You are on page 1of 7

POPULISM Vol. xx No.

x
pp 6-07 © 2022
Jurnal Ilmu Politik, Kebijakan Publik dan Sosial Humaniora ISSN 1829 - 8974
Volume xx | Nomor x| Juni 2022 e-ISSN 2614-2597

EKONOMI POLITIK : PEMBANGUNAN TEMBOK PENAHAN TANAH (TPT)


DEPAN ALUN-ALUN DESA SUGIO
Political Economy : Construction Of A Land Retaining Wall in Front Of Sugio
Village Square
Anis Juniar
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan
anisrayyan00@gmail.com

INFORMASI
ABSTRAK
ARTIKEL
Pembangunan tembok penahan tanah adalah salah satu tindakan
Article history : preventif untuk menahan longsornya tanah. Suatu daerah dengan
Dikirim : tanah yang mudah longsor, apalagi di daerah sungai, maka perlu
29-06-2022 dibangun sebuah tembok penahan tanah sebagai penunjang kualitas
Revisi Pertama : hidup masyarakat sekitar. Juga selain itu dapat membantu jalan yang
29-06-2022 ada di atasnya supaya tidak mudah ambles, dan menelan banyak
Diterima : biaya untuk perbaikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
06-07-2022 adalah metode penelitian deskriptif. Di Desa Sugio, pada pertengahan
tahun 2021, telah dibangun tembok penahan tanah yang dalam
pembangunannya sempat mangkrak itu pernah mengalami jebol
Kata Kunci : diakibatkan diguyur hujan semalaman dan diduga pembangunannya
ekonomi; politik; tidak wajar.
infrastrukur; desa
Abstract
Keywords : Construction of retaining walls is one of the preventive measures to prevent
economy; political; landslides. An area with soil that is prone to landslides, especially in the river
infrastructure ; village area, it is necessary to build a retaining wall to support the quality of life of
the surrounding community. Also apart from that, it can help the road above
it so it doesn't sink easily, and costs a lot of money to repair. The method used
in this research is descriptive research method. In Sugio Village, in mid-2021,
a retaining wall has been built, which in its construction had stalled. It had
collapsed due to rain all night and it was suspected that the construction was
unnatural.

1
Volume xx | Nomor x | Juni 2022
A. PENDAHULUAN / INTRODUCTION

Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk mewujudkan tujuan nasional
bangsa Indonesia. Pembangunan sendiri meliputi pembangunan infrastruktur, pembangunan
ekonomi, pembangunan lembaga dan pembangunan lainnya. Pembangunan merupakan upaya yang
secara sadar ditetapkan sebagai sesuatu yang dilaksanakan (Siagian, 2005:4). Dalam taraf nasional,
regional, hingga tingkatan grass root (dalam hal ini desa), pembangunan dilaksanakan secara terencana,
baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Tujuan utama pembangunan adalah
untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yaitu suatu keadaan dimana semua kebutuhan
masyarakat dapat terpenuhi dan tercukupi dengan baik, sehingga masyarakat merasakan
kesejahteraan dalam setiap aspek kehidupan dan penghidupnya.
Dalam perjalanannya, pembangunan haruslah terus dilakukan pemantauan kondisi. Untuk
mendapatkan manfaat maksimal dan berkelanjutan dari dibangunnya suatu, maka perlu dilakukan
analisis yang cukup mendalam terhadap berbagai risiko yang akan muncul dalam tahap operasional
dan pemeliharaannya. Terutama risiko dengan kategori major risk sehingga dapat digunakan sebagai
dasar dalam melakukan mitigasi untuk menekan akibat yang ditimbulkan oleh risiko tersebut (Yasa,
2013:31).
Tembok Penahan Tanah (TPT) adalah suatu struktur yang mempunyai fungsi untuk menahan
longsornya tanah. Untuk mengatasi tekanan tanah aktif dari tanah, maka tembok penahan harus dibuat
cukup baik dan berat sehingga cukup stabil. Selain berfungsi sebagai penahan tanah dari ancaman
longsor, TPT juga memiliki fungsi sebagai penunjang jalan yang berada diatasnya agar tidak amblas
sewaktu-waktu. Terlebih lagi jalan raya memiliki fungsi yang sangat vital bagi warga sekitar dalam
menjalani aktivitas sehari-hari.
Di Desa Sugio, tepatnya di depan Alun-alun Desa Sugio, terdapat TPT yang baru saja dibangun
oleh Pemerintah Desa Sugio di pertengahan tahun 2021. Dahulunya, daerah yang dibangun TPT ini
berupa pinggiran sungai dengan tanah yang semakin tahunnya semakin miring sehingga
mengakibatkan warung-warung pedagang kaki lima yang diatasnya juga ikut terdampak. Mengetahui
itu, untuk menanggulanginya Pemerintah Desa Sugio berupaya untuk melakukan pembangunan
Tembok Penahan Tanah supaya menahan miringnya tanah di pinggiran sungai tersebut agar tidak
mengganggu aktivitas perekonomian warga. Namun dalam perjalanan pembangunannya yang pernah
mangkrak, TPT tersebut jebol hanya karena diguyur hujan. Hal tersebut mengundang banyak
kecurigaan dari warga sekitar. Bahkan dari tetua Desa Sugio menganggap bahwa pembangunan
tersebut jauh dari kata wajar.

