You are on page 1of 12

KRITIS IMMAUEL KANT

(Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum)

Khalilullah Harmaini (220206106)


Sasqia (220206037)
Haikal Azvyanto (220206074)
Dziqru Maulana (220204013)

Dosen Pengampu :
Hazal Fitri, S,Pd I. M.Pd.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS UIN AR-RANIRY BANDA ACEH
TAHUN AJARAN 2023
KATA PEGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunian-Nya
kepada setiap hamba -NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi salah satu tugas kelompok untuk mata kuliah “filsafat umum”.
Makalah ini dibuat agar para pembaca dapat memahami materi yang berkaitan
dengan bagaimana pemikiran yang dikemukan oleh tokoh Immanuel Kant dalam filsafat
sehingga memudahkan para pembaca mendapatkan informasi atau bahan yang berkaitan
dengan materi tersebut. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami sangat
menerima segala masukan yang disampaikan oleh pembaca untuk menjadi lebih baik
kedepannya.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu bagi semua pembaca
termasuk kepada penulis. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih semoga bisa
menjadi ladang pahala untuk kita semua.

Banda Aceh, 15 Mei 2023

PENULIS

I
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR.......................................................................................................................I

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................2

C. TUJUAN MASALAH..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

A. BIOGRAFI IMMANUEL KANT........................................................................................3

B. KRITIS IMMANUEL KANT..............................................................................................4

C. PEMIKIRAN FILSAFAT IMMANUEL KANT.................................................................5

D. KONTRIBUSI IMMANUEL KANT BAGI PENGETAHUAN MORAL DAN


FILSAFAT...................................................................................................................................6

E. ANALISIS DAN TUJUAN IMMANUEL KANT...............................................................7

BAB III PENUTUP........................................................................................................................8

A. PENUTUP............................................................................................................................8

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Epistimologi atau teori pengetahuan adalah sebuah cabang filsafat yang berkaitan
dengan cabang hakikat atau ruang lingkup pengetahuan. Hakikat dan ruang lingkup ini
ialah pengetahuan dasar dan pengandaian- pengandaiannnya serta secara umum berkaitan
dengan hal yang dapat diandalkan penegasan bahwa orang memiliki penetahuan.
Konteks metafisika adalah sebuah sebutan bagi orang yang tertarik untuk
menemukan dasar dari seluruh realitas. Disini pun kita masih bisa membagi setidaknya
ada dua jenis katagori metafisika. Yang pertama ialah para materialistic, yakni orang-
orang yang berpendapat bahwa seluruh realitas ini sebenarnya adalah materi yang
bergerak terus-menerus. Yang kedua yaitu idealis yang berpendapat bahwa seluruh
realitas terdiri dari ide-ide, pikiran, ataupun roh.
Salah satu tokoh filsuf yang sangat gencar mengkritik metafisika, atau dalam arti
lain metafisika tradisional didalam sejarah filsafat modern ialah Immanuel kant. Akan
tetapi menurut Karl Ameriks, proyek kritik atas metafisika yang dirumuskan oleh Kant
tersebut tampak mengandung ambiguitas, bahkan sejak perumusannya dimulai.1
Immanuel kant juga menjelaskan tentang moral yang berlaku bagi setiap orang.
Ada dua hal penting yang menjadi perhatian Kant adalah alam dan moral. Kant terkesan
keteraturan semesta yang berjalan diatas hokum tertentu. Alam punya kesamaan dengan
moral yang ada dalam diri manusia.
Pandangan kant tentang moral merupakan karya besar, karena berbicara tentang
pemikiran manusia. Bagi kant filsafat berguna untuk menyelesaikan problem-problem
intelek dan juga moral. Menurut Immanuel Kant pengetahuan mempunyai dua sumber
akal dan pengalaman. Meski begitu ada juga pengetahuan yang tidak dating dari
pengalam yaitu pengetahuan seperti yang berhubungan dengan ruang dan waktu.

