You are on page 1of 22

MAKALAH

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

“PRINSIP DIDAKTIK-METODIK DAN PROSEDUR

DASAR PKR”

Oleh :

Kelompok 2

NITA : A1G121066

APROITA : A1G121090

HASLINA : A1G121100

NONI MARLINA : A1G121122

YANTO :

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Prinsip Didaktik-Metodik dan Prosedur Dsar PKR” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Bapak Dris. La Ode Kaimuddin, M.Si pada mata kuliah Pembelajara
Kelas Rangkap. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
kita tentang dimensi pengetahuan dan proses berpikir yang berkaitan dengan
Pembelejaran kelas rangkap bagi para pembaca dan juga kami sebagai penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu pada bidang studi
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan kami sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari
makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca sangat kami nantikan untuk menjadi acuan kami agar bisa
menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Kendari, Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Prinsip didaktik-metodik dan prosedural dasar PKR.....................................3

B. Membuka dan Menutup pembelajaran...........................................................3

C. Belajar aktif dan membiasakan belajar mandiri...........................................10

D. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengelola kelas PKR..................15

BAB III PENUTUP...............................................................................................18

A. Kesimpulan...................................................................................................18

B. Saran.............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), merupakan salah satu bentuk
pembelajaran yang perlu dikuasai oleh guru SD. Guru harus selalu berusaha
dengan berbagai cara agar semua murid merasa mendapat perhatian dari guru
secara terus-menerus. Agar mampu melakukan hal ini, guru harus menguasai
berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang bersamaan dan
kemudian mampu meyakinkan murid bahwa guru selalu berada bersama mereka,
bukan pekerjaan yang mudah.
Guru harus mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan
pengelolaan yang tepat. Tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung
berkaitan dengan penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan atau member
tugas dan mengajukan pertanyaan. Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang
berkaitan dengan penciptaan dan pengembalian kondisi kelas yang optimal..
Misalnya menunjukkan sikap tanggap dana peka, mengatur tempat dudk, member
petunjuk yang jelas, atau menegur siswa.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran PKR ada beberapa prinsip yang harus
di pelajari oleh calon guru. salah satu dari prinsip-prinsip tersebut adalah Prinsip
Didaktik-Metodik dan Prosedu Dasar PKR.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip didaktik-metodik dan prosedural
dasar PKR?
2. Bagaimanakah mendorong belajar aktif dan membiasakan belajar
mandiri?
4. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan dalam mengelola kelas PKR?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui tentang prinsip didaktik-metodik dan
prosedural dasar PKR
2. Untuk dapat mengetahui cara membuka dan menutup pembelajaran
3. Untuk dapat mengetahui mendorong belajar aktif dan membiasakan
belajar mandiri
4. Untuk dapat mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam
mengelola kelas PKR

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Didaktik-Metodik dan Prosedur Dasar PKR

Didaktik berasal dari bahasa latin didasco/didascein yang berarti “saya


mengajar”, secara popular diartikan sebagai ilmu mengajar atau pengetahuan
tentang bagaimana mengajar. Metodik juga berasal dari bahasa latin yang artinya
metodos atau “jalan ke”, dan secara popular diartian sebagai cara atau strategi
mengajar.
Cara atau strategi mengajar pada dasarnya berkenaan dengan penataan
urutan kegiatan pembelajaran. Secara operasional dapat dirinci menjadi
bagaimana membuka pembelajaran, mengisi kegiatan inti pembelajaran dan
mengakhiri pembelajaran. Sementara itu ilmu mengajar atau didaktik berkenaan
dengan bagaimana menerapkan teori dan konsep psikologis, sosiologis,
komunikasi dan dari ilmu lain yang sesuai dalam upaya membimbing dan
menciptakan situasi belajar. Jadi, didaktik sebenarnya merupakan ilmu terapan
atau ilmu pendidikan praktis.
Dengan menggunakan konsep didaktik dan metodik seperti diuraikan,
maka yang dimaksud dengan prinsip-prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar
pembelajaran kelas rangkap adalah:
1. Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR
sehingga membentuk suatu sistem.
2. Keterampilan prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan dengan membuka
dan menutup pembelajaran, mendorong belajar aktif dan belajar mandiri, dan
mengelola kelas PKR.

