You are on page 1of 26

Nama : Nadila Rizkiana

Npm : 2010630100006

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas pengantar asuhan kehamilan,persalinan,nifas,dan bayi baru lahir

‘’Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil’’

Meliputi :

 Sistem reproduksi
 Payudara
 Sistem endokrin
 Sistem kekebalan
 Sistem perkemihan
 Sistem pencernaan
 Sistem musculoskeletal
 Sistem kardiovaskuler
 Sistem integuiment
 Metabolisme
 Berat badan dan indeks massa tubuh (IMT)
 Darah dan pembekuan darah
 Sistem pernafasan

SISTEM REPRODUKSI
Pengenalan perubahan anatomi fisiologis tubuh selama kehamilan dapat mengadaptasikan
ibu terhadap perubahan tersebut. Sistem reproduksi ibu salah satu sistem yang memegang
peranan penting dalam kehamilan.

Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis sistem reproduksi meliputi perubahan pada:

1. Vagina  
Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi peningkatan
vaskularisasi dan hiperemia pada vagina dan vulva. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan
warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan tanda Chadwick. Perubahan pada
dinding vagina meliputi peningkatan ketebalan mukosa, pelunakan jaringan penyambung,
dan hipertrofi otot polos. Akibat peregangan otot polos menyebabkan vagina menjadi lebih
lunak. Perubahan yang lain adalah peningkatan sekret vagina dan
mukosa vagina memetabolisme glikogen. Metabolisme ini terjadi akibat pengaruh hormon
estrogen. Peningkatan laktobasilus menyebabkan metabolisme meningkat. Hasil
metabolisme (glikogen) menyebabkan pH menjadi lebih asam (5,2 – 6).
Keasaman vagina berguna untuk mengontrol pertumbuhan bakteri patogen.

2. Servik
Perubahan servik merupakan akibat pengaruh hormon estrogen sehingga menyebabkan
massa dan  kandungan air meningkat. Peningkatan vaskularisasi dan edema, hiperplasia dan
hipertrofi kelenjar servik menyebabkan servik menjadi lunak (tanda Goodell) dan servik
berwarna kebiruan tanda Chadwick. Akibat pelunakan isthmus maka terjadi
antefleksi uterus berlebihan pada  3 bulan pertama kehamilan.

3. Uterus

Pertumbuhan uterus dimulai setelah implantasi dengan proses hiperplasia dan hipertrofi


sel. Hal ini terjadi akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Penyebab
pembesaran uterus antara lain:

1. Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah;


2. Hiperplasia dan hipertrofi, dan
3. Perkembangan desidua
Uterus bertambah berat sekitar 70 – 1100 gram selama kehamilan. Ukuran uterus mencapai
umur kehamilan aterm adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas > 4000 cc. Perubahan
bentuk dan posisi uterus antara lain: bulan pertama  uterus berbentuk seperti alpukat, 4
bulan berbentuk bulat, akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Rahim yang tidak
hamil/ rahim normal sebesar telur ayam, pada umur 2 bulan kehamilan sebesar telur bebek
dan umur 3 bulan kehamilan sebesar telur angsa. Sedangkan posisi rahim pada
awal kehamilan adalah antefleksi atau retrofleksi, pada umur kehamilan 4
bulan kehamilan rahim berada dalam rongga pelvis dan setelahnya memasuki rongga perut.

Tinggi fundus uteri selama kehamilan:

Umur Kehamila
Tinggi Fundus Uteri
n

12 minggu 3 jari di atas simpisis


20 minggu 3 jari di bawah pusat

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 3 jari di atas pusat

Pertengahan pusat
32 minggu dengan prosessus
xifoideus

Setinggi prosessus
36 minggu
xifoideus

2 jari di bawah
40 minggu
prosessus xifoideus

4. Ovarium
Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm. Pasca plasenta terbentuk, korpus luteum
gravidatum mengecil dan korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.

Payudara
Payudara pada wanita merupakan stuktur berpasangan yang terletak pada dinding toraks
anterior. Payudara mengandung kelenjar susu, fungsi utamanya untuk menyusui.
Kebanyakan payudara wanita tidak simetris, dari segi ukuran maupun letak.
Struktur anatomi payudara dapat dibagi menjadi dua, yang pertama struktur yang dapat
Anda lihat dengan mata telanjang yakni anatomi luar payudara. Sementara bagian yang
menyusun payudara terletak di bagian dalam dan disebut anatomi payudara bagian dala

Struktur anatomi payudara bagian luar

1. Korpus (badan payudara)

Yang dimaksud korpus adalah bagian melingkar yang mengalami pembesaran pada
payudara atau bisa disebut dengan badan payudara. Sebagian besar badan payudara terdiri
dari kumpulan jaringan lemak yang dilapisi oleh kulit.

2. Areola

Areola merupakan bagian hitam yang mengelilingi puting susu. Ada banyak kelenjar
sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar susu. Kelenjar sebasea berfungsi sebagai pelumas
pelindung bagi areola dan puting susu. Bagian areola inilah yang akan mengalami
pembesaran selama masa kehamilan dan menyusui. Di bagian dalam areola, terdapat
saluran-saluran melebar yang disebut sinus laktiferus. Sinus laktiferus ini yang bertugas
untuk menyimpan susu dalam payudara ibu selama masa menyusui sampai akhirnya
dikeluarkan untuk bayi. Sel yang berperan dalam pergerakan areola selama masa menyusui
disebut sel myoepithelial, gunanya untuk mendorong keluarnya air susu.

3. Puting susu (papilla)

Puting susu dan areola adalah area payudara yang paling gelap. Puting terletak dibagian
tengah areola yang sebagian besar terdiri dari serat otot polos, berfungsi untuk membantu
puting agar terbentuk saat distimulasi. Selama masa pubertas anak perempuan, pigmen
yang berada di puting susu dan areola akan meningkat (sehingga warnanya jadi lebih gelap)
dan membuat puting susu semakin menonjol.

Struktur anatomi payudara bagian dalam

1. Jaringan adiposa

Sebagian besar payudara wanita terdiri dari jaringan adiposa atau yang biasa disebut
sebagai jaringan lemak. Jaringan lemak terdapat bukan hanya di payudara, tapi di beberapa
bagian tubuh lainnya. Pada payudara wanita, jumlah lemak yang akan menentukan
perbedaan ukuran payudara wanita satu dengan lainnya. Jaringan ini juga memberikan
konsistensi yang lembut pada payudara.

2. Lobulus, lobus, dan saluran susu

Lobulus merupakan kelenjar susu, salah satu bagian dalam penyusun korpus atau badan
payudara, yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan alveolus sebagai unit terkecil produksi
susu. Lobulus yang terkumpul kemudian membentuk lobus, dalam satu payudara wanita
umumnya terdapat 12-20 lobus.

