Professional Documents
Culture Documents
Metode Hazzard
Metode Hazzard
Oleh :
OKTAVIANUS DWI RIZKI FIRDAUS L.
12-2019-148
Dengan Judul:
Dosen Pembimbing
I
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIK KERJA
Dengan Judul:
ANALISIS PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA (K3) PADA PROSES PRODUKSI DI PT. LINICO
INDONESIA
Pembimbing Lapangan
Ade Kurnia
II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan selalu kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkah dan rahmat-Nya laporan Kerja Praktik ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan yang berjudul “ANALISIS PENERAPAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROSES PRODUKSI DI PT. LINICO
INDONESIA”. Dimana bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi syarat mata
kuliah Kerja Praktik pada kurikulum Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi
Nasional Bandung.
Penulis juga berterima kasih kepada pihak – pihak yang terkait, karenanya
laporan ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa terimakasih & syukur kepada:
1. Orang tua dan keluarga yang telah mendukung dan berkat doanya juga yang
memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini.
2. Bapak Syahril Sayuti M.T. Selaku Dosen Pembimbing di Jurusan Teknik
Mesin Institut Teknologi Nasional Bandung.
3. Ibu Novianty Nugraha, S.T., M.T. Selaku Koordinator Kerja Praktik Jurusan
Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional Bandung.
4. Bapak Ade Kurnia Selaku pembimbing Praktik kerja dan Rekan – rekan
karyawan di PT. Linico selaku tempat Kerja Praktik yang telah bersedia
memberikan tempat bagi saya untuk melakukan kegiatan Kerja Praktik.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan Kerja Praktik ini masih banyak
kekurangan, dalam penulisan dan penyajian. Untuk itu, penyusunan ini sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
laporan Kerja Praktik ini.
III
ABSTRAK
IV
DAFTAR ISI
V
3.3.2. Penilaian Tingkat Resiko ...............................................................24
3.3.3. Penentuan Prioritas ........................................................................ 25
3.3.4. Penentuan Akar Penyebab dan Usulan Perbaikan ......................... 26
BAB IV ANALISA DAN KESIMPULAN .........................................................30
4.1. Analisa .................................................................................................... 30
4.1.1. Prioritas Tinggi .............................................................................. 30
4.1.2. Prioritas Singifikan ........................................................................ 30
4.2. Kesimpulan ............................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
VI
DAFTAR GAMBAR
VII
VII
DAFTAR TABEL
VIII
DAFTAR LAMPIRAN
IX
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Linico Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi dibidang
kontruksi baja, permesinan, dan jasa industri seperti pembuatan pintu air.
Perusahaan ini sangat erat berhubungan dengan hal-hal yang berbau
kecelakaan dalam bekerja, seperti pada pemasangan listrik, Proses produksi
mechanic, proses pembuatan rubber, proses pemasangan assembly mechanic
dan proses pengelasan Proses produksi pembuatan pintu air di perusahaan ini
menggunakan beberapa mesin perkakas seperti, mesin bubut, mesin freis,
mesin gerinda, mesin las dan lainnya. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena
faktor lingkungan, kurangnya pemahaman terhadap standard operating
procedured (SOP), dan lainya yang akan mengakibatkan kecelakaan.
kecelakaan kerja pada mesin perkakas akan mengakibatkan luka ringan hingga
luka berat yang bisa menyebabkan kematian. kecelakaan kerja dapat
mengakibatkan produksi terhenti sementara sehingga merugikan bagi
perusahaan.
Alat pelindung diri (APD) adalah alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang dalam bekerja yang fungsinya untuk mengisolasi
tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. Pemkaian APD disaat
melakukan produksi harus di perhatikan karena dapat mengurangi tercadinya
kecelakaan ringan hingga kecelakaan yang besar. Pengetahuan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) Terhadap kedisiplinan pekerja pada saat melakukan
proses produksi tentunya sangat penting karena dapat mempengaruhi tingkat
produksi, kenyamanan dan keselamatan kerja. PT. Linico Indonesia angka
kecelakaan kerja terbilang cukup tinggi pada Bulan Juli hingga bulan Agustus
di tahun 2022 kecelakaan kerja di PT. Linico Indonesia sebanyak 12
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja ini terjadi karena beberapa faktor
diantaranya yaitu tenaga kerja yang kurang kosentrasi, Tenaga kerja yang
tidak taat dengan adanya rambu rambu peringatan bahaya di linkungan
workshop, Tenaga kerja tidak menggunakan APD, dan kurangnya pemahaman
cara penggunan alat yang digunakan serta tidak memiliki pengatahuan fungsi
pada proses yang lainnya, bahkan untuk proses yang sejenis tidak dapat
dipertukarkan toolsnya bila rencana pemotongannya tidak sama.