B. Membuka dan Menutup Pembelajaran

3
Sebagai seorang guru, tidak asing lagi dengan kegiatan membuka dan
mengakhiri pelajaran. Karena kedua kegiatan itu dilakukan setiap kali mengajar.
Namun setiap guru mempunyai kebiasaan atau cara yang berbeda dengan guru
lainnya. Hal ini dikarenakan mengajar memiliki sisi keilmuan dan sisi kiat atau
seni. Dan yang membedakan perilaku mengajar guru adalah dalam hal seni atau
kiatnya.
Seni atau kiat mengajar itu berkenaan dengan bagaimana guru
menciptakan interaksi belajar-mengajar yang berhasi, menarik dan
menyenangkan. Sedangkan dari sisi keilmuan berkenaan dengan penalaran guru
mengenai apa, mengapa, dan bagaimana membelajarkan murid. Dimana hal ini
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta intelektual guru yang
memadai. Dalam praktik mengajar, sisi keilmuan dan kiat mengajar harus terpadu
dan, harus saling mengisi. Hal ini berarti bahwa mengajar harus dapat diwujutkan
dalam praktik dengan baik, dan cara mengajarpun dilandasi oleh prinsip-prinsip
keilmuan mengajar. Meskipun kenyataan di lapangan juga tergantung dari kualitas
kepribadian guru.
Setiap guru PKR harus menguasai prinsip-prinsip keilmuan mengajar dan
memiliki kiat mengajar dibandingkan dengan guru SD lainnya. Oleh karena itu,
disamping memiliki ilmu dan kiat mengajar secara umum, juga harus memiliki
ilmu dan kiat mengajar yang lebih khusus. Berikut ulasan tentang bagaimana
membuka dan mengakhiri pelajaran dalam situasi pembelajaran kelas rangkap
(PKR).

1. Membuka Pelajaran
Perhatikan contoh bagaimana seorang guru SD membuka pelajaran dalam
PKR 321 berikut.
Guru : Selamat pagi anak-anak!
Murid : Secara serempak, selamat pagi bu guru!
Guru : - Coba perhatikan, kelas III, kelas IV, dan juga kelasV.
- Hari ini kelas III dan kelas IV belajar IPS dan kelas V Bhs Indonesia.

4
- Kelas V membuat karangan bebas, kelas IV menggambar peta
kabupaten, dan kelas III mencari nama-nama kota kecamatan di
kabupaten.
Dalam membuka pelajaran ada empat hal pokok yang harus dilakukan
oleh guru yaitu:

1) Menarik perhatian murid

Mengajar murid dalam PKR memerlukan perhatian khusus, karena guru


akan berhadapan dengan kelompok murid lebih dari satu kelas pada saat
bersamaan. Pada awal pelajaran sebaiknya semua kelas menjadi satu. Gunakan
ruangan yang cukup atau di luar kelas. Bila PKR dilaksanakan dalam satu
ruangan, setelah pembukaan guru tinggal meneruskan mengatur penempatan
murid tiap kelas dalam ruangan itu. Tetapi bila PKR dilaksanakan lebih dari satu
ruangan, maka setelah pembukaan murid dapat menuju ruangan kelasnya masing-
masing untuk meneruskan pelajaran. Sedapat mungkin hindari melakukan
pembukaan pelajaran secara bergilir, sebab hal ini dapat mengakibatkan lamanya
waktu tunggu di kelas-kelas berikutnya. Dan bila hal itu terjadi maka waktu
belajar murid di ruang lain menjadi berkurang.
Berikut adalah berbagai cara menarik perhatian murid saat membuka
pembelajaran.
 Memperlihatkan benda, alat, gambar yang berhubungan dengan materi
pelajaran.
 Memberikan salam dan aba-aba perhatian.
 Membunyikan sesuatu, misalnya peluit.