Konsep Tata Ruang


Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang yang disusun secara nasional,
regional, dan lokal. Tata ruang erat kaitannya dengan perencanaan, untuk melihat struktur ruang pada
kota. Pengertian tata ruang, diambil dari buku Pengantar Hukum Tata Ruang (2016) karya Yunus
Wahid, merupakan ekspresi geografis yang merupakan cermin lingkup kebijakan yang dibuat
masyarakat terkait dengan ekonomi, sosial dan kebudayaan. Di Indonesia, konsep perencanaan tata
ruang dikembangkan dari masa ke masa. Dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur akan
mampu mempercepat terjadinya pengembangan wilayah. Pada era 90-an, konsep pengembangan
wilayah mulai diarahkan untuk mengatasi kesenjangan wilayah.

Perencanaan Tata Ruang Nasional


Perencanaan tata ruang wilayah nasional sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Arahan kebijakan
dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan jangka
panjang. Jangka waktu perencanaan tata ruang wilayah nasional adalah 20 tahun. Selama lima tahun
sekali akan dilakukan peninjauan.

2
Volume xx | Nomor x | Juni 2022
Rencana tata ruang wilayah nasional memuat: Penyusunan rencana pembangunan jangka
panjang nasional; Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional; Pemanfaatan ruang
dan pengendalian ruang di wilayah nasional; Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan
keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor; Penetapan lokasi
dan fungsi ruang untuk investasi; Penataan ruang kawasan strategis nasional; Penataan ruang wilayah
provinsi dan kabupaten dan kota; Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional; Kebijakan
dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan pengembangan struktur ruang dan
pola ruang.
Struktur ruang wilayah nasional meliputi: Akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah Kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi,
energi, dan sumber daya air; Pola ruang wilayah nasional memiliki tiga bagian, yaitu kawasan lindung,
kawasan budi daya, dan kawasan strategis nasional. Dengan tujuan penataan ruang wiayah nasional
mewujudkan beberapa hal, di antaranya: Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan; Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; Keterpaduan
pemanfaatan ruang darat, laut, dan udara, termasuk ruang di dalam bumi; Keterpaduan perencanaan
tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten atau kota; Pemanfaatan sumber daya alam secara
berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Perencanaan Tata Ruang Wilayah Provinsi


Rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah provinsi. Dalam penyusunan harus
mengacu pada rencana tata ruang wilayah nasional. Pedoman tersebut dalam bidang penataan ruang
dan rencana pembangunan jangka panjang daerah. Rencana tata ruang wilayah provinsi memuat:
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi ; Rencana struktur ruang wilayah
provinsi meliputi sistem perkotaan yang berkaitan dengan kawasan pedesaan; Penetapan kawasan
strategis provinsi Arahan pemanfaatan ruang wilayah yang berisi indikasi program utama jangka
menengah lima tahunan; Arahan tata ruang wilayah provinsi yang berisi arahan peraturan zonasi
sistem provinsi, arahan perizinan, dan lainnya.
Tujuan penataan ruang wilayah provinsi merupakan arahan perwujudan ruang wilayah
provinsi yang diinginkan pada masa yang akan datang. Beberapa fungsi dari penataan ruang wilayah
provinsi adalah: Sebagai dasar untuk memformulasi kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
provinsi; Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rencana tata ruang
wilayah; Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi.

