You are on page 1of 8

89

MOTIF PELAKU ABORSI DI KALANGAN REMAJA


DAN SOLUSI PENCEGAHANNYA

Sri Wahyuningsih
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo, Madura
E-mail: naningunijoyo@yahoo.com

Abstract: The researchers focused on adolescents (student) X University Madura, who has had an
abortion. From this number of abortions among adolescents in this study researchers tried to find a
solution. Methods used this research is a type of qualitative research with a case study approach,
the research object is the motive of the perpetrator to have an abortion while the subject is categorized
adolescent students who have had abortions. Data collection is to indeepth interview, observation,
and documentation. With purposive sampling technique. This study used a psychological approach
to communication. In order for this study resulted in validity, researchers used triangulation of data
validity and method triangulation.The results achieved in this study was the motive teen abortions
are influenced by fear and shame to the immediate family (parents), other families, community,
neighbors, and friends. Construction of human motives that exist in this study are feeling fear,
feeling shame, and feeling Compound. They are still sitting in college and do not want to interfere
with her pregnancy so abortion is bieng happened. The abortion motif influenced by his girlfriend
fiance or by taking special pills for abortion. The solution offered in this study the presence of the
psychology of communication according to Fisher’s approach is acceptance of sensory stimuli, a
process that mediates stimulus and response, response prediction and confirmation response.

Abstrak: Penelitian ini memfokuskan pada remaja (Mahasiswi) Universitas X, yang telah melakukan
aborsi. Dari banyaknya aborsi dikalangan remaja ini peneliti berusaha dalam penelitian ini mencari
solusinya. Metode Penelitian yang dipakai peneliti ini adalah jenis penelitiannya kualitatif dengan
pendekatan studi kasus, objek penelitian ini adalah motif pelaku untuk melakukan aborsi sedangkan
subjeknya adalah mahasiswa yang dikategorikan remaja yang pernah melakukan aborsi. Pengumpulan
datanya adalah dengan indeepth interview, observasi, dan dokumentasi. Dengan teknik sampling
purposive. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi komunikasi. Agar penelitian ini
menghasilkan kevalidan, peneliti memakai keabsahan data triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah motif remaja melakukan aborsi dipengaruhi oleh perasaan
takut dan malu terhadap keluarga dekat (orang tua), keluarga lain, masyarakat, tetangga, dan teman-
temannya. Konstruksi motif manusia yang ada dalam penelitian ini adalah Perasaan Ketakutan, Perasaan
Malu, dan Perasaan Majemuk. Mereka masih duduk di bangku kuliah dan tidak mau terganggu kuliahnya
dengan kehamilannya jadi aborsilah yang terjadi. Motif aborsi ini dipengaruhi oleh tunangan maupun
pacarnya dengan meminum pil khusus untuk aborsi. Solusi yang ditawarkan dalam penelitian ini
adanya pendekatan psikologi komunikasi menurut Fisher adalah penerimaan stimuli secara inderawi,
proses yang mengantarai stimulus dan respons, prediksi respons, dan peneguhan respons.
Kata Kunci: motif, aborsi, remaja, pendekatan psikologi komunikasi

PENDAHULUAN Aborsi di Indonesia sudah dilarang oleh


Fenomena aborsi di Indonesia adalah sudah KUHP, UU, maupun fatwa MUI atau Majelis
menjadi hal yang lumrah, sesuatu yang biasa di- Tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (penggu-
lakukan oleh orang-orang yang tidak meng- guran kandungan) di Indonesia tetap tinggi dan
inginkan janinnya. Karena beberapa alasan yang mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya. “Data
mendasarinya. Padahal mereka sudah tahu kon- tersebut belum termasuk kasus aborsi yang di-
sekuensinya ketika mereka melakukan aborsi lakukan di jalur non medis (dukun),” kata Guru
bisa menjadi penyebab kematian, dan yang jelas Besar Universitas YARSI Jakarta, Prof. Dr. H.
perbuatan yang dilarang oleh agama, adat, Jurnalis Uddin, P.AK dalam seminar dan lo-
norma-norma yang ada di masyarakat. Aborsi kakarya “Sosialisasi Buku Reinterpretasi Hukum
diperbolehkan apabila itu menyebabkan bahaya Islam tentang Aborsi” di Hotel Santika, Sura-
atau kematian kepada ibu dari janin yang dikan- baya. Menurutnya penelitian pada beberapa fa-
dungnya. silitas kesehatan seperti rumah sakit dan lembaga

