You are on page 1of 11

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pentingnya Pendidikan Pancasila/Pendidikan Kewarganegaraan di


Perguruan Tinggi bagi Mahasiswa

Oleh:

Riska Amelia
(222.110.039)
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang bertemakan “ Tujuan
Pancasila dan Kewarganegaraan”
Dalam makalah ini kami uraikan berbagai hal mengenai Tujuan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan dan Kewarganegaraan.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung
terselesaikanya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga Makalah ini memberikan manfaat
yang besar bagi kita semua. Amin
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu membentuk


kemampuan individu, mengembangkan kemampuan – kemampuan dirinya
sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai seorang individu,
maupun sebagai warga negara dan warga masyarakat. Dan pendidikan
kewarganegaraan adalah salah satu pendidikan yang akan kami bahas dalam
makalah ini.
Saat kita mendengar kata pendidikan kewarganegaraan kita akan teringat
pelajaran sewaktu SD,SMP,SMA. Pelajaran dimana didalamnya mengajarkan
tentang perilaku yang baik sebagai warga negara. Pelajaran yang mengajarkan
norma-norma beserta hukum yang berlaku di Negara ini.
Pendidikan kewarganegaraan memiliki visi dan misi sama halnya dengan
pendidikan lain. Dengan visi dan misi tersebut pendidikan kewarganegaraan
diharapkan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Bagi seorang mahasiswa,diperlukan pendidikan yang mengejewantahkan
tentang arti dari sebuah kata moral. Mahasiswa harus bisa berdiri menjadi suatu
individu yang bermoral.
Di era perkembangan ini,seorang mahasiswa diharapkan mampu menjadi
benteng bagi negaranya. Menjadi indivdu yang berani berargumen. Bukan hanya
dengan omong belaka namun juga dengan fakta-fakta yang ada di lapangan.
Pada era globalisasi ini, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sangatlah
penting untuk dipelajari oleh seluruh kalangan terutama di perguruan tinggi .
Munculnya berbagai permasalahan, mendorong mahasiswa agar lebih kritis dan
peka dalam menghadapi persoalan yang ada. Sebab saat ini seringkali ditemukan
permasalahan-permasalahan yang mencerminkan hilangnya karakter bangsa.
Tentunya tidaklah mudah untuk mengatasi hal tersebut, sehingga diperlukan
berbagai aksi sebagai wujud tindakan penyelesaian. Kita sebagai penerus bangsa
harus ikut berpartisipasi dalam mempertahankan karakter bangsa sebagai identitas
negara dengan mengamalkan nilai-nilai pancasila.
Oleh karena itu kami mengangkat topik ini agar dikaji lebih lanjut dan
menginformasikan pentingnya pendidikan kewarganegaraan di dunia perkuliahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Tujuan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.?
2. Tujuan yang di harapkan dari pendidikan pancasila dan kewarganegaraan bagi
pembentukan karakter di dunia perkuliahan?
3. Kasus terkait pentingnya pendidikan pancasila dan kewarganegaraan?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan tujuan umum pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
2. menjelaskan tujuan pendidikan kewarganegaraan dalam lingkup mahasiswa
3. kasus yang berhubungan dengan tujuan pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan di dunia perkuliahan.

BAB II LANDASAN TEORI


Menurut Branson (1999:7) tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu
dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat lokal,
negara bagian, maupun nasional. Tujuan pembelajaran PKn dalam Depdiknas
(2006:49) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:

a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isuKewarganegaraan.


b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secarasadar
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diriberdasarkan
karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secaralangsung
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Tujuan PKn yang dikemukakan oleh Djahiri (1994/1995:10) adalah sebagai berikut:

a. Secara umum. Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilanpencapaian


Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa yang
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur,
memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan jasmani, dan
rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.”
b. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai
golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab,
perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan
pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat,
serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial
seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan menurut Sapriya (2001), tujuan pendidikan
Kewarganegaraan adalah:

Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari
warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi
konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung
jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan
intelektual serta keterampilan untuk berperan serta. Partisipasi yang efektif dan
bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan
disposisi atau watak-watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu
berperan serta dalam proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik
yang sehat serta perbaikan masyarakat.

Tujuan umum pelajaran PKn ialah mendidik warga negara agar menjadi warga
negara yang baik, yang dapat dilukiskan dengan “warga negara yang patriotik,
toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis ...,
Pancasilasejati” (Somantri, 2001:279). Fungsi dari mata pelajaran PKn adalah
sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan
dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila
dan UUD NRI 1945.

