You are on page 1of 8

PERBANDINGAN TINGKAT KEBERHASILAN PERAWATAN PULPOTOMI DAN PULPEKTOMI

PADA GIGI MOLAR SULUNG

MUHAMMAD SALEH

ABSTRAK
Bentuk anatomi gigi sulung dan letaknya pada lengkung gigi menentukan kerentanannya
terhadap serangan karies. Gigi molar jauh lebih rentan terhadap karies dibandingkan gigi lain. Hasil
penelitian menunjukkan gigi molar satu tetap merupakan gigi yang mudah terserang karies dengan
persentase 66 sampai 88 % diantara semua gigi pada anak-anak. Jenis penelitian yang digunakan
adalah menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan di
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Waktu penelitian selama bulan Juni sampai Juli 2017.
Populasinya adalah Semua pasien anak yang datang ke poli gigi Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar tahun 2010 yang telah dilakukan perawatan pulpotomi dan pulpektomi. Pengambilan
sampel dengan cara acak sederhana atau random sampling. Dari hasil data yang diambil untuk
pasien anak yang datang kontrol setelah satu bulan perawatan pulpotomi dan pulpektomi tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna dalam gejala radang yang ditimbulkan dan pengambilan
jaringan pulpa kedua perawatan pada penelitian ini. Perawatan pulpotomi dapat dilakukan pada
anak karena cara perawatannya lebih sederhana, lebih cepat dan hasil sementara cukup
memuaskan.

Kata Kunci: Pulpotomi, Pulpektomi, Molar, Sulung

PENDAHULUAN dibandingkan gigi orang dewasa (gigi tetap),


Gigi susu membantu anak untuk sehingga gigi permanen dapat menempati
mengunyah makanan, berbicara, dan rahang dengan baik. Selain mengunyah
berbagai fungsi lainnya. Jika rusak, fungsi makanan, gigi susu juga berfungsi untuk
gigi susu tidak akan optimal. Dengan membantu anak berbicara dan
melakukan perawatan gigi susu pada anak mempersiapkan tempat bagi gigi permanen.
maka terjadinya kerusakan gigi secara dini Bentuk anatomi gigi sulung dan
dapat dikurangi. Umumnya pertumbuhan gigi letaknya pada lengkung gigi menentukan
susu muncul sewaktu bayi berusia enam kerentanannya terhadap serangan karies.
sampai dua puluh empat bulan. Jumlah gigi Gigi molar jauh lebih rentan terhadap karies
susu ini sebanyak dua puluh buah, yaitu dibandingkan gigi lain. Hasil penelitian
delapan buah gigi seri, empat gigi taring, dan menunjukkan gigi molar satu tetap
delapan buah gigi geraham. Jumlah gigi merupakan gigi yang mudah terserang
antara rahang atas dengan rahang bawah karies dengan persentase 66 sampai 88 %
adalah sama. Umumnya, gigi seri bagian diantara semua gigi pada anak-anak. Karies
bawah yang pertama kali muncul pada anak dan cedera akibat trauma pada gigi masih
(Anderson, 2004). sangat umum ditemukan pada anak dan
Pada tahun 2010, Hamsafir perawatan kerusakan yang luas yang
mengemukakan bahwa saat mengalami ditimbulkannya masih merupakan bagian
pertumbuhan gigi, biasanya anak merasa utama dari praktek kedokteran gigi anak.
tidak nyaman dan agak rewel. Berikan Tujuan utama perawatan operatif pada anak
mainan bayi yang aman untuk digigit, atau adalah mencegah meluasnya penyakit gigi
gunakan handuk bersih yang dingin untuk dan memperbaiki gigi yang rusak sehingga
digigit. Gigi susu berukuran lebih kecil dan dapat berfungsi kembali secara sehat,
memiliki jarak yang lebih renggang sehingga integritas lengkung geligi dan