89
90 Jurnal PARALLELA, Volume 1, Nomor 2, Desember 2014, hlm. 89-167

kesehatan lainnya menunjukkan bahwa feno- persen remaja atau satu diantara lima remaja di
mena aborsi di Indonesia perlu mendapat per- Indonesia pernah melakukan aborsi. Data ini me-
hatian serius dari pemerintah dan masyarakat. rupakan hasil pengumpulan data yang dilakukan
(antaranews.com, 2013). Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) yang
Dari penelitian WHO diperkirakan 20-60 diketuai Arist Merdeka Sirait (Majalah Detik
persen aborsi di Indonesia adalah aborsi dise- Edisi 30, 25 Juni-Juli 2012).
ngaja (induced abortion). Penelitian di 10 kota Di antara sekian juta pelaku, sebagaian
besar dan enam kabupaten di Indonesia mem- besar justru berasal dari kalangan remaja berusia
perkirakan sekitar 2 juta kasus aborsi, 50 per- 15 – 24 tahun. Diduga hal ini disebabkan karena
sennya terjadi di perkotaan. Kasus aborsi di per- kurangnya pendidikan seks dan sulitnya akses
kotaan dilakukan secara diam-diam oleh tanaga remaja mendapat alat kontrasepsi. Peneliti
kesehatan (70%), Sedangkan di pedesaan dila- menyoroti fenomena yang terjadi pada remaja
kukan oleh dukun (84%). Klien aborsi terbanyak mahasiswa kampus tepatnya kampus X di Ma-
berada pada kisaran usia 20-29 tahun. Perem- dura. Banyak pendatang dari Jawa maupun dari
puan yang tidak menginginkan kehamilannya Luar Jawa selain mahasiswa dari Madura sendiri.
tersebut dikarenakan beberapa faktor di antara- Telah disampaikan sumber dari pihak kampus
nya hamil karena perkosaan, janin dideteksi bahwa 60 persen mahasiswa Universitas X ada-
punya cacat genetik, alasan sosial ekonomi, ga- lah pendatang dari luar Madura dan 40 persen
ngguan kesehatan, KB gagal dan lainnya. Biasa- adalah mahasiswa yang berasal dari Madura
nya hamil karena perkosaan akan menderita sendiri.
gangguan fisik dan jiwa berat seumur hidup. Mereka saling berinteraksi satu sama lain,
Praktek aborsi, dilarang keras oleh Undang- saling menjalin komunikasi jika ada yang ber-
undang (UU) RI Nomor 23 tahun 1992 tentang kenan di hati mereka akan menjalin cinta kasih.
kesehatan dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Dimulai dari jalinan cinta kasih itu mereka bergaul
(MUI) Nomor 4 tahun 2005 tentang larangan dengan bebas, melihat juga bahwa tempat kos
aborsi. Dalam Fatwa MUI dijelaskan bahwa adalah bebas dalam artian tidak ada ibu kos jadi
secara umum aborsi hukumnya haram kecuali tidak ada yang mengontrol bagaimana cara me-
dalam keadaan darurat yaitu suatu keadaan reka bertamu. Sebagian juga ada yang mengon-
dimana seseorang apabila tidak melakukan trak rumah karena di sekitar kampus terdapat
aborsi maka ia akan mati. “Fatwa MUI tersebut perumahan yang rata-rata dikontrakkan pada
tidak bisa diartikan melegalkan praktek aborsi, mahasiswa yang kuliah di Universitas X Madura.
melainkan aborsi bisa dilakukan jika darurat Dari faktor tidak ada pengontrol itu mereka ber-
saja,” kata salah satu pembicara dalam seminar, gaul bebas sampai-sampai mereka melakukan
Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahito (Dosen UIN Syarif hubungan bebas seperti hubungan suami istri
Hidayatullah). Menurut Huzaemah, aborsi hanya sampai mereka hamil dan pada akhirnya mereka
bisa dilakukan jika umur kehamilan tidak lebih melakukan aborsi dari pihak perempuan. Yang
dari 40 hari. Pasalnya proses kejadian manusia tujuannya adalah untuk menutupi aib karena
dalam ilmu kedokteran dan kitab suci Al-Quran masih kuliah dan belum siap secara batin maupun
dan Hadits menyebutkan bahwa janin dalam lahiriah ketika mereka sudah mempunyai anak,
kandungan berusia 40 hari sudah ditiupkan `ruh`. tidak tahu juga jika ada maksud dan tujuan lain
Jika aborsi tersebut dilakukan pada janin di da- mereka melakukan aborsi. Salah satu sumber
lam kandungan usia 40 hari, hal itu sama artinya staf pengajar, peneliti tidak sebutkan namanya
dengan menghilangkan nyawa manusia bahwa ada mahasiswi di kampus ini yang me-
(antaranews.com, 2013). lakukan aborsi karena pacarnya tidak siap untuk
Demikian juga dari Komnas PA (Komisi mempunyai anak, sampai dia menangis dan ber-
Nasional Perlindungan Anak) telah melakukan darah-darah karena adanya kekerasan dari pihak
pengumpulan data yang hasilnya sebanyak 21 pacarnya. Ada lagi mahasiswi yang saya ketahui
Motif Pelaku Aborsi di Kalangan Remaja dan Solusi Pencegahannya (Sri Wahyuningsih) 91