1
Reza A.AWattimena,”filsafat kritis Immanuel kant” mempertimbangkan kritik karl amaeriks
terhadap kritik Immanuel kant atas metafisika, Jakarta (2010). Hal 2-3

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan tentang apa itu kristisme?


2. Bagaimana pemikiran filsafat Immanuel Kant?
3. Metode apa saja yang dikemukakan oleh Immanuel Kant?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran kritisme dalam filsafat


2. Agar memahami bagimana pemikiran filsafat Immanuel Kant
3. mampu mendefinisikan metode yang Immanuel Kant pakai.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI IMMANUEL KANT

Immauel kant lahir pada tanggal 22 April 1724 di Konigsberg atau sebuah kota
yang ada dikota jerman tepatnya di prusia timur. Nenek moyang dari Immauel Kant ini
berasal dari skotlandai yang berimigrasi pada abad sebelumya.

Terlahir sebagai anak keempat dari enak bersaudara, Imauel Kant dibesarkan
dalam sebuah situasi kemiskinan. Ayahnya yang berdarah skotlandia, sedangkan ibunya
berdarah jerman. Ayah kant hanya bekerja sebagai seorang tukang potong tali kulit,
sedangkan ibunya adalah seorang perempuan yang tidak mendaptkan Pendidikan formal
tetapi memiliki kecerdasan yang luar biasa.

Pada usia ke 18 tahun, Immanuel Kant memasuki Universitas Konigsbreng


sebagai mahasiswa teologi, namun itu hanya terjadi sebentar. Immanuel Kant sangat
menyukai matematika dan fisika, karena menurutnya sangat memberikan inspirasi
baginya terkait berbagai ilmu pengetahuan. Pada tahun 1755 ia dapat menyelesaikan
studinya dan menjadi salah satu pengajar di universitas tersebut. Kembalinya Kant juga
ditandai dengan terbitnya buku berjudul “General Natural History and Thepry of
Heavens.

Pada sebuah buku dijelaskan bahwa Immanuel Knat seorang yang ilmuan, filsuf
dan juga theolog. Sehingga sangat tidak mustahil perkembangan pemikiran Kant
didadasri oleh ketiga hal tersebut. Dimana dalam epistimologinya Kant mencoca untuk
menyusun sebuah system yang akhirnya mampu menyatkan, dan mejelaskan semuanya.2

Adapun pokok pikiran Kant dapat dibagi menjadi dua, yaitu:pertama, periode pra
kritik, masa ini antara tahun 1747-1770. Ia menulis tentang api, gunung berapi, gempa
bumi. Dasar untuk pandangannya ialah ilmu fisika Newton. Dalam bukunya sejarah alam
dan teori tentang langit ia menguraikan timbulnya susunan dunia dan timbulnya planet.

2
Lailiy Muthmainnah, “timjauan kritis terhadap epistimologi immanuel kant”(1724-1804), jurnal
filsafat, vol. 28, no 1 (2018) hal 76-77.

3
Kedua, periode masa kritik, pada masa ini ia berpendapat rasionalisme menggunakan
metode dogmatis, yang hanya mengajarkan apa yang dikatakan oleh akal pasti benar.
Oleh karena itu, tidak berlaku kritik terhadap kemampuan akal. Sementara itu, Kant
menitikberatkan kritik empirisme yang ajarannya pada kemampuan pengalaman. Selama
80 tahun (w. 1804) hidup, Kant banyak melahirkan karya-karya di antaranya yaitu: (1)
tahun 1781 karangannya tentang kritik atas rasio murni. (2) tahun 1788 karangannya
tentang kritik atas rasio praktik3

B. KRITIS IMMANUEL KANT

Filsafat kritisisme dalam filsafat merupakan penggabungan anatra rasionlisme dan


empirisme. Aliran kristisisme dikenal sebagai kristisisme Kant, karena kant sebagai
penggagas pertama kali yang mengkritik dan menganalisa kedua macam pengetahuan
serta menggabungkannya. Intinya disisni kristisisme merupakan sebuah jembatan
penghubung antara anatar kaum rasionalisme dan empirisme.

