You are on page 1of 19

MAKALAH

BALOK BAJA

Oleh:
KELOMPOK 4
Anggota:
1. ARSIL ARSANDI (202010107)
2. FALDYANGSA (202010044)
3. AL KASYAF NUR (202010073)
4. ARRAJAB JABAL ANHAR (202210055)
5. MUH. ZULKIFLI THALIB (202010045)
6. ARSAL (202010082)
7. IDUL FITRAH (202210107)
8. MUHRIM (202010046)
9. INDRA LESMANA S. (202010083)
10. GERREN REYNALDI (202210110)
11. LA ODE WIWIN HENDRAWAN (202010051)
12. RANDA PRATAMA (202210117)
13. TRISNO SAPUTRA (202010069)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akademik dalam rangka memenuhi
persyaratan mata kuliah Baja II yang kami ambil pada semester ini.
Dalam dunia pendidikan, makalah merupakan salah satu bentuk tulisan
ilmiah yang bertujuan untuk mendalami dan mengkaji suatu topik secara lebih
mendalam. Makalah ini membahas topik Balok Baja yang memiliki signifikansi
dan relevansi dalam bidang studi kami.
Penyusunan makalah ini didasarkan referensi-referensi yang relevan dan
terpercaya. Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang topik yang dibahas serta memberikan kontribusi positif dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami
yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan masukan berharga dalam
penyusunan makalah ini. Dukungan dan dorongan dari teman-teman serta
keluarga juga kami hargai yang turut memberikan semangat dalam perjalanan
kami menyelesaikan tugas ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki keterbatasan dan
kekurangan tertentu. Oleh karena itu, kami terbuka dan mengapresiasi setiap
masukan dan saran konstruktif dari pembaca sebagai upaya kami untuk terus
meningkatkan kualitas karya ilmiah kami di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi
yang positif dalam pemahaman dan pengembangan bidang studi Baja II. Kami
berharap pembaca dapat menikmati membaca makalah ini sekaligus mendapatkan
wawasan yang berharga. Terima kasih.
Kendari, 28 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Dasar Balok Baja
1. Teori Elastisitas
2. Distribusi Beban
3. Strain dan Stress
4. Modul Elastisitas
5. Beban yang Bekerja pada Balok
6. Keandalan dan Faktor Keamanan
B. Metode Perhitungan Balok Baja
1. Metode Elastis Linear (Elastic Linear Method)
2. Metode Elemen Hingga (Finite Element Method)
3. Metode Batas (Limit State Method)
4. Metode Desain Berdasarkan Kode
C. Pemilihan Dimensi Balok Baja
D. Analisis Beban Balok Baja
E. Faktor Kegagalan Dan Keandalan Struktur Balok Baja
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia konstruksi, balok baja memiliki peran yang sangat penting
sebagai elemen struktural dalam membangun bangunan yang kuat dan tahan
terhadap beban-beban yang bekerja. Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki dan
menganalisis secara mendalam mengenai balok baja, baik dari segi desain,
kekuatan, keandalan, maupun aplikasi dalam praktek konstruksi.
Salah satu alasan pentingnya penelitian mengenai balok baja adalah karena
penggunaannya yang luas dalam berbagai jenis bangunan, mulai dari gedung
perkantoran, jembatan, pabrik, hingga struktur baja lainnya. Pemahaman yang
mendalam tentang karakteristik balok baja akan memberikan wawasan yang lebih
baik dalam merancang dan mengkonstruksi bangunan yang aman dan efisien.
Selain itu, perkembangan teknologi dan inovasi dalam industri baja terus
berkembang. Penelitian mengenai balok baja memainkan peran kunci dalam
mendorong kemajuan desain struktur yang lebih efisien, penggunaan material
yang optimal, serta metode fabrikasi yang lebih canggih. Dengan demikian,
penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas
dan keandalan struktur bangunan yang menggunakan balok baja.
Selain itu, perhatian terhadap aspek keberlanjutan dan dampak lingkungan
juga semakin meningkat. Dalam konteks ini, penelitian tentang balok baja juga
dapat mencakup aspek keberlanjutan, seperti penggunaan baja daur ulang dan
metode konstruksi yang ramah lingkungan. Hal ini akan memberikan solusi yang
lebih berkelanjutan dan berkontribusi pada upaya perlindungan lingkungan.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, makalah ini juga berfungsi sebagai
sarana pembelajaran dan peningkatan pengetahuan bagi mahasiswa, insinyur, dan
profesional di bidang konstruksi. Dengan mempelajari dan memahami prinsip-
prinsip dasar, metode analisis, dan aplikasi praktis balok baja, kita dapat
mengasah kemampuan dalam merancang, membangun, dan memelihara struktur
baja yang aman dan efisien.
