Professional Documents
Culture Documents
Makalah PKR - Kelompok 2
Makalah PKR - Kelompok 2
DASAR PKR”
Oleh :
Kelompok 2
NITA : A1G121066
APROITA : A1G121090
HASLINA : A1G121100
YANTO :
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Prinsip Didaktik-Metodik dan Prosedur Dsar PKR” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Bapak Dris. La Ode Kaimuddin, M.Si pada mata kuliah Pembelajara
Kelas Rangkap. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
kita tentang dimensi pengetahuan dan proses berpikir yang berkaitan dengan
Pembelejaran kelas rangkap bagi para pembaca dan juga kami sebagai penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu pada bidang studi
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan kami sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari
makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca sangat kami nantikan untuk menjadi acuan kami agar bisa
menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................................18
B. Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), merupakan salah satu bentuk
pembelajaran yang perlu dikuasai oleh guru SD. Guru harus selalu berusaha
dengan berbagai cara agar semua murid merasa mendapat perhatian dari guru
secara terus-menerus. Agar mampu melakukan hal ini, guru harus menguasai
berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang bersamaan dan
kemudian mampu meyakinkan murid bahwa guru selalu berada bersama mereka,
bukan pekerjaan yang mudah.
Guru harus mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan
pengelolaan yang tepat. Tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung
berkaitan dengan penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan atau member
tugas dan mengajukan pertanyaan. Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang
berkaitan dengan penciptaan dan pengembalian kondisi kelas yang optimal..
Misalnya menunjukkan sikap tanggap dana peka, mengatur tempat dudk, member
petunjuk yang jelas, atau menegur siswa.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran PKR ada beberapa prinsip yang harus
di pelajari oleh calon guru. salah satu dari prinsip-prinsip tersebut adalah Prinsip
Didaktik-Metodik dan Prosedu Dasar PKR.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip didaktik-metodik dan prosedural
dasar PKR?
2. Bagaimanakah mendorong belajar aktif dan membiasakan belajar
mandiri?
4. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan dalam mengelola kelas PKR?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui tentang prinsip didaktik-metodik dan
prosedural dasar PKR
2. Untuk dapat mengetahui cara membuka dan menutup pembelajaran
3. Untuk dapat mengetahui mendorong belajar aktif dan membiasakan
belajar mandiri
4. Untuk dapat mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam
mengelola kelas PKR
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sebagai seorang guru, tidak asing lagi dengan kegiatan membuka dan
mengakhiri pelajaran. Karena kedua kegiatan itu dilakukan setiap kali mengajar.
Namun setiap guru mempunyai kebiasaan atau cara yang berbeda dengan guru
lainnya. Hal ini dikarenakan mengajar memiliki sisi keilmuan dan sisi kiat atau
seni. Dan yang membedakan perilaku mengajar guru adalah dalam hal seni atau
kiatnya.
Seni atau kiat mengajar itu berkenaan dengan bagaimana guru
menciptakan interaksi belajar-mengajar yang berhasi, menarik dan
menyenangkan. Sedangkan dari sisi keilmuan berkenaan dengan penalaran guru
mengenai apa, mengapa, dan bagaimana membelajarkan murid. Dimana hal ini
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta intelektual guru yang
memadai. Dalam praktik mengajar, sisi keilmuan dan kiat mengajar harus terpadu
dan, harus saling mengisi. Hal ini berarti bahwa mengajar harus dapat diwujutkan
dalam praktik dengan baik, dan cara mengajarpun dilandasi oleh prinsip-prinsip
keilmuan mengajar. Meskipun kenyataan di lapangan juga tergantung dari kualitas
kepribadian guru.
Setiap guru PKR harus menguasai prinsip-prinsip keilmuan mengajar dan
memiliki kiat mengajar dibandingkan dengan guru SD lainnya. Oleh karena itu,
disamping memiliki ilmu dan kiat mengajar secara umum, juga harus memiliki
ilmu dan kiat mengajar yang lebih khusus. Berikut ulasan tentang bagaimana
membuka dan mengakhiri pelajaran dalam situasi pembelajaran kelas rangkap
(PKR).
1. Membuka Pelajaran
Perhatikan contoh bagaimana seorang guru SD membuka pelajaran dalam
PKR 321 berikut.
Guru : Selamat pagi anak-anak!
Murid : Secara serempak, selamat pagi bu guru!
Guru : - Coba perhatikan, kelas III, kelas IV, dan juga kelasV.
- Hari ini kelas III dan kelas IV belajar IPS dan kelas V Bhs Indonesia.
4
- Kelas V membuat karangan bebas, kelas IV menggambar peta
kabupaten, dan kelas III mencari nama-nama kota kecamatan di
kabupaten.