Lobus dan lobulus dihubungkan oleh saluran susu yang membawa susu bermuara ke puting
susu (lihat gambar di atas).

3. Pembuluh darah dan kelenjar getah bening

Pembuluh darah dan kelenjar getah bening juga merupakan bagian yang menyusun


payudara. Selain terdiri dari kumpulan lemak, pada payudara juga terdapat kumpulan
pembuluh darah yang berguna untuk menyuplai darah. Terutama pada ibu hamil dan
menyusui, darah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan payudara kemudian pembuluh
darah di payudara bertugas memasok nutrisi yang dibutuhkan untuk produksi ASI

Sementara getah bening adalah cairan yang mengalir melalui jaringan yang disebut sistem
limfatik dan membawa sel-sel yang membantu tubuh untuk melawan infeksi. Saluran getah
bening mengarah ke kelenjar getah bening yang berukuran kecil yang merupakan bagian
dari sistem limfatik.

Kelenjar getah bening terletak di beberapa bagian tubuh seperti di ketiak, dada, rongga
perut, dan di atas tulang selangka. Pada kasus kanker payudara, sel yang menyebabkan
kanker bisa masuk melalui pembuluh darah atau saluran getah bening. Jika kanker telah
mencapi titik ini, kemungkinan besar sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Perubahan Pada Payudara Ibu Hamil


1. Payudara sering terasa nyeri
Jika ini adalah kehamilan kali pertama , sebaiknya mulai bersiap-siap menghadapi sedikit
rasa nyeri di bagian payudara, terutama di awal-awal kehamilan. Rasa nyeri ini mirip seperti
nyeri payudara saat akan memasuki siklus haid.

Biasanya nyeri akan terasa saat payudara tersentuh, bahkan bersentuhan dengan bra saja
payudara ibu hamil bisa terasa tidak nyaman.

Rasa nyeri pada payudara pada minggu-minggu awal kehamilan kerap dijadikan salah satu
tanda bahwa sedang hamil.

Bagian yang paling mudah mengalami perubahan sensitivitas terhadap sentuhan adalah
puting susu. Ini terjadi karena meningkatnya kadar hormon progesteron dan pertumbuhan
saluran air susu sebagai proses adaptasi tubuh.

Supaya payudara tetap nyaman, upayakan untuk menggunakan bra yang ukuran dan
bahannya pas. Jika perlu pilihlah bra yang tidak memiliki kawat dan dirancang khusus untuk
ibu hamil.

2. Ukuran payudara menjadi lebih besarFreepik/Yanalya

Selama kehamilan, payudara akan tumbuh menjadi lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Ukuran bra, bahkan mungkin akan mengalami peningkatan hingga naik satu atau dua
ukuran dibanding biasanya.

Jikamemiliki jaringan payudara tambahan, mungkin juga menemukan bahwa pertambahan


ukuran ini dapat meluas ke bagian ketiak.

Dikutip dari Mother and Baby, meski mungkin menyenangkan bagi beberapa perempuan,
pertumbuhan ukuran ini kadang-kadang juga bisa membuat area sekitar payudara menjadi
gatal.

Ini karena kulit sedang meregang. Jika mengalaminya, kemungkinan juga akan memiliki
stretch mark di area tersebut.

Untuk meminimalkan stretch mark, jangan lupa rutin menggunakan pelembap atau krim
khusus stretch mark .

3. Puting susu dan areola tampak lebih gelapFreepik/Jcomp

Selain ukurannya yang menjadi lebih besar, perubahan lainnya pada payudara yang juga
kerap dialami ibu hamil adalah adanya perubahan warna kulit payudara. Terutama di bagian
puting susu dan areola (area kulit di sekitar puting).
Perubahan warna kulit yang menjadi lebih gelap, puting susu kadang-kadang juga akan
tampak bengkak.

Sebagian ibu hamil lainnya juga kadang mengalami pembesaran pembuluh darah di
payudara, sehingga pada permukaan kulit payudara warna pembuluh darah akan tampak
semakin jelas.

Jangan khawatir, Perubahan tersebut termasuk sebagai kondisi yang normal karean adanya
peningkatan pasokan darah ke payudara.

4. Ada ASI yang ‘bocor’

Pengeluaran ASI tak selalu akan terjadi setelah melahirkan alias saat mulai menyusui,
bahkan faktanya beberapa ibu hamil akan mulai mengalami ‘kebocoran’ ASI pada trimester
kedua. Tepatnya pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.

Di waktu tersebut, kolostrum mungkin akan mulai keluar. Cairan ini berwarna kekuningan
dan tampak kental. Kolostrum adalah air susu pertama yang akan diproduksi tubuh Mama
dan merupakan hal yang normal.

Supaya ASI yang bocor ini tidak membasahi bra, jangan lupa gunakan breast pad sehingga
ASI akan terserap.

Selain ASI, kadang-kadang ada juga sejumlah kecil darah yang keluar dari puting. Meskipun
hal ini juga termasuk hal yang biasa, yakni karena pertumbuhan pembuluh darah, tetap
konsultasikan ke dokter jika Mama mengalaminya.

5. Tumbuh benjolan di payudara

Biasanya, benjolan yang tumbuh pada payudara selama kehamilan adalah kista alias
kantung berisi cairan, tetapi galaktokel (kista berisi susu) dan fibroadenoma (jaringan
fibrosa) juga dapat terjadi selama kehamilan.

Segera periksakan benjolan yang terjadi pada dokter, supaya bisa diperiksa dan ditentukan
apakah perlu perawatan lebih lanjut atau tidak.

Sistem endokrin
Sistem endokrin atau sistem hormon, sesuai namanya, adalah jaringan kelenjar yang
memproduksi hormon di dalam tubuh. Hormon sendiri, merupakan senyawa kimia tubuh
penyampai pesan. Artinya, hormon dan sistem endokrin berperan dalam komunikasi
antarsel, karena hormon membawa informasi dan instruksi.
Beberapa kelenjar dalam sistem endokrin atau sistem hormon Ada banyak kelenjar yang
menjadi bagian dari sistem endokrin. Beberapa di antaranya mungkin sudah Anda kenal.
Misalnya, testis (testes) pada pria dan ovarium pada wanita, menghasilkan hormon-hormon
reproduksi. Namun, sebenarnya, ada beragam kelenjar penghasil hormon, di dalam tubuh
manusia.
Secara singkat, berikut ini beberapa kelenjar di sistem endokrin atau sistem hormon, yang
penting untuk diketahui