Dalam penelitian ini, kami akan menggali berbagai aspek terkait balok baja,
mulai dari teori dasar, metode perhitungan, pemilihan dimensi, analisis beban,
hingga pemahaman tentang faktor kegagalan dan keandalan struktur. Dengan
demikian, diharapkan makalah ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan
dalam bidang studi balok baja dan membantu pengembangan pengetahuan yang
lebih baik dalam bidang konstruksi.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang latar belakang balok baja ini, kita
dapat mengakui pentingnya penelitian dan pengembangan yang terus-menerus
dilakukan dalam bidang ini. Melalui makalah ini, diharapkan informasi yang
disajikan dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi komunitas akademik,
profesional, dan industri dalam mengembangkan dan memanfaatkan potensi balok
baja secara optimal.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
a. Bagaimana teori dasar mengenai balok baja?
b. Bagaimana metode perhitungan balok baja?
c. Bagaimana pemilihan dimensi balok baja?
d. Bagaimana analisis beban balok baja?
e. Apa saja faktor kegagalan dan keandalan struktur balok baja?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui teori dasar balok baja.
b. Untuk mengetahui metode perhitungan balok baja.
c. Untuk mengetahui pemilihan dimensi balok baja.
d. Untuk mengetahui analisis beban balok baja.
e. Untuk mengetahui faktor kegagalan dan keandalan struktur balok baja.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Dasar Balok Baja

Gambar 1.1: Balok Baja


Sumber: https://wira.co.id/baja-wf/

Balok baja merupakan salah satu elemen struktural yang umum digunakan
dalam konstruksi bangunan. Untuk memahami dasar-dasar balok baja, terdapat
beberapa teori dasar yang perlu dipahami, antara lain:
1. Teori Elastisitas
Teori ini mendasarkan pada asumsi bahwa baja adalah bahan yang elastis.
Artinya, balok baja akan mengalami deformasi elastis saat diberi beban dan
akan kembali ke bentuk aslinya setelah beban dihilangkan. Dalam teori
elastisitas, hukum Hooke digunakan untuk menggambarkan hubungan antara
gaya (beban) yang bekerja pada balok dan deformasi yang terjadi.
2. Distribusi Beban
Teori ini menjelaskan tentang bagaimana beban yang bekerja pada balok
didistribusikan ke seluruh panjang balok. Distribusi beban dapat bersifat
seragam (uniform) atau non-seragam (non-uniform) tergantung pada
karakteristik beban yang bekerja pada balok. Distribusi beban yang tidak
seragam dapat menyebabkan variasi tegangan dan deformasi di sepanjang
panjang balok.
3. Strain dan Stress
Strain (regangan) dan stress (tegangan) adalah parameter-parameter penting
dalam analisis balok baja. Strain menggambarkan perubahan dimensi balok
akibat beban yang bekerja, sedangkan stress menggambarkan distribusi
tegangan di dalam balok akibat beban. Hubungan antara strain dan stress
dijelaskan melalui hukum Hooke yang menyatakan bahwa tegangan sebanding
dengan regangan.
4. Modul Elastisitas
Modul elastisitas atau modulus Young adalah parameter material yang
menggambarkan kekakuan atau kekakuan balok baja. Modul elastisitas
digunakan dalam perhitungan tegangan dan deformasi balok baja. Nilai modul
elastisitas bergantung pada jenis baja yang digunakan.
5. Beban yang Bekerja pada Balok
Analisis balok baja juga melibatkan pemahaman tentang berbagai beban yang
dapat bekerja pada balok. Beban-beban tersebut dapat berupa beban mati
(berat sendiri balok), beban hidup (beban yang bervariasi seiring waktu),
beban angin, gempa, dan beban lainnya yang relevan sesuai dengan jenis
bangunan yang dirancang.
6. Keandalan dan Faktor Keamanan
Dalam perancangan balok baja, faktor keamanan dan keandalan sangat
penting. Faktor keamanan digunakan untuk memberikan margin keselamatan
terhadap beban-beban yang diperhitungkan dan ketidakpastian dalam analisis
struktur. Nilai faktor keamanan ditentukan berdasarkan standar dan kode
perencanaan yang berlaku.
Memahami teori dasar balok baja menjadi landasan penting dalam analisis,
desain, dan perhitungan struktur baja. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek
ini, insinyur dan perancang struktur dapat merancang balok baja yang efisien,
kuat, dan aman sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang berlaku.
