Professional Documents
Culture Documents
Kesimpulan Audit - Ptba - Praktik Pengauditan - Kelompok 5 - A3
Kesimpulan Audit - Ptba - Praktik Pengauditan - Kelompok 5 - A3
PRAKTIK PENGAUDITAN
AKTIVITAS DALAM MENCAPAI KESIMPULAN AUDIT YANG BERKUALITAS
PT BUKIT ASAM TBK (PTBA)
Dosen Pengampu: Bapak Baniady Gennody Pronosokodewo., M.Si., Ak.
Kelompok 5:
1. Rizki Dwi Septiani (19133100079)
2. Fadhillah Sahnaa (19133100094)
3. Anindya Damayanti (19133100107)
Kelas: A3
3. Control remediation
Pengendalian-pengendalian yang sudah diterapkan Perusahaan yaitu meliputi:
a. Manajemen telah membuat kebijakan untuk mengelola risiko nilai tukar mata uang asing
terhadap mata uang fungsional. Dalam hal ini, pada tanggal 31 Desember 2019, jika Rupiah
melemah/menguat sebesar 10% terhadap dolar AS dengan variabel lain konstan, laba setelah
pajak untuk tahun berjalan akan lebih tinggi/rendah sebesar Rp61,7 miliar, (31 Desember 2018:
Rp57,9 miliar) (nilai penuh).
b. Pada tanggal 31 Desember 2019, jika tingkat bunga atas pinjaman lebih tinggi/rendah 1% dan
variabel lain dianggap tetap, laba setelah pajak untuk tahun berjalan akan mengalami
penurunan atau kenaikan sebesar Rp1,6 miliar nilai penuh) (31 Desember 2018: Rp2,4 miliar)
(nilai penuh), terutama sebagai akibat tingginya beban bunga dari pinjaman dengan suku bunga
mengambang.
c. Pemantauan terhadap perubahan standar akuntansi yang berlaku yaitu PSAK dan ISAK.
D. ANALISIS TREND
Analisis Trend
Dilakukan untuk menguji kecenderungan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan PTBA.
Angka Indeks = (Tahun pembanding – tahun dasar)/tahun dasar x 100%
URAIAN 2018 2019 TREND
Kas 6.301.163 4.756.801 32,46%
Pendapatan 21.166.993 21.787.564 (2,85%)
Persediaan 1.551.135 1.383.064 12,15%
Piutang dagang 2.521.257 2.482.837 1,55%
Hutang Lancar 7.903.237 7.675.226 2,97%
Laba bersih tahun berjalan 5,121,112 4,040,394 26,75%
E. SIKLUS-SIKLUS
1. Siklus Pendapatan
a. Risiko
Risiko Bawaan (Inherent Risk)
Risiko bawaan yang penting terkait dengan transaksi pendapatan adalah waktu pengakuan
pendapatan. Pendapatan hanya dapat diakui pada saat direalisasi atau dapat direalisasikan dan
diperoleh. risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material dengan
tidak ada kebijakan dan prosedur struktur pengendalian internal yang terkait.
Pada PTBA untuk Realisasi pencapaian laba bersih (NPM) di bawah rencana. Dengan
adanya risiko tersebut terdapat upaya pengendalian yaitu Mengoptimalkan dan memonitor
pergerakan kurs dolar, suku bunga, valas terhadap dana dana idle cash yang ditempatkan pada
deposito, reksadana, obligasi (dalam rupiah dan dolar), Melakukan efisiensi biaya-biaya di
luar usaha.
Risiko Pengendalian (Control Risk)
Sebagai bagian dari pemahaman ini, auditor berfokus pada asersi yang relevan untuk
setiap akun dan mengidentifikasi pengendalian yang berhubungan dengan risiko untuk asersi
tersebut. Dalam audit terintegrasi atau dalam audit laporan keuangan saja di mana auditor
mengandalkan pengendalian, pemahaman ini akan digunakan untuk mengidentifikasi kontrol
penting yang perlu diuji.