dia anaknya sangat pendiam dan tidak disangka- Rakhmat, 2002). Fisher dalam Rakhmat (2002)
sangka bahwa dia bisa melakukan aborsi. Dari menyebut empat ciri pendekatan psikologi pada
sumber yang sama tentunya sangat dekat dengan komunikasi: penerimaan secara inderawi (sen-
para mahasiswa sehingga mahasiswi-mahasiswi sori reception of stimuli), proses yang menga-
tersebut mau terbuka tentang peristiwa yang di- ntarai stimulus dan respon (internal mediation
alaminya yaitu melakukan aborsi. of stimuli), prediksi responds (prediksi respons
Jika fenomena-fenomena yang telah disam- (prediction of response), dan peneguhan
paikan di atas, tidak segera ditangani, maka akan respons (reinforcement of responses).
semakin banyak remaja-remaja putri yang ter-
sesat dengan pergaulannya dan kemudian hamil METODE
pada akhirnya keputusan untuk mengakirinya Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan cara aborsi. Sebagai pendidik sekaligus bersifat deskriptif. Menurut Handayani dan Su-
meneliti hal ini sangat merasa khawatir jika di- giarti (2008) laporan hasil penelitian kualitatif
biarkan kondisinya seperti ini. Peneliti bermaksud deskriptif berisi kutipan-kutipan dan data se-
melakukan pendekatan dengan psikologi komu- bagai ilustrasi dan untuk memberikan dukungan
nikasi yang efektif dalam menimbulkan sikap dan atas apa yang disajikan. Data meliputi transkrip
perilaku yang lebih baik. wawancara, catatan lapangan, foto, rekaman,
Motif merupakan suatu pengertian yang dokumen pribadi, memo, dan catatan resmi lain-
melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau nya. Data analisis dengan segala kekayaan mak-
dorongan-dorongan dalam diri manusia yang nanya sedekat mungkin dengan wujud rekaman
menyebabkan dia berbuat sesuatu. Semua atau transkripnya, maksudnya adalah hanya me-
tingkah laku manusia pada hakikatnya mem- maparkan situasi atau peristiwa.
punyai motif. Juga tingkah laku yang disebut Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di
tingkah laku secara refleks dan yang berlangsung Universitas X di Kecamatan Kamal Kabupaten
secara otomatis, mempunyai maksud tertentu Bangkalan. Karena terindikasi bahwa remaja
walaupun maksud itu tidak senantiasa sadar bagi setingkat anak kuliah merupakan remaja yang
manusia. Motif-motif manusia dapat bekerja se- jauh dari kontrol orang tuanya, artinya mereka
cara sadar, dan juga secara tidak sadar bagi diri banyak perantauan datang dari berbagai daerah
manusia (Gerungan, 2002). yang tinggalnya menyewa tempat kos atau rumah
Motif manusia merupakan dorongan, ke- yang dikontrakkan tanpa diawasi orang tua dan
inginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya ibu atau bapak kos. Sehingga memicu kebebasan
yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan dalam melakukan pergaulan satu individu dengan
sesuatu. Motif-motif itu memberikan tujuan dan individu lain yang berbeda lawan jenisnya. Tak
arah kepada tingkah laku kita. juga kegiatan- jarang pergaulan mereka hingga kebablasan sam-
kegiatan yang biasanya kita lakukan sehari-hari, pai berbuah janin dan pilihan terakhir adalah aborsi.
mempunyai motif-motifnya (Gerungan, 2002). Objek penelitian ini adalah motif pelaku
Jadi motif itu adalah tujuan. Tujuan ini disebut in- aborsi, sedangkan yang menjadi subjek pene-
sentif. Adapun insentif bisa diartikan sebagai tujuan litian ini adalah pelaku aborsi dengan kata lain
yang menjadi arah suatu kegiatan yang bermotif. informannya adalah mahasiswa Universitas X
Psikologi komunikasi adalah ilmu yang ber- yang pernah melakukan aborsi dan sesuai kriteria
usaha menguraikan, meramalkan, dan mengen- informan dengan cara purposive sampling. Pe-
dalikan peristiwa mental dan behavioral dalam milihan Kriteria informan berdasarkan tujuan
komunikasi. Peristiwa mental adalah apa yang penelitian yang dimaksud. Metode yang dipakai
disebut Fisher “internal mediation of stimuli”, dalam pengumpulan data adalah dengan cara
sebagai akibat berlangsungnya komunikasi. Pe- observasi, indepth interview, dan dokumentasi.
ristiwa behavioral adalah apa yang nampak Keabsahan datanya dengan triangulasi sumber
ketika orang berkomunikasi (Miller dalam data dan triangulasi metode.
92 Jurnal PARALLELA, Volume 1, Nomor 2, Desember 2014, hlm. 89-167