Perencanaan Tata Ruang Kabupaten atau Kota


Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Pasal 11 Ayat 2,
pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten.
Penataan tersebut meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kebupaten. Fungsi rencana tata ruang
wilayah kabupaten atau kota di antaranya: Acuan dalam pemanfaatan ruang atau pengembangan
wilayah kabupaten atau kota; Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah
kabupaten atau kota; Acuan dala penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah dan
rencana pembangunan jangka menengah daerah; Acuan lokasi investasi dalam rilayah kabupaten atau
kota yang dilakukan pemerintah, masyarakat, dan swasta; Pedoman untuk penyusunan rencana rinci
tata ruang di wilayah kabupaten atau kota; Acuan dalam administrasi pertahanan.
Manfaat rencana tata ruang wilayah terdapat beberapa, yaitu: Mewujudkan keterpaduan
pembangunan dalam wilayah kabupaten atau kota; Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah
kabupaten kota dengan wilayah sekitarnya; Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kabupaten atau
kota yang berkualitas.

Tata Ruang Kabupaten Lamongan


Kabupaten Lamongan merupakan kabupaten yang memiliki banyak potensi, khususnya
sektor industri, perikanan, pertanian, dan pariwisata, tetapi keberadaan potensi tersebut belum
3
Volume xx | Nomor x | Juni 2022
dimanfaatkan secara optimal. Disamping itu, Kabupaten Lamongan juga mempunyai peranan penting
baik dalam pengembangan wilayah, Jawa Timur maupun dalam skala Nasional. Dimana, Lamongan
termasuk dalam SWP Gerbangkartasusila Plus yang termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Revitalisasi Kota – kota yang telah berfungsi. Kabupaten Lamongan secara umum dapat dikatakan
mengalami perkembangan yang cukup pesat, berbagai program pembangunan dan kebijakan yang
diambil juga menyesuaikan dengan dinamika dan kebutuhan pembangunan, sehingga secara
keseluruhan rencana tata ruang yang ada dan telah disusun sebelumnya memerlukan beberapa
penyesuaian. Perubahan dalam skala nasional juga terjadi dengan terbitnya Undang-undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menyebutkan bahwa dimensi waktu perencanaan adalah
20 Tahun, dan setiap wilayah harus memiliki kawasan strategis.
Dalam Skala Nasional Lamongan termasuk dalam Gerbangkartasusila plus dengan pusat di
Metropolitan Surabaya. Dilihat secara sistem perwilayaah Surabaya ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan
Nasional, sehingga Perkotaan Lamongan juga merupakan Pusat Kegiatan Nasional. Berdasarkan hal
tersebut maka diperlukan pengembangan sistem transportasi skala regional dan nasional sebagai
penghubung antar wilayah. Untuk itu dikembangkan sistem transportasi, jalan nasional arteri Gresik-
Jl. Pang. Sudirman; Jl. Pang. Sudirman- Jl. Jaksa Agung Suprapto; Jl. Jaksa Agung Suprapto-Lamongan;
Lamongan-Babat; dan Babat-Widang; jalan nasional kolektor Babat-Bojonegoro dan Gresik-Sadang-
Tuban; jalan propinsi kolektor Babat-Temangkar; Jl Lamongrejo; Jl Akhmad Dahlan; Jl Sunan Drajad;
Jl Raya Mantup; Lamongan-Bts. Kab. Mojokerto; Babat-Bts. Kab. Jombang; Jalan Lama Babat; dan Jalan
Halte (Dradah,Ngimbang dan Kambangan); rencana jalan tol Gresik – Lamongan – Tuban; dan
pengembangan jaringan kereta api double trek Surabaya - Gresik – Lamongan – Bojonegoro.
Pemerintah Kabupaten Lamongan telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang menuntut
perubahan ruang dalam skala besar, diantaranya adalah pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi
berupa Lamongan Shorebase (LS), pengembangan Wisata Bahari Lamongan, Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong, Pelabuhan ASDP Paciran, Agropolitan di wilayah selatan, dan pengembangan
lainnya. Berbagai pertimbangan tersebut diatas menjadikan dasar perlunya penyesuaian RTRW
Kabupaten Lamongan yang ada, disertai penyempurnaan pada beberapa bagian sesuai kebijakan dan
perkiraan perkembangan pada masa yang akan datang. Rencana tata ruang wilayah Kabupaten
Lamongan dilakukan dengan lebih adaptif, aplikatif dan saling bersesuaian dengan berbagai program
pembangunan dalam tingkat nasional, provinsi, kabupaten termasuk kesesuaian dengan wilayah
sekitarnya.