2) Menimbulkan Motivasi

Motivasi belajar sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam belajar.
Bagamana guru dapat mendorong murid untuk mampu dan terbiasa dalam belajar
juga sangat penting. Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam

5
diri murid dan dari luar diri murid untuk mengalami perubahan perilaku dalam
bentuk pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. Motivasi yang berasal dari
diri murid disebut motivasi instrinsik, misalnya kemauan, kebutuhan, semangat,
rasa senang dan sebagainya. Motivasi yang berasal dari luar diri murid disebut
motivasi ekstrinsik, misalnya guru dan apa saja yang dilakukan guru untuk
membuat murid mau, mampu dan biasa belajar, bahkan lingkungan belajar, kelas,
bahan, sumber belajar dan sebagainya. Motivasi belajar instrinsik dan ekstrinsik
harus ditimbulkan secara terpadu.
Dengan demikian kedua motivasi tersebut menjadikan energi atau daya
yang dapat menggerakkan murid untuk belajar, yaitu mengalami perubahan
perilaku. Ada empat cara yang dapat dilakukani guru PKR dalam menimbulkan
motivasi yaitu:

a) Menunjukkan kehangatan dan semangat


Kehangatan seorang guru terhadap muridnya nampak pada penampilannya
yang ceria dan bersahabat, tidak angker dan tidak menakutkan. Adanya perhatian
yang penuh dengan kesungguhan dan ketulusan, tidak memberi kesan asal-asalan
dan terpaksa. Semangat atau keantusiasan guru dalam menghadapi muridnya
nampak dari bagaimana santun bahasanya yang akrab. Bersemangat atau ada
gairah dalam melakukan tugasnya sebagai guru.

b) Menimbulkan sara ingin tahu.


Rasa ingin tahu murid tampak dari adanya perhatian murid pada saat guru
berbicara atau bertanya terhadap materi dan kaitan materi yang sedang dipelajari.
Untuk dapat menimbulkan rasa ingin tahu guru harus berefikir dan berbicara
secara logis dan sistimatis. Misalnya bila guru akan mengajarkan konsep makanan
yang bergizi, maka guru akan bertanya pada murid sebagai berikut “ Anak-anak
dapatkah kamu menyebutkan makanan yang kita makan sehari-hari?” Apa lagi?
Siapa yang dapat menyebutkan! Apa yang kalian sebutkan banyak yang benar.
Mari kita lihat sekarang tentang cirri-ciri makanan bergizi.

6
c) Mengemukakan ide yang bertentangan
Ide atau pendapat yang bertentangan dapat menimbulkan disonansi
kognitif, yaitu: situasi dalam pikiran seseorang yang penuh pertanyaan. Dan pada
gilirannya dapat menimbulkan dorongan belajar bagi murid. Untuk dapat
menimbulkan ide yang bertentangan guru dapat menyajikan suatu kasus atau
cerita bermasalah. Kasus itu dapat berupa kejadian yang sesungguhnya. Misalnya
diambil dari berita di surat kabar.

d) Memperhatikan minat siswa


Minat dapat diartikan sebagai rasa tertarik pada sesuatu. Minat seseorang
biasanya nampak dari perhatian dan kebiasaan. Minat seseorang dapat terpusat
pada sesuatu hal yang dirasakan memberi kepuasan batin atau bermula dari
tuntutan. Setiap orang memiliki minat yang berbeda dari orang lain, baik dalam
jenis maupun kadarnya. Minat juga berkaitan dengan kebutuhan. Misalnya
seseorang yang memiliki kebutuhan rasa aman, biasanya ia punya minat pada olah
raga bela diri. Oleh karena itu hendaknya guru memperhatikan minat murid,
motivasi harus dikaitkan pada variasi minat murid.