1. Kelenjar pituitarI
Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis terletak di dasar organ otak, dengan ukuran tak
lebih dari sebiji kacang. Walau kecil, kelenjar pituitari dijuluki “kelenjar master”, karena
menghasilkan hormon yang dapat mengontrol kelenjar lain.
Beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar pituitari, meliputi:
 Hormon pertumbuhan (GH), yang merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan
tubuh lain
 Hormon prolaktin, yang mengaktifkan produksi ASI pada ibu menyusui
 Hormon antidiuretik, membantu mengontrol keseimbangan cairan tubuh pada
ginjal
 Hormon oksitosin, yang membantu kontraksi dinding rahim saat persalinan
2. Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian otak, yang menghubungkan sistem endokrin dengan sistem
saraf. Sel saraf di hipotalamus menghasilan hormon, yang mampu mengontrol hormon-
hormon hasil produksi kelenjar pituitari. Hipotalamus dapat mengumpulkan informasi dari
otak, yang kemudian akan disampaikan ke kelenjar pituitari.
3. Kelenjar pineal
Kelenjar pineal terletak di bagian tengah otak. Kelenjar sistem endokrin ini menghasilkan
hormon melatonin, yang membantu Anda tertidur lelap.
4. Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid berlokasi di bagian bawah depan leher, yang berbentuk seperti kupu-kupu.
Ada beberapa hormon yang disekresikan kelenjar tiroid. Beberapa di antaranya, hormon
tiroksin dan tri-iodotironina. Hormon tiroid tersebut bertugas dalam proses metabolisme
energi.
5. Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah kumpulan empat kelenjar kecil, yang menghasilkan hormon
paratiroid. Hormon paratiroid berfungsi mengendalikan kadar kalsium di aliran darah.
6. Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian, yaitu korteks adrenal di bagian luar, dan medulla
adrenal di bagian datiroi Nama kelenjar ini mungkin mengingatkan Anda pada kata
‘adrenalin’. Memang, salah satu hormon yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal adalah
hormon adrenalin (dikenal juga dengan homon epinephrin). Hormon ini membuat detak
jantung dan tekanan darah Anda meningkat, saat dilanda stres.
7. Kelenjar reproduksi (testis dan ovarium)
Sesuai namanya, kelenjar reproduksi sebagai bagian dari sistem endokrin menghasilkan
hormon yang berkaitan dengan seksualitas dan reproduksi manusia. Pada pria, Anda tentu
mengenal testosteron. Testosteron merupakan jenis hormon androgen paling penting, yang
dihasilkan oleh testis. Sementara itu, tubuh wanita memiliki hormon estrogen dan
progesteron. Hormon 'wanita' ini dikeluarkan oleh indung telur (ovarium), yang berperan
dalam perkembangan seksual, kehamilan, dan mentruasi wanita. Selain bertindak sebagai
penghasil hormon, testis dan ovarium juga memiliki peran non-hormonal. Testis
menghasilkan sel sperma, dan ovarium memproduksi sel telur.
8. Pankreas
Pankreas terletak di belakang lambung. Dalam sistem endokrin, pankreas menghasilkan
hormon insulin dan glukagon. Keduanya berperan penting untuk mengontrol kadar gula
darah (glukosa). Bagian penghasil hormon di kelenjar pankreas disebut dengan pankreas
endokrin.
Selain terlibat dalam sistem endokrin atau sistem hormon, kelenjar pankreas juga berperan
dalam sistem pencernaan dengan menghasilkan enzim, seperti enzim lipase untuk memecah
lemak. Bagian pankreas penghasil enzim tersebut dikenal sebagai pankreas eksokrin.

Sistem kekebalan
Saat hamil, wanita ‘menumbuhkan’ organ lengkap bayi di dalam rahimnya. Tentu saja hal ini
membawa perubahan signifikan, terutama pada sistem imun ibu hamil, hormon, dan
perubahan fisik.
Para ilmuwan berpikir bahwa sistem imun ibu hamil harus ditekan selama kehamilan untuk
menghentikannya dari menolak janin. Adanya sejumlah sel imun di tempat implantasi
embrio diambil sebagai bukti untuk teori ini.
Sel imun tubuh manusia disebut sedang memerangi sel embrio asing yang mencoba
menekan respons sistem tubuh ibu hamil ini. Jika sel embrio jadi prioritas di dalam sel organ
ibu hamil dibanding sistem imun tubuhnya, maka pertumbuhan janin bisa dilanjutkan.
Jika proses pertarungan antar sistem imun tubuh dan embrio bayi ini tidak berhasil, maka
diperkirakan akan menyebabkan keguguran atau persalinan prematur.
Namun, penelitian lanjutan membantah hal itu. Kehadiran sel imun bukanlah respon tubuh
terhadap ‘benda’ asing seperti dalam transplantasi namun merupakan persyaratan untuk
sehatnya janin. Lebih lanjut, penelitian juga membuktikan bahwa interaksi antara sel janin
dan respon sistem imun ibu hamil merupakan komponen penting selama masa kehamilan.
Untuk memungkinkan embrio berkembang dengan sempurna, beberapa sel imun ibu hamil
secara aktif menyerang lapisan rahim. Hal ini menyebabkan peradangan ringan yang mirip
dengan organ tubuh yang sedang penyembuhan luka. Jika peradangan dari aktivitas sistem
imun itu dicegah, maka pertumbuhan janin tidak dapat dilanjutkan. Itulah pentingnya
molekul peradangan dan sel dalam proses ini.
Area yang sedang terjadi peradangan ini mendominasi rahim pada 12 minggu pertama
kehamilan. Selama 15 minggu berikutnya, janin bisa berkembang dengan cepat.
Beberapa sel janin memperlihatkan tanda yang jelas pada permukaan sel atau antigen yang
berasal dari ayah. Dalam keadaan normal, sistem kekebalan tubuh ibu akan mengenali hal
ini sebagai zat asing di dalam rahimnya dan menyerang sel-selnya.
Regulatori T cells (Tregs), yang merupakan bentuk khusus sel darah putih yang mendukung
daerah anti-peradangan di rahim ibu secara aktif akan melindungi sel janin tersebut. Peneliti
menyebut aktivitas rahim dan sistem imun ibu hamil ini sebagai perang tiada henti yang
terjadi di tubuh ibu pada masa kehamilan.Pada tahap akhir kehamilan, sistem kekebalan
tubuh beralih kembali ke keadaan pro-peradangan. Tanpa ini, ibu tidak bisa melahirkan.
Pada persalinan prematur, masalah yang timbul adalah kurang baiknya respon rahim ini
dengan sistem imun tubuhnya.
Sistem imun ibu hamil, adanya campur tangan virus dan bakteri
Peperangan sehat antara imun tubuh ibu dan sel janin kadang diganggu juga oleh campur
tangannya virus dan bakteri yang menyerang janin. Menurut penelitian dr. Mor, virus dapat
menonaktifkan proses pemberian sinyal yang penting agar sistem kekebalan tubuh dan
bakteri dapat berinteraksi.
Namun bagaimanapun, Dr. Gaudilliere menyimpulkan bahwa satu faktor saja tidak cukup
untuk menyimpulkan tentang kinerja sistem imun ibu hamil dengan janin. Yang jelas,
keduanya sangat berhubungan erat dan dipengaruhi juga dengan riwayat penyakit kedua
orangtua, virus dan bakteri yang ada selama kehamilan, jenis darah, dan lainnya.
Dengan kondisi yang berbeda-beda seperti itu, para ibu hamil harus berusaha sebisa
mungkin untuk menetap di lingkungan yang cakupan vaksinnya besar agar janin terhindar
dari virus yang berbahaya. Selain faktor kesehatan fisik yang perlu diperhatikan, masih ada
faktor kesehatan psikologis yang tak boleh diabaikan.
Sistem kekebalan
Kadar imunoglobuin tidak berubah pada kehamilan
Kadar antibodi lgG ibu spesifik memiliki kepentingan khusus karena kemampuan melintasi
plasenta
lgG adalah satu-satunya imunoglobulin Y menembus plasenta
Sistem imun janin timbul secara dini
Limfosit muncul pada minggu ke 7 dan pengenalan antigen terlihat pada minggu ke 12
Produksi imunoglobulin bersifat progresif selama kehamilan.
Sistem perkemihan
perubahan anatomi fisiologi sistem perkemihan pada ibu hamil
TRIMESTER I

