You are on page 1of 13

GEOLOGI DAN ENDAPAN TANAH JARANG PADA TIMAH

DI BLOK LEMBAH JAMBU, KECAMATAN TEMPILANG,


KABUPATEN BANGKA BARAT, PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG

Disusun Oleh

Aldi Ridho Kurniawan 03021382025110

JURUSAN TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2022
ABSTRAK

Di Indonesia banyak sekali sumber daya alam yang tidak dapat


diperbaharui, sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui memiliki nilai
ekonomi yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui. Secara sederhana pertambangan, adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dengan penggalian ke dalam tanah (bumi) untuk mendapatkan sesuatu
yang berupa hasil tambang (mineral, minyak, gas bumi, dan batubara). Dalam
kegiatan pertambangan dapat memanfaatan tanah yang terdapat dalam Kawasan
Hutan, pada prinsipnya harus sesuai dengan fungsi dan peruntukkannya, akan
tetapi tidak tertutup kemungkinan penggunaannya yang menyimpang dengan
fungsi dan peruntukkanya. Metode yang digunakan penelitian hukum normatif
menggunakan data sekunder,diolah secara kualitatif menggunakan metode
penarikan kesimpulan secara deduktif. Pertambangan kawasan hutan harus
mempunyai Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) sesuai Pasal 6 ayat (1)
serta Pasal 7 PP No 24 Tahun 2010. Pertambangan timah dalam kawasan hutan di
Kabupaten Bangka Selatan, diatur Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung No 7 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral, untuk
melakukan kegiatan pertambangan mineral timah harus memiliki Izin Usaha
Pertambangan (IUP) yang dikeluarkan oleh Gubernur, dan harus memiliki Izin
Penggunaan Kawasan Hutan. Apabila tidak memiliki naik Izin Usaha
Pertambangan serta tidak ada IPPKH, dikenakan sanksi Pasal 158UU No. 4
Tahun 2009 hukuman kurungan penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) jo Pasal 78 ayat (6)
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 dikenakan sanksi pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah).

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat, rahmat, serta yang terpenting, kesehatan yang diberikannya. Penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Geologi dan Keadaan Endapan
Logam Tanah Jarang Timah”.
Secara garis besar makalah ini mengulas tentang keadaan geologi dan
endapan dalam bidang pertambangan. Hubungan keduanya akan diulas secara
bersamaan disertai dengan bukti-bukti yang telah diinventarisasikan oleh peneliti.
Penulis berharap agar makalah RKAB ini dapat membantu memperdalam ilmu
yang dimiliki oleh penulis dan pembaca
Untuk itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini terutama Ir. Mukiat,
M.S. sebagai dosen pengampu yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membantu penulis menyelesaikan makalah ini dengan baik. Ada pepatah yang
mengatakan “tak ada gading yang tak ratak” begitu pula dengan makalah ini yang
tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu penulis berharap agar pembaca bisa
bersedia memberikan kritik saran maupun masukan yang kiranya dapat
membangun penulis agar dapat menjadi lebih baik untuk penulisan kedepan

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................i

Abstrak................................................................................................................ii

Kata Pengantar....................................................................................................iii

Daftar Gambar.....................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................5

1.1. Latar Belakang....................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................7

2.1. Statigrafi............................................................................................7

2.2. Struktur Geologi................................................................................8

2.3. Altrasi................................................................................................10

2.4. Endapan Tanah Jarang......................................................................10

BAB 3 Kesimpulan............................................................................................12

3.1. Waktu dan Tempat............................................................................12

Sumber Data

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Persebaran litologi penyusun daerah

penelitian di tampilkan dalam peta geologi......................................7

Gambar 2. Kedudukan perlapisan batuan memiliki kedudukan umum

N 029ᴼ E/20ᴼ dengan kemiringan lapisan kearah tenggara..............8

Gambar 3. Analisa Kekar....................................................................................9

Gambar 4. LP 1...................................................................................................9

Gambar 5. LP 14.................................................................................................9

Gambar 6. LP 13 ................................................................................................10

Gambar 7. LP 41.................................................................................................10

Gambar 8. Grafik Y.............................................................................................10

Gambar 9. Persebaran unsur Y............................................................................11