B. Metode Perhitungan Balok Baja
Ada beberapa metode perhitungan yang umum digunakan dalam analisis dan
perancangan balok baja. Beberapa metode tersebut antara lain:
1. Metode Elastis Linear (Elastic Linear Method)
Metode ini merupakan metode dasar yang menggunakan asumsi bahwa balok
baja berada dalam kondisi elastis-linear, yaitu deformasi balok masih berada
dalam rentang elastis dan tegangan-tegangan yang terjadi masih proporsional
dengan regangan. Metode ini melibatkan perhitungan tegangan, regangan,
momen lentur, dan gaya geser dalam balok berdasarkan hukum Hooke dan
prinsip kesetimbangan.
Metode Elastis Linear (Elastic Linear Method) adalah salah satu metode yang
digunakan dalam analisis struktur untuk memprediksi respons dan perilaku
balok baja yang mengalami beban tertentu. Metode ini didasarkan pada
asumsi bahwa balok tersebut berperilaku secara elastis linier, artinya balok
akan kembali ke bentuk semula setelah beban diberikan, dan deformasi balok
berbanding lurus dengan gaya yang bekerja padanya.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menggunakan Metode Elastis
Linear pada balok baja:
a) Identifikasi geometri dan sifat material balok baja: Langkah pertama
adalah mengumpulkan informasi mengenai dimensi geometri balok,
seperti panjang, lebar, dan tinggi. Selain itu, sifat-sifat material balok
juga harus diketahui, seperti modulus elastisitas (E) dan momen
inersia (I) dari profil baja yang digunakan.
b) Aplikasikan beban pada balok: Tentukan jenis dan lokasi beban yang
akan diterapkan pada balok. Beban dapat berupa beban titik, beban
terdistribusi, atau kombinasi dari keduanya. Pastikan untuk
menentukan nilai beban yang akurat dan mengikuti standar desain
yang berlaku.
c) Hitung reaksi dan gaya dalam balok: Gunakan prinsip keseimbangan
untuk menghitung reaksi-reaksi pada titik-titik penopang balok.
Selanjutnya, gunakan persamaan keseimbangan untuk menghitung
gaya-gaya dalam balok, seperti gaya geser, momen lentur, dan gaya
aksial.
d) Hitung deformasi balok: Gunakan persamaan elastisitas linear yang
relevan untuk menghitung deformasi balok akibat beban yang bekerja.
Misalnya, untuk balok dalam lentur sederhana dengan beban terpusat,
dapat digunakan persamaan M = E * I * (d²y/dx²), di mana M adalah
momen lentur, E adalah modulus elastisitas, I adalah momen inersia, y
adalah defleksi balok, dan x adalah posisi pada balok.
e) Evaluasi tegangan dan regangan: Gunakan persamaan yang relevan
untuk menghitung tegangan dan regangan dalam balok. Misalnya,
tegangan dalam balok dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sigma = M * y / I, di mana sigma adalah tegangan, M adalah momen
lentur, y adalah jarak dari sumbu netral, dan I adalah momen inersia.
f) Verifikasi keandalan struktur: Setelah menghitung tegangan dan
regangan, bandingkan nilai-nilai tersebut dengan batas kekuatan dan
keandalan yang ditetapkan oleh standar desain. Pastikan bahwa
tegangan dan regangan yang dihasilkan berada dalam batas yang aman
dan sesuai dengan persyaratan desain.
Metode Elastis Linear memberikan pendekatan yang cukup akurat dalam
memprediksi perilaku balok baja yang mengalami beban statis. Namun, perlu
diingat bahwa metode ini hanya berlaku untuk balok yang berperilaku elastis
linier dan tidak mempertimbangkan faktor kegagalan seperti deformasi plastis
atau kegagalan struktural
2. Metode Elemen Hingga (Finite Element Method)
Metode ini merupakan pendekatan numerik yang lebih kompleks dan akurat
untuk menganalisis balok baja. Dalam metode ini, balok dipecah menjadi
elemen-elemen kecil yang kemudian dianalisis secara terpisah. Setelah itu,
perhitungan tegangan, regangan, momen lentur, dan gaya geser dilakukan
berdasarkan sifat-sifat material dan hubungan antara elemen-elemen tersebut.
Metode elemen hingga sering digunakan dalam analisis struktur yang lebih
kompleks dan mempertimbangkan efek non-linear seperti deformasi plastis.
Metode Elemen Hingga (Finite Element Method, FEM) adalah suatu teknik
numerik yang digunakan untuk menganalisis struktur dan sistem fisik
kompleks. Metode ini dapat diterapkan untuk berbagai jenis material,
termasuk baja.