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan, sehingga sering timbul
kencing. Keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga
panggul. Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi
glomerulus(glomerular filtrasion rate) dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan.
Fungsi ginjal berubah karena adanya hormon kehamilan, peningkatan volume darah, postur
wanita, aktivitas fisik dan asupan makanan. perubahan fungsi ginjal selama kehamilan
mungkin dipengaruhi oleh hormon maternal dan plasenta termasuk Adenocortikotrofik
Hormonal (ACTH), ADH (Anti Deuretik Hormon, Aldostro ,Aldosteron, Kortisol,HCS(Human
ChorionicSomatotropin)) dan hormon Tiroid. Filtrasi glomerulus meningkat sekitar 50%
selama kehamilan peningkatannya dari awal kehamilan relatif yang tinggi sampai aterm dan
akan kembali normal pada 20 minggu postpartum.Glukosuria pada kehamilan tidak
selamanya abnormal, hal ini mungkin berhubungan dengan peningkatan kortikosteroid.
TRIMESTER II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, karena ureter
mulai keluar dari uterus. Pada trimeser kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar
dari panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung
kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hyperemia
kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih
menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. pembesaran
uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine.
TRIMESTER III
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering kencing
akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi
hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar. Pada kehamilan tahap lanjut,
pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus
yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan-
perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang
lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine.
Sistem pencernaan
Pada T I kehamilan terdapat perasaan enek ( nausea ), karena estrogen meningkat Tonus
otot-otot traktus digestivus , motilitas seluruh traktus digestivus berkurang sehingga
makanan lama berada di usus. Hal ini baik untuk reabsorbsi, tetapi menyebabkan obstipasi.
Gejala muntah (emesis) dijumpai pada bulan I kehamilan yang terjadi pada pagi hari
( morning Sickness ) Emesis yang sering & terlalu banyak disebabkan Hyperemesis
gravidarum karena ini adalah patologis. Salivasi adalah pengeluaran air liur berlebihan
daripada biasanya.

Sistem musculoskeletal
Lordosis Progresif merupakan gambaran yang karakteristik pada kehamilan normal. Untuk
mengkompensasi posisi anterior uterus yang membesar, lordosis menggeser pusat gravitasi
ke belakang pada tungkai bawah. Terdapat peningkatan mobilitas sendi sakroiliaca,
sakrocoksigeal, dan sendi pubis selama kehamilan, kemungkinan akibat perubahan
hormonal. Mobilitas tersebut mungkin menyebabkan perubahan postur ibu, dan
selanjutnya mengakibatkan rasa tidak nyaman dipunggung bagian bawah, terutama pada
akhir kehamilan. Selama trimester akhir kehamilan, rasa pegal, mati rasa, dan lemah
kadangkala dialami pada ekstremitis atas. Hal ini kemungkinan merupakan akibat lordosis
nyata yang disertai dengan fleksi anterior leher dan merosotnya gelang bahu. Sistem
Kardiovaskular
 Volume plasma meningkat pada minggu ke-6 kehamilan sehingga terjadi
pengenceran darah ( hemodilusi ) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32-34
mg.
 Serum darah ( volume darah ) bertambah 25-30 % dan sel darah dan sel darah
bertambah 20 %
 Curah jantung 30 % meningkat pada minggu ke-10 kehamilan
 Massa sel darah merah terus naik sepanjang kehamilan
 Hemotokrit meningkat dari T.II – T.III
Tekanan intravaskuler : selama kehamilan tekanan sistolik menurun & tekanan diastolik me
↓ lebih nyata dimulai dalam T.II pada kehamilan cukup bulan kembali ke kadar tidak hamil.

Sisitem Kardiovaskuler/Sirkulasi Darah

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada, bagian kanan
dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan
darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya
mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu
katup pada jalan keluar. (Sulistyawati,Ari.2009)

• Fungsi sistem kardiovaskuler ( jantung )


Memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ
tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ
tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ
tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai
sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas
tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas
jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada
organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ
tersebut. (Sulistyawati,Ari.2009)
• Komponen Sistem Kardiovaskular Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem
transpor tertutup yang terdiri atas:
 Jantung, sebagai organ pemompa.
 Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.
 Pembululi darah, sebagai media yang mengalirkan komponen Darah.
 Perubahan anatomi dan fisiologi adaptasi pada ibu hamil kardiovaskuler

1. Trimester I
Sirkulasi darah itu dalam kehamilan dipengaruhi oleh sirkulasi ke plasenta, uterus yang
membesar pula, uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula,
mammae dan alat lain yang memang berlebihan dalam kehamilan. Volume plasenta
maternal mulai meningkat pada saat 10 minggu usia kehamilan dan terus menerus
meningkat sampai 30-34 minggu, sampai ia mencapai titik maksimum. Perubahan ratarata
volume plasenta maternal berkisar antara 20-100%. RBC meningkat 18% tanpa suplemen-
suplemen zat besi dan terjadi peningkatan yang lebih besar yaitu 30% jika ibu meminum
suplemen zat besi. Karena volume plasma meningkat rata-rata 50% sementara massa RBC
meningkat hanya 18-30%, maka terjadi penurunan hematokrit selama kehamilan normal
sehingga disebut anemia fisiologis. (Sulistyawati,Ari.2009)
2. Trimester II
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses hemodilusi, setelah 24
minggu tekanan darah sedikit demmi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum
aterem. Perbubahan auskultasi mengiringi perubahaqn ukuran dari posisi jantung,
peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil uskultasi
yang umum terjadi selama masa kehamilan. (Sulistyawati,Ari.2009)Bunyi splitting S1 dan S2
lebih jelas terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20 gestasi. Selain itu
murmurejeksi sistoloik tingkat II dapat didengar didaerah pulmonal. Antara minggu ke-14
dan ke-20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali permenit, kemudian
menetap sampai aterm, dapat timbul palpitasi.