Dalam membuka pelajaran ada empat hal pokok yang harus dilakukan
oleh guru yaitu:
2) Menimbulkan Motivasi
Motivasi belajar sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam belajar.
Bagamana guru dapat mendorong murid untuk mampu dan terbiasa dalam belajar
juga sangat penting. Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam
5
diri murid dan dari luar diri murid untuk mengalami perubahan perilaku dalam
bentuk pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. Motivasi yang berasal dari
diri murid disebut motivasi instrinsik, misalnya kemauan, kebutuhan, semangat,
rasa senang dan sebagainya. Motivasi yang berasal dari luar diri murid disebut
motivasi ekstrinsik, misalnya guru dan apa saja yang dilakukan guru untuk
membuat murid mau, mampu dan biasa belajar, bahkan lingkungan belajar, kelas,
bahan, sumber belajar dan sebagainya. Motivasi belajar instrinsik dan ekstrinsik
harus ditimbulkan secara terpadu.
Dengan demikian kedua motivasi tersebut menjadikan energi atau daya
yang dapat menggerakkan murid untuk belajar, yaitu mengalami perubahan
perilaku. Ada empat cara yang dapat dilakukani guru PKR dalam menimbulkan
motivasi yaitu:
6
c) Mengemukakan ide yang bertentangan
Ide atau pendapat yang bertentangan dapat menimbulkan disonansi
kognitif, yaitu: situasi dalam pikiran seseorang yang penuh pertanyaan. Dan pada
gilirannya dapat menimbulkan dorongan belajar bagi murid. Untuk dapat
menimbulkan ide yang bertentangan guru dapat menyajikan suatu kasus atau
cerita bermasalah. Kasus itu dapat berupa kejadian yang sesungguhnya. Misalnya
diambil dari berita di surat kabar.
7
Tujuan merupakan gambaran perilaku yang diharapkan terbentuk setelah
proses pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru harus mengemukakan tujuan
pembelajaran, hal ini penting agar dapat memberi arah pada proses belajar. Dalam
PKR, tujuan pasti bersifat multi level dan multi dimensional. Tujuan belajar untuk
kelas IV, V, VI, dalam PKR pasti memiliki tujuan yang beraneka dalam tingkat
kelas maupun bidangnya.
Sebagai contoh tujuan yang bersifat multi level dan multi dimensional
adalah: Kelas IV dan kelas V belajar IPS dengan topik kekayaan alam. Tujuan
yang diharapkan bagi murid kelas IV adalah murid dapat mengidentifikasi sumber
daya alam. Sedang untuk kelas V murid dapat memberi contoh pemanfaatan
sumber daya alam. Kelas VI akan belajar PPKN dengan tujuan agar murid dapat
memcahkan kasus pencemaran lingkungan dari sudut hukum.
Batas tugas merupakan garis batas yang dapat dipakai pedoman oleh
murid seberapa jauh mereka harus melakukan suatu tugas atau pengalaman
belajar. Batas tugas secara konseptual tampak dalam tujuan dan prosedur kegiatan
belajar yang akan dilalui. Baik batas tugas maupun tujuan sebaiknya dikemukakan
pada awal pelajaran sebagai acuan bagi murid dan juga bagi guru dalam menjalani
proses pembelajaran pada tahap kegiatan yang akan berlangsung.
8
biasanya berupa konsep yang akan dibahas. Dan masalah pokok perlu
dikemukakan pada awal pelajaran.
d) Mengajukan pertanyaan
2. Menutup Pelajaran
9
Menutup pelajaran sama pentingnya dengan menutup pelajaran, walaupun
berbeda tujuan dan fungsinya. Untuk menutup pelajaran sebaiknya dilakukan
secara bersama-sama dimana semua murid dari kelas yang dirangkap hadir dalam
satu ruangan atau satu tempat.
Ada tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan guru dalam menutup
pelajaranyaitu:
1) Meninjau kembali.
Untuk mengecek apakah pengalaman belajar murid sudah memenuhi
tuntutan pedagogis sebagaimana diisyaratkan dalam tujuan perlu ditinjau kembali.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara merangkum atau membuat
ringkasan. Rangkuman sebaiknya dibuat guru dengan melibatkan murid. Dengan
demikian murid dapat memahami apa saja yang telah dipelajari dalam
pembelajaran.
2) Mengadakan evaluasi penguasaan murid
Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran adalah tercapai tidaknya
penguasaan murid mengenai materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang
digariskan. Untuk maksud tersebut guru perlu mengadakan evaluasi formatif pada
akhir pelajaran. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara:
1. Mendemonstrasikan keterampilan.
2. Menerapkan ide baru pada situasi lain
3. Mengemukakan pendapat sendiri
4. Memberikan soal-soal secara tertulis
3) Memberikan tindak lanjut
Tindak lanjut berfungsi untuk menghubungkan materi dan pengalaman
belajar baru dengan pengalaman yang akan datang. Tindak lanjut dapat dilakukan
dengan cara memberi pekerjaan rumah, merancang sesuatu, mengkomunikasikan
sesuatu.