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak sumber daya alam salah
satunya
berjenis mineral dan batubara. Sumber daya alam mineral umumnya masih ada keterdapatan
di daerah-daerah yang belum dieksploitasi, keterdapatannya sangat erat dengan proses
magmatisme dan hidrotermal oleh karena itu pemetaan geologi berstudi khusus membahas
endapan mineral harus dilakukan agar mengetahui potensi-potensi daerah yang belum
ditambang. Pulau Bangka terutama Blok Lembah Jambu, Tempilang merupakan salah satu
daerah yang membentuk tipe endapan greisen yang kaya akan mineralisasi timah. Produksi
timah merupakan komoditas utama dalam eksplorasi endapan mineral logam di Pulau Bangka
yang membuat Indonesia merupakan salah satu negara penghasil timah terbesar di dunia.

Pembentukan endapan timah yang tersebar di sepanjang Pulau Bangka secara umum
berasal dari pembentukan magma asam akibat proses peleburan kerak benua pada proses
kolisi.
Persebaran dan konsentrasi dari suatu zona mineralisasi dapat diketahui dengan melakukan
pemetaan geologi, mengenali daerah ubahan hidrothermal, dan juga pembuatan zonasi
alterasi-mineralisasi pada endapan hidrothermal. Penelitian zonasi dan genesa alterasi-
mineralisasi tersebut dapat memberikan informasi mengenai prospektifitas endapan
hidrothermal sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan kegiatan pertambangan
berikutnya.

6
BAB II
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

2.1 Statigrafi
Berdasarkan pengambilan data lapangan yang selanjutnya dilakukan Analisa
laboratorium pada lokasi penelitian, didapatkan 4 satuan batuan yang menyusun lokasi
penelitian. Satuan batuan yang didapatkan pada lokasi penelitian dari yang berumur tua
muda, yaitu Satuan atupasir Tanjunggenting (Trias Awal-Tengah), Satuan Fine Grain Granit
Klabat (Trias Akhir-Jura Awal), Satuan Coarse Grain Granit Klabat (Trias Akhir-Jura Awal)
dan Satuan Endapan Alluvial (Kuater) .Persebaran litologi penyusun daerah penelitian di
tampilkan dalam peta geologi (Gambar 1).

Gambar 1 Persebaran litologi penyusun daerah penelitian di tampilkan dalam peta geologi

7
2.2 Struktur Geologi
Struktur geologi yang berkembang pada lokasi penelitian berupa kedudukan
perlapisan batuan, kekar dalam bentuk sheeted vein (kekar berlembar) dan sesar. Mengacu
kepada Katili, (1967) di Pulau Bangka terdapat tiga kali deformasi tektonik. Berdasarkan data
lapangan sesar yang ada di lokasi penelitian terdiri dari 4 sesar yaitu sesar LP 1, sesar LP 13,
sesar LP 14 dan sesar LP 41. Data-data sesar yang digunakan untuk melakukan analisa
stereografis terdiri dari data shear fracture, gash fracture dan arah breksiasi.

2.2.1 Kedudukan lapisan perbatuan


Berdasarkan data lapangan ditemukan kedudukan perlapisan batuan yang berada di
Satuan Batupasir Tanjunggenting yaitu pada litologi batupasir dan batulempung. Kedudukan
perlapisan batuan memiliki kedudukan umum N 029ᴼ E/20ᴼ dengan kemiringan lapisan
kearah tenggara (Gambar 2).

Gambar 2 Kedudukan perlapisan batuan memiliki kedudukan umum N 029ᴼ E/20ᴼ


dengan kemiringan lapisan kearah tenggara

2.2.2 Kekar
Berdasarkan data di lapangan ditemukan kekar yang berupa sheeted vein (kekar berlembar).
Kekar-kekar tersebut tersebut dijumpai pada Satuan Batupasir Tanjunggenting, Satuan Fine
Grain Granit Klabat dan Satuan Coarse Grain Granit Klabat. Setelah dilakukan Analisa
streografis, kekar pada lokasi penelitian memiliki tegasan utama N 028ᴼ E (Gambar 3).
Kekar-kekar berlembar di lapangan terisi mineral oksida, kuarsa dan mineral lempung.