Gambaran Umum Sugio


Desa Sugio merupakan salah satu dari 21 desa yang berada di Wilayah Kecamatan Sugio. Data
bersumber dari Badan Pusat Statistik Lamongan, posisi wilayah Desa Sugio terletak di bagian tengah
dari wilayah Kecamatan Sugio dengan batas titik koordinat antara 112°,29'08" Bujur Timur dan
7°,15'83" Lintang Selatan, serta berada di ketinggian 26.00 mdpl. Desa Sugio memiliki luas 3.66
kilometer persegi, atau 366 hektar.
Desa Sugio adalah wilayah desa yang terdiri dari 5 dusun yang mempunyai 11 Rukun Warga
(RW) dan 30 Rukun Tetangga (RT). Jumlah RW dan RT terbanyak berada di Dusun Sugio dengan 5
RW dan 16 RT, sedangkan yang terkecil yaitu di Dusun Bulus hanya 1 RW dan 2 RT.

B. METODE / METHOD

Artikel ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
menyelidiki peristiwa atau kondisi tertentu yang kemudian disampaikan dalam laporan penelitian.
Penelitian deskriptif berusaha untuk mengumpulkan informasi guna menjawab pertanyaan-
pertanyaan penelitian sehingga dapat menggambarkan kondisi atau peristiwa secara urut.

4
Volume xx | Nomor x | Juni 2022
C. HASIL DAN PEMBAHASAN / RESEARCH FINDING AND DISCUSSION
Konsep Pembangunan TPT Yang Ideal
1. Tembok Penahan Tanah
Tembok penahan tanah adalah suatu struktur yang mempunyai fungsi untuk menahan longsornya
tanah. Untuk mengatasi tekanan tanah aktif dari tanah, maka tembok penahan harus dibuat cukup
baik dan berat sehingga cukup stabil. Tembokpenahan tanah dikatakan stabil apabila :
a. Tembok penahan tanah tidak terguling
b. Tembok penahan tanah tidak tergeser
c. Konstruksi tembok tidak pecah atau retak
d. Tekanan tanah tidak melampaui σ (tekanan tanah ) yang diizinkan
Pada prinsipnya kondisi tanah dalam kedudukannya ada tiga kemungkinan, kemungkinan tersebut
antara lain :
a. Dalam keadaan diam
b. Dalam keadaan aktif, ada tekanan tanah aktif
c. Dalam keadaan pasif, ada tekanan tanah pasif.
Fungsi Tembok Penahan Tanah
Fungsi utama dari tembok penahan tanah adalah menahan tanah yang berada dibelakangnya dari
bahaya longsor akibat :
a. Benda-benda yang ada diatas tanah tersebut (perkerasan dan konstruksi jalan, jembatan,
kendaraan dan lain-lain)
b. Berat tanah
c. Berat air (tanah)
Selain itu dengan kata lain tembok penahan tanah juga merupakan pasangan batu yang dilekatkan
dengan campuran semen, pasir dan air untuk melindungi tebing dari keruntuhan tanahnya.