Vol. 16 No. 2 Tahun 2017 64


kesehatan jaringan mulut dapat Biasanya jaringan pulpa di bagian mahkota
dipertahankan (Whitworth & Nunn, 1997 yang cedera atau mengalami infeksi dibuang
citase Taqwim, 2011). untuk mempertahankan vitalitas jaringan
Pada tahun 2011 Hamsafir pulpa dalam saluran akar (Bence, 1990 dan
berpendapat, perawatan gigi harus dimulai Welbury, 2001 citase Taqwim, 2011).
sejak gigi susu anak mulai tumbuh, karena Pulpotomi bertujuan untuk
pada masa gigi susu, sedang terjadi melindungi bagian akar pulpa, menghindari
pembentukan gigi tetap di dalam tulang, rasa sakit dan pembengkakan, dan pada
sehingga jika ada kerusakan gigi susu yang akhirnya untuk mempertahankan gigi
parah dapat mengganggu proses (Kennedy, 1992 citase Taqwim, 2011).
pembentukan gigi tetapnya. Hal ini dapat Secara terperinci indikasi pulpotomi menurut
mengakibatkan gigi tetap anak tumbuh tidak Budiyanti, 2006 adalah sebagai berikut:
normal. Mulut adalah lokasi pertama yang 1. Perforasi pulpa karena proses karies
dilalui makanan dalam proses pencernaan. atau proses mekanis pada gigi sulung
Jika terjadi gangguan pada mulut, maka vital.
kelancaran proses pencernaan pun 2. Tidak ada pulpitis radikular.
terganggu. Infeksi yang terjadi pada gigi dan 3. Tidak ada rasa sakit spontan maupun
mulut dapat mempengaruhi kesehatan organ menetap.
di dalam tubuh seperti jantung, paru-paru, 4. Panjang akar minimal masih dua pertiga
ginjal, dan lain-lain, karena infeksi dalam dari panjang keseluruhan.
mulut dapat menyebar ke organ-organ 5. Tidak ada tanda-tanda resorbsi internal.
tersebut. Infeksi gigi dan mulut akan 6. Tidak ada kehilangan tulang
membuat anak malas beraktivitas dan interradikular.
belajar. 7. Tidak ada fistel.
Rumah Sakit Bhayangkara 8. Perdarahan setelah amputasi pulpa
Makassar merupakan salah satu rumah sakit berwarna pucat dan mudah dikendalikan.
yang memberikan pelayanan kesehatan gigi Selain itu indikasinya adalah anak
dan mulut, karena rumah sakit tersebut yang kooperatif, anak dengan pengalaman
dinaungi oleh Kepolisian Negara Republik buruk pada pencabutan, untuk merawat
Indonesia, maka banyak pasien anggota pulpa gigi sulung yang terbuka, merawat gigi
kepolisian maupun keluarga anggota yang apeks akar belum terbentuk sempurna,
kepolisian yang berkunjung ke rumah sakit untuk gigi yang dapat direstorasi (Bence,
tersebut untuk memeriksakan kesehatan gigi 1990, Andlaw dan Rock, 1993).
dan mulutnya. Secara umum, kontra indikasi
pulpotomi menurut Budiyanti, 2006 adalah
PULPOTOMI
sakit spontan, sakit pada malam hari, sakit
Adalah Pengambilan pulpa yang
pada diperkusi, adanya pembengkakan, ada
telah mengalami infeksi di dalam kamar
fistel, mobilitas patologis, resorbsi akar
pulpa dan meninggalkan jaringan pulpa
eksternal patologis yang luas, resorbsi
dibagian radikular (Armaker, 2011).
internal dalam saluran akar, radiolusensi di
Pulpotomi disebut juga
daerah periapikal dan interradikular,
pengangkatan sebagian jaringan pulpa.
kalsifikasi pulpa, terdapat nanah atau