3) Memberi Acuan Belajar

Proses belajar pada pendidikan formal antara lain ditandai oleh


keterarahan. Keterarahan adalah wujud dari proses belajar yang terpadu dan
terkait pada tujuan belajar. Dan keterpaduan harus dimulai pada saat pembukaan
pelajaran. Acuan atau rambu-rambu yang diberikan pada awal pelajaran dapat
memberi jalan bagi terjadinya proses belajar yang berorientasi pada tujuan. Agar
dapat menjamin keterarahan belajar, maka pada awal pembelajaran guru perlu
memberi acuan.
Acuan dalam situasi PKR dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas

7
Tujuan merupakan gambaran perilaku yang diharapkan terbentuk setelah
proses pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru harus mengemukakan tujuan
pembelajaran, hal ini penting agar dapat memberi arah pada proses belajar. Dalam
PKR, tujuan pasti bersifat multi level dan multi dimensional. Tujuan belajar untuk
kelas IV, V, VI, dalam PKR pasti memiliki tujuan yang beraneka dalam tingkat
kelas maupun bidangnya.
Sebagai contoh tujuan yang bersifat multi level dan multi dimensional
adalah: Kelas IV dan kelas V belajar IPS dengan topik kekayaan alam. Tujuan
yang diharapkan bagi murid kelas IV adalah murid dapat mengidentifikasi sumber
daya alam. Sedang untuk kelas V murid dapat memberi contoh pemanfaatan
sumber daya alam. Kelas VI akan belajar PPKN dengan tujuan agar murid dapat
memcahkan kasus pencemaran lingkungan dari sudut hukum.
Batas tugas merupakan garis batas yang dapat dipakai pedoman oleh
murid seberapa jauh mereka harus melakukan suatu tugas atau pengalaman
belajar. Batas tugas secara konseptual tampak dalam tujuan dan prosedur kegiatan
belajar yang akan dilalui. Baik batas tugas maupun tujuan sebaiknya dikemukakan
pada awal pelajaran sebagai acuan bagi murid dan juga bagi guru dalam menjalani
proses pembelajaran pada tahap kegiatan yang akan berlangsung.

b) Langkah-langkah yang akan ditempuh.


Langkah-langkah yang akan ditempuh sering disebut strategi instruksional.
Langkah-langkah tersebut berisi urutan kegiatan yang dirancang oleh guru dalam
mencapai tujuan belajar. Dalam PKR 321, harus dikemukakan dengan jelas urutan
kegiatan yang harus dilakukan oleh masing-masing kelas IV, V, dan VI. Dengan
demikian pada masing-masing kelas itu akan dapat memperoleh pengalaman
belajar yang sistematis dan terancang untuk mencapai tujuan dengan baik.

c) Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas


Pada setiap tahap kegiatan pembelajaran harus ditemukan apa yang
menjadi masalah pokok sebagai pusat perhatian proses belajar. Masalah pokok

8
biasanya berupa konsep yang akan dibahas. Dan masalah pokok perlu
dikemukakan pada awal pelajaran.

d) Mengajukan pertanyaan

Pada awal pelajaran guru dapat mengajukan pertanyaan pemicu.


Maksudnya sebagai pemandu awal yang berfungsi memberi acuan bagi murid
dalam belajar. Pertanyaan pemicu dapat dikaitkan dengan benda, peristiwa,
gambar yang digunakan pada saat guru menarik perhatian murid. Pertanyaan
pemicu dapat disusun mulai dari pertanyaan sederhana misalnya apa, dimana,
tahun berapa, sampai pertanyaan yang lebih rumit misalnya mengapa, bagaimana,
apa akibatnya dan sebagainya.

4) Membuat kaitan materi


Membuat kaitan materi pada awal pelajaran sangat penting, karena akan
menghubungkan pengalaman lama dengan pengalaman baru. Bila pengalaman
lama dengan pengalaman baru dapat dihubungkan dengan baik, maka proses
belajar akan berlangsung lebih bermakna. Membangun kaitan materi dengan
melalui :
a) Pertanyaan appersepsi, yaitu pertanyaan mengenai bahan lama yang telah
dipelajari sebelumnya. Dari pertanyaan ini diharapkan dapat diperoleh
jawaban yang menggambarkan perilaku awal murid, yang berupa sikap,
nilai, dan keterampilan yang telah dikuasai sebelum memulai pelajaran baru.
b) Merangkum materi yang lalu dengan maksud untuk memtakan apa saja yang
telah dipelajari murid. Apabila jawaban pertanyaan appersepsi dan
rangkuman dipadukan, maka guru akan dapat membaca bekal belajar murid
sehingga materi baru dapat dikaitkan untuk menghasilkan proses belajar
yang yang bermakna. Bagi murid akan dapat melihat nilai tambah apa yang
akan diperoleh setelah mempelajari materi baru.

