sd ea ray is Focvoaa tanger eoceee eee aseobcrbc on cng he ot cao be ba a ie asa mrt benpepet mf aeration + Courauirs bs wecoune cascaueae | Sccecaee beret rer ra de na «Sond botnet gua Ta seen a i ah cai areai oarnernsat 22 TOSHIBA cesnrise * ine a efecto he et gop er a tt bt ons ak fe ne aT 1 genome ae TOSHIBA essere =— 7 aa er nae aa me a TTT 1S ee acc surunpr api > ns at cena“ Q\ Waring Wn ara cor dered fri Teer ttay aware ov ca ateoaeae eno 2.1___Cautions on wiring ® Danger 8 ‘Thee wane mary nig vhepe pve a cach om ale hee thot @ | SSIS Se cistrieias iaereligiorreaantar che meen sever | BES my agate ce Creecton dfn’ by Hoe oe ones fal capt Knog my ret nf » Caractere tere och, {epee ea pes aie tym iy {ortg see pro aint na retin a xe ceck * Tatar hiutpovn, oe ae we {Etat eet in ed ec raha a a arg ein age (Gilan seece rear omacrs beeatge ntcormnh Hae ctker aechte vaape a De mon crea acess PRPS) 4 rh new sept went repay gator De ing it case a och « Niplin besyen nite whee ate aces wore I he scmer unaired oe cpees we ey has oe © ein accmaynineanniana 1 Proventing radio noize Toprevntelaic ratenrce ach 6 one reute bude vin enn ca somer 1 Contrel andmaln powar eupply Tha cevel pene sya er DO yr He VES et can S48 8.123), testa te ue ire linn ere pe nes Nang oer ecto preter 1 Viring ‘econ Corts mv ol am twee ncch nar her ‘anc haye gence CAV vtge case ibe game Neher ype pond) seo oot non a gad nm arta th im ch acne na 1 Fhe dato ect ed 9 ma dh es ab {Thea et erin cea 04 aonb rn Bn 5 rt we 30" he wea dome} ne nome 2.2 Standard connections ; Deoancer + Do ot cornet Ing power to te out imo sce) lemons (ITY, WIFE WITS). 0 ae & | SS canes | ese reSETE ome a ON ‘ili nititoernananane TOSHIBA essonse 22.4 Standard connection diagram 4 ‘Wis dayar ave w sunday nema cet Sta cerniton a Im SINK (Negalve) femmensco) sare TE] [jemi TF" tage i ‘navman racmne ——1SVAMA reetaapeups Sone Ye umes 107 TOSHIBA 2.2.2 Standard connection diagram 2 Standard cennection dagran- SOURCE (Positive) (common:324) erence | anomie ocean en FE pa TOSHIBA reson 2.3__Description of terminals 23.1 __ Power circuit terminals ie dagern shaws votrpe of wrngof Ro nar ret Ueopcere recy 1 Power suopiy and motu comections Connections with pripreral aquiement Now The TAStanfale ne reed ren eens 2401 med 60 #0 weg sg hae 260 mote La SL eo orp ites, Nowa Fy arin BON roe, bes geen prac (ACL TOSHIBA Powe ass gies —— 1 |eeimrmalinra Heian P Scere ReListz.t3 | £000 dows tees procs Sad to SON SOMOS Seer rare sree eee aaa : Pare | Senge pwonetes 90%, 205, £308, 309 ne Ti epi sone ina “ew Bona ect Re noT oa Sy # et in top aoe OP rar ae " ™ poe | emai esac nC acl GC ania cen) Bhan by shat a pel tan aeons ines DS ese fet 23.2 Control circuit terminals ‘he corr atomic oan ‘eparing 0 fd ad apectann tech ea pene ef toe klong ale Control crit terminate _ Ee [pene oc SS new rat oa les | om ee Se Se na Sion Gz lea Fin ceeite Semi wae ri 8 Foasaon ‘ernuos} oof | I [owe | aaa nyo tte EI ase palpanen ies ‘nehaSovante dour soe