3. Trimester III
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar antara 5000-12000 dan
mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000 penyebab
peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelh
melakukan latihan yang berat, distribusi tipe sel juga kan mengaami perubahan. Pada
kehamilan, terutama trimesetr ke-3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan
secara bersamaan limfosit dan monosit.

Sistem integument/kulit
Sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi terhadap lingkungan
sekitarnya, merupakan organ terbesar (16 % dari BB), yang membungkus seluruh
permukaan tubuh. Membungkus seluruh permukaan tubu
Ciri-Ciri Kulit :
 1.Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
 2.Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan
 3.Luas : 1,50 –1,75 m.
 4.Tebal rata –rata : 1,22mm.
 5.Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan telapak kaki dan
palingtipis : 0,5 mm.pada daerah penis

Fungsi Kulit :
 •Perlindungan
 •Mencegah dehidrasi
 •Rangsangan luar
 •Menyimpan lemak
 •Sintesis Vitamin D
 •Menghasilkan bau
 •Pengaturan suhu/ homeostasis
Kelenjar-Kelenjar Pada Kulit :
1.Kelenjer Sebesea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan
batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
2.Kelenjar keringat
Diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
a.kelenjar Ekrin
Terdapat disemua kulit. Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu
lingkungan dan suhu tubuh.Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf
simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh
terhadap setress, nyeri dll.
b.kelenjar Apokrin
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada folkel rambut,
kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada
sklus haid. Kelenjar apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan
oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila.Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar
apokrin khusus yang disebut K. Seruminosa yang menghasilkan serumen. Perubahan
anatomi dan fisologi adaptasi pada ibu hamil system integument
1.Trimerster I
Perubahan keseimbangan hormon dan peregagangan mekanis menyebabkan timbulnya
beberapa perubahan dalam sistem integumen selama masa kehamilan. Perubahan yang
umum terjadi adalah peningkatan penebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktifitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea,
peningkatan sirkulasi dan aktifitas vasomotorJaringan elastis kulit mudah pecah,
menyebabkan strie-gravidarum, atau tanda regangan, respon alegri kulit meningkat. Pada
kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu, pigmentasi ini
disebabkan pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini
adalah salah satu hormon yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis, kadang-kadang
terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung, dikenal sebagai diasmagravidarum,
didaerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di areola mammae.Linea
alba pada kehamila menjadi hitam dikenal sebagai linea grisea, linea nigra adalah garis
pigmentasi dari simpisis pubisa sampai kebagian atas fundus di garis tengah tubuh, kulit
perut juga tampak seolah-olah retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan
disebut striae livide Setelah partus, striae livide ini berubah menjadi putih disebut striae
albicans, pada seorang multigraviada sering tanpak striae livide dan bersama dengan striae
albicans, angioma atau telengiektasis umumnya disebut vascular spiders. Angioma adalah
ujung arteriola yang berdenyut dan sedikit menonjol, berbebtuk kecil seperti bintang atau
cabang, spiders hasil peningkatan kadar estrogen dalam sirkulasi, biasanya ditemukan di
leher, daa, lengan, spiders juga dideskripsikan berwarna kebiruan dan tidak hilang bila
ditekan. Vascular spiders terlihat pada bulan ke-2 –ke-5 kehamilan pada 65% wanita kulit
putih dan 10% wanita afrka-amerika. Biasanya hilang setelah melahirkan, bercak berbatas
tegas atau mottling difus yang berwarna kemerahan tanpak pada permukaan telapak tangan
60% wanita hamil berkulit putih dan 35% wanita afrika=amerika Epulis ialah suatu noddul
berwarna merah pada gusi yang mudah berdarah lesi ini dapat imbul pada sekitar bulan ke-
3 dan biasasanya terus memebesar seiring kemajuan kehamilan. Pertumbuhan kuku
mengalami percepatan selama masa hamil. Kulit berminyak dan acne vulgaris dapat timbul
selama kehamilan, pada wanita lain, kulit bersih dan kulit berseri, dapat terjadi peningkatan
pertumbuhan rambut halus, tapi akan hilang setelah kehamilan berakhir.
2.Trimester II
Akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron, kadar MSH pun meningkat, pada
terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan
pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae-gravidarum livide
atau alba, areola mammae, papila mammae, linea nigra, pipih (chloasma gravidarum).
Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.
3.Trimester III
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam
dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal
dengan striae gravidarum. Pada mutipara selain striae kemerahan itu sering kali di temukan
garis berwarna perak berkilau yangmerupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada
kebanyakan perempuan kulit digarispertengahan perut akan berubah menjadi hitam
kecoklatan yang di sebut dengan linea nigra, kadang-kadang muncul dalam ukuran yang
variasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum,
selain itu pada areola dan daerah genetaliajuga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.
Pigmentasi yang berlebihan biasanya akan hilang setelah persalinan.

Metabolisme
Metabolisme ( berasal dari bahasa Yunani, metabole = “berubah”), merupakan suatu
rangkaian atau proses yang terarah dan teratur di dalam sel tubuh melalui reaksi-reaksi
kimiawi ,sehingga diperlukan atau dihasilkan bahan-bahan tertentu seperti unsur, molekul,
senyawa atau energi.
JENIS METABOLISME BERDASARKAN PROSES DAN HASIL NYA
Metabolisme dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Anabolisme (penyusunan)
Anabolisme adalah peristiwa penyusunan senyawa kompleks (organik) dari senyawa
sederhana (anorganik) dengan bantuan energi dari luar. Energi yang digunakan dapat
berasal dari cahaya matahari (foton) maupun berasal dari pemecahan senyawa kimia
anorganik . Karena dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari luar maka reaksinya termasuk
endotermis (endergonik). Contoh peristiwa anabolisme adalah fotosintesis (energinya
berasal dari cahaya matahari dan kemosintesis (energinya berasal dari pemecahan senyawa
kimia anorganik)
2. Katabolisme (pemecahan)
Katabolisme adalah peristiwa pemecahan senyawa kompleks (organik) menjadi senyawa
sederhana (anorganik) yang akan membebaskan energi. Karena reaksi ini menghasilkan
energi maka reaksinya termasuk eksotermis (eksergonik).
Contoh peristiwa katabolisme adalah fermentasi .
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup.
Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon,
dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia
disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis. Pada setiap arah
metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis
enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang
merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang
terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu
cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.