Immanuel Kant memandang rasionalisme dan empirisme tidak sama dalam hal
menilai akal dan pengalaman sebagai suatu sumber pengetahuan. Filsafat kritisisme yang
dibuat oleh Immanuel Kant yaitu hubungan yang dimana antara rasio dan pengalaman
menjadi harmonis menjadi harmonisasi.4

Para filsuf banyak berpendapat bahwa wujud hakiki manusia adalah yang
dirasionalkan. Sehingga mereka mengatakan sumber pengetahuan yang paling
meyakinkan adalah akal. Sehingga ditegaskan bhawa pengetahuan hanya akan ditemukan
dengan adanya akal.

Menurut Immanuel Kant, baik itu rasionalisme atau empirisme belum berhasil
mendidik manusia untuk memperoleh pengetuan yang pasti yang terbukti dan jelas.
Dimana suatu keputusan masih dalam bentuk predikat dan sudah masuk kedalam
objeknya. 5
3
Saiful Dinata, EPISTEMOLOGI KRITISISME IMMANUEL KANT, Jurnal KANZ PHILOSOPHIA,
Vol.7, No.2 Des 2021, Hal 217-236.
4
Syaiful Dinata, “epistimologi kritiisme Immanuel Kant”, vol, 7, No 2 (Desember 2021) hal 223
5
Syaiful Dinata, “epistimologi kritiisme Immanuel Kant”, vol, 7, No 2 (Desember 2021) hal 224-225

4
C. PEMIKIRAN FILSAFAT IMMANUEL KANT

Pemikiran filsafat Immanuel Kant muncul disaat adanya dua aliran Besar yang
saling berdebat, yakni rasionalisme dan empirisme. Dua aliran yang saling merebut posisi
sehingga mempengaruhi pemikiran filosfis Kant, sehinggan Kant juga melakukan
sinestasi-kritis atas pandangan-pandangan yang merusmuskan pemikiran filosofinya
sendri. Pandangan filosofis Immanuel Kant meliputi 3 persoalan penting. Pertama, apa
yang diketahui?, kedua, apa yang seharusnya dilakukan? ketiga, apa yang bisa
diharapkan?.

Paradigma dalam ajaran Immanuel Kant, sering disebut sebagai filsafat


transcendental. Filsafat ini diartikan sebagai sebuah pemikiran yang memusatkan pada
akala tau cara kita memahami objek yang bersifat apriori, bukan objek itu sendiri. Oleh
karena itu, transcendental yang dimaksud Kant bukan upaya untuk memahami hal-hal
yang berbaur metafisika yang berada di luar dunia. Tetapi untuk mengakses sejauh mana
berada dalam sebuah batas pengalaman sebagai pengetahuan6.

Filsafat Immanuel Kant sangat dikenal kritis. Filsafat kritis dimaknai sebagai
filsafat yang memulai penyelidikannya dengan terlebih dahulu mengidentifikasi
kemampuan dan batas-batas rasio. Menurut Kant semua pengetahuan itu harus
mengadung uunsur-unsur aposteori. Immanuel Kant percaya tidak semua pengetahuan
apriori itu adalah salah contohnya ialah matematika yang tidak perlu dibuktikan secara
aposteori.

Jika ditinjau pemikiran Immanuel Kant sangat bagus karena membuka peluang ke
arah metafisikan dan pengetahuan yang lebih esensial. Jika dalam pemikiran Kant kritis
dan rasio maka ditegaskan bahwa kita hanya dapat mengetahui objek, sejauh dalam
fenomena melalui sebuah persepsi indrawi. Memang pengetahuan semacam ini belum
terlalu lengkap atau belum sempurna, tetapi pemikiran manusia selalu akan terbuka dan

6
Ginan Wibawa, Rizal Muttaqin,”implikasi filsafat kritisme Immanuel Kant bagi Pengembangan
studi hokum ekonomi syariah”, jurnal ilmiah hokum, vol. 1, No. 1 (Mei 2022) hal 21

5
berkembang. Oleh karena itu interaksi dengan waktu, lingkungan dan sesamanya akan
memacu tumbuhnya pengetahuan secara terus-menerus7.

