Professional Documents
Culture Documents
PKWT Budi Utomo
PKWT Budi Utomo
Nomor : 001/PKWT-PWR/DIV-KONSTRUKSI/II/2023
Pada Hari ini Sabtu, tanggal delapan belas bulan Februari tahun dua ribu dua puluh tiga (18/02/2023) kami yang bertanda tangan dibawah ini masing -
masing :
Dalam perjanjian ini bertindak sebagai Project Manager Pekerjaan Overlay Bandar Udara Maranggo Tomia, berkedudukan di Tomia Selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA;
Dalam Perjanjian ini bertindak untuk dan atas nama pribadi dan selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;
Pasal 1
PENGERTIAN KERJA KONTRAK
PIHAK PERTAMA menyatakan menerima PIHAK KEDUA sebagai TENAGA KERJA WAKTU TERTENTU di dalam Tim Konstruksi
Pekerjaan Overlay Bandar Udara Maranggo Tomia di Tomia dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan kesediaannya
Pasal 2
PERJANJIAN KERJA
1. Perjanjian kerja ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan, terhitung sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian ini.
2. Selama jangka waktu tersebut masing-masing pihak dapat memutuskan hubungan kerja dengan pemberitahuan secara tertulis minimal 30 (tiga
puluh) hari kerja.
Pasal 3
TATA TERTIB KERJA
1. PIHAK KEDUA menyatakan kesediaannya untuk mematuhi serta mentaati seluruh peraturan tata tertib yang telah ditetapkan PIHAK
PERTAMA.
2. Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tersebut di atas dapat mengakibatkan PIHAK KEDUA dijatuhi:
a. SP (Surat Peringatan), atau
b. Skorsing, atau
c. Pemutusan Hubungan Pekerjaan (PHK), atau
d. Hukuman dalam bentuk lain dengan merujuk kepada Peraturan Pemerintah yang mengaturnya.
Pasal 4
WAKTU DAN JAM KERJA
1. Jam kerja efektif ditetapkan 8 (delapan) jam setiap hari. Terkecuali terdapat kegiatan yang mewajiban untuk hadir, yang bersifat mendesak
(urgent).
2. Jam mulai kerja adalah jam 08 : 00 WIB dan jam pulang adalah jam 17 : 00 WIB. Dimohon hadir 1 (satu) jam lebih awal untuk persiapan dan
breefing.
2. Lembur pagi sebelum jam kerja normal dan lembur Sore setelah jam kerja normal akan mendapatkan upah lembur sesuai posisi penugasan dan
PIHAK KEDUA wajib melapor jika mengalami keterlambatan yang mempengaruhi absensi.
6. Dalam sebulan hanya diberikan toleransi I (izin) 1 (satu) hari dengan izin persetujuan tertulis dari penanggung jawab di lapangan (Site
manager/Project Manager).
7. Tidak bekerja selama 5 (lima) hari berturut-turut, akan dikenakan sanksi pemutusan kontrak dari PIHAK PERTAMA, apabila izin lebih dari 1
(satu) kali dalam sebulan dengan alasan tidak jelas, maka akan diberikan SP (Surat Peringatan) 1 (satu) dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA.
8. I (Izin) yang diperbolehkan oleh PIHAK PERTAMA terkait :
- Istri Melahirkan
- Anggota keluarga dalam 1(satu) rumah meningggal
- Perkawinan anak atau saudara kandung
9. Ketidakhadiran dikarenakan sakit, wajib menyertakan Surat Keterangan Dokter.
10. I (Izin) dan S (Sakit) di atas tidak terhitung dalam perhitungan gaji.
Pasal 5
PENGERTIAN POSISI KERJA
1. PIHAK KEDUA akan bekerja sebagai Karyawan pada bagian ( KEPALA PRODUKSI DAN OPERASIONAL BASECAMP AMP ), pada
proyek PIHAK PERTAMA di Tomia.
2. PIHAK PERTAMA berhak menempatkan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan lain yang oleh PIHAK
PERTAMA dianggap lebih cocok serta sesuai dengan keahlian yang dimiliki PIHAK KEDUA, dengan syarat masih tetap berada di dalam
lingkup pekerjaan.
Pasal 6
PENGERTIAN TUGAS
2. Menjaga hubungan dan komunikasi yang baik antara sesama karyawan perusahaan.
3. Mengkoordinir kegiatan harian di Basecamp dan kegiatan produksi Hotmix pada Unit AMP.
Pasal 7
PERIODE MASA KONTRAK
1. Setelah berakhirnya jangka waktu tersebut, perjanjian kerja ini dapat diperpanjang jika PIHAK PERTAMA masih membutuhkan PIHAK
PERTAMA, maka perjanjian kerja kontrak akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya waktu perjanjian tersebut.
3. Perjanjian kontrak akan diperbaharui setiap 3 (tiga) bulan sekali setelah kontrak ditandatangani.
4. Review kerja PIHAK KEDUA, diadakan setiap 1 (satu) bulan sekali, untuk mengetahui kinerja dari PIHAK KEDUA. Dan akan menjadi
penilaian dasar atas diperpanjang dan tidaknya kontrak kerja sama dari kedua belah pihak.
5. Jika ada kejadian Force Major (bencana, perubahan regulasi pemerintah, atau sesuatu hal yang menyebabkan terhentinya kegiatan)maka, akan
dibuatkan kontrak secara terpisah dan akan ditandangani oleh kedua belah pihak.
