You are on page 1of 2

“UDIN SI TELINGA GATAL”

Pengarang: Prima Ayu Pramesthy

Suasana di lingkungan pertambangan memang sangat berat. Namun, tak


jarang para pekerja berusaha mencari hiburan sendiri agar suasana
menjadi lebih ringan. Begitu juga yang terjadi pada suatu hari di tambang
tembaga.

Saat itu, semua pekerja sedang asyik bekerja dan mencari sumber daya
tambang. Namun, tiba-tiba salah satu pekerja bernama Udin merasa gatal
di telinganya. Ia pun berusaha menggaruk telinganya dengan tangan
kanannya, namun tetap saja gatalnya tak hilang.

Melihat itu, rekan-rekan sekerja Udin pun ikut menertawakan dirinya.


Namun, Udin tetap bersikukuh menggaruk telinganya.

"Tolong berikan bantuan!" ucap Udin dengan nada gugup.

Ketika rekan-rekannya ingin membantu, mereka baru sadar bahwa Udin


tidak menggunakan satu tangan kanannya. Tangan kanannya sejak lahir
memang tidak ada. Rekan-rekan sekerja pun semakin tertawa melihat
kesalahpahaman tersebut.

"Sudahlah, aku hanya ingin menggaruk telinga. Tangan kiriku kan masih
ada," ujar Udin sambil tersenyum malu-malu.

Tawa pun meledak di antara para pekerja. Udin langsung menjadi bahan
candaan dan dijuluki si "Udin Telinga Gatal". Meski begitu, Udin tidak
merasa tersinggung dan tetap bekerja dengan semangat.
Sejak saat itu, para pekerja di tambang tembaga sering menghibur diri
dengan memanggil Udin si "Udin Telinga Gatal". Namun, mereka juga
sadar bahwa Udin adalah salah satu pekerja yang paling rajin dan
produktif di antara mereka.

Kisah ini menjadi sebuah cerita lucu yang sering diceritakan para pekerja
tambang tembaga. Meski suasana kerja di sana berat, namun keceriaan
yang muncul di tengah-tengah mereka dapat membuat suasana menjadi
lebih ringan dan menyenangkan.

You might also like