2. Syarat Konstruksi Tembok Penahan Tanah


Dalam pelaksanaan pembangunan suatu konstruksi tembok penahan tanah haruslah memenuhi dua
syarat, syarat tersebut antara lain :
a. Syarat stabilitas, yaitu aman terhadap guling akibat momen guling, aman terhadap geser
akibat gaya-gaya horizontal dan memenuhi persyaratan daya dukung tanah dibawahnya.
b. Faktor keamanan, harus memenuhi dengan batasan tertentu untuk kondisi stabilitas diatas

Realita Di Lapangan
Pembangunan Tembok Penahan Tanah/TPT yang di kerjakan persis di samping jalan raya
Sugio samping alun alun desa dengan panjang sekitar 200 meter kiri dan kanan kali telah mengalami
jebol pada Oktober 2021. Dari pandangan mata yang bisa dilihat bahan yang digunakan batu pedel
warna putih yang mudah hancur. Kemudian bangunan yang dibuat tidak dimulai dari bawah,
sehingga tampak hanya menyambung dari bangunan yang lama sehingga dikhawatirkan kekuatan
sambungannya tidak begitu kuat. Ketika ditanyakan kepada orang yang biasa mengerjakan proyek,
dana yang dihabiskan tidak lebih dari 60 juta rupiah sebab lebih banyak bangunan lama yang masih
menempel sehingga bangunan TPT yang baru hanya menyambung ke atas saja.

Kondisi Ekonomi
Desa Sugio Kecamatan Sugio merupakan desa yang masuk di dalam program desa mandiri
yaitu desa yang punya program unggulan serta akan menjadi icon desa dan menjadi motor penggerak
perekonomian desa. Di Desa Sugio, perkembangan ekonomi dari kepemimpinan periode sebelumnya
hingga ke periode sekarang mengalami peningkatan drastis. Dari PAD 40 juta per tahun, kini menjadi
560 juta per tahun. Perolehan PAD terbesar yakni dari pengelolaan Pasar Tradisional Desa Sugio yang
kini terkenal dengan julukan baru “Pasar Modern Desa Sugio” berkat perombakan pasar, mulai dari
pembenahan data hingga merumahkan para pegawai yang dianggap tidak beres dalam mengelola
pasar. Sementara, ada lagi pendapatan lain yakni dari hasil retribusi dan parkir. Semua dikembalikan

5
Volume xx | Nomor x | Juni 2022
ke masyarakat, di antaranya untuk memberikan tunjangan kepada aparatur dan lembaga desa. Mulai
BPD, LPM, RT/RW, Guru ngaji, Modin, Guru Paud, Guru MI, hingga Tukang memandikan jenazah
juga mendapatkan tunjangan dari desa, serta untuk kesejahteraan karyawan pasar lainnya.