Pasal 8
UPAH KERJA
1. PIHAK PERTAMA harus memberikan Gaji Pokok sebesar Rp.7.500.000,- (Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)kepada PIHAK
KEDUA setiap bulan sesuai dengan job desk dan kesepakatan,yang harus dibayarkan PIHAK PERTAMA pada tanggal 1 s.d. 5 (Satu sampai
dengan Lima) setiap bulan setelah dihitung dengan jumlah kehadirannya selama sebulan. Gaji Total akan ditransfer ke rekening PIHAK
1. PIHAK KEDUA diharuskan masuk kerja lembur jika tersedia pekerjaan yang harus segera diselesaikan atau bersifat mendesak (urgent).
2. Sebagai imbalan kerja lembur sesuai ayat 1, PIHAK PERTAMA akan membayar PIHAK KEDUA dengan dasar besarnya yaitu Rp. 15.000,-
(lima belas ribu rupiah) .
3. Pembayaran upah lembur akan disatukan dengan pembayaran Gaji Total yang akan diterima PIHAK KEDUA pada setiap bulan.
Pasal 10
HAK CUTI
3. Sebelum melaksanakan cuti, PIHAK KEDUA telah mengajukan permohonan terlebih dahulu secara tertulis, selambat-lambatnya 5 (lima) hari
dengan mendapat pengesahan dan izin dari atasan langsung yang bersangkutan.
4. Selama menjalankan hak cutinya PIHAK KEDUA tetap mendapatkan gaji pokoknya untuk perhitungan bulan berjalan.
Pasal 11
KETENTUAN DAN SANKSI
1. Selama masa berlakunya ikatan perjanjian kerja ini PIHAK KEDUA tidak dibenarkan melakukan pekerjaan di tempat yang lain dengan
mengemukakan dalih atau alasan apa pun juga.
2. Pelanggaran yang dilakukan PIHAK KEDUA akan diproses PIHAK PERTAMA untuk menjatuhkan sanksi sesuai Pasal 3 (ayat : 2) perjanjian
ini terhadapnya.
Pasal 12
KETENTUAN DAN SANKSI
1. Dengan memerhatikan Undang-Undang dan Peraturan Ketenagakerjaan yang berlaku, PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri hubungan kerja
di bawah ini :
a. Melakukan pencurian, penggelapan dan atau perbuatan melawan hukukm lainnya. Melakukan penganiayaan terhadap rekan kerja dan anggota
keluarganya;
b. Berkelahi dengan sesama pekerja;
c. Merusak dengan sengaja atau karena kecerobohannya yang menimbulkan kerugian bagi PIHAK PERTAMA;
d. Memberikan keterangan palsu, atau melakukan perbuatan lain yang menimbulkan kericuhan di lokasi perusahaan PIHAK PERTAMA;
g. Membantah dan atau menolak perintah atau instruksi dari PIHAK PERTAMA;
h. Menyalahgunakan jabatannya yang dapat menimbulkan kerugian pada PIHAK PERTAMA;
i. Tidak masuk kerja selama 5 (lima) hari berturut-turut tanpa keterangan tertulis atau alasan yang dibenarkan oleh peraturan prundang-
3. Jika terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), maka PIHAK KEDUA diharuskan mengembalikan barang-barang yang selama itu dipercayakan
padanya, yaitu:
a. Seragam Karyawan;
b. Atribut atau perlengkapan Karyawan yang merupakan inventaris kantor;
4. PIHAK KEDUA juga diharuskan menyelesaikan hal-hal yang berhubungan dengan administrasi keuangan, seperti hutang atau pinjaman yang
dilakukan PIHAK KEDUA.
Pasal 13
PENGUNDURAN DIRI
1. Jika PIHAK KEDUA mengundurkan diri secara baik-baik, maka PIHAK KEDUA berhak menerima uang gaji dan lembur sesuai dengan jumlah
hari kerja yang telah dijalaninya.
2. Pengunduran diri secara baik-baik diperlihatkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. PIHAK KEDUA telah mengajukan surat permohonan pengunduran diri sesuai Pasal 1 ayat 3 perjanjian ini.
b. PIHAK KEDUA tetap melaksanakan tugas dan kewajibannya hingga batas waktu pengunduran dirinya berlaku.
3. PIHAK KEDUA telah menyerahkan barang-barang yang dipercayakan kepadanya dan juga telah menyelesaikan administrasi keuangan yang
harus diselesaikannya seperti yang tertulis dalam Pasal 11 ( ayat : 2 dan 3) Surat Perjanjian ini.
4. PIHAK PERTAMA dengan kebijakannya dapat meminta PIHAK KEDUA untuk meninggalkan pekerjaan lebih awal dengan pembayaran penuh
selama 30 (hari) hari tersebut.
Pasal 14
PERJANJIAN BERAKHIR
Selain seperti yang tertulis dalam Pasal 7 (ayat:3) perjanjian ini, perjanjian kerja ini akan berakhir dengan sendirinya jika PIHAK KEDUA meninggal
dunia.
Pasal 15
PERJANJIAN BATAL
Perjanjian kerja ini batal dengan sendirinya jika karena keadaan atau situasi yang memaksa, seperti: bencana alam, pemberontakan, perang, huru-hara,
kerusuhan, Peraturan Pemerintah atau apapun yang mengakibatkan perjanjian kerja ini tidak mungkin lagi untuk diwujudkan.
Pasal 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila dengan cara ayat 1 pasal ini tidak tercapai kata sepakat, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
dilakukan melalui prosedur hukum, dengan memilih kedudukan hukum di Pengadilan Negeri Baubau.
Pasal 17
PENUTUP
Demikianlah perjanjian ini dibuat, disetujui, dan ditandatangani dalam rangkap dua, asli dan tembusan bermaterai cukup dan berkekuatan hukum yang
sama. Satu dipegang oleh PIHAK PERTAMA dan lainnya untuk PIHAK KEDUA, serta disahkan oleh Pemilik Proyek Overlay Bandar Udara
Maranggo Tomia, PT Wakatobi Resort.