2. Menutup Pelajaran

9
Menutup pelajaran sama pentingnya dengan menutup pelajaran, walaupun
berbeda tujuan dan fungsinya. Untuk menutup pelajaran sebaiknya dilakukan
secara bersama-sama dimana semua murid dari kelas yang dirangkap hadir dalam
satu ruangan atau satu tempat.
Ada tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan guru dalam menutup
pelajaranyaitu:

1) Meninjau kembali.
Untuk mengecek apakah pengalaman belajar murid sudah memenuhi
tuntutan pedagogis sebagaimana diisyaratkan dalam tujuan perlu ditinjau kembali.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara merangkum atau membuat
ringkasan. Rangkuman sebaiknya dibuat guru dengan melibatkan murid. Dengan
demikian murid dapat memahami apa saja yang telah dipelajari dalam
pembelajaran.
2) Mengadakan evaluasi penguasaan murid
Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran adalah tercapai tidaknya
penguasaan murid mengenai materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang
digariskan. Untuk maksud tersebut guru perlu mengadakan evaluasi formatif pada
akhir pelajaran. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara:
1. Mendemonstrasikan keterampilan.
2. Menerapkan ide baru pada situasi lain
3. Mengemukakan pendapat sendiri
4. Memberikan soal-soal secara tertulis
3) Memberikan tindak lanjut
Tindak lanjut berfungsi untuk menghubungkan materi dan pengalaman
belajar baru dengan pengalaman yang akan datang. Tindak lanjut dapat dilakukan
dengan cara memberi pekerjaan rumah, merancang sesuatu, mengkomunikasikan
sesuatu.

C. Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri.

10
Pada hakekatnya belajar itu adalah adanya perubahan. Perubahan
berkenaan dengan pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan, dan kebiasaan
belajar. Perubahan pengetahuan melalui proses pemahaman, sedang nilai dan
sikap melalui proses penghayatan. Keterampilan berubah melalui proses latihan,
sedang kebiasaan belajar berubah melalui pembiasaan atau habituasi. Semua
proses perubahan itu terjadi dalam diri individu.
Dengan demikian dalam proses belajar individulah yang aktif, oleh karena
itu proses pembelajaran yang baik adalah proses yang memungkinkan murid
belajar secara mandiri. Belajar mandiri adalah proses memperoleh pengetahuan,
nilai dan sikap, keterampilan, dan kebiasaan belajar melalui pemanfaatan
rangsangan dari luar diri murid untuk membangkitkan kemampuan belajar secara
optimal. Untuk dapat menumbuhkan proses belajar mandiri perlu diciptakan iklim
belajar yang baik, yang ditandai oleh adanya suasana hangat, menarik dan
menyenangkan.
Ada beberapa alasan yang dapat kita simak, mengapa belajar mandiri perlu
digalakkan.
a. Ada bukti yang kuat bahwa individu yang berinisiatif dalam belajar dapat
belajar lebih banyak, dan lebih baik dari pada individu yang tergantung
pada guru.
b. Belajar mandiri lebih sesuai denga prose salami perkembangan mental
individu.
c. Perkembangan baru dalam berbagai aspek pendidikan menempatkan
murid sebagai pebelajar yang aktif(Knowles,1975).