Vol. 16 No. 2 Tahun 2017 65


eksudat serosa pada tempat perforasi dan kerusakan jaringan keras yang luas.
perdarahan yang tidak dapat dikendalikan Meskipun perawatan ini memakan waktu
dari pulpa yang terpotong. yang lama dan lebih sukar daripada pulp
Selain itu, kontra indikasinya adalah capping atau pulpotomi namun lebih disukai
pasien yang tidak kooperatif, pasien dengan karena hasil perawatannya dapat diprediksi
penyakit jantung kongenital atau riwayat dengan baik. Jika seluruh jaringan pulpa dan
demam rematik, pasien dengan kesehatan kotoran diangkat serta saluran akar diisi
umum yang buruk, kehilangan tulang pada dengan baik akan diperoleh hasil perawatan
apeks dan atau di daerah furkasi (Taqwim, yang baik pula (Paradipta, 2011).
2011). Tujuan dilakukannya pulpektomi
Prosedur Perawatan Pulpotomi pada gigi sulung yang dikemukakan Tarigan,
Prosedur pulpotomi meliputi 2002 yakni agar gigi bertahan dalam mulut
pengambilan seluruh pulpa bagian korona dengan keadaan non patologis, gigi dapat
gigi dengan pulpa terbuka karena karies berfungsi kembali, mencegah gigi tanggal
yang sebagian meradang, diikuti dengan prematur, menghilangkan rasa sakit, fungsi
peletakkan obat-obatan tepat di atas pulpa normal (cara mengunyah dan waktu erupsi
yang terpotong. Setelah penempatan obat, yang normal), menciprakan lingkungan
selanjutnya dapat dilakukan penumpatan rongga mulut yang sehat dan
permanen. Pada gigi sulung, prosedur menghilangkan keluhan pasien.
pulpotomi dapat dilakukan dalam satu kali Adapun indikasi dan kontra indikasi
kunjungan (Budiyanti, 2006). pulpektomi menurut Grossman dkk, 1995
Pada gigi sulung, prosedur adalah sebagai berikut :
pulpotomi dapat dilakukan dalam satu kali a. Indikasi: Gigi infeksi yang melewati ruang
kunjungan jika dibantu dengan penggunaan kamar pulpa, baik pada gigi vital,
anastesi lokal. Dalam hal ini tekniknya nekrosis sebagian maupun gigi sudah
merupakan amputasi pulpa vital. Prinsip non vital. Saluran akar dapat dimasuki
dasar perawatan endodontik gigi sulung instrumen, jaringan periapeks dalam
dengan pulpa non vital adalah untuk gambaran radiografis kurang dari
mencegah sepsis dengan cara membuang sepertiga apikal, tidak ada granuloma
jaringan pulpa non vital, menghilangkan pada gigi sulung, ruang pulpa kering,
proses infeksi dari pulpa dan jaringan pendarahan berlebihan pada
periapikal, memfiksasi bakteri yang tersisa di pemotongan pulpa (pulpotomi) tidak
saluran akar (Kennedy, 1992). berhasil. Sakit spontan tanpa stimulasi,
keterlibatan tulang interradikular tanpa
PULPEKTOMI kehilangan tulang penyangga, tanda-
Pulpektomi adalah tindakan tanda/gejala terus menerus setelah
pengambilan seluruh jaringan pulpa dari perawatan pulpotomi, pembengkakan
seluruh akar dan korona gigi. Pulpektomi bagian bukal, mahkota gigi masih dapat
merupakan perawatan untuk jaringan pulpa direstorasi dan berguna untuk keperluan
yang telah mengalami kerusakan yang prostetik (untuk pilar restorasi jembatan).
bersifat irreversible, contoh gigi yang Gigi tidak goyang dan periodontal
gangren pulpa atau untuk gigi dengan normal, kondisi pasien baik serta ingin