Untuk menganalisis balok baja menggunakan metode elemen hingga,
langkah-langkah umum yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Pembagian domain: Balok baja akan dibagi menjadi elemen-elemen
yang lebih kecil. Elemen ini biasanya berbentuk segmen linear atau
kuadratik, seperti elemen bilinear atau biquadratic.
b) Penentuan sifat material: Sifat-sifat material balok baja perlu
ditentukan, seperti modulus elastisitas, koefisien Poisson, dan
kekuatan tarik. Data ini dapat diperoleh dari literatur atau pengujian
eksperimental.
c) Penentuan kondisi batas: Kondisi batas harus ditentukan untuk
memodelkan perilaku balok baja secara realistis. Ini termasuk batasan
deformasi, perpindahan, atau gaya yang diberikan pada balok.
d) Penyusunan matriks kekakuan: Untuk setiap elemen, matriks
kekakuan lokal akan disusun berdasarkan sifat-sifat material yang
ditentukan sebelumnya. Matriks ini menggambarkan respons
struktural lokal dari elemen saat diberikan beban.
e) Penyusunan matriks global: Matriks kekakuan lokal kemudian akan
digabungkan untuk membentuk matriks kekakuan global balok baja.
Hal ini melibatkan transformasi matriks kekakuan lokal sesuai dengan
hubungan antara elemen-elemen yang berdekatan.
f) Penyelesaian persamaan: Dengan menggunakan matriks kekakuan
global dan kondisi batas yang ditentukan sebelumnya, persamaan
struktural diselesaikan untuk menghitung respons balok baja terhadap
beban yang diberikan. Metode seperti metode eliminasi Gauss atau
metode iteratif dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan.
g) Analisis hasil: Setelah persamaan diselesaikan, hasilnya dapat
dianalisis untuk mendapatkan informasi seperti deformasi, tegangan,
dan kekuatan balok baja.
Metode Elemen Hingga adalah alat yang kuat untuk menganalisis balok baja
dan struktur lainnya. Dengan menggunakan pendekatan ini, kita dapat
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang perilaku dan respons
struktural balok baja di bawah beban yang berbeda.
3. Metode Batas (Limit State Method)
Metode ini merupakan pendekatan yang lebih modern dalam perancangan
balok baja. Metode batas didasarkan pada pemahaman bahwa struktur tidak
boleh melebihi batas kegagalan tertentu yang telah ditetapkan untuk kriteria
kekuatan, kekakuan, atau kenyamanan. Metode ini memperhitungkan faktor
keamanan dan berbagai kombinasi beban yang mungkin terjadi dalam analisis
struktur.
Metode Batas, atau yang dikenal juga sebagai Limit State Method, adalah
salah satu metode yang digunakan dalam perancangan struktur baja, termasuk
balok baja. Metode ini didasarkan pada konsep bahwa struktur harus tetap
aman dan berkinerja baik dalam batas-beban tertentu. Metode Batas mengacu
pada dua batasan utama dalam desain struktur baja: Batas Kekuatan (Strength
Limit State) dan Batas Ketahanan (Serviceability Limit State).
a) Batas Kekuatan (Strength Limit State): Batas kekuatan adalah kondisi
dimana struktur mencapai kekuatan maksimumnya dan tidak boleh
mengalami kegagalan. Pada desain balok baja, beberapa batas
kekuatan yang perlu dipertimbangkan antara lain:
 Batas Kekuatan Tarik (Tension Strength Limit): Balok baja harus
mampu menahan gaya tarik maksimum yang diberikan oleh beban
yang bekerja pada balok.
 Batas Kekuatan Tekan (Compression Strength Limit): Balok baja
harus mampu menahan gaya tekan maksimum yang diberikan oleh
beban yang bekerja pada balok.
 Batas Kekuatan Lentur (Bending Strength Limit): Balok baja
harus mampu menahan momen lentur yang dihasilkan oleh beban
yang bekerja pada balok.
b) Batas Ketahanan (Serviceability Limit State): Batas ketahanan
berkaitan dengan kinerja struktur dalam hal deformasi, getaran, dan
kebocoran. Beberapa batas ketahanan yang perlu dipertimbangkan
dalam desain balok baja antara lain:
 Batas Ketahanan Deformasi (Deformation Limit): Balok baja
harus mampu mempertahankan deformasi dalam batas yang dapat
diterima agar tidak terjadi kerusakan struktural atau
ketidaknyamanan pengguna.
 Batas Ketahanan Getaran (Vibration Limit): Balok baja harus
mampu menahan getaran yang dihasilkan oleh beban dinamis
untuk menjaga kenyamanan dan keamanan struktur.