10
Pada hakekatnya belajar itu adalah adanya perubahan. Perubahan
berkenaan dengan pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan, dan kebiasaan
belajar. Perubahan pengetahuan melalui proses pemahaman, sedang nilai dan
sikap melalui proses penghayatan. Keterampilan berubah melalui proses latihan,
sedang kebiasaan belajar berubah melalui pembiasaan atau habituasi. Semua
proses perubahan itu terjadi dalam diri individu.
Dengan demikian dalam proses belajar individulah yang aktif, oleh karena
itu proses pembelajaran yang baik adalah proses yang memungkinkan murid
belajar secara mandiri. Belajar mandiri adalah proses memperoleh pengetahuan,
nilai dan sikap, keterampilan, dan kebiasaan belajar melalui pemanfaatan
rangsangan dari luar diri murid untuk membangkitkan kemampuan belajar secara
optimal. Untuk dapat menumbuhkan proses belajar mandiri perlu diciptakan iklim
belajar yang baik, yang ditandai oleh adanya suasana hangat, menarik dan
menyenangkan.
Ada beberapa alasan yang dapat kita simak, mengapa belajar mandiri perlu
digalakkan.
a. Ada bukti yang kuat bahwa individu yang berinisiatif dalam belajar dapat
belajar lebih banyak, dan lebih baik dari pada individu yang tergantung
pada guru.
b. Belajar mandiri lebih sesuai denga prose salami perkembangan mental
individu.
c. Perkembangan baru dalam berbagai aspek pendidikan menempatkan
murid sebagai pebelajar yang aktif(Knowles,1975).
11
PKR bisa dibentuk untuk masing-masing kelas atau lintas kelas. Besar kelompok
tergantung pada jumlah murid, kelompok terkecil berjumlah dua orang dan paling
besar lima orang. Keterampilan yang perlu dikuasai guru PKR dalam menata
diskusi atau kerja kelompok kecil adalah:
1) Memusatkan perhatian murid
2) Memperjelas masalah yang menjadi pusat perhatian
3) Menganalisis pendapat murid
4) Memberi kesempatan kepada murid untuk mengeluarkan pendapat
5) Memeratakan kesempatan untuk berbicara
6) Memacu proses berfikir murid
7) Menutup diskusi dengan laporan
12
- Tunjukkan perhatian yang hangat
- Dengarkan pendapat murid
- Berikan respon yang positif
- Ciptakan hubungan saling percaya
- Tunjukkan kesediaan membantu murid
- Bersikaplah terbuka terhadap perasaan murid
- Kendalikan situasi agar murid merasa aman
2) Keterampilan menata kegiatan belajar-mengajar
- Adakan pengenalan umum mengenai isi dan latar kegiatan belajar
- Gunakan variasi kegiatan sesuai kebutuhan
- Adakan pengelompokan murid sesuai dengan tujuan
- Jangan lupa mengkoordinasikan aneka kegiatan yang berlangsung
- Berikan perhatian pada berbagai tugas yang diberikan
- Usahakan agar pada akhir kegiatan selalu ada penyimpulan
3) Keterampilan mengarahkan dan memberi kemudahan belajar
- Berikan penguatan terhadap perilaku murid yang baik
- Bersikap tanggap terhadap keadaan murid
- Berikan bantuan belajar sesuai kebutuhan untuk belajar lebih lanjut
- adakan pemantapan terhadap kegiatan kelompok dan perorangan
c. Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi murid, serta mengurangi
kejenuhan dan kebosanan. Seorang guru PKR dapat membuat murid senang, puas,
dan betah belajar. Caranya adalah mengadakan variasi dalam pembelajaran.
Variasi juga disebut keanekaragaman. Dalam pembelajaran, keanekaragaman
menyangkut gaya mengajar, media, sumber, dan pola interaksi serta kegiatan
belajar mengajar.
1) Variasi gaya mengajar
Gaya mengajar adalah pola penampilan guru dalam mengolah dan
mengelola rangsangan belajar dan lingkungan belajar yang memungkinkan
13
tumbuhnya dinamika proses belajar murid. Dinamika proses belajar tercermin
pada perhatian, semangat, dan rasa senang, betah atau keasyikan murid dalam
mempelajari sesuatu. Penampilan mengajar guru diwarnai oeh keterampilan guru
dalam:
a. Bicara: kecepatan, kejernihan, tekanan, volume, dan kepasihan.
b. Perhatian: pemusatan perhatian murid, persebaran perhatian pada
kegiatan murid secara bersamaan.
c. Kesenyapan: berhenti bicara sebentar untuk mengendapkan ide
d. Kontak pandang: semua murid mendapat tatapan hangat dari guru
e. Olah gerak dan mimik : gerak fisik dan tampilan wajah
f. Alih posisi: berdiri yang memungkinkan murid merasakan perhatian
sama
14
sendiri oleh murid. Proses belajar murid harus diartikan sebagai aktivitas individu
dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman belajar yang
baik dan bermakna adalah pengalaman belajar yang dibangun melalui aneka
ragam pola interaksi dan kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru. Oleh
karena itu guru harus menguasai pola interaksi dan kegiatan.
