Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Bio
Jurnal Bio
Disusun oleh :
2. Retna Permatasari
4. Santi Rahmawati
TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah biologi mengenai tanaman transgenic ini.
Adapun makalah biologi tentang makanan fermentasi ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi
ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah biologi ini kita dapat
mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
bakteri atau ragi (khamir). Selain dapat membantu meningkatkan pengawetan makanan,
proses fermentasi juga memperbanyak jumlah bakteri baik (probiotik) dalam usus.
Probiotik dapat memberi manfaat bagi tubuh dengan cara memicu pertumbuhan bakteri
baik yang baru, yang hilang Karena pengobatan antibiotik. Probiotik juga membantu
menekan bakteri buruk dalam pencernaan yang dapat menimbulkan gangguan, serta
Di kabupaten Subang, bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan makanan dan
minuman melalui fermentasi tersedia cukup berlimpah. Bahan baku tersebut diperoleh
dari hasil pertanian masyakarat. Namun, pengolahannya agar memiliki nilai jual lebih
baku yang biasa digunakan dan menggunakan teknik pembuatan yang diwariskan secara
turun-temurun. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi kita untuk berkreativitas
sumber ketahanan pangan. Trend kuliner saat ini adalah merubah makan tradisional
menjadi kekinian, diataranya dengan menambahkan citra rasa, menambah nilai gizi, atau
merubah pengemasannya.
B. Judul Penelitian
D. Tujuan Percobaan
E. Manfaat Percobaan
Alasannya karena ingin mengetahui cara membuat roti dan bagaimana pengaruh ragi
dalam pembuatan roti serta bagaimana cara melakukan fermentasi pada roti
BAB II
PEMBAHASAN
I. Landasan Teori
Roti adalah makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air, yang
difermentasikan dengan ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. Seiring
dengan kemajuan teknologi, manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan lainnya
seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein di
dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu.
Dilihat dari cara pengolahan, roti dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti
yang dikukus, dipanggang, dan yang digoreng. Bakpao dan mantao adalah contoh roti yang
dikukus. Donat dan panada merupakan roti yang digoreng. Sedangkan roti tawar, roti
manis, pita bread, dan baguette adalah roti yang dipanggang.
Tepung terigu sebagai bahan dasar roti mengandung dua macam protein yang
memegang peranan penting dalam pembuatan roti. Protein gluten yang bersifat kedap
udara berfungsi memberi kekuatan pada adonan untuk menahan gas dari aktivitas ragi
sehingga dapat meningkatkan volume adonan pada pembuatan roti. Gluten juga berfungsi
menentukan struktur produk roti dan memberikan kekuatan pada adonan untuk menahan
gas dari aktivitas ragi. Sedangkan glutenin memberikan elastisitas dan kekuatan untuk
perenggangan terhadap gluten.
Selain itu, pembuatan roti juga memerlukan ragi roti. Ragi adalah mikroorganisme
hidup yang berkembang biak dengan cara memakan gula. Ragi merupakan zat yang
menyebabkan fermentasi. Umumnya jenis yeast yang digunakan adalah ragi roti
Saccharomyces cereviceae. Ragi ini mudah ditumbuhkan, membutuhkan nutrisi
sederhana, laju pertumbuhan cepat, sangat stabil dan aman digunakan.
Fungsi utama ragi adalah untuk mengembangkan adonan dalam pembuatan roti.
Ragi melakukan fermentasi dengan mengubah glukosa menjadi alkohol dan karbon
dioksida atau asam amino organik. Proses fermentasi merupakan proses respirasi
anaerob, yaitu respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai penerima elektron
akhir dalam pembentukan ATP. Fermentasi terjadi pada kondisi miskin oksigen.
Proses fermentasi pada roti disebut juga fermentasi alkohol karena hasil akhir
yang dihasilkan berupa alkohol. Glukosa adalah substrat pada tahap awal fermentasi
yang kemudian dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2NADH, dan 2 ATP. Akan
tetapi, reaksi fermentasi tidak secara sempurna memecah glukosa menjadi karbon
dioksida dan air, sehingga ATP yang dihasilkan lebih sedikit dari jumlah ATP oleh
glikolisis. Selanjutnya molekul piruvat difermentasi menjadi asetaldehid. NADH
memberikan elektron dan hidrogen kepada asetaldehid sehingga terbentuk produk akhir
alkohol yaitu etanol. Persamaan reaksi kimia fermentasi alkohol : C6H12O6 → 2C2H5OH
+ 2CO2 + 2 ATP.