HASIL DAN PEMBAHASAN intim yang tentu saja statusnya bukan suami istri
Motif Remaja Melakukan Aborsi tetapi masih status pacaran. Tidak disadari per-
Dister OFM memakai “motif” tersebut se- buatan mereka memberikan masalah baru buat
bagai penyebab psikologis yang merupakan hubungan mereka yaitu hamil di luar nikah. Re-
sumber serta tujuan dari tindakan dan perbuatan aksi spontan mereka adalah aborsi jalan terbaik
seorang manusia” (Dister dalam Sobur, 2003). buat mereka, menurut mereka pada saat itu.
Dalam pandangan Dister, setiap tingkah laku Mereka berpikir dengan aborsi mereka tidak
manusia merupakan buah hasil dari hubungan akan ketahuan kalau mereka hamil, tidak siap
dinamika timbal balik antara tiga faktor. Ketiga- menghadapi yang akan terjadi, yaitu berhenti
tiganya memainkan peranan dalam melahirkan kulaih, cuti kuliah, kena marah terutama orang
tindakan manusia, walaupun dalam tindakan, tua, malu dengan tetangga sekitar lingkungannya
faktor yang satu lebih besar perannannya diban- dan dicemooh teman-teman kampus. Banyak
dingkan faktor yang lain. Ketiga faktor yang di- yang mereka pikirkan kalau mereka tidak segera
maksudkan oleh Dister adalah sebagai berikut: aborsi.
1. Dorongan Spontan Manusia Keakuan sebagai Inti Pusat Kepribadian
2. Ke-aku-an sebagai Inti Pusat Kepribadian Dari spontanitas aborsi yang dilakukan
Manusia mereka adalah merupakan perbuatan mereka
3. Situasi atau Lingkungan Hidup Manusia sebagai inti kepribadian mereka. Ada hasrat diri
Ketiga faktor yang disampaikan oleh Dister mereka yang menggerakkan untuk berbuat de-
merupakan faktor yang sangat berpengaruh ter- mikian. Jika keakuan dari mereka pada disposisi
hadap motif manusia untuk melakukan perbuatan negatif mereka tidak akan berbuat aborsi karena
yang positif maupun perbuatan yang negatif. mereka menolak bahwa perbuatan aborsi meru-
Peneliti akan membahas pada tataran motif yang pakan perbuatan beresiko dari segala sudut pan-
negatif dari sisi manusia, yaitu tentang motif dangan. Dari medis hal itu akan merusak kese-
aborsi dari remaja. Motif ini dilakukan berdasar- hatan, dari pandangan etika sosial, maupun aga-
kan banyak faktor, akan membahas satu persatu- ma hal itu sangat dilarang dan diharamkan. Tetapi
satu sesuai dengan teori Dister, yaitu disebabkan pada kenyataannya keakuan di sini bergerak
dari kespontanan manusia, keakuan sebagai inti pada disposisi positif, yaitu mengiyakan sponta-
pusat kepribadian, serta dari situasi dan lingku- nitas dari dorongan diri mereka. Dengan berbuat
ngan hidup manusia. aborsi akan memberikan titik safety diri mereka
Dorongan Spontan Manusia pada saat itu. Tetapi membuat diri mereka stress
dan keluarga inti terutama.
Usia remaja adalah usia yang sangat rentan,
usia yang sangat gegabah, usia yang masih labil, Situasi atau Lingkungan Hidup Manusia
usia yang belum bisa menentukan keputusan yang Untuk bertindak aborsi karena situasi atau
baik berdasarkan rasio maupun logika yang ber- lingkungan yang sangat berpengaruh pada
dasarkan sesuatu yang sifatnya positif. Remaja mereka. Mereka rata-rata menjawab bahwa ya-
yang diamati ini merupakan remaja yang sifatnya ng membuat mereka berbuat nekad untuk meng-
mencoba-coba, yang tidak memikirkan resiko gugurkan janinnya adalah karena mereka mem-
yang akan terjadi. Berangkat dari kebebasan yang punyai rasa takut, malu, terutama keluarga, te-
memberikan kesempatan buat mereka untuk ber- tangga, dan teman-teman yang berada dise-
tindak di luar kendali. Karena jauh dari pantauan kitarnya. rasa takut dan malu itu yang membuat
keamanan, tidak ada ibu/bapak kost, kontrakan perasaan mereka 100 persen untuk menggugur-
yang bebas tidak ada aturan, tidak ada system kan janinnya. Hal itu terjadi juga karena didorong
keamanan dari warga sekitar. Dari hal itu mereka oleh pacar-pacar mereka, intinya mereka belum
akan bebas berbuat semau mereka. Hasrat yang siap jika mereka mempuanyai anak karena masih
didasarkan cinta itu yang menggiring mereka ada beban kuliah. Belum siap menghadapi se-
untuk berbuat diluar kendali yaitu berhubungan muanya. Apalagi aborsi mudah dilakukan yaitu
Motif Pelaku Aborsi di Kalangan Remaja dan Solusi Pencegahannya (Sri Wahyuningsih) 93