Bila dilihat dari jumlah peserta murid dalam suatu kegiatan belajar,
kegiatan belajar dapat berupa kegiatan perorangan, pasangan, kelopok kecil,
kelompok besar, dan secara klasikal. Pola interaksi yang bisa terjadi pada setiap
jenis kegiatan tidak selalu sama. Jenis pola interaksi tersebut adalah:
a) Pola interaksi perseorangan (pola INPERS)
b) Pola interaksi pasangan (pola INPAS)
c) Pola interaksi kelompok kecil (pola INKK)
d) Pola interaksi kelompok besar (pola INKB)
e) Pola interaksi klasikal (pola INKLAS)
Bila dilihat dari kegiatannya terdapat beberapa jenis yang dapat digunakan
di kelas antara lain:
a) Membaca
b) Menggunakan lembar kerja
c) Bercerita
d) Berdialog/berdiskusi
e) Mengadakan percobaan
f) Mendengarkan kaset/radio
g) Bernyanyi
h) Mengamati lingkungan
Kelas PKR memerlukan perhatian yang lebih dari kelas biasa, karena
karakteristik pembelajaran dalam PKR jauh lebih beragam daripada di kelas biasa.
Tetapi tuntutan pedagogisnya sama yaitu iklim kelas yang perlu diciptakan harus
memungkinkan murid dapat memanfaatkan waktu belajar secara efektif. Untuk
15
dapat menciptakan dan memelihara suasana kelas yang memungkinkan optimal
kualitas pembelajarannya dan keterlibatan murid, perlu pengelolaan kelas yang
baik. Keterampilan mengelola kelas mencakup kemampuan guru untuk :
16
a) Mengajarkan dan memberi contoh perilaku yang diinginkan.
b) Menguatkan perilaku yang baik dengan pujian yang wajar.
c) Memberi hukuman dengan cara yang benar dan wajar terhadap perilaku
menyimpang.
Dalam upaya mengatasi perilaku yang menyimpang ada sejumlah teknik
yang dapat digunakan yaitu:
1. Mengabaikan sementara yang direncanakan.
2. Melakukan campur tangan dengan isyarat
3. Mengawasi dari dekat
4. Menerima perasaan negatif murid
5. Mendorong murid mengungkapkan perasaannya
6. Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu
7. Menghilangkan ketegangan dengan humor.
8. Mengatasi penyebab gangguan.
9. Membatasi secara fisik
10. Menjauhkan penggannggu
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru PKR perlu memiliki ilmu dan kiat mengajar, agar proses
pembelajaran berhasil dengan baik. Membuka pelajaran merupakan penghubung
pengalaman belajar lama dan baru yang sekaligus berfungsi sebagai langkah awal
yang menentukan mulus tidaknya proses belajar murid. Menutup pelajaran
merupakan review terhadap pelajaran yang berlangsung dan berfungsi sebagai
penghubung antara pengalaman baru dengan pengalaman yang akan dating.
Proses belajar aktif dan belajar mandiri perlu dikembangkan dalam pelaksanaan
PKR, dengan menciptakan iklim belajar yang ditandai olehn suasana hangat,
saling hormat, adanya dialog, peran murid jelas, dan saling percaya. Dalam
menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal guru PKR harus terampil
dalam menanggapi suasana belajar, memeratakan perhatian, memberi penugasan
yang jelas, memberi teguran yang arif dan bijaksana, dan memberikan penguatan
yang tepat. Dalam mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi
perilaku menyimpang, guru harus terampil dalam mengajarkan dan memberi
contoh, menguatkan perilaku yang baik, dan memberi hukuman yang benar dan
wajar.
B. Saran
Sebagai calon seorang guru, sebaiknya kita perlu mendalami materi pada
makalah ini dengan baik. Hal ini dikarenakan pada makalah ini membahas
mengenai mengenai prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR yang akan
bermanfaat bagi kita jika nantinya kita mendapat tugas menjadi seorang guru
PKR. Serta menurut kami seorang guru harus benar-benar memahami PKR itu
18
sendiri karena sangat penting bagi suatu pendidikan apalagi sekolah-sekolah yang
berada disuatu pelosok agar tidak ketinggalan pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
19