 Batas Ketahanan Kelebihan Karat (Corrosion Limit): Balok baja
harus memiliki lapisan perlindungan yang cukup untuk mencegah
korosi yang dapat merusak struktur.
Dalam metode batas, desain balok baja melibatkan analisis beban yang
diterima oleh balok dan penentuan dimensi serta pemilihan baja yang sesuai
untuk memenuhi batasan kekuatan dan ketahanan yang telah ditentukan. Ini
melibatkan perhitungan yang cermat menggunakan prinsip-prinsip mekanika
struktur dan standar desain yang berlaku, seperti Standar Desain Baja
Struktural Amerika (American Structural Steel Design Standard).
Penting untuk mengacu pada standar desain terbaru yang diterbitkan oleh
lembaga standar seperti American Institute of Steel Construction (AISC) di
Amerika Serikat atau standar desain serupa di negara lain, karena mereka
memberikan pedoman yang komprehensif dan mutakhir untuk desain struktur
baja yang aman dan efisien.
4. Metode Desain Berdasarkan Kode
Setiap negara atau wilayah memiliki kode perencanaan dan standar desain
yang mengatur perhitungan dan persyaratan untuk balok baja. Metode ini
mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam kode-kode
tersebut, seperti perhitungan beban, dimensi balok, penggunaan faktor
keamanan, dan persyaratan kekuatan material. Metode desain berdasarkan
kode penting untuk memastikan bahwa balok baja memenuhi persyaratan
keamanan dan standar yang berlaku.
Metode desain berdasarkan kode pada balok baja umumnya mengacu pada
standar desain struktur baja yang ditetapkan oleh organisasi atau lembaga
standar terkait. Beberapa contoh standar yang umum digunakan adalah:
a) American Institute of Steel Construction (AISC) - Manual of Steel
Construction: Standar desain struktur baja yang umum digunakan di
Amerika Serikat.
b) Eurocode: Standar desain struktur baja yang digunakan di negara-
negara Uni Eropa.
c) British Standards (BS): Standar desain struktur baja yang digunakan
di Inggris.
d) Australian/New Zealand Standards (AS/NZS): Standar desain struktur
baja yang digunakan di Australia dan Selandia Baru.
e) Canadian Standards Association (CSA): Standar desain struktur baja
yang digunakan di Kanada.
Metode desain berdasarkan kode pada balok baja melibatkan langkah-langkah
berikut:
a) Mengumpulkan data dan informasi yang relevan, seperti beban yang
akan diterima oleh balok, jenis baja yang digunakan, dan kondisi batas
lainnya.
b) Menghitung momen lentur yang dihasilkan oleh beban yang bekerja
pada balok.
c) Memilih bentuk dan ukuran balok yang sesuai berdasarkan momen
lentur yang dihitung. Pemilihan ini harus memenuhi persyaratan
kekuatan dan kekakuan yang ditetapkan dalam kode desain yang
digunakan.
d) Memeriksa kekuatan balok dengan membandingkan momen lentur
yang dihasilkan dengan kapasitas momen lentur yang diizinkan oleh
kode desain. Jika momen lentur yang dihasilkan melebihi kapasitas
momen lentur yang diizinkan, perlu dilakukan penyesuaian ukuran
balok.
e) Memeriksa deformasi balok untuk memastikan bahwa deformasi yang
dihasilkan tidak melebihi batas yang ditetapkan oleh kode desain. Jika
deformasi melebihi batas tersebut, perlu dilakukan perubahan pada
ukuran balok.
f) Memeriksa hubungan antara balok dan sambungannya, serta
memastikan bahwa sambungan tersebut memenuhi persyaratan
kekuatan, kekakuan, dan ketahanan yang ditetapkan oleh kode desain.
g) Membuat gambar detail balok baja yang mencakup semua informasi
dan spesifikasi yang diperlukan untuk konstruksi.
Penting untuk selalu mengacu pada kode desain yang berlaku di wilayah atau
negara Anda karena persyaratan dan metode desain dapat bervariasi.
Konsultasikan dengan insinyur struktur atau profesional terkait untuk
memastikan bahwa desain balok baja Anda sesuai dengan standar yang
berlaku.
Dalam prakteknya, metode-metode perhitungan di atas sering digunakan
secara kombinasi untuk mendapatkan hasil analisis dan perancangan yang lebih
akurat dan sesuai dengan kondisi nyata. Penting untuk mengikuti pedoman dan
ketentuan yang berlaku dalam penggunaan metode perhitungan balok baja untuk
memastikan keamanan, kekuatan, dan keandalan struktur yang dirancang.