dengan meminum pil aborsi dan harganya terjang- dewasa dibandingkan informan. Tunangannya
kau oleh mereka kantong mahasiswa. inilah yang mendorong juga terjadinya aborsi
yaitu dengan cara meminum pil beli dari apotik.
Konstruksi Motif Manusia yang Dihasilkan Perasaan Malu
Setelah peneliti melakukan reduksi data Perasaan malu ini adalah perasaan yang
pada hasil wawancara kepada tiga informan terdapat pada diri seseorang karena telah berbuat
ditemukan konstruksi motif manusia atau sebut salah yang merugikan dirinya sendiri, yang tidak
saja bahwa motif yang mendasari untuk mela- sesuai dengan norma agama dan norma sosial
kukan aborsi oleh pelaku aborsi remaja adalah yang berlaku. Merasa malu ketika dirinya merasa
beberapa perasaan yang memotivasi mereka. belum menikah ternyata sudah hamil di luar nikah.
Perasaan Ketakutan Orang tua maupun orang-orang disekitarnya
pada akhirnya menyimpulkan bahwa dirinya
Perasaan ketakutan ini akan terkonstruk tidak mempunyai moral dan tidak beretika. Dari
secara tiba-tiba dibenak informan karena dengan perasaan-perasaan itulah terdorong untuk
cepat mereka berfikir bahwa ini adalah sebuah melakukan tindakan yang tidak dibenarkan oleh
aibs yang seharusnya tidak ia lakukan terhadap agama dan norma sosial yang berlaku. “saya
dirinya sendiri karena akan banyak berdampak, malu bu… dengan orang tua, keluarga, te-
yaitu pendidikannya, keluarganya, orang-orang tangga, dan teman-teman kuliah, gimana jika
yang berada di lingkungan sekitarnya. Pendidi- saya biarkan perut saya membesar dan
kannya dipastikan akan terganggu karena tidak terlihat hamil jadi saya malu bu…lebih baik
lagi fokus dalam penyelesaiannya, keluarganya saya aborsi…tidak ketahuan” (cuplikan
tidak setuju karena hamil di luar nikah sangat wawancara dengan informan berinisial J).
ditentang dan yang jelas masih harus memikirkan Merasa aman, dan orang lain tidak tahu, tetapi
tentang studinya dan harapan orang tuanya ada- tidak menyadari bahwa aborsi yang dilakukan
lah anaknya cepat selesai dan menyandang gelar. bisa membahayakan hidupnya. Dari ketiga infor-
Tentang orang-orang disekitarnya akan melabel man tersebut dengan cara meminum pil khusus
sebagai anak yang tidak berbakti sama orang untuk aborsi “saya minum pil bu..yang saya
tua, atau durhaka, dan memandang rendah ka- dapatkan dari pacar saya, saya terima saja
rena hamil diluar nikah. Pikiran-pikiran seperti dan meminumnya tidak tahu harganya
itulah yang terkonstruk ketika mengetahui bahwa berapa pokoknya saya minum aja...biar
dirinya hamil. Kemudian timbul untuk berfikir selesai semuanya”.
bahwa aborsi adalah jawaban yang paling tepat.
Motif aborsi ini didorong juga oleh pacarnya agar Perasaan Majemuk
dua-duanya tidak merasa dirugikan akibat keha- Perasaan majemuk ini adalah perasaan
milan jadi mereka mencari solusi untuk meng- takut bercampur malu terhadap orang-orang
gugurkan kandungan atau aborsi dengan cara disekitarnya akan perbuatannya. Hamil diluar
minum pil khusus aborsi. “Awalnya saya ragu- nikah informan sudah terkonstruk bahwa akan
ragu karena terdorong perasaan takut banget dijauhi dan disingkirkan oleh orang-orang di-
itu bu pada ibu, keluarga, tetangga… jadi sekitarnya dan akan menjadi bahan perbincangan
saya harus meminumnya, ini orang tua tidak oleh mereka. Dari hal-hal itulah termotivasi untuk
tahu yang tahu tunangan saya, setelah saya melakukan aborsi segera. Informan ketika diwa-
berbuat baru saya kasih tahu orang tua saya wancarai dia juga merasa takut dan malu ber-
terutama ibu karena bapak saya gak ada, campur. “saya merasa maluuu, merasa takut
mereka cerai, tentu saja ibu saya marah besar juga pada orang tua, dan orang-orang
dan stress”. (hasil wawancara dengan informan disekeliling saya yah saudara, yah teman
berinisial D). Hal ini dilakukan pada waktu kuliah, apalagi tetangga, saya sudah bisa
semester 1, kebetulan tunangannya adalah orang memikirkan pasti ada omongan yang tidak
yang sudah bekerja di salah satu instansi X, jauh mengenakkan untuk saya bu… saya me-
94 Jurnal PARALLELA, Volume 1, Nomor 2, Desember 2014, hlm. 89-167