E. Proses Pengelasan
Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan
logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam
pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam
penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinu.
F. Proses Rubber
Mesin press rubber adalah salah satu mesin yang digunakan untuk
pembentukan bahan baku karet. Prinsip kerjanya bahan baku karet akan
dimasukan kedalam mold (cetakan) yang selanjutnya akan di tekan atau
di beri gaya ketika di panaskan sehingga karet yang ada didalam mold
akan melunak bahkan meleleh.
G. Proses Finishing
Proses finishing permukaan mengacu pada pembentukan lapisan
permukaan dengan satu atau lebih sifat khusus pada permukaan
material dengan cara fisik atau kimia. Finishing permukaan dapat
meningkatkan penampilan, ketahanan aus, ketahanan korosi, kekerasan,
kekuatan, dan karakteristik suku cadang lainnya.
3. Sosial
Pemenuhan tanggung jawab perusahaan terhadap :
- Kemungkinan perusakan lingkungan hidup
- Segi keselamatan hasil produksi
4. Hukum
- Hukum hanya memberikan persyaratan yang paling minimal untuk
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2.3.1 Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan
Pengaruh K3 di sebuah perusahaan terutama perusahaan industri
sangatlah penting karena dapat melindungi para pekerja dan orang
lainnya di tempat kerja mulai dari resiko kecelakaan, cedera luka
ringan, luka berat, cacat bahkan kematian. K3 dapat menciptakan
lingkungan kerja yang aman,kondusif, Menjamin proses Produksi dan
Pekerjaan berjalan lancar. Menghindari tuntutan hukum tindak pidana
penjara, akibat pelanggaran UU 1/1970 tentang Keselamatan Kerja,
UU 13/2003 tentang Tenaga Kerja, UU/32/2009 tentang Lingkungan
Hidup, kemudian meningkatkan citra (value) perusahaan, dan
menciptakan zero accident / nihil kecelakaan.
2.3.2 Prinsip K3
Prinsip K3 di golongkan menjadi 3 bagian :
1. Accident is preventable (Kecelakaan dapat dicegah)
2. Zero accident is attainable (Kecelakaan nihil dapat diusahakan)
3. There is always time to do it right (Selalu ada waktu mengerjakan
sesuatu dengan baik)
1. Faktor Fisik
Faktor Bahaya yang dapat di timbulkan seperti bising, getaran, radiasi,
penerangan kurang baik, temperature yang tinggi. Bahaya fisik sendiri
dapat ditimbulkan dari alat kerja pada lingkungan kerja.
2. Faktor Biologi
Faktor bahaya yang dapat di timbulkan akibat dari virus, bakteri, jamur,
parasites, insects, dan lainnya yang dapat menyebabkan penularan
penyakit terhadap pekerja yang lainya.
3. Faktor Kimia
Bahaya kimia merupakan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia
yang memiliki macam-macam wujud seperti padat, cair dan gas yang
masuk ketubuh manusia baik itu penyerapan zat melalui kulit hingga
terhirup dan tertelan.seperti debu, gas, uap asap, dan lainnya.
4. Faktor Ergonomi
Bahaya ergonomis merupakan bahaya yang erat kaitannya dengan
ketidaksesuaian desain kerja dengan kebutuhan tubuh. Bahaya
ergonomis sendiri dapat terjadi dikarenakan oleh aktivitas kerja yang
repetitif serta monoton, postur tubuh saat bekerja yang tidak baik serta
desain kerja yang tidak sesuai dengan ,postur tubuh pekerja Tenaga
terlalu diposir, berdiri lama/berlebihan, salah gerakan, angkat beban
terlalu berat, job monotony dan lainnya.
5. Faktor Listrik
Bahaya listrik merupakan bahaya yang disebabkan oleh peralatan listrik
dan penanganan terhadap instalasi listrik yang buruk. Akibat yang
ditimbulkan oleh bahaya ini dapat dihindari dengan perawatan yang
baik terhadap peralatan dan instalasi listrik.