Vol. 16 No. 2 Tahun 2017 66


giginya dipertahankan dan bersedia Penelitian dilakukan di Rumah Sakit
untuk memelihara kesehatan gigi dan Bhayangkara Makassar. Waktu penelitian
mulutnya, serta keadaan ekonomi pasien selama bulan Juni sampai Juli 2017.
memungkinkan. Populasinya adalah Semua pasien anak
b. Kontra Indikasi: Keterlibatan periapikal yang datang ke poli gigi Rumah Sakit
atau mobilitas ekstensif, resorbsi akar Bhayangkara Makassar tahun 2010 yang
ekstensif atau lebih 1/2 akar, resorbsi telah dilakukan perawatan pulpotomi dan
internal meluas menyebabkan perforasi pulpektomi.
bifurkasi, kesehatan buruk dan harapan Pengambilan sampel dengan cara
hidup pendek, ancaman keterlibatan gigi acak sederhana atau random sampling.
tetap yang sedang berkembang karena Peneliti menggunakan kriteria inklusi yakni
infeksi, tingkah laku pasien yang tidak karakteristik sampel yang dapat dimasukkan
dapat dikendalikan dan di rumah sakit atau yang layak untuk diteliti.
tidak mungkin dilakukan, gigi tidak dapat 1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
direstorasi lagi, resorbsi akar lebih dari sebagai berikut:
sepertiga apikal dan kondisi pasien a. Pasien anak yang berumur 4 sampai
buruk, mengidap penyakit kronis, seperti 6 tahun.
diabetes melitus, TBC, dan lain-lain. b. Pasien anak yang telah dilakukan
Serta terdapat belokan ujung dengan perawatan pulpotomi dan pulpektomi
granuloma (kista) yang sukar dibersihkan tahun 2010 di Rumah Sakit
atau sukar dilakukan tindak bedah Bhayangkara Makassar.
endodontik. c. Pasien anak yang datang kontrol
setelah satu bulan.
METODOLOGI PENELITIAN
2. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
Jenis penelitian yang digunakan
adalah pasien anak yang tidak datang
adalah menggunakan metode deskriptif
kontrol setelah dilakukan perawatan
dengan rancangan cross sectional.
pulpotomi dan pulpektomi.

HASIL PENELITIAN
Data Umum
a. Frekuensi Pasien Anak Berdasarkan Umur
Kriterian sampel yang digunakan adalah pasien anak yang berumur empat, lima dan
enam tahun yang telah dilakukan perawatan pulpotomi dan pulpektomi tahun 2010 yang kontrol
setelah satu bulan.

Tabel 1. Distribusi umur pasien anak yang dilakukan perawatan pulpotomi.


PERAWATAN PULPOTOMI
UMUR JUMLAH PRESENTASE (%)
4 6 26,09%
5 7 34,78%
6 8 39,13%
TOTAL 23 100%
Sumber : Data Sekunder

Vol. 16 No. 2 Tahun 2017 67


Pasien anak yang telah dilakukan berumur 4 tahun, 8 anak (34,78%) yang
perawatan pulpotomi berjumlah 23 anak berumur 5 tahun dan 9 anak (39,13%) yang
yang terdiri dari 6 anak (26,09%) yang berumur 6 tahun.

Tabel 2 Distribusi umur pasien anak yang dilakukan perawatan pulpektomi


PERAWATAN PULPEKTOMI

UMUR JUMLAH PRESENTASE (%)

4 7 30,43%
5 11 47,83%
6 5 21,74%
TOTAL 23 100%
Sumber: Data Sekunder
Pasien anak yang telah dilakukan berumur 4 tahun, 11 anak (47,83%) yang
perawatan pulpektomi berjumlah 23 anak berumur 5 tahun dan 5 anak (21,74%) yang
yang terdiri dari 7 anak (30,43%) yang berumur 6 tahun.

b. Frekuensi Pasien Anak Berdasarkan Jenis Kelamin


Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 46 anak yang telah dilakukan perawatan pulpotomi yang
dimana jumlah pasien anak laki-laki 12 anak dan perempuan 11 anak sedangkan perawatan
pulpektomi jumlah pasien anak laki-laki 13 anak dan pasien anak perempuan 10 anak.

Tabel 3. Distribusi pasien anak laki-laki dan perempuan yang telah dilakukan perawatan
pulpotomi
PERAWATAN PULPOTOMI

JENIS KELAMIN JUMLAH PRESENTASE (%)

LAKI-LAKI 12 52,17%
PEREMPUAN 11 47,83%
TOTAL 23 100%
Sumber: Data Sekunder
Pasien anak yang telah dilakukan anak laki-laki (52,17%) dan 11 anak
perawatan pulpotomi yang terdiri dari 12 perempuan (47,83%).