Ragi menghasilkan gas karbon dioksida selama fermentasi. Gas ini kemudian
terperangkap dalam jaringan gluten yang menyebabkan roti bisa mengembang. Karbon
dioksida yang dihasilkan mematangkan dan mengempukan gluten dalam adonan. Kondisi
dari gluten akan memungkinkan untuk mengembangkan gas secara merata dan
menahannya, membentuk cita rasa akibat terjadinya proses fermentasi.
Komponen lain yang terbentuk selama proses fermentasi seperti alkohol juga
berkontribusi terhadap rasa dan aroma roti, namun alkohol akan menguap dalam proses
pengembangan roti. Proses pengembangan adonan merupakan suatu proses yang terjadi
secara sinkron antara peningkatan volume sebagai akibat bertambahnya gas-gas yang
terbentuk sebagai hasil fermentasi dan protein larut, lemak, dan karbohidrat. Beberapa
faktor yang mempengaruhi daya produksi gas adalah konsentrasi ragi roti, gula, makanan
ragi dan susu. Kualitas roti secara umum ditentukan oleh variasi dalam penggunaan bahan
baku dan proses pembuatannya.
II. Alat dan Bahan
No Alat No Bahan
3. Loyang 3. Garam
6. Sendok 6. Telur
III. perlakukan/Treatment
2. Setelah benar-benar tercampur lalu masukkan gula, susu bubuk dan garam.
5. Ambil adonan yang sudah kalis dan simpan adonan ke dalam mangku kering
keluar/terbuang.
8. Lalu bagi adonan menjadi 12 bagian dengan berat yang sama kira-kira 28
gram-30 gram.
9. Lalu bentuk adonan menjadi bulat sampai permukaan nya mulus pasti kan
10. Setelah dibentuk bulat-bulat resting selama 15 menit tutup dengan kain.
11. Setelah di resting ambil satu adonan lalu pipihkan pastikan anginnya
benar-benar hilang lalu feeling atau isiannya yang sudah di racing ke dalam
12. Masukkan adonan ke loyang yang sudah dibaluri dengan mentega (tipis-
tipis) susun rapi berjarak lalu selama 30 menit atau kurang tutup dengan
kain kembali.
13. Lalu setelah adonan yang tidak menempel menjadi menempel karena
mengembang, dusting adonan dengan sedikit gula halus atau bisa juga
14. Pastikan open sudah dipanaskan selama 15 menit atau 20 menit lalu
panggang adonan dengan suhu 170° selama kurang lebih 30 menit sampai
25 menit.
15. Setelah itu angkat loyang dari oven simpan dengan cara dibanting agar
HASIL PENELITIAN
II. Temuan
Berdasarkan data tabel di atas terdapat 2 rencana yang dilakukan, rencana pertama yaitu di
resting selama 75 menit. Rencana kedua di resting selama 85 menit.
Pada rencana pertama roti memiliki tekstur soft dan lembut, berwarna coklat pucat, dan
mengembang dengan sempurna. Pada rencana kedua roti memiliki tekstur soft tetapi kulinya
lebih kering dan lebih padat, berwarna golden brown, serta tidak terlalu mengembang.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa roti merupakan
salah satu penerapan konsep bioteknologi di bidang pangan. Roti dibuat dengan bantuan
jamur ragi (yeast) yang melakukan fermentasi alkohol. Fermentasi yang terjadi mengubah
glukosa menjadi alkohol dan karbon dioksida. Karbon dioksida membuat roti
mengembang sedangkan alkohol memberikan rasa dan aroma pada roti.
Reaksi yang terjadi dalam proses fermentasi roti yaitu tepung. Ditambahkan dengan air
dengan bantuan enzim amilase akan diubah menjadi maltosa. Kemudian maltosa berubah
menjadi sukrosa dengan bantuan enzim maltase. Sukrosa akan diubah menjadi glukosan
dengan enzim invertase saat proses mixing. Setelah itu, terjadi proses fementasi . yang
menghasilkan karbondioksida yang menyebabkan roti mengembang dan ethanol yang
membuat rasa pada roti.
Roti diperkaya dengan berbagai macam zat gizi yaitu beta karoten, thiamin (vit B1),
V. Lampiran