Upaya agar tujuan PKn tersebut tidak hanya bertahan sebagai slogan saja, maka
harus dirinci menjadi tujuan kurikuler (Somantri, 1975:30), yang meliputi:

a. Ilmu pengetahuan, meliputi hierarki: fakta, konsep, dan generalisasi teori.


b. Keterampilan intelektual:

1) Dari keterampilan yang sederhana sampai keterampilan yang kompleksseperti


mengingat, menafsirkan, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesiskan, dan
menilai;

2) Dari penyelidikan sampai kesimpulan yang sahih:


(a) keterampilan bertanya dan mengetahui masalah;
(b) keterampilan merumuskan hipotesis,
(c) keterampilan mengumpulkan data,
(d) keterampilan menafsirkan dan mneganalisis data,
(e) keterampilan menguji hipotesis,
(f) keterampilan merumuskan generalisasi,
(g) keterampilan mengkomunikasikan kesimpulan.

a. Sikap: nilai, kepekaan dan perasaan. Tujuan PKn banyak mengandung soal-soal
afektif, karena itu tujuan PKn yang seperti slogan harus dapat dijabarkan.

b. Keterampilan sosial: tujuan umum PKn harus bisa dijabarkan dalamketerampilan


sosial yaitu keterampilan yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk
secara terampil dapat melakukan dan bersikap cerdas serta bersahabat dalam
pergaulan kehidupan sehari-hari, Dufty (Numan Somantri, 1975:30)
mengkerangkakan tujuan PKn dalam tujuan yang sudah agak terperinci
dimaksudkan agar kita memperoleh bimbingan dalam merumuskan:

(a) konsep dasar, generalisasi, konsep atau topik PKn;


(b) tujuan intruksional,
(c) konstruksi tes beserta penilaiannya. Djahiri (1995:10) mengemukakanbahwa
melalui PKn mahasiswa diharapkan:
a. Memahami dan menguasai secara nalar konsep dan norma Pancasilasebagai
falsafah, dasar ideologi, dan pandangan hidup negara RI.
b. Melek konstitusi (UUD NRI 1945) dan hukum yang berlaku dalam negaraRI.
c. Menghayati dan meyakini tatanan dalam moral yang termuat dalam butir diatas.
d. Mengamalkan dan membakukan hal-hal di atas sebagai sikap perilaku diridan
kehidupannya dengan penuh keyakinan dan nalar.

Secara umum, menurut Maftuh dan Sapriya (2005:30) bahwa tujuan negara
mengembangkan Pendiddikan Kewarganegaraan agar setiap warga negara
menjadi warga negara yang baik (to be good citizens), yakni warga negara yang
memiliki kecerdasan (civics inteliegence) baik intelektual, emosional, sosial,
maupun spiritual; memiliki rasa bangga dan tanggung jawab (civics responsibility);
dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

BAB III PEMBAHASAN


Tujuan umum pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai sebuah ilmu yang
mempelajari tentang baik dan buruk suatu perilaku, pendidikan kewarganegaraan
memiliki tujuan utama yaitu mencetak manusia yang memiliki kemampuan berfikir
secara rasional, kritis dan kreatif. Memiliki keterampilan berpartisipasi secara
demokratis dan bertanggung jawab. Memiliki watak dan kepribadian yang baik
sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Pendidikan kewarganegaraan juga ikut serta dalam pengembangan mahasiswa
untuk menjadi pemimpin-pemimpin bangsa kelak. Tentunya dengan moral yang
terpelajar. Seperti semboyan Universitas Airlangga “excellent with morality”.
Dengan pendidikan kewarganegaraan tersebut kata morality dalam jargon
Universitas Airlangga bukan hanya akan menjadi sebuah kata saja, tapi juga
kenyataan.
Selain itu pendidikan kewarganegaraan juga memiliki tujuan untuk mencetak
generasi bangsa yang sadar bela negara. Sadar bela negara diartikan sebagai
suatu sifat dimana generasi bangsa mampu membela negara. Bukan hanya dengan
senjata api tapi juga dengan berlandaskan pemahaman politik kebangsaan dan
kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.
Oleh karena itu pendidikan kewarganegaraan bertujuan juga untuk mencetak
generasi bangsa yang sadar akan makna filtering yang tepat. Maksud dari kata filter
adalah mampu menyaring budaya-budaya dari luar yang masuk ke dalam negeri
terutama budaya-budaya yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.
Pembinaan kepatuhan peserta didik kepada norma di sekolah dilakukan melalui
model pendidikan umum/nilai dalam konteks pendidikan persekolahan dieksplorasi
dari penataan iklim sekolah dan perlakuan guru terhadap peserta didik. Penataan
iklim sekolah seperti konsistensi dan pengaturan tentang hukuman dan ganjaran,
telah memberikan sumbangan yang berharga terhadap pencapaian hasil akademik
siswa (Anderson,1982, dalam Gallay dan pong,2004) lingkungan sekolah yang
teratur, moral yang tinggi, perlakuan terhadap siswa yang positif, penyertaan
aktivitas siswa yang tinggi dan hubungan social yang positif ternyata memliki
korelasi yang kuat dengan hasil akademik siswa (Stockard dan Mayberry,1992<
dalam Gallay dan Pong, 2004) berkontribusi positif terhadap pencapaian hasil non
akademik seperti pembentukan konsep diri, keyakinan diri dan aspirasi.