8
Kekar-kekar tersebut berperan sebagai celah untuk fluida hidrotermal masuk dan
mengendapkan mineral kasiterit.

Gambar 3 analisa kekar


2.2.3 Sesar
erdasarkan data lapangan ditemukan dua jenis sesar yaitu sesar mendatar kiri dan sesar
mendatar kanan. Sesar mendatar kiri di lapangan ditemukan pada sesar LP 1 (Gambar 4) dan
sesar LP 14 (Gambar 5) dengan arah relatif Tenggara – Baratlaut. Sesar mendatar kanan di
lapangan ditemukan pada sesar LP 13 (Gambar 6) dan sesar LP 41 (gambar 7) dengan arah
relatif Baratdaya – Timurlaut. Bidang sesar tidak ditemukan di lokasi penelitian karena
kondisi batuan yang lapuk kuat. Data-data sesar yang digunakan untuk melakukan analisa
streografis terdiri dari data shear fracture, gash fracture dan arah breksiasi.

Gambar 4. LP 1 Gambar 5. LP 14

9
Gambar 6. LP 13 gambar 7. LP 41
2.3 Alterasi
Himpunan mineral di lokasi penelitian dibagi menjadi lima zonasi himpunan mineral
(Lampiran MM 05). Berdasarkan temperatur pembentukan dari temperatur tinggi ke rendah,
yaitu Zona Turmalin + Klorit, Zona Turmalin + Kaolinit ± Phengit, Zona Kaolinit + Kuarsa ±
Illit ± Muskovit, Zona Kaolinit ± Phengit ± Kuarsa dan Zona Kuarsa + Kaolinit ±
Palygorskit.Dijumpai pula alterasi oksida yang merupakan hasil dari proses permukaan pada
semua zonasi. Persebaran alterasi daerah penelitian di tampilkan dalam peta alterasi (Gambar
20). Diperkirakan sumber panas yang membawa fluida hdrotermal berasal dari Bukit Sengiri
yang berada dibagian Baratlaut lokasi penelitian. Hal ini dibuktikan dengan adanya alterasi
yang kuat pada LP 13, LP 14, LP 42 dan LP 43. Fluida hidrotermal ini keluar melewati zona
lemah berupa sesar LP 14 (Sesar Mendatar Kiri), dimana sesar mendatar kiri diperkirakan
memiliki umur yang lebih tua karena terbentuk zona alterasi yang kuat.

2.4 Unsur Tanah Jarang yang Terkandung


Keberadaan unsur tanah jarang berupa unsur Y (Yttrium) dipengaruhi oleh kontrol
litologi dan struktur geologi, sedangkan keberadaan unsur Ce (Serium) dan unsur La
(Lantanum) lebih dipengaruhi oleh struktur geologi. Pada daerah penelitian berdasarkan
grafik (Gambar 8) dibagi beberapa kelas penggolongan kadar unsur Y dengan kelas tertinggi
yaitu 50-92 ppm .Persebaran unsur Y ditampilkan dalam peta (Gambar 9)

.
Gambar 8. Grafik Y

10
Gambar 9. Persebaran unsur Y

11
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan data di lapnagan, struktur geologi yang berkembang pada lokasi


penelitian terdiri dari kedudukan batuan, kekar dan sesar. Kedudukan perlapisan batuan
memiliki kedudukan umum N 029ᴼ E/20ᴼ SE. Kekar pada lokasi penelitian memiliki tegasan
utama N 028ᴼ E. Kekar-kekar berlembar yang terisi mineral oksida, kuarsa dan mineral
lempung. Kekar-kekar tersebut berperan sebagai celah untuk luida hidrotermal masuk dan
mengendapkan timah. Sesar pada lokasi penelitian yaitu sesar mendatar kiri sesar LP 1 dan
sesar LP 14 dengan arah baratlaut – tenggara dan sesar mendatar kanan sesar LP 13 dan
sesar LP 41 dengan arah timurlaut – baratdaya. Sesar mendatar kiri dengan arah baratlaut
tenggara berperan dalam mengontrol mineralisasi, dimana pada sesar ini dijumpai timah
dengan kadar tinggi

12
DAFTAR PUSTAKA

Asikin, Suparka S. (1981). Pemikiran Perkembangan Tektonik Pra Tersier di


Sumatera Bagian Tengah, Riset Geologi dan Pertambangan. Jilid 4 No. 1
1981.

https://repository.ugm.ac.id/274835/1/Jalu%20Bias.pdf

13

You might also like