lakukan hal ini pada waktu semester lima, raksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia
pacar saya juga kuliah di sini sama Id, Ego, Superego. Id adalah bagian-bagian
semesternya cuma berbeda jurusan...”. ce- kepribadian yang menyimpan dorongan-
moohan dari orang luar pasti akan mereka dorongan biologis manusia, pusat instink (hawa
dapatkan karena status mereka yang belum me- nafsu). Ada dua instink dominan yaitu Libido
nikah mengapa kok bias hamil, berarti mereka adalah instink reproduksi yang menyediakan
hamil di luar nikah. Hal itulah yang dihindari oleh energi dasar untuk kegiatan manusia yang
(informan berinisial A) yang diwawancarai. “saya konstruktif; Thanatos adalah instink destruktif
melakukan hal ini hanya sekali bu…dengan dan agresif. Menurut Freud yang pertama adalah
minum pil yah terasa sakit diperut..ah gak instink kehidupan (eros) adalah dorongan sek-
lagi sudah kapok, pilnya saya beli dengan sual, dan dorongan yang mendatangkan kenik-
pacar saya, tentang status pacar saya orang matan, dan yang kedua adalah instink kematian
tua sudah menyetujui dan hal aborsi ini (thanatos). Semua motif manusia adalah gabu-
diketahui oleh orang tua saya”. “orang tua ngan dari eros dan thanatos. Id bergerak ber-
saya marah bu..”. aborsi dengan cara meminum dasarkan prinsip kesenangan, ingin segera me-
pil sangat berakibat fatal semua resikonya adalah menuhi kebutuhannya, bersifat egoistis, tidak
kesehatan pada tubuh informan, tetapi dengan bermoral, dan tidak mau dengan kenyataan. Id
hal yang sama, dengan cara aborsi itulah mereka adalah tabiat hewani manusia. Ego adalah me-
bisa merasa bebas dari permasalahan yang mereka diator antara hasrat-hasrat hewani dengan tun-
hadapi. Karena status mereka yang masih kuliah, tutan rasional dan realistik. Superego adalah
dan memenuhi harapan orang tua, yaitu mereka polisi kepribadian, yaitu hati nurani yang merupa-
lulus dengan menyandang gelar sarjana. kan internalisasi dari norma-norma sosial dan
Alasan kenapa peneliti hanya mengambil tiga kultural masyarakat.
informan, karena motif yang hampir sama adalah Aborsi yang dilakukan oleh remaja yang
merupakan titik jenuh dari penelitian ini, dan telah disampaikan peniliti di atas akan dikritisi
karena ini masalah yang sangat privacy mereka dengan teori Psikoanalisis Sigmund Freud yaitu
ada yang mau terbuka dan tidak tentang aborsi perilaku manusia didasarkan pada id, ego, dan
ini. Dari alasan itulah peneliti merasa cukup dan superego. Id yang terjadi pada remaja yang me-
merasa terwakili bahwa motif mereka melakukan lakukan aborsi adalah didasarkan pada hawa
aborsi adalah mereka hanya merasa takut dan nafsu dalam diri mereka, karena mereka mela-
malu. kukan aborsi berdasarkan keinginan atau hasrat
hewani. Mengapa dikatakan demikian karena id
Analisis Teori Psikoanalisis Sigmund Freud di sini bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak
Membahas tentang remaja adalah hal yang mau dengan kenyataan. Id bersifat destruktif dan
sangat menarik, karena karakter dari remaja pa- agresif. Tanpa disadari mereka sudah merusak
da umumnya masih labil dan banyak hal yang dirinya dengan sifat egoistisnya yatu ingin lari dari
dilakukan berdasarkan keinginan-keinginan yang kenyataan bahwa dirinya tidak mengandung/
tidak terkontrol. Keinginan-keinginan yang pasti hamil. Mereka tanpa merasa berdosa mengeluar-
datangnya dari dalam diri remaja tersebut kata- kan janin dalam perutnya dengan cara meminum
kanlah keinginan manusia yang terpendam. pil. Hal ini sama saja membunuh nyawa manusia
Karena penelitian ini mengkritisi tentang motif yang berupa janin tidak berdosa. Tanpa mau me-
yaitu dorongan/keinginan yang digerakkan dari mikirkan akibat dari perbuatannya. Urusan aborsi
dalam diri manusia sebut saja remaja dari ketiga selesai dan tidak jadi hamil, urusan malu, takut
informan yang telah disampaikan di atas. akan hilang dengan sendirinya tanpa susah me-
Hal ini sangat relevan dengan teori Psiko- mikirkan kehamilan lagi. Sedangkan Ego dalam
analisis Sigmund Freud. Teori ini menjelaskan diri mereka adalah mereka sempat menetang diri
bahwa perilaku manusia merupakan hasil inte- mereka untuk tidak melakukan aborsi karena
Motif Pelaku Aborsi di Kalangan Remaja dan Solusi Pencegahannya (Sri Wahyuningsih) 95