Kasus 1.
Jakarta. Empat Mahasiswa fakultas Hukum Universitas Tarumanegara ditetapkan
sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan rekannya yang terjadi di kampis elite
itu pada jumat 16-08-2013
Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat,AKBP Hengki Heryad mengatakan,ke empat
tersangka berinisial BM,NA,IB,dan R saat ini sudah endekam di tahanan Mapolres
Jakarta Barat.
Hengki pun menuturkan peristiwa pengeroyokan tersebut bermula saat 132
mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Tarumanegara pra pendidikan
tinggi(pradikti).
“setelah slesai Pradikti kedua korban dan mahsiswwa baru lainnya lalu beranjak
ingin pulang,tapi ditahan oleh para pelaku.”tutupnya.
Lalu,terjadilah cekcok dan berujung pemukulan terhadap dua korban serta
perkelahian di pinggir jalan depan kampus tersebut. Para pelaku akan dikenakan
Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan.
Kasus 2.
Dua oknum mahasiswa Universitas PGRI Nusa Tenggara Timur, yaitu DT dan AM,
bakal dikeluarkan atau dipecat dari universitas itu karena melanggar norma
akademik. Keduanya, diduga telah membunuh dan membuang bayi hasil
"hubungan gelap" di RT 20/RW 08 Kampung Tofa, Kelurahan Maulafa, Kecamatan
Maulafa, Kota Kupang, Kamis (18/7/2013) pekan lalu. Kasus kedua mahasiswa itu
berawal, ketika warga Kelurahan Maulafa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang,
dihebohkan oleh penemuan bayi laki-laki di RT 20/RW 08 wilayah setempat, Kamis
malam. Bayi yang tak lagi bernyawa itu, dibungkus dengan kantong keresek merah
dan ditempatkan dalam sebuah kardus. Bayi Dalam kasus pembunuhan dan
pembuangan bayi tersebut, penyidik Polres Kupang Kota menahan dua mahasiswa
Universitas PGRI NTT berinisial AM (19) dan DT (20).
Sumber: Pos Kupang http://www.tribunnews.com/ Editor:Reza Gunadha Kasus 3

Mahasiswa di Semarang Jadi Tersangka Kasus Korupsi Senilai Rp 100 juta

Semarang - Seorang mahasiswa semester VI Fakultas Ekonomi sebuah universitas


swasta di Semarang, Mario Zuhri (21) menjadi tersangka kasus dugaan korupsi
dana bantuan sosial Pemerintahan Provinsi Jateng. Ia diduga telah menggelapkan
uang sebesar Rp 100 juta.

Korupsi yang dilakukan Mario masuk pada dana hibah bansos kepada badan,
lembaga, organisasi, swasta di seluruh Jateng sebesar Rp 133 miliar bersumber
dari APBD Provinsi Jateng tahun 2012.Diantara ratusan proposal terdapat 161
proposal yang diajukan masyarakat atau kelompok senilai Rp 1,2 miliar. Dari 161
proposal tersebut, 55 proposal telah menerima anggaran.

Dalam pengungkapan petugas reskrim Polrestabes Semarang, diketahui 10


proposal diantaranya adalah buatan Mario yang ternyata hanya fiktif.

Dari tangan tersangka polisi menyita barang bukti berupa 10 proposal dan 10
laporan pertanggungjawaban fiktif, tiga rangkap Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D), surat perintah Membayar (SPM), beberapa lembar kuitansi pencairan uang
serta tiga stempel palsu.Akibat perbuatannya, Mario dijerat Pasal 2 Undang-
Undang RI nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah UU nomor 20 tahun 2001
tentang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 64 KUHP.Sementara itu Mario
mengaku uang hasil pencairan dana hibah tersebut digunakannya untuk berfoya-
foya. Ia pun ditangkap setelah pulang dari berwisata di Solo.
Kasus- kasus di atas menunjukkan betapa rendah moral generasi bangsa di
perguruan tinggi. Generasi bangsa yang diharapkan mampu menjadi tonggak
kepemimpinan baru yang berkarakter Pancasila di masa yang akan datang.
Contoh-contoh diatas mengingatkan kita agar sebagai mahasiswa, kita dapat
memilih, mana yang harus kita lakukan dan mana yang harus kita buang jauh-jauh
Betapa banyak mahasiswa yang impiannnya terbuang sia-sia karena tindakan
mereka sendiri. Bisa dibayangkan, bagaimana masa depan mereka selanjutnya.
Mereka pasti dilanda kesulitan besar akibat ketidakjelasan masa depannya. Belum
lagi paradigma masyarakat yang mungkin akan cenderung mengucilkan mereka.
Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai menilai dan memilih sesuatu

