You are on page 1of 11

PERENCANAAN KONSELING

GIZI SEIMBANG PADA LANSIA

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Perencanaan Program Gizi

Yang dibimbing oleh :

Bapak Juin Hadisuyitno, SST, M.Kes

Disusun Oleh:

Naufalia Primandita Arie Prasetiawan

P17111171016

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

SARJANA TERAPAN GIZI

JURUSAN GIZI

2020
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan

manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari

suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua

merupakan proses alamia, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap

kehidupannya yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologi

maupun psikologi. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, contohnya

kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi

mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semangkin memburuk, gerakan

lambat, dan figure tubuh yang tidak proposional. WHO dan Undang-Undang nomor

13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 pasal 1 ayat 2

menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu

penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan

yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi

rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dalam kematian.

Gizi seimbang pada lansia adalah susunan makanan yang mengandung cukup

semua unsur gizi yang di butuhkan oleh para lansia.

2. Tujuan

 Tujuan Intruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan tentang pentingnya nutrisi yang seimbang untuk

lansia maka diharapkan keluarga dan lansia dapat memahami pentingnya

nutrisi yang seimbang bagi lansia.


 Tujuan Intruksional Khusus

1. Keluarga dan lansia dapat mengetahui definisi nutrisi.

2. Keluarga dan lansia kebutuhan uutrisi pada lansia.


3. Keluarga dan lansia dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan gizi pada lansia.
4. Keluarga dan lansia dapat mengetahui menu sehat bagi lansia.
5. Keluarga dan lansia dapat mengetahui pedoman untuk memilih bahan
makanan yang sehat.
6. Keluarga dan lansia dapat memahami cara mengolah makanan.
7. Keluarga dan lansia dapat memahami cara menghidangkan makanan.
8. Keluarga dan lansia dapat mengetahui cara pemantauan status nutrisi.
3. Sasaran
 Keluarga Lansia
 Lansia
4. Tempat
 Puskesmas Tajinan Kabupaten Malang
5. Materi Konseling
1. Definisi
2. Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia
4. Menu Sehat Bagi Lansia
5. Pedoman untuk memilih bahan makanan yang sehat
6. Cara mengolah makanan
7. Cara menghidangkan makanan
8. Pemantauan Status Nutrisi
6. Indikator Keberhasilan
 Klien mampu memahami materi yang telah disampaikan
 Klien mampu menjawab pertanyaan yang diberi ahli gizi
7. Alat dan bahan
 Leaflet
 Food Model
8. Rencana Anggaran Konseling

No Alat Jumlah Harga

1 Leaflet 50 x 2000 Rp. 100.000

9. Satpel

GIZI LANSIA

Topik : Nutrisi Seimbang Bagi Lansia

Waktu : 45 menit

Hari/Tanggal : Senin, 4 Mei 2020

Sasaran : Lansia dan Keluarga Lansia

Tempat : Puskesmas Tajinan Kabupaten Malang

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan tentang pentingnya nutrisi yang seimbang untuk lansia
maka diharapkan keluarga dan lansia dapat memahami pentingnya nutrisi yang seimbang
bagi lansia.
C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Keluarga dan lansia dapat mengetahui definisi nutrisi.
2. Keluarga dan lansia kebutuhan uutrisi pada lansia.
3. Keluarga dan lansia dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
gizi pada lansia.
4. Keluarga dan lansia dapat mengetahui menu sehat bagi lansia.
5. Keluarga dan lansia dapat mengetahui pedoman untuk memilih bahan makanan yang
sehat.
6. Keluarga dan lansia dapat memahami cara mengolah makanan.
7. Keluarga dan lansia dapat memahami cara menghidangkan makanan.
8. Keluarga dan lansia dapat mengetahui cara pemantauan status nutrisi.
D. Garis Besar Uraian Materi
1. Definisi
2. Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia
4. Menu Sehat Bagi Lansia
5. Pedoman untuk memilih bahan makanan yang sehat
6. Cara mengolah makanan
7. Cara menghidangkan makanan
8. Pemantauan Status Nutrisi
E. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, demonstrasi dan tanya
jawab.
F. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah lembar balik.
G. Langkah-langkah Kegiatan

No. Waktu Kegitan Penyuluh Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan :
 Salam dan  Menyambut salam
memperkenalkan
diri
 Melakukan kontrak  Mendengarkan

waktu
 Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
 Persepsi dengan
memberi pertanyaan
awal tentang nutrisi.
 Menjelaskan
manfaat dari
penyuluhan
2. 30 menit Pelaksanaan :
 Menyampaikan  Mendengarkan
definisi nutrisi dan
 Kebutuhan Nutrisi memperhatikan
Pada Lansia
 Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Kebutuhan Gizi
Pada Lansia
 Menu Sehat Bagi
Lansia
 Pedoman untuk
memilih bahan
makanan yang sehat
 Cara mengolah
makanan
 Cara
menghidangkan
makanan
 Pemantauan Status
Nutrisi
31 10 menit Penutup :
 Menanyakan  Peserta menjawab
pertanyaan/kuis pertanyaan
mengenai materi
yang telah
diberikan.
 Mendengarkan
 Menyampaikan
dan membalas
simpulan dan uraian
salam
materi yang telah
diberikan
 Mengucapkan
salam penutup

H. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan nutrisi ?
2. Bagaiman cara mengolah makanan untuk lansia ?
3. Sebutkan 8 pedoman dalam memilih bahan makanan untuk lansia ?
I. Lampiran

1.1 Definisi
Nutrisi adalah hasil akhir dari semua interaksi antara organisme dan makanan yang
dikonsumsinya. Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang dimakan seseorang dan
bagaimana tubuh menggunakannya. Nutrient adalah zat organik, zat nonorganik, dan zat
yang memproduksi energy yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi
tubuh. Manusia memerlukan nutrient yang penting dalam makanan untuk pertumbuhan
dan mempertahankan semua jaringan tubuh serta fungsi normal dari seluruh proses tubuh.
1.2 Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia
Setiap mahkluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya,
karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan
kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan
baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian
sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia
berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah
kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat,
misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar,
yaitu:
1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi,
roti, singkong, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dan lain-lain.
b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,
margarine, susu dan hasil olahannya.