C. Pemilihan Dimensi Balok Baja
Pemilihan dimensi balok baja merupakan salah satu aspek penting dalam
perancangan struktur. Dimensi balok yang tepat harus dipilih untuk memastikan
bahwa balok mampu menahan beban-beban yang bekerja pada struktur dengan
aman dan efisien. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan dimensi balok baja:
1. Beban yang Bekerja
Pertama-tama, perlu diketahui jenis dan besaran beban yang akan bekerja
pada balok. Ini termasuk beban mati (berat sendiri balok), beban hidup
(misalnya, beban orang, perabotan), beban angin, gempa, dan beban lainnya
yang relevan dengan jenis bangunan yang dirancang. Dalam memilih dimensi
balok, beban-beban ini harus diperhitungkan dan harus ada kelebihan daya
dukung balok yang memadai untuk menahan beban-beban tersebut.
2. Batasan Ketegangan
Setiap jenis baja memiliki batasan ketegangan yang diperbolehkan sesuai
dengan standar dan kode perencanaan yang berlaku. Pemilihan dimensi balok
harus memastikan bahwa tegangan maksimum dalam balok tidak melebihi
batasan ketegangan yang ditetapkan. Ini melibatkan perhitungan momen
lentur maksimum yang terjadi dalam balok dan membandingkannya dengan
batas ketegangan yang diizinkan untuk material baja yang digunakan.
3. Kekakuan dan Lateral Torsional Buckling (LTB)
Dimensi balok juga harus dipilih dengan mempertimbangkan kekakuan balok
dan potensi terjadinya lateral torsional buckling (LTB). Kekakuan balok yang
cukup penting untuk memastikan bahwa balok mampu menahan momen
lentur yang diterapkan tanpa mengalami deformasi yang berlebihan. Selain
itu, LTB adalah fenomena kegagalan yang dapat terjadi pada balok panjang
dengan momen lentur yang signifikan. Dimensi balok harus dipilih untuk
mencegah terjadinya LTB dan memastikan kestabilan balok.
4. Ketersediaan Dimensi Standar
Dalam praktiknya, pemilihan dimensi balok juga tergantung pada
ketersediaan dimensi standar yang tersedia di pasaran. Umumnya, produsen
baja menyediakan balok dengan dimensi yang sudah ditentukan dan umum
digunakan. Pemilihan dimensi standar dapat memudahkan dalam hal
pengadaan material dan konstruksi.
5. Pertimbangan Ekonomi
Selain faktor-faktor teknis, pertimbangan ekonomi juga penting dalam
pemilihan dimensi balok. Pemilihan dimensi yang efisien secara struktural
dan material dapat membantu mengoptimalkan penggunaan bahan dan
mengurangi biaya konstruksi secara keseluruhan.
Pemilihan dimensi balok baja adalah proses yang kompleks yang
membutuhkan perhitungan dan analisis yang cermat. Biasanya, insinyur dan
perancang struktur menggunakan software dan alat bantu perhitungan khusus
untuk memastikan pemilihan dimensi balok yang tepat. Kode perencanaan dan
standar desain yang berlaku juga harus diikuti untuk memastikan keamanan dan
keandalan struktur yang dirancang.
D. Analisis Beban Balok Baja
Analisis beban pada balok baja melibatkan penentuan dan evaluasi beban-
beban yang bekerja pada balok. Beban-beban ini harus dipahami dan
diperhitungkan dengan cermat untuk memastikan bahwa balok dapat menahan
beban dengan aman dan efisien. Berikut adalah beberapa tahapan dalam analisis
beban pada balok baja:
1. Identifikasi Jenis Beban
Langkah pertama adalah mengidentifikasi jenis beban yang akan bekerja pada
balok. Beban dapat dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk beban mati
(berat sendiri balok), beban hidup (misalnya, beban orang, perabotan), beban
angin, gempa, dan beban lainnya yang relevan dengan jenis bangunan yang
dirancang. Setiap jenis beban memiliki karakteristik dan parameter yang
berbeda.
2. Perhitungan Beban
Setelah jenis beban diidentifikasi, langkah berikutnya adalah melakukan
perhitungan beban. Beban mati dapat dihitung berdasarkan berat sendiri balok
dan elemen struktural lainnya. Beban hidup dapat dihitung berdasarkan
standar dan kode perencanaan yang berlaku, seperti beban hidup minimum
yang diizinkan untuk bangunan tertentu. Beban angin dan gempa harus
diperhitungkan berdasarkan lokasi geografis dan karakteristik bangunan.