Tabel 4. Distribusi pasien anak laki-laki dan perempuan yang telah dilakukan perawatan
pulpektomi
PERAWATAN PULPEKTOMI

JENIS KELAMIN JUMLAH PRESENTASE (%)

LAKI-LAKI 13 56,52%
PEREMPUAN 10 44,48%
TOTAL 23 100%
Sumber: Data Sekunder

Vol. 16 No. 2 Tahun 2017 68


Pasien anak yang telah dilakukan anak laki-laki (56,52%) dan 10 anak
perawatan pulpektomi yang terdiri dari 13 perempuan (43,48%).

Data Khusus
Setelah satu bulan perawatan, pasien datang untuk kontrol dan ditemukan adanya tanda-
tanda keradangan berlanjut pada jaringan periapikal.

Tabel 4.5 Distribusi persentase perbandingan perawatan pulpotomi dan pulpektomi.


PERAWATAN + - TOTAL PERSENTASE

PULPOTOMI 4 19 23 17,39%

PULPEKTOMI 6 17 23 26,09%

TOTAL 46

Sumber: Data Sekunder


Keterangan: (+) Tidak Berhasil
(-) Berhasil
Pada pasien yang telah dilakukan telah dilakukan perawatan pulpektomi
perawatan pulpotomi ditemukan adanya ditemukan adanya tanda-tanda keradangan
tanda-tanda keradangan sebanyak 4 orang sebanyak 6 orang (26,09%).
(17,39%). Sedangkan pasien anak yang

PEMBAHASAN jumlah pasien laki-laki lebih banyak (52,17%)


Banyaknya populasi pasien anak dibandingkan dengan jumlah pasien
yang dilakukan perawatan pulpotomi dan perempuan (47,83%). Sedangkan pada anak
pulpektomi di rumah sakit Bhayangkara yang dirawat pulpektomi terlihat pula jumlah
Makassar berjumlah 61 anak yang di mana pasien laki-laki lebih banyak (56,52%)
terdapat sampel 46 anak dibagi menjadi dua dibandingkan dengan jumlah pasien
perawatan gigi yaitu perawatan pulpotomi perempuan (43,48%), hal ini terlihat pada
terdiri dari pasien anak yang berumur 4 tabel 3 dan 4.
tahun berjumlah 6 anak (26,09%), Tanda-tanda keradangan yang
yang berumur 5 tahun berjumlah 8 diamati berupa tes perkusi untuk melihat
anak (34,78%) dan yang berumur 6 tahun apakah keradangan berlanjut kejaringan
berjumlah 9 anak (39,13%), hal ini terlihat periapikal. Dan hasil pemeriksaan perkusi
pada tabel 1. Sedangkan perawatan terlihat 4 anak yang dirawat pulpotomi
pulpektomi terdiri dari pasien anak yang dengan perincian 2 anak disertai
berumur 4 tahun berjumlah 7 anak (30,43%), pembengkakan dan fistel, 1 anak disertai
yang berumur 5 tahun berjumlah 11 anak adanya pembengkakan dan 1 anak lagi
(47,83%) dan yang berumur 6 tahun disertai dengan fistel. Sedangkan pada hasil
berjumlah 5 anak (21,74%), hal ini terlihat perawatan pulpektomi tanda-tanda
pada tabel 2. keradangan ditemui pada 6 kasus dengan
Dari hasil penelitian yang dilakukan perincian 2 anak tes perkusi positif disertai
pada anak yang dirawat pulpotomi terlihat pembengkakan, 3 anak mengalami