ketakutan akan perbuatan dosa, dan nyawa me- komunikasi yang efektif secara penggunaan psi-
reka adalah taruhannya. Karena hal ini dipak- kologi komunikasi, yaitu menimbulkan pengertian,
sakan dan sangat beresiko. Tetapi karena kuat- kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan
nya keinginan id tadi mengalahkan ego dari sosial yang baik, dan tindakan. Solusi ini adalah
mereka. Mereka tidak mau di bilang perempuan solusi yang sifatnya normatif yang membutuhkan
nakal karena hamil di luar nikah, tidak mau di pendekatan terhadapa remaja dengan pengapli-
katakan hamil tidak ada bapak, tidak mau kasian dengan melalui pertemuan ilmiah dengan
dikatakan sudah membuncit, anak durhaka, anak remaja sebagai sasaran global dan group diskusi
tidak tahu bersyukur, anak tidak bener. Tentu dengan remaja yang bersangkutan.
saja anggapan-anggapan itu yang nantinya akan
keluar dari mulut orang-orang yang berada SIMPULAN
disekitarnya. alas an-alasan seperti itulah yang
Melakukan hubungan seksual pranikah
membuat mereka kuat untuk melakukan aborsi
menjadi trends remaja saat ini yang sedang men-
dengan menuruti id dan mengalahkan ego.
jalin hubungan cinta, mereka secara spontan me-
Superego, aborsi adalah salah satu bentuk lakukan hal itu tanpa memikirkan akibat dari
perbuatan yang salah melanggar norma etika, perbuatan mereka yang mengakibatkan keha-
agama, dan kultural masyarakat yang ada. Apa- milan dari pihak perempuannya. Menyadari jika
lagi jelas mereka adalah orang-orang yang me- kehamilan itu akan mengganggu aktivitas perku-
nganut agama Islam. Jauh mengajarkan bahwa liahan mereka pada akhirnya timbul dorongan
hal itu perbuatan yang sangat berdosa besar. atau motif dari remaja (mahasiswa yang menjadi
Bersifat egoistis tidak memperdulikan nyawa ya- informan penelitian) untuk melakukan tindakan
ng tumbuh di dalam perut yang ada dalam piki- aborsi yaitu dengan meniadakan atau janin
rannya adalah bagaimana mereka tidak diketahui tersebut dengan cara meminum pil. Tanpa menya-
oleh orang lain bahwa mereka hamil diluar nikah dari bahayanya pil tersebut terhadap kandungan.
sedangkan status mereka adalah masih kuliah dan Secara sadar hal itu dilakukan karena motifnya
belum menikah. adalah mempunyai rasa takut, malu terhadap
keluarga (orang tua terutama), keluarga yang lain
Solusi Tidak Melakukan Aborsi Lagi dan orang-orang disekitarnya tetangga, dan teman-
Pencegahan agar remaja tidak melakukan temannya. Hal ini dilakukan selain atas dorongan
aborsi dengan melalui pendekatan psikologi dari dirinya sendiri juga atas dorongan pacar
komunikasi menurut Fisher: maupun tunangan dari informan tersebut. Dengan
1. Penerimaan stimuli secara inderawi yaitu tujuan mereka menutupi aibs yang telah mereka
melalui pendidikan moral (etika secara umum perbuat sendiri.
dan agama), pendidikan tentang bahayanya Tidak terjadi aborsi yang sangat marak di
aborsi, pendidikan seks pranikah, kesehatan kaum remaja secara pendekatan psikologi ko-
alat reproduksi. munikasi mereka diberikan stimulus berupa pen-
2. Proses yang mengantarai stimulus dan respon didikan moral dan agama, pendidikan bahayanya
yaitu proses berjalannya pikiran dan perasaan tentang aborsi, dan pendidikan seks sehat pra-
untuk tidak bertindak aborsi. nikah oleh pihak-pihak yang berkompeten di-
3. Prediksi respon yaitu dengan menanggapi bidangnya. Dari stimulus tersebut diserap oleh
secara positif terhadap pendidikan yang di- pikiran dan perasaan mereka dari segi positif
berikan. maupun negatifnya yang melahirkan feed back
4. Peneguhan responds yaitu adanya feed back dari remaja untuk melakukan yang terbaik. Dengan
dari remaja (mahasiswa) untuk meresponds cara menanggapi dengan penggunaan psikologi
stimulus yang diberikannya. komunikasi yang efektif, yaitu pengertian, kese-
Dengan diberikannya stimulus berupa pen- nangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial
didikan moral, agama, bahayanya tentang aborsi, yang baik, dan yang terakhir adalah adanya tin-
dan pendidikan seks pranikah ditanggapi dengan dakan dari remaja tersebut.
96 Jurnal PARALLELA, Volume 1, Nomor 2, Desember 2014, hlm. 89-167