3. Kombinasi Beban
Selanjutnya, kombinasi beban harus ditentukan. Beban pada balok bisa
bersifat statis (tetap) atau dinamis (berubah seiring waktu). Dalam analisis
beban, perlu diketahui bagaimana beban-beban ini berinteraksi dan
dikombinasikan. Kode perencanaan sering menyediakan kombinasi beban
yang harus diperhitungkan, termasuk kombinasi beban terburuk atau kritis.
4. Diagram Beban
Setelah perhitungan beban selesai, langkah selanjutnya adalah membuat
diagram beban. Diagram ini akan menunjukkan distribusi beban pada balok,
termasuk beban terpusat, beban merata, dan beban yang bervariasi sepanjang
panjang balok. Diagram beban memungkinkan pemahaman visual tentang
beban yang bekerja pada balok dan membantu dalam analisis lebih lanjut.
5. Analisis Struktural
Setelah beban-beban teridentifikasi dan perhitungan beban dilakukan,
langkah terakhir adalah melakukan analisis struktural pada balok baja.
Analisis ini melibatkan perhitungan momen lentur, gaya geser, dan tegangan
dalam balok berdasarkan beban yang bekerja. Metode perhitungan yang
digunakan, seperti metode elastis linear atau metode elemen hingga, akan
memungkinkan perhitungan yang lebih rinci dan akurat.
Dalam melakukan analisis beban balok baja, penting untuk mengacu pada
kode perencanaan dan standar desain yang berlaku. Kode perencanaan
memberikan pedoman yang jelas tentang jenis beban yang harus diperhitungkan,
faktor keamanan, dan kombinasi beban yang harus digunakan. Dalam praktiknya,
penggunaan software dan alat bantu perhitungan juga dapat membantu dalam
melakukan analisis beban yang lebih kompleks.
E. Faktor Kegagalan Dan Keandalan Struktur Balok Baja
Dalam perancangan struktur balok baja, penting untuk mempertimbangkan
faktor kegagalan dan keandalan struktur. Faktor kegagalan mengacu pada
berbagai kondisi yang dapat menyebabkan kegagalan struktural, sedangkan
keandalan struktur mengacu pada kemampuan struktur untuk menjalankan
fungsinya dengan tingkat keamanan yang memadai. Berikut adalah beberapa
faktor kegagalan dan keandalan yang harus dipertimbangkan:
1. Kegagalan Lengkung (Bending Failure)

Gambar 1.2: Konstruksi Pelengkung Atap Baja


Sumber : https://sipil.uma.ac.id/

Kegagalan lengkung adalah kegagalan yang terjadi ketika momen lentur yang
bekerja pada balok melebihi kapasitas daya dukungnya. Ini dapat
mengakibatkan retak, deformasi permanen, atau bahkan patahnya balok.
Pemilihan dimensi balok, pemilihan bahan dengan kekuatan yang memadai,
dan pemilihan faktor keamanan yang sesuai diperlukan untuk mencegah
kegagalan lengkung.
2. Kegagalan Geser (Shear Failure)
Gambar 1.3: Kegagalan geser
Sumber: https://www.facebook.com/dtsipil/photos/

Kegagalan geser terjadi ketika gaya geser yang bekerja pada balok melebihi
kapasitas daya dukungnya. Ini dapat mengakibatkan retak geser pada balok
atau bahkan patahnya balok. Keandalan struktur terhadap kegagalan geser
dapat ditingkatkan melalui desain yang tepat, termasuk penggunaan pengaku
(web stiffener) atau peningkatan dimensi balok pada bagian yang rentan
terhadap kegagalan geser.
3. Kegagalan Lentur-Lengkung (Flexural-Torsional Failure)
Kegagalan lentur-lengkung terjadi ketika momen lentur dan momen torsi
yang bekerja pada balok melebihi kapasitas daya dukungnya. Kegagalan ini
sering terjadi pada balok panjang dengan momen lentur signifikan. Analisis
yang komprehensif dan pemilihan dimensi balok yang tepat harus dilakukan
untuk menghindari kegagalan lentur-lengkung.
4. Kegagalan Deformasi (Deformation Failure)
Kegagalan deformasi terjadi ketika deformasi pada balok melebihi batas yang
dapat diterima atau menyebabkan kerusakan struktural lainnya. Pemilihan
bahan yang memiliki sifat deformasi yang memadai dan pemodelan yang
akurat dalam analisis struktural diperlukan untuk menghindari kegagalan
deformasi.
5. Kegagalan Kekakuan (Stiffness Failure)
Kegagalan kekakuan terjadi ketika kekakuan balok tidak memenuhi
persyaratan fungsional atau struktural yang ditetapkan. Hal ini dapat
mengakibatkan ketidakstabilan struktur atau tidak berfungsinya sistem
struktural. Analisis yang tepat untuk menentukan kekakuan balok dan
pemilihan dimensi serta tipe profil balok yang tepat penting untuk mencegah
kegagalan kekakuan.
