You are on page 1of 7

Nomor :

Revisi ke :
BerlakuTgl. :

Standard Operational Procedure ( SOP )


Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Bulukerto

dr. KristiawanTeguhWibowo
NIP. 19770421 2008 0 11 007

PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BULUKERTO
JL. Bulukerto-Purwantoro No. 32 KodePos 57697

E-mail : UPTD.puskesmasbulukerto@gmail.com
PERDARAHAN SALURAN
Ditetapkan Oleh
CERNA BAGIAN BAWAH Kepala UPTD Puskesmas
Bulukerto
No. Dokumen :

SOP No.Revisi :
Tgl. Terbit :
Halaman :1/3 dr. Kristiawan Teguh Wibowo
UPTD PUSKESMAS
NIP. 197704212008011007
BULUKERTO

1. Pengertian Perdarahan yang berasal dari usus di sebelah bawah ligamentum


Treitz. Hematokezia diartikan darah segar yang keluar melalui
anus dan merupakan manifestasi tersering dari perdarahan saluran
cerna bagian bawah.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan penatalaksaan
kasus perdarahan saluran cerna bagian bawah.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Bulukerto

4. Referensi a. UU No.36 Tahun 2009 Tentang kesehatan


b. PERMENPAN DAN RB Nomor 35 Tahun 2012 tentang
standar operasional prosedur administrasi pemerintahan
c. Peraturan Menteri Kesehatan no 5 tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.
5. Langkah - Pasien datang dengan keluhan darah segar yang keluar
langkah melalui anus (hematokezia) atau dengan keluhan tinja yang
berwarna hitam dengan bau yang khas (melena). Umumnya
melena menunjukkan perdarahan di saluran cerna bagian
atas atau usus halus, namun demikian melena dapat juga
berasal dari perdarahan kolon sebelah kanan dengan
perlambatan mobilitas.
2) Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan fisik yang ditemukan mengarah kepada
penyebab perdarahan. Dapat ditemukan adanya nyeri
abdomen, terabanya massa diabdomen (mengarah pada
neoplasma), fissure ani, pada rectal toucher : adanya darah
pada saat pemeriksaan, adanya massa berupa hemoroid,
tumor rectum.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah Perifer Lengkap, Hemostasis
Lengkap, Tes Darah Samar, Pemeriksaan Defisiensi
Besi
b. Kolonoskopi
c. Scintigraphy dan angiografi
d. Pemeriksaan radiografi lainnya : Enema barium
3) Petugas menegakkan diagnosis.
Diagnosis Klinis
Anamnesis yang teliti dan pemeriksaan jasmani yang akurat
merupakan data penting untuk menegakkan diagnosis yang
tepat.
Diagnosis Banding
a. Haemorhoid
b. Infeksi usus
c. Penyakit usus inflamatorik
d. Diverticulosis
e. Angiodisplasia
f. Tumor kolon
Komplikasi
a. Syok hipovolemik
b. Gagal ginjal akut
c. Anemia karena perdarahan
4) Petugas memberikan terapi.
Penatalaksanaan :
a. Identifikasi dan antisipasi terhadap adanya gangguan
hemodinamik
b. Puasa dan perbaikan hemodinamik
c. Resusitasi pada perdarahan saluran cerna bagian
bawah yang akut
d. Oleh karena perdarahan saluran cerna bagian atas
yang hebat juga menimbulkan darah segar di anus
maka pemasangan NGT (nasogatric tube)
e. Pemeriksaan laboratorium segera diperlukan pada
kasus-kasus yang membutuhkan transfuse lebih 3 unit
pack red cell
f. Konsultasi ke dokter
g. Penatalaksanaan sesuai penyebab perdarahan
(Kolonoskopi juga dapat digunakan untuk melakukan
ablasi dan reseksi polip yang berdarah atau
mengendalikan perdarahan yang timbul pada kanker
kolon)
h. Pada beberapa diagnostic (seperti divertikel Meckel
atau keganasan) bedah merupakan pendekatan utama
setelah keadaan pasien stabil
i. Penatalaksaan perdarahan samar saluran cerna
j. Penyakit peptic diterapi sesuai dengan penyebabnya
meliputi pemberian obat supresi asam jangka pendek
k. Sejumlah lesi premaligna dan polip bertangkai yang
maligna dapat diangkat dengan polipektomi
l. Pengobatan infeksi sesuai penyebab
m. Beberapa perdarahan saluran cerna bagian bawah
dapat diobati secara medikamentosa
n. Kehilangan darah samar memerlukan suplementasi
besi untuk jangka panjang
5) Petugas melakukan rujukan pasien ke fasilitas kesehatan
sekunder.
Kriteria Rujukan : Konsultasi ke dokter spesialis terkait
dengan penyebab perdarahan.
6) Petugas memberikan edukasi dan konseling.
Konseling dan Edukasi : Keluarga ikut mendukung untuk
menjaga diet dan pengobatan pasien.
7) Petugas menuliskan ke dalam status rekam medis semua
hasil pemeriksaan dan terapi.
6. Diagram alur
Pemeriksaan Fisik menegakkan
Anamnes 1. Tampak adanya diagnosa
a perdarahan di sklera
2. Melakukan
pemeriksaan tajam
penglihatan
umumnya 6/6,
Edukasi tentang
perdarahan
subkonjungtiva
yang akan

7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait Poli Umum
9. Dokumen terkait 1. Rekam Medis
2. Blangko Resep
3. Blangko Rujukan
10. Rekaman No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
Historis di berlakukan

Perubahan
Daftar Tilik SOP Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah

Tidak
No Uraian Kegiatan Ya Tidak
Berlaku

1. Apakah petugas menanyakan keluhan ?


2. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik ?

3. Apakah petugas menentukan diagnosis klinis ?

4 Apakah petugas menentukan rencana


penatalaksanaan ?
5 Apakah petugas melakukan rujukan ke fasilitas
kesehatan sekunder jika terdapat indikasi ?
6 Apakah petugas memberikan konseling dan edukasi

7 Apakah petugas mencatat semua hasil pemeriksaan


dan terapi yang telah diberikan ke dalam status rekam
medis pasien
Jumlah Seluruh Jawaban

Tingkat Kepatuhan

Jumlah YA

CR = x 100%

Jumlah YA + TIDAK

CR.dikatakan Baik
Jika hasil > 80 %
Wonogiri,……………………
Petugas yang diaudit / Audite Pelaksana / Auditor

1/2
(………………………………) (..............................................)

1/2

You might also like