DAFTAR RUJUKAN Internet


Buku Agus, P. H. dan Merry W. Pelaku Aborsi Remaja
Ali, M. dan M. Asrori. 2006. Psikologi Remaja Putri. Detik .Com, 30 Mei 2012: http://
(Perkembangan Peserta Didik). Bumi health.detik.com/read/2012/05/30/
Aksara. Jakarta. 124811/1928339/775/remaja-putri-
Bungin, B. 2008. Penelitian Kualitatif. pelaku-aborsi-paling-banyak-di-indonesia.
Prenada Media Group. Jakarta Diakses 13 Maret 2013, 16.07.
Creswell, John W. Research Design (Desain Leon. Aborsi. Blogspot.com, Juni 2009: http://
Penelitian Pendekatan Kualitatif dan leonmilan.blogspot.com/2009/06/makalah-
Kuantitatif). KIK Press. Jakarta aborsi.html. Diakses 13 Maret 2013, 16:15.
Gerungan, 2002. Psikologi Sosial. Refika Samoke. Karakteristik Penelitian Studi Kasus.
Aditama. Bandung wordpress.com, 27 September 2012: http:/
/samoke2012.wordpress.com/2012/09/
Moeleong, L.J. 2002. Metodologi Penelitian 27/karakteristik-penelitian-studi-kasus/.
Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung Diakses, 28 November 2013,05:44.
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Suryanto. Aborsi di Indonesia. Antara News:
Kualitatif. LKis. Yogyakarta http://www.antaranews.com/Aborsi di
Rakhmat, J. 2002. Psikologi Komunikasi. Indonesia. Diakses, 11 Maret 2013, 16:05.
Remaja Rosdakarya. Bandung
Sobur, A. 2003. Psikologi Umum. Pustaka Majalah
Setia. Bandung
Majalah Detik, Edisi 30, 25 Juni-1 Juli 2012, “Aborsi
Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Remaja Ngeri!”, Group Trans Corp, Jakarta.
Kualitatif. UNS Press. Surakarta

You might also like