Untuk dapat mengembangkan murid sebagai pebelajar yang aktif, guru


PKR perlu menguasai beberapa keterampilan seperti berikut:

a. Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Metode pembelajaran yang paling potensial dalam PKR adalah metode
diskusi atau metode kerja kelompok, terutama kelompok kecil. Apalagi karena
kelas PKR di SD kecil jumlah muridnya sedikit. Kelompok kecil dalam kelas

11
PKR bisa dibentuk untuk masing-masing kelas atau lintas kelas. Besar kelompok
tergantung pada jumlah murid, kelompok terkecil berjumlah dua orang dan paling
besar lima orang. Keterampilan yang perlu dikuasai guru PKR dalam menata
diskusi atau kerja kelompok kecil adalah:
1) Memusatkan perhatian murid
2) Memperjelas masalah yang menjadi pusat perhatian
3) Menganalisis pendapat murid
4) Memberi kesempatan kepada murid untuk mengeluarkan pendapat
5) Memeratakan kesempatan untuk berbicara
6) Memacu proses berfikir murid
7) Menutup diskusi dengan laporan

b. Mengajar kelompok kecil dan perorangan


Di SD kecil, ada kalanya murid yang dihadapi hanya 1-2 orang dalam satu
kelas, sehingga dapat dirangkap dengan kelas lain yang jumlahnya lebih banyak
meskipun tak sebanyak kelas normal. Bahkan ada SD yang jumlah murid
seluruhnya hanya 15-20 orang. Ruang belajar yang digunakan hanya satu ruang
dengan atau tanpa sekat. Untuk menghadapi situasi semacam ini, guru PKR
dituntut untuk menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan ada sejumlah peran guru yang
perlu dihayati yaitu guru sebagai:
1) Penata kegiatan belajar-mengajar
2) Sumber informasi bagi murid
3) Pendorong belajar siswa
4) Penyedia materi dan pembuka kesempatan belajar murid
5) Pendiagnosis kebutuhan belajar murid
6) Pemberi kemudahan belajar sesuai kebutuhan murid
7) Mitra kerja dalam kegiatan belajar
Agar dapat memainkan peran-peran tersebut di atas guru PKR perlu
menguasai sejumlah keterampilan sebagai berikut :
1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.

12
- Tunjukkan perhatian yang hangat
- Dengarkan pendapat murid
- Berikan respon yang positif
- Ciptakan hubungan saling percaya
- Tunjukkan kesediaan membantu murid
- Bersikaplah terbuka terhadap perasaan murid
- Kendalikan situasi agar murid merasa aman
2) Keterampilan menata kegiatan belajar-mengajar
- Adakan pengenalan umum mengenai isi dan latar kegiatan belajar
- Gunakan variasi kegiatan sesuai kebutuhan
- Adakan pengelompokan murid sesuai dengan tujuan
- Jangan lupa mengkoordinasikan aneka kegiatan yang berlangsung
- Berikan perhatian pada berbagai tugas yang diberikan
- Usahakan agar pada akhir kegiatan selalu ada penyimpulan
3) Keterampilan mengarahkan dan memberi kemudahan belajar
- Berikan penguatan terhadap perilaku murid yang baik
- Bersikap tanggap terhadap keadaan murid
- Berikan bantuan belajar sesuai kebutuhan untuk belajar lebih lanjut
- adakan pemantapan terhadap kegiatan kelompok dan perorangan

c. Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi murid, serta mengurangi
kejenuhan dan kebosanan. Seorang guru PKR dapat membuat murid senang, puas,
dan betah belajar. Caranya adalah mengadakan variasi dalam pembelajaran.
Variasi juga disebut keanekaragaman. Dalam pembelajaran, keanekaragaman
menyangkut gaya mengajar, media, sumber, dan pola interaksi serta kegiatan
belajar mengajar.
1) Variasi gaya mengajar
Gaya mengajar adalah pola penampilan guru dalam mengolah dan
mengelola rangsangan belajar dan lingkungan belajar yang memungkinkan

13
tumbuhnya dinamika proses belajar murid. Dinamika proses belajar tercermin
pada perhatian, semangat, dan rasa senang, betah atau keasyikan murid dalam
mempelajari sesuatu. Penampilan mengajar guru diwarnai oeh keterampilan guru
dalam:
a. Bicara: kecepatan, kejernihan, tekanan, volume, dan kepasihan.
b. Perhatian: pemusatan perhatian murid, persebaran perhatian pada
kegiatan murid secara bersamaan.
c. Kesenyapan: berhenti bicara sebentar untuk mengendapkan ide
d. Kontak pandang: semua murid mendapat tatapan hangat dari guru
e. Olah gerak dan mimik : gerak fisik dan tampilan wajah
f. Alih posisi: berdiri yang memungkinkan murid merasakan perhatian
sama