Kondisi Politik
Dengan pencapaiannya yang seperti disebutkan diatas, maka sangat disayangkan ketika desa
ini tidak transparan dalam program-programnya. Tidak transparannya pemdes Sugio bisa dilihat dari
tidak adanya papan nama kegiatan saat melakukan pembangunan TPT, sehingga masyarakat tidak
mengetahui proyek apa yang sedang dikerjakan. Tembok penahan tanah depan alun-alun desa Sugio
yang dibangun menggunakan dana Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa (BKKPD) diduga ada
keterlibatan dari salah satu anggota DPRD Kabupaten Lamongan. TPT yang menyerap anggaran
sebesar 150 juta itu dibangun oleh Tim Pelaksana Lapangan (Timlak) yang ditunjuk oleh Pemdes, dan
diketahui bahwa ada ketidaksesuaian dengan Surat Perintah Kerja dari Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa (PMD).
Program pembangunan TPT tersebut ternyata adalah program rekomendasi dari Bapak
Srinoto (Anggota DPRD Kabupaten Lamongan dari Sugio), sebagai balas budinya kepada Pemerintah
Desa Sugio karena telah memberikan support kepada dirinya di Pilkada kemarin. Bapak Srinoto yang
notabenenya juga merupakan seorang pengusaha bangunan, memanfaatkan hal tersebut untuk
membantu dirinya maju ke pilkada kemarin dengan menawarkan berbagai proyek ke beberapa pihak
salah satunya adalah Pemerintah Desa Sugio. Proyek yang dijanjikan adalah pembangunan TPT di
depan Alun-alun Desa Sugio.
Namun dalam pembangunannya, ternyata menggunakan dana dari BKKPD yang jika
mengacu dari SPK yang ada, seharusnya TPT yang dibangun adalah di depan Balai Desa Sugio. Atas
hal ini Pemerintah Desa Sugio mengaku bahwa Pemdes Sygio tidak pernah meminta Bapak Srinoto
untuk membangun di lokasi tersebut. Namun tiba-tiba material didatangkannya dan dibangun
langsung disitu.
Maka jika ditinjau dari perspektif ekonomi politik, ditemukan adanya pihak kepentingan
disini. Yakni dua pihak, anggota DPRD dan Pemerintah Desa Sugio. Antara pejabat negara dalam
menjalankan pekerjaannya dan bisnis swasta dalam menjalankan bisnisnya terdapat hubungan yang
saling membutuhkan, pejabat negara membutuhkan para penisnis swasta untuk merealisasikan
proyek-proyek dari negara untuk menjalankan bisnisnya (Yuwono, 2015).

D. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI / CONCLUSION AND RECOMMENDATION

Kesimpulan
Pada hakikatnya, tembok penahan tanah adalah komponen yang penting dalam menjunjang
kehidupan yang brkualitas bagi warga Desa. Diharapkan dengan adanya tembok penahan tanah,
aktivitas masyarakat menjadi lebih lancar, dari segi ekonomi, ekologi, estetika juga segi sosial. Maka
pembangunan tembok penahan tanah diharapkan mampu sesuai prosedur dan standart yang berlaku,
supaya mampu optimal dalam penggunaannya. Sampai hari ini, pemerintah Desa Sugio telah
berupaya untuk mewujudkan hal tersebut, diharapkan pula dapat meminimalisir tindakan-tindakan
penyelewengan seperti penyunatan dana atau pengalihan dana ke suatu hal yang sifatnya keuntungan
pribadi.

6
Volume xx | Nomor x | Juni 2022
REFERENSI / REFERENCE
Azwar, A. (2020). ANALISA TEMBOK PENAHAN TANAH DI DESA TERUSAN KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU. Concert Design Journal, 1(1), 1-9
Rohmah, E. N. L. (2022). PENGELOLAAN RUANG PUBLIK (STUDI KASUS PEMBANGUNAN
ALUN-ALUN LAMONGAN). HUMANIS: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, 14(1), 46-54.
Ismantoro Dwi Yuwono, S.H., Bocor-bocor Duit Negara, Media Pressindo, Yogyakarta, 2015.
“TPT di Sugio Ambrol, Pengerjaanya Diduga Ada Keterlibatan Oknum Anggota DPRD Lamongan”,
dalam www.nowtooline.com diakses pada 24 Juni 2022.
“Bangunan TPT Di Desa Sugio Jebol. Diduga Dana BKKPD Untuk TPT Tidak Transparan
Pelaksanaannya”, dalam https://harianmerdekapost.com diakses pada 24 Juni 2022.
“Diduga Tak Sesuai RAP, Pembangunan TPT yang Jebol di Sugio Lamongan Disoal Warga”, dalam
https://progresnews.id diakses pada 24 Juni 2022.
“Sepak Terjang Ahok Sugio, Lawan Preman hingga Tingkatkan PAD Desa”, dalam
https://beritajatim.com diakses pada 05 Juli 2022.
PP NO. 13 TAHUN 2017, dalam https://tataruang.atrbpn.go.id diakses pada 05 Juli 2022.

Sugio Dalam Angka 2020 terbitan Badan Pusat Statistik Lamongan


Sugio Dalam Angka 2021 terbitan Badan Pusat Statistik Lamongan

7
Volume xx | Nomor x | Juni 2022

You might also like