1. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Pembelajaran STEAM mendorong siswa untuk berpikir kritis dalam belajar dengan cara memecahkan dan menelaah masalah menggunakan alat teknologi dan strategi belajar kolaboratif yang kreatif. 2. Fokus pada Proses Berinovasi Siswa akan lebih mudah menyelesaikan masalah yang terjadi di kehidupannya, baik dari sisi akademik hingga yang lainnya dengan pendekatan pembelajaran ini. Sebab pembelajaran STEAM ini menitikberatkan pada pencarian solusi, inovasi, membentuk kemandirian, serta berpikir logis. 3. Berorientasi pada Proses Observasi Dengan pembelajaran STEAM, siswa dibiasakan untuk berpikir empiris, artinya siswa diminta untuk berpikir berdasarkan apa yang ditemui di dunia nyata. Hal tersebut bisa diperoleh jika mereka terbiasa melakukan observasi di saat proses pembelajaran berlangsung. 4. Membantu Siswa untuk Terus Berkreasi Karena melibatkan cabang ilmu seni, maka pembelajaran STEAM bisa membantu siswa untuk terus menemukan ide-ide. Sebab dalam seni, mereka dibiarkan untuk berkreasi sebebas-bebasnya. 5. Melibatkan Peran Orang Tua Pendekatan pembelajaran berbasis STEAM pada dasarnya juga memfasilitasi keterlibatan peran orang tua dalam proses belajar anak- anaknya. Dalam proses pembelajaran, orang tua memang seharusnya terlibat secara aktif, mulai dari bertanya, memantau aktivitas anak, mengarahkan anak untuk berpikir kreatif, mendorong anak untuk menyelesaikan masalah, mendorong anak melakukan eksplorasi, menguji solusi yang disampaikan anak, hingga penemuan cara-cara baru