Pada PT PTBA terdapat risiko yaitu Realisasi pendapatan usaha pada PT PTBA di
bawah rencana yang disebabkan oleh penjualan yang semakin menurun. Dalam hal ini upaya
yang dilakukan oleh perusahaan adalah Melakukan koordinasi dengan unit/satker terkait untuk
sinkronisasi produksi, angkutan dan penjualan, Meningkatkan volume kontrak penjualan
batubara spot yang potensi harga jualnya lebih tinggi, Melakukan negosiasi harga jual
batubara untuk mendapatkan harga yang terbaik, Melakukan pengawasan intensif terhadap
kualitas batubara dari front gali s/d dermaga/ pelabuhan.
Risiko Deteksi (Detection Risk)
Risiko ini mengacu pada risiko saat auditor gagal mendeteksi salah saji dan kesalahan
dalam laporan keuangan perusahaan dan akibatnya auditor mengeluarkan opini yang salah
atas laporan tersebut.
Pada PT PTBA untuk Realisasi volume penjualan batubara tidak tercapai sesuai
rencana. Upaya yang dilakukan adalah Melakukan koordinasi terpadu (task force) antara
PTBA dan PT KAI, Memastikan terealisasinya jadwal maintenance terencana terhadap
seluruh CHF dan kelengkapannya, Mengupayakan penyelesaian pembangunan infra-struktur
pengembangan Derti 5 Juta ton agar selesai sesuai rencana (Pebruari 2019: Perbaikan
Dermaga; Juli 2019: Pembangunan Sistem Penerimaan Baru), Konsultasi meminta
pendapat/arahan kepada Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara atas Permen ESDM
07/2017 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Logam dan Batubara.
b. Asersi
Asersi yang relevan dengan siklus pendapatan yaitu:
d. Kesimpulan
Pada PT PTBA untuk tahun 2019 tercatat pada pendapatan meningkat 2,93%
dibandingkan dengan pendapatan tahun 2018. Hal ini disebabkan seiring dengan
meningkatnya penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Penjualan produk batu bara PTBA
meningkat 12,56%. Kenaikan volume produksi batu bara PTBA tak lepas dari kebijakan
Pemerintah Indonesia yang menargetkan produksi tahun 2019 sebanyak 489,13 juta ton
dengan proyeksi pemenuhan kebutuhan konsumsi domestik sebanyak 128,04 juta ton atau
26,18%, dan sisanya untuk kebutuhan ekspor sebanyak 361,09 juta ton atau 73,82%.
b. Asersi
Asersi manajemen yang relevan dengan kas adalah sebagai berikut:
Asersi Pengujian Substantif Rincian Analisis pada PTBA
Keberadaan dan 1. Meninjau pencatatan kas PTBA Dari segi pencatatan dan
keterjadian— untuk memastikan besarnya kas informasi yang berkaitan
Saldo kas ada sudah sesuai dengan transaksi yang dengan kas dan setara kas
pada tanggal terjadi. sudah disajikan dengan baik
neraca. 2. Mengamati bukti-bukti transaksi oleh PTBA, namun untuk
yang ada guna melihat akan menelusuri alat dan segala
kebenaran jumlah kas. bukti yang ada tentu masih
3. Melakukan rekonsiliasi independen perlu dianalisis lebih dalam
dari saldo pada laporan bank dengan dan membutuhkan waktu lebih
saldo pada pembukuan perusahaan. lama.
4. Menelusuri alat yang digunakan
untuk transaksi, baik transaksi
dengan pencatatan manual atau
elektronik.
Kelengkapan— 1. Menanyakan kepada klien terkait Terkait prosedur substantif
Saldo kas riwayat transaksi yang terjadi di rinci pada asersi ini
mencakup semua PTBA. membutuhkan peninajuan
transaksi tunai 2. Melakukan pengamatan dan analisis secara langsung ke PTBA guna
yang telah terjadi terhadap bukti transaksi, kemudian membuktikan kebenarannya.
selama periode sinkronkan dengan laporan
tersebut. pencatatan kas untuk memastikan
kebenaran terjadinya transaksi.
3. Pilih sampel transaksi dan tinjau
untuk otorisasi dan kelengkapan
serta kebenaran pemrosesan yang
tepat.