Selain faktor-faktor kegagalan tersebut, perlu juga dipertimbangkan faktor
keandalan struktur. Keandalan struktur mencakup margin keselamatan yang
diterapkan melalui penggunaan faktor keamanan dalam perancangan dan
pengujian struktur. Faktor keamanan ini memperhitungkan ketidakpastian dalam
perhitungan beban, sifat material, kondisi konstruksi, dan faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi kinerja struktur. Tujuannya adalah memastikan bahwa
struktur mampu menahan beban dan menghadapi kondisi eksternal dengan tingkat
keamanan yang memadai.
Penting untuk memperhatikan faktor kegagalan dan keandalan struktur dalam
perancangan balok baja. Peraturan perencanaan dan standar desain yang berlaku
mengatur persyaratan dan batasan untuk faktor keamanan dan kinerja struktural
yang harus dipenuhi. Melalui analisis yang cermat, pemilihan dimensi dan bahan
yang tepat, serta penerapan faktor keamanan yang sesuai, dapat memastikan
keandalan dan keamanan struktur balok baja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Dasar Balok Baja:
1. Teori Elastisitas: Balok baja mengalami deformasi elastis saat diberi beban
dan kembali ke bentuk aslinya setelah beban dihilangkan.
2. Distribusi Beban: Menjelaskan bagaimana beban didistribusikan ke
seluruh panjang balok, bisa seragam atau tidak seragam.
3. Strain dan Stress: Strain menggambarkan perubahan dimensi balok akibat
beban, sedangkan stress menggambarkan distribusi tegangan di dalam
balok.
4. Modul Elastisitas: Parameter material yang menggambarkan kekakuan
balok baja.
5. Beban yang Bekerja pada Balok: Memahami berbagai beban yang dapat
bekerja pada balok, seperti beban mati, beban hidup, beban angin, gempa,
dll.
6. Keandalan dan Faktor Keamanan: Faktor keamanan digunakan untuk
memberikan margin keselamatan terhadap beban dan ketidakpastian dalam
analisis struktur.
Metode Perhitungan Balok Baja:
1. Metode Elastis Linear: Menggunakan asumsi balok berperilaku elastis-
linear, menghitung tegangan, regangan, momen lentur, dan gaya geser
berdasarkan hukum Hooke dan prinsip kesetimbangan.
2. Metode Elemen Hingga: Pendekatan numerik yang memecah balok
menjadi elemen-elemen kecil dan menganalisis respons struktural secara
terpisah, memperhitungkan sifat material dan hubungan antara elemen-
elemen tersebut.
3. Metode Batas: Pendekatan modern dalam perancangan balok baja,
mempertimbangkan batas kegagalan tertentu yang telah ditetapkan untuk
kriteria kekuatan, kekakuan, dan kenyamanan, serta faktor keamanan dan
berbagai kombinasi beban.
Dengan memahami teori dasar balok baja dan menggunakan metode perhitungan
yang sesuai, insinyur dan perancang struktur dapat merancang balok baja yang
efisien, kuat, dan aman sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Wang, W.F., Chen, W.F. (2003). Stability Design of Steel Frames. CRC Press.
Bruneau, M., Uang, C.M., Sabelli, R. (2011). Ductile Design of Steel Structures.
McGraw-Hill Education.
American Institute of Steel Construction. (2016). Manual of Steel Construction.
American Institute of Steel Construction.
Chen, W.F., Lui, E.M. (2019). Structural Stability: Theory and Implementation.
CRC Press.
Lin, T.Y., Burns, N.H., Ellobody, E. (2013). Stability and Ductility of Steel
Structures. Taylor & Francis.
Kulak, G.L., Grondin, G.Y., Lawson, R.M., Rasmussen, K.J.R. (2008). Design of
Steel Structures. Canadian Institute of Steel Construction.
Wang, Y.C., Young, B., Clifton, G.C. (2012). Structural Steel Design. Pearson.
Sivakumar, B., Jones, D.R. (2013). Stability Design of Steel Structures. Springer.
Galambos, T.V., Surovek, A.P. (2015). Guide to Stability Design Criteria for Metal
Structures. Wiley.
McCormac, J.C., Nelson, K.W. (2018). Design of Reinforced Concrete. Wiley.
https://www.facebook.com/dtsipil/photos/
https://sipil.uma.ac.id/
https://wira.co.id/baja-wf/

You might also like