METABOLISME YANG TERJADI SELAMA KEHAMILAN


1) BASAL METABOLIC RATE
Pada wanita hamil basal metabolic rate, ( BMR ) meninggi hingga 15-20 %, terutama pada
trimester akhir.Sistem endokrin juga meninggi dan tampak lebih jelas kelenjaer gondoknya
(grandula tireoidea).
2) ASAM ALKALI
Keseimbangan asam alkali ( acic-base balance ) sedikit mengalami perubahan konsentrasi
alkali :
o Wanita tidak hamil : 155 mEq/liter
o Wanita hamil : 145 mEq/liter
o Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter
o Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter
o
3) METABOLISME PROTEIN
Protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak pada kehamilan untuk perkembangan fetus,
alat kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi. Maka dari itu perlu
diperhatikan agar wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil. Diperkirakan
1gram protein setiap kilo gram berat badan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada
pemeriksaan plasma protein ditemukan adanya penurunan pada fraksi albumin dan pula
sedikit penurunan gamma globulin. Perubahan- perubahan dalam plasma protein ini dalam
satu minggu postpartum kembali kepada keadaan sebelum adanya kehamilan.
4) METABOLISME HIDRAT ARANG
Hidrat arang : seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering kencing
dan kadang kala di jumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada DM. Dalam kehamilan,
pengaruh kelenjar endokrim agak terasa, seperti somatomamotropin, plasma insulin dan
hormon-hormon adrenal -17-ketosteroid. Untuk rekomendasi, harus di perhatikan sungguh-
sungguh hasil GTT oral dan GTT intravena.
5) METABOLISME LEMAK
Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolestrol meningkat sampai 350 mg atau lebih per
100 cc. Hormon somatomamotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada
payudara. Deposid lemak lain nya terdapat dibadan, perut, paha dan lengan.
6) METABOLISME MINERAL
a. Kalsium : Dibutuhkan rata-rata 1.5 gram sehari sedangkan untuk pembentukan tulang-
tulang terutama dalam trimesrer trakhir dibutuhkan 30-40 gram.
b. Fosfor : Dibutuhkan rata-rata 2 gram/hari
c. Zat Besi : Dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg /atau 30-50 mg sehari.
d. Air : Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
7) KENAIKAN BERAT BADAN
Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6.5-16.5 kg. Kenaikan berat badan yang terlalu
banyak di temukan pada keracunan hamil ( pre-eklamsi dan eklamsi ). Kenaikan berat badan
wanita hamil di sebabkan oleh :
o Janin, uri, air ketuban, uterus
o Payu dara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan retensi air.
8) KALORI

 a. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang di butuhkan
untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran zat arang, khususnya sesudah kehamilan
lima bulan keatas. Namun, bila dibutuhkan dipakai lemak ibu untuk mendapatakan
tambahan kalori.
 b. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak
protein di Indonesia masih banyak dijumpai penderita defisiensi zat besi dan vitamin B
oleh karena itu wanita hamil harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan
vitamin.
 PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM METABOLISME PADA IBU
HAMIL TRIMESTER I,II,III
 Perubahan Sistem Metabolisme
 Terjadi perubahan metabolisme
 Metabolisme basal meningkat
 Masukan makanan sangat berpengaruh untuk metabolisme ibu dan janin
 Ketidakseimbangan akan menyebabkan berbagai masalah seperti hiperemesis, diabetes
dan lain-lain.
 Retensi air meningkat akibat penurunan tekanan osmotik koloid interstisial

METABOLISME & BERAT BADAN (INDEKS MASA TUBUH = IMT)


Basal Metabolik Rate ( BMR ) meningkat 15 % - 20 % U pertumbuhan janin dan persiapan
memberikan ASI Y ditemukan pada triwulan terakhir. Kalori dibutuhkan terutama dari
pembakaran hidrat arang khususnya kehamilan 20 mg ke atas. Protein diperlukan untuk
perkembangan badan, alat kandungan, mammae, untuk janin. Protein disimpan untuk
persiapan laktasi.
• Bumil sering haus, nafsu makan besar, sering kencing dipengaruhi oleh
H.Somatomammotropin, peningkatan plasma insulin & hormon adrenal.
• Kebutuhan mineral bumil : – Kalsium 1,5 gram/hr → 30 – 40 gr untuk pembentukan
tulang janin. – Fosfor rata-rata 2 gr / hr – Zat besi 800 mg / 30 – 50 mg sehari – Air →
cukup banyak
• Selama kehamilan terjadi peningkatan BB ½ kg / minggu, terjadi pada kehamilan 20
minggu.
Berat bayi lahir rendah dipengaruhi oleh kenaikan berat badan ibu selama hamil. Penelitian
ini bertujuan mencari indikator status gizi ibu trimester pertama yang paling berperan
terhadap kenaikan berat badan ibu selama hamil. Kohort ini dilakukan selama tahun 2014
yang merupakan bagian dari Tanjungsari Cohort Study di Jawa barat. Variabel status gizi ibu
trimester pertama (indeks massa tubuh (IMT), massa lemak (ML), massa lemak bebas (MLB),
lingkar lengan atas (LLA)) dihubungkan dengan kenaikan berat badan (BB) ibu selama hamil
dari trimester pertama sampai ketiga dengan analisis bivariat Pearson dilanjutkan dengan
regresi linier multivariat. Perbedaan kenaikan berat badan ibu selama hamil pada tiap
kelompok dengan uji ANOVA satu arah. Perubahan asupan energi dan protein diuji dengan
uji T independen pada semua kelompok. Diperoleh 37 subjek yang telah mencapai trimester
ketiga menunjukkan korelasi antara IMT, ML, MLB, LLA dengan kenaikan BB ibu selama
hamil. Terdapat hubungan negatif IMT dengan KBB (p=0,002 dan r2=0,234). Kenaikan berat
badan ibu selama hamil pada IMT kurang, normal, overweight, obes 1 dan obes 2 masing-
masing 7,38; 8,54; 6,73; 4,38 dan 3,30 kg. Perubahan asupan energi dan protein pada subjek
dengan IMT tinggi dan rendah masing-masing p=0,09 dan p=0,96. Simpulan, indeks massa
tubuh ibu trimester pertama merupakan indikator yang paling berperan terhadap kenaikan
berat badan ibu selama hamil, IMT berbanding terbalik dengan kenaikan berat badan ibu
selama hamil kecuali pada IMT kurang.