Immanuel Kant mengemukakan teori kriteisme yang menyatakan bahwa sumber


ilmu pengetahuan ada dua yaitu akal dan pengalaman. Pandangan Kant terhadap sumber
pengetahuan menyeimbangkan antara rasionalisme dan empirisme Ia meyakini bahwa
cita-cita pencerahan dapat tercapai melalui keseimbangan antara rasionalisme dan
empirisme dalam hal kebebasan, kemajuan dan kesetaraan. Salah satu pemikiran utama
Immanuel Kant yang dapat dijelaskan secara detail adalah konsep etikanya yang dikenal
sebagai "imperatif kategoris". Kant berpendapat bahwa tindakan moral yang benar harus
didasarkan pada prinsip-prinsip yang rasional dan objektif, dan bukan hanya pada
keinginan atau kepentingan pribadi.

Imperatif kategoris adalah perintah moral yang bersifat mutlak dan mengikat
secara universal. Menurut Kant, imperatif kategoris adalah prinsip moral yang harus
diikuti oleh semua orang, tidak tergantung pada situasi atau keinginan subjektif. Imperatif
kategoris mengharuskan kita untuk bertindak berdasarkan kewajiban moral, tanpa
memperhatikan keinginan atau manfaat pribadi.

D. KONTRIBUSI IMMANUEL KANT BAGI PENGETAHUAN MORAL


DAN FILSAFAT

Filsafat Moral yang dikemukakan oleh Immanuel Kant dapat dibilang telah
mampu menempatkan posisi rasio dan suara hati/rasio praktis pada tempatnya, yang
masing-masing keduanya mempunyai tempat penting dalam kehidupan manusia. Dari
sini, dapat diketahui bahwa Kant telah berhasil membagun filsafat kritisnya dan sekaligus
sintesis rasionalisme dan empirisismenya.

Kant juga telah membuat manusia menjadi kreatif, kritis dan dinamis dengan
memposisikan penghargaan yang begitu besar pada rasio manusia dalam menjalankan

7
Ginan Wibawa, Rizal Muttaqin,”implikasi filsafat kritisme Immanuel Kant bagi Pengembangan
studi hokum ekonomi syariah”, jurnal ilmiah hokum, vol. 1, No. 1 (Mei 2022) hal 22-23.

6
aktivitas di dunia ini. Dan sebaliknya, Kant tidak menggantungkan diri pada realitas alam
yang mempengaruhi dirinya. Oleh karenanya, Kant menolak moralitas heteronom;
moralitas yang tidak berpijak pada ukuran diri pengambil kebijakan (maksim), melainkan
pada pertimbanganpertimbangan lain seperti kebahagiaan dan kegunaan.8

E. ANALISIS DAN TUJUAN IMMANUEL KANT

Pada periode kritis, Immanuel Kant menerima sebagai titik tolak bahwa ada
pengertian tertentu yang objektif. Analisa ini dibedakan kedalam beberapa macam yaitu :

1. Analisa psikologis, yaitu penelitian proses atau jalan yang factual atau
fakta.
2. Analisa logis yaitu yang meneliti hubungan antara unsur-unsur isi
pengertian satu sama lain.
3. Analisa ontology yaitu suatu Analisa yang meneliti realitas subjek dan
realitas objek menurut adanya dan hubungan keduanya yang riil.
4. Analisa kriteriologis yaitu suatu Analisa yang hanya menyelidiki relasi
formal antara kegiatan subjek sehinnga diartikan sebagai nilai tertentu

Setiap pemikiran yang dikemukakan oleh seseorang pasti mempunyai tujuan,


salah satunya Immanuel Kant yang dimana pemikiran filsafatnya agar berpikiran
objektifitas dalam dunia pengetahuan. Supaya setiap orang tidak harus memiliki sifat
yang empiris dan rasionalisme. Yang dimana rasionalis mengira bahwa telah menemukan
kunci bagi pembukaan realitas dari subjeknya. Sementara empirisme mengira telah
memperoleh pengetahuan dan pengalamana saja, tanpa sebuah akal.