2) Variasi media dan sumber


Media adalah alat dan bahan yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pesan yang dapat berupa ide, informasi, pendapat kepada murid.
Media dapat berbentuk visual(terlihat), audio(terdengar) dan teraba. Sedangkan
Sumber adalah benda, manusia, situasi yang berisikan/menghasilkan informasi,
data, fakta, ide, rangsangan yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam
berkomunikasi. Sumber dapat berupa barang cetak(buku,modul), bahan
terekam(kaset audio), bahan tersiar(radio,TV), manusia sumber, dan pengaruh
yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis sumber tersebut.
Keterampilan guru memanfaatkan aneka ragam media dan sumber secara
tepat guna dan layak dapat membangun suasana belajar –mengajar yang menarik,
menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan. Untuk itu guru sebaiknya
terampil dalam memilih, menyelesaikan, menggunakan dan bila mungkin
mengolah kembali media dan sumber sesuai kebutuhan.

3) variasi pola interaksi dan kegiatan


Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat
beraneka ragam, mulai dari yang didominasi guru sampai kegiatan yang dilakukan

14
sendiri oleh murid. Proses belajar murid harus diartikan sebagai aktivitas individu
dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman belajar yang
baik dan bermakna adalah pengalaman belajar yang dibangun melalui aneka
ragam pola interaksi dan kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru. Oleh
karena itu guru harus menguasai pola interaksi dan kegiatan.
Bila dilihat dari jumlah peserta murid dalam suatu kegiatan belajar,
kegiatan belajar dapat berupa kegiatan perorangan, pasangan, kelopok kecil,
kelompok besar, dan secara klasikal. Pola interaksi yang bisa terjadi pada setiap
jenis kegiatan tidak selalu sama. Jenis pola interaksi tersebut adalah:
a) Pola interaksi perseorangan (pola INPERS)
b) Pola interaksi pasangan (pola INPAS)
c) Pola interaksi kelompok kecil (pola INKK)
d) Pola interaksi kelompok besar (pola INKB)
e) Pola interaksi klasikal (pola INKLAS)
Bila dilihat dari kegiatannya terdapat beberapa jenis yang dapat digunakan
di kelas antara lain:
a) Membaca
b) Menggunakan lembar kerja
c) Bercerita
d) Berdialog/berdiskusi
e) Mengadakan percobaan
f) Mendengarkan kaset/radio
g) Bernyanyi
h) Mengamati lingkungan

D. Mengelola Kelas PKR

Kelas PKR memerlukan perhatian yang lebih dari kelas biasa, karena
karakteristik pembelajaran dalam PKR jauh lebih beragam daripada di kelas biasa.
Tetapi tuntutan pedagogisnya sama yaitu iklim kelas yang perlu diciptakan harus
memungkinkan murid dapat memanfaatkan waktu belajar secara efektif. Untuk

15
dapat menciptakan dan memelihara suasana kelas yang memungkinkan optimal
kualitas pembelajarannya dan keterlibatan murid, perlu pengelolaan kelas yang
baik. Keterampilan mengelola kelas mencakup kemampuan guru untuk :

a. Menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal


Situasi kelas yang optimal ditandai oleh tingginya waktu yang digunakan
untuk mendorong murid melakukan tugas-tugas, dan waktu yang digunakan oleh
murid untuk melibatkan diri dalam interaksi kelas. Untuk dapat menciptakan
situasi tersebut guru sebaiknya terampil dalam:
a) Menanggapi dengan penuh perhatian hal-hal yang mengganggu jalannya
interaksi belajar mengajar. Misalnya, bila ada murid yang bercerita sendiri.
b) Memeratakan perhatian terhadap semua kelompok secara visual maupun
verbal.
c) Bicara dengan jelas sehingga semua murid bias mendengar, arahkan
pandangan ke semua murid.
d) Memberikan penugasan kepada kelompok dengan jelas sehingga murid-
murid memahami tugas dan peranan serta tanggung jawabnya dalam
kegiatan belajarmengajar
e) Memberi teguran dengan arif dan bijaksana bila melihat terjadinya
perilaku menyimpang dari murid. Teguran yang kasar bukan saja tak
efektif, tetapi dapat melukai perasaan murid.
f) Memberikan penguatan verbal, gestural, kegiatan, kedekatan dan token
sesuai dengan keperluan dan situasi secara wajar. Berikan pujian terhadap
perilaku yang baik untuk mendorong munculnya perilaku baik lebih sering
muncul.