Sistem pernafasan
Sistem pernapasan pada manusia adalah sekumpulan organ yang terlibat dalam proses
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Seseorang dapat dikatakan
memiliki laju pernapasan normal apabila ia bisa bernapas sebanyak 12–20 kali per menit
dan berlangsung secaraberkesinambungan.
Seperti Ini Cara Kerja Sistem Pernapasan pada Manusia – Alodokter
Organ-Organ Sistem Pernapasan pada Manusia
Sebelum mengetahui cara kerja sistem pernapasan pada manusia, kita harus terlebih dahulu
mengenali organ yang berperan pada sistem ini. Sistem pernapasan pada manusia terbagi 2,
yaitu sistem pernapasan bagian atas dan bagian bawah. Untuk lebih jelasnya Anda bisa
membaca penjelasan di bawah ini:
Sistem pernapasan bagian atas
Beberapa organ dalam sistem pernapasan bagian atas antara lain adalah:
Ronga hidung. Organ ini memiliki selaput lendir dan rambut-rambut halus yang berfungsi
untuk menjebak partikel debu atau kotoran pada udara yang masuk ke hidung.
Sinus adalah rongga berisi udara di dalam tulang kepala. Organ ini membantu mengatur
suhu dan kelembapan udara yang Anda hirup.
Organ ini memiliki peran dalam mengumpulkan udara yang masuk dari hidung atau mulut
untuk diteruskan ke trakea
Laring adalah ruangan kecil sebelum trakea yang berisi pita suara.
Sistem pernapasan bagian bawah
Beberapa organ dalam sistem pernapasan bagian bawah antara lain adalah:
Organ ini merupakan jalan napas utama menuju paru-paru yang terletak di tenggorokan,
tepatnya di bawah laring.
Bronkus kiri dan kanan adalah cabang dari trakea yang berfungsi untuk meneruskan udara
ke paru-paru. Bronkus memiliki banyak cabang kecil di bawahnya. Cabang terkecil bernama
bronkiolus.
Paru-paru. Paru-paru terdiri dari jutaan alveolus yang menerima udara dari bronkiolus dan
bertugas sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Diafragma adalah otot pernapasan utama. Organ ini dapat berkontraksi dan rileks secara
bergantian, sehingga membuat udara dapat masuk dan keluar dari paru-paru.

Cara Kerja Sistem Pernapasan


Kerja sistem pernapasan pada manusia melibatkan semua organ pernapasan. Organ-organ
ini bekerja sama untuk membantu tubuh dalam pertukaran gas antara paru-paru (alveolus)
dan pembuluh darah, yang kemudian akan disalurkan ke seluruh bagian tubuh atau
diembuskan ke udara.
Berikut ini adalah cara kerja sistem pernapasan pada manusia:
Ketika Anda menarik napas atau disebut dengan inspirasi atau inhalasi, diafragma dan otot-
otot di antara tulang rusuk Anda akan berkontraksi dan meluaskan rongga dada, sehingga
paru-paru bisa mengembang dan terisi udara.
Udara masuk lewat hidung dan mulut dan melewati proses penyaringan partikel-partikel
kecil oleh rambut-rambut hidung, lalu menuju ke trakea atau batang tenggorokan.
Udara dari trakea masuk ke paru-paru melewati serangkaian cabang di paru-paru yang
disebut dengan bronkus dan bronkiolus, kemudian berujung di alveolus.
Ketika udara mencapai alveolus, terjadi proses pertukaran antara oksigen dan karbon
dioksida pada pembuluh darah kecil bernama kapiler.
Oksigen masuk ke dalam kapiler, kemudian menumpang sel darah merah menuju ke jantung
untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Di saat yang bersamaan, karbon dioksida masuk dari
kapiler ke rongga paru.
Setelah pertukaran oksigen dan karbon dioksida selesai, otot diafragma dan tulang rusuk
kembali rileks dan rongga dada kembali seperti semula. Udara yang mengandung karbon
dioksida pun terdorong dari alveolus menuju ke bronkiolus, bronkus, trakea, hingga ke luar
melalui hidung.
Selain berperan dalam pertukaran udara dan gas, sistem pernapasan juga berperan dalam
memelihara dan menyeimbangkan kondisi di dalam tubuh agar tetap stabil. Dalam istilah
medis kemampuan menyeimbangkan kondisi ini disebut homeostasis.

Sistem pernapasan pada manusia memang tampak seperti hal yang sederhana. Namun di
balik masing-masing satu helaan dan hembusan napas, terdapat kerja sama antar organ
yang cukup rumit guna mendapatkan oksigen demi kelangsungan seluruh sistem dalam
tubuh.
Bila satu hal tidak bekerja dengan baik, fungsi sistem pernapasan secara keseluruhan juga
bisa terganggu. Salah satu gangguan pernapasan yang berbahaya adalah asfiksia. Oleh
sebab itu, kesehatan sistem pernapasan harus dijaga dengan baik, misalnya dengan berhenti
merokok atau menghindari asap rokok dan rajin berolahraha.
Jika Anda mengalami gejala adanya gangguan pada sistem pernapasan, seperti sesak napas
atau batuk, apalagi yang sudah berlangsung lama, konsultasikan kondisi Anda ke dokter
untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang aman.