Hak dan 1. Meninjau besarnya perolehan kas PTBA menyajikan informasi
kewajiban— dan piutang dari transaksi yang yang berkaitan dengan kas,
Perusahaan menjadi hak perusahaan. piutang, dan utang pada annual
memiliki hak atas 2. Meninjau pengeluaran kas yang report. Namun, terkait
akun kas pada terjadi dan utang untuk memastikan kebenaran diperlukan
tanggal neraca. kewajiban yang harus dipenuhi peninajuan lagi.
perusahaan.
Penilaian atau 1. Bandingkan arus kas dengan Kas yang dicatat oleh PTBA
alokasi— Saldo penjualan (arus kas sudah sesuai dengan
yang tercatat operasi/penjualan) dan profitabilitas perputaran penjualan dan
mencerminkan (arus kas operasi/laba bersih) untuk operasional perusahaan.
nilai ekonomi menemukan kebenaran dalam
sebenarnya dari pengalokasian/pengklasifikasian
aset tersebut. jenis transaksi.
2. Melakukan penelusuran proses
penerimaan kas mulai dari
penerimaan sampai dengan
penyusunan dokumen untuk
diproses guna memastikan
ketepatan pencatatan.
3. Menelaah laporan untuk transaksi
tunai yang tidak biasa seperti
transfer dana ke rekening lain,
penyetoran selain melalui proses
penerimaan kas biasa, dan
pengeluaran yang tidak diproses
melalui proses pengeluaran kas
biasa.
Penyajian dan 1. Konfirmasi ke lembaga keuangan di Laporan keuangan
pengungkapan— mana PTBA memiliki rekening kas konsolidasian PTBA telah
Kas atau hubungan lainnya. disusun berdasarkan Standar
diklasifikasikan 2. Melakukan wawancara dengan Akuntansi Keuangan di
dengan benar di pihak yang terkait dengan transaksi. Indonesia dan Peraturan yang
neraca dan 3. Mengkaji dan mengungkapkan ditetapkan oleh Otoritas Jasa
diungkapkan penyebab kas di tahun 2019 Keuangan (“OJK”) No.
dalam catatan atas mengalami penurunan. VIII.G.7 mengenai Pedoman
laporan keuangan. 4. Menelusuri standar pencatatan yang Penyajian Laporan Keuangan
berkaitan dengan kas, apakah
pencatatan sudah disajikan dengan
tepat dan akurat.
Asersi yang relevan dengan sekuritas yang diperdagangkan atau surat berharga yaitu:
Asersi Pengujian Substantif Rincian Analisis pada PTBA
Keberadaan dan 1. Memastikan pencatatan dan PTBA sudah menyajikan
keterjadian—Surat- pengelompokan surat berharga pada informasi terkait sekuritas
surat berharga ada perusahaan . yang diperdagangkan oleh
pada tanggal neraca. 2. Meninjau kebenaran surat berharga perusahaan dan terkait
yang sudah dicantumkan. pencatatan setiap kejadian
3. Melacak pencatatan transaksi surat yang berhubungan dengan
berharga perusahaan untuk sekuritas disajikan pada
memastikan bahwa transaksi benar- buku tahunan.
benar terjadi.
4. Melakukan uji pisah batas atas
penjualan sekuritas yang
diperdagangkan perusahaan dengan
penerimaan kas.
Kelengkapan— 1. Periksa surat berharga, apakah benar Audit ini perlu dilakukan
Saldo surat berharga adanya dan semua sudah terotorisasi secara langsung guna
mencakup semua dengan baik. memeriksa secara fisiknya.
transaksi surat 2. Melakukan pemeriksaaan terhadap Maka, untuk asersi ini
berharga yang telah dokumentasi otorisasi untuk pada PTBA belum bisa
terjadi selama pembelian dan penjualan surat dipastikan. Namun, terkait
periode tersebut. berharga tertentu selama tahun informasi kelengkapan
berjalan. saham yang
diperdagangkan di BEI
sudah dirangkum dengan
terstruktur oleh PTBA
yang disajikan pada
annual report.