BAB III
PENUTUP
8
Moh Dahlan, “pemikiran filsafat moral Immanuel Kant”, ilmu ushuluddin, vol. 8,No. 1 (Januari
2009), hal 45

7
A. PENUTUP

Kritisme Immanuel Kant memberikan kontribusi yang signifikan dalam filsafat


dengan menekankan pentingnya akal budi dan prinsip moral yang objektif. Meskipun ada
kritik terhadap pemikirannya, konsep-konsep yang diperkenalkan oleh Kant tetap relevan
dalam membangun pemahaman tentang pengetahuan manusia dan tindakan moral.
Immanuel Kant telah memberikan kontribusi yang signifikan melalui konsep kritismenya.
Pemikiran Kant terutama terfokus pada epistemologi, metafisika, dan etika. Konsep
kritisisme Kant didasarkan pada pemisahan antara dunia fenomenal dan noumenal, di
mana manusia hanya dapat memiliki pengetahuan tentang fenomena yang dapat
dijangkau oleh pengalaman dan struktur akal budi manusia.

Salah satu aspek kritisisme Kant yang menjadi sorotan adalah "Kritik Der Reinen
Vernunft" (Kritik atas Akal Murni), di mana Kant menyajikan kerangka pemikirannya
tentang batasan pengetahuan manusia dan struktur pemahaman. Konsep imperatif
kategoris yang diperkenalkan oleh Kant juga merupakan hal yang menonjol, di mana
tindakan moral yang benar harus didasarkan pada prinsip yang rasional dan objektif.

Namun, dalam mengevaluasi kritisme Kant, tidak dapat dihindari bahwa ada
kritik-kritik terhadap pemikirannya. Beberapa kritik yang muncul mencakup pemisahan
antara fenomena dan noumena yang sulit dibuktikan secara pasti, subjektivitas dalam
etika Kant yang dianggap terlalu abstrak, pengabaian terhadap peran emosi dan faktor
non-rasional dalam pengambilan keputusan moral, serta kurangnya perhatian pada
konteks sosial dan budaya dalam penilaian moral. Kontribusi Kant dalam kritisme tetap
memainkan peran penting dalam perkembangan filsafat. Pemisahan fenomenal dan
noumenal serta penerapan imperatif kategoris memberikan landasan penting bagi refleksi
kritis terhadap pengetahuan manusia dan tindakan moral. Pemikiran Kant memberikan
dorongan untuk mempertimbangkan rasionalitas, universalitas, dan kewajiban moral
dalam proses berpikir dan bertindak.

8
DAFTAR PUSTAKA

Wattimena, R. A. A. (2010). Filsafat Kritis Immanuel KantMempertimbangkan Kritik Karl


Ameriks terhadap Kritik Immanuel Kant atas Metafisika.

Muthmainnah, L. (2018). Tinjauan Kritis Terhadap Epistemologi Immanuel Kant (1724-


1804). Jurnal Filsafat, 28(1), 74-91.

Dinata, S. (2021). Epistimologi Kritisisme Immanuel Kant. Kanz Philosophia: A Journal for


Islamic Philosophy and Mysticism, 7(2), 217-236.

Wibawa, G., & Muttaqin, R. (2021). Implikasi Filsafat Kritisisme Immanuel Kant Bagi
Pengembangan Studi Hukum Ekonomi Syariah. Humantech: Jurnal Ilmiah
Multidisiplin Indonesia, 1(1), 25-36

You might also like