6. Faktor Mekanik
Bahaya mekanik merupakan bahaya yang ditimbulkan oleh benda atau
peralatan yang bergerak, baik itu bergerak manual maupun digerakkan
oleh mesin. Peralatan dapat mengakibatkan bahaya apabila tidak hati-
hati dalam penggunaannya. (APD).
2.5. Risk
Menurut OHSAS 18001:2007 “Risiko adalah kombinasi dari
kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan dengan
keparahan dari cidera atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
kejadian atau paparan tersebut”. Risk (Risiko), yaitu konsekuensi atau
akibat yang mungkin dapat terjadi dari adanya potensi bahaya yang ada
atau segala kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan
seperti : Terjatuh, Terpeleset, Cedera orot, Tertimpa objek, menghirup gas
beracun, Tersengat Listrik dan Terbakar
Keterangan:
T (Tinggi) : Memerlukan perencanaan khusus dan penanganan
segera/kondisi darurat
S(Singifikan) : Memerlukan perhatian dari pihak perusahaan dan
melakukan tindakan perbaikan secepat mungkin.
M(Moderat) : Tidak melibatkan pihak manajemen, namun
sebaiknya diambil tindakan penaganan atau kondisi
tidak darurat
R (Rendah) : Risiko yang ada cukup ditangani dengan prosedur
rutin yang berlaku.
3.2.4. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan terhadap seluruh bahaya yang
ditemukan dalam proses identifikasi bahaya dan mempertimbangkan
peringkat risiko untuk menemukan prioritas dan cara pengendaliannya.
Selanjutnya, dalam menentukan pengendalian harus mempertimbangkan
hirarki pengendalian mulai dari eliminasi, substitusi, pengendalian teknis,
administratif dan APD.
3.3. Melakukan Pendataan dan Pengolahan data
Pada tahapan ini berisikan penjelasan mengenai identifikasi bahaya
serta penilaian tingkat risiko untuk mendapatkan penentuan prioritas terhadap
masalah yang diteliti serta usulan perbaikan yang kemudian digunakan untuk
perbaikan terhadap masalah yang ditemukan.
3.3.1. Identfikasi Potensi Bahaya
Identifikasi potensi bahaya pada lingkungan kerja PT. Linico
Indonesia Saat sedang melakukan proses produksi, perbaikan hingga
pemindahan barang dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 3.6 identifikasi potensi bahaya
Aktivitas Faktor Bahaya (hazard) Akibat Yang ditimbulkan
Kelelahan, mudah stress, tidak
Pengecekan dan Suhu udara terlalu Tinggi
fokus
Pengoperasian
Cidera terutama pada telingga
Alat dan Mesin
Tidak menggunakan APD karena tidak menggunakan
earplung
Penyimpanan
Hanya terjadi di beberapa Terbakar/
tabung tidak C 2
kondisi tertentu meledak
pada tempatnya
Belum mungkin terjadi tetapi
ketidaktahuan
bisa muncul / terjadi pada
penggunaan B 2 Cidera, cacat
suatu waktu di kondisi
peralatan
tertentu
4.2. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
b) Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan aspek penting dalam perusahaan PT.
Linico Indonesia dalam hal ini tenaga kerja berperan penting dalam
membantu kegiatan produksi. PT. Linico Indonesia tidak banyak
memiliki karyawan, dimana dalam wawancara yang telah dilakukan
pada perusahaan bahwasannya perusahaan hanya memiliki 78 orang
karyawan. Penjelasan mengenai info tenaga kerja didapatkan
berdasarkan data dari bagian HRD atau ketenagakerjaan.
c) Jam Kerja Karyawan
Seluruh karyawan PT. Linico Indonesia harus mematuhi jam kerja
karyawan dan melaksanakan peraturan ini sebagai mana mestinya jam
kerja karyawan PT. Linico Indonesia hanya terdapat 1 shif kerja berikut
dibawah ini merupakan jam kerja di PT. Linico .
Hari Senin - Jumat di mulai dari Pukul 07:30 - 16:00
Istirahat jam 12:00 - 12:30
Terkecuali di hari Jumat di mulai dari jam 11:30 - 13:00
Hari Sabtu jam kerja dimulai dari Pukul 07:30 - 15:00
Istirahat Jam 12:00 - 12:30