soe | gence [RINGS | mena vik | trp | av chasing paramore. tin See caeeeiet sao SS rare ace | eat 1 |e tse «reste batoaan PVA = ieee Secrararinte eso - j Mthecon yeaa Neos alk ease w | otateamigns | hve nw lremapmmacumeme | gt | vem | Saat ae | IL ate ‘ermioal Viner using srk ogc, be t Seceteeaatome bit mee mecinpeparmicming (format | |x sae ean dane at [ose ae mpc ose | 2A om i Peiecmenmanemnsy semen |G bag | scons as si | ae 7 TOSHIBA ed nd Finer == [ os Jist |e65 Sine conven | PH | 4 ! : Saree |e Soeee | | SReiermmesiom| pemom | at jap lowe [feist [tree | GTS fevral 1 be peseed, weet} sepeme eam | | ea warns lan | Bo ome patummeto | Beane vata Fic ‘Sater FLAFLC dened nd FLB- eral neg f=. Sa ee | Seder [eae ~ \Soeeeene (ee RE [owe | Sete sone = sor erieererrnnenom | acs | "BIE (otis Toaraa Coatet Raat Fr finer Ge care een TOSHIBA East, W SINK (Negative) logis OURCE (Positive) logic (When the inverters intemal power supply is used) Caren eg ot onlin fra hee ae called kil mal pe -AULWI Sie NPE Site ops retire relered angie oe. ano sue loge tent pea lo acs lege mpl eecy cometh eineta rama for tp aan al ower ‘upg ane nectons ey ener on he persue ue -Esanpes of connacione en inven nal owe ye =] i TOSHIBA 1m SINK (Negative) logk/SOURGE (Poste) logic WEN an extemal power suppty 'susee) TPC tele cme a nll owe sy 2 le nal en i opi sas aa mpl als eS ae we he FL pon Brave of irctosien earl pore sey me Saceowa ose Tae Peal I Solecing the functors ofthe VIA anc VIB sorminals betwoon eralog input and ‘contact input “The hecone of eA an Wi arin ca neta Ove nig on net np ty shang preter sings F129). ctr delasatig Arey re \araruseg nore teint antacit renanine eoinge arms bere heer ene te #20 mys VA ler or bawoen 6 F24end Verna, Recrmande ean: \Whenudeg ne Vlora certain rn eo Km ne A Ach 8 V pen, ¥ covctaerhineatat or en ae toh rato he pokey eel pot el Be ‘ON, ich ery degen. ‘Sunerbemnen nig nt and ett nu beeing he emia th ant et TOSHIBA errant bein han VE wien 6 ‘Soto beans ttre wg ot ter an tt ung ow ting bacon Gi sone ra PLG dene wen pert nese zerewtng een Doster eed “tp he ee bg cae magne Co foe aig pase (2) Venger aoc ung ete re at mabe la A on caret Sheon ne Miemnatevotagy cer oA blon wanna erwthoe mo Bose Logie ewtchngNbltage-cunent output switching (side switch) Hi {HS Pept] we CMAN ps) SOURCE Pete] oe ape TOSHIBA esas {dite nner rial ie pot om ory einen ne + Ee et enthroned Meee ada St ” Shama ne nyc onatatcoue eau ny SO {ake nocutes tor eafah ng ataching wove phe Pn apn acids waar the mot essere e feta el rock oa = | El = a marae sagee tae tote yuh Gy of rel wus med um peer ot it adprntscortnd iin ave mst ay cee Ca yarns = Ree mpouar of te aes unater any aoe fw Tula owar on stared ee Yor ret. ‘oe Endless sie wang eR soreness te an ‘eo io to fom eB earcand Sn i beh ait Sa per tyrosine ate + MEG IS apton prea sfbeoreertg he hvecaret malin tire reo ty emg sot eer mayne cing - A Wearing @ | SSS se © aera aE SEs cA TOSHIBA esas 3.4 _ Simplified Operation of the VF-S11 “Tresrocedrt cn pase unc ane tthe pet can at hn (1) Start and stop using the oparation panel keys Stat Sop (2) Fan and ston tron the operation panet (1) Setting using the potentlomater ch the invetor Setting the kequeney fart (2) Eating using the operation sans! B {@) Setting using extemal signals fo he tem ne! board (©10Vee, 4.20emAde) Use the basic parameters [110 d (Operation commana made selection), { F fiid (Speed setting medo salecton). + SeesdereNtdey 5 enc cz TOSHIBA rssouse 3.4.1 Howto start and stop {it er ne Sty seman 105 option ‘pl telstra any (3 Pose ober thence he sean EAM Pes ENTER Hoyt parnetr eg eau ee 2) ‘anus Fa paeraaraD famalbawlby prea be Abn Poa aL aicrairioeatactin | eetnas [Finmeensne ames (1) Sten an. tep using the operation panel keys (CRD 1) wena Gn 3 an on ptf ta a ao ba Qtr Divraas + spe eesti ri cinoma a mala toma signal he terminal board (C90 @)RUNISTOP by mann ofa ‘Sik (Negative) logic EHS mmm we oe com F Jere] Ce fina: owoawn aniston ccf ——4___ Ste ()0a8 top oun svouteap,ecrgreierrencartanaan SS er Silerientalowehercromeveemea” | f NE Sct ‘Tie devoted dlehtiemonio whe sree fp] M Tweedale FF TOSHIBA eieies 3.1.2 How to set the frequency fyi FD weg wel = fejoped US aay a 2.2 | henson ner Senay edean F712 TOpation ot | aga a pom Hy ALA CIol eo | | 2 _ [Psst Rayo aly ie poorer satin (Dtna vey 2, © 3 __[ anaes nat 2 Oprn pn bynes | sernas [Rees thar sex maameprn eae * Sasi th MODE ty wee rata edly sacar ren rosa Seton gue) (1)Setting the frequency using the potentiometer on the lnvertar main unit (FN0d=0) Sl hry th fe ane ot platoon G&S Move loci be gher tequersan, ‘The potentiometer has hysteresis. So the set value may slichtly change when the inverteris tuned off, and then turned back or. (2)Setting the frequency using the operation panel (F [1 0d=3) ‘Se ti ray he men Dacre, GO) iiclelen di elaawcaneunmres ies ny poroime T cp ape [pene a or RREESRNE any ame ae aa 00 [ees a SE = I rt Sl ee Bon even duty operation. eee ca TOSHIBA (3) Setting the frog — Froquoncy eating Pasay neces oe sensi death oe Vt satin 3) Set te tency Yen curortnp e208) JE etm cy mg tara peo the operation panet (F9Bd= tor 2) ‘eet Sear feta seta mt TOSHIBA 3.2 _ How to operate the VF-S11 Svat hn tana te wt sl sgn Seting the operation frequency using bun potentiometer and Ex7 running and stopong usna the operation panel. Tee Faso Ea Germania deen Dd | Feary mace en (9) Geert any Pts Ge Stet oe aint aaa neo Pee ce TOSHIBA ‘Settn the operation frequency using the operation panel and Ex.2 runing and stopping using the operation pan, oe | ee ++" Tia. cormamdmmcaszecten Lh 7 an Ni GO) ES) a Fre est t) (@ in 1 enero ‘eae eset Sere ry eer (6 hy Fanon ot ay TosuHiBa rosario ‘Seng ne operaton frequency using baltin potentiometer and EX3°—rumingand stopping using extemal signal. OF We Aino ONOFT pttoF CE, REE Ga SN Shag) ce TOSHIBA essorise Ext pas ssa os ale Sc ma ytcren sen eunremton Se eererceeen eae stare EP cera cavtrentca * G0 mal Fave i ca

You might also like