Hak dan 1. Memeriksa dokumen yang dipilih Terkait pencatatan
kewajiban— untuk menentukan apakah ada pengakuan hak PTBA itu
Perusahaan memiliki pembatasan terhadap daya jual sudah ada pada annual
hak atas rekening sekuritas. report, namun untuk
surat berharga pada 2. Memastikan apakah pengakuan hak kebenaran dan ketepatan
tanggal neraca. yang dilakukan perusahaan itu sudah pengakuan tersebut
tepat. diperlukan penyelidikan
lebih dalam.
Penilaian atau 1. Menanyakan kepada dewan direksi Dilakukan dengan cara
alokasi—Saldo yang tentang pengawasan dewan terhadap observasi ke PTBA,
tercatat proses surat berharga dan memeriksa namun bisa juga dilakukan
mencerminkan nilai dokumentasi terkait. beberapa analisis rasio
ekonomi sebenarnya 2. Menanyakan kepada manajemen untuk PTBA.
dari aset tersebut. tentang prosesnya untuk menetapkan
penilaian surat berharga dan meninjau
dokumentasi terkait.
Penyajian dan Menentukan apakah sekuritas tersebut Pengkalsifikasian saham
pengungkapan— diklasifikasikan dengan benar, dan yang dimiliki PTBA sudah
Surat berharga bahwa setiap pembatasan dirangkum dengan baik,
diklasifikasikan penggunaannya diungkapkan dengan namun terkait kebenaran
dengan benar di tepat dalam catatan atas laporan dalam pengklasifikasian
neraca dan keuangan. tersebut masih diperlukan
diungkapkan dalam analisis lebih terperinci
catatan atas laporan lagi.
keuangan.
d. Kesimpulan
Utang obligasi pada PTBA tahun 2019 dikatakan kurang baik karena mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang meliputi
liabilitas sewa pembiayaan yang mengalami penurunan sebesar 8,7%, penghasilan bunga dari
penempatan obligasi yang mengalami penurunan begitu signifikan yakni 53,79%, dan
penerimaan bunga yang mengalami kenaikan. Selanjutnya terkait siklus ekuitas pemegang
saham pada PTBA terdapat beberapa faktor yang memengaruhinnya seperti adanya tambahan
modal disetor yang mengalami peningkatan, saham treasuri mengalami penurun yang begitu
signifikan, serta laba tahun berjalan yang juga mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan
bahwa ekuitas pemegang saham PTBA tahun 2019 tidak mampu dikelola dengan baik.
4. Siklus Persediaan Barang dan Jasa serta Utang Dagang (Sistem Akuisisi dan
Pembayaran)
a. Risiko
Risiko Bawaan (Inherent Risk)
Risiko ini merupakan risiko yang tidak dapat dipengaruhi oleh manajemen dan perusahaan
karena beberapa hal tidak dapat dikendalikan dan auditor tidak dapat menemukannya dalam
audit. Risiko ini berasal dari auditor yang tidak dapat mengidentifikasi risiko karena transaksi
memerlukan tingkat penilaian yang tinggi, kemungkinan besar perusahaan salah melaporkan
beberapa data untuk mengulangi kesalahan lagi, transaksi bisnis perusahaan rumit dan
melibatkan instrumen derivative. Komponen pada risiko bawaan meliputi:
• Berbagai macam (keanekaragaman) item yang ada dalam inventaris
• Volume aktivitas yang tinggi
• Metode penilaian akuntansi
• Pengindentifikasian persediaan usang dan menerapkan biaya atau pasar untuk menentukan
penilaian
• Risiko nilai tukar valas
• Persediaan sering dikembalikan oleh pelanggan, jadi harus berhati-hati untuk secara terpisah
mengidentifikasi barang dagangan yang dikembalikan, memeriksa kualitasnya, dan
mencatatnya pada nilai realisasi bersih
Risiko nilai tukar valuta asing terjadi dari waktu ke waktu. Risiko ini juga berdampak pada
PTBA, khususnya saat dilakukan pengadaan barang atau pembelian barang dari luar negeri dan
dalam skala yang lebih kecil, dari pengadaan rutin bahan baku pembantu impor misalnya filter,
perasa, serta suku cadang. Perseroan menghadapi risiko pergerakan suku bunga di pasar karena
suku bunga untuk setiap pinjaman ditetapkan pada tanggal penarikan dan perpanjangan
pinjaman tersebut.
a. Upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk memitigasi risiko gejolak nilai tukar valuta
asing yaitu Perseroan mempertahankan kebijakan untuk melakukan pendanaan dalam
Rupiah.
b. Risiko ini berjangka relatif pendek dan sebagian kecil dapat dikurangi dengan hasil
penjualan ekspor dalam mata uang asing. Dampak dari risiko nilai tukar valuta asing relatif
kecil jika dibandingkan dengan skala keuangan Perseroan secara keseluruhan.
Risiko Pengendalian (Control Risk)
Risiko ini mengacu pada risiko salah saji keuangan dan kesalahan dalam laporan
perusahaan karena perusahaan gagal mengendalikan pengendalian internalnya dengan baik.
Misalnya, manajemen tidak dapat mengontrol dan mencegah staf yang tidak melakukan
transaksi sejak awal. Sumber risiko ini adalah manajemen yang gagal memastikan pemisahan
tugas, manajemen tidak dapat menanamkan pengendalian internal yang baik dan benar dalam
pelaporan keuangan, manajemen tidak menerapkan budaya pengarsipan dan dokumentasi yang
tepat. Komponen risiko pengendalian yang memuat akuisisi pembayaran ini meliputi:
• Risiko salah saji material
• Dokumen bukti pembayaran fiktif (pengeluaran fiktif)
• Otorisasi Pembayaran dan Pembelian
Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak
mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Perbedaan antara
jumlah nilai tercatat kepentingan nonpengendali yang disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang
diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas yang dapat diatribusikan pada
pemilik entitas induk.
b. Asersi
Asersi yang relevan dengan persediaan barang dan jasa yaitu:
Keberadaan dan Melakukan uji pisah batas atas pembelian dan pengeluaran kas
Keterjadiaan
Penilaian atau Alokasi Verifikasi akurasi matematis dari akun-akun tersebut, dan
menyetujuinya ke buku besar dan pendukungnya lalu
didokumentasikan.
d. Kesimpulan
Persediaan pada PT PTBA tahun 2019 sebesar Rp1,38 triliun, turun 10,84% dibandingkan
Persediaan tahun 2018 sebesar Rp1,55 triliun. Penurunan terhadap tahun sebelumnya
disebabkan oleh menurunnya persediaan batu bara sebesar 15%, sebagai akibat peningkatan
volume penjualan sebesar 13%, serta penurunan atas persediaan sawit. Pada tahun 2019 untuk
kas bersih menurun seiring dengan persediaan yang juga menurun. Penurunan ini terutama
disebabkan penurunan pada penerimaan pelanggan sebesar Rp1,98 triliun dan kenaikan pada
pembayaran kepada pemasok dan karyawan Rp2,19 triliun.
b. Asersi
Asersi manajemen yang relevan dengan aset berumur panjang adalah sebagai berikut.
d. Kesimpulan
Dari hasil analisis trend, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat akun yang mengalami
perubahan. Kas mengalami penurunan, hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan pembayaran
kas kepada pemasok. Aset tetap mengalami kenaikan 11,07%, akan tetapi depresiasi juga
mengalami kenaikan yang lebih besar dan akan sangat berpengaruh pada nilai aset tetap.
Perubahan dalam pola pemakaian dan tingkat perkembangan teknologi dapat memengaruhi
masa manfaat ekonomis serta nilai sisa dari aset tetap. Masa manfaat, nilai residu dan metode
penyusutan aset tetap ditelaah setiap periode pelaporan dan pengaruh dari setiap perubahan
estimasi akuntansi tersebut berlaku prospektif. Laba PT Bukit Asam juga mengalami
penurunan yang sangat signifikan, salah satu yang sangat berpengaruh atas kerugian tersebut
yaitu kerugian penurunan nilai goodwill.
DAFTAR PUSTAKA