Sistem pembekuan darah


Perubahan Darah Dan Sistem Pembekuan Darah
Darah mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh tubuh.
Selain itu darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari
infeksi, dan merupakan pemelihara suhu tubuh.
Darah terdiri dua komponen yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah (45%). Plasma
mengandung air, protein plasma, dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%),
leukosit dan trombosit.
Volume darah merupakan kombinasi dari volume plasma dan volume sel darah merah.
Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada
kehamilan ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai
kehamilan 6 minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme
hormonal. Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksdukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya
dengan berat badan bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan
volume plasma yang lebih besar daripada ibu dengan kehamilan biasanya Perubahan
Fisiologis Darah dan Pembekuan Darah pada Ibu Hamil
a.  Dara
Volume Darah
Dalam keadaan tidak hamil, 70% dari berat badan adalah air, yang terdiri dari:
·         5% diantaranya adalah cairan intravascular,
·         70% adalah cairan intraseluler, dan
·         Sisanya adalah cairan interstisial.
Dalam kehamilan, cairan intraseluler tidak berubah namun terjadi peningkatan volume
darah dan cairan interstitsiil. Peningkatan volume darah ini mencakup peningkatan plasma
darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Pada wanita hamil normal,
umumnya, darah meningkat sebesar 15 – 30 % (sekitar 1,5 liter), namun hal tersebut
bervariasi pada setiap individu.
1)      Plasma Darah
Volume plasma darah mengalami peningkatan, yaitu sebesar 40%. Pada awalnya, volume
plasma meningkat pesat dari usia gestasi sekitar 6 minggu, kemudian laju peningkatan
melambat. Peningkatan volume plasma mencapai maksimum pada minggu ke 30 – 34
sampai pada persalinan. Dalam keadaan tidak hamil, 55% dari volume darah merupakan
plasma darah. Peningkatan volume plasma darah lebih besar dibandingkan peningkatan sel
darah merah sehingga terjadi anemia dan peningkatan kadar protein, oleh karena itu
kekentalan (viskositas) darah menurun atau terjadi pengenceran darah. Dengan demikian
maka terjadi penurunan eritrosit per milliliter dari 4,5 juta menjadi 3,8 juta. Ini berarti kadar
hematokrit (volume sel-sel eritrosit seluruhnya dalam 100ml darah) menurun selama
kehamilan. Selanjutnya, dengan semakin bertambahnya usia kehamilan, volume plasma
semakin menurun dan eritrosit menjadi sedikit meningkat, sehingga kadar hematokrit
sedikit meningkat menjelang aterm.
Peningkatan plasma darah lebih banyak pada multigravida daripada primigravida. Selain itu
lebih meningkat pada kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal. Plasma darah ini juga
menentukan berat badan lahir.
Peningkatan volume plasma lebih sedikit pada pasien dengan aborsi berulang.
Tabel Perubahan Hematokrit
Non – pregnant
40 – 42 %
Minggu ke 20:39%
Minggu ke 30:38 %
Minggu ke 40:40 %
2)    Sel Darah Merah (Eritrosit)
Pada kehamilan, terjadi peningkatan eritrosit sebesar 18% (tanpa pemberian suplemen Fe)
dan meningkat sebesar 30% (dengan pemberian suplemen Fe) dari jumlah normalnya.
Dimana jumlah eritrosit normal yaitu kurang lebih 5 juta dalam 1 mm3 darah (4 ½ juta).
Peningktan eritrosit mulai pada minggu ke 10 (pada trimester pertama)
Perubahan Volume Sel Darah Merah
Perubahan pada volume darah total, volume plasma dan volume sel darah merah selama
kehamilan dan pasca persalinan
Hemoglobin
Hemoglobin (Hb) adalah komponen darah yg bertugas mengangkut oxygen dari paru2 ke
seluruh jaringan tubuh. Hemoglobin memberikan warna merah pada darah. 75% zat besi
dalam tubuh bertugas di sini. Kadar hemoglobin normalnya untuk wanita sekitar 12-15 g per
100 mililiter sedang untuk pria sekitar 14-16 g per 100 mililiter.
Pengukuran Hb pada saat kehamilan biasanya menunjukkan penurunan jumlah Hb. WHO
merekomendasikan batas bawah penurunan Hb adalah 11 g/ml (WHO, 1968), peneliti lain
10-12 g/ml (De Leeuw et.al. 1966). Maksudnya bahwa dibawah batas tersebut baru
digolongkan sebagai anemia. Menurut kompilasi CDC (us centre for disease control and
prevention, 1989) biasanya terjadi penurunan Hb secara normal pada trisemester pertama
(batas aman Hb > 11 g) , kemudian mencapai titik terendah pada akhir trisemester kedua
(batas aman Hb > 10.5), kemudian perlahan naik selama trisemester ketiga.
Salah satu penyebab penurunan Hb pada ibu hamil disebabkan oleh bertambahnya plasma
darah, yg merupakan proses pengenceran darah (haemodillution). Hal tersebut dapat
memperlancar aliran darah di plasenta.
Perubahan kadar haemoglobin paralel dengan yang terjadi pada eritrosit. Mean Cell
Haemoglobin Concentration pada keadaan tidak hamil normalnya adalah 34%, yang berarti
bahwa setiap 100 ml eritrosit mengandung 34 g haemoglobin. Nilai ini selama kehamilan
tidak berubah, dengan demikian maka nilai volume eritrosit total dan haemoglobin total
meningkat selama kehamilan.
Terlihat dari data diatas bahwa tidak ada satu nilai normal yang dapat ditemukan selama
kehamilan. Fakta ini penting dalam menegakkan diagnosa anemia dalam kehamilan.
Zat Besi
Dengan peningkatan jumlah eritrosit, kebutuhan akan zat besi dalam proses produksi
hemoglobin meningkat. Bila suplemen zat besi tidak diberikan, kemungkinan akan
terjadi anemia defisiensi zat besi.
Kebutuhan zat besi pada paruh kedua kehamilan kira-kira 6 – 7 mg/hari. Bila suplemen zat
besi tidak tersedia, janin akan menggunakan cadangan zat besi maternal. Sehingga anemia
pada neonatus jarang terjadi; akan tetapi terjadi defisiensi zat besi berat pada ibu yang
dapat menyebabkan persalinan preterm, abortus, dan janin mati.
3)      Sel Darah Putih (Leukosit)
Selama kehamilan, terjadi kenaikan kadar leukosit dari 7.109 / l (dalam keadaan tidak
hamil), menjadi 10.5.109 / l. Peningkatan ini hampir semuanya disebabkan oleh peningkatan
sel PMN (polimorfonuclear). Pada saat inpartu, jumlah sel darah putih ini akan menjadi
semakin meningkat lagi.
Neutrofil
Nilai neutrofil meningkat pada trimester pertama dan terus naik sampai usia kehamilan 30
minggu. Aktivitas metabolik neutrofil dan fungsi fagositosis meningkat.
Limfosit
Jumlahnya tidak berubah, tetapi fungsinya berkurang.
  Trombosi
Pada kehamilan, terjadi thromobositopoeisis akibat kebutuhan yang meningkatkan
Kadar prostacyclin (PGI2), sebuah “platelet aggregation inhibitor” dan Thromboxane (A2),
sebuah perangsang aggregasi trombosit dan vasokonstriktor, meningkat selama kehamilan.
Nilai rata – rata trombosit selama awal kehamilan adalah 275.000 / mm3, dan
meningkat sampai 260.000 / mm3 pada minggu ke 35. Mean Platelet Size sedikit meningkat.
Peningkatan tersebut masih dalam batas yang normal.
Aktifitas trombosit meningkat pada trimester kedua dan trimester ketiga, dan kembali
normal pada 12 minggu postpartum.
b.      Pembekuan Darah
Kehamilan disebut sebagai hipercoagulable state, karena terjadinya peningkatan kadar
fibrinogen dan faktor pembekuan VII sampai X secara progresif (perlahan). Kadar fibrinogen,
dari 1,5 – 4,5 g/L (pada saat tidak hamil) meningkat dan sampai akhir kehamilan mencapai 4
– 6.5 g/L. Sintesa fibrinogen terus meningkat akibat meningkatnya penggunaan dalam
sirkulasi uteroplasenta atau sebagai akibat tingginya kadar estrogen.
Faktor II, V dan XI sampai XIII tidak berubah atau justru malah semakin menurun.
Nampaknya peningkatan resiko tromboemboli yang terkait dengan kehamilan lebih
diakibatkan oleh stasis vena dan kerusakan dinding pembuluh darah dibandingkan dengan
adanya perubahan faktor koagulasi itu sendiri.

You might also like