2. Kelompok zat pembangun


Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein,
baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur,
kacangkacangan dan olahannya.
3. Kelompok zat pengatur
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan
mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.
1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia
1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau
ompong.
2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa
manis, asin, asam, dan pahit.
3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
6. Penyerapan makanan di usus menurun.
1.4 Menu Sehat Bagi Lansia
1. Perencanaan Makanan untuk Lansia
a. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang
terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Perlu diperhatikan
porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata
dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
b. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
c. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang
berlemak seperti santan, mentega dan lain-lain.
Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Memakan makanan yang mudah dicerna,
menghindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan, bila
kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan
harus lunak/lembek atau dicincang, makan dalam porsi kecil tetapi sering,
makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan.
d. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab
berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
e. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging
rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
f. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang, kurangi makanan yang digoreng.
1.5 Pedoman Untuk Memilih Bahan Makanan Yang Sehat
1. Makanan yang beraneka ragam dan mengandung gizi yang cukup.
2. Makanan yang mudah dikunyah dan dicerna.
3. Protein yang berkualitas seperti susu, telur, daging, dan ikan.
4. Sumber karbohidrat seperti roti, daging, dan sayur-sayuran berwarna hijau.
5. makanan yang terutama mengandung lemak nabati dikurangi serta kurangi makanan
yang mengandung lemak hewani.
6. Makanan yang mengandung zat besi seperti kacang-kacangan, hati, daging, bayam,
sayuran hijau, dan makanan yang mengandung kalsium seperti ikan atau sayur-
sayuran.
7. Batasi makanan yang diawetkan.
8. Minum air putih 6-8 gelas sehari karena kebutuhan air meningkat serta untuk
memperlancar proses metabolisme. Banyak minum air putih dapat mencegah
terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan) serta menurunkan risiko menderita batu
ginjal.
1.6 Cara Mengolah Makanan
1. Bersihkan sayuran sebelum dimasak.
2. Cuci sayuran dalam keadaan utuh, kemudian potong-potong agar zat gizi yang
terkandung di dalamnya tidak hilang.
3. Rebus sayur sesingkat mungkin.
4. Bahan makanan dimasukkan / dikukus setelah air mendidih.
5. Makanan bias di tim atau di tumis.
6. Batasi garam dan bumbu penyedap yang merangsang.
7. Pakailah penyedap rasa alamiah seperti bawang putih, kunyit, jahe, dll.
1.7 Cara Menghidangkan Makanan
1. Jenis sayura yang dihidangkan hendaknya berganti-ganti.
2. Makanan yang dihidangkan secara menarik agar menimbulkan selera makan.
3. Bila menyajikan sayuran mentah, cucilah sampai bersih.
4. Kurangi minum the, kopi, dan coklat.
5. Hindari minuman yang mengandung alkohol.
1.8 Pemantauan Status Nutrisi
1. Penimbangan Berat Badan
a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai
peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB
lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan
penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan
berat badan.
b. Menghitung berat badan ideal pada dewasa :
IMT = BB
TB x TB
BB = Berat Badan (kg)
TB = Tinggi Badan (m)
Apabila : IMT 25-27 = kegemukan
IMT >27 = 0besitas
2. Kekurangan kalori protein
Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi,
hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah,
pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering
mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang,
makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat
menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit
dan tidak bersemangat.
3. Kekurangan vitamin D
Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari,
jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang
banyak terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.

A. Persiapan
Persiapan dilaksanakan oleh mahasiswa dengan terlebih dahulu membuat undangan
kepada RT/RW dan lansia. Persiapan dilakukan satu minggu sebelum pelaksanaan
kegiatan diantaranya meminta izin kepada Kepala Desa, membuat laporan
pendahuluan, mempersipakan matei mengenai gizi lansia. Dan tak lupa mahasiswa
juga menghubungi dosen pembimbing untuk keikutsertaannya dalam kegiatan
tersebut.

B. Pelaksanaan
Konseling dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2020 pukul 09.00 – 10.00 WIB di
Puskesmas X Desa Tajinan Kabupaten Malang sesuai dengan yang direncanakan :

 Satu jam sebelum acara dimulai kelompok mempersiapkan alat – alat seperti;
daftar hadir, LCD, laptop, alat tulis, dan lefleat.

 Acara di ikuti oleh lansia.

 Acara dimulai dari pukul 09.00 – 10.00 WIB dibawa oleh pembawa acara
sekaligus menjelaskan susunan acara.

 Konseling dibagi menjadi 3 tahap, yang pertama tentang pembukaan, yang kedu
tentang inti konseling dan yang terakhir penutupan.

 Setelah diberikan konseling kesehatan peserta diberikan beberapa pertanyaan


tetntang materi yang sudah dijelaskan kemudian mahasiswa memberikan
reinforcement.

 Acara selesasi dan pembacaac do’a.

You might also like