BAB IV PENUTUP

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sangatlah penting bagi


membentuk kharakter pendidikan terlebih di dalam dunia perguruan tinggi. Dengan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkan mampu menumbuhkan
budaya manusia dengan moral yang baik. Sudah jelas kiranya tentang tujuan-tujuan
mulia yang dibawa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Dari kasus-kasus
diatas bisa dilihat bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat
dijadikan sarana untuk membentuk moral bangsa terutama mahaiswa sebagai
penduduk pergurua tinggi . tentunya membentuk disini berarti membentuk moral
yang sesuai dengan Pancasila.

Moralitas mahasiswa di era globalisasi sangat perlu diperhatikan karena globalisasi


memiliki pengaruh yang besar terhadap mahasiswa sebagai agent of change yakni
perubahan social yang berakibat pada krisis moral. Mahasiswa sekarang lupa pada
tugas dan hakikatnya. Mahasiswa yang katanya merupakan kaum intelektual
mempunyai pemikiran kritis, analisa tajam, serta diharapkan untuk
memperjuangkan masa depan bangsa, seakanakan kehilangan rohnya. Peran
kebajikan sebagai mahasiswa seolah terlupakan

dan cenderung tidak dipikirkan lagi, semua itu terlihat dari kehidupan
mahasiswa dewasa ini. Ketika hedonisme dielu-elukan, trend dan mode dituhankan
dan kampus dijadikan jalannya yang terjadi hanyalah sebuah kekerdilan pemikiran
para mahasiswa.
Berbagai kasus akibat krisis moralpun tak dapat dihindarkan, dari sikap
hedonism, anarkisme, pergaulan bebas hingga seks bebas. Untuk itu perlu upaya
membangun moralitas mahasiswa menjadi lebih baik dengan cara yang paling
utama adalah adanya kesadaran pada pribadi masing-masing mahasiswa untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa selain itu
juga perlunya menambah wawasan untuk menyaring budaya-budaya asing akibat
globalisasi yang sesuai diterapkan di Indonesia karena globalisasi tidak dapat
dihindari. Dukungan dari orang-orang terdekat yakni keluarga, dosen, teman-teman
terutama orangtua

Saran
a. Kepada Remaja Indonesia

penulis menyarankan kepada generasi penerus bangsa Indonesia agar


memperdalam ilmu pendidikan Pancasila Kewarganegaraannya karena dengan
berpedoman dengan ilmu pendidikan pancasila dan kewarganegaraan seseorang
akan memiliki kepribadian yang luhur dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal
yang negatif.

b. Kepada Pemerintah Indonesia

Penulis menyarankan kepada pemerintah agar memprogramkan pendidikan di


sekolah dengan pendidikan moral dan kepribadian yang baik. Jangan cuma
menuntut skil dan penguasaan materi pelajaran duniawi saja. Sebab pendidikan
moral dan tingkah laku juga sangat dibutuhkan para generasi penerus untuk
membangun bangsa yang lebih baik.

c. Kepada Orang Tua Remaja Indonesia

Penulis menyarankan kepada orang tua agar lebih memperhatikan tingkah laku
dan pergaulan anaknya. Sebab dengan perhatian yang diberikan dari ke-2 orang
tua, anak akan lebih terkaendali dan tidak mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang
negatif. Kemudian orang tua juga harus mendidik kepribadian yang bagus kepada
anaknya sedari kecil. Karena pendidikan yang dimulai sejak kecil akan lebih
tertanam dalam kepribadian seorang anak dalam mengontrol anak-anaknya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/4067162/JURNAL_PENDIDIKAN_KEWARGAN
EGARAAN_VOL_2_NO_4_NOP_2103
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/tujuan-dan-manfaatpendidikan-
kewarganegaraan-bagi-generasi-penerus-bangsaindonesia/

http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/19/landasan-tujuan-visi-misi-dankompetensi-
penyelenggaraan-pendidikan-kewarganegaraan-di-perguruan-tinggi-
396563.html

http://jakarta.okezone.com/read/2013/08/18/500/851225/keroyok-junior empat-
mahasiswa-untar-jadi-tersangka http://www.blopress.com/2013/07/kasus-
pembunuhan-bayi-di-ntt-dua.html

http://www.pulsk.com/141611/Mahasiswa-di-Semarang-Jadi-Tersangka Kasus-
Korupsi-Senilai-Rp-100-juta.html http:// tujuan-dan-fungsi-pendidikan.htm

You might also like