b. Mengendalikan kondisi belajar yang optimal


Bila ada murid yang berperilaku yang menyimpang janganlah dibiarkan,
tetapi harus dikendalikan. Hakekat belajar adalah perubahan, maka bila melihat
adanya perilaku menyimpang harus segera diubah menjadi perilaku yang baik.
Mengubah perilaku menyimpang dapat dilakukan dengan cara:

16
a) Mengajarkan dan memberi contoh perilaku yang diinginkan.
b) Menguatkan perilaku yang baik dengan pujian yang wajar.
c) Memberi hukuman dengan cara yang benar dan wajar terhadap perilaku
menyimpang.
Dalam upaya mengatasi perilaku yang menyimpang ada sejumlah teknik
yang dapat digunakan yaitu:
1. Mengabaikan sementara yang direncanakan.
2. Melakukan campur tangan dengan isyarat
3. Mengawasi dari dekat
4. Menerima perasaan negatif murid
5. Mendorong murid mengungkapkan perasaannya
6. Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu
7. Menghilangkan ketegangan dengan humor.
8. Mengatasi penyebab gangguan.
9. Membatasi secara fisik
10. Menjauhkan penggannggu

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Guru PKR perlu memiliki ilmu dan kiat mengajar, agar proses
pembelajaran berhasil dengan baik. Membuka pelajaran merupakan penghubung
pengalaman belajar lama dan baru yang sekaligus berfungsi sebagai langkah awal
yang menentukan mulus tidaknya proses belajar murid. Menutup pelajaran
merupakan review terhadap pelajaran yang berlangsung dan berfungsi sebagai
penghubung antara pengalaman baru dengan pengalaman yang akan dating.
Proses belajar aktif dan belajar mandiri perlu dikembangkan dalam pelaksanaan
PKR, dengan menciptakan iklim belajar yang ditandai olehn suasana hangat,
saling hormat, adanya dialog, peran murid jelas, dan saling percaya. Dalam
menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal guru PKR harus terampil
dalam menanggapi suasana belajar, memeratakan perhatian, memberi penugasan
yang jelas, memberi teguran yang arif dan bijaksana, dan memberikan penguatan
yang tepat. Dalam mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi
perilaku menyimpang, guru harus terampil dalam mengajarkan dan memberi
contoh, menguatkan perilaku yang baik, dan memberi hukuman yang benar dan
wajar.

B. Saran
Sebagai calon seorang guru, sebaiknya kita perlu mendalami materi pada
makalah ini dengan baik. Hal ini dikarenakan pada makalah ini membahas
mengenai mengenai prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR yang akan
bermanfaat bagi kita jika nantinya kita mendapat tugas menjadi seorang guru
PKR. Serta menurut kami seorang guru harus benar-benar memahami PKR itu

18
sendiri karena sangat penting bagi suatu pendidikan apalagi sekolah-sekolah yang
berada disuatu pelosok agar tidak ketinggalan pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Djalil, A., 2004. Pembelajaran Kelas Rangkap. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan. Jakarta: Universitas Terbuka
Arifathul. 2014. Pembelajaran Kelas Rangkap
http://pgsduho2013.blogspot.co.id/2014/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
diakses pada tanggal 10 September 2015 pukul 20.00 WIB
Barabai. 2014. Makalah Prinsip Didaktik Metodik dan Prosedur Dasar PKR
http://blog-barabai.blogspot.co.id/2014/11/makalah-prinsip-didaktik-
metodik-dan.html diakses pada tanggal 10 September 2015 pukul 20.00
WIB

19

You might also like