Vol. 16 No. 2 Tahun 2017 69


pembengkakan dengan fistel dan 1 anak tes sederhana, lebih cepat dan hasil sementara
perkusi disertai adanya fistel. Pada anak- cukup memuaskan.
anak biasanya sering terjadi penjalaran SARAN
infeksi tanpa disertai rasa sakit yang Perlunya lanjutan pengamatan tiga
mengakibatkan terlambatnya orang tua sampai enam bulan pada data pasien yang
dalam mengantar si anak untuk berobat. telah dilakukan perawatan pulpotomi dan
Secara keseluruhan tanda pulpektomi pada gigi molar sulung untuk
keradangan yang berlanjut pada periapikal lebih meyakinkan perbandingan hasil kedua
secara umum terdapat 4 kasus (17,39%) perawatan ini. Serta pengamatan
setelah perawatan pulpotomi dan 6 kasus menggunakan rontgen foto secara
(26,09%) setelah perawatan pulpektomi. Jadi berkesinambungan untuk mengetahui
tingkat kegagalan dari perawatan pulpotomi pengaruh perawatan tersebut pada proses
dan pulpektomi di bawah 50% yang hasil resorbsi gigi sulung dan erupsi gigi
persentase tersebut berarti berhasil. pengganti. Dengan cara ini, diharapkan
Dikatakan tidak berhasil apabila tingkat makin banyak gigi molar sulung yang dapat
kegagalan perawatan pulpotomi dan dipertahankan sampai waktunya tanggal
pulpektomi diatas 50%. Hal ini terlihat pada secara normal.
tabel 5.
Walaupun ini baru merupakan DAFTAR PUSTAKA
Armaker. 2011. Jenis-jenis Perawatan Pulpa
jangka waktu kontrol satu bulan tapi
Gigi. http:// id.shvoong.com/medicine-
menunjukkan bahwa perawatan pulpotomi and-health/dentistry-oral-medicine/
2105087-jenis-jenis-perawatan-pulpa-
dapat menjadi suatu perawatan pilihan pada
gigi. Diakses 5 April 2011.
gigi sulung yang mengalami pulpitis. Hamsafir. Evan. 2010. Kesehatan Gigi Susu
Pada Anak-Anak.
Perawatan ini cukup efektif dan efesien
http://www.infogigi.com/kesehatan-
mengingat waktu perawatan yang lebih gigi/gigi-susu-pada-anak-anak.html.
Diakses 20 Juni 2011.
singkat daripada perawatan pulpektomi.
Hamsafir. Evan. 2011. Merawat Gigi Anak
Bagaimanapun untuk mendapatkan hasil Agar Tetap Bersih Dan Sehat.
http://www.infogigi.com/kesehatan-
yang lebih maksimal perlu pengamatan
gigi/merawat-gigi-anak-agar-tetap-bersih-
setelah tiga, enam dan dua belas bulan dan-sehat.html. Diakses 20 Juni 2011.
Kennedy. D.B. 1992. Konservasi Gigi Anak,
setelah perawatan untuk mendapatkan hasil
Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
yang lebih maksimal. Jakarta, Hal 260.
Paradipta. Aditya. 2011. Perawatan
Pulpcapping dan Pulpektomi
KESIMPULAN (endodontic) http://
paradipta.blogspot.com/ 2011 /02 /
Dari hasil data yang diambil untuk
perawatan-pulpcapping-pulpektomi-
pasien anak yang datang kontrol setelah endo.html. Diakses 5 April 2011.
Taqwim. Ali. 2011. Perawatan Pulpotomi
satu bulan perawatan pulpotomi dan
pada gigi sulung.
pulpektomi tidak menunjukkan perbedaan http://dentosca.wordpress.com/2011/04/0
6/perawatan-pulpotomi-pada-gigi-sulung.
yang bermakna dalam gejala radang yang
Diakses 5 April 2011.
ditimbulkan dan pengambilan jaringan pulpa Tarigan. Rasinta. 1994. Perawatan Pulpa
Gigi (Endodonti). Widya Medika. Jakarta.
kedua perawatan pada penelitian ini.
Hal 210.
Perawatan pulpotomi dapat dilakukan pada
anak karena cara perawatannya lebih

Vol. 16 No. 2 Tahun 2017 70


Tarigan. Rasinta. 2004. Perawatan Pulpa Yunus. Fatmawati. 2007. Karya tulis ilmiah,
Gigi (Endodonti) Edisi 2. Penerbit Buku Perawatan Pulp Capping Pada Gigi
Kedokteran EGC. Jakarta. Hal 219-221. Susu. JKG Poltekkes Makassar
Indonesia. Hal 2-3.

Vol. 16 No